bahan kkn

58
Keanekaragaman hayati yang ada di bumi ini tak hanya digunakan sebagai bahan pangan ataupun untuk dinikmati keindahanannya saja, tetapi juga bermanfaat sebagai bahan untuk mengobati berbagai penyakit. Tanaman yang ada, terutama yang tumbuh di Indonesia dikenal sebagai bahan yang ampuh untuk obat dan digunakan sebagai bahan baku industri obat di Indonesia selain juga sebagai obat-obatan tradisional. Sebenarnya, tanaman yang berguna sebagai obat dapat juga ditemui sehari-hari. Tanaman seperti kunyit, jahe , jeruk pecel dapat ditanam di pekarangan rumah dan berguna sebagai pengusir berbagai penyakit ringan sehari-hari seperti batuk, masuk angin dan panas dalam. Tak hanya itu, beberapa tanaman yang ada Indonesia terbukti ampuh mengatasi berbagai penyakit yang lebih berat. Beberapa bahkan dipercaya dapat mengatasi penyakit mematikan seperti AIDS, kanker dan sebagainya. Tanaman obat juga dapat dijadikan alternatif berobat yang lebih aman dan alami. Selain itu, tanaman obat juga baik untuk menjaga kecantikan dan kesehatan kulit dan tubuh. Tanaman obat dapat dikonsumsi dengan cara diolah terlebih dahulu. Beberapa tanaman obat dapat digunakan sehari-hari dan diolah dengan cara sederhana seperti direbus dan dicampur dengan air atau bahan-bahan lainnya, sedangkan tanaman yang lain diolah secara modern oleh pabrik atau industri rumah tangga dengan cara dikeringkan dan dikemas dalam kemasan yang praktis untuk dikonsumsi. Walaupun telah banyak tanaman obat yang diproduksi secara moderen, masyarakat yang mengkonsumsi harus tetap cermat dalam memilih produk tanaman obat. Cek kadaluarsa dan produk apakah masih dalam keadaan baik atau telah rusak. Perhatikan pula kode produksi apakah telah terdaftar di Badan POM. Alangkah lebih baik jika memilih produk yang kemasannya lebih baik dan tersegel dengan baik. Memang biasanya agak lebih mahal akan tetapi lebih baik karena aman untuk kesehatan anda.

Upload: delvia-susanti-z

Post on 22-Oct-2015

53 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

bahan

TRANSCRIPT

Page 1: bahan kkn

Keanekaragaman hayati yang ada di bumi ini tak hanya digunakan sebagai bahan pangan ataupun untuk dinikmati keindahanannya saja, tetapi juga bermanfaat sebagai bahan untuk mengobati berbagai penyakit. Tanaman yang ada, terutama yang tumbuh di Indonesia dikenal sebagai bahan yang ampuh untuk obat dan digunakan sebagai bahan baku industri obat di Indonesia selain juga sebagai obat-obatan tradisional. Sebenarnya, tanaman yang berguna sebagai obat dapat juga ditemui sehari-hari.

Tanaman seperti kunyit, jahe, jeruk pecel dapat ditanam di pekarangan rumah dan berguna sebagai pengusir berbagai penyakit ringan sehari-hari seperti batuk, masuk angin dan panas dalam. Tak hanya itu, beberapa tanaman yang ada Indonesia terbukti ampuh mengatasi berbagai penyakit yang lebih berat. Beberapa bahkan dipercaya dapat mengatasi penyakit mematikan seperti AIDS, kanker dan sebagainya. Tanaman obat juga dapat dijadikan alternatif berobat yang lebih aman dan alami. Selain itu, tanaman obat juga baik untuk menjaga kecantikan dan kesehatan kulit dan tubuh.

Tanaman obat dapat dikonsumsi dengan cara diolah terlebih dahulu. Beberapa tanaman obat dapat digunakan sehari-hari dan diolah dengan cara sederhana seperti direbus dan dicampur dengan air atau bahan-bahan lainnya, sedangkan tanaman yang lain diolah secara modern oleh pabrik atau industri rumah tangga dengan cara dikeringkan dan dikemas dalam kemasan yang praktis untuk dikonsumsi.

Walaupun telah banyak tanaman obat yang diproduksi secara moderen, masyarakat yang mengkonsumsi harus tetap cermat dalam memilih produk tanaman obat. Cek kadaluarsa dan produk apakah masih dalam keadaan baik atau telah rusak. Perhatikan pula kode produksi apakah telah terdaftar di Badan POM. Alangkah lebih baik jika memilih produk yang kemasannya lebih baik dan tersegel dengan baik. Memang biasanya agak lebih mahal akan tetapi lebih baik karena aman untuk kesehatan anda.

Berikut adalah tanaman obat yang banyak dikenal oleh masyarakat dan yang sering diolah menjadi produk yang baik untuk kesehatan tubuh atau mengobati penyakit :

Kina : Kina adalah satu-satunya bahan yang ampuh untuk mengobati malaria. Pohon kina merupakan pohon perdu yang berkayu dan warnanya selalu hijau dengan kulit kayu yang tebal. Kina berkembang biak dengan cara berbunga dengan bakal buah di dalam bunga. Obat kina diproduksi dari kulit pohonnya.

Jahe : Jahe adalah tanaman berakar rimpang dan bahan berkasiat pada tanaman ini terletak pada akarnya. Jahe popular sebagai minuman yang dapat menghangatkan tubuh. Meminum sari jahe dipercaya juga dapat mengembalikan kesegaran tubuh. Cara membuat minuman jahe cukup mudah, hanya digepengkan dan kemudian diseduh dengan air hangat kemudian dapat ditambahkan gula atau bahan lainnya seperti kopi dan the.

Lidah buaya : selain berfungsi sebagai tanaman hias, lidah buaya juga memiliki berbagai manfaat yang berguna baik untuk kesehatan ataupun kecantikan. Sejak berabad lamanya lidah buaya atau lebih dikenal dengan aloevera ini digunakan sebagai bahan untuk merawat kecantikan para putri raja. Sebagai obat, aloevera bermanfaat untuk memperlambat tumbuhnya virus HIV, memperbaiki sistim

Page 2: bahan kkn

pencernaan, membunuh kuman dan menghilangkan rasa sakit. Sebagai bahan kecantikan aloevera bermanfaat untuk melindungi kulit dari kekeringan dan dehidrasi, merangsang tumbuhnya sel sel kulit yang baru, serta dapat menyuburkan rambut. Tak hanya itu lidah buaya ini juga dapat dikonsumsi dan dapat digunakan sebagai bahan campuran minuman yang menyegarkan.

Temulawak : merupakan tanaman obat yang sangat popular di kalangan masyarakat Indonesia khususnya masyarakat jawa. Temulawak merupakan tumbuhan asli Indonesia dan memiliki khasiat yang lengkap. Temulawak atau juga disebut Curcuma biasanya diberikan kepada anak anak untuk menambah nafsu makan mereka. Temulawak juga dapat menghilangkan flek-flek hitam pada wajah dan kandungan minyak atsirinya dapat membersihkan isi perut serta memperlancar ASI pada wanita yang menyusui. Penelitian lebih lanjut mengemukakan bahwa temulawak sangat ampuh untuk mengobati penyakit hati atau penyakit liver dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah karena dalam temulawak terdapat kandungan kurkumin yang dapat menyehatkan hati. Sama seperti jahe dan kencur, cara mengkonsumsi temulawak adalah dengan diparut dan diambil sari airnya.

Kayu putih : kayu putih sangat dikenal di Indonesia yang berfungsi untuk menghangatkan badan. Kayu putih juga termasuk tanaman industri dan pemrosesannya adalah dengan menyuling minyak yang dihasilkan dari daunnya.

Kencur : merupakan bumbu masak yang popular di kalangan masyarakat Indonesia. Kencur dipakai hamper di seluruh masakan Indonesia. Sebagai tanaman obat, kencur sangat bermanfaat untuk mengobati batuk, menghilangkan nafas tidak sedap, menghilangkan kembung dan mual masuk angin serta manfaat-manfaat lainnya. Selain diseduh sarinya setelah diperas, kunir juga dapat dimakan mentah-mentah

Kunir : kunir merupakan satu kelompok tanaman yang sama dengan jahe dan kencur, yaitu tanaman berakar rimpang. Kunir mudah dikenali karena warnanya yang kuning. Selain menjadi bumbu masak utama untuk berbagai makanan Indonesia, kunir juga bermanfaat untuk mencegah sariawan, panas dalam, serta baik untuk wanita hamil dan menyusui. Cara sederhana untuk mengkonsumsi kunir adalah dengan memarut kunir dan memeras sari parutannya lalu merebusnya dengan air panas.

Page 3: bahan kkn

Mahkota Dewa : merupakan tanaman yang sangat terkenal yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Tanaman mahkota dewa ini sebenarnya berasal dari Papua dan memiliki berbagai zat aktif yang seperti alkaloid, saponin, flavonoid dan polivenol. Beberapa manfaat tanaman ini untuk kesehatan adalah sebagai zat ampuh untuk detoksifikasi menghilangkan racun racun dalam tubuh, sumber anti bakteri dan virus, dapat meningkatkan sistim kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi kadar gula dalam darah, mengurangi penggumpalan darah, melancarkan peredaran darah ke seluruh tbuh, mengurangi kandungan kolesterol dan resiko penyakit jantung koroner, mengandung antiinlamasi, sebagai anti oksidan dan dapat membantu mengurangi sakit pada saat pendarahan. Tumbuhan ini tidak besar namun dapat tumbuh hingga sepanjang 3 meter. Buahnya berwarna merah dan tumbuh dari batang hingga ke ranting.

Mengkudu : mengkudu adalah tanaman tradisional yang banyak tumbuh dimana mana dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Tanaman ini termasuk dalam jenis kopi-kopian dengan tumbuhan yang tidak terlalu tinggi. Buahnya hijau dengan bentuk yang lonjong dan bertotol totol dnegan biji yang banyak dan kecil dalam daging buahnya. Mengkudu banyak berkembang biak secara liar namun banyak juga yang memelihara tanaman ini di halaman rumah. Mengkudu juga dikenal dengan nama pace yang bermanfaat sebagai salah satu obat untuk mengurangi hipertensi, sakit kuning, demam, flu, batuk, dan sakit perut. Tanaman ini juga bermanfaat untuk kecantikan yaitu menghilangkan sisik pada kaki. Pada dasarnya buah mengkudu yang masak berbau tidak sedap, namun justru buah itulah yang mengandung banyak zat penting seperti morinda diol, morindone, morindin, damnacanthal, metil asetil, asam kapril dan sorandiyiol yang sangat bermanfaat untuk kesehatan

Buah merah : Buah merah merupakan tanaman obat yang popular setelah mahkota dewa. Sama dengan tanaman mahkota dewa, buah merah juga berasal dari Papua. Buah merah sangat terkenal karena dipercaya dapat mengurangi virus HIV dalam darah. Tanaman ini tumbuh menyerupai pandan dengan tinggi tanaman hingga 16 m yang dikokohkan dengan akar tunjang. Seperti namanya buah merah berwarna merah marun saat matang namun ada juga buah yang

Page 4: bahan kkn

berwarna coklat atau coklat kekuningan. Buah ini dapat juga bermanfaat untuk mencegah penyakit mata, cacingan, kulit dan meningkatkan stamina tubuh. Selain itu buah merah dipercaya dapat mengobati penyakit kanker. Buah merah banyak mengandung antioksidan seperti karoten, beta haroten dan tokoferol serta asam oleat, asam linoleat, asam linolenat, dekanoat, omega 3 dan omega 9 yang selain dapat meningkatkan daya tahan tubuh juga dapat menangkal pembentukan radikal bebas dalam tubuh.

This entry was posted on Selasa, April 22nd, 2008 at 8:52 pm and is filed under Tanaman Obat. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackback from your own site.

Pengendalian tikus

Tikus sawah merupakan hama utama penyebab kerusakan padi di Indonesia. Penyerangannya dilakukan sejak padi di persemaian sampai panen, bahkan tikus sawah pun menjadi hama di gudang penyimpanan padi. 

Rata-rata tingkat kerusakan pada tanaman padi yang diakibatkan serangan hama tikus sawah mencapai 17% per tahun. Permasalahan ini antara lain disebabkan pengendalian tikus di tingkat petani dilakukan setelah terjadi serangan (karena lemahnya monitoring), sehingga penanganan hama tikus menjadi terlambat.

Disamping itu pemahaman petani mengenai informasi aspek dinamika populasi tikus, yang menjadi dasar dalam pengendalian juga masih kurang.  Kecenderungan petani masih kurang peduli dalam menyediakan sarana pengendalian tikus, organisasi pengendalian yang masih lemah, dan pelaksanaan pengendalian yang tidak berkelanjutan dapat mengakibatkan meningkatnya hama tikus sawah.

Tidak kalah penting adalah masih banyak petani yang mempunyai ”persepsi mistis”. Di lingkungan masyarakat Jawa, biasanya bila petani melihat tikus, tidak boleh menyebut tikus tetapi disebutnya ”den bagus”.  Padahal, pada hakekatnya hal tersebut dapat menghambat dalam usaha pengendalian tikus itu sendiri.

