bahan paparan restrukturisasi ortala
TRANSCRIPT
1
Disampaikan pada Disampaikan pada Acara Konsultasi Organisasi dan Acara Konsultasi Organisasi dan Tatalaksana 25 Maret Tatalaksana 25 Maret 20102010
Oleh Oleh Biro PerencanaanBiro PerencanaanKementerian AgamaKementerian Agama
Parapat 2010
DASAR REFORMASI PERENCANAAN DAN DASAR REFORMASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN (MELALUI RESTRUKTURISASI PENGANGGARAN (MELALUI RESTRUKTURISASI PROGRAM DAN KEGIATAN)PROGRAM DAN KEGIATAN)
1.1. Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negaratentang Keuangan Negara
2.2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan tentang Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalPembangunan Nasional
TUJUANTUJUAN
1.1. Mewujudkan Perencanaan yang Mewujudkan Perencanaan yang Berorientasi Kepada Hasil (Outcome) dan Berorientasi Kepada Hasil (Outcome) dan Keluaran (Output) Sebagai Dasar Keluaran (Output) Sebagai Dasar Penerapan Akuntabilitas Kinerja Penerapan Akuntabilitas Kinerja Kementerian/Lembaga (Departemen Kementerian/Lembaga (Departemen Agama)Agama)
KERANGKA PEMIKIRAN REFORMASI KERANGKA PEMIKIRAN REFORMASI PERENCANAAN DAN PENGANGGARANPERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
1.1. Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting) yakni:(Performance Based Budgeting) yakni:Meningkatkan manfaat sumber daya yang dialokasikan Meningkatkan manfaat sumber daya yang dialokasikan terhadap pencapaian hasil (outcome) dan keluaran terhadap pencapaian hasil (outcome) dan keluaran (output) yang terkait dengan 3 hal yaitu:(output) yang terkait dengan 3 hal yaitu:- Pengukuran kinerja- Pengukuran kinerja
- Pengukuran biaya untuk menghasilkan penggunaan - Pengukuran biaya untuk menghasilkan penggunaan informasi kinerja outcome dan output informasi kinerja outcome dan output
-Penilaian keefektifan dan efisiensi belanja dengan -Penilaian keefektifan dan efisiensi belanja dengan berbagai alat analisisberbagai alat analisis
Lanjutan Kerangka PemikiranLanjutan Kerangka Pemikiran
Penerapan Perencanaan dan Penganggaran BerbasisPenerapan Perencanaan dan Penganggaran Berbasis Kinerja mencakup 3 prinsip yaitu:Kinerja mencakup 3 prinsip yaitu:
-- Alokasi anggaran berorientasi pada kinerja Alokasi anggaran berorientasi pada kinerja (output an(output and d outcome oriented)outcome oriented)
-- Fleksibilitas pengelolaan anggaran untuk Fleksibilitas pengelolaan anggaran untuk mencapai hasil dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas mencapai hasil dengan tetap menjaga prinsip akuntabilitas (let the manager manage)(let the manager manage)
-- Money follow function, function followed by Money follow function, function followed by structure, yakni prinsip yang melekatkan tugas dan fungsi structure, yakni prinsip yang melekatkan tugas dan fungsi unit kerja pada struktur organisasi yang ada.unit kerja pada struktur organisasi yang ada.
Lanjutan Kerangka PemikiranLanjutan Kerangka Pemikiran
2.2. Perencanaan dan Penganggaran Berjangka Menengah Perencanaan dan Penganggaran Berjangka Menengah (Medium-Term Expenditure Framework) yakni:(Medium-Term Expenditure Framework) yakni:Pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan Pendekatan penganggaran berdasarkan kebijakan pengambilan keputusan, yang dilakukan dalam pengambilan keputusan, yang dilakukan dalam perspektif lebih dari satu tahun anggaran, dengan perspektif lebih dari satu tahun anggaran, dengan mempertimbangkan implikasi biaya keputusan yang mempertimbangkan implikasi biaya keputusan yang bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan bersangkutan pada tahun berikutnya yang dituangkan dalam prakiraan maju. Dengan demikian pendekatan dalam prakiraan maju. Dengan demikian pendekatan tersebut menggambarkan pencapaian sasaran atau tersebut menggambarkan pencapaian sasaran atau tujuan instansi pemerintah dalam rangka pelaksanaan tujuan instansi pemerintah dalam rangka pelaksanaan visi, misi dan strategi instansi pemerintah yang visi, misi dan strategi instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat pelaksanaaan kegiatan sesuai mengindikasikan tingkat pelaksanaaan kegiatan sesuai program yang telah ditetapkan dalam multi-tahunan.program yang telah ditetapkan dalam multi-tahunan.
