bahan ajar mr

239
BAHAN AJAR (HAND OUT) Bahan Kajian : Pendahuluan SKS : 3 (tiga) Kode : Program Studi : Manajemen Pertemuan Ke : 1 Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI: Memiliki kemampuan untuk memahami dan menjelaskan konsep risiko dan manajemen risiko, yang terdiri atas; pengertian risiko, ketidakpastian, macam-macam risiko, pengertian manajemen risiko, pentingnya mempelajari manajemen risiko, sumbangan-sumbangan manajemen risiko, dan nilai ekonomis penanggulangan risiko. Materi: Pendahuluan: A. Risiko B. Manajemen Risiko C. Beberapa Istilah A. Risiko 1. Konsep Risiko Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidak pastian, kecuali kematian, yang meskipun demikian juga tetap mengandung ketidakpastian di dalamnya, antara lain mengenai: kapan, karena apa kematian itu terjadi. Dimana kematian mengakibatkan adanya risiko (yang merugikan) bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Lebih-lebih dalam dunia bisnis, ketidakpastian beserta risikonya merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, malahan harus diperhatikan secara cermat, bila orang menginginkan kesuksesan.

Upload: yolanda-erivo

Post on 12-Jul-2016

299 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Ajar Mr

BAHAN AJAR (HAND OUT)

Bahan Kajian : Pendahuluan SKS : 3 (tiga)Kode : Program Studi : ManajemenPertemuan Ke : 1

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI:Memiliki kemampuan untuk memahami dan menjelaskan konsep risiko dan manajemen risiko, yang terdiri atas; pengertian risiko, ketidakpastian, macam-macam risiko, pengertian manajemen risiko, pentingnya mempelajari manajemen risiko, sumbangan-sumbangan manajemen risiko, dan nilai ekonomis penanggulangan risiko.

Materi:Pendahuluan:

A. Risiko B. Manajemen RisikoC. Beberapa Istilah

A. Risiko 1. Konsep Risiko

Semua orang menyadari bahwa dunia penuh dengan ketidak pastian, kecuali kematian, yang meskipun demikian juga tetap mengandung ketidakpastian di dalamnya, antara lain mengenai: kapan, karena apa kematian itu terjadi. Dimana kematian mengakibatkan adanya risiko (yang merugikan) bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Lebih-lebih dalam dunia bisnis, ketidakpastian beserta risikonya merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, malahan harus diperhatikan secara cermat, bila orang menginginkan kesuksesan.

Sehubungan dengan kenyataan tersebut semua orang (khususnya pengusaha) selalu harus berusaha untuk menanggulanginya, artinya berupaya untuk meminimumkan ketidakpastian agar kerugian yang ditimbulkan dapat dihilangkan atau paling tidak diminimumkan. Penanggulangan risiko tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Penanggulangan risiko inilah yang disebut Manajemen Risiko. Langkah-langkah pengelolaan tersebut antara lain: 1. Berusaha untuk mengidentifikasi unsur-unsur ketidakpastian dan tipe-tipe risiko

yang dihadapi bisnisnya.2. Berusaha untuk menghindari dan menanggulangi semua unsur ketidakpastian,

misalnya dengan membuat perencanaan yang baik dan cermat.3. Berusaha untuk mengetahui korelasi dan konsekuensi antar peristiwa, sehingga

dapat diketahui risiko-siriko yang terkandung di dalamnya.

Page 2: Bahan Ajar Mr

4. Berusaha untuk mencari dan mengambil langkah-langkah (metode) untuk menangani risiko-risiko yang telah berhasil diidentifikas i (mengelola risiko yang dihadapi).

2. Pengertian Risiko1. Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode

tertentu (Arthur Williams dan Richard, M. H).2. Risiko adalah ketidaktentuan (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa

kerugian (loss) (A. Abas Salim).3. Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa (Soekarno).4. Risiko merupakan penyebaran/ penyimpangan hasil aktual dari hasil yang

diharapkan (Herman Darmawi).5. Risiko adalah probabilitas sesuatu hasil/ outcome yang berbeda dengan yang

diharapkan (Herman Darmawi).Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa risiko selalu

dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak diduga/ tidak diinginkan. Jadi merupakan ketidakpastian atau kemungkinan terjadinya sesuatu, yang bila terjadi akan mengakibatkan kerugian. Dengan demikian risiko mempunyai karakteristik:a. Merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa,b. Merupakan ketidakpastian yang mungkin bila terjadi akan menimbulkan kerugian.Ujud dari risiko itu dapat bermacam-macam. Antara lain:1. Berupa kerugian atas harta milik/ kekayaan atau penghasilan, misalnya yang

diakibatkan oleh kebakaran, pencurian, pengangguran dan sebagainya.2. Berupa penderitaan seseorang, misalnya sakit/ cacat karena kecelakaan.3. Berupa tanggungjawab hukum, misalnya risiko dari perbuatan atau peristiwa yang

merugikan orang lain.4. Berupa kerugian karena perubahan keadaan pasar, misalnya karena terjadinya

perubahan harga, perubahan selera konsumen dan sebagainya.

3. KetidakpastianRisiko timbul karena ketidakpastian, yang berarti ketidakpastian adalah

merupakan kondisi yang menyebabkan tumbuhnya risiko, karena mengakibatkan keragu-raguan seorang mengenai kemampuannya untuk meramalkan kemungkinan terhadap hasil-hasil yang akan terjadi di masa mendatang. Kondisi tersebut terjadi karena beberapa sebab, di antaranya: a. Tenggang waktu antara perencanaan suatu kegiatan sampai kegiatan itu berakhir/

menghasilkan, dimana makin panjang tenggang waktunya makin besar ketidakpastiannya.

b. Keterbatasan informasi yang tersedia yang diperlukan dalam penyusunan rencana.c. Keterbatas pengetahuan/ kemampuan/ teknik pengambilan keputusan dari

perencanaan.

Page 3: Bahan Ajar Mr

Secara garis besar ketidakpastian dapat diklasifikasikan ke dalam: a. Ketidakpastian ekonomi (economic uncertainty), yaitu kejadian-kejadian yang

timbul sebagai akibat kondisi dan perilaku dari pelaku ekonomi, misalnya: perubahan sikap konsumen, perubahan selera konsumen, perubahan harga, perubahan teknologi, penemuan baru dan sebagainya.

b. Ketidakpastian alam (uncertainty of nature), yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh alam, misalnya: badai, banjir, gempa bumi, kebakaran dan sebagainya.

c. Ketidakpastian kemanusiaan (human uncertainty), yaitu ketidakpastian yang disebabkan oleh perilaku manusia, seperti: peperangan, pencurian, penggelapan, pembunuhan dan sebagainya.

4. Macam-macam Risiko1. Menurut sifatnya

a. Risiko yang tidak disengaja (Risiko Murni), adalah risiko yang apabila terjadi tentu menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa sengaja, misalnya; risiko terjadinya kebakaran, bencana alam, pencurian, penggelapan, pengacauan dan sebagainya.

b. Risiko yang disengaja (Risiko spekulatif), adalah risiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan keuntungan kepadanya, seperti: risiko hutang-piutang, perjudian, perdagangan berjangka (hedging) dan sebagainya.

c. Risiko fundamental, adalah risiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya satu atau beberapa orang saja, tetapi banyak orang, seperti banjir, angin topan dan sebagainya.

d. Risiko khusus, adalah risiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan umumnya mudah diketahui penyebabnya, seperti kapal kandas, pesawat jatuh, tabrakan mobil dan sebagainya.

e. Risiko dinamis, adalah risiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan (dinamika) masyarakat di bidang ekonomi, ilmu dan teknologi, seperti risiko keusangan, risiko penerbangan luar angkasa. Kebalikannya disebut Risiko statis, seperti risiko hari tua, risiko kematian dan sebagainya.

2. Menurut dapat-tidaknya risiko dialihkana. Risiko yang dapat dialihkan kepada orang lain, dengan mempertanggungkan

suatu obyek yang akan terkena risiko kepada perusahaan asuransi, dengan membayar sejumlah premi asuransi, sehingga semua kerugian menjadi tanggungan (pindah) pihak perusahaan asuransi.

b. Risiko yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain (tidak dapat diasuransikan); umumnya meliputi semua jenis risiko spekulatif.

Page 4: Bahan Ajar Mr

3. Menurut sumber/ penyebab timbulnyaa. Risiko intern: yaitu risiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri,

seperti: kerusakan aktiva karena ulah karyawannya sendiri, kecelakaan kerja, mismanajemen dan sebagainya.

b. Risiko ektern: yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti risiko pencurian, penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan policy pemerintah dan sebagainya.

5. Upaya Penanggulangan RisikoAgar risiko yang yang dihadapi bila terjadi tidak akan menyulitkan bagi yang

terkena, maka risiko-risiko tersebut harus selalu diupayakan untuk diatasi/ ditanggulangi, sehingga ia tidak menderita kerugian atau kerugian yang diderita dapat diminimumkan.

Sesuai dengan sifat dan objek yang terkena risiko, ada beberapa cara yang dapat dilakukan (perusahaan) untuk meminimumkan risiko kerugian, antara lain:

a. Mengadakan pencegahan dan pengurangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa yang menimbulkan kerugian, misalnya: membangun gedung dengan bahan-bahan yang anti terbakar untuk mencegah bahaya kebakaran, memagari mesin-mesin untuk menghindari kecelakaan kerja, melakukan pemeliharaan dan penyimpanan yang baik terhadap bahan dan hasil produksi untuk menghindari risiko kecurian dan kerusakan, mengadakan pendekatan kemanusiaan untuk mencegah terjadinya pemogokan, sabotase dan pengacauan.

b. Melakukan retensi, artinya mentolerir terjadinya kerugian dan untuk mencegah terganggunya operasi perusahaan akibatkan kerugian tersebut disediakan sejumlah dana untuk menanggulanginya (contoh: pos biaya lain-lain atau tak terduga dalam anggaran perusahaan).

c. Melakukan pengendalian terhadap risiko, contoh: melakukan hedging (perdagangan berjangka) untuk menanggulangi risiko kelangkaan dan fluktuasi harga bahan baku/ pembantu yang diperlukan.

d. Mengalihkan/ meindahkan risiko kepada pihak lain, yaitu dengan cara mengadakan kontrak pertanggungan (asuransi) dengan perusahaan asuransi terhadap risiko tertentu, dengan membayar sejumlah premi asuransi yang telah ditetapkan, sehingga perusahaan asuransi akan mengganti kerugian bila betul-betul terjadi kerugian yang sesuai dengan perjanjian.

Tugas dari manajer risiko adalah berkaitan erat dengan upaya memilih dan menentukan cara-cara/ metode yang paling efisien dalam penanggulangan risiko yang dihadapi perusahaan.

Page 5: Bahan Ajar Mr

B. Manajemen Risiko1. Pengertian Manajemen Risiko

Secara sederhana, manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh organisasi/ perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin/ mengkoordinir dan mengawasi (termasuk mengevaluasi) program penanggulangan risiko.Program penanggulangan risiko mencakup tugas-tugas:- Mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi,- Mengukur atau menentukan besarnya risiko tersebut,- Mencari jalan untuk menghadapi atau menangulangi risiko, - Menyusun strategi untuk mempekecil ataupun mengndalikan risiko,- Mengkoordinir pelaksanaan penanggulangan risiko, serta- Mengevaluasi program penangulangan risiko yang telah dibuat.Jadi seorang manajer risiko pada hakikatnya harus menjawab pertanyaan:- Risiko apa saja yang dihadapi perusahaan?- Bagaimana dampak risiko-risiko tersebut terhadap bisnis perusahaan?- Risiko-risiko mana yang dapat dihindari, yang dapat ditangani, dan yang mana

yang harus dipindahkan keperusahaan asuransi?- Metode mana yang paling cocok dan efisien untuk menghadapinya serta

bagaimana hasil pelaksanaan strategi penanggulangan risikoyang telah direncanakan?

2. Pentingnya Mempelajari Manajemen RisikoPentingnya mempelajari manajemen risiko dapat dilihat dari dua segi, yaitu:a. Seseorang sebagai anggota organisasi/ perusahaan, terutama seorang manajer

yang akan dapat mengatahui cara-cara/ metode yang tepat untuk menghindari atau mengurangi besarnya kerugian yang diderita perusahaan, sebagai akibat ketidakpastian suatu peristiwa yang merugikan (“peril”).

b. Seseorang sebagai pribadi:1. Dapat menjadi seorang manajer risiko yang profesional dalam jangka waktu

yang relatif lebih cepat daripada yang belum pernah mempelajarinya.2. Dapat memberikan konstribusi yang bermanfaat bagi manajer risiko dari

perusahaan dimana yang bersangkutan menjadi anggota. 3. Dapat menjadi konsultan manajemen risiko, agen asuransi, pedagang perantara,

penasehat penanaman modal, konsultan perusahaan yang tidak mempunyai manajer risiko dan sebagainya.

4. Dapat menjadi manajer risiko yang profesional dari perusahaan asuransi, sehingga akan lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program asuransi yang disusun dengan tepat.

5. Dapat lebih berhati-hati dalam mengatur kehidupan pribadinya sehari-hari.

Page 6: Bahan Ajar Mr

3. Sumbangan Manajemen Risiko bagi Perusahaan, Keluarga, dan Masyarakat1. Sumbangan bagi Perusahaan

Adanya program penangulangan risiko yang baik dari suatu perusahaan akan memberikan beberapa sumbangan yang sangat bermanfaat, antara lain:a. Evaluasi dari program penanggulangan risiko akan dapat memberikan

gambaran mengenai keberhasilan dan kegagalan operasi perusahaan.b. Pelaksanaan program penanggulangan risiko juga dapat memberikan

sumbangan langsung kepada upaya peningkatan keuntungan perusahaan.c. Pelaksanaan program penanggulangan risiko yang berhasil juga menyumbang

secara tidak langsung kepada pencapaian keuntungan perusahaan melalui:1. Keberhasilan mengelola risiko murni akan menimbulkan keyakinan dan

kedamaian hati kepada pimpinan/ pengurus perusahaan, sehingga dapat membantu meningkatkan kemampuannya untuk menganalisa dan menyimpulkan risiko spekulatif yang tidak dapat dihindari (dapat berkosentrasi pada pengelolaan risiko spekulatif)

2. Adanya kondisi yang lebih baikdan kesempatan yang memungkinkan akan mendorong pimpinan/ pengurus perusahaan untuk memperbaiki mutu keputusannya, dengan lebih memperhatikan pekerjaannya, terutama yang bersifat spekulatif.

3. Berdasarkan hasil evaluasi pengelolaan risiko maka asumsi yang digunakan dalam menangani pekerjaan yang bersifat spekulatif akan lebih bijaksana dan lebih efisien.

4. Karena masalah ketidakpastian sudah tertangani dengan baik oleh manajer risiko, maka akan dapat mengurangi keragu-raguan dalam pengambilan keputusan yang dapat mendatangkan keuntungan.

5. Melalui perencanaan yang matang, terutama yang menyangkut pengelolaan risiko, akan dapat menangkal timbulnya hal-hal yang dapat mengganggu kelancaran operasi perusahaan; misalnya risiko akibat kebangkrutan pelanggan/ penyalur, supplier dan sebagainya.

6. Dengan diperhatikannya unsur ketidakpastian, maka perusahaan akan mampu menyediakan sumber daya manusia (SDM) serta sumber daya lainnya, yang memungkinkan perusahaan dapat mencapai pertumbuhan.

7. Akan mendapatkan kepercayaan yang lebih besar dari pihak-pihak yang terkait dengan kegiatan perusahaan.

d. Kedamaian hati yang dihasilkan oleh cara penanggulangan risiko murni yang baik, menjadi barang “non ekonomis” yang sangat berharga bagi perusahaan.

Keberhasilan mengelola risiko murni juga dapat membantu kepentingan pihak lain, antara lain: para karyawan perusahaan, dapat menunjukkan wujud tanggungjawab sosial perusahaan kepada masyarakat, sehingga perusahaan akan mendapatkan simpati dari masyarakat.

Page 7: Bahan Ajar Mr

2. Sumbangan bagi KeluargaPengetahuan dan kemampuan seseorang dalam mengelola risiko yang

dihadapi dakan sangat bermanfaat bagi keluarganya, yaitu antara lain:a. Mampu melindungi keluarganya dari kerugian-kerugian yang parah, sebagai

akibat terjadinya peristiwa yang merugikan, sehingga keluarga tetap dapat memelihara gaya hidupnya, meskipun terkena musibah.

b. Dapat mengurangi anggaran perlindungan terhadap risiko yang melalui asuransi, karena dengan asuransi ia harus membayar premi, sehingga akan mengurangi pendapatanya yang digunakan untuk keperluan konsumsi.

c. Jika keluarga telah terlindungi secara memadai dari risiko, misalnya kematian, kehilangan kekayaan, ia akan dapat memusatkan perhatiannya guna menjamin perkembangan kariernya, memacu keinginannya untuk melakukan investasi dan sebagainya.

d. Akan meringankan keluarganya dari tekanan mental dan fisik akibat adanya ketidakpastian/ risiko.

Dapat memperoleh kepuasan dari upaya untuk membantu orang lain dalam upaya penanggulangan risiko, sehingga ia akan lebih dihargai oleh anggota masyarakatnya.

3. Sumbangan bagi MasyarakatMasyarakat, terutama masyarakat di sekitar perusahaan akan ikut

menikmati, baik secara langsung maupun tidak langsung hasil-hasil penanggulangan risiko yang dilakukan oleh perusahaan.Misalnya:- Penanggulangan yang baik terhadap kemungkinan terjadinya pemogokan

buruh akan menghindarkan masyarakat di sekitar perusahaan terhadap huru-hara akibat pemogokan.

- Pengelolaan limbah yang baik untuk menghindari pencemaran lingkungan (yang dapay menimbulkan tanggngjwab hukum) akan ikut memelihara ketentraman kehidupan masyarakat sekitar perusahaan.

Di samping itu masyarakat adalah terdiri dari keluarga dan perusahaan, jadi kalau semua perusahaan berjalan lancar dan semua keluarga dalam keadaan sejahtera, maka masyarakat secara keseluruhan juga dalam keadaan sejahtera.

4. Nilai Ekonomis Penanggulangan RisikoHasil upaya penanggulangan risiko pada hakekatnya akan mengurangi bahkan

menghilangakan kerugian-kerugian yang bersifat ekonomis dari suatu risiko, sehingga upaya penanggulangan risiko mempunyai nilai ekonomis yang tidak kecil. Nilai-nilai ekonomis tersebut meliputi:a. Penghidaran/ pengurangan nilai dari kerugian dari terjadinya peristiwa yang

merugikan, yang tidak diharapkan atau tidak dapat dipastikan terjadinya, yaitu

Page 8: Bahan Ajar Mr

seimbang dengan nilai kerugiannya, misalnya: nilai kerugian harta karena kebakaran, kecelakaan dan sebagainya.

b. Penghindaran terhadap kerugian secara ekonomis yang diakibatkan oleh adanya ketidakpastian itu sendiri, yang mencakup:1. Adanya ketidakpastian dapat menimbulkan ketegangan mental maupun fisiko

bagi orang bersangkutan, karena adanya ketakutan dan kekhawatiran akibat terjadinya peristiwa yang merugikan.

2. Semua orang tentu berusaha untuk mengamankan diri serta harta bendanya terhadap risiko, termasuk sumber-sumber dana dan daya yang dimilikinya. Hal itu tentu akan mengurangi kemauan dan potensi anggota masyarakat untuk mengadakan investasi, yaitu selanjutnya mengakibatkan terjadinya inefisiensi dalam kehidupan ekonomi secara menyeluruh (makro).

Dengan adanya upaya penanggulangan risiko (terutama asuransi), orang berani berusaha di sektor-sektor yang berisiko, karena risikonya dapat dialihkan kepada pihak lain. dengan demikian terjadilah keseimbangan di dalam kehidupan ekonomi, sesuai dengan mekanisme pasar.

C. Beberapa Istilah PentingDalam manajemen risiko ada beberapa istilah atau pengertian penting, yang perlu

difahami secara baik, antara lain adalah:1. Peril

Peril adalah peritiwa atau kejadian yang menimbulkan kerugian. Misalnya: kebakaran, pencurian, kecelakaan, dan sebagainya. Peril disebut juga dengan bahaya, meskipun antara keduanya sebetulnya tidak sama persis.

2. HazardHazard adalah keadaan dan kondisi yang memperbesar kemungkinan terjadinya peril. Contoh: jalan licin, tikungan tajam adalah kondisi jalan yang memungkinkan memperbesar terjadinya kecelakaan di tempat tersebut. Macam-macam tipe hazard, yaitu:a. Moral hazard, adalah keadaan dan kondisi seseorang yang memperbesar

kemungkinan terjadinya peril, yang bersumber pada sikap mental, pandangan hidup, kebiasaan dari orang yang bersangkutan. Contoh: pelupa, akan memperbesar kemungkinan terjadinya musibah/ kerugian yang menimpa orang tersebut.

b. Morale hazard, adalah keadaan dan kondisi seseorang yang memperbesar terjadinya peril yang bersumber pada sikap mental, pandangan hidup, kebiasaan dari orang yang bersangkutan, yang umunya karena pengaruh dari keadaan tertentu. Misalnya: orang yang telah mengasuransikan mobil dan dirinya, tetapi karena sembrono dalam mengemudi, terjadilah kecelakan yang memperbesar terjadinya peril.

c. Legal hazard, adalah perbuatan yang mengabaikan peraturan-peraturan atau perundang-undangan yang berlaku (melanggar hukum), sehingga memperbesar

Page 9: Bahan Ajar Mr

kemungkinan terjadi peril. Misalnya: kebijaksanaan perusahan yang melanggar/ tidak memenuhi Undang-undang tentang Keselamatan Kerja.

3. ExposureAdalah keadaan atau objek yang mengandung kemungkinan terkena peril, sehingga merupakan keadaan yang menjadi objek dari upaya penanggulangan risiko, khususnya bidang pertanggungan.

4. Kemungkinan/ ProbabilitasAdalah keadaan yang mengacu pada waktu mendatang tentang kemungkinan terjadinya suatu peristiwa. Besarnya probabilitas dapat diperhitungkan secara cermat dengan menggunakan teori probabilitas, meskipun tidak tepat 100%, tetapi penyimpangan atau deviasinya dapat diminimumkan.

5. Hukum Bilangan Besar (The Law of The Large Numbers)Adalah hukum yang berkaitan dengan peramalan besarnya kemungkinan terjadinya peril. Dimana “makin besar jumlah exposure yang diramalkan akan semakin cermat hasil peramalan yang diperoleh”.

Page 10: Bahan Ajar Mr

BAHAN AJAR (HAND OUT)

Bahan Kajian : Fungsi Manajemen Risiko SKS : 3 (tiga)Kode : Program Studi : ManajemenPertemuan Ke : 2

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI:Memiliki kemampuan untuk memahami dan menjelaskan fungsi manajemen risiko, yang terdiri dari: pengertian, manajemen risiko dan asuransi, tujuan manajemen risiko, tujuan manajemen risiko, fungsi pokok manajemen risiko, langkah-langkah proses pengelolaan risiko, kedudukan manajer risiko, dan kerjasama dengan departemen lain.

Materi:Fungsi Manajemen Risiko

A. PengertianB. Manajemen Risiko dan AsuransiC. Tujuan Manajemen RisikoD. Fungsi Pokok Manajemen RisikoE. Langkah-langkah Proses Pengelolaan RisikoF. Kedudukan Manajer RisikoG. Kerjasama dengan departemen LainH. Review Berkala

A. PengertianHenry Fayol menyatakan bahwa ada 6 (enam) fungsi dasar dari kegiatan

pengelolaan suatu perusahaan industri, yaitu: kegiatan teknis, komersiil, keuangan, keamanan, akuntansi dan manajerial.

Dari ke enam fungsi dasar tersebut maka manajemen risiko adalah berkaitan dengan keamanan, yang tujuannya adalah menjaga harta benda dan personil perusahaan terhadap kerugian akibat pencurian, kecelakaan, kebakaran, banjir, mencegah pemogokan kerja, kejahatan dan semua gangguan sosial atau gangguan alamiah, yang mungkin membahayakan kehidupan dan perkembangan perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas orang umumnya memberikan batas-batas terhadap manajemen risiko sebagai keputusan eksekutif/ manajerial yang berkaitan dengan penegelolaan risiko murni, yang pada pokoknya mencakup:a. Menemukan secara sistematis dan menganalisa kerugian-kerugian yang dihadapi

perusahaan (melakukan identifikasi terhadap risiko).b. Menemukan metode yang paling baik dalam menangani risiko (kerugian) yang

dihubungkan dengan keuntungan perusahaan.

Page 11: Bahan Ajar Mr

B. Manajemen Risiko dan AsuransiKonsep manajemen risiko tidak boleh dicampuradukan dengan konsep asuransi,

karena keduanya mempunyai ruang lingkup/ cakupan yang berbeda, meskipun mempunyai sasaran yang sama. Asuransi adalah merupakan bagian dari manajemen risiko, karena asuransi merupakan salah satu cara penanggulangan risiko, sebagai hasil perumusan strategi penanggulangan risiko dari manajemen risiko.Persamaan dan perbedaan antara manajemen risiko dan asuransi, yaitu: a. Persamaannya:

Kedua-duanya merupakan kegiatan manajemen, yang berkaitan dengan upaya penanggulangan risiko murni yang dihadapi oleh perusahaan.

b. Perbedaannya:Manajemen Risiko:1. Lebih menekankan kegiatannya

pada menemukan dan menganalisa risiko murni.

2. Tugasnya hakekatnya hanya memberikan penilaian belaka terhadap semua teknik penanggulangan risiko (termasuk asuransi).

3. Pelaksanaan programnya menghendaki adanya kerjasama dengan sejumlah individu dan bagian-bagian dari perusahaan.

4. Keputusan manajemen risiko mempunyai pengaruh yang lebih luas/ besar terhadap operasi perusahaan.

Asuransi:1. Merupakan salah satu cara

menanggulangi risiko murni tertentu.

2. Tugasnya menangani seluruh proses pengalihan risiko.

3. Melibatkan jumlah orang dan kegiatan-kegiatan yang lebih kecil.

4. Keputusan di bidang asuransi mempunyai pengaruh yang lebih terbatas.

C. Tujuan Manajemen Risiko1. Tujuan Sebelum Terjadinya Peril

Tujuan yang ingin dicapai yang menyangkut hal-hal sebelum terjadinya peril ada bermacam-macam, antara lain:1. Hal-hal yang bersifat ekonomis, misalnya: upaya untuk menanggulangi

kemungkinan kerugian dengan cara yang paling ekonomis, yang dilakukan melalui analisa keuangan terhadap biaya program keselamatan, besarnya premi asuransi, biaya dari bermacam-macam teknik penanggulangan risiko.

2. Hal-hal yang bersifat non ekonomis, yaitu upaya untuk mengurangi kecemasan, sebab dengan adanya kemungkinan terjadinya peril tertentu dapat menimbulkan kecemasan dan ketakutan yang sangat, sehingga dengan adanya upaya penanggulangan maka kondisi itu dapat diatasi.

3. Tindakan penanggulangan risiko dilakukan untuk memenuhi kewajiban yang berasal dari pihak ketiga/ pihak luar perusahaan, seperti:

Page 12: Bahan Ajar Mr

a. Mamasang/ memakai alat-alat keselamatan kerja tertentu di tempat kerja/ pada waktu bekerja untuk menghindari kecelakaan kerja, misalnya; pemasangan rambu-rambu, pemakaian alat pengaman (misal: gas masker) untuk memenuhi ketentuan yang tercantum dalan Undang-undang keselamatan kerja.

b. Mengasuransikan aktiva yang digunakan sebagai agunan, yang dilakukan oleh debitur untuk memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh debitur.

2. Tujuan Setelah Terjadinya PerilPada pokoknya mencakup upaya untuk penyelamatan operasi perusahaan setelah

terkena peril, dapat berupa: 1. Menyelamatkan operasi perusahaan, artinya manajer risiko harus mengupayakan

pencarian strategi bagaimana agar kegiatan tetap berjalan sehabis perusahaan terkena peril, meskipun untuk sementara waktu yang beroperasi hanya sebagian saja.

2. Mencari upaya-upaya agar operasi perusahaan tetap berlanjut setelah perusahaan terkena peril. Hal ini sangat penting terutama untuk perusahaan yang melakukan pelayanan terhadap masyarakat secara langsung.

3. Mengupayakan agar pendapatan perusahaan tetap mengalir, meskipun tidak sepenuhnya, paling tidak bisa untuk menutup biaya variabelnya.

4. Mengusahakan tetap berlanjutnya pertumbuhan usaha bagi perusahaan yang sedang melakukan pengembangan usaha.

5. Berupaya tetap dapat melakukan tanggung jawab sosial dari perusahaan.

D. Fungsi Pokok Manajemen Risikoa. Menemukan kerugian potensial

Artinya berupaya untuk menemukan/ mengidentifikasi seluruh risiko murni yang dihadapi oleh perusahaan, yaitu meliputi:1. Kerusakan fisik dari harta kekayaan perusahaan.2. Kehilangan pendapatan atau kerugian lainnya akibat terganggunya operasi

perusahaan.3. Kerugian akibat adanya tuntutan hukum dari pihak lain.4. Kerugian-kerugian yang timbul karena: penipuan, tindakan kriminal-kriminal

lainnya, tidak jujurnya karyawan, dan sebagainya. 5. Kerugian-kerugian yang timbul akibat “keymen” meninggal dunia, sakit atau

menjadi cacat.Untuk itu, cara-cara yang ditempuh oleh manajer risiko antara lain dengan:- Melakukan inspeksi fisik di tempat kerja,- Mengadakan angket kepada semua pihak perusahaan,- Menganalisa semua variabel yang tercangkup dalam peta aliran proses produksi

dan sebagainya.

Page 13: Bahan Ajar Mr

b. Mengevaluasi kerugian potensialArtinya melakukan evaluasi dan penilaian terhadap semua kerugian potensial

yang dihadapi oleh perusahaan. Evaluasi dan penilaian ini akan meliputi perkiraan mengenai:1. Besarnya kemungkinan frekuensi terjadinya kerugian, artinya memperkirakan

jumlah kemungkinan terjadinya kerugian selama suatu periode tertentu atau beberapa kali terjadinya kerugian tersebut selama suatu periode tertentu (biasanya 1 tahun).

2. Besarnya kegawatan dari tiap-tiap kerugian, artinya menilai besarnya kerugian yang diderita, yang biasanya dikaitkan dengan besarnya pengaruh kerugian tersebut, terutama terhadap kondisi finansial perusahaan.

3. Menilih teknik/ cara yang tepat atau menentukan suatu kombinasi dari teknik-teknik yang tepat guna menanggulangi kerugian. Pada pokoknya ada 4 (empat) cara yang dapat dipakai untuk menanggulangi risiko, yaitu: mengurangi kesempatan terjadinya kerugian, meretensi, mangasuransikan dan menghindari. Tugas manajer risiko adalah memilih salah satu cara yang paling tepat untuk menanggulangi suatu risiko atau memilih suatu kombinasi dari cara-cara yang paling tepat untuk menanggulangi risiko.Dalam memilih menanggulangi risiko secara garis besar dapat disusun suatu matrik sebagai berikut:

Nomor Tipe Exposure

FrekuensiKerugian

Kegawatan Kerugian

Penanggulangannya

1

2

3

4

Rendah

Tinggi

Rendah

Tinggi

Rendah

Rendah

Tinggi

Tinggi

Retensi/ PengendalianRetensi/ Asuransi/ PengendalianAsuransi/ PengendalianMenghindari

E. Langkah-langkah Proses Pengelolaan Risiko1. Mengidentifikasi/ menentukan terlebih dahulu keinginan objektif (tujuan) yang

ingin dicapai dengan melakukan pengelolaan risiko. Apakah income stabil? Apakah kedamaian hati? Dan sebagainya.

2. Mengidentifikasi kemungkinan-kemungkinan terjadinya kerugian/ peril atau mengidentifikasi risiko-risiko yang dihadapi. Langkah ini adalah yang paling sulit, tetapi juga paling penting, sebab keberhasilan pengelolaan risiko sangat tergantung pada hasil identifikasi ini.

3. Mengevaluasi dan mengukur besarnya kerugian potensial, dimana yang dievaluasi dan diukur adalah:a. Besarnya kesempatan atau kemungkinan peril yang akan terjadi selama suatu

periode tertentu (frekuensinya),

Page 14: Bahan Ajar Mr

b. Besarnya akibat dari kerugian tersebut terhadap kondisi keuangan perusahaan/ keluarga (kegawatannya),

c. Kemampuan meramalkan besarnya kerugian yang jelas akan timbul.4. Mencari cara atau kombinasi cara-cara yang paling baik, paling tepat dan paling

ekonomis untuk menyelesaikan masalah-masalah yang timbul akibat terjadinya suatu peril. Upaya-upaya tersebut antara lain meliputi:a. Menghindari kemungkinan terjadinya peril, b. Mengurangi kesempatan terjadi peril,c. Memindahkan kerugian potensial kepada pihak lain (mengasuransikan),d. Menerima dan memikul kerugian yang timbul (meretensi).

5. Mengkoordinir dan mengimplementasikan/ melaksanakan keputusan-keputusan yang telah diambil untuk menanggulangi risiko.

6. Mengadministrasi, memonitor, dan mengevaluasi semua langkah-langkah atau strategi yang telah diambil dalam menanggulangi risiko.

F. Kedudukan Manajer RisikoDi Indonesia pada saat ini dapat dikatakan memang belum ada perusahaan yang

mempunyai manajer atau bagian yang khususnya menangani pengelolaan risiko secara keseluruhan yang dihadapi oleh perusahaan. Yang sudah ada umumnya baru seorang manajer asuransi, dimana perusahaan menjalin hubungan pertanggungan, yang meliputi antara lain: mengurusi penutupan kontrak-kontrak asuransi, mengurusi ganti rugi bila terjadi peril dan sebagainya. Dimana kedudukan manajer ini umumnya hanya setingkat Kepala Seksi (Manajer tingkat bawah).

Di negara-negara maju, terutama di AS perusahaan-perusahaan besar, kurang lebih 80%, telah memiliki Manajer Risiko, dengan berbagai nama jabatan, seperti: Manajer Risiko, Manajer Asuransi, Direktur Manajemen Risiko, dan sebagainya, yang kedudukannya umumnya setingkat dengan “Manajer tingkat menengah”.Tugas mereka umumnya mencakup: - Mengidentifikasi dan mengukur kerugian dari exposures,- Menyelesaikan klaim-klaim asuransi,- Merencanakan dan mengelola jaminan tenaga kerja,- Ikut serta mengontrol kerugian dan keselamatan kerja.

G. Kerjasama dengan departemen LainSeorang Manajer Risiko tidak bekerja dalam “isolasi”, artinya dalam melaksanakan

kegaiatan yang berkaitan dengan penanggulangan risiko ia tidak bekerja sendiri. Sebab tugas utamanya adalah mengidentifikasi dan merumuskan kebijaksanaan dalam penanggulangan risiko. Sedang implementasi/ pelaksanaan dari kebijaksanaan tersebut sebagian besar diserahkan kepada departemen/ bagian masing-masing yang bersangkutan.

Jadi dalam pelaksanaan penanggulangan risiko Manajer Risiko perlu bekerjasama secara harmonis dengan departemen/ bagian lain yang bersangkutan. Perlunya

Page 15: Bahan Ajar Mr

kerjasama tersebut dapat dianalisis melalui kegiatan-kegiatan dari departemen/ bagian lain dengan penanggulangan risiko, yaitu:a. Bagian Akunting:

Yaitu kegiatan terutama yang berkaitan dengan upaya mengurangi penggelapan dan pencurian oleh karyawan sendiri ataupun pihak lain. Misalnya:1. Mangurangi kesempatan karyawan untuk melakukan penggelapan, melalui

internal kontrol dan internal audit.2. Melalui rekening asset untuk mengidentifikasi dan mengukur kerugian karena

exposures terhadap harta.3. Melalui penilaian terhadap rekening piutang mengukur risiko terhadap piutang

dan mengalokasikan caangan bagi kerugian exposures piutang.b. Bagian Keuangan:

Terutama berkaitan dengan upaya untuk mendapatkan informasi tentang: kerugian, gangguan terhadap cash-flow dan sebagainya. Misalnya:1. Menganalisis risiko murni terhadap pembelian alat-alat produksi tahan lama (yang

mahal) atau investasi baru.2. Menganalisis risiko yang berkaitan dengan pinjaman yang menggunakan harta

milik perusahaan sebagai jaminan.c. Bagian Marketing:

Terutama yang berkaitan dengan risiko tanggung-gugat, artinya risiko adanya tuntutan dari pihak luar/ pelanggan, karena perusahaan melakukan sesuatu yang tidak memuaskan mereka. Misalnya: 1. Kerusakan barang akibat pembungkusan yang kurang baik.2. Penyerahan barang yang tidak tepat waktu.Juga upaya-upaya melakukan distribusi barang-barang dengan memperhatikan keselamatan, dalam rangka mengurangi kecelakaan. Contoh: logo/ tema mobil-mobil penyangkut rokok dati PT. Gudang Garam yang berbunyi “utamakan keselamatan”.

d. Bagian Produksi:Mencakup upaya-upaya yang berkaitan dengan:1. Pencegahan terhadap adanya produk-produk yang cacat, yang tidak memenuhi

syarat kualitas. 2. Pencegahan terhadap pemborosan pemakaian bahan baku, bahan pembantu

maupun peralatan.3. Pencegahan terhadap kecelakaan kerja, dengan penerapan aturan-aturan dari

Undang-undang Kecelakaan Kerja dan sebagainya. e. Bagian Engneering dan maintenance:

Bagian ini adalah bertanggungjawab terhadap desain pabrik, maintenance, dan melaksanakan perawatan terhadap gedung, pabrik serta peralatan-peralatan lainnya, yang kesemuanya sangat vital guna mencegah, mengurangi frekuensi maupun kegawatan dari suatu kerugian/ peril.

Page 16: Bahan Ajar Mr

f. Bagian Personalia:Bagian ini mempunyai tanggungjawab yang berkaitan dengan penanggulangan risiko yang berkaitan dengan diri karyawan. Misalnya: perencanaan, instalasi dan administrasi program-program kesejahteraan karyawan, guna mencegah pemogokan, kebosanan dan sebagainya. Biasanya bagian ini juga bertanggungjawab langsung terhadap masalah keselamatan (safety) kerja dan hygiene industri. Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut di atas sangat diperlukan adanya komunikasi dua arah antara Manajer Risiko dengan Manajer-manajer bagian yang bersangkutan. Jadi diperlukan adanya kerjasama yang aktif diantara mereka, sehingga dapat dikatakan bahwa: “tanpa kerjasama aktif dari departemen lain program manajemen risiko akan gagal”.

H. Review BerkalaSupaya program penanggulangan risiko yang sudah disusun oleh Manajer Risiko

dapat tetap berlaku secara efektif sepanjang waktu, maka program tersebut perlu selalu direview secara berkala untuk mengetahui apakah terjadi perubahan dari variabel-variabel yang berpengaruh terhadap terjadinya peril dan upaya penanggulangannya, yang menyangkut: biaya, program keselamatan, pencegahan kerugian dan sebagainya.

Untuk itu catatan-catatan kerugian yang telah terjadi perlu selalu diperiksa, untuk mengetahui apakah ada perubahan terhadap frekuensi maupun kegawatannya dan sebagainya, yang sangat perlu guna tindakan penyesuaian di waktu selanjutnya. Untuk mengetahui perkembangan-perkembangan baru yang akan mempengaruhi upaya penanggulangan risiko, maka Manajer Risiko perlu pula melakukan penelitian secara berkala.

Page 17: Bahan Ajar Mr

BAHAN AJAR (HAND OUT)

Bahan Kajian : Prinsip-Prinsip Pengidentifikasian Risiko SKS : 3 (tiga)Kode : Program Studi : ManajemenPertemuan Ke : 3

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI:Memiliki kemampuan untuk memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip pengidentifikasian risiko, yang terdiri dari: pengertian pengidentifikasian risiko, manfaat daftar kerugian potensial, klasifikasi kerugian potensial, dan metode pengidentifikasian risiko.

Materi:Prinsip-prinsip Pengidentifikasian Risiko

A. PengertianB. Manfaat Daftar Kerugian PotensialC. Klasifikasi Kerugian PotensialD. Metode Pengidentifikasian Risiko

A. PengertianIdentifikasi risiko adalah suatu proses dengan mana suatu perusahaan secara

sistematis dan terus menerus mengidentifikasi property, liability dan perosonel exposures sebelum terjadi peril. Jadi yang diidentifikasi adalah peril yang dapat menimpa harta milik dan personil perusahaan serta kejawiban yang menimbulkan kerugian.

Kegiatan pengidentifikasian adalah hal yang sangat penting bagi seorang Manajer Risiko, sebab seorang Manajer Risiko yang tidak mengidentifikasi semua kerugian potensial tidak akan dapat menyusun strategi yang lengkap untuk menanggulangi semua kerugian potensial tersebut. Yang dilakukan oleh Manajer Risiko pada pokoknya, adalah:1. Membuat daftar (check-list) semua kerugian yang dapat menimpa semua bisnis/

perusahaan apapun.2. Dengan pendekatan yang sistematis mencari kerugian-kerugian potensial yang mana

dari check-list tersebut yang dapat menimpa perusahaan.Sumber-sumber informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk pembuatan

daftar kerugian potensial antara lain:1. Data-data dari perusahaan-perusahaan asuransi.2. Informasi dari Badan Penerbitan Asuransi.3. Informasi dari Asosiasi Manajemen Amerika (AMA).4. Informasi dari Ikatan Manajer Risiko dan Asuransi.

Page 18: Bahan Ajar Mr

5. Informasi/ rilase dari Kepolisian.

B. Manfaat Daftar Kerugian PotensialDaftar kerugian potensial bagi suatu perusahaan hakekatnya merupakan:a. Daftar yang dapat menunjang pencapaian berbagai tujuan yang berkaitan dengan

pengelolaan bisnis pada umumnya. Jadi tidak hanya untuk kepentingan manajemen risiko saja.

b. Suatu cara yang sistematis guna mengumpulkan informasi mengenai perusahaan-perusahaan lain, yang mungkin ada kaitannya dengan aktivitas bisnisnya. Jadi daftar kerugian potensial sangat bermanfaat bagi kegiatan pengelolaan bisnis secara keseluruhan, tidak hanya di bidang penanggulangan risiko saja. Sedang manfaat daftar kerugian potensial bagi Manajer Risiko antara lain:

1. Mengingatkan Manajer Risiko tentang kerugian-kerugian yang dapat menimpa bisnisnya.

2. Sebagai tempat mengumpulkan informasi yang akan menggambarkan, dengan cara apa dan bagaimana, bisnis-bisnis khusus yang dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi risiko potensial yang dihadapi bisnisnya.

3. Sebagai bahan pembanding dalam mereview dan mengevaluasi program penanggulangan risiko yang telah dibuat, yang dapat mencakup: premi yang sudah dibayar, pengamanan-pengamanan yang telah dilakukan, kerugian-kerugian yang timbul dan sebagainya.

C. Klasifikasi Kerugian PotensialSeluruh kerugian potensial yang dapat menimpa setiap bisnis pada pokoknya dapat

diklasifikasikan ke dalam:a. Kerugian atas harta kekayaan (property exposures):

1. Kerugian yang langsung dapat dihubungkan dengan biaya penggantian atau perbaikan terhadap harta yang terkena peril (gedung yang terbakar, peralatan yang dicuri). Jenis kerugian ini disebut “kerugian langsung”.

2. Kerugian yang tidak dapat secara langsung dihubungkan dengan peril yang terjadi, yaitu kerugian yang diakibatkan oleh rusaknya barang yang terkena peril. Jenis kerugian ini disebut “kerugian tidak langsung”.Contoh: Rusaknya bahan-bahan yang disimpan dalam lemari \pendingin (cold

storage), karena tidak berfungsinya alat pendingin akibat gardu listriknya rusak disambar petir.Upah yang harus tetap dibayar, pada saat perusahaan tidak berproduksi, karena ada alat-alat produksinya yang terkena peril.

3. Kerugian atas pendapatan, misalnya sebagai akibat tidak berfungsinya alat produksi karena terkena peril.Contoh: Batalnya kontrak penjualan, karena perusahaan tidak berproduksi untuk

sementara waktu, sebab alat produksinya mengalami rusak berat.

Page 19: Bahan Ajar Mr

4. Kerugian berupa kewajiban kepada pihak lain (liability losses/ exposures):Adalah kerugian berupa kewajiban kepada pihak lain yang merasa dirugikan, akibat kesalahan dari bisnisnya. Contoh: Ganti rugi yang harus diberikan oleh perusahaan angkutan umum

kepada penumpang yang cedera akibat kecelakaan, yang disebabkan oleh kesalahan pengemudinya.

5. Kerugian personil (personil losses/ exposures):Kerugian akibat peril yang menimpa personil atau orang-orang yang menjadi anggota dari karyawan perusahaan (termasuk keluarganya).Contoh:

1. Kematian, ketidakmampuan karena cacat, ketidakmampuan karena usia tua dari karyawan atau pemilik perusahaan.

2. Kerugian yang menimpa keluarga karyawan akibat kematian, ketidakkemampuan dan pengangguran.

Dengan melihat jenis dan kondisi dari kerugian potensial yang demikian itu, maka seorang Manajer Risiko harus selalu:1. Mempelajari dan mengevaluasi peristiwa-peristiwa kerugian yang telah diderita.2. Mengikuti dan mempelajari peritiwa-peristiwa kerugian yang dilaporkan lewat

publikasi-publikasi.3. Menghadiri pertemuan-pertemuan para manajer di dalam intern perusahaan,

pertemuan dengan Manajer-manajer Risiko di tingkat regional, nasional maupun internasional.

D. Metode Pengidentifikasian RisikoDalam mengidentifikasi risiko ada beberapa metode yang dapat digunakan, antara

lain:1. Menggunakan daftar pertanyaan (questionair) untuk menganalisa risiko, yang dari

jawaban-jawaban terhadap pertanyaan tersebut diharapkan dapat memberikan petunjuk-petunjuk tentang dinamika informasi khusus, yang dapat dirancang secara sistematis tentang risiko yang menyangkut kekayaan maupun operasi perusahaan.

2. Menggunakan laporan keuangan, yaitu dengan menganalisa neraca, laporan pengoperasian dan catatan-catatan pendukung lainnya, akan dapat diketahui/ diidentifikasi semua harta kekayaan, hutang-piutang dan sebagainya.

