bahan skripsi

24
Greenhouse organik hortikultura didefinisikan oleh The International Society for Horticultural Science (ISHS) sebagai produksi tanaman hortikultura organik (sayuran, tanaman hias dan buah-buahan) menggunakan input berasal hanya dari sumber alami, non-kimia, dengan pengelolaan iklim mikro didalam greenhouse. Di seluruh dunia, sebagian besar greenhouse, atau sering disebut rumah tanaman, tetap menggunakan tanah sebagai media tumbuh, tetapi di negara-negara maju, seperti di Eropa, Amerika Utara dan Australia, greenhouse dengan sistem hidroponik sangat mendominasi. Di negara-negara maju di awal tahun 1960, muali pindah ke greenhouse dalam produksi sayuran, yang dikombinasikan dengan peningkatan kontrol lingkungan greenhouse, hali ini telah mengakibatkan banyak peningkatan produktivitas dibandingkan dengan sistem berbasis media tanah. Data yang saya dapat, telah menunjukkan bahwa selama 50 tahun produktivitas dalam greenhouse dengan kontrol iklim mikro didalamnya telah meningkat 6,4% per tahun. Pada kenyataannya, 60 tahun yang lalu petani tomat di greenhouse yang terbaik adalah mencapai 20 kg/M2/tahun, dan sekarang yang terbaik petani dapat panen 80 kg/M2/tahun. Mencapai seperti produktivitas sebesar itu untuk di tanah sangat sulit sekali, dengan demikian usaha yang diperlukan untuk greenhouse organik hidroponik, akan terus memerlukan peningkatan produksi jika produsen organik akan tetap dalam bisnis sayuran dan buah organik. Kontrol lingkungan pertanian adalah sumber paling menguntungkan untuk pertanian yang intensif, dan dapat memungkinkan pencapaian produktivitas setinggi mungkin. Meningkatkan kondisi lingkungan akar adalah bagian penting dari ketersediaan tanaman dengan lingkungan yang optimal, dan keseimbangan antara kelembaban, suhu, aerasi dan ketersediaan nutrisi didalam tanah bukanlah media yang mudah untuk memberikan tanaman dengan kombinasi yang ideal. Ketika kandungan ideal, aerasi cenderung tidak memadai, dan ketika aerasi sangat ideal kemudian kelembaban cenderung menjadi faktor pembatas. Untuk alasan ini kebanyakan petani, produsen tanaman di greenhouse cenderung ke arah menggunakan

Upload: emiliariska2862903

Post on 29-Dec-2014

74 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: bahan skripsi

Greenhouse organik hortikultura didefinisikan oleh The International Society for Horticultural Science (ISHS) sebagai produksi tanaman hortikultura organik (sayuran, tanaman hias dan buah-buahan) menggunakan input berasal hanya dari sumber alami, non-kimia, dengan pengelolaan iklim mikro didalam greenhouse.

Di seluruh dunia, sebagian besar greenhouse, atau sering disebut rumah tanaman, tetap menggunakan tanah sebagai media tumbuh, tetapi di negara-negara maju, seperti di Eropa, Amerika Utara dan Australia, greenhouse dengan sistem hidroponik sangat mendominasi. Di negara-negara maju di awal tahun 1960, muali pindah ke greenhouse dalam produksi sayuran, yang dikombinasikan dengan peningkatan kontrol lingkungan greenhouse, hali ini telah mengakibatkan banyak peningkatan produktivitas dibandingkan dengan sistem berbasis media tanah. Data yang saya dapat, telah menunjukkan bahwa selama 50 tahun produktivitas dalam greenhouse dengan kontrol iklim mikro didalamnya telah meningkat 6,4% per tahun. Pada kenyataannya, 60 tahun yang lalu petani tomat di greenhouse yang terbaik adalah mencapai 20 kg/M2/tahun, dan sekarang yang terbaik petani dapat panen 80 kg/M2/tahun.

Mencapai seperti produktivitas sebesar itu untuk di tanah sangat sulit sekali, dengan demikian usaha yang diperlukan untuk greenhouse organik hidroponik, akan terus memerlukan peningkatan produksi jika produsen organik akan tetap dalam bisnis sayuran dan buah organik.

Kontrol lingkungan pertanian adalah sumber paling menguntungkan untuk pertanian yang intensif, dan dapat memungkinkan pencapaian produktivitas setinggi mungkin. Meningkatkan kondisi lingkungan akar adalah bagian penting dari ketersediaan tanaman dengan lingkungan yang optimal, dan keseimbangan antara kelembaban, suhu, aerasi dan ketersediaan nutrisi didalam tanah bukanlah media yang mudah untuk memberikan tanaman dengan kombinasi yang ideal. Ketika kandungan ideal, aerasi cenderung tidak memadai, dan ketika aerasi sangat ideal kemudian kelembaban cenderung menjadi faktor pembatas. Untuk alasan ini kebanyakan petani, produsen tanaman di greenhouse cenderung ke arah menggunakan media (seperti rockwool, arang sekam, cocopeat, coir, dan gambut) yang memiliki lebih keseimbangan lingkungan akar,

Pertumbuhan tanaman di greenhouse dengan media tanah seringkali menimbulkan masalah besar, tidak hanya dalam hal kelembaban, dan aerasi, tetapi juga dalam hal gizi. Sebagai contoh, untuk tanaman sayuran buah (tomat, ketimun dan melon), petani harus memerlukan jumlah cukup besar nitrogen, fosfor dan kalium jika mereka ingin tanaman menjadi produktif. Jumlah ini jauh melebihi tingkat maksimum nutrisi yang dapat diterapkan sesuai standar di beberapa negara yaitu, P: 170 kg/ha/tahun dan P: 200 kg/ha/tahun.

