bahan ajar proses produksi 2
TRANSCRIPT
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
1/105
KULIAH I
PROSES PRODUKSI IIPENDAHULUAN
OLEH:
MUHAMMAD AWWALUDDIN, MT.
JURUSAN TEKNIK MESIN, FT – UNPAM
TANGSEL, 2016
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
2/105
Biografi Pengajar
PENDIDIKAN:
S1 Teknik Mesin Unv. Negeri SemarangS1 Teknik Mesin Unv. Gadjah Mada
S2 Teknik Mesin Unv. Indonesia
PEKERJAAN:
2007-2010 : Bidang Perawatan dan
Perbengkelan-BATAN
2010-2012 : Bidang InstrumentasiKesehatan dan Keselamatan-BATAN
2012-Skr : Bidang Elektromekanik dan
Kendali-BATAN
2011-Skr : Dosen Teknik Mesin-UNPAM
2015-Skr : Staf KEMENRISTEK-DIKTI
PENGHARGAAN:
2010 : Penghargaan INOVASI 102 Terbaik
dari KEMENRISTEK pada Penelitian
Alat Pelacak Sakit Hati
CP : 085777619495
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
3/105
1. Kehadiran 10%
2. Tugas/PR/Kuis 20%
3. UTS 30%4. UAS 40%
TOTAL: 100%
SISTEM PENILAIAN
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
4/105
Proses Produksi 2 yang Kita Pelajari
PROSES
PRODUKSI 2
PENGENALAN PROSES
MANUFAKTUR
TEKNOLOGI
PENGECORAN LOGAM
METROLOGI DAN
PENGAWASAN MUTU
PRODUK
MESIN
PERKAKASPENGERJAAN DENGAN
MESIN PERKAKAS
PEMBUATAN
PRODUK
PENYAMBUNGAN DAN
TEKNOLOGI PENGELASAN
TEKNOLOGI
PLASTIK
PROSES
PRODUKSI 2
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
5/105
Tujuan Instruksional Umum
• Memberikan pemahaman mengenai sistem produksi, sistemmanufaktur, siklus manufaktur, perencanaan dan
pengendalian produksi dan pengertian sistem perencanaan
dan pengendalian produksi (SP3), Sistem pengecoran logam,
dan Pengenalan Mesin Perkakas
• Memberikan pemahaman mengenai peran peramalan/
Availibility dalam perencanaan dan pemahaman teknik-teknik
peramalan
• Memberikan pemahaman dan penguasaan teknik-teknik
dalam penyusunan rencana Produksi, jadwal produksi induk,perencanaan material, perencanaan kapasitas dan
penjadwalan produksi/tenaga kerja
• Memahami konsep dan teknik keseimbangan lintas produksi
Proses Produksi 2 Pendahuluan
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
6/105
Daftar Pustaka• Nahmias, S., Production and Operations Analysis, McGraw
Hill, 2001
• Sipper & Bulfin Jr., Production Planning, Control, and
Integrations, McGraw Hill, 1997
• Bedworth D.D., Bailey J.E., Integrated Production Control
System, John Wiley & Sons, 1987.
• Fogarthy D.W., Blackstone J.H., Hoffmann T.R., Production
and Inventory Management , South Western Pub. Co, 1991
• Oden H.W., Langewater G.A., Lucier RA., Handbook of
Material and Capacity Requirement Planning , McGraw Hill,
1991• De Gramo, Paul E., Material and Processes in Manufacturing;
Prentice-Hall International, Inc., 1997.
• Kalpajian, Serope; Manufacturing Processes; Mc. Graw Hill.
• Begeman, Sriati Djaprie; Teknologi Mekanik; Jilid 1 & 2,Erlangga, 1995
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
7/105
Setelah mengikuti pokok bahasan ini,mahasiswa diharapkan mampu:
• Memahami konsep dasar Sistem Produksi.
• Membedakan antara sistem produksi,sistem manufaktur, & sistem perusahaan.
• Memahami keterkaitan bagian-bagiandalam perusahaan sebagai pembentuk
sistem yang terintegrasi.• Memahami berbagai jenis sistem produksi
dan responnya terhadap konsumen.
Kompetensi Pokok Bahasan
Manufaktur dan Produksi
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
8/105
Prospek Pekerjaan bidang
Industri Manufaktur
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
9/105
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
10/105
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
11/105
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
12/105
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
13/105
Bidang Kerja Teknik Manufaktur dan
Kategori Industri Manufaktur
Sesuai dengan keilmuan dan ruang lingkup industri
manufaktur, prospek kerja sarjana lulusan teknik
manufaktur meliputi berbagai bidang kerja sebagai berikut:
• Produc t Design and Developtment (perancangan dan
pengembangan produk ): melakukan perancangan dan
pengembangan produk, untuk pemenuhan kebutuhan
hidup manusia maupun untuk keperluan peralatan
(produk) industri.
• Process Planner (perencana proses produksi) :melakukan analisa dan perencanaan tahapan proses
produksi untuk membuat produk manufaktur.