Melihat kondisi di atas, maka perlu Pengendalian Hama Tikus Terpadu (PHTT). Strategi PHTT dilaksanakan berdasarkan pemahaman ekologi tikus, dilakukan secara dini, intensif dan terus menerus (berkelanjutan) dengan memanfaatkan berbagai teknologi pengendalian yang sesuai dan tepat waktu. Disamping itu kegiatan pengendalian diprioritaskan pada waktu sebelum tanam (pengenalian dini), untuk menurunkan populasi tikus serendah mungkin sebelum terjadi perkembangbiakan tikus yang cepat pada stadium generataif padi; dan pelaksanaan pengenalian dilkukan olehpetani secara bersama-sama (berkelompok) dan terkoordinasi dalam cakupan skala luas (hamparan).

Setidaknya ada sembilan cara pengendalian hama tikus sawah. Pertama, tanam dan panen serempak. Dalam satu hamparan, diusahakan selisih waktu tanam dan panen tidak lebih dari 2 minggu. Hal tersebut untuk membatasi tersedianya pakan padi generatif, sehingga tidak terjadi perkembangbiakan tikus yang terus menerus. Cara kedua adalah

Page 5: bahan kkn

Sanitasi habitat. Dilakukan selama musim tanam padi, yaitu dengan cara membersihkan gulma dan semak-semak pada habitat utama tikus yang meliputi tanggul irigasi, jalan sawah, batas perkampungan, pematang, parit, saluran irigasi, dll. Juga dilakukan minimalisasi ukuran pematang (tinggi dan lebat pematang) kurang 30 cm agar tidak digunakan sebagai tempat bersarang.

Cara yang ketiga adalah Gerakan bersama (gropyokan massal). Gerakan ini dilakukan serentak pada awal tanam melibatkan seluruh petani. Gunakan berbagai cara untuk menangkap/membunuh tikus seperti penggalian sarang, pemukulan, penjeratan, pengoboran malam, perburuan dengan anjing, dan sebagainya. Keempat, lakukan Fumugasi/pengemposan. Fumigasi dapat efektif membunuh tikus dewasa beserta anak-anaknya di dalam sarang. Agar tikus mati, tutuplah lubang tikus dengan lumpur setelah difumigasi dan sarang tidak perlu dibongkar. Lakukan fumigasi selama masih dijumpai sarang tikus terutama pada stadium generatif padi.

Selain itu, dapat  menerapan Trap Barrier  System (TBS). TBS dengan tanaman perangkap diterapkan terutama di daerah endemik tikus dengan pola tanam serempak. TBS berukuran 20 x 20 m dapat mengamankan tanaman padi dari serangan tikus seluas 15 ha. Cara lainnya ialah Penerapan Linier Trap Barrier  System (LTBS). LTBS berupa bentangan pagar plastik/terpal setinggi 60 cm, ditegakkan dengan ajir bambu setiap jarak 1 m, dilengkapi bubu perangkap setiap jarak 20 m dengan pintu masuk tikus berselang-seling arah. LTBS dipasang di daerah perbatasan habitat tikus atau pada saat ada migrasi tikus. Pemasangan dipindahkan setelah tidak ada lagi tangkapan tikus atau sekurang-kurangnya di pasang selama 3 malam.

Cara lainnya ialah dengan memanfaatan musuh alami. Cara termudah ini adalah dengan tidak mengganggu atau membunuh musuh alami tikus sawah, khususnya pemangsa, seperti burung hantu, burung elang, kucing, anjing, ular tikus, dan lain-lain. Rodentisida, yang merupakan cara kedelapan ini, digunakan hanya apabila populasi tikus sangat tinggi terutama pada saat bera atau awal tanam. Penggunaan rodentisida harus sesuai dosis anjuran. Umpan ditempatkan di habitat utama tikus, seperti tanggul irigasi, jalan sawah, pematang besar, atau tepi perkampungan. Terakhir, cara pengendalian lokal lainnya dengan memanfaatkan cara pengendalian tikus yanga biasa digunakan petani setempat, seperti penggenangan sarang tikus, penjaringan, pemerangkapan, bunyi-bunyian, dan cara-cara lainnya.

Tikus yang telah terbunuh/tertangkap hanya merupakan indikasi turunnya populasi. Yang perlu diwaspadai adalah populasi tikus yang masih hidup, karena akan terus berkembang biak dengan pesat selama musim tanam padi. Disamping itu monitoring keberadaan dan aktivitas tikus sangat penting diketahui sejak dini agar usaha pengendalian dapat berhasil. Cara monitoring antara lain dengan melihat lubang aktif, jejak tikus, jalur jalan tikus, kotoran atau gejala kerusakan tanaman. Dan tidak kalah pentingnya adalah mewaspadai terhadap kemungkinan terjadinya migrasi (perpindahan tikus) secara tiba-tiba dari daerah lain dalam jumlah yang besar.

Permasalahan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Page 6: bahan kkn

Terdapat empat langkah dasar menghadapi permasalahan hama di lapangan. Langkah pertama adalah identifikasi, yaitu mengenal jenis hama yang menyerang suatu pertanaman. Langkah kedua adalah penentuan jumlah populasi untuk memastikan kerusakan dan menghitung kerugian, dilakukan dengan pengambilan sampel hama atau persentase kerusakan. Langkah ketiga adalah pertimbangan perlu atau tidaknya usaha pengendalian dilakukan, dengan cara menganalisis hasil pengamatan dan pemantauan lapangan. Langkah keempat adalah penentuan cara pengendalian yang tepat dengan memadukan beberapa cara pengendalian yang ada.

KEGIATAN BELAJAR  2

Hama Tanaman Padi

Hama-hama padi, seperti halnya hama komoditas lain, dapat dibagi menjadi key pests, potential pests dan minor pests. Hama-hama kunci merupakan hama paling penting yang umumnya belum dapat diatasi dengan baik. Pada padi, hama-hama kunci tersebut adalah penggerek batang padi, wereng padi, dan walang sangit. Penggerek batang padi merupakan jenis serangga hama yang merusak pada saat larva, menimbulkan gejala sundep dan beluk. Wereng padi menyerang batang dan daun. Wereng batang padi berbahaya karena populasinya mudah meningkat dengan pesat, sedangkan wereng daun berbahaya karena bertindak sebagai vektor atau pembawa penyakit tanaman. Walang sangit menyerang biji padi yang baru saja terbentuk dan masih dalam periode masak susu. Usaha pengendalian hama-hama tersebut harus dilaksanakan dengan memperhatikan keterpaduan antara berbagai cara pengendalian maupun keberadaan masing-masing hama karena kondisi pertanaman memungkinkan datangnya berbagai jenis jasad pengganggu secara bersama-sama. Hama-hama potensial dan hama-hama minor memang kurang berbahaya, tetapi kehadirannya harus tetap diperhitungkan.Di samping hama-hama tersebut, tikus sebagai binatang mengerat dapat juga berperan sebagai hama yang merugikan. Cara hidupnya amat menunjang peran tersebut, sehingga usaha untuk menekan populasi tikus harus merupakan usaha kerja sama yang melibatkan segenap lapisan masyarakat petani, dikoordinasi dengan baik, diatur melalui organisasi yang rapi, melalui perencanaan yang tepat dengan pilihan teknik pengendalian yang sesuai terhadap perikehidupan tikus pada suatu daerah/wilayah dalam suatu musim tertentu.Strategi pengendalian tikus dapat disusun dengan tujuan untuk mencegah atau mengendalikan populasi tikus agar tidak menjadi hama. Untuk itu dibutuhkan pemahaman yang baik dan lengkap tentang cara hidup, perilaku, cara merusak serta sifat-sifat biologis lainnya, sehingga penanganan masalah hama tikus benar-benar didasarkan kepada situasi nyata. Dengan demikian keberhasilan dan kelestarian usaha dalam menekan hama tikus akan lebih terjamin.

KEGIATAN BELAJAR  3

Hama Tanaman Jagung

Page 7: bahan kkn

Hama-hama utama jagung adalah uret, penggerek batang dan penggerek tongkol. Hama uret yang ada di dalam tanah, amat berperan di daerah dengan pengairan yang kurang baik, karena dapat menyebabkan tanaman mati dan tidak dapat tumbuh. Usaha pengendaliannya terutama dengan mengatur cara bertanam secara cermat. Hama penggerek batang menghancurkan pertanaman dan menimbulkan kerugian karena juga mampu menyerang tongkol. Ada beberapa jenis penggerek batang, tetapi yang paling penting adalah Ostrinia furnicalis. Cara pengendalian hama penggerek terutama dengan menggunakan teknik bercocok tanam dan manipulasi lingkungan, sedangkan insektisida sulit digunakan karena letak hama tersembunyi. Penggerek tongkol jagung merupakan hama yang paling banyak menimbulkan kerugian karena langsung menyerang bagian yang memiliki nilai ekonomi. Usaha pengendalian dapat dilakukan dengan pengolahan tanah dan pengairan pada saat hama berkepompong, atau menggunakan insektisida yang mudah terurai yang diberikan langsung pada tongkol jagung. Hama-hama pascapanen yang banyak dijumpai adalah bubuk jagung, bubuk beras dan ngengat biji India. Hama-hama ini umumnya berkembang biak di banyak tempat karena mempunyai tempat tinggal yang serupa.

KEGIATAN BELAJAR  4

Hama Tanaman Sorgum dan Gandum

Tanaman sorgum dan gandum adalah tanaman pokok pengganti beras yang sangat penting untuk dibudidayakan dan dimanfaatkan di Indonesia. Oleh karena itu petani harus mengetahui dan mengenal berbagai macam hama kunci tanaman tersebut. Tanaman sorgum dan gandum berasal dari famili Graminae, sehingga hama yang menyerang kedua tanaman tersebut hampir sama, misalnya Contarinia sorghicola Coq pada tanaman sorgum dan Contarinia tritici pada tanaman gandum.Tanaman sorgum relatif lebih tahan terhadap serangan hama dibandingkan tanaman palawija lainnya. Hama-hama utama tanaman sorgum adalah Contarinia sorghicola Coq., Rhopalosiphum maidis Fitch., dan Conogethes punctiferalis Guenee. Tanaman gandum masih sangat sedikit dibudidayakan di Indonesia sehingga hama-hama yang menyerang pertanaman ini masih tidak banyak ditemukan. Hama-hama utama pada tanaman gandum antara lain hama ganjur gandum (Contarinia tritici), hama trips (Haplothrips tritici), dan Delia coarctata. Hama-hama lain yang menyerang tanaman serealia lainnya juga patut diwaspadai karena dimungkinkan dapat menyerang sorgum dan gandum.

Daftar Pustaka Anonim. (1989). Rekomendasi Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi dan Palawija di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman.

Anonim. (1994). Pedoman Rekomendasi Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Pangan. Jakarta: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura. Direktorat Bina

Page 8: bahan kkn

Perlindungan Tanaman.

Baco, D. M. Yasin, dan Masmawati. (1997). Perkembangan Helicoverpa armigera Hubner dan Kerusakan yang Ditimbulkan pada Tumpangsari Sorgum dan Kacang Gude. Jurnal Penelitian Tanaman Pangan Vol.16(1). Hal 75-85.

BATAN. (2003). Penelitian Pemuliaan Tanaman Gandum dengan Teknik Mutasi. http://www.batan.go.id/patir/kerma/pert/ bogasari/bogasari.html. Diakses tanggal 22 Agustus 2006.

Breithaupt, J. (2006). Ostrinia furnacalis. http://ecoport.org/EntGIFs/ 000019/19774.jpg. Diakses tanggal 14 Juni 2006.

HYPPZ. (1998). Weath Bulp Fly. http://www.inra.fr/internet/produits/ HYPPZ/RAVAGEUR. Diakses tanggal 31 Agustus 2006.

ICRISAT. (1983). Sorghum Insect Identification Handbook. India: International Crops Research Institute for Semi-Arid Tropics. 

Kalshoven, L. G. E. (1981). The Pest of Crops in Indonesian. Jakarta: PT Ichtiar Baru-Van Hoe. 

MAF. (2004). Conogethes punctiferalis. Ministry of Agriculture and Forestry.http://www. biosecurity.govt.n2/imports/plants/standards/diafts/ logan-datasheets.pdf. Diakses tanggal 25 Maret 2005.

Saraswati, D. P., R. Budiono, dan S. Roesmarkam. (2003). Pewilayahan Potensi Pengembangan Gandum Di Jawa Timur. http://www.bptp-jatim. deptan. go.id/temp /buletin/gandum. pdf# search = %22 gandum%2. Diakses tanggal 31 Agustus 2006.

Soeranto. (2005). Pemuliaan Tanaman Sorgum Di PATIR – BATAN. http:// www.batan. go.id/patir/berita/pert/sorgum/sorgum.html. Diakses tanggal 31 Agustus 2006.

University of Nebraska Department of Entomology. (2006). White Grubs. (Family: Scarabaeidae). http://entomology.unl.edu/images/seedpest/ whtgrubs.htm. Diakses tanggal 14 Juni 2006.

