bahan ajar ekonomi makro
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
Draf Laporan Akhir Pelaksanaan Teaching Grant PKH-I Unand Tahun 2011
PENINGKATAN EFISIENSI DAN EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN AKTIF- INTERAKTIF PADA MATA KULIAH PENGANTAR EKONOMI
MAKRO
Disusun Oleh :
Ketua Tim : Sosmiarti, SE, M. SiNIP : 19710930 2006 04 2 005Program Studi : Ekonomi PembangunanTahun : 2011
Dibiayai Oleh Anggaran DIPA nomor....Universitas Andalas sesuai dengan surat perjanjian pelaksanaan teaching Grant Universitas Andalas Tahun 2011
JURUSAN ILMU EKONOMI - FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS ANDALAS PADANG
2011
PENGANTAR EKONOMI MAKRO
Ruang Lingkup Ekonomi Makro
Konsep Ekonomi Makro:
Istilah “Ekonomi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “oiku” dan “nomos”
yang berarti aturan- aturan dalam rumah tangga. Sedangkan Ekonomi berarti
suatu ilmu yang menerangkan prinsip-prinsip bagaimana sebuah rumah tangga
menggunakan pendapatannya sehingga menciptakan kepuasan yang maksimum
dalam rumah tangga tersebut.
Beberapa pendapat para ahli: tentang definisi ilmu ekonomi :
1. Alfred Marshal
Ilmu ekonomi adalah studi tentang umat manusia dalam kehidupan sehari-hari.
2. Richatd G. Lipsey
Ilmu ekonomi adalah studi tentang pemanfaatan sumber daya yang langka
(scarcity) untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tak terbatas.
3. Paul A. Samuelson
Ilmu ekonomi merupakan suatu studi tentang perilaku masyarakat dalam
menggunakan sumbur daya yang langka dan memiliki beberapa alternatif
penggunaan dalam rangka memproduksi berbagai komoditi untuk kemudian
menyalurkannya kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam
masyarakat.
Disiplin ilmu ekonomi melihat persoalan kehidupan manusia dengan
menggunakan kerangka analisis mikroekonomi dan makroekonomi. Ilmu ekonomi
makro adalah ilmu yang mempelajari perekonomian secara keseluruhan bukan
pada unit-unit kegiatan ekonomi terkecil atau Studi tentang ekonomi secara
keseluruhan. Makroekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang
mempengaruhi banyak rumah tangga (household), perusahaan, dan pasar.
Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk
mempengaruhi target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi,
1
stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang
berkesinambungan..
Untuk dapat membuat keputusan setiap orang harus menghadapi berbagai
trade off, diantaranya trade off antara efisiensi dan equity. Efisiensi merupakan
kondisi ideal disaat masyarakat mendapatkan manfaat yang maksimal dari
penggunaan segenap sember daya yang langka. Sedangkan equiti adalah kondisi
ideal ketika kesejahteraan ekonomi terbagi atau terdistribusikan secara adil
diantara anggota masyarakat.
Perbedaan ekonomi mikro dengan ekonomi makro:
Analisis dalam teori ekonomi mikro meliputi bagian – bagian kecil dari
keseluruhan kegiatan perekonomian, Yaitu bagaimana mewujudkan efisiensi
dalam penggunaan sumber- sumber daya dan bagaimana mencapai kepuasan yang
maksimum.
Sedangkan analisis dalam teori ekonomi makro meliputi kegiatan ekonomi
secara keseluruhan, yaitu bagaimana permintaan dan penawaran aggregate
menentukan tingkat kegiatan dalam perekonomian, masalah- masalah utama yang
selalu dihadapi oleh setiap perekonomian. Dan bagaimana peranan pemerintah
untuk mengatasi persoalan ekonomi tersebut.
Masalah utama dalam perekonomian:
1. Masalah pertumbuhan ekonomi
2. Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi
3. Masalah pengangguran
4. Masalah kenaikkan harga- harga
5. Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran
Kelahiran makro ekonomi
Makro ekonomi lahir dengan terbitnya buku yang berjudul “ General theory of
Employment, interes, and money” pada tahun 1936 oleh John Maynard Keynes
pada tahun 1936.Keynes percaya dengan konsep demand creates it’s own supply
2
dan mengkritik supply creates it’s own demand. menurutnya pemerintah dapat
melakukan stabilisasi ekonomi untuk menuju perekonomian fullemployment, hal
ini disebabkan oleh gagalnya ekonomi pasar memulihkan ekonomi pada masa
resesi, sehingga direkomendasikan pemerintah ikut serta dalam mengatur
perekonomian
Sasaran ekonomi makro:
- Menjaga stabilitas harga, guna menghindari inflasi
- Menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi
- Memperluas kesempatan kerja
- Menurunkan kesenjangan ekonomi dengan memberikan pemerataan secara
menyeluruh disemua aspek kehidupan.
Stabilitas harga yang dimaksud terkait dengan :
a. Inflasi
b. Hyper inflasi
c. Deflasi
Inflasi adalah kenaikkan harga yang bersifat menyeluruh yang terjadi dalam
suatu periode.Dampak inflasi adalah meningkatkan ketidak pastian ekonomi,
meningkatkan kesenjangan pendapatan, meningkatkan kegiatan spekulatif, dan
menurunkan daya beli masyarakat.
Hyper inflasi, adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikkan harga secara
menyeluruh dengan sangat cepat, yang dapat mengakibatkan kehancuran pada
perekonomian masyarakat.
Deflasi, adalah penurunan harga yang bersifat menyeluruh, deflasi dapat
mengakibatkan penciutan terhadap aktifitas ekonomi. Karena berkurangnya
produksi.
3
Kebijakan Ekonomi Makro
Kebijakan ekonomi makro yang dapat dilakukan oleh pemerintah adalah
sebagai berikut:
Kebijakan fiscal.
Kebijakan moneter
Kebijakan sektor produksi pertumbuhan
Kebijakan nilai tukar
Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang terkait dengan pengeluaran dan
penerimaan untuk yang diarahkan untukmencapai kondisi perekonomian yang
lebih baik. Alat kebijakan fiskal adalah pajak, pinjaman publik, dan pengeluaran
negara. Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja,
stabilitas ekonomi, distribusi pendapatan, dan menanggulangi inflasi.
Kebijakan moneter merupakan kebijakan yang terkait dengan pengaturan
jumlah uang yang beredar dalam negara serta jumlah penawaran uang dalam pasar
uang. Kebijakan moneter dilakukan oleh BI, dengan menambah ( moneter
ekspansi) atau mengurangi ( moneter kontraksi) jumlah uang yang beredar,
Kebijakan sektor produksi pertumbuhan merupakan suatu kebijakan yang
dilakukan pemerintah dengan mendirikan sektor- sektor dalam berbagai macam
bidang, untuk menunjang perekonomian Indonesia. Sedangkan kebijakan nilai
tukar merupakan suatu kebijakan yang berkaitan dengan nilai tukar rupiah dengan
mata uang asing.
4
KONSEP PENDAPATAN DAN PRODUK NASIONAL
Istilah Pendapatan Nasional
Ada beberapa istilah yang dapat digunakan untuk menyatakan pendapatan
nasional, yaitu:
GDP ( Gross Domestic Product)
Perhitungan pendapatan nasional dengan memperhatikan jumlah nilai
barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara, tanpa membedakan
apakah dihasilkan oleh faktor produksi milik bangsa tersebut ataupun
faktor produksi asing.
Rumus :
GDP = X + Z
X= Nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor produksi
suatu bangsa di dalam negeri
Z= Nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor produksi
Asing di dalam negeri
GNP ( Gross National Product)
Perhitungan pendapatan nasional dengan memperhatikan jumlah nilai
barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor produksi milik bangsa baik
yang ada di dalam negeri maupun yang ada di luar negeri dikurangi
dengan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor produksi asing di
dalam negeri..
Rumus :
GNP = X + Y - Z
Dimana:
X= Nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor produksi
suatu bangsa di dalam negeri
Y= Nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor produksi
suatu bangsa di luar negeri
5
Z= Nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh faktor produksi
Asing di dalam negeri
Kaitan GDP dengan Pengangguran
Kaitan GDP dengan pengangguran dapat dijelaskan dengan “ Okun’s
Law” , dimana tingkat pengangguran akan menurun jika pertumbuhan GDP riil
melebihi 2,25%. Hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan rumus berikut ini:
Rumus :
Perubahan tingkat pengangguran= - 0,5 ( y - 2,25)
y = Pertumbuhan GDP Riil
Dalam perhitungan pendapatan nasional ada beberapa harga yang dapat
digunakan sebagai ukuran nilai dari barang dan jasa yang dihasilkan yaitu:
Harga Berlaku :
Harga barang – barang dan jasa – jasa yang dihasilkan suatu negara dalam
satu tahun tertentu.
Harga tetap/konstan:
Harga yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan
untuk menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun – tahun
berikutnya..
Harga pasar:
Perhitungan nilai barang dan jasa dengan menggunakan harga yang dibayar
oleh pembeli.
Harga faktor :
Harga yang didasarkan kepada sumbangan faktor-faktor produksi yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa.
Harga pasar = Harga faktor + pajak tidak langsung – subsidi.
6
Pendekatan Perhitungan pendapatan nasional:
Ada tiga pendekatan yang dapat digunakan dalam mengukur pendapatan
nasional, yaitu: pendekatan pengeluaran, pendekatan produksi dan pendekatan
pendapatan
1. Pendekatan pengeluaran.
Adalah pendekatan perhitungan pendapatan nasional dengan cara
menjumlahkan semua pengeluaran yang dilakukan terhadap barang dan jasa
dalam suatu perekonomian
Data tentang pendapatan nasional yang dihitung dengan cara ini akan
memberikan gambaran tentang ;
- Sampai dimana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi , atau dimana
baiknya tingkat pertumbuhan yang akan dicapai dan tingkat kemakmuran
yang sedang dinikmati
- Memberikan informasi dan data yang dibutuhkan sebagai landasan untuk
mengambil langkah – langkah dalam mengatasi masalah ekonomi.
Komponen Pangeluaran Aggregat :
Konsumsi Rumah Tangga (C)
Konsumsi rumah tangga diartikan sebagai nilai barang dan jasa yang
dibeli oleh rumah tangga untuk berbagai keperluan dalam satu tahun
tertentu.
Investasi (I)
Investasi adalah pengeluaran untuk membeli barang modal yang akan
digunakan untuk meningkatkan produksi barang dan jasa oleh sektor
swasta pada masa yang akan datang
Investasi menurut jenisnya ada tiga macam :
- Pengeluaran untuk barang modal dan peralatan produksi
- Perubahan- perubahan dalam nilai inventori pada akhir tahun
- Pengeluaran- pengeluaran untuk rumah tempat tinggal.
7
Defenisi yang lebih lengkap diberikan oleh Reilly dan Brown, yang
mengatakan bahwa investasi adalah komitmen mengikatkan asset saat
ini untuk beberapa periode waktu ke masa depan guna mendapatkan
penghasilan yang mampu mengkompensasi pengorbanan investor
berupa :
1. Keterikatan asset pada waktu tertentu
2. Tingkat inflasi
3. Ketidaktentuan penghasilan pada masa mendatang
Investasi juga dapat dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat
ini konsumsi masa depan. Harapan pada keuntungan di masa datang
merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan suatu
investasi yang dilakukan.
Ada banyak pilihan dalam berinvestasi, diantaranya yaitu
membuka deposito, menabung, membeli tanah dan bangunan, obligasi,
membeli emas, saham, dan lain-lain. Secara umum bentuk asset yang di
investasikan terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Riil Investment
Yaitu menginvestasikan sejumlah dan tertentu pada aset berwujud,
seperti halnya tanah,emas, bangunan, emas, dan lain-lain.
2. Financial Investment
Yaitu menginvestasikan sejumlah dana tertentu pada aset finansial,
seperti halnya deposito, saham, obligasi, dan lain-lain. Dalam hal
ini surat berharga yang diperdagangkan atau yang sering disebut
dengan efek adalah berupa saham. Menurut Undang-Undang No.8
Tahun 1995 tentang pasar modal, defenisi dari bursa efek adalah
pihak yang menyelenggarakan penawaran jual dan beli efek pihak-
pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantaranya.
Di Indonesia, perdagangan saham dilakukan di Bursa Efek
Indonesia.Tidak semua perusahaan dapat langsung mengeluarkan suatu
8
efek (saham),oleh sebab itu perusahaan yang ingin menerbitkan efek
harus memenuhi criteria ataupun peraturan-peraturan yang ada sebelum
menerbitkan suatu efek.
Faktor- Faktor Penentu Investasi
Bagi seorang investor yang hendak melakukan suatu investasi,harus
melakukan suatu analisis terlebih dahulu dalam menentukan keputusan
investasinya.Untuk melakukan suatu analisis investasi,setidaknya ada
tiga factor yang harus dianalisis :
1. Analisis kondisi makroekonomi
2. Analisis pada jenis industry
3. Analisis fundamental suatu perusahaan
Tahap pertama yang dilakukan oleh seorang investor dalam berinvestasi
adalah melakukan analisis terhadap variabel-variabel makro,tahap
analisis ini dilakukan untuk menganalisis kondisi perekonomian suatu
negara secara makro dalam proses investasi.Variabel-variabel ekonomi
makro yang dianalisis diantaranya adalah tingkat inflasi,transaksi
berjalan,kurs/exchange rate (nilai tukar suatu mata uang terhadap mata
uang negara lain,suku bunga SBI (Sertifikat Bank Indonesia),dan lain-
lain.