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
14/105
• Produc t ion Engineer (pengawas dan pengendali
produksi ) : Melakukan pengawasan dan bertindak agar
proses produksi dapat berlangsung dengan baik.
• Maintenance Engineer : melakukan perawatan/
perbaikan fasilitas dan peralatan produksi.
• Product ion Planer and Inventory Contro l ler :
melakukan pengelolaan system produksi/manufaktur,
seperti penjadwalan produksi, mengatur persedian
bahan baku optimasi proses produksi dsb.
• Qual i ty Control Engineer : melakukan pengendaian
kualitas produk.
• Sales Engineer : melakukan aktifitas penjualan dan
pemasaran produk manufaktur.
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
15/105
Manufaktur dan Produksi
Istilah MANUFAKTUR(Manufacture)
•Pertama kali digunakan tahun 1622
•Berasal dari kata latin manufactum yangberarti made by hand
Istilah PRODUKSI(Production)
•Pertama kali digunakan pada tahun 1483•Berasal dari kata latin producere yangberarti lead forward, yaitu membuatsesuatu yang baru (tangible/intangible)
Pada Pengertian ini
manufaktur akan
terlihat lebih sempit
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
16/105
Definisi Manufaktur
• CIRP
(International Conference onProduction Engineering), 1983:
– A Series of interrelated activities and
operations involving the design , materialsselection, planning , manufactur ing
product ion , qual i ty assurance ,
management and marketing of products of
the manufacturing industries.(Serangkaian kegiatan yang saling terkait dan operasi yang
melibatkan desain , pemilihan bahan , perencanaan ,
produksi manufaktur , jaminan kualitas , manajemen dan
pemasaran produk industri manufaktur).
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
17/105
Definisi Manufaktur dan Produksi
• Jika Kata manufacturing diartikan lebih
luas, maka
• Manufacturing adalah proses konversi
suatu desain menjadi produk akhir
• Production adalah aktivitas fisik untuk
mengubah suatu bentuk material menjadi
bentuk lain yang lebih bernilai
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
18/105
Siklus Manufaktur
Perancangan
Produk Pemasaran
Perancangan
Process
Pengendalian
Persediaan
Perencanaan
Produksi
PerancanganMetoda Kerja,
Waktu Standar,
dan Perbaikan
Produktivitas
PenyimpananProses
Pembuatan
Penerimaan
K o n s u m e n
P e m a s o k
Pengendalian
Kualitas
Pengendalian
Produksi
Pengendalian
Proses
Pengendalian
Peralatan
Pengiriman
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
19/105
Sistem Manufaktur
• Sistem manufaktur adalah sistem yang melakukanproses transformasi/konversi keinginan (needs)konsumen menjadi produk jadi yang berkualitas tinggi
• Keinginan konsumen diketahui dari studi pasar, yang
kemudian keinginan ini diterjemahkan menjadi desainproduk, dan kemudian menjadi desain proses
• Komitmen terhadap kualitas produk harus dimiliki olehsetiap level dalam perusahaan pada setiap tahap prosesproduksi
• Dalam proses transformasi ini terjadi pertambahan nilai(added value)
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
20/105
Sistem Produksi
• Sistem produksi adalah sistem yang melakukan proses
transformasi atau konversi bahan mentah menjadi
produk jadi dengan kualitas tinggi dan sesuai dengan
desain produk yang telah ditetapkan
• Dalam proses transformasi ini terjadi pertambahan nilai
sehingga produk jadi mempunyai nilai yang lebih tinggi
dari pada nilai bahan mentah
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
21/105
INPUTPROSES
TRANSFORMASI OUTPUT
Bahan BakuTenaga Kerja
MesinDanaManajemen
Barang atau Jasa
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
22/105
JENIS PROSESTRANSFORMASI
Transformasi Fisik:Manufacturing
Transformasi Lokasi:Transportasi/distribusi
Transformasi Fisiologis:
Health Care
Transformasi Psikologis:Entertainment
Transformasi Informasi:
Communication
TransformasiPerdagangan: Retail
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
23/105
Sistem Manufaktur, Sistem
Produksi, Sistem Perusahaan
PERENCANAAN
PRODUKSI
PENGENDALIAN
PRODUKSI
MANUFACTURING PRODUCTION
SISTEM MANAJEMEN
PRODUKSI
SISTEM PRODUKSI
DISAIN PEMASARAN
QUALITY ASSURANCE
SISTEM MANUFAKTUR
SISTEM KORPORAT
SISTEM
PERSONALIA
SISTEM
MANAJEMEN
SISTEM
FINANSIAL
aliran material aliran material
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
24/105
Perencanaan dan Pengendalian
Produksi (P3)berkenaan dengan pengelolaan
keseluruhan aktivitas mulai dari akuisisi
bahan baku dan atau komponen sampai
dengan delivery produk jadi
Tujuan perencanaan:pemanfaatan sumber secara efektif
Tujuan pengendalian:memenuhi rencana dan melakukanpenyesuaian rencana dengan
kegiatan sehari-hari
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
25/105
Isu-isu dalam P3
Apa (dilakukansetiap level
dalam sistemmanufaktur)
Berapa banyak Kapan
SiapaBagaimana
penyesuaian
harus dilakukan
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
26/105
Kegiatan dalam P3
• Peramalan kuantitas permintaan
• Perencanaan pembelian/pengadaan: jenis, jumlah danwaktu
• Perencanaan persediaan (inventory): jenis, jumlah dan
waktu• Perencanaan kapasitas: tenaga kerja, mesin, fasilitas
• Penjadwalan produksi dan tenaga kerja
• Penjaminan kualitas
• Monitoring aktivitas produksi• Pengendalian produksi
• Pelaporan dan pendataan
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
27/105
Ukuran Performansi P3
QUALITY
COST
DELIVERYTIME
FLEXIBILITY
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
28/105
QUALITY Percentage of product reject
Number of customer complaint
Etc…
COST Inventory turn-over
Capcity utilization
Work center eficiency
Etc…
DELIVERY TIME Customer service ratio
Delivery realiability
Etc..
