bahan kuliah lapter06 (hal. 22-27)

6
Bahan Kuliah MK. LAPANGAN TERBANG (HSKB – 723) 22 ORIENTASI RUNWAY (R/W) R/W Selalu berorientasi terhadap arah angin (Prevailing Wind ). Pesawat sewaktu take off dan landing harus bebas dari komponen angin yang arahnya tegak lurus arah pesawat seminimal mungkin (cross wind kecil). Head Wind merupakan arah lawan pada saat pesawat mendarat (landing) dan tinggal landas (take off). Keuntungan Head Wind adalah, memberikan daya angkat yang besar pada saat take off dan pada saat landing memberikan breaking effect bagi pesawat (memperpendek operasi pendaratan). PENOMORAN R/W R/W dengan azimuth : 54 05 57 06 Dua angka merupakan angka persepuluhan terdekat dengan Utara magnetis, dipandang dari arah approach ketika pesawat akan mendarat. Nomor ini ditempatkan berlawanan dengan azimuth-nya. 270° 90° 333° 220° 153° 40° 180° B T S U

Upload: mawar99

Post on 10-Jun-2015

1.344 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Bahan Mata Kuliah Lapangan Terbang (MK. Lapter) ini sengaja dipecah menjadi 6 bagian, karena selalu gagal di-Upload secara utuh. Semoga tidak menyulitkan Anda sewaktu men-Downloadnya! Pesan saya, "Jangan lupa untuk menyisakan sebagian waktu luang Anda untuk menulis dan berbagi ilmu, demi kemajuan pendidikan di Indonesia! Semoga bangsa Indonesia menjadi bangsa yang benar-benar merdeka dan terbebas dari kebodohan dan keterbelakangan! Amin!!!"

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Kuliah LAPTER06 (Hal. 22-27)

Bahan Kuliah MK. LAPANGAN TERBANG (HSKB – 723) 22

ORIENTASI RUNWAY (R/W)

• R/W Selalu berorientasi terhadap arah angin (Prevailing Wind).

• Pesawat sewaktu take off dan landing harus bebas dari komponen angin yang arahnya tegak lurus arah pesawat seminimal mungkin (cross wind kecil).

• Head Wind merupakan arah lawan pada saat pesawat mendarat (landing) dan tinggal landas (take off). Keuntungan Head Wind adalah, memberikan daya angkat yang besar pada saat take off dan pada saat landing memberikan breaking effect bagi pesawat (memperpendek operasi pendaratan).

PENOMORAN R/W

• R/W dengan azimuth : 54 05 57 06

• Dua angka merupakan angka persepuluhan terdekat dengan Utara magnetis, dipandang dari arah approach ketika pesawat akan mendarat.

• Nomor ini ditempatkan berlawanan dengan azimuth-nya.

270° 90°

333°

220° 153°

40°

180°

B T

S

U

Page 2: Bahan Kuliah LAPTER06 (Hal. 22-27)

Bahan Kuliah MK. LAPANGAN TERBANG (HSKB – 723) 23

Pada azimuth : 153« dan 333« Penomoran ujung 15 33

ANALISA ANGIN

• Analisa angin adalah dasar bagi perencanaan Lapangan Terbang dan sebagai pedoman pokok, landasan pada sebuah lapangan terbang arahnya harus sedemikian hingga searah dengan "Prevailling Wind" (arah angin dominan).

• Persyaratan ICAO, pesawat landing atau take off pada sebuah Bandara dengan 95% dari waktu dengan komponen cross wind tidak melebihi 20 knots. Arah R/W dihitung berdasarkan Data Angin yang dibuat dalam Diagram WIND ROSE.

• Diagram WIND ROSE menggambarkan :

- Arah angin

- Kecepatan Angin

- Intensitas Angin

• Ketika mengadakan pendaratan dan lepas landas, pesawat dapat mengadakan manuver sejauh komponen angin samping (Cross Wind) tidak berlebihan. Maximum Cross Wind yang diizinkan tergantung bukan saja kepada ukuran pesawat, tetapi juga kepada konfigurasi sayap dan kondisi perkerasan landasan.

