bahan ajar fiqih mts

26
BAB I PENDAHULUAN A. Standar Kompetensi 2. Melaksanakan tatacara shalat fardhu dan sujud sahwi Kompetensi Dasar B. Indikator 1. Dapat menjelaskan pengertian shalat 2. Dapat menjelaskan syarat-syarat shalat 3. Dapat menjelaskan sunnah shalat 4. Dapat menjelaskan hal hal yang membatalkan shalat C. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian shalat 2. Siswa dapat menjelaskan syarat-syarat shalat 3. Siswa dapat menjelaskan sunnah shalat 4. Siswa dapat menjelaskan hal hal yang membatalkan shalat D. Nilai Karakter yang Dikembangkan Religius, Jujur, Mandiri, Demokratis, Komunikatif , Tanggung jawab 1

Upload: muhammad-isa

Post on 27-Oct-2015

1.051 views

Category:

Documents


23 download

DESCRIPTION

BAHAN aJAR fIQIH

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan Ajar Fiqih MTs

BAB I

PENDAHULUAN

A. Standar Kompetensi

2. Melaksanakan tatacara shalat fardhu dan sujud sahwi Kompetensi Dasar

B. Indikator

1. Dapat menjelaskan pengertian shalat

2. Dapat menjelaskan syarat-syarat shalat

3. Dapat menjelaskan sunnah shalat

4. Dapat menjelaskan hal hal yang membatalkan shalat

C. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat menjelaskan pengertian shalat

2. Siswa dapat menjelaskan syarat-syarat shalat

3. Siswa dapat menjelaskan sunnah shalat

4. Siswa dapat menjelaskan hal hal yang membatalkan shalat

D. Nilai Karakter yang Dikembangkan

Religius, Jujur, Mandiri, Demokratis, Komunikatif , Tanggung jawab

1

Page 2: Bahan Ajar Fiqih MTs

BAB II

SHALAT FARDHU

A. Pengertian Shalat

Shalat ( ,(;صالة merupakan ibadah yang pada prakteknya harus sesuai

dengan segala petunjuk tata cara Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda,

"Shalatlah kalian sesuai dengan apa yang kalian lihat aku mempraktikkannya."

[HR Imam Bukhari dan Imam Muslim].

Perintah Shalat pertama kali diterima Rasulullah saw dalam perjalanan Isra

Mi'raj, di Baitul Ma'mur (tempat yang selalu dimasuki tujuh ribu malaikat setiap

harinya). Pertama kali Rasul menerima perintah Shalat Wajib dari Allah Ta'ala

adalah sebanyak lima puluh (50) kali dalam sehari.

Rasulullah kemudian menghadap Nabi Musa as menceritakan perihal ini,

kemudian Nabi Musa menyarankan Rasulullah meminta keringanan, karena

menurut beliau 50 kali dalam sehari terlalu berat bagi umat Rasulullah:

"Sesungguhnya umatmu akan merasa berat mengerjakan Shalat lima puluh waktu

setiap hari. Kembalilah kepada Tuhanmu (Allah) dan mintalah keringanan untuk

umatmu.".

Rasul kemudian menghadap Allah Ta'ala dan akhirnya mendapatkan

keringanan hingga hanya sepuluh (10) kali dalam sehari, Nabi Musa masih

memberikan saran yang sama seperti sebelumnya: “Sesungguhnya umatmu akan

merasa berat mengerjakan Shalat sepuluh waktu setiap hari. Kembalilah kepada

Tuhanmu (Allah) dan mintalah keringanan untuk umatmu.”

Kali ini permintaan Rasul tidak dikabulkan Allah Ta'ala sehingga perintah

Shalat wajib tetap 10 kali dalam sehari, ketika Rasul menghadap Nabi Musa,

beliau tetap menyarankan hal yang sama sehingga Rasul kembali menghadap

Allah Ta'ala. Setelah tiga kali ditolak akhirnya Allah Ta'ala memberikan

keringanan sehingga Shalat wajib menjadi 5 kali dalam sehari. Adapun Nabi

Musa masih berpendapat bahwa 5 kali dalam sehari masih terlalu berat, namun

Rasulullah kemudian menjawab: “Aku telah sering meminta keringanan untuk

2

Page 3: Bahan Ajar Fiqih MTs

umatku sampai aku merasa malu sendiri.” Demikianlah Shalat wajib hingga saat

ini adalah berjumlah 5 kali / waktu setiap harinya.

