bahan pbm awal

Upload: fitria-lestari

Post on 13-Jul-2015

138 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan). Kerjakannlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS. ALAM NASYRAH 6-8)

Sakit dalam perjuangan itu hanya sementara. Bisa jadi akan kita rasakan dalam semenit, sejam, sehari, atau setahun. Namun jika menyerah, rasa sakit itu akan terasa selamanya (Lance Amstrong)

Tiga hal penting untuk mencapai kebahagiaan adalah sesuatu untuk dikerjakan, untuk dicintai, dan untuk diharapkan (Allan K Chalmers)

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan portofolio Proses Belajar Mengajar (PBM) 1. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama kepada dosen pengampu matakuliah PBM 1 yaitu Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd dan Dr. Ibrohim, M.Si yang telah memberikan dan mengarahkan kami dan mentransfer ilmunya kepada kami dalam mata kuliah Proses Belajar Mengajar 1 ini, dan tidak lupa kepada teman-teman yang telah membantu dalam proses penyusunan portofolio ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Portofolio ini kami susun sebagai tugas akhir mata kuliah Proses Belajar Mengajar (PBM) 1. Portofolio ini kami merupakan kumpulan dari seluruh tugastugas selama satu semester. Tugas-tugas tersebut meliputi jurnal belajar, makalah, analisis artikel, dan model pembelajaran inovatif. Selain itu, portofolio ini digunakan sebagai salah satu assessment yang digunakan oleh pembimbing mata kuliah untuk menentukan kelulusan penyusun dalam mata kuliah Proses Belajar Mengajar 1 ini. Namun, dibalik semua itu, portofolio ini akan bermanfaat bagi kami untuk pencarian sumber-sumber bacaan mengenai pengajaran dan pendidikan suatu saat nanti. Ucapan terima kasih yang tidak terhingga penyusun sampaikan kepada dosen-dosen pembimbing mata kuliah PBM 1 yaitu Ibu Dr.Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd dan bapak Dr. Ibrohim, M.Si yang telah memberikan banyak masukan, nasehat, dan saran-saran sehingga terselesaikannya portofolio. Selain

itu, kepada seluruh rekan-rekan yang telah memberikan banyak bantuan dan masukannya selama proses pembelajaran ini dilaksanakan, baik secara langsung maupun tidak langsung, penyusun juga sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya. Penyusun telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan portofolio ini agar mendapatkan hasil yang terbaik, namun tentu saja masih banyak keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki. Kami menyadari portofolio yang kami buat ini masih banyak terdapat kekurangan dan atas kekurangan dan kesalahan kami, kami mohon maaf. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca yang sifatnya membangun agar ke depannya portofolio yang kami susun ini dapat menjadi lebih baik. Kami berharap portofolio ini dapat bermanfaat dan bernilai positif bagi semua pihak dan dapat dijadikan salah satu referensi bacaan terutama bagi civitas akademika Universitas Negeri Malang.

Malang, Penyusun,

Januari 2012

Fitria Lestari 110341509281

PENDAHULUANPendidikan merupakan masalah yang sangat penting dalam kehidupan, keberhasilan suatu bangsa atau negara sebagian besar ditentukan oleh maju mundurnya pendidikan di Negara tersebut. Kemajuan suatu bangsa hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan itu diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat Bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam mencapai perbaikan dan penyempurnaan kurikulum merupakan suatu tugas dan kewajiban bagi seluruh pengelolah pendidikan di Indonesia termasuk di dalamnya peran serta guru. Guru dituntut untuk memperbaiki cara mengajar dari waktu ke waktu artinya guru selalu mencari inovasi baru mengenai model dan penerapan pendekatan dalam pembelajaran. Metode mengajar merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi dalam belajar mengajar dan merupakan alat untuk mencapai tujuan belajar (Hasibuan, 1995). Sejauh ini, ada sebuah fenomena yang tidak bisa dipandang sebelah mata oleh para guru, dimana banyak peserta didik yang merasa sekolah ibarat penjara, sekolah tidak bisa menimbulkan semangat belajar. Bahkan lebih parah, banyak peserta didik yang paling suka bila sang guru absen, tanpa merasa kehilangan sesuatu. Boleh jadi, fenomena tersebut disebabkan selama ini peserta didik hanya diposisikan sebagai objek atau robot yang harus dijejali beragam materi sehingga membuat peserta didik tidak betah di kelas. Sedangkan, pengajaran yang baik yaitu ketika para peserta didik bukan hanya sebagai objek tapi juga subjek. Jadi

