bahan uji publik rancangan peraturan komisi pemilihan … · ketua komisi pemilihan umum,...

38
BAHAN UJI PUBLIK 12 MARET 2015 RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR TAHUN 2015 TENTANG TATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH, KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA, SERTA PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI SERTA WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 huruf a, Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor x Tahun 2015, perlu menetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi Independen Pemilihan Aceh, Komisi Pemilihan Umum/Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota, serta Pembentukan dan Tata Kerja Panitia Pemilihan Kecamatan, Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara Dalam Penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota; Mengingat: 1. Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); DRAFT

Upload: vantuong

Post on 18-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAHAN UJI PUBLIK12 MARET 2015

RANCANGAN

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUMNOMOR TAHUN 2015

TENTANGTATA KERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM

PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH, KOMISI PEMILIHANUMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA, SERTAPEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN,PANITIA PEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARA

PEMUNGUTAN SUARA DALAM PENYELENGGARAAN PEMILIHANGUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI SERTA

WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9 huruf a,Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang PenetapanPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, danWalikota menjadi Undang-Undang sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor x Tahun 2015, perlumenetapkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentangTata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan UmumProvinsi/Komisi Independen Pemilihan Aceh, Komisi PemilihanUmum/Komisi Independen Pemilihan Kabupaten/Kota, sertaPembentukan dan Tata Kerja Panitia Pemilihan Kecamatan,Panitia Pemungutan Suara, dan Kelompok PenyelenggaraPemungutan Suara Dalam Penyelenggaraan PemilihanGubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, sertaWalikota dan Wakil Walikota;

Mengingat: 1. Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara PemilihanUmum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5246);

DRAFT

- 2 -

2. Undang–Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang PenetapanPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, danWalikota menjadi Undang-undang sebagaimana telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor x Tahun 2015(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015Nomor ..., Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor ...);

3. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 05 Tahun2008 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum,Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan KomisiPemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana telahbeberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan KomisiPemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2010;

4. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja SekretariatJenderal Komisi Pemilihan Umum, Sekretariat KomisiPemilihan Umum Provinsi, dan Sekretariat KomisiPemilihan Umum Kabupaten/Kota sebagaimana telahdiubah dengan Peraturan Komisi Pemilihan UmumNomor 22 Tahun 2008;

5. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor xx Tahun2015 tentang Tahapan, Program, dan JadwalPenyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan WakilGubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan Walikota danWakil Walikota;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG TATAKERJA KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHANUMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH,KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDENPEMILIHAN KABUPATEN/KOTA, SERTA PEMBENTUKAN DANTATA KERJA PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, PANITIAPEMUNGUTAN SUARA, DAN KELOMPOK PENYELENGGARAPEMUNGUTAN SUARA DALAM PENYELENGGARAANPEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATIDAN WAKIL BUPATI, SERTA WALIKOTA DAN WAKILWALIKOTA.

DRAFT

- 3 -

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati danWakil Bupati, dan Walikota dan Wakil Walikota,selanjutnya disebut Pemilihan, adalah pelaksanaankedaulatan rakyat di Provinsi dan Kabupaten/Kotauntuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupatidan Wakil Bupati, dan Walikota dan Wakil Walikotasecara langsung dan demokratis.

2. Komisi Pemilihan Umum, selanjutnya disingkat KPU,adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yangbersifat nasional, tetap, dan mandiri sebagaimanadimaksud dalam undang-undang penyelenggarapemilihan umum dan diberikan tugas dan wewenangdalam penyelenggaraan Pemilihan berdasarkanketentuan yang diatur Undang-Undang.

3. Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi IndependenPemilihan Aceh, selanjutnya disebut KPU Provinsi/KIPAceh, adalah lembaga penyelenggara Pemilihan umumsebagaimana dimaksud dalam undang-undangpenyelenggara pemilihan umum yang diberikan tugasmenyelenggarakan Pemilihan Gubernur dan WakilGubernur berdasarkan ketentuan yang diatur dalamUndang-Undang.

4. Komisi Pemilihan Umum/Komisi Independen PemilihanKabupaten/Kota, selanjutnya disebut KPU/KIPKabupaten/Kota, adalah lembaga penyelenggarapemilihan umum sebagaimana dimaksud dalam undang-undang penyelenggara pemilihan umum yang diberikantugas menyelenggarakan Pemilihan Bupati dan WakilBupati serta Walikota dan Wakil Walikota berdasarkanketentuan yang diatur dalam Undang-Undang.

5. Panitia Pemilihan Kecamatan, selanjutnya disingkat PPK,adalah panitia yang dibentuk oleh KPU/KIPKabupaten/Kota untuk melaksanakan Pemilihanditingkat kecamatan atau nama lain.

DRAFT

- 4 -

6. Panitia Pemilihan Suara, selanjutnya disingkat PPS,adalah panitia yang dibentuk oleh KPU/KIPKabupaten/Kota untuk menyelenggarakan Pemilihanditingkat desa atau sebutan lain/kelurahan.

7. Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara, selanjutnyadisingkat KPPS, adalah kelompok yang dibentuk oleh PPSuntuk menyelenggarakan pemungutan suara di tempatpemungutan suara.

8. Pengawas Pemilihan Lapangan, selanjutnya disingkatPPL, adalah petugas yang dibentuk oleh PanwasKecamatan untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihandi desa atau sebutan lain/kelurahan.

9. Badan Pengawas Pemilihan Umum, selanjutnya disebutBawaslu, adalah lembaga penyelenggara pemilihanumum yang bertugas mengawasi penyelenggaraanpemilihan umum di seluruh wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia sebagaimana dimaksud dalamundang-undang yang mengatur mengenai penyelenggarapemilihan umum yang diberikan tugas dan wewenangdalam pengawasan penyelenggaraan Pemilihanberdasarkan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang.

10. Badan Pengawas Pemilihan Umum Provinsi, selanjutnyadisebut Bawaslu Provinsi, adalah lembaga penyelenggarapemilihan umum yang bertugas mengawasipenyelenggaraan pemilihan umum di wilayah provinsisebagaimana dimaksud dalam undang-undang yangmengatur mengenai penyelenggara pemilihan umum yangdiberikan tugas dan wewenang dalam pengawasanpenyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan WakilGubernur berdasarkan ketentuan yang diatur dalamUndang-Undang.

11. Panitia Pengawas Pemilihan Kabupaten/Kota,selanjutnya disebut Panwas Kabupaten/Kota, adalahpanitia yang dibentuk oleh Bawaslu Provinsi yangbertugas untuk mengawasi penyelenggaraan Pemilihan diwilayah kabupaten/kota.

12. Panitia Pengawas Pemilihan Kecamatan, selanjutnyadisebut Panwas Kecamatan, adalah panitia yang dibentukoleh Panwas Kabupaten/Kota yang bertugas untuk

DRAFT

- 5 -

mengawasi penyelenggaraan Pemilihan di wilayahkecamatan.

13. Tempat Pemungutan Suara, selanjutnya disingkat TPS,adalah tempat dilaksanakannya pemungutan suarauntuk Pemilihan.

14. Hari adalah hari kalender.

Pasal 2

KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota, PPK,PPS dan KPPS dalam melaksanakan tugas berpedoman padaasas:

a. mandiri;

b. jujur;

c. adil;

d. kepastian hukum;

e. tertib;

f. kepentingan umum;

g. keterbukaan;

h. proporsionalitas;

i. profesionalitas;

j. akuntabilitas;

k. efisiensi; dan

l. efektivitas.