Dalam kehidupan sehari-hari, shalat sudah menjadi kewajiban kita sebagai umat

Islam. Shalat adalah tiang agama. Tanpa shalat, maka hidup akan percuma. Shalat

dapat mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar.

Nah, kita tahu sendiri shalat bacaannya seperti apa. Karna kita mengamalkannya

di dalam kehidupan sehari-hari. Namun ada sebagian dari kita atau mungkin diri

kita sendiri yang mengerjakan shalat dan membaca bacaan shalat yang masih

keliru. Apabila bacaannya keliru, maka artinya juga keliru.

B. Syarat-syarat Shalat

Syarat dari sesuatu yaitu apa-apa yang mengakibatkan tiada hasilnya sesuatu

bila ia tidak ada, tetapi dengan adanya semata, belum berarti ada atau tidaknya

sesuatu itu. Misalnya wudhu bagi shalat, maka tanpa adanya, shalat tidak ada.

Tetapi dengan berwudhu semata, belum tentu shalat akan hasil.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum melakukan shalat dapat

dikelompokkan menjadi 2 (dua) macam yaitu :

1. Syarat-syarat wajib shalat

yaitu syarat-syarat diwajibkannya seseorang mengerjakan shalat. Jika

seseorang tidak memenuhi syarat-syarat itu, tidak diwajibkan mengerjakan

shalat yaitu :

a. Islam

Orang yang tidak Islam tidak wajib mengerjakan shalat.

b. Suci dari Haid dan Nifas

Perempuan yang sedang Haid (datang bulan) atau baru melahirkan tidak

wajib mengerjakan shalat.

c. Berakal Sehat

Orang yang tidak berakal sehat seperti orang gila, orang yang mabuk, dan

pingsan tidak wajib mengerjakan shalat.

3

Page 4: Bahan Ajar Fiqih MTs

d. Baliqh (dewasa)

Orang yang belum baliqh tidak wajib mengerjakan shalat. Tanda-tanda

orang yang sudah baliqh :

- Sudah berumur 10 tahun

- Mimpi bersetubuh

- Mulai keluar darah haid (datang bulan) bagi anak perempuan

e. Telah sampai da'wah kepadanya

Orang yang belum pernah mendapatkan da'wah atau seruan agama tidak

wajib mengerjakan shalat.

f. Terjaga

Orang yang sedang tertidur tidak wajib mengerjakan shalat.

2. Syarat-syarat sah shalat

Yaitu yang harus dipenuhi apabila seseorang hendak melakukan shalat.

Apabila salah satu syarat tidak dipenuhi maka tidak sah shalatnya. Syarat-

syarat tersebut ialah :

a. Masuk waktu shalat

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

�ا م�و�قو�ت �ا �اب �ت ك �ن� �ي �مؤ�م�ن ال ع�ل�ى �ت� �ان ك �ة� الص�ال ��ن إ

“Sesungguhnya shalat itu merupakan kewajiban yang ditetapkan

waktunya bagi kaum mukminin.” (QS. An-Nisa`: 103)

Dalam hadits Rasulullah Saw., banyak sekali kita dapatkan dalil tentang

permasalahan ini. Kaum muslimin pun sepakat, akan tidak sahnya shalat

yang dikerjakan sebelum masuk waktunya. Bila seseorang shalat sebelum

waktunya dengan sengaja maka shalatnya batal dan ia tidak selamat dari

dosa. Namun bila tidak sengaja, dalam arti ia mengira telah masuk waktu

shalat padahal belum, maka ia tidak berdosa. Shalatnya tersebut teranggap

shalat nafilah (shalat sunnah) dan ia wajib mengulangi shalatnya setelah

masuk waktunya.