siswa akan menjadi aktif dan merasa betah serta paham terhadap penjelasan guru. Untuk mewujudkan hal ini dibutuhkan kejelian dan kreatifitas guru dengan cara mendesain model pembelajaran yang bisa mengena pada setiap gaya belajar para peserta didik. Jika pendidik menginginkan agar tujuan pendidikan tercapai secara efektif dan efisien, maka penguasaan materi saja tidaklah cukup. Ia harus menguasai berbagai teknik atau metode penyampaian yang tepat dalam proses belajar mengajar. Ia juga dapat mempergunakan metode mengajar secara bervariasi, sebab masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga dalam penggunaannya pendidik harus menyesuaikan dengan materi yang diajarkan dan kemampuan peserta didik. Pemilihan teknik dan metode yang tepat memerlukan keahlian tersendiri, sehingga pendidik harus pandai memilih dan menerapkannya. Dengan demikian diperlukan suatu pembaharuan pengetahuan oleh seseorang guru sebagai pendidik. Pembaharuan-pembaharuan maupun

pengetahuan seorang guru dapat ditingkatkan salah satunya lewat membaca dan mendengar. Hal tersebut senada dengan ungkapan Seorang pendidikan dituntut untuk belajar sepanjang hayat dan terus meningkatkan kemampuan serta pengetahuannya. Oleh karena itu, pembuatan portofolio terhadap semua tugastugas yang telah dikerjakan dan didapatkan juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan profesionalitas dan memudahkan kita sebagai guru untuk membuka dan mencari lagi file-file penting yang pernah kita buat. Penilaian portofolio bertujuan untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik dalam membangun dna merefleksikan suatu pekerjaan/tugas atau

karya melalui pengumpulan bahan-bahan yang relevan dengan tujuan dan keinginan yang dibangun peserta didik, sehingga hasil konstruksi tersebut dapat dinilai dan dikomentari oleh guru dalam periode tertentu. Jadi, penilaian portofolio merupakan suatu pendekatan dalam penilaian kinerja peserta didik atau digunakan untuk menilai kinerja. Makalah-makalah yang terdapat dalam portofolio ini sangat bervariasi jenisnya secara runtut dan sistematis. Makalah pertama berisi tentang Landasan filosofi belajar yang berisi, yaitu: Behaviorisme, Kognitivisme, Konstruktivisme, Revolusi Sosiokultural, Humanistik, Kognitif dan Metakognitif, serta

Perkembangan Kepribadian, Sosial, dan Moral. Makalah kedua yaitu mengenai pendekatan-pendekatan khusus pembelajaran biologi, yaitu: Fakta dan Konsep, Salingtemas/SETS, Keterampilan proses, Konstruktivisme dan Kontekstual, Kooperatif, Multikultural, dan PAIKEM. Makalah ketiga berisi tentang modelmodel pembelajaran, yaitu: Pengajaran Langsung, Siklus Belajar, Problem Based Learning, Project Based Learning, Kooperatif, Inkuiri-Diskoveri, dan

Meaningfull learning (bermakna). Makalah keempat yaitu Analisis Kritis Artikel, sedangkan Makalah kelima yaitu mengani Rancangan Model Pembelajaran Biologi Inovatif. Semua makalah tersebut diharapkan dapat berfungsi untuk meningkatkan kemampuan dan keprofesionalitasan seorang guru. Selain itu, portofolio ini berisikan jurnal belajar penulis selama masa perkuliahan PBM 1 di Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

DAFTAR ISI Halaman Judul............................................................................................... i Kata Pengantar .............................................................................................. ii Daftar Isi........................................................................................................ iii I. PENDAHULUAN ............................................................................... iv II. JURNAL BELAJAR ............................................................................ v 2.1 Agustus 2011 .................................................................................. 1 2.2 September 2011 .............................................................................. 2 2.3 Oktober 2011 .................................................................................. 45 2.4 November 2011 .............................................................................. 145 2.5 Desember 2011............................................................................... 425 III. MAKALAH ......................................................................................... 540 3.1 Makalah I Landasan Filofofi Belajar Revolusi Sosiokultural ........ 540 3.1.1 Refleksi Diri .......................................................................... 575 3.2 Makalah II Pendekatan SaLingTeMas/SETS................................. 577 3.2.1 Refleksi Diri .......................................................................... 594 3.3 Makalah III Model Pembelajaran Kooperatif ................................ 596 3.3.1 Refleksi Diri .......................................................................... 621 3.4 Makalah IV Analisis Kritis ............................................................ 623 3.4.1 Refleksi Diri .......................................................................... 656 3.5 Makalah V Rancangan Model Pembelajaran Biologi Inovatif ...... 658 3.5.1 Refleksi Diri .......................................................................... 694 IV. REFLEKSI DIRI AKHIR SEMESTER ............................................... 696 V. PENILAIAN PORTOFOLIO .............................................................. 701