MODUL 7

Penyakit Penting Tanaman Serealia Di Indonesia 

KEGIATAN BELAJAR  1

Pengenalan Penyakit Tumbuhan

Page 9: bahan kkn

Penyakit tumbuhan dapat menyebabkan bagian-bagian tanaman tidak dapat menjalankan fungsinya secara normal. Hal ini akan mengganggu fungsi fisiologis tanaman tersebut dan akhirnya tidak mampu berproduksi secara maksimum baik kualitas maupun kuantitas.Berbagai cara dilakukan untuk dapat mendiagnosis berbagai penyakit pada tumbuhan antara lain dengan mengenal gejala yang khas, sehingga dikenal 3 tipe gejala penyakit yaitu (1) tipe nekrotik, meliputi klorosis, nekrosis dan kanker, (2) tipe hipoplastis, meliputi kerdil dan roset, dan (3) tipe hiperplastis, meliputi kudis dan enasi.

KEGIATAN BELAJAR  2

Penyakit-penyakit Padi 

Bermacam-macam penyakit pada padi disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus. Penyakit padi yang disebabkan oleh jamur di antaranya penyakit bercak cokelat yang timbul pada semai, daun, dan buah, dan penyakit blas yang menyerang semua bagian tanaman. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri diantaranya hawar daun bakteri yang dapat menyebabkan daun menjadi kering dan membusuk. Penyakit lain yang disebabkan oleh bakteri yaitu daun bergores bakteri yang menyebabkan daun menjadi berwarna kuning dan akhirnya mati. Sedangkan penyakit padi yang disebabkan oleh virus yaitu penyakit tungro dan kerdil rumput. Virus penyebab penyakit kerdil rumput belum diketahui secara pasti karena setelah melihat irisan serangga (vektor) selain terlihat keberadaan bentuk-bentuk mirip virus juga terdapat badan-badan yang mirip mikoplasma.

KEGIATAN BELAJAR  3

Penyakit-penyakit Jagung 

Penyakit yang menyerang tanaman jagung dan dapat menurunkan hasil terutama disebabkan oleh jamur, sedangkan bakteri dan virus tidak menimbulkan kerugian yang berarti. Penyakit yang disebabkan oleh jamur dapat menyerang daun atau biji, diantaranya: (1) Penyakit bulai menyerang sel-sel jaringan daun dan menyebabkan daun kaku, agak menutup, lebih tegak dari biasa dan menyebabkan tanaman cepat rebah. Pertanaman jagung yang diserang penyakit ini dapat mengalami kerugian sampai 90%, (2) Penyakit karat ditandai oleh permukaan daun menjadi kasar dan akhirnya kering. Penyakit ini disebabkan oleh Puccinia polyspora dan Puccinia sorghi, (3) Penyakit hawar daun yang dapat menimbulkan bercak-bercak hijau tua dan coklat kehijauan berbentuk kumparan atau perahu. Tanaman jagung akhirnya kering seperti habis terbakar dan mati, dan (4) Busuk tongkol Fusarium yang disebabkan oleh jamur Fusarium. Jamur ini menyebabkan tongkol dan biji busuk.

KEGIATAN BELAJAR  4 

Penyakit-penyakit Sorgum dan Gandum 

Page 10: bahan kkn

Penyakit pada tanaman sorgum antara lain disebabkan oleh jamur yang dapat menimbulkan beberapa penyakit, yaitu penyakit busuk merah disebabkan oleh jamur Colletotrichum graminicola dengan gejala bercak-bercak memanjang pada daun berwarna kelabu dengan tepi berwarna merah, dan penyakit gosong disebabkan oleh jamur Sphacelotheca sorghi, yang menyerang semai sebelum muncul di permukaan tanah. Infeksi jamur dapat dihindari dengan perendaman benih menggunakan formalin 0,5 % selama 2 jam. Penyakit pada gandum dapat disebabkan oleh jamur dan virus antara lain: penyakit Barley Yellow Dwarf Virus disebabkan oleh virus yang penularannya dilakukan melalui serangga. Perkembangan penyakit ini sangat dipengaruhi oleh umur tanaman. Virus yang menyerang tanaman muda atau bibit dapat menyebabkan kematian, dan penyakit bercak daun yang disebabkan oleh jamur Drechslera sorokiana

Daftar Pustaka

Agrios, G.N. (1988). Plant Pathology. Third Edition. New York: Academic Press.

Anonim. (1989). Rekomendasi Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi dan Palawija di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan Hortikultura. Direktorat Bina Perlindungan Tanaman.

Bos, L. (1990). Introduction to Plant Virology. (Alih bahasa: Triharso, Pengantar Virologi Tumbuhan). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Ling, K.C. (1975). Rice Virus Diseases. Los Banos: International Rice Research Institute.

Semangun, H. (1996). Pengantar Ilmu Penyakit Tumbuhan. Cetakan pertama. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Semangun, H. (1993). Penyakit-penyakit Tanaman Pangan di Indonesia. Cetakan Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

MODUL 8

Hasil Tanaman Serealia  

KEGIATAN BELAJAR  1

Hasil Padi

Proses pembentukan hasil padi seperti halnya juga tanaman serealia lainnya ditentukan oleh 3 proses yaitu: pembentukan organ vegetatif, pembentukan organ bunga, dan produksi (akumulasi dan translokasi fotosintat ke buah yang sedang berkembang).Produktivitas hasil padi dapat dibandingkan melalui 3 cara yaitu: atas dasar hasil per musim tanam, hasil per hari, dan hasil per tahun.Komponen yang membatasi hasil padi antara lain adalah jumlah gabah/m2, di mana

Page 11: bahan kkn

jumlahnya dapat ditingkatkan melalui penambahan densitas tanaman sampai optimum.Waktu dan cara pemanenan hasil padi berpengaruh terhadap jumlah serta mutu gabah dan beras. Pemanenan awal menurunkan kualitas gabah karena masih banyak mengandung butir hijau dan kapur, sehingga gabah tidak tahan lama dalam penyimpanan. Sedangkan pemanenan yang terlambat dapat menurunkan kualitas hasil yang disebabkan oleh serangan hama dan kerontokan. Pemanenan optimum padi sawah berkisar antara 28 - 34 hari setelah pembungaan (selama musim kemarau) dan 34 - 38 hari setelah pembungaan (selama musim hujan). Sesuai dengan sifatnya, pemanenan padi dapat menggunakan ketam untuk padi yang tidak mudah rontok, dan menggunakan sabit untuk padi yang mudah rontok.

KEGIATAN BELAJAR  2

Hasil Jagung, Sorgum, dan Gandum

Kenaikan hasil tanaman jagung selain dapat dicapai melalui perbaikan pengelolaan budidaya dan ekonomi, juga melalui perbaikan genetik yang tahan hama dan penyakit serta mampu bersaing dengan gulma.Komponen yang membatasi hasil jagung antara lain jumlah biji. Jumlah biji optimum per tanaman diperoleh pada suhu rata-rata 13,5 – 30oC, selama tahap inisiasi bunga sampai pembungaan. Faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah biji yaitu (1) laju produksi asimilat, (2) distribusi asimilat, (3) pertumbuhan tongkol dan kesuburan buliran.Panen jagung dilakukan pada saat biji mencapai berat kering butiran maksimum, yang ciri-cirinya dapat dilihat dari beberapa kenampakan fisik seperti kenampakan klobot, dan pembentukan jaringan tertutup hitam pada butiran.Pada sorgum, hasil biji ditentukan oleh beberapa komponen antara lain jumlah biji dan ukuran biji. Seperti halnya pada jagung kemasakan biji ditentukan oleh terbentuknya lapisan hitam, yang pada gandum terbentuk di daerah kalasa plasenta.Untuk mendapatkan hasil panen yang optimum, pemanenan dilakukan setelah biji mencapai kemasakan fisiologis, biasanya 45 hari setelah bakal biji terbentuk atau biji telah keras apabila dipijit.Hasil gandum di Indonesia sangat bervariasi tergantung pada kondisi lingkungan terutama tinggi tempat dan ketersediaan air, dan varietas gandum yang ditanam. Hasil biji gandum dapat ditaksir menggunakan komponen-komponen hasilnya seperti jumlah malai/m2, jumlah biji/malai, persentase biji isi dan berat 1000 butir biji.Umur tanaman gandum bervariasi tergantung pada varietas. Berdasarkan umur tanaman varietas gandum dapat dikelompokkan menjadi berumur dalam (120 - 135 hari), berumur sedang (90 - 110 hari), dan berumur genjah (80 - 90 hari). Walaupun umur tanaman gandum beragam, namun pemanenan biji gandum harus dilakukan pada saat yang optimal. Pemanenan dilakukan pada saat (1) biji mencapai berat kering maksimum, yang ditandai oleh kandungan air biji sekitar 14 - 16 % atau lebih rendah, (2) cairan tidak keluar dari biji bila digigit atau ditekan dengan kuku, dan/atau (3) batang, daun, dan kelopak buah kelihatan kering dan berwarna putih keabu-abuan.

Daftar Pustaka

Page 12: bahan kkn

Anonim. (1976). Studi Gandum III. Bercocok Tanam Gandum. Himpunan Laporan Survei dan Kertas Kerja Seminar Gandum. Jakarta: Direktorat Bina Produksi Tanaman Pangan. 

Anonim. (1992). Bercocok Tanam Jagung. Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 

Anonim. (1992). Budidaya Tanaman Padi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.  

Anonim. (1992). Hasil Utama Penelitian Tanaman Pangan 1987-1991. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 

Chapman, S.R. and L.P. Carter. (1976). Crop Production: Principles and Practices. San Francisco: W.H. Freeman and Co. 

De Datta, S.K. (1981). Principle and Practices of Rice Production. New York: John Wiley & Sons. 

Gomez, A.A. and K.A. Gomez. (1983). Multiple Cropping in the Humid Tropics of Asia. Ottawa: IDRC.

Ismail, I.G. dan M. Abdul Kadir. (1977). Cara Bercocok Tanam Sorghum. Bogor: Lembaga Pusat Penelitian Pertanian.

Ismunadji, M., Soetjipto Partohardjono, Mahyuddin Syam dan Adi Widjono. (1988). Padi. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Morachan, Y.B. (1978). Crops Production and Management. New Delhi: Oxfort $ IBH Publishing Co. 

Subandi, Mahyuddin Syam dan Adi Widjono. (1988). Jagung. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Subandi, Mahyuddin Syam, S.O. Manurung dan Yuswadi. (1985). Hasil Penelitian Jagung, Sorgum dan Terigu 1980-84. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Tohari. (1992). Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Yoshida, S. (1981). Fundamentals of Rice Crop Science. Los Banos: IRRI. 

MODUL 9

Penanganan Pascapanen Tanaman Serealia 

Page 13: bahan kkn

KEGIATAN BELAJAR  1

Pascapanen Padi

Kehilangan dalam penanganan pascapanen padi, dapat menyebabkan rendahnya hasil padi di tingkat petani. Urutan kegiatan pascapanen padi terdiri dari: perontokan, pengangkutan, pengeringan, pembersihan, dan penyimpanan.Untuk memisahkan gabah dari malai dapat dirontokkan dengan alat perontok kaki (pedal thresher), dengan dipukul-pukul pada kotak “gebuk” atau dengan cara diinjak-injak. Untuk mencegah banyaknya gabah yang hilang tercecer dan rusaknya gabah dalam pengangkutan dapat digunakan karung yang baik.Kadar air gabah yang aman untuk disimpan adalah 14%. Setelah dirontokkan kandungan air gabah segera diturunkan dengan pengeringan. Proses pengeringan dilakukan dengan 2 cara, yaitu pengeringan alami dan pengeringan buatan.Pembersihan gabah bertujuan untuk menghilangkan biji hampa dan kotoran yang tercampur selama perontokan dan pengeringan. Pembersihan didasarkan atas 3 sifat gabah, yaitu: pembersihan udara, pembersihan mekanik dan pembersihan gravitasi.Suhu rendah dan kandungan air rendah diperlukan bagi penyimpanan gabah dalam jangka waktu lama. Benih padi dengan kadar air 10-14% dapat disimpan dalam kondisi baik pada suhu 18oC selama lebih dari 2 tahun.

KEGIATAN BELAJAR  2

Pascapanen JagungJagung adalah produk musiman yang mudah rusak. Sebagai produk musiman, perlu dilakukan penerapan teknologi penyimpanan yang tepat agar komoditi tersebut tetap tersedia sepanjang tahun dan tidak rusak.Kegiatan pascapanen jagung meliputi: pengupasan, pengeringan, pemipilan, grading dan standarisasi, penyimpanan, dan pengangkutan. Keuntungan pengeringan antara lain: meningkatkan daya simpan, mempertahankan viabilitas benih, menambah nilai ekonomi, mempermudah pengolahan lebih lanjut, dan mempermudah/mengurangi biaya pengangkutan.Pemipilan jagung adalah pemisahan biji jagung dari kelobot dan tongkolnya yang dapat dilakukan dengan tangan atau mesin pemipil. Berdasarkan pengaruh udara lingkungan, penyimpanan jagung dapat dibedakan menjadi penyimpanan udara bebas, dan penyimpanan rapat udara. 