Pasal 3

(1) KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIPKabupaten/Kota bersifat hierarkis.

(2) Penyelenggaraan Pemilihan menjadi tanggung jawabbersama KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh, dan KPU/KIPKabupaten/Kota.

(3) Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur dilaksanakanoleh KPU Provinsi/KIP Aceh.

(4) Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati dan Walikota danWakil Walikota dilaksanakan oleh KPU/KIPKabupaten/Kota.

DRAFT

- 6 -

(5) Dalam penyelenggaraan Pemilihan, KPU, KPUProvinsi/KIP Aceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota dibantuoleh PPK, PPS KPPS, dan petugas pemutakhiran datapemilih.

(6) Tanggung jawab bersama sebagaimana dimaksud padaayat (2) dilakukan sesuai dengan tugas, wewenang dankewajiban KPU, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIPKabupaten/Kota masing-masing dalam Pemilihan danmelaporkannya secara berjenjang.

Pasal 4

(1) KPU memegang tanggung jawab akhir ataspenyelenggaraan Pemilihan oleh KPU Provinsi/KIP Aceh,KPU/KIP Kabupaten/Kota, PPK, PPS, KPPS dan petugaspemutakhiran data pemilih.

(2) Tanggung jawab akhir sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan dengan melaporkan pertanggungjawabanakhir kegiatan Penyelenggaraan Pemilihan yangdiselenggarakan oleh seluruh KPU Provinsi/KIP Aceh danKPU/KIP Kabupaten/Kota.

(3) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat danPresiden.

BAB II

TATA KERJA PENYELENGGARA DALAM PENYELENGGARAANPEMILIHAN

Bagian Kesatu

Tugas, Wewenang dan Kewajiban KPU

Pasal 5

Tugas, wewenang dan kewajiban KPU dalam penyelenggaraanPemilihan, meliputi:

a. menetapkan kebijakan tahapan, program dan jadwalserta kebutuhan anggaran Pemilihan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan;

DRAFT

- 7 -

b. menyusun dan menetapkan peraturan dan pedomanteknis untuk setiap tahapan Pemilihan setelahberkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat danPemerintah;

c. mengordinasikan dan memantau tahapan Pemilihan yangdiselenggarakan oleh KPU Provinsi/KIP Aceh danKPU/KIP Kabupaten/Kota;

d. melakukan supervisi, memberikan arahan dan konsultasi,pendampingan, dan klarifikasi kepada KPU Provinsi/KIPAceh dan KPU/KIP Kabupaten/Kota dalam tahapanpenyelenggaraan Pemilihan;

e. melakukan evaluasi tahunan penyelenggaraan Pemilihan;

f. menerima laporan periodik, laporan pertanggungjawabandan laporan hasil Pemilihan dari:

1. KPU Provinsi/KIP Aceh, KPU/KIP Kabupaten/Kota;

2. PPK, PPS, KPPS dan petugas pemutakhiran datapemilih, melalui KPU/KIP Kabupaten/Kota;

g. melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban lain dalampenyelenggaraan Pemilihan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan;

h. mengenakan sanksi administratif dan/ataumenonaktifkan sementara anggota KPU Provinsi/KIP Acehyang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkanterganggunya tahapan penyelenggaraan Pemilihanberdasarkan rekomendasi Bawaslu dan/atau ketentuanperaturan perundang-undangan.

Bagian Kedua

Tugas, Wewenang dan Kewajiban KPU Provinsi/KIP Aceh

Pasal 6

Tugas, wewenang dan kewajiban KPU Provinsi/KIP Aceh dalampenyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur,meliputi:

a. merencanakan program dan anggaran serta menetapkanjadwal Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur dengan

DRAFT

- 8 -

berpedoman pada kebijakan KPU sebagaimana dimaksuddalam Pasal 5 huruf a;

b. menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuksetiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan Gubernur danWakil Gubernur dengan berpedoman pada peraturan danpedoman teknis KPU sebagaimana dimaksud dalam Pasal5 huruf b;

c. menyusun dan menetapkan tata kerja PPK, PPS, danKPPS dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernurdengan berpedoman pada Peraturan ini;

d. mengoordinasikan, menyelenggarakan danmengendalikan seluruh tahapan penyelenggaraanPemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur berdasarkanketentuan perundang-undangan dengan berpedomanpada kebijakan dari KPU;

e. melakukan supervisi, memberikan arahan dan konsultasi,pendampingan, klarifikasi dan pemantauan terhadapKPU/KIP Kabupaten/Kota;

f. melakukan bimbingan teknis setiap tahapan Pemilihanpenyelenggaraan Gubernur dan Wakil Gubernur kepadaKPU/KIP Kabupaten/Kota;

g. menyampaikan laporan kegiatan setiap tahapanpenyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan WakilGubernur kepada DPRD Provinsi dan KPU dengantembusan kepada Presiden melalui Menteri;

h. menyampaikan laporan hasil Pemilihan Gubernur danWakil Gubernur kepada KPU, DPRD Provinsi dan MenteriDalam Negeri;

i. menyampaikan laporan pertanggungjawaban semuakegiatan penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan WakilGubernur kepada KPU dan Menteri Dalam Negeri;

j. menyampaikan laporan periodik mengenai tahapanpenyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan WakilGubernur kepada KPU dan Menteri Dalam Negeri dengantembusan kepada Bawaslu;

k. melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban lain dalampenyelenggaraan Pemilihan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

l. mengenakan sanksi administratif dan/atau

DRAFT

- 9 -

menonaktifkan sementara anggota KPU/KIPKabupaten/Kota, sekretaris KPU Provinsi dan pegawaisekretariat KPU Provinsi yang terbukti melakukantindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapanpenyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan WakilGubernur berdasarkan rekomendasi Bawaslu Provinsidan/atau ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 7

Tugas, wewenang dan kewajiban KPU Provinsi/KIP Aceh dalampenyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati sertaWalikota dan Wakil Walikota, meliputi:

a. Mengordinasikan dan mengendalikan tahapan PemilihanBupati dan Wakil Bupati serta Walikota dan WakilWalikota yang diselenggarakan oleh KPU/KIPKabupaten/Kota;

b. melakukan supervisi, memberikan arahan dan konsultasi,pendampingan, klarifikasi dan pemantauan terhadapKPU/KIP Kabupaten/Kota dalam tahapanpenyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati sertaWalikota dan Wakil Walikota;

c. menyampaikan laporan kegiatan setiap tahapanpenyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati sertaWalikota dan Wakil Walikota yang diserahkan olehKPU/KIP Kabupaten/Kota kepada KPU;

d. melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban lain dalampenyelenggaraan Pemilihan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan;

e. mengenakan sanksi administratif dan/ataumenonaktifkan sementara anggota KPU/KIPKabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakan yangmengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraanPemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota danWakil Walikota berdasarkan rekomendasi BawasluProvinsi atau Panwas Kabupaten/Kota dan/atauketentuan peraturan perundang-undangan.