Ini seharusnya memiliki implikasi serius untuk jangka panjang bagi kelangsungan industri pertanian greenhouse berbasis tanah organik. Pilihan sederhana yang lebih baik adalah menerima pengurangan yang signifikan dalam produktivitas. Pengendalian hama penyakit di tanah dapat menjadi masalah lain dengan produksi tanaman organik di greenhouse, di mana rotasi tanaman pilihan sangat terbatas. Sebagian besar penyakit yang bekaitan dengan tanah dapat dikendalikan oleh ketahanan benih terhadapa penyakit dan sampai saat ini, kontrol nematoda yang digunakan adalah uap sterilise tanah. Tindakan ini (ternyata) diterima untuk produksi organik, meskipun tampaknya benar-benar melawan prinsip-prinsip organik, sebab hampir semua mikro organisme semuanya tewas.

Page 2: bahan skripsi

Jadi, salah satu solusi yang mungkin adalah dengan menggunakan hidroponik, untuk memastikan bahwa tanaman menerima nutrisi yang memadai, dikombinasikan dengan sistem re-circulating. Ini akan mudah untuk dapat dicapai peningkatan produksi, bahkan di bawah peraturan IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movements) sekarang, dengan menggunakan hanya dari nutrien alam (non-kimiawi), seperti rumput laut, ikan, pupuk kandang, dll, untuk menyediakan nutrisi dari tanaman.

Pada akhirnya, pilihan yang sampai saat ini bisa diterapkan adalah sistem aquaponic, di mana limbah dari ikan diubah oleh bakteri dalam bio-filter menjadi nutrisi larut dalam tanaman, yang kemudian diberikan kepada akar tanaman dalam sistem re-circulating.

Aquaponic terbaik dapat didefinisikan sebagai kombinasi dari akuakultur dan hidroponik. Di aquaponic ikan dan tanaman diproduksi dalam satu sistem terpadu, di mana limbah ikan menyediakan sumber makanan untuk tanaman dan tanaman menyediakan alami dalam air di mana ikan hidup. Faktor kunci adalah bio-filter, antara ikan-ikan dan tanaman. Ini terdiri dari bakteri yang mengkonversi limbah ikan ke dalam larut nutrisi bagi akar tanaman. Konversi kunci adalah amonia (beracun untuk ikan), di mana nitrit dikonversi ke nitrat. Aquaponic mungkin adalah yang paling dapat diterapkan untuk organik hidroponik keberlanjutan.

Dalam pandangan saya faktor kunci untuk masa depan pertanian harus keberlanjutan. Sistem berbasis tanah organik di greenhouse, pada kenyataannya tidak berkelanjutan, sedangkan sistem organik hidroponik lebih berkelanjutan.Posted by mr_edsu at 1:58 PM 11 comments: Links to this post

Sunday, June 3, 2012

Hydroponic Tomat di Greenhouse

Memaksimalkan hasil dari tanaman tomat hidroponik telah lama menjadi tujuan utama bagi petani komersial.  Adanya pertumbuhan konsumen, yang berselera tinggi, praktis petani dituntut untuk menghasilkan tomat berkualitas tinggi dengan citra rasa yang khas.

Page 3: bahan skripsi

Tomat, dalam pertanian  hidroponik  menghasilkan produksi  terbesar pada skala dunia, walaupun sangat kompleks dalam fisiologi dan teknik manajemen pertumbuhannya, karena dari mulai pertumbuhan vegetatif, berbunga dan berbuah semua harus tetap dipelihara secara bersamaan pada tanaman.  Sementara produk dan keragaman dalam budidaya tomat sistem hidroponik komersial telah menjadi salah satu cara dari petani untuk memaksimalkan keuntungan dari  tomat hidroponik dalam greenhouse, sistem ini lebih memerlukan tingkat ketarampilan yang lebih besar  dan pemahaman tentang tanaman dan produksinya. Dengan perkembangan yang cepat dan akurat, perumusan nutrisi hidroponik dan pemantauan kebutuhan analisis kandungan gizi dari hasil tanamana, bisa cepat tersedia untuk petani, hal ini dimaskudkan  untuk menjaga pemborosan pupuk seminim mungkin.

Pasar untuk buah tomat segar akan terus berkembang, sehingga penting bagi petani untuk mengikuti perkembangan baru, penelitian dan uji coba varietas yang berbeda dan teknik dalam sistem hidroponik yang sesuai dengan tujuan hasil produksi mereka sendiri.