b. Suci dari hadats besar dan kecil

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

4

Page 5: Bahan Ajar Fiqih MTs

وا ل ف�اغ�س� �ة� الص�ال �ل�ى إ م� قم�ت �ذ�ا إ وا آم�ن �ن� �ذ�ي ال *ه�ا ي� أ �ا ي

م� ك ءو�س� �ر ب حوا و�ام�س� اف�ق� �م�ر� ال �ى �ل إ م� �ك �د�ي �ي و�أ م� وجو�ه�ك

وا ف�اط�ه�ر �ا ب ن ج م� �ت ن ك �ن� و�إ �ن� �ي �ع�ب �ك ال �ى �ل إ م� �ك ل ج ر�� و�أ

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila kalian hendak menegakkan

shalat, basuhlah wajah kalian dan lengan kalian sampai siku, lalu usaplah

kepala kalian dan cucilah kaki kalian sampai mata kaki. Dan jika kalian

junub, bersucilah….” (QS. Al-Ma`idah: 6)

Dalam ayat di atas ada perintah dari Allah Swt. kepada hamba-hamba-Nya

yang ingin shalat sementara mereka belum bersuci, agar membasuh wajah

dan tangan mereka sampai siku dengan menggunakan air, dan seterusnya

dari amalan wudhu.

c. Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari najis

Dalil tentang sucinya pakaian didapatkan dari firman Allah Subhanahu wa

Ta'ala:

ف�ط�ه:ر� �ك� �اب �ي و�ث

“Dan pakaianmu sucikanlah.” (QS. Al-Mudatstsir: 4)

Dari As-Sunnah didapatkan banyak dalil, seperti hadits Asma` bintu Abi

Bakr radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Ada seorang wanita bertanya

kepada Rasulullah Saw., ‘Ya Rasulullah, apa pendapatmu bila pakaian

salah seorang dari kami terkena darah haid, apa yang harus

diperbuatnya?” Rasulullah Saw. bersabda memberi bimbingan:

�م ث ق�ر�ص�ه �ت ف�ل �ض�ة� ي �ح� ال م�ن� الد�م� �ن �ح�د�اك إ �و�ب� ث ص�اب�� أ �ذ�ا إ

�ه� ف�ي ص�ل:ي �ت ل �م ث Fاء�م� ب �ض�ح�ه �ن �ت ل

“Apabila pakaian salah seorang dari kalian terkena darah haid,

hendaklah ia mengeriknya kemudian membasuhnya dengan air. Setelah

itu, ia boleh mengenakannya untuk shalat.” (HR. Al-Bukhari no. 307

dan Muslim no. 673)

c. Menutup aurat,

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

5

Page 6: Bahan Ajar Fiqih MTs

Fد ج� م�س� ل: ك �د� ن ع� م� �ك �ت �ن ز�ي خذوا آد�م� �ي �ن ب �ا ي

“Wahai anak Adam kenakanlah zinah kalian setiap kali menuju masjid.”

( QS.Al-A’raf: 31)

Al-Imam Asy-Syaukani r.a. berkata: “Mereka diperintah untuk

mengenakan zinah ketika datang ke masjid guna melaksanakan shalat

atau thawaf di Baitullah. Ayat ini dijadikan dalil untuk menunjukkan

wajibnya menutup aurat di dalam shalat. Demikian pendapat yang

dipegangi oleh jumhur ulama. Bahkan menutup aurat ini wajib dalam

segala keadaan, sekalipun seseorang shalat sendirian sebagaimana

ditunjukkan dalam hadits-hadits yang shahih.” (Fathul Qadir, 2/200)

d. Menghadap kiblat

Yang dimaukan dengan kiblat adalah Ka’bah. Dinamakan kiblat karena

manusia menghadapkan wajah mereka dan menuju kepadanya.

