bahan makalah p1

20
LANJUTAN DARI BAHANNYA VICKY (BIOMEKANIKA GTSL) Sumber Potensial untuk Retensi Tambahan Kekuatan Adhesi dan Kohesi Untuk keperluan prostetik, adhesi dapat didefinisikan sebagai atraksi saliva ke denture base dan jaringan lunak, dan kohesi didefinisikan sebagai atraksi antar molekul saliva. Walaupun tidak mungkin dapat membentuk peripheral seal sekitar border GTSL, adhesi dan kohesi tetap dapt berperan pada retensi. Untuk menunjang efek ini, setiap denture base harus menutup area maksimum dari pendukung yang tersedia, dan harus beradaptasi secara akurat pada jaringan mukosa di bawahnya. Kontrol Friksional GTSL harus didesain sedemikian rupa sehingga terdapat guiding planes pada sebanyak mungkin gigi. Guiding planes adalah permukaan yang dipreparasi yang parallel antara satu dengan yang lain dan parallel dengan jalur penempatan dan pelepasan gigi tiruan. Plane ini dapat dibuat pada permukaan email atau permukaan restorasi. Kontak friksional dari prosthesis terhadap permukaan parallel dapat berkontribusi secara signifikan terhadap retensi dari GTSL.

Upload: veronica-maharani

Post on 19-Oct-2015

323 views

Category:

Documents


37 download

TRANSCRIPT

LANJUTAN DARI BAHANNYA VICKY (BIOMEKANIKA GTSL)

Sumber Potensial untuk Retensi TambahanKekuatan Adhesi dan KohesiUntuk keperluan prostetik, adhesi dapat didefinisikan sebagai atraksi saliva ke denture base dan jaringan lunak, dan kohesi didefinisikan sebagai atraksi antar molekul saliva. Walaupun tidak mungkin dapat membentuk peripheral seal sekitar border GTSL, adhesi dan kohesi tetap dapt berperan pada retensi. Untuk menunjang efek ini, setiap denture base harus menutup area maksimum dari pendukung yang tersedia, dan harus beradaptasi secara akurat pada jaringan mukosa di bawahnya.

Kontrol FriksionalGTSL harus didesain sedemikian rupa sehingga terdapat guiding planes pada sebanyak mungkin gigi. Guiding planes adalah permukaan yang dipreparasi yang parallel antara satu dengan yang lain dan parallel dengan jalur penempatan dan pelepasan gigi tiruan. Plane ini dapat dibuat pada permukaan email atau permukaan restorasi. Kontak friksional dari prosthesis terhadap permukaan parallel dapat berkontribusi secara signifikan terhadap retensi dari GTSL.

Kontrol NeuromuscularKemampuan pasien untuk mengontrol aksi dari bibir, pipi, dan lidah dapat menjadi factor utama dalam retensi GTSL. Pasien yang tidak memliki kemampuan atau koordinasi untuk mengontrol pergerakan struktur ini tidak dapat menahan prosthesis. Desain dan kontur denture base dapat mempengaruhi kemampuan pasien untuk menahan GTSL. Setiap overextension pada denture base dapat berkontribusi pada perpindahan dari prosthesis. Akibatnya mechanism clasping tidak lagi pasif dan dapat memberikan gaya yang tidak diinginkan terhadap abutment. Gaya ini dapat mengakibatkan pergerakan gigi dan/atau ketidaknyamanan. Denture base yang memiliki kontur yang tepat dapat meningkatkan retensi dan stabilitas GTSL.

Posisi claspKebanyakan orang yang mendesai GTSL menggunakan terlalu banyak retentive clasp. Seringkali distribusi spasial retentive clasp lebih penting daripada banyaknya retentive clasp yang digunakan. Berikut adalah panduan yang harus diikuti ketika menentukan penempatan dari direct retainer:1. Konfigurasi quadrilateralKonfigurasi quadrilateral diindikasikan untuk kelas III, khususnya ketika ada ruang modifikasi di sisi seberang pada lengkungan. Retentive claspharus diposisikan pada anterior dan posterior dari edentulous space. Hal ini menciptakan situasi mekanis yang stabil dimana gaya ungkit akan dinetralkan.Untuk kelas III yang tidak terdapat ruang modifikasi, dua clasp diletakkan berdekatan dengan edentulous space, dan dua clasp diletakkan di seberangnya. Clasp yang diletakkan pada sisi lengkung yang utuh harus terpisah untuk stabilitas mekanis tambahan. Salah satu clasp harus diletakkan seposterior mungkin dan satunya lagi seanterior mungkin, dengan syarat masih memenuhi factor estetis. Desain tersebut sesaui dengan konsep quadrilateral dan mewakili metode efektif untuk mengontrol beban.