DRAFT

- 10 -

Bagian Ketiga

Tugas, Wewenang dan Kewajiban KPU/KIP Kabupaten/Kota

Pasal 8

Tugas, wewenang dan kewajiban KPU/KIP Kabupaten/Kotadalam penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupatiserta Walikota dan Wakil Walikota, meliputi:

a. merencanakan program dan anggaran serta menetapkanjadwal Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati/Walikota danWakil Walikota dengan berpedoman pada kebijakan KPUsebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a;

b. menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuksetiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan Bupati danWakil Bupati serta Walikota dan Wakil Walikotaberpedoman pada peraturan dan pedoman teknis KPUsebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf b;

c. melakukan konsultasi terkait tahapan penyelenggaraanPemilihan kepada KPU Provinsi/KIP Aceh, jika diperlukan;

d. menyusun dan menetapkan tata kerja PPK, PPS, danKPPS dalam Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati sertaWalikota dan Wakil Walikota dengan berpedoman padaPeraturan ini;

e. mengoordinasikan, menyelenggarakan danmengendalikan seluruh tahapan penyelenggaraanPemilihan Bupati dan Wakil Bupati serta Walikota danWakil Walikota berdasarkan ketentuan perundang-undangan dengan memerhatikan kebijakan dan pedomandari KPU dan/atau KPU Provinsi/KIP Aceh;

f. menerima daftar pemilih dan melakukan rekapitulasihasil pemutakhiran data pemilih dari PPK sertamenetapkan DPS;

g. melakukan supervisi, memberikan arahan dan konsultasi,pendampingan, klarifikasi dan pemantauan terhadap PPK,PPS dan KPPS;

h. melakukan bimbingan teknis kepada PPK, PPS dan KPPSsetiap tahapan penyelenggaraan Pemilihan Bupati danWakil Bupati dan Walikota dan Wakil Walikota;

i. menerima laporan periodik, laporan pertanggungjawaban

DRAFT

- 11 -

dan laporan hasil Pemilihan dari PPK, PPS, KPPS danpetugas pemutakhiran data pemilih;

j. menyampaikan laporan kegiatan setiap tahapanpenyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati sertaWalikota dan Wakil Walikota kepada DPRDKabupaten/Kota dengan tembusan kepada KPUProvinsi/KIP Aceh;

k. menyampaikan laporan hasil Pemilihan Bupati dan WakilBupati serta Walikota dan Wakil Walikota kepada KPUmelalui KPU Provinsi/KIP Aceh dan kepada MenteriDalam Negeri melalui Gubernur, DPRD dan Gubernur;

l. menyampaikan laporan pertanggungjawaban semuakegiatan penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan WakilBupati serta Walikota dan Wakil Walikota kepada MenteriDalam Negeri melalui Gubernur dan kepada KPU melaluiKPU Provinsi/KIP Aceh;

m. menyampaikan laporan periodik mengenai tahapanpenyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati sertaWalikota dan Wakil Walikota kepada Menteri DalamNegeri melalui Gubernur, kepada KPU dan KPUProvinsi/KIP Aceh dan menyampaikan tembusan kepadaBawaslu Provinsi;

n. melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban lain dalampenyelenggaraan Pemilihan yang diberikan oleh KPUProvinsi/KIP Aceh sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan;

o. mengenakan sanksi administratif dan/ataumenonaktifkan sementara anggota PPK, anggota PPS,sekretaris KPU Kabupaten/Kota dan pegawai sekretariatKPU Kabupaten/Kota yang terbukti melakukan tindakanyang mengakibatkan terganggunya tahapanpenyelenggaraan Pemilihan.

DRAFT

- 12 -

Bagian Keempat

Tugas dan Wewenang Panitia Pemilihan Kecamatan

Pasal 9

Tugas, wewenang dan kewajiban PPK meliputi:

a. membantu KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIPKabupaten/Kota dalam melakukan pemutakhiran dataPemilih, daftar Pemilih sementara, dan daftar Pemilihtetap;

b. membantu KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIPKabupaten/Kota dalam menyelenggarakan Pemilihan;

c. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraanPemilihan di tingkat kecamatan yang telah ditetapkanoleh KPU Provinsi/KIP Aceh, dan KPU/KIPKabupaten/Kota;

d. menerima dan menyampaikan daftar Pemilih kepadaKPU/KIP Kabupaten/Kota;

e. mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruhPPS di wilayah kerjanya;

f. melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suarasebagaimana dimaksud pada huruf e dalam rapat yangdihadiri oleh saksi peserta Pemilihan dan PanwasKecamatan;

g. mengumumkan hasil rekapitulasi sebagaimana dimaksudpada huruf f;

h. menyerahkan hasil rekapitulasi suara sebagaimanadimaksud pada huruf f kepada seluruh pesertaPemilihan;

i. membuat berita acara penghitungan suara sertamembuat sertifikat penghitungan suara dan wajibmenyerahkannya kepada saksi peserta Pemilihan,Panwas Kecamatan, KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU/KIPKabupaten/Kota;

j. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yangdisampaikan oleh Panwas Kecamatan;

k. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiaptahapan penyelenggaraan Pemilihan di wilayah kerjanya;

DRAFT

- 13 -

l. melakukan verifikasi dan rekapitulasi dukungan calonperseorangan;

m. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihandan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenangPPK kepada masyarakat;

n. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yangdiberikan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan;

o. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yangdiberikan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 10

(1) Tugas ketua PPK meliputi:

a. memimpin kegiatan PPK;

b. mengundang anggota untuk mengadakan rapat PPK;

c. mengawasi kegiatan PPS;

d. mengadakan koordinasi dengan pihak yangdipandang perlu untuk kelancaran pelaksanaantugas;

e. menandatangani laporan hasil kegiatanpenghitungan suara sementara secara berkala,dengan manual, dan/atau elektronik;

f. menandatangani berita acara dan sertifikatrekapitulasi penghitungan suara bersama-samapaling kurang 2 (dua) orang anggota PPK sertaditandatangani oleh saksi yang memiliki suratmandat yang ditandatangani oleh Calon atau ketuadan sekretaris tim kampanye provinsi, KPU/KIPKabupaten/Kota;

g. menyerahkan 1 (satu) eksemplar salinan berita acaradan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suaradi PPK kepada 1 (satu) orang saksi Calon;

h. melaksanakan kegiatan lain yang dipandang perluuntuk kelancaran penyelenggaraan Pemilihan sesuaidengan kebijakan yang ditentukan oleh KPU/KIPKabupaten/Kota.

DRAFT

- 14 -

(2) Tugas anggota PPK meliputi:

a. membantu ketua PPK dalam melaksanakan tugas;

b. melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan; dan

c. memberikan pendapat dan saran kepada ketua PPKsebagai bahan pertimbangan.

(3) Dalam melaksanakan tugasnya, anggota PPK bertanggungjawab kepada ketua PPK.

