bahan makalah buku ajar 2

Upload: clarissa-ancella

Post on 16-Oct-2015

65 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

mpkt A

TRANSCRIPT

3. Perbedaan IndividualSetiap manusia mempunyai keunikan. Keunikan yang dimiliki oleh masing-masing pribadi tentunya tidak adakan sama satu sama lain, bahkan sepasang manusia kembar sekalipun. Perbedaan-perbedaan itu membawa pada keanke ragaman cara dalam memandang sesuatu, dalam bertindak pada berbagai situasi, dalam menentukan sasaran, dalam menilai dan lain sebagainyaKata individu berasal dari kata latin, yaitu individuum yang berarti yang tak terbagi. Individu merupakan sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi melainkan sebagai suatu kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian pendapat Dr. A. Lysen. Jadi, dapat disimpulkan bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas didalam lingkungan sosial.Ada berbagai teori kepribadian yang berusaha membantu kita memahami keanekaragaman individu. Salah satunya adalah teori kepribadian Myers-Briggs. Teori kepribadian Myers-Brigs merupakan hasil pemikiran dari sepasang psikolog, ibu dan anak, yaitu Katherine Briggs dan Isabella Myers Briggs. Mereka mengembangkan sebuah Model yang disebut Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), yang dikembangkan berdasarkan teori kepribadian Carl Jung.. Tes Kepribadian MBTI adalah psikotes yang bertujuan untuk mengetahui tipe-tipe kepribadian seseorang dalam lingkungannya. Tes ini dikembangkan oleh Katherine Cook Briss dan puterinya, Isabel Briggs Myers. Mereka mengembangkan tes ini sejak Perang Dunia II (1939-1945). Mereka percaya bahwa pengetahuan akan kepribadian dapat membantu perempuan yang akan memasuki dunia kerja di bidang industri. Setelah mengalami pengembangan, akhirnya Tes MBTI ini pertama kali dipublikasikan pada tahun 1962.Sampai saat ini tes MBTI adalah tes kepribadian yang paling banyak dipakai di dunia selain tes enneagram. Tes ini juga dipakai untuk mengetahui karakter kepribadian karyawan perusahaan agar dapat ditempatkan pada bidang-bidang yang membuat potensi karyawan tersebut optimal. MBTI berguna untuk mengenali perilaku dalam memperoleh dan memproses informasi, mengambil keputusan, dan cara berhubungan dengan dunia. MBTI membantu untuk mengenali rangkaian pilihan atau preferensi. Pilihan-pilihan perilaku ini memberi pemahaman mendalam tentang gaya kepemimpinan, gaya kerja, dan gaya komunikasi. MBTI mengukur pilihan, bukan kecakapan, kemampuan atau pengembangan diri yang dicapai. MBTI bersifat deskriptif, bukan bersifat menentukan. Adapun tujuan dari MBTI ini adalah untuk mengungkap kepribadian: arah, minat, kecakapan, kemampuan, gaya kerja, ataupun gaya komunikasi. Aplikasi praktis tes MBTI adalah:1. Memahami diri sendiri 2. Memahami orang lain3. Menghargai perbedaan4. Pengembangan diri5. Memilih karir6. Team building7. Penyelesaian konflik8. Memperbaiki komunikasiAdapun manfaat dari MBTI ini, antara lain :1. Bimbingan Konseling.MBTI sangat berguna di dunia pendidikan dan pengembangan karier. MBTI bisa digunakan sebagai panduan untuk memilih jurusan kuliah sampai dengan profesi yang cocok dengan kepribadian.2. Pengembangan Diri.Dengan MBTI kita bisa memahami kelebihan (Strength) diri kita sekaligus kelemahan (Weakness) yang ada pada diri sendiri. Kita bisa lebih fokus mengembangkan kelebihan kita sekaligus mencari cara memperbaiki sisi negatif kita.3. Memahami Orang Lain dengan lebih baik.MBTI membantu memperbaiki hubungan dan cara pandang kita terhadap orang lain. Kita bisa lebih memahami dan menerima perbedaan. Tidak semua orang berfikir, bersikap dan berperilaku seperti cara kita berperilaku. Jadi terimalah perbedaan yang ada.Namun banyak juga hal-hal yang perlu dihindari dari tes MBTI ini, antara lain :1. Menjadi AlasanSaya tidak mau berhubungan dengan banyak pelanggan dan mengurusi banyak klien sebab saya orang introvert. Contoh di atas sebaiknya Anda hindari karena sama saja Anda membatasi diri Anda sendiri. Kalau anda ingin meraih sesuatu yang besar atau kesuksesan apapun sebaiknya Anda berani keluar dari zona nyaman kepribadian Anda.2. LabellingDasar orang ekstrovert, sampai kapanpun kamu nggak tahu malu dan ngobrol ke sana ke mari dengan suara keras tentang aibmu sendiri Jangan menghakimi orang (terutama kelemahannya) dan membuat batasan bahwa mereka tidak bisa berubah. Berubah memang sulit tetapi bukan hal yang imposible.