2. Konfigurasi tripodalDistribusi tripodaldigunakan terutama pada kelas III. Satu clasp harus diletakkan berdekatan dengan distal expansion space. Jika terdapat ruang modifikasi pada sisi kontralateral pada rahang, gigi yang terletak pada bagian depan dan bagian belakang dari space harus diberi clasp. Jika tidak terdapat ruang modifikasi, satu clasp harus diposisikan seposterior mungkin, dan satunya lagi diletakkan seanterior mungkin dengan syarat estetisnya baik, serta ruang dan kontur giginya masih memungkinkan.Dengan membuat pemisahan peletakkan clasp, stabilitas mekanis dapat ditingkatkan. Walaupun desain tripodal tidak seefektif konfigurasi quadrilateral, desain ini paling efektif dalam menetralisir gaya ungkit pada situasi kelas II.

3. Konfigurasi bilateralPada aplikasi untuk kelas I, gigi yang paling posterior dari masing-masing sisi harus di-clasp. Sayangnya, pada desain ini clasp hanya memberikan sedikit atau bahkan tidak sama sekali efek untuk menetralisir stress yang disebabkan gaya ungkit. Karenanya, stress ini harus dikontrol melalui sarana lainnya (misalnya direct retainer).

Desain Clasp1. Cast Circumferential Clasp Conventional cast circumferential clasp , yaitu cast circumferential clasp yang berasal dari disto-occlusal rest dan melibatkan mesio-facial retentive undercut tidak boleh digunakan pada dista extension GTSL. Sepertiga terminal clasp ini bereaksi terhadap pergerakan dari denture base kearah jaringan dengan menempatkan gaya tipping yang non-axial pada abutment yang berkaitan. Pada observasi klinis jangka panjang, ditemukan bahwa gaya ini sangatlah destruktif dan harus dihindari.Reverse circlet clasp, yaitu cast circumferential clasp yang berasal dari mesio-occlusal rest dan melibatkan distofacial retentive undercut, dapat digunakan untuk aplikasi distal extension. Mekanisme reverse circlet clasp sangat berbeda dari yang konvensional. Ketika beban oklusal doberikan pada denture base, retentive terminal pada reverse circlet clasp bergerak ke vertical undercut yang lebih besar, namun melibatkan tinggi kontur mesiodistal dari abutment.akibatnya, gaya kea rah mesial disampaikan ke abutment. Gaya ke mesial ini dapat ditoleransi dengan baik jika terdapat kontak proksimal yang sehat dengan gigi asli yang berdekatan (contoh buttressing)

2. Vertical Projection ClaspVertical projection T atau modified T clasp digunakan pada autment yang berdekatan dnegan distal extension edentulous space. Penggunaan desain clasp ini cocok hanya pada saat retentive undercut terletak pada permukaan distofacial dari abutment. Tidak diindikasikan ketika gigi hanya memiliki mesiofacial undercut.Upon loading of the extension base, distal rest berfungsi sebagai pusat rotasi. Ujung dari retentive clasp bergerak ke apical dan mesial. Hal ini meminimalisasi gaya torsi yang berpotensial merusak, ketika mentransmisikan gaya yang relative kecil dan mengarah ke mesial pada abutment.

3. Combination claspSeringnya gigi yang berdekatan dengan residual ridge distal extension memiliki mesiofacial undercut. Pada keadaan ini, combination clasp dapat digunakan untuk menurangi stress yang ditransmisikan ke abutment. Combination clasp terdiri atas elemen cast reciprocal dan wrought-wire retentive clasp. Wrought-wire clasp lebih flexible daripada conventional circumferential clasp.