Bagian Kelima

Tugas dan Wewenang Panitia Pemungutan Suara

Pasal 11

Tugas, wewenang dan kewajiban PPS meliputi:

a. membantu KPU/KIP Kabupaten/Kota dan PPK dalammelakukan pemutakhiran data Pemilih, Daftar PemilihSementara, daftar pemilih hasil perbaikan, dan DaftarPemilih tetap;

b. membentuk KPPS;

c. melakukan verifikasi dan rekapitulasi dukungan calonperseorangan;

d. mengangkat calon petugas pemutakhiran data pemilihkepada KPU Kabupaten/Kota;

e. mengumumkan daftar Pemilih;

f. menerima masukan dari masyarakat tentang DaftarPemilih sementara;

g. melakukan perbaikan dan mengumumkan hasilperbaikan Daftar Pemilih sementara;

h. mengumumkan Daftar Pemilih Tetap sebagaimanadimaksud pada huruf h dan melaporkan kepada KPU/KIPKabupaten/Kota melalui PPK;

i. menyampaikan daftar Pemilih kepada PPK;

j. melaksanakan semua tahapan penyelenggaraanPemilihan di tingkat desa atau sebutan lain/kelurahanyang telah ditetapkan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota danPPK;

DRAFT

- 15 -

k. mengumpulkan hasil penghitungan suara dari seluruhTPS di wilayah kerjanya;

l. menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suarasetelah penghitungan suara dan setelah kotak suaradisegel;

m. meneruskan kotak suara dari setiap TPS kepada PPKpada hari yang sama setelah terkumpulnya kotak suaradari setiap TPS dan tidak memiliki kewenangan membukakotak suara yang sudah disegel oleh KPPS;

n. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yangdisampaikan oleh PPL;

o. melakukan evaluasi dan membuat laporan setiaptahapan penyelenggaraan Pemilihan di wilayah kerjanya;

p. melaksanakan sosialisasi penyelenggaraan Pemilihandan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenangPPS kepada masyarakat;

q. membantu PPK dalam menyelenggarakan Pemilihan,kecuali dalam hal penghitungan suara;

r. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yangdiberikan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota, dan PPK sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

s. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yangdiberikan peraturan perudang-undangan.

Pasal 12

(1) Tugas ketua PPS meliputi:

a. memimpin kegiatan PPS;

b. mengundang anggota untuk mengadakan rapat PPS;

c. mengawasi kegiatan KPPS;

d. mengadakan koordinasi dengan pihak yangdipandang perlu untuk kelancaran pelaksanaantugas;

e. menandatangani daftar Pemilih sementara dandaftar Pemilih sementara hasil perbaikan;

f. memberikan salinan daftar Pemilih sementara hasilperbaikan kepada yang mewakili Calon di tingkatkelurahan/desa atau sebutan lain;

DRAFT

- 16 -

g. mengumumkan hasil penghitungan suara dariseluruh TPS di wilayah kerjanya dengan caramenempelkannya pada sarana pengumumankelurahan/desa atau sebutan lain; dan

h. melaksanakan kegiatan lain yang dipandang perluuntuk kelancaran penyelenggaraan Pemilihan sesuaidengan kebijakan yang ditentukan oleh KPU/KIPKabupaten/Kota.

(2) Apabila ketua PPS berhalangan, tugasnya dapatdilaksanakan oleh salah seorang anggota PPS atas dasarkesepakatan antar anggota.

Pasal 13

(1) Tugas anggota PPS meliputi:

a. membantu ketua PPS dalam melaksanakan tugas;

b. melaksanakan tugas sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang berlaku; dan

c. memberikan pendapat dan saran kepada ketuaPPS sebagai bahan pertimbangan.

(2) Dalam melaksanakan tugas, anggota PPS bertanggungjawab kepada ketua PPS.

Bagian Keenam

Tugas, Wewenang dan Kewajiban Kelompok PenyelenggaraPemungutan Suara

Pasal 14

Tugas, wewenang dan kewajiban KPPS meliputi:

a. mengumumkan dan menempelkan daftar Pemilih tetapdi TPS;

b. menyerahkan daftar Pemilih tetap kepada saksi pesertaPemilihan yang hadir dan PPL;

c. melaksanakan pemungutan dan penghitungan suara diTPS;

d. mengumumkan hasil penghitungan suara di TPS;

e. menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang

DRAFT

- 17 -

disampaikan oleh saksi, PPL, peserta Pemilihan, danmasyarakat pada hari dan tanggal pemungutan suara;

f. menjaga dan mengamankan keutuhan kotak suarasetelah penghitungan suara dan setelah kotak suaradisegel;

g. membuat berita acara pemungutan dan penghitungansuara serta membuat sertifikat penghitungan suara danwajib menyerahkannya kepada saksi peserta Pemilihan,PPL, dan PPK melalui PPS;

h. menyerahkan hasil penghitungan suara kepada PPS danPPL;

i. menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi suratsuara dan sertifikat hasil penghitungan suara kepadaPPK melalui PPS pada hari yang sama;

j. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yangdiberikan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota, PPK, dan PPSsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

k. melaksanakan tugas, wewenang, dan kewajiban lain yangdiberikan oleh peraturan perundang-undangan.

Pasal 15

(1) Tugas ketua KPPS dalam persiapan penyelenggaraanpemungutan suara dan penghitungan suara adalah:

a. memberi penjelasan tentang tugas-tugas yangharus dilaksanakan kepada anggota KPPS danpetugas keamanan TPS;

b. mengumumkan tempat dan waktu pelaksanaanpemungutan suara;

c. menandatangani surat pemberitahuan/panggilanuntuk memberikan suara kepada Pemilih padadaftar Pemilih tetap;

d. menyampaikan salinan daftar Pemilih sementarakepada yang mewakili peserta Pemilihan di tingkatdesa/kelurahan atau sebutan lainnya;

e. memimpin kegiatan penyiapan TPS; dan

f. menerima saksi yang memiliki surat mandat yang

DRAFT

- 18 -

ditandatangani oleh Pasangan Calon atau ketua TimKampanye Pasangan Calon.

(2) Tugas ketua KPPS dalam rapat pemungutan suara diTPS adalah:

a. memimpin kegiatan KPPS;

b. memimpin pelaksanaan kegiatan pemungutansuara;

c. membuka rapat pemungutan suara tepat waktu;

d. memandu pengucapan sumpah/janji para anggotaKPPS dan saksi yang hadir;

e. menandatangani berita acara bersama-sama palingkurang 2 (dua) orang anggota KPPS;

f. menandatangani tiap lembar surat suara; dan

g. mengakhiri kegiatan pemungutan suara tepat waktu.

(3) Tugas ketua KPPS dalam rapat penghitungan suara diTPS adalah:

a. memimpin pelaksanaan penghitungan suara;

b. menandatangani berita acara dan sertifikat hasilpenghitungan suara bersama-sama paling kurang 2(dua) orang anggota KPPS serta dapatditandatangani oleh saksi yang memiliki suratmandat dari peserta Pemilihan atau ketua TimKampanye;

c. memberikan 1 (satu) eksemplar salinan berita acaradan sertifikat hasil penghitungan suara kepada saksiPeserta Pemilihan, PPL dan PPK melalui PPS;

d. menyerahkan hasil penghitungan suara kepada PPSdan PPL; dan

e. menyerahkan kotak suara tersegel yang berisi suratsuara dan sertifikat hasil penghitungan suara sertaalat kelengkapan pemungutan suara kepada PPKmelalui PPS pada hari yang sama dengan mendapatpengawalan dari petugas keamanan TPS.

(4) Dalam melaksanakan tugasnya, ketua KPPSbertanggung jawab kepada PPS melalui ketua PPS.

DRAFT

- 19 -

Pasal 16

(1) Anggota KPPS bertugas membantu melaksanakantugas ketua KPPS.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya, anggota KPPSbertanggung jawab kepada ketua KPPS.