3. Membuat flow-chart aliran barang mulai dari bahan mentah sampai menjadi barang jadi akan dapat diketahui risiko-risiko yang dihadapi pada masing-masing tahap dari aliran tersebut. Contoh: Flow-chart mulai dari: supplier gudang bahan fabrikasi/ proses

produksi gudang barang jadi penyalur konsumen.Dari flow-chart tersebut akan dapat diidentifikasi kemungkinan kerugian pada masing-masing tahap. Misalnya pada tahap supplier: risiko kenaikan harga, waktu penyerahan, volume dan sebagainya. Kerugian potensial yang dapat terjadi antara lain:

Page 20: Bahan Ajar Mr

- Kerugian berupa harta kekayaan: barang rusak, barang hilang di gudang, barang rusak karena kesalahan proses dan sebagainya.

- Kerugian yang menyangkut liability: tuntutan konsumen, karena barang tidak sesuai dengan yang seharusnya dan seterusnya.

- Kerugian personil: kecelakaan kerja yang terjadi dalam pabrik pada saat keryawan bekerja dan sebagainya.

4. Dengan inspeksi langsung di tempat, artinya dengan mengadakan pemeriksaan secara langsung di tempat dimana dilakukan operasi/ aktivitas perusahaan.

5. Mengadakan interaksi dengan departemen/ bagian-bagian dalam perusahaan. Adapun cara-cara yang dapat ditempuh:- Dengan mengadakan kunjungan ke departemen/ bagian-bagian akan dapat meraih/

memupuk saling pengertian antara kedua belah pihak dan akan dapat memberikan pemahaman yang lengkap tentang aktivitas mereka dan kerugian-kerugian potensial yang dihadapi bagian mereka,

- Dengan menerima, mengevaluasi, memonitor dan menanggapi laporan-laporan dari departemen/ bagian-bagian akan dapat meningkatkan pemahaman tentang aktivitas dan risiko yang mereka hadapi.

6. Mengadakan interaksi dengan pihak luar: artinya mengadakan hubungan dengan perorangan atau perusahaan-perusahaan lain, terutama pihak-pihak yang dapat membantu perusahaan dalam menanggulangi risiko, seperti: akuntan, penasehat hukum, konsultan manajemen, perusahaan asuransi dan sebagainya.

7. Membuat dan menganalisa cacatan statistik mengenai bermacam-macam kerugian yang telah pernah diderita.

8. Mengadakan analisa lingkungan yang sangat diperlukan untuk mengetahui kondisi yang mempengaruhi timbulnya risiko potensial, seperti: konsumen, supplier, penyalur, pesaing dan pengusaha (pembuat peraturan/ perundang-undangan).

Page 21: Bahan Ajar Mr

BAHAN AJAR (HAND OUT)

Bahan Kajian : Daftar Kerugian Potensial SKS : 3 (tiga)Kode : Program Studi : ManajemenPertemuan Ke : 4

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI:Memiliki kemampuan untuk memahami dan menjelaskan daftar kerugian potensial, yang terdiri atas: pengertian daftar kerugian potensial, kerugian atas harta, tanggung jawab atas kerugian pihak lain, dan tanggung jawab atas kerugian personil.

Materi:Daftar Kerugian Potensial

A. PengertianB. Kerugian atas HartaC. Tanggungjawab atas Kerugian Pihak LainD. Tanggungjawab atas Kerugian Personil

A. PengertianDari kegiatan mengidentifikasi risiko akan dihasilkan/ dibuat suatu daftar mengenai

kerugian potensial, baik yang mungkin menimpa bisnisnya maupun bisnis apapun. Daftar ini disebut “daftar kerugian potensial” atau “check-list”.

Jadi dari daftar tersebut akan dapat diketahui kerugian apa saja dan bagaimana terjadinya yang mungkin dapat menimpa bisnisnya, sehingga dapat dipakai sebagai dasar di dalam menentukan kebijaksanaan penegendalian risiko.

Dari seluruh kerugian potensial yang mungkin menimpa suatu bisnis pada pokoknya dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu:1. Kerugian atas harta (property losses).2. Kerugian berupa kewajiban kepada pihak ketiga (liability losses).3. Kerugian personil (personal losses).

B. Kerugian atas Harta1. Pembagian Jenis Harta

Kerugian harta adalah kerugian yang menimpa “harta milik” perusahaan. Dimana untuk penanggulangan risiko harta dibagi ke dalam: a. Benda tetap (real estate), yaitu harta yang terdiri dari tanah dana bangunan yang

ada di atasnya.b. Barang bergerak (personal property), yaitu barang-barang yang tidak terikat pada

tanah, yang selanjutnya dapat dibagi lagi ke dalam:

Page 22: Bahan Ajar Mr

1. Barang-barang yang digunakan untuk melakukan aktivitas produksi dan aktivitas-aktivitas perusahaan lainnya, yang meliputi antara lain: bahan baku dan pembantu, peralatan, suku cadang dan sebagainya.

2. Barang-barang yang akan dijual, misalnya: hasil produksi (perusahaan industri), barang dagangan (perusahaan perdagangan), surat-surat berharga (pihak pialang), uang (bank) dan sebagainya.

2. Penyebab KerugianPenyebab kerugian terhadap harta dibedakan ke dalam:1. Bahaya fisik, yaitu bahaya yang menimbulkan kerugian, yang bukan berasal

dari ulah manusia. Umumnya bahaya yang timbul karena kekuatan alam, seperti: kebakaran, angin topan, gempa bumi yang dapat merusak harta.

2. Bahaya sosial, yaitu bahaya yang timbul karena:a. Adanya penyimpangan tingkah laku manusia dari norma-norma

kehidupan yang wajar, misalnya: pencurian, penggelapan, penipuan dan sebagainya.

b. Adanya penyimpangan perilaku yang dilakukan oleh manusia secara kelompok, misalnya: pemogokan, kerusuhan dan sebagainya.

3. Bahaya ekonomi, yaitu bahaya-bahaya yang disebabkan oleh kekuatan eksternal maupun internal perusahaan, misalnya: mismanajemen, resesi ekonomi, perubahan harga, persaingan dan sebagainya.

Dalam hal ini Manajer Risiko lebih menitik-beratkan pada bahaya fisik dan sosial, karena dari situlah umumnya risiko murni bersumber.

Kerugian harta yang bersumber dari bahaya sosial dapat berasal dari orang dalam perusahaan sendiri, misalnya: korupsi, manipulasi, dan mungkin pula dilakukan oleh orang lain, misalnya: pencurian, penipuan dan sebagainya.

Kerugian yang disebabkan oleh perbuatan karyawan sendiri (penggelapan) biasanya dikarenakan adanya ketidak-jujuran dari karyawan yang bersangkutan. Dimana karyawan menggunakan harta yang bukan miliknya, tetapi milik perusahaan untuk kepentingannya sendiri.

Kejahatan yang dilakukan oleh pihak luar, yang didorong oleh keinginan untuk mencuri biasanya perlu dibedakan ke dalam: a. Yang dilakukan oleh pencuri yang profesional, yang biasanya melakukan

pencurian setelah mengamati situasi dari sasaran secara seksama, demi kelancaran dan keamanan kejahatannya, umumnya jumlah kerugiannya besar.

b. yang dilakukan oleh pencuri amatiran, yaitu pencurian-pencurian yang hanya dilakukan karena kecenderungan menuruti kata hati, bukan di dorong oleh keinginan untuk mencuri, tetapi oleh keinginan lain, seperti: kebutuhan yang mendesak, kekacauan mental (kleptomani), biasanya kerugian yang ditimbulkan tidak begitu besar.

Page 23: Bahan Ajar Mr

3. Macam-macam Kerugian atas HartaKerugian yang menipa harta karena terjadinya peril dapat dibedakan ke dalam: 1. Kerugian langsung.2. Kerugian tidak langsung.3. Kerugian net income.

1. Kerugian langsung adalah kerugian yang dapat dikaitkan dengan peril yang menimpa harta tersebut, yaitu kerugian yang diderita karena rusaknya atau hancurnya harta yang terkenal peril, misalnya gedung terbakar, dimana kerugiannya berupa nilai dari gedung tersebut, yang besarnya sama dengan nilai pembangunan kembali atau biaya perbaikan terhadap gedung yang bersangkutan.

2. Kerugian tidak langsung adalah kerugian yang disebabkan oleh berkurangnya nilai, kerusakan atau tidak berfungsinya barang lain selain yang terkena peril. Contoh:

1. Makanan, minuman, obat-oabatan menjadi rusak dikarenakan lingkungan yang berubah disebabkan oleh peril yang telah menimpa harta lain (misalnya gardu instalasi listriknya terbakar), sehingga pengaturan temperatur dan kelembaban menjadi kacau balau.

2. Harta yang terdiri dua komponen atau lebih, apabila salah satu komponennya rusak, maka nilai dari komponen-komponen yang lain ikut menjadi berkurang, meskipun sebetulnya tidak rusak.

3. Suatu gedung rusak berat, tetapi tidak seluruhnya rusak artinya masih ada bagian-bagian yang tidak mengalami kerusakan dan bila dibangun kembali gedung harus dibongkar seluruhnya. Kerugian tidak langsungnya: biaya pembongkaran dan pembangunan kembali bagian gedung yang sebetulkan tidak rusak.

4. Bila rusaknya satu alat produksi mengakibatkan beberapa karyawan terpaksa harus menganggur untuk beberapa hari dan mereka itu umumnya harus tetap dibayar upah/ gajinya. Kerugian tidak langsungnya adalah gaji/ upah karyawan yang harus nganggur tersebut.

Kerugian net income (=pendapatan dikurangi biaya), yaitu penurunan net income suatu perusahaan, karena hilangnya/ berkurangnya manfaat suatu harta, baik sebagian ataupun seluruhnya karena peril, sampai harta tersebut diganti atau dipulihkan seperti semula.

Page 24: Bahan Ajar Mr

4. Subyek Kerugian HartaHal yang berkaitan dengan kepemilikan dan siapa bertanggung-jawab atas

atas menderita kerugian-kerugian harta yang terkena suatu peril.1. Kepemilikan

Kepemilikan atas harta adalah merupakan kepemilikan tunggal, sebagai hasil dari pembelian, penyitaan barang jaminan, hadiah atau hasil-hasil dari kejadian yang lain. jika terkena peril, maka pemiliknyalah yang akan menderita/ bertanggung-jawab atas kerugian akibat peril tersebut. Demikian pula bila ia hanya memiliki sebagai dari harta tersebut, maka ia juga hanya menanggung sebagian saja dari kerugian tersebut.

2. Kredit dengan JaminanKreditur yang memberikan kredit dengan jaminan mempunyai hak/ bagian atas harta yang digunakan sebagai jaminan. Dimana kemampuan menagih kreditur akan berkurang (menderita kerugian) bila harta dijaminkan rusak atau hancur, karena terkena peril, yang berarti kerugian berupa tidak terbayarnya sebagian atau seluruh utangnya, meskipun kreditur bukan pemilik harta tersebut.Dimana hak kerditur atas harta yang dipakai sebagai jaminan adalah sebanding dengan nilai dari piutangnya (ditambah bunga). Hal ini akan terlihat jelas pada kasus bila harta yang dipakai sebagai jaminan itu diasuransikan dan terkena peril, maka kreditur akan berhak atas sebagian ganti rugi yang diterima dari perusahaan asuransi, sebesar piutang ditambah bunganya.

3. Jual-beli BersyaratTanggung-jawab terhadap kerugian-kerugian yang terjadi dalam transaksi jual-beli bersyarat adalah tergantung pada syarat-syarat yang ditentukan dalam kontrak jual-beli termaksud. Artinya tanggung-jawab dapat di pundak penjual dan bisa juga pada pembeli, tergantung pada bagaimana isi persyaratan kontrak jual-belinya. Dalam kaitan ini sudah ada ketentuan umum yang berlaku secara internasional, yang dikenal dengan istilah “Uniform Commercial Code”. Beberapa ketentuan umum tersebut antara lain: a. Bila persyaratan “loco gudang” (penjual), berarti bahwa segala kerugian

yang terjadi sesudah barang keluar dari gudang penjual, sepenuhnya menjadi tanggung-jawab pembeli.

b. Bila persyaratan “franco gudang perusahaan pengangkutan”, hal ini berarti bahwa barang sudah menjadi milik pembeli pada saat barang berada di gudang perusahaan pengangkutan dan ongkos angkut sudah dibayar oleh pembeli.

c. Bila persyaratannya “franco tempat tujuan” atau “franco gudang (pembeli)”, berarti barang baru menjadi milik pembeli sesudah diserahkan di gudang pembeli oleh perusahaan pengangkutan.

Page 25: Bahan Ajar Mr

d. Bila persyaratan “F.A.S” (free alongside ship), berarti barang menjadi milik pembeli bila barang sudah siap untuk diangkut (barang sudah ada di pelabuhan dan siap dimuat ke atas kapal).

e. Bila persyaratan “C.O.D” (Collect on Delivery), maka barang masih tetap menjadi milik penjual meskipun sudah berada di tangan pembeli, sampai harga barang tersebut dibayar lunas.

Bila persyaratannya “C.I.F” (Cost Insurance and Freight), maka kepemilikan barang-barang berpindah ke pembeli pada saat barang diserahkan kepada perusahaan pengangkutan, disertai dengan dokumen-dokumen asuransi, pengangkutan dan surat-surat tanda kepemilikan (conyosemen).

4. Sewa-menyewaUmumnya penyewa tidak bertanggung-jawab atas kerugian harta disewa yang terkena peril. Tetapi ada beberapa perkecualian terhadap ketentuan umum ini, yaitu antara lain:a. Berdasarkan hukum adat penyewa bertanggung-jawab atas kerusakan harta

yang disewanya, yang disebabkan oleh kecerobohannya.b. Bila dalam kontrak sewa-menyewa ditentukan bahwa penyewa harus

mengembalikan harta kepada pemiliknya dalam kondisi baik, seperi pada waktu diterima, kecuali kerusakan-kerusakan karena keusangan/ keausan, maka bila ada kerusakan menjadi tanggung-jawab penyewa.

c. Penyewa melakukan perubahan terhadap harta tetap yang disewakannya, dengan harapan mendapatkan beberapa manfaat dari perubahan tersebut, maka: a. Jika pada saat penyerahan kembali perubahan dapat dikembalikan

seperti keadaan semula penyewa akan memperoleh keuntungan,b. Tetapi bila perubahan tersebut tidak dapat dikembalikan seperti semula,

maka kerusakan terhadap harta akibat perubahan tersebut menjadi tanggung-jawab penyewa.

5. BailmentOrang-orang atau badan-badan yang menguasai harta orang lain untuk sementara disebut “bailee” dan sipemilik barang disebut “bailor”, sedang perjanjian antara bailee dan bailor disebut “bailments”. Jadi yang dapat dikategorikan sebagai bailee adalah termasuk bisnis-bisnis yang mengerjakan barang milik orang lain. Kadang-kadang karena suatu sebab tertentu perjanjian telah dibuat sebelum terjadi kerugian atau karena keinginan dari bailee untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggannya (bailor), bailee memikul tanggung-jawab untuk kerugian-kerugian yang tak terduga terhadap harta pelanggan yang ada ditangannya, sekalipun kerugian itu bukan karena kecerobohannya. Bailee yang bertindak demikian pada hakekatnya adalah sebagai wakil atau agen pemilik.

Page 26: Bahan Ajar Mr

Karakteristik dari hubungan ini (bailments) antara lain:1. Identitas harta (the title of the property) atau bukti kepemilikan masih ada

di tangan bailor.2. Kepemilikan atau penguasaan harta untuk sementara berada di tangan

bailee.3. Pemindahan kepemilikan atau penguasaan kepada orang lain dari harta

harus merupakan pemindahan posisi dari seorang bailee dan harus mendapat persetujuan dari bailor.

Mengenai sampai dimana tanggung jawab terhadap harta yang untuk sementara berada di bawah kekuasaan Bailee, hukum menentukan 3 macam kategori, yaitu:1. Bila penyerahan (bailments) tersebut untuk kepentingan bailor dan bailee

tidak mendapatkan kompensasi apapun atas pemeliharaan dan pengamanan harta tersebut, maka bailee tidak bertanggungjawab keadaan kerugian harta tersebut.

2. Bila penyerahan tersebut untuk kepentingan bailee, dimana bailee dapat meminjam dan memanfaatkan harta tersebut untuk sementara waktu tanpa kompensasi apapun kepada bailor, maka bailee bertanggung jawab atas kerugian harta yang bersangkutan.

3. Penyerahan tersebut untuk kepentingan kedua belah pihak (bailee dan bailor) dan kedua belah pihak mendapatkan manfaat dari penyerahan tersebut, maka kerugian terhadap harta yang diserahkan menjadi tanggung jawab kedua belah pihak.

6. Easement Easement adalah hak bagi seseorang untuk memanfaatkan harta yang bukan miliknya dan hak penggunaan tersebut diakui oleh pemiliknya, maka bila terjadi kerugian atas pemanfaatan harta tersebut menjadi tanggung jawab orang yang memanfaatkan. Hak ini biasanya diperoleh melalui pengungkapan/ pengakuan secara tidak langsung, tetapi mungkin juga diperoleh melalui sebuah perjanjian/ akte (disebut “prescription”).

7. Lisensi Lisensi adalah hak istimewa yang diberikan oleh pemilik harta kepada pihak lain untuk menggunakan harta tersebut, bagi suatu tujuan yang spesifik. Bila terjadi kerugian akibat penggunaan tersebut, kerugiannya menjadi tanggung jawab pemilik atau bisa juga menurut perjanjian.

5. Menghitung Nilai KerugianBeberapa metode atau ukuran dasar yang digunakan untuk menilai kerugian

antara lain: 1. Biaya yang sesungguhnya dari harta. Jadi nilainya tergantung pada kondisi pasar

pada saat dilakukan pembelian, antara lain: kekuatan tawar menawar, apakah harta masih baru atau sudah tangan kedua dan faktor-faktor lain.

Page 27: Bahan Ajar Mr

Kelemahan dari metode ini: penilaian tidak dapat mencerminkan perubahan teknologi atau mode.

2. Nilai buku. Jadi nilai harta sebesar harga pembelian dikurangi dengan penyusutan.3. Nilai taksiran pajak, yaitu penilaian yang diberikan oleh petugas pajak pada waktu

menetapkan pajak perseroan perusahaan yang bersangkutan.Kelemahan metode ini: sering tidak dapat mencerminkan nilai yang sebenarnya dari harta.

4. Biaya memproduksi kembali, memperbaiki atau biaya penggantian harta agar kembali seperti semula. Kelebihan dari metode ini: kurang dipengaruhi oleh unsur subyektif, sedangkan kelemahannya adalah nilainya akan di atas nilai pasar.Metode ini cocok untuk harta yang penggantiannya hanya sebagian (cukup direparasi untuk mengembalikan pada keadaan semula).

5. Nilai pasar, jadi ditentukan oleh kemauan penjual untuk menerima pembayaran dan kemauan pembeli untuk membayar harta tersebut dalam suatu transaksi, pada saat dilakukan penilaian terhadap harta tersebut.

6. Biaya penggantian dikurangi dengan penyusutan dan keusangan. Kelebihan dari metode ini akan menghasilkan penilaian bahwa harta baru mempunyai nilai bisnis yang lebih tinggi dari pada harta yang lama. Kelemahannya metode ini agak bersifat subyektif. Metode ini yang sering dipakai oleh perusahaan asuransi dalam menilai harta yang akan ditanggungnya, sebab metode ini mendasarkan pada “actual cash value”.Penyusutan adalah hal yang berkaitan dengan umur, sedang keusangan berkaitan dengan masalah mode atau perubahan design.

Metode yang biasa digunakan oleh perusahaan asuransi adalah metode yang ke 4, 5 dan 6.

Ada satu masalah lain yang berkaitan dengan penilaian harta, yaitu masalah “pembuangan’, yaitu masalah yang timbul jika suatu harta yang terkena peril, tetapi tidak seluruhnya menjadi hancur. Masalahnya adalah: apakah harta tersebut cukup diperbaiki saja, berarti bagian harta yang masih baik tetap dipakai, tidak dibuang atau harus diganti seluruhnya pembuangan bagian harta yang sebetulnya masih dapat dipakai, yang tentu saja berakibat biaya keseluruhan untuk perbaikan kembali menjadi lebih tinggi.

Pemecahan umumnya dengan cara membandingkan “PV” (present value) cash flow dari kedua alternatif tersebut. Artinya: - apabila “PV cash flow” dengan perbaikan lebih besar dari pada “PV cash flow”

dengan penggantian/ pembuangan, maka sebaiknya harta tersebut diperbaiki saja.- Apabila “PV cash flow” dengan perbaikan lebih kecil daripada “PV cash flow”

dengan penggantian/ pembuangan, maka sebaiknya harta tersebut diganti seluruhnya.

Page 28: Bahan Ajar Mr

6. Sumber Kerugian Net IncomePada prinsipnya sumber kerugian terhadap net income terdiri dari dua hal, yaitu:1. Pendapatan yang menurun2. Biaya yang meningkat

1. Pendapatan yang MenurunBila suatu perusahaan tertimpa peril, maka pendapatannya akan mengalami

penurunan, yang disebabkan antara lain: 1. Kerugian uang sewa.

Jika suatu harta yang disewakan rusak/ hancur terkena peril, penyewa umumnya tidak akan mau membayar sewa selama harta itu masih dalam perbaikan atau selama tidak dapat digunakan.

2. Gangguan terhadap operasi perusahaan.3. Gangguan tak terduga di dalam bisnis, misalnya karena terganggunya

kegiatan dari supplier atau penyalur dari perusahaan.4. Hilangnya profit dari barang jadi yang mestinya bisa dijual, yang rusak

karena kerusakan alat produksi atau barang jadi itu sendiri yang terkena peril.5. Pengumpulan piutng akan menurun.

2. Biaya yang Meningkat Bila suatu perusahaan terkena peril dapat mengakibatkan kenaikan beberapa

jenis biaya antara lain: 1. Kerugian nilai sewa

Dimana karena kerusakan bangunan/ peralatan tersebut maka untuk melanjutkan operasinya perusahaan terpaksa untuk sementara harus menyewa peralatan lain.Bila yang rusak harta yang disewa, perusahaan harus menyewa lagi barang lain dan sewa yang sudah dibayar menjadi hilang.

2. Biasanya perlu dikeluarkan biaya extra untuk meneruskan operasi perusahaan secara normal akibat adanya peril dan demi memelihara hubungan baik dengan pelanggan. Untuk itu biasanya perlu disusun suatu rencana tentang apa yang harus dilakukan setelah terjadi peril, agar:a. Perusahaan dapat beroperasi dengan lebih cepat dan lebih efisien,b. Dapat menentukan besarnya biaya ekstra yang harus dikeluarkan.

3. Pembatalan kontrak sewa yang bernilai tinggi, dinilai biasanya sewa jangka panjang lebih murah dari pada sewa jangka pendek.

4. Hilangnya manfaat yang diakibatkan oleh perbaikan/ perubahan yang dilakukan penyewa terhadap harta yang disewa, yang mengalami kerusakan.

Page 29: Bahan Ajar Mr

C. Tanggungjawab atas Kerugian Pihak Lain1. Pengertian

Tanggung jawab atas kerugian pihak lain (Liability Loss Exposures) timbul karena adanya kemungkinan bahwa aktivitas perusahaan menimbulkan kerugian harta atau personil pihak lain tersebut, baik yang disengaja ataupun tidak. Tanggung jawab ini timbul dapat dikatakan sebagai penjabaran dari ungkapan norma kehidupan masyarakat, yaitu “Siapa yang berbuat, dialah yang bertanggung jawab”. Tanggung jawab ini disebut juga dengan tanggung jawab yang sah.

2. Jenis Tanggung Jawab yang SahTanggung jawab yang sah secara garis besar dapat dibagi menjadi dua jenis: a. Tanggung jawab sipil/ perdata, yaitu tanggung jawab yang sah yang

realisasinya biasanya dilakukan oleh satu pihak (penggugat) melawan pihak lain (tergugat) yang dinyatakan bersalah. Dimana keputusan hukumnya berupa: penggantian kerugian kepada pihak yang dirugikan (penggugat). Dimana pengadilan memutuskan perkara yang diajukan oleh pihak yang berperkara dan atas biaya mereka sendiri.

b. Tanggung jawab umum/ pidana, dimana berlakunya tanggung jawab ini kepada yang bersangkutan diajukan oleh petugas pelaksana hukum (Jaksa Penuntut Umum) atas nama masyarakat/ umum/ Negara terhadap individu maupun usaha bisnis, yang diduga harus bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi. Dimana keputusan hukumnya berupa denda atau penjara, yang harus dibayar/ dijalani oleh tersangka. Bila ancaman hukumannya cukup berat dan si tersangka tidak mampu membayar pengacara disediakan dan dibayar oleh pemerintah.

3. Sumber Tanggung Jawab SipilTanggung jawab sipil yang harus dipikul seseorang atau suatu badan dapat

timbul karena berbagai sebab/ sumber, yang antara lain terdiri dari:a. yang timbul dari kontrak, yaitu antara lain yang timbul karena pelanggaran atau

pembatalan atas kontrak yang telah disetujuinya.b. yang timbul dari kelalaian atau kesombronoan yang meliputi:

1. kelalaian yang disengaja, misalnya berupa: pelanggaran, salah tangkap, penyerangan, memfitnah, mengumpat dan sebagainya.

2. Kelalaian yang disengaja, yaitu akibat dari tindakan yang sembrono, misalnya: memasang stroom pada pagar.

3. Subyek kesembronoan yang menimbulkan tanggung jawab yang sempurna, seperti berupa gangguan peribadi, kecelakaan industri, kecelakaan kendaraan bermotor.

c. yang timbul dari penipuan atau kesalahan, misalnya: keringanan keputusan dari yang seharusnya, kekurangan penggantian kerugian, membuat kontrak pura-pura.

Page 30: Bahan Ajar Mr

d. yang timbul dari tindakan atau aktivitas yang lain, seperti: kebangkrutan, penyitaan, perwalian dan sebagainya.

4. Cara Menentukan Tanggung Jawab SipilDalam menentukan tanggung jawab sipil peraturan hukum berpegang pada

prinsip: “perlindungan hukum hanya diberikan pada orang-orang yang dapat membuktikannya”. Dalam proses penentuan tanggung jawab yang sah atau hak maka:1. Pihak pengadilan/ hukum tidak akan memberikan keadilan secara khusus, artinya

pengadilan akan memberikan kesempatan kepada masing-masing pihak-pihak untuk dapat “menentukan/ membuktikan sendiri” atas hak-haknya, melalui pembuktian bahwa “dia yang benar”.

2. Hak-hak sipil tidak serta-merta dilindungi, kecuali bila yang bersangkutan mengajukan permohonan untuk itu.

3. Ada batas “kadaluarsa”, artinya ada batas waktu penuntutan penentuan suatu hak.4. Para pihak harus tunduk pada peraturan yang berlaku dalam proses penentuan

hak.Dengan demikian penggugat bertanggung jawab untuk dapat membuktikan

secara memuaskan agar berhasil gugatannya, dengan “jumlah bukti yang lebih besar” dari pada bukti yang diajukan oleh tergugat, karena dalam penentuan hak ini dianut azas “Res Ipsa Loquitur” (=sesuatu yang berbicara pada dirinya sendiri). Penentuan hak ini dapat juga diselesaikan di luar pengadilan (dengan “Dading”).

5. Sifat KerugianKerugian/ kerusakan yang diderita oleh seseorang yang dapat menimbulkan

tanggung jawab yang sah pada pihak lain dapat digolongkan ke dalam: a. Kerugian yang bersifat “khusus/ spesial”, yang biasanya mudah diketahui,

misalnya: kehilangan hak milik, biaya perbaikan dan sebagainya.b. Kerugian yang bersifat “umum”, yang biasanya tidak langsung dapat diketahui

pada saat peristiwa terjadi; misalnya: suatu kerugian mungkin diikuti kehilangan-kehilangan yang tidak dapat diukur secara langsung, seperti: kepedihan hati, rasa kehilangan dan sebagainya (kerugian immateriil).

6. Konsep Tanggung Jawab atas KelalaianLalai atau “tort” berasal dari kata “tortus”, yang artinya “membelit”, yaitu

tingkah laku yang berbelit dan tidak jujur. Salah/ lalai atau tort adalah kesalahan sipil yang dapat diperbaiki dengan tindakan pemberian “ganti rugi”.

Lalai adalah tindakan tidak sah yang dapat menjangkau apa saja yang tidak terjangkau oleh hukum pidana. Jadi tindakan-tindakan tidak sah yang bukan kejahatan, bukan pelanggaran hak milik dan sebagainya.1. Lalai dengan sengaja, yaitu tingkah laku disengaja, tetapi tidak dengan niat

mengahasilkan konsekuensi yang terjadi, yang mungkin merugikan orang lain.

Page 31: Bahan Ajar Mr

2. Kelalaian yang tidak sengaja (sembrono), yaitu berupa kegagalan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu (yang seharunya dilakukan), karena kekurang hati-hatiannya, sehingga mengakibatkan kerugian. Unsur-unsur suatu kelalaian dapat dikategorikan sebagai ceroboh antara lain:a. Adanya kewajiban (legal) untuk berbuat atau tidak berbuat, artinya terdakwa

seharusnya menggunakan kewajiban legalnya untuk memperhatikan tingkah lakunya yang dapat menimbulkan/ persoalan,

b. Pelanggaran terhadap kewajiban legal, yaitu melanggar kewajiban legal yang berlaku untuk orang yang berfikiran bijaksana,

c. Kedekatan antara penyebab pelanggaran terhadap kewajiban dan kerugian yang diderita,

d. Adanya kerugian yang terus menerus, misalnya: shok karena tindakan terdakwa.

3. Kesalahan, yaitu kerugian yang mengakibatkan orang/ perusahaan harus bertanggung jawab secara mutlak atas kerugian yang timbul.

7. PembelaanPembelaan atau kebebasan tanggung jawab pada prinsipnya hanya

dimungkinkan bila menyangkut 3 hal, yaitu:1. Adanya asumsi risiko, yaitu bila bisa diasumsikan bahwa si penuntut sudah

mengetahui risiko yang dihadapi berkaitan dengan hal yang berhubungan dengan tergugat.

2. Membandingkan sumbangan dari kesembronoan terhadap kerugian. Hal ini berlaku dila diduga bahwa penggugat maupun tergugat kedua-duanya sembrono, sehingga menimbulkan kerugian.

3. Lembaga-lembaga pemerintahan dan instansi-instansi yang bersifat sosial.Prinsipnya petugas pemerintah dan instansi sosial mempunyai kekebalan

terhadap kewajiban mengganti kerugian yang diderita oleh pihak lain, akibat perbuatannya dalam melakukan tugas kewajibannya.

8. Tanggung Jawab yang Berhubungan dengan Perbuatan Orang LainTanggung jawab terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh orang lain

yang seakan-akan dilakukan sendiri mencakup:a. Tanggung jawab yang timbul karena tindakan karyawannya.b. Tanggung jawab yang timbul karena hubungan kontrak/ kerjasama antara pelaku

dan perusahaan.Dalam hal ini prinsipnya: kontraktor bertanggung jawab atas terjadinya kerugian pada proyek yang ditangani. Mungkin juga tanggung jawab atas kerugian tersebut dapat dibebankan kepada karyawannya sendiri yang berhubungan dengan kontraktor tersebut. Dengan alasan antara lain:

Page 32: Bahan Ajar Mr

1. Kegagalan dalam memilih kontaktor yang tepat,2. yang bersangkutan juga harus ikut bertanggung jawab atas kelalaiannya kalau

hubungan dengan kontraktor itu merupakan kerjasama.

9. Tanggung Jawab terhadap Kontrak Perbuatan yang merugikan yang berkaitan dengan pelaksanaan suatu kontrak

dikategorikan sebagai “pelanggaran”. Dalam hal ini prinsipnya siapa yang berbuat tidak sesuai dengan isi kontrak, sehingga menimbulkan kerugian, bertanggung jawab atas kerugian tersebut.

10. Tanggung Jawab Menurut Undang-undang/ PeraturanSemua negara tentu membuat peraturan/ undang-undang tentang tanggung jawab

dari tindakan-tindakan tertentu yang dapat merugiakan orang lain. ketentuan-ketentuan tersebut antara lain:a. Hukum penjualan: penjual bertanggung jawab atas kerugian-kerugian yang

diderita oleh pihak ketiga atas penjualan barangnya. b. Tanggung jawab orang tua terhadap kenakalan anak yang merugikan orang lain.c. Tanggung jawab pemelihara binatang.

11. Seluk-beluk Tanggung Jawab dan Masalahnya1. Tanggung Jawab yang Muncul dari Kepemilikan Real Estate

Tanggung jawab pemilik real estate kepada orang yang berkunjung ke real estatenya tergantung pada status dari pengunjung pada saat melakukan kungjungan, yang dapat dibedakan ke dalam:a. Pelanggar: yaitu orang yang tidak berhak masuk ke real estate orang lain,

yang masuk tanpa diundang. Dalam hubungan ini hukum mengasumsikan bahwa pemilik mempunyai hak untuk merasa aman dan damai di real estatenya sendiri, tanpa ada gangguan dari pihak lain. maka dari itu pemilik real estate tidak bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh pelanggar tersebut. Kecuali apabila:1. Pemilik mengenal si pelanggar, 2. Dalam kaitannya dengan doktrin “gangguan” yang berkaitan dengan

anak-anak.Doktrin gangguan yang berkaitan dengan anak-anak adalah berkaitan dengan kondisi keadaan yang menarik bagi anak-anak. Doktrin ini menentukan:a. Tempat dimana kondisi yang menarik anak-anak itu dipelihara diketahui

oleh pemilik,b. Pemilik mengetahui dan menyadari adanya risiko yang layak yang dapat

mengakibatkan kematian/ kerugian fisik yang serius pada anak-anak,c. Danya kecenderungan bahwa anak-anak tidak menyadari adanya risiko

yang membahayakan,

Page 33: Bahan Ajar Mr

d. Pemilik tidak melakukan pengamanan yang memadai terhadap kondisi yang berbahaya yang dapat menimpa anak-anak.

b. Pemilik ijin: yaitu mereka yang diijinkan masuk ke real estate tanpa adanya hubungan kontrak/ bisnis dengan si pemilik, artinya tidak untuk mencari keuntungan bagi kedua belah pihak.

c. Pengunjung: yaitu orang yang datang berkunjung untuk berbisnis dengan pemilik real estate.

2. Tanggung Jawab yang Muncul dari Gangguan terhadap Pribadi dan Masyarakat

Perusahaan dapat dituntut untuk bertanggung jawab terhadap kerugian pribadi atau masyarakat akibat dari real estate miliknya tidak dapat melakukan kewajibannya sebagaimana mestinya. Artinya perseorangan atau masyarakat menjadi terganggu atas perilaku dari real estate. Hal ini meliputi: a. Gangguan Publik: misalnya pembuatan kontruksi jalan yang tidak aman

oleh kontraktor, kecurangan transaksi bisnis yang menyangkut kepentingan masyarakat. Gangguan yang demikian ini menimbulkan tanggung jawab yang bersifat kriminal pidana.

b. Gangguan Pribadi: yaitu gangguan yang menimbulkan kerugian pada seseorang, yang menimbulkan tanggung jawab sipil. Contoh: Peledakan bangunan untuk renovasi, pengeboran minyak bumi,

pemasangan pipa saluran air dan sebagaimana yang dapat mengganggu kepentingan pribadi orang lain.

3. Tanggung Jawab yang Muncul dari Penjualan, Pembuatan dan Distribusi Barang/ Jasa

Adalah kewajiban legal yang melibatkan janji dan kewajiban dari penjual sesuai dengan penjualan barang dan jasa. Apabila dalam melaksanakan janji/ kewajiban tersebut ada hal-hal yang merugikan pembeli/ pengguna, termasuk di dalamnya pengiriman, pemasangan dan pemeliharaan yang tidak semestinya, maka kerugian tersebut menjadi tanggung jawab penjual.Hal ini meliputi:a. Pelanggaran terhadap garansi yang muncul dari kontrak penjualan, yang

mencakup:1. Garansi, baik yang eksplisit maupun implisit,2. Kondisi dimana pembeli mempunyai kesan atau dapat mengidentifikasi

bahwa barang yang dibeli dapat memenuhi tujuan pokoknya,3. Jaminan terhadap kualitas minimum tertentu, misalnya bebas dari cacat

yang tersembunyi.b. Tanggung jawab yang muncul dari kesembronoan.c. Tanggung jawab terhadap kerugian yang timbul karena produknya yang

merusak, yang bukan karena kesembronoan.

Page 34: Bahan Ajar Mr

4. Tanggung Jawab yang Muncul dari Hubungan Fiducier Dalam hubungan fiducier pemegang fiducier bertanggung jawab penuh atas

kepercayaan yang diembannya. Contoh:

1. Tanggung jawab dewan Direktur dalam mengelola aset perusahaan untuk kepentingan pemegang saham, yang meliputi perawatan dan kesetiaan/ loyalitas.

2. Tanggung jawab dari para Manajer terhadap pelaksanaan rencana yang telah dibuat oleh panitia/ pimpinan.

5. Tanggung Jawab Para ProfesionalBerkaitan dengan kemashuran dan keahlian yang dimiliki dalam

pengetahuan khusus sebagai hasil keahliannya (ahli hukum, dokter, akuntan) para profesional bertanggung jawab terhadap kerugian akibat dari penerapan keahlian mereka.Contoh: dalam dunia kedokteran: kerugian karena “malpraktek”.

Masalah ini memang cukup rumit pemecahannya, karena:1. Tidak mudah mengidentifikasi dan mengartikan malpraktek,2. Perubahan teknologi yang cepat, sehingga apa yang benar pada

beberapa waktu yang lalu belum tentu benar pada saat sekarang.

6. Tanggung Jawab yang Muncul karena Penggunaan Kendaraan Bermotor

Yaitu tanggung jawab atas kerugian-kerugian yang timbul akibat kecelakaan kendaran bermotor (termasuk juga kendaraan lainnya), yang bertanggung jawab bisa:a. Pengemudi: yang bertanggung jawab terhadap kerugiannya apabila

kecelakaan itu akibat kesembronoannya.b. Pemilik Kendaraan/ Majikan: yaitu apabila pada saat terjadi kecelakaan

pengemudi bertindak atas suruhan dari pemilik/ majikan.

D. Tanggungjawab atas Kerugian Personil1. Alasan Perusahaan Memperhatikan Kerugian Potensial

Alasan mengapa perusahaan harus memperhatikan kerugian personil baik yang dialami karyawan maupun keluarganya antara lain:1. Untuk menarik dan mempertahankan karyawan yang berkualitas tinggi.2. Untuk meningkatkan moral dan produktivitas kerja karyawan.3. Sebagai salah satu materi dalam perjanjian kerjasama dengan karyawan/

organisasi karyawan, yaitu menyangkut jaminan kesejahteraan karyawan.4. Memanfaatkan keuntungan yang diberikan oleh sistem perpajakan yang berkaitan

dengan pemberian jaminan sosial.

Page 35: Bahan Ajar Mr

5. Sebagai upaya untuk memperbaiki kesejahteraan karyawan, diluar gaji/ upah yang diberikan.

6. Untuk membangun citra baik perusahaan mengenai pengelolaan terhadap sumber daya manusia/ karyawan.

7. Untuk memenuhi ketentuan-ketentuan perundang-undangan yang berkaitan dengan kesejahteraan karyawan.

8. Sebagai alasan bagi perusahaan yang tidak mau mengikut-sertakan karyawannya dalam program asuransi sosial tenaga kerja (Asuransi Tenaga Kerja=Astek)

2. Hubungan Majikan dengan KaryawanPerhatian perusahaan terhadap masalah kesejahteraan karyawan telah mengalami

perkembangan yang pesat, terutama setelah Perang Dunia II, hal itu antara lain :1. Pengawasan terhadap masalah pengupahan sejak Perang Dunia II langsung

ditujukan kepada masalah kesejahteraan karyawan dalam menilai kondisi ketenaga-kerjaan (employment).

2. Perkembangan tingkat harga semenjak tahun 1949-an mengurangi peranan “harga” sebagai kekuatan alasan oragnisasi-organisasi buruh untuk menuntut kenaikan upah. Artinya kenaikan harga tidak bisa lagi dipakai sebagai alasan yang signifikan untuk menuntut kenaikan gaji/ upah.Tingginya pajak pendapatan menarik minat majikan untuk memberikan sebagian

keuntungan perusahaan kepada karyawan tidak berupa upah, tetapi berupa peningkatan kesejahteraan, yang dapat diperhitungkan sebagai unsur biaya dan dapat mengurangi sisa pendapatan kena pajak.

3. Kategori Tanggung Jawab terhadap Kerugian PersonilTanggung jawab terhadap kerugian personil dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu:1. Kerugian personil yang berkaitan langsung dengan aktivitas perusahaan.2. Kerugian personil yang tidak ada kaitan ataupun kalau ada secara tidak

langsung dengan aktivitas perusahaan.

1. Kerugian Personil yang Berkaitan Langsung dengan Aktivitas Perusahaan

Dalam melaksanakan pekerjaan seorang karyawan akan menghadapi kemungkinan:a. Harus bertanggung jawab terhadap kerusakan/ kerugian yang diakibatkan

oleh kesembronoan dalam bekerja,b. Terpaksa menderita secara fisik dan kerugian materi yang diakibatkan oleh

kecelakaan kerja.Sebaliknya dalam hubungan kerja dengan karyawan pihak majikan/

perusahaan:a. Harus tunduk kepada undang-undang tentang hubungan perburuhan, jaminan

sosial dan keselamatan kerja,

Page 36: Bahan Ajar Mr

b. Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tersebut dapat dikenakan sangsi pidana maupun perdata.

Di samping itu dalam rangka pengelolaan sumber daya manusia yang baik majikan/ perusahaan juga berkewajiban:a. Melengkapi tempat kerja dengan syarat-syarat atau sarana guna menjaga

keselamatan kerja yang layak,b. Memperhatikan sifat fisik dari karyawan yang dikaitkan dengan keselamatan

kerja,c. Menghindarkan karyawan dari keadaan bahaya, misalnya melatih karyawan

untuk menanggulangi keteledoran.Pada pokoknya da 4 macam ganti rugi sebagai wujud tanggung jawab

majikan/ perusahaan terhadap karyawan, yaitu:1. Pemeliharaan kesehatan, yaitu pengobatan untuk sakit yang diakibatkan oleh

pekerjaan yang dilakukan.2. Santunan terhadap cacat yang diderita karyawan, akibat dari kecelakaan

kerja.3. Santunan kematian, yaitu untuk karyawan yang meninggal karena kecelakaan

kerja.4. Biaya rehabilitasi, yaitu biaya yang diperlukan untuk pemuluhan jesehatan

maupun keterampilan yang menurun akibat kecelakaan kerja.

2. Kerugian Personil yang Tidak Berkaitan Langsung dengan Aktivitas Perusahaan1. Kematian

Kerugian utama yang diderita oleh keluarga dari karyawan yang meninggal dini (premature death) adalah hilangnya sumber penghasilan (earning power). Berapa besar kerugian finansial yang diderita oleh keluarga yang ditinggalkan dapat diestimasikan dengan cara:1. Perkiraan penghasilan bersih yang diterima setiap bulan/ tahun

seandainya dia tidak meninggal sampai masa pensiun.2. Dikurangi dengan biaya-biaya yang diperlukan untuk memelihara

kehidupan/ kemampuannya selama ini.3. Dihitung “pesent value” dari sisanya.

2. Kesehatan yang MenurunAdalah suatu hal yang wajar bila seseorang karena suatu hal pada suatu

ketika kondisi kesehatannya menurun. Bila hal ini terjadi ada 2 macam kerugian yang diderita, yaitu:1. Berkurang atau hilangnya sumber penghasilan karena ketidakmampuan

atau berkurangnya kemampuan,2. Biaya ekstra yang harus dikeluarkan untuk biaya pengobatan atau upaya

merehabilitasi.

Page 37: Bahan Ajar Mr

3. Pengangguran Yang dimaksud dengan pengangguran disini adalah pengangguran yang

“terpaksa” (involuntary umemployment), yaitu pengangguran yang disebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, yang merupakan salah satu penyebab hilangnya sumber pendapatan seseorang/ karyawan.Pengangguran dapat dibedakan menjadi:a. Pengangguran yang menyeluruh (agregate unemployment), yaitu

pengangguran yang menimpa seluruh sektor kehidupan ekonomi.b. Pengangguran selektif atas struktural, yaitu pengangguran yang hanya

menimpa suatu sektor/ daerah perusahaan, industri, kelompok karyawan atau daerah tertentu saja.

c. Pengangguran pribadi, yaitu pengangguran yang hanya menimpa seseorang secara individual.

4. PensiunKerugian finansial karena pensiun tidak segawat seperti kerugian

finansial sebagai akibat kematian atau pengangguran. Sebab disini kerugiannya hanya berupa berkurangnya jumlah penghasilan. Tetapi meskipun demikian masalah ini sering dihadapi oleh kebanyakan orang pada akhir-akhir masa kehidupannya. Yaitu adanya kegelisahan yang sering kita jumpai pada orang-orang yang mendekati masa pensiun.

Masalah ini biasanya diatasi dengan mengadakan tanbungan untuk hari tua. Tetapi tidak semua orang dapat melakukannya, karena berbagai sebab, misalnya: karena penghasilannya memang tidak berlebihan (pas-pasan), sehingga tidak mungkin menabung; karena pola hidupnya pada masa aktif bekerja dan sebagainya.

4. Kerugian yang Menimpa Perusahaan itu SendiriKerugian-kerugian semacam ini dapat diklasifikasikan ke dalam:1. Key-Person Losses:

Yaitu kerugian akibat kematian atau ketidak-mampuan seseorang yang mempunyai posisi “kunci” dalam menentukan keberhasilan dan kelancaran operasi perusahaan. Contoh: Kreditur dalam memberikan kredit biasanya sangat memperhatikan siapa yang mempunyai posisi kunci pada perusahaan debitur, sehingga kematian orang tersebut akan mempengaruhi kepercayaan kreditur tersebut.

2. Credit LossesBanyak perusahaan yang menjual produknya dilakukan dengan secara kredit, lebih-lebih perusahaan perbankan. Dimana biasanya kelancaran pembayaran kredit tersebut tergantung pada seseorang yang berperanan penting pada perusahaan penerima kredit.

Page 38: Bahan Ajar Mr

Jadi apabila orang tersebut meninggal dunia atau menjadi tidak mampu bekerja tentu akan sangat mempengaruhi keberhasilan pengumpulan piutang/ kredit.

3. Business-Discontinuation LossesBila orang penting, pemilik atau pemegang saham utama meninggal dunia atau tidak mampu melaksanakan pekerjaan dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan perusahaan untuk sementara tidak bekerja.Kerugian akibat dari keadaan ini biasanya cukup berat, baik bagi perusahaan maupun karyawannya dan juga bagi ahli waris/ keluarga dari personil yang bersangkutan. Dalam hubungan dengan kejadian yang demikian ini biasanya kerugian yang diderita tidak hanya kerugian selama perusahaan tidak bekerja, tetapi juga biaya-biaya ekstra yang harus dikeluarkan kalau perusahaan akan bekerja kembali. Contoh: biaya ekstra untuk upaya menarik kembali langganan yang sudah

beralih ke perusahaan lain. untuk ini biasanya diperlukan biaya promosi yang tidak kecil.