Pada tahap kedua, dilakukan analisis pada berbagai jenis industry.Pada
tahapan ini,investor memilih jenis industry yang paling memberikan
prospek keuntungan jika dilakukan investasi.sektor mana yang akan
dijadikan sutu investasi dapat dilihat dari pergerakan dalam sekttoral
industry pada suatu pasar modal.sektor yang mempunyai indeks bagus
untuk investasi jangka panjang tentunya akan dipilih.Pada tahap analisis
ketiga dilakukan analisis fundamental pada perusahaan,dengan
menggunakan rasio-rasio keuntungan suatu perusahaan.
9
Jenis-jenis investasi
1. SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan
oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang berjangka waktu
pendek.
2. Obligasi adalah instrument surat hutang pasar modal yang memuat
perjanjian (kontrak) kesediaan emiten (peminjam) untuk melakukan
pembayaran secara tetap kepada investor (pemberi pinjaman) dalam
suatu periode tertentu,dan mengembalikan pokok pinjaman pada
akhir periode perjanjian.
3. ORI adalah obligasi negara yang dijual kepada individu atau
perseorangan warga negara indonesia melalui agen pasar
perdana/pasar sekunder
4. SUN adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang
dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin
pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara republic indonesia
sesuai dengan berlakunya (UU No.24 Tahun 2002 tentang surat
utang negara)
5. Saham adalah Surat berharga sebagai bukti penyertaan atau
kepimilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan.
6. Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal yang selanjutna diinvestasikan kembali kedalam portofolio
efek oleh Manajer Investasi.
Pengeluaran Pemerintah (G)
Pengeluaran pemerintah adalah pengeluaran terhadap barang dan jasa
yang dilakukan oleh pemerintah untuk masyarakat. Pengeluaran ini
terbagi dua yaitu untuk konsumsi dan untuk investasi.
Pengeluaran untuk konsumsi adalah pembelian barang dan jasa oleh
pemerintah aktifitas kantor dan sekolah, gaji guru dan pensiunan, dan
sebagainya.
10
Sedangkan Investasi pemerintah meliputi ; pengeluaran untuk
membangun prasarana jalan, jembatan, sekolah, irigasi, rumah sakit,dan
lainnya.
Pemerintah menjalankan peranannya dengan cara sebagai berikut :
1. Pengaturan
a. Penentu kebijaksanaan
b. Pemberian pengarahan dan bimbingan
c. Perizinan
d. Pengawasan,lHasilnya adalah berbagai peraturan
2. Pemilikan sendiri usaha ekonomi dan social yang penyelenggaraan
dapat dilakukan sendiri atau swasta
3. Penyelenggaraan sendiri berbagai kegiatan ekonomi dan social
Semuanya itu memerlukan uang yang dituangkan dalam Anggaran
Penerimaan dan Belanja Negara (APBN).dari situlah dapat mengetahui
berapa rencana dan realisasi penerimaan dan pengeluaraan setiap
tahun.APBN ini dapat dibaca antara lain Nota keuangan.Kegiatan
pemerintah terdiri dari :
a. Kegiatan produksi, terutama produksi jasa administrasi,
perizinan ,pengaturan, Pengangkatan, perhubungan, penerangan
(radio,TV), pertahanan, perlindungan hukum,pendidikan,ketertiban,
sampai pada produksi gas,listrik,air minum,emas, perak dan lain-lain.
Banyak kegiatan produksi ini diselenggarakan oleh perusahaan
perusahan pemerintah yang berbentuk hukum Persero,Perjan,dan
Perum.
b. Kebijaksanaan fiscal dan moneter. Kebijaksanaan fiscal adalah
kebijkasanaan dalam penerimaan dan pengeluaran anggaran yang
membuat anggaran itu seimbang, deficit, atau surplus. kebijaksanaan
moneter adalah kebijaksanaan dalam keuangan : mengawasi laju
inflasi,arah dan besarnya kredit,serta lalu lintas devisa.
11
Berdasarkan jenisnya maka pengeluaran/pembiayaan
pembangunan yang dilakukan pemerintah terdiri dari :
1. Pembiayaan Deparemen/Lembaga
a. Departemen/Lembaga
b. Departemen Hankam
2. Pembiayaan bagi daerah
a. Bantuan pembangunan desa
b. Bantuan pembangunan kabupaten
c. Bantuan pembangunan Dati I
d. Irian Jaya
e. Pembangunan SD
f. Pelayanan kesehatan/Puskesmas
g. Bantuan pembangunan pasar
h. Bantuan Penghijauan
i. Timor-timur
j. Ipeda
3. Pembiayaan lain-lain
a. Subsidi pupuk
b. Penyertaan modal pemerintah
c. Lain-lain
4. Bantuan proyek
Ekspor Neto (NX)
ekspor Neto adalah nilai ekspor yang dikurangi dengan nilai impor dalam
suatu periode.
Ekspor suatu negara ke negara lain, banyak sekali dipengaruhi oleh
hal-hal seperti permintaan dunia, hubungan politik antar negara, dan
sebagainya.Semua hal itu hampir tidak ada hubungannya dengan
pembicaraan mengenai pendapatan nasional keseimbangan.Dengan kata
lain ekspor suatu negara tidak tergantung kepada pendapatan nasional
12
negara itu melainkan ekspor itulah yang menentukan besarnyaa
pendapatan nasional.
Ekspor dinggap sebagai perubahan eksogen sebagaimana fungsinya
dibawah ini :
Dimana :
Y = f(X0)
Y = Pendapatan NasionalX0 = Ekspor
Sedangkan pada impor, kemampuan suatu bangsa untuk mengimpor
sangat tergantung pada pendapatan nasional.Artinya, semakin besar
pendapatan nasional, semakin besar pula kemampuan bangsa tersebut
mengimpor barang dan jasa.Jadi rumus fungsinya adalah :
Dimana:
M = ImporY = Pendapatan nasional
Hubungan antara impor dan pendapatan nasional ditentukan oleh hasrat
mengimpor marginal (marginal propensity to import atau MPM )
dimana rumusnya adalah :
MPM = dM
dY
MPM menunjukkan bagian dari tambahan pendapatan nasional yang
dipakai untuk menambah impor barang dan jasa.
13
Y = f (X0)
M= f(Y)
Berikut adalah kurva impor :
M ( Impor)
M=M0 +mY
A
0 Y ( Pendapatan nasional)
Net Expoet (NX) Memperlihatkan pengaruh permintaan agrigate dalam
negeri terhadap barang yang di produksi luar negeri dan permintaan
aggregate luar negeri terhadap barang yang diproduksi di dalam negeri.
Rumus : NX = X - M
Peranan NX ini terlihat pada persamaan berikut; Output yang dihasilkan
dengan Output yang dijual adalah;
Y = C + I + G + NX
= ( Y + TR – TA – S ) + I + G + NX
S - I = ( G + TR – TA ) + NX
Dari persamaan tersebut akan diperoleh beberapa nilai sebagai berikut:
G + TR – TA = Defisit anggaran pemerintah
G + TR = Pendeluaran pemerintah total
TA = Penerimaan pemerintah
2. Pendekatan Produksi ( Produk Neto)
Produk neto yaitu nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses
produksi, dengan menjumlahkan nilai tambah atau final produk yang
dihasilkan perusahaan –perusahaan dari berbagai lapangan usaha dalam
perekonomian. Tujuannya untuk mengetahui besarnya sumbangan dari
masing–masing sektor dalam perekonomian
14
Masalah perhitungan ganda:
Barang atau jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional adalah
barang - barang jadi dan jasa–jasa yang yang diproduksi dalam
perekonomian tersebut, tidak termasuk barang/jasa impor dan barang-
barang yang akan diproses kembali untuk dijadikan barang lain agar tidak
terjadi perhitungan ganda.
Untuk menghindari perhitungan ganda maka perhitungan
pendapatan nasional dapat dilakukan dua cara yaitu:
a. Menjumlahkan barang barang–barang jadi saja.( disebut cara
Pengeluaran).
b. atau menjumlahkan nilai tambah dalam setiap tingkat proses produksi (
disebut cara produk neto).
3. Pendekatan Pendapatan
Pendekatan pendapatan yaitu dengan menjumlahkan pendapatan-
pendapatan (balas jasa) yang diterima oleh semua faktor produksi.
Pendekatan ini disebut juga dengan produk nasional neto menurut harga
faktor.
Balas jasa faktor produksi :Balas jasa yang diterima oleh factor produksi tergantung pada factor
produksi apa yang diberikan oleh rumah tangga konsumen kepada rumah
tangga produsen, dengan rincian sebagai berikut:
- SDA : Sewa
- Tenaga kerja : Gaji dan upah
- Modal : Bunga Neto
- Keahlian keusahawanan : Keuntungan Perusahaan
- Pendapatan dari usaha perorangan ( Gabungan dari gaji, upah,
bunga, sewa dan keuntungan sebenarnya dari usaha yang
dilakukan oleh keluarga) ini termasuk dalam perhitungan balas jasa
karena dalam perekonomian terdapat banyak kegiatan, sehingga
15
pendapatan seseorang/keluarga bisa merupakan gabungan dari
balas jasa yang ada.
Bunga Neto :
Jumlah bunga yang dibayar dalam perekonomian dalam satu tahun
tertentu, dikurangi dengan bunga pinjaman pemerintah dan bunga atas
pinjaman konsumen.
Ketiga pendekatan perhitungan pendapatan nasional diatas harusnya
mempunyai hasil yang sama jika ketiganya dipakai secara bersamaan. Untuk
Indonesia dan Amerika perhitungan pendapatan nasionalnya menggunakan
pendekatan ,pendapatan.
Ada beberapa istilah yang perlu dipelajari dalan perhitungan pendapatan nasional,
yaitu:
Pendapatan Pribadi
Merupakan semua jenis pendapatan yang diterima oleh penduduk suatu
negara, termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan
apapun dan pembayaran pindahan (TR) seperti : Bantuan kepada penganggur,
pensiun, bantuan veteran, bantuan kepada orang cacat dan beasiswa. Adapun
perhitungan untuk mendapatkan pendapatan pribadi adalah sebagai berikut:
Pendapatan Nasional
Dikurangi :
- Keuntunagn perusahaan yang tidak dibagi
- Pajak keuntungan perusahaan
- Kontribusi kepada dana pensiun
Ditambah :
- Pembanyaran pindahan
- Bunga pinjaman konsumen
- Banga pinjaman pemerintah
Hasilnya = Pendapatan Pribadi
16
Pendapatan Disposibel ( YD)
Pendapatan disposibel adalah pendapatan pribadi dikurangi dengan pajak.
Pendapatan disposibel merupakan pendapatan yang siap untuk dibelanjakan
oleh konsumen untuk konsumsi dan untuk menabungan.
Yd = Yp – T
Yd = C + S
Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB)
Untuk melihat kemampuan perekonomian dalam suatu wilayah tertentu
digunakan istilah PDRB, PDRB merupakan data statistik yang merangkum
perolehan nilai tambah dari seluruh kegiatan ekonomi disuatu wilayah pada suatu
periode tertentu. PDRB dihitung dalam dua cara; yaitu atas dasar harga berlaku
dan atas dasar harga konstan. Dalam menghitung PDRB harga berlaku
menggunakan harga barang dan jasa tahun berjalan, sedangkan pada PDRB atas
dasar harga konstan menggunakan harga pada suatu tahun tertentu ( tahun
dasar).perhitungan PDRB saat ini menggunakan harga tahun 2000 sebagai tahun
dasar, penggunaan tahun dasar ini ditetapkan secara nasional.
PDRB atas dasar harga berlaku dapat dihitung melalui dua metoda, yaitu
metoda langsung dan metoda tidak langsung.
Metode langsung, adalah perhitungan dengan menggunakan data yang
bersumber dari daerah. Metode langsung akan dapat memperlihatkan
kharakteristik sosial ekonomi setiap daerah.Disamping itu dapat
menyempurnakan data statistik daerah yang lemah.
Metode langsung dapat diartikan dalam tiga pendekatan, yaitu;
a. Pendekatan Produksi
b. Pendekatan pendapatan
c. Pendekatan pengeluaran
Metode tidak langsung, Metode perhitungan dengan cara alokasi,yaitu
mengalokir PDB nasional menjadi PDRB Provinsi dengan menggunakan
beberapa indikator produksi atau indikator lainnya yang cocok sebagai
alokator.
17
Alokator yang digunakan dapat berupa:
a. Nilai produk broto atau neto setiap sektor
b. Jumlah produk fisik
c. Tenaga kerja
d. Penduduk
e. Dan alokator lainnya yang sesuai.
18
INDIKATOR KEGIATAN EKONOMI
Ada beberapa indicator yang dapat digunakan dalam mengukur aktifitas
kegiatan ekonomi suatu Negara, yaitu : GDP Riil, GDP Nominal, Pertumbuhan
ekonomi dan Laju inflasi.