Pasal 17

PPS menetapkan 2 (dua) orang petugas keamanan TPS yangbertugas menjaga ketenteraman, ketertiban, dan keamanan diTPS.

BAB III

PERSYARATAN PPK, PPS DAN KPPS

Pasal 18

(1) Syarat untuk menjadi anggota PPK, PPS dan KPPSsebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (5), meliputi:

a. warga negara Indonesia;

b. berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun;

c. setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara,Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 agustus1945;

d. mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur danadil;

e. tidak menjadi anggota Partai Politik yang dinyatakandengan surat pernyataan yang sah atau sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun tidaklagi menjadi anggota Partai Politik yang dibuktikandengan surat keterangan dari pengurus Partai Politikyang bersangkutan;

f. berdomisili dalam wilayah kerja PPK, PPS, dan KPPS;

g. mampu secara jasmani dan rohani;

h. berpendidikan paling rendah sekolah lanjutantingkat atas atau sederajat;

i. tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan

DRAFT

- 20 -

pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukumtetap karena melakukan tindak pidana yangdiancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun ataulebih;

j. tidak pernah diberikan sanksi pemberhentian tetapoleh KPU Kabupaten/Kota atau DKPP.

(2) Dalam hal persyaratan usia paling rendah 25 (dua puluhlima) tahun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,bagi KPPS tidak dipenuhi di wilayah/lokasi TPS yangbersangkutan, maka anggota KPPS dapat diambil daridesa terdekat.

(3) Dalam hal persyaratan pendidikan paling rendah sekolahlanjutan tingkat atas atau sederajat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf h bagi KPPS tidak dipenuhi,maka dapat diisi oleh orang yang mempunyaikemampuan dan kecakapan dalam membaca, menulisdan berhitung dibuktikan dengan surat pernyataan.

Pasal 19

Kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud dalamPasal 18, meliputi:

a. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masihberlaku;

b. fotokopi ijazah sekolah lanjutan tingkat atas/sederajatatau ijazah terakhir yang dilegalisir oleh pejabat yangberwenang;

c. surat pernyataan yang bersangkutan:

1. setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara,Undang- Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus1945;

2. tidak menjadi anggota Partai Politik sekurang-kurangnya dalam jangka waktu 5 (lima) tahun;

3. tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusanpengadilan yang telah memperoleh kekuatanhukum tetap karena melakukan tindak pidanayang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahunatau lebih;

DRAFT

- 21 -

4. surat pernyataan tidak pernah diberikan sanksipemberhentian tetap oleh KPU Kabupaten/Kota atauDKPP;

5. surat pernyataan sehat jasmani dan rohani, danbersedia mengundurkan diri apabila dalampemeriksaan kesehatan yang dilakukan olehKPU/KIP Kabupaten/Kota dinyatakan tidakmemenuhi syarat kesehatan;

bermaterai cukup dan ditandatangani sebagaimanacontoh pada formulir dalam lampiran Peraturan ini.

d. surat keterangan dari pengurus partai politik bahwa yangbersangkutan tidak lagi menjadi anggota partai politikdalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir.

Pasal 20

(1) KPU Provinsi/KIP Aceh dan KPU Kabupaten/Kotamemfasilitasi pemenuhan syarat kesehatan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 18 ayat (1) huruf g, dan suratketerangan pengadilan untuk pemenuhan syarat tidakpernah dipidana penjara sebagaimana dimaksud dalamPasal 18 ayat (1) huruf i bagi anggota PPK, PPS dan KPPSterpilih.

(2) Dalam hal berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatansebagaimana dimaksud pada ayat (1) anggota PPK, PPSatau KPPS dinyatakan tidak memenuhi syarat, KPU/KIPKabupaten/Kota melakukan pemeriksaan terhadap calonanggota urutan berikutnya atau calon anggota usulanpengganti.

BAB IV

PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN

Bagian Kesatu

Kedudukan, Susunan dan Keangggotaan

Pasal 21

(1) Untuk menyelenggarakan Pemilihan di tingkat kecamatan

DRAFT

- 22 -

dibentuk PPK.

(2) PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukandi ibukota kecamatan.

(3) Hak keuangan anggota PPK sebagaimana dimaksud padaayat (1) dihitung sesuai dengan waktu pelaksanaantugasnya.

Pasal 22

(1) Anggota PPK berjumlah 5 (lima) orang yang memenuhisyarat berdasarkan peraturan perundang-undangan.

(2) Komposisi keanggotaan PPK sebagaimana dimaksud padaayat (1) memerhatikan keterwakilan perempuan palingsedikit 30% (tiga puluh persen).

(3) Dalam menjalankan tugasnya, PPK dibantu olehsekretariat yang dipimpin oleh Sekretaris dari PegawaiNegeri Sipil yang memenuhi persyaratan.

(4) PPK melalui KPU/KIP Kabupaten/Kota mengusulkan 3(tiga) nama calon sekretaris PPK sebagaimana dimaksudpada ayat (3) kepada Bupati/Walikota untuk selanjutnyadipilih dan ditetapkan 1 (satu) nama sebagai SekretarisPPK dengan keputusan Bupati/Walikota.

Pasal 23

(1) Susunan keanggotaan PPK terdiri atas:

a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggota; dan

b. 4 (empat) orang anggota.

(2) Ketua PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,dipilih dari dan oleh anggota PPK.

Bagian Kedua

Pembentukan PPK

Pasal 24

(1) Anggota PPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat(1), diangkat dan diberhentikan oleh KPU/KIPKabupaten/Kota.

DRAFT

- 23 -

(2) PPK dibentuk oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota palinglambat 7 (tujuh) bulan sebelum pemungutan suara dandibubarkan 2 (dua) bulan setelah pemungutan suara.

Pasal 25

Dalam memilih calon anggota PPK sebagaimana dimaksuddalam Pasal 24 ayat (1), KPU/KIP Kabupaten/Kota melakukantahapan kegiatan meliputi:

a. mengumumkan pendaftaran calon anggota PPK;

b. menerima pendaftaran calon PPK;

c. melakukan penelitian administrasi calon anggota PPK;

d. melakukan seleksi tertulis calon anggota PPK;

e. melakukan wawancara calon anggota PPK;

f. pengumuman hasil seleksi calon anggota PPK.

Pasal 26

(1) KPU/KIP Kabupaten/Kota mengumumkan pembukaanpendaftaran seleksi calon anggota PPK sebagaimanadimaksud dalam Pasal 25 huruf a.

(2) Pengumuman pendaftaran sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan di tempat-tempat yang mudahdijangkau akses publik.

Pasal 27

(1) KPU/KIP Kabupaten/Kota menerima pendaftaran calonanggota PPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25huruf b.

(2) Pendaftaran calon anggota PPK sebagaimana dimaksudpada ayat (1) dilakukan dengan mengirimkan dokumensyarat pendaftaran dalam 6 (enam) yang terdiri dari 1(satu) asli dan 5 (lima) fotokopi.

Pasal 28

(1) KPU/KIP Kabupaten/Kota melakukan penelitianadministrasi kelengkapan persyaratan calon anggotaPPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf c, 1

DRAFT

- 24 -

(satu) hari setelah masa pendaftaran berakhir.

(2) KPU/KIP Kabupaten/Kota mengumumkan hasilpenelitian administrasi kelengkapan persyaratan calonanggota PPK di tempat yang mudah diakses publik.