Page 39: Bahan Ajar Mr

BAHAN AJAR (HAND OUT)

Bahan Kajian : Prinsip-prinsip Pengukuran risiko SKS : 3 (tiga)Kode : Program Studi : ManajemenPertemuan Ke : 5

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI:Memiliki kemampuan untuk memahami dan menjelaskan prinsip-prinsip pengukuran risiko, yang terdiri dari: konsep risiko berdasarkan dimensi frekuensi dan kegawatan, konsep probabilitas, konsep “sample space” dan “event”, asumsi-asumsi dan aksioma yang mendasari dalam probabilitas, sifat probabilitas, event yang independent dan acak, event yang berulang, nilai harapan (expected value) dan penafsiran tentang probabilitas.

Materi:Prinsip-prinsip Pengukuran Risiko

A. Pengukuran Risiko B. Konsep Probabilitas

A. Pengukuran Risiko1. Dimensi yang diukur

Setelah berbagai tipe kerugian potensial berhasil diidentifikasi, maka untuk keperluan penentuan cara penanggulangannya maka exposure-exposure tersebut harus diukur. Dimana pengukuran tersebut mempunyai dua manfaat, yaitu:1. Untuk dapat menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang dihadapi.2. Untuk mendapat informasi yang sangat diperlukan oleh Manajer Risiko dalam

upaya menentukan cara dan kombinasi cara-cara yang paling dapat diterima/ paling baik dalam penggunaan sarana penanggulangan risiko.

Dalam pengukuran risiko dimensi yang diukur adalah:1. Besarnya frekuensi kerugian, artinya berapa kali terjadinya suatu kerugian selama

suatu periode tertentu. 2. Tingkat kegawatan (severity) atau keparahan dari kerugian-kerugian tersebut.

Artinya untuk mengetahui sampai seberapa besar pengaruh dari suatu kerugian terhadap kondisi perusahaan, terutama kondisi finansialnya.

Dari hasil pengukuran yang mencakup dua dimensi tersebut paling tidak akan dapat diketahui:1. Nilai rata-rata dari kerugian selama suatu periode anggaran.2. Variasi nilai kerugian dari satu periode anggaran ke periode anggaran yang lain

(naik turunnya nilai kerugian dari waktu ke waktu).

Page 40: Bahan Ajar Mr

3. Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian tersebut, terutama kerugian yang ditanggung sendiri (diretensi), jadi tidak hanya nilai rupiahnya saja.

Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian berkaitan dengan dimensi pengukuran tersebut, antara lain:1. Orang umumnya memandang bahwa dimensi kegawatan dari suatu kerugian

potensial lebih penting dari pada frekuensinya.2. Dalam menentukan kegawatan dari suatu kerugian potensial seorang Manajer

Risiko harus secara cermat memperhitungkan semua tipe kerugian yang dapat terjadi, terutama dalam kaitannya dengan pengaruhnya terhadap situasi finasial perusahaan.

3. Dalam pengukuran kerugian Manajer Risiko juga harus memperhatikan orang, harta kekayaan atau exposures yang lain, yang tidak terkena peril.

4. Kadang-kadang akibat akhir dari suatu peril terhadap kondisi finansial perusahaan lebih parah dari parah yang diperhitungkan, antara lain akibat tidak diketahuinya atau tidak diperhitungkannya kerugian-kerugian tidak kerugian.

5. Dalam mengestimasi kegawatan dari suatu kerugian penting pula diperhatikan jangka waktu dari suatu kerugian, di samping nilai rupiahnya. Hal ini berkaitan dengan:a. The time value of money, yang harus diperhitungkan berdasarkan tingkat bunga

(interest rate) yang ada,b. Kemampuan perusahaan untuk membagi-bagi biaya (cash outlay) yang

diperlukan untuk penanggulangan kerugian. Contoh: Kerugian sebesar Rp 5.000.000,- setiap tahun, yang terjadi selama 10

tahun adalah lebih ringan/ tidak gawat dibandingkan kerugian yang selama 10 tahun hanya sekali terjadi, tetapi dengan kerugian sebesar Rp 50.000.000,-. Sebab pada peristiwa pertama: beban bunga lebih ringan, dan perusahaan dapat dengan mudah memasukkan kerugian tersebut dalam komponen biaya.

2. Pengukuran Frekuensi KerugianPengukuran frekuensi kerugian adalah untuk mengetahui berapa kali suatu jenis

peril dapat menimpa suatu jenis obyek yang bisa terkena peril selama suatu jangka waktu tertentu, yang umumnya satu tahun.

Selanjutnya berdasarkan dimensi frekuensinya ada empat kategori kerugian, yaitu:1. Kerugian yang hampir tidak mungkin terjadi (almost nil), yaitu risiko yang

menurut pendapat manajer Risiko tidak akan terjadi atau kemungkinan terjadinya sangat kecil sekali atau hampir tidak mungkin terjadi (probabilitas terjadinya mendekati nol),

2. Kerugian yang kemungkinan terjadinya kecil (slight), yaitu kerugian-kerugian yang tidak terjadi dalam waktu dekat dan di masa yang akan datang kemungkinannya pun kecil.

Page 41: Bahan Ajar Mr

3. Kerugian yang (moderate), yaitu kerugian-kerugian yang mungkin bisa terjadi dalam waktu dekat di masa yang akan datang.

4. Kerugian yang mungkin sekali (definite), yaitu kerugian yang biasanya terjadi secara teratur, baik dalam waktu dekat maupun di masa mendatang jadi merupakan kerugian yang hampir pasti terjadi.

Berkaitan dengan pengukuran kerugian dari dimensi frekuensi Manajer Risiko harus memperhatikan pula:1. Beberapa jenis kerugian yang dapat menimpa suatu obyek.2. Beberapa jenis obyek yang dapat terkena suatu jenis kerugian.3. Sebab kedua hal itu akan sangat mempengaruhi besarnya probabilitas kerugian

potensial.

3. Pengukuran Kegawatan KerugianPengukuran kerugian potensial dari dimensi kegawatan adalah untuk mengetahui

berapa beasrnya nilai kerugian, yang selanjutnya dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan, terutama kondisi finansial.

Dalam mengukur kegawatan kerugian potensial ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:a. Kemungkinan kerugian maksimum dari setiap peril, yaitu besarnya kerugian

terburuk dari suatu peril,b. Probabilitas kerugian maksimum dari setiap, yaitu merupakan kemungkinan

terburuk yang mungkin terjadi, yang besarnya lebih rendah dari kemungkinan kerugian maksimum.

c. Keseluruhan (aggregate) kerugian maksimum setiap tahunnya, yang merupakan keseluruhan kerugian total yang terbesar, yang dapat menimpa perusahaan selama suatu periode tertentu (biasanya satu tahun).

Berdasarkan dimensi kegawatannya ada empat kategori kerugian potensial, yaitu:1. Kemungkinan kerugian yang wajar (normal loss expectancy), yaitu kerugian-

kerugian yang dapat dikelola sendiri oleh perusahaan ataupun oleh umum (perusahaan asuransi),

2. Probabilitas kerugian maksimum (probable maximum loss), yaitu kerugian yang dapat terjadi bila alat pengaman terhadap peril tidak dapat berfungsi,

3. Kerugian maksimum yang dapat diduga (maximum foreseeable loss), yaitu kerugian-kerugian yang tidak dapat diatasi secara kepada umum (perusahaan asuransi),

4. Kemungkinan kerugian maksimum (maximum possible loss), yaitu kerugian yang tidak dapat diamankan, baik secara individual maupun secara umum (oleh perusahaan asuransi).

Page 42: Bahan Ajar Mr

B. Konsep Probabilitas 1. Pengertian

Masyarakat awam cenderung mendefinisikan/ memberikan batasan terhadap probabilitas sebagai: “kesempatan atau kemungkinan terjadinya suatu kejadian” atau “kemungkinan jangka panjang terjadinya sesuatu”. Dimana pengertian yang demikian ini ternyata kurang bermanfaat untuk melakukan penganalisaan terhadap terjadinya suatu pril/ kerugian. Untuk dapat melakukan analisa terhadap kemungkinan dari suatu kerugian potensial kita perlu memahami prinsip-prinsip dasar dari “Teori Probabilitas”.

2. Konsep “Sample Space” dan “Event”Sample space, yang selanjutnya disingkat “Set S” merupakan suatu set dari

kejadian tertentu yang diamati. Misalnya: jumlah kecelakaan mobil di wilayah tertentu (kota Surabaya) selama suatu periode tertentu (selama tahun 1995).

Suatu sample space biasanya terdiri dari beberapa segmen, yang disebut “Sub Set” atau “Event” yang disingkat “Set E”, yang merupakan bagian dari “set S”. Misalnya: jumlah kecelakaan mobil di atas terdiri dari segmen mobil pribadi dan mobil penumpang umum.

Untuk menghitung secara cermat probabilitas dari kecelakaan mobil tersebut masing-masing event (set E) perlu diberi bobot. Dimana masing-masing event mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga mempunyai pprobabilitas yang berbeda. Misalnya: Untuk mobil pribadi diberi bobot 2, sedang untuk mobil penumpang

umum diberi bobot 1, maka probabilitas dari kecelakaan mobil tersebut dapat dihitung dengan rumus:

a. Bila tanpa dibobot: ρ ( E )= ES

b. Bila dengan dibobot: ρ ( E )= w(E)w(S)

Dimana: ρ(E) = probabilitas terjadinya event, E = sub set atau event,

S = sample space atau set,w = bobot dari masing-masing event.

Contoh: Dari catatan polisi diketahui bahwa jumlah kecelakaan mobil di Kota Madya Surabaya selama tahun 1995 sebanyak 10.000 kali, dimana dari jumlah tersebut yang 1.000 menimpa mobil pribadi data yang 9.000 menimpa mobil penumpang umum.Dengan demikian probabilitas terjadinya kecelakaan mobil pribadi adalah:

a. Tanpa dibobot ρ ( E ) ¿ 1.00010.000

= 110

=10 %

b. Dengan dibobot ρ ( E ) ¿ 2 X 1.000(2 x 1.000 )+(1 x9.000)

Page 43: Bahan Ajar Mr

¿ 211

=18,18 %

Dari hasil perhitungan di atas terlihat bahwa besarnya probabilitas yang dibobot (18,18%) berbeda dengan yang tanpa dibobot (10%) dan nilai perbedaannya cukup besar (8,18%).

3. Asumsi dalam ProbabilitasDalam definisi probabilitas ada beberapa asumsi, antara lain: a. Bahwa kejadian atau event tersebut akan terjadi.b. Bahwa kejadian-kejadian atau event-event tersebut adalah saling pilah/

mutually exclusive, artinya dua event tersebut (kecelakaan mobil pribadi dan mobil penumpang umum) tidak akan terjadi secara bersamaan.Asumsi ini membawa kita pada “hukum penambahan/ additive value” yang menyatakan bahwa total probabilitas dari 2 event atau lebih dari masing-masing yang paling pilah adalah merupakan jumlah probabilitas dari masing-masing event yang saling pilah tersebut.Dari contoh di atas maka probabilitas kecelakaan mobil di Kota madya Surabaya tahun 1995 adalah:1. Tanpa bobot: p (S) = 1/10 + 9/10 = 10/10 1 atau,

10% + 90% = 100%2. Dengan bobot: p (S) =2/11 + 9/11 = 11/11 1 atau,

18,18% + 81,82% = 100% Bahwa pemberian bobot pada masing-masing event dalam set adalah

positif, sebab besarnya probabilitas akan berkisar antara 1 dan 0, dimana event yang pasti terjadi probabilitasnya 1, sedang event yang pasti tidak terjadi probabilitas 0.

4. Aksioma definisi ProbabilitasBerdasarkan asumsi-asumsi tersebut di atas, maka ada 3 aksioma yang

mendasari definisi probabilitas, yaitu:1. Probabilitas adalah suatu nilai/ angka yang besarnya terletak antara 0 dan 1, yang

diberikan pada masing-masing event.2. Jumlah hasil penambahan keseluruhan probabilitas dari event-event (set E) yang

saling pilah dalam sample space (set S) adalah 1.3. Probabilitas suatu event yang terdiri dari sekelompok event yang saling pilah

dalam suatu set (sample space) adalah merupakan hasil penjumlahan dari masing-masing probabilitas.

5. Sifat ProbabilitasProbabilitas adalah “aproksimasi”. Sebab sangat jarang sekali terjadi atau

bahkan tidak mungkin kita dapat mengetahui besarnya probabilitas secara mutlak

Page 44: Bahan Ajar Mr

(pasti sama dengan kenyataan). Yang kita dapatkan hanyalah suatu perkiraan, yang mungkin benar dan mungkin juga tidak.Jadi apa yang kita dapatkan dari suatu penelitian atau perhitungan berdasarkan definisi probabilitas adalah merupakan ekspresi, yaitu sebagai prosentase total exposure dalam rangka mendapatkan estimasi empiris dari probabilitas. Maka dari itu probabilitas dari sudut empiris dipandang sebagai frekuensi terjadinya event dalam jangka panjang, yang dinyatakan dalam prosentase.

6. Event yang Independent dan AcakSuatu konsep yang sangat penting dalam probabilitas dan penerapannya dalam

asuransi adalah berkenaan kejadian/ event yang sifatnya berdiri sendiri atau independent. Artinya hasil dari suatu event dalam sekelompok kemungkinan event tidak akan mempengaruhi penilaian tentang probabilitas dari event yang lain.Hal ini berlaku pula bagi percobaan, dimana hasil dari sejumlah percobaannya juga dapat diianggap independent. Dalam kasus ini “sample space”nya adalah serangkaian percobaan (succesive trials) dan hasilnya merupakan akibat yang dapat terjadi pada masing-masing percobaan.

Di samping itu event dalam suatu percobaan haruslah terjadi secara acak, artinya masing-masing event mempunyai kesempatan atau probabilitas yang sama.Prinsip keacakan dan ketidak-tergantung (independent) event mempunyai peranan yang sangat penting dalam asuransi, sebab:1. Underwriter/ perusahaan asuransi akan berusaha untuk mengklasifikasikan unit-

unit exposures ke dalam kelompok-kelompok, dimana kejadian/ kerugian dapat dianggap sebagai event yang independent.

2. Suatu jenis kerugian mungkin dapat diderita dua kali atau lebih oleh individu yang sama.

7. Event yang BerulangApabila kita mengetahui bahwa probabilitas akan terjadinya sesuatu dalam satu

kali percobaan adalah “p” dan probabilitas tidak terjadinya sesuatu adalah “q”, yang besarnya sama dengan q=(1-p). Berdasarkan prinsip ini maka kita dapat menghitung besarnya probabilitas terjadinya suatu event selama r kali dalam n kali percobaan, dengan menggunakan formula binomial. Dimana formula binomial menggunakan konsep compound probability dan additive rule. Dengan menggunakan formula ini kita akan dapat menghitung distribusi binomial (lihat statistik).

Distribusi binomial adalah merupakan salah satu dari teori probabilitas yang digunakan dalam asuransi dan merupakan salah satu cara yang terpenting.

Dalam penggunaan distribusi binomial digunakan 3 asumsi:1. Ada suatu event atau hasil yang bersifat saling pilah,2. Probabilitas dari masing-masing event diketahui atau dapat diestimasi,3. Karena masing-masing event berdiri sendiri, maka probabilitasnya tidak akan

berubah dari percobaan yang lainnya, tetapi tetap konstan, karena probabilitas

Page 45: Bahan Ajar Mr

terjadinya event sudah diketahui dan hanya terdapat dua event, maka probabilitas tidak terjadinya event adalah: 1 – probabilitas terjadinya event (q = 1 – p)

8. Nilai harapan (Expected Value)Expected value dari suatu event dapat ditentukan dengan membuat tabel (tabel

binomial) untuk hasil-hasil yang mungkin diperoleh dari menilai masing-masing hasil tersebut berdasarkan probabilitasnya. Dengan menjumlahkan hasil dari masing-masing event tersebut akan diperoleh expected valuenya.

Dalam distribusi binomial jumlah keseluruhan expected loss adalah jumlah percobaan atau event dikalikan dengan expected long frequency (frekuensi kerugian yang diperkirakan dalam jangka panjang) dan selanjutnya dikaitkan dengan besarnya nilai kerugian (Rp) untuk setiap kerugian.

9. Penafsiran tentang ProbabilitasBila seorang Manajer Risiko menyatakan bahwa probabilitas akan terbakarnya

sebuah gedung tertentu adalah 1/10, hal ini menunjukkan kemungkinan relatif akan terjadinya peristiwa tersebut. Karena probabilitas bervariasi antara 0 dan 1, maka akan timbul dua penafsiran tentang probabilitas 1/10 tersebut, yaitu:1. Bahwa 1/10 dari seluruh gedung yang menghadapi risiko yang sama diseluruh

dunia diperkirakan akan terbakar. Penafsiran ini didasarkan pada hukum bilangan besar.

2. Jika gedung tersebut dihadapkan pada kerugian karena kebakaran selama jangka waktu panjang, maka kebakaran yang akan terjadi kira-kira 1/10 dari jumlah exposure.

Penafsiran yang kedua tersebut sangat berfaedah sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan tindakan yang akan diambil berkenaan dengan pengelolaan exposure tersebut. Untuk itu ada beberapa pengertian yang perlu difahami, antara lain:1. Peristiwa yang saling pilah (mutually exclusive event)

Dua peristiwa dikatakan saling pilah apabila terjadinya peristiwa yang satu menyebabkan tidak terjadinya peristiwa yang lain. dimana menurut aturan probabilitas terjadinya salah satu peristiwa adalah merupakan jumlah probabilitas masing-masing peristiwa. Bila peristiwa A dan B, maka probabilitas terjadinya peristiwa A atau B dapat dinyatakan sebagai berikut:

p (A atau B) = p (A) + p (B)

2. Compound eventsAdalah terjadinya dua atau lebih peristiwa terpisah selama jangka yang sama. Metode untuk menentukan probabilitas suatu compound event tergantung pada sifat event yang terpisah, apakah merupakan peristiwa bebas atau peristiwa bersyarat.

Page 46: Bahan Ajar Mr

1. Compound events yang bebas (independent)Dua event adalah bebas terhadap satu sama lain, jika terjadinya salah satu tidak ada hubungannya dengan peristiwa lain. Dimana probabilitas terjadinya peristiwa itu serentak (dalam waktu yang sama) adalah sama dengan hasil perkalian probabilitas masing-masing peristiwa.

2. Compound events bersyarat (Conditional compound events)Compound events bersyarat adalah dua peristiwa atau lebih dimana terjadinya peristiwa yang satu akan mempengaruhi terjadinya peristiwa yang lain.Probabilitas dari compound events bersyarat dapat dihitung dengan rumus:

p (A dan B) = p (A) x p (B/A) ataup (B dan A) = p (A) x p (A/B)

3. Peristiwa yang inklusifPeristiwa inklusif adalah dua peristiwa atau lebih yang tidak mempunyai hubungan saling pilah dimana kita ingin mengetahui probabilitas terjadinya paling sedikit satu peristiwa di antara dua atau lebih peristiwa tersebut.Jika peristiwa A dan peristiwa B merupakan peristiwa yang terpisah (tidak saling pilah) maka probabilitas terjadinya paling sedikit satu peristiwa adalah jumlah kedua probabilitas dikurangi dengan probabilitas terjadinya kedua peristiwa tersebut, yang dapat digambar dengan rumus:

p (A atau B) = p (A) + p (B) – p (A dan B)Kata “atau” dalam p (A atau B) dinamakan “atau inklusif”, yang berarti A, B atau keduanya terjadi. Dengan kata lain paling sedikit salah satu dari kedua peristiwa tersebut terjadi.

Page 47: Bahan Ajar Mr

BAHAN AJAR (HAND OUT)

Bahan Kajian : Penanggulangan Risiko SKS : 3 (tiga)Kode : Program Studi : ManajemenPertemuan Ke : 6

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI:Memiliki kemampuan untuk memahami dan menjelaskan penanggulangan risiko, yang terdiri atas: menghindari, mengendalikan kerugian, pemisahan, kombinasi atau pooling, dan pemindahan risiko. Mampu memahami dan menjelaskan pembiayaan risiko, yang terdiri atas: risk financing transfer, dan meretensi (risk retention).

Materi:Penanggulangan risiko

A. Penanggulangan risikoB. Pembiayaan Risiko

A. Penanggulangan risikoAda dua pendekatan/ cara yang digunakan oleh seorang Manajer risiko dalam

menanggulangi risiko yang dihadapi oleh perusahaannya, yaitu:1. Penanganan risiko (risk control)2. Pembiayaan risiko (risk financing)

Dalam pendekatan dengan penanganan risiko (risk control) ada beberapa alat/ metode yang dapat digunakan, antara lain:1. Menghindarinya.2. Mengendalikan.3. Memisahkan.4. Melakukan kombinasi atau pooling.5. Memindahkan.

Sedang dalam penanggulangan risiko dengan membiayai risiko (risk financing) ada dua/ metode yang dapat digunakan, yaitu:1. Pemindahan risiko melalui asuransi.2. Melakukan retensi

1. MenghindariMenghindari suatu risiko (murni) adalah menghindarkan harta, orang, atau

kegiatan dari exposure, dengan cara antara lain:1. Menolah memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan yang mengandung

risiko walaupun hanya untuk sementara.

Page 48: Bahan Ajar Mr

2. Menyerahkan kembali risiko yang terlanjur diterima atau segera menghentikan yang diketahui mengandung risiko.Ada beberapa karakteristik dasar yang harus diperhatikan, yang berkaitan

dengan penghindaran risiko, antara lain:a. Keadaan yang mengakibatkan tidak adanya kemungkinan untuk menghindari

risiko, dimana makin luas pengertian risiko yang dihadapi akan makin besar ketidakmungkinan untuk menghindari.

b. Faedah atau laba potensial yang akan diterima dari pemilikan harta, memperkerjakan orang tertentu, tanggung jawab atas suatu kegiatan akan hilang bila kita menghindari risiko dari kepemilikan, memperkerjakan atau kegiatan tersebut.

c. Makinsempit risiko yang dihadapi, maka akan semakin besar kemungkinan akan terciptanya risiko baru.

2. Mengendalikan Kerugian (Loss Control)Pengendalian kerugian bertujuan untuk:1. Memperkecil kans/ kemungkinan/ kesempatan terjadinya kerugian.2. Mengurangi keparahan bila suatu risiko kerugian memang terjadi.Dimana tujuan tersebut dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain:a. Melakukan tindakan pencegahan dan pengurangan kerugian:

Program pengurangan kerugian dapat pula dibedakan ke dalam:1. Program minimasi (minimization program)

Program yang dijalankan sebelumnya kerugian terjadi atau selama kerugian sedang terjadi, dengan tujuan membatasi besarnya kerugian.Contoh: tindakan memadamkan kebakaran.

2. Program penyelamatan (salvage program)Program penyelamatan barang-barang yang selamat dari peril.Contoh: menyelamatkan harta yang tertinggal (tidak ikut terbakar)

sesudah terjadi kebakaran, mengangkat kembali kapal yang karam.

b. Program pengendalian kerugian berdasar sebab-sebab terjadinya:Ada dua macam pendekatan dalam program ini, yaitu:1. Pendekatan engineering: program pengendalian yang menekankan pada

pengendalian sebab-sebab yang bersifat fisik dan mekanis.2. Pendekatan hubungan kemanusian (human relation) menekankan pada

pencegahan terjadinya kecelakaan karena faktor manusia, seperti: kelengahan, suka menantang bahaya, tidak memakai alat-alat keselamatan dan lain-lain faktor psikologis; yang antara lain dilakukan dengan: memberi nasehat secara sabar, diajak berdialog dan sebagainya.

DR. William Haddon manganjurkan cara yang lebih komprehensif dalam mengklasifikasikan sebab-sebab terjadinya kerugian. Sebab musibah merupakan hasil dari perpindahan energi dalam jumlah dan pada kecepatan dengan cara

Page 49: Bahan Ajar Mr

sedemikian rupa, sehingga menghancurkan struktur yang dilandanya. Dengan demikian musibah dapat dicegah dengan jalan menguasai/ mengendalikan energi tersebut atau mengubah struktur obyeknya dengan struktur yang tahan terhadap energi tersebut.Untuk itu W. Haddon mengemukakan 10 strategi, yaitu:1. Mencegah lahirnya hazard pada kesempatan pertama.2. Mengurangi jumlah atau besarnya hazard.3. Mencegah keluarnya hazard jika hazard terbentuk atau kalau hazard memang

sudah ada sebelumnya.4. Mengubah kecepatan atau kekuatan keluarnya hazard dari sumbernya.5. Memisahkan obyek dari sumber yang dapat menghancurkan.6. Memisahkan hazard dari obyek yang harus dilindungi dengan suatu sekat

pemisah.7. Mengubah kualitas dasar yang relevan dari hazard.8. Menjadikan obyek lebih tahan terhadap hazard yang akan merusaknya.9. Melakukan tindakan kontra untuk menahan bertambah parahnya kerusakan.10. Menstabilkan, mereparasi dan merehabilitas obyek yang terkena peril.

c. Pengendalian kerugian menurut lokasi:Menurut W. Haddon kemungkinan dan keparahan kerugian dari kecelakaan lalu lintas tergantung pada kondisi dari:1. Orang yang menggunakan jalan.2. Kendaraan.3. Lingkungan umum jalan yang meliputi faktor-faktor seperti: desain,

pemeliharaan, keadaan lalu lintas dan rambu-rambu.Engan memperbaiki faktor lingkungan umum (lokasi) kemungkinan dan keparahan kerugian karena kecelakaan lalu lintas di tempat tersebut akan dikurangi/ dihindarkan.

d. Pengendalian menurut timing:Pendekatan ini berkaitan dengan masalah kapan metode pencegahan/ pengendalian itu digunakan, yang dapat:1. Sebelum terjadinya peril.2. Selama peril terjadi.3. Sesudah peril terjadi.Di samping itu dapat pula diklasifikasikan pendekatan ini ke dalam metode pengendalian/ pencegahan pada:1. Fase perencanaan, segala perubahan-perubahan mendasar dalam operasi

perusahaan, seperti: pembelian mesin baru, penambahan bangunan dan sebagainya harus didahului dengan perencanaan pengendalian kerugian akibat perubahan-perubahan tersebut.

2. Fase pengamanan-perawatan, yaitu program untuk memeriksa pelaksanaan dan mengusulkan perubahan bila perlu.Contoh:

Page 50: Bahan Ajar Mr

Kualitas jasa penjagaan dari sistem alat pengamanan apakah sudah memadai dan sebagainya.

3. Fase darurat, meliputi program-program yang menjadi efektif dalam keadaan darurat. Contoh: pengadaan fasilitas pemadam kebakaran.

3. Analisis Kerugian dan Analisis Hazard

Langkah awal dalam mengendalikan risiko adalah melakukan identifikasi dan analisis terhadap:1. Kerugian-kerugian yang telag terjadi.2. Hazard yang menyebabkan suatu kerugian atau yang mungkin

menyebabkannya di masa mendatang.Agar langkah tersebut dapat berhasil dengan baik, maka diperlukan adanya:1. Suatu sistem pelaporan yang komprehensif.2. Inspeksi secara berkala.

1. Analisis Kerugian

Untuk bisa mendapatkan informasi yang memadai atas kerugian, maka Manajer Risiko perlu membangun suatu:a. Jaringan pemberi informasi.b. Formulir untuk melaporkan kerugian.

Pemberi informasi yang utama adalah para supervisor lini yang bertanggung jawab terhadap operasi dimana peril itu terjadi. Informasi dari laporan supervisor lini mempunyai berbagai manfaat, antara lain:a. Menilai performance pada Manajer Lini.b. Mengevaluasi operasi perusahaan, sehingga dapat menetapkan operasi

mana yang perlu dibetulkan.c. Mengidentifikasi hazard yang bersangkut-paut dengan peril.d. Menyediakan informasi yang dapat dipergunakan untuk memotivasi

manajer dan karyawan agar menaruh perhatian besar terhadap pengendalian kerugian. Informasi dapat pula diperoleh ari data-data statistik, dari data tersebut

dapat diperoleh:1. Perbandingan antara pengalaman perusahaan sendiri dengan perusahaan

lain atau perusahaan secaa umum.2. Pengetahuan tentang karakteristik setiap peril, sifat peril, sifat dan luasnya

kerugian, bulan-hari-jam terjadinya peril, karyawan/ supervisor yang tersangkut, hazard atau peristiwa yang melatar belakangi peril.

2. Analisis HazardAnalisis hazard harus tidak dibatasi hanya pada hazard yang telah

mengakibatkan peril di perusahaannya saja. Perlu pula menyelidiki hazard

Page 51: Bahan Ajar Mr

yang mungkin akan muncul, hazard dari pengalaman perusahaan lain atau pengalaman dari perusahaan asuransi. Alat-alat yang dapat digunakan dalam menentukan hazard melalui inspeksi antara lain;a. Checklist,b. Fault tree analysis.

3. Menentukan Kelayakan Ekonomisa. Kerugian yang timbul karena peril:

Kerugian-kerugian tersebut antara lain:1. Kerugian karena hilangnya waktu kerja dari karyawan yang cedewra

kaena terjadinya peril.2. Kerugian karena hilangnya waktu kerja bagi karyawan lain, yang

menolong karyawan yang terkena peril.3. Kerugian dari waktu yang terpakai supervisor untuk menyiapkan

laporan peril dan melatih karyawan lain untuk mengganti karyawan yang terkena peril.

4. Kerugian yang berkenaan dengan rusaknya mesin, peralatan harta yang lain, yang tidak langsung diakibatkan oleh peril.

5. Kerugian berkenaan dengan pembayaran penuh upah/ gaji karyawan yang telah pulih dari cederanya, tetapi kemampuannya menurun.

6. Kerugian karena hilangnya waktu produksi, terutama selama rehabilitasi terhadap mesin/ peralatan yang terkena peril.

b. Biaya opengendalian risiko:Biaya pengadaan, pemasangan dan perawatan peralatan

pengendalian risiko pada pokoknya dapat dibagi dalam tiga kategori:1. Pengeluaran modal/ investasi dan depresiasi untuk alat pencegah peril,

seperti: masker, pemadam kebakaran dan sebagainya.2. Biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk regu pemadam kebakaran,

konsultan dan sebagainya.3. Biaya untuk menjalankan program pencegahan, seperti upah

karyawan pelaksana pencegahan, inspeksi, perawatan preventif dan sebagainya.

Besarnya kemungkinan kerugian dan biaya pengendalian itu yang biasanya digunakan untuk membandingkan manfaat dari pengendalian risiko dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk pengendalian tersebut. Pekerjaan ini menghadapi dua persoalan:1. Karena manfaatnya biasanya tidak pasti, maka manfaat tersebut harus

dikalikan dengan probabilitas diraihnya manfaat,2. Baik manfaat maupun biaya dapat disebarkan pada biaya untuk

beberapa tahun, maka dalam menghitung harus membandingkan antara “present value” dan “expected cost”.

Page 52: Bahan Ajar Mr

Usaha pengendalian risiko apakah bermanfaat atau tidak dapat dievaluasi dengan menetapkan:1. Apakah kerugian akibat terjadinya peril dapat dikurangi dengan

adanya upaya pengendalian.2. Apakah kebijaksanaan keselamatan (safety policy) dan prosedur yang

dianjurkan oleh Manajer Risiko dijalankan. 3. Mengukur perubahan-perubahan dalam kerugaian dan biaya untuk

pencegahan, misalnya: premi asuransi, biaya-biaya karena peril, frekuensi peril, keparahan kerugian, yang harus dianalisis secara aggregat berdasarkan departemen dan berdasarkan exposure.

3. PemisahanPemisahan artinya memisahkan penempatan dari harta yang menghadapi risiko

yang sama. Maksud dari pemisahan adalah untuk mengurangi jumlah kerugian akibat peril.Contoh: Perusahaan yang mempunyai banyak truk, maka untuk memperkecil

kerugian karena kebakaran, truknya disimpan dalam beberapa pool.

4. Kombinasi atau PoolingKombinasi atau pooling adalah menambah banyaknya exposure unit dalam batas

kendali perusahaan yang bersangkutan, dengan tujuan agar kerugian yang akan dialami lebih dapat diramalkan, sehingga risikonya lebih kecil.

Untuk ini salah satu cara yang ditempuh adalah dengan mengadakan pengembangan internal. Contoh:

- Perusahaan transport memperbanyak armada truknya, agar probabilitas terjadinya kecelakaan diperkecil.

- Perusahaan asuransi mengkombinasi risiko murni dari banyak tertanggung.

5. Pemindahan RisikoPemindahan risiko dapat dilakukan dengan cara-cara:1. Hak milik atau kegiatan yang menghadapi risiko dipindahkan kepada pihak lain,

yang dinyatakan dengan tegas dengan berbagai transaksi atau kontrak.Contoh:Perusahaan yang menyerahkan pengangkutan produknya kepada perusahaan transport, bertujuan untuk memindahkan risiko dalam pengangkutan kepada perusahaan transport.

2. Risiko sendiri yang dipindahkan.Contoh:

Page 53: Bahan Ajar Mr

Dalam perjanjian sewa-menyewa rumah, biasanya pemilik rumah memindahkan risiko kerusakan kepada penyewa, yang biasanya terhadap kerusakan karena kelalaian penyewa.

B. Pembiayaan RisikoCara-cara yang dapat digunakan yaitu:

1. Memindahkan risiko dengan pembiayaan (risk financing transfer).2. Menangani sendiri risiko yang dihadapi, dengan meretensi.

1. Risk Financing TransfersPemindahan risiko melalui risk financing berarti transferor/ penanggung harus

mencari dana ekternal untuk membayar kerugian yang diderita oleh tertanggung, yang benar-benar terjadi, yang dikarenakan oleh peril yang dipindahkan.Pemindahan ini dapat dilakukan dengan cara-cara:1. Tranfer risiko kepada perusahaan asuransi (mengasuransi). 2. Transfer risiko kepada perusahaan yang bukan perusahaan asuransi (noninsurance

transfer).

1. Noninsurance TransferPemindahan risiko kepada pihak noninsurance biasanya dilakukan melalui

kontrak-kontrak bisnis biasa atau melalui kontrak khusus untuk pemindahan risiko. Isi kontrak adalah berkenaan dengan pemindahan tanggung jawab atas kerugian terhadap:a. Harta kekayaan,b. Net income,c. Personil,d. Tanggung jawab (liabilities) kepada pihak ketiga.

Ada beberapa “keterbatasan” dari noninsurance transfer, antara lain:1. Kontrak mungkin hanya memindahkan sebagian dari risiko yang menurut

pendapat Manajer Risiko harus dipindahkan ke pihak lain.2. Bahasa yang digunakan dalam kontrak adalah “Bahasa Hukum”, sehingga

kadang-kdang sukar dipahami oleh orang awam (termasuk Manajer Risiko), sehingga mudah menimbulkan salah pengertian.

3. Kontrak dapat dibatalkan oleh pengadilan bila isinya bertentangan dengan undang-undang, peraturan pemerintah, kebijaksanaan pemerintah atau dianggap tidak wajar bagi tertanggung.

4. MeretensiMeretensi artinya perusahaan menanggung sendiri risiko finansial dari suatu

peril dan ini adalah bentuk penanggulangan risiko yang paling umum/ banyak. Dimana sumber dananya diusahakan sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan.

Page 54: Bahan Ajar Mr

Penanggulangan semacam ini dapat bersifat “pasif” atau direncanakan “unplanned retention” dapat pula bersifat “aktif” atau direncanakan “planned retention”.

Retensi bersifat aktif bila Manajer Risiko telah mempertimbangkan metode-metode lain untuk menangani risiko dan kemudian memutuskan secara sadar untuk tidak memindahkan kerugian potensial tersebut, sehingga bila terjadi peril kerugiannya akan diperhitungkan sebagai “biaya yang tak terduga”.

1. Alasan Melakukan RetensiAda beberapa alasan mengapa suatu perusahaan melakukan retensi dalam

menanggulangi risiko, antara lain:1. Merupakan keharusan, karena tidak ada yang lain.2. Berdasarkan pertimbangan biaya, dimana memindahkan risiko biayanya lebih

mahal (loss allowance/ premi asuransi, loading/ biaya pemindahan/ profit margin) dibandingkan dengan kemungkinan besarnya kerugian.

3. Bila perkiraan expected loss dari Manajer Risiko lebih rendah daripada perkiraan perusahaan asuransi.

4. Berdasarkan prinsip “opportunity cost”, dimana Manajer Risiko berpendapat bahwa penggunaan dana untuk kepentingan investasi adalah lebih menguntungkan daripada untuk membayar premi.

5. Kualitas servis dari penanggung dianggap kurang memuaskan, dibandingkan dengan bila risiko tersebut ditangani sendiri.

2. Hal-hal yang Mendorong Penggunaan RetensiHal-hal yang mendorong Manajer Risiko menggunakan retensi dalam

penanggulangan risiko antara lain:1. Jika biayanya lebih rendah dibandingkan dengan yang akan dibebankan oleh

perusahaan asuransi.2. Jika expected lossnya lebih rendah daripada yang diperkiraan perusahaan

asuransi.3. Jika unit yang menghadapi risiko yang sama banyak jumlahnya, sehingga

risikonya lebih rendah dan probabilitasnya dapat diperhitungkan dengan lebih akurat.

4. Tujuan manajemen risiko menerima variasi yang lebih besar dalam kerugian tahunan.

5. Jika pembiayaan untuk memindahkan kerugian membengkak selama jangka waktu yang ckup panjang, sehingga menghasilkan opportunity cost yang lebih besar.

6. Adanya peluang yang kuat untuk melakukan investasi, sehingga memperbesar opportunity cost.

7. Keuntungan pelayanan internal “noninsurer servicing”.

Page 55: Bahan Ajar Mr

3. Kelemahan Penggunaan RetensiAda beberapa hal yang menyebabkan penggunaan retensi kurang menarik

untuk menangani risiko, antara lain:1. Sering biaya yang dikeluarkan dengan meretensi lebih besar daripada biaya

yang dibebankan oleh pihak asuransi.2. Expected lossesnya lebih besar daripada yang diperkirakan oleh perusahaan

asuransi.3. Exposures unitnya sedikit, yang berarti bahwa risikonya tinggi, sehingga

perusahaan yang bersangkutan tidak sanggup meramalkan besarnya kerugian secara memuaskan.

4. Ketidak-mampuan keuangan perusahaan untuk menopang meximum possible losses atau maximum probable losses dalam jangka pendek.

5. Tujuan manajemen risiko ditekankan pada “ketenangan pikiran” dan “variasi laba tahunan yang kecil” (relatif kecil).

6. Jumlah kerugian dan biaya membengkak selama jangka waktu pendek, sehingga mengurangi opportunity cost.

7. Peluang investasi yang terbatas dengan tingkat pengembalian (return) yang rendah.

8. Peraturan perpajakan yang lebih menguntungkan bila risiko diasuransikan (biaya pemidahan termasuk biaya).

4. Penyediaan Dana untuk RetensiAda beberapa cara yang dapat ditempuh untuk menyediakan dana untuk

melaksanakan program retensi, antara lain:1. Tidak perlu penyediaan dana sebelumnya.2. Dengan membentuk dana cadangan.

Cara ini mengandung kelemahan diantaranya:a. Pembentukan dana cadangan adalah pemindah-bukuan secara akunting.

Jadi tidak berupa uang tunai, sehingga bila terjadi peril yang harus dibiayai secara tunai perusahaan akan mengalami kesulitan.

b. Penafsiran besarnya expected loss jarang yang tepat.c. Apakah pembentukan dana semacam ini dapat diijinkan oleh Pemerintah

ditinjau dari segi perpajakan.3. Dengan asuransi sendiri (Self-insurance).

Perusahaan membentuk organisasi asuransi sendiri “Self-Insurer”, yang bertugas mengelola dana cadangan untuk membiayai pengelolaan risiko. Badan ini merupakan badan otonom, yang berhak menginvestasikan dana cadangan yang sedang nganggur, tetapi badan itu bukan perusahaan asuransi.

4. Dengan “Captive Insurer”Dimana perusahaan membentuk sebuah perusahaan asuransi, dimana nasabahnya seluruhnya atau sebagian besar perusahaan pendiri sendiri. Keuntungan cara ini adalah Captive-Insurer dapat melakukan re-asuransi.

Page 56: Bahan Ajar Mr

BAHAN AJAR (HAND OUT)

Bahan Kajian : Asuransi SKS : 3 (tiga)Kode : Program Studi : ManajemenPertemuan Ke : 7

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI:Memiliki kemampuan untuk memahami dan menjelaskan pemindahan risiko kepada pihak asuransi, yang terdiri atas: pengertian asuransi asuransi dari pihak penjamin dan terjamin, perbedaan asuransi dengan aktivitas-aktivitas lain, risiko yang ditanggung oleh pihak penanggung maupun pihak tertanggung.

Materi:Asuransi

A. Pengertian AsuransiB. Perbedaan Asuransi dengan Aktivitas-aktivitas lainC. Risiko Pihak PenanggungD. Risiko Pihak Tertanggung

A. Pengertian AsuransiAsuransi artinya transaksi pertanggungan, yang melibatkan dua pihak, tertanggung

dan penanggung. Dimana penanggung menjamin pihak tertanggung, bahwa ia akan mendapatkan penggantian terhadap suatu kerugian yang mungkin akan dideritanya, sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau yang semula belum dapat ditentukan saat/ kapan terjadinya. Sebagai kontra prestasinya di tertanggung diwajibkan membayar sejumlah uang kepada si penanggung, yang besarnya sekian persen dari nilai pertanggungan, yang disebut “premi”.

Dimana siapa yang berhak atas uang premi ada dua macam kemungkinan, yaitu:1. Uang premi tetap menjadi milik si penanggung, meskipun peril yang

dipertanggungkan tidak terjadi.2. Uang premi dikembalikan kepada si tertanggung, baik secara sekaligus maupun

secara berangsur-angsur, sesuai dengan perjanjian pada saat masa pertanggungannya habis (jatuh tempo) atau pada saat terjadi peril yang sesuai dengan isi perjanjian pertanggungan.

Hal penting yang terkandung dalam bisnis asuransi, antara lain:1. Ditinjau dari segi fungsional asuransi adalah sebagai suatu lembaga sosial-ekonomi

yang diciptakan untuk melakukan fungsi tertentu.2. Ditinjau dari segi hukum, maka asuransi adalah sebagai suatu perjanjian antara

penanggung dan tertanggung, mengenai pengalihan risiko tertentu dari tertanggung kepada penanggung dengan sejumlah pembayaran kepada penanggung (disebut

Page 57: Bahan Ajar Mr

premi). Surat perjanjiannya disebut polis, yang mengatur segala hak dan kewajiban dari masing-masing pihak.

3. Dari segi sifat kerugiannya, maka kerugian yang dapat diasuransikan dan bisa mendapatkan ganti rugi adalah bahwa kerugian tersebut haruslah merupakan kerugian yang terjadi karena suatu kecelakaan “Accidental Loss”Jadi sifat kerugiannya harus: datang dari luar, tidak dapat diduga terlebih dahulu kapan terjadinya, tidak disengaja dan ada unsur kerugiannya.

Ditinjau dari beberapa sudut, maka asuransi mempunyai mempunyai tujuan dan teknik pemecahan yang bermacam-macam, antara lain:a. Dari segi Ekonomi, maka:

Tujuannya: mengurangi ketidak-pastian dari hasil usaha yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan.

Tekniknya: dengan cara mengalihkan risiko pada pihak lain dan pihak lain mengombinasikan sejumlah risiko yang cukup besar, sehingga dapat diperkirakan dengan tepat besarnya kemungkinan terjadinya kerugian.

b. Dari segi Hukum, maka: Tujuannya: memindahkan risiko yang dihadapi oleh suatu obyek atau suatu

kegiatan bisnis kepada pihak lain.Tekniknya: melalui pembayaran premi oleh tertanggung kepada penanggung dalam

kontrak ganti rugi (polis asuransi), maka risiko beralih kepada penanggung.

c. Dari segi Tata Niaga, maka:Tujuannya: membagi risiko yang dihadapi kepada semua peserta program asuransi.Tekniknya: memindahkan risiko dari individu/ perusahaan ke lembaga keuangan

yang bergerak dalam pengelolaan risiko (perusahaan asuransi), yang akan membagi risiko kepada selutuh peserta asuransi yang ditangani.

d. Dari segi Kemasyarakatan, maka:Tujuannya: menanggung kerugian secara bersama-sama antar semua peserta

program asuransi.Tekniknya: semua anggota kelompok (kelompok anggota) program asuransi

memberikan konstribusinya (berupa premi) untuk menyantuni kerugian yang diderita oleh seorang/ beberapa orang anggotanya.

e. Dari segi Matematis, maka:Tujuannya: meramalkan besarnya kemungkinan terjadinya risiko dan nhasil

ramalan itu dipakai dasar untuk membagi risiko kepada semua peserta (sekelompok peserta) program asuransi.

Tekniknya: menghitung besarnya kemungkinan berdasarkan teori kemungkinan (probability theory), yang dilakukan oleh aktuaris maupun oleh underwriter.

Page 58: Bahan Ajar Mr

3. Definisi AsuransiDefinisi-definisi tersebut antara lain:

1. Menurut asuransi menurut Pasal 246 Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD) Republik Indonesia:“Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima suatu premi, untuk memberi penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan ataun kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tertentu. Berdasrkan definisi tersebut, maka asuransi terkandung 4 unsur, yaitu:a. Pihak tertanggung (Insured) yang berjanji untuk membayar uang premi

kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur.b. Pihak tertanggung (Insurer) yang berjanji akan membayar sejumlah uang

(santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur apabila terjadi sesuatu yang mengandung unsur tak tertentu.

c. Suatu peristiwa (accident) yang tak tertentu (tidak diketahui sebelumnya).d. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena

peristiwa yang tak tertentu.

2. Menurut Prof. Mehr dan Cammack:“Asuransi adalah alat sosial untuk mengurangi risiko, dengan menggabungkan sejumlah yang memadai unit-unit yang terkena risiko, sehingga kerugian-kerugian individual mereka secara kolektif dapat diramalkan, kemudian kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung”.

3. Menurut Prof. Willet:“asuransi adalah alat sosial untuk mengumpulkan dana guna mengatasi kerugian modal yang tak tentu, yang dilakukan melalui pemindahan risiko dari banyak banyak individu kepada seseorang atau sekelompok”.

4. Menurut Prof. Mark R. Green:“Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang bertujuan mengurangi risiko, dengan jalan mengombinasikan dalam suatu pengelolaan sejumlah obyek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu”.

5. Menurut C. Arthur William Jr dan Richard M. Heins:Mendefinisikan asuransi berdasarkan dua sudut pandang, yaitu;a. Asuransi adalah suatu pengamanan terhadap kerugian finansial yang

dilakukan oleh seorang penanggung.b. Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang atau

badan mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finasial.