Nama NIM Kelas /Off Angkatan Jurnal belajar

: Fitria Lestari : 110341509281 :A/A : 2011

Entry untuk tiap bulan: Agustus 2011 September 2011 Oktober 2011 November 2011 Desember 2011 : 1 Entry : 2 Entry : 3 Entry : 7 Entry : 2 Entry

1. Jurnal Perkenalan, Sosialisasi RPP, dan Pembagian Tugas

1

1. Jurnal belajar presentasi makalah landasan filosofi belajar Behaviorisme, Kognitivisme, dan Konstruktivisme 2. Jurnal belajar presentasi makalah landasan filosofi belajar revolusi sosiokultural, humanistik, perkembangan kognitif dan metakognitif, serta perkembangan kepribadian, sosial, dan moral

2

1. Jurnal belajar presentasi makalah pendekatan fakta dan konsep, SaLingTeMas, Keterampilan Proses, dan Konstruktivisme dan Kontekstual 2. Jurnal belajar presentasi makalah pendekatan Kooperatif, Multikultural, dan PAIKEM 3. Jurnal belajar presentasi makalah model pembelajaran Langsung, Siklus Belajar, Problem Based Learning, dan Project Based Learning

45

1. Jurnal belajar presentasi makalah model pembelajaran Kooperatif, InkuiriDiskoveri, dan Meaningfull learning (pembelajaran bermakna) 2. Jurnal belajar presentasi makalah Analisis Kritis I 3. Jurnal belajar presentasi makalah Analisis Kritis II 4. Jurnal belajar presentasi makalah Analisis Kritis III 5. Jurnal belajar presentasi makalah Analisis Kritis IV 6. Jurnal belajar Rencana Pembelajaran Inovatif dalam Pembelajaran biologi I 7. Jurnal belajar Rencana Pembelajaran Inovatif dalam Pembelajaran biologi II145

1. Jurnal belajar Rencana Pembelajaran Inovatif dalam Pembelajaran Biologi II

2. Jurnal belajar Rencana Pembelajaran Inovatif dalam Pembelajaran Biologi III

425

MAKALAH I LANDASAN FILOSOFI BELAJAR REVOLUSI SOSIOKULTURAL

540

REFLEKSI MAKALAH IPersoalan pendidikan merupakan masalah yang sangat rumit, namun masalah tersebut harus segera ditangani karena pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk memajukan suatu bangsa. Bangsa yang ingin maju, membangun, berusaha memperbaiki keadaan masyarakat dan dunia, tentu mengatakan bahwa pendidikan merupakan kunci, dan tanpa kunci itu usaha mereka akan gagal. Cara dan sistem pendidikan yang ada sering menjadi sasaran kritik dan kecaman karena seluruh daya guna pendidikan tersebut diragukan. Generasi muda banyak yang memberontak terhadap metode-metode dan sistem pendidikan yang ada. Jika kita terus melangkah dengan mengemas pandidikan, pembelajaran, dan belajar seperti sekarang ini, kita akan bertemu dengan peserta didik yang cenderung bertindak kekerasan, pemaksaan kehendak, dan pemerkosaan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, kita sebagai pendidik seharusnya dapat memandang dan mengajarkan siswa tidak hanya dari lingkungannya saja tetapi juga harus diperhatikan sosiokulturalnya. Ada dua tokoh pelopor teori revolusi sosiokultural ini, yaitu Ki Hadjar Dewantara yang terkenal dengan Ing Ngarso Sung Tu Lodo (didepan memberikan contoh/teladan), Ing Madya Mangun Karso (ditengah menjadi penyemangat atau pemotivator), dan Tut Wuri Handayani (dibelakang mendorong), dan Dr. Soedjatmoko yang membicarakan tentang tujuan hidup dari suatu masyarakat sebagai keseluruhan. Teori ini menjelaskan bahwa kesuksesan dalam belajar disebabkan karena adanya keaktifan dari peserta didik. Oleh karena itu, Piaget membagi perkembangan kognitif menjadi beberapa kelompok sesuai dengan tingkat 575