GDP RIIL
GDP RiiL merupakan perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan
harga pada tahun dasar tertentu.( Harga Konstan)
Rumus :
GDP RIL = ∑ (Po x Qt)
Dimana :
Po = Harga pada tahun dasar
Qt = Kuantitas pada tahun tertentu
GDP NOMINAL
Perhitungan pendapatan nasional dengan menggunakan harga pada tahun tertentu
( harga Pasar)
Rumus :
GDP GDP NOMINAL = ∑ (Pt x Qt)
Dimana :
Pt = Harga pada tahun tertentu
Qt = Kuantitas pada tahun tertentu
Contoh
Ouput pada tahun 2002 dan output pada tahun 2003 dalam perekonomian
apel dan jeruk. Harga dasar tahunan berlaku pada tahun 2002. Barang dan
jasa lalu ditambahkan dengan menggunakan harga dasar tahunan ini untuk
menilai barang-barang yang berbeda di kedua tahun. GDP riil untuk tahun
2002 adalah :
GDP Riil = ( Harga apel 2002 x jumlah apel 2002 ) +
( Harga jeruk 2002 x jumlah jeruk 2002 )
19
Demikan pula GDP Riil pada tahun 2003 adalah
GDP Riil = ( Harga apel 2002 x jumlah apel 2003 ) +
( Harga jeruk 2002 x jumlah jeruk 2003 )
Pertumbuhan Ekonomi
Menunjukkan perkembangan jumlah nilai barang dan jasa yang dihasilkan
oleh penduduk suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Perkembangan itu bisa
disebabkan oleh efisiennya penggunaan faktor- faktor produksi atau
ditemukannya sumber daya baru dalam perekonomian.
Rumus :
G = GDP r2 – GDP r1 x 100%
GDP r1
Dimana :
GDP r1 = GDP riil tahun 1
GDP r2 = GDP riil tahun 2
G = Pertumbuhan ekonomi
Inflasi
Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat atau
adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga
merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu, Untuk
menentukan besarnya inflasi dapat digunakan indeks harga berikut:
ANGKA INDEKS
a. GDP Deflator
Perbandingan GDP nominal tahun tertentu dengan GDP riil tahun yang
bersangkutan. Digunakan untuk menghitung inflasi.
Rumus :
20
GDP Deflator = ∑ ( Pt Qt) x 100
∑ (Po Qt)
Deflator GDP juga disebut dengan deflator harga implisit untuk GDP,
didefinisikan sebagai rasio GDP nominal terhadap GDP riil :
Deflator GDP = GDP Nominal GDP Riil
Deflator GDP mencerminkan apa yang sedang terjadi pada seluruh tingkat
harga dalam perekonomian. Definisi deflator GDP memungkinkan
memisahkan GDP nominal menjadi 2 bagian : satu bagian mengukur
jumlah ( GDP riil ) dan yang lain mengukur harga ( deflator GDP ) yaitu:
GDP Nominal = GDP Riil x Deflator GDP
GDP nominal meengukur nilai uang yang berlaku dari output
perekonomian. GDP Riil mengukur ouput yang nilainya pada harga
konstan. Deflator GDP mengukur harga output relatif terhadap harganya
pada tahun dasar. Dapat dituliskan dengan persamaanberikut ini:
GDP Riil = GDP Nominal GDP Deflator
b. CPI ( Consumer Price Index)
Perhitungan harga indeks dengan memperhatikan perkembangan harga-
harga dari barang dan jasa yang dikonsumsi konsumen.
Rumus :
CPI = Pt Qo x 100
Po Qo
Qo = Kuantitas pada tahun dasar
Pt = Harga pada tahun tertentu
Po = Harga pada tahun dasar
21
Indeks harga konsumen (IHK) atau Consumer Price Index (CPI)
mengubah harga berbagai barang dan jasa menjadi sebuah indeks tunggal
yang mengukur seluruh tingkat harga. Biro Statistik Tenaga Kerja
mengukur semuanya dengan menghitung harga sekeranjang barang dan
jasa yang dibeli oleh konsumen tipikal. CPI adalah harga sekeranjang
barang ini relatif terhadap harga keranjang yang sama pada tahun dasar.
Mari kita lihat bagaimana CPI akan dihitung dalam ekonomi apel dan
jeruk kita.
Misalnya, anggap bahwa konsumen tipikal membeli 5 apel dan 2 jeruk
setiap bulan. Lalu keranjang barang terdiri dari 5 apel dan 2 jeruk, dan
CPI :
CPI = ( 5 ´ Harga Apel sekarang) + (2 ´ Harga Jeruk sekarang)
( 5 ´ Harga Apel 2006) + (2 ´ Harga Jeruk 2006)
Pada perhitungan CPI, 2006 adalah tahun dasar. Index menyatakan berapa
yang harus dibelanjakan untuk membeli 5 apel dan 2 jeruk sekarang relatif
terhadap harga sekeranjang buah yang sama tahun 2006.
CPI versus Deflator GDP
Deflator GDP mengukur harga semua barang diproduksi, sementara CPI
mengukur harga hanya barang dan jasa yang dibeli konsumen. Sehingga,
peningkatan harga barang yang dibeli hanya oleh perusahaan-perusahaan
dan pemerintah akan muncul dalam deflator GDP, bukan dalam CPI.
Perbedaan lain adalah deflator GDP hanya mencakup barang dan jasa
yang diproduksi secara domestik. Barang-barang impor bukan bagian dari
GDP dan karenanya tidak muncul dalam deflator GDP.
22
Perbedaan ketiga adalah cara keduanya mengagregasi harga. CPI
menerapkan timbangan tetap pada harga barang yang berbeda-beda,
sementara deflator GDP menerapkan timbangan yang berubah.
c. PPI ( Produser Price Index)
Perhitungan harga indeks dengan memperhatikan perkembangan harga-
harga dari barang dan jasa yang dikonsumsi produsen.
Rumus :
PPI = Pt Qo x 100
Po Qo
Qo = Kuantitas pada tahun dasar
Penentuan kegiatan ekonomi
Disini akan ditunjukkan perbedaan pendapat diantara ahli-ekonomi klasik ,
keynes dan pendekatan moderen mengenai faktor- faktor yang menentukan
tingkat kegiatan ekonomi yang akan dicapai oleh suatu negara.Tapi sebelumnya
kita harus ketahui terlebih dahulu tentang tokoh- tokoh klasik dan gagasan
pentingnya.
Teori Klasik :
Istilah Klasik di dalam ilmu ekonomi mula- mula diperkenalkan oleh Karl Marx,
yang ditujukan untuk teori- teori dari para ahli mulai dari David Ricarco, James
Mill, dan pendahulu mereka.
Kemudian John Maynard keynes memperluas pengertian klasik ini dengan
membatasi aliran – aliran pemikiran ekonomi yang dominan dalam kurun waktu
1770 an sampai 1930 an., Seperti Adam Smith ( 1723- 1790), David Ricardo
( 1772- 1823), James Mill ( 1773- 1836), John Stuart Mill ( 1806- 1873), Thomas
Rober Malthus ( 1766- 1834 ), Karl Marx ( 1818- 1883), A.C. Piqou ( 1877-
23
1959), dan ahli- ahli neo klasik seperti Leon Walras ( 1834- 1910), Alfret
Marshall ( 1842- 1924) dan Knutt Wicksell ( 1851- 1926).
Gagasan/ pandangan klasik yang sangat penting adalah yang menyatakan bahwa
tingkat output dan harga keseimbangan hanya bisa dicapai kalau perekonomian
berada pada tingkat kesempatan kerja penuh ( full employment) dan itu hanya bisa
dicapai melalui bekerjanya mekanisme pasar secara bebas ( free operation of
market mechanism) tanpa campur tangan pemerintah, karena campur tangan
pemerintah merupakan necessary condition bagi tercapainya keseimbangan
dengan kesempatan kerja penuh tersebut.
Keseimbangan dengan kesempatan kerja penuh menurut kaum klasik merupakan
kondisi yang ideal/ normal dari suatu perekonomian ( normal state of economy),
kalaupun terdapat pengangguran dalam perekonomian hanyalah bersifat
sementara dan dalam jangka panjang akan hilang dengan sendirinya melalui
bekerjanya secara bebas mekanisme pasar.
Keyakinan bahwa keseimbangan akan tercapai melalui kesempatan kerja penuh
dilatar belakangi oleh keyakinan mereka akan tiga hal berikut :
Pertama : Perekonomian pasar bebas memiliki kekuatan yang dapat diibaratkan
sebagai suatu mekanisme yang memiliki kemampuan self correcting atau self
adjusting atau self regulating, yang dapat membawa perekonomian kepada kondisi
yang diinginkan, yaitu full employment equilibrium.
Kedua : Hukum pasar dari J.B. Say, yang menyatakan bahwa penawaran akan
menciptakan permintaannya sendiri ( Supply creates its own demand), selalu
berlaku bagi perekonomian secara keseluruhan. Hukum ini merupakan salah satu
prinsip atau tonggak yang sangat penting dari makro ekonomi klasik.
Implikasinya adalah bahwa penawaran akan selalu sama dengan permintaan,
sehingga tidak akan pernah terjadi kelebihan produksi secara umum dalam
perekonomian.
24
Ketiga : Bahwa tingkat harga dan upah didalam perekonomian adalah cukup
fleksibel:
Aliran lingkar kegiatan ekonomi : Sirkulasi aliran pendapatan pada ekonomi subsistem:
Pendapatan ahli – ahli ekonomi klasik, bahwa dalam perekonomian yang diatur
oleh mekanisme pasar tingkat penggunaan tenaga penuh akan selalu tercapai,
sehingga perekonomian tidak akan kekurangan permintaan.
Apabila para produsen menaikan produksi mereka atau menciptakan jenis-jenis
barang yang baru, maka dalam perekonomian akan selalu terdapat permintaan
terhadap barang-barang itu. pada umumnya tidak pernah berlaku kekurangan
permintaan. Dengan perkataan lain, penawaran yang bertambah akan secara
otomatis menciptakan pertambahan permintaan.
Untuk menghasilkan barang dan jasa sektor perusahaan harus menggunakan
faktor-faktor produksi. seluruh faktor produksi itu berasal dari sektor rumah
tangga. Oleh sebab itu keseluruhan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor
produksi –yaitu gaji dan upah yang diterima tenaga kerja, bunga keatas modal
yang dipinjamkan, sewa yang diperoleh dari tanah dan harta, dan keuntungan
pengusaha---merupakan pendapatan sektor rumah tangga. Nilai seluruh
produksi sektor perusahaan adalah sama dengan jumlah seluruh pendapatan
yang diterima oleh faktor-faktor produksi. Dengan demikian nilai seluruh
produksi dalam perekonomian adalah sama dengan nilai Aliran , yaitu nilai
seluruh pendapatan yang diterima sektor rumah tangga.
Disamping sebagai penyedia faktor-faktor produksi, sektor rumah tangga
mereupakan pula konsumen dari barang dan jasa yang diproduksi oleh sektor
perusahaan. Maka sektor rumah tangga akan melakukan pembelian
/perbelanjaan barang dan jasa yang diproduksi sektor perusahaan.. Di dalam
perekonomian subsistem tidak terdapat penabungan. Ini berarti seluruh
pendapatan sektor rumah tangga akan dibelanjakan. Pendapatan yang diterima,
yaitu seperti yang ditunjukan oleh Aliran 1, akan digunakan untuk membeli
barang dan jasa ( lihat Aliran 2 ), Oleh karena rumah tangga tidak menabung,
25
nilai pengeluaran rumah tangga (Aliran 2) adalah sama dengan nilai
pendapatannya (Aliran 1). Dan apabila sektor perusahaan menaikkan
produksinya maka pendapatan faktor-faktor produksi akan mengalami
kenaikkan yang sama besarnya dengan nilai produksi sektor perusahaan.
Karena sektor rumah tangga tidak melakukan tabungan, pengeluaran sektor
rumah tangga akan mengalami kenaikkan yang sama besarnya dengan
kenaikkan nilai keseluruhan produksi.
Sekiranya sektor produksi menggunakan seluruh faktor produksi yang ada
dalam perekonomian, pengeluaran sektor rumah tangga akan sama dengan nilai
produkasi yang diciptakan oleh faktor-faktor produksi tersebut. Keadaan ini,
yaitu keadaan dimana pengeluaran sektor rumah tangga akan selalu sama
dengan nilai barang dan jasa yang diproduksikan dalam perekonomian itu pada
waktu penggunaan tenaga kerja penuh tercapai, akan menjamin berlakunya
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dalam jangka panjang.
Pendapatan Faktor Produksi Gaji/upah, sewa, bunga, untung
Pengeluaran konsumsi
Aliran 1 Perusahaan Rumah Tangga
Aliran 2
b/jFactor produksi
Sirkulasi aliran pendapatan pada ekonomi moderen
Dalam perekonomian yang lebih maju penerima-penerima pendapatan akan
menyisihkan sebagian pendapatan mereka untuk ditabung. Tabungan ini akan
dipinjamkan kepada para pengusaha dan mereka akan menggunakan tabungan itu
untuk investasi, yaitu melakukan pembelian barang-barang modal. Investasi akan
26
menambah jumlah barang-barang modal yang tersedia dan meninggikan
kemampuan perekonomian itu menghasilkan barang-barang kebutuhan
masyarakat. Sebagai balas jasa kepada kesediaan para penerima pendapatan untuk
menabung sebagian dari pendapatan mereka, pengusaha akan membayar bunga ke
atas seluruh tabungan yang disediakan oleh sektor rumah tangga.