Banyak istilah-istilah yang dapat terungkap dalam tes MBTI ini, salah satu contohnya adalah Topeng Kepribadian. Saya bingung. Mengapa di kantor saya cenderung A tetapi di rumah saya berubah menjadi Apa yang terjadi pada saya dan sebetulnya kecenderungan saya A atau B?Kepribadian kita punya dua lapisan : Asli dan Topeng. Tuntutan lingkungan atau pekerjaan sering membuat kita kemudian menggunakan topeng kepribadian.Apakah kepribadian asli kita bisa berubah menjadi kepribadian topeng kita?Mungkin saja, apalagi jika kepribadian topeng digunakan secara terus menerus dengan intensitas yang lebih banyak kemudian kita mulai lebih enjoy (menikmati/nyaman) dengan kepribadian topeng kita.Kemungkinan lain adalah kita hanya menggunakan kepribadian topeng pada saat-saat tertentu dan kembali lagi pada kepribadian asli saat lingkungan nyaman dan tidak menuntut kita menggunakan kepribadian topeng.Kemungkinan terakhir, kita akan tertekan dan tidak nyaman dengan kepribadian topeng yang dipaksakan. Jika kita punya kecenderungan seperti ini, sebaiknya kita tidak memilih pekerjaan yang tidak cocok dengan kepribadian kita. Mengapa? Sebab kita akan mempersulit diri sendiri, menghambat produktifitas serta membuat stress dan ketidakpuasan kerja.Apakah dengan kepribadian topeng berarti kita membohongi diri sendiri dengan tidak menjadi diri sendiri?Kepribadian topeng tidak selalu lebih baik atau lebih buruk dari kepribadian asli kita. Semua punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Menggunakan topeng bukan berarti membohongi diri sendiri selama digunakan untuk tujuan positif. Sebab, membohongi diri itu adalah ketika kita tidak menerima diri kita apa adanya (menolak takdir). Namun ketika kita menggunakan topeng untuk lebih mudah beradaptasi atau lebih efektif dalam penyelesaian tugas tanpa harus menolak siapa diri kita yang sebenarnya maka itu tidak masalah. Perlu dibaca keras-keras: Orang yang sehat secara mental adalah orang yang mampu menerima dirinya apa adanya serta takdir apapun yang menimpa dirinya.Dalam Tes MBTI ini, ada 4 dimensi kecenderungan sifat dasar manusia Dalam MBTI ini terdapat 4 dimensi yang berpacu pada 16 kepribadian, yaitu:1. Dimensi pemusatan perhatian : (I) Introvert/ Ekstrovert (E)2. Dimensi memahami informasi dari luar : (S) Sensing / Intuition (N)3. Dimensi menarik kesimpulan & keputusan : (T) Thinking / Feeling (F)4. Dimensi pola hidup : (J) Judging / Perceiving (P)Dengan demikian ada 16 tipe kepribadian seseorang yang dapat merupakan kombinasi dari empat Dimensi diatas. Kombinasi kepribadian MBTI ini adalah : 1. ESTJ : Extrovert, Sensing, Thingking, Judging (Konservatis-Disiplin)2. ENTJ : Extrovert, Intuition, Thingking, Judging(Pemimpin Alami)3. ESFJ : Extrovert, Sensing, Feeling, Judging (Harmoni)4. ENFJ : Extrovert, Intuition, Feeling, Judging (Meyakinkan)5. ESTP : Extrovert, Sensing, Thinking, Perceiving(Spontan)6. ENTP : Extrovert, Intuition, Thinking, Perceiving (Inovatif-Kreatif)7. ESFP : Extrovert, Sensing, Feeling, Perceiving (Murah Hati)8. ENFP : Extrovert, Intuition, Feeling, Perceiving(Optimis)9. INFP : Introvert, Intuition, Feeling, Perceiving (Idealis)10. ISFP : Introvert, Sensing, Feeling, Perceiving (Artistik)11. INTP : Introvert, Intuition, Thinking, Perceiving (Konseptual)12. ISTP : Introvert, Sensing, Thinking, Perceiving (Pragmatis)13. INFJ : Introvert, Intuition, Feeling, Judging (Reflektif)14. ISFJ : Introvert, Sensing, Feeling, Judging (Setia)15. INTJ : Introvert, Intuition, Thinking, Judging (Independent)16. ISTJ : Introvert, Sensing, Thinking, Judging (Bertanggung Jawab)Dalam tulisan ini akan dibahas 2 jenis dimensi, yaitu dimensi (T) Thingking / Feeling (F) dan dimensi (J) Judging / Perceiving (P) dengan merujuk kepada tes MBTI yang dikembangkan oleh Katherine Briggs dan Isabella Myers Briggs.

3.1 Empat Dimensi Tipe KepribadianSistem Tipe dari pengukuran kepribadian manusia didasarkan pada empat dimensi tipekepribadian MBTI yang telah disebutkan sebelum ini. Keempat dimensi ini bukan merupakansesuatu yang mutlak, melainkan mengestimasikan suatu titik dalam sebuah garis kontinum.(E) Exstraverts ____________________I___________________ Introverts (I)(S) Sensors _______________________I___________________ Intuitives(N)(T) Thinkers ____________________I___________________ Feelers(F)(J) Judgers _____________________I___________________ Perceivers(P)Misalnya, seberapa individu lebih ekstraversi daripada introversi. Oleh karena itu, sebaiknyafokus dalam mempelajari dan menganalisis tipe kepribadian kita maupun orang lain, hendaknya jangan hanya melihat pada satu tipe secara terisolasi, seperti hanya mempelajari tipe extravert saja, melainkan pelajari juga yang menjadi lawannya (introvert). Dengan cara demikian dapat ditentukan titik relatif lebih tepat, misalnya ada lebih banyak ciri tipe extravert yang cocok dengan saya. Namun demikian, jika ada beberapa ciri dari introvert yang juga saya miliki, maka saya cenderung extravert dan posisi dalam skala mungkin:(E) Extraverts_________X__________I___________________ Introverts (I)Atau(E) Extraverts______________X_____I___________________ Introverts (I)