Pasal 29

(1) Calon anggota PPK yang lulus seleksi administrasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2),mengikuti seleksi tertulis.

(2) KPU/KIP Kabupaten/Kota menyelenggarakan seleksitertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk calonanggota PPK, 3 (tiga) hari sejak pengumuman hasilpenelitian administrasi.

(3) Seleksi tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)dilaksanakan dalam wilayah kabupaten/kota setempat.

(4) Materi seleksi tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat(1), meliputi:

a. Pengetahuan tentang Pemilihan yang mencakuptugas, wewenang dan kewajiban PPK, penelitiansyarat dukungan Pasangan Calon perseorangan,teknis pemungutan suara, penghitungan perolehansuara dan rekapitulasi penghitungan perolehansuara;

b. pengetahuan kewilayahan.

(5) KPU/KIP Kabupaten/Kota menyiapkan materi seleksitertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (4).

(6) KPU/KIP Kabupaten/Kota menetapkan paling banyak 10(sepuluh) orang calon anggota PPK yang lulus seleksitertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(7) KPU/KIP Kabupaten/Kota mengumumkan hasil seleksitertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (6), di tempatyang mudah diakses.

Pasal 30

(1) KPU/KIP Kabupaten/Kota melakukan seleksi wawancarapada calon anggota PPK yang lulus seleksi tertulissebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 ayat (6).

DRAFT

- 25 -

(2) Materi seleksi wawancara sebagaimana dimaksud padaayat (1) meliputi:

a. rekam jejak calon anggota PPK;

b. pengetahuan tentang Pemilihan, yang mencakuptugas, wewenang, dan kewajiban PPK, penelitiansyarat dukungan Pasangan Calon perseorangan,teknis pemungutan suara, penghitungan perolehansuara, dan rekapitulasi penghitungan perolehansuara;

c. klarifikasi tanggapan masyarakat.

Pasal 31

(1) KPU/KIP Kabupaten/Kota menetapkan danmengumumkan anggota PPK berdasarkan hasil seleksiwawancara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat(1).

(2) Pengumuman hasil seleksi wawancara sebagaimanadimaksud pada ayat (1), dilakukan paling lama 7 (tujuh)hari sejak dilaksanakan seleksi wawancara.

Bagian Ketiga

Pengambilan Keputusan

Pasal 32

(1) Rapat PPK diselenggarakan atas kesepakatan anggotaPPK.

(2) Setiap anggota PPK mempunyai hak dan kesempatanyang sama untuk memberikan pendapat dan saran dalamrapat PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Setiap anggota PPK wajib melaksanakan secarakonsekuen dan bertanggung jawab terhadap semua hasilrapat PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 33

(1) Rapat PPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat(1) dinyatakan sah, apabila dihadiri paling kurang 4

DRAFT

- 26 -

(empat) orang anggota PPK yang dibuktikan dengandaftar hadir.

(2) Keputusan rapat PPK dinyatakan sah, apabila disetujuipaling kurang 3 (tiga) orang anggota PPK yang hadir.

(3) Dalam hal tidak tercapai persetujuan didalam rapat PPKsebagaimana dimaksud pada ayat (2), keputusan PPKdiambil berdasarkan suara terbanyak.

BAB V

PANITIA PEMUNGUTAN SUARA

Bagian Kesatu

Kedudukan, Susunan dan Keanggotaan

Pasal 34

(1) Untuk menyelenggarakan Pemilihan di desa atau sebutanlain/kelurahan, dibentuk PPS.

(2) PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berkedudukandi desa atau sebutan lain/kelurahan.

(3) Hak keuangan anggota PPS sebagaimana dimaksud padaayat (1) dihitung sesuai dengan waktu pelaksanaantugasnya.

Pasal 35

(1) Anggota PPS diangkat oleh KPU/KIP Kabupaten/Kotaatas usulan bersama kepala desa atau sebutanlain/lurah dan badan permusyawaratan desa atausebutan lain/dewan kelurahan.

(2) Anggota PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)berjumlah 3 (tiga) orang yang diangkat sesuai denganpersyaratan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai penyelenggaraan Pemilihan.

(3) Keanggotaan PPS sebagaimana dimaksud pada ayat(2) terdiri dari:

a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggota; dan

b. 2 (dua) orang anggota.

DRAFT

- 27 -

Bagian Kedua

Pembentukan PPS

Pasal 36

(1) KPU/KIP Kabupaten/Kota membentuk danmembubarkan PPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal35 ayat (1).

(2) Pembentukan PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan 7 (tujuh) bulan sebelum hari dan tanggalpemungutan suara dan dibubarkan paling lambat 2 (dua)bulan setelah pemungutan suara.

Pasal 37

(1) Usulan bersama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35ayat (1) berjumlah paling kurang 6 (enam) orang.

(2) Dalam hal calon anggota PPS berdasarkan usulanbersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak adayang memenuhi syarat, KPU/KIP Kabupaten/Kota dapatmeminta kepada kepala desa atau sebutan lain/lurahdan badan permusyawaratan desa atau sebutanlain/dewan kelurahan untuk mengajukan usulan calonanggota PPS baru.

(3) Kepala desa atau sebutan lain/lurah dan badanpermusyawaratan desa atau sebutan lain/dewankelurahan dalam mengajukan usulan calon anggota PPSmemerhatikan sumber daya manusia dari tokohmasyarakat, mahasiswa atau karang taruna.

(4) Dalam hal pengusulan anggota PPS sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak dapat diajukan, KPU/KIPKabupaten/Kota dapat menunjuk anggota PPS.

(5) KPU/KIP Kabupaten/Kota dapat berkoordinasi denganlembaga/organisasi kemasyarakatan atau lembaga profesidalam menunjuk anggota PPS sebagaimana dimaksudpada ayat (4).

DRAFT

- 28 -

Bagian Ketiga

Pengambilan Keputusan

Pasal 38

(1) Rapat PPS diselenggarakan atas kesepakatan anggota.

(2) Setiap anggota PPS mempunyai hak dan kesempatanyang sama untuk memberikan pendapat dan saran dalamrapat PPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(3) Setiap anggota PPS wajib melaksanakan secarakonsekuen dan bertanggung jawab terhadap semua hasilrapat PPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 39

(1) Rapat PPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38 ayat(1) dinyatakan sah apabila dihadiri paling sedikit 2 (dua)orang anggota PPS yang dibuktikan dengan daftar hadir.

(2) Keputusan rapat PPS sebagaimana dimaksud padaayat (1) sah apabila disetujui paling sedikit 2 (dua) oranganggota yang hadir.

BAB VI

KELOMPOK PENYELENGGARA PEMUNGUTAN SUARA

Bagian Kesatu

Kedudukan, Susunan dan Keanggotaan

Pasal 40

KPPS berkedudukan di TPS.

Pasal 41

(1) Anggota KPPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40berjumlah 7 (tujuh) orang yang berasal dari anggotamasyarakat di sekitar TPS yang memenuhi syaratsesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

DRAFT

- 29 -

(2) Anggota KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1),terdiri dari:

a. 1 (satu) orang ketua merangkap anggota; dan

b. 6 (enam) orang anggota.

(3) Ketua KPPS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf adipilih dari dan oleh anggota KPPS.

Bagian Kedua

Pembentukan KPPS

Pasal 42

(1) KPPS diangkat dan diberhentikan oleh PPS atas namaKetua KPU/KIP Kabupaten/Kota.

