bahan kuliah ke 7 uu sapi potong

38
Bahan Kuliah ke-7 UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan Industri Sapi Potong Untuk Kalangan Internal [email protected]

Upload: alampandulang

Post on 08-Aug-2015

95 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

Bahan Kuliah ke-7 UU dan Kebijakan Pembangunan Peternakan

Industri Sapi Potong

Untuk Kalangan [email protected]

Page 2: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

PENDAHULUAN1. Pohon industri sapi potong2. Permasalahan dalam agroindustri sapi potong3. Kelembagaan: Sub Ditjen Peternakan (Khususnya Perbibitan,

Ruminansia dan Keswan), Dispet Propinsi dan Kab/Kota.4. Asosiasi2: PPSKI, APFINDO, ASOHI dll5. Legislasi: UU, SK Menteri, SK Dirjen Peternakan dan Perda. (Tugas

Baca:

Visi dan MisiTujuanSasaranStrategi

Kebijakan ImplementasiProgramAnalisis SWOT

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 54/Permentan/OT.140/10/2006 TENTANG PEDOMAN PEMBIBITAN SAPI POTONG YANG BAIK (GOOD BREEDING PRACTICE)

Page 3: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

Cow - Calf

FeedloterKereman

Pemotongan

RPH

TPH

Hasil Ikutan lain DAGING KULIT

Industri Pengolahan

Daging

Industri Penyamakan

Kulit

Industri Pengolahan

Produk Sampingan

BiogasPupuk Organik

“REARING”

Industri Pakan

Pakan Hijauan

Impor Bakalan

Obat-obatan Kesehatan

Hewan

Baso, Dendeng, dll

Pakaian, SepatuBone & Blood Meal

Pasar Ternak

Industri Semen dan Perangkat IB

Pohon Industri Peternakan Sapi Potong

Page 4: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

4

PERENCANAAN, FASILITASI, PENGATURAN, PELAYANAN,PERENCANAAN, FASILITASI, PENGATURAN, PELAYANAN,REGULASI, KEBIJAKAN, PENGENDALIANREGULASI, KEBIJAKAN, PENGENDALIAN

(TUGAS PEMERINTAH)(TUGAS PEMERINTAH)

DOMESTIK

EKSPOR

ON

FARM

PRODUKSEGAR

Pascapanen Mutu Packaging Penyimpanan Kemitraan

PRODUKOLAHAN

Industri Pengolahan Alat-alat Pengolahan Alat Pengering Packaging Canning, Botling Bahan Penolong Mutu Kemitraan

PRODUKIKUTAN

LIMBAH

PASAR

IMPOR

Turunan I

Olahan

Whole Sale Cold Storage Terminal /Sub Terminal Gudang Lumbung Transportasi Distribusi Pelabuhan Jalan Harga Bursa

Mutu Harga Time Delivery Trust / Image Kecintaan Performance Market analysis Promosi Persaingan

PPn Tarif / Non Tarif P .E K. E

Mutu Harga Potensi Volume

Page 5: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong
Page 6: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

Permasalahan: Peningkatan populasi lambat, produktivitas rendah, ada

penyembelihan betina produktif (2001-2005 r=-0.9%) Harga pasar fluktuatif (pasar tidak kondusif) impor sapi hidup dan

turunannya Tidak ada insentif yang merangsang tumbuhnya peternak pembibitan

yang berorientasi komersial Tingginya kasus gangguan reproduksi (13%) Gangguan Parasit (90%) PBB turun 0.1kg; Tingginya angka kematian pedet Malnutrisi

Page 7: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

POPULASI Penggalakan IB Pemberantasan penyakit dan gangguan reproduksi Pencegahan penyembelihan betina produktif Program budidaya dengan keunggulan komparatif dan kompetitif Peningkatan kualitas pakan dan subsistem penunjang (lahan,

pengairan) Pengembangan sapi potong berbasis agribisnis (integrated dengan

pertanian) Penegakan UU no 18 tahun 2009 ( larangan pemotongan betina

produktif) Sosialisasi, pengawasan dan law enforcement: penyediaan dana

talangan, retribusi yang tinggi, pemberian penghargaan kepada petugas RPH dan masyarakat.

Kebijakan pengembangan agribisnis sapi potong harus mendukung pola usaha bersifat kerakyatan, berskala kecil, kepemilikan modal dan sumberdaya sangat terbatas.