Page 59: Bahan Ajar Mr

6. Menurut Molengraaff:“Asuransi kerugian adalah persetujuan dengan mana satu pihak penanggung- mengikatkan diri terhadap yang lain, tertanggung- untuk mengganti kerugian yang dapat diderita oleh tertanggung, karena terjadinya suatu peristiwa yang telah ditunjuk dan yang belum tentu serta kebetulan, dengan mana pula tertanggung berjanji untuk membayar premi”.Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa ‘Asuransi adalah suatu alat untuk mengurangi risiko yang melekat pada perekonomian, dengan cara menggabungkan sejumlah unit-unit yang terkena risiko yang sama atau hampir sama, dalam jumlah yang cukup besar, agar probabilitas kerugiannya dapat diramalkan dan bila kerugian yang diramalkan terjadi akan dibagi secara proporsional oleh semua pihak dalam gabungan itu”.

4. Macam-macam Usaha Asuransia. Dari segi Sifatnya

1. Asuransi Sosial atau Asuransi Wajib dimana untuk ikut serta dalam asuransi terdapat unsur paksaan atau wajib bagi setiap warga negara.

2. Asuransi Sukarela, dalam asuransi ini tidak ada paksaan bagi siapapun untuk menjadi anggota/ pembeli.

b. Dari segi Jenis Obyeknya 1. Asuransi Orang, yang meliputi antara lain: asuransi jiwa, asuransi

kecelakaan, asuransi kesehatan, asuransi beasiswa, asuransi hari tua dan lain-lain, dimana obyek pertanggungannya manusia.

2. Asuransi Umum atau Asuransi Kerugian, yang meliputi antara lain: asuransi kebakaran, asuransi pengangkutan barang, asuransi kendaraan bermotor, asuransi varia, asuransi penerbangan dan lain-lain, dimana obyek pertanggungannya adalah hak/ harta atau milik kepentingan seseorang.

Beberapa macam perusahaan asuransi yang sekarang ini sudah ada di Indonesia, antara lain:1. Perusahaan Asuransi Jiwa: Perusahaan asuransi yang bidang usahanya

risiko keuangan sebagai akibat dari kematian orang-orang yang memprtanggungkan jiwanya.

2. Perusahaan Asuransi Kerugian/ Umum: Perusahaan asuransi yang bidang usahanya menanggulangi risiko keuangan sebagai akibat kerugian karena peril yang menimpa barang-barang atau kepentingan yang dipertanggungkan.

Page 60: Bahan Ajar Mr

Perbedaan asuransi jiwa dengan asuransi kerugian dapat dijelaskan sebagai berikut:

Asuransi Jiwa Asuransi Kerugian1. Obyek pertanggungannya jiwa

manusia.

2. Risiko yang dihadapi dua hal:a. Yang pasti: kematianb. Yang tidak pasti: kapan

terjadinya kematian3. Risiko bila terjadi hanya sekali

dan klaim hanya dibayar sekali.

4. Dalam premi terdapat unsur:a. Tabungan, danb. Proteksi

5. Kontraknya umumnya berlaku untuk jangka panjang.

6. Pasal 253 KUHD tidak berlaku

1. Obyek pertanggungannya harta benda (bergerak maupun tidak bergerak) dan piutang.

2. Risiko bersifat spekulatif:a. Dapat terjadib. Tidak dapat terjadi

3. Kemungkinan terjadinya risiko dapat berkali-kali demikian juga klaimnya.

4. Dalam premi hanya terdapat unsur proteksi saja.

5. Kontraknya umumnya berlaku per periode, tergantung pada keadaan obyek yang dipertanggungkan, dapat pertahun, per kegiatan dan dapat diperpanjang.

6. Pasal 253 KUHD berlaku.Isi pasal 253 KUHD: azas pergantian yang seimbang, artinya ganti rugi

yang dibayarkan seimbang dengan besarnya kerugian.3. Perusahaan Re-Asuransi Umum: perusahaan asuransi yang bidang

usahanya menanggung risiko yang benar-benar terjadi dari pertanggungan yang telah ditutup oleh perusahaan asuransi jiwa maupun asuransi kerugian.Jadi re-asuransi adalah adalah mempertanggungkan kembali sejumlah risiko oleh sebuah perusahaan asuransi kepada perusahaan asuransi lainnya (reinsirer). Ada kemungkinan pula bahwa perusahaan re-asuransi, karena pertimbangan mengasuransikan lagi pertanggungan yang telah diterima. Pertanggungan ini disebut dengan “Retrosessi”.

4. Perusahaan Asuransi Sosial: Perusahaan asuransi yang bidang usahanya menanggung risiko finansial masyarakat kecil yang kurang mampu.

1. Macam-macam Asuransi menurut Bidang yang DitanganiMenurut jenis bidang yang ditangani ada beberapa macam asuransi, antara

lain:1. Asuransi Jiwa: pada hakekatnya merupakan suatu bentuk kerjasama antara

orang-orang yang menghindarkan atau minimal mengurangi risiko yang diakibatkan oleh risiko kematian, risiko hari tua, dan risiko kecelakaan.

2. Asuransi Kecelakaan Diri: yaitu usaha untuk melindungi risiko finasial akibat kecelakaan. Kecelakaan ini meliputi kecelakaan diri (personal

Page 61: Bahan Ajar Mr

accident), kecelakaan tenaga kerja (workmen’s accident) dan kecelakaan dalam pengangkutan (baik darat, laut dan udara).

3. Asuransi Sosial: merupakan asuransi yang menyediakan jaminan sosial bagi anggota masyarakat, baik secara lokal, regional ataupun nasional.

4. Asuransi Sosial Tenaga Kerja: yaitu perlindungan sosial bagi tenaga kerja, yang dijalankan melalui pola mekanisme asuransi, yang dikeloala oleh Perum ASTEK.

5. Asuransi Kesehatan: asuransi yang memberikan santunan kesehatan kepada seseorang (tertangggung) beberapa sejumlah uang untuk biaya pengobatan dan perawatan, bila diluar kehendak ia diserang penyakit. Santunan asuransi kesehatan dapat dilakukan melalui metode:a. Sejumlah uang: dimana besarnya santunan ditentukan ketika asuransi

ditutup.b. Dana sakit: dimana santunan kesehatan yang akan diberikan oleh

penanggung kepada tertanggung yang menderita sakit, yang besarnya disesuaikan dengan besar kecilnya biaya pengobatan, termasuk biaya untuk rawat inap.

6. Asuransi Kecelakaan Penumpang: asuransi yang mengelola perlindungan sosial dalam kecelakaan penumpang dan lalu lintas jalan, yang penyelenggaranya PT. Asuransi Kerugian Jasa Raharja.

7. Asuransi Kebakaran: pertanggungan yang menjamin kerugian/ kerusakan atas harta benda (tetap maupun bergerak) yang disebabkan oleh kebakaran.

8. Asuransi Kredit: adalah pertanggungan yang diberikan kepada pemberi kredit (bank, lembaga keuangan) terhadap risiko kredit, yaitu tidak diperolehnya kembali kredit yang telah diberikan oleh tertanggung kepada para nasabahnya.

9. Asuransi Rekayasa: atau engineering insurance adalah pertanggungan yang diterapkan pada proyek-proyek pembangunan, yang berhubungan dengan rekayasa (engineering). Yang memberikan perlindungan dalam pelaksanaan pembangunan.Asuransi ini digolongkan menjadi:a. Asuransi machinery breakdown (MB), yang menjamin kerugian/

kerusakan mesin-mesin dan tanggung jawab kepada pihak ketiga.b. Asuransi contractor’s all risk (CAR), yang menjamin kerugian/

kerusakan dialami dalam pembangunan proyek dan tanggung jawab kepada pihak ketiga.

c. Asuransi erection all risk (EAR), yang menjamin kerugian/ kerugian dalam pemasangan mesin-mesin/ instalasi dan tanggung jawab terhadap pihak ketiga.

10. Asuransi Perusahaan: yaitu pertanggungan yang meliputi:a. Asuransi pengiriman uang,b. Asuransi penyimpanan uang,

Page 62: Bahan Ajar Mr

c. Asuransi penggelapan uang,d. Asuransi pencurian uang,e. Asuransi proses perusahaan: kepentingan yang dijamin adalah kerugian

finansial yang diderita bila perusahaan tidak berjalan atau untuk sementara berjalan dibawah normal.

11. Asuransi Tanggung Gugat: yang dijamin adalah kewajiban untuk bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh pihak lain.

12. Asuransi Transportasi.

B. Perbedaan Asuransi dengan Aktivitas-aktivitas lain1. Perbedaan Asuransi Jiwa dengan Tabungan

Asuransi Jiwa Tabungan1. Besarnya uang yang akan diterima

dapat ditentukan sendiri oleh pemegang polis pada saat perjanjian dibuat.

2. Ada unsur keharusan (wajib) untuk membayar premi secara teratur.

3. Berapa besarnya premi yang harus dibayar sudah ditetapkan berdasarkan perhitungan aktuaria, termasuk juga waktu pembayarannya.

4. Terdapat fungsi proteksi finansial, yaitu jaminan terima uang yang pasti, sesuai dengan perjanjian.

5. Pada saat tertanggung meninggal dunia jumlah uang yang diterima sudah pasti, meskipun baru membayar premi yang lebih kecil.

6. Bersifat kolektif, semua untuk satu, kebebasan terbatas.

1. Besarnya uang yang akan diterima tergantung pada kemauan si penabung, kalau kemauannya makin besar, yang akan diterima makin tinggi.

2. Tidak ada unsur keharusan dalam menabung, sukarela, boleh menabung boleh tidak.

3. Besarnya uang yang ditabung setiap kali menabung tidak tetap, tergantung kemauan penabung.

4. Tidak terdapat fungsi proteksi terhadap risiko.

5. Besarnya uang yang diterima tergantung pada jumlah tabungan ditambah bunga.

6. Bersifat individual dan bebas.

2. Perbedaan Asuransi dengan PerjudianAsuransi Perjudian

1. Bertujuan mengurangi risiko yang sudah ada.

2. Bersifat sosial terhadap masyarakat, dapat memberikan keuntungan-keuntungan tertentu kepada masyarakat.

3. Besarnya risiko dapat diketahui dan dapat diukur besarnya kemungkinannya.

1. Risiko semula belum ada dan baru muncul sesudah orang ikut berjudi.

2. Bersifat “tidak sosial”, bisa mengacaukan rumah tangga/ masyarakat.

3. Besarnya risiko tidak dapat diketahui dan tidak dapat diukur kemungkinannya.

Page 63: Bahan Ajar Mr

4. Kontraknya tertulis dan mengikat kedua belah pihak.

4. Kontrak tidak tertulis dan realisasinya tergantung etikat baik masing-masing yang terlibat.

3. Perbedaan Asuransi dengan SpekulasiSpekulasi adalah suatu transaksi dimana salah satu pihak dengan suatu

pertimbangan tertentu setuju untuk menanggung suatu risiko. Spekulasi merupakan suatu metode penanggulangan risiko, yaitu metode pemindahan. Metode ini biasanya menyangkut jenis risiko yang perusahaan asuransi tidak mau menanganinya, baik karena tidak dapat diperkirakannya jumlah kerugian yang mungkin terjadi, maupun terhadap obyek yang mudah terkena kerugian.Persamaan dan perbedaan antara asuransi dengan spekulasi antara lain adalah:a. Persamaannya:

1. Tujuan kontraknya sama-sama untuk memindahkan risiko.2. Keduanya tidak mengandung unsur perjudian, karena tidak menciptakan

risiko baru.b. Perbedaannya:

Asuransi Spekulasi1. Kontrak persetujuannya adalah

pertanggungan.2. Risiko yang ditangani adalah

kerugian yang mungkin timbul.3. Transaksi asuransi bagaimanapun

juga lebih menguntungkan (operasinya berdasarkan hukum bilangan besar), sehingga dapat mengurangi risiko yang ada.

1. Kontrak persetujuannya adalah jual beli.

2. Risiko yang ditangani adalah kemungkinan perubahan harga.

3. Risiko tidak berkurang, hanya berpindah kepada orang lain yang sanggup menanggung risiko tersebut.

4. Perbedaan antara Asuransi dengan BondingBonding berasal dari kata bond yang artinya suatu akta resmi, dalam mana

salah satu pihak (disebut Surety atau penjamin) sepakat untuk memberikan ganti rugi kepada pihak lain (disebut Obligee atau orang yang mengutangkan) apabila pihak lain tersebut menderita kerugian oleh kegagalan orang yang ditanggung (disebut Prinsipal atau Obligor) dalam memenuhi kewajibannya.

Jadi pada hakekatnya juga merupakan suatu kontrak pertanggungan, tetapi mempunyai beberapa prinsip yang berbeda dengan asuransi. Perbedaannya antara lain:

Asuransi Bonding1. Meliputi dua pihak utama.2. Pihak menjamin tidak mempunyai

hak menagih kembali kepada tertanggung.

3. Tujuan utamanya menyebarkan

1. Meliputi tiga pihak utama.2. Pihak penjamin/ surity mempunyai

hak menagih kepada prinsipal terhadap apa yang telah dibayarkan kepada obligee.

3. Fungi utamanya peminjaman/ kredit

Page 64: Bahan Ajar Mr

kerugian di antara sesama kelompok tertanggung.

4. Sifat risikonya: menutup kerugian seseorang, tanpa harus mengenal pribadi tertanggung.

5. Kontrak dapat dibatalkan oleh penanggung bila tertanggung tidak memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian.

dari surity kepada prinsipal untuk mendapatkan bunga.

4. Sifat risikonya: menjamin kejujuran dan kemampuan seseorang; jadi surity harus mengenal prinsipal secara pribadi.

5. Surity tidak dapat membatalkan kontraknya, meskipun prinsipal tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada surity; surity tetap bertanggung jawab penuh atas kewajibannya terhadap obligee.

5. Perbedaan Asuransi Jiwa dengan AnuitasAnuitas adalah suatu kegiatan yang tujuannya membentuk dana (funds), agar

dapat digunakan di hari tua, pada saat orang sudah tidak mampu lagi mencari penghasilan. Yang penting disini adalah cara bagaimana mengumpulakan dana. Cara menghitungnya sama dengan menghitung bunga “bunga berganda” pada sistem anuitas. Perbedaan dengan asuransi jiwa antara lain:

Asuransi Jiwa Anuitas1. Tujuannya memperkecil risiko, yaitu

risiko keuangan yang mungkin timbul.

2. Memberi jaminan bila seseorang meninggal dunia sebelum saat tidak mempu mencari penghasilan (pensiun).

3. Makin lama tertanggung hidup, makin menguntungkan perusahaan asuransi (dapat menunda pembayaran kembali premi).

1. Tujuannya untuk membentuk dana yang dapat digunakan dihari tua nanti.

2. Memberi jaminan bila seseorang belum meninggal dunia, pada saat sudah tidak mampu lagi mencari penghasilan.

3. Makin lama orang yang bersangkutan hidup, makin merugikan penyelenggara anuitas, sebab makin besar pembayaran kepada yang bersangkutan.

C. Risiko Pihak Penanggung

1. PengertianPenanggung (perusahaan asuransi) mengasumsikan bahwa risiko adalah

“ketidakpastian yang dikaitkan dengan preposisi bahwa kerugian yang sebenarnya paling tinggi sama dengan kerugian yang diperkirakan”.

Semua keadaan yang menyebabkan tidak terpenuhinya asumsi teori probabilitas/ model binomial dapat dikatakan sebagai risiko dari pihak penanggung. Karena itu perusahaan asuransi harus berusaha untuk meminimumkan risiko tersebut. Kenyataan inilah yang sesungguhnya merupakan salah satu alasan

Page 65: Bahan Ajar Mr

mengapa asuransi dianggap sebagai “ilmu”, sebab dengan adanya kenyataan itu merupakan keharusan bagi perusahaan asuransi untuk melakukan study yang mendalam mengenai bagaimana cara-cara yang harus ditempuh agar risiko yang ditanggung oleh pihak asuransi dalam kenyataan sesungguhnya lebih kecil daripada yang diperkirakan.

2. Hukum Bilangan BesarHukum bilangan besar (The law of the large numbers) merumuskan bahwa

akan diperoleh jawaban yang semakin tepat atau yang dianggap memadai dengan jalan meningkatkan jumlah observasi yang dilakukan.

Hal itu juga dijumpai dalam ilmu statistik, yang menyatakan bahwa “apabila tidak diketahui probabilitas terjadinya suatu event, maka kita dapat mengestimasinya secara lebih pasti dengan jalan memperbesar jumlah observasi dalam proses sampling”. Juga kenyataan statistik “nilai rata-rata dari jumlah observasi yang besar akan mendekati rata-rata populasi dari mana observasi tersebut diambil.

3. Jumlah Exposures yang Diperlukan untuk Tingkat Keakuratan estimasi1. Pengertian

Asuransi diri sendiri (self insurer) adalah berkenaan dengan masalah “Berapa besar exposures yang dibutuhkan, untuk dapat mencapai tingkat keakuratan, sehingga frekuensi total kerugian yang sesungguhnya mendekati atau sama dengan frekuensi kerugian yang diestimasikan?”.

Untuk jawaban untuk pertanyaan ini bisa mengacu pada hukum bilangan besar yaitu “semakin besar jumlah exposures (mendekati tak terhingga) maka akan semakin akurat estimasi yang dihasilkan”.

Tetapi perlu diingat bahwa tidak mungkin orang dapat mengumpulkan sejumlah exposures yang sangat besar (mendekati tak terhingga) tersebut, sehingga untuk itu kita perlu pula menggunakan prinsip-prinsip matematik dan statistik tertentu, untuk membantu menjawab pertanyaan tersebut. Sekalipun asumsi-asumsi yang mendasari prinsip-prinsip tersebut tidak selalu dapat terpenuhi, tetapi paling tidak hal tersebut memungkinkan pihak penanggung membuat aproksimasi yang cermat, yang sangat berguna dalam membuat keputusan yang bijaksana.

2. Distribusi NormalBila kerugian-kerugian terjadi sebagaimana diasumsikan, maka

probabilitas frekuensinya kerugian akan mendekati pola distribusi normal. Dalam distribusi normal frekuensi terjadinya event yang diukur akan berdistribusi secara simetris dari nilai “Mean”.

Bila terdapat 100 unit exposures, dimana masing-masing mempunyai probabilitas terjadinya kerugian sebesar 30%, maka Mean jumlah kerugian 30,

Page 66: Bahan Ajar Mr

sedang probabilitas terjadinya kerugian 30 kerugian = 0,09, probabilitas terjadinya 26 kerugian = 0,06, probabilitas terjadinya 25 kerugian = 0,05 dan seterusnya. Bila keseluruhan probabilitas tersebut dijumlahkan maka hasilnya = 1, karena masing-masing event bersifat “mutually exclusive”.

Kegunaan dari fakta mengenai keugian yang berdistribusi normal adalah “memungkinkan kita untuk menghitung besarnya probabilitas kerugian, dimana besarnya kemungkinan kerugian akan berada dalam skala/ jarak tertentu dari “mean”nya. Untuk itu maka selanjutnya perlu diadakan pengukuran secara statistik tentang “dispersi” atau “standar deviasi”.

3. Confidence IntervalDari contoh di atas dapat diketahui bahwa expected losses 30 kerugian dari

100 unit exposures standard deviasinya sekitar sebesar 4,6, yang dapat dihitung dengan rumus:

√np(1−p)=√100 x 0,3(1−1,3)=√30 x 0,7=4,58Dengan demikian probabilitas 68% dari jumlah kerugian sesungguhnya

akan berada di antara 26 – 34 kerugian (+ 1 standard deviasi); probabilitas 95% dari jumlah kerugian sesungguhnya berada di antara 21 - 39 kerugian (+ 2 standard deviasi) atau coefficient of variation nya sebesarnya 30%.

Selanjutnya untuk mengestimasikan jumlah exposures yang dibutuhkan untuk mencapai tingakat keakuratan tertentu yang diinginkan dapat digunakan formula matematis berikut:

N= S2

4 e2

Dimana: N = jumlah unit exposures yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat

keakuratan tertentu. e = tingkat keakuratan yang diisyaratkan, yang diekspresikan

sebagai rasio dari kerugian sesungguhnya terhadap total sampel.S = jumlah standard deviasi dari distribusi, dimana nilai S

menginformasikan “dengan tingkat keyakinan berapa” (confidence) kita dapat menyatakan hasil yang diperoleh.

Dari contoh di atas, kalau kita menginginkan confidence of intervalnya/ tingkat keyakinannya 95%, yang bearti dengan 2 standard deviasi, maka:a. Bila menginginkan tingkat keakuratan 95% (S=1,96), maka exposures yang

harus dimiliki:1,962

4 (0,0)2=±2.500 exposures .

b. Bila menginginkan tingkat keakuratannya 20% (S=0,26), maka exposures yang harus dimiliki:

Page 67: Bahan Ajar Mr

0,262

4 (0,05)2=± 42exposures .

4. Tabel KredibilitasPemakaian model matematis dalam menentukan jumlah exposures unit

yang dibutuhkan untuk mencapai tingkat kestabilan kerugian adalah merupakan hal yang sangat penting dalam pengoperasian tabel kredibilitas, yang menunjukkan tingkat keterandalan (degree of reliability) yang dapat ditanggung oleh pihak penanggung atas jumlah unit exposures yang dimiliki.

D. Risiko Pihak Tertanggung 1. Pengertian

Risiko pasar bagi individu (tertanggung) adalah “ketidak pastian” sehubungan dengan “apakah suatu kerugian akan menimpa dirinya?”.

Seseorang mungkin saja mengatakan bahwa probabilitas kerugian yang dihadapi sangat kecil, tetapi dia tidak akan mempunyai cara untuk mengetahui besarnmya probabilitas itu, sebab dia tidak mengetahui cara untuk mengetahui “dimana” atau “atas nama siapa” kerugian tersebut akan terjadi. Demikian juga kalau seseorang mengatakan bahwa perasaan hatinya atau berdasarkan pengalaman orang lain, yang berkondisi sama dengan dirinya.

Di samping itu bagi individu adalah hal yang sangat sulit untuk memperoleh jumlah exposures yang memadai, yang dapat dipakai sebagian dasar pencapaian tingkat keakuratan yang diinginkan dari prediksi yang dilakukan.

2. Teori Nilai Guna BatasSalah satu metode pendekatan dalam mempelajari masalah besarnya/

probabilitas risiko bagi individu adalah melaui konsep “utility” (nilai guna), khususnya teori mengenai nilai guna batas atau marginal utility theory. Yaitu konsep mengenai nilai subyektif bagi seseorang (konsumen) atas barang terakhir yang dibelinya. Diman diasumsikan bahwa setiap pembelian terhadap barang yang sama akan mempunyai nilai yang semakin berkurang dibandingkan dengan unit barang sebelumnya, meskipun harganya sama, sehingga semakin banyak suatu jenis barang yang dibeli, maka akhirnya akan dicapai suatu titik dimana harga barang tersebut lebih tinggi dari nilai guna yang diberikannya, sehingga ia tidak membeli barang tersebut. Konsep ini dalam teori ekonomi dikenal dengan “Hukum Gossen I”.

Konsep tersebut bila diterapkan dalam masalah besarnya probabilitas risiko yang dihadapi individu adalah Expected loss dari suatu kejadian yang belum pasti, bagi seorang yang kaya akan mempunyai utility yang lebih kecil atau kurang serius bila dibandingkan dengan Expected loss dari kejadian yang sama bagi seorang miskin.

Page 68: Bahan Ajar Mr

Bagi seorang salesman dibidang asuransi dalam meyakinkan calon nasabah tentang besarnya probabilitas risiko yang dihadapi tahap-tahap yang harus dilakukan adalah:1. Mencari jalan untuk mengukur utility bagi masing-masing individu/ calon

nasabah.2. Mengukur sikap masing-masing individu/ calon nasabah terhadap risiko.3. Menentukan seberapa jauh keseriusan dari suatu jenis risiko bagi individu/

calon nasabah yang bersangkutan.

Page 69: Bahan Ajar Mr

BAHAN AJAR (HAND OUT)

Bahan Kajian : Dampak Asuransi terhadap Kehidupan Sosial-Ekonomi SKS : 3 (tiga)Kode : Program Studi : ManajemenPertemuan Ke : 8

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI:Memiliki kemampuan untuk memahami dan menjelaskan dampak asuransi terhadap kehidupan sosial-ekonomi, yang terdiri atas: fungsi asuransi, faktor-faktor yang mendorong timbulnya usaha asuransi, pengaruh asuransi terhadap kehidupan sosial-ekonomi, aspek produktif dari asuransi, dan asuransi dan teori nilai guna batas.

Materi:Dampak Asuransi terhadap Kehidupan Sosial-Ekonomi

A. Fungsi AsuransiB. Faktor-faktor yang Mendorong Timbulnya Usaha AsuransiC. Pengaruh Asuransi terhadap Kehidupan Sosial-EkonomiD. Aspek Produktif dari AsuransiE. Asuransi dan Teori Nilai Guna batas

A. Fungsi AsuransiDalam asuransi, tertanggung dengan membayar premi berakibat risiko

kemungkinan terjadinya kerugian telah dipindahkan ke perusahaan asuransi. Dengan demikian tertanggung telah mendapat semacam perlindungan seandainya dia nanti terkena peril. Jadi dengan membayar premi biaya kerugian yang mungkin diderita pada masa mendatang relatif menjadi pasti, yaitu sebesar premi yang dibayar. Sebab kalau terjadi peril, ia akan menerima ganti rugi sebesar kerugian yang diderita (dalam asuransi jiwa). Usaha untuk memberikan perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya kerugian pada masa mendatang itulah sebenarnya yang melatar belakangi timbulnya ide adanya usaha asuransi.

Bagaimana peranan asuransi dalam kehidupan sosial-ekonomi dapat kita lihat dari pernyataan seorang ahli asuransi John H. Magee yang menyatakan: “Pentingnya kedudukan asuransi sebagai suatu lembaga dan kontribusi terhadap perkembangan sosial-ekonomi dewasa ini tidak ternilai harganya”.Selanjutnya bagaimana pentingnya asuransi bagi masyarakat bagi masyarakat Indonesia adalah seperti apa yang dikemukakan oleh seorang ahli asuransi: “bahwa sampailah

Page 70: Bahan Ajar Mr

saatnya Pemerintah untuk mengasuransikan masyarakat dan memasyarakatkan asuransi”.

B. Faktor-faktor yang Mendorong Timbulnya Usaha AsuransiAda beberapa faktor yang mendorong timbulnya usaha asuransi sebagai salah satu

bidang usaha yang tujuannya untuk memberikan perlindungan terhadap bahaya kerugian yang mungkin menimpa seseorang/ lembaga, yaitu dengan cara memberikan santunan/ ganti rugi kepada para peserta program asuransi yang terkena peril. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:

1. keinginan untuk memberikan kepastian kepada para peserta program asuransi/ tertanggung terhadap risiko kerugian yang dihadapi.

2. Dengan adanya kepastian, maka tertanggung akan merasa aman terhadap bahaya kerugian. Jdai di samping memberikan kepastian maka asuransi juga bertujuan memberikan rasa aman kepada para tertanggung.

3. Bila seseorang berada dalam bahaya karena: kehilangan sumber pendapatan, kehilangan rumah tempat tinggalnya atau kedudukannya dalam masyarakat, maka yang bersangkutan akan diliputi rasa kekhawatiran dan bila risiko itu demikian besarnya akan menimbulkan rasa ketakutan.

4. Perlu kiranya diperhatikan bahwa keinginan/ usaha-usaha untuk memperoleh rasa aman dari setiap orang mempunyai sisi lai. Yaitu dapat mengakibatkan orang menghindari usaha-usaha yang mengandung risiko yang besar, yang memberikan kemungkinan untuk memperoleh keuntungan yang besar pula.

1. Rasa Aman dan Kontribusi timbal-BalikBila menganalisa faktor-faktor yang melatar belakangi timbulnya usaha asuransi

dari segi “Sosiologi”, kita bisa menarik kesimpulan bahwa usaha asuransi sebenarnya berakar pada kebiasaan tertentu yang berlaku dalam masyarakat. Dimana bila sebuah keluarga tidak lagi dapat memberikan perlindungan yang dianggap penting atas keadaan seseorang, maka timbullah upaya-upaya untuk mencari rasa aman secara bersama-bersama. Yaitu akan terjadi kontribusi sukarela bila salah seorang anggota kelompoknya menderita kerugian, bila yang bersangkutan sendiri tidak mampu mengatasinya, yang di masyarakat kita lebih dikenal dengan istilah “perilaku gotong-royong”. Dimana kontribusi tersebut timbul dari rasa hati yang “welas asik”.

C. Pengaruh Asuransi terhadap Kehidupan Sosial-EkonomiManfaat asuransi bagi mereka yang terlibat langsung dalam asuransi, artinya bagi

mereka yang menjadi nasabah dari suatu perusahaan asuransi.1. Memberi rasa aman.sesuai dengan motivasi uatama yang mendorong lahirnya usaha

asuransi yaitu dorongan naluriah yang ada pada diri setiap orang, yaitu keinginan akan rasa aman.

Page 71: Bahan Ajar Mr

2. Melindungi keluarga dari perpecahan.3. Mengeliminir ketergantungan.4. Menjamin kehidupan wanita karier.5. Konstribusi terhadap pendidikan, terutama penyediaan dana pendidikan bagi anak-

anak setelah orang tua atau yang bertanggung jawab membiayainya meninggal dunia atau menurunya kemampuanya.

6. Kontribusi terhdap lembaga-lembaga sosial.7. Memberikan manfaat untuk pemupukan kekayaan.8. Stimulasi menabung.9. Menyediakan dana yang dibutuhkan untuk investasi.

D. Aspek Produktif dari Asuransi1. Pengertian

Para pemimpin perusahaan-perusahaan besar atau para pemilik modal, yang mempunyai dana yang melimpah sekalipun, akan tetap merasa enggan untuk menginvestasikan dananya, baik dalam perusahaannya sendiri maupun perusahaan lain, apabila mereka merasa adanya kemungkinan bahwa investasi tersebut mengakibatkan hilangnya sama sekali modal yang diinvestasikan, karena adanya bahaya-bahaya seperti: kebakaran, perampokan, penipuan, dan sebagainya.

Kemauan menanggung risiko adalah merupakan unsur yang fundamental dalam sistem perekonomian bebas. Artinya apabila suatu perusahaan ingin untuk memperoleh keuntungan dalam bidang usahanya, maka kehadiran risiko dan ketidak pastian tidak dapat dihindari. Jadi kesempatan untuk memasuki bidang udaha dengan tujuan untuk mencari keuntungan tidak dapat dipisahkan dengan risiko akan terjadinya kerugian.

Dimana dengan munculnya usaha asuransi, maka kemungkinan orang untuk memindahkan risiko-risiko tersebut kepada perusahaan asuransi. Dengan demikian usaha-usaha untuk mencari keuntungan yang lebih besar dengan risiko yang lebih besar pula dapat berjalan.

2. Peranan Asuransi dalam Memproduktifkan Kegiatan Ekonomi dan Sosial1. Melengkapi persyaratan kredit

Contoh:- Pembelian rumah secara kerdit (KPR-BTN/ BPS), rumah yang dibeli akan diikat

dengan hipotik dan diasuransikan oleh bank keditur atas beban debitur.- Perusahaan dagang yang menjaminkan degangannya untuk kredit yang diterima,

biasanya ia harus juga mempunyai “credit insurance”.- Dalam “executive credit”, dimana seseorang executive dapat mendapatkan

“open account credit” bila ia mempunyai polis asuransi (jiwa), dengan nilai pertanggungan yang memadai.

2. Mempercepat laju pertumbuhan ekonomi

Page 72: Bahan Ajar Mr

Kontrak-kontrak dalam asuransi umum/ kerugian/ commercial insurance biasanya mensyaratkan agar premi dibayar di muka. Artinya premi harus dibayar terlebih dahulu sebelum tertanggung menerima jasa dari perusahaan asuransi. Meskipun premi tersebut buikan milik perushaan asuransi sebelum perjanjian asuransinya jatuh tempo, tetapi karena jatuh tempo perjanjian-perjanjian asuransi yang dimiliki oleh perusahaan asuransi sangat bervariasi, maka dana yang terkumpul yang kemudian menjadi milik perusahaan asuransi, dengan berlalunya waktu makin menjadi besar. Karena biasanya besarnya nilai ganti rugi yang dibayarkan kepada para teratnggung lebih kecil dari pada premi yang dikumpulkan selama periode waktu yang sama.

3. Mengurangi biaya modalDalam rangka untuk dapat menarik modal untuk membiayai bidang-bidang usaha yang berisiko besar/ tinggi, maka tingkat pendapat/ return/ bunga yang akan diberikan kepada pemilik modal harus tinggi pula. Sebab seperti kita tingkat risiko dan return adalah merupakan dua hal yang satu sama lain sangat berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan.Contoh:

Orang mau membeli obligasi pemerintah, meskipun bunganya rendah. Sebab risiko yang dihadapi dengan membeli obligasi pemerintah adalah sangat kecil.

4. Menjamin kestabilan Organisasi/ PerusahaanUmumnya para pimpinan perusahaan telah menyadari arti pentingnya asuransi sebagai salah satu faktor untuk menciptakan goodwill/ hubungan yang harmonis antara kelompok pimpinan dan kelompok karyawan, khususnya asuransi jiwa, asuransi kecelakaan dan asuransi kesehatan. Artinya policy pimpinan perusahaan yang mengikutsertakan karyawannya dalam program asuransi seperti tersebut di atas, baik dengan cara sebagian atau seluruh premi ditanggung perusahaan, akan membawa dampak psikologis yang sangat berarti bagi karyawan, yang selanjutnya tentu akan berdampak positif terhadap perilaku mereka, antara lain dapat mengurangi/ mencegah adanya pemogokan, penyelewengan atau penyalahgunaan. Karena karyawan merasa mendapat perhatian yang baik dari pihak perusahaan atas risiko/ keidak pastian yang mereka hadapi.

5. Dapat memperhitungkan besarnya biaya insiden dengan cara yang lebih pasifBila ada suatu perusahaan yang cukup kuat untuk menanggung sendiri semua risiko kerugian yang mungkin dideritanya, maka di dalam menghitung biaya produksinya, dimana dia harus memasukkan unsur risiko kerugian yang diperkiraan yang akan terjadi di masa mendatang, karena risiko kerugian merupakan salah satu unsur biaya, dia akan mengalami kesulitan. Dia tidak akan dapat menghitung secara pasti berapa besarnya risiko kerugian tersebut.

Page 73: Bahan Ajar Mr

Kesulitan ini akan dengan mudah dapat diatasi apabila pengusaha tersebut mengasuransikan risiko kerugian tersebut. Sebab dengan mengasuransikan dia dapat menentukan secara pasti besarnya risiko kerugian yang dihadapi, yaitu sebesar premi asuransi yang telah dibayar untuk pengasuransian risiko kerugian tersebut.Hal ini dapat digambarkan secara singkat sebagai berikut:Perhitungan biaya tanpa asuransi:

- Biaya bahan + Biaya personil + Overhead + Risiko Kerugian (?) = Biaya total (?)Perhitungan biaya dengan asuransi:

- Biaya bahan + Biaya personil + Overhead + Premi Asuransi (Pasti) = Biaya Total (Pasti).

6. Penyediaan service yang profesionalUsaha asuransi dewasa ini sudah semakin banyak yang bergerak di bidang usaha yang bersifat teknis, lebih-lebih dengan semakin pesatnya perkembangan di bidang teknologi, sehingga usaha-usaha untuk memberikan bantuan teknis (yang bersifat profesional) baik kepada individu maupun perusahaan, semakin didasari oleh perusahaan-perusahaan asuransi, dengan tujuan agar individu atau perusahaan-perusahaan yang dibantu dapat melakukan aktivitasnya dengan baik dan efisien. Contoh:

- Dalam asuransi jiwa, pemberian pelayanan checking kesehatan terhadap pemegang polis oleh dokter-dokter ahli dari perusahaan asuransi, dengan Cuma-Cuma akan sangat bermanfaat bagi upaya pemeliharaan kesehatan.

- Dalam asuransi kerugian, nasihat-nasihat teknis yang diberikan oleh ahli-ahli teknik dari perusahaan asuransi kepada nasabah, mengenai cara pemeliharaan alat-alat produksi, akan mencegah atau memperkecil risiko kerusakan alat pada saat proses produksi, sehingga proses produksi tidak terganggu.

7. Mendorong usaha pencegahanBanyak perusahaan asuransi (berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya) yang telah melakukan usaha-usaha yang sifatnya mendorong perusahaan/ individu yang menjadi tertanggung, untuk meningkatkan upaya-upaya pencegahan/ melindungi diri dari bahaya-bahaya yang dapat menimbulkan kerugian, sebab semua pihak akan lebih senang bila tidak terjadi kerugian daripada terjadi kerugian, meskipun bagi tertanggung bila terjadi kerugian dia akan mendapatkan ganti rugi yang sepadan.

8. Membantu upaya peningkatan konservasi kesehatanUsaha-usaha lain yang sangat erat kaitannya dengan usaha-usaha yang dilakukan untuk menghindari/ memperkecil penyebab timbulkan kerugian kampanye-kampanye yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan asuransi jiwa kepada para pemegang polisnya khususnya maupun kepada masyarakat pada umumnya, yang berkaitan dengan upaya pencegahan kematian atau pemeliharaan kesehatan,

Page 74: Bahan Ajar Mr

seperti: bantuan pada kecelakaan pertama, hygienitas, sanitasi, peningkatan gizi dan usaha-usaha lain untuk mencegah timbulnya penyakit. Juga kegiatan pengecekan kesehatan secara berkala oleh perusahaan asuransi jiwa terhadap para pemegang polisnya, bertujuan untuk dapat mendeteksi penyakit yang mungkin diderita para nasabahnya sendiri-sendiri mungkin serta dapat melakukan pengobatan/ pencegahan dimana perlu.

E. Asuransi dan Teori Nilai Guna batasPertanyaan yang sering muncul, yang berkaitan dengan kegiatan pokok perusahaan

asuransi adalah: “Apabila adanya risiko meningkatkan biaya, mengapa perusahaan asuransi masih dapat menarik modal yang begitu besar dan memberikan santunan serta memungkinkan perusahaan asuransi menekan biaya kerugian?”

Ada dua jawaban yang dapat diberikan untuk menjawab pertanyaan tersebut, yaitu:1. Melalui mengelompokkan risiko, perusahaan asuransi telah berhasil menekan sejauh

mungkin ketidak-pastian.2. Melalui analisa cara kerja “teori nilai guna batas” (marginal utility theory), dimana

“dalam suatu periode tertentu maka unit-unit berikut dari barang yang dikonsumsi akan memberikan nilai keguanaan yang semakin berkurang”Pernyataan ini dalam teori ekonomi lebih dikenal dengan “Hukum Gossen I”.

Hukum/ teori nilai guna batas tersebut berlaku pula di dalam masalah permodalan. Dimana orang yang mempunyai modal yang kecil akan memiliki tingkat kesediaan memikul risiko yang lebih kecil dibandingkan dengan mereka yang mempunyai modal yang besar. Kenyataan ini dapat mengakibatkan orang-orang yang mempunyai modal yang kecil berusaha mengalihkan risikonya, yang dia tidak sanggup menanggung kepada mereka yang mempunyai modal yang besar (dalam hal ini bisa perusahaan asuransi).

Page 75: Bahan Ajar Mr

BAHAN AJAR (HAND OUT)

Bahan Kajian : Beberapa Prinsip Dasar dalam Asuransi SKS : 3 (tiga)Kode : Program Studi : ManajemenPertemuan Ke : 9

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI:Memiliki kemampuan untuk memahami dan menjelaskan beberapa prinsip dasar dalam asuransi, yang terdiri atas: syarat-syarat risiko yang dapat diasuransikan, beberapa prinsip dasar perjanjian asuransi, dan pelaksanaan prinsip “utmost good faith”.

Materi:Beberapa Prinsip Dasar dalam Asuransi

A. Syarat-syarat Risiko yang Dapat DiasuransikanB. Beberapa Prinsip Dasar Perjanjian AsuransiC. Pelaksanaan Prinsip “Utmost Good Faith”

A. Syarat-syarat Risiko yang Dapat DiasuransikanSyarat-syarat risiko yang dapat diasuransikan dapat dibagi dalam dua kelompok,

yaitu:1. Persyaratan-persyaratan dilihat dari sudut pandang/ kepentingan perusahaan asuransi/

penanggung.2. Persyaratan-persyaratan dilihat dari sudut pandang/ kepentingan terganggung.

1. Persyaratan dari Sudut Pandang Perusahaan AsuransiDari sudut pandang/ kepentingan perusahaan asuransi ada beberapa persyaratan

agar suatu risiko dapat diasuransikan yaitu:1. Jumlah obyek pertanggungan harus memenuhi syarat baik kualitas maupun

kualitasnya, agar dapat diperhitungkan besarnya kemungkinan kerugian yang seimbang.

2. Kerugian yang terjadi harus secara kebetulan dan bersifat tidak disengaja.3. Kerugiannya bila terjadi harus dapat ditentukan dan diukur.4. Kerugian tidak berkenaan dengan hal-hal yang keadaaannya sangat

membahayakan (merupakan bencana besar).

Page 76: Bahan Ajar Mr

2. Persyaratan Dipandang dari Sudut Kepentingan TertanggungDari sudut pandang kepentingan tertanggung ada dua kepentingan utama

terhadap risiko yang dapat diasuransikan, yaitu:1. Potensi kerugian harus cukup kuat, sehingga perlu ada (jaminan) perlindungan.2. Kemungkinan kerugiannya tidak terlalu tinggi.

1. Jelas bahwa kebanyakan orang secara normal tidak akan mencoba mengasuransikan beberapa kemungkinan kerugian yang kecil-kecil, yang dia sendiri sanggup menanggungnya.

2. Tampaknya adalah berlawanan bila dinyatakan bahwa salah satu kepentingan dari orang yang mengasuransikan ialah bahwa seharusnya dia tidak melindungi dirinya terhadap kerugian yang kemungkinannya tinggi.

B. Beberapa Prinsip Dasar Perjanjian Asuransi1. Prinsip Adanya Kepentingan yang dapat Diasuransikan

Prinsip hukum utama yang mendasari semua kontrak asuransi adalah: “adanya kepentingan yang dapat diasuransikan” (adanya “insurable interest”). Artinya jika suatu kejadian dapat menimbulkan kerugian kepada seseorang, maka berarti orang yang bersangkutan mempunyai kepentingan terhadap kerugian tersebut. Agar orang tersebut dapat mengasuransikan kerugian itu maka kepentingan itu harus dapat diasuransikan. Jadi orang yang bersangkutan (yang akan mengasuransikan) harus dapat menunjukkan kerugian finasial yang menimpa dirinya bila terjadi suatu kerugian terhadap suatu obyek yang akan diasuransikan.Syarat ini sangat penting untuk mencegah terjadinya:

1. Tertanggung mengajukan suatu tuntutan ganti rugi kepada perusahaan asuransi, padahal dia tidak menderita kerugian apapun.

2. Asuransi berubah menjadi kontrak perjudian.3. Tindakan melawan hukum untuk kepentingan mendapatkan ganti rugi.

1. Hal-hal yang Mendukung Adanya Insurable InterestAda beberapa hal yang mendukung/ merupakan persyaratan adanya

insurable interest bagi seseorang terhadap obyek yang dapat diasuransikan, yaitu antara lain:a. Kepemilikan, pemilik yang syah dari obyek asuransi adalah orang yang

mempunyai insurable interest terhadap obyek tersebut.b. Penyewa dalam kintrak sewa-menyewa jangka panjang mempunyai insurable

interest terhadap obyek persewaan yang bersangkutan.c. Kreditur yang mempunyai kedudukan kuat, yaitu yang mempunyai “hak

hipotik” mempunyai insurable interest terhadap obyek yang dihipotikkan.d. Dalam kontrak kerja, dimana kontraktor bangunan mempunyai insurable

interest terhadap proyek atau bangunan yang sedang dikerjakan, sebab kontraktor yang bersangkutan mempunyai hak mekanis terhadap obyek kontrak kerja.

Page 77: Bahan Ajar Mr

e. Dalam asuransi jiwa yang mempunyai insurable interest adalah dirinya sendiri atau ahli waris yang sah.

f. Hubungan keluarga, misalnya suami-istri, orang tua-anak. g. Hubungan kreditur-debitur, dimana seorang kreditur dapat

mengasuransikan debiturnya, karena kematian debitur akan merugikan bagi si kreditur.

2. Kapan Insurable Interest Harus AdaUntuk menentukan kapan insurable interest harus ada, harus dibedakan

apakah itu asuransi jiwa atau asuransi kerugian. Sebab untuk kedua jenis asuransi itu mempunyai ketentuan yang berbeda tentang kapan insurable interest harus ada.1. Pada asuransi jiwa insurable interest sudah ada pada saat kontrak perjanjian

asuransi ditanda tangani, tetapi tidak perlu harus ada pada saat terjadi peril atau jatuh tempo.

2. Sebaliknya pada asuransi kerugian, insurable interest tidak perlu ada saat kontrak ditanda tangani, tetapi harus ada pada saat terjadi peril.

2. Prinsip IndemnitasAsuransi adalah suatu kontrak “indemnitas”, yaitu suatu perjanjian penggantian

kerugian dimana ganti rugi yang diberikan tidak boleh melebihi kerugian yang sebenarnya.

Perbedaan antara prinsip indemnitas dan prinsip insurable interest adalah “kalau insurable interest berkenaan dengan penentuan apakah kerugian itu diderita oleh yang bersangkutan atau tidak, sedang prinsip indemnitas adalah berkaitan dengan pengukuran besarnya nilai kerugian.

Prinsip indemnitas tetap berlaku pula bagi orang yang mengasuransikan 1 (satu) obyek pada lebih dari 1 (satu) perusahaan asuransi, dimana tertanggung tetap menerima ganti rugi sebesar nilai kerugiannya. Sedang beban dari penanggung adalah proporsional dengan besarnya nilai pertanggungan masing-masing.

Prinsip ini memberikan manfaat praktis bagi maupun bagi masyarakat secara keseluruhan, sebab:1. Jika tertanggung dapat memperoleh untung atas terjadinya suatu kerugian, maka

akan banyak orang tergoda untuk menimbulkan kerugian. 2. Jika ada kerugian yang bukan karena kebetulan, tetapi karena ada unsur

kesengajaan yang didorong oleh keinginan mendapatkan keuntungan dari peril, maka perusahaan asuransi tidak meramalkan besarnya kemungkinan terjadinya kerugian (dengan menggunakan teori probabilitas) dengan baik.

3. Prinsip Subrogasi

Page 78: Bahan Ajar Mr

Prinsip ini juga bertujuan agar seseorang tidak memperoleh keuntungan dari terjadinya kerugian, jika pihak yang menyebabkan terjadinya kerugian juga memberikan ganti rugi.