KEGIATAN BELAJAR  3

Pascapanen Sorgum dan Gandum

Sorgum dan gandum adalah produk musiman dan mudah rusak. Sebagai produk musiman, perlu dilakukan penerapan teknologi pascapanen yang tepat agar komoditi tersebut tetap tersedia sepanjang tahun dan tidak rusak.Kegiatan pascapanen sorgum dan gandum meliputi pengeringan, perontokan, dan penyimpanan dengan sedikit perbedaan tergantung kondisi lingkungan atau negara

Page 14: bahan kkn

pembudidaya komoditi tanaman tersebut

Daftar Pustaka

Ahmed, S.M. (1985). Wheat Seed Production, Storage, and Distribution in Bangladesh. Dalam Wheat For More Tropical Environments. A Proceedings of the International Symposium, CYMMIT. p. 291-296.

Anonim. (1992). Bercocok Tanam Jagung. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 

Anonim. (1992). Budidaya Tanaman Padi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Anonim. (1992). Hasil Utama Penelitian Tanaman Pangan 1987-91. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. 

Chapman, S.R. and L.P. Carter. (1976). Crop Production: Principles and Practices. San Francisco: W.H. Freeman and Co. 

De Datta, S.K. (1981). Principle and Practices of Rice Production. New York: John Wiley & Sons. 

Ismail, I.G. dan M. Abdul Kadir. (1977). Cara Bercocok Tanam Sorghum. Bogor: Lembaga Pusat Penelitian Pertanian. 

Ismunadji, M., Soetjipto Partohardjono, Mahyuddin Syam dan Adi Widjono. (1988). Padi. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 

Morachan, Y.B. (1978). Crops Production and Management. New Delhi: Oxfort $ IBH Publishing Co. 

Subandi, Mahyuddin Syam dan Adi Widjono. (1988). Jagung. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 

Subandi, Mahyuddin Syam, S.O. Manurung dan Yuswadi. (1985). Hasil Penelitian Jagung, Sorgum, dan Terigu 1980-84. Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Tohari. (1992). Fisiologi Tanaman Budidaya Tropik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 

Yoshida, S. (1981). Fundamentals of Rice Crop Science. Los Banos: IRRI.

 

Format penyuluhan

Page 15: bahan kkn

cara pengendalian dan pemberantasan hama walang sangit pada tanaman padi oleh petani di Kecamatan Masaran, Kabupaten   Sragen

Rate This

1. I. PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang

Pembangunan pertanian berkelanjutan adalah pengelolaan sumber daya yang berhasil dalam usaha pertanian untuk membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan dan meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan sumberdaya alam (Reijtjes, 1992). Pengendalian Hama Terpadu (PHT) merupakan bagian dari pembangunan berkelanjutan. Pengertian tentang PHT adalah perpaduan beberapa teknik pengendalian hama, dan juga dalam penerapannya. PHT timbul karena karena manusia cenderung untuk menghabiskan makhluk-makhluk yang dirasakan sangat merugikan (misal belalang, tikus, walang sangit, tikus dan lain-lain) dengan menggunakan racun-racun yang membahayakan semua kehidupan. Istilah penyuluhan senantiasa merujuk pada upaya untuk mengubah perilaku (yang mencakup: pengetahuan, sikap, ketrampilan) melalui proses pendidikan. Berkaitan dengan fungsi penyuluhan menurut Mardikanto (1993) yaitu sebagai jembatan antara dunia penelitian dan praktek kegiatan yang dilakukan oleh petani, penyuluhan tidak sekedar proses penyampaian informasi tetapi diharapkan dapat terjadi umpan balik dengan masyarakat.

Melihat pentingnya kegiatan penyuluhan sebagai proses komunikasi pembangunan dalam sistem pembangunan nasional, baik untuk menjembatani kesenjangan perilaku antara sesama aparat pemerintah dengan masyarakat (petani) sebagai pelaksana utama pembangunan. Sedang sebagai jembatan antara dunia penelitian dan praktek-prakek usahatani peranan kegiatan penyuluhan sangat penting di dalam proses penyebarluasan hasil-hasil penelitian.

Pengendalian terhadap hama penyakit sangat penting karena hama, penyakit tanaman dan gulma merupakan faktor pembatas dalam usaha produksi pertanian. Agar usaha produksi pertanian memberikan hasil yang memuaskan maka tanaman harus bebas dari serangan hama dan penyakit. oleh sebab itu apabila hidup tanaman terganggu oleh serangan hama dan penyakit perlu dilakukan tindakan pemberantasan, hal ini untuk menjamin agar tidak terjadi kerusakan yang mengakibatkan kerugian. Pemberantasan hama, penyakit tanaman dan gulma adalah usaha untuk membatasi kerugian karena hilangnya hasil tanaman baik kualitatif maupun kuantatif di lapangan dan setelah hasil dipungut.

Salah satu hama yang banyak menyerang tanaman padi adalah walang sangit (Leptocorisa acuta), untuk penyuluhan kali ini dikhususkan untuk hama walang sangit. Karena jika hama walang sangit tidak dikendalikan secara tepat maka dikhawatirkan akan mengganggu dan mengurangi produksi padi di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen.

Page 16: bahan kkn

Sehingga diperlukan penyuluhan agar petani dapat mengendalikan hama pada padi khususnya walang sangit tersebut.

Penyuluhan ini bertempat di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen. Hal ini disebabkan karena di daerah tersebut terdapat serangan hama walang sangit pada padi yang memerlukan pengendalian secara intensif. Yang jika tidak segera dikendalikan dikhawatirkan akan mengurangi produktivitas tanaman padi di daerah tersebut. Untuk itu penyuluhan dilakukan sebagai salah satu upaya untuk membantu menanggulangi hama walang sangit yang menyerang tanaman padi tersebut. Dengan latar belakang itulah, penyuluhan ini mengambil Judul Kegiatan Penyuluhan dalam Pengendalian dan Pemberantasan Hama Walang Sangit.

B. Tujuan

Adapun tujuan dari penyuluhan ini adalah sebagai berikut:

1. Petani mengetahui cara pengendalian dan pemberantasan hama walang sangit pada tanaman padi oleh petani di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen.

2. Petani mau menerapkan cara pengendalian dan pemberantasan hama walang sangit pada tanaman padi oleh petani di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen.

3. Petani dapat mengendalikan dan memberantas dengan tepat hama walang sangit pada tanaman padi oleh petani di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen.

C. Manfaat

Manfaat penyuluhan ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi petani, bermanfaat sebagai sumber pengetahuan mengenai cara pengendalian dan pemberantasan hama walang sangit pada tanaman padi di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen.

2. Bagi petani, bermanfaat dalam mempengaruhi kemauan mereka untuk menerapkan dengan benar cara pengendalian dan pemberantasan hama walang sangit pada tanaman padi di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen .

3. Bagi petani, bermanfaat dalam pengendalian dan pemberantasan secara tepat hama walang sangit pada tanaman padi oleh petani di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen.

II. LANDASAN TEORI

1. A. Metode dan Teknik Penyuluhan

1. Metoda Penyuluhan

Yang harus menjadi pertimbangan kita, adalah sebanyak mungkin sasaran yang harus dilayani, sesering mungkin menghubungi mereka dan semurah mungkin. Penggunaan

Page 17: bahan kkn

metoda-metoda (cara-cara melakukan kegiatan) penyuluhan pertanian harus didasarkan pada persyaratan-persyaratan seperti berikut :

1. Sesuai dengan keadaan sasaran

2. Cukup ada jumlah dan mutu

3. Tepat menyesuaikan sasaran dan pada waktunya.

4. Amanat harus mudah diterima dan dimengerti

5. Murah pembiayaannya.

Satu hal yang harus diperhatikan oleh setiap penyuluh sebelum menerapkan sesuatu metoda penyuluhan adalah, perlu memahami “prinsip-prinsip” metoda penyuluhan, yang dapat dijadikannya sebagai landasan untuk memilih metoda yang tepat.(Departemen Kehutanan, 1996).

Suatu hal penting yang harus selalu diingat oleh penyuluh lapangan dalam memilih metoda penyuluhan yang sesuai yaitu keterlibatan petani dalam proses belajar mengajarnya. Dalam menyelenggarakan penyuluhan lapangan harus bertingkah laku wajar, tidak berlebihan dan jika mungkin kegiatan belajar mengajar dalam penyelenggaraan penyuluhan penyuluhan harus dilakukan melalui diskusi, praktek demoonstrasi dan demonstrasi ulang yang dilakukan oleh petani, serta partisipasi aktif dari petani. Sehingga petani akan belajar ketrampilan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan usahataninya secara maksimal. Proses belajar mengajar seperti pendidikan formal di dalam kelas harus dihindari oleh penyuluh lapangan. (Suhardiyono, 1992).

Dari metode-metode pendekatan yang dilancarkan sehubungan dengan kegiatan penyuluhan, kita dapat mengetahui metode mana yang paling efektif dan kurang efektif, metode mana yang memerlukan perlakuan-perlakuan yang intensif dan mana pula yang kurang intensif.

1. Penyuluhan yang dilakukan dengan metode pendekatan missal menyampaikan para petani yang mengikuti/menyimaknya ke tahap kesadaran (menaruh perhatian dan mengetahui materi penyuluhan) akan tetapi belum memahaminya secara mendalam.

2. Penyuluhan yang dilakukan dengan metode pendekatan kelompok mulai menarik para petani ke tahapan minat, tahapan menilai atau mempertimbangkan, bahkan mencobanya pula.

3. Penyuluhan yang dilakukan dengan metode pendekatan perorangan akan menyampaikn petani ke tahap penerapan. Ia mulai menerapkan teknologi baru yang diajarkan/dikembangkan penyuluh. (Kartasapoetra, 1994).

Page 18: bahan kkn

Ragam metoda penyuluhan dapat dibedakan menurut : media yang digunakan, hubungan penyuluh dan sasaran, serta pendekatan psiko sosial yang dilakukan penyuluhnya. (Departemen Kehutanan, 1996).

Metoda penyuluhan seringkali digolongkan menurut target orang yang menghadiri kegiatan penyuluhan yang dilkukan oleh penyuluh lapangan. Penggolongan metode penyuluhan ini dapat dinyatakan sebagai berikut :

1. Metode Perseorangan

Metode ini ditunjukkan bagi petani secara perseorangan yang memperoleh perhatian khusus dari penyuluh lapangan.

1. Metode Kelompok

Kegiatan penyuluhan menggunakan metode kelompok ini mengarahkan sasaran kegiatannya pada petani secara berkelompok atau kelompok tani.

1. Metode Massa

Kegiatan penyuluhan menggunakan metode ini mengarahkan sasaran kegiatannya kepada masarakat tani pada umumnya.

(Suhardiyono, 1992).

Berdasarkan beberapa pertimbangan, metode-metode penyuluhan dapat dibagi dalam beberapa golongan seperti berikut :

1. Dilihat dari segi komunikasi, diberikan menjadi :

a. Metoda langsung (face to face communications)

Dimana penyuluh pertanian berhadapan muka ke muka dengan sasarannya. Misalnya : dalam pembicaraan-pembicaraan dibalai desa, sawah, rumah, kantor-kantor kursus dst.

b.Metoda tidak langsung (indirect communications)

Dimana para penyuluh tidak langsung berhadapan dengan sasaran, tetapi menyampaikan amanatnya melalui perantara (media). Misalnya : publikasi, siaran radio atau TV, sandiwara dst.

1. Didasarkan pada pendekatan psycososial 1. Pendekatan perorangan

Page 19: bahan kkn

Dimana penyuluh pertanian itu harus berhubungan langsung  maupun tidak langsung dengan masing-masing orangnya. Misalnya : kunjungan ke rumah, sawah, kantor, surat-menyurat, telepon.

1. Pendekatan Kelompok

Dimana penyuluh pertanian itu berhubungan dengan sasaran itu   dalam rangka kelompok-kelompok. Misalnya : pertemuan demonstrasi, karya wisata, pameran dst.

1. Pendekatan massal

Dimana penyuluh itu menyampaikan secara langsung, amanat yang atau tidak langsung kepada orang banyak sekaligus, pada waktu yang hampir bersamaan. Misalnya : pertemuan besar, siaran radio/TV, pertunjukkan wayang, sandiwara, dagelan.

1. Didasarkan menurut mekaniknya penerimaan pada sasaran metoda-metoda penyuluhan pertanian.

2. Metode yang dapat dilihat

Dimana amanat penyuluh diterima lewat penglihatan untuk memulai proses adopsinya. Misalnya : metode publikasi barang cetakan, gambar, poster dll.

1. Metode yang dapat didengar

Dimana amanat penyuluhan diterima lewat pendengaran untuk memulai proses adopsinya. Misalnya : siaran radio, tape recorder, telepon, ceramah, pidato dll.