Lanjutan Kerangka PemikiranLanjutan Kerangka Pemikiran
3.3. Sistem Penganggaran Terpadu (Unified Budgeting Sistem Penganggaran Terpadu (Unified Budgeting System) yakni:System) yakni:Penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan Penyusunan rencana keuangan tahunan yang dilakukan secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna secara terintegrasi untuk seluruh jenis belanja guna melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan melaksanakan kegiatan pemerintahan yang didasarkan pada prinsip pencapaian efisiensi alokasi danapada prinsip pencapaian efisiensi alokasi dana
KONSEP KERANGKA PENDANAANKONSEP KERANGKA PENDANAAN
1.1. Aggregate Fiscal Discipline yaitu:Aggregate Fiscal Discipline yaitu:Pelaksanaan kebijakan fiskal jangka menengah secara Pelaksanaan kebijakan fiskal jangka menengah secara konsisten; hal ini terkait dengan tahapan penyusunan konsisten; hal ini terkait dengan tahapan penyusunan kerangka ekonomi makro yang berkesinambungan dan kerangka ekonomi makro yang berkesinambungan dan sehat terhadap anggaran negarasehat terhadap anggaran negara
2.2. Allocative Efficiency yaitu:Allocative Efficiency yaitu:Alokasi pada prioritas untuk mencapai manfaat yang Alokasi pada prioritas untuk mencapai manfaat yang terbesar dari dana yang terbatas; melalui penerapan terbesar dari dana yang terbatas; melalui penerapan Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah, yang terdiri Kerangka Pengeluaran Jangka Menengah, yang terdiri dari penerapan Prakiraan Maju (Forward Estimates), dari penerapan Prakiraan Maju (Forward Estimates), Anggaran Berbasis Kinerja, dan Anggaran Terpadu.Anggaran Berbasis Kinerja, dan Anggaran Terpadu.
Lanjutan konsep …Lanjutan konsep …
Hal ini menuntut perlakuan prioritas terhadap anggaran Hal ini menuntut perlakuan prioritas terhadap anggaran guna mencapai sasaran pembangunan yang diwujudkan guna mencapai sasaran pembangunan yang diwujudkan dengan mempertegas keterkaitan yang erat antara dengan mempertegas keterkaitan yang erat antara prioritas, program, dan kegiatan pokok dengan prioritas, program, dan kegiatan pokok dengan penganggarannya.penganggarannya.
3.3. Operational Efficiency yaitu:Operational Efficiency yaitu:Pelaksanaan efisiensi dengan cara meminimalkan biaya Pelaksanaan efisiensi dengan cara meminimalkan biaya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Konsep untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Konsep ini menekankan pada efisiensi sumber daya yang ini menekankan pada efisiensi sumber daya yang digunakan oleh pengguna anggaran dibandingkan digunakan oleh pengguna anggaran dibandingkan dengan output yang dihasilkan oleh pengguna anggaran dengan output yang dihasilkan oleh pengguna anggaran tersebut. Sedangkan penerapan konsep tersebut tersebut. Sedangkan penerapan konsep tersebut melalui pelaksanaan kegiatan dengan biaya sehemat melalui pelaksanaan kegiatan dengan biaya sehemat mungkin, namun tetap dapat mencapai sasaran yang mungkin, namun tetap dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan.telah ditetapkan.
Lanjutan konsep …Lanjutan konsep …
Hal ini menuntut perlakuan prioritas terhadap anggaran Hal ini menuntut perlakuan prioritas terhadap anggaran guna mencapai sasaran pembangunan yang diwujudkan guna mencapai sasaran pembangunan yang diwujudkan dengan mempertegas keterkaitan yang erat antara dengan mempertegas keterkaitan yang erat antara prioritas program dan kegiatan pokok dengan prioritas program dan kegiatan pokok dengan penganggarannya.penganggarannya.