Prinsip ini isi pokoknya adalah: apabila tertanggung telah menerima ganti rugi dari penanggung, maka hak menuntut kepada pihak yang dianggap menimbulkan kerugian akan berpindah kepada penanggung. Dengan demikian tertanggung tidak dapat menerima ganti rugi dari penanggung bila ia telah menerima ganti rugi dari penanggung dan dari pihak ketiga apabila pihak ketiga tidak sanggup memberikan ganti rugi sebesar kerugian yang sebenarnya, tetapi jumlah ganti rugi dari penanggung dan dari pihak ketiga secara keseluruhan juga tidak boleh melebihi nilai kerugian yang sebenarnya.

Dalam kaitan dengan prinsip ini hukum menentukan bahwa:1. Tertanggung tidak boleh melakukan sesuatu yang dapat merusak atau

mengurangi hak subrogasi dari penanggung. Bila tertanggung sampai berbuat demikian pihak asuransi berhak menolak memberikan ganti rugi terhadap kebakaran tersebut.

2. Perdamaian antara tertanggung dengan pihak ketiga (yang menyebabkan kerugian) tidak dapat menghilangkan hak subrogasi dari penanggung.

4. Prinsip “Utmost Good Faith”Yaitu prinsip adanya iktikad baik atas dasar percaya mempercayai antara pihak

penanggung dengan pihak tertanggung dalam melaksanakan kontrak penutupan pertanggungan (asuransi) artinya:- Si penanggung dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang

luasnya syarat/ kondisi dari asuransi yang bersangkutan dan menyelesaikan tuntutan ganti rugi sesuai dengan syarat dan kondisi pertanggungan.

- Sebaliknya tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas obyek atau kepentingan yang dipertanggungkan, artinya dia tidak boleh menyembunyikan keterangan yang diketahuinya dan harus memberikan keterangan yang benar tentang sebab-masabab terjadinya kerugian.

C. Pelaksanaan Prinsip “Utmost Good Faith”Pelaksanaan prinsip dari Tumost good faith berkaitan dengan masalah –masalah:

representasi, concealments dan warranty atau jaminan. Masalah-masalah tersebt dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. RepresentasiRepresentasi adalah pernyataan pendaftar (calon tertanggung) asuransi, yang

dibuat sebelum kontrak asuransi ditandatangani dan hal itu biasanya terdapat dalam pendaftaran tertulis (biasanya dengan mengisi formulit yang sudah disediakan), meskipun tidak selalu demikian.

Page 79: Bahan Ajar Mr

Isi atau kebenaran dari representasi adalah merupakan bahan pertimbangan utama bagi perusahaan asuransi untuk menerima atau menolak pendaftaran asuransi tersebut.

Bila kesalahan dalam melakukan representasi (misrepresentation) diketahui sesudah kontrak selesai dibuat/ ditandatangani maka perusahaan asuransi mempunyai hak membatalkan kontrak tersebut sepihak, bila kesalahan tersebut mempunyai kadar penting dalam pelaksanaan kontrak, sedang kalau dianggap tidak penting kontrak dapat tetap berlaku, tergantung pada pihak asuransi. 2. Concealments

Concealments arti harfiahnya “diam ketika diminta bicara”, yaitu kesalahan calon tertanggung karena merahasiakan faktor yang penting terhadap risiko yang dipertanggungkan, sehubungan dengan adanya keharusan bahwa ia harus menyampaikan segala hal yang diperkirakan penting, yang berkaitan dengan pertanggungan itu, walaupun dia mengetahui bahwa hal itu mungkin dapat mengakibatkan penolakan pendaftarannya sebagai tertanggung atau dikenai pembayaran premi dengan tarif yang lebih tinggi.

Berdasarkan prinsip ini bearti bila terjadi concealments maka kontrak asuransinya menjadi batal. Tetapi dalam pelaksanaannya pada angkutan laut dan angkutan darat terdapat perbedaan, yaitu:- Pada asuransi angkutan laut: walaupun penyembunyian tersebut terjadi kaerna

suatu kesalahan, tidak ada maksud penipuan, tetapi karena pihak asuransi kenyataannya telah tertipu, maka polis asuransinya menjadi batal/ gugur. Sebab dalam angkutan laut risiko yang terjadi benar-benar berbeda dengan yang dimengerti dan dimaksudkan pada waktu kontrak dibuat.

- Pada asuransi angkutan darat: polis tidak dapat ditolak/ dibatalkan jika tidak terdapat unsur penipuan yang direncanakan, dengan cara menyembunyikan fakta-fakta yang penting pada saat kontrak dibuat.

3. Warranty atau jaminan

Warranty atau jaminan adalah suatu syarat (pendahuluan) dalam pelaksanaan kontrak asuransi, yang harus ada sebelum penanggung bertanggung jawab atas fakta tertentu, yang berupa suatu keadaan atau suasana yang mempengaruhi risiko yang mungkin timbul. Jadi merupakan kondisi awal dan berfungi sebagai jaminan.

Representasi akan berubah jadi jaminan bila hal itu disatukan/ digabungkan dengan kontrak asuransinya, sehingga pelanggaran apa saja terhadap jaminan tersebut, walaupun tidak penting akan membatalkan kontrak.

Warranty dapat berupa pernyataan tertulis yang dinnyatakan dalam kontrak (bila demikian disebut express), tetapi dapat juga tidak tertulis dalam kontrak (bila demikian disebut implied) tetapi cukup dimengerti saja oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam kontrak, misalnya: syarat “kapal lain berlayar” pada asuransi angkutan laut.

Page 80: Bahan Ajar Mr

Selanjutnya ada dua macam warranty, yaitu:1. Promissory Warranty yaitu warranty yang melukiskan keadaaan, fakta atau

suasana dimana tertanggung setuju untuk diikat dengan perjanjian/ warranty itu selama berlangsung kontrak.

2. Affirmative Warranty yaitu warranty yang melukiskan keadaan fakta atau suasana yang harus ada hanya pada saat pertama kontrak mulai dijalankan.

BAHAN AJAR (HAND OUT)

Bahan Kajian : Pengelolaan Bisnis Asuransi SKS : 3 (tiga)Kode : Program Studi : ManajemenPertemuan Ke : 10

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI:Memiliki kemampuan untuk memahami dan menjelaskan pengelolaan bisnis asuransi, yang terdiri atas: kondisi yang memungkinkan berkembangnya usaha asuransi, bentuk-bentuk badan usaha asuransi, dan saluran distribusi bisnis asuransi.

Materi:Pengelolaan Bisnis Asuransi

A. Kondisi yang memungkinkan Berkembangnya Usaha AsuransiB. Bentuk-bentuk badan Usaha AsuransiC. Saluran Distribusi Bisnis Asuransi

A. Kondisi yang memungkinkan Berkembangnya Usaha AsuransiBentuk dan berkembangnya lembaga-lembaga/ perusahaan asuransi ditentukan oleh

keadaan ekonomi dan lingkungan dimana usaha itu tumbuh dan menjadi dewasa. Ada beberapa kondisi yang yang diperlukan agar perusahaan asuransi (swasta) dapat berkembang dengan baik. Kondisi tersebut antara lain:1. Sistem ekonomi masyarakatnya berebentuk sistem perekonomian bebas.2. Masyarakatnya sudah sangat maju dan merupakan masyarakat industri.3. Peraturan perundang-undangan sudah terorganisir dengan baik, ditetapkan secara fair

dan sudah diketahui oleh masyarakat secara luas.1. Dari penjelasan persyaratan risiko yang dapat diasuransikan dapat diketahui

bahwa usaha asuransi tidak akan dapat tumbuh dalam suatu kondisi dimana tidak ada unsur risiko.

2. Selanjutnya usaha asuransi juga tidak akan dapat berkembang dalam masyarakat yang keadaan perekonomiannya masih bersifat agraris (agricultura society) ataupun negara-negara yang tingkat industrialisasinya masih rendah.

3. Sebagai salah satu lembaga, perusahaan asuransi akan dapat tumbuh dan berkembang dengan sangat baik dalam kondisi dimana peraturan-peraturan

Page 81: Bahan Ajar Mr

perundang-undangan diorganisir dengan baik, dikenal oleh semua pihak dan dapat diterapkan secara fair, karena keadilan dan penerapan perundang-undangan merupakan faktor pokok yang sangat penting untuk berhasilnya program asuransi yang mantap, sebab kegiatan asuransi dilakukan melalui kontrak-kontrak yang sifatnya mengikat, sehingga masalah kepastian hukum sangat berperan.

B. Bentuk-bentuk badan Usaha Asuransi

1. Badan Usaha Milik NegaraAdalah perusahaan-perusahaan asuransi yang modalnya adalah milik pemerintah, yang tujuan umumnya adalah untuk melindungi masyarakat yang lemah, yang tidak mampu melindungi dirinya terhadap risiko yang dihadapi melalui asuransi.

2. Perseroan TerbatasAdalah perusahaan yang diorganisir dengan tujuan usaha untuk mencari keuntungan (profit making) dalam bidang asuransi.

3. Mutual CompanyAdalah badan usaha asuransi yang didirikan dan dimiliki oleh para pemegang polisnya. Biasanya perusahaan (lembaga) yang demikian dikelola oleh suatu “Dewan Direktur” (Board of Directors), yang dipilih oleh pemegang polis.Bentuk-bentuk mutual company, antara lain:a. Class mutual, yaitu mutual company yang beroperasi hanya dalam satu jenis/

kelas asuransi tertentu saja.b. Farm mutual, yaitu mutual company yang menjamin harta kekayaan di

bidang pertanian (farm property).c. Faktory mutual, yaitu mutual yang mengkhususkan diri dalam

pengasuransian pabrik-pabrik.d. General writing mutual, yaitu mutual yang menerima berbagai jenis

tertanggung. Biasanya mensyaratkan pembayaran premi yang dihitung dengan dasar seperti pada stock company.

4. ReciprocalBentuk mutual ini dikenal juga dengan istilah “interinsurance exchange” yang konsep dasarnya sama dengan mutual company, yaitu membuat kontrak asuransi dengan para pemegang polis “atcost”. Jadi dalam premi tidak ada unsur keuntungan.Bedanya dengan mutual, para preciprocal para pemegang polis tidak membentuk Dewan Direksi, tetapi hanya menunjuk salah seorang atau badan yang menjadi anggotanya, yang disebut “Attorney-in-fact”, untuk mengelola/ mengoperasikan lembaga tersebut dan reciprocal tidak mempunyai modal.

5. Lloyds AssociationAdalah suatu organisasi dari individu-individu penanggung yang bersatu untuk “underwrite”/ menanggung risiko atas dasar kerja sama (a cooperative basis). Ciri-ciri terpenting dari Lloyds Association antara lain:

Page 82: Bahan Ajar Mr

1. Masing-masing individu penanggung menanggung risiko atas namanya sendiri dan tidak mengikat organisasi atas segala kewajibanya terhadap pertanggungan tersebut.

2. Masing-masing underwriter bertanggung jawab atas segala kerugian yang sudah ditanggungnya sampai dengan seluruh harta kekayaan pribadinya, kecuali bila dalam kontrak asuransi sudah dicantumkan bahwa kerugian yang akan ditanggungnya hanya sampai jumlah yang terbatas.

3. Merupakan organisasi yang mengarah pada usaha kecil untuk mencari keuntungan, dimana masing-masing anggota selalu merupakan pihak penanggung yang berdiri sendiri.

C. Saluran Distribusi Bisnis Asuransi1. Pengertian

Seperti halnya pada pemasaran barang-barang berwujud, pemasaran jasa asuransi juga memerlukan saluran distribusi. Agar supaya jasa tersebut dapat dinikmati oleh konsumennya secara efektif dan efisien, maka pemilihannya saluran distribusi yang akan dipakai oleh sebuah perusahaan asuransi perlu dicermati dengan baik, karena biaya yang harus dipikul oleh konsumen berkaitan dengan pemakaian saluran distribusi adalah tidak kecil (dalam distribusi barang-barang berwujud besarnya biaya saluran distribusi sekitar 50% - 60% dari harga yang dibayar oleh konsumen).

Dalam bidang usaha pengasuransian juga terdapat sejumlah cara pengaturan yang mungkin dapat dilakukan untuk mendistribusikan kontrak-kontrak asuransi, sama seperti pada penyaluran barang berwujud. Dimana pada perusahaan asuransi jiwa biasanya menggunakan saluran distribusi langsung/ pendek, sedang pada asuransi kerugian biasana menggunakan saluran distribusi tidak langsung, yaitu dengan melibatkan jasa para “middlemen”.

2. Saluran Distribusi Langsung1. Faktor-faktor yang Menunjang Berkembangnya Pemakaian Saluran

Distribusi langsung pada Asuransi JiwaAdanya beberapa faktor utama yang menunjang berkembangnya penggunaan saluran distribusi langsung pada asuransi jiwa, yaitu antara lain:1. Kepentingan bagi pihak penanggung untuk dapat selalu melakukan

pengawasan secara ketat atas polis yang telah dikeluarkan.2. Kepentingan bagi pihak penanggung untuk dapat melakukan pengawasan

secara ketat atas promosinya penjualan, karena kondisi persaingan yang dihadapi.

3. Kejarangan nasabah/ pembeli polis asuransi jiwa yang datang atas kemauan sendiri, untuk itu mereka perlu dibujuk/ dirayu.

4. Kemampuan seorang untuk meningkatkan taraf hidupnya melalui usaha asuransi yang bersifat spesialisasi.

Page 83: Bahan Ajar Mr

3. Saluran Distribusi Tidak LangsungPerusahaan asuransi kerugian pada umumnya menggunakan saluran distribusi tidak langsung, dimana dalam menyalurankan produknya berupa jasa pertanggungan, perusahaan asuransi menggunakan “middlemen”, “wholesaler” dan “retailer”. Sistem penyaluran yang demikian yang disebut juga “American Agency System”. Dimana wholesalernya disebut “General Agent” (harap dibedakan dengan “General Agent” pada asuransi jiwa) dan retailernya disebut “Local Agent”.1. General agent

Berbeda dengan pada asuransi jiwa, General Agent pada asuransi kerugian mempunyai kekuasaan yang cukup besar dalam pemasaran jasa asuransi. Sekalipun General Agent bukan pemilik dari “barang” yang dijualnya, tetapi dia memiliki “incidents of ownership” yang dapat digunakan untuk mencapai maksud yang sama seperti halnya hak kepemilikan yang sesungguhnya. Sebab General Agent dalam asuransi kerugian dapat membuat variasi atas persyaratan dari kontrak-kontrak asuransi yang ditandangani. Jadi persyaratannya tidak sepenuhnya harus sama dengan persyaratan dari perusahaan asuransi. Selanjutnya General Agent juga memiliki kekuasaan untuk merundingkan harga kontrak (sepanjang aturan yang berlaku di bidangnya membenarkannya), mempunyai kekuasaan untuk menentukan pesyaratan dalam pendistribusian kontrak-kontrak asuransi kepada Local Agent.Jadi dapat dikatakan general agent hampir mempunyai hak kontrol sepenuhnya atas transaksi-transaksi yang telah dilakukannya dan memandang pihak penanggung (perusahaan asuransi yang diwakili) hanya sebagai sumber pembayaran bila terjadi kerugian, bertanggung jawab atas dana pemegang polis, memenuhi persyaratan hukum yang berlalu, pengaturan hal-hal yang berkaitan dengan “re-insurance” dan sebagainya.Seorang general agent dapat mewakili lebih dari satu perusahaan asuransi. Atas jasa perantaranya general agent menerima kompensasi berdasarkan suatu jumlah atau rate tertentu, yang telah disetujui sebelumnya antara general agent dan perusahaan-perusahaan asuransi yang diwakilinya.

2. Local AgentLocal agent adalah mereka yang mengadakan kontrak langsung dengan nasabah/ calon nasabah dan umumnya juga mewakili lebih dari satu perusahaan asuransi. Kepada mereka biasanya telah diberikan formulir-formulir aplikasi asuransi yang dikeluarkan oleh perusahaan-perusahaan asuransi yang diwakilinya lewat general agent. Local agent mempunyai kekuasaan untuk menulis kontrak-kontrak asuransi, yang selanjutnya menyerahkan kepada tertanggung.

Page 84: Bahan Ajar Mr

Local Agent “mempunyai hak” atas transaksi yang dilakukannya, dalam arti ia mempunyai hak yang sah untuk melihat arsip-arsip para nasabah sepanjang diperlukan untuk mempertanggungan tersebut dan melakukan perubahan-perubahan terhadap kontrak yang dibuatnya sesuai engan keinginannya. Bila kemudian kontrak yang dibuatnya ditolak oleh penanggung (perusahaan asuransi) maka local agent dapat memperbaharuinya atau menyerahkan pertanggungan tersebut kepada perusahaan asuransi yang lain.Local agent bekerja atas dasar komisi dan dia bertanggung jawab untuk mengumpulkan preminya dan kemudian menyetorkannya ke perusahaan asuransi yang diwakilinya, sesudah dipotong komisi untuknya.

3. Keuntungan Penggunaan Agency SystemPenggunaan agen dalam penyaluran jasa asuransi kerugian membawa keuntungan tertentu, baik bagi tertanggung maupun penanggung (perusahaan asuransi). Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain:1. Bagi Tertanggung

Bagi tertanggung, terutama yang berupa perusahaan, yang biasanya memerlukan berbagai jenis asuransi, yang meliputi jumlah dana yang tidak kecil dan waktu pengurusan/ penyelesaian yang tidak sedikit pula, maka bila pekerjaan pengasuransian tersebut sebagian besar dapat diambil alih oleh local agent, tentu saja hal itu akan sangatmenghuntungkan bagi para calon tertanggung.Di samping kemampuan teknis dari para local agent dalam bidang pertanggungan akan sangat membantu upaya pencegahan terhadap risiko secara profesional.

2. Bagi Penanggung/ Perusahaan Asuransi:Karena keterbatasan kemampuan finansial dari perusahaan asuransi, maka ada kemungkinan suatu perusahaan asuransi tidak mampu menangani seluruh permintaan asuransi yang ditujukan kepadanya di suatu wilayah tertentu. Kesulitan ini akan dengan mudah dipecahkan bila asuransi tersebut ditangani oleh agent, sebab bila sebuah perusahaan asuransi menolaknya, maka dengan mudah agent dapat memindahkannya ke perusahaan asuransi yang lain, karena agent mewakili lebih dari satu perusahaan asuransi. Di samping bagi perusahaan asuransi ketidaksanggupannya tidak diketahui oleh calon tertanggung/ masyarakat.

4. Sistem Kantor cabangDalam rangka memasarkan jasanya perusahaan asuransi bisa juga mendirikan kantor cabang di suatu wilayah tertentu, yang berhubungan langsung dengan para local agent di wilayah tersebut. Jadi sistem ini posisi general agent diganti oleh kantor cabang. Hal ini dilakukan mungkin berdasarkan mempertimbangkan agar biayanya lebih dapat ditekan dan perusahaan asuransi lebih dapat melakukan

Page 85: Bahan Ajar Mr

kontrol yang lebih dapat melakukan kontrol yang lebih besar terhadap pendistribusian produknya.Sudah barang tentu suatu kantor cabang hanya dapat mewakili satu perusahaan asuransi, sebab manajer kantor cabang adalah karyawan dari perusahaanasuransi, yang mendapatkan gaji dari perusahaan asuransi, sehingga pengawasannya dapat dilakukan lebih cermat.

5. Direct WritingPenjualan kontrak asuransi dapat juga dilakukan secara langsung melalui surat. Cara ini biasanya digunakan oleh perusahaan asuransi yang masih kecil. Dimana seluruh perundingan mengenai syarat-syarat pertanggungan akan dilakukan secara langsung antara calon tertanggung dan penanggung, setelah calon tertanggung menanggapi secara positif surat penawaran dari perusahaan asuransi.Tetapi dalam prakteknya perusahaan asuransi akan mengirimkan/ menugaskan seorang karyawannya untuk melakukan segala sesuatu yang berkaitan dengan penutupan kontrak asuransi yang telah ditawarkan.

Page 86: Bahan Ajar Mr

BAHAN AJAR (HAND OUT)

Bahan Kajian : Premi Asuransi SKS : 3 (tiga)Kode : Program Studi : ManajemenPertemuan Ke : 11

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI:Memiliki kemampuan untuk memahami dan penjelasan premi asuransi, yang terdiri atas: pengertian dan fungsi premi asuransi, aktuari dan penentuan tarif, komponen-komponen dari premi asuransi, jenis-jenis tarif asuransi, macam-macam barang yang diasuransikan, dan pengembalian premi.

Materi:Premi Asuransi

A. PengertianB. Fungsi Premi AsuransiC. Aktuari dan Penentuan TarifD. Komponen Premi AsuransiE. Jenis Tarif AsuransiF. Macam Barang yang DiasuransikanG. Pengembalian Premi

A. PengertianPremi adalah pembayaran dari tertanggung kepada penanggung, sebagai imbalan

jasa atas pengalihan risiko kepada penanggung. Dengan demikian premi asuransi akan merupakan:1. Imbalan jasa atas jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung

untuk mengganti kerugian yang mungkin diderita oleh tertanggung (pada asuransi kerugian)

2. Imbalan jasa atas jaminan perlindungan yang diberikan oleh penanggung kepada tertanggung dengan menyediakan sejumlah uang (benefit) terhadap risiko hari tua atau kematian (pada asuransi jiwa).

Page 87: Bahan Ajar Mr

B. Fungsi Premi AsuransiPremi adalah merupakan faktor yang sangat penting dalam asuransi, baik bagi penanggung maupun bagi tertanggung.Premi sangat penting bagi penanggung, karena dengan premi yang berhasil dikumpulkan dari para tertanggung (yang jumlahnya cukup banyak) dalam waktu waktu yang relatif lama, akan terkumpul sejumlah dana yang cukup besar, sehingga dari dana tersebut perusahaan asuransi akan mampu:1. Mengembalikan tertanggung kepada posisi (ekonomi) seperti sebelum terjadi

kerugian.2. Menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan sedemikian rupa, sehingga

mampu berdiri pada posisi seperti keadaan sebelum terjadinya kerugian.Sedangkan bagi tertanggung premi juga sangat penting, karena premi yang harus dibayar adalah merupakan unsur biaya baginya, yang akan berpengaruh terhadap kegiatan/ tingkat konsumsinya. Karenanya tinggi-rendahnya premi pula pada umumnya akan menjadi pertimbangan utama bagi tertanggung apakah dia akan menutup risiko terhadap interestnya dengan asuransi atau tidak.

C. Aktuari dan Penentuan Tarif

Pekerjaan menghitung premi pada asuransi adalah merupakan fungsi yang sangat penting sekali. Maka pada setiap perusahaan asuransi tentu ada bagian yang khusus menangani pekerjaan ini. Bagian atau orang yang berfungi mengerjakan tugas ini disebut “Aktuaria/ Aktuaris”. Pekerjaan penentuan/ penentuan tarif premi asuransi adalah berkisar antara “Value judgment” sampai “highly scientific”. Artinya misalnya pada asuransi angkutan lau penentuan premi banyak didasarkan kepada pengalaman-pengalaman saja, tarifnya tidak diumumkan karena tidak ada standarisasi. Untuk menentukan/ menghitung tarif terutama berdasar pada pengalaman-pengalaman yang telah lalu, tidak ada rumus-rumus untuk menghitungnya dan tarif yang terjadi adalah hasil tawar menawar antara penanggung dan tertanggung. Sebaliknya pada asuransi jiwa, untuk menghitung tingginya tarif dibutuhkan highly scientific, yang banyak menggunakan rumus-rumus matematik dan statistik (mortality table).Ada banyak faktor yang mempengaruhi penentuan tarif, antara lain:1. Situasi persaingan,2. Kondisi/ struktur perekonomian,3. Peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan pemerintah.Dengan demikian dalam menentukan tarif asuransi akan banyak menyangkut unsur-unsur:1. Kemungkinan (probability),2. Value judgment,3. Policy pemerintah.Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan tarif premi asuransi pada umumnya menyangkut (terutama pada asuransi kerugian):

Page 88: Bahan Ajar Mr

1. Macam barang yang diasuransikan,2. Kondisi pertanggungannya,3. Macam alat pengankut barang yang diasuransikan,4. Cara penimbunan/ pengaturan barang dalam pengangkutan,5. Jangka waktu pertanggungan.Tarif yang ideal harus bisa memnuhi beberapa prinsip, antara lain:1. Adequate, artinya premi tersebut harus menghasilkan cukup uang untuk

membayar kerugian-kerugian yang mungkin diderita oleh subyek dari mana uang itu dikumpulkan.

2. Nonexcessive, artinya bahwa tarif jangan berlebih-lebihan, tetapi harus memperhatikan kepentingan pembeli, kondisi persaingan dan sebagainya.

3. Equity, yang berarti tarif tersebut tidak membeda-bedakan risiko yang sama kualitasnya (harus adil), bila kualitas exposurenya sama tarifnya harus sama.

4. Flexible, artinya tarif yang ditentukan harus selalu disesuaikan dengan keadaan, artinya bila keadaan berubah tarifnya harus diubah pula.

Selain itu yang perlu pula mendapatkan perhatian adalah faktor perangsang (incentives) dalam penentuan tarif untuk suatu obyek asuransi, karena faktor ini biasanya cukup berpengaruh terhadap keputusan calon tertanggung untuk mempertanggungkan kepentingannya.

D. Komponen Premi AsuransiMacam-macam dan komponen dari ntarif premi asuransi antara lain sebagai berikut:1. Premi dasar:

Adalah premi yang dibebankan kepada tertanggung ketika polis dibuat/ dikeluarkan, yang perhitungannya didasarkan:a. Data dan keterangan yang diberikan oleh tertanggung kepada penanggung

pada waktu penutupan asuransi yang pertama,b. Luasnya risiko yang dijamin oleh penanggung sebagaimana dikehendaki oleh

tertanggung.Premi dasar biasanya terdiri dari 3 kelompok, yaitu:1. Komponen premi untuk membayar kerugian-kerugian yang mungkin terjadi,

yang tingginya didasarkan pada probabilitas terjadinya kerugian.2. Komponen premi yang dimaksudkan untuk membiayai operasi perusahaan

asuransi (cost of operation/ exploitations).3. Komponen sebagai bagian keuntungan (profit) baghi perusahaan asuransi.

2. Premi Tambahan:Adalah premi yang dibebankan kepada tertanggung di luar premi dasar disebabkan karna perluasan risiko atau informasi sebelumnya belum lengkap atau perubahan kondisi pertanggungan.

3. Reduksi Premi:

Page 89: Bahan Ajar Mr

Adalah premi yang harus dibayar tertanggung pada penanggung karna sistem pembayarannya dipercepat. Dalam hal-hal tertentu penanggung dapat memberikan reduksi terhadap premi yang dikenakan.

4. Tarif Kompeni:Adalah premi asuransi yang ditetapkan oleh dewan asuransi independen yang dipakai sebagai pedoman dlam menentukan tarif premi asuransi yang dibebankan pada nasabah.Tarif yang ditentukan sendiri oleh masing-masing perusahaan asuransi disebut tarif non-kompeni.

E. Jenis Tarif AsuransiAda dua jenis tarif asuransi, yaitu:1. Manual/ Class Rate:

Yaitu tarif premi asuransi yang berlaku untuk semua risiko yang sejenis. Untuk membuat manual/ class rate diperlukan klasifikasi dan pengalaman yang banyak sekali, agar hasilnya dapat memenuhi the law of large number serta dapat dipercaya (credibility). Untuk itu statisti asuransi sangat penting peranannya.

2. Merit Rating:Metode penentuan tarif premi asuransi dimana tiap-tiap risiko dipertimbangkan keadaannya masing-masing. Merit Rating digunakan dalam asuransi kebakaran.

F. Macam Barang yang DiasuransikanDalam menentukan tarif untuk barang-barang yang akan diasuransikan dipengaruhi pula oleh macam barang yang akan diasuransikan, yang dapat dibedakan ke dalam barang pilihan (approved goods) dan barang bukan pilihan (non-approved goods).Barang bukan pilihan adalah barang-barang yang mempunyai kemungkinan besar mengalami kerusakan atau kehilangan selama dalam pengangkutan, sehingga barang-barang ini tarifnya lebih tinggi daripada barang pilihan.

G. Pengembalian PremiPengambalian premi atau Restorno adalah pengembalikan premi dari penanggung kepada tertanggung, karena perjanjian gugur sebelum penanggung menanggung bahaya atau baru menanggung sebagian, premi yang dibayar lebih, insurable interestnya tidak ada, kondisi jaminan/ pertanggungan dipersempit dan sebagainya.

1. Provisi PenyelesaianUntuk memproses pengembalian premi (restorno) tentu memerlukan biaya administrasi dan honorarium bagi karyawan yang menyelesaikan restorno tersebut. Bila penutupan melalui agent, hal itu juga dilakukan oleh agen dan kepadanya juga perlu diberikan balas jasa untuk itu.Biaya untuk memproses pengembalian premi (disebab provisi penyelesaian) dibebankan kepada tertanggung dan dikurangkan terhadap premi yang akan

Page 90: Bahan Ajar Mr

dikembalikan. Biasanya besarnya ditentukan berkisar % dari premi yang akan dikembalikan.

2. Restorno Karena Perjanjian GugurDalam hal ini 282 KUHD menentukan “dalam segala hal dimana persetujuan asuransi tidak berlaku untuk seluruhnya atau sebagiannya menjadi gugur, asalkan tertanggung berbuat dengan itikad baik, penanggung harus mengembalikan premi, baik seluruhnya maupun sebagian yang tidak ditanggung bahayanya. Sedang mengenai provisi penyelesaiannya:1. Pasal 635 KUHD menentukan: bila perjanjian gugur dengan itikad baik,

penanggung berhak memperoleh ganti rugi sebesar 0,5% dari harga pertanggungan atau minimal setengah dari jumlah premi bila tarif premi kurang dari 1%.

2. Pasal 636 KUHD menentukan: bila barang-barang telah dimuat ke dalam kapal, tetapi sebelum kapal menaikkan jangkarnya dan tali-tali yang menambat kapal belum dilepaskan, pelayaran dibatalkan, maka penanggung berhak memperoleh ganti rugi 1% dari harga pertanggungan atau semua premi menjadi hak penanggung bila premi kurang dari 1%.

3. Restorno atas Kelebihan PremiBila premi yang telah dibayar ternyata lebih besar dari premi yang seharusnya dibayar maka kelebihannya harus dikembalikan kepada tertanggung.

4. Restorno Karena Insurable Interest Tidak AdaSejumlah barang/ hak diasuransikan dan premi telah dibayar lunas pada saat polis dikeluarkan. Bila kemudian ternyata dengan sah bahwa tertanggung tidak mempunyai insurable interest terhadap barang tersebut, maka perjanjian menjadi batal, sehingga seluruh premi yang telah diterima harus dikembalikan kepada tertanggung.Hal yang sama juga terjadi bila terjadi kelebihan premi karena kondisi pertanggungan dipersempit atau waktu pertanggungan diperpendek, sehingga terjadi kelebihan premi, maka kelebihannya harus dikembalikan kepada tertanggung.Perlu diperhatikan bahwa dalam hal apapun pengembalian kelebihan premi tersebut harus dikurangi dengan provisi penyelesaian menurut ketentuan yang berlaku.

Page 91: Bahan Ajar Mr

BAHAN AJAR (HAND OUT)

Bahan Kajian : Asuransi terhadap Kerugian Tidak LangsungSKS : 3 (tiga)Kode : Program Studi : ManajemenPertemuan Ke : 12

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI:Memiliki kemampuan untuk memahami asuransi terhadap kerugian tidak langsung, yang terdiri dari: pengertian asuransi terhadap kerugian tidak langsung dan klasifikasi kontrak/ asuransi kerugian tidak langsung.

Materi:Asuransi terhadap Kerugian Tidak Langsung

A. PengertianB. Klasifikasi Kontrak/ Asuransi Kerugian Tidak Langsung

A. PengertianKerugian tidak langsung dapat dijelaskan sebagaimana gambaran berikut ini:- Bila suatu perusahaan tertimpa peril, maka selama dilakukan perbaikan terhadap

kerusakan yang terjadi, yang biasanya sebagian atau seluruh kegiatan perusahaan terhenti, perusahaan harus tetap membayar gaji karyawan, membayar pajak, membayar bunga pinjaman, menanggung biaya listrik, melakukan depresiasi dan lain-lain yang jumlahnya relatif sama dengan sebelum terjadinya peril, tanpa memandang volume operasi perusahaan.

- Di samping itu, perusahaan juga akan kehilangan kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dari penjualan barang jadi yang tekena peril.

Jumlah kerugian/ beban tersebut kadang-kadang dapat mengakibatkan perusahaan tidak dapat melanjutkan usahanya. Untuk mengatasi kemungkinan tersebut, maka muncullah asuransi terhadap kerugian tersebut, yang dikenal dengan istilah “asuransi atas consequential loss”. Dalam asuransi jiwa, hal ini sebetulnya sudah lama dikenal, yaitu yang disebut “disability income insurance”. Tetapi dalam “property insurance” atau asuransi kerugian memang jenis asuransi ini belum memasyarakat atau belum dikembangkan. Hal ini dikarenakan antara lain:

Page 92: Bahan Ajar Mr

1. Kompleksnya teknik penentuan besarnya nilai penutupan atas kerugian tidak langsung.

2. Agen-agen asuransi sendiri mengalami kesulitan dalam memahami secara mendalam kerugian-kerugian tidak langsung, sehingga mereka tidak mampu memberikan penjelasan secara memuaskan kepada nasabahnya tentang pentingnya asuransi kerugian tidak langsung.

3. Sulitnya menentukan secara tepat jumlah kerugian tidak langsung yang sebenarnya diderita.

B. Klasifikasi Kontrak/ Asuransi Kerugian Tidak LangsungKontrak asuransi kerugian tidak langsung dapat diklasifikasikan dalam dua macam kontrak, yaitu:1. Time Element Contract2. Non Time Element Contract

1. Time Element ContractAdalah kontrak asuransi yang mengukur besarnya kerugian tidak langsung dalam jumlah uang untuk setiap unit waktu yang berlalu sampai dengan obyek yang terkena peril yang diasuransikan selesai diperbaiki. Jenis-jenis kontrak asuransi yang termasuk dalam time element contract meliputi:1. Business Interuption Insurance

Adalah kontrak pemberian ganti-rugi kepada tertanggung atas keuntungan yang hilang dan biaya tetap yang tetap harus dikeluarkan, karena rusaknya “property” yang diasuransikan, yang disebabkan oleh peril yang disebutkan dalam polis, sampai property yang terkena peril selesai diperbaiki/ normal kembali.Karakteristik dari business interuption insurance, yaitu antara lain:a. Syarat-syarat dapatnya suatu kerugian tidak langsung diberikan ganti

rugi berdasarkan kontrak business interuption insurance:1. harus ada kerusakan fisik atas property yang diasuransikan, yang

disebabkan oleh peril yang disebutkan dalam polis,2. harus terjadi “penghentian usaha”, artinya perusahaan tidak bekerja/

beroperasi untuk sementara waktu, yang disebabkan oleh peril yang disebutkan dalam polis,

3. selama masa penghentian usaha harus dapat dipastikan bahwa perusahaan tetap dapat melaksanakan aktivitasnya seandainya tidak ada kejadian yang disebabkan oleh peril yang disebutkan dalam polis,

4. perilnya harus terjadi dalam masa kontrak dan di tempat yang dijelaskan dalam polis,

5. selama penghentian usaha, apabila tidak terjadi peril seperti yang disebutkan dalam polis, perusahaan akan terus memperoleh keuntungan dan mengeluarkan biaya-biaya yang diperhitungkan, jadi

Page 93: Bahan Ajar Mr

kalau bisa dibuktikan bahwa perusahaan akan bangkrut sesaat sebelum atau pada waktu terjadinya peril, maka ganti rugi berdasarkan kontrak ini tidak dapat diberikan.

b. Pengukuran nilai kerugianAda beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengukur besarnya kerugian tidak langsung. Diama ide pokok dari semua metode tersebut adalah menguji/ menganalisa laporan keuangan dari perusahaan pada periode yang lalu, sehingga dapat diketahui/ diestimasi sumber-sumber pendapatan dan biaya-biaya yang dapat diasuransikan. Bagaimana metode menghitungnya secara garis besar dapat digambarkan seperti contoh berikut:Contoh: Penghasilan (bruto) dari pemakaianProperty yang diasuransikan Rp ..........Dikurangi:Biaya material/ harga pokok barang Rp ..........Biaya Supplies Rp ..........Biaya Penjualan Rp ..........Kerugian Piutang Rp ..........Upah Rp .......... +Jumlah Rp ..........Keuntungan dan biaya tetap Rp ..........

Besarnya kerugian tidak langsung yang dapat diasuransikan menurut contoh di atas adalah sebesar “keuntungan dan biaya tetap”. Dengan demikian penentuan besarnya insurable interest adalah dengan jalan mengurangkan semua biaya variabel terhadap penghasilan bruto. Jumlah ini disebut “Agreed amount endorcement”, yaitu pertanggungan dimana si tertanggung bersedia menerima cara perhitungan tersebut, sebagai estimasi terbaik atas keuntungan dan biaya-biaya tetap di masa datang.

c. Coinsurance:Adalah persyaratan nilai minimal penghasilan per tahun yang harus dimiliki oleh tertanggung dan bila persyaratan minimal tersebut tidak terpenuhi maka tertanggung ikut menjadi “co-penanggung” (coinsurer). Biasanya besarnya berkisar 50% ke atas.

d. Biaya Tambahan untuk Mengurangi Kerugian:Seringkali terjadi bahwa reparasi atau perbaikan terhadap property yang terkena peril dapat dipercepat, sehingga dengan demikian besarnya kerugian tidak langsung dapat diperkecil, tetapi untuk itu mengakibatkan harus dikeluarkan biaya tambahan, misalnya: biaya upah lembur, biaya pengiriman bahan-bahan yang lebih mahal karena menghendaki pengiriman yang lebih cepat dan sebagainya.

Page 94: Bahan Ajar Mr

Tambahan biaya yang demikian ini dapat dimintakan ganti rugi kepada penanggung, bila percepatan tersebut dapat memperkecil kerugian secara total.

e. Special Provisions: Polis “business interruption insurance” biasanya membatasi jumlah ganti rugi hanya selama jangka waktu normal yang dibutuhkan untuk mengembalikan property yang rusak karena peril ke dalam kondisi normal, seperti sebelum terkena peril. Karena biasanya akibat peril perbaikan tidak hanya mengenai alat-alat produksinya saja, tetapi juga mencakup hal-hal yang lain, misalnya: mensortir atau memperbaiki bahan-bahan baku/ pembantu yang ikut rusak dan sebagainya, yang biasanya juga perlu waktu. Sehubungan dengan hal tersebut biasanya tertanggung dapat diberikan “waktu tambahan”, yang lamanya biasanya maksimum 30 hari.

1. Pendekatan untuk Menentukan “Insurable Value” dan Persyaratan “Coinsurance”Ada dua macam pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan “business interruption insurable value”, yaitu:1. Gross earning form dan,2. Two item form.

1. Gross Earning FormUntuk ini harus dibedakan untuk “perusahaan dagang” dan “perusahaan industri”.a. Untuk Perusahaan Dagang:

Hasil penjualan Rp ..........Penghasilan lain-lain Rp .......... +

Rp .......... Dikurangi:Harga pokok barang yang dijual Rp ..........Biaya material Rp ..........Supplies Rp ..........Jasa pihak ketiga Rp .......... +

Rp ...........Gross earning Rp ...........

b. Untuk Perusahaan Industri: Total penghasilan bruto Rp ..........

Dikurangi:Biaya material yang digunakan Rp ..........

Page 95: Bahan Ajar Mr

Biaya supplies Rp ..........Pajak penjualan Rp ..........Kerugian piutang Rp ..........Upah Rp ...........

Gross earning Rp ..........

Bentuk ini menetapkan: untuk menghindari terjadinya “coinsurance penalties” paling tidak dibutuhkan “business interruption insurable value” sebesar 50% dari gross earning.Gross earning adalah metode perhitungan besarnya kerugian tidak langsung yang dimaksudkan untuk menutup kerugian karena tetap dikeluarkannya biaya tetap dan gagalnya keuntungan yang akan diterima akibat terjadinya peril. Sedang “ordinary payroll” dan biaya-biaya variabel sejenis lainnya yang umumnya tidak dikeluarkan bila perusahaan menghantikan kegiatannya bukan merupakan elemen-elemen yang membentuk kerugian tidak langsung. Yang dapat diberikan ganti rugi. Dalam gross earning form minimum coinsurancenya 50%.

2. Two Item Form

Dalam model ini laporan laba-rugi perusahaan perlu dipisahkan:- Keseluruhan pos-pos biaya tetap dan keuntungan; merupakan

kelompok kerugian item I.- Keseluruhan pos-pos biaya tetap, keuntungan dan ordinary

payroll (maksimum untuk selama 90 hari); merupakan kelompok kerugian item II.

Dalam two item form minimum coinsurancenya 80%.

2. Contingent Business Interuption InsuranceAdalah asuransi kerugian tidak langsung yang diakibatkan oleh peril yang menimpa perusahaan lain, yang mempunyai peranan/ kaitan erat dengan perusahaan yang bersangkutan, yang mengakibatkan perusahaan yang bersangkutan harus menghentikan operasinya untuk sementara.Ganti rugi untuk kerugian tidak langsung yang demikian ini hanya dapat diberikan bila terdapat hubungan langsung antara property pihak supplier yang terkena peril yang diasuransikan dengan penurunan volume/ penghentian untuk sementara kegiatan perusahaan yang menjadi tertanggung. Cara perhitungan nilai asuransinya pada prinsipnya sama dengan pada business interruption insurance.

3. Extra Expense Insurance

Page 96: Bahan Ajar Mr

Extra Expense Insurance asuransi terhadap biaya ekstra yang terpaksa harus dikeluarkan oleh perusahaan yang terkena peril, yang terpaksa harus menggunakan fasilitas lain, agar operasinya tetap jalan. Yaitu perusahaan-perusahaan yang tidak mungkin menghentikan operasinya, meskipun terkena peril. Contoh: Perusahaan Surat Kabar, Perusahaan Public Utility, Bank dan sebagainya.

4. Additional Living Expense InsuranceAdalah asuransi yang ditujukan bagi pemilik rumah yang harus mengeluarkan biaya hidup yang lebih tinggi, akibat dia harus pindah rumah, karena rumahnya terbakar atau peril yang lain, yang disebutkan dalam polis.Jenis asuransi ini adalah merupakan perluasan (extension) dari asuransi tempat tinggal yang umum.Besarnya nilai kerugian tidak langsungnya adalah sebesar selisih “living cost yang tinggi di tempat yang baru” dengan “living cost yang normal dikeluarkan”, selama rumahnya dalam perbaikan. Untuk menghindari penyalahgunaan asuransi ini, maka besarnya nilai kerugian tidak langsungnya (kenaikan biaya hidup) maksimal 10% dari nilai polisnya.

5. Rental Value InsuranceRental value insurance ditujukan untuk individu yang tidak mungkin memiliki business interruption insurance. Asuransi ini bisa diajukan baik oleh penyewa rumah ataupun pemilik rumah yang disewakan, tergantung pada isi perjanjian sewa menyewa. Artinya:- Penyewa yang dapat mengasuransikan, bila dalam perjanjian sewa-

menyewa ditentukan bahwa ia tetap harus membayar sewa meskipun rumah yang disewa terkenal peril, sehingga ia untuk sementara tidak dapat memanfaatkannya. Jadi dalam kasus ini si penyewalah yang rugi bila terjadi peril.

- Pemilik rumah (yang menyewakan) yang dapat mengasuransikan, bila dalam perjanjian sewa-menyewa ditentukan bahwa penyewa tidak perlu membayar sewa bila rumah obyek sewa-menyewa terkena peril. Jadi dalam kasus ini pemilik rumah yang rugi bila rumahnya terkena peril, yaitu tidak menerima uang sewa.

Pada pokonya ada tiga bentuk rent-insurance, yaitu:1. Rent insurance untuk memberikan ganti rugi atas kehilangan pendapatan

sewa selama periode tertentu, biasanya paling lama selama 12 bulan.2. Rent insurance untuk memberikan ganti rugi selama masa normal untuk

membangun kembali rumah obyek sewa menyewa yang terkena peril.3. Rent insurance untuk memberikan ganti rugi sebesar tidak lebih dari 1/12

dari jumlah asuransi yang dibayar setiap bulan.

Page 97: Bahan Ajar Mr

6. Leasehold Interest InsuranceLeasehold interest insurance adalah asuransi terhadap interest atas real property yang dipakai orang lain melalui kontrak “leasing”, yang memberikan hak kepada penyewa (leaser) untuk memanfaatkan property tersebut selama suatu jangka waktu tertentu.Dalam hal ini kerugiannya dapat berupa naiknya nilai interest maupun karena property terkena peril.

7. Excess Rental Value InsuranceExcess rental value insurance adalah asuransi terhadap kerugian yang diderita oleh leassor (pemilik property) karena pembatalan kontrak sewa oleh leaser (penyewa), yang disebabkan oleh menurunya nilai sewa ataupun karena property yang bersangkutan terkena peril.

2. Non Time Element ContractNon time element contract bentuk asuransi kerugian tidak langsung, yang besarnya nilai asuransi tidak diukur berdasarkan berlakunya waktu. Ada beberapa bentuk asuransi non time element contracts, antara lain:1. Profit Insurance:

Kontrak asuransi yang menutup kerugian tidak langsung karena hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan atas barang-barang yang telah selesai diproduksi tetapi sebelum sempat dijual, karena barang tersebut terkena peril.Bagi pabrikan adalah kerugian karena hilangnya kesempatan untuk mendapatkan keuntungan akibat rusaknya barang jadi (terkena peril), sedang bagi perusahaan dagang akibat kerusakan persediaan barang dagangan.

2. Account Receivable Insurance:Kontrak asuransi untuk memberikan ganti rugi atas kerugian yang timbul karena tertanggung tidak mampu/ tidak berhasil menagih piutang-piutangnya dari para kreditur, sehubungan dengan adanya kebakaran yang telah memusnahkan semua catatan-catatan mengenai piutangnya. Asuransi ini ditujukan terhadap:1. Piutang-piutang yang tidak tertagih karena rusaknya/ hilangnya catatan-

catatan mengenai piutang dikurangi piutang (bad debt) yang normal dan piutang-piutang yang dapat dibuktikan dengan metode/ catatan-catatan yang lain.

2. Bunga atas pinjaman yang perlu diperhitungkan karena terjadinya kerugian tersebut.

3. Kelebihan (excess) biaya pengumpulan piutang di atas biaya normal.3. Temperatur Damage Insurance:

Page 98: Bahan Ajar Mr

Kontrak asuransi terhadp kerugian yang diakibatkan oleh perusahaan/kacaunya temperatur sebagai akibat rusaknya property yang diasuransikan.