3.1.1. Dimensi (E) Extraversion/Introversion (I)Dimensi pertama ini membahasmengenai bagaimana individu berinteraksi dengan dunia dan dari mana asal energi yang dimilikinya. Seorang dengan tipe Extravert lebih tertarik dengan objek di luar dirinya. Umumnya mereka senang bergaul, bekerja dalam kelompok, dan berada dalam keramaian. Adanya orang-orang lain dapat memberi semangat bagi dirinya sekaligus merupakan energi yang membuatnya bersemangat dan bergairah. Keadaan ini bukan berarti mereka tidak dapat bekerja sendiri. Mereka mungkin saja terampil bekerja sendiri, namun bila mereka harus bekerja sendirian untuk jangka yang panjang, energinya mudah terkuras. Agar dapat menambah semangat, orang-orang extravert sebaiknya menyediakan waktu untuk berkumpul dengan orang lain, karena dengan energi yang cukup, hasil kerjanya dapat lebih dioptimalkan. Sebaliknya, seorang yang introvert lebih tertarik melakukan kegiatan-kegiatannya sendiri dalam ketenangan. Sebagaimana orang extravert mampu bekerja sendiri, orang-orang introvert walaupun lebih senang sendiri dapat saja mempunyai kemampuan kerja sama yang baik. Namun bagi orang introvert, jika terlalu lama berada di antara orang banyak, hal itu membuat energinya terkuras dan mereka cepat merasa lelah. Agar dapat mengisi ulang energinya, mereka perlu meluangkan cukup waktu untuk aktivitas sendirian, seperti mendengarkan musik sendirian, membaca buku, ataupun bermain-main dengan gagasannya sendiri. Orang yang cenderung ekstraversi disebut extravert dan dalam MBTI dicantumkan inisial E, sedangkan yang cenderung introversi disebut introvert dengan inisial I. Bila disimpulkan dalam sebuah tabel, maka perbedaan antara dimensi Extraversion dan Introversion dapat terlihat seperti berikut :

ExtravertsIntroverts

Semangat dengan kehadiran orang lainSemangat dengan menghabiskan waktu sendiri

Senang menjadi pusat perhatianMenghindar dari pusat perhatian

Bertindak, lalu (atau sambil) berpikirBerpikir, baru bertindak

Cenderung berpikir de gan bersuaraBerpikir dalam kepala

Mudah dibaca dan mudah ditebak; membagi informasi pribadi dengan bebasLebih ribadi, lebih suka membagi informasi pribadi kepada orang tertentu saja

Lebih banyak bicara daripada mendengarkanLebih banyak mendengarkan daripada berbicara

Berkomunikasi dengan antusiasAntusias disimpan hanya bagi dirinya sendiri

Memberi respons dengan cepat; lebih suka menyukai pacu pembicaraan yang cepatMemberi respons setelah berpikir panjang; lebih suka pacu pembicaraan yang lambat

Lebih menyukai pembicaraan yang luas daripada mendalaLebih menyukai pembicaraan yang mendalam daripada yang meluas

3.1.2. (S) Sensing/Intuition (N)Dimensi ini membicarakan jenis informasi yang mudah ditangkap olehseseorang. Ada orang yang lebih mudah menangkap informasi melalui pancainderanya. Ada pula orang yang lebih tertarik pada arti sebuah faktadibandingkan fakta-faktanya sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, kita menggunakan kedua pendekatan ini terhadap informasi. Akan tetapi, setiap orang cenderung lebih memilih, lebih mudah, atau lebih merasa nyaman menggunakan yang satu daripada yang lain dan secara alamiah lebih mudah menggunakan yang satu daripadan lainnya, dan lebih sering benar saat menggunakan satu pendekatan daripada yang lain. Seorang yang lebih mudah menangkap informasi melalui pancaindera biasanya cukup cermat dengan fakta-fakta, namun harus berusaha keras saatmencari makna di belakang fakta tersebut. Sebaliknya, seorang intuitif cepat menangkapmakna dari sebuah fakta, namun harus hati-hati saat menangkap fakta dengan inderanya, karenakurang jeli dan kadang-kadang keliru. Kerja sama antarkeduanya adalah yang terbaik, walaupunada hal-hal yang lebih mudah dipelajari dengan menggunakan indera dan yang lain lebih mudah dipelajari melalui intuisi. Orang-orang yang memiliki kecenderungan sensing disebut sensorsdan dalam MBTI ditulis dengan inisial S, dan yang intuisi disebut intuitives dengan inisial N (huruf kedua dari intuitif karena inisial I sudah mewakili Introvert).Bila disimpulkan dalam sebuah tabel, maka perbedaan antara dimensi Sensing dan Intuition dapat terlihat seperti berikut :SensorsIntuitives

Percaya pada apa yang pasti dan konkretPercaya pada inspirasi dan inference

Menyukai ide baru hanya bila bisa digunakan dengan praktisMenyukai ide baru dan konsep-konsep

Menghargai realisme dan akal sehatMenghargai imajinasi dan inovasi

Senang menggunakan dan mengasah keterampilan yang sudah dimilikiSenang mempelajari keterampilan baru; cepat bosan setelah menguasi sebuah keterampilan

Cenderung spesifik dan harafiah; memberikandeskripsi detailCenderung general dan figuratif; senangmenggunakan perumpamaan dan peribahasa

Mengajukan informasi dengan cara step-by-step

Mengajukan informasi secara umum dan garis besar Berorientasi pada masa kiniBerorientasi pada masa depan