Seringkali, salah satu aspek yang paling membingungkan dari hidroponik produksi tomat adalah memilih varietas yang baik untuk tumbuh dan sesuai dengan pasar. Tomat adalah tanaman yang telah menjadi subyek dari pemuliaan tanaman yang luas, dan seleksi panjang atas periode waktu dan keragaman genetik jenis tomat,  untuk memilih dari varietas tomat tampaknya tak ada habisnya. Banyak varietas  telah dipilih dan disilangkan dari berbagai banyak generasi untuk menciptakan tanaman berbagai jenis, sistem tumbuh, lingkungan dan jenis buah. Juga, pemulia tanaman terus membawa varietas baru, hibrida yang ditingkatkan untuk produksi khusus hidroponik di Greenhouse. Menjalankan uji pada varietas baru setiap musim adalah salah satu cara petani komersial agar dapat memilih mana varietas yang dapat mingkatkan produksinya.

Produksi dan Kualitas Flavor

Ada banyak linformasi dari seluruh dunia yang menyatakan bahwa konsumen sering kecewa dengan rasa tomat segar, Hal ini mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa varietas modern belum dibiakkan khusus untuk rasa, atau karena mereka tumbuh secara intensif dengan penekanan pada hasil, visual yang baik dengan kualitas dan umur simpan yang lama. Hal ini sangat disayangkan karena tanaman tomat dapat dimanipulasi oleh program kandungan gizi untuk meningkatkan kualitas buah.

Seleksi varietas yang berbeda juga memainkan peran utama ketika mencari untuk meningkatkan rasa buah. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi rasa buah tomat, antaralain: genetik tanaman, tingkat pencahayaan, suhu, stres air, salinitas, komposisi nutrisi hidroponik dan luas daun (yang dipengaruhi oleh sistem hidroponik yang digunakan). Banyak variabel-variabel ini dapat dimanipulasi oleh petani untuk meningkatkan rasa buah tomat buah. 

Kekurangan cahaya dapat menghasilkan gula yang rendah dan kandungan bahan kering yang kurang, sehingga membatasi produksi fotosintat. Para peneliti telah menemukan bahwa larutan padatan varietas tomat dapat meningkat secara signifikan di bawah 16-jam,  dibandingkan

Page 4: bahan skripsi

dengan 12-jam dalam hari, tapi itu keasaman buah tidak terpengaruh. Sedangkan Pengaruh musim terkait dengan perubahan di antara cahaya dan suhu, yang memiliki pengaruh besar pada kualitas buah. Baik suhu dan warna cahaya mempengaruhi buah tomat.Cahaya adalah faktor utama yang menentukan tingkat fotosintesis tanaman, dengan jumlah gula dan bahan kering tersedia ke buah.  Suhu yang tinggi didalam greenhouse juga sering dikaitkan dengan rendahnya kualitas buah  dan serta gangguan pematangan.

Salah satu cara termudah untuk meningkatkan rasa tomat terletak dalam zona akar. Bagaimana petani mengelola input air dan pupuk adalah memiliki efek yang besar pada hasil dan kualitas buah yang dihasilkan. Cara termudah meningkatkan konstituen rasa buah tomat adalah untuk meningkatkan EC darim larutan nutrisi Produksi tomat hidroponik melibatkan sejumlah kompleks interaksi antara tanaman genetika, lingkungan, dan pengelolaan tanaman, yang masing-masing memainkan peran dalam hasil buah dan penentuan kualitas. Namun, buah tomat memberikan banyak kesempatan bagi petani - baik besar  dan kecil - untuk memanipulasi baik pertumbuhan tanaman dan kualitas rasa dari buah dengan penggunaan nutrisi, dan seleksi varietas. Dengan informasi yang tepat dan percobaan, buah tomat dengan rasa luar biasa dan hasil yang tinggi dapat dicapai dari berbagai produksi yang berbeda.

Posted by mr_edsu at 10:29 PM 3 comments: Links to this post

Tuesday, February 21, 2012

AQUAPONIC DAN HIDROPONIK

Aquaponic adalah kombinasi dari akuakultur (budidaya ikan) dan hidroponik (budidaya tanaman tanpa tanah). Dalam aquaponic, air yang mengandung nutrisi yang dihasilkan dari budidaya ikan merupakan sumber pupuk alami untuk tanaman yang tumbuh. Tanaman sendiri mengkonsumsi nutrisi, dan membantu untuk memurnikan air bagi kehidupan ikan, sehingga merupakan Sebuah proses mikroba alami yang menjadikan antara ikan dan tanaman tetap sehatsehat. Hal ini menciptakan ekosistem yang berkelanjutan dimana kedua tanaman dan ikan dapat berkembang. Aquaponics adalah jawaban ideal untuk masalah petani ikan untuk membuang air yang kaya nutrisi dan petani hidroponik yang memang sangat perlu air kaya nutrisi.