4. Rain Insurance:Kerusakan suatu property karena kehujanan biasanya memang tidak dapat diasuransikan, dengan demikian kerugian tidak langsung yang diakibatkan oleh rusaknya property tersebut juga tidak dapat diasuransikan.Tetapi hujan itu sendiri dapat menimbulkan kerugian tidak langsung yang dapat diasuransikan.Contoh: Seorang promotor yang mengadakan pertunjukan musik di lapangan terbuka, ia akan menderita kerugian karena berkurangnya penonton atau harus mengeluarkan biaya ekstra akibat turunnya hujan.Jadi ganti rugi ditujukan kepada kehilangan keuntungan dan biaya ekstra yang harus dikeluarkan.Ada beberapa batasan yang biasanya berlaku dalam asuransi ini, antara lain:1. Besarnya curah hujan, artinya biasanya kalau curah hujannya di bawah 50

ml tertanggung tidak bisa menapatkan ganti rugi. Dimana yang dipakai sebagai ukuran adalah hasil pengukuran dari Jawatan Meteorologi.

2. Kontrak asuransi harus dibuat paling lambat 7 hari sebelum event diselenggarakan.

3. Kontrak tidak dapat dibatalkan secara sepihak.4. Besarnya premi yang harus dibayarkan biasanya dipengaruhi oleh

ketentuan mengenai jangka waktu antara saat turunnya hujan dan jam pertunjukan, dimana makin lama jangka waktu tersebut preminya akan makin tinggi.

Page 99: Bahan Ajar Mr

BAHAN AJAR (HAND OUT)

Bahan Kajian : Asuransi KebakaranSKS : 3 (tiga)Kode : Program Studi : ManajemenPertemuan Ke : 13

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI:Memiliki kemampuan untuk memahami asuransi kebakaran, yang terdiri atas: pengertian asuransi kebakaran, risiko yang dikecualikan, syarat-syarat umum dalam asuransi kebakaran, klausula kewajiban tertanggung, dan endorsemen dalam asuransi kebakaran.

Materi:Asuransi Kebakaran

A. PengertianB. PengecualianC. Syarat UmumD. Klausula Kewajiban TertanggungE. Endorsemen

A. PengertianAsuransi kerugian adalah asuransi yang menjamin atas kerugian atau kerusakan

pada harta beda atau kepentingan yang secara langsung disebabkan oleh : kebakaran , petir, ledakan, kejatuhan pesawat.

Dengan demikian obyek pertanggungan dari asuransi kebakaran pada prinsipnya adalah harta benda atau kepentingan yang tertimpa kerugian atau kerusakan sebagai akibat langsung dari suatu kebakaran, tersambar petir, ledakan, kejatuhan pesawat terbang dan asap , yang kesemuanya itu terjadi karena kecelakaan (tidak disengaja).

1. Kerugian karena KebakaranKerugian yang ditanggung adalah kerugian/kerusakan akibat dari kebakaran

yang terjadi karena kekurang hati-hatian, kesalahan pelayanan atau karyawan tertanggung, tetangga, perampok, atau sejenisnya ataupun karena kebakaran lain sepanjang yang tidak dikecualikan, termasuk di dalamnya akibat dari :1. Menjalarnya api yang timbul sendiri (self combustion), hubungan arus pendek

(short circuit) atau karena sifat barang itu sendiri (inherent vice)

Page 100: Bahan Ajar Mr

2. Kebakaran yang terjadi karena kebakaran benda lain yang berdekatan.2. Kerusakan karena Petir

Kerugian yang ditanggung adalah kerugian/kerusakan yang secara lagsung disebabkan oleh petir. Termasuk didalamnya kerugian karena kebakaran yang terjadi akibat petir yang menimpa mesin-mesin, peralatan listrik atau elektronik dan instalasi listrik yang diasuransikan.3. Kerugian karena Ledakan

Yang diartikan dengan ledakan adalah setiap pelepasan tenaga secara tiba-tiba yang disebabkan oleh mengembangnya gas atau uap. Meledaknya satu bejana (ketel uap, pipa dan sebagainya) dapat dianggap sebagai ledakan jika dinding bejana itu robek dan terbuka sedemikian rupa , sehingga terjadi keseimbangan tekanan secara tiba-tiba di dalam maupun di luar bejana.4. Kerugian karena Kejatuhan Pesawat Terbang

Adalah kerugian/kerusakan yang timbul akibat benturan fisik antara pesawat terbang atau segala sesuatu dari pesawat terbang dengan harta benda atau kepentingan yang dipertanggungjawabkan atau dengan bangunan yang berisikan harta benda dan atau kepentingan yang ditanggungkan.5. Kerugian karena Asap

Adalah kerugian yang harta benda dan atau kepentingan yang timbul akibat asap yang berasal dari kebakaran harta benda yang ditanggungkan.

Dengan demikian bagian dari harta yang tidak terbakar tetapi rusak akibat asap dari kebakaran termaksud tetap mendapatkan ganti rugi (termasuk sebagai kerugian yang dijamin melalui asuransi kebakaran).

B. Pengecualian1. Risiko yang Dikecualikan

1. Secara langsung disebabkan oleh :a. Kebakaran atau ledakan dari api yang timbul sendiri (self combustion) atau

hubungan arus pendek (short circuit) atau sifat dari barang itu sendiri (inherent vice)

b. Pencurian dan atau kehilangan ada saat dan setelah terjadinya peristiwa yang diasuransikan

2. Secara langsung aatau tidak langsung disebabkan oleh atau akibat dari :a. Kesengajaan tertanggung, kesengajaan pelayanan atau karyawan

tertanggung atau perbuatan yang disengaja oleh orang lain atas perintah tertanggung.

b. Kebakaran hutan, semak, alang-alang dan gambut.c. Perang, penyerbuan aksi musuh asing, permusuhan atau kegiatan yang

menyerupai suasana perang dan sebagainya.d. Reaksi nuklir termasuk tetapi tidak terbatas pada radiasi nukir, inonisasi,

fusi, fisi atau pencemaran radioaktif, tanpa memandang apakah itu terjadi

Page 101: Bahan Ajar Mr

di dalam atau di luar bangunan utama dimana disimpan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan.

e. Kerusuhan, pemogokan, tertabrak kendaraan, tanah longsor, genangan air, angin, topan, badai, biaya pembersihan, kecuali bila ada penutupan perluasan jaminan khusu untuk risiko-risiko tersebut.

2. Harta Benda dan Kepentingan yang Dikecualikana. Barang-barang orang lain yang disimpan dan atau dititipkan atas dasar

kepercayaan atau atas dasar komisi.b. Logam mulia, perhiasan, batu permata atau batu mulia,c. Barang antic atau barang seni,d. Segala macam naskah, rencana, gambar atau disain, pola, model atau tuangan

dan cetakan,e. Efek, obligasi, saham atau segala macam surat berharga dan dokumen,

perangko, materai dan pita cukai, yang kertas dan uang logam,buku-buku usaha dan catatan-catatan system computer.

C. Syarat Umum1. Pembayaran Premi

Mengenai kewajiban tertanggung untuk menyelesaikan pembayaran premi asuransi kepada penanggung berlaku ketentuan sebagai berikut :1. Menyimpang dari pasal 257 KUHD (“Perjanjian pertanggung ada seketika setelah

hal itu ditiadakan, hak dan kewajiban kedua belah pihak dari penanggung dan dari tertanggung berjalan mulai saat itu, malahan sebelum polis ditanda tangani”) tanpa mengurangi ketentuan yang diatur dalam titik 2 dibawah, maka adalah merupakan prasyarat dari tanggung jawab Penanggung atas risiko yang diasuransikan, yaitu bahwa premi yang terhutang harus dibayar lunas dan secara nyata telah diterima seluruhnya oleh pihak penanggung.

2. Apabila jumlah premi yang sudah dtentukan tidak dibayar sesuai dengan cara dan jangka waktu yang ditentukan pada titik 1 diatas, maka polis menjadi batal dengan sendirinya.

2. Pertanggungan LainBila harta benda dan atau kepentingan yang diasuransikan sudah atau akan

disuransikan pada jenis atau lembaga asuransi yang lain, maka berlaku ketentuan sebagai berikut:

Pada waktu perjanjian pertanggungan dibuat Tertanggung harus memberitahukan kepada penanggung segala pertanggungan lain atas harta benda dan atau kepentingan yang sama. Sebaliknya jika kemudian Tertanggung juga menutup pertanggungan lain atas harta benda dan atau kepentingan yang sama, hal itupun wajib diberitahukan kepada Penanggung.3. Perubahan Risiko

- Ada perubahan atau perombakan fisik atas harta benda yang dipertanggungkan- Ada perubahan tempat dimana harta benda yang dipertanggungkan disimpan

Page 102: Bahan Ajar Mr

- Sebagian atau seluruhnya harta benda yang dipertanggungkan dipergunakan untuk keperluan lain

- Jika ada barang lain juga disimpan ditempat yang sama dengan tempat penyimpanan harta benda yang dipertanggungkan.

4. Pindah Tempat dan Pindah TanganApabila yang dipertanggungkan adalah perabot rumah tangga atau barang-

barang lain, maka jika barang-barang tersbut dipindahkan ke ruangan lain atau ke lantai lain atau ke tempat atau bangunan lain, selain yang disebutkan dalam polis pertanggungan ini menjadi tidak berlaku, kecuali bila penanggung sebelumnya sudah menyetujui hal tersebut dan mencantumkan persetujuan tersebut dalam lampiran polis.5. Kewajiban Tertanggung dalam Hal terjadi Kerugian atau Kerusakan

Tertanggung sesudah mengetahui atau pada waktu ia dianggap seharusnya sudah mengetahui adanya kerugian atau kerusakan atas harta benda dan kepentingan yang dipertanggungkan , maka ia harus:a. Segera memberitahukan hal itu kepada Penanggungb. Selambat-lambatnya dalam waktu 7 (tujuh) hari kalender memberikan

keterangan tertulis yang memuat hal-hal ikhwal yang diktahuinya tentang kerugian atau kerusakan itu dan jika keadaan memungkinkan hendaknya surat keterangan tersebut disertai dengan pemberitahuan tentang segala sesuatu yang terbakar, musnah, hilang atau rusak dan terselamatkan serta sebab-sebab kerugian atau kerusakan sepanjang yang diketahuinya atau menurut dugaannya.

Disamping itu pada waktu terjadi kerugian atau kerusakan (peril) tertanggung wajib:a. Berusaha sedapat mungkin menyelamatkan diri dan menjaga harta benda dan

atau kepentingan yang dipertanggungkan serta mengijinkan orang lain menyelamatkan dan menjaga harta benda dan atau kepentingan yang bersangkutan.

b. Memberikan bantuan sepenuhnya kepada Penanggung atau wakilnya atau pihak lain yang ditujuknya untuk melakukan penelitian atas kerugian atau kerusakan yang terjadi.

c. Menjaga keselamatan harta benda atau kepentingan yang dipertanggungkan yang masih bernilai.Apabila ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak dipenuhi oleh tertanggung,

maka segala hak atas ganti rugi menjadi hilang.6. Laporan Kerugian

Dalam menuntut ganti rugi berdasarkan pertanggungan ini, maka Tertanggung harus melakukan pada hal-hal sebagai berikut :a. Mengisi formulir laporan klaim yang disediakan oleh Penanggung dan setelah

diisi lengkap diserahkan kembali kepada Penanggung.

Page 103: Bahan Ajar Mr

b. Menyerahkan Polis beserta berita acara laporan kerugian atau surat keterangan mengenai peristiwa tersebut dari Kepala Desa atau Kepala Kelurahan atau Kepala Kepolisian Sektor Setempat,

c. Menyerahkan laporan rinci dan selengkap mungkin tentang hal ihwal yang menurut pengetahuannya menyebabkan kerugian atau kerusakan tersebut.

d. Memberikan segala keterangan dan bukti lain yang wajar dan patut , yang diminta oleh Penanggung.

7. Perhitungan ganti RugiCara menghitung besarnya kerugian dilakukan dengan jalan membandingkan

harga sesaat sebelum dengan sesaat setelah terjadinya kerugian atau kerusakan, yang kemudian diambil rata-ratanya.

Jika dari barang harta benda/barang yang rusak masih ada sisa, maka harga barang sisa (tidak ikut rusak) diperhitungkan pada jumlah ganti rugi.Dengan demikian besarnya nilai ganti yang dapat diterima oleh Tertanggung hanya sebesar jumlah nilai kerugian yang sebenarnya (prinsip indemnitas).8. Kerugian atas Barang

Apabila yang terkena kerugian atau kerusakan tersebut adalah barang bergerak, Tertanggung wajib dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender sejak terjadinya kerugian atau kerusakan tersebut memberikan :a. Dalam hal yang menderita kerugian/kerusakan perabot rumah tangga; daftar

pemberitahuan nama barang dan taksiran harga barang yang diuraikan secara rinci satu demi satu, sesuai dengan harganya pada saat sebelum terjadinya kerugian atau kerusakan dan daftar pemberitahuan khusus tentang sisa barang tersebut (yang tidak ikut rusak).

b. Dalam hal yang menderita kerugian / kerusakan bahan-bahan dan barang-barang dagangan; daftar khusus yang berisi penilaian tentang segala sesuatu yang ada pada saat sebelum terjadinya peristiwa terjadinya kerugian atau kerusakan dan daftar khusus tentang sisanya.

c. Buku-buku, catatan administrasi dan surat terkait jika dikehendaki oleh Penanggung; kalau semuanya itu tidak ada dapat diganti dengan faktur-faktur , catatan atau daftar yang dapat membuktikan adanya harta benda yang terkena kerugian tersebut.

9. Ganti Rugi Pertanggungan RangkapMenyimpang dari ketentuan Pasal 277 ayat 1 KUHD (Bila berbagai

pertanggungan diadakan dengan itikad baik terhadap satu orang saja, dan dengan yang pertama ditanggung nilai yang penuh, hanya inilah yang berlaku dan penanggung berikut dibebaskan) dalam hal terjadi kerugian atau kerusakan atas harta benda dan atau keentingan yang sudah dijaminkan pula oleh satu atau lebih pertanggungan yang lain dan julah itu lebih dari harga harta benda atau kepntingan yang dimaksud, maka jumlah nilai yang telah dipertanggungkan dengan polis yang dimaksud dianggap berkurang menurut perbandingan antara jumlah segala

Page 104: Bahan Ajar Mr

pertanggungan dengan harga yang dipertanggungkan, tetapi premi tidak dikurangi atau dikembalikan10. Pertanggungan di Bawah Harga

Jika pada saat terjadinya kerugian atau kerusakan oleh bahaya yang dijamin dengan pertanggungan ini, ternyata harga keseluruhan harta benda yang dipertanggungkan lebih besar dari jumlah nilai pertanggungan , maka tertanggung dianggap sebagai penanggungny sendiri (Co-Insuler) atas selisihnya dan menanggung kerugian secara proporsional.11. Laporan Tidak Benar

Apabila tidak terbukti bahwa Tertanggung dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dari trsansaksi pertanggungan ini, yaitu bahwa dalam membuat laporan kerugian dengan sengaja :a. Memperbesar jumlah kerugian yang dideritab. Memberitahukan barang-barang yang sebetulnya tidak ada sebagai barang yang

ada pada saat terjadinya peril dan menyatakan bahwa barang-barang tersebut musnah

c. Menyembunyikan barang-barang yang terselamatkan atau barang-barang sisanya dan menyatakan sebagai barang-barang yang ikut musnah.

d. Mempergunakan surat atau bukti palsu , dusta atau tipuane. Melakukan atau menyuruh melakukan tindakan-tindakan yang meimbulkan

kerugian atau kerusakan terhadap harta benda yang dipertanggungkanf. Melakukan kesalahan atau kelalaian yang sangat melampaui batas, sehingga

menimbulkan kerugian dan atau kerusakan terhadap harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan;

Maka tertanggung tidak berhak memperoleh ganti rugi.12. Taksiran Harga dalam Hal Kerugian

Pada prinsipnya taksiran harga terhadap harta benda dan atau kepentingan yang menderita kerugian atau kerusakan didasarkan atas harga yang sebenarnya dari harta benda yang dipertanggungkan pada saat terjadinya kerugian atau kerusakan, tanpa ditambah unsur laba sedikitpun.13. Biaya yang Mendapatkan Penggantian

Tertanggung disamping mendapatkan ganti rugi atas kerugian dan atau kerusakan hatta benda dan atau kepentingan ang dipertanggungkan, juga bias mendapatkan penggantian atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan berkaitan dengan terjadinya peril atas harta benda dan atau kepentingan tersebut, yaitu mencakup :a. Dalam hal terjadi kerugian uang jasa, biaya para juru taksir dan ahli yang ditunjuk

oleh Penanggung , dibayar oleh penanggung. Jadi apabila Tertanggung sudah mengeluarkan biaya untuk itu, ia akan mendapatkan penggantian dari Penanggung.

b. Biaya yang wajar yang dikeluarkan oleh Tertanggung guna mencegah atau mengurangi kerugian atau kerusakan.

14. Sisa Barang

Page 105: Bahan Ajar Mr

Bila terjadi peril tetapi tidak seluruh harta benda dan atau kepentingan itu rusak atau musnah , maka:a. Bila terjadi kerugian atau kerusakan sisa barang, jika ada, tetap menjadi tanggung

jawab Tertanggungb. Penanggung berhak meminta agar Tertanggung menyimpan seluruhnya atau

sebagian sisa barang yang tidak rusak.c. Tindakan dari Penanggung dan permintaan menyimpan sisa barang sebagaimana

tersebut diatas sejali-kali tidak dianggap sebagai pengakuan tanggung jawab atas barang sisa tersebut.

15. Pembayaran KlaimBila telah terjadi kesepakatan antara Penanggung dan Tertanggung atau

kepastian mengenai jumlah klaim yang akan dibayar, maka Penanggung harus telah menyelesaikan pembayaran klaim tersebut paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender sejak kesepakatan atau kepastian tersebut.16. Prinsip Subrogasi

Hak Penanggung untuk mengganti kedudukan Tertanggung berkaitan dengan haknya terhadap pihak ketiga disebut “Hak Sugrogasi” . Hak Sugrogasi tersebut berlaku secara otomatis, tanpa memerlukan suatu surat kuasa khusus dari Tertanggung.

Selanjutnya Tertanggung tetap bertanggung jawab atas setiap perbuatannya yang mungkin dapat merugikan hak Penanggung terhadap pihak ketiga tersebut. Kelalaian Tertangung dalam melaksanakan kewajiban ini dapat menghilangkan atau mengurangi Tertanggung untuk mendapatkan ganti rugi.17. Pemulihan Jumlah Pertanggungan

Setelah terjadi kerugian atau kerusakan pada harta benda dan atau kepentingan yang dupertanggungkan, maka jumlah ertanggungan menjadi berurang sebesar kerugian tersebut. Tetapi, setetlah pemulihan kerugian atau kerusakan tersebut, Tertanggung dapat meminta pemulihan jumla pertanggungan dengan membayar premi tambahan, yang dihitung secara prorate untuk sisa jangka waktu pertanggunga, Namun demikian Penanggung berhak menolak pemintaan tersebut.18. Hilangnya Hak Mendapatkan ganti Rugi

Tertanggung bisa kehilangan hak untuk mendapatkan ganti rugi dengan sendirinya apabila :a. Tidak dapat memenuhi kewajiban yang ditentukan dalam polisb. Tidak mengajukan tuntutan untk mendapatkan ganti rugi dalam waktu 12 bulanc. Tidak mengajuka keberatan atau menempuh upaya penyelesaiab memalui

arbitrase atau upaya hukum lainnya dalam waktu 6 (bulan) sejak Penanggung memberitahukan secara tertulis bahwa Tertanggung tidak berhak mendapatkan ganti rugi.

19. Perhentian PertanggunganPemberitahuan penghentian harus dilakukan secara tertulis, yang dikirimkan

melalui pos tercatat oleh pihak yang menghendaki pengehntian pertanggungan

Page 106: Bahan Ajar Mr

terhadap pihak lainnya dialamat terakhir yang diketahui. Dan Penanggung terbebas dari segala kewajiban berdasarkan polis yang telah dibuat 3 (tiga) kali 24 (dua puluh empat) jam terhitung sejak tanggal pengiriman surat pemberitahuan tersebut , pada pukul 12.00 siang waktu setempat.

Apabila yang menghentikan penanggung, maka ia wajib mengembalikan premi untuk jangka waktu yang belum habis secara protata. Sebaliknya apabila yang membatalkan Tertanggung, maka ia wajib membayar premi untuk jangka waktu yang telah dijalani, yang diperhitungkan menurut skala premi pertanggungan jangka pendek, sebagaimana ditetapkan dalam Tarif Pertanggungan Kebakaran Indonesia yang berlaku.20. Pengembalian Premi

Tertanggung tidak berhak untuk mendapatkan premi yang telah dibayarkan kepada Penanggung, kecuali :a. Bila terjadi perubahan atau perombakan atas harta benda, sehingga resikonya

menjadi berubah dan penanggung menolak meneruskan pertanggungan, maka premi yang sudah dibayar untuk jangka waktu yang belum habis harus dikembalikan kepada Tertanggung secara prorate

b. Bila harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan pindah tangan, baik karena perseutujuan maupun karena tertanggung meninggal meninggal dunia dan Penanggung menolak meneruskan pertanggungan, maka premi yang sudah dibayar untuk jangka waktu yang belum habis harus dikembalikan kepada Tertanggung secara prorate.

c. Bila Penanggung membatalkan pertanggungan, maka ia wajib mengembalikan premi ntuk jangka waktu yang belum habis secara prorate.

21. Penyelesaian PerselisihanBila terjadi perselisihan antara Penanggung dan Tertanggung mengenai polis

yang telah dibuat, kedua belah pihak bebas memilih upaya hukum untuk mnyelesaikan perselisihan tersebut.

Sedang perselisihan mengenai besarnya nilai kergian atau kerugian atau kerusakan harus diselesaikan melalui arbitrase, yang pelaksanaannya diatur sebagai berikut:1. Kedua belah pihak secara musyawarah menunjuk seorang arbitrer, dan maksud itu

disampaikan secara tertulis oleh yang bersangkutan kepada pihak lainnya.2. Apabila penujukan seorang arbitrer tidak terlaksana, maka dalam tempo 15 (lima

belas) hari) kalender, masing-masing pihak menujuk seorang arbitrer dan kedua Arbitrer tersebut menunjuk seorang Arbitrer Ketiga.

3. Apabila penujunkan sebagaimana cara no 2 tidak terlaksana dalam 60 (enam puluh) hari kalender sejak diterimanya permintaan tersebut, maka pihak yang lebih siap dapat mengajukan permohonan kepada Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia untuk menunjuk dan mengangkat 3 (tiga) orang Arbitrer , yang salah seorang diantaranya bertindak sebagai Ketua Majelis Arbitrase

Page 107: Bahan Ajar Mr

4. Kematian salah satu pihak yang bersengketa tidak mempengaruhi wewenang atau kuasa yang diberikan kepada Arbitrer. Dalam hal yang meninggal seorang Arbitrer, maka penggantinya ditunjuk oleh pihak yang menunjukan Arbitrer yang meninggal dunia tersebut.

5. Hak, kewajiban dan tanggung jawab serta tata cara persidangan arbitrase ditetapkan oleh para arbitrer dan didasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

22. Lain-lainUntuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkn berkaitan dengan

pertanggungan mengenai kebakran maka Dewan Asuransi Indonesia menetapkan :1. Apabila terdapat perbedaan pada naskah yang tertea pada polis masing-masing

perusahaan asurasi (Penanggung) dengan yang telah diedarkkan melalui Surat Keputusan Pengurus Dewan Asuransi Indonesia kepada segenap anggota Dewan Asuransi Indonesia Sektor Kerugianm yang aslinya disimpan di kantor Sekretariat Jenderal Dewan Asuransi Indonesia

2. Untuk hal-hal yang belum cukup diatur dalam persetujuan pertanggungan kebakaran, berlaku ketentuan dari Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.

D. Klausula Kewajiban Tertanggung1. Kewajiban yang Berkaitan dengan Kepemilikan dan Pengelolaan Gudang

1. Mengenai Kepemilikan Bangunan/Gudang:Bangunan/Gudang yang disebutkan dalam polis adalah milik Tertangung atau disewa langsungoleh Tertanggung dari pemilim gudang/bangunan tersbut dan tidak akan dipindahkan kepemilikannya atau diseawakan ulang, baik sebagian maupun seluruhnya kepada pihak lain / pihak ketiga sebelum diberitahukan secara tertulis dan disetujui secara tertuli pula oleh Penanggung.

2. Mengenal Kepemilikan Barang-barang yang Disimpan di dalamnya:Barang-barang yang disimpan didalam bangunan/gudang yag disebutkan dalam polis sepenuhnya adalah milik Tetanggung sediri dan tidak terdapat barang-barang titipan (untuk disimpan dalam bangunan/gudag termaksud) milik orang lain, siapapun mereka, sebelum diberitahukan kepada dan disetujui secara tertulis oleh Penanggung.Barang-barang yang telah dijual yang karena kelazimannya atau dibenarkan daam kontrak jula beli masih berada dalam bangunan/gudang karena belum diambil oleh pembelinya dikecualikan dalam ketentuan ini.

3. Mengenai Pengelolaan GudangPengelolaan bangunan/gudang dan barang-barang yang ditimbun didalamnya dilakukan oleh dan menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari Tetanggung dan dilarang adanya penyertaan pihak lain siapapun mereka dalam pengelolaan bangunan/gedung tersebut sebelum diberitahukan secara tertulis kepasa dan disetujui secara tertulis oleh penanggung.

2. Mengenai Penyimpanan Barang-barang Berbahaya terhadap Api

Page 108: Bahan Ajar Mr

1. Cat : 600 liter 2. Minyak mineral atau cairan-cairan lainnya yang dapat menguap dan dapat

menyala dengan percikan api pada titik nyala (flashpoint) 93 Celcius (200 Fahrenheit) atau lebih : 400 liter

3. Minyak tanah (kerosene) atau cairan-cairan lainnya yang dapat menguap dan dapatmenyala dengan percikan api pada titik nyala (flashpoint) 38 Celcius (100 Fahrenheit) atau lebih : 200 Liter

4. Bensin (petrol) atau cairan-cairan lainnya yang dapat menguap dan dapat menyala dengan percikan api pada titik nyala (flashpoint) dibwah 38 celcius (100 Fahrenheit) : 30 liter

5. Korek api : 30 Kg atau 4 peti karton,yang mana yang lebih banyak.6. Petasan : 30 Kg atau 4 peti karton, yang mana yang lebih banyak.

Apabila tertanggung melakukan penyimpangan atas ketentuan-ketentuan dan atau persyaratan tersebut diatas, maka serta merta polis/persetujuan pertanggungan menjadi batal tanpa adanya pemebritahuan dahulu oleh Penanggung dan tanpa pengembalian premi.

E. Endorsemen1. Endorsemen Kerusuhan

Endorsemen kerusuhan adalah perluasan terhadap risiko yang dapat dijamin, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat terjadinya kerusuhan, yang selama ini dikatagorikan sebagai risiko yang dikecualikan, yang kemudian lebih dikenal dengan istilah “Kalusula 4.1A”

Apabila Tertanggung menghendaki/menyetujui endorsemen ini, maka endorsemen menjadi melekat dan meruakan bagian yang tak terpisahkan dari polis(pertanggungan) standar yang dibuat.

1. Perluasan Jaminan1. Kerusuhan adalah tindakan suatu kelompok orang (minimal) sebanayk 12

orang yang dalam melaksanaka seuatu tujuan bersama menimbulkan suasana gangguna ketertiban umum dengan jegaduhan dan penggunaan kekerasan serta pengrusakan harta benda oang lain, yang belum dianggap sebagai huru-hara.

2. Pemogokan adalah tindakan pengrusakan yang disengaja oleh sekelompk pekerja (minimal) sebnayk 12 orang pekerja atau separuh dari jumah ekerja (dalam hal jumlah seluruh pekerja kurang dari 24 orang) , yang menilak bekerja sebagaimana biasanya, dalam usaha untuk memaksa majikan memenuhi tuntutan dari pekerja atau dalam melakukan protes terhadap peraturan atau persyaratan kerja yang diberlakukan majikan.

3. Penghalangan Bekerja adalah tindakan pengrusakan yang sengaja dilakukan oleh sekelompok pekerja (minimal) 12 orang atau searah dari jumlah pekerja (dalam hal ini jumlah pekerja kurang dari 24 orang) akibat

Page 109: Bahan Ajar Mr

dari adanya oekerja yang diberhentikan atau dihalangi bekerja oleh majikan.

4. Perbuatan jahat adalah tindakan seseorang yang dengan sengaja merusak harta benda orang lain karena demam, dengki, amarah atau vandalisitis, kecuali tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang brada dibawah pengawasan atau atas perintah orang yang menguasai harta benda tersebut atau oleh pencuri/perampok/penjarah.

5. Pencegahan adalah tindakan pihak yang berwenang dalam usaha menghalangi , menghentikan atau mengurangi dampak/akibat dari risiko yang erjadi karena kerusuhan, pemogokan, penghalangan bekerja dan pencegahan.

6. Penjarahan yang terjadi selama kerusuhan.2. Risiko yang Dikecualikan

1. Salah satu atau lebih risiko karena : Huru-hara, Pembangkitan Rakyat, Pengambilalihan Kekuasaaan, Pemberontakan, Kekuatan Militer, Invasi, Perang Saudara, Perang dan Permusuhan, Makar, Terorisme, Sabotase atau penjarahan ( Kecuali Penjarahan yang Terjadi selama Kerusuhan)Dalam suatu tuntutan, gugatan atau perkara lainnya, dimana Penanggung menyatakan bahwa suatu kerugian atau kerusakan secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh datuatau lebih risiko yang dikecualikan tersebut atas, maka merupakan kewajiban Tertanggung untuk membuktikan sebaliknya bila ia tidak sependapat.

2. Penghentian selurub atau sebagian dari pekerjaan atau perlambatan atau gangguan atau penghentian suatu proses atau kegiatan.

3. Kehilangan hak secara tetap atau sementara karena penyitaan, pinjam paksa atau pengambilalihan oleh pejabat yang berwenang atau ditempati secara tidak syah atau melawan hukum oleh seseorang,

4. Gangguan usaha ata segala macam kerugian dalam wujud atau bentuk apapun yang sifatnya konsekuensial.

3. Potongan Klaim atau Risiko SendiriDalam hal ini terjadi kalim atas rsiko yang menurut ketentuan endosemen

ini, tidak semua jumlah nilai ganti rugi yang distujui dibayar oleh Penaggung. Dalam endorsemen ini, Tetanggung harus ikut menanggung sendiri (co-insurance) sebagian dari kerugian yang terjadi, ia akan ikut memikul kerugian sebesar 15% dari jumlah nilai ganti rugi yang disetujui, dengan jumlah minimum Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah) atau sesuai dengan hasil kesepakatan antara Tertanggung dan Penanggung.4. Pembatalan Endorsemen

Endosemen dapat dibatalkan setiap saat oleh penanggung dengan pemberitahuan secara tertulis melalui surat tercatat, Facsimile, Telex atau Telegram kepada Tertanggung di alamat terkahir yang ia ketahui.

Page 110: Bahan Ajar Mr

Penanggung bebas dari segala kewajiban berdasarkan endosemen ini sejak 3 kali 24 jam terhitung mulai tanggal pengiriman surat pemberitahuan tersebut pukul 12.00 siang waktu setempat , yaitu tempat dimana obyek pertanggungan berada.

Akibat dari pembatalan endosemen oleh Penanggung , maka Penanggung wajib mengembalikan premi tambahanannya untuk jangka waktu yang belum habis secara prorata.

2. Endorsemen Huru-haraHuru-hara yang dimaksud disini adalah peristiwa-peristiwa yang dalam bahasa

inggris disebut: riot, strike and civil commotions (RSCC).Endorsemen huru-hara adalah perluasan jaminan yang mencakup risiko yang

itmbu karena terjadi huru-hara, yang dalam pertanggungan yang standart termasuk dalam risiko yang dikecualikan(tidak dijamin).

1. Perluasan JaminanDengan adanya endorsemen ini maka pertanggungan diperluas, sehingga

mencaku kerusakan atas harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan , yang secara langsung disebabkan oleh slah satu atau lebih risiko-risiko berikut:

1. Kerusuhan,2. Pemogokan,3. Penghalangan Kerja,4. Perbuatan Jahat,5. Terorisme,6. Sabotase,7. Huru-hara,8. Pembangkitan Rakyat tanpa penggunaan senjata api,9. Revolusi tanpa penggunaan senjata api,10. Makar,11. Pencegahan.

2. Risiko yang Dikecualikan1. Penghentian seluruh atau sebagian dari pekerjaan atau perlambatan atau

gangguan atau penghentian suatu proses atau kegiatan.2. Kehilangan hak secara tetap atau sementara karena penyitaan , pinjam

paksa atau pengambilalihan oleh pejabat yang berwenang atau ditempati secara tidak sah atau melawan hukum oleh seseorang.

3. Gangguan usaha atau segala macam kerugian dalam wujud atau bentuk apapun yang sifatnya konsekuensial.

3. Potongan Klaim atau Risiko Sendiria. Untuk risiko-risiko karena kerusuhan, pemogokan, penghalangan bekerja

dan penjarahan yang terjadi selama kerusuhan, termasuk risiko pencegahan yang terkait dengannya atas setiap klaim yang dijamin

Page 111: Bahan Ajar Mr

menurut ketentuan endorsemen ini, Tertanggung akan meikul sebesar 15% dari jumlah ganti rugi yang disetujui, degan jumlah minimum Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah) atau sesuai dengan persetujuan antara tertanggung dan Penanggung ada saat penutupan endorsemen kontrak pertanggungan.

b. Untuk risiko-risiko karena terorisme, sabotase, huru-hara, pe,bangkitan rakyat tanpa penggunaan senjata api, maker dan penjarahan yang terjadi selama huru-hara, termasuk risiko pencegahan yang yang terkait dengan risiko-risiko tersebut, atas setiap klaim yang dijamin menurut ketentuan endorsemen ini, Tetanggung akan ikut memikul sebesar 25% dari jumlah ganti rugi yang disetujui, dengan jumlah minimum Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) atau sesuai dengan persetujuan antara Tertanggung dan Penanggung pada ssat penutupan endorsemen kontrak pertanggungan.Risiko sendiri adalah jumlah kerugian yang harus ditanggung sendiri oleh

Tertanggung, sehingga jumlah ganti rugi yang dibayar Tertanggung adalah jumlah nilai kerugian dikurangi dengan jumlah nilai risiko sendiri.

4. Pembatalan EndorsemenPenanggung setiap saat dapat membatalkan endorsemen ini, dengan cara

mengirimkan pemberitahuan secara tertulis melalui surat tercatat, facsimile, telex atau telegram kepada yang tertanggung ke alamat yang terakhir diketahuinya.

Selanjutnya Penanggung bebas bebas dari segala kewajiban berdasarkan endorsemen ini setelah 3 kali 24 jam terhitung sejak tanggal pengiriman pemberitahuan terulis tersebut, pukul 12.00 siang, waktu setempat, dimana obyek pertanggungan berada.

Karena pembatalan tersebut, maka Penanggung wajib mengembalikan premi yang telah diterima untuk jangka waktu yang belum habis secara prorata.

Page 112: Bahan Ajar Mr

BAHAN AJAR (HAND OUT)

Bahan Kajian : Asuransi Kendaraan BermotorSKS : 3 (tiga)Kode : Program Studi : ManajemenPertemuan Ke : 14

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI:Memiliki kemampuan untuk memahami asuransi kendaraan bermotor, yang terdiri atas: risiko yang dijamin dalam asuransi kendaraan bermotor, risiko yang tidak dijamin terhadap asuransi kendaraan bermotor, syarat-syarat pertanggungan dari asuransi kendaraan bermotor, dan endorsemen dalam asuransi kendaraan bermotor.

Materi:Asuransi Kendaraan Bermotor

A. PengantarB. Risiko yang DijaminC. Risiko yang Tidak DijaminD. Syarat-syarat PertanggunganE. Endorsemen

A. PengantarAsuransi kendaraan bermotor adalah pertanggungan kerugian atau kerusakan

terhadap kendaraan bermotor. Jenis asuransi ini sebetulnya sama dengan asuransi kebakaran, yang obyeknya adalah kerugian atau kerusakan atas harta benda, hanya disini harta bendanya berupa kendaraam bermotor. Sehubungan dengan hal tersebut maka aturan yang berlaku pada asuransi kebakaran umunya juga berlaku untuk asuransi kendaraan bermotor.

B. Risiko yang Dijamin1. Kerugian atau Kerusakan Kendaraan Bermotor

Dalam asuransi kendaraan bermotor ini risiko yang dipertanggungkan adalah :

Page 113: Bahan Ajar Mr

1. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, yang disebabka oleh :a. Tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir dari jalan, dan sebagainya,b. Perbuatan jahat orang lain,c. Pencurian, d. Kebakaran,e. Sambaran petir.

2. Kerusakan roda bila kerusakan tersebut mengakibatkan pula kerusakan kendaraan bermotor tersebut yang disebabkan oleh kecelakaan.

3. Biaya yang wajar yang dikeluarkan oleh Tertanggung untuk penjagaan atau pengangkutan ke bengkel atau ke tempat lain guna menghindari atau mengurangi kerugian atau kerusakan yang dijamin dalam polis, setinggi-tingginya sebebsar setengah persen (0,5%) dari jumlah pertanggungan, tanpa diperhitungkan dengan risiko sendiri.

2. Tanggung GugatDalam hal ini Penanggung akan memberikan penggantian kepada tertanggung

atas ;1. Tanggung gugat Tertanggung terhadap suatu keinginan yang diderita pihak

ketiga yang secara langsung disebabkan melalui musyawarah maupun melalui pengadilan, yang kedua-duanya harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari Penanggung, setinggi-tingginya sejumlah yang tercantum dalam ikhtisar pertanggungan, yang meliputi:a. Kerusakan atas hartab. Cedera badan atau kematian

2. Biaya perkara atau biaya bantuan para ahli yan berkaitan dengan tanggung gugat Tertanggung, yang telah terlebih dahulu disetujui oleh Penanggung secara tertulis.

C. Risiko yang Tidak DijaminDalam asuransi kendaraan bermotor Penanggung tidak memberikan ganti rugi

terhadap:1. Kehilangan keuntungan, kehilangan upah, berkurangnya nilai atau kerugia keuangan

lainnya yang diderita Tertanggung sebagai akibat tidak dapat dipergunakannya kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, karena suatu kecelakaan atau sebab lain.

2. Kerusakan atau kehilangan peralatan tambahan yang tidak disebutkan dalam ikhtisar Pertanggungan, sebagai akibat suatu kecelakaan atau sebab lain.

3. Kerusakan atau kehilangan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan baik sebagian maupun seluruhnya sebagai aikbat penggelapan.

4. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan sebagai akibat perbauatn jahat yang dilakukan oleh Tertanggung, suami isteri atau anak Tertanggung, orang yang disuruh Tertanggung, bekerja pada Tetanggung, orang

Page 114: Bahan Ajar Mr

yang sepengetahuan atau seizing Tetanggung, orang yang tinggal bersama Tetanggung.

5. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, yang disebabkan oleh:a. Kendaraan bermotor tersebut dipergunakan untuk menarik atau mendorong

kendaraan lain, untuk turut serta dalam perlombaan kecakapan atau perlombaan kecepatan, untuk memberi pelajaran mengemudi, menarik suatu trailer, untuk karnaval atau pawai, atau untuk melakukan tindakan kejahatan, atau untuk suatu maksud laindari yang ditetapkan dalam polis pertanggungan.

b. Kelebihan muatan atau dijalankan secara paksac. Kendaraan bermotortersebut dengan sepengetahuan Tetanggung dijalankan

dalam keadaan rudak, dalam keadaan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara teknik atau dalam perbaikan.

d. Kendaraan bermotor tersebut dikemudikan oleh seseorang yang pada saat erjadinya kecelakaan tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM) yang sah atau oleh seseorang yang berada dibawah pengaruh minuman keras atau sesuatu bahan lain yang memabukkan.

e. Memasuki atau melewati jalan tertutup , terlarang atau tidak diperuntukkan untuk kendraan bermotor yang dipertanggungkan,

f. Barang-barang yang sedang dimuat, ditumpuk, dibongkar, atau diangkut dengan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.

g. Reaksi atau radiasi nuklir , pencemaran radio aktif , rekasi inti atom bagaimanapun juga terjadinya, apakahterjadi di dalam maupun diluar kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.

6. Kerugian atau kerusakan kendaraan bemotor yang dipertanggungkan baik langsung maupun tidak langsung dibsebabkan oleh:a. Gempa bumi, letusan gunung berapi, angin topan, badai, banjir atau genangan

air atau gejala geologi aau meteorologi lainnya.b. Perang, penyerbuan, aksi musuh asing, permusuhan atau kegiatan yang

menyerupai suasana perang (baik dengan pernyataan perang maupun tidak), perang saudara, pemberontakan, pergolakan sipil (huru-hara), yang dianggap merupakan bagian atau menjurus pada pemberontakan umu, pemberontakan militer, pengacauan, terorisme, penggunaan kekerasan, revolusi, penggunaan kekuatan militer atau engambil alihan kekuasaan atau perbuatan seseorang yang bertindak atas nama atau sehubungan dengan suatu organisasi dengan kegiatan-kegiatan yang bertujuan menggulingkan kekerasan pemerintah yang sah de jure atau de facto.

c. Kerusuhan, pemogokan aau gangguan ketertiban umum lain dan semacamnya.7. Kehilangan atau kerusakan di bagian atau material kendaraan bermotor yang

dpertanggungkan karena aus, sifat kekurangan sendiri, ada bagian itu atau pada mesinnya disebabkan oleh salah penggunanya.

Page 115: Bahan Ajar Mr

8. Kerugian yang dialami pihak ketiga yang secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh kendraan bermotor yang dipertanggungkan, yang berupa :a. Kerusakan harta benda milik atau dalam pengawasan Tertanggung, diangkut.

Dimuat atau dibongkar dari kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.b. Kerusakan jalan, jembatan, viaduct, bangunan-bangunan yang terdapat dibawah,

di atas atau di sampaning jalan sebagai akibat dari getaran, berat kendaraan atau muatannya.

9. Cedera badan /kematian terhadap:a. Penumpang kendaraan bermotor yang dipertanggungkanb. Tertanggung, suami atau istri dan anak tertanggung bila tertanggung adalah

peroranganc. Pemegang saham atau pengurus bila tertanggung merupakan CV atau Firmad. Pengurus bila tertanggung adalah badan hukum berbentuk perseoran terbatas,

yayasan atau usaha bersama dan bentuk lainnyae. Orang yang bekerja pada Tertanggung dengan menerima imbalan jasa

f. Orang yang tinggal bersama Tertanggungg. Hewan milik atau dalam pengawasan tertanggung, diangkut, dimuat,

dibongkar dari kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.

D. Syarat-syarat Pertanggungan1. Pembayaran Premi

Premi harus dibayar lunas pada saat persetujuan pertanggungan ditutup, kecuali bial atas persetujuan kedua belah pihak ditentukan lain.

Jika premi tidak dibayar dalam waktu 10 hari kerja terhitung mulai tanggal permulaan perpanjangan pertanggungan, maka berlakunya ertanggungan ini dapat ditunda oleh Penanggung tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Jika seaktu-waktu terjadi sesuatu kerugiab atau kerusakan atas kendraan bermotor yang dipertaggungkan (masih dalam masa penundaan), Tertanggung tidak berhak atas sesuatu penggantian kerugian.

Penundaan tersebut akan berakhir 24 jam sesudah premi oleh Penanggung atau pertanggungan menjadi batal demi jukum apabila premi tidak dibaya setelah lewat 90 hari kalender terhitung mulai tanggal berlakunya pertanggungan.

Atas pembatalan tersebut Penanggung berhak atas premi untuk jangka waktu yang sudah berjalan sebesar 20% dari premi setahun.2. Pemberitahuan Kecelakaan

Bila terjadi kecelakaan, kerusakan atau kerugian atas kendaraamn bermotor yang dipertanggungkan, maka: Tertanggung diwajibkan memberitahukan kecelakaan atau pencurian atas kendaraann bermotor yang dipertanggungkan kepada Penanggung selambat-lambatnya 3 hari kerja sejak terjadinya kecelakaan atas pencurian tersebut.

Pemberitahuan tersebut dapat dilakukan secara tertulis atau secaa lisan kepada penanggung, yang selanjtnya diikuti dengan laporan tertulis kepada Penanggung.

Page 116: Bahan Ajar Mr

Dalam hal pencurian atau kerusakan kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, yang dilakukan oleh pihak ketiga, yang dapa dijadikan dasar untuk penuntuta penggatian dari kerugian atau adanya tuntutan dari pihak ketiga yang harus dipikul oleh Penanggung, maka Tertanggung wajib melaporkan kepada dan membuat surat keterangan dari serendah-rendahnya pos polisi (pospol) setempat.

Khusus untuk kerugian total (total cost) akibat pencurian, maka Tertanggung diwajibkan melaporkan kepada dan mendapatkan surat keternagan dari polisi (Polda) setempat.

3. Tuntutan Pihak KetigaApabila tertanggung dituntu oleh pihak ketiga sehungan dengan kerugian atas

kerusakan yang disebabkan oleh kendaraan bermotor yang dipertanggungkan, maka:1. Tertanggung wajib memberitahukan kepada Penanggung tentang adanya tuntutan

dari pihak ketiga tersebut selambat-lambatnya 3 hari sejak tuntutan itu diterima2. Tertanggung harus segerra menyetahkan dokumen-dokumen yang ada

hubungannya dengan tuntutan pihak ketiga tersebut.3. Tertanggung tidak boleh memberikan janji keterangan atau melakukan tindakan

yang menimbukan kesan bahwa ia mengakui tanggung gugatnya4. Tertanggung menguasakan kepada Penanggung untuk mengurus tuntutan ganti

rugi pihak ketiga dan apabila diperlukan Tertanggung diwajibkan memberikan surat kuasa untuk itu kepada Penanggung.

4. Tuntutan Pidana terhadap TertanggungApabila tuntutan pihak ketiga yang dirugikan karena kendaraan bermotor yang

dipertanggungkan adalah berupa tututan pidana terhadap Tertanggung, maka Tertanggung diwajibkan memberitahukan tuntutan tersebut kepada Penanggung paling lambat dalam 3 hari sejak tuntutan tersebut diterima oleh Tertanggung.

Sehubungan dengan hal tersebut Penanggung berhak untuk menunjuk penasehat hukum untuk itu dan dalam hal demikian Tertanggung wajib menggunakan penasehat hukum tersebut untuk menangani perkaranya. Biaya bantuan hukum yang timbul untuk itu menjadi tanggungan Penanggung.5. Ganti Rugi

Penanggung aka memberikan ganti rugi kepada Tertanggung atas kerusakan atau kehilangan kendraan bermotor yang dipertanggungkan berdasarkan harga sebenarnya sesaat sebelum terjadinya kerusakan atau kehilangan tersebut, sedang bila atas tuntutan pihak ketiga setinggi-tingginya sebesar jumlah yang setelah disetujui dikurangi besarnya resiko sendiri (retensi sendiri/co-inusrance) yang tercantum dalam ikhtisar pertanggungan.