1. Metode yang dapat dilihat dan didengar

Dimana amanat penyuluhan diterima lewat penglihatan dan pendengaran untuk memulai proses adopsinya. Misalnya : film bersuara, TV, wayang, sandiwara, demonstrasi dll

(Wiraatmadja, 1973)

2. Teknik Penyuluhan

Istilah “demonstrasi” dalam bahasa sehari-hari seringkali rancu dengan istilah “pameran” karena antara kedua istilah mengandung pengertian yang serupa yaitu : “menunjukkan”, “mempertontonkan”, atau “menonjolkan” sesuatu dengan maksud menarik perhatian orang yang melihatnya. Akan tetapi, di dalam pengertian teknik penyuluhan, pameran lebih berkonotasi pada kata “display” atau menunjukkan dan memamerkan sesuatu yang belum pernah atau jarang dipertunjukkan kepada khalayak umum, sedang demonstrasi lebih sesuai dengan asal katanya “to demonstrate” yang berarti menunjukkan, membuktikan atau memeragakan sesuatu senyata-nyatanya agar orang lain mempercayainya. (Departemen Kehutanan, 1996).

Page 20: bahan kkn

Berikut ini adalah beragam teknik yang dapat diterapkan dalam kegiatan penyuluhan :

1. Teknik individu kunci atau kontak tani

Teknik penyuluhan individu kunci adalah teknik yang menggunakan individu-individu kunci sebagai sasaran utama penyuluhan. Dalam kegiatan penyuluhannya, penyuluh selalu melakukan kontak pribadi secara berkelanjutan dengan individu-individu tersebut.

1. Surat menyurat

Teknik surat menyurat, adalah teknik penyuluhan yang dilakukan oleh penyuluh melalui pengiriman barang cetakan (gambar, leaflet, booklet, bulletin, newsletter, majalah dll) kepada sasaran, baik perorangan (individu-individu kunci, anggota masyarakat biasa) maupun kelompok.

1. Kunjungan (anjangsana dan anjang karya)

Baik teknik anjang karya maupun anjangsana, keduanya merupakan teknik kunjungan, yaitu penyuluhan yang dilaksanakan oleh seorang penyuluh dengan melakukan kunjungan kepada sasarannya secara perorangan atau kelompok, baik di rumah atau tempat tinggal (anjangsana) atau ditempat mereka biasanya melakukan kegiatan sehari-hari (anjang karya)

1. Karyawisata

Di dalam kegiatan karyawisata, para peserta dirangsang untuk melakukan pengamatan, berwawancara, tukar pikiran, berlatih ketampilan tertentu, atau menimba pengalaman.

1. Demonstrasi

Di dalam praktek penyuluhan, teknik demonstrasi ini diterapkan dengan maksud: membuktikan keunggulan sesuatu inovasi yang dikenalkan, dan atau menunjukkan cara kerja yang benar yang seharusnya dikerjakan. Demonstrasi dibedakan dalam :

a.  “Demonstrasi cara”

b. “Demonstrasi hasil”

c. “Demonstrasi cara dan hasil”

(Mardikanto dan Arip. 2005)

Cara yang benar bagi penyuluh lapangan untuk menjumpai petani adalah di lapangan, tetapi kunjungan kepada petani secara individual di lapangan merupakan kegiatan yang sangat mahal jika ditinjau dari segi waktu dan biaya. Disamping itu kunjungan individual ini juga hanya mampu untuk menjangkau petani dalam jumlah yang sedikit. Maka dari itu

Page 21: bahan kkn

cara ini tidak dianjurkan untuk ditempuh oleh penyuluh lapangan, kecuali jika kunjungan ini dimaksudkan untuk mengatasi hal-hal khusus yang dihadapi petani atau dalam rangka memperoleh pengetahuan dan ketrampilan dari pihak pertama tentang masalah usahatani yang nyata di lapangan. Sepanjang terjadinya peningkatan produksi dan produktifitas usahatani dapat direalisir, maka kunjungan penyuluh lapangan kepada petani atau pelayanan yang lain akan menjadi cerita rakyat yang menarik. (Suhardiyono, 1992).

Diskusi kelompok membantu proses alih teknologi dari ahlinya kepada kelompok. Diskusi membantu anggotanya memadukan pengetahuan dengan memberikan kesempatan mengajukan pertanyaan, menghubungkan informasi karena dengan yang telah mereka ketahui, dan jika perlu memperbaharui pandangan mereka (Hawkin dan Van Den Ban. 1999).

Diskusi sangat efektif untuk bertukar informasi dan menggali pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing peserta. Karena itu sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan, sikap bahkan (jika dilaksanakan di lapangan atau dengan bantuan peralatan tertentu) juga dapat meningkatkan ketrampilan sasaran. Sehingga sangat efektif untuk sasaran pada tahapan menilai dan mencoba (Mardikanto, 1993).

Cara melakukan kunjungan rumah dan usahatani dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Ada maksud dan tujuan tertentu2. Tempat waktunya dan tidak membuang-buang waktu petani.3. Rencanakan beberapa kunjungan berurutan untuk menghemat waktu.4. Kunjungi juga petani-petani yang jauh dan terpencil.5. metode ini untuk memperkuat metode-metode yang lainnya atau bila metode

lainnya tidak mungkin. (Wiriaatmadja, 1973).

Lanjutan aplikasi teknik penyuluhan mempunyai bermacam-macam teknik antara lain :

1. Mimbar Sarasehan

Mimbar sarasehan merupakan forum konsultasi antara kelompok andalan (KTNA) dengan pihak pemerintah yang diselenggarakan secara periodik dan berkesinambungan untuk membicarakan, memusyawarahkan dan mencapai kesepakatan mengenai hal-hal yang menyangkut masalah-masalah pelaksanaan program pemerintah dan kegiatan petani-nelayan dalam rangka pembangunan pertanian.

1. Obrolan Sore

Obrolan sore adalah suatu proses percakapan antar petani nelayan ataupun antar wanita tani nelayan, yang dilakukan dengan santai dan akrab dengan acara pembicaraan diarahkan kepada masalah yang bermanfaat untuk pembangunan pertanian. Waktu yang dianggap paling santai adalah sore hari, ketika petani sudah tidak bekerja.

Page 22: bahan kkn

1. Pameran

Pameran adalah usaha memeperlihatkan atau mempertunjukkan model, contoh, barang, peta, grafik, gambar, poster, benda hidup dan sebagainya secara sistematis pada suatu tempat tertentu. Suatu pameran melingkupi tiga tahap usaha komunikasi, yaitu menarik perhatian, menggugah hati dan membangkitkan keinginan, serta bila mungkin tahap meyakinkan diharapkan dapat juga tercapai.

1. Pemberian Penghargaan

Pemberian penghargaan adalah kegiatan sebagai tanda ucapan terima kasih atau penghargaan kepada petani-nelayan atas jasa-jasa atau prestasinya khususnya dalam bidang pertanian dalam kurun waktu tertentu.

1. Pemutaran Film

Pemuran film adalah teknik penyuluhan dengan menggunakan alat film yang bersifat visual dan massal, serta menggambarkan proses sesuatu kegiatan.

1. Penempelan Poster

Penempelan poster adalah teknik penyuluhan yan menggunakan gambar dan sedikit kata-kata yang dicetak pada sehelai kertas atau bahan lain yang berukuran tidak kurang dari 45 cm x 60 cm, dan ditempelkan pada tempat-tempat yang sering dilalui orang atau yang sering digunakan sebagai tempat orang berkumpul di luar suatu ruangan.

1. Penyebaran Brosur, Folder, Leaflet dan Majalah

Penyebaran brosur, folder, leaflet dan majalah teknik penyuluhan yang menggunakan brosur, folder, leaflet dan majalah yang dibagikan kepada masyarakat pada saat-saat tertentu, antara lain pada saat pameran, kursus tani, temu wicara, temu karya, temu tugas, temu usaha, temu lapang dan lain-lain atau berlangganan (khusus untuk berlangganan).

1. Perlombaan atau Unjuk Ketangkasan

Perlombaan adalah sesuatu kegiatan dengan aturan tertentu untuk menumbuhkan persaingan yang sehat antar petani-nelayan untuk mencapai prestasi yang diinginkan secara maksimal.

1. Pertemuan Diskusi

Pertemuan diskusi adalah sesuatu pertemuan yang jumlah pesertanya tidak lebih dari 20 orang dan biasanya diadakan untuk bertukar pikiran mengenai suatu kegiatan yang akan diselenggarakan atau guna mengumpulkan saran-saran untuk memecahkan persoalan.

10.  Pertemuan Umum

Page 23: bahan kkn

Adalah suatu rapat atau pertemuan yang melibatkan instansi pemerintah terkait, tokoh masyarakat dan organisasi-organisasi yang ada di masyarakat. Pada pertemuan ini disampaikan beberapa informasi tertentu untuk dibahas bersama dan menjadikan kesepaktan yang dicapai sebagai pedoman pelaksanaannya.

11.  Rembug Paripurna

Rembug paripurna merupakan pertemuan atau musyawarah kontak tani-nelayan andalan se-Indonesia yang dihadiri oleh utusan atau wakil KTNA propinsi guna meninjau kembali dan atau memantapkan kepengurusan KTNA Nasional untuk periode kepengurusan beikutnya serta membahas masalah-masalah umum kegiatan KTNA Nasional.

(Mardikanto dan Arip. 2005).

Konsep ke dalam praktek adalah bagian paling penting dalam Penyuluhan. Hal ini berlaku untuk semua konsep, tidak hanya dalam kegiatan- kegiatan penyuluhan nyata. Untuk merubah perilaku dan membuat pendekatan baru menjadi “praktek umum” pada lembaga penyuluh, begitu pula lembaga-lembaga pemerintah terkait lainnya – memerlukan waktu yang tidak sedikit. Sehingga proses ini mesti dilanjutkan dengan siklus atau proses terus menerus, dimana Identifikasi, Perencanaan, Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi sama pentingnya..Pelaksanaan Penyuluhan Partisipatif memerlukan perubahan drastis pada metodologi dan perilaku petugas lapangan. Pengalaman di BIPP Bolaang Mongondow telah membuktikan bahwa konsep- konsep “Pemberdayaan Masyarakat” merupakan basis yang berguna untuk mengembangkan “Penyuluhan Pertanian Partisipatif” dan merubah tingkah laku. Pelatihan-pelatihan yang berhubungan dengan hal tersebut ini mencakup:

Pemberdayaan Masyarakat dalam Praktek (TM 7) Kajian Keadaan Pedesaan secara Partisipatif (TM 4) Pengembangan Kelompok Tani (TM 8) Perencanaan Partisipatif pada Tingkat Lapangan (TM 9) Memfasilitasi Pelatihan Partisipatif (TM 14)

(Anonim, 2007)

3. Alat Bantu Penyuluhan

Alat pembantu mempunyai sifat-sifat yang khasnya sendiri yaitu :

1.  Dapat memperbaiki keadaan yang kurang memenuhi persyaratan lampu.

1. Dapat dipergunakan untuk menarik perhatian sasaran foto, gambar, grafik, peta.2. Dapat mengingatkan kembali akan sesuatu hal yang tidak menarik perhatian lagi.

Misalnya : poster yang mengingatkan kita akan berbahayanya insektisida dengan hanya gambar botol insektisida dengan tengkorak.

Page 24: bahan kkn

3. Dapat menambah jumlah sasaran yang dijangkau dalam suatu kegiatan. Misalnya : radio, televisi, cetakan.

4. Dapat diulang kembali menurut keperluannya. Misalnya : film, foto, rekaman suara (piringan hitam).

5. Dapat memberikan pedoman untuk kerja sendiri. Misalnya : buku pedoman praktis, lembaran kerja.

(Suhardiyono, 1992).

Dalam sistem pemberian pelajaran peranan penyuluhan dan alat-alat pembantunya adalah sangat penting. Banyak penyuluh maupun para petani yang mengikuti penyuluhan akan sangat terbantu dengan adanya alat Bantu tersebut, pemberian pelajaran dan penerimaan pelajaran akan berlangsung lancar dan menerapkan dengan baik. Alat pembantu yang berhubungan dengan tempat dimana penyuluhan dilangsungkan : alat duduk (kursi atau tikar), kalau mungkin alat penerangan (petromak, listrik).

Alat pembantu yang berhubungan dengan penyajian pelajaran :

1. Visual aid atau yang dapat dilihat.2. Audio aid atau yang dapat didengar.3. Audio visual aid atau yang dapat didengar dan dilihat

(Kartasapoetra, 1994)

Alat Bantu penyuluhan adalah alat-alat atau sarana penyuluhan yang diperlukan oleh seorang penyuluh guna memperlancar proses mengajarnya selama kegiatan penyuluhan itu dilaksanakan. Alat ini diperlukan, untuk mempermudh penyuluh selama melaksanakan kegiatan penyuluhan, baik dalam menentukan atau memilih materi penyuluhan atau menerangkan inovasi yang disuluhkan.

Tentang hal ini, Mardikanto (2003), telah mengemukakan ragam alat Bantu penyuluhan yang diperlukan setiap penyuluh sebagai berikut :

1. Kurikulum2. Lembar-lembar persiapan penyuluhan3. Papan tulis dan atau papan penempel4. Alat tulis5. Sarana ruangan

1. Pengeras suara2. Penata cahaya3. Penata udara4. Projector

1. Overhead Projector2. Solid Projector3. Movie Projector4. Slide Projector

Page 25: bahan kkn

5. 4. Alat Peraga Penyuluhan

Alat peraga yang dipergunakan dengan tepat dan baik dapat memberikan keuntungan dalam penyuluhan, antara lain :

1. Menghindarkan salah pengertian atau salah interpretasi. 1. Memperjelas materi yang dibicarakan dan kurang mudah dimengerti2. Materi yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang

mengesankan.3. Memberikan dorongan yang kuat untuk menerapkan materi yang

dianjurkan.