Mengembangkan Pola integrasi dapat bersifat kemitraan investasi dan penyediaan sarana produksi.

Page 8: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

PAKAN Peternak lebih suka melepas ternaknya untuk mencari rumput alam

atau padang penggembalaan umum yang berkualitas rendah (pet rakyat)

Mengembangkan pakan berbasis sumberdaya lokal Integrasi dengan pertanian efisiensi Pengembangan agribisnis sapi potong membutuhkan perwilayahan

untuk produksi sapi bakalan, sapi bibit.

BIBIT program pemuliabiakan yang mencakup seleksi berdasarkan

karakteristik fenotip dan genetik serta pencatatan reguler untuk meningkatkan mutu dan menghindari inbreeding.

Selain itu diperlukan eksplorasi potensi sumberdaya genetik lokal serta pemetaan genetik.

Page 9: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

DIPERLUKAN UPAYA-UPAYA SEBAGAI BERIKUT: (1) Kebijakan yang mampu mengkonsolidasikan pemerintahan pusat,

provinsi dan kabupaten dalam mengimplementasikan program terpadu;

(2) Perlu menekan kebijakan-kebijakan yang bersifat mendistorsi pasar, (3) Dalam menghadapi globalisasi diperlukan perlindungan dan

perlakuan khusus untuk peternak skala kecil, dan (4) Reformasi sistem kelembagaan agribisnis sapi potong.(5) Peningkatan pelayanan keswan

Page 10: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

Dampak Impor Ternak dan Daging Sapi

Penduduk Indonesia yang tinggi (> 200 juta orang) merupakan potensi pasar untuk segala komoditas

Besaran impor daging sapi telah lama meresahkan beberapa kalangan peternakan Indonesia.

Untuk mendorong peningkatan produksi daging sapi di dalam negeri diperlukan kondisi lingkungan usaha peternakan sapi potong yang kondusif.2007-2008 prod daging (r=3,8%)2007 Lokal 263.458 ton impor 76.022 ton2008 251.941 ton 100.472 ton

Impor bakalan 2007 – 2008 r = 28,92% Swa sembada daging …?

Page 11: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

Tupoksi2 Penting Pemerintah dalam pengembangan Sapi Potong

Page 12: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

Kebijakan Direktorat Jenderal Peternakan untuk mencapai tujuan dalam periode 2010-2014 adalah

1. Kebijakan peningkatan ketersediaan dan mutu benih dan bibit

2. Kebijakan peningkatan populasi dan optimalisasi produksi ternak ruminansia

3. Kebijakan peningkatan populasi dan optimalisasi produksi ternak non-ruminansia

4. Kebijakan peningkatan dan mempertahankan status kesehatan hewan

5. Kebijakan peningkatan jaminan keamanan produk hewan

6. Kebijakan peningkatan pelayanan prima kepada masyarakat

Page 13: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

Strategi yang ditempuh adalah :

1. Peningkatan ketersediaan dan perbaikan mutu benih dan bibit ternak denganoptimalisasi kelembagaan perbibitan dan sertifikasi, penjaringan, pemurnian danpersilangan ternak bibit dan benih lokal melalui penerapan perbibitan yang baik,serta penggunaan teknologi inseminasi buatan dan embrio transfer.

2. Peningkatan populasi dan optimasi produksi ternak ruminansia melaluipenerapan good farming practices (GFP), pengaturan perwilayahan, integrasiternak dan tanaman, pendayagunaan bahan pakan lokal serta pemberdayaanpeternak.

3. Pengendalian dan penanggulangan penyakit hewan menular dan gangguanreproduksi serta mempertahankan dan memperluas status wilayah Indonesiabebas penyakit hewan menular strategis.

4. Pencegahan dan pengamanan bahaya pencemaran produk hewan, zoonosis danproduk rekayasa genetik, serta peningkatan penerapan kesejahteraan hewan.5. Pendayagunaan peran dan fungsi kelembagaan serta SDM peternakan untukkebijakan dan pengambilan keputusan.

Page 14: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

Sapi potong merupakan salah satu ternak ruminansia yang mempunyai kontribusi terbesar sebagai penghasil daging. Selama ini produksi daging sapi di Indonesia belum mampu memenuhi permintaan dalam negeri yang cenderung meningkat setiap tahun. Oleh karena itu, pemerintah melakukan impor daging sapi dan bakalan antara lain dari Australia, Selandia Baru, dan Amerika Serikat.