Bila pertanggungan dilakukan dibawah harga, maka jumlah ganti rugi yang dibayar Penanggung kepada Tertanggung masih diperhitungkan lagi, sesuai dengam ketentuan bila pertanggungan dibawah harga yang sebenarnya.

Page 117: Bahan Ajar Mr

Dalam melaksanakan ganti rugi Penanggung akan memperhitungkan dengan premi yang masih terhutang untuk masa pertanggungan yang masih berjalan atas kendaraan bermotor termaksud.6. Kerugian Total

Kerugian total adalah kerusakan atau kergian yang biaya perbaikannya diperkirakan sama dengan atau lebih dari 75% dari harga sebelumnya kendaraan bermotor termaksud bila diperbaiki atau hilang karena dicuri dan tidak ditemukan dalam waktu 60 hari sejak terjadinya pencurian atas kendaraan bermotor yang dipertanggungkan tersebut.

7. Ganti Rugi Pertanggungan RangkapBila suatu kendaraan bemotor dipertanggungkan kepada lebih dari satu

Penanggung (pertanggungan rangkap) berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut :1. Menyimpang dari ketentuan Pasal 277 ayat KUHD, maka bila terjadi kerugian

atas kendaraan bermotor yang di pertanggungkan kepada lebih dari satu penanggung, dimana jumlah pertanggungan lebih fari harga kendaraam bermotor yang bersangkutan, maka jumlah yang dipertanggungkan untuk masing-masing Penanggung seimbang dengan nilai pertanggungan terhadap harga yang sebenarnya, demikian pula ganti rugi yang menjadi kewajiban dari masing-masing Penanggung.

2. Ketentuan tersebut diatas tetap dijalankan, walaupun segala pertanggungan yang dimaksud dibuat dengan beberapa polis dan pada hari yang berlainan, yang tanggalnya lebih dahulu dan tidak berisi ketentuan sebagaimana tersebut di atas.

8. Pertanggungan di Bawah HargaJika harga kendaraan bermotor yang di pertanggungkan pada saat terjadinya

kerugian atau kerusakannya ternyata lebih besar dari harga pertanggungan, maka penanggung akan menggantinya menurut hitungan dari bgaian yang dianggap dipertanggungkan saja.9. Tindakan Pencegahan

Tertanggung wajib melakukan segala usaha yang patut guna menjaga dan memelihara kendaraan bermotor yang dipertanggungkan. Juga bila terjadi suatu kecelakaan atau kerusakan pada kendaraan bermotor tersebut, maka kendaraan tersebut tidak boleh ditinggalkan tanpa pengamanan yang layak guna mengindari kerusakan/kerugian lebih lanjut.10. Subrogasi

Sesuai dengan ketentuan Pasal 284 KUHD, maka setelah pembayaran ganti rugi kendaraan bermotor yang dipertanggungkan Penanggung menggantikan posisi Tertanggung dalam segala hak yang diperolehnya terhadap pihak ketiga sehubungan dengan kerugian tersebut dan hak subrograsi ini berlaku dengan sendirinya tanpa memerlukan suatu surat kuasa khusus dari Tertanggung.

Page 118: Bahan Ajar Mr

Disamping itu, Tertanggung juga bertanggung jawab atas perbuatan yang mungkin dapat merugikan hak Penanggung terhadap pihak ketiga termaksud.

Kelalaian tertanggung dalam melaksanakan kewajiban tersebut di atas (mencegah perbuatan yang dapat merugikan hak Penanggung terhadap pihak ketiga) dapat mengurangi hak Tertanggung untuk mendapatkan ganti rugi dari Penanggung.11. Laporan Tidak Benar

1. Memperbesar jumlah kerugian yang diderita2. Menyembunyikan barang-barang yang terselamatkan atau barang-barang

sisanya dan menyatakan sebagai barang-barang yang musnah3. Mempergunakan surat atau alat bukti palsu , dusta atau tipuan.4. Melakukan atau menyuruh melakukan tindakan-tindakan yang menimbulkan

kerugian atau kerusakan terhadap kendaraan bermotor yang dipertanggungkan,

5. Melakukan kesalahan atau kelalaian yang sangat melampaui batas, sehingga menimbulkan kerugian atau kerusakan terhadap kendaraan bermotor yang dipertanggungkan.

12. Hilangnya Hak Mendapatkan Ganti RugiHak Tertanggung untuk mendapatkan gantu rugi berdasarkan pertanggungan

kendaraan hak bermotor hilang dengan sendirinya apabila :1. Ia tidak memenuhi kewajiban berdasarkan polis pertanggungan kendaraan

bermotor2. Ia tidak mengajukan tuntutan ganti rugi dalam waktu 12 bulan sejak terjadinya

kerugian atau kerusakan.3. Tidak mengajukan keberatan atau menempuh penyelesaian melalui upaya hukum

dalam waktu 6 bulan ejak Penanggung memberiahukan secara tertulis bahwa Tertanggung tidak berhak untuk mendapatkan ganti rugi.

13. Harga SebenarnyaHarga sebenarnya dari kendaraan bermotor yang dipertanggungkan adalah hasil

penjualan yang dapat diperoleh Tertanggung secara penjualan bebas atas kendaraan bermotor tersebut atau kendaraan bermotor yang sama sesaat sebelum terjadinya kehilangan atau kerusakan.

Sedang harga perlengkapan atau peralatan kendaraan bermotor sudah tidak diperjual belikan di pasar bebas, maka dasar penggantiannya adalah harga yang tercatat di pabriknya (untuk pasarnya di Indonesia)14. Pemeriksaan

Penanggung berhak setiap saat melakukan pemeriksaan terhadap kendaraan bermotor yang dipertanggungkan kepadanya.15. Berakhirnya Pertanggungan

1. Pembatalan PolisPenanggung dan tertanggung masing-masing berhak setiap waktu utuk

menghentikan kontrak pertanggungan tanpa diwajibkan memberitahukan alasannya. Pemberitahuan penghentian tersebut harus dilakukan secara tertulis

Page 119: Bahan Ajar Mr

yang dikirim melalui pos tercatat oleh pihak yang menghendaki penghentian pertanggungan kepada pihak lainnya ke alamat terakhir yang diketahuinya.

Penanggung menjadi bebas dari segala kewajiban berdasarkan pertanggungan termaksud sejak 3 hari kerja diitung mulai tanggal pengiriman surat pemberitahuan, yaitu pukul 12.00 siang waktu setempat , dimana obyek pertanggungan berada.

Bila yang membatalkan Tertanggung, ia wajib membayar premi yang sudah dijalani, yang diperhitungkan menurut skala premi pertanggungan jangka pendek.

Sedang bila yang membatalkan Penanggung, ia wajib mengembalikan premi yang telah diterima untuk waktu pertanggungan yang belum berjalan secara pro rata.2. Peralihan Hak Milik

Bila kendaraan bermotor yang dipertanggungkan pindah tangan baik berdasarkan suatu persetujuan ataupun karena Tertanggung meninggal dunia, maka menyimpang dari Pasal 263 KUHD perjanjian pertanggungan batal dengan sendirinya sejak 10 hari kalender mulai terjadinya pemindah tanganan tersebut, kecuali apabila Penanggung menyetujui melanjutkan pertanggungan tersebut.3. Terjadinya Total Loss

Pertanggungan juga akan berakhir dengan sendirinya sesudah dilakukan penggantian kerugian atas dasar kehilangan/kerusakan seluruhnya (total coss) atau yang dapat dipersamakan dengan itu, tanpa pengembalian premi, walaupun jangka waktu pertanggungannya belum habis (jangka panjang).4. Berakhirnya Jangka Waktu Pertanggungan

Pertanggungan juga akan berakhir dengan sendirinya sesudah berakhirnya jangka waktu pertanggungan yang telah ditentukan.

16. Arbitrasi Apabila timbul persengketaan atau perselisihan antara Penanggung dan

Tertanggung sebagai akibat perlaksanaan atau penafsiran perjanjian pertanggungan yang telah dibuat dan pesengketaan serta perselisihan tersebut tidak dapat diselesaikan secara musyawarah dalam tempo 30 hari kerja sejak terjadinya kerugian yang menjadi pokok perselisihan dan persengketaan, maka pihak-pihak yang berkepentingan berhak mengajukan persengketaan atau perselisihan tersebut kepada Dewan Asuransi Indonesia cq Ketua Bidang Asuransi Kerugian, yang akan membentuk badan arbitrase ad-hoc dalam tempo paling lambat 30 hari kerja sejak permohonan arbitrase diterima Sekretariat Jenderal Dewan Asuransi Indonesia.17. Lain-lain

Apabila terdapat perbedaan pada naskah yang tertera pada polis asuransi yang dibuat oleh Penanggung/Perusahaan Asuransi dengan naskah yang diedarkan melalui Surat Keputusan Pengurus Dewan Asuransi Indonesia kepada segenpa anggota Dewan Asuransi Indonesia Sektor Kerugian yang aslinya disimpan di Kantor Sekretariat Jenderal Dewan Asuransi Indonesia, maka yang berlaku adalah aslinya yang tersimpan di Kantor Sekretariat Jenderal Dewan Asuransi Indonesia.

Page 120: Bahan Ajar Mr

Untuk hal-hal yang bersangkutan dengan pertanggungan yang belum cuku diatur dalam naskah perjanjian penutupan pertanggungan, maka berlakulah keteuan dari KUHD dan pertaturan perundang-undangan lainnya.

E. Endorsemen1. Endorsemen Kerusuhan

Kerusuhan yang dimaksud disini adalah peristiwa-peristiwa yang dalam bahasa inggrisnya disebut : riot, strike and malicious damage (RSMD).

Endorsemen Kerusuhan adalah perluasan terhadap risiko yang dapat dijamin, yaitu risik yang timbul sebagai akibat terjadinya kerusuhan , yang dikenal selama ini dikatagorikan sebagai risiko yang dikecualikan.

Apabila tertanggung menghendaki/menyetujui endorsemen ini, maka endorsemen menjadi melekat dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari polis (pertanggungan) standar yang dibuat.

1. Perluasaan JaminanDengan disetujuinya endorsemen ini maka pertanggungan diperluas

terhadap kerusakan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan , yang secara langsung disebabkan oleh salah satu atau lebih dari risiko-risiko berikut:1. Kerusakan adalah tindakan suatu kelompok orang (minimal sebanyak 12

orang), yang dalam melaksanakan suatu tujuan bersama menimbulkan suasana gangguan ketertiban umum dengan kegaduhan dan penggunaan kekerasan serta pengrusakan harta benda orang lain, yang belum dianggap sebagai huru-hara.

2. Pemogokan adalah tindakan pengrusakan yang disengaja oleh sekelompok pekerja (minimal sebanyak 12 orang) pekerja atau separuh dari jumlah pekerja (dalam hal jumlah seluruh pekerjanya kurang dari 24 orang), yang menolak bekerja sebagaimana biasanya, dalam usaha untuk memaksa memenuhi tuntutan dari pekerja atau dalam melakukan protes terhadap peraturan atau persyaratan kerja yang diberlakukan oleh majikan.

3. Penghalang Bekerja adalah tindakan pengrusakan yang sengaja dilakukan oleh sekelompok pekerja (minimal 12 orang) atau separuh dari jumlah pekerja (dalam hal jumlah pekerja kurang dari 24 orang), akibat dari adanya pekerja yang diberhentikan atau dihalangi bekerja oleh majikan.

4. Perbuatan jahat adalah tindakan seseorang yang dengan sengaja merusak harta benda orang lain karena dendam, dengkin, amarah atau vandalistis, kecuali tindakan yang dilakukan oleh seseorang yang berada dibawah

Page 121: Bahan Ajar Mr

pengawasan atau atas perintah orang yang menguasai harta benda tersebut atau oleh pencuri/ perampok/ penjarah.

5. Pencegahan adalah tindakan pihak yang berwenang dalam usaha menghalangi, menghentikan atau mengurangi dampak/ akibat dari risiko yang terjadi karena kerusuhan, pemogokan, penghalang bekerja dan pencegahan.

6. Penjarahan yang terjadi selama Kerusuhan.

2. Risiko yang DikecualikanDalam hal terjadi klaim atas risiko yang dijamin menurut ketentuan

endorsemen ini, tidak seua jumlah nilai ganti rugi yang disetujui dibayar oleh Penanggung. Dalam endorsemen ini Tertanggung harus ikut menanggung sendiri (co-insurance) sebagaian dari kerugian yang terjadi, ia akan ikut memikul kerugian sebesar 15% dari jumlah nilai ganti rugi yang disetujui atau sesuai dengan hasil kesepakatan antara Tertanggung dan Penanggung.3. Potongan Klaim atau Risiko Sendiri

Endorsemen dapat dibatalkan setiap saat oleh Penanggung dengan pemberitahuan secara tertulis melalui Surat Tercatar, Facsimile, Telex atau Telegram kepada Tertanggung di alamat terakhir yang ia ketahui.

Penanggung bebas dari segalla kewajiban berdasarkan endorsemen ini sejak 3 kali 24 jam terhitung mulai tanggal pengiriman surat pemberitahuan tersebut pukul 12.00 siang waktu setempat, yaitu tempat dimana obyek pertanggungan berada.

Akibat dari pembatasan endorsemen oleh Penanggung, maka Penanggung wajib mengembalikan premi tambahannya untuk jangka waktu yang belum habis secara prorate.4. Pembatalan Endorsemen

Huru-hara yang dimaksud disini adalah peristiwa-peristiwa yang dalam bahasa Inggris disebut: riot, strike and civil commontions (RSCC).

Endorsemen huru-hara (Kode: 4.1B-01/12/1998) adalah perluasan jaminan yang mencakup risiko yang timbul karena terjadinya huru-hara, yang dalam pertanggungan yang standar termasuk dalam risiko yang dikecualikan (tidak di jamin).

2. Endorsemen Huru-hara1. Perluasaan Jaminan

Dengan adanya endorsemen ini maka pertanggung diperluas, sehingga mencakup kerusakan atas harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan, yang secara langsung disebabkan oleh salah satu atau lebih dari risiko-risiko berikut:1. Kerusakan,

Page 122: Bahan Ajar Mr

2. Pemogokan,3. Penghalang Kerja,4. Perbuatan Jahat,5. Terorisme,6. Sasbotase, 7. Huru-hara,8. Pembangkitan Rakyat tanpa penggunaan senjata api,9. Revolusi tanpa penggunaan senjata api,10. Makar,11. Pencegahan, sehubungan dengan risiko-risiko butir 1 sampai dengan 10 di

atas.12. Kerugian atas harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan,

jika secara langsung disebabkan oleh Penjarahan.

2. Risiko yang Dikecualikan 1. Revolusi dengan penggunaan senjata api. Pemberontakan, yaitu tindakan terorganisasi dari suatu kelompok orang

yang melakukan pembangkangan dan atau penentangan terhadap Pemerintah yang sah de jure atau de facto dengan kekerasan yang menggunakan senjata api, yang dapat menimbulkan ancaman terhadap kelangsungan Pemerintah yang sah tersebut.

Kekuatan Militer adalah kelompok angkatan bersenjata baik dalam maupun luar negeri minimal 30 orang, yang menggunakan kekerasan untuk menggulingkan Pemerintah yang sah de jure atau de factor.

Invasi adalah tindakan kekuatan militer suatu Negara memasuki wilayah Negara lain dengan maksud menduduki atau menguasai secara sementara atau tetap.

Perang Saudara adalah konflik bersenjata antardaerah, antar faksi politik dalam batas territorial suatu Negara dengan tujuan memperebutkan legitimasi kekuasaan.

Perang dan Permusuhan adalah konflik bersenjata secara luas (baik dengan atau tanpa pernyataan perang) atau suasana perang antara dua Negara atau lebih, termasuk latihan perang suatu Negara atau latihan perang gabungan antar Negara.

Pengambilan Kekuasaan adalah keadaan yang memperlihatkan bahwa Pemerintah yang sah de jure atau de facto telah digulingkan dan digantian oleh suatu kekuatan yang memberlakukan dan atau memaksakan pemberlakuan peraturan-peraturan mereka sendiri.

Pembangkitan Rakyat dengan penggunaan senjata api. Penjarahan, kecuali Penjarahan yang terjadi selama Kerusuhan atau

Huru-Hara.

Page 123: Bahan Ajar Mr

2. Penghentian seluruh atau sebagian dari pekerjaan atau perlambatan atau gangguan atau penghentian suatu proses atau kegiatan.

3. Kehilangan hak secara tetap atau sementara karena penyitaan, pinjam paksa atau pengambilalihan oleh pejabat yang berwenang atau ditempati secara tidak sah atau melawan hukum oleh seseorang.

4. Gangguang usaha atau segala macam kerugian dalam wujud atau bentuk apapun yang sifatnya konsekuensial.

3. Potongan Klaim atau Risiko SendiriBila terjadi klaim atau kerugian yang dijamin menurut ketentuan dari

endorsemen Tertangung akan memikul sebagian kerugian (menjadi co-insurer) yang terjadi, yang besarnya:a. Untuk risiko-risiko karena kerusakan, pemogokan, penghalangan bekerja dan

penjarahan yang terjadi selama kerusuhan, termasuk risiko pencegahan yang terkait dengannya, atas setiap klaim yang dijamin menurut ketentuan endorsemen ini, Tertanggung akan memikul 15% dari jumlah ganti rugi yang di setujui atau sesuai dengan persetujuan antara Tertanggung dan Penanggung pada saat penutupan endorsemen kontrak pertanggungan.

b. Untuk risiko-risiko karena terorisme, sabotase, huru-hara, pembangkitan rakyat tanpa penggunaan senjata api, revolusi tanpa penggunaan senjata api, makar dan penjaran yang terjadi selama huru-hara, termasuk risiko pencegahan yang terkait dengan risiko-risiko tersebut, atas setiap klaim yang dijamin menurut ketentuan endorsemen ini Tertanggung akan ikut memikul sebesar 25% dari jumlah ganti rugi yang disetujui atas sesuai dengan persetujuan antara Tertanggung dan Penanggung pada saat penutupan endorsemen kontrak petanggungan.Risiko sendiri adalah jumlah kerugian yang harus ditanggung sendiri oleh Tertanggung, sehingga jumlah ganti rugi yang dibayar Tertanggung adalah jumlah nilai kerugian dikurangi dengan jumlah nilai risiko sendiri.

4. Pembatalan EndorsemenPenanggung setiap saat dapat membatalkan endorsemen ini, dengan cara

mengirimkan pemberitahuan secara tertulis melalui serat tercatat, facsimile, telex atau telegram kepada Tertanggung ke alamat yang terakhir diketahuinya.

Selanjutnya penanggung bebas dari segala kewajiban berdasarkan endorsemen ini setelah 3 kali 24 jam terhitung sejak tanggal pengiriman pemberitahuan tertulis tersebut, pukul 12.00 siang waktu setempat, dimana obyek pertanggungan berada.

Page 124: Bahan Ajar Mr

Karena pembatalan tersebut maka Penanggung wajib mengembalikan premi yang telah diterima untuk jangka waktu yang belum habis secara prorate.

BAHAN AJAR (HAND OUT)

Bahan Kajian : Asuransi TransportasiSKS : 3 (tiga)Kode : Program Studi : ManajemenPertemuan Ke : 15

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI:Memiliki kemampuan dalam memahami asuransi transportasi, yang terdiri atas: pengertian dari asuransi transportasi, konsep ocean marine insurance, inland marine insurance, aviation insurance, asuransi pengangkutan terpadu dan endorsemen dalam asuransi transportasi.

Materi:Asuransi Transportasi

A. Pengertian B. Ocean Marine InsuranceC. Inland Marine InsuranceD. Aviation InsuranceE. Asuransi Pengangkutan TerpaduF. Endorsemen

A. Pengertian Asuransi transportasi atau marine insurance adalah asuransi yang berkenaan

dengan barang-barang dalam transit atau barang-barang yang sedang ditangani perusahaan pengangkutan. Biasanya yang diasuransikan bukan hanya barang-barang yang diangkut saja, tetapi termasuk juga alat-alat pengangkutannya.

Jenis asuransi ini dapat dibedakan ke dalam tiga macam klasifikasi pokok, yaitu:1. “Ocean Marine Insurance”, yaitu asuransi yang berkenaan dengan risiko yang

timbul pada transportasi melalui laut.

Page 125: Bahan Ajar Mr

2. “Inland Marine Insurance”, yaitu asuransi yang berkenaan dengan risiko yang timbul dalam tranportasi melalui darat.

3. “Aviation Insurance”, yaitu asuransi yang berkenaan dengna risiko yang timbul dalam transportasi melalui udara.Tetapi di samping itu ada “Asuransi Pengangkutan Terpadu”, yaitu asuransi

yang memadukan antara asuransi pengangkutan barang melalui laut, melalui darat dan melalui udara dengan menggunakan satu polis.

B. Ocean Marine Insurance1. Perkembangan Ocean Marine Insurance

Mengenai perkembangan dari apa yang tercakup dalam ocean marine insurance dapat digambarkan sebagai berikut:1. Asuransi atas risiko terhadap kerugian total (total loss) atas alat pengangkutan

di laut (vessel), kemudian:2. Asuransi atas risiko kerugian terhadap sebagian kerugian (partial loss) yang

ditimbulkan oleh bahaya di laut atas barang-barang yang diasuransikan, sementara barang berada di atas kapal, meskipun akhirnya kapalnya bisa sampai di pelabuhan tujuan, kemudian:

3. Asuransi atas risiko kegiatan terhadap barang-barang yang akan dikirim mulai barang berada di tengah pelabuhan pengiriman sampai dengan di dermaga pelabuhan tujuan, kemudian:

4. Asuransi atas risiko terhadap barang-barang yang akan dikirim mulai dari gudang pengirim sampai dengan gudang penerima (“warehouse to warehouse clause”)

2. Obyek Ocean Marine Insurance 1. Alat-alat pengangkutan di laut, yaitu kapal, perahu dan sebagainnya,

dimana asuransinya disebut “Hull Insurance”.2. Barang-barang (Cargo) atau barang-barang bergerak lainnya yang dapat

terkena marine perils, dimana asuransinya disebut “Cargo Insurance”.3. Pendapat, yang meliputi: freight (ongkos angkut), passage money (ongkos

angkut untuk penumpang), commission, profit dan segala sesuatu yang berkenaan dengan uang, yang bisa terkena marine perils, dimana asuransinya disebut “Feight Insurance”.

4. Liability atau kewajiban yang ditanggung oleh pemilik atau pihak-pihak lain yang bertanggung jawab, yang berkaitan dengan ocean marine, dimana asuransinya disebut “Liability Coverge”.

3. Bentuk-bentuk Penutupan Ocean Marine Insurance

Page 126: Bahan Ajar Mr

1. Kebakaran yang terjadi pada pengangkutan melalui laut.2. Kecelakaan di laut, yang terjadi berkaitan dengan pengangkutan melalui laut.3. Kecelakaan-kecelakaan lain, yang diinginkan oleh tertanggung, yang

berkaitan dengan kegiatan pengangkutan melalui laut.

4. Implied WarrantiesDalam ocean marine terdapat beberapa prasyarat yang ada sebelum ketentuan-

ketentuan dalam polis ocean marine insurance dapat berlaku. Kondisi prasyarat tersebut disebut “implied warranties”.

Ada beberapa macam implied warranties yang penting, antara lain: seaworthiness, deviation dan legality.

1. SeaworthinessSeaworthiness adalah persyaratan bahwa kapal yang diasuransikan harus layak atau sudah memenuhi persyaratan untuk melakukan pelayaran (Seaworthy) atau kapalnya harus “laik layar”.

2. Deviation Deviation artinya kapal yang diasuransikan tidak mengubah/ beralih (deviate) dari kondii-kondisi pelayaran yang biasa ditempuh, yang meliputi antara lain: jenis dan jumlah muatan, jalur yang ditempuh dan sebagainya.

3. Legality Legality artinya bahwa semua kegiatan yang berkaitan dengan pengangkutan yang diasuransikan itu harus syah menurut hukum. Hal itu berarti bahwa kegiatan-kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan hukum/ tidak melanggar hukum. Sebab dalam segala hal baik tertanggung maupun penanggung harus menaati semua peraturan/ hukum yang berlaku.

5. AverageAverage adalah kerugian (loss) atau kerusakan (damage) yang dapat dialami

dalam pengangkutan melalui laut. Ada beberapa ketentuan dalam ocean marine insurance yang menyangkut mengenai average, yaitu:1. General Average Loss: segala macam kerugian yang terjadi dalam pelayaran

tertentu.2. Particular Average: kerugian tertentu yang mungkin terjadi dalam pelayaran

tertentu, jadi merupakan sebagai dari semua kemungkinan kerugian yang dapat terjadi. Jenis average ini di sebut jugar “Partial Loss”.

3. Deductible Average: artinya hanya sejumlah prosentase tertentu dari setiap kerugian yang diderita yang ditanggung oleh penanggung, sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak.

Average Limitation: persyaratan yang menentukan bahwa perushaan asuransi hanya bertanggung jawab atas kergian apabila kerugian tersebut mencapai prosentase tertentu dari nilai barang yang diasuransikan. Jadi bila prosentase minimal dari kerugian tidak tercapai, maka tida ada ganti rugi dari penanggung, sedang bila

Page 127: Bahan Ajar Mr

prosentase minimal kerugian tercapai maka tertanggung akan mendapatkan ganti rugi tanpa potongan. Bentuk average ini disebut juga sebagai “Francise”.

6. Klasifikasi Polis Ocean Marine Insurance1. Hull Policy

Hull policy adalah polis asuransi pengangkutan laut yang mengasuransi kerugian yang menimpa alat-alat pengangkutan di laut. Karena alat-alat pengangkutan di laut juga bermacam-macam, maka polisnya juga bermacam-macam, yang pada dasarnya dikaitkan dengan bentuk risiko tertentu, antara lain:

Ocean steamer policy (polis untuk kapal api) adalah polis asuransi yang berkaitan dengan kerugian yang menimpa kapal api,

Sailing vessel policy (polis untuk perahu layar) adalah polis yang berkaitan dengan kerugian yang menimpa perahu layar,

Builder risk policy, yaitu polis asuransi sehubungan dengan risiko yang dihadapi tempat pembuatan kapal/ perahu,

Port risk policy, yaitu polis asuransi atas risiko-risiko yang dapat terjadi di pelabuhan,

Fleet policy, yaitu polis asuransi untuk armada kapal laut.

2. Cargo PolicyCargo policy adalah polis yang dibuat untuk menutup kerugian atas barang-

barang yang diangkut dalam suatu pelayaran tertentu. Pada jenis asuransi ini ada dua cara pengasuransian, yaitu:

1. “Single risk insurance”, yaitu pengasuransian dimana yang diasuransikan barang-barang hanya dalam satu kali pengiriman. Cara ini sekarang sudah tidak banyak dipakai.

2. “Open cargo insurance” pengasuransian yang secara otomatis menutup semua pengiriman barang oleh tertanggung sejak penandatanganan kontrak untuk selama jangka waktu tertentu.

3. Liability PolicyLiability policy adalah polis asuransi yang dibuat dengan tujuan untuk

menutup risiko atas liability. Misalnya liability (kewajiban yang timbul karena “collison” (yaitu kewajiban yang timbul karena terjadinya tabrakan kapal) atau “running down clouse” (yaitu risiko berupa kewajiban karena kapal tidak data dipergunakan)

4. Freight PolicyFreight policy adalah polis asuransi yang ditujukan untuk melindungi pihak

tertanggung dari kerugian nilai uang yang akan diterimanya akibat bahaya-bahaya yang tercakup di dalam polis asuransi. Misalnya karena tertanggung tidak

Page 128: Bahan Ajar Mr

mampu menyelesaikan pengiriman barang dan dia juga tidak mampu menutup kerugian yang akan ditimbulkan oleh bahaya tersebut.

5. Single Vessel dan Fleet Policy1. Single vessel policy, yaitu penutupan polis asuransi pengangkutan laut

yang hanya mencakup sebuah kapal saja.2. Fleet policy, yaitu penutupan polis asuransi pengangkutan laut yang

mencakup suatu armada.

6. Hull Average ClausesHull policy dibuat dengan maksud baik untuk “average limitation” maupun

untuk “deductible average”.Bentuk average yang banyak dijumpai adalah pembatasan kewajiban dari

pihak penanggung dalam penutupan yang berbentuk “minimum franchise”, yaitu jumlah minimum kerugian yang bisa mendapatkan ganti rugi dari penanggung. Besarnya minimu kerugian yang bisa mendapatkan ganti ruhi dari penanggung. Besarnya minimum kerugian biasanya berkisar antara 3% sampai 5% dari nilai asuransi. Artinya bila kerugian di bawah 3% sampai 5% penanggung tidak perlu memberikan ganti rugi kepada tertanggung.

Apabila diinginkan jumlah minimum yang lebih besar, biasanya bukan prosentasenya yang dinaikan, tetapi dalam polisnya akan disertakan clausulu mengenai “jumlah lungsum” yang diinginkan (tambahan atas jumlah minimum yang diinginkan).

7. Builder’s Risk CoveragePolis asuransi ini meliputi bahaya-bahaya yang mungkin timbul dalam

pembuatan atau pengkontruksian kapal. Polis biasanya berlaku sejak peletakan lunas kapal dan berlaku untuk periode satu tahun, tetapi bisa juga utuk keseluruhan estimasi waktu yang diperlukan untuk pembuatan kapal tersebut. Dengan demikian penutupan asuransi akan berakhir setelah jatuh tempo atau pembuatan kapal sudah rampung meskipun lebih awal dari jangka waktu yang telah disepakati atau pada saat kapal diserahkan kepada pemilik/ pemesannya.

8. Collision LiabilitySalah satu peril yang ditutup dengan ocean marine insurance policy adalah

kerugian atau kerusakan kapal akibat terjadinya tabrakan (“collision”) dengan kapal lain. Untuk itu dalam hull policy harus disertai clausule mengenai collision atau disebut juga “running down clause”.

Tujuan utama dari clausule ini adalah untuk menyatakan adanya kewajiban pihak penanggung untuk membayar sebanyak tiga per empat (x) atas kerugian yang diderita oleh kapal lain, dengan mana kapal yang diasuransikan

Page 129: Bahan Ajar Mr

bertabrakan. Sedang yang seperempat (1/4) harus dipikul sendiri oleh pemilik kapal yang diasuransikan, yang menabrak tersebut.

9. Protection and Indemnity InsuranceAdanya kebutuhan akan penutupan kerugian yang lebih komprehensif

dalam pengangkutan melalui laut, maka collision liability yang ditutup dengan R.D.C. Clause diperluas dengan polis “protection and indemnity” yang disebut sebagai “P & I Insurance”. Untuk ini penutupannya harus dibuat dalam polis tersendiri, yang berfungsi memberikan perlindungan terhadap liability secara komprehensif atas kerugian-kerugian yang tidak termasuk dalam hull collision liability seperti: kematian, luka-luka, kerusakan atas dok, dermaga dan lain-lainnya.

7. Clausula-clausula yang Lain dalam Ocean Marine Insurance1. The Sue and Labor Clause

Yaitu clausule yang berkenaan dengan kewajiban tertanggung atau wakilnya untuk mengambil langkah-langkah guna mencegah, membatasi atau mengurangi kerugian. Dimana biaya-biaya untuk itu dapat diasuransikan dengan kontrak tersendiri. Jadi merupakan “collateral agreement” tersendiri dari kerugian/ kerusakan yang ditimbulkan oleh peril yang disebutkan dalam polis.

2. Negligence ClauseYaitu suatu clause yang memperbolehkan mencantumkan kelalaian dalam daftar dari peril yang dipertanggungkan, sehingga pihak penanggung akan bertanggung jawab atas kerugian karena kelalaian bila kelalaian tersebut merupakan “proximate clause” dari kerugian yang diderita.Contoh: Kerugian karena kebakaran yang disebabkan oleh kelalaian awak

kapal, bila kapal tersebut diasuransikan atas bahaya kebakaran.3. Limitation to Feril Clause

Yaitu clause yang menyaatakan bahwa kontrak ocean marine insurance ditujukan untuk menutup kerugian-kerugian yang sifatnya incidental dan berada di luar control pihak tertanggung. Dengan demikian penanggung tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh niat buruk dari tertanggung atau metode pelayaran yang tidak pada tempatnya.

4. Lost or not List ClausuleAdalah clausule yang menyatakkan dimana pihak tertanggung tetap dilindungi apabila barang yang disuransikan terkena peril, sekalipun sebelum asuransi tersebut efektif (berlaku), bila pihak penanggung telah memiliki semua informasi yang diperlukan.Contoh: Importir akan mendapatkan ganti rugi atas barang yang dibelinya

yang terkena peril meskipun ia belum menerima pemberitahuan pengiriman barang tersebut.

Page 130: Bahan Ajar Mr

5. At and From ClausulePolis ocean marine insurance biasanya menunjukkan bahwa asuransi akan menutup kerugian “at and from” (“pada dan dari”).Contoh: Pada dan dari Jakarta ke Surabaya”.

“Pada” menunjukkan adanya perlindungan/ proteksi atas risiko “di pelabuhan Pemberangatan” (Jakarta), sedang “Dari menunjukkan risiko “setelah kapan diberangkatkan” sampai dengan di tempat tujuan (Surabaya).

Sampai dengan selama 24 jam barang sampai di tempat tujuan barang masih diproteksi oleh penanggung.

6. Strikes, Riot and Civil Commotion ClauseKontrak-kontrak asuransi dalam ocean marine insurance tidak mencakup kerugian-kerugian yang disebabkan oleh pemogokan (strikes), huru-hara (riot) dan kerusuhan masyarakat masyarakat (civil commotion). Untuk menghindari keraguan terhadap ketentuan tersebut biasanya dalam polis dicantumkan: “S.R. & C.C. Clause” atau dinyatakan dengan : “Warranted free of loss or damage caused by Strikes, Locket out workman, Persons takin part in Labor distrubancs Riots or Civil Commotion”.Bila risiko kerugian akibat dari kejadi-kejadian tersebut ikut dipertanggungkan harus diadakan kontrak khusus untuk itu terlepas dari polis pertanggungannya.

7. The Memorandum ClauseUntuk mengatasi/ menghindari gangguan yang berupa klaim kerugian-kerugian kecil maka dalam polis umumnya ditambahkan catatan/ memorandum yang menunjukkan bahwa: Penanggung dibebaskan dari kewajiban ganti rugi atas barang-barang

tertentu bila terjadi “partial loss”. Terhadap barang-barang yang tidak terlalu mudah rusak penanggung

tidak memberikan ganti rugi bila kerugian tersebut tidak mencapai prosentase tertentudari nilai barang yang diasuransikan. Clausule ini disebut “average limitation”. Tetapi bila kerugiannya melebihi titik minimum, maka kerugian diganti sepenuhnya.

8. Free of Particular Average (FPA)Ada dua macam free of particular average, yaitu:1. “Free or Particular Average American Condition”

Dalam FPA model ini pihak asuransi tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh “jettison and washing overboard”, yaitu kerugian yang disebabkan oleh pembuangan sebagian muatan untuk meringankan dan menyelamatkan kapal, serta kerugian-kerugian lain yang sejenis, kecuali jika kerugian tersebut karena tenggelam, terdampar, terbakar atau tabrakan.

Page 131: Bahan Ajar Mr

Selanjutnya untuk barang-barang yang dimuat di atas dek kapal, maka pihak asuransi tidak bertanggung jawab atas parial loss, kecuali bila kerugian tersebut disebabkan oleh peril yang disebutkan dalam polis.

2. “Free of Particular Average English Condition”Dalam FPA model ini bila pihak asuransi tidak bertanggung jawab atas kerugian yang besarnya kurang dari 3% dari nilai barang, tetapi bila barang terdiri dari paket-paket dan masing-masing paket kerugiannya mencapai 3% dari masing-masing paket, maka kerugian dibayar sepenuhnya, kecuali jika kerugian tersebut disebabkan oleh karena tenggelam, terdampar, terbakar atau tabrakan.

9. Janson ClauseJanson clause adalah clausule dimana sebagian kerugian ditanggung sendiri oleh pihak tertanggung dan hanya kerugian di atas jumlah yang disetujui yang ditutup oleh penanggung.

10. Concellation and Premi Credit ClauseDalam perjanjian asuransi pada prinsipnya pihak tertanggung tidak dapat menarik kembali premi asuransi yang sudah dibayar, meskipun dia telah membatalkan kontrak asuransi yang sudah ditanda tangani. Pemilik kapal yang dipertanggungkan menjual kapalnya kepada pihak

lain. Untuk kasus yang demikian ini dapat ditambahkan suatu clausule tentang

jumlah premi yang harus dikembalikan oleh penanggung, dengan cara, jumlah dan waktu yang disetujui oleh kedua belah pihak.

Apabila kapal tidak dapat dioperasikan karena harus diperbaiki atau karena alas an-alasan lain.

Dalam kasus yang demikian ini dapat diberikan penggantian premi untuk selama kapal berada di pelabuhan/ dok untuk diperbaiki.

11. Assigment ClausePada prinsipnya polis marine insurance dapat dipindah-tangankan (assignable), kecuali apabila dalam persyaratan kontraknya hal tersebut secara tegas tidak diperbolehkan.Pemindah-tanganan biasanya dapat dilakukan dengan menulis dalam polis: “on account of whom it may concern”.Prinsip ini tidak berlaku pada hull policy, dimana pihak penanggung dapat melihat besarnya peranan moral hazard. Untuk itu penanggung dapat membuat clausule: bahwa asuransi menjadi batal apabila dipindah-tangankan tanpa ada persetujuan dari penanggung terlebih dahulu.

12. Express WarrantiesExpress warranties adalah warranties yang dimasukkan dalam polis, dengan maksud untuk menangani situasi khusus. Hal ini biasa dijumpai dalam hull

Page 132: Bahan Ajar Mr

policy. Warranty ini banyak dijumpai dalam polis yang berkenaan dengan tanggal pelayaran, posisi kapal, jumlah awak kapal.

Ada beberapa jenis express warranty, antara lain:1. “Trading Warranty”: warranty yang menyangkut daerah pelayaran

tertentu atau musim-musim tertentu.2. “Loading Warranty”: warranty yang menyangkut jenis muatan tertentu.

13. Pleasure Craft InsurancePleasure Craft Insurance adalah asuransi untuk kapal-kapal milik pribadi, yang dipakai untuk bersenang-senang. Biasanya berbentuk “time policy” (satu tahun), yang dapat meliputi: hull, tiang kapal, layar, boat, perabot, perlengkapan, mesin dan ketel uap.Polisnya adalah “valued policy” dan bersifat “full insurance to value” (Insurance sebesar nilai kapal). Bila kapalnya baru adalah sebesar harga belinya, bila “second hard” berdasarkan harga perolehan di tambah dengan biaya perbaikan.Asuransi ini menutup kerugian karena peril laut atau peril lainnya yang disebutkan dalam polis.

8. Penentuan Rate dalam Ocean Marine Insurance 1. Ukuran, tipe dan umur kapal:

Adanya berbagai macam ukuran dan tipe kapal mengakibatkan tidak samanya kemampuan kapal dalam menghadapi bahaya di laut. Dalam kaitan ini yang pertama diperhatikan: ukuran dan tobage, terbuat dari bahan apa, tahun pembuatan, pabrik pembuatnya, klasifikasi kapal, keadaan saat asuransi ditutup.Kemudian umur kapal, apakah termasuk “overage vessel” (umur di atas 15 tahun atau tidak, semakin tua premi semakin tinggi).

2. Kondisi pertanggungan: semakin luas kondisi pertanggung berarti semakin luas risiko yang ditanggung, maka semakin tinggi preminya.

3. Manajemen dan penggunaan kapal:Bila kapal dioperasikan dan dirawat dengan baik, digunakan nahkoda dan anak buah kapal yang berpengalaman, apakah kapal diklasifikasikan pada Biri Klasifikasi yang diakui atau tidak, apakah selalu dilakukan untuk bisnis apa apakah muatan curah (bulk cargo), muatan potongan (general cargo) atau menggunakan peti kemas (container cargo), apakah untuk regular liner service atau untuk trampers dan trading area yang dilayari, dimana bila kapal dimanage dan digunakan dengan baik, untuk container cargo, untuk regular linier service dan trading areanya tidak berbahaya, preminya lebih rendah.

4. Data statistic klaim kapal, yang biasanya sebesar “agreed value” (nilai pertanggungan yang disetujui kedua belah pihak).

5. Harga pertanggungan kapal, yang biasanya sebesar “agreed value” (inilah pertanggungan yang disetujui kedua belah pihak)

Page 133: Bahan Ajar Mr

6. Jangka waktu pertanggungan, biasanya makin lama makin rendah premirnya.7. Sifat barang yang dimuat, bila mudah terbakar, preminya lebih tinggi.

C. Inland Marine Insurance1. Obyek Pertanggungan

1. Asuransi atas keselamatan penumpang.2. Asuransi atas barang yang diangkut.3. Asuransi atas kendaraan pengangkut.

2. Bahaya dalam Pengangkutan Darat1. Angin topan, angin ribut, gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir2. Tabrakan atau senggolan dengan sesame kendaraan pengangkut, menabrak

benda keras, tergelincir (keluar dari jalan/ rel), jatuh ke sungai atau jurang.3. Penahanan atau penyitaan oleh yang berwajib atau penahanan oleh penduduk4. Peperangan, sabotase, pembajakan dan perampasan.5. Kerusakan, kekacauan, pemogokan, demonstrasi, kebakaran, pencurian,

kehilangan dan sebagainya.3. Asuransi Keselamatan Penumpang

Bila penumpang atau seseorang yang terkena musibah karena angkutan darat meninggal, menderita luka-luka atau cacat permanen (seumur hidup), maka penanggung memberikan jaminan:1. Biaya perawatan dan pengobatan bagi yang luka-luka, hingga sembuh.2. Santunan berupa sejumlah uang kepada ahli waris dari penumpang yang

meninggal dunia.3. Biaya perawatan, pengobatan serta sejumlah uang diberikan sebagai

santunan bila penumpang menjadi cacad permanen.4. Asuransi Pengangkutan Barang

1. Nama dan alamat tertanggung dan pialang (bila ditutup lewat pialang).2. Bahaya atau risiko yang ditanggung dan kondisi pertanggungan.3. Saat dimulai dan berakhirnya pertanggungan (bisa dari gudang ke gudang).4. Data-data mengenai barang yang ditanggung, sepanjang yang diketahui

tertanggung (broker).5. Perjanjian yang telah diadakan oleh tertanggung dengan pihak ketiga (bila

ada) mengenai barang yang ditanggungkan.6. Tanggal perjanjian diadakan (provisional cover note).7. Lamanya perjalanan darat, bila di dalam muatan disebutkan.8. Sifat perjalanan darat, bila di dalam muatan disebutkan.9. Nama dan alamat pengangkut/ ekspeditur yang menerima pengangkutan.10. Jumlah nilai pertanggungan dan procedure penentuan (real value, insured

value, agree value).11. Nama tempat tujuan barang.12. Tarip premi (dalam %) dan jumlah preminya.

5. Pengangkutan Berganti-ganti Melalui Darat dan Air

Page 134: Bahan Ajar Mr

Barang-barang yang diangkut berganti-ganti melalui darat dan air, jaminan dari penanggung tetap berlaku, meskipun barnag dipindahkan ke alat pengangkut lain, sepanjang penangkutan yang demikian melalui rute yang lazim.Tetapi bila hal itu merupakan penyimpangan, maka pertanggungan hanya berlaku sampai terjadi penyimpangan (kecuali bila karena terpaksa) atau kalau dalam polis disebutkan “diperkenankan adanya penyimpangan perjalanan”.Untuk menghindari masalah yang berkaitan dengan kondisi pengangkutan yang demikian ini, maka sebaiknya pengangkutan tersebut diasuransikan dengan “Asuransi Pengangkutan Terpadu”.

6. Asuransi Kendaraan Pengangkutan Darat1. Asuransi Kendaraan Bermotor

1. Risiko yang Ditanggunga. Risiko Gabungan

1. Kebakaran yang dapat ditimbulkan oleh petir, api, perbuatan jahat orang lain (kecuali keluarga atau pekerjaan tertanggung).

2. Kerusakan karena kecelakaan, yang terjadi di darat, termasuk perbuatan orang lain (kecuali keluarga atau pekerja tertanggung).

3. Pencurian atau kehilangan atas peralatan standard atau secara keseluruhan kendaraan bermotor termasuk yang didahului maupun diseertai kekerasan. Untuk kendaraan bermotor roda dua dan tiga hanya bila kehilangan secara keseluruhan.

4. Kerusakan selama di atas kapal fery atau alat penyebaran resmi yang disediakan untuk lalu lintas jalan.

5. Biaya-biaya untuk menjaga dan menarik kendaraan bermotor yang rusak ke bengkel terdekat atau yang ditunjuk penanggung dengan ganti rugi maksimal 0,5% dari nilai pertanggungan.

b. Tanggung Jawab Hukum:Yaitu taanggung jawab kepada pihak-pihak lain yang menderita kerugian yang disebabkan oleh kendaraan bermotor yang diasuransikan dalam suatu kecelakaan.Kerugian pihak ketiga yang ditanggung maksimal sebesar harga pertanggungan tanggung jawab hukum yang tercantum dalam polis.

c. Risiko Tambahan:Risiko tambahan terdiri dari:1. risiko huru-hara dengan tambahan premi 2,5% dari nilai/ harga

pertanggungan.2. Tanggunga jawab hukum terhadap penumpang (di Indonesia

kerugian ini ditanggung Perum Jasa Raharja).

Page 135: Bahan Ajar Mr

Maka dari itu dalam premi pertanggungan juga mengandung tiga unsure risiko tersebut, yaitu: Premi dasar: adalah premi untuk risiko gabungan. Premi TJH: adalah premi untuk risiko tanggung jawab hukum. Premi tambahan: adalah premi untuk risiko tambahan.

2. Risiko yang Dikecualikan 1. Pengecualian umum:

Meliputi kerugian-kerugian yang diakibatkan oleh tidak digunakannya kendaraan yang dipertanggungkan dan kehilangan peralatan (non standart) dari kendaraan yang bersangkutan.

2. Pengecualian pokok:Meliputi kerugian-kerugian yang diakibatkan kendaraan digunakan untuk perlombaan, belajar mengemudi, untuk menarik kendaraan lain, kelebihan muatan, dijalankan dalam kondisi tidak layak jalan, mempunyai hubungan langsung atau tidak langsung dengan bencana alam, karena perang, huru-hara, sabotase, nasionalisasi, penggunaan untuk tugas operasional kepolisian/ kemiliteran.

3. Pengecualian khusus:Meliputi kerugian-kerugian karena reaksi inti atom, kesalahan konstruksi, karatan (structure defect), keausan, serangan serangga/ binatang mengerat.