Page 5: bahan skripsi

Tanaman sistem Hidroponik tumbuh dalam larutan air dan nutrisi, tanpa tanah. Solusinya dapat dibuat dengan menambahkan unsur-unsur yang diperlukan tanaman dalam air, yang akan diserap langsung ke akar tanaman. Dalam beberapa sistem hidroponik akar berada dalam media tumbuh yang membuat mereka tetap lembab, aerasi dan jumlah oksigen juga membantu untuk mendukung tanamanDalam akuakultur, air cepat mengandung gizi karena kaya dengan ikan dalam mencerna makanan dan membuang air limbah. Air limbah biasanya disaring agar bebas dari limbah yang tidak berguna.Kita akui, model akuakultur belum seluruhnya optimal sebagai usaha potensial, tetapi dimasa datang, bukan tidak mungkin ini menjadi usaha yang dapat di garap secara komersial, sebab dengan mengabungkan aquaponics, petani hidroponik dapat menghilangkan biaya dan tenaga kerja yang terlibat dalam mencampur larutan pupuk dan akuakultur komersial mungkin dapat secara drastis mengurangi jumlah filtrasi yang diperlukan dalam sirkulasi budidaya ikan.

PRINSIP KERJA

Input utama untuk sistem aquaponic adalah makanan ikan. Ikan makan sampah makanan dan mengekskresikan. Lebih dari 50% dari limbah yang dihasilkan oleh ikan adalah dalam bentuk amonia disekresi dalam urin dan, dalam jumlah kecil, melalui insang. Sisa dari limbah, dikeluarkan sebagai kotoran, mengalami proses yang disebut mineralisasi yang terjadi ketika bakteri heterotrofik mengkonsumsi limbah ikan, materi tanaman yang membusuk dan tidak-makan makanan, mengubah ketiga untuk senyawa amoniak dan lainnya. Dalam jumlah yang cukup amonia merupakan racun bagi tanaman dan ikan.

Bakteri nitrifikasi, yang secara alami hidup di air, tanah dan udara, mengubah amonia menjadi nitrit pertama dan kemudian menjadi nitrat yang mengkonsumsi tanaman. Dalam sebuah sistem aquaponic bakteri heterotrofik dan nitrifikasi akan melekat pada dinding tangki, bawah dari rakit, bahan organik, media tumbuh (jika digunakan) dan di kolom air. Bakteri menguntungkan dibahas di sini adalah alam dan akan menghuni sistem aquaponic sesegera amonia dan nitrit yang hadir.

Pada dasarnya, Anda memiliki tiga tanaman untuk tetap hidup di aquaponic - ikan, tanaman dan bakteri menguntungkan. Entitas ini hidup tiga masing-masing bergantung pada yang lain untuk hidup. Bakteri mengkonsumsi limbah ikan menjaga air bersih untuk ikan. Dalam proses ini, bakteri memberikan tanaman dengan bentuk yang bermanfaat dari nutrisi. Dalam menghilangkan nutrisi melalui pertumbuhan tanaman,

Page 6: bahan skripsi

tanaman membantu membersihkan air ikan hidup masuk.

Aquaponics adalah metode yang sangat efisien makanan tumbuh yang menggunakan minimum air dan ruang dan memanfaatkan limbah, sehingga produk akhir organik, ikan sehat dan sayuran. Dari sudut pandang gizi, aquaponics menyediakan makanan dalam bentuk kedua protein (dari ikan) dan sayuran.

Metode Aquaponics

Ada berbagai macam konfigurasi sistem aquaponic. Komponen umum untuk setiap sistem aquaponic adalah tangki ikan dan tempat pertumbuhan tanaman. Variabel termasuk komponen filtrasi, komponen pipa, jenis tempat tidur tanaman dan jumlah dan frekuensi sirkulasi air dan aerasi. Secara umum, sistem yang memanfaatkan filtrasi beberapa untuk menghilangkan limbah padat ikan akan memiliki produksi yang lebih tinggi dari ikan dan tanaman daripada mereka yang tidak menggunakan filtrasi.Ada tiga metode utama aquaponic muncul di industri. Setiap jika metode ini didasarkan pada desain sistem hidroponik, dengan akomodasi untuk ikan dan filtrasi, diantaranya Rafting Sytem, NFT (Nutrient Film Technique) dan growing media.

Komoditi Aquaponic

Ikan dan tanaman yang dipilih untuk sistem aquaponic harus memiliki kebutuhan yang sama, baik suhu dan pH. Akan selalu ada beberapa kompromi dengan kebutuhan ikan dan tanaman tetapi, semakin dekat dengan kondisi baik suhu dan pH, maka mereka akan semain cocok, dan lebih berhasil dalam teknik akuakultur.Sebagai gambaran bahwa, kondisi air yang hangat,dan air tawar, merupakan kombinasi ikan dan tanaman seperti selada, dan herbal tumbuh dengan baik, sistem hidroponik yang sesuai dengan ini adalah Rafting dan NFT. Dalam sistem sangat penuh dengan ikan, Anda mungkin beruntung dengan tanaman buah seperti tomat dan paprika, dengan aquaponic yang memerlukan tangki-tangki air untuk ikan.Posted by mr_edsu at 2:03 PM 20 comments: Links to this post

Tuesday, June 21, 2011

Page 7: bahan skripsi

Peluang Usaha Pertanian dalam Greenhouse

Peluang usaha bidang pertanian ini dapat diterapkan juga pada peluang usaha hidroponik dan pertanian

lainnya.