Peningkatan permintaan terhadap daging sapi membuka peluang bagi pengembangan sapi potong lokal dengan skala agribisnis melalui pola kemitraan.

Sistem agribisnis sapi potong merupakan kegiatan yang mengintegrasikan pembangunan pertanian, industri, dan jasa secara simultan dalam suatu kluster industri yang mencakup empat subsistem, yaitu subsistem agrisbisnis hulu, subsistem agribisnis budi daya, subsistem agribisnis hilir, dan subsistem jasa penunjang.

Kemitraan merupakan kegiatan kerja sama antar pelaku agribisnis mulai daritingkat praproduksi, produksi hingga pemasaran, yang dilandasi azas salingmembutuhkan dan menguntungkan di antara pihak-pihak yang bekerja sama, dalam hal ini perusahaan dan petani peternak sapi potong, untuk saling berbagi biaya, risiko, dan manfaat.

Page 15: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

PARADIGMAPARADIGMA

1. Pembangunan ekonomi kerakyatan dengan antisipasi global

2. Pelaksanaannya dilakukan oleh masyarakat, pemerintah menjalankan fungsi stimulasi, dinamisasi, regulasi, fasilitasi dan pengendalian

3. Mengisi dan memperkuat pelaksanaan otonomi daerah

4. Menumbuhkan, mengutuhkan, dan mengembangkan yang telah ada berdasarkan potensi daerah

5. Mengembangkan perencanaan dari bawah (bottom up planning) dan bersifat transparan, partisipatif dan demokratis

6. Keseimbangan antar kawasan, terutama antara KTI dengan KBI

Page 16: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

Analisis Masalah berdasarkan isu pokok :Analisis Masalah berdasarkan isu pokok :

1. Daya Saing2. Berkelanjutan3. Kerakyatan4. Desentralisasi (Otonomi Daerah)

Isu penting dalam pengembangan usaha ternak sapi potong adalah penurunanpopulasi ternak yang terus berlanjut dari tahun ke tahun. Rendahnya produktivitasternak serta kompleksnya masalah dalam sistem usaha ternak sapi potong merupakan tantangan sekaligus peluang dalam pengembangan usaha ternak sumber daging tersebut.

Solusi yang dapat dijangkau adalah mengintegrasikan usaha sapi potong dengan sumber pakan. Sumber pakan dapat memanfaatkan limbah pertanian dan perkebunan yang selama ini belum digunakan secara optimal.

Page 17: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

Pengembangan rumah potong hewan dan pengendalian pemotongan sapibetina produktif perlu mendapat perhatian. Pencegahan pemotongan induk betina produktif berpotensi menambah populasi ternak melalui anak yang Dilahirkan.

Keberhasilan pengembangan usaha ternak sapi potong ditentukan olehdukungan kebijakan yang strategis yang mencakup tiga dimensi utama agribisnis, yaitu kebijakan pasar input, budi daya, serta pemasaran dan perdagangan dengan melibatkan pemerintah, swasta, dan masyarakat peternak. Dari ketiga dimensi tersebut, kebijakan pemasaran (perdagangan) memegang peranan kunci.

Keberhasilan kebijakan pasar output akan berdampak langsung terhadapbagian harga dan pendapatan yang diterima pelaku agribisnis. Kondisi iniakan memantapkan proses adopsi teknologi, peningkatan produktivitas, dan pada akhirnya menjamin keberlanjutan investasi.

Page 18: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong
Page 19: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

1. Pemetaan potensi pengembangan padang penggembalaan dan tanamanhijauan pakan di setiap daerah atau wilayah yang memungkinkan.

2. Penetapan lokasi atau kawasan pengembangan.

3. Perencanaan dan pelaksanaan program- program yang terintegrasi antarsektor(instansi teknis), lebih dari sekedar saling mendukung.

4. Pemenuhan jumlah dan kompetensi tenaga penyuluh.

5. Dukungan dan fasilitasi bagi terbentuknya sekolah lapang bagi petani atau peternak, dan pengadaan sumber informasi atau unit pelayanan yang mudah dan dapat diakses dengan cepat oleh masyarakat untuk menyampaikan masalah dan memperoleh bimbingan atau informasi.

6. Perbaikan intensitas dan frekuensi pelatihan, khususnya penyediaan hijauan sesuai dengan peningkatan populasi ternak sapi. Swasembada daging sapi akan dicapai dan dapat dipertahankan bila populasi dan mutu ternak sapi potong berkembang lebih cepat atau minimal sama dengan peningkatan kebutuhan.