C. Tata Cara Shalat Fardhu

1. Berdirilah tegak menghadap Kiblat.

Niatlah sesuai dengan Shalat yang ingin kita kerjakan. contoh disini Shalat

Magrib. Ushalli fardhal maghribi tsalaatsa raka’aatim mustaqbilal qiblati adaa-

an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’aalaa

6

Page 7: Bahan Ajar Fiqih MTs

2. Bacalah takbiratul ihram (Allāhu Akbar) dan bersamaan dengan itu angkatlah

kedua tangan Anda seperti terlihat di gambar

3. Kemudian membaca do’a iftitah, Contoh salah satu do’a iftitah :

“Allahu akbar kabiiraw wal’hamdulillaahi katsiiraw wasub”haanallaahi

bukrataw wa-ashiilaa. Inni wajjahtu wajhiya lilladzii fatharassamaawaati wal-

ardla haniifam muslimaw wamaa ana minal musyrikiin. Inna shalaatii

wanusukii wamah’yaaya wamamaatii lillaahi rabbil ‘aalamiin laa syariika

lahuu wabidzaalika umirtu wa’ana minal muslimiin.”

lalu baca ta’awwudz (a’udzu billahi minasy syaithanirrajim) , kemudian

membaca Al-Fatihah dan apabila telah selesai dia membaca aamiin.

Bacalah surah Al-Fātihah sebagai berikut:

ي�م�، ح� الر� م�ن� ح� الر� ، ي�ن� ال�ع�ال�م� ب� ر� لله� د� م� ال�ح� ي�م�، ح� الر� م�ن� ح� الر� الله� م� ب�س�

، ي�م� ت�ق� ال�م�س� اط� ر� الص� د�ن�ا اه� ، ت�ع�ي�ن� ن�س� إي�اك� و� ن�ع�ب�د� إي�اك� ، الد�ي�ن� ي�و�م� ال�ك� م�

ال�ي�ن� الض� و�ال� م� ع�ل�ي�ه� و�ب� غ�ض� ال�م� غ�ي�ر� م� ع�ل�ي�ه� ن�ع�م�ت�� أ ال�ذ�ي�ن� اط� ر� ص�

Kemudian bacalah satu surah dari surah-surah Al-Quran. Bisa tidak sempurna

(beberapa ayat bila surah panjang seperti Albaqorah) namun sebaiknya sempurna

surahnya pendek (Seperti Surah di Juz 30).

7

Page 8: Bahan Ajar Fiqih MTs

4. Setelah itu lakukanlah Ruku Dengan diawali takbiratul ihram ( Allahu Akbar )

5. Saat Ruku Bacalah:

د�ه� م� ب�ح� و� ال�ع�ظ�ي�م� ب�ي� ر� ان� ب�ح� س�

6. Kemudian bangunlah dari ruku’ dengan mengangkat kedua tangan sambil

membaca:

د�ه� م� ح� ل�م�ن� الله� ع� م� س�

”Allah Maha Mendengar orang yang memujiNya”

sehingga tegak berdiri dalam keadaan i’tidal, kemudian membaca do’a :

“Rabbanaa lakal chamdu mil-ussamaawaati wamil-umaasyi’ta min syai-in

ba’d” artinya “Wahai Tuhan kami, bagiMu segala puji sepenuh langit dan

sepenuh bumi serta sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki setelah itu”

7. Setelah itu, sujudlah dan baca:

د�ه� م� ب�ح� و� ا�ألع�ل�ى ب�ي� ر� ان� ب�ح> س�

8

Page 9: Bahan Ajar Fiqih MTs

8. Kemudian duduklah di antara dua sujud seraya membaca:

إل�ي�ه� أت�و�ب� و� ب�ي� ر� الله� ر� ت�غ�ف� س�أ�

artinya: “Wahai Tuhanku ampunilah aku,kasihanilah aku,cukupilah

kekuranganku, angkatlah (derajat)ku beri rizqilah aku,beri petunjuklah aku,

sehatkanlah aku dan ma’afkanlah aku.”

9. Kemudian sujudlah untuk kedua kalinya seraya membaca bacaan sujud di atas

د�ه� م� ب�ح� و� ا�ألع�ل�ى ب�ي� ر� ان� ب�ح> س�

10. Duduklah sejenak setelah bangun dari sujud dan sebelum berdiri untuk

melanjutkan rakaat berikutnya dan dapatkan tumaninah.