Pengembangan pertanian menggunakan teknologi greenhouse menjadi semakin penting jika dikaitkan

dengan upaya peningkatan daya saing produk agribisnis nasional secara berkelanjutan untuk memenuhi

tuntutan pasar global, disamping aman dikonsumsi (food safety attributes), punya kandungan nutrisi

tinggi (nutrional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes), juga pasar membutuhkan

produksi sepanjang tahun tanpa permasalahan iklim menjadikan kendala.

Pertanian didalam greenhouse adalah sistem produksi pertanian yang mengabungkan pemanfaatan

perlindungan tanaman dari intensitas hujan, sinar matahari dan iklim mikro, yang mengoptimalkan

pemeliharaan tanaman, pemupukan dan irigasi mikro, sehingga mampu meningkatkan produksi sayuran,

buah dan bunga yang berkualitas tanpa tergantung dengan musim.

Pengembangan pertanian di dalam greenhouse dengan cara, antara lain:

1. Membangun greenhouse produksi dan perlengkapnnya

2. Membangun tempat pembibitan (nursery)

3. Membuat sistem irigasi mikro untuk greenhouse

4. Membuat Water Storage untuk keperluan sistem irigasi

5. Pelatihan produksi pertanian dengan teknologi greenhouse secara on farm (learning by doing).

Sejumlah keuntungan yang dapat dipetik dari pengembangan greenhouse untuk pertanian antara lain

adalah:

1. Mengenalkan teknologi pertanian alternatif yang bisa dilakukan oleh pelaku usah pertanian

untuk usaha tani yang menguntungkan dan terkesan pertanian modern yang berbahan lokal.

Page 8: bahan skripsi

2. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani, karena: (1) Harga jual hasil produksi

pertanian didalam greenhouse seringkali lebih mahal; (3) Mendekatkan pasar global dengan

hasil kepastian produksi pertanian yang berkualitas dan kepastian suplai (4) Pengembangan

pertanian dengan teknologi greenhouse berarti mendorong (memacu) daya saing produk

agribisnis Indonesia untuk memenuhi permintaan pasar internasional terhadap produk

pertanian yang berkualitas dan kontinyu yang terus meningkat. Ini berarti akan

mendatangkan devisa bagi pemerintah dan pemerintah daerah, yang pada akhirnya

akan/dapat meningkatkan kesejahteraan petani itu sendiri;

3. Meminimalkan semua bentuk penggunann bahan kimi yang dihasilkan dari kegiatan pertanian

konvensional. Karena kegiatan pertanian di dalam greenhouse: Menerapkan Pengelolaan

Hama Terpadu;

4. Kegiatan pertanian didalam greenhouse selain menciptakan lapangan kerja baru juga dapat

meningkatkan perolehan teknologi pertanian di perdesaan. Pertanian teknologi greenhouse

akan menciptakan hadirnya peluang pasar lain yang berarti adanya lapangan kerja baru bagi

masyarakat perdesaan. Disamping itu, penerapan pertanian dengan greenhouse juga akan

mendorong terciptanya kerjasama kemitraan antara petani-pasar-penyedia input.

5. Dengan demikian, nampak bahwa kegiatan pertanian dengan mengunakan greenhouse

merupakan suatu sistem pertanian yang terintegrasi, ekonomis, berkualitas, produksi

sepanjang musim dan dapat meningkatkan nilai tambah masyarakat. Untuk merealisasikan

usaha pertanian dengan greenhouse ini, dibutuhkan kegiatan pengembangan langsung

kepada masyarakat dalam bentuk kegiatan pengembangan greenhouse pertanian di

lapangan. Kegiatan pengembangan usaha produksi pertanian dengan greenhouse ini dapat

dilakukan melalui intensifikasi lahan usaha dan/atau lahan transmigrasi, sehingga

mempunyai daya produksi sebagai sentra pertanian berbagai sayuran.

Posted by mr_edsu at 9:01 PM 32 comments: Links to this post

Friday, December 31, 2010

Sukses Hidroponik, di Tahun 2011

Page 9: bahan skripsi

Sukses Hidroponik, di Tahun 2011.

Tulisan ini sebagai catatan akhir tahun 2010, dan mengawali tahun 2011 sebagai semangat kesuksesan Teknologi Hidroponik di Indonesia dimana banyak sekali pertanyaan dan beberapa masalah yang terjadi di kebun hidroponik.

• Apakah produksi sayuran atau bunga dengan sistem hidroponik menguntungkan ?• Berapa biaya & investasi teknologi hidroponik ?• Apakah semua tanaman bisa dengan sistem hidroponik ?• Berapa besar perbedaan hasil produksi sayuran hidroponik dengan non hidroponik ?• Ada berapa sistem teknologi hidroponik ?• Apa saja yang diperlukan untuk menerapkan teknologi hidroponik ?• Berapa luas minimal hidroponik sekala kecil, menengah dan besar ?• Apakah sistem hidroponik bebas pestisida ?• Apakah sistem hidroponik bebas Kimia ?• Sejak kapan sistem hidroponik masuk ke Indonesia ?• Apa perbedaan antara Greenhouse, Screenhouse, dan Shadinghouse ?• Berapa total luas areal hidroponik di Indonesia ?