7. Pengawasan dan pengendalian pemotongan ternak betina produktif dan pengembangan rumah potong hewan.

8. Dukungan penelitian dan pengembangan.

ANALISIS MASUKAN KEBIJAKAN

Page 20: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

Bibit sapi potong merupakan salah satu faktor produksi yang menentukan dan mempunyai nilai strategis dalam upaya mendukung terpenuhinya kebutuhan daging sapi di dalam negeri.

Upaya untuk meningkatkan keseimbangan penyediaan dan kebutuhan ternak sangat tergantung pada ketersediaan bibit yang berkualitas.

Oleh karena itu upaya perbaikan mutu dan penyediaan bibit yang memenuhi standar dalam jumlah yang cukup dan tersedia secara terus menerus serta harga terjangkau harus diupayakan secara berkelanjutan.

Permasalahan perbibitan yang dihadapi saat ini adalah bahwa: (1). Jumlah bibit ternak belum terpenuhi; (2) Kualitas bibit masih rendah; (3) Pelaku usaha masih kurang respons dalam kegiatan perbibitan; (4) Pengurasan sapi betina produktif akibat pemotongan sapi betina produktif masih terus terjadi; (5) Sumber-sumber perbibitan ternak masih tersebar dengan kepemilikan rendah sehingga menyulitkan pembinaan, pengumpulan dan distribusi bibit dalam jumlah yang sesuai kebutuhan (6) Kelembagaan perbibitan belum memadai, (7) Keterkaitan dan saling ketergantungan diantara para pelaku perbibitan belum berlangsung secara optimal.

Page 21: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

Mengatasi permasalahan ini perlu dilakukan tindakan nyata untuk mempercepat pembangunan industri perbibitan di Indonesia. Sasaran perbaikan mutu dan penyediaan bibit sapi potong, adalah:

1. Meningkatkan jumlah dan mutu bibit, 2. Mengoptimalkan keterkaitan dan saling ketergantungan pelaku

pembibitan dalam upaya penyediaan benih/ bibit ternak dalam jumlah, jenis dan mutu sesuai kebutuhan.

3. Meningkatkan peran lembaga pembibitan ternak di perdesaan.

Sasaran perbaikan mutu dan penyediaan bibit sapi potong

Page 22: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

Kebijakan Pemerintah Dalam PERBIBITAN

Visi Tersedianya benih dan bibit ternak berkualitas dalam jumlah yang cukup mudah diperoleh dan dijangkau serta terjamin kontinuitasnya

Misi 1. Memfasilitasi tersedianya benih dan bibit ternak 2. Mendorong usaha pembibitan ternak rakyat, pemerintah dan

swasta 3. Membina kelembagaan perbibitan 4. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia dibidang

perbibitan 5. Memanfaatkan sumberdaya genetik ternak secara optimal

Page 23: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

TUJUAN

1. Meningkatkan produksi dan produktivitas benih dan bibit ternak serta pemanfaatan sumberdaya genetik ternak secara berkelanjutan

2. Menyusun kebijakan dan strategi perbibitan ternak secara nasional

3. Meningkatkan fungsi kelembagaan perbibitan rakyat, swasta dan pemerintah

4. Meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia perbibitan

5. Mewujudkan iklim usaha pembibitan yang kondusif

6. Menyusun perencanaan dan pelaporan kegiatan perbibitan

Page 24: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

Sasaran1. Penyediaan benih dan bibit ternak dalam jumlah yang cukup dan

berkualitas secara berkelanjutan

2. Penerbitan peraturan di bidang perbibitan untuk peningkatan pelayanan

3. Optimalisasi fungsi kelembagaan perbibitan

4. Peningkatan kualitas dan kuantitas sumberdaya manusia perbibitan (peternak, petugas, kelembagaan perbibitan)

5. Fasilitasi usaha-usaha pembibitan ternak

6. Penyusunan perencanaan dan pelaporan kegiatan perbibitan

Page 25: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

STRATEGI 1. Pembinaan perbibitan ternak unggulan nasional maupun

daerah 2. Memfasilitasi usaha pembibitan yang dilakukan

UPT/UPTD, rakyat maupun swasta 3. Mendorong usaha-usaha pembibitan ternak di pedesaan 4. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia perbibitan

melalui pelatihan, magang, studi banding, dan lain-lain 5. Mendorong kemitraan usaha pembibitan ternak antara