FLEXIBILITY Order success rate
Etc……
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
29/105
Pengorganisasian Sistem
Produksi• Dengan melihat bagaimana proses
produksi diatur secara fisik di lantai pabrik
JOB SHOP
FLOW SHOP FIXED SHOP
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
30/105
• Dilihat dari bagaimana cara merespon
pasarRAW MATERIAL COMPONENTS
SEMI FINISHED
PRODUCT
FINISHED
PRODUCT
P
E
M
AS
O
K
P
E
L
A
N
G
G
A
N
MAKE TO STOCK (MTS)
ASSEMBLE TO ORDER (ATO)
MAKE TO ORDER (MTO)
ENGINEER TO ORDER (ETO)
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
31/105
ASPEK MTS ATO MTO ETO
Interface antara
manufaktur dan
pelanggan
Jauh Terutama pada
tingkat sales
Tingkatan
engineering dan
sales
Terutama pada
tingkat
engineeringWaktu delivery Pendek Sedang Variabel Variabel
Volume
produksi padasetiap unit sales
Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Macamproduk Sedang Tinggi Rendah Sangat rendah
Pemberian janji pemenuhan
pesanan berdasar
Ketersediaan produk jadi Ketersediaankomponen dan
sub-asemblingutama
Kapasitas untuk membuat dan
engineering
Kapasitas untuk membuat dan
engineering
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
32/105
ASPEK MTS ATO MTO ETO
Unit pada JIP Sales unit Major
components
End products End products
Penjadwalanasembling akhir
Berkaitan dekatdengan jadwalinduk produksi
Ditentukan oleh pesanan pelanggan yang
diterima
Covers most of the assemblyoperation
Covers all of the assemblyopeartions
PenstrukturanBill of Material
Standard BOM Planning BOMsare used
BOM bersifatunik dan dibuat
untuk setiap pesanan
pelanggan
BOM bersifatunik dan dibuat
untuk setiap pesanan
pelanggan
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
33/105
ASPEK MTS ATO MTO ETO
Dasar untuk
melakukan
perencanaan produksi dan
penjadwalan
Peramalan Peramalan dan
backlog
Backlog dan
pesanan (order)
Pesanan
pelanggan
Penangananketidakpastian
demand
Safety stock dari sales unit
Overplanningdari komponen
dan sub-asembling
Littleuncertainty
exist
Tidak ada pengendalian
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
34/105
Sistem Manufaktur Terintegrasi
TI3003 Perencanaan &Pengendalian Produksi Pendahuluan 34
Business Management
Functional Resource Management
Quality Management
Information Management
Functional Building Block
Process (Production
Activity Control)
Manufacturing
PlanningProduct/or-
der flow
Purchase order/ma-
terial flow
Product
design flow
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
35/105
Functional Building BlockCAE
CAD
CAPPManajemen
Fasilitas
Proses
(Production Activity Control)
Manufacturing Planning
Bahan mentahInspeksi
Penerimaan bahan
Pemasok
Pembelian
Barang jadi Pengiriman
Distribusi
Penjualan
Pemasaran
Konsumen
COE
Peramalan
Aliran
perancangan
produk
Aliran materialAliran produk
Aliran order
Aliran order pembelian
l h i f ik di kt
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
36/105
permasalahan spesi f ik di sektor
industr i manu faktur
1. KKN dan layanan umum yang buruk mengakibatkantingginya biaya overhead . Menurut kajian KomitePemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD),pengeluaran untuk berbagai pungutan dan untuk biaya
buruknya layanan umum menambah biaya overheadsekitar 8,7 persen – 11,2 persen.
2. Cost o f money yang relatif tinggi, tercermin dari sukubunga yang saat ini sangat tinggi. Pengusaha dalamnegeri yang mengandalkan perbankan dalam negeri
akan kalah bersaing dengan perusahaan yang modalkerjanya dari luar negeri dengan bunga berkisar 4 –6persen.