Berdirilah kembali untuk melaksanakan rakaat kedua sambil membaca Takbir

(Allahu Akbar )

9

Page 10: Bahan Ajar Fiqih MTs

===== mulai rakaat ke dua ======

11. Bacalah surah Al-Fātihah sebagai berikut:

ي�م�، ح� الر� م�ن� ح� الر� ، ي�ن� ال�ع�ال�م� ب� ر� د� لله� م� ال�ح� ي�م�، ح� الر� م�ن� ح� الر� الله� م� ب�س�

، ي�م� ت�ق� ال�م�س� اط� ر� الص� د�ن�ا اه� ، ت�ع�ي�ن� ن�س� إي�اك� و� ن�ع�ب�د� إي�اك� ، الد�ي�ن� ي�و�م� ال�ك� م�

ال�ي�ن� الض� و�ال� م� ع�ل�ي�ه� و�ب� غ�ض� ال�م� غ�ي�ر� م� ع�ل�ي�ه� ن�ع�م�ت�� أ ال�ذ�ي�ن� اط� ر� ص�

Kemudian bacalah satu surah dari surah-surah Al-Quran. Bisa tidak sempurna

( beberapa ayat bila surah panjang seperti Albaqorah) namun sebaiknya sempurna

bila surahnya pendek (Seperti Surah di Juz 30). Bacaan surah pada rakaat pertama

dan kedua hendaklah berbeda. Contohnya: Al-Ihklas:

12.Setelah itu lakukanlah Ruku Dengan diawali takbiratul ihram ( Allahu

Akbar)

10

Page 11: Bahan Ajar Fiqih MTs

13. Saat Ruku Bacalah:

د�ه� م� ب�ح� و� ال�ع�ظ�ي�م� ب�ي� ر� ان� ب�ح� س�

14. Kemudian bangunlah dari ruku’ dengan mengangkat kedua tangan sambil

membaca:

د�ه� م� ح� ل�م�ن� الله� ع� م� س�

”Allah Maha Mendengar orang yang memujiNya”

sehingga tegak berdiri dalam keadaan i’tidal, kemudian membaca do’a :

“Rabbanaa lakal chamdu mil-ussamaawaati wamil-umaasyi’ta min syai-in

ba’d”

artinya “Wahai Tuhan kami, bagiMu segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi

serta sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki setelah itu”

15. Kemudian sujudlah untuk kedua kalinya seraya membaca bacaan sujud di atas

د�ه� م� ب�ح� و� ا�ألع�ل�ى ب�ي� ر� ان� ب�ح> س�

11

Page 12: Bahan Ajar Fiqih MTs

16. Kemudian duduklah di antara dua sujud seraya membaca:

إل�ي�ه� أت�و�ب� و� ب�ي� ر� الله� ر� ت�غ�ف� س�أ�

“Rabbiqhfirlii war’hamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii

wa’fu ‘annii” artinya: “Wahai Tuhanku ampunilah aku,kasihanilah aku,cukupilah

kekuranganku, angkatlah (derajat)ku beri rizqilah aku,beri petunjuklah aku,

sehatkanlah aku dan ma’afkanlah aku.”

17. Kemudian sujudlah untuk kedua kalinya seraya membaca bacaan sujud di atas

د�ه� م� ب�ح� و� ا�ألع�ل�ى ب�ي� ر� ان� ب�ح> س�

18. Setelah itu, duduk tasyahhud awal dan baca bacaan tasyahhud awal /

pertama sebagai berikut:

و� ع�ب�د�ه� د>ا م� م�ح� ن�أ� د� ه� ش�

أ� و� ل�ه� ر�ي�ك�� ش� ال� د�ه� و�ح� الله� إ�ال� �ل�ه� إ ال� أ�ن� د� ه� ش� أ�

د@ م� م�ح� آل� و� د@ م� م�ح� ع�لى� ل� ص� م� لل�ه�أ� ل�ه�، و� س� ر�

.