Dalam perekonomian seperti yang diasumsikan ini, sirkulasi aliran
pendapatan adalah seperti yang ditunjukan dalam gambar berikut ini. Dalam
gambar itu ditunjukan bahwa sebagian dari pendapatan sektor rumah tangga
ditabung di lembaga-lembaga keuangan (Aliran 3). Dan oleh lembaga-lembaga ini
tabungan sektor rumah tangga dipinjamkan kepada para penanam modal (Aliran
4). Para penanam modal (investor) akan meminjam dan menggunakan tabungan
tersebut untuk membeli barang-barang modal dari sektor perusahaan dan
pengeluaran ini ditunjukan oleh aliran 5.:
Pendapatan Faktor Produksi Gaji/upah, sewa, bunga, untung
Pengeluaran konsumsi
Aliran 1 Perusahaan Rumah Tangga
Aliran 2
B/J saving(S)Faktor produksi
Investasi (I) Aliran 3 Aliran 5
Penanam Modal Aliran 4 LK
Kritik Keynes:
Keynes tidak setuju bahwa penggunaan tenaga penuh akan selalu tercapai dalam
perekonomian, tetapi kondisi ini jarang terjadi karana kekurangan AD akan selalu
tercipta dalam perekonomian. Kemudian penentu tingkat tabungan tidak
27
tergantung pada tinggi rendahnya suku bunga, tapi oleh besar kecilnya tingkat
pendapatan. Dan penentu Investasi tidak sepenuhnya ditentukan oleh suku bunga,
tetapi juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi, ramalan perkembangan masa yang
akan datang, dan luasnya perkembangan tehnologi.
Pendekatan ekonomi moderen.
- Golongan moneteris.
- Golongan Ekspektasi rasional ( Klasik Baru)
- Golongan Keynesian baru
28
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERTUTUP
1. Ekonomi Dua sektor:
Perekonomian dua sector adalah perekonomian yang terdiri dari sektor
rumah tangga dan perusahaan. Disini terdapat beberapa faktor yang menentukan
tingkat pengeluaran rumah tangga, diantaranya pendapatan rumah tangga.
Pendapatan yang dimaksud disini adalah pendapatan disposibel, yaitu pendapatan
yang siap dibelanjakan untuk konsumsi dan saving. Pada pendapatan yang rendah,
rumah tangga akan menutupi konsumsi dengan mengambil tabungan/harta yang
dimiliki ( dissaving). Kenaikkan pendapatan akan menaikkan konsumsi rumah
tangga konsumen. Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga akan menabung,
karena pertambahan pendapatan lebih besar dari pertambahan konsumsi.
Pengertian tabungan, konsumsi dan Investasi
Konsumsi :
Konsumsi adalah nilai barang dan jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk
berbagai keperluan dalam satu tahun/periode tertentu
Pengeluaran konsumsi adalah sebagian besar pendapatan yang digunakan untuk
membeli barang/ jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan
Tabungan :
Sebagian pendapatan yang disisihkan untuk keperluan masa datang.
Investasi :
Pengeluaran/ penanaman modal untuk membeli barang modal/ jasa dan
perlengkapan- perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan produksi
barang atau jasa yang tersedia dalam perekonomian atau yang digunakan
untuk meningkatkan produksi barang dan jasa oleh sektor swasta pada masa
yang akan datang.
29
Kecendrungan mengkonsumsi dan kecendrungan menabung.
a. Kecendrungan mengkonsumsi.
1. Kecendrungan mengkonsumsi marginal ( MPC ) ;
MPC adalah perbandingan pertambahan konsumsi dengan
pertambahan pendapatan disposibel.
MPC = ΔC Δyd
2. Kecendrungan mengkonsumsi rata- rata. ( APC) :APC adalah perbandingan konsumsi dengan pendapatan disposibel
APC = C yd
b. Kecendrungan menabung.1. Kecendrungan menabung marginal ( MPS ) ;
MPS adalah perbandingan pertambahan tabungan dengan
pertambahan pendapatan disposibel.
MPS = ΔS Δyd
2. Kecendrungan menabung rata- rata. ( APS) :APS adalah perbandingan tabungan dengan pendapatan disposibel
APS = S yd
Pembuktian rumus :
1. Yd = C + S
Yd = C + S
yd Yd Yd
1 = APC + APS
2. ΔYd = ΔC + ΔS
ΔYd = ΔC + ΔS
Δyd ΔYd Δyd
1 = MPC + MPS
30
Fungsi konsumsi dan fungsin tabungan- Fungsi Konsumsi:
Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara tingkat konsumsi
rumah tangga dengan pendapatan nasional pada suatu perekonomian.
Rumus :
C = a + b YDimana :
C = Konsumsi RT
a = Konstanta ( Nilai konsumsi saat pendapatan sama dengan nol)
b = MPC
Y = Pendapatan nasional
- Fungsi tabungan:
Suatu kurva yang menggambarkan sifat hubungan antara tingkat Tabungan
rumah tangga dengan pendapatan nasional pada suatu perekonomian
Rumus :
S = Y – C
S = Y - ( a + b Y)
S = Y – a + b Y
S = - a + ( 1- b Y)
Dimana :
S = tabungan RT
a = Konstanta ( Nilai konsumsi saat pendapatan sama dengan nol)
b = MPC
Y = Pendapatan nasional
1 – b = MPS
Nilai MPC dan MPS antara 0 - 1
31
Grafik fungsi konsumsi dan tabungan :
Konsumsi (C)
Y = C
C = a + b YE
a
YYE
Tabungan (S)
S
EY
YE
-a
Faktor- faktor yang menentukan tingkat Investasi:
- tingkat keuntungan yang akan diperoleh
- Suku bunga
- Ramalan keadaan ekonomi masa yang akan datang
- Kemajuan tehnologi
- Tingkat pendapatan dan perubahannya
- Keuntungan yang akan diperoleh perusahaan.
32
Keseimbangan perekonomian dua sector
Model keseimbangan Keynesian yang paling sederhana adalah model
perekonomian dua sektor. Perekonomian hanya terdiri atas sector rumah tangga
dan dunia usaha. Karena itu pengeluaran dalam perekonomian hanya terdiri dari
konsumsi rumah tangga (C) dan investasi sector dunia usaha (I). dengan
demikian total pengeluaran agregat adalah:
AE = C + I
= C0 + bY + I0
= C0 + I0 +By
= A + bY
Dimana A adalah total pengeluaran otonomus ( A = C0 + I0 )
Aliran-aliran pendapatannya adalah sebagai berikut:
1. Sektor perusahaan menggunakan faktor-faktor produksi yang dimiliki rumah
tangga (berupa gaji, upah, sewa, bunga dan untung).
2. Sebagian besar pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan
untuk konsumsi, yaitu membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan
oleh sektor perusahaan.
3. Sisa pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan untuk konsumsi akan
ditabung dalam institusi-institusi keuangan.
4. Pengusaha yang ingin melakukan investasi akan meminjam tabungan rumah
tangga yang dukumpulkan oleh institusi-institusi keuangan.
Hubungan Antara Konsumsi Dan Pendapatan
a. Pada pendapatan yang rendah rumah tangga menggorek tabungan
Pada waktu rumah tangga tidak memperoleh pendapatan, yaitu pendapatan
disposebel adalah nol (Yd=0).
33
b. Kenaikan pendapatan menaikkan pengeluaran konsumsi. Biasanya
pertambahan pendapatan adalah lebih tinggi daripada pertambahan konsumsi.
c. Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung. Disebabkan
pendaptan selalu lebih besar dari pertambahan konsumsi maka pada akhirnya
rumah tangga tidak ”menggorek tabungan” lagi.
Untuk menunjukkan proses penentuan tingkat keseimbangan dan perekonomian
negara dapat di gunakan 3 cara,yaitu :
1. Dengan menggunakan contoh angka yang membandingkan pendapatan
nasional dan pengeluaran agregat.
2. Dengan menggunakan grafik yang menunjukkan (a) kesamaaan pengeluaran
agregat dengan penawaran agregat, dan (b) kesamaan di antara investasi dan
tabungan.
3. Dengan menggunakan cara penentuan secara aljabar.
Secara aljabar, Keseimbangan ekonomi dua sector diperoleh dengan menambahkan fungsi konsumsi dengan nilai investasi tetap:
Y = C + I
Dimana ;
Y = Pendapatan nasional
C = Konsumsi
= a + b Y
I = Investasi Tetap ( Io)
Jadi keseimbangan ekonomi dua sektor adalah :
Y = C + I
Y = a + b y + Io
1- bY = a + Io
Y = a + Io
1 - b
34
Y = λ . a + Io
λ = Multiplier
Pembuktian keseimbangan dua sektor:
S = I
Multiplier:
Nilai yang menggambarkan perbandingan jumlah pertambahan/
pengurangan pendapatan nasional dengan jumlah pertambahan / pengurangan
pengeluaran aggregate yang telah menimbulkan perubahan terhadap
pendapatan nasional.
Penentu-Penentu Lain dari Konsumsi dan Tabungan
1. Kekayaan yang telah terkumpul
Sebagai akibat dari mendapat harta warisan, atau tabungan yang banyak
sebagai akibat usaha di masa lalu, maka seseorang berhasil mempunyai
kekayaan yang mencukupi.
2. Suku bunga
Suku bunga adalah pendapatan yang diperoleh dari tabungan. Rumah
tangga akan meningkatkan tabungan apabila suku bunga tinggi karena
akan banyak mendapat pendapatan dari tabungan.
3. Sikap berhemat
Berbagi masyarakat memiliki persepsi yang berbeda dalam
membelanjakan uang mereka. Ada yang tidak suka berlebihan dalam
berbelanja dan sebaliknya.
4. Keadaan perekonomian
Dalam perekonomian yang tumbuh dengan teguh dan tidak banyak
pengangguran, masyarakat berkecendrungan untuk melakukan
pengeluaran yang lebih aktif dan sebaliknya.
5. Distribusi pendapatan
Dalam masyarakat yang distribusi pendapatannya tidak merata, lebih
banyak tabungan akan dapat diperoleh. Dalam masyarakat ini, sebagian
besar pendapatan nasional dinikmati oleh segolongan kecil penduduk
35
yang sangat kaya dan golongan masyarakat ini mempunyai kecendrungan
menabung yang tinggi.
6. Tersedia tidaknya dana pensiun yang mencukupi
Apabila pendapatan dari pensiun besar jumlahnya, para pekerja tidak terdorong untuk melakukan tabungan yang banyak pada masa bekerja dan ini menaikkan konsumsi dan sebaliknya, apabila pensiun sedikit jumlahnya maka masyarakat akan lebih banyak menabung pada masa kerjanya dan mengurangi konsumsinya.
2. Ekonomi tiga sektor
Perekonomian tiga sector adalah perekonomian yang terdiri dari sektor
rumah tangga, perusahaan dan pemerintah.
Aliran-Aliran Pendapatan Dan Pembelanjaan dalam Ekonomi Tiga Sektor
Campur tangan pemerintah dalam perekonomian akan menimbulkan tiga jenis
aliran baru dalam sirkulasi aliran pendapatan. Ketiga jenis aliran baru tersebut
adalah:
1. Pembayaran pajak oleh rumah tangga dan perusahaan kepada
pemerintah.Pembayaran pajak tersebut menimbulkan pendapatan kepada
pihak pemerintah. Ia merupakan sumber pendapatan pemerintah yang
pertama.
2. Pengeluaran dari sektor pemerintah ke sektor perusahaan. Aliran ini
menggambarkan nilai pengeluaran pemerintah atas barang-barang dan jasa-
jasa yang diproduksikan oleh sektor perusahaan.
3. Aliran pendapatan dari sektor pemerintah ke sektor rumah tangga. Aliran ini
timbul sebagai akibat dari pembayaran atas konsumsi faktor-faktor produksi
yang dimiliki sektor rumah tangga oleh pemerintah.
Ciri ciri pokok dan aliran-aliran pendapatan
Pembayaran oleh sektor perusahaan dibedakan menjadi dua yaitu :
1. Kepada sektor rumah tangga : pendapatan kepada faktor-faktor produksi
2. Pembayaran pajak pendapatan perusahaan kepada pemerintah.
36
Pendapatan rumah tangga berasal dari dua sumber yaitu :
1. pembayaran gaji dan upah, sewa, bunga, dan untung perusahaan
2. pembayaran gaji dan upah dari pemerintah
3. pemerintah menerima pendapatan berupa pajak dari perusahaan dan rumah
tangga.
Syarat keseimbangan perekonomian tiga sektor:
a. Dalam suatu perekonomian keseimbangan pendapatan nasional akan tercapai
apabila penawaran agregat (AS) = pengeluaran agregat ( AD) dalam
perkonomian yang tidak melakukan perdagangan luar negeri ,maka
permintaan agregat = pendapatan nasional nya.
b. pengeluaran agregat dan pengeluaran yang dilakukan oleh berbagai pihak
dalam perekonomian tersebut meliputi : Konsumsi (C), Investasi (I), dan
Pengeluaran pemerintah (G) . Y = C + I + G
c. Kegiatan perusahaan memproduksi barang dan jasa akan menciptakan aliran
pendapatan ke sektor rumah tangga dan aliran ini sama nilainya dengan
pendapatan nasional Y = C + S + T.
d. Dengan demikian keseimbangan pendapatan nasional berlaku persamaan :
C + I + G = C + S + T
I + G = S + T
e. Dalam perekonomian 3 sektor, I dan G adalah suntikan ke dalam sirkulasi
aliran pendapatan, sedangkan S dan T : kebocoran. Dalam 3 sektor berlaku
keadaan suntikan = kebocoran
Keseimbangan Dalam Ekonomi Tiga Sektor
Suatu perekonomian keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai
apabila penawaran agregat sama dengan pengeluaran agregat. Dalam
perekonomian yang tidak melakukan perdagangan luar negeri, penawaran agregat
37
adalah sama dengan pendapatannasionalnya (Y), yaitu sama dengan nilai baran
dna jasa yang diproduksikan dalam suatu periode tertentu. Pengeluaran yang
dilakukan oleh berbagai pihak dalam perekonomian tersebut (perekonomian
agregat), meliputi tiga jenis pembelanjaan: konsumsi rumahtangga (C), investasi
perusahaan (I), dan pengeluaran pemerintah membeli barang dan jasa (G). dengan
demikian keadaan yang menciptakan keseimbangan dalam perekonomian tiga
sektor adalah: penawaran agregat = pengeluaran agregat (Y +AE),atau:Y = C + I
+ G
Kegiatan sektor perusahaan untuk memproduksikan barang dan jasa akan
mewujudkan aliran pendapatan ke sektor rumah tangga (gaji dan upah, sewa,
bunga, dan keuntungan)dan aliran ini sama nilaina dengan pendapatn nasional
(Y). Pada dasarnya pendapatan rumah tangga akan digunakan untuk tiga tujuan
yaitu: membiayai konsumsi(C), ditabung(S), dan membayar pajak (T), dengan
demikian berlaku persamaan:Y = C + S + T.