Berorientasi pada masa kiniBerorientasi pada masa depan

3.1.3 Dimensi (T) Thinking / Feeling (F)Dimensi Thingking / Feeling salah satu dimensi yang ada dalam tes MBTI. Dimensi ini melihat cara bagaimana orang berproses dalam mengambil suatu keputusan. Thinking adalah mereka yang selalu menggunakan logika dan kekuatan analisa untuk mengambil keputusan. Tipe thinking atau para thinkers adalah orang yang senang melakukan perhitungan, seperti kalau saya begini saya akan kehabisan apa, lalu saya dapat apa itulah isi pemikiran dari orang thinkers, faktor cost and benefit adalah konsep yang dipegang para thinkers. Selalu tekankan aspek manfaat dan juga aspek efektivitas dan efisiensi jika berinteraksi dengan orang thinkers dalam berorganisasi. Porsi pembahasan tentang nilai guna atas berorganisasi atau melakukan sesuatu menjadi concern tersendiri dan perlu diakomodasi secara lebih dominan oleh orang-orang disekitar para thinkers. Orang yang memiliki dimensi Thinking biasanya sebelum memutuskan sesuatu, mereka akan melangkah mundur dan akan menggunakan analisis objektif terhadap situasi. Dengan kata lain, mereka berpikir dengan pertimbangan-pertimbangan berdasarkan masa lalu atau pengalaman-pengalaman yang sudah pernah dihadapainya. Jadi mereka tidak akan mengambil keputusan yang menurut mereka tidak baik berdasarkan masa lalunya. Thinker adalah orang yang sangat menghargai logika, hukum dan keadilan. Mereka berpandangan bahwa satu standar berlaku bagi semua. Thinker juga mudah menangkap kesalahan dan cenderung kritis. Orang-orang dengan tipe ini biasanya akan sulit untuk terjerumus dalam kesalahan karena mereka mempertimbangkan segala sesuatunya dengan dangat kritis. Biasanya mereka suka mengkritisi orang-orang yang terlihat salah dimata mereka secara langsung maupun tidak langsung. Namun, orang dengan dimensi thinking dapat terlihat tidak berperasaan, tidak peka dan tidak peduli. Banyak orang yang mengeluhkan hal-hal ini. Hal ini dilakukan para thinkers karena prioritas mereka adalah benar adalah benar dan salah adalah alah. Tidak peduli bagaimana perasaan orang yang bersalah, yang terpenting adalah logika, hukum dan keadilan ditegakkan. Oleh karena itu, mereka juga menganggap lebih penting kebenaran daripada memikirkan cara menyampaikannya, menganggap perasaan hanya sahih bila logis. Kebanyakan Thinkers dimotivasi oleh keinginan berprestasi dan berhasil.Orang-orang yang memiliki dimensi Feeling berbanding terbalik dengan orang-orang yang memiliki dimensi Thinking. Orang tipe feeling atau feelers sebenarrnya menyukai pendekatan yang humanis, feelers sangat peduli dengan apa-apa yang ada di sekitarnya apa lagi yang memiliki ikatan nyata bagi dirinya atau orang-orang yang ada di pikirannya, seperti keluarga atau orang-orang terdekatnya. humanis disini berarti lebih mengedepankan aspek kemanusiaan, simpelnya sepeerti perasaan campuran antara deference dan compassion. Untuk tipe feeling, selalu libatkanlah emosi dalam hal ini perasaan bagi orang-orang yang dia pedulikan atau orang-orang terdekatnya yang memiliki ikatan atau berarti baginya Mereka yang memiliki tipe feeling ini adalah orang-orang yang melibatkan perasaan, empati serta nilai-nilai yang diyakini ketika hendak mengambil keputusan. Berbeda dengan Thinker, Sebelum Feeler akan memutuskan sesuatu, biasanya Feeler melangkah ke depan dan memikirkan dampak dari keputusan tersebut bagi orang lain. Dengan kata lain, mereka lebih memikirkan dampak yang terjadi pada orang lain akibat dari keputusan yang diambilnya tanpa menghiraukan masa lalunya. Feeler sangat menghargai empati dan harmoni. Mereka bisa menerima kekecualian dari suatu peraturan, namun tergantung pada situasi. Feeler lebih suka menyenangkan hati orang lain, mudah menghargai orang lain. Oleh karena itu biasanya Feeler mempunyai sopan santun dan etika yang sangat bagus juga. Namun, kelemahan dari seorang feeler adalah mereka dapat kelihatan terlalu emosional, tidak logis, dan lemah. Hal inilah yang menjadi sasaran empuk para Thinkers untuk menjatuhkan para Feeler. Dimensi Feeling juga menganggap cara menyampaikan sesuatu sama pentingnya dengan kebenaran itu sendiri dan mereka juga menganggap perasaan itu sahih, masuk akal atau tidak. Kebanyakan Feelers dimotivasi oleh keinginan untuk dihargai.

Bila disimpulkan dalam sebuah tabel, maka perbedaan antara dimensi Thinker dan Feeling dapat terlihat seperti berikut :ThinkerFeeler

Saat akan memutuskan sesuatu, melangkah mundur, menggunakan analisis objektif terhadap situasiSaat akan memutuskan sesuatu, melangkah ke depan; memikirkan dampak dari keputusan tersebut bagi orang lain

Menghargai logika, hukum dan keadilan; satu standar berlaku bagi semuaMenghargai empati dan harmoni; bisa menerima kekecualian dari suatu peraturan, tergantung situasi

Mudah menangkap kesalahan dan cenderung kritisSuka menyenangkan hati orang lain, mudah menghargai orang lain

Bisa tampak tidak berperasaan, tidak peka dan tidak peduliBisa kelihatan terlalu emosional, tidak logis, dan lemah

Menganggap lebih penting kebenaran daripada memikirkan cara menyampaikannyaMenganggap cara menyampaikan sesuatu sama pentingnya dengan kebenaran itu sendiri

Menganggap perasaan hanya sahih bila logisMenganggap perasaan itu sahih, masuk akal atau tidak

Dimotivasi oleh keinginan berprestasi dan berhasilDimotivasi oleh keinginan untuk dihargai