umurnya, yaitu: tahap sensorimotorik, tahap pra-operasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal. Selain Piaget, ada juga Vygotsky yang mengemukakan bahwa jalan pikiran seseorang harus dimengerti dari latar sosial-budaya dan sejarahnya. Artinya, untuk memahami pikiran seseorang bukan dengan cara menelusuri apa yang ada di balik otaknya dan pada kedalaman jiwanya, melainkan dari asal-usul tindakan sadarnya, dari interaksi sosial yang dilatari oleh sejarah hidupnya. Ada 3 konsep penting teori sosiogenesis Vygotsky tentang perkembangan kognitif yang sesuai dengan revolusi-sosiokultural dalam teori belajar dan pembelajaran adalah hukum genetik tentang perkembangan (genetic law of development), zona perkembangan proksimal (zone of proximal development), dan mediasi. Disini Vygotsky menekankan bagaimana seseorang berkembang dalam lingkungan yang berubah. Dengan berfokus pada individu atau pun pada lingkungan tidak cukup untuk menjelaskan mengenai perkembangan seseorang. Untuk itu perkembangan sebaiknya dipelajari dari konteks sosial dan budaya. Melalui pembahasan dan diskusi makalah mengenai Revolusi

Sosiokultural ini, saya jadi tahu bahwa kita sebagai seorang pendidik jangan hanya mengandalkan lingkungan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik, tetapi ada hal yang tidak kalah penting yaitu konteks sosial dan budayanya.

576

MAKALAH II PENDEKATAN BELAJAR SALINGTEMAS / SETS

577

REFLEKSI MAKALAH IIDalam pembelajaran yang efektif diperlukan berbagai unsur agar pembelajaran dapat berlangsung dengan baik serta sesuai seperti yang diinginkan. Salah satu unsur tersebut adalah pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Terdapat bermacam-macam pendekatan dalam pembelajaran, antara lain: pendekatan fakta dan konsep, salingtemas, ketrampilan proses, konstruktivisme dan kontekstual, kooperatif, multikultural dan paikem. Salah satu pendekatan yang saat ini sering digunakan dan berhubungan dengan manusia dalam kehidupan seharihari adalah sains, teknologi dan masyarakat atau pendekatan salingtemas. Pembelajaran salingtemas merupakan pendekatan yang dapat mengajak siswa untuk mau dan mampu menerapkan prinsip sains dan menghasilkan suatu teknologi untuk memecahkan masalah di masyarakat. Strategi ini memadukan pemikiran STS (science, technology, and society) dan EE (environmental education) dengan memberi filosofi baru didalamnya. Dengan strategi SALINGTEMAS ini siswa dikondisikan agar mau dan mampu menerapkan prinsip sains untuk menghasilkan teknologi (sederhana atau rumit tergantung dengan jenjang pendidikannya), disertai dengan pemikiran untuk mengurangi atau mencegah kemungkinan dampak negatif yang mungkin timbul dari munculnya produk teknologi terhadap lingkungan dan masyarakat. Sains dan Teknologi dalam masyarakat saat ini semakin berkembang pesat sehingga membawa dampak kepada lingkungan serta masyarakat sendiri. Pendekatan Salingtemas dalam pembelajaran menekankan pada pengembangan

594

hubungan antara pengetahuan ilmiah siswa dengan pengalaman keseharian yang dialami. Pada pendekatan ini, terdapat dua konteks yang harus diperhatikan, yaitu: interaksi siswa dengan lingkungan sekitarnya dan cakupan sains melalui teknologi terhadap masyarakat. Jadi, menurut pendekatan ini, siswa belajar di lingkungan luar mengenai alam. Siswa memahami mengenai keseimbangan ekosistem jika tidak ada pengganggu keseimbangan tersebut. Pada suatu saat siswa menemukan ekosistem yang tidak seimbang, maka siswa akan menemukan sumber penyebab ketidakseimbangan dan berupaya mengaplikasikan cara yang bisa dilakukan siswa untuk meminimalisir ketidakseimbangan ekosistem tersebut. Unsur-unsur yang terdapat dalam pendekatan ini, yaitu: adanya pendekatan STM (Sains, Teknologi, dan Masyarakat), STL (Sains, Teknologi, dan Literasi), dan pembelajaran sains. Dengan adanya makalah, diskusi mengenai SaLingTeMas ini, saya mendapatkan sesuatu yang baru yang nantinya dapat berguna untuk kedepannya. Pada pendekatan ini memberitahukan kita selaku pendidik bahwa dalam pembelajaran siswa tidak hanya ditekankan pada Sainsnya saja, tetapi juga lebih ditekankan kepada Lingkungan, Teknologi, dan Masyarakatnya. Jadi, siswa dapat melihat suatu masalah yang ada dilingkungannya lalu mencari jawaban atas masalah yang timbul dalam pikirannya melalui teknologi, sains, dan terakhir masalah yang telah terjawab tersebut kemudian diaplikasikan ke dalam masyarakat sehingga dapat bermanfaat dan berguna bagi kehidupan orang banyak.