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
37/105
3. Administrasi perpajakan yang belum optimal.Pengusaha menganggap administrasi perpajakanterutama dalam kaitannya dengan restitusi produk-produk industri ekspor sangat tidak efisien. Haltersebut mengakibatkan daya saing produk ekspor
menjadi berkurang karena ketidakefisiensian tersebutdibebankan ke harga jualnya. Selain itu, hal tersebut juga tidak kondusif untuk integrasi antar Industri terkaituntuk pengadaan bahan antaranya.Pada umum nyamereka memilih untuk impor bahan baku atau produk
antara karena sejak awal tidak terkena PPN.
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
38/105
4. Kandungan impor sangat t inggi . Nilai impor bahan
baku, bahan antara (intermediate), dan komponen
untuk seluruh industri meningkat dari 28 persen pada
tahun 1993 menjadi 30 persen pada tahun 2002.
Khusus untuk industri tekstil, kimia, dan logam dasar
nilai tersebut mencapai 30-40 persen, sedangkan
untuk industri mesin, elektronik dan barang-baranglogam mencapai lebih dari 60 persen. Tingginya
kandungan impor ini mengakibatkan rentannya biaya
produksi terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah dan
kecilnya nilai tambah yang mengalir padaperekonomian domestik.
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
39/105
5. Lemahnya penguasaan dan penerapan teknologi .Nilai tambah industri nasional relatif rendah, hal inimenunjukkan bahwa karakteristik industri manufakturmasih tipe “tukang jahit,” meskipun dalam komposisiekspor mulai terjadi peningkatan proporsi produk
ekspor berteknologi menengah dan tinggi. Kehadiranforeign direct investment (FDI) yang mempunyaipotensi sebagai basis untuk alih teknologi belum dapatdimanfaatkan.
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
40/105
6. Kuali tas SDM relati f rendah . Dari hampir 4,2 juta
orang tenaga kerja industri dalam 22.894 perusahaanpada tahun 1996, hanya 2 persen berpendidikansarjana, sekitar 0,1 persen berpendidikan master, dan0,005 persen (hanya 225 orang) berpendidikan doktor.Sementara itu, intensitas pelatihan yang dilaksanakan
oleh industri belum juga menggembirakan. Hasil surveitahun 1990-an menunjukkan hanya 18,9 persenperusahaan di Indonesia melaksanakannya. DiMalaysia, kegiatan yang sama dilakukan oleh hampir84 persen perusahaan-perusahaannya. SDM dengan
kualitas ini akan sulit diharapkan menghasilkanpeningkatan produktivitas apalagi inovasi-inovasi yangbermutu untuk teknologi produksinya.
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
41/105
7. Ik l im persaingan yang kurang sehat . Banyak sub-
sektor industri yang beroperasi dalam kondisimendekati ”monopoli”. Hal ini ditunjukkan dengantingginya indeks konsentrasi untuk dua perusahaan(CR2). Pada tahun 2002, lebih dari 50 persenkelompok usaha Industri memiliki angka diatas 0,50
dan banyak kelompok industri yang angka konsentrasiyang makin besar. Beberapa contoh adalah padaIndustri tepung terigu, rokok putih, dan kendaraan roda2. Keadaan ini menyebabkan insentif untuk penurunanbiaya produksi menjadi kecil.
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
42/105
8. Struktur Industr i masih lemah . Sebagai illustrasi, di
Industri kendaraan bermotor pada tahun 1997 jumlahproduser komponen mencapai 155 perusahaan.Namun hamper semua produsen komponen inimerupakan pemasok lapis pertama. Hal inimenunjukkan lemahnya ke dalaman struktur Industri
nasional otomotif. Sebagai perbandingan, pada tahunyang sama di Jepang ada 350 pemasok lapis pertama,2.000 pemasok lapis kedua, dan 10.000 pemasoklapis ketiga. Artinya Industri nasional sangatterintegrasi secara vertikal.
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
43/105
9. Peranan Industr i keci l dan menengah (termasukRT) masih m inim . Industri berskala menengah (20-99orang tenaga kerja), berskala kecil (5-19 orang tenaga
kerja), dan Industri rumah tangga (1 – 4 orang tenagakerja) mempekerjakan dua pertiga tenaga kerjamanufaktur di Indonesia. Namun demikian, segmenIndustri ini menyumbang hanya 5-6 persen dari totalnilai tambah manufaktur. Industri kecil dan menengah
terkonsentrasi di sub-sektor makanan dan kayu.Industri-industri pada segmen ini umum nya melayanikonsumen akhir atau memproduksi komponen untuk”after sales market ”, dengan segmen kelas terendah.Sangat sedikit yang memproduksi bahan baku
dan/atau barang intermediate serta memasoknya keIndustri hilir. Dengan kondisi ini, Industri kecil danmenengah di Indonesia belum berada dalam satumata rantai pertambahan nilai dengan Industriberskala besar.