3.1.4 Dimensi (J) Judging / Perceiving (P)Tipe dikotomi yang terakhir ini ingin melihat derajat fleksibilitas seseorang. Pertama tipe judging, judging disini bukan berarti judgemental (atau menghakimi). Judging disini diartikan sebagai tipe orang yang selalu bertumpu pada rencana yang sistematis, serta senantiasa berpikir dan bertindak secara sekuensial (tidak melompat-lompat). Orang yang mempunyai tipe judging atau judgers ini pada umumnya akan melakukan suatu penilaian dari awal suatu objek, misalnya, dalam rapat organisasi yang membahas suatu permasalahan, kita harus memberikan rekomendasi awal dahulu atas penyelesaian masalah tadi sebelum ada penjelasan panjang akan pilihan-pilihan jalan keluarnya, judgers akan melakukan penilaian di titik awal ketika menghadapi masalah, kenapa? karena judgers ingin sesegera mungkin membuat rencana ke depan, membuat keputusan ke depan secepatnya, tanpa mengulur-ulur waktu. Orang-orang dengan dimensi Judging akan merasa bahagia apabila keputusan sudah dibuat. Mereka tidak akan bisa merasa tenang apabilan keputusan belum dibuat. Judgers memiliki pandangan etika : bekerja terlebih dahulu, lalu bermain kemudian (itupun kalau sempat). Jadi, selama pekerjaan yang dimilikinya belum selesai ia kerjakan, maka ia tidak akan bermain-main ataupun menghabiskan waktu untuk hal-hal lain selalin menyelesaikan pekerjaan yang dimilikinya. Judgers juga selalu menetapkan sasaran dan berusaha untuk mencapainya. Jadi, apabila mereka sudah mempunyai sebuah cita-cita, maka mereka akan berusaha sbisa mungkin untuk mencapainya. Mereka lebih suka mengetahui apa yang akan dihadapinya terlebih dahulu kemudian baru bertindak. Oleh karena itu, orang-orang dengan dimensi Judging tidak akan sembarangan memilih pekerjaan yang akan mereka ambil. Karena mereka akan mempertimbangkannya terlebih dahulu. Judgers lebih berorientasi pada produk (penekanan pada penyelesaian tugas). Dengan kata lain, mereka lebih mementingkan hasil daripada proses yang mereka jalani. Yang terpenting adalah mendapatkan hasil yang baik. Dan apabila produk yang mereka hasilkan sesuai dengan keinginannya, maka mereka akan mendapatkan kepuasan dalam menyelesaikan proyek. Judgers adalah orang-orang yang sangat menghargai waktu dan tidak pernah membuang-buang waktu. Oleh karena itu, mereka melihat waktu sebagai sumber daya yang pasti dan serius menganggapi tenggang waktu.Sementara tipe perceiving adalah mereka yang bersikap fleksibel, adaptif, dan bertindak secara random untuk melihat beragam peluang yang muncul. orang-otang tipe perceiving atau perceivers adalah orang yang senang berada dalam keadaan bisa memastikan berbagai pilihan- pilihan tetap terbuka selama mungkin, untuk tipe judgers kurang cocok dalam keadaan/posisi yang seperti ini, contohnya saya dalam keadaan sendiri pada saat ada di persimpangan antara unit dan himpunan.Keadaan untuk bisa berada dalam berbagai opsi sebenarnya kurang fleksibel dalam organisasi yang dinamis seperti organisasi kemahasiswaan, tapi ini penting untuk tipe perceivers. supaya lebih aman, penting bagi kita untuk menguji para perceiver untuk melakukan pemilihan atau membuat keputusan dari berbagai alternatif ini, secepatnya. tapi jika berada dalam posisi lain, memberikan banyak alternatif untuk rekan perceivers adalah seakan menjadi suatu keharusan. Orang perceivers kebanyakan memang memiliki prinsip hari ke hari lepas dari rencana jangka panjang, perlu kesabaran supaya bisa mendapatkan kepastian dari perceivers ini.Orang-orang yang memiliki dimensi Perceiving akan merasa senang meninggalkan pilihan terbuka. Perceiver memiliki pandangan etika bermain: menikmati hidup yang sekarang dan menyelesaikan tugas nanti (itupun kalau masih ada waktu). Dengan kata lain, mereka akan mengabaikan tugas-tugas yang diberikan kebada mereka demi kenikmatan hidup. Mereka tidak akan menyeselaikan tugas-tugas mereka sebelum mereka menikmati hidup. Perceiver juga senang mengganti-ganti sasaran bila mendapat informasi baru. Sebagai contoh, mereka awalnya ingin menjadi wartawan, namun setelah mereka mengetahui bahwa menjadi wartawan adalah sesuatu yang melelahkan, mereka akan mengganti tujuan hidupnya. Perceiver sangat suka beradaptasi pada situasi baru, bertindak sambil mempelajari situasi. Oleh karena itu, biasanya orang-orang yang mempunyai dimesni perceiving bersifat supel dan mudah bergaul dengan siapa saja. Mereka lebih berorientasi pada proses (penekanan pada bagaimana menyelesaikan tugas). Jadi, mereka tidak terlalu memusingkan hasil/produk yang akan mereka buat, namun mereka akan lebih memikirkan proses bagaimana menuju hasil tersebut. Mereka biasanya mendapat kepuasan dari memulai proyek, dan semakin menuju ke penyelesaian proyek, semangat mereka biasanya sudah mulai turun. Perceiver biasanya memandang waktu sebagai sumber daya yang dapat diperbaharui dan melihat tenggang waktu sebagai elastik (jam karet). Oleh karena itu, perceiver kurang begitu menghargai waktu karena mereka lebih suka menghabiskan waktu mereka hanya untuk kesenangan dan kenikmatan hidup saja. Bila disimpulkan dalam sebuah tabel, maka perbedaan antara dimensi Judging dan Perceiver dapat terlihat seperti berikut :JudgersPerceiver

Paling bahagia bila keputusan sudah dibuatPaling senang meninggalkan pilihan terbuka