• Pesawat transport dapat membuat manuver pada Cross Wind secepat 30 knots, tetapi tentu sangat sukar melakukannya bila betul-betul Cross Wind 30 knots, maka harga yang paling rendah dipakai untuk merancang Lapangan Terbang.

Page 3: Bahan Kuliah LAPTER06 (Hal. 22-27)

Bahan Kuliah MK. LAPANGAN TERBANG (HSKB – 723) 24

• Persyaratan FAA untuk Cross Wind untuk semua Lapangan Terbang kecuali utility, landasan harus mengarah sehingga pesawat dapat mendarat pada 95% dari waktu dengan komponen Cross Wind tidak melebihi 13 knots (15 mph), sedangkan untuk Lapangan Terbang Utility, komponen Cross Wind diperkecil menjadi 10 knots (11,5 mph).

• Persyaratan ICAO, pesawat dapat mendarat atau lepas landas, pada sebuah Lapangan Terbang pada 95% dari waktu dengan komponen Cross Wind tidak melebihi :

- 37 Km/jam (20 knots) dengan Aeroplane Reference Field Length

(ARFL) 1.500 M atau lebih, kecuali bila landasan mempunyai daya

pengereman yang jelek yaitu, dari pengalaman berkali-kali

mendapatkan koefisien gesek memanjang tidak cukup baik.

- 24 Km/jam (13 knots) dengan Aeroplane Reference Field Length (A

R F L) antara 1.200 - 1.499 M dan,

- 19 Km/jam (10 knots) dengan Aeroplane Reference Field Length

(ARFL) kurang dari 1.200 M.

(Annex 14 edisi ke VIII Maret 1983)

• Sesudah dipilih komponen Cross Wind Maximum yang diizinkan; arah landasan yang paling memenuhi syarat bisa ditentukan dengan mengadakan penghitungan dari karakter angin dari kondisi-kondisi di bawah ini :

a. Seluruh liputan angin tanpa mengindahkan pengaruh jarak

pandangan atau tingginya awan (Cloud Ceiling).

b. Kondisi angin ketika tinggi awan antara 200 feet dan 1000 feet dan

atau jarak penglihatan antara 1 sampai 3 mil.

• Walaupun 95% dari persyaratan yang dikeluarkan oleh FAA dan ICAO bisa mengatasi semua kondisi cuara, namun perlu diadakan penelitian data secara mendetail. Data-data cuaca, angin bisa didapat dari Badan Meteorologi dan Geofisika. Badan ini mencatat Data Cuaca yang ada hubungannya dengan Dunia Penerbangan di Stasiun Pelabuhan Udara.

Page 4: Bahan Kuliah LAPTER06 (Hal. 22-27)

Bahan Kuliah MK. LAPANGAN TERBANG (HSKB – 723) 25

Gambar : Wind Rose

Tabel : Data Arah Angin Berdasarkan Wind Rose

Page 5: Bahan Kuliah LAPTER06 (Hal. 22-27)

Bahan Kuliah MK. LAPANGAN TERBANG (HSKB – 723) 26

Gambar : Wind Rose Menghasilkan Operasi Simultan Dua Arah Landasan

“Luangkanlah sebagian waktu Anda untuk menulis dan berbagi ilmu demi kemajuan pendidikan di Indonesia! Bersama kita bisa menjadi bangsa yang kuat dan cerdas. Mengalahkan Malaysia, Singapura, Jepang, Cina, Korea… Bahkan Amerika Serikat sekalipun.”

Page 6: Bahan Kuliah LAPTER06 (Hal. 22-27)

Bahan Kuliah MK. LAPANGAN TERBANG (HSKB – 723) 27

Tabel : Arah Angin dengan Ceiling antara 200 – 1000 FT