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
44/105
10. Sebaran Indus tr i yang terpusat di Pulau Jawa . Unit
usaha Industri merupakan pencipta kesejahteraan(wealth) terpenting melalui nilai tambah produk-produkyang dihasilkan dan sekaligus mendistribusikannya kekhalayak melalui pekerjanya. Oleh karena itu distribusidari segmen Industri ini juga akan mencerminkan
distribusi kesejahteraan yang terbentuk. Menurut datatahun 2002, dari 21,146 usaha Industri berskalamenengah dan besar, 17.118 atau 80 persendiantaranya berada di Pulau Jawa.
Prog ram pemer intah untuk
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
45/105
Prog ram pemer intah untuk
meningkatkan Struk tur dan Daya saing
Indus tr i manu faktu r :
1. Peningkatan Standardisasi Produk Industri2. Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
3. Peningkatan kemampuan Teknologi Industri
4. Penataan Sturktur Industri
5. Peningkatan Kapasitas Infrastruktur6. Optimalisasi administrasi dan insentif perpajakan
7. Peningkatan Nilai tambah industri berbasis sumber
daya alam
M l h K t k j d i I d i
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
46/105
Masalah Ketenagakerjaan d i Indones ia
1. kesempatan kerja yang terbatas. Situasiperekonomian Indonesia pada tahun yang akandatang dipenuhi tantangan berat dengan adanya krisisekonomi yang melanda Eropa saat ini dan berbagai
persoalan di dalam negeri.pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapatahun terkahir ini memang mengalami kemajuan,tumbuh 6,3 persen pada 2012 dan pada 2013 ini
diperkirakan akan tumbuh antara 6,3 persen hingga6,5 persen.
Namun pertumbuhan ekonomi tersebut belum mampumenyerap angkatan kerja yang masuk ke dalam pasarkerja dan jumlah pengaggur yang telah ada.
2 Rendahnya kualitas angkatan kerja Berdasarkan data
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
47/105
2. Rendahnya kualitas angkatan kerja. Berdasarkan dataBPS Agustus 2012, rendahnya kualitas angkatan kerjaterindikasi dari perkiraan komposisi angkatan kerjayang sebagian besar berpendidikan SD ke bawah
yang mencapai 47,37 persen. Angkatan kerja lulusan SMP 18,57 persen danDiploma satu hingga sarjana hanya 9 persen.Initentunya berdampak pada daya saing dan kompetensitenga kerja secara menyeluruh dalam memperoleh
kesempatan kerja baik didalam maupun luar negeri.Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandarmenyatakan saat ini sumber daya manusia (SDM)Indonesia dalam keadaan darurat. Indonesia kekurangantenaga kerja profesional yang memiliki keterampilan dankompetensi kerja serta berdaya saing tinggi dalam pasarkerja. Kebijakan peningkatan SDM Indonesia masihberkutat pada wajib belajar 6 tahun hingga 9tahun.Padahal hal ini tidak akan mampu meningkatkan
kompetensi kerja SDM Indonesia dalam menyongsong AEC 2015
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
48/105
3. Besarnya pengangguran. Sumber pertumbuhan
ekonomi yang tidak seimbang antara sektor ekonomi
tersier (sektor industri jasa) dengan padat karyamerupakan titik balik persoalan dari kondisi
ketenagakerjaan Indonesia yang cukup
memprihatinkan.
Hal itu ditandai dengan jumlah pengangguran yang
semakin meningkat tahun 2013 ini. Badan Pusat
Statistik (BPS) telah merilis angka pengangguran
terbuka sebesar 6,25 persen, atau 7,39 juta orang
(per Agustus 2013). Angka ini meningkat
dibandingkan periode yang sama tahun 2012, yaitu6,14 persen atau 7,24 juta orang
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
49/105
Kesimpulan
1. Pengertian sistem manufaktur lebih luas darisistem produksi.
2. Ada berbagai jenis sistem produksi dan jenisrespon terhadap konsumen, sehinggadiperlukan perencanaan dan pengendalianyang berbeda.
3. Sistem produksi, sistem manufaktur, dansistem perusahaan merupakan sistem yangterintegrasi, yang terdiri dari berbagai bagianyang saling berhubungan dan tidakterpisahkan.
4. Masalah ketenagakerjaan di Indonesia
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
50/105
Soal-soal1. Jelaskan perbedaan dari klasifikasi perusahaan
berdasarkan tinjauan aspek jenis sistem
(MTS/MTO/ATO/ETO)!2. Jelaskan perbedaan dari klasifikasi perusahaan
berdasarkan tinjauan aspek jenis respon(FS/BP/JS)!
3. Jelaskan perbedaan antara sistem produksi, sistemmanufaktur, dan sistem perusahaan, sertalengkapilah uraian saudara dengan ilustrasigambar!
4. Berikan contoh produk yang dihasilkan dari jenissistem produksi Make To Stock pada jenis respon
Flow Shop?
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
51/105
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
52/105
KULIAH II
PROSES PRODUKSI IIMETROLOGI
OLEH:
MUHAMMAD AWWALUDDIN, MT.JURUSAN TEKNIK MESIN, FT – UNPAM
TANGSEL, 2016
PENGERTIAN
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
53/105
PENGERTIAN
Metrologi adalah Ilmu Tentang Pengukuran.