Semua akan kami jawab di Tahun 2011, Semoga...... Posted by mr_edsu at 8:33 PM 29 comments: Links to this post Older Posts Home Subscribe to: Posts (Atom)

Translate Your Country

Gadgets powered by

Page 10: bahan skripsi

Google

About Mr. Edsu (Mengenai Saya)

mr_edsu The mr_edsu (edi sugiyanto) : • AgriConsult & Greenhouse Technology • Technical Advice for Hydroponics farm and management organisation for agriculture company, in Cipanas and Goalpara Sukabumi, Indonesia 1995-1997 • Setting up Horticultural Production & Hydroponics of Practical Training Network in West & East Java, South Sulawesi, Indonesia 1998-2002 • Teacher (plant nutrition, water management, greenhouse operation, propagation) at The Horticultural Production & Hydroponics of Practical Training Network, Cooperation with Netherlands Government, DLV Agriconsult, and IPC Netherlands. • Supporting team setting up Greenhouse growing farm horticulture company in Ijen-Bondowoso, Indonesia 1999 • Setting up Marketing Research in West Java and Makasar, Indonesia 1998 • Supporting team setting up marketing organisation in Java and Bali, Indonesia 2003 until now • Setting up production farm, Consultancy and management organisation for: Lanna oriental Hydroponics Ltd, in Chiang Mai, Thailand 1999. Supplier to the horticultural Industry, Consultancy, Hydroponics System and Vegetable Production, Greenhouse and Hydroponics. Technical Advice : [email protected]

View my complete profile

Mr Edsu : Scope of Work & Consulting Service

Plant & Soil Nutrition, Hydroponics Fertilizer, Soilless Media, Fertilizer Solutions, Water Quality, Sowing & Nursery, Chemical Tes Kits, Pesticide in Soil, Plants Fertilizer Biological Control, Aquatic Plant, Solid Fertilizer Analysis, Irrigation System (out/ in dour), Project Feasibility Study of Hydroponics, Greenhouse Construction, Consultancy To Hydroponics, Aquaponics, Aquaculture, Turn Key Project.

Consultancy Service :

Proposal Evaluations Planning Pricing & Budgeting,Cash Flow Projections,Business Plans,Technical Support for Financing,Feasibility Studies,Marketing Studies,Site Inspections Price Quotations &Bids Design of Hydroponic Systems,Assist in Supervision of Greenhouse Construction,

Page 11: bahan skripsi

Supervision of Installation of Hydroponic Systems,Crop Scheduling Crop Nutrition,Formulations Varietal Trials,Plant Training Techniques,Training of Personnel & Supervision ofStaff Supervision of Greenhouse &Hydroponic Operations Budgeting ofOperations & Expansion Plans.

Blog Archive

►   2008 (24)

►   2009 (8)

►   2010 (5)

►   2011 (1)

▼   2012 (3) o ►   Feb 2012 (1) o ►   Jun 2012 (1) o ▼   Jul 2012 (1)

Organik hidroponik, kenapa tidak ?

Link Terkait

AgriFam, Alat ukur, Greenhouse, Lab Equipment Pupuk Hidroponik, Plastik UV, Seeds Hydroponics & Greenhouse Technology Export Directory Chile Moan Sipayung, alumni IPB A'36 Ayo Berkebun Guruh Cagur Kebon Kembang Agromania Business Club Agronursery Forum Theaerogarden Direktori Website Plantamor, mengenal dunia tumbuhan Industrial Supply

Followers

Page 12: bahan skripsi

Komunitas Hidroponik

Our Partner

SEAMEO BIOTROP

Being the centre of excellence in research, training and providing information in the area of tropical biology

World Business Directory_worlddirectory.com - Find out Business partner, post free overstock dealing and register to become business member for free. iScripts.com -Scripts for your website

Submit

FreeWebSubmission.com

Page 13: bahan skripsi

Teknik aquaponik merupakan salah satu teknik resirkulasi yang berupaya menyiasati lahan pertanian yang semakin sempit dan adanya kelangkaan air, dengan cara memanfaatkan air kolam ikan untuk tanaman dan sebaliknya dari tanaman ke kolam ikan.

Para peneliti Jerman pernah sukses melakukan uji coba mengembangkan pertanian aquaponik yang nyaris tanpa emisi ini, yaitu sebuah pertanian tomat dengan budidaya ikan air tawar yang ekologis dan hemat air. Mereka menyebutnya proyek kolam ikan sebagai Aquakultur (budidaya ikan air tawar) sementara tanaman tomat dibudidayakan secara hydroponic, gabungan keduanya disebut aquaponik.

Dalam uji cobanya ikan air tawar memproduksi kotoran (mengandung nitrogen dan posfor) yang merupakan pupuk bagi tanaman tomat melalui pemanfaatan air limbah dari kolam sehingga kebutuhan air dan pupuk tidak lagi menjadi masalah. Namun sebelum air kolam yang mengandung pupuk tersebut mengairi tanaman tomat, airnya terlebih dahulu dibersihkan dalam sebuah tong yang bertujuan kotoran ikan yang mengandung amoniak mengalami oksidasi.Dengan bantuan oksigen dan bakteri, amoniak diubah menjadi nitrat (nitrifikasi sederhana).