(Suhardiyono,1992).

Mardikanto (2003) mengartikan alat peraga sebagai : alat atau benda yang dapat diamati, didengar, diraba, atau dirasakan oleh indera manusia, yang berfungsi sebagai alat untuk memeragakan dan atau menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan oleh penyuluhan guna membantu proses belajar-mengajar sasaran penyuluhan, agar materi penyuluhan lebih mudah diterima dan dipahami oleh sasaran penyluhan yang bersangkutan.

Di dalam penyuluhan dikenal beragam alat peraga seperti :

1. Benda

Salah satu alat peraga penyuluhan yang paling mudah diperoleh atau dibuat adalah yang berupa “benda”. Macamnya :

1. Sample atau contoh2. Model atau tiruan3. Specimen atau benda asli.4. Barang cetakan

Di dalam praktek, setiap penyuluh dapat menggunakan beragam barang cetakan sebagai alat peraga penyuluhannya, baik yang berupa gambar, tulisan atau campuran dari keduannya dengan komposisi yang sama atau salah satu lebih dominant.

1. Pamphlet/selebaran2. Leaflet atau folder3. Brosur atau booklet4. Placard dan poster5. Flipchart atau peta singkap6. Photo7. flanelgraph8. Gambar diproyeksikan

Page 26: bahan kkn

Meskipun alat peraga ini dinamakan gambar terproyeksi, kadang-kadang uga banyak berisikan tulisan, seperti halnya dalam penggunaan transparency sheet, slide-slide dan film strip.

Tentang penggunaan alat peraga kelompok ini, kecuali movie film yang dapat digunakan dalam pendekatan missal, selebihnya hanya efektif digunakan dengan pendekatan kelompok.

1. Tranparancy sheet2. Slide film3. Film trip4. Movie film5. Video dan TV

c. Lambang grafika

Untuk mempermudah pemahman sasarannya, di dalam kegiatan penyuluhan dapat digunakan berbagai “lambang grafika” (yang berupa gambar dengan keterangan tertulis sepenuhnya.) untuk alat peraganya.

Beberapa lambang grafika yang dimaksud disini adalah:

1. Grafik

Di dalam praktek dikenal beragam grafik yaitu :

1). Grafik garis

2). Grafik batang

3). Area graph atau solid graph

4). Pie chart atau segmented curve

5). Pictoral statistical graph

1. Diagram2. Bagan, skema atau chart

Lambang grafika ini merupakan gambar dan hubungan antar bagian atau sub bab system dari suatu system tertentu yang ingin dijelaskan. Di dalam praktek, dikenal beragam bagan atau schema, yaitu

1). Pictorial chart

2). Tabula chart

Page 27: bahan kkn

3). Ginealogical chart

4). Flow chart

5). Organizational chart

6). Progess chart

Untuk menyajikan lambang grafika pada suatu tempat (jika ingin ditampilkan secara langsung, tidak melalui projector) dapat dilkukan dengan beragam cara, yaitu :

1). Pin-up chart

2). Hinged-card chart

3). Hidden chart

(Mardikanto dan Arip, 2005)

Alat-alat peraga yang efektif harus dapat memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu antara lain :

1.  Sederhana, mudah dimengerti dan dikenal oleh sasaran yang dituju.

2.  Mengemukakan gagasan baru

3.  Penarik perhatian

4. Mengesankan ketelitian, sehingga mudah dikenali oleh sasaran yang dituju.

5. Menggunakan bahasa yang sederhana, sehingga mudah dimengerti oleh sasaran yang dituju.

6. Menarik sasaran untk berkonsentrasi, mengingat, mencoba dan menerima serta menerapkan gagasan baru yang diperkenalkan.

Karena persyaratan yang demikian, maka dalam pembuatan atau penggunaan alat peraga, haruslah memperhatikan bentuk serta ukuran dari materi-materi yang ditonjolkan sehngga timbul kesan seimbang dan serasi. (Suhardiyono, 1992).

Satu hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan alat peraga di dalam pelaksanaan penyuluhan adalah pemilihan alat peraga yang paling efektif dan efisien untuk tujuan perubahan perilaku sasaran, yang dinginkan penyuluhnya.

Pengetahuan seperti ini sangat penting karena :

Page 28: bahan kkn

1. Tidak semua alat peraga selalu tersedia atau mudah disediakan oleh penyuluhnya pada sembarang tempat dan waktu.

2. Alat peraga yang mahal tidak selalu merupakan jaminan sebagai alat peraga yang efektif untuk tujuan perubahan perilaku tertentu.

3. Untuk tujuan perubahan perilaku tertentu, tersedia banyak alternative alat peraga yang dapat digunakan, tetapi dengan tingkat efektif dan tingkat kemahalan yang berbeda

(Mardikanto, 1993).

Semua alat peraga penyuluhan pertanian tadi akan memberikan hasil yang maksimal bila dipergunakan dalam kombinasi dan dalam usaha terpadu. Alat-alat itu saling mengisi, adanya yang satu akan menambah efektifitas yang lainnya. Kesempatan-kesempatan untuk perpaduan dan berkombinasi banyak sekali terdapat dalam kegiatan-kegiatan yang ditujukan terutama kepada kelompok dan masyarakat (Wiriaatmadja, 1973).

1. 5. Evaluasi

a. Evaluasi Penerapan Metoda dan Teknik Penyuluhan

Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan itu, terdapat beberapa pokok pikiran yang terkandung  dalam pengertian “evaluasi” yang merupakan kegiatan terencana dan sistematis yang meliputi :

1. Pengamatan untuk pengumpulan data atau fakta.2. penggunaan “pedoman” yang telah ditetapkan3. Pengukuran atau membandingkan hasil pengamatan dengan pedoman-pedoman

yang sudah ditetapkan terlebih dahulu.4. Pengambil keputusan atau penilaian.

(Departemen Kehutanan, 1996).

Evaluasi atau penilaian merupakan tahap akhir dari organisasi kegiatan. Maksud dari evaluasi dari sesuatu usaha adalah :

1. Untuk menentukan arah penyepurnaan pekerja2. Memberikan gambaran kemajuan usaha mencapai tujuan dan menjelaskan lagi

apa tujuan itu.3. Untuk memperoleh keterangan perihal keadaan masyarakat pedesaan yang perlu

untuk perencanaan. 1. Untuk mengukur efektifitas dari mereka metoda-metoda penyuluhan yang

dipergunakan.2. Untuk pembuktian berharganya suatu program.

1. Untuk memberikan kepuasan kepada teman sekerja dan pemimpin-pemimpin setempat mengenai apa yang telah dicapai.

Page 29: bahan kkn

( Wiriaatmadja, 1973 ).

Mardikanto dan Sri Sutami (1985) mengemukakan 3 matra kegunaan evaluasi penyuluhan yang mencakup :

1. Kegunaan bagi kegiatan penyuluhan itu sendiri2. Kegunaan bagi aparat penyuluhan3. Kegunaan bagi pelaksana evaluasi

b. Evaluasi Materi Penyuluhan

1. 6. Alternatif Metode dan Teknik Penyuluhan2. B. Materi Penyuluhan

Materi Penyuluhan Pertanian adalah bahan penyuluhan pertanian yang akan disampaikan oleh para penyuluh pertanian kepada petani beserta keluarganya dan pelaku usaha pertanian lainnya dalam bentuk informasi yang meliputi teknologi, rekayasa sosial, ekonomi, dan hukum

(Pracaya, 2005).

Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Meskipun demikian sebagai bahan makanan pokok padi dapat digantikan oleh bahan makanan lainnya, namun padi memliki nilai tersendiri bagi orang yang biasa makan nasi dan tidak dapat dengan mudah di gantikan oleh bahan makanan lain (AAK, 2000).

Banyak tanaman padi , kedelai, kacang hijau, kacang kuning yang terserang hama. Tikus satu-satunya hama yang paling sulit diberantas. Petani telah paham untuk mengatur waktu tanam sesuatu komoditas. PPTP Pidie (1994 : 23) melaporkan luas serangan tikus pada MT 1994 mencapai 1500 Ha atau terluas bila dibandingkan dengan serangan organisme pengganggu tanaman saperti ulat grayak, walang sangit dan penggerek batang yang masing-masing serangannya hanya seluas 700, 450, dan 350 Ha (Sawit, 1997).

Walang sangit (Leptocotixa acuts) , hama ini menyerang padi . Tanaman inangnya sorghum, berjenis- jenis rumput . Buah padi yang dalam keadaan matang susu dihisap cairannya hingga menjadi hampa (gabug) dalam perkembangannya kurang baik. Bentuk walang sangit langsing, dengan kaki panjang, demikian sungutnya yang dewasa pandai terbang. Walang sangit yang muda masih berwarna  hijau dan tidakbeterbangan seperti yang dewasa (Pracaya, 1999).

Walang sangit dapat merusak padi sawah dan padi gogo. Faktor-faktor yang mandukung peningkatan populasi walang sangi adalah terdapatnya hutan di dekat pertanaman padi. Populasi gulma di sekitar sawah cukup tinggi dan penanaman yang tidak serempak di suatu hamparan sawah. ( Tjahjono et al, 1989).

Page 30: bahan kkn

Gejala pada kerusakan padi oleh hama walang sangit adalah sebagai berikut :

1. Pada umumnya pada daun terdapat bercak-bercak bekas isapan oleh nimfa walang sangit.

2. Pada buah padi terdapat bintik-bintik hitam bekas tusukan hama, dan buah biasanya hampa.

(AAK, 2000).

Walang sangit dapat diketahui keberadaannya dengan adanya bau khas yang tersebar. Bentuk walang sangit langsing, dengan kaki panjang, demikian juga sungutnya (antena) yang dewasa pandai terbang, seringkali berterbangan di atas atau di samping orang yang berjalan, di sawah atau di kebun yang banyak dihuni, walang sangit yang muda warnanya hijau dan tidak berterbangan seperti yang dewasa, sehingga sukar dilihat karena menyerupai warna daun padi, yang dewasa warnanya cokelat. Padi yang telah diisap walang sangit biasanya akan terserang cendawan Helminthosporium, yang mula-mula berwarna putih akan menjadi cokelat atau kehitaman (Pracaya, 2005).

Laboratorium BPTPH Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta telah mengembangkan dan memproduksi secara massal jamur patogen serangga B. bassiana sebagai insektisida alami. Berdasarkan kajian jamur B. bassiana efektif mengendalikan hama walang sangit, wereng batang coklat, dan kutu (Aphis sp.). Serangga yang terserang jamur B. bassiana akan mati dengan tubuh mengeras seperti mumi, dan jamur menutupi tubuh inang dengan warna putih. Dilaporkan telah diketahui lebih dari 175 jenis serangga hama yang menjadi inang jamur B. bassiana. Berdasarkan hasil kajian jamur ini efektif mengendalikan hama walang sangit (Leptocorisa oratorius) dan wereng batang coklat (Nilaparvata lugens) pada tanaman padi serta hama kutu (Aphis sp.) pada tanaman sayuran

(Anonim, 2007).

1. III. DASAR PEMILIHAN METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN

1. Sasaran

Sasaran  dalam penyuluhan adalah para petani yang biasanya di bedakan menjadi beberapa hal yaitu golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan.  Golongan umur petani Desa Masaran

1. Penyuluhan dan Kelengkapannya

1. Kemampuan penyuluh, jumlah penyuluh, pengetahuan dan ketrampilan penyuluh

Pendidikan penyuluh adalah sarjana, keemampuan secara teori adalah bahwa penyuluh dapat memberikan informasi penyuluhsan mengenai teknologi padi secara benar dan tertib, teori pola gilvar (gilir varietas) padi setiap musim tanam, pengetahuan mengenai

Page 31: bahan kkn

pemupukan padi dengan pupuk organic, penyuluhan pengendalian hama/penyakit dengan pestisida alami. Jumlah penyuluh yang ada di KCK Masaran Kabupaten Sragen adalan 8 orang. 6 oranng terdeiri dari PPL (Petugas Penyuluh Lapang), 1 orang Kepala Unit Teknis Daerah (KUTD), dan 1 orang PPH (Petugas Pengamat Hama).

Pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki penyuluh sangat beragam. Terbukti dengan pemberian materi yang bermacam-macam kepada petani. Pengetahuan itu meliputi permasalahan poertanian pada umumnya, sedangkan ketrampilan penyuluh sendiri semakin bertambah karena banyaknya pengalaman yang diperoleh sendiri selama bekerja sebagai penyuluh. Ketrampilan yang sudah dibagikan kepada petani antara lain : pemberantasan sundep, pengendalian hama tikus sawah, cara bercocok padi dari pengolahan tanah sampai pasca panen, pemberian pestisida untuk wereng kepada petani dengan 4 tepat (waktu, dosis, sasaran, dan insektisida). Ketrampilan penyuluh selain diperoleh dari pendidikan dan pengalaman juga dari brosur-brosur pertanian, pelatihan-pelatihan yang diikuti penyuluh sendiri.