Menurut Satuan SI
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
54/105
DIMENSI DAN TOLERANSI
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
55/105
DIMENSI DAN TOLERANSI
Contoh Toleransi
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
56/105
Contoh Toleransi
Pengawasan MUTU
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
57/105
Pengawasan MUTU
Pemeriksaan terhadap semua produk (100% dari setiapproduk) akan memakan waktu dan mahal. Dengan
teknologi pengawasan mutu memungkinkan pemeriksaan
dilakukan secara matematik dan menetapkan apakah
rangkaian produksi produk dapat diterima.
Langkah-langkah pengawasan mutu:
1. Periksalah serangkaian produk.
2. Ukurlah dimensi.
3. Hitunglah deviasi dimensi terhadap dimensi rata-rata.4. Susunlah peta kontrol.
5. Gambarkan data pada peta kontrol.
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
58/105
Pemilihan sampel yang akan diukur harus dilakukan
dengan bebas. Variasi ukuran pada produk bisa
disebabkan oleh:
1. Penyebab acak yang tak terelakkan.
2. Penyebab tetap yang dapat dikurangi.
Penyebab tetap dapat dikurangi karena mencakup faktor-faktor seperti alat perkakas yang tidak baik, carapengukuran yang tidak baik, cacat bahan, atau buruh yang
tak terlatih.
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
59/105
Mencari harga deviasi standar,σ, ditentukan sebagai berikut :
1. Hitunglah harga rata-rata dimensi, setiap nilai disebut x,
2. Hitunglah harga deviasi standar dengan rumus berikut:
.
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
60/105
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
61/105
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
62/105
Bila titik-titik berada diluar garis kontrol, penyebabnya harus
dicari dan diperbaiki dengan segera.
Bila ukuran-ukuran diamati selama kurun waktu tertentuakan diperoleh suatu kurva normal seperti gambar berikut :
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
63/105
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
64/105
Pengenalan Balok ukur Presisi
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
65/105
Pengenalan Balok ukur Presisi
Balok ukur dalam bahasa inggris dikenal dengan
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
66/105
Balok ukur dalam bahasa inggris dikenal dengan
berbagai nama yaitu Gauge block, End gauge, Slip
gauge, Jo gauge, dan Johansen gauge. balok ukur ini
dianggap sebagai alat ukur standar, sesuai denganfungsinya, balok ukur mempunyai dua permukaan
yang disebut muka ukur. Muka ukur ini sangat halus,
rata, sejajar dan mempunyai jarak atau ukuran
tertentu. Karena kehalusan dan kerataan mukaukurnya itu, maka dua atau lebih balok ukur dengan
formasi berbagai ukuran, ukuran itu selanjutnya, dapat
digunakan sebagai ukuran standar untuk proses
pengukuran tak langsung. Balok ukur biasanya dibuat
dari Baja karbon tinggi, baja paduan, atau karbida
logam yang telah mengalami proses laku panas ( heat
treatment ).
BAHAN Balok ukur Presisi
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
67/105
Bahan dibuat dari baja perkakas, baja
khrom, baja tahan karat, khrom karbida atau
karbida tungsten.
Digunakan sebagai pembanding pengukurteliti untuk mengukur perkakas, pengukur
dan die dan sebagai standar laboratorium
induk untuk mengukur ukuran selamaproduksi. Ketelitian berlaku hanya pada
suhu 20 oC.
BAHAN Balok ukur Presisi
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
68/105
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
69/105
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
70/105
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
71/105
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
72/105
Langkah – langkah perawatan Block Gauge :
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
73/105
g g p g
1. Ambil beberapa blok ukur sesuai dengan ukuran yang
dikehendaki. Lalu, letakkan diatas lap yang bersih dan tutup
kembali kotak penyimpannannya.2. Bersihkan Vaseline yang menutupinya dengan
menggunakan wash bensin. Lalu, keringkan dengan lap
lembut yang bersih, misalnya kain katun, kertas tisu, atau
kulit lembu. Letakkan kembali blok ukur yang telah bersih itu
diatas alas yang bersih dengan posisi muka ukur terletak
disamping.
3. Satukan block ukur dalam satu tempat, caranya letakkan
salah satu blok ukur dengan posisi menyilang ( 900 ) dari
blok ukur lainnya. Kemudian, tekan salah satunya dengan
cara memutar agar sejajar. Apabila ada kotoran, pemutaran
jangan diteruskan, periksa muka ukurnya dan bersihkan
kembali.
4. Blok ukur yang tipis jangan disatukan dengan blok ukur tipis
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
74/105
lainnya. Sebab, secara tidak sengaja alat itu akan terdeformasi
secara permanen ( melengkung ). Akibtnya lengkungan itu,
lengkungan kecil sekalipun, dapat menghilangkan sifat saling
melekat. Apabila dua blok ukur tipis terpaksa harus disatukan,lakukan dengan hati – hati, caranya dengan menggeser
5. Susunlah blok ukur secara berurutan, hingga dicapai ukuran yang
dikehendaki, sebliknya blok ukur yang tipis diletakkan diposisi
tengah. Lebih baik jika digunakan 2 blok ukur pelindung yang
masing – masing terletak pada ujung susunan.