(2) Pengangkatan anggota KPPS sebagaimana dimaksud padaayat (1) memerhatikan sumber daya manusia dari RukunTetangga (RT)/Rukun Warga (RW) yang bersangkutan.

(3) Pengangkatan dan pemberhentian anggota KPPSsebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilaporkankepada KPU/KIP Kabupaten/Kota.

BAB VII

KESEKRETARIATAN

Bagian Kesatu

Sekretariat PPK

Pasal 43

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, PPK dibantusekretariat yang dipimpin oleh seorang sekretaris dariPegawai Negeri Sipil yang memenuhi persyaratan.

(2) PPK melalui KPU/KIP Kabupaten/Kota mengusulkan 3(tiga) nama calon sekretaris PPK sebagaimana dimaksudpada ayat (1) kepada Bupati/Walikota untuk selanjutnyadipilih dan ditetapkan 1 (satu) nama sebagai sekretarisPPK dengan keputusan Bupati/Walikota.

DRAFT

- 30 -

(3) Sebelum mengusulkan 3 (tiga) nama calon sekretarisPPK sebagaimana dimaksud pada ayat (2), PPK dapatberkonsultasi dengan sekretaris daerah kabupaten/kotamelalui KPU/KIP Kabupaten/Kota.

(4) Sekretaris PPK dapat dibantu 2 (dua) orang stafSekretariat bantuan/fasilitasi dari Pemerintah Daerah,terdiri dari:

a. 1 (satu) orang staf sekretariat urusan teknispenyelenggaraan; dan

b. 1 (satu) orang staf sekretariat urusan tata usaha,keuangan dan logistik Pemilihan.

(5) Staf sekretariat sebagaimana dimaksud pada ayat (4)adalah bantuan dan fasilitas pemerintah daerah.

(6) Pengangkatan 2 (dua) orang staf sekretariat PPKsebagaimana dimaksud pada ayat (4), dipilih danditetapkan dengan keputusan Bupati/Walikota.

(7) Masa tugas sekretariat PPK sama dengan masa tugasPPK.

(8) Dalam hal 2 (dua) orang staf sekretariat PPK sudahdiangkat, tapi belum diterbitkan keputusanBupati/Walikota, maka yang bersangkutan diangkatkembali dengan keputusan Bupati/Walikota.

Pasal 44

(1) Tugas sekretaris PPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal43 ayat (1), meliputi:

a. membantu pelaksanaan tugas PPK;

b. memimpin dan mengawasi kegiatan sekretariat PPK;

c. melaksanakan tugas yang ditentukan oleh PPK; dan

d. memberikan pendapat dan saran kepada ketua PPK.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud padaayat (1), sekretaris PPK bertanggung jawab kepada PPKmelalui ketua PPK.

Pasal 45

(1) Staf sekretariat PPK urusan teknis penyelenggaraan

DRAFT

- 31 -

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (4) huruf amempunyai tugas menyiapkan teknis penyelenggaraanPemilihan.

(2) Staf sekretariat urusan tata usaha, keuangan, danlogistik Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47ayat (4) huruf b mempunyai tugas menyiapkan segalaurusan tata usaha, pembiayaan, administrasi PPK danpertanggungjawaban keuangan, serta menyimpan buktikas pembiayaan Pemilihan untuk kegiatan PPK, danmenyiapkan perlengkapan Pemilihan beserta kelengkapanadministrasi.

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (2), staf sekretariat bertanggung jawabkepada sekretaris PPK.

Bagian Kedua

Sekretariat PPS

Pasal 46

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, PPS dibantu olehsekretariat yang dipimpin oleh seorang sekretaris PPSyang berasal dari pegawai desa/kelurahan atau sebutanlainnya.

(2) KPU/KIP Kabupaten/Kota meminta kepada kepaladesa/lurah atau sebutan lainnya untuk menugaskanpegawainya sebagai sekretariat PPS sebagaimanadimaksud pada ayat (1).

(3) Jumlah sekretariat PPS sebagaimana dimaksud padaayat (1) sebanyak 3 (tiga) orang, terdiri atas:

a. 1 (satu) orang sekretaris;

b. 2 (dua) orang pelaksana terdiri atas:

1. 1 (satu) orang staf sekretariat urusan teknispenyelenggaraan; dan

2. 1 (satu) orang staf sekretariat urusan tatausaha, keuangan dan logistik Pemilihan,

(4) Masa tugas sekretariat PPS sebagaimana dimaksud padaayat (1) sama dengan masa tugas PPS.

DRAFT

- 32 -

(5) Pengangkatan 1 (satu) orang sekretaris PPS dan 2 (dua)orang staf sekretariat PPS yaitu dipilih dan ditetapkandengan keputusan kepala desa/lurah atau sebutanlainnya.

(6) Dalam hal 1 (satu) orang sekretaris PPS dan 2 (dua) orangstaf sekretariat PPS sudah diangkat, tapi belumditerbitkan keputusan kepala desa/lurah atau sebutanlainnya, maka yang bersangkutan diangkat kembalidengan keputusan kepala desa/lurah atau sebutanlainnya.

Pasal 47

(1) Tugas sekretaris PPS sebagaimana dimaksud dalam Pasal46 ayat (1), meliputi:

a. membantu pelaksanaan tugas PPS;

b. memimpin dan mengawasi kegiatan sekretariatPPS; dan

c. melaksanakan tugas yang ditentukan oleh PPS.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksudpada ayat (1) sekretaris PPS bertanggung jawab kepadaPPS melalui ketua PPS.

Pasal 48

(1) Tugas staf sekretariat PPS adalah membantupelaksanaan tugas PPS.

(2) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksudpada ayat (1), staf sekretariat PPS bertanggung jawabkepada PPS melalui sekretaris PPS.

Pasal 49

(1) Staf sekretariat PPS urusan teknis penyelenggaraansebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (3) huruf bangka 1 mempunyai tugas menyiapkan teknispenyelenggaraan Pemilihan Gubernur, Bupati danWalikota.

(2) Staf sekretariat urusan tata usaha, keuangan, danlogistik Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49

DRAFT

- 33 -

ayat (3) huruf b angka 2 mempunyai tugas menyiapkansegala urusan tata usaha, pembiayaan, administrasiPPS dan pertanggungjawaban keuangan, sertamenyimpan bukti kas pembiayaan Pemilihan untukkegiatan PPS, dan menyiapkan perlengkapan Pemilihanbeserta kelengkapan administrasinya.

(3) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud padaayat (1) dan ayat (2), staf sekretariat PPS bertanggungjawab kepada sekretaris PPS.

BAB VIII

PENGGANTIAN ANGGOTA PPK, PPS, DAN KPPS

Pasal 50

(1) Anggota PPK berhenti antar waktu karena:

a. meninggal dunia;

b. mengundurkan diri dengan alasan yang dapatditerima;

c. berhalangan tetap lainnya; atau

d. diberhentikan sementara.