Splinting pada Gigi AbutmentGigi yang memiliki penurunan jaringan periodontal dapat diperkuat dengan penggunaan splinting. Splinting dua gigi atau lebih dapat meningkatkan area ligament periodontal dan mendistribusikan beban secara lebih efektif.Penggunaan fixed restoration seringkali memiliki penstabilan gigi abutment dalam arah mesiodistal. Jika salah satu gigi yang dilibatkan dalam fixed splint adalah gigi kaninus, atau jika splint meluas ke anterior sekitar kurva lengkungan, gigi yang di-splint akan distabilkan dalam arah faciolingual.Fixed splint diindikasikan ketika kehilangan perlekatan periodontal sudah terjadi. Namun, jika gigi abutment yang benar-benar sudah lemah di-splint dengan gigi yang masih sehat, hal ini justru dapat merugikan, karena hasilnya justru melemahkan gigi abutment yang sehat daripada memperkuat gigi yang lemah. Salah satu pertimbangan yang paling penting dalam fixed splinting adalah ketika melibatkan gigi abutment yang hanya berdiri sendiri disamping distal extension space. Gigi tersebut dalam keadaan yang berisiko karena menahan gaya rotasi. Pada kebanyakan kasus, fixed splinting dapat meningkatkan stabilisasi.Dalam banyak kasus, splinting bisa didapatkan melalui penggunaan GTSL. Hal ini sebaiknya tidak dilakukan jika fixed splinting masih memungkinkan. Sebaiknya hanya dilakukan jika tidak ada pendekatan lain yang bisa diterapkan. Splinting terdiri atas clasping lebih dari satu gigi pada masing-masing sisi dari lengkung dan menggunakan rest tambahan untuk meningkatkan dukungan. Guiding plane menyediakan tambahan stabilitas horizontal. Keuntungan utama melakukan splinting dengan removable prosthesis adalah mendapatkan stabilisasi cross-arch. Gigi pada kedua sisi dari lengkung dental dapat menyediakan resistensi terhadap gaya horizontal. Dalam banyak kasus, splinting bisa didapatkan melalui penggunaan plating yang beradaptasi dengan baik pada permukaan lingual di semua gigi yang ada. Bentuk lain dari GTSL, seperti Swing-Lock partial denture, dapat digunakan untuk mensplinting gigi secara efektif.

Indirect RetentionIndirect retainer adalah komponen yang membantu dalam menahan rotasi dan/atau pergeseran dari GTSL. Karenanya, indirect retainer ditempatkan pada sisi dari fulcrum line berlawanan dengan denture base.Indirect retainer penting dalam desain GTSL kelas I dan kelas II. Karena posisinya, indirect retainer dapat meminimalisasi rotasi yang terjadi ketika dislodging force ditempatkan pada distal extension base. Indirect retainer juga mendorong pergerakan vertical dari prosthesis ketika dislodging force diaplikasikan. Oleh karenanya, kompnen ini dapat mereduksi gaya torsi pada abutment yang terkait. Indirect retainer harus selalu digunakan pada kelas I. Indirect retainer harus diposisikan seanterior mungkin dari fulcrum line.Walaupun indirect retainer tidak terlalu penting dalam kelas II, namun tetap dibutuhkan. Jika terdapat ruang modifikasi pada sisi tooth-supported, gigi abutment pada kedua sisi dari space harus di-rest.Jika tidak terdapat ruang modifikasi pada sisi tooth-supported, clasping menggunakan gigi paling posterior dengan kontur yang baik. Hal ini menempatkan fulcrum line dalam posisi posterior dan memungkinkan indirect retainer untuk diposisikan jauh dari sumbu rotasi. Untuk membentuk konfigurasi clasping yang diharapkan, abutment ketiga harus diletakkan pada tooth-supported side seanterior mungkin.Untuk kelas III, retensi indirect tidak biasanya dibutuhkan karena tidak ada extension base yang dapat menciptakan lengan pengungkit.Pada klasifikasi Kennedy kelas III tertentu, gigi yang terletak posterior terhadap edentulous space tidak menunjukkan kontur yang baik untuk retensi GTSL.

Auxiliary restsAuxiliary rests mungkin dibutuhkan untuk menyediakan dukungan vertical tambahan untuk lingual plate major connector dan large palatal majo connector. Auxiliary rests harus selalu mendampingi lingual plating gigi anterior dan harus diletakkan tidak lebih jauh dari fossae mesial dari gigi premolar pertama.

OklusiOklusi yang berfungsi baik yang selaras dengan pergerakan kedua sendi TMJ dan neuromusculature akan meminimalisasi beban yang ditransfer ke gigi dan jaringan lunak.Metal dari framework ataupun gigi tiruan dari GTSL tidak boleh menerima initial occlusal contact ketika rahang menutup. Semua komponen dari GTSL harus dikoordinasikan dengan pergerakan mandibula dan guiding influences dari gigi asli yang tersisa. Selanjutnya, kontak dari gigi asli yang tersisa harus sama pada saat GTSL dipasang dalam mulut ataupun pada saat tidak sedang dipasang.Permukaan oklusal dari gigi tiruan dapat mentransmisi beragam jumlah gaya pada struktur pendukung. Jumlah gigi yang digantikan dapat mereduksi jumlah beban yang ditransfer ke residual tidge.Gigi tiruan posterior harus memiliki cutting surface yang tajam untuk menghindari kebutuhan untuk force yang berlebih dalam mastikasi. Pada gigi tiruan kemiringan cuspal yang curan harus dihindari karena cenderung memungkinkan pembentukan gaya horizontal yang dapt menciptakan torsional stress pada gigi abutment.