595

MAKALAH III MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

596

REFLEKSI MAKALAH III

Model pembelajaran kooperatif telah diyakini oleh banyak ahli pendidikan sebagai model pembelajaran yang dapat memberi peluang siswa untuk terlibat dalam diskusi, berpikir kritis, berani dan mau mengambil tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri. Meskipun model pembelajaran kooperatif mengutamakan peran aktif siswa bukan berarti guru tidak berpartisipasi, sebab dalam proses pembelajaran guru berperan sebagai perancang, fasilitaor dan pembimbing proses pembelajaran. Melalui makalah ini, saya menjadi lebih paham mengenai model kooperatif. Beberapa hal yang lebih meningkatkan pemahaman saya, yaitu: model kooperatif adalah model pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu 4-6 kelompok yang heterogen (digabungkan siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah) untuk memahami konsep atau materi yang disampaikan oleh guru. Adapun karakteristik dari pembelajaran kooperatif, yaitu: kerjasama antar siswa, heterogenisitas, dan mengutamakan penghargaan kelompok. Sedangkan ciri atau elemen penting dari kooperatif terdiri atas 5, yaitu: interaksi tatap muka, saling ketergantungan positif, akuntabilitas individual, keterampilan untuk menjalin hubungan antar pengetahuan, dan penghargaan kelompok. Model kooperatif diketahui bertujuan untuk meningkatkan hasil akademik siswa, menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai perbedaan latar belakang belajar, budaya, ras, agama, maupun kemampuan akademik yang berbeda, dan meningkatkan keterampilan kerja sama antar siswa.

621

Model pembelajaran kooperatif sangat berbeda dengan pengajaran langsung. Di samping model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik, model pembelajaran kooperatif juga efektif untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa (Usman, 2002 : 30). Jadi pola belajar kelompok dengan cara kerjasama antar siswa dapat mendorong timbulnya gagasan yang lebih bermutu dan meningkatkan kreativitas siswa, pembelajaran juga dapat mempertahankan nilai sosial bangsa Indonesia yang perlu dipertahankan. Ketergantungan timbal balik mereka memotivasi mereka untuk dapat bekerja lebih keras untuk keberhasilan mereka, hubungan kooperatif juga mendorong siswa untuk menghargai gagasan temannya bukan sebaliknya. Jadi, pembelajaran kooperatif mencerminkan pandangan bahwa manusia belajar dari pengalaman mereka dan partisipasi aktif dalam kelompok kecil membantu siswa belajar keterampilan sosial yang penting, sementara itu secara bersamaan mengembangkan sikap demokrasi dan keterampilan berpikir logis. Berdasarkan diskusi dan pemaparan mengenai makalah model kooperatif ini, saya dapat memetik pengetahuan baru maupun menambah pengetahuan mengenai model ini. Walaupun model kooperatif terkesan sederhana namun dalam praktiknya model ini sangatlah sulit karena membutuhkan waktu dan kreatifitas dari guru.

622

MAKALAH IV ANALISIS KRITIS ARTIKEL

623

REFLEKSI MAKALAH IVBerdasarkan analisis kritis dan diskusi mengenai Pengembangan Program Perkuliahan Zoologi Invertebrata (P3ZI) Berbasis Keterampilan Berpikir Kritis ini banyak hal-hal baru dan unik terutama mengenai berpikir kritis. Artikel ini menjelaskan bahwa Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan merupakan model pengembangan teoritis yang menggambarkan kerangka berpikir yang didasarkan pada teori-teori yang relevan dan didukung oleh data empirik. Penelitian ini dirancang dalam tiga tahap. Ketiga tahap tersebut merupakan adaptasi dari 10 tahap penelitian pengembangan yang dikemukakan oleh Gall, et al. (2003), yaitu: (1) tahap pendahuluan, terdiri atas: studi pendahuluan, kajian teoritis dan validasi oleh penimbang ahli (expert judgment), (2) uji coba dalam skala kecil (uji coba draf program perkuliahan yang dikembangkan, meliputi: draf satuan acara perkuliahan, bahan ajar teori dan praktikum, instrumen tes keterampilan berpikir kritis), dan (3) uji coba dalam skala lebih luas (uji draf program perkuliahan yang telah direvisi berdasarkan hasil uji coba skala kecil). Tahap 2 dan 3 disebut tahap pengembangan program perkuliahan. Setelah saya membaca artikel ini, saya merasa mendapat informasi baru yang sangat berguna bagi saya nantinya. Walaupun sebenarnya saya tidak begitu paham dengan penelitian pada artikel ini karena artikel ini berhubungan dnegan penelitian pendidikan. Jujur, saya kurang paham pada penelitian pendidikan karena menurut saya penelitian pendidikan itu rumit dan tidak ada tantangan didalamnya, tetapi saya harus berusaha untuk memulai memahami dan menyenangi pendidikan karena itu merupakan tuntutan dari background ilmu 656