==== mulai rakaat ketiga ====

12

Page 13: Bahan Ajar Fiqih MTs

19. Berdirilah kembali untuk melaksanakan rakaat ketiga sambil membaca

Takbiratul Ihram (Allahu Akbar)

20. Bacalah surah Al-Fātihah sebagai berikut:

ي�م�، ح� الر� م�ن� ح� الر� ، ي�ن� ال�ع�ال�م� ب� ر� د� لله� م� ال�ح� ي�م�، ح� الر� م�ن� ح� الر� الله� م� ب�س�

، ي�م� ت�ق� ال�م�س� اط� ر� الص� د�ن�ا اه� ، ت�ع�ي�ن� ن�س� إي�اك� و� ن�ع�ب�د� إي�اك� ، الد�ي�ن� ي�و�م� ال�ك� م�

ال�ي�ن� الض� و�ال� م� ع�ل�ي�ه� و�ب� غ�ض� ال�م� غ�ي�ر� م� ع�ل�ي�ه� ن�ع�م�ت�� أ ال�ذ�ي�ن� اط� ر� ص�

21. Setelah itu lakukanlah Ruku Dengan diawali takbiratul ihram (Allahu Akbar)

13

Page 14: Bahan Ajar Fiqih MTs

22. Saat Ruku Bacalah:

د�ه� م� ب�ح� و� ال�ع�ظ�ي�م� ب�ي� ر� ان� ب�ح� س�

23. Kemudian bangunlah dari ruku’ dengan mengangkat kedua tangan sambil

membaca:

د�ه� م� ح� ل�م�ن� الله� ع� م� س�

”Allah Maha Mendengar orang yang memujiNya”

sehingga tegak berdiri dalam keadaan i’tidal, kemudian membaca do’a :

“Rabbanaa lakal chamdu mil-ussamaawaati wamil-umaasyi’ta min syai-in

ba’d”

artinya “Wahai Tuhan kami, bagiMu segala puji sepenuh langit dan sepenuh bumi

serta sepenuh apa saja yang Engkau kehendaki setelah itu”

24. Kemudian sujudlah seraya membaca bacaan sujud di atas

د�ه� م� ب�ح� و� ا�ألع�ل�ى ب�ي� ر� ان� ب�ح> س�

14

Page 15: Bahan Ajar Fiqih MTs

25. Kemudian duduklah di antara dua sujud seraya membaca:

إل�ي�ه� أت�و�ب� و� ب�ي� ر� الله� ر� ت�غ�ف� س�أ�

“Rabbiqhfirlii warchamnii wajburnii warfa’nii warzuqnii wahdinii wa’aafinii

wa’fu ‘annii” artinya: “Wahai Tuhanku ampunilah aku,kasihanilah aku,cukupilah

kekuranganku, angkatlah (derajat)ku beri rizqilah aku,beri petunjuklah aku,

sehatkanlah aku dan ma’afkanlah aku.”

26. Kemudian sujudlah untuk kedua kalinya Saat Ruku Bacalah:

د�ه� م� ب�ح� و� ال�ع�ظ�ي�م� ب�ي� ر� ان� ب�ح� س�

27. Setelah itu, duduklah dan baca bacaan tasyahhud akhir sebagai berikut:

و� ع�ب�د�ه� د>ا م� م�ح� ن�أ� د� ه� ش�

أ� و� ل�ه� ر�ي�ك�� ش� ال� د�ه� و�ح� الله� إ�ال� �ل�ه� إ ال� أ�ن� د� ه� ش� أ�

د@ م� م�ح� آل� و� د@ م� م�ح� ع�لى� ل� ص� م� لل�ه�أ� ل�ه�، و� س� ر�

Lanjutkan dengan doa tasyahud akhir:

kamaa shollaita ’alaa Ibroohiim wa ‘alaa aali Ibroohiim innaka hamiidun

majiid, wabaarik ‘alaa Muhammad wa’alaa aali Muhammad,

kamaa baarokta ‘alaa ibroohiim wa’alaa aali Ibroohiim innaka hamiidun

majiid

15

Page 16: Bahan Ajar Fiqih MTs

perhatikan posisi kaki kiri tidak di duduki / melewati hingga berada di bawah kaki

kanan,jari jari kaki kanan di tekuk kedepan/menghadap kiblat

28. Setelah tayahhud akhir tengoklah kekanan sambil ucapkan salam

ك�ات�ه� ب�ر� و� الله� ة� م� ح� ر� و� ع�ل�ي�ك�م� ال�م� ا�لس�

29. Setelah menengok kekanan, tengoklah sebelah kiri  sambil ucapkan salam

ك�ات�ه� ب�ر� و� الله� ة� م� ح� ر� و� ع�ل�ي�ك�م� ال�م� ا�لس�

Catatan:

1. Bila kita akan menunaikan ibadah Shalat Subuh atau Shalat Sunah dua rakaat,

Maka pada  Tasyahhud Awal(18) diganti dengan Tasyahhud Akhir (27).