Page 14: bahan skripsi

Setelah dioksidasikan, barulah nitrat dari limbah kolam ikan dijadikan pupuk super tanaman tomat. Dosisnya dapat diatur menggunakan katup pengatur arus cairan pupuk. Prinsipnya kolam ikan memasok air serta bahan makanan bagi tomat dan tanaman tomat pada gilirannya juga menyumbangkan kualitas air bagi kolam ikan.

Dalam upaya mencoba teknik aquaponik ini ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan antara lain yaitu :

1) Jenis Ikan yang dipelihara, beberapa jenis ikan air tawar yang umumnya dapat dipelihara adalah ikan nila, patin, gurame, mas, lele dan ikan hias.

2) Jenis Tanaman, ada beberapa jenis tanaman yang sudah pernah dicoba dan berhasil cukup baik antara lain: kangkung, tomat, sawi dan fetchin atau pokchai . Karena media filter tidak menggunakan tanah maka agar tanaman dapat tumbuh baik perlu disemaikan dulu sampai bibit berumur 1-1,5 bulan baru siap dipindahkan pada sistem aquaponik dengan jarak tanam 40cm.

3) Kolam, wadah dan Media Tanam, kolam ikan perlu dilengkapi pembuangan air yang dapat menyedot kotoran ikan ataupun sisa pakan yang digunakan untuk dialirkan kedalam bak filter bisa berupa tong, ember plastik, papan kayu yang dibentuk menjadi seperti bak saluran air yang dilapisi plastik. Media tanam meliputi batu kerikil atau batu apung lebih dianjurkan untuk digunakan karena jika memakai tanah maka seringkali jalannya air lebih terhambat karena tanah-tanah halus juga ikut hanyut dan menyumbat lubang pengeluaran.

4) Sistem resirkulasi, ada dua alternatif yang pertama air kolam dialirkan menggunakan pompa air ke dalam bak filter/tong terlebih dahulu baru kemudian dialirkan ke wadan atau media tanaman setelah itu baru kemudian kembali lagi ke dalam kolam ikan. Cara Kedua sistem resirkulasi ini adalah air kolam langsung dialirkan ke dalam wadah atau media tanaman yang berfungsi sebagai bak filter dan setelah itu kembali ke dalam kolam ikan.

Page 15: bahan skripsi

Tangki Ikan   Akuaponik Posted on Januari 8, 2012

Salah satu hal yang sangat penting dalam pembuatan sistem akuaponik adalah tangki ikan atau fish tank. Sesuai namanya, tanki ikan atau fish tank ini sebagai tempat memelihara ikan sebagai sumber nutrisi bagi tanaman dalam sistem akuaponik dan juga tempat pengembangbiakan ikan. Ada beberapa hal yang perlu sobat perhatikan dalam tangki ikan ini.

Hal pertama yang perlu sobat lakukan adalah memilih tangki ikan seperti apa yang diinginkan. Kamu dapat memilih berbagai macam tangki ikan yang diinginkan, seperti: akuarium yang terbuat dari kaca, tangki yang terbuat dari glass fibre, dan bahkan hingga ember mandi pun dapat kita gunakan. Pertimbangan yang utama adalah ukuran dari fish tank tersebut. Bila sobat ingin membuat sebuah sistem yang besar dengan jumlah ikan yang cukup banyak, maka perlu membeli atau membuat fish tank dengan ukuran yang tentu saja menyesuaikan besarnya.

Volume dari tangki ikan ini tidak boleh kurang dari volume grow bed yang telah terisi dengan media tanam. Karena seperti yang telah saya tuliskan dalam postingan saya sebelumnya mengenai “Apa Itu Akuaponik?” bahwa air dalam tangki ikan akan dipompa dan dialirkan dalam grow bed yang berisi tanaman. Tentu saja kamu tidak ingin air tersebut terpompa semua dan meninggalkan ikan-ikan mati sesak bukan?

Page 16: bahan skripsi

Hal kedua adalah masalah pemilihan ikan. Carilah informasi sebanyak mungkin sebelum membeli ikan. Sobat perlu mempertimbangkan ukuran ikan tersebut ketika dewasa. Suhu dan rentang PH yang baik untuk ikan tersebut, karena setiap ikan memiliki kemampuan hidup di tingkat suhu dan Ph yang berbeda. Jenis makanan ikan dan temperamen ikan agar tidak ada ikan yang saling memakan satu sama lain. Serta, jenis penyakit dan tingkat kerentanan ikan tersebut terhadap penyakit.

Jika sobat ingin membuat akuaponik dalam ukuran mini, maka tidak akan menemukan banyak kesulitan dalam memenuhi segala hal yang berhubugnan dalam tangki ikan ini. Saya menggunakan bak plastik yang biasa digunakan untuk mencuci baju sebagai tangki ikan dan dapat menempatkan 6 ikan hias air tawar di dalamnya. Guru saya yang mengajari saya membuat sistem ini menggunakan terpal yang ditopang dengan bambu. Dan bahkan ember mandi pun dapat digunakan sebagai tangki ikan. Yang perlu diperhatikan adalah semakin kecil tangki ikan, maka suhu air didalamnya mudah berfluktuasi, dan jangan lupa untuk melakukan pengecekan kadat PH dalam air paling tidak seminggu sekali agar ikan dan tanaman tetap sehat.