UPT/UPTD, peternak dengan pengusaha 6. Mendorong pemanfaatan plasma nutfah secara

berkesinambungan

Page 26: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

KEBIJAKAN1. Pengelolaan dan peningkatan mutu dan jumlah benih dan bibit

ternak 2. Penyusunan, penyempurnaan, sosialisasi ”Sistem Perbibitan Ternak

Nasional” dan peraturan perbibitan 3. Penguatan koordinasi dan kelembagaan perbibitan 4. Penguatan SDM perbibitan 5. Promosi dan membangun citra (brand image) bibit ternak 6. Koordinasi perencanaan dan pelaporan

PROGRAM1. Peningkatan ketersediaan benih dan bibit ternak serta pelestarian,

pemanfaatan dan pengembangan plasma nutfah 2. Peningkatan minat usaha pembibitan ternak dan membangun citra

(brand image) bibit ternak 3. Peningkatan koordinasi dan kelembagaan perbibitan 4. Peningkatan dan pemberdayaan SDM perbibitan 5. Penyusunan dan penyempurnaan peraturan dibidang perbibitan

Page 27: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

PROGRAM1. Peningkatan ketersediaan benih dan bibit ternak

serta pelestarian, pemanfaatan dan pengembangan plasma nutfah

2. Peningkatan minat usaha pembibitan ternak dan membangun citra (brand image) bibit ternak

3. Peningkatan koordinasi dan kelembagaan perbibitan

4. Peningkatan dan pemberdayaan SDM perbibitan 5. Penyusunan dan penyempurnaan peraturan

dibidang perbibitan

Page 28: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

MISI DIREKTORAT BUDIDAYA1. Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak ruminansia 2. Meningkatkan dan mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya

pakan lokal 3. Mendorong pengembangan teknologi tepat guna melalui

pemanfaatan alat dan mesin 4. Meningkatkan kualitas pelayanan teknis budidaya ternak

ruminansia yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan 5. Meningkatkan koordinasi, pembinaan dan pengembangan

wilayah secara terpadu dalam bingkai integrasi usaha. 6. Meningkatkan pembinaan kelembagaan usaha peternakan yang

berdaya saing

TUJUAN1. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas usaha budidaya ternak

ruminansia. 2. Meningkatkan ketersediaan daging dan susu 3. Pengaturan stock/persediaan bakalan, daging dan susu. 4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak

Page 29: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

SASARAN

1. Meningkatnya populasi sapi potong mencapai 14,231 juta ekor (pertumbuhan ratarata 2,7 % per tahun) dan produksi daging 420,4 ribu ton (pertumbuhan rata-rata 7,92 % per tahun) sampai dengan tahun 2014.

2. Meningkatnya populasi sapi perah mencapai 613.554 ribu ekor (pertumbuhan ratarata 9,28% pertahun) dan produksi susu mencapai 1,29 juta ton (pertumbuhan ratarata 15,5 % per tahun) sampai dengan tahun 2014.

3. Meningkatnya populasi ternak ruminansia lainnya (kerbau, kambing dan domba).

4. Meningkatnya pendapatan dan kesejahteraan peternak

Page 30: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

KEBIJAKAN1. Meningkatkan populasi dan produktivitas ternak ruminansia melalui : inseminasi

buatan, intensifikasi kawin alam, pencegahan pemotongan ternak betina produktif dan penanggulangan gangguan reproduksi.

2. Meningkatkan daya saing usaha budidaya ternak ruminansia melalui : produksi bakalan, pembesaran dan penggemukan.

3. Meningkatkan daya saing usaha budidaya ternak perah melalui : pengembangan rearing unit (pembesaran), pengembangan model cluster dan perwilayahan.

4. Meningkatkan ketersediaan pakan yang memenuhi standar kebutuhan secara berkesinambungan melalui : pengembangan tanaman pakan, pembinaan penerapan teknologi tepat guna berbasis sumber daya pakan lokal dan pemanfaatan limbah pertanian serta agroindustri.

5. PengembanganMendorong pemanfaatan alat dan mesin budidaya ternak ruminansia, pengolahan pakan ternak, pasca panen dan pengolahan limbah peternakan.

