bahan turgor khp

4
Berdasarkan pengamatan di atas maka dapat disimpulkan bahwa air memiliki peranan yang sangat penting baik kehidupan. Pengurangan air yang berlebih yang tidak dibarengi dengan penyerapan air yang seimbang maka tumbuhan akan menjadi layu. Hal ini disebabkan oleh keadaan timbal balik antara dinding sel dengan isi sel (tekanan turgor ) berkurang. Turgor adalah keadaan tegang yang ditimbulkan oleh penyerapan air antara dinding sel dengan isi sel yang menyerap air. Tekanan timbal balik antara dinding sel dengan isi sel, inilah yang disebut dengan tekanan turgo. Air dapat memberikan tekanan turgor pada tumbuhan karena air mampu memberikan tekanan hidrolik, memberikan kekuatan mekanik pada jaringan-jaringan yang tidak memiliki sokongan struktur (zat kayu) pada dinding selnya. Faktor-faktor yang menyebabkan turgor adalah penguapan, air dan osmosis. Tekanan turgor dengan osmosis mempunyai hubungan yang erat. Karena adanya osmosis akan mempengaruhi besar kecilnya tekanan turgor yang terjadi pada sel. Seperti kita ketahui osmosis merupakan perpindahan dari partikel yang berkonsentrasi tinggi ke partikel konsentrasi rendah melalui membrane semipermiabel. Dengan adanya osmosis maka air dapat masuk ataupun keluar sel. Jika air masuk maka tekanan jaringan akan naik dan turgor juga naik sebaliknya jika sel keluar. Proses membuka dan menutupnya stomata, salah satunya dapat dijelaskan melalui proses perubahan turgor sel penutup. Perubahan ini dipengaruhi oleh keadaan cairan penutup (penjaga). Turgor tinggi apabila ada air yang masuk (hal ini terjadi bila potensial air sel penutup lebih rendah dari sel sekitarnya). Stomata

Upload: ivanaregin

Post on 04-Dec-2015

219 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Turgor

TRANSCRIPT

Page 1: bahan turgor khp

  Berdasarkan   pengamatan   di   atas   maka   dapat   disimpulkan   bahwa  air memiliki   peranan   yang   sangat   penting   baik   kehidupan.   Pengurangan   air   yang berlebih yang tidak dibarengi dengan penyerapan air yang seimbang maka tumbuhan akan menjadi layu. Hal ini disebabkan oleh keadaan timbal balik antara dinding sel dengan  isi  sel   (tekanan turgor  )  berkurang.     Turgor adalah keadaan tegang yang ditimbulkan oleh penyerapan air antara dinding sel dengan isi sel yang menyerap air. Tekanan timbal balik antara dinding sel dengan isi sel,  inilah yang disebut dengan tekanan turgo. 

Air dapat memberikan tekanan turgor pada tumbuhan karena air mampu memberikan tekanan hidrolik, memberikan kekuatan mekanik pada jaringan-jaringan yang tidak memiliki sokongan struktur (zat kayu) pada dinding selnya. Faktor-faktor yang menyebabkan turgor adalah penguapan, air dan osmosis. Tekanan turgor dengan osmosis mempunyai hubungan yang erat. Karena adanya osmosis akan mempengaruhi besar kecilnya tekanan turgor yang terjadi pada sel. Seperti kita ketahui osmosis merupakan perpindahan dari partikel yang berkonsentrasi tinggi ke partikel konsentrasi rendah melalui membrane semipermiabel. Dengan adanya osmosis maka air dapat masuk ataupun keluar sel. Jika air masuk maka tekanan jaringan akan naik dan turgor juga naik sebaliknya jika sel keluar.

Proses membuka dan menutupnya stomata, salah satunya dapat dijelaskan melalui proses

perubahan turgor sel penutup. Perubahan ini dipengaruhi oleh keadaan cairan penutup (penjaga).

Turgor tinggi apabila ada air yang masuk (hal ini terjadi bila potensial air sel penutup lebih

rendah dari sel sekitarnya). Stomata terbuka karena air dari sel tetangga masuk ke dalam sel

penutup, sehingga turgornya naik. Kalau air dari sel penutup kembali ke sel tetangga, sel

tetangga akan mengembang dan mendorong sel penutup ke muka sehingga stomata tertutup

(Harso, 2011).

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata.  

Antara lain kelembaban udara, temperatur, kecepatan angin, cahaya, dan ketersediaan air.  Faktor

ketersediaan air berhubungan dengan turgiditas pada sel.  Bila tumbuhan kekurangan air,

transpirasi akan berkurang karena stomata menutup akibat turunnya tekanan turgor sel penutup.