Uraian sebelumnya telah menunjukkan bahwa dalam keseimbangan
berlaku persamaan Y= C + I + G. Sedangkan pada setiap tingkat pendapatan
nasional berlaku persamaan Y =C + S + T. dengan demikian pada keseimbangan
pendapatan nasional berlaku persamaan berikut:C + I + G = C + S + TApabila C
dikurangi dari setiap ruas maka:I + G = S + T.
Dalam perekonomian tiga sektor I dan G adalah suntikan ke dalam
sirkulasi aliran pendapatan, sedangkan S dan T adalah kebocoran. Dengan
demikian, dalam keseimbangan ekonomi tiga sektor berlaku keadaan suntikan =
kebocoran. Sebagai kesimpulan dapatlah dirumuskan bahwa dalam perekonomian
tiga sektor juga berlaku keadaan Y = C + I + G
I + G = S + T
Jenis-Jenis Pajak yang Dikutip Pemerintah
Secara garis besar berbagai jenis pajak yang dipungut pemerintah dapat
dibedakan dalam dua golongan, yaitu: pajak langsung dan pajak tidak langsung.
1. Pajak langsung
38
Pajak langsung berarti jenis pajak yang dipungut pemerintah secara langsung
dikumpulkan dari pihak yang wajib membayar pajak. Setiap individu yang
bekerja dan perusahaan yang menjalankan kegiatan dan memperoeh
keuntungan wajib membayar pajak.
2. Pajak tidak langsung
Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dipindahkan kepada
pihak lain. Salah satu jenis pajak ini yaitu pajak impor. Biasanya, pada
akhirnya yang akan menanggung beban pajak tersebut adalah konsumen.
Pada mulanya yang membayar pajak adalah perusahaan-perusahaan yang
mengimpor barang.Akan tetapi pada waktu pada saat menjual barang impor
tersebut, perusahaan- perusahaan pengimpor barang akan menambahkan
pajak impor yang dibayarnyadalam menentukan harga penjualan.
Dengan demikian keuntungan mereka menjaditidak berkurang. Pada
akhirnya, para pembeli yang akan membayar pajak dalam bentuk harga yang
lebih tinggi.
Selain dua penggolongan diatas, sistem pajak dapat juga dibedakan
berdasarkan penggolongan berikut:
a. Pajak regresif
Pajak ini adalah jenis pajak yang presentasi pungutan pajaknya menurun
apabila pendapatan yang dikenakan pajak menjadi bertambah tinggi. Dalam
sistem ini, pada pendapatan rendah, pajak yang dipungut meliputi bagian
yang tinggi dari pendapatan tersebut. Tetapi, semakin tinggi pendapatan
semakin kecil presentase pajak itu dibandingkan dengan keseluruhan
pendapatan. Nilai pajak yang sama besarnya tanpa memperhatikan pendapatn
seseorang dapat digolongkan sebagai pajak regresif.
39
b. Pajak proporsional
Pajak proporsional yaitu jenis pajak yang presentase pungutan pajaknya
besarnya tetap pada berbagai tingkat pendapatan. Dalam sistem pajak ini
tidak dibedakan penduduk yang kayadan ang miskin dan diantara perusahaan
yang besar dan yang kecil. Semua harus membayar pajak dengan presentase
yang tetap. Walau bagaimanapun, dalam nilai nominalnya, makin tinggi
pendapatan atau kekayaan, semakin tinggi pula jumlah pajak yang akan
dibayarkan.
c. Pajak progesif
Pajak progesif yaitu jenis pajak yang presentasenya bertambah apabila
pendapatan semakinmeningkat. Pajak ini menyebabkan pertambahan nominal
pajak yang dibayarkanakan semakin cepat apabila pendapatan semakin naik.
Tujuan utama pungutan pajak ini adalah untuk memperoleh pendapatan pajak
yang lebih banyak.Disamping itu sistem ini juga bertujuan untuk
memeratakan pendapatan.
Pengeluaran Pemerintah dan Faktor-Faktor yang Menentukannya
Pajak yang diterima pemerintah digunakan untuk membiayai berbagai
kegiatan pemerintah dimana akan meningkatkan agregat dan mempertinggi
kegiatan ekonomi negara.
Jumlah pengeluaran pemerintah yang akan dikeluarkan dalam suatu periode
tertentu tergantung kepada banyak faktor:
1) Proyeksi jumlah yang diterima. Salah satu faktor penting yang menentukan
besarnya pengeluaran pemerintah adalah jumlah pajak yang diramalkan.
Dalam menyusun anggaran belanjanya pemerintah harus terlebih dahulu
membuat proyeksi mengenai jumlah pajak yang akan diterima. Makin banyak
jumlah pajak yang diterima, makin banyak pula pembelanjaan pemerintah
yang akan dilakukan.
2) Tujuan-tujuan ekonomi yang ingin dicapai
40
Faktor yang lebih penting dalam penentuan pengeluaran pemerintah adalah
tujuan-tujuan ekonomi yang akan dicapai pemerintah. Pemerintah memiliki
peranyang penting dalam perekonomian. Kegiatannya dapat
memanipulasi/mengatur kegiatan ekonomi ke arah yang diinginkan.
Beberapa tujuan penting dari kegiatan pemerintah adalah mengatasi masalah
pengangguran, menghindari inflasi, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi
jangka panjang. Untuk memenuhi tujuan-tujuan tersebut seringkali
pemerimtah membelanjakan uang ang jauh lebih besar dari pendapatan yang
diperoleh dari pajak. Untuk mengatasi pengangguran dan pertumbuhan
ekonomi yang lambat misalnya, pemerintah perlu membiayai pembangunan
infrastruktur-irigasi, jalan-jalan, pelabuhan dan mengembangkan pendidikan.
Usaha seperti itu memerlukan banyak uang, dan pendapatan dari pajak saja
tidak cukup untuk membiayainya. Maka, untuk memperoleh dana yang
diperlukan pemerintah terpaksa meminjam atau mencetak uang.
3) Pertimbangan politik dan keamanan
Pertimbangan politik dan kestabilan Negara selalu menjadi salah satu tujuan
penting dalam menyusun anggaran belanja pemerintah. Kekecauan politik,
perselisihan diantara berbagai golongan masyarakat dan daerah sering
berlaku di berbagai Negara di dunia.
Keadaan seperti itu akan menyebabkan kenaikan pembelanjaan pemerintah
yang sangat besar, terutama apabila operasi militer perlu dilakukan.
Ancaman kestabilan dari negara luar juga dapat menimbulkan kenaikan yang
besar dalam pengeluaran ketenteraan dan akan memaksa pemerintah
membelanjakan uang yang jauh lebih besar dari pendapatan pajak.
Dampak pajak pada Pendapatan, Konsumsi dan Tabungan.:
Pajak akan berpengaruh kepada konsumsi dan tabungan melalui pendapatan
disposibel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat persamaan berikut:
Yd = Y - T
41
Dimana :
Yd = Pendapatan disposible
Y = pendapatan nasional
T = pajak
Jika pajak yang dibebankan adalah pajak tetap dengan nilai sebesar To, maka
nilai pendapatan disposibel adalah ;
Yd = Y – To
Yd = C + S
Jika Pajak yang dibebankan adalah pajak proposional dengan nilai sebesar
tY,maka pendapatan disposibel adalah :
Yd = Y – tY
Jika pajak yang dibebankan adalah pajak tetap ditambah dengan pajak
proporsional maka nilai pendapatan disposibel adalah:
Yd = Y – (To + tY)
Fungsi konsumsi setelah pajak:
Karena pajak mempengaruhi konsumsi dan tabungan, maka fungsi
konsumsi setelah pajak akan mengalami perubahan, yaitu:
C = a + bYd
Keseimbangan perekonomian tiga sector secara aljabar
Y = C + I + G
Dimana :
G = Pengeluaran pemerintah Tetap ( Go)
C = Konsumsi RT
I = Investasi tetao ( Io)
Sehingga:
Y = C + I + G
Y = a + b Yd + Io + Go
42
Jika pajaknya pajak tetap, maka keseimbangan akan dicapai pada:
Y = a + b ( Y – To) + Io + Go
Y = a + bY – bTo + Io + Go
Y – bY = a – bTo + Io + Go
1 – b Y= a – bTo + Io + Go
Y = 1 . ( a – bTo + Io + Go)
1 – b
Y = λG (a – bTo + Io + Go)
λG = Multyiplier tiga sektor
Pembuktian keseimbangan tiga sektor ;
I + G = S + T
Jika pajaknya pajak Proporsional, maka keseimbangan akan dicapai pada:
Y = a + b ( Y – tY) + Io + Go
Y = a + bY – btY + Io + Go
Y – bY + btY = a + Io + Go
1 – b Y + btY = a + Io + Go
Y = 1 . (a + Io + Go)
1 – b + bt
Jika pajaknya tetap dan pajak Proporsional, maka keseimbangan akan
dicapai pada:
Y = a + b ( Y – To - tY) + Io + Go
Y = a + bY – bTo - btY + Io + Go
Y – bY + btY = a – bTo + Io + Go
1 – b Y + btY = a – bTo + Io + Go
Y = a - bTo + Io + Go
1 – b + bt
43
Contoh:
Misalkan C1 = 100 + 0,8Yd dan pajak nominal/tetap (To) sebesar 25, maka
pengaruhnya adalah sebagai berikut:
C2 = 100 + 0,8 (Y-25)
= 100 – 20 + 0,8Y
= 80 + 0,8Y
Perhatikan bahwa pajak nominal tidak mengubah MPC, melainkan
menggeser kurva konsumsi ke bawah sebesar 20 unit (sebesar b x T atau
0,80x0,25), seperti yang digambarkan dalam diagram
Untuk Pajak proporsional, Jika pajak yang dikenakan adalah pajak proporsional
(t), maka pendapatan disposibel menjadi:
Yd = Y- tY = Y(l-t)
Akibatnya fungsi konsumsi berubah menjadi:
C = Co + bY – btY = Co + (b-bt)Y
Contoh:
Fungsi konsumsi awal = 100 + 0,8Yd, bila pajak pendapatan sebesar 25%,
maka Yd = (l-t)Y
Fungsi konsumsi yang baru menjadi:
C2 = 100 + 0,8(1-0,25)Y
= 100 + 0,8(0,75)Y
= 100 + 0,6Y
Pajak proporsional telah menyebabkan MPC berubah menjadi 0,6 atau
lebih kecil 0,2 dari MPC sebelum ada pajak proporsional. Perubahan MPC
tersebut digambarkan dalam diagram.
Pengaruh pajak terhadap keseimbangan ekonomi
44
Karena kebijakan fiskal bertujuan mengarahkan perekonomian ke kondisi
yang lebih baik, maka dampaknya terhadap keseimbangan ekonomi harus
dipahami. Salah satu cara paling mudah melihatnya adalah dengan melihat
pengaruh pajak terhadap output keseimbangan.
Contoh:
Asumsi yang digunakan adalah perekonomian tertutup dan pajak nominal.
Fungsi konsumsi, C = 100 + 0,8Yd dan investasi bersifat otonomus, I = 150. Jika
pengeluaran pemerintah, G = 250, maka kondisi keseimbangan ekonomi adalah :
Y = C + I + G
= 100 + 0,8Yd + 150 + 250
= 500 + 0,8
0,2Y = 500
Y = 2500
Bila ada pajak penghasilan nominal sebesar 100, maka Yd = Y 100,
sehingga fungsi konsumsi C = 100 + 0,8Yd = 100 + 0,8(Y-100) = 20 + 0,8Y.
Dengan demikian pengeluaran agregat menjadi AE = C + I + G = 20 +
0,8Y + 150 + 250 = 420 + 0,8Y
Output keseimbangan:
Y = AE = C + I + G
= 420 + 0,8Y
0,2Y = 420
Y = 2100
Ternyata, adanya pajak nominal sebesar 100 telah menyebabkan output
keseimbangan berkurang sebesar 2500 – 2100 = 400
Y = C + I + G
= Co + bY + I + G = Co + Io + Go + bY
= A0 + bY
Sehingga kondisi keseimbangan
Y= Ao
(1−b)
45
Jika ada pajak normal sebesar T, maka fungsi konsumsi menjadi C=
C0+b(Y-T), sehingga fungsi pengeluaran agregat menjadi AE= A0+ bY- bT.