saya. Oleh karena itu, saya harus banyak bertanya, membaca, atau sharing dengan teman. Selain itu, hal yang sangat mendorong saya untuk mempelajari PBM yaitu karena dosen yang mengajar sangat berdedikasi sehingga ketidakpahaman saya selama ini dapat terjawab dan terungkap satu demi satu. Adapun pernyataan dari analisis ini yang dapat mempengaruhi saya, yaitu pada artikel ini dijelaskan bahwa kemampuan berpikir kritis adalah suatu alat untuk menumbuhkan gagasan yang original, meningkatkan meningkatkan fleksibilitas, dan meningkatkan rasa ingin tahu,

kemampuan mengidentifikasi

hubungan antar konsep atau gagasan sehingga sangat membantu para guru dalam mendesain program pembelajaran. Dari pernyataan tersebut, dapat diketahui bahwa sangat sulit untuk mengembangkan dan mencoba keterampilan berpikir kritis, tetapi pepatah mengatakan bahwa bersakit-sakit dahulu dan bersenang-senang kemudian. Jadi, tidak ada sesuatu yang baru dimulai merupakan sesuatu yang mudah untuk kita pelajari dan pahami. Diawal kita semua pasti akan merasakan kesulitan untuk mencoba dan meningkatakan keterampilan berpikir kritis kita tetapi lama kelamaan hal tersebut pasti akan terasa mudah karena kita sudah terbiasa untuk menggunakan keterampilan berpikir kritis tersebut.

657

MAKALAH V RANCANGAN PEMBELAJARAN INOVATIF

658

REFLEKSI MAKALAH VRancangan pembelaran inovatif yang saya presentasikan yaitu

menggunakan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD pada materi Rantai makanan dan jaring-jaring makanan. RPP yang saya buat yaitu RPP berkarakter, jadi didalam RPP tersebut ada unsur-unsur kognitif, afektif, dan psikomotorik. Adapun alasan saya menggunakan model pembelajaran tersebut pada materi rantai makanan dan jaring-jaring makanan karena sekolah tempat saya PPL kemarin memiliki kondisi: siswanya kurang memiliki keterampilan dalam bekerja sama, malas dalam membaca dan belajar, serta tidak mau menerima kelompok jika teman-temannya tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Oleh karena itu, untuk mengubah sikap mereka dalam berkelompok saya menggunakan model ini sebagai alternatif penanangannya. Model kooperatif seperti yang telah dijelaskan pada pertemuan-pertemuan sebelumnya yaitu suatu model pembelajaran dengan membagi siswa dalam kelas menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4-6 kelompok yang heterogen (digabungkan siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah sehingga mereka tidak complain lagi) untuk saling mambantu dalam menangani masalah yang guru ajukan. Elemen-elemen penting dalam model ini, yaitu: adanya saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, memiliki keterampilan untuk menghubungkan antar pengetahuan, dan yang pastinya yaitu penghargaan kepada kelompok terbaik. Selain alasan diatas, model kooperatif ini juga bertujuan untuk meningkatkan nilai akademik siswa, membuat siswa untuk menerima teman 694