4.4. Operational Efficiency yaitu:Operational Efficiency yaitu:Pelaksanaan efisiensi dengan cara meminimalkan biaya Pelaksanaan efisiensi dengan cara meminimalkan biaya untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Konsep untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Konsep ini menekankan pada efisiensi sumber daya yang ini menekankan pada efisiensi sumber daya yang digunakan oleh pengguna anggaran dibandingkan digunakan oleh pengguna anggaran dibandingkan dengan output yang dihasilkan oleh pengguna anggaran dengan output yang dihasilkan oleh pengguna anggaran tersebut. Sedangkan penerapan konsep tersebut tersebut. Sedangkan penerapan konsep tersebut melalui pelaksanaan kegiatan dengan biaya sehemat melalui pelaksanaan kegiatan dengan biaya sehemat mungkin, namun tetap dapat mencapai sasaran yang mungkin, namun tetap dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan.telah ditetapkan.
TUGAS FUNGSI KEMENTERIAN AGAMATUGAS FUNGSI KEMENTERIAN AGAMA
Membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian Membantu Presiden dalam menyelenggarakan sebagian tugas pemerintahan di bidang keagamaantugas pemerintahan di bidang keagamaan
TUGAS
1.1. Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan Perumusan kebijakan nasional, kebijakan pelaksanaan dan kebijakan teknis di bidang Keagamaan;dan kebijakan teknis di bidang Keagamaan;
2.2. Pelaksanaan urusan Pemerintah di bidang Keagamaan;Pelaksanaan urusan Pemerintah di bidang Keagamaan;3.3. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara;Pengelolaan barang milik/kekayaan negara;4.4. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidang Pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidang
pembinaan kehidupan keagamaan;pembinaan kehidupan keagamaan;5.5. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran dan
pertimbangan di bidang pelaksanaan tugas dan fungsi pertimbangan di bidang pelaksanaan tugas dan fungsi departemen kepada Presidendepartemen kepada Presiden
FUNGSI
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN BAGAN STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN AGAMAAGAMA
MENTERI AGAMA
INSPEKTORAT JENDERAL
SEKRETARIAT JENDERAL
DITJEN PENDIDIKAN
ISLAM
DITJEN PHU
DITJEN BIMAS KRISTEN
DITJEN BIMAS KATOLIK
DITJEN BIMAS ISLAM
BADAN LITBANG &
DIKLAT
DITJEN BIMAS BUDHA
DITJEN BIMAS HINDU
RESTRUKTURISASI PROGRAM DAN
KEGIATAN
PROGRAMPROGRAM
PROGRAM adalah penjabaran dari kebijakan sesuai dengan visi dan misi K/L yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi unit eselon I berisi satu atau beberapa kegiatan untuk mencapai hasil dengan indikator kinerja yang terukur
PROGRAM merupakan implementasi dari pencapaian Sasaran Strategis (Outcome K/L) yg menjadi tanggung jawab Unit Organisasi (Es. I)
berdasarkan akuntabilitas organisasi, satu program hanya dimiliki oleh satu penanggungjawab yaitu unit Eselon I
RESTRUKTURISASI PROGRAMRESTRUKTURISASI PROGRAM
JENIS PROGRAMJENIS PROGRAM
PROGRAM GENERIK
Program untuk Eselon.IA sejenis yang mendukung pelayanan aparatur dan/atau administrasi pemerintahan (pelayanan internal).
PROGRAM-PROGRAM GENERIK :1.SEKJEN :
DUKUNGAN MANAJEMEN DAN PELAKSANAAN TUGAS TEKNIS LAINNYA NAMA K/L
PENINGKATAN SARANA DAN PRASARANA APARATUR2.ITJEN : PENGAWASAN DAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS APARATUR NAMA K/L3.LITBANG : PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN NAMA K/L4.DIKLAT SDM : PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR NAMA K/L
JENIS PROGRAMJENIS PROGRAM
PROGRAM TEKNIS
Program yang menghasilkan pelayanan kpd kelompok sasaran/ masyarakat. (pelayanan eksternal), disesuaikan dengan karakteristik K/L
PROGRAM-PROGRAM TEKNIS :KEMENTERIAN 1 Program Teknis untuk 1 Eselon I A teknis
KEGIATANKEGIATAN
KEGIATAN adalah penjabaran dari program yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi unit eselon II / Satker atau penugasan tertentu K/L yang berisi satu atau beberapa sub kegiatan untuk mencapai keluaran dengan indikator kinerja yang terukur
KEGIATAN dalam rangka pencapaian kinerja Unit Organisasi (Eselon I) yang mencerminkan Tugas dan Fungsi Eselon II / Satker.