1. Materi Penyuluhan/pesan

Walang sangit bertubuh ramping dengan antena memanjang. Bila merasa terganggu, imago akan mengeluarkan bau yang menyengat. Stadium imago ini berlangsung sekitar 2-3 bulan. Imago betina mampu menghasilkan telur berwarna merah kecoklatan sebanyak 200-300 butir. Telur tersebut di letakkan berkelompok di permukaan atas daubn dekat tulang utama saat tanaman padi mulai berbunga. Setelah 5-8 hari, telur akan menetas menjadi nimfa. Nimfa akan menjadi walang sangit dewasa setelah 17-27 hari.

Adapun padi yang terkena serangan hama walang sangit akan menempakkan gejala yang mudah diamati. Gejala serangan walang sangit tampakdari butir padi yang yang menjadi hampa atau setengah hampa. Butir padi yang diisap, yang disukai adalah masak susu yang masih berwarna hijau. Pada butir yang terserang terdapat lubang bekas tusukan berupa bintik abu-abu kekuningan karena dihisap berkali-kali. Padi yang terkena walang sangit pada perkembangan selanjutnya sering diserang jamur Helminthosporium. Jamur mula-mula berwarna putih yang kemudian berubah menjadi coklat kehitaman. Pada siang sampai sore hari biasanya serangga berlindung di bawah daun dan bertelur saat menjelang malam. Jika musim kemarau tiba, walang sangit akan berpindah tempat ke rumput atau pohon di sekitar areal penanaman padi serta tempat lain sampai ada padi yang mulai berbunga  lagi.

Pengendalian hama walang sangit secara mekanik dapat betupa pemasangan perangkap. Walang sangit sangat tertarik pada bau bangkai ketam sawah. Untuk itu, bangkai ketam sawah ini dapat digunakan sebagai perangkap yang diletakkan di atas papan perekat dengan jarak antar papan sekitar 5-10 meter, tergantung intensitas serangan hama. Dengan demikian untuk setiiap lahan dapat diberi perangkap. Walang sangit yang mendekati bangkai akan terperangkap dan lengket pada papan berperekat.

Penanganan hama walang sangit secara mekanik ini cukup efektif mengingat lahan pertanian di Kecamatan Masaran sudah mulai tidak subur lagi akibat sistem pertanian

Page 32: bahan kkn

intensif dan penggunaan pestisida kimia secara terus menerus. Penanganan semacam ini dapat meminimalisir dampak yang kurang baik dan terjaganya keseimbangan alam. Disamping itu, penggunaan alat yang sederhana dan mudah dalam penerapannya sehingga biaya yang dikeluarkan relatif murah.

1. Sarana dan Prasarana Penyuluhan

Sarana dan prasarana yang ada untuk mendukung kegiatan penyuluhan ini cukup lengkap, antara lain adalah  6 unit sepeda motor dinas untuk para penyuluh, meja, kursi, brosur-brosur pertanian, 1 bangunan pertemuan penyuluh dan para petani. Sarana penyuluhan digunakan pada saat ada kegiatan penyuluhan dan pertemuan rutin.

1. Biaya yang ada

Biaya yang di gunakan untuk kegiatan penyuluhan sendiri berasal  dari 3 sumber antara lain :

1. BOP ( Biaya Operasional Penyuluhan)2. Gaji penyuluh3. Dana Pendampingan dari pemerintah4. Swadaya para petani5. Musim/iklim

1. Keadaan Daerah

Iklim di kecamatan Masaran terdiri dari 3 bagian yaitu :

1. Bulan basah      :  6 buah2. Bulan lembab    :  2 buah3. Bulan kering     :  4 bulan4. keadaan lapangan (topografi), jenis tanaman, sistem pengairan dan petanaman.

Wilayah kerja Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen mempunyai  topografi datar sejumlah 90 % dan yang bertopografi agak bergelombang sejumlah 10 % dari luas wilayah semua. Wilayah kerja Kecamatan Masaran mempunyai luas wilayah 4404 Ha yang terdiri dari lahan sawah dan lahan kering. Sedangkan tinggi tempat diatas permukaaan laut antara 90-100 meter dpl. Jenis tanah yang terdapat di Kecamatan Masaran adalah tanah grumosol, alluvial, grumosol kelabu, dimana pada jenis tanah ini lapisan olah tanah (solum Tanah) yang tipis, sehingga untuk memperbaiki stuktur mapun teksturnya perlu pemberian pupuk mutlak diperlukan.

Sistem pengairan yang di Kecamatan Masaran  terdiri dari :

1. Irigasi teknis, yang meliputi luas lahan 231,6967 Ha2. Irigasi ½ teknis seluas 91 Ha3. Irigasi sederhana seluas 97 Ha

Page 33: bahan kkn

4. Pengairan Tadah hujan seluas 519,7 Ha

Sistem pertanaman menggunakan sasaran pola tanam pada sistem padi-padi-palawija, Padi-padi-palawija atau sistem yang lain. Namun dapat diharapkan bisa berseling antara  padi, palawija ataupun hortikultura. Pada situasi yang terpaksa bisa menggunakan sisitem pola tanam padi-padi-padi, namun sebaiknya harus selalu terkoordinasi dengan Dinas Pengairan atau Kelompok P3A.

1. Perhubungan jalan, listrik, dan telepon

Keadaan jalan yang ada di Kecamatan Masaran sudah cukup memadai. Jalan-jalan yang ada di daerah desa-desa juga sudah dibangun. Jadi sarana perhubungan jalan yang di gunakan dapat mencukupi setiap kebutuhan perhubungan masyarakat. Aliran listrik yang ada pada daerah ini sudah masuk desa-desa. kebutuhan listrik ini juga sudah dapat mencukupi kebutuhan para masyarakat. Masyarakat di Kecamatan Masaran seluruhnya juga sudah berlanganan lisrik kepada PLN (Perusahaan Listrik Negara). Komunikasi melalui telepon juga banyak dimiliki masyarakat. Ada beberapa usaha komunikaasi (telepon) atau wartel (Warung Tekomunikasi) di Kecamatan Masaran.

1. Kebijakan Pemerintah pusat, daerah, dan setempat (yang terkait dengan penyuluhan) antara lain :

1. kebijakan pemerintah  dalam sektor Tanaman pangan adalah : 1. Meningkatkan penyuluhan untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan

petani.2. Meningkatkan penyuluhan tentang usaha tani komoditas organik,  misal

program padi organik, sayuran dan buah organik dan sebagainya.3. Meningkatkan penerapan 10 paket teknologi agar pelaksanaan program

intensifikasi dapat berjalan dengan baik4. Kebijakan pemerintah dalam sektor Peternakan

1. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat peternak agar dapat bertambah pengetahuan dan ketrampilan dalam usaha tani ternak.

2. Meningkatkan penyuluhan dan gerakan vaksinasi ND pada ternak ayam agar kesehatan ayam terjamin.

3. Kebijakan Pemerintah dalam Sektor Perikanan 1. Meningkatkan penyuluhan terhadap petani ikan, pentingnya

pemberian makanan tambahan agar produksinya meningkat.

2. Meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat, pentingnya makan ikan guna pemenuhan gizi keluarga (membudayakan masyarakat agar gemar makan ikan).

1. IV. METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN

1. A. Metode Penyuluhan

Page 34: bahan kkn

Metode merupakancara penyuluhb mendekatkan dirinya dengan masyrakat sasaran (petani). Kegiatan penyuluhan  dalam Pengendalian dan Pemberantasan Hama Walang Sangit di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, menggunakan metode penyuluhan dengan pendekatan berdasarkan beberapa aspek antara lain. Metode penyuluhan menurut media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah menggunakan media lisan dan media cetak. Metode penyuluhan menurut  hubungan penyuluh dan sasarannya menggunakan metode komunikasi langsung. Dan metode penyuluhan menurut keadaan psikososial sasarannya menggunakan metode pendekatan kelompok.

1. Metode penyuluhan menurut media yang digunakan adalah media lisan dan media cetak.

Metode yang digunakan adalah metode lisan dan metode cetak. Media lisan sangat efektif digunakan untuk menyampaikan secara langsung melalui tatap muka materi kepada petani, sehingga petani dapat memberikan tanggapannya terhadap materi tersebut secara langsung atau bertanya jika ada materi yang belum dipahami.

Sedangkan untuk media cetak yang berupa leaflet yang dibagi-bagikan kepada petani ini dipilih, agar petani lebih mudah memahami materi dan mempermudah penyuluh untuk menyampaikan materinya.

1. Metode penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasarannya menggunakan metode komunikasi langsung.

Metode yang cocok berdasarkan hubungan penyuluh dengan sasarannya adalah metode dengan komunikasi langsung. Dimana komunikasi dilakukan melalui percakapan tatap muka yang memungkinkan penyuluh dapat berkomunikasi secara langsung atau memperoleh respon dari petani dalam waktu yang relatif singkat.

1. Metode penyuluhan menurut keadaan psikososial sasarannya menggunakan pendekatan kelompok.

Berdasarkan keadaan psiko sosialnya metode yang cocok untuk digunakan dalam penyuluhan ini adalah melalui pendekatan kelompok. Pendekatan kelompok sangat efektif dilakukan karena penyuluh dapat berkomunikasi dengan petani sasaran  pada waktu yang sama. Hal ini dapat menghemat tenaga dan waktu dan mempermudah petani untuk berinteraksi dengan petani lain sehingga mendorong untuk dilakukannya diskusi atau tanya jawab. Pendekatan ini dapat dilakukan misalnya pada pertemuan di lapangan. Dengan pendekatan ini diharapkan materi dapat diterima petani dengan baik.

1. B. Teknik Penyuluhan

Kegiatan penyuluhan Pengendalian dan Pemberantasan Hama Walang Sangit di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen, menggunakan teknik penyuluhan sebagai berikut :

Page 35: bahan kkn

1. Teknik Demonstrasi

Teknik yang cocok digunakan dalam penyuluhan ini salah satunya adalah demonstrasi, dimana teknik ini dipandang sebagai teknik yang paling efektif, karena petani baru bisa percaya jika mereka melihat sendiri suatu inovasi yang dikenalkan atau materi yang ingin disampaikan oleh penyuluh tersebut. Bila petani yang menjadi sasaran penyuluhan sudah percaya, mereka pasti lebih cepat terdorong untuk mencoba dan menerapkannya. Di dalam praktek penyuluhan, teknik demonstrasi ini diterapkan dengan maksud : membuktikan keunggulan sesuatu inovasi yang dikenalkan, dan atau menunjukkan cara kerja yang benar yang seharusnya dikerjakan.

2. Teknik Ceramah

Teknik penyuluhan lain yang dapat mempermudah penyampaian materi adalah teknik ceramah,. teknik ini banyak memegang peran untuk menyampaikan dan menjelaskan materi secara lengkap dan tepat  dengan penjelasan yang lebih mendalam kepada sasaran dengan jumlah yang relatif besar. Penyuluh sebagai sumber informasi.yang melayani kebutuhan sasaran..Keunggulan dari teknik ini adalah sangat efektif digunakan bila sasaran dalam jumlah yang besar, dan informasi yang disampaikan lebih mendalam. Kelemahan dari teknik ini adalah terkadang petani menjadi bosan karena materi yang disampaikan kurang baik dan tanpa alat peraga.

3. Teknik Diskusi

Teknik penyuluhan lain yang sesuai dengan penyuluhan ini adalah teknik diskusi, beda dengan teknik ceramah, sasaran mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk menyampaikan informasi, baik yang berupa pendapatnya sendiri maupun tanggapannya atas informasi yang disampaikan oleh penyuluh atau oleh anggota/sasaran penyuluhan lainnya. Disamping itu peran penyuluh relatif lebih kecil. Kehadiran penyuluh lebih banyak sebagai fasilitator atau nara sumber.

Dalam penyuluhan pendidikan orang dewasa teknik ini dianggap paling sesuai karena dalam teknik ini setiap orang dinilai memilki derajad yang sama, sehingga sama pula haknya untuk menyampaikan pendapatnya masing-masing. Untuk kegiatan penyuluhan “Pengendalian dan Pemberantasan Hama Walang Sangit di Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen” ini sangat efektif karena petani dapat bertukar informasi dan menggali pengetahuan serta pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing peserta. Sehingga sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan terutama ketrampilan jika penyuluhan tersebut dilaksanakan di lapang seperti yang dilakukan dalam penyuluhan kali ini..

4. Teknik Penyebaran Leaflet

Teknik lainnya adalah penyebaran leaflet, yang bertujuan untuk mempublikasikan atau menyebarluaskan informasi serta memperjelas materi yang akan disampaikan dalam penyuluhan. Keunggulan dari teknik ini adalah materi dapat diberikan secara lebih

Page 36: bahan kkn

lengkap dan jelas serta lebih khusus pada materi. Selain itu teknik ini dapat melengkapi dan memperjelas materi penyuluhan yang diberikan melalui teknik penyuluhan yang lain misalnya ceramah dan diskusi yang mungkin belum dapat diterima sepenuhnya. Sedangkan kelemahannya adalah penyuluh sulit untuk menyusun kalimat yang sesuai dengan bahasa komunikasi petani dan kontinuitasnya tidak dapat dijamin terutama faktor judul, materi, biaya dan keterpaduan dengan teknik lainnya. Misalnya jika cara-cara, biaya yang digunakan dalam penyuluhan sudah tidak relevan lagi untuk masa yang akan datang.

