bahan latar belakang

3
Menurut definisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita hamil atau selama 40 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan. Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar dinegara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25- 50% kematian wanita subur disebabkan yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu yang diakibatkan oleh proses reproduksi pada saat hamil, melahirkan dan masa nifas per 100.000 kelahiran hidup. AKI menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2005 menjadi 290,8 per 100.000 kelahiran hidup dan mengalami penurunan. AKI di propinsi jawa Barat adalah 321,5/100.000 kelahiran hidup (Aziz, 2005). AKI di Jawa Barat disebabkan oleh perdarahan melalui jalan lahir 49,65%, keracunan kehamilan 22,40%, sepsis 17,30% dan infeksi luka jalan lahir 15,86%. Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2003 adalah 35/1000 kelahiran hidup dan tahun 2005 adalah 32/1000 kelahiran hidup. Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi dalam periode neonatal terjadi pada bulan-bulan pertama. Salah satu cara yang diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian neonatus adalah dengan pengenalan sedini mungkin bayi- bayi dengan resiko tinggi. Penyebab kematian ibu terbanyak di Indonesia yaitu, perdarahan, infeksi dan eklamsi (Prawiroharjo, 2002). Penyebab kematian ibu yaitu, perdarahan, infeksi, preeklamsi, dan anastesia. Sedangkan penyebab terjadinya kematian bayi adalah kasus asfiksia neonaturum, infeksi promaturitas atau BBLR, trauma persalinan dan cacat bawaan (Widyastuti, 2003). Kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama persalinan. Penyebab lainnya adalah pengawasan antenatal yang masih kurang memadai sehingga penyulit kehamilan serta kehamilan

Upload: ade-alfionita

Post on 21-Nov-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bab 1

TRANSCRIPT

Menurut definisi WHO, kematian ibu adalah kematian seorang wanita hamil atau selama 40 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apapun terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan.Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar dinegara berkembang. Di negara miskin, sekitar 25-50% kematian wanita subur disebabkan yang berkaitan dengan kehamilan. Kematian saat melahirkan biasanya menjadi faktor utama mortalitas wanita muda pada masa puncak produktivitasnya.Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu yang diakibatkan oleh proses reproduksi pada saat hamil, melahirkan dan masa nifas per 100.000 kelahiran hidup. AKI menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003 adalah 307 per 100.000 kelahiran hidup dan pada tahun 2005 menjadi 290,8 per 100.000 kelahiran hidup dan mengalami penurunan. AKI di propinsi jawa Barat adalah 321,5/100.000 kelahiran hidup (Aziz, 2005). AKI di Jawa Barat disebabkan oleh perdarahan melalui jalan lahir 49,65%, keracunan kehamilan 22,40%, sepsis 17,30% dan infeksi luka jalan lahir 15,86%.Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2003 adalah 35/1000 kelahiran hidup dan tahun 2005 adalah 32/1000 kelahiran hidup. Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi dalam periode neonatal terjadi pada bulan-bulan pertama. Salah satu cara yang diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian neonatus adalah dengan pengenalan sedini mungkin bayi-bayi dengan resiko tinggi.Penyebab kematian ibu terbanyak di Indonesia yaitu, perdarahan, infeksi dan eklamsi (Prawiroharjo, 2002). Penyebab kematian ibu yaitu, perdarahan, infeksi, preeklamsi, dan anastesia. Sedangkan penyebab terjadinya kematian bayi adalah kasus asfiksia neonaturum, infeksi promaturitas atau BBLR, trauma persalinan dan cacat bawaan (Widyastuti, 2003).Kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama persalinan. Penyebab lainnya adalah pengawasan antenatal yang masih kurang memadai sehingga penyulit kehamilan serta kehamilan dengan resiko tinggi terlambat untuk diketahui, banyak dijumpai ibu dengan jarak kehamilan yang terlalu pendek, terlalu banyak anak, terlalu muda dan terlalu tua untuk hamil (Prawiroharjo, 2002).Salah satu upaya untuk menurunkan AKI dan AKB adalah dengan meningkatkan pelayanan kebidanan dan kesehatan ibu, remaja, prahamil, KB, serta pencegahan dan penanggulangan penyakit menular seksual, yang semuanya terangkum dalam program PKRE (Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial), juga kita telah mempunyai intervensi strategis yaitu empat pilar safe motherhood yang terdri dari Keluarga berencana, pelayanan antenatal terfokus, persalinan yang bersih dan aman, serta pelayanan obstetric esensial (Prawiroharjo 2002).Untuk memperoleh gambaran yang sesuai dan jelas tentang pelayanan yang dilaksanakan, penulis perlu untuk melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada seorang ibu dimulai segera setelah ada kemungkinan kehamilan, bersalin hingga masa nifas serta pemberian asuhan pada bayi baru lahir, sehingga pengalaman nyata dilapangan tentang praktek pelayanan kebidanan komprehensif.Mengkaji sedini mungkin penyulit yang ditemukan pada masa persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.b. Mengidentifikasi diagnosis dan masalah yang menyertai ibu pada persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.c. Mengidentifikasi diagnosis dan masalah potensial yang menyertai ibu pada persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.d. Melakukan identifikasi kebutuhan segera pada ibu bersalin, nifas, dan bayi baru lahir.e. Menyusun rencana tindakan yang akan di berikan ibu bersalin, nifas, dan bayi bayi baru lahir. f. Melakukan rencana tindakan yang akan di berikan ibu bersalin, nifas, dan bayi bayi baru lahir.g. Melakukan evaluasi tindakan yang akan di berikan ibu bersalin, nifas, dan bayi bayi baru lahir.