D. Aviation Insurance1. Asuransi Muatan Udara

1. Jaminan/ Asuransi Keselamatan Penumpang: undang-undang menentukan bahwa pengangkut dalam pengangkutan udara diwajibkan untuk menutup asuransi atas tanggung jawabnya terhadap penumpang (legal liability to passiengers), yang mencakup:a. Tanggung jawab atas keselamatan penumpang ketika menaiki pesawat

udara, selama berada 2. Asuransi Cargo Utama:

Yaitu asuransi atas barang-barang (bukan bagasi penumpang) yang diangkut pesawat udara, yang melindungsi pemilik barang terhadap kemungkinan bahaya yang menimbulkan kerugian/ kerusakan. Termasuk kerugian/ kerusakan karena pesawat pengangkutnya tertimpa bahaya.

2. Asuransi Pesawat UdaraObyek pertanggunngan dalam asuransi pesawat udara (aircraft insurance) adalah pesawat udara itu sendiri, yang meliputi kereangka pesawat, mesin pesawat, baling-baling, motor dan semua peralatan yang merupakan bagian dari pesawat udara, termasuk perlengkapan yang dapat dilepas, seperti: kompas, radio, perlengkapan kabin dan sebagainya.

3. Polis dan Risiko yang Dijamin

Page 136: Bahan Ajar Mr

1. Tanggung jawab kepada pihak ketiga (legal liability to third parties) yang menderita kerugian akibat aktivitas pesawat udara (bukan penumpang), seperti tertebrak, kejatuhan barang dari pesawat, ditimpa pesawat dan sebagainya.

2. Tanggung jawab terhadap keselamatan penumpang (legal liability to passengers) ketika menaiki, berada dan turun dari pesawat udara.

3. Kehilangan/ kerusakan pesawat udara ketika berada di udara (fight), bergerak di landasan (taxying), di darat (on the ground) dan dipermukaan air (moored), yang disebabkan oleh: topan, badai, pesawat jatuh, tabrakan di udara, menabrak benda permanen di bandara, kebakaran dan sebagainya.

4. Kerugian/ kerusakan bagasi penumpang, kecuali yang dibawa penumpang sendiri (“bagasi kabin”).

5. Kehilangan penghasilan (consequential loss) disebabkan gangguang terhadap penerbangan, misalnya karena : kerusakan mesin, kebakaran partial dan sebagainya. Jadi bukan total loss atau constructive total loss.

4. Risiko yang Dikecualikan1. Kerugian karena kehausan, karatan (structure defect), sifat pembawaan intern,

perbuatan tidak pantas tertanggung dan keambrukan elektris/ mekanis, peledakan dan lain-lain kerusakan sejenis.

2. Tanggung jawab hukum bagi orang-orang yang bekerja pada tertanggung atau bertindak atas nama tertanggung, pilot dan crew pesawat (kecuali bila diasuransikan) dan harta benda milik tertanggung.

3. Kerugian/ kerusakan akibat penggunaan landasan yang belum berlisensi (kecuali bila terpaksa), akibat langsung atau tidak langsung penggunaan untuk perlombaan, akrobatik, demonstrasi dan lain-lain, akibat langsung maupun tidak langsung dari peperangan, pemogokan, huru-hara, kegaduhan sipil dan kejadian-kejadian lain yang sejenis (kecuali diasuransikan), pesawat udara terbang tanpa laik terbang, tanpa ijin dari instansi yang berwenang, digunakan untuk kegiatan yang dilarang (melawan hukum).

5. Premi AsuransiDalam menghitung besarnya premi asuransinya harus diperhitungkan faktor-faktor:1. Frekuensi kecelakaan/ klaim pesawat udara yang bersangkutan.2. Tipe/ jenis dan umur pesawat udara yang bersangkutan.3. Manajemen dan penggunaan pesawat udara yang bersangkutan.4. Luasnya risiko yang dijamin dal lamanya pertanggungan.

6. Asuransi Peluncuran Satelit AntariksaYaitu asuransi yang mengandung kerugian akibat peluncuran satelit antariksa. Asuransi ini ada tiga macam, yaitu:1. Asuransi persiapan peluncuran (Pre-ignition All Risk Insurance), yang

menjamin risiko di darat (ground risks) selama persiapan peluncuran.

Page 137: Bahan Ajar Mr

2. Asuransi peluncuran satelit (Satelit Launch Insurance), yang menjamin risiko peluncuran satelit (launch risks).

3. Tanggung jawab hukum (Launch Liablity Insurance), yang menjamin tanggung jawab hukum terhadap pihak ketiga (third party legal liability).

E. Asuransi Pengangkutan Terpadu 1. Risiko yang Ditanggung

1. Risiko I:Yang dijamin adalah semua risiko yang menimbulkan kerugian/ kerusakan pada barang yang ditanggung, kecuali disebabkan oleh risiko-risiko yang tidak ditanggung.

2. Risiko II:Yang menjamin kerugian/ kerusakan. Biaya atas barang yang ditanggung yang timbul dari risiko-risiko: alat pengangkutan kebakaran, terbalik, tenggelam, tergelincir, tabrakan, pendaratan darurat, pembongkaran di pelabuhan darurat, bencana alam, pengorbanan kerugian umum (general average scarifice), pembuangan barang ke laut (jettison), terlemparnya barang ke laut, air masuk ke dalam alat pengangkut, akibat bongkar muat, kecuali risiko-risiko yang tidak ditanggung.

3. Risiko III:Yang menjamin kerugian/ kerusakan keseluruhan atas barang-barang yang ditanggung, yang timbul dari risiko-risiko: akibat alat pengangkut mengalami kebakaran/ peledakan, terdampar, terkandas, terbalik, tenggelam, tergelincir keluar rel/ jalur, tabrakan, terjatuh, tersungkur pendaratan darurat, pembongkaran di pelabuhan darurat, pengobanan kerugian umum, pembuangan barang ke laut, bongkar muat dan terlemparnya barang ke laut karena cuaca buruk, kecuali risiko-risiko yang selain itu.

2. Risiko yang Dikecualikan1. Kesalahan/ kelalaian tertanggung, yang meliputi: kerugian akibat

tertanggung atau orang-orang yang bekerja pada tertanggung termasuk agen tertanggung tidak melakukan persyaratan asuransi, pembungkusan, penimbunan yang kurang baik (yang dilakukan pegawai tertanggung) dank arena disengaja oleh tertanggung/ karyawannya.

2. Sifat pebawaan barang, yang meliputi: kebocoran atau susut atau keausan yang wajar dari barang yang diangkut, karena sifat barang yang diangkut (pembusukan sendiri dari sayur, buah-buahan).

3. Keterlambatan pengiriman dan penyerahan barang yang diangkut, tidak termasuk keterlambatan karena deiasi (perubahan arah karena terpaksa).

4. Keadaan keuangan yang buruk dari pemilik/ pengusaha/ pencarter alat pengangkutan yang mengakibatkan tertanggungnya jadwal operasi pengangkutan.

Page 138: Bahan Ajar Mr

5. Kena senjata perang dan perang seperti: revolusi, pemberontakan, penyitaan, penangkapan, kena tornado, ranjau.

6. Pemogokan, pemecatan buruh, kerusuhan, huru-hara.7. Ketidaklaikan alat pengangkut.

3. Pelimpahan Hak (Abandonmen)Ada beberapa ketentuan untuk bisa mendapatkan constructive total loss dimana si tertanggung harus melimpahkan (abandonmen) barnag-barang yang dipertanggungkan kepada penanggung, yaitu:1. a. Kerusakan barang sedemikian rupa, sehingga perkiraan biaya untuk

memperbaiki kerusakan dan meneruskan ke tempat tujuan semula telah melebihi harga barang di tempat tujuan, atau:b. alat pengangkut dinyatakan hilang (bersama barang) oleh yang

berwenang.2. Maksud mengabandom harus dilakukan dengan cara memberitahukan kepada

penanggung dalam waktu 5 hari sejak biaya-biaya (constructive total loss) tersebut diketahui atau sejak alat pengangku dinyatakan hilang oleh yang berwenang.

3. Tindakan tertanggung maupun penanggung untuk mencegah atau mengurangi kerugian atau menemukan kembali barang yang ditanggung tidak dapat dianggap sebagai penolakan atau penerimaan abandon.

F. Endorsemen1. Endorsemen Kerusuhan

Kerusukan yang dimaksud disini adalah peristiwa-peristiwa yang dalam bahasa Inggrisnya disebut: riot, strike and malicious damage (RSMD).

Endorsemen Kerusuhan (kode: 4.1A-01/12/1998) adalah perluasan terhadap risiko yang dapat dijamin, yaitu risiko yang timbul sebagai akibat terjadinya kerusuhan, yang selama ini dikategorikan sebagai risiko yang dikecualikn, yang kemudian lebih dikenal dengan istilah “Klausula 4.1A”.

Apabila Tertanggung menghendaki/ menyetujui endorsemen ini, maka endorsemen menjadi melekat dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari polis (pertanggungan) standar yang dibuat.

1. Perluasan jaminanDengan disetujuinya endorsemen ini maka pertanggungan diperluas terhadap kerusakan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan, yang secara langsung disebabkan oleh salah satu atau lebih dari risiko-risiko berikut:1. Kerusuhan adalah tindakan suatu kelompok orang (minimal sebanyak 12

orang), yang dalam melaksanakan suatu tujuan bersama menimbulkan suasana gangguan ketertiban umum dengan kegaduhan dan penggunaan kekerasan serta pengrusakan harta benda orang lain, yang belum dianggap sebagai huru-hara.

Page 139: Bahan Ajar Mr

2. Pemogokan adalah tindakan pengrusakan yang disengaja oleh sekelompok pekerja (minimal sebanyak 12 orang) pekerja atau separuh dari jumlah pekerja (dalam hal jumlah seluruh pekerjanya kurang dari 24 orang), yang menolak bekerja sebagaimana biasanya, dalam usaha untuk memaksa majikan memenuhi tuntutan dari pekerja atau dalam melakukan protes terhadap peraturan atau persyaratan kerja yang diberlakukan oleh majikan.

3. Penghalang Bekerja adalah tindakan pengrusakan yang sengaja dilakukan oleh sekelompok pekerja (minimal 12 orang) atau separuh dari jumlah pekerja (dalam hal jumlah pekerja kurang dari 24 orang), akibat dari adanya pekerja yang diberhentkan atau dihalangi bekerja oleh majikan.

4. Perbuatan jahat adalah tindakan seseorang yang dengan sengaja merusak harta benda orang lain karena dendamm, dengki, amarah atau vandalistis, kecuali tindakan yang dilakukan oleh seorang yang berada dibawah pengawasan atau atas perintah orang menguasai harta benda tersebut atau oleh pencuri/ perampok/ penjarah.

5. Pencegahan adalah tindakan pihak yang berwenang dalam usaha menghalangi, menghentikan atau mengurangi dampak/ akibat dari risiko yang terjadi karena kerusuhan, pemogokan, penghalangan bekerja dan pencegahan

6. Penjarahan yang terjadi semala Kerusuhan.Dengan syarat bahwa risiko-risiko tersebut tidak berkembang dalam rangkaian kejadian yang tidak terputus menjadi satu atau lebih dari risiko-risiko yang dikecualikan.

2. Risiko yang Dikecualikan1. Salah satu atau lebih dari risiko karena: Huru-hara, Pembangkitan

rakyat, Pengambilan Kekuasaan, Revolusi, Pemberontakan, Kekuatan Militer, Invasi, Perang Saudara, Perang dan Permusuhan, Makar, Terorisme, Sabotase atau Penjarahan (kecuali Penjarahan yang terjadi selama Kerusuhan).Dalam suatu tuntutan, gugatan atau perkara lainnya, dimana Penanggung menyatakan bahwa suatu kerugian atau kerusakan secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh satu atau lebih risiko yang dikecualikan tersebut atas, maka merupakan kewajiban Tertanggung untuk membuktikan sebaiknya bila ia tidak sependapat.

2. Penghentian seluruh atas sebagian dari pekerjaan atau perlambatan atau gangguang atau penghentian suatu proses atau kegiatan.

3. Kehilangan hak secara tetap atau sementara karena penyitaan, pinjam paksa atau pengambilalihak oleh pejabat yang berwenang atau ditempati secara tidak syah atau melawan hukum oleh seseorang.

Page 140: Bahan Ajar Mr

4. Gangguan usaha atau segala macam kerugian dalam wujud atau bentuk apapun yang sifatnya konsekuensial.

3. Potongan Klaim atau Risiko SendiriDalam hal terjadi klaim atas risiko yang dijamin menurut ketentuan endorsemen ini, tidak semua jumlah nilai ganti rugi yang disetujui dibayar oleh Penanggung. Dalam endorsemen ini Tertanggung harus ikut menanggung sendiri (co-insurance) sebagian dari kerugian yang terjadi, ia akan ikut memikul kerugian sebesar 15% dari jumlah nilai rugi yang disetujui, atau sesuai dengan hasil kesepakatan antara Tertanggung dan Penanggung.

4. Pembatalan EndorsemenEndorsemen dapat dibatalkan setiap saat oleh Penanggung dengan pemberitahuan secara tertulis melalui Surat Tercatat, Facsimile, Telex, atau Telegram kepada Tertanggung di alamat terakhir yang ia ketahui.Penanggung bebas dari segala kewajiban berdasarkan endorsemen ini sejak 3 kali 24 jam terhitung mulai tanggal pengiriman surat emberitahuan tersebut pukul 12.00 siang waktu setempat, yaitu tempat dimana obyek pertannggungan berada.Akibat dari pembatalan endorsemen oleh Penanggung, maka Penanggung wajib mengembalikan premi tambahannya untuk jangka waktu yang belum habis secara prorate.

2. Endorsemen Huru-haraHuru-hara yang dimaksud disini adalah peristiwa-peristiwa yang dalam bahasa Inggris disebut: riot, strike and civil commotions (RSCC).Endorsemen huru-hara (Kode : 4.1B-01/12/1998) adalah perluasan jaminan yang mencakup risiko yang timbul karena terjadinya huru-hara, yang dalam pertanggungan yang standard termasuk dalam risiko yang dikecualikan (tidak di jamin).1. Perluasan jaminan

Dengan adanya endorsemen ini maka pertanggungan diperluas, sehingga mencakup kerusakan atas harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan, yang secara langsung disebabkan oleh salah satu atau lebih dari risiko-risiko berikut:1. Kerusahan 2. Pemogokan3. Penghalang Kerja 4. Perbuatan Jahat

Page 141: Bahan Ajar Mr

5. Terorisme adalah tindakan seseorang yang mengandung kekerasan untuk menimbulkan ketakutan orang lain, dalam usaha mencapai suatu tujuan yang menurut pendapat umum berlatar belakang politik.

6. Sabotase adalah tindakan pengrusakan harta benda atau penghalangan kelancaran pekerjaan atau yang berakibat turunya nilai suatu pekerjaan, yang dilakukan oleh seseorang dalam usaha mencapai suatu tujuan yang menurut pendapat umum berlatar belakang politik.

7. Huru-hara adalah keadaan disuatu kota dimana sejumlah besar massa secara bersama-sama atau dalam kelompok-kelompok kecil menimbulkan suasana gangguang ketertiban dan keamanan masyarakat dengan kegaduhan dan menggunakan kekerasan serta rentetan pengrusakan sejimlah besar harta benda sedemikian rupa sehingga timbul ketakutan umum, yag ditandai dengan terhentinya lebih separo kegiatan normal pusat perdagangan/ pertokoan atau perkantoran atau sekolah atau transportasi umum di kota tersebut selama minimal 24 jam secara terus-menerus, yang dimulai sebelum, selama atau setelah kejadin tersebut.

8. Pembangkitan Rakyat tanpa penggunaan senjata api adalah gerakan sebagian besar rakyat di ibukota Negara atau tiga atau lebih Ibukota Propinsi dalam kurun waktu 12 hari, yang menuntut penggantian Pemerintah yang sah de jure atau de facto, yang belum dianggap sebagai suatu Pemberontakan.

9. Revolusi tanpa penggunaan senjata api, adalah gerakan rakyat dengan kekerasan untuk melakukan perubahan radikal terhadap sistim ketatanegaraan (pemerintahan atau keadaan sosial) atau menggulingkan Pemerintah yang sah de jure atau de facto, yang belum dianggap sebagai suatu Pemberontakan.

10. Makar adalah tindakan seseorang yang bertindak atas nama atau sehubungan dengan suatu organisasi atau sekelompok orang dengan kegiatan yang diarahkan pada penggulingan dengan kekerasan Pemerintah yang sah de jure atau de facto atau mempengaruhinya dengan Terorisme atau Sabotase atau kekerasan.

11. Pencegahan, sehubungan dengan risiko-risiko butir 1 sampai dengan 10 diatas.

12. Kerugian atas harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan, yang secara langsung disebabkan oleh Penjarahan (: pengambilan atau perampasan harta benda orang lain oleh seseorang tidak termasuk oleh orang-orang dibawah pengawasan Tertanggung untuk dikuasai atau dimiliki secara melawan hukum), yang terjadi selama Kerusuhan atau Huru-Hara.

Dengan syarat bahwa risiko-risiko tersebut diatas tidak berkembang dalam rangka kejadian yang tidak terputus menjadi satu atau lebih dari risiko-risiko yang dikecualikan.

Page 142: Bahan Ajar Mr

2. Risiko yang Dikecualikan1. - Revolusi dengan penggunaan senjata api

- Pemberontakan, yaitu tindakan teorganisasi dari suatu kelompok orang yang melakukan pembangkangan dan atau penentangan terhadap Pemerintah yang sah de facto atau de jure dengan kekerasan yang menggunakan senjata api, yang dapat menimbulkan ancaman terhadap kelangsungan Pemerintah yang sah tersebut.

- Kekuatan Militer adalah kelompok angkatan bersenjata baik dalam maupun luar negeri minimal 30 orang, yang menggunakan kekerasan untuk menggulingkan Pemerintah yag sah de jure atau de facto.

- Invasi adalah tindakan kekuatan militer suatu Negara memasuki wilayah Negara lain dengan maksud menduduki atau menguasai secara sementara atau tetap.

- Perang Saudara adalah konflik bersenjata antardaerah, antar faksi politik dalam batas territorial suatu Negara dengan tujuan memperbutkan legitimasi kekuasaan.

- Perang dan Permusuhan adalah konflik bersenjata secara luas (baik dengan atau tanpa pernyataan perang) atau suasana perang antara dua Negara atau lebih, termasuk latihan perang suatu Negara atau latihan perang gabungan antar Negara.

- Pengambilalihan Kekuasaan adalah keadaan yang memperlihatkan bahwa Pemerintah yang sah de jure atau de facto telah digulingkan dan diganti oleh suatu kekuatan yang memberlakukan dan atau memaksakan pemberlakuan peraturan-peraturan mereka sendiri.

- Pembangkit Rakyat dengan penggunaan senjata api.- Penjarahan, kecuali Penjarahan yang terjadi selama Kerusuhan

atau Huru-hara.Dalam suatu tuntutan, gugatan atau perkara lainnya, dimana Penanggung menyatakan bahwa suatu kerugian atau kerusakan secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh satu atau lebih risiko-risiko yang dikecualikan, maka merupkan kewajiban Tertangung untuk membuktikan bila ia berpendapat sebaliknya.

2. Penghentian seluruh atau sebagian dari pekerjaan atau perlambatan atau gangguan atau penghentian suatu proses atau kegiatan.

3. Kehilangan hak secara tetap atau sementara karena penyitaan, pinjam paksa atau pengambilalihan oleh pejabat yang berwenang atau ditempati secara tidak sah atau melawan hukum oleh seseorang.

4. Gangguan usaha atau segala macam kerugian dalam wujud atau bentuk apapun yang sifatnya konsekuensial.

3. Potongan Klaim atau Risiko Sendiri

Page 143: Bahan Ajar Mr

Bila terjadi klaim atau kerugian yang dijamin menurut ketentuan dari endorsemen Tertanggung akan memikul sebagian kerugian (menjadi co-insure) yang terjadi, yang besarnya:a. Untuk risiko-risiko karena kerusuhan, pemogokan, penghalangan bekerja

dan penjarahan yang terjadi selama kerusuhan, termasuk risiko pencegahan yang terkait dengannya, atas setiap klaim yang dijamin menurut ketentuan endorsemen ini, Tertanggung akan mimikul sebesar 15% dari jumlah ganti rugi yang disetujui, atau sesuai dengan persetujuan antara Tertanggung dan Penanggung pada saat penutupan endorsemen kontrak pertanggungan.

b. Untuk risiko-risiko karena terorisme, sabotase, huru-hara, pembangkitan rakyat tanpa penggunaan senjata api, revolusi tanpa pengunaan senjata api, makar dan penjarahan yang terjadi selama huru-hara, termasuk risiko pencegahan yang terkait dengan risiko-risiko tersebut, atas setiap klaim yang dijamin menurut ketentuan endorsemen Tertanggung akan ikut memikul sebesar 25% dari jumlah ganti rugi yang disetujui, atas sesuai dengan persetujuan endorsemen kontrak pertanggungan.

Risiko sendiri adalah jumlah kerugian yang harus ditanggung sendiri oleh Tertanggung sehingga jumlah ganti rugi dibayar Tertanggung adalah jumlah nilai kerugian dikurangi dengan jumlah nilai risiko sendiri.

4. Pembatalan EndorsemenPenanggung setiap saat dapat membatalkan endorsemen ini, dengan cara mengirimkan pemberitahuan secara tertulis melalui surat tercatat, facsimile, telex atau telegram kepada Tertanggung ke alamat yang terakhir diketahuinya.Selanjutnya Penanggung bebas dari segala kewajiban berdasarkan endorsemen ini setelah 3 kali 24 jam terhitung sejak tanggal pengiriman pemberitahuan tertulis tersebut, pukul 12.00 siang waktu setempat, dimana obyek pertanggungan berada.Karena pembatalan tersebut maka Penanggung wajib mengembalikan premi yang telah diterima untuk jangka waktu yang belum habis secara prorate.

Page 144: Bahan Ajar Mr

BAHAN AJAR (HAND OUT)

Bahan Kajian : Manajemen Risiko Perbankan SyariahSKS : 3 (tiga)Kode : Program Studi : ManajemenPertemuan Ke : 16

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) terkait KKNI:Memiliki kemampuan untuk memahami manajemen risiko pada perbankan syariah, yang terdiri atas: definisi risiko bank, risiko-risiko yang dihadapi bank syariah, dampak risiko terhadap bank syariah, dan manajemen risiko bank syariah.

Materi:Manajemen Risiko Perbankan Syariah:

A. Definisi Risiko BankB. Risiko-risiko yang Dihadapi Bank SyariahC. Dampak Risiko Terhadap Bank SyariahD. Manajemen Risiko Bank Syariah

A. Definisi Risiko BankRisiko dapat didefinisikan sebagai suatu potensi terjadinya suatu peristiwa (events)

yang dapat menimbulkan kerugian. Risiko yaitu suatu kemungkinan akan terjadinya hasil yang tidak diinginkan, yang dapat menimbulkan kerugian apabila tidak diantisipasi serta tidak dikelola semestinya. Risiko dalam bidang perbankan merupakan suatu kejadian potensial baik yang dapat diperkirakan (anticipated) maupun tidak dapat diperkirakan (unanticipated) yang berdampak negatif pada pendapatan maupun

Page 145: Bahan Ajar Mr

permodalan bank. Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari namun dapat dikelola dan dikendalikan.

Risiko dapat dibedakan atas dua kelompok besar yaitu risiko yang sistematis (systematicrisk), yaitu risiko yang diakibatkan oleh  adanya kondisi atau situasi tertentu yang bersifat makro, seperti perubahan situasi politik, perubahan kebijakan ekonomi pemerintah, perubahn situasi pasar, situasi krisis atau resesi, dan sebagainya yang berdampak pada kondisi ekonomi secara umum; dan Risiko yang tidak sistematis (unsystematic risk) yaitu risiko yang unik, yang melekat pada suatu perusahaan atau bisnis tertentu saja.

B. Risiko-risiko yang Dihadapi Bank SyariahSecara umum, risiko yang dihadapi perbankan syariah bisa diklasifikasikan menjadi

dua bagian besar. Yakni risiko yang sama dengan yang dihadapi bank konvensional dan risiko yang memiliki keunikan tersendiri karena harus mengikuti prinsip-prinsip syariah. Risiko kredit, risiko pasar, risiko benchmark, risiko operasional, risiko likuiditas, dan risiko hukum, harus dihadapi bank syariah. Tetapi, karena harus mematuhi aturan syariah, risiko-risiko yang dihadapi bank syariah pun menjadi berbeda.

Bank syariah juga harus menghadapi risiko-risiko lain yang unik (khas). Risiko unik ini muncul karena isi neraca bank syariah yang berbeda dengan bank konvensional. Dalam hal ini pola bagi hasil (profit and loss sharing) yang dilakukan bank syari’ah menambah kemungkinan munculnya risiko-risiko lain. Seperti withdrawal risk, fiduciary risk, dandisplaced commercial risk. Dimana:

1. Withdrawal risk merupakan bagian dari spektrum risiko bisnis. Risiko ini sebagian besar dihasilkan dari tekanan kompetitif yang dihadapi bank syariah dari nak  konvesional sebagai counterpart-nya. Bank syariah dapat terkena withdrawal risk (risiko penarikan dana) disebabkan oleh deposan bila keuntungan yang mereka terima lebih rendah dari tingkat return yang diberikan oleh rival kompetitornya.

2. Fiduciary risk sebagai risiko yang secara hukum bertanggung jawab atas pelanggaran kontrak investasi baik ketidaksesuaiannya dengan ketentuan syariah atau salah kelola (mismanagement) terhadap dana investor.

3. Displaced commercial risk adalah transfer risiko yang berhubungan dengan simpanan kepada pemegang ekuitas. Risiko ini bisa muncul ketika bank berada di bawah tekanan untuk mendapatkan profit, namun bank justru harus memberikan sebagian profitnya kepada deposan akibat rendahnya tingkat return.

Risiko-risiko tersebut merupakan contoh risiko unik yang harus dihadapi bank syariah. Adapun risiko yang dihadapi bank syariah dalam operasional yang terkait dengan produk pembiayaan yang dijalankan oleh bank syariah yaitu meliputi :1. Risiko Terkait Produk2. Risiko Terkait Pembiayaan Berbasis Natural Certainty Countracts (NCC)

yang dimaksud dengan analisis risiko pembiayaan berbasis natural certainty countracts(NCC) adalah mengidentifikasi dan menganalisis dampak dari seluruh

Page 146: Bahan Ajar Mr

risiko nasabah sehingga keputusan pembiayaan yang diambil sudah memperhitungkan risiko yang ada dari pembiayaannatural certainty countracts, seperti murabahah, ijarah, ijarah mutahia bit tamlik, salam dan istisna’. Penilaian risiko ini mencakup 2 (dua) aspek, yaitu sebagai brikut :1. Default risk (risiko kebangkrutan).

Yakni risiko yang terjadi pada first way out yang dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:a. Industry risk yaitu risiko yang terjadi pada jenis usaha yang ditentukan oleh

hal-hal sebagai berikut:- Karakteristik masing-masing jenis usaha yang bersangkutan- Riwayat eksposur pembiayaan yang bersangkutan dibank konvensional dan

pembiayaan yang bersangkutan dengan bank syariah, terutama perkembangan non performing financing jenis usaha yang bersangkutan.

- Kinerja keuangan jenis usaha yang bersangkutan (industry financial standard).

b. Kondisi internal perusahaan nasabah, seperti manajemen, organisasi, pemasaran, teknis produksi dan keuangan.

c. Faktor negatif lainnya yang mempengaruhi perusahan nasabah, seperti kondisi groupusaha, keadaan force manjeur, permasalahan hukum, pemogokan, kewajiban off balance sheet (L/C impor, bank garansi) market risk (forex risk, interest risk, scurity risk), riwayat pembayaran (tunggakan kewajiban) dan restrukturisasi pembiayaan.

2. Recovery risk (risiko jaminan)Yakni risiko yang terjadi pada second way out yang dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:a. Kesempurnaan pengiktana jaminan.b. Nilai jual kemblai jaminan (marketability jaminan).c. Faktor negatif lainnya, misalnya tuntutan hukum pihak lain atas jaminan,

lamanya transaksi ulang jaminan.d. Kredibilitas penjamin (jika ada).

3. Risiko Terkait Pembiayaan Berbasis Natural Uncertainty Countracts (NUC)yang dimaksud dengan analisi Risiko Terkait Pembiayaan Berbasis Natural Uncertainty Countracts (NUC) adalah mengidentifikasi dan menganalisis dampak dari seluruh risiko nasabah sehingga keputusan pembiayaan yang diambil sudah memeprhitungkan risiko yang ada dari pembiayaan berbasis NUC, seperti mudharabah dan musyarakah. Penilaian risiko ini mencakup 3 (tiga) aspek, yaitu sebagai berikut:1. Business risk (risiko bisnis yang dibiayai)

Adalah risiko yang terjadi pada first way out yang dipengaruhi oleh :a) Industry risk yaitu risiko yang terjadi pada jenis usaha yang ditentukan oleh:

- Karakteristik masing-masing jenis usaha yang bersangkutan

Page 147: Bahan Ajar Mr

- Kinerja keuangan jenis usaha yang bersangkutan (industry financial standard)

b) Faktor negative lainnya yang mempengaruhi perusahaan nasabah, seperti kondisi group usaha, keadaan force majeure, permasalahan hukum, pemogokan, kewajiban off balance sheet (L/C impor, bank garansi), market risk (forex risk, interest  risk, scurity risk),riwayat pembayaran (tunggakan kewajiban) dan restrukturisasi pembiayaan.

c) Shirinking risk (resiko berkurangnya nilai pembiayaan).Adalah risiko yang terjadi padasecond way out yang dipengaruhi oleh:1. Unusual bisiness risk yaitu risiko bisnis yang luar biasa yang ditentukan

oleh :- Penurunan drastis tingkat penjualan bisnis yang dibiayai- Penurunan drastis harga jula barang/jasa dari bisnis yang dibiayai- Penurunan drastis harga barang/jasa dari bisnis yang dibiayai

2. Jenis bagi hasil yang dilakukan, apakah profit and loss sharing atau revenue sharing- Untuk jenis profit and loss sharing, shirnking risk muncul bila

terjadi loss sharingyang harus ditanggung oleh bank- Untuk jenis revenue sharing, shirnking risk terjadi bila nasabah tidak

mampu menanggung biaya (nafaqah) yang seharusnya ditanggung nasabah, sehingga nasabah tidak mampu melanjutkan usahanya.

3. Disaster risk yaitu keadaan force majeure yang dampaknya sangat besar terhadap bisnis nasabah yang dibiayai bank.

d) Character risk (risiko karakter buruk mudharib) yaitu risiko yang terjadi pada third way out yang dipengaruhi oleh hal berikut:1. Kelalaian nasabah dalam menjalankan bisnis yang dibiayai bank2. Pelanggaran ketentuan yang telah disepakati sehingga nasabah dalam

menjalankan bisnis yang dibiayai bank tidak lagi sesuai dengan kesepakatan

3. Pengelolaan intenal perusahaan, seperti manajemen, organisasi, pemasaran, teknis produksi, dan keuangan, yang tidak dilakukan secara profesional sesuai dengan standar pengelolaan yang disepakati antara bank dan nasabah.

Untuk mengatasi character risk, bank menetapkan kovenan khusus pembiayaan musyarakah dan mudharabah. Bila terjadi kerugian yang disebabkan oleh character risk, kerugian akan di bebankan kepada nasabah. Untuk menjamin agar nasabah mampu menanggung kerugian akibat risiko tersebut, maka bank menetapkan adanya jaminan (colleteral).

4. Risiko Terkait Koorporasi

Page 148: Bahan Ajar Mr

Kompleksitas dan volume pembiayaan koorporasi menimbulkan risiko tambahan selain risiko yang terkait dengan produk. Analisis risiko yang terkait dengan pembiayaan korporasi meliputi:

1. Risiko yang timbul dari perubahan kondisi bisnis nasabah setelah pencairan pembiayaan.Terdapat setidaknya tiga risiko yang dapat timbul dari perubahan kondisi bisnis nasabah setelah pencairan pembiayaan, yaitu sebagai berikut:- Over trading

Over trading terjadi ketika nasabah mengembangkan volume bisnis yang besar dengan dukungan modal yang kecil (too much business volume with too little capital). Keadaan ini akan menimbulkan krisis cash flow.

- Adverse tradingAdverse trading terjadi ketika nasabah mengembangkan bisnisnya dengan megambil kebijakan melakukan pengeluaran tetap (fixed costs) yang besar setiap tahunnya, serta bermain dipasar yang tingkat volume penjualannya tidak setabil. Perusahaan yang mempunyai karakterstik seperti ini merupakan perusahaan yang secara potensial berada dalam posisi yang lemah serta beresiko tinggi.

- Liquidity runLiquidity run terjadi ketika nasabah mengalami kesulitan likuiditas karena kehilangan sumber pendapatan dan peningkatan pengeluaran yang disebabkan oleh alasan yang tidak terduga. Kondisi ini tentu saja akan mempengaruhi kemampuan nasabah dalam menyelesaikan kewajibannya kepada pihak bank. Sekalipun tidak dapat memprediksi arus likuiditas  sebuah perusahaan, bank dapat menaksir apakah perusahaan tersebut memiliki likuiditas yang cukup atau dapat memperoleh dana tambahan untuk mempertahankan  caish flow seperti sedia kala.

2. Risiko yang timbul dari komitmen kapital yang berlebihanSebuah perusahaan mungkin saja mengambil komitmen kapital yang berlebihan dan menandatangani kontark untuk pengeluaran bersekala besar. Apabila tidak mampu untuk meghargai komitmennya, bank dapat dipaksa untuk dilikuidasi. Bank maupun suplier pembayaran perdagangan sering kali tidak mampu untuk mengontrol suatu pengeluaran yang berlebihan  dari sebuah perusahaan. Namun demikian, bank dapat mencoba untuk memonitornya dengan melakukan analisis, misalnya, neraca perusahaan tersebut yang terakhir dipublikasikan, dimana komitmen pengeluaran kapital harus diungkap.

3. Risiko yang timbul dari lemahnya analisis bankTerdapat tiga macam risiko yang timbul dari lemahnya analisis bank, yakni sebagai berikut:a. Analisis pembiayan yang keliru

Dalam konteks ini, terjadi bukan karena perubahan kondisi nasabah yang tak terduga, tetapi dikernakan memang sudah sejak awal nasabah yang

Page 149: Bahan Ajar Mr

bersangkutan beresiko tinggi. Keputusan pembiayaan bisa jadi adalah keputusan yang tidak valid. Kesalahan dalam pengambilan keputusan ini biasanya bersumber dari informasi yang tersedia kurang akurat. Untuk mengatasi hal ini, bank memerlukan staf yang terlatih dan berpengalaman dalam menyusun suatu pendekatan pembiayaan.

b. Creative accountingCreative accounting merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kebijakan akuntansi perusahaan yang memberikan keterangan yang menyesatkan tentang suatu laporan posisi keuangan perusahaan. Dalam kasus ini, keuntugan dapat dibuat agar terlihat lebih besar, aset terlihat lebuh bernilai, dan kewajiban dapat disembunyikan dari neraca keuangan.

c. Karakter nasabahTerkadang nasabah dapat memperdaya bank dengan sengaja menciptakan pembiayaan macet. Bank perlu waspada  terhadap kemungkinan ini dengan mencoba untuk membuat suatu keputusan berdasarkan informasi objektif tentang karakter nasabah.

C. Dampak Risiko Terhadap Bank SyariahSebagai dampak terjadinya risiko kerugian keuangan langsung, kerugian akibat

risiko (risk loss) pada suatu bank dapat berdampak pada pemangku kepentingan (stakeholders) bank, yaitu pemegang saham, karyawan, dan nasabah, serta berdampak juga kepada perekonomian secara umum.Pengaruh risk loss pada pemegang sahaman karyawan adalah langsung, sementara pengaruh terhadap nasabah dan perekonomian tidak langsung. Berikut akan diuraikan dampak potensial terhadap stakeholders dan ekonomi.

1. Dampak terhadap Pemegang SahamPengaruh risk loss terhadap pemegang saham antara lain:

1. Penurunan nilai investasi, yang akn memberikan pengaruh terhadap penurunan harga dan/atau penurunan keuntungan,turunnya harga saham menurunkan nilai perusahaan yang berarti turunnya kesejahteraan pemegang saham;

2. Hilangnya peluang memperoleh dividen yang seharusnya diterima sebagai akibat dari turunnya keuntungan perusahaan;

3. Kegagalan investasi yang telah dilakukan, hingga yang paling parah adlah kebangkrutan perusahaan yang melenyapkan nilai semua moal disetor.

2. Dampak terhadap KaryawanKaryawan suatu bank dapat terpengaruh oleh peristiwa risiko (risk event) yang

menimbulkanrisk loss terkait dengan keterlibatan mereka. Pengaruh tersebut dapat berupa:

1. Dikenakan sanksi indisipliner karena kelalaian yang menimbulkan kerugian;

Page 150: Bahan Ajar Mr

2. Pengurangan pendapatan seperti pengurangan bonus atau pemotongan gaji;3. Pemutusan hubungan kerja.

3. Dampak terhadap NasabahKegagalan dalam pengelolaan risiko dapat berpengaruh terhadap nasabah. Dampak

yang terjadi dapat secara langsung maupun tiak langsung dan tidak seketika dapat diidentifikasikan. Pengaruh risk event yang berlangsung secara berkelanjutan, pada gilirannya akan menimbulkan risk loss terhadap kelangsungan usaha bank itu sendiri. Konsekuensi risk loss yang berdampak terhadap nasabah bank, adalah:

1. Merosotnya tingkat pelayanan;2. Berkurangnya jenios dan kualitas produk yang ditawarkan;3. Krisis likuiditas sehingga menyulitkan dalam pencairan dana;4. Perubahan peraturan.

4. Dampak terhadap PerekonomianSebagai institusi yang mengelola uang sebagai aktivitas utamanya, bank memiliki

risiko yang melekat (inherent) secara sistematis. Risk loss yang terjadi pada suatu bank akan menimbulkan dampak tidak hanya terhadap bank yang bersangkutan, tetapi juga akan berdampak terhadap nasabah dan perekonomian secara keseluruhan. Dampak yang ditimbulkan tersebut dinamakan risiko sistemik (systemic risk).

Risiko sistemik secsara spesifik adalah risiko kegagalan bank yang dapat merusak perekonomian secara keseluruhan dan secara langsung berampak kepada karyawn, nasabah, dan pemegang saham.

Secara umum, masyarakat awam tidak mengenal apa yang disebut sebagai risimko sistemik. Namun mereka tidak asing dengan istilah run on a bank (baik riil maupun hanya persepsi dari nasabah). Artinya sebuah bank di “rush” oleh nasabah bank yang ingin menarik kembali dananya secara bersamaandan besar-besaran.Hal ini terjadi pada saaat bank tidak dapat memenuhi kewajibanya. Bank tidak dapat menyediakan dana yang cukup pada saat nasabah malakukan penarikan dananya.Bank sangat rentan terhadap risikmo sistemik yang melekat pada industri perbankan. Risiko sistemik yang mempengaruhi bank-bank lain tidak dapat dihindari jika sebuah bank mengalami risk loss. Berbagai regulasi diharapkan akan menjadi paying pelindung bagi industri perbankan. Perlindungan tidak hanya diberikan kepada bank terkait, yaitu pemegang saham, karyawan, dan nasabah, tetapi juga kepada perekonomian secara keseluruhan.

D. Manajemen Risiko Bank SyariahSebagai lembaga intermediary dan seiring dengan situasi lingkungan eksternal dan

internal perbankan yang mengalami perkembangan yang pesat, perbankan pada umumnya dan perbakan syariah pada khususnya akan selalu berhadapan dengan

Page 151: Bahan Ajar Mr

berbagai jenis risiko dengan tingkat kompleksitas yang beragam dan melekat pada kegiatan usahanya.

Risiko-risiko tersebut tidak dapat dihindari, tetapi dapat dikelola dan dikendalikan. Oleh karena itu perbankan, dan bank syariah khususnya memerlukan serangkaian prosedur dan metodologi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usahanya. Dalam pelaksanaannya, proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendali risiko memperhatikan hal-hal sebagai berikut :1. Pemetaan Risiko Bisnis

Bank mengembangkan pemetaan risiko usaha (business risk mapping) untuk mengidentifikasi risiko utama yang mengancam perusahaan. Alat ini membantu bank untuk mengetahui dan menentukan tempat dimana risiko berada. Manajemen harus mengkuantifikasi magnitude dari risiko dan mengukur potensi dampaknya. Ada beberapa cara yang umum dilakukan, yaitu: a. Membuat daftar berbagai risiko yang ada, dengan mengelompokkannya ke dalam

sebuah kuadran tergantung tinggi-rendahnya tingkat kemungkinan terjadi, dan dapat berdampak kepada rugi yang besar atau kecil.

b. Membuat peta yang menyajikan kaji9an perbandingan antara Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, dan Risiko Operasional yang dihadapi Bank. Dengan membandingkan risiko pada sebuah matriks antara dampak dan frekuensinya, manajemen akan dapat melihat gambaran menyeluruh dari semua risiko berikut keterkaitannya satu sama lain. Beberapa sumber informasi awal dapat diperoleh dari:

c. Environmental scan yaitu sumber informasi untuk mengevaluasi politik, ekonomi, sosial, budaya, hokum, dan lain sebagainya.

d. Dokumen keuangan seperti proyeksi anggaran (RKAP), laporan keuangan, dan dokumen-dokumen keuangan lain sebagai sumber informasi awal untuk melakukan analisis.

e. Dokumen legal seperti kontrak-kontrak, ketentuan hokum dan peraturan yang ada hubungannya dengan kegiatan usaha sebagai sumber yang penting untuk dikaji.

f. Hasil inspeksi di lapangan (on-site inspection) seperti hasil pemeriksaan yang dilakukan SKAI, merupakan sumber informasi yang sangat baik, dan bahkan sebagaim fitur berkala dari proses Manajemen Risiko yang berkelanjutan.

g. Hasil Wawancara, seperti hasil penilaian kinerja pegawai atau wawancara langsung dengan para pegawai.

h. Analisis statistic seperti perkembangan kualitas aktiva produktif (KAP), tren komposisi simpanan dana pihak ketiga (DPK), tingkat dan tren kegagalan system, kerugian yang terjadi, dan sumber Risiko Operasional lainnya. Data seperti ini biasanya tersedia secara internal.

i. Benchmarking/best practices, alat Manajemen Risiko yang juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mengukur tindak pengendalian risiko.

Page 152: Bahan Ajar Mr

j. Jasa konsultasi yang memahami Risiko dan merupakan sumber informasi mengenai klasifikasi Risiko.

2. Alat ModelingAlat modeling ini akan memudahkan para manajer untuk mengelola ketidakpastian. Analisis scenario dan model proyeksi merupakan model yang paling sering digunakan. Beberapa contoh diantaranya adalah:a. Pemakaian analisis scenario untuk melihat rentang kemungkinan dan

mempertimbangkan perubahan yang mungkin terabaikan. Skenario ini dapat diterapkan dalam menyiapkan contingency plan (untuk likuiditas maupun EDP).

b. Menggunakan analisis statistic dan teknik Value at Risk (VaR) untuk mengestimasi variasi kerugian yang mungkin terjadi di masa datang. Potensi rugi ini diproyeksikan kedalam arus kas yang akan datang atau laba, termasuk dalam analisis sensivitas, stress testing (sebagai pelengkap pengukuran risiko suku bungs untuk melihat dampak terburuk), dan berbagai simulasi lain.

c. Model keuangan untuk mensimulasi berbagai Risiko keuangan dn dampak dari berbagai scenario pada portofolio kredit dan modal.

d. Mengantisipasi bencana yang akan mengganggu kelangsungan usaha, misalnya karena kelalaian atau bencana alam, system pengolahan data tidak berfungsi. Back-up data dan latihan (drill) menghadapi keadan darurat secara berkala akan dapat mengantisipasi apabila hal tersebut terjadi.

e. Menilai Risiko teknis selama pembangunan produk baru dengan cara mengidentifikasi sedini mungkin potensi adanya kesalahan dalam proses pembangunmannya.

3. Teknik mengidentifikasi dan menilai risikoKelompok teknik ini akan membantu Manajemen dalam hal menetapkan focus/memberikan perhatian dan mengakomodasi seluruh kegiatan pengelolaan Risiko.Beberapa diantaranya yang lazim digunakan adalah:a. Brainstorming groups. Pejabat atau pegawai dari berbagai Satuan Kerja

berkumpul untuk mendiskusikan atau menyatakan pendapat (brainstorm) atas sebuah atau beberapa isu.

b. Workshop. Bank sebaiknya mulai memfasilitasi workshop yang focus pada Risiko yang akn menolonh pegawai untuk menetapkan dan memprioritaskan tujuan, mengidentifikasikan, dan menilkai Risiko.

c. Questionnaires. Satuan Kerja Operasional diperlengkapi dengan kuesioner yang berisi tujuan dan risiko yang mungkin timbul.

d. Self-assessment. Para manajer melakukan self-assessmant, dengan bantuan dari SKAI, Divisi Keuangan dan control, atau dari akuntan luar.

e. Filters. Risiko dikaji terhadap beberapa filter seperti dampak yang tidak besar, Risiko yang terkaendali, rendahnya tingkat kemungkinan terjadi, dan lain-lain.

Page 153: Bahan Ajar Mr

f. Assessment matrix. Matrik ini mencangkup seperangkat pertanyaan yang meliputi elemem-elemen dari Manajemen Risiko dan pengendalian intern. Termasuk didalamnya, best practices.

g. Risk identification templates. Satuan Kerja mendapatkan template yang akan membimbing mereka untuk mengidentifikasi dan mengkaji Risiko mulai saat mereka merencanakan dan menjalankan proses.

h. “Bottom up” risk assessments. Satuan Kerja mengidentifikasi dan menilai Risiko. Hasilnya diakumulasi di tingkat pusat.

i. Value at Risk (VaR) model and worst case model. Model ini digunakan untuk menilai Risiko dengan cara mengestimasi potensi rugi terhadap nilai sebuah posisi atau portofolio dalam satu jangka waktu tertentu berdasarkan factor-faktor yang ada di pasar.

j. Prioritizing risks. Risiko akan ditempatkan atau diatasi berdasarkan jenjang (rank) masing-masing.

4. Peran Internet/IntranetPemakaian Internet/Intranet semakin meningkat dalam mengelola Risiko. Alat ini digunakan untuk mempromosikan kewaspadaan dan pengelolaan Risiko, untuk mendapatkan informasi mengenai risiko untuk area tertentu, berkomunikasi dengan pegawai, berbagai informasi mengenai Manajemen Risiko dengan Bank lain, dan mengkomunikasikan tujuan Manajemen Risiko Bank kepada publik.