KEGIATAN FUNGSIONAL
KEGIATAN FUNGSIONAL BERUPA :I.KEGIATAN GENERIK :A.UNIT ORGANISASI PUSAT : Bersifat pelayanan internal. Nomenklatur Kegiatan dijadikan unik dengan menambah nama unit Eselon I nya, atauNomenklatur Kegiatan dijadikan unik dengan membedakan bidang tugas sesuai tusi masing Eselon II nya.B.UNIT ORGANISASI VERTIKAL DI DAERAH:PELAKSANAAN 6 KEWENANGAN PUSAT (Politik Luar Negeri, Pertahanan, Keamanan, Yustisi, Moneter dan Fiskal Nasional, Agama)PELAKSANAAN DILUAR 6 KEWENANGAN PUSATII.KEGIATAN TEKNIS :Merupakan kegiatan pelayanan eksternal yang spesifik sesuai dengan pelayanan Es.II teknis.Termasuk didalamnya pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
KEGIATAN FUNGSIONAL BERUPA :I.KEGIATAN GENERIK :A.UNIT ORGANISASI PUSAT : Bersifat pelayanan internal. Nomenklatur Kegiatan dijadikan unik dengan menambah nama unit Eselon I nya, atauNomenklatur Kegiatan dijadikan unik dengan membedakan bidang tugas sesuai tusi masing Eselon II nya.B.UNIT ORGANISASI VERTIKAL DI DAERAH:PELAKSANAAN 6 KEWENANGAN PUSAT (Politik Luar Negeri, Pertahanan, Keamanan, Yustisi, Moneter dan Fiskal Nasional, Agama)PELAKSANAAN DILUAR 6 KEWENANGAN PUSATII.KEGIATAN TEKNIS :Merupakan kegiatan pelayanan eksternal yang spesifik sesuai dengan pelayanan Es.II teknis.Termasuk didalamnya pelaksanaan Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
KEGIATANKEGIATAN
KEGIATAN DALAM RANGKA PENCAPAIAN SASARAN NASIONAL YANG MERUPAKAN PENUGASAN TERTENTU KEPADA K/L SEBAGAI WUJUD PELAKSANAAN PRIORITAS NASIONAL /PLATFORM PRESIDEN TERPILIH SESUAI DENGAN TUGAS DAN FUNGSI ESELON II NYA
KEGIATAN DALAM RANGKA PENCAPAIAN SASARAN NASIONAL YANG MERUPAKAN PENUGASAN TERTENTU KEPADA K/L SEBAGAI WUJUD PELAKSANAAN PRIORITAS NASIONAL /PLATFORM PRESIDEN TERPILIH SESUAI DENGAN TUGAS DAN FUNGSI ESELON II NYA
KEGIATAN PRIORITAS NASIONALKEGIATAN PRIORITAS NASIONAL
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI PERMASALAHAN YANG DIHADAPI KEMENTERIAN AGAMAKEMENTERIAN AGAMA
1.1. Kementerian Agama sebagai instansi vertikal Kementerian Agama sebagai instansi vertikal mengalami kesulitan di dalam menentukan kegiatan mengalami kesulitan di dalam menentukan kegiatan untuk satuan kerja ditingkat Kantor Wilayah (Kanwil), untuk satuan kerja ditingkat Kantor Wilayah (Kanwil), dikarenakan karakteristik satker Kanwil yang memiliki dikarenakan karakteristik satker Kanwil yang memiliki beragam jenis kegiatan yang merupakan turunan beragam jenis kegiatan yang merupakan turunan kegiatan dari masing-masing unit eselon I pusat;kegiatan dari masing-masing unit eselon I pusat;
2.2. Sebelumnya banyak satuan kerja yang menggunakan Sebelumnya banyak satuan kerja yang menggunakan lebih dari 1 fungsi dan programlebih dari 1 fungsi dan program
3.3. Menentukan indikator kinerja program dan kegiatan Menentukan indikator kinerja program dan kegiatan
2020
Kegiatan PrioritasKegiatan Prioritas Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian AgamaTugas Teknis Lainnya Kementerian Agama
1.1. Pembinaan Administrasi PerencanaanPembinaan Administrasi Perencanaan2.2. Pembinaan Administrasi KepegawaianPembinaan Administrasi Kepegawaian3.3. Administrasi Keuangan dan BMNAdministrasi Keuangan dan BMN4.4. Pembinaan Administrasi Organisasi &Tata LaksanaPembinaan Administrasi Organisasi &Tata Laksana5.5. Pembinaan Administrasi Hukum & KLNPembinaan Administrasi Hukum & KLN6.6. Pembinaan Administrasi UmumPembinaan Administrasi Umum7.7. Pembinaan Administrasi Pusat Kerukunan Hidup Umat Pembinaan Administrasi Pusat Kerukunan Hidup Umat