Dengan demikian fungsi keseimbangan menjadi:
Y= AE= A0- bT + bY
Y(1-b) = A0 – bT
Y = A 0−bT(1−b)
Sehingga hubungan antara perubahan pajak nominal (ΔT) dengan
perubahan pendapatan keseimbangan (ΔY) adalah:
ΔY = - bΔT
(1−b)
Dalam kasus di atas, ΔT= 100, sehingga:
ΔY= - 0,8(100)(1−0,8) = -400
Grafiks keseimbangan tiga sektor:
Konsumsi
Y = C
C + I + GE
C + I
46
Y YE
Tabungan
S
YE Y ( Pendapatan nasional)
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN TERBUKA
Ekonomi empat sektor;
Perekonomian terbuka / perekonomian 4 sektor : adalah suatu system
ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara lain dalam
perekonomian ini sektor ekonominya dibedakan jadi 4 golongan : rumah tangga,
perusahaan, pemerintah, dan luar negeri.
47
Ekspor, impor dan pengeluaran agregat
Secara fisik : ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang 2
buatan dalam negeri ke luar. Pengeluaran ini akan menimbulkan aliran
pengeluaran yang masuk ke sektor perusahaan. Pengeluaran agregat akan
meningkat akibat dari kegiatan ekspor dan jasa yg meningkatkan pendptan.
Secara fisik : Impor merupakan pembelian dan pemasukan barang dari luar
negeri ke dalam suatu perekonomian, aliran barang ini akan menimbulkan aliran
keluar yang akhirnya menurunkan pendapatn.
Ekspor dan impor dapat mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional
yang ditentukan oleh ekspor netto dimana ekspor dikurangi impor, jika ekspor
netto positif maka pengeluaran agregat akan bertambah, meningkatkan
pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
Faktor yang menentukan Ekspor
Ekspor utama ditentukan oleh harga barang dalam negeri dipasaran luar
negeri, kemampuan barang dalam negeri untuk bersaing di pasaran luar dan cita
rasa penduduk negara lain terhadap barang yang dproduksi.
Faktor yang lebih penting : kemampuan dari negara tsb untuk memproduksi
barang yang dapat bersaing diluar.
Bila suatu negara tidak dapat memproduksi barang yang dibutuhkan dan
produksinya tidak memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Kegiatan ekspor pengaruhnya pada kenaikan pendapatan nasional secara
langsung tapi belum tentu menaikan ekspor.
Fungsi Ekspor : satu garis atau kurva yang menunjukan hubungan antara
ekspor dan pendapatan nasional. : Horizontal (sejajar) disebabkan karena ekspor
adalah pengeluaran otonomi : tidak dipengaruhi oleh pendapatan nasional.
Suntikan dalam perekonomian terbuka : aliran masuk ke dalam sirkulasi aliran
pendapatan dalam perekonomian terbuka suntikan meliputi : Investasi (I),
pengeluaran pemerintah (G), dan Ekspor (E).
48
Faktor yang menentukan Impor
Impor suatu negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional.
Semakin tinggi pendapatan semakin banyak impor yang akan dilakukan.
Dalam gambar hanya rumah tangga yang melakukan impor tapi dalam
praktiknya dilakukan oleh sektor perusahaan.
Kegiatan impor berhubungan dengan pendaptan nasional karena impor
adalah pengeluaran terpengaruh yang berarti semakin tinggi pendapatan nasional
atau masyarakat maka semakin tinggi impor.
Inflasi akan berpengaruh terhadap impor karena barang dalam negeri akan
menjadi mahal danmendorong masyarakat lebih banyak melakukan impor.
Fungsi impor : satu garis atau kurva yang menunjukan hubungan antar impor dan
pendapatan nasional, fungsi bergerak kearah atas kanan karena sifat impor adalah
semakin tinggi pendapatan nasional semakin besar impor, dalam analisa
keseimbangan pendaptan nasional biasanya impor adalah proporsional dengan
pendapatan nasional.
Bocoran dalam perekonomian terbuka : aliran perbelanjaan atau
pendapatan yang keluar dari sirkulasi aliran pendapatan, dalam perekonomian
terbuka bocoran meliputi tabungan (S), Pajak(T), impor (M).
Keseimbangan empat sector
Untuk mendapatkan keseimbangan empat sector kita harus menyelesaikan
persamaan berikut:
Y = C + I + G + X – M
Dimana :
G = Pengeluaran pemerintah Tetap ( Go)
C = Konsumsi RT
I = Investasi tetao ( Io)
X= Nilai ekspor (Xo)
M= Nilai impor ( mY)
49
Sehingga:
Y = C + I + G + X - M
Y = a + b Yd + Io + Go + X0 - mY
Jika pajaknya pajak tetap, maka keseimbangan akan dicapai pada:
Y = a + b ( Y – To) + Io + Go + Xo - mY
Y = a + bY – bTo + Io + Go + Xo - mY
Y – bY+ mY = a – bTo + Io + Go + Xo
(1 – b +m) Y= a – bTo + Io + Go + Xo
Y = a – bTo + Io + Go + Xo
1 – b+m
Pembuktian keseimbangan empat sektor ;
I + G +X = S + T + M
KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan fiscal
Adalah Kebijakan pemerintah yang menyangkut pajak dan pengeluaran
pemerintah dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran aggregat dalam
perekonomian. Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang terkait dengan
50
pengeluaran dan penerimaan untuk yang diarahkan untuk mencapai kondisi
perekonomian yang lebih baik.
Alat kebijakan fiskal adalah pajak, pinjaman publik, dan pengeluaran
negara. Tujuan kebijakan fiskal adalah untuk meningkatkan kesempatan kerja,
stabilitas ekonomi, distribusi pendapatan, dan menanggulangi inflasi.
Dengan demikian kebijakan Fiskal adalah suatu kebijakan ekonomi yang
digunakan pemerintah dalam rangka mengarahkan kondisi perekonomian untuk
menjadi lebih baik dengan jalan mengubah penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Kebijakan ini mirip dengan kebijakan moneter untuk mengatur
jumlah uang beredar, perbedaannya terletak pada instrumen kebijakannya. Jika
dalam kebijkan moneter pemerintah mengendalikan jumlah uang beredar, maka
kebijakan fiskal lebih mekankan pada pengaturan pendapatan dan belanja
pemerintah.
Instrumen kebijakan fiskal adalah penerimaan dan pengeluaran pemerintah
yang berhubungan erat dengan pajak. Dari sisi pajak jelas jika mengubah tarif
pajak yang berlaku akan berpengaruh pada ekonomi. Jika pajak diturunkan maka
kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat
meningkatkan jumlah output. Dan sebaliknya kenaikan pajak akan menurunkan
daya beli masyarakat serta menurunkan output industri secara umum.
Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat
memengaruhi variabel-variabel berikut:
Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
Pola persebaran sumber daya
Distribusi pendapatan
Jenis kebijakan fiskal:
1. kebijakan fiskal ekspansif:
- Kebijakan untuk meningkatkan belanja pemerintah / untuk mengurangi
pajak neto yang ditujukan untuk meningkatkan output ( pendapatan)
agregat.
51
- Kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran lebih besar dari pada
penerimaan negara guna memberi stimulus pada perekonomian, biasanya
digunakan jika keadaan ekonomi sedang mengalami resesi.
2. Kebijakan fiskal kontraktif
- Kebijakan untuk menurunkan belanja barang dan jasa pemerintah /
peningkatan pajak neto yang ditujukan untuk menurunkan output.
- Kebijakan pemerintah untuk membuat penerimaan pemerintah lebih besar
dari pengeluarannya.
Peranan kebijakan fiskal:
- Menurut keynes:
Untuk menstabilkan tingkat kegiatan ekonomi dan menciptakan tingkat
kegiatan ekonomi kearah yang dikehendaki.
- Menurut Klasik
Untuk menekankan perlunya menjalankan anggaran belanja seimbang
Kebijakan dari sisi penawaran
- Merupakan langkah – langkah pemerintah untuk mempengaruhi
pengeluaran agregat,kebijakan ini biasanya diterapkan pada pemerintah
untuk mengatasi perekonomian dalam keadaan stagflasi, inflasi dan
pengangguran.
- Mengatasi kondisi stagflasi ;
Dengan menurunkan biaya produksi perusahaan , misalnya dengan
mengurangi pajak terhadap bahan mentah, atau menetapkan harga bahan
mentah serta menggalakkan tehnologi.
- Mengatasi inflasi;
Melakukan langkah – langkah yang dapat mengurangi biaya produksi dan
menstabilkan harga, seperti: mengurangi pajak impot dan pajak bahan
mentah, melakukan penetapan harga
52
- Mengatasi pengangguran
Mendorong lebih banyak investasi, pengembangan infrastruktur,
meningkatkan efisiensi administrasi pemerintah, memberikan subsidi dan
mengurangi pajak perusahaan dan individu.
Jurang Inflasi:
AD Y = AD
ADf
ADa
Y
Jurang deflasi
AD
Y = AD
ADa
ADf
Y
Kebijakan Anggaran / Politik Anggaran :
1. Anggaran Defisit (Defisit Budget) / Kebijakan Fiskal Ekspansif
Anggaran defisit adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pengeluaran
lebih besar dari pemasukan negara guna memberi stimulus pada perekonomian
53
(T <G atau G > T) . Umumnya sangat baik digunakan jika keaadaan ekonomi
sedang resesif.
2. Anggaran Surplus (Surplus Budget) / Kebijakan Fiskal Kontraktif
Anggaran surplus adalah kebijakan pemerintah untuk membuat pemasukannya
lebih besar daripada pengeluarannya (T > G atau G < T). Baiknya politik
anggaran surplus dilaksanakan ketika perekonomian pada kondisi yang
ekspansi yang mulai memanas (overheating) untuk menurunkan tekanan
permintaan.
3. Anggaran Berimbang (Balanced Budget)
Anggaran berimbang terjadi ketika pemerintah menetapkan pengeluaran sama
besar dengan pemasukan. Tujuan politik anggaran berimbang yakni terjadinya
kepastian anggaran serta meningkatkan disiplin.
Tujuan kebijakan fiscal adalah untuk mempengaruhi jalannya
perekonomian. Hal ini dilakukan dengan jalan memperbesar dan memperkecil
pengeluaran komsumsi pemerintah (G), jumlah transfer pemerntah (Tr), dan
jumlah pajak (Tx) yang diterima pemerintah sehingga dapat mempengaruhi
tingkat pendapatn nasional (Y) dan tingkat kesempatan kerja (N).
Hubungan Antara Kebijakan Fiskal Dan Moneter
Sebagaimana diketahui bahwa kebijakan moneter akan mempengaruhi
pasar uang dan pasar surat berharga, dan pasar uang dan surat berharga itu akan
menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga, dan tingkat bunga akan
memperngaruhi tingkat agregat. Kebijakan fiskal akan mempunyai pengaruh
terhadap permintaan dan penawaran agregat, yang pada giliranya permintaan dan
penawaran agregat itu akan menentukan keadaan di pasar barang dan jasa.
Kondisi di pasar barang dan jasa ini akan menentukan tingkat harga dan
kesempatan kerja akan menentukan tingkat pendapatan dan tingkat upah yang di
harapkan. Keduanya akan memiliki umpan balik yaitu pendapatan akan
memberikan umpan balik terhadap permintaan agregat dan upah harapan
54
mempunyai umpan balik terhadap penawaran agregat dan pasar uang serta pasar
surat berharga.
UANG DAN KEBIJAKAN MONETER
1. Ekonomi Barter
55
Suatu sistem kegiatan ekonomi masyarakat dimana kegiatan produksi dan
perdagangan masi sangat sederhana,kegiatan tukar menukar masih terbatas,
jual beli dilakukan dengan pertukaran barang dengan barang.
Kelemahan perdagangan barter:
- Memerlukan keinginan yang selaras dari barang yang akan dipertukarkan
- Sulit menentukan harga dari barang yang dipertukarkan
- Pilihan pembeli terbatas
- Sulit melakukan pembayaran yang tertunda.
- Sulit menyimpannya sebagai kekayaan
2. Defenisi uang
Uang adalah benda – benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat
perantara kegiatan tukar – menukar.
Syarat suatu benda dapat menjadi uang ;
- Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu
- Mudah dibawa
- Mudah disimpan tanpa mengurangi nilai
- Tahan lama
- Jumlahnya terbatas
- Bendanya mempunyai mutu yang sama.
Fungsi uang:
- Untuk melancarkan kegiatan tukar – menukar.
- Sebagai satuan nilai
- Sebagai ukuran pembayaran yang tertunda.
- Sebagai alat penyimpan nilai.
3. Permintaan dan Penawaran Uang
Teori Kuantitas Uang
56
Dikemukakan oleh Irving Fisher, yang menjelaskan tentang persamaan
kuantitas.
M V = P T
Dimana :
M = Jumlah uang yang beredar ( Penawaran uang)
V = Laju perputaran uang/ perpindahan uang dari satu tangan ke
tangan lain dalam satu periode
P = Harga barang
T = Transaksi/ volume barang yang diperdagangkan
T, menunjukkan total jumlah transaksi selama beberapa periode waktu, atau
jumlah waktu yang diperlukan untuk memperjual belikan barang dan jasa
untuk mendapatkan uang.
P, Harga dari transaksi.
M, adalah kuantitas uang, adalah jumlah uang yang digunakan untuk
melakukan transaksi .