(2) Anggota PPK diberhentikan sementara sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf d apabila:

a. tidak lagi memenuhi syarat sebagai anggota PPK;

b. melanggar sumpah/janji jabatan dan/atau kodeetik;

c. tidak dapat melaksanakan tugas selama 3 (tiga)bulan secara berturut-turut tanpa alasan yang sah;

d. dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusanpengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukumtetap karena melakukan tindak pidana yangdiancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun ataulebih;

e. dijatuhi pidana berdasarkan putusan pengadilanyang telah memperoleh kekuatan hukum tetapkarena melakukan tindak pidana Pemilu;

DRAFT

- 34 -

f. tidak menghadiri rapat pleno yang menjadi tugasdan kewajibannya selama 3 (tiga) kali berturut-turuttanpa alasan yang jelas; atau

g. melakukan perbuatan yang terbukti menghambatKPU Provinsi/KIP Aceh, dan KPU/KIPKabupaten/Kota dalam mengambil keputusan danpenetapan sebagaimana ketentuan peraturanperundang-undangan.

(3) Pemberhentian sementara anggota yang telah memenuhiketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat(2) dilakukan oleh KPU/KIP Kabupaten/Kota.

(4) Penggantian antar waktu PPK yang berhenti sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh KPU/KIPKabupaten/Kota dengan ketentuan anggota PPKdigantikan oleh calon anggota PPK atau menunjukmasyarakat setempat yang memenuhi persyaratan.

Pasal 51

(1) Pemberhentian sementara anggota PPK sebagaimanadimaksud dalam Pasal 50 ayat (2) dilakukan dengantahapan meliputi:

a. menerima laporan;

b. meneliti materi laporan;

c. melakukan klarifikasi;

d. melakukan kajian dan mengambil keputusan.

(2) KPU Kabupaten/Kota meneliti materi laporan danmembuat ringkasan hasil penelitian sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b.

(3) Dalam melakukan klarifikasi sebagaimana dimaksud padaayat (1) huruf c, KPU Kabupaten/Kota dapat:

a. menggali, mencari dan menerima masukan dariberbagai pihak untuk kelengkapan dan kejelasanpemaham laporan;

b. memanggil para pihak;

c. meminta bukti-bukti pendukung; dan

DRAFT

- 35 -

d. melakukan koordinasi dan/atau melibatkanBawaslu atau Panwaslu sesuai dengantingkatannya.

(4) Berdasarkan hasil penelitian dan klarifikasi sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), KPUKabupaten/Kota membuat kajian dan mengambilkeputusan.

Pasal 52

(1) Dalam hal anggota PPS berhalangan tetap, KPU/KIPKabupaten/Kota dapat meminta kepada kepala desa atausebutan lain/lurah dan badan permusyawaratan desaatau sebutan lain/dewan kelurahan untuk mengajukanusulan calon anggota PPS baru.

(2) Berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1),meliputi keadaan meninggal dunia, tidak diketahuikeberadaannya atau tidak mampu melaksanakan tugassecara permanen.

(3) Kepala desa atau sebutan lain/lurah dan badanpermusyawaratan desa atau sebutan lain/dewankelurahan dalam mengajukan usulan calon anggota PPSbaru sebagaimana dimaksud pada ayat (1),memerhatikan sumber daya manusia dari tokohmasyarakat, mahasiswa atau karang taruna.

(4) Dalam hal pengusulan anggota PPS sebagaimanadimaksud pada ayat (1) tidak dapat diajukan, KPU/KIPKabupaten/Kota dapat menunjuk anggota PPS.

(5) KPU/KIP Kabupaten/Kota dapat berkoordinasi denganlembaga/organisasi kemasyarakatan atau lembaga profesidalam menunjuk anggota PPS sebagaimana dimaksudpada ayat (4).

Pasal 53

(1) Dalam hal anggota KPPS berhalangan tetap, PPSmelakukan penggantian terhadap anggota KPPS yangbersangkutan.

(2) Berhalangan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1),meliputi keadaan meninggal dunia, tidak diketahui

DRAFT

- 36 -

keberadaannya atau tidak mampu melaksanakan tugassecara permanen.

(3) Penggantian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)memerhatikan sumber daya manusia dari RukunTetangga (RT)/Rukun Warga (RW) yang bersangkutan.

(4) Penggantian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harusdilaporkan kepada KPU/KIP Kabupaten/Kota.

BAB IX

PEMBIAYAAN

Pasal 54

(1) Pendanaan kegiatan Pemilihan Gubernur dan WakilGubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan Walikota danWakil Walikota dibebankan pada Anggaran Pendapatandan Belanja Daerah dan dapat didukung AnggaranPendapatan dan Belanja Negara sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

(2) KPU/KIP Kabupaten/Kota dapat meminta kepadapemerintah daerah untuk memfasilitasi sarana danprasarana PPK dan PPS.

BAB X

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 55

(1) Dalam hal Pemilihan diselenggarakan pada daerahotonomi baru, Sekretariat KPU Provinsi/KIP Aceh atauSekretariat KPU/KIP Kabupaten/Kota pada daerahotonomi baru harus terbentuk dan terisi paling lambat 1(satu) bulan sebelum pelaksanaan tahapanpenyelenggaraan Pemilihan.

(2) Sebelum Sekretariat KPU Provinsi/KIP Aceh atauSekretariat KPU/KIP Kabupaten/Kota terbentuksebagaimana dimaksud pada ayat (1), KPU Provinsi atauKPU/KIP Kabupaten/Kota induk membantu menyiapkanperencanaan program dan anggaran.

DRAFT

- 37 -

(3) Dalam hal Sekretariat KPU Provinsi atau SekretariatKPU/KIP Kabupaten/Kota pada daerah otonomi barusudah terbentuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1),namun keanggotaan KPU Provinsi/KIP Aceh atauKPU/KIP Kabupaten/Kota belum terisi, Pemilihandilaksanakan oleh KPU Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIPKabupaten/Kota induk sepanjang tidak melaksanakanPemilihan di wilayah kerjanya

(4) Dalam hal KPU Provinsi/KIP Aceh atau KPU/KIPKabupaten/Kota induk sebagaimana dimaksud pada ayat(3) menyelenggarakan Pemilihan, maka Pemilihandilaksanakan oleh KPU satu tingkat di atasnya.

(5) Dalam hal keanggotaan KPU Provinsi/KIP Aceh atauKPU/KIP Kabupaten/Kota dan sekretariat pada daerahotonomi baru sudah terbentuk dan terisi namun belumtersedia anggaran penyelenggaraan Pemilihan, dapatdilakukan penundaan Pemilihan.

Pasal 56

Jika terjadi hal-hal yang mengakibatkan KPU Provinsi/KIPAceh atau KPU/KIP Kabupaten/Kota tidak dapatmenjalankan tugasnya, tahapan penyelenggaraan Pemilihandilaksanakan oleh KPU 1 (satu) tingkat di atasnya.

BAB XI

PENUTUP

Pasal 57

Dengan berlakunya Peraturan ini, Peraturan KPU Nomor 10Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan KomisiPemilihan Umum Nomor 63 Tahun 2009 Tentang PedomanPenyusunan Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum Provinsi,Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, Panitia PemilihanKecamatan, Panitia Pemungutan Suara, Dan KelompokPenyelenggara Pemungutan Suara Dalam Pemilihan UmumKepala Daerah Dan Wakil Kepala Daerah dicabut dandinyatakan tidak berlaku.

DRAFT

- 38 -

Pasal 58

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkanpengundangan Peraturan Komisi Pemilihan Umum inidengan penempatannya dalam Berita Negara RepublikIndonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

HUSNI KAMIL MANIK

Diundangkan di Jakartapada tanggal

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

YASONNA H. LAOLYBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR

DRAFT