sekelompokknya yang terdiri dari latar belakang ras, budaya, agama, dan kemampuan akademik yang berbeda, serta dapat meningkatkan keterampilan kerja sama mereka. Model ini menekankan kerja sama dan tanggung jawab setiap anggota kelompok dalam kelompoknya sesuai dengan materi atau tugas yang didapat. Pembuatan RPP ini membuat saya lebih mengerti dan paham bahwa segala sesuatu itu dapat dikerjakan dengan mudah jika kita berpikir itu adalah mudah tetapi ketika kita berpikir membuat RPP itu susah maka sampai kapanpun itu akan menjadi boomerang dalam hidup kita sebagai seorang pendidik. Padahal RPP adalah landasan atau pegangan kita dalam mengajarkan materi yang akan kita sampaikan. Dengan kata lain RPP menjadi kitabnya guru atau para pendidik. Saya mengakui bahwa awalnya sangat sulit untuk membuat RPP tetapi lama kelamaan itu menjadi mudah, hal itu sejalan dengan ungkapan Ala Bisa karena Biasa dan saya sependapat dengan ungkapan tersebut. Namun, saya masih sangat mengakui kekurangan saya dalam membuat RPP tersebut terutama dalam hal menentukan tujuan pembelajaran yang merupakan pengembangan dari indikator. Hal itu disebabkan karena saya bingung dalam memilih dan menetapkan tujuan pembelajaran yang pas untuk materi yang akan disampaikan pada saat itu. Kebingungan tersebut terkadang menyebabkan RPP yang saya buat memiliki isi yang sama antara indikator dan tujuan pembelajaran. Tetapi saya tidak akan pernah putus asa dalam membuat RPP yang lebih baik lagi kedepannya karena RPP sangat bermanfaat dan berguna bagi saya kedepannya sebagai calon pendidik baik ditingkat sekolah maupun tingkat perguruan tinggi nantinya.

695

REFLEKSI AKHIR SEMESTERPembelajaran mata kuliah PBM Biologi I ini telah dilaksanakan selama satu semester. Berbagai materi, masukan, saran, dan kritikan telah disampaikan oleh dosen pengampu kami yaitu Dr.Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd dan Dr. Ibrohim, M.Si. Masukan, saran, dan kritikan yang sangat berguna tersebut kami dapatkan ketika kami membuat makalah dan mempresentasikannya ke depan kelas sehingga kami bisa sharing mengenai apa yang telah kami buat. Tugas yang banyak ini pada awalnya adalah suatu hal yang sangat menakutkan dan beban untuk kami semua, tetapi lama kelamaan karena kami telah terbiasa hal itu menjadi menyenangkan. Hal itu dikarenakan, karena waktu yang diberikan dalam membuat makalah tersebut singkat atau terlalu dekat maka kami harus bisa mempergunakan waktu dengan sebaik-baiknya karena kalau tidak kami akan kewalahan dalam

membuatnya. Tetapi, kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam pembuatan dan presentasi dari apa yang telah kami dapatkan. Selama satu semester ini sangat banyak pengetahuan dan wawasan baru yang saya dapatkan di Pascasarjana Universitas Negeri Malang ini khususnya dalam bidang pendidikan Biologi. Jujur, saya sebenarnya kurang suka dengan hal-hal yang berbau-bau pendidikan atau hal yang menyinggung masalah itu, tetapi karena dosen-dosennya dapat menjelaskan dengan mudah dan langsung ke dunia nyata, hal itu membuat saya berbalik menjadi senang dan penasaran dengan hal-hal 696

yang berbau pendidikan itu sendiri. Walaupun pada awalnya saya sangat sulit untuk menerima apa yang telah dijelaskan tetapi saya tetap berusaha untuk menyerap hal itu karena hal itu adalah tantangan buat saya. Hal pertama yang sangat saya ingat yaitu penjelasan bapak ibrohim mengenai tingkatan kognitif yang harus guru buat dalam RPP nya karena selama ini kebanyakan yang diajarkan hanya mencakup tingkat C1-C3 saja tetapi untuk tingkat yang lebih tinggi C4-C6 belum ada. Selain itu, karena fokus guru hanya pada kognitif saja, menyebabkan unsur lain seperti afektif dan psikomotorik menjadi terlupakan. Oleh karena itu, sekarang telah diterapkan suatu jenis pendidikan yang kita kenal dengan pendidikan karakter, yang menekankan pada afektif dan psikomotorik tidak hanya kognitifnya saja. Kemudian, hal yang saya ingat lainnya yaitu ketika kami membahas mengenai landasan filosofi belajar Humanistik. Ibu Endah menjelaskan dan menyampaikan pengalamannya selama beliau berada di luar negeri (tepatnya dimana saya lupa). Beliau menyampaikan bahwa disana, guru memfasilitasi siswa-siswanya untuk belajar, misalnya: ketika ada seorang siswa tidak suka berkelompok maka guru akan menempatkannya ditempat atau ruang dimana dia dapat bebas berekspresi dengan dirinya sendiri. Hal itu, menurut beliau senada dengan landasan teori belajar humanistik yang pada dasarnya bertujuan untuk memanusiakan manusia dan membuat peserta didik merasa nyaman dalam menjalankan proses pembelajaran tanpa adanya tekanan dari luar ataupun dirinya sendiri. Jadi, teori humanistik yang disampaikan oleh ibu Endah memberikan saya