Ditulis pada Uncategorized | Tinggalkan sebuah balasan

Apa Itu   Akuaponik? Posted on Januari 7, 2012

4

Akuaponik mungkin masih sangat asing di telinga kebanyakan masyarakat Indonesia. Kita sering mendengar akuakultur dan hidroponik karena kedua sistem tersebut telah banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Padahal sistem akuaponik ini merupakan solusi yang sangat baik bagi sobat yang ingin menghasilkan produk tanaman dan ikan sekaligus di tempat yang terbatas. Bagaimana bisa? Berikut sedikit penjelasannya.

Page 17: bahan skripsi

Akuaponik merupakan gabungan dari akuakultur dan hidroponik. Konsepnya sangat sederhana. Air beserta kotoran ikan dari budidaya ikan disalurkan kepada tanaman karena memiilki banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman sedangkan apabila dibuang akan menjadi limbah yang tidak bermanfaat. Tanaman akan menyerap nutrisi dalam air dan kotoran ikan tadi. Sebagai gantinya, tanaman akan memberikan oksigen kepada ikan melalui air yang berasal dari budidaya ikan.

Namun kedua sistem budidaya ini tidak bisa dihubungkan secara langsung.  Pasalnya, air dari penampungan ikan pasti kaya amonia yang tidak bisa diserap tanaman. Amonia harus diubah dulu menjadi bentuk nitrit dan nitrat. Karena itu, di antara kedua sistem diletakkan perantara berupa jasad renik alias mikroorganisme. Bakteri Nitrosomonas mengubah amonia menjadi nitrit. Lalu oleh bakteri Nitrobacter, nitrit diubah menjadi nitrat. Saat sampai ke lingkungan pertanaman, nitrat diserap tanaman untuk membantu pertumbuhannya.

Pembuatan sistem akuaponik ini cukup sederhana, meskipun di berbagai negara, terutama Australia, berbagai macam variasi telah diciptakan. Beberapa hal sederhana yang perlu dipersiapkan adalah tangki ikan, growbed atau tangki untuk menumbuhkan tanaman, media untuk menumbuhkan tanaman dan biasanya berupa batu, pompa air untuk memompa air kedalam growbed, pompa udara untuk memberikan oksigen pada ikan, dan tentu saja ikan beserta tanamannya, serta satu hal yang penting adalah siphon yang berfungsi untuk menghisap air dari growbed dan mengembalikannya dalam tanki air sehingga agar tanaman tidak membusuk akibat terendam air.

Sobat tidak perlu membuat sistem ini dalam ukuran yang besar, cukup dengan ukuran yang sederhana sebagai permulaan. Akuaponik yang saya miliki di rumah hanya sebesar bak air berukuran diameter tidak lebih dari 1 meter. Namun dapat berfungsi dengan baik. Untuk detail pembuatan aquaponik yang sederhana InsyaAllah akan saya posting dalam waktu dekat

udul BUDIDAYA IKAN NILA HEMAT LAHAN DAN AIR DENGAN SISTEM AKUAPONIK Mdy

Pengarang Estu Nugroho ; Yohana Retnaning Widyastuti ; Sutrisno ; Kusdiarti ;

Institusi balitbang kelautan dan perikanan

Tahun Terbit 2009

Kode Panggil 639.2/PUS/f

Sumber prosiding forum inovasi teknologi akuakultur 2009

Page 18: bahan skripsi

Desc Fisik x+637p.; 30 cm Hal.209-213

Subyek nila, lahan, air, akuaponik

Sari Penelitian mengenai budidaya ikan nila hemat lahan dan air dengan sistem akuaponik dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan teknik budidaya ikan nila yang hemat lahan dan air. Wadah yang digunakan adalah bak fiber sebanyak 9 buah yang dilengkapi dengan filter tanaman, sebagai perlkuan yitu tanpa filter tanaman (0%), filter 25%, dan 50% dari luas wadah. Ikan yang digunakan adalah ikan nila dengan bobot awal 13,36-14,86 g dengan padat penebaran 50 ekor per wadah. Pakan yang diberikan adalah pakan buatan sebanyak 3% bobot badan per hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan luasan filter tidak mengakibatkan perbedaan yang nyata (P>0,05) terhadap pertumbuhan maupun sintasannya. Rata-rata bobot akhir berturut-turut adalah perlakuan B (67,03 g), perlakuan C (65,76 g) dan perlakuan A(53,70 g) dan rata-rata sintasan adalah perlakuan B (100%), perlakuan C (96%) dan perlakuan A(93,34%). Selain itu dari hasil produksi tanaman filter (kangkung) yang terbaik adalah perlakuan B (7.877 g per 3 bulan) dibandingkan perlakuan A(4.644 g per 3 bulan ).

Lokasi Perpustakaan Balitbang KP

Descriptor MOCHAMAD DANIAL YUSUF

Daftar Pustaka

Bidang Ilmu : perikanan | Akses Terahir : 2012-12-11 | | Hits : 172/