Denture BaseDenture base harus didesain untuk menutupi area jaringan pendukung seluas mungkin. Dengan begitu stress dapat didistribusikan melalui permukaan yang lebih besar sehingga tidak ada area yang menerima stress melebihi batas fisiologis.Sayap denture base harus dibuat sepanjang mungkin untuk membantu menstabilkan gigi tiruan melawan pergerakan horizontal. Mandibular distal extension denture base harus selalu meluas ke area retromolar pad, sedangkan maxillary distal extension denture base harus selalu menutupi tuberositas. Namun oberextension denture base harus dihindari. Gangguan dengan pergerakan fungsional pada sekeliling jaringan lunak akan mengakibatkan pergeseran dari denture base. Akibat pergerakan ini, gaya yang tidak diharapkan akan diaplikasikan ke abutment.Semakin akurat adaptasi dari denture base ke residual ridge, semakin baik retensinya. Hal tersebut berkaitan dengan gaya adhesi dan kohesi. Denture base juga dapat melibatkan sedikit undercut jaringan yang berkontribusi untuk rentensi prosthesis.Permukaan eksternal dari denture base harus dikontur dengan tepat untuk membantu retensi dari prosthesis. Jika permukaan ini dikontur dengan baik, pergerakan dari partial denture akan berkurang.

Major ConnectorPada lengkung mandibula, lingual plate major connector yang didukung dengan tepat oleh rest dapat membantu dalam distribusi stress fungsional ke gigi yang tersisa. Lingual plate major connector efektif dalam mendukung gigi anterior yang kehilangan jaringan pendukung periodontal.Bentuk dari lingual plate juga menambah rigiditas pada major connector dengan meletakkan metal dalam banyak bidang. Penambahan rigiditas berkontribusi untuk keefektifan dari stabilisasi cross-arch. Beban yang dihasilkan pada salah satu sisi lengkung ditransmisikan melalui major connector ke gigi pada sisi lawan, sehingga mengurangi stress.Palatum keras seringkali menyediakan daerah untuk support. Maxillary major connector yang menggunakan maximum coverage dari daerah ini dapat berkontribusi terhadap dukungan, stabilitas, dan retensi dari prosthesis. Hal ini dapat mereduksi stress yang ditransfer ke abutment.

Minor ConnectorKontak antara email ke minor connector menyediakan dua tujuan utama. Pertama, menyediakan jalur insersi dan pelepasan yang berbeda, sehingga membantu dalam menahan prosthesis. Kedua, menyediakan stabilitas prosthesis dengan menyediakan penambahan resistensi terhadap gaya yang memiliki arah horizontal.Gaya ke lateral adalah gaya yang destruktif, karenanya penting untuk dikontrol. Jika guiding plane pada gigi abutment tambahan dilibatkan, gaya yang harus ditahan oleh setiap gigi dapat diminimalkan.

Rest dan Rest SeatsRest seats membantu dalam mengontrol stress dengan mengarahkan gaya didalam sumbu panjang dari abutment. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ligament periodontal dapat menahan gaya vertical, namun dapat hancur ketika diberikan gaya horizontal atau gaya torsi.Syarat rest seats yang paling penting adalah lantai dari preparasi harus membentuk sudut kurang dari 90 derajat dengan jalur insersi. Hal ini memungkinkan rest untuk memegang gigi dengan aman dan mencegah migrasinya. Occlusal rest seats harus memiliki kontur membulat yang halus. Ketika gaya diaplikasikan pada partial denture, rest harus bebas untuk bergerak dalam rest seat. Pergerakan dari rest dalam rest seat mirip dengan sendi ball-and-socket dan mengijinkan pelepasan stress yang dapt ditransferkan ke abutment. Jumlah gigi abutment mempengaruhi jumlah gaya yang harus ditahan oleh masing-masing gigi.

Sumber:Phoenix, Rodney D., David R. Cagna, Charles F. DeFreest. 2003. Stewarts Clinical Removable Partial Prosthodontics Third Edition. St. Louis: CV Mosby Co.