Kemudian langsung mengakhiri Shalat dengan sebelumnya mengucapkan salam

ke kiri dan ke kanan.

2. Bila kita menunaikan Shalat fardhu Empat rakaat ( Dzuhur, Asyar, Isya). Maka

setetah sujud  kedua pada rakaat ketiga (26) lanjutkan dengan dengan duduk

Tumaninah (10). Setelah itu berdiri takbir (19) dan melanjutkan kembali dengan

rakaat keempat..Ikuti panduan dari awal rakaat ketiga sampai akhir Shalat (dari

19 – 29).

16

Page 17: Bahan Ajar Fiqih MTs

BAB III

STRATEGI PEMBELAJARAN DAN EVALUASI

A. Strategi Pembelajaran

No Uraian KegiatanNilai yang

ditanamkanWaktu

1 Kegiatan awal :

Apersepsi :

Memberikan pertanyaan seputar pelajaran yang

lalu dan materi shalat fardhu

Motivasi :

Memberikan informasi tentang tujuan dan

manfaat mempelajari seputar shalat fardhu

10 menit

2 Kegiatan Inti :

Siswa membaca literatur/referensi tentang shalat

fardhu. (fase eksplorasi)

Siswa mengamati demonstrasi guru tentang

shalat fardhu (fase eksplorasi)

Membuat bagan wudhu’’ dan tentang shalat

fardhu (fase elaborasi)

Pameran bagan dan saling mengomentari (fase

elaborasi)

Salah seorang siswa mendemonstrasikan tatacara

shalat fardhu sementara yang lain

memperhatikan dan mencatat mencatat pokok-

pokok penting dari hasil kegiatan pengamatan

(fase elaborasi)

Penguatan tentang shalat fardhu dan tentang

tatacaranya (fase konfirmasi)

Religius, Jujur,

Mandiri,

Demokratis,

Komunikatif ,

Tanggung

jawab

60 Menit

17

Page 18: Bahan Ajar Fiqih MTs

3 Kegiatan akhir :

Tanya jawab tentang materi shalat fardhu dan

tentang tatacaranya.

Guru memberikan tugas untuk mencari

pengertian shalat fardhu dan tentang tatacaranya

untuk pertemuan selanjutnya.

Religius, Jujur,

Mandiri,

Demokratis,

Komunikatif ,

Tanggung

jawab

10 menit

B. Evaluasi

a.   Teknik Penilaian: Tes Tertulis

b.   Bentuk Instrumen: Tes Uraian

1. Jelaskan pengertian shalat!

2. Jelaskan syarat-syarat shalat!

3. Sebutkan rukun shalat!

4. Sebutkan sunnah shalat!

5. Sebutkan hal hal yang membatalkan shalat!

18

Page 19: Bahan Ajar Fiqih MTs

BAB IV

KESIMPULAN

1. Shalat ( صلاة;), merupakan ibadah yang pada prakteknya harus sesuai dengan

segala petunjuk tata cara Rasulullah SAW

2. Syarat-syarat wajib shalat yaitu Islam, Suci dari Haid dan Nifas, Berakal

Sehat, Baliqh (dewasa), Telah sampai da'wah kepadanya, Terjaga

3. Syarat-syarat sah shalat, Masuk waktu shalat, Suci dari hadats besar dan kecil,

Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari najis, Menutup aurat, Menghadap

kiblat

19

Page 20: Bahan Ajar Fiqih MTs

DAFTAR PUSTAKA

Buku Paket Fikih MTs kelas VII

Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam Lengkap, Semarang : CV. Toha Putra

http://www.slideshare.net/nurulmuhson/bab-vi-tata-cara-shalat-wajib

http://catatanlilia.wordpress.com/2012/09/01/tata-cara-sholat-yang-benar/

20