Dengan perpaduan dari berbagai tenik dalam kegiatan penyuluhan “Pengendalian dan Pemberantasan Hama Walang Sangit di Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen” ini diharapkan dapat mempermudah penyuluh dalam mendekatkan materi kepada sasarannya.

1. C. Alat Bantu Penyuluhan

Alat Bantu yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan “Pengendalian dan Pemberantasan Hama Walang sangit di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen” ini menggunakan alat Bantu yang berupa :

1. Lembar persiapan penyuluhan

Di dalam praktek, penyuluh masih memerlukan Lembar persiapan penyuluhan yang berisi pokok-pokok kegiatan yang harus dikerjakan selama kegiatan penyuluhan berlangsung. Untuk kegiatan penyuluhan ini digunakan lembar persiapan menyuluh (LPM) yang berisikan urutan kronologis tentang pokok-pokok bahasan yang akan disampaikan selama penyuluhan dilaksanakan. Selain pokok-pokok bahasan, juga dicantumkan metoda dan alokasi waktu yang diperlukan. LPM ini dipilih untuk memudahkan petani dalam menyampaikan materi penyuluhan sehingga penyuluh akan menyampaikan materinya secara berurutan sesuai dengan LPM yang dibuat.

1. Papan tulis (White board)

Dalam kegiatan penyuluhan ini papan tulis dibutuhkan untuk mempresentasikan hasil pengamatan lapang misalnya mengenai masalah yang dijumpai dalam tanaman padi yang diamati, seperti hama walang sangit. Selain itu dapat pula digunakan untuk mencatat pertanyaan-pertanyaan sehingga petani dan penyuluh tahu pertanyaan yang telah diajukan dan membantu mempermudah mencari solusi pemecahan masalahnya.

1. Alat tulis

Alat tulis yang digunakan adalah spidol besar yang diperlukan untuk menulis atau menggambar di white board sehingga maeri yang akan disampaikan akan lebih mudah dterima oleh sasarannya.

1. Sarana ruangan

Page 37: bahan kkn

Penyuluhan dalam Pengendalian dan Pemberantasan Hama Walang sangit di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen untuk diskusi dan tanya jawab dilakukan di ruangan. Untuk itu sarana ruangannya menggunakan pengeras suara/microphone. Alat peraga tersebut berfungsi untuk memperjelas suara sehingga suara penyuluh dapat di dengar oleh seluruh sasaran ataupun suara petani peserta penyuluhan yang bertanya dapat di dengar oleh seluruh peserta penyuluhan. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan di lapangan dan di ruangan dengan maksud agar petani lebih mudah memahami materi jika mengamati dan mencari sendiri di lapang gejala serangan walang sangit tersebut., dan di ruangan dimaksudkan agar peserta merasa nyaman dan tercipta suasana yang kondusif.

1. Projector

Projector yang digunakan adalah overhead projector yaitu projector yang digunakan untuk memproyeksikan tulisan dan gambar yang ditulis pada bahan tembus cahaya (plastic, transparency sheet). Overhead projector ini dipilih karena penyuluh menggunakan tranparansi dalam menyampaikan materinya.

1. D. Alat Peraga Penyuluhan

Dalam kegiatan penyuluhan Pengendalian dan Pemberantasan Hama Walang sangit di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen ini menggunakan alat peraga sebagai berikut :

1. Benda yaitu malai padi yang terserang hama walang sangit.

Salah satu alat peraga penyuluhan yaitu benda terutama dimaksudkan untuk mempengaruhi pengetahuan dan ketrampilan sasaran dalam tahapan minat, menilai dan mencoba. Benda yang dipilih untuk kegiatan penyuluhan ini adalah sample atau contoh, yaitu benda atau barang asli yang dapat dibawa untuk dijelaskan kepada sasaran penyuluhannya. Barang asli yang bawa oleh penyuluh adalah malai padi yang terserang hama walang sangit.

2. Barang Cetakan yaitu leaflet

Di dalam praktek penyuluhan kali ini, penyuluh menggunakan barang cetakan sebagai alat peraganya. Salah satu alat peraga yang digunakan penyuluh adalah leaflet yang dibagi-bagikan langsung kepada sasaran penyuluhan. Leaflet merupakan selembar kertas yang dilipat menjadi dua (4 halaman) dan lebih banyak berisikan tulisan daripada gambarnya. Leaflet ditujukan kepada sasaran untuk mempengaruhi pengetahuan dan ketrampilannya pada tahapan minat, menialai dan mencoba.

3. Gambar diproyeksikan yaitu transparency sheet

Dalam penyuluhan kali ini penyuluh menggunakan transparency sheet yang efektif digunakan dalam pendekatan kelompok. Transparansi yang digunakan merupakan lembaran mika (plastic) bertulisan yang diproyeksikan ke layar dengan menggunakan

Page 38: bahan kkn

overhead projector. Transparansi biasa digunakan di dalam ruangan, terutama untuk mempengaruhi pengetahuan dan ketrampilan sasaran.

1. E. Evaluasi 1. 1. Evaluasi Penerapan Metode dan Teknik Penyuluhan

Evaluasi dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan sebagai padanan istilah dari penilaian, yaitu suatu tindakan pengambilan keputusan untuk menilai sesuatu objek, keadaan, peristiwa atau kegiatan tertentu yang sedang diamati.

Dari beragam evaluasi yang ada penyuluhan Pengendalian dan Pemberantasan Hama Walang sangit di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen ini menggunakan 3 tahap evaluasi yaitu pra evaluasi, evaluasi proses dan evaluasi hasil. Pra evaluasi dilakukan dengan maksud agar penyuluh dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan petani sebagai sasaran penyuluhan sebelum mengikuti penyuluhan. Pra evaluasi ini dilakukan dengan metode lisan atau Tanya jawab sebelum penyampaian materi. Salah satu contoh pertanyaan yang dapat diajukan adalah “Bapak-bapak apakah sudah ada yang mengerti tentang hama walang sangit, gejala dan cara mengatasinya?”

Evaluasi proses merupakan tahapan evaluasi yang mengevaluasi petani dalam penerapan dan penyerapan pengetahuan atau materi yang disampaikan selama penyuluhan berlangsung. Evaluasi proses bertujuan untuk mengevaluasi seberapa jauh proses pengendalian dan pemberantasan hama walang sangit dilakukan oleh petani. Evaluasi ini juga dilakukan dengan media lisan atau teknik diskusi karena teknik tersebut efektif dan efisien digunakan. Contoh pertanyaan untuk evaluasi proses adalah “Adakah pertanyaan, untuk menanggapi penjelasan mengenai Pengendalian dan Pemberantasan Hama Walang Sangit ini?”

Sedangkan dengan menggunakan Evaluasi hasil diharapkan dapat mengetahui atau mengevaluasi seberapa jauh tujuan-tujuan yang direncanakan telah dapat dicapai. Adapun tujuan dari penyuluhan ini yaitu petani dapat mengetahui cara-cara yang digunakan dalam mengendalikan dan memberantas hama walang sangit, petani mau menerapkan cara pengendalian dan pemberantasan hama walang sangit dan petani dapat mengendalikan dan memberantas dengan tepat hama walang sangit oleh petani di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen dapat terlaksana dengan baik. “Apakah bapak-bapak nanti setelah penyuluhan mau menerapkan cara-cara pengendalian dan pemberantasan hama walang sangit?” dan “Adakah yang belum dimengerti tentang cara-cara pengendalian dan pemberantasan hama walang sangit ini?”

1. 2. Evaluasi Materi Penyuluhan2. F. Alternatif Metode dan Teknik Penyuluhan

1. V. PENUTUP

1. A. Kesimpulan

Page 39: bahan kkn

Kesimpulan yang dapat diambil dari laporan praktikum Metode dan Teknik Penyuluhan Pengendalian dan Pemberantasan Hama Walang Sangit di Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen ini ini adalah :

1. Metode penyuluhan yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah :

Metode penyuluhan dan proses komunikasi.

1)      Metode penyuluhan menurut media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah menggunakan media lisan dan media cetak.

2)      Metode penyuluhan menurut  hubungan penyuluh dan sasarannya menggunakan metode komunikasi langsung.

3)      Metode penyuluhan menurut keadaan psikososial sasarannya menggunakan metode pendekatan kelompok dan pendekatan massal.

1. Teknik penyuluhan ang digunakan dalam penyuluhan ini menggunakan teknik penyuluhan teknik demonstrasi, ceramah, penyebaran leaflet dan diskusi.

1. Alat Bantu penyuluhan yang digunakan adalah2. Lembar persiapan penyuluhan dimana penyuluh menggunakan lembar

persiapan meyuluh (LPM).3. Papan tulis (White board)4. Alat tulis yaitu spidol besar5. Sarana ruangan yang menggunakan microphone6. Projector yang menggunakan overhead projector

1. Alat Peraga penyuluhan yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah:

2. Benda yang dipilih untuk kegiatan penyuluhan ini adalah sample atau contoh.

3. Barang Cetakan yaitu leaflet.4. Gambar diproyeksikan yang digunakan adalah transparency sheet

1. Evaluasi Penerapan Metode dan Teknik Penyuluhan menggunakan evaluasi proses dan evaluasi hasil

2. B. Saran

Lembar persiapan

Urutan kegiatan Waktu Tempat Perlengkapan Biaya (Rp)Sasaran

Pembukaan 1. Pembukaan ketua

kelompok tani

1. Sambutan penyuluh

08.00- 08.10

08.00-08.20

-Balai desa

-Balai desa

-microphone

- microphone

0 Petani

Petani

Perkenalan 08.20- -Balai desa - microphone 0 Petani

Page 40: bahan kkn

08.30

Kontrak belajar 1. Penyuluh

menampailan pokok bahasan yang akan disuluh

2. Menawarkan jadwal pegiatan penyuluhan

08.30-

08.45

08.45-

09.00

- Balai desa

-Balai desa

- microphone

- microphone

-Papan tulis (White board)

-spidol

0

10.000

Petani

Petani

Membagikan leaflet 09.00-

09.05

- Balai desa -leaflet 100.000 Petani

Pengamatan lapang 09.05-

09.20

-sawah demplot

- microphone 0 Petani

Penyampaian materi pengendalian dan pemberantasan hama beluk

09.20-

10.00

- Balai desa -microphone

-transparancy OHP

10.000 Petani

Membuka diskusi (Tanya jawab) berkaitan dengan materi yang telah diberikan

10.00-

10.30

- Balai desa -Papan tulis (White board)

-spidol

0 Petani

Istirahat (makan snack) 10.30-10.45

- Balai desa -snack 150.000 Petani

Melanjutkan diskusi (Tanya jawab)

10.45-

11.15

- Balai desa -microphone 0 Petani

Menarik kesimpulan dari kegiatan penyuluhan

11.15-

11.30

- Balai desa -microphone 0 Petani

Penutup 1. Ucapan maaf  dan

terima kasih dari penyuluh

2. Acara ditutup oleh ketua kelompok tani

11.30-11.45

11.45-

12.00

- Balai desa

- Balai desa

-Microphone

-microphone

0

0

Petani

Petani

Total waktu dan biaya 4 jam 280.000

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 2000. Budidaya Tanaman Padi. Kanisius. Yogyakarta.

Page 41: bahan kkn

Pracaya. 2005. Hama & Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.

______ . 1999. Hama Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta.

AW. Van Den Ban dan H.S Hawkin. 1999. Penyuluhan Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.

Departemen Kehutanan. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Penerbit Pusat penyuluhan Kehutanan Departemen Kehutanan Republik Indonesia bekerjasama dengan Fakultas Pertanian UNS. Surakarta.

Kartasapoetra, A.G. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Mardikanto, Totok dan Sri Sutarni. 1982. Pengantar penyuluhan pertanian. Hapsara. Surakarta.

Mardikanto, Totok. 2003. Redefinisi dan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian. Penerbit Bayumedia Publishing dan UMM Press. Malang.

Mardikanto, Totok. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian.                              UNS Press. Surakarta.

Mardikanto, Totok dan Arip. 2005. Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian. UNS Press. Surakarta.

Sawit, M. Husein. 1997. Faktor Pembatas Dalam Pengembangan Sistem Usahatani Berbasis Padi di Propinsi D. I. Aceh. Jurnal Ilmiah Sosial Ekonomi Pertanian. Vol 3 No. 5. Faperta Unila. Lampung.

Suhardiyono. 1992. Penyuluhan : Petunjuk Bagi Penyuluh Pertanian.               Penerbit Erlangga. Jakarta.

Tjahjono, Budi dan Idham Sakti H. 1989. Pengendalian Hama Penyakit Padi. PT. Penebar Swadaya. Jakarta.

Wiriaatmajda, Kandar. 1973. Pokok–pokok Penyuluhan Pertanian.                       CV. Yasaguna. Jakarta.