Memiliki etika : kerja dulu, bermain kemudian (itupun kalau sempat)Memiliki etika bermain: nikmati hidup sekarang, menyelesaikan tugas nanti (itupun kalau masih ada waktu)

Menetapkan sasaran dan berusaha untuk mencapainyaMengganti-ganti sasaran bila mendapat informasi baru

Lebih suka mengetahui apa yang akan dihadapinya terlebih dahulu kemudian baru bertindakSuka beradaptasi pada situasi baru, bertindak sambil mempelajari situasi

Lebih berorientasi pada produk (penekanan pada penyelesaian tugas)Lebih berorientasi pada proses (penekanan pada bagaimana menyelesaikan tugas)

Mendapatkan kepuasan dalam menyelesaikan proyekMendapat kepuasan dari memulai proyek

Melihat waktu sebagai sumber daya yang pasti dan serius menganggapi tenggang waktuMelihat waktu sebagai sumber daya yang dapat diperbaharui dan melihat tenggang waktu sebagai elastik (jam karet)

3.2 TemperamenTempramen adalah sebuah pola dari perilaku karakteristik yang merefleksikan kecenderungan-kecenderungan alamiah dari individu (Baron, 1998). Mengenai bagaimana individu melihat dunia, apa nilai dan keyakinannya, bagaimana pikiran, tindakan dan perasaannya. Individu-individu dengan temperamen yang sama memiliki nilai utama yang sama, dan mereka memiliki banyak karakteristik yang sama. Karena temperamen merupakan bawaan, bukan dipelajari, maka tindakan dan perilaku konsisten sudah tampak sejak individu masih sangat muda. Dengan menetapkan mana ciri dominan dari masing-masing dimensi, akan didapatkan tipe temperamen dari individu, Ada 16 kombinasi, yaitu :1. ESTJ : Extrovert, Sensing, Thingking, Judging (Konservatis-Disiplin)2. ENTJ : Extrovert, Intuition, Thingking, Judging(Pemimpin Alami)3. ESFJ : Extrovert, Sensing, Feeling, Judging (Harmoni)4. ENFJ : Extrovert, Intuition, Feeling, Judging (Meyakinkan)5. ESTP : Extrovert, Sensing, Thinking, Perceiving(Spontan)6. ENTP : Extrovert, Intuition, Thinking, Perceiving (Inovatif-Kreatif)7. ESFP : Extrovert, Sensing, Feeling, Perceiving (Murah Hati)8. ENFP : Extrovert, Intuition, Feeling, Perceiving(Optimis)9. INFP : Introvert, Intuition, Feeling, Perceiving (Idealis)10. ISFP : Introvert, Sensing, Feeling, Perceiving (Artistik)11. INTP : Introvert, Intuition, Thinking, Perceiving (Konseptual)12. ISTP : Introvert, Sensing, Thinking, Perceiving (Pragmatis)13. INFJ : Introvert, Intuition, Feeling, Judging (Reflektif)14. ISFJ : Introvert, Sensing, Feeling, Judging (Setia)15. INTJ : Introvert, Intuition, Thinking, Judging (Independent)16. ISTJ : Introvert, Sensing, Thinking, Judging (Bertanggung Jawab)Keenambelas tipe ini memiliki ciri yang berbeda satu sama lain, namun berdasarkan penelitian bertahun-tahun pada berbagai budaya, David Keirsey (Tieger dan Barron-Tieger, 2001) berhasil mengelompokkan tipe-tipe dari Myers-Briggs ke dalam empat temperamen yang berbeda.Keempat Temperamen tersebut diberikan nama yang disarikan dari kesamaannya. Penamaan keempat kelompok berdasarkan temperamen adalah sebagaimana disebutkan berikuti ini. Guardians/Tradisionalists (SJ): ESTJ ISTJ ESFJ ISFJ Artisans/Experiencers (SP): ESTP ISTP ESFP ISFP Idealists (NF): ENFJ INFJ ENFP INFP Rationals/Conceptualizers (NT): ENTJ INTJ ENTP INTP

3.2.1 Pembimbing/Tradisionalis (Sensing Judgers)ESTJ ISTJ ESFJ ISFJPara kaum Sensors percaya pada fakta, data yang telah terbukti, pengalaman masa lalu, serta informasi yang ditangkap oleh pancainderanya. sedangkan Judgers menyukai struktur serta keteraturan, dan ini akan mempengaruhinya saat mengambil keputusannya. Jadi Sensing Judger, adalah sebuah tipe pribadi yang menapak bumi dan tegas, yang disebut sebagai Pembimbing/Tradisionalis. Individu yang tradisionalis memiliki motto tidur cepat dan bangun pagi, karena tipe ini adalah orang-orang yang paling tradisional dari empat kelompok temperamen Keirsey. Mereka sangat menghargai hukum dan keteraturan, jaminan, sopan santun, aturan, serta mudah menyesuaikan diri. Meskipun sama-sama tergolong pada temperamen Pembimbing/Tradisionalis, kelompok Thinking (STJ) maupun Feeling (SFJ), sangat berbeda. Mereka yang ESFJ dan ISFJ, dalam ciri Pembimbing/Tradisionalis, tidak sekuat ciri ESTJ dan ISTJ. Bagi ESFJ dan ISFJ hubungan dengan orang lain dan kriteria orientasi pada manusia dalam pengambilan keputusan sangatlah penting.