V, merupakan perputaran uang dan mengukur dimana uang bersirkulasi dalam
perekonomian.
Ada dua versi :
1. Jika T = 0, dimana O adalah output rill, maka
M V = P O = Y
V disini merupakan tingkat perputaran pendapatan ( Income Velocity
of money),
Asumsi : - Ekonomi berada dalam kondisi Full employment, T dan O
Konstan
- V tetap, hanya berubah kalau terjadi perubahan
kelembagaan,
sehingga M hanya mempengaruhi P, dan pengaruhnya proposional. Jika
M naik dua kali, maka P juga akan naik dua kali.
57
2. M = k P O , dikemukakan oleh Marshall
M = P O V K = I V Maka , Mm = k P O = k Y
Marsyal menginginkan porsi tertentu dari pendapatan, yaitu berupa uang
kas ( k ) , sehingga k Y merupakan keinginan masyarakat akan uang kas
Dalam teori keynes permintaan uang ditentukan oleh kebutuhan
untuk tiga tujuan ;
- Tujuan transaksi
- Tujuan berjaga- jaga
- dan tujuan spekulasi
Untuk tujuan transaksi dan berjaga – jaga ditentukan oleh tingkat
pendapatan, dimana semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin besar
jumlah uang yang disediakan untuk transaksi dan untuk berjaga- jaga.
Untuk tujuan spekulasi ditentukan oleh tingkat suku bunga,Dimana pada
saat tingkat suku bunga tinggi maka masyarakat akan menigkatkan
tabungannya, jika tingkat suku bunga rendah maka permintaan uang untuk
melakukan investasi seperti membeli obligasi, saham, akan meningkat,
tetapi jika tinkat suku bunga rendah dalam jangka waktu yang panjang
maka masyarakat akan pegang dalam bentuk uang kas/ uang tunai..
Permintaan dan penawaran uang akan menentukan besarnya tingkat suku
bunga.
4. Penciptaan uang Oleh Bank Umum
Uang yang dapat diciptakan oleh bank umum adalah uang giral. Uang giral
adalah uang yang diciptakan oleh bank umum sebagai alat tukar. Sedangkan
tabungan giral adalah tabungan dalam bank umum yang dapat diambil oleh
pemiliknya dengan menggunakan cek.
58
Dalam proses penciptaan uang oleh bank umum asumsi yang harus dipenuhi
adalah ;
- Rasio cadangan yang ditetapkan oleh bank sentral pada bank umum sebesar
20 %
- Semua kelebihan cadangan dipinjamkan kepada nasabah
- Semua transaksi dilakukan dengan menggunakan cek.
- Semua tabungan yang dimasukkan pada bank umum adalah tabungan giral.
Pertambahan tabungan giral:
Rumus :
D = S RDimana :
D = Jumlah seluruh nilai uang giral/ tabungan giral/atau kelebihan
cadangan yang akan tercipta
S = Uang giral/tabungan giral awal
R = Rasio tabungan giral dalam bentuk cadangan
5. Bank sentral
Bank yang diberi tugas oleh pemerintah untuk mengatur dan mengawasi
kegiatan lembaga keuangan yang terdapat dalam perekonomian,
Bank yang diserahi tanggung jawab untukmengatur dan mengawasi kestabilan
kegiatan lembaga keuangan, dan menjamin agar lembaga keuangan dapat
membantu menciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi dan stabil.
Fungsi Utama Bank Sentral :
1. Sebagai bank pemerintah
2. sebagai bank dari bank umum
3. Mengawasi kegiatan bank umum dan lembaga keuangan lainnya
4. mencetak uang logam dan uang kertas
6. Bank Umum
59
Bank yang dapat meminjamkan atau menginvesrasikan berbagai jenis
tabungan .
Keistimewaan bank umum:
- Menciptakan tabungan yang dapat diambil sewaktu- waktu dengan
menggunakan cek.
- Dapat menciptakan daya beli baru/ mengurangi daya beli dalam
perekonomian
- Dapat memberikan pinjaman jangka pendek.
7. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah
negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi,
mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang
bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal
(keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro,
yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja,
kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila
kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter
dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan
moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian
ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan
ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan
kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas
Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan
persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh
dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan
antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut
yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan
60
sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami
kesulitan likuiditas.
Tujuan dilakukannya kebijakan moneter adalah sbb;
1. Menjaga stabilitas ekonomi
2. Menjaga stabilitas harga
3. Meningkatkan kesempatan kerja
4. Memperbaiki neraca pembayaran
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara
menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu :
1. Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy Adalah suatu
kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar
2. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy Adalah suatu
kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga
dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen
kebijakan moneter, yaitu antara lain :
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) Operasi pasar terbuka
adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau
membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin
menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga
pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka
pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat.
Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau
singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas
Surat Berharga Pasar Uang.
2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate) Fasilitas diskonto adalah pengaturan
jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral
61
pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang
sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang
bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta
sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar
berkurang.
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) Rasio cadangan
wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan
jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah.
Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan
wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan
rasio.
4. Himbauan Moral (Moral Persuasion) Himbauan moral adalah kebijakan
moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi
imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau
perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit
untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank
meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang
beredar pada perekonomian.
Netralitas Uang.
Netralitas uang artinya jumlah uang yang beredar tidak berpengaruh
terhadap pendapatan domesti bruto. Uang lebih berpengaruh pada variabel
nominal sepert harga dan kurs. Penambahan jumlah uang yang beredar
hanya akan menyebabkan depresiasi kurs dan naiknya inflasi, sementara
aktifitas sektor riil tidak berpengaruh sama sekali.
Kebijakan fiscal dan moneter yang akan diambil oleh pemerintah sangat
terkait dengan persoalan.ekonomi yang dihadapi, yaitu persoalan inflasi dan
pengangguran.
62
INFLASI DAN PENGANGGURAN
INFLASI
63
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan
terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat atau adanya ketidak lancaran distribusi barang. Dengan kata lain,
inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu.
Inflasi juga merupakan proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-
rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu
menunjukan inflasi.Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga
berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Istilah
inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang
kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Dan inflasi diartikan
sebagai persentase tingkat harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum
dikonsumsi rumah tangga.Ada barang yang harganya naik dan ada yang tetap.
Namun, tidak jarang ada barang/jasa yang harganya justru turun. Resultante (rata-
rata tertimbang) dari perubahan harga bermacam barang dan jasa tersebut,pada
suatu selang waktu (bulanan) disebut inflasi (apabila naik) dan deflasi (apabila
turun).
Tujuan penyusunan inflasi adalah untuk memperoleh indikator yang
menggambarkan kecenderungan umum tentang perkembangan harga. Tujuan
tersebut penting dicapai karena indikator tersebut dapat dipakai sebagai informasi
dasar untuk pengambilan keputusan baik tingkat ekonomi mikro atau makro,baik
fiskal maupun moneter.Pada tingkat mikro, rumah tangga / masyar-akat
misalnya , dapat memanfaatkan angka inflasi untuk dasar penyesuaian nilai
pengeluaran kebutuhan sehari-hari dengan pendapatan mereka yang relatif tetap.
Pada tingkat koorporasi angka inflasi dapat dipakai untuk perencanaan
pembelanjaan dan kontrak bisnis. Dalam lingkup yang lebih luas (makro) angka
inflasi menggambarkan kondisi/stabilitas moneter dan perekonomian. Secara
spesifik kegunaan angka inflasi antara lain untuk:
Indeksasi upah dan tunjangan gaji pegawai (wage-in-dexation)
Penyesuaian nilai kontrak (contractual payment)
64
Eskalasi nilai proyek (project escalation)
Penentuan target inflasi (inflation targeting)
Indeksasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (budget indexation)
Sebagai pembagi PDB, PDRB (GDP deflator)
Sebagai proksi perubahan biaya hidup (proxy of cost of living)
Indikator dini tingkat bunga, valas, dan indeks harga saham
Komponen Inflasi
Ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah terjadi
inflasi,
Kenaikan harga
Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi dari pada
harga periode sebelumnya.
Bersifat umum
Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikan
tersebut tidak menyebabkan harga secara umum naik.
Berlangsung terus menerus
Kenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi,
jika terjadi sesaat, karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang
waktu minimal bulanan
MACAM-MACAM INFLASI
Inflasi yang terjadi di suatu negara tentu jenisnya berbeda-beda. Hal ini
tergantung dari penyebabnya. Inflasi terbagi atas:
65
Menurut tingkat keparahan atau laju inflasi, meliputi:
1. Inflasi Ringan (Creeping Inflation) adalah Inflasi yang tingkatannya masih di
bawah 10% setahun.
2. Inflasi Sedang adalah Inflasi yang tingkatannya berada diantara 10% - 30%
setahun.
3. Inflasi Berat adalah Inflasi yang tingkatannya berada diantara 30% - 100%
setahun
4. Hiper Inflasi adalah Inflasi yang tingkat keparahannya berada di atas
100% setahun. Hal ini pernah dialami Indonesia pada masa orde lama
2.Menurut penyebab awal inflasi
1. Demand Pull Inflation, Yaitu Inflasi yang disebabkan karena permintaan
masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat.
2. Cost Push Inflation, Yaitu Inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos
produksi secara terus menerus.
3. Inflasi Permintaan dan Penawaran.Inflasi ini disebabkan kenaikan
permintaan di satu sisi dan penawaran di sisi lain. Timbulnya inflasi
karena antara pelaku permintaan dan penawaran yang tidak seimbang
artinya jika permintaan barang bertambah sementara penyediaan barang
mengalami kekurangan.
3.Berdasarkan Asal Inflasi
1). Domestic Inflation atau inflasi yang berasal dari dalam negeri. Inflasi ini
terjadi karena pengaruh kejadian ekonomi yang terjadi di dalam negeri,
misalnya terjadinya defisit anggaran belanja negara yang secara terusmenerus
di atas dengan mencetak uang. Hal ini menyebabkan jumlah uang yang
dibutuhkan di masyarakat melebihi transaksinya dan ini menyebabkan nilai
uang menjadi rendah dan harga barang meningkat.
66
2). Imported Inflation atau inflasi yang tertular dari luar negeri. Inflasi ini
disebabkan oleh kenaikan harga barang ekspor seperti teh dan kopi di luar
negeri (negara tujuan ekspor), harganya mengalami kenaikan dan ini membawa
pengaruh terhadap harga di dalam negeri.
Mengukur inflasi
Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat persentase perubahan sebuah
indeks harga. Indeks harga tersebut di antaranya:
• Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah
indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh
konsumen.
• Indeks biaya hidup atau cost-of-living index (COLI).
• Indeks harga produsen adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari
barang-barang yang dibutuhkan produsen untuk melakukan proses
produksi. IHP sering digunakan untuk meramalkan tingkat IHK di masa
depan karena perubahan harga bahan baku meningkatkan biaya produksi,
yang kemudian akan meningkatkan harga barang-barang konsumsi.
• Indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari
komoditas-komoditas tertentu.
• Indeks harga barang-barang modal.
Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering
digunakan adalah CPI dan GDP Deflator. Inflasi dapat digolongkan menjadi
empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan
terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang
antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan hiperinflasi
atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100%
setahun.
Dampak Inflasi
67
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah atau
tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang
positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik,yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja,menabung dan
mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat
terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau
dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja,
menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat
dengan cepat. Pekerja dengan gaji tetap secara nominal sangat dirugikan dengan
adanya Inflasi. Begitu juga dengan para penerima pendapatan tetap lainnya seperti
pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan
menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin
merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat
merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990.
Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup,
namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin
hanya tinggal setengah. Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan
pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha, tidak dirugikan
dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya dengan pegawai yang bekerja di
perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai
mata uang semakin menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun
jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan
menabung, dunia usaha dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk
berkembang dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari
tabungan masyarakat.
Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi
menguntungkan, karena pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang
68
lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak
yang meminjamkan uang akan mengalami kerugian karena nilai uang
pengembalian lebih rendah jika dibandingkan pada saat peminjaman.
Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang
diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi,
produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya (biasanya terjadi
pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi
hingga pada akhirnya merugikan produsen, maka produsen enggan untuk
meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk
sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi, usaha
produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada pengusaha
kecil).
Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di
suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal
yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan
ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat.
a. Terhadap Konsumen
Inflasi menyebabkan harga-harga barang yang dikonsumsi naik, sementara
pendapatan masyarakat tidak mengalami kenaikan. Sehingga dengan keadaan
seperti ini maka akan terjadi perubahan pola konsumsi pada masyarakat
seperti:
1). Kuantitas konsumsi berkurang, misalkan dari kebiasaan membeli 5 buah
menjadi 3 buah saja.
2). Adanya peralihan merk dari barang yang dikonsumsi menjadi barang yang
murah. Pengurangan jumlah barang dan peralihan penggunaan barang
yang dikonsumsi menyebabkan jumlah permintaan terhadap suatu barang
69
menurun, dan ini mengakibatkan kelesuan perusahaan dan ini akan
mengarah pada terjadinya PHK.
b. Terhadap Produksi
Dampak inflasi terhadap produsen untuk memproduksi menjadi menurun,
penurunan disebabkan oleh alasan berikut:
1). Kenaikan harga mengurangi kemampuan produsen untuk membeli
faktor produksi misalnya bahan baku. Kekurangan bahan baku
dapat mengakibatkan jumlah produksi berkurang.
2). Tingginya tingkat bunga pada saat inflasi menyebabkan produsen
kesulitan memperluas produksi.