BeragamaBeragama8.8. Pembinaan Kerukunan Hidup Umat Beragama Pembinaan Kerukunan Hidup Umat Beragama 9.9. Pembinaan Pendidikan Agama dan Keagamaan Khonghucu Pembinaan Pendidikan Agama dan Keagamaan Khonghucu 10.10. Pembinaan Administrasi Informasi Keagamaan dan Pembinaan Administrasi Informasi Keagamaan dan
KehumasanKehumasan11.11. Pembinaan Administrasi Korps Pegawai Republik Indonesia Pembinaan Administrasi Korps Pegawai Republik Indonesia
(KORPRI)(KORPRI)12.12. Pembinaan Administrasi Misi Haji IndonesiaPembinaan Administrasi Misi Haji Indonesia13.13. Pembinaan Administrasi Kantor Wilayah ProvinsiPembinaan Administrasi Kantor Wilayah Provinsi dan dan
Kantor Kementerian Agama Kabupaten/KotaKantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
2121
11 Program Kementerian Agama11 Program Kementerian Agama
1.1. Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Program Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian AgamaTugas Teknis Lainnya Kementerian Agama
2.2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Negara Kementerian AgamaNegara Kementerian Agama
3.3. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur Kementerian AgamaAparatur Kementerian Agama
4.4. Program Penelitian Pengembangan dan Pendidikan Program Penelitian Pengembangan dan Pendidikan Pelatihan Kementerian AgamaPelatihan Kementerian Agama
5.5. Program Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.Program Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah. 6.6. Program Pendidikan IslamProgram Pendidikan Islam 7.7. Program Bimbingan Masyarakat IslamProgram Bimbingan Masyarakat Islam 8.8. Program Bimbingan Masyarakat KristenProgram Bimbingan Masyarakat Kristen 9.9. Program Program Bimbingan Masyarakat KatolikBimbingan Masyarakat Katolik10.10. Program Bimbingan Masyarakat HinduProgram Bimbingan Masyarakat Hindu11.11. Program Bimbingan Masyarakat BuddhaProgram Bimbingan Masyarakat Buddha
Kegiatan, Output, dan IndikatorKegiatan, Output, dan Indikator
Pembinaan Administrasi Organisasi &Tata Pembinaan Administrasi Organisasi &Tata Laksana Laksana 1.1.Tersedianya kebijakan administrasi,manajemen Tersedianya kebijakan administrasi,manajemen dan organisasi (AMO) dan organisasi (AMO) --Jumlah naskah pimpinanJumlah naskah pimpinan-Jumlah Paket kajian Jumlah Paket kajian 2.2. Tersedianya organisasi dan tata kerjaTersedianya organisasi dan tata kerja--% ketersediaan dokumen organisasi dan tata % ketersediaan dokumen organisasi dan tata kerjakerja--penyempurnaan struktur organisasi Kementerian penyempurnaan struktur organisasi Kementerian AgamaAgama
LanjutanLanjutan
3.3. Tersedianya standar pelayanan minimal serta Tersedianya standar pelayanan minimal serta sistem dan prosedur kerjasistem dan prosedur kerja-Jenis SPO -Jenis SPO -Jenis SPM-Jenis SPM
4.4. Tersedianya laporan evaluasi kinerja Tersedianya laporan evaluasi kinerja organisasiorganisasi-Jumlah laporan evaluasi kinerja organisasi -Jumlah laporan evaluasi kinerja organisasi -% tindak lanjut temuan yang berhasil -% tindak lanjut temuan yang berhasil diselesaikan diselesaikan
TERIMATERIMA KASIHKASIH