Kekuatan dan Kelemahan Pembimbing/TradisionalisKekuatan, mereka adalah orang-orang yang praktis dan terorganisasi, teliti serta sistematis. Mereka sangat memperhatikan peraturan, kebijakan, kontrak, ritual, maupun jadwal. Mereka sangat hebat dalam memandu, memonitor, dan menjalankan aturan. Mereka selalu melaksanakannya dengan teliti. Dalam keadaan terbaiknya, mereka adalah orang-orang yang solid, bisa dipercaya dan diandalkan.Kelemahan, mereka kadang-kadang terlalu cepat dalam mengambil keputusan. Mereka juga cenderung melihat hitam putih, sulit melihat area abu-abu. Ada risiko mereka sulit menghadapi perubahan dan lambat dalam menyesuaikan diri, cenderung enggan mencobakan pendekatan baru yang berbeda, apalagi yang belum teruji. Kemungkinan besar mereka akan minta bukti bahwa solusi baru itu bisa jalan, sebelum mereka bisa mempertimbangkan untuk menggunakannya.

3.2.2 Artis/Experiencers (Sensing, Perceivers) ESTP ISTP ESFP ISFPSensing Perceiver adalah sebuah tipe individu yang responsive dan spontan, yang disebut temperamen Artis/Experiencers. Individu ini mrmiliki motto, yaitu Makan, minum, dan brgembiralah!. Mereka hidup untuk bertindak, mengikuti kata hati, dan demi masa ini. Fokusnya adalah pada situasi sesaat dan kemampuan untuk menetapkan apa yang harus dilakukan sekarang. Seperti Pembimbing/Tradisionalis, Artis/Experiencers juga ada dua macam, yaitu STP dan SFP. SFP tidak sepenuhnya sesuai dengan gambaran temperamen Artis/Experiencers yang penuh dengan kebebasan, Experiencer yang SFP terutama ingin berespons pada kebutuhan orang lain dan ingin hasil kerjanya bisa membawa perubahan segera pada orang lain.Kekuatan dan Kelemahan Artis/ExperiencersKekuatan, mereka bisa melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi dan tangkas mengangkap kesempatan. Mereka sangat unggul dalam mengenali masalah praktis dan melakukan pendekatan pada masalah ini secara luwes, berani, dan banyak akal.Kelemahan, mereka sering sulit ditebak oleh orang lain, dan kadang-kadang tidak berpikir secara cermat sebelum bertindak, mereka juga cenderung kehilangan antusiasmenya begitu fase krisis dari situasi telah berlalu. Dan karena mereka menyukai pilihan-pilihan yang terbuka, mereka tidak selalu mengikuti aturan yang baku dan terkadang mengindari komitmen dan rencana.

3.2.3 Idealis (Intuitive Feelers)ENFJ INFJ ENFP INFPIdealis merupakan temperamen yang ketiga setelah pembimbing/tradisional (sensing judgers). Bangsa Intuitif adalah orang-orang yang tertarik pada arti, hubungan dan kemungkinan-kemungkinan, dan Feelers cenderung membuat keputusan berdasarkan nilai pribadi. Bila digabung, kedua preferensi ini menghasilkan Intuitive Feeler, tipe yang peduli akan tumbuh kembang orang lain dan memahami dirinya maupun orang lain. Mereka biasa disebut sebagai Idealis.Kekuatan Bangsa IdealisIdealis umumnya adalah orang yang karismatik, mau menerima gagasan baru dan bisa menerima orang lain apa adanya. Kekuatan yang lainnya antara lain : Tahu bagaimana mengeluarkan potensi dan cara memotivasi orang lain. Ahli dalam mengidentifikasi dan menyelesaikan suatu masalah. Dapat membangun tim yang bisa bekerjasama dengan efektif. Pandai membuat orang percaya diri. Dapat berkomunikasi dengan baik, secara lisan maupun tulisan yang membangkitkan gairah dari gagasannya. Kemungkinan kelemahanIdealis memiliki kecenderungan mengambil keputusan berdasarkan perasaannya dan mudah larut pada masalah orang lain sehingga membuatnya kewalahan. Walaupun mereka memiliki kemampuan untuk mencela dirinya sendiri, Idealis kurang mampu mendisiplin ataupun mengkritik orang lain. Kadang-kadang mereka akan mengorbankan pendapatnya demi hubungan harmoni. Kelemahan terbesar adalah mereka bisa angin-anginan, tidak bisa diterka dan terlalu emosional.

3.2.4 Rasional/Konseptualis (Intuitive Thinkers)ENTJ INTJ ENTP INTPIntuitive cenderung mencari arti dari segala sesuatu dan fokus pada implikasinya, sedangkan Thinkers mengambil keputusan secara impersonal dan logis. Bila disatukan, kedua preferensi ini menghasilkan Intuitive Thinker, sebuah tipe yang intelektual dan kompeten, yang disebut Rasional/Konseptualis.Kekuatan Bangsa Konseptualis Dalam keadaannya yang terbaik Rasional/Konseptualis itu penuh percaya diri, tangkas, dan imajinatif. Memiliki visi dan bisa menjadi innovator yang hebat. Mudah mengkonseptualisasi perubahan-perubahan yang perlu di lingkungannya. Mudah dalam memahami gagasan yang kompleks dan teoretikal. Senang akan tantangan dan menuntut dirinya sendiri maupun orang lain untuk mencapai standar yang tinggi. Mampu menerima kritikan yang konstruktif tanpa merasa diserang secara pribadi. Kemungkinan kelemahanKadang-kadang Rasional/Konseptualis bisa terlalu rumit untuk dipahami oleh orang lain. Mereka juga memiliki kecenderungan yang untuk mengabaikan detail-detail yang penting. Mereka bisa menjadi sangat skeptis dan sering menantang aturan-aturan, asumsi, atau adat istiadat yang berlaku. Rasional/Konseptualis juga kadang-kadang mengalami masalah dengan otoritas dan bisa tampil sebagai elitis. Mereka sering kali mengalami kesulitan melihat dampak tindakannya pada orang lain. Mereka bisa tidak menganggap penting hubungan yang harmoni, maupun pentingnya perasaan. Mereka juga sangat kompetitif dan kadang-kadang tidak peduli dengan suatu tugas bila mereka tidak merasa bisa unggul di sana. Yang paling parah, Rasional/Konseptualis bisa arogan, menarik diri, dan asyik dalam dunianya sendiri.Dalam bekerjasama Rasional/Konseptualis membutuhkan banyak kebebasan, keaneka-ragaman, banyak rangsangan intelektual, dan kesempatan untuk menghasilkan gagasan, dan harus melihat bahwa pekerjaannya menantang. Manusia di muka bumi ini diciptakan sangat unik oleh Tuhan YME. Meskipun populasi manusia begitu banyak, tidak ada satupun yang sama. Bahkan, sepasang anak kembar yang identikpun, tidak akan pernah sama. Setiap manusia memiliki ciri khas masing-masing yang menyebabkan manusia satu dengan yang lainya dikatakan individu yang berbeda.