6. Hindari pemegangan yang lama, sebab blok ukur ynag dipegang
terlalu lama, temperaturnya akan meninggi dibandingkan dengan
temperature benda dan alat ukur lainnya.
7. Sewaktu pengukuran atau kalibrasi dilakukan, muka ukur darikedua ujung susunan blok ukur harus dijaga dengan hati – hati.
Hindarkan gesekan – gesekan yang berlebihan ( dengan
permukaan benda ukur maupun dengan permukaan sensor alat
ukur lain ).
8 Setelah blok ukur dipakai pisahkan
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
75/105
8. Setelah blok ukur dipakai, pisahkan
susunannya dengan menggeser satu per
satu. Pada dasarnya blok ukur tidak bolehsaling melekat dalam jangka waktu lama,
sebab semakin lama melekat daya adhesi
akan semakin kuat, sehingga sulit
dipisahkan dan dapat merusak muka ukur.
9. Blok ukur disimpan kembali. Bersihkan
terlebih dahulu blok ukur dari sidik jari
dengan lap yang bersih. Jika ada kotoran
yang melekat, bersihkan dengan wash
bensin lalu simpan pada tempatnya.
Klasifikasi Alat Ukur
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
76/105
I. Pengukuran linier II. Pengukuran sudut
Pengenalan Jangka Sorong
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
77/105
J NGK SORONG
(VERNIER CALIPER/SCUIFTMAT/MISTAR GESER)
FUNGSI :
Mengukur benda kerja pada bagian luar,
bentuk kubus, persegi panjang, bujur
sangkar atau bulat.
Mengukur benda kerja pada bagian dalam,
bentuk pipa bulat, segi empat dll.
Mengukur kedalaman lubang.
Mengukur ketinggian benda yg bertingkat.
g g g
Jangka Sorong
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
78/105
Bagian-bagian jangka sorong :
1. Rahang atas2. Rahang bawah
3. Bagian ujung bawah
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
79/105
BAGIAN-BAGIAN JANGKA SORONG
1
2
3
4
6
5
1. Out side jaws : mengukur bag. Luar
2. In Side Jaws : mengukur bag dalam
3. Dept bar : mengukur kedalaman
4. Step : mengukur ketinggian
5. Skala Utama : skala diam menunjukkan nilai angka nominal
6. Skala Vernier : Skala geser menunjukkan angka desimal menambahketelitian hasil ukur
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
80/105
JENIS JANGKA SORONG :
Ketelitian 0,02 mm : Skala vernier terbagi 40 ruas
Ketelitian 0,05 mm : Skala vernier terbagi 20 ruas
Ketelitian 1/128 inch : Skala vernier terbagi 8 ruas satuan yg dipakai inch (bagian atas)
CARA PEMBACAAN JANGKA SORONG :
1. Baca skala utama dg membaca garis angka nol skala vernier terletak
pada ruas atau garis ke berapa di skala utama. Ini akan menunjukkan “ANGKA NOMINAL”
2. Baca skala VERNIER dg membaca garis ke berapa dari skala vernier ygpaling lurus dg garis skala utama. Ini akan menunjukkan “ANGKADESIMAL”
3. Menjumlahkan angka nominal dan angka desimal.
Mengukur diameter luar silinder dengan jangka
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
81/105
g g j gsorong
• Bagian jangka sorong
yang digunakan adalahrahang bawah
• Geser rahang geser jangka sorong ke arahluar hingga bagian
kulit silinder dapatdijepit dengan tepatoleh rahang bawah
• Jika telah pas/tepat,kunci posisi ini dengan
memutar sekrup yangada di bagian atas jangka sorong
• Baca hasil pengukuran
Mengukur diameter dalam silinder dengan
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
82/105
M ngu ur am r a am n r ngan jangka sorong
• Bagian jangka sorong yangdigunakan adalah rahang atas
• Geser rahang geser jangka
sorong ke arah luar hingga
rahang atas jangka sorongtepat dikulit bagian dalam
silinder
• Jika telah pas/tepat, kunci
posisi ini dengan memutar
sekrup yang ada di bagian atas
jangka sorong
•
Baca hasil pengukuran
Mengukur kedalaman silinder
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
83/105
g
dengan jangka sorong
•
Bagian jangka sorong yangdigunakan adalah bagian kakinyayang terletak di ujung jangkasorong
•
Geser rahang geser jangkasorong ke arah luar hingga kaki jangka sorong tepat di mulutsilinder
• Jika telah pas/tepat, kunciposisi ini dengan memutarsekrup yang ada di bagian atas jangka sorong
• Baca hasil pengukuran
Membaca hasil pengukuran
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
84/105
jangka sorong
• Perhatikan angka pada skala
utama yang terletak pas disebelah kiri angka nol nonius.Angka tersebut merupakanangka utama pengukuran.
• Perhatikan garis skala utama
yang berdempet dengan garisskala nonius, angka noniuspada garis yang berdempet iniadalah angka noniuspengukuran.