Membuka dan menutupnya stomata penting bagi proses asimilasi CO2 dan juga keseimbangan

air dalam tanaman.  Membuka menutupnya stomata tergantung pada perubahan turgor sel

penjaga (sel stomata).  Turgor yang tinggi menyebabkan stomata membuka sebaliknya turgor

yang rendah akan menyebabkan stomata menutup.  Mekanisme mebuka dan menutupnya

Page 2: bahan turgor khp

stomata berdasarkan suatu perubahan turgor itu adalah akibat dari perubahan nilai osmosis dari

isi sel-sel penutup (Ampara, 2009).

Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel

penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut.  Pergerakan air dari satu

sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi

air lebih rendah.  Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang

terlarut (solute) di dalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi

osmotic sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka

secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga,

maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan (Antono, 2008).

Aktivitas stomata terjadi karena hubungan air dari sel-sel penutup dan sel-sel pembantu.

Bila sel-sel penutup menjadi turgid dinding sel yang tipis menggembung dan dinding sel yang

tebal yang mengelilingi lubang (tidak dapat menggembung cukup besar) menjadi sangat cekung,

lubang stomata akan terbuka. Oleh karena itu membuka dan menutupnya stomata tergantung

pada perubahan-perubahan turgiditas dari sel-sel penutup, yaitu kalau sel-sel penutup turgid

lobang membuka dan sel-sel mengendor pori/lobang menutup.   Stomata membuka karena sel

penjaga mengambil air dan menggembung dimana sel penjaga yang menggembung akan

mendorong dinding bagian dalam stomata hingga merapat.  Stomata bekerja dengan caranya

sendiri karena sifat khusus yang terletak pada anatomi submikroskopik dinding selnya.  Sel

penjaga dapat bertambah panjang, terutama dinding luarnya, hingga mengembang ke arah luar. 

Kemudian, dinding sebelah dalam akan tertarik oleh mikrofibril tersebut yang mengakibatkan

stomata membuka (Ampara, 2008)

Ketika sel berada pada larutan hipotonik seperti air murni, air akan masuk ke dalam

sel dan menurunkan potensial air. Ini menyebabkan kandungan garam mineral vakuola

menipis (berhubungan dengan peningkatan potensial osmosis) dan menghasilkan tekanan

turgor (Dwidjoseputro, 1980). Perpindahan air ke dalam sel akan berhenti ketika potensial

osmosis sel seimbang dengan tekanan turgor dan potensial air juga nol. Ketika sel berada

pada larutan hipertonis yang mempunyai potensial osmosis yang lebih negatif daripada sel.

Protoplasma akan mengkerut dan kondisi ini disebut plasmolisis. Perpindahan air dari sel

ke larutan menurunkan potensial osmosis sel. Tekanan turgor menjadi nol dan potensial air

Page 3: bahan turgor khp

sel ditentukan oleh potensial osmosisnya (Hopkins, 1995). Menurut Lakitan (2001), faktor-

faktor yang mempengaruhi tekanan osmotik larutan adalah :

1.     Konsentrasi : peningkatan konsentrasi larutan mengakibatkan terjadinya peningkatan

tekanan osmosis.

2.    Ionisasi molekul terlarut : tekanan osmosis.

3.    Hidrasi molekul terlarut : air yang berikatan dengan molekul terlarut disebut hidrasi

air. Hidrasi air dapat meningkatkan tekanan osmosis.

4.    Temperatur : tekanan osmosis meningkat seiring denganpeningkatan temperatur.

            Mekanisme mengembang dan mengkerut sel saat sel didedah dalam larutan

diakibatkan karena aliran air keluar dari vakuola tengah. Vakuola tengah  akan mengkerut

dan protoplasma serta dinding sel yang menempel juga akan keluar bersama vakuola itu,

jika penurunannya terlalu besar maka protoplasma akan terlepas dari dinding sel waktu

mengkerut itulah protoplasma akan mengalami serangkaian bentuk tidak beraturan,

akhirnya berbentuk membulat yang dianggap terpengaruh oleh gaya permukaan. Jika telah

terlepas dari pengaruh tegangan, dinding sel tidak lagi mengkerut bersama protoplasma

sebab dinding sel lebih kaku sifatnya. Ruang yang terbentuk antara dinding sel  dan

protoplasma yang mengkerut akan terisi oleh larutan yang masuk dengan lebar melalui

dinding yang permeabel. Gejala pengerutan tersebut disebut plasmolisis (loveles, 1991).

Antono. 2008. Mekanisme Kerja Biosintesis. PT Remaja Rosdakarya. MakassarAmpara. 2009. Fisiologi Tumbuhan Stomata. Erlangga. jakartaHarso, Wahyu. 2011. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan. Universitas Tadulako Press. Palu.Mulyani. 2006. Stomata. PT Tiga Serangkai. Yogyakarta.