Menurut beberapa ahli, ada dua dimensi yang membedakan manusia, yakni dimensi perbedaan primer dan dimensi perbedaan sekunder. Dimensi perbedaan primer merupakan faktor penyebab perbedaan yang dibawa sejak lahir, nantinya faktor-faktor ini akan mempengruhi proses sosialisasi manusia ke depannya. Sedangkan dimensi perbedaan sekunder adalah faktor yang didapat dan dipelajari seseorang dari lingkungannya. Faktor-faktor yang termasuk dalam dimensi perbedaan primer adalah sebagai berikuta.Suku dan Ras Dua orang yang berasal dari dua suku dan ras berbeda pasti akan memiliki kebiasaan serta kebudayaan yang berbeda pula, semuanya tergantung pada kebiasaan dan kebudayaan yang ada di setiap ras dan suku masing-masing. Hal ini akan menyebabkan individu yang dilahirkan juga berbeda.b.GenderLaki-laki dan perempuan diciptakan berbeda baik secara emosi, fisik, maupun sikap dan prilakuc.FisikFaktor fisik ini merupakan faktor yang paling dapat diketahui secara mudah, karena di dunia ini tidak ada manusia yang benar-benar sama 100%.d.Usia Untuk dimensi perbedaan sekunder mencakup faktor-faktor sebagai berikuta.PendidikanSeseorang yang memiliki pendidikan baik tentunya akan berbeda dengan seseorang yang pendidikannya kurang. Perbedaannya dapat dilihat dari cara berfikir, sikap dan prilaku. Pendidikan baik akan melahirkan orang-orang terpelajar dan terdidik.b.Pekerjaan Lingkungan pekerjaan akan juga mempengaruhi karakter seseorang yang ada di dalamnya. Karakter yang berbeda ini akan memicu pada lahirnya individu-individu yang berbeda sesuai dengan lingkungan kerjanya masing-masing.c.PenghasilanPenghasilan akan berpengaruh pada daya konsumenisme dan gaya hidup seseorang. Orang yang berpenghasilan tinggi tentunya akan memiliki perbedaan daya konsumerisme dan gaya hidup dengan orang yang penghasilannya rendah.d.KeyakinanSetiap keyakinan memiliki aturan yang berbeda. Manusia yang terbentukpun akan berbeda sesuai dengan keyakinan yang dianut oleh masing-masing.e.Lokasi geografisf.Pengalaman HidupPengalaman dapat membuat kita lebih bijaksana. Setiap orang memiliki jalan hidup dan pengalaman yang berbeda-beda. Pengalaman inilah yang menyebabkan manusia pakan berbeda dalam menjalani kehidupannya. Selain pendapat ahli diatas ada pula Garry 1963(Oxendine, 1984 : 317) yang mengkategorikan perbedaan individu ke dalam bidang-bidang berikut:1.Perbedaan fisikUsia, tingkat dan berat badan, jenis kelamin, pendengaran, penghelitan dankemampuan bertindak.2.Perbedaan sosialTermasuk status ekonomi, agama, hubungan keluarga dan suku3.Perbedaan inteligensi dan kemampuan dasar4.Perbedaan kecakapan atau kepandaian di sekolah5.Perbedaan kepribadianTermasuk watak, motif, minat, dan sikapFaktor-faktor tersebut mendorong lahirnya perbedaan-perbedaan pada setiap kelompok. Perbedaan dalam masyarakat harus disikapi dengan sikap saling menghargai, mengerti dan memahami individu lain, agar tercipta tatanan masyarakat yang harmonis.

Daftar PustakaAhmadi, Abu. (2003). Ilmu Sosial Dasar: Mata Kuliah Dasar Umum. Jakarta: PT RINEKA CIPTA Anggota IKAPIAnonim, Review Mata Kuliah Kewirausahaan. Tersedia: http://iantzpradzkewirausahaan.blogspot.com/2013/06/normal-0-false- false-false-en-us-x-none.html>. [Diakses 14 Maret 2014]Anonim. Tes Kepribadian MBTI. Tersedia:http://www.teskepribadian.com/tes-kepribadian-mbti.php>. [Diakses 14 Maret 2014].Puspitasari, Aprillia. (2012). Perbedaan Individu. Tersedia: http://pipitapus.blogspot.com/2012/11/perbedaan-individu.html [Diakses 14 Maret 2014].Soelaman, Munandar. (1986). Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Ilmu Sosial. Bandung: PT ERESCO Anggota IKAPI.Weiten, W. Et al. (2009). Psychology Applied to Modern Life. Belmont: Wadsworths Cengage Learning.Widyarini, Nilam. (2008). 16 Corak Kepribadian. Tersedia: http://cybermed.cbn.net.id/cbprtl/cybermed/detail.aspx?x=health+news&y=cybermed|0|0|5|4667. [Diakses 14 Maret 2014].