6. Pemberdayaan kelembagaan usaha budidaya ternak ruminansia melalui : pengembangan kawasan usaha peternakan, fasilitasi permodalan dan kemitraan usaha, pembinaan kelompok, pengembangan model-model usaha peternakan spesifik lokasi.

7. Pemberdayaan peternak melalui peningkatan pelayanan teknis.

Page 31: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

PROGRAMSwasembada Daging Sapi

Penyediaan Bakalan/daging sapi lokal Peningkatan Produktifitas dan reproduktifitas ternak sapi lokal Pengembangan Hijauan Pakan Ternak (HPT) dan pabrik pakan mini Pencegahan pemotongan sapi betina produktif Pengaturan impor, distribusi dan pemasaran ternak/daging.

Revitalisasi Persusuan Peningkatan populasi sapi perah Peningkatan produktivitas sapi perah Pengembangan Hijauan Pakan Ternak (HPT) dan pabrik pakan mini Penanganan pasca panen susu Pengembangan kelembagaan usaha Fasilitasi alat dan mesin

Pengembangan Ternak Kerbau, Kambing dan Domba Peningkatan populasi dan produktivitas Pengembangan kelembagaan usaha Pengembangan Hijauan Pakan Ternak (HPT) dan pabrik pakan mini Fasilitasi alat dan mesin

Page 32: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

Pencapaian Swasembada Daging Sapi.Pencapaian Swasembada Daging Sapi (PSDS) 2014 telah ditetapkan sebagaiprogram Nasional yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan secara maksimalagar swasembada daging sapi benar-benar dapat diwujudkan tepat padawaktunya. Oleh karena itu Pencapaian Swasembada Daging Sapi (PSDS) harusdilakukan melalui berbagai terobosan yang dapat diwujudkan melalui jaringankoordinasi yang kuat antara pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota,masyarakat, dan swasta, sehingga swasembada daging dapat dicapai secaraberkelanjutan.

Berdasarkan analisis kebutuhan dan penyediaan, maka tanpa upaya yang serius,dikhawatirkan pada tahun 2014 Indonesia masih dihadapkan pada kekuranganpasokan daging sapi. Dalam kondisi seperti itu, kebijakan yang dapat diterapkanadalah pengawasan pemotongan betina produktif, importasi sapi betina produktif,pengembangan pakan dan alat dan mesin (Alsin), serta importasi bull.

Page 33: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

Pelaksanaan PSDS dilakukan dengan lima kegiatan pokok dan 13 kegiatan operasional yaitu :

1). Kegiatan pokok penyediaan bakalan/daging sapi lokal dengan kegiatanoperasional yaitu : a). pengembangan usaha, b). pengembangan pupukorganik dan biogas, c). pengembangan integrasi, dan d). peningkatan kualitasRPH.2). Kegiatan pokok peningkatan produktivitas dan reproduktivitas sapi lokaldengan kegiatan operasional yaitu : a). optimalisasi IB dan INKA, b).penyediaan dan pengembangan pakan dan air, c). penanggulangangangguan reproduksi dan peningkatan pelayanan kesehatan hewan.3). Kegiatan pokok pencegahan pemotongan sapi betina produktif dengankegiatan operasional yaitu pemberdayaan sapi betina produktif secaraoptimal.4). Kegiatan pokok penyediaan bibit sapi dengan kegiatan operasional yaitu : a).Penguatan kelembagaan sumber bibit dan kelembagaan usaha perbibitan, b). pengembangan usaha pembibitan sapi potong melalui Village BreedingCentre (VBC), dan c). penyediaan bibit melalui subsidi bunga (KUPS).5). Kegiatan pokok revitalisasi aturan distribusi dan pemasaran ternak/dagingsapi dengan kegiatan operasional yaitu : a). pengaturan impor sapi bakalandan daging dan b). pengaturan distribusi dan pemasaran ternak sapi dandaging di dalam negeri.

Page 34: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

Contoh:

Sistem Integrasi Sapi Potong dengan komoditas lain

Diskusi Kelompok:1. Mengidentifikasi sistem integrasi sapi potong dengan komoditas

lain2. Analisis SWOT3. Membuat ringkasan rancangan tentang bagan alir, dan

sumberdaya yang dibutuhkan dengan contoh di bawah.

Page 35: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

Gambar 1. Model Integrasi Ternak Sapi

Page 36: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong
Page 37: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong

Terimakasih

Page 38: Bahan Kuliah Ke 7 Uu Sapi Potong