• Hasil pengukuran = angkautama + (0,01 x angka nonius)
• Hasil pengukuran yang didapatadalah dalam satuan cm
• Ketelitian pengukuran dengan
jangka sorong adalah 0,01 cm.
0 cm 1 cm
0 5
berhimpit
Angka disebelah
kiri angka nol
JANGKA SORONG KETELITIAN 0,02 mm
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
85/105
Hasil Pengukuran :
Skala Utama : = 9 mm
Skala Vernier : 13 X 0,02 mm = 0,26 mm
= 9,26 mm
JANGKA SORONG KETELITIAN 0,05mm
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
86/105
Hasil Pengukuran :
A. Skala Utama : = 16 mm
B. Skala Vernier : 7 X 0,05 mm = 0,35 mm
= 16,35 mm
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
87/105
POSISI PENGUKURAN
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
88/105
POSISI PENGUKURAN
CONTOH PENGGUNAAN JANGKA SORONG
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
89/105
CONTOH PENGGUNAAN JANGKA SORONG
Mengukur ketebalan kanvas kopling Mengukur ketebalan kanvas Rem
LATIHAN PEMBACAAN JANGKA SORONG
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
90/105
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 10
0110 12
0
LATIHAN PEMBACAAN JANGKA SORONG
Pengenalan Mikro Meter
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
91/105
FUNGSI :
Mengukur benda kerja pada bagianluar, bentuk kubus, persegi panjang,bujur sangkar atau bulat (Out SideMicrometer).
Mengukur benda kerja pada bagiandalam, bentuk pipa bulat, segi empatdll (Inside Micrometer)
Dengan lebih teliti (presisi).
Batas ukur micrometer yg sering dipakai :0 - 25 mm (max 25 mm)25 - 50 mm (max 50 mm)50 – 75 mm (max = 50 75 mm
1. Skala Sleeve
2. Skala Thimble
3. Rachet
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
92/105
SKALA SLEEVE
Skala yg diam dg nilai angka nominal :
Skala bag atas nilai tiap ruasnya 1 mm
Skala bag bawah dg nilai tiap ruasnya = 0,5 mm
SKALA THIMBLE
Skala yg berputar ke kiri dan ke kananmengikuti gerakan proses pengukuran dg
nilai angka desimal :
Skala thimble terdiri 50 ruas.
Nilai tiap ruas = 0,01 mm
Skala berputar 1 kali= 0,01 X 50 = 0,5
mm = bergeser satu ruas skala bag
bawah dari skala sleeve.
RACHET
Untuk mengontrol tekanan micrometer
saat menjepit benda kerja, samapai
berbunyi klik (5 kali).
25
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
93/105
Hasil Pengukuran :
A. Skala Sleeve = 6 mm
B. Skala Thimble = 0,15 mm
= 6,15 mm
020
15
10
5
5
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
94/105
20
15
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
95/105
5 10
20
15
10
5
15
10
5
0
Pengenalan Dial Indikator/Dial Gauge
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
96/105
Fungsi :
Mengukur permukaan bid datar.
Mengukur kebulatan sebuah poros
Mengukur kerataan dinding silinder
Berdasarkan batas ukurnya :
Dial gauge ketelitian 0,01 mm Batas ukur s/d = 10 mm
Dial gauge ketelitian 0,001 mm Batas ukur s/d = 1 mm
Dial gauge ketelitian 0,0005 mm Batas ukur s/d = 0,25 mm
BAGIAN- BAGIAN DIAL GAUGE
1. Jarum panjang
2. Jarum Pendek
3. Tanda Batas Toleransi
4. Bidang sentuh
FUNGSI MASING-MASING BAGIAN :
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
97/105
FUNGSI MASING MASING BAGIAN :
1. Jarum panjang
Jarum panjang menunjukkan angka desimal.
Hasil ukur jarum panjang = nilai skala X bilangan ketelitian
Misalkan :
Angka ketelitian 0,01 mm dan jarum bergerak 10 ruas skala
Hasil Ukur = 0,01 mm X 10 = 0,1 mm
Posisi angka nol sembarang tergantung yg kita kehendaki.
2. Jarum pendek
1 Ruas Jarum pendek = 1 putaran jarum panjang
3. Batas toleransi
Dua alat ini dpt digeser ke kiri atau kanan sesuai keinginan kita untuk
melihat batas pergerakan jarum panjang ke kiri dan ke kanan
4. Bidang Sentuh
Bagian ini akan bergerak naik turun sesuai permukaan bidang kerja
MENGUKUR KERATAAN SEBUAH BIDANG
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
98/105
MENGUKUR KEBULATAN SEBUAH POROS
MENGUKUR KEBULATAN SEBUAH POROS
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
99/105
Jarum bergerak ke kanan, apabila
permukaan cembung atau diameter
besar.
Jarum bergerak ke kiri, apabilapermukaan cekung atau diameter kecil
(aus).
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
100/105
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
101/105
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
102/105
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
103/105
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
104/105
-
8/17/2019 Bahan Ajar Proses Produksi 2
105/105