697

inspirasi dalam melaksanakan proses pembelajaran kedepannya ketika saya menjadi seorang pendidik di sekolah maupun perguruan tinggi. Lalu, hal lain yang tidak akan pernah saya lupakan yaitu penjelasan mengenai pembuatan RPP. Berkali-kali bapak Iborhim menekankan kepada kami bahwa RPP haruslah yang operasional yaitu harus bisa dipahami oleh guru yang lain dan tidak hanya oleh guru itu sendiri. Selain harus operasional, RPP juga harus berisi dan menggambarkan kegiatan yang akan guru laksanakan dan lakukan dalam proses pembelajaran di kelas. Kebanyakan RPP yang dibuat oleh para pendidik belum menggambarkan apa yang akan dilakukan karena yang mereka buat baru berupa angan-angan saja. Selanjutnya, hal yang tidak kalah pentingnya yaitu RPP harus lebih menekankan atau menggambarkan kegiatan yang akan siswa lakukan dalam proses pembelajaran. Jadi, pada intinya RPP adalah hal yang sering orang anggap mudah dalam pembuatannya tetapi pada kenyataanya hanya sedikit orang yang memahami bagaimana struktur isi RPP yang baik. Oleh karena itu, kita sebagai pendidik harus selalu mengasah kemampuan dalam membuat dan mempelajari hal-hal yang berkaitan dalam proses pembelajaran agar menjadi lebih baik lagi kedepannya. Guru yang professional tidaklah dilihat dari ilmu atau pengalaman yang dia miliki selama bertahun-tahun tetapi guru yang professional adalah guru yang tidak pernah berhenti untuk belajar dan mau menerima masukan serta saran dari orang-orang yang ada disekelilingnya tanpa

mempedulikan orang yang memberikan saran tersebut muda atau baru

698

mengenyam menjadi seorang pendidik. Banyak guru yang berpengalaman tetapi ilmu yang mereka punya hanyalah berupa pengalaman mereka selama ini dan tidak mau memperbaharui ilmu yang dia punyai tersebut padahal kita tahu bahwa ilmu bersifat tentatif, yaitu berubah terus dari waktu ke waktu (terutama untuk pelajaran sains). Salah satu cara untuk memperbaharui pengetahuan kita selaku calon pendidik harus lakukan adalah membaca dan mendengar informasiinformasi terbaru. Pada zaman sekarang, tidaklah sulit untuk

mendapatkan informasi terbaru karena sudah ada fasilitas internet. Selain itu, adanya tugas-tugas yang telah Ibu dan Bapak berikan ini akan menjadi sumber referensi bagi kami untuk kedepannya. Karena tugas-tugas dalam portofolio ini hampir mencakup semua yang dibutuhkan oleh guru. Adapun tugas-tugas tersebut, yaitu: 1) Landasan filosofi belajar (behaviorisme, kognitivisme, konstruktivisme, revolusi sosiokultural,

humanistik, perkembangan kognitif dan metakognitif, serta perkembangan kepribadian, sosial, dan moral), 2) Pendekatan dalam pembelajaran khususnya Biologi (fakta dan konsep, salingtemas, keterampilan proses, kosntruktivisme dan kontekstual, kooperatif, multikultural, dan PAIKEM), 3) Model pembelajaran (model pengajaran langsung, siklus belajar, problem based learning, project based learning, kooperatif, inkuiri-diskoveri, meaningfull learning). Selain ketiga hal tersebut, saya juga telah dilatih untuk

menganalisis artikel yang terkait dengan bidang saya yaitu Biologi. Pada tugas ini, saya menganalisis artikel mengenai keterampilan berpikir kritis.

699

Pada awalnya saya sempat bingung mengenai cara dalam membuat analisis terhadap suatu artikel karena memang saya akui belum pernah membuat dan melakukan analisis sebelumnya. Tetapi, saya tidak akan menyerah dengan kebingungan tersebut, karena saya mempunyai temanteman yang dapat saya jadikan sebagai sumber belajar dan menjawab kebingungan saya mengenai pembuatan artikel tersebut. Ketika saya mendapatkan contoh dan penjelasan mengenai analisis artikel, saya langsung mencobanya di rumah. Memang awalnya terasa sulit dan memusingkan untuk saya, tetapi lama kelamaan saya menjadi terbiasa dan paham dengan analisis artikel tersebut. Sedangkan untuk tugas sebagai pertemuan terakhir kami pada semester ini, yaitu Rancangan pembelajaran inovatif, saya membuat RPP dengan model kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran rantai makanan dan jaring-jaring makanan.

700