3). Munculnya suatu sikap dari produsen yang bersifat spekulatif
diantaranya mengarahkan modalnya pada investasi baru, dan
kewajiban memproduksi berkurang, akan mengarah terjadinya
PHK.
c. Terhadap Distribusi
Dampak inflasi terhadap kegiatan pendistribusian pendapatan
masyarakat menjadi terganggu, karena orang berpenghasilan tetap secara
riil pendapatannya mengalami kemerosotan. Untuk menutupi kebutuhan
akibatnya ia harus menggunakan tabungan atau berhutang. Dengan
demikian inflasi memperlebar kesenjangan distribusi pendapatan diantara
anggotaanggota masyarakat, sehingga dampaknya saling berhubungan
antara konsumen, produsen dan pihak-pihak lain.
PENGANGGURAN
Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin
mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran
70
yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran
masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro
ekonomi yang paling utama. Beberapa hal yang menyebabkan terjadinya
pengangguran adalah sebagai berikut
1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja.
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar
daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang
terjadi.
2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang.
3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik
tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar
daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya,
belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan
dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian
tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang.
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari
kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan
sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja
dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
Untuk mengetahui dampak pengganguran terhadap per-ekonomian kita perlu
mengelompokkan pengaruh pengganguran terhadap dua aspek ekonomi , yaitu:
a. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah
meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar
stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran di suatu
negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan
71
pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal ini terjadi karena
pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti
yang dijelaskan di bawah ini:
Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat
memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi
karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata)
yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan
potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran
yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari
sector pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi
akan menyebabkan kegiatan perekonomian me-nurun sehingga
pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang
harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak
menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang
sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya
pengangguran akan menye-babkan daya beli masyarakat akan berkurang
sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan
berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor
(pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru.
Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan
ekonomipun tidak akan terpacu.
b. Dampak pengangguran terhadap Individu yang mengalaminya dan
Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang
mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan social politik.
72
Jenis pengangguran :I. Jenis pengangguran berdasarkan penyebab.
a. Pengangguran normal/ friksional
Jika dalam suatu perekonomian ditemui jumlah angkatan kerja yang
menganggur sebanyak dua atau tiga persen dari jumlah tenaga kerja,
dan mereka menganggur bukan karena tidak memperoleh pekerjaan
tapi karena sedang mencari pekerjaan yang lebih baik.
b. Pengangguran siklikal
Pengangguran yang terkait dengan kondisi perekonomian, dimana
pada saat pengeluaran aggregate tinggi pengangguran berkurang, dan
pada saat kemerosotan pengeluaran aggregate pengangguran tinggi.
c. Pengangguran structural
Pengangguran yng terjadi disebabkan oleh perubahan structural
kegiatan ekonomi
d. Pengangguran tehnologi
Pengagguran yang timbul karena penggunaan mesin-mesin dan
kemajuan tehnologi.
II. Jenis pengangguran berdasarkan ciria. Pengangguran terbuka
Pengangguran yang terjadi karena penggunaan tehnologi atau karena
pertambahan lowongan pekerjaan tidak sesuai dengan pertambahan
tenaga kerja., sehinggga sebagian tenaga kerja tidak dapat memperoleh
pekerjaan dalam jangka panjang, dan mereka tidak bekerja secara
nyata dan sepenuh waktu
b. Pengangguran tersembunyi
Pengangguran yang terjajadi karena jumlah tenaga kerja yang
diperlukan dalam aktifitas di sector pertanian atau jasa lebih banyak
dari pekerjaan yang akan mereka kerjakan, sehingga terjadi kelebihan
tenaga kerja.
c. Pengangguran bermusim
73
Pengangguran yang sering terjadi di sector pertanian atau jasa, dimana
mereka menganggur karena adanya musim-musim tertentu.
d. Setengah Pengangguran
Adalah tenaga kerja yang bekerja tidak sepenuh waktu.
Pengangguran, Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
pada saat terjadinya depresi ekonomi Amerika Serikat tahun 1929, terjadi
inflasi yang tinggi dan diikuti dengan pengangguran yang tinggi pula. Didasarkan
pada fakta itulah A.W. Phillips mengamati hubungan antara tingkat inflasi dan
tingkat pengangguran. Dari hasil pengamatannya, ternyata ada hubungan yang
erat antara inflasi dengan tingkat pengangguran, dalam arti jika inflasi tinggi,
maka pengangguran akan rendah. Hasil pengamatan Phillips ini dikenal dengan
kurva Phillip
Masalah utama dan mendasar dalam ketenagakerjaan di
Indonesia adalah masalah upah yang rendah dan tingkat
pengangguran yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena,
74
pertambahan tenaga kerja baru jauh lebih besar dibandingkan
dengan pertumbuhan lapangan kerja yang dapat disediakan
Setiap tahunnya. Pertumbuhan tenaga kerja yang lebih besar
dibandingkan dengan ketersediaan lapangan kerja menimbulkan
pengangguran yang tinggi. Pengangguran merupakan salah satu
masalah utama dalam jangka pendek yang selalu dihadapi setiap
negara. Karena itu, setiap perekonomian dan negara pasti
menghadapi masalah pengangguran, yaitu pengangguran
alamiah (natural rate of unemployment)
Pada tahun 1980-an, pengangguran terbuka di Indonesia
meningkat hampir dua kali lipat yaitu dari 1,7 persen pada tahun
1980 menjadi 3,2 persen pada tahun 1990. Pertumbuhan
pengangguran di perkotaan lebih tinggi daripada di pedesaan,
yaitu meningkat dari 2,8 persen pada tahun 1980 menjadi 6,1
persen pada tahun 1990. Sebaliknya tingkat pengangguran di
pedesaan menurun secara drastis yaitu dari 1,4 persen menjadi
0,1 persen.
Dari sisi pendidikan, tingkat pengangguran selama periode 1980 – 1990 pada
semua tingkat pendidikan memper-lihatkan kecenderungan yang meningkat.
Seterusnya, tingkat angkatan kerja berpendidikan di bawah Sekolah Dasar yang
menganggur paling rendah sedangkan yang berpendidikan tinggi adalah yang
paling tinggi, yaitu meningkat dari 1,8 persen pada 1980 menjadi 15,9 persen
pada 1990.
Selanjutnya, tingkat pengangguran di kota Indonesia selama periode 1971-
1980 relatifnya rendah dan memperlihatkan kecenderungan yang menurun.
Menurut Manning (1984: 1-28), kadar pengangguran rendah ini disebabkan
karena: (a) besarnya kemampuan sektor informal menyerap, bahkan menarik
sejum-lah besar penganggur, (b) tingkat investasi pemerintah yang tinggi dalam
75
projek pembangunan dan prasarana sosial (sekolah, klinik kesehatan dan lain-
lain), dan (c) pertumbuhan sektor pertanian yang tinggi dan adanya peluang
pekerjaan baru di luar bidang usaha tani di pedesaan.
Tabel 1. Jumlah penduduk, angkatan kerja dan tingkat pengangguran di
Indonesia
1980 – 2002
Uraian
1980 1985 1990 1995 2000 2002
Penduduk *
148,0 164,6 179,4 194,8 206.630
211.100
Angkatan Kerja**
52.421 63.826 77.803 86.361 95.651 100.800
Bekerja** 51.553 62.458 75.851 80.110 89.538 91.600
Pengangguran**
868 1.368 1.952 6.251 5.858 8.900
Tkt Pengangguran
1,7% 2,1% 2,5% 7,2% 6,1% 9,1%
Pengangguran di Indonesia menjadi masalah yang terus
menerus membengkak. Sebelum krisis ekonomi tahun 1997,
tingkat pengangguran di Indonesia pada umumnya di bawah 5
persen dan pada tahun 1997 sebesar 5,7 persen. Tingkat
pengangguran sebesar 5,7 persen masih merupakan
pengangguran alamiah. Tingkat pengangguran alamiah adalah
suatu tingkat pengangguran yang alamiah dan tak mungkin
dihilangkan. Tingkat pengangguran alamiah ini sekitar 5 - 6
persen atau kurang. Artinya jika tingkat pengangguran paling
tinggi 5 persen itu berarti bahwa perekonomian dalam kondisi
penggunaan tenaga kerja penuh (full employment).
76
Peningkatan angkatan kerja baru yang lebih besar diban-dingkan
dengan lapangan kerja yang tersedia terus menunjukkan jurang
(gap) yang terus membesar. Kondisi tersebut semakin membesar
setelah krisis ekonomi. Dengan adanya krisis ekonomi tidak saja
jurang antara peningkatan angkatan kerja baru dengan
penyediaan lapangan kerja yang rendah terus makin dalam,
tetapi juga terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK). Sehingga
tingkat pengangguran di Indonesia dari tahun ke tahun terus
semakin tinggi
Dilihat dari struktur pendidikan, maka tingkat pendi-dikan
pengangguran yang paling besar adalah tidak tamat dan tamat
Sekolah Dasar (SD) yang mencapai 35 persen. Selanjutnya,
pengangguran dengan tingkat pendidikan Sekolah Menengah
Tingkat Pertama (SMTP) mencapai 24 persen dan yang berpen-
didikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 12 persen serta
yang berpendidikan Sekolah Menengah Umum (SMU) sebanyak 23
persen.
Berdasarkan kondisi tingkat pendidikan pengangguran
terbuka tersebut, terlihat bahwa sebagian besar (54 persen)
pengangguran di Indonesia merupakan pengangguran dengan
tingkat pendidikan rendah yang tidak memiliki keahlian (unskill).
Sedangkan pengangguran dengan tingkat pendidikan universitas
hanya 6 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa, secara umum
pengangguran di Indonesia merupakan pengangguran yang
mempunyai kualitas rendah
77
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan
bersama. Penduduk yang dimaksud dapat berupa antarperorangan (individu
dengan individu), antara individu dengan pemerintah suatu negara atau
pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara,
perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan
GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat
Jalur Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial, dan
politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun
turut mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran
perusahaan multinasional.
Tujuan : untuk melihat pengaruh eksternal terhadap perekonomian dalam negeri.
Keuntungan melakukan perdagangan:
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di dalam negeri
2. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi, berupa efisiensi factor produksi
dan dapat meningkatkan konsumsi.
3. Memperluas pasar industry dalam negeri
4. Menggunakan tehnologi modern dan meningkatkan produktifitas.
Keuntungan dari spesialisasi :
Keuntungan mutlak
Keuntungan yang diperoleh suatu Negara karena spesialisasi dari barang-
barang yang efisiensinya lebih tinggi dari Negara lain
Keuntungan berbanding
Keuntungan yang diperoleh suatu Negara karena spesialisasi dari barang-
barang yang harga relatifnya lebih rendah dari Negara lain
78
Dalam perekonomian terbuka ada dua kemungkinan hubungan dalam bentuk:
- Perdagangan luar negeri untuk barang dan jasa
- Hubungan keuangan, berupa kepemilikan saham diluar negeri atau
sebaliknya.
Transaksi ekonomi (perdagangan dan keuangan) dicatat dalam neraca
pembayaran. Seacara rinci neraca pembayaran terdiri dari:
- Current Account ( transaksi berjalan), Yaitu mencatat perdagangan barang
dan jasa serta pembayaran transfer ( transfer payment).
- Capital Account ( Transaksi Modal), yaitu mencatat pembelian dan
penjualan dari Stocks, Bonds dan Land.
Transaksi dalam neraca pembayaran adalah transaksi dua arah:
- Ekspor : a. Barang keluar.
b.Uang masuk
- Ekspor : a. Uang keluar
b.Barang masuk
Neraca pembayaran dikatakan surplus jika D > K
Neraca pembayaran dikatakan defisit jika D < K, analognya jika konsumsi
lebih besar dari pada pendapatan, maka kekurangan akan dibiayai dengan :
- Menjual Asset ( harta)
- Meminjam ke luar negeri.
Menjual Asset atau meminjam keluar negeri mengakibatkan uang masuk lebih
besar dari uang keluar dalam Capital Account akibatnya Capital Account surplus,
sehingga :
Current Account yang defisit + Net Capital inflow = 0
79
Capital Account dapat dibagi 2 :
1. Transaksi sektor swasta:
- Penjualan atau pembelian Asset dengan LN
- Pinjam meminjam uang dengan LN
2. Transaksi cadangan resmi
Berupa aktifitas Bank Sentral , seperti pembelian atau penjualan asset dan
valuta asing dengan luar negeri.
Secara keseluruhan,
Neraca pembayaran surplus = Surplus current account + Private
net capital inflow.
Hal ini berlaku sebaliknya.
Neraca pembayaran defisit = Surplus current account + Private net capital
account defisit.
Sistim Nilai Tukar
Sistim Nilai tukar dapat dibagi 2:
1. Fixed Exchange Rate ( sistem nilai tukar tetap )
Nilai tukar mata uang ditetapka pada suatu tingkat harga tertentu.
2. Falexible Exchange Rate ( sistem nilai tukar berubah)
Nilai tukar mata uang ditentukan oleh permintaan dan penawaran, disebut
dengan “ Cleant Faloating”
Nilai tukar Riil:
R= e . Pf
P
dimana:
R = Nilai tukar Riil
E = Nilai tukar
P = Harga DN
80
PF = Harga LN
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL
I. Teori Praklasik Merkantilisme
Merkantilisme adalah suatu aliran/filsafat ekonomi yang tumbuh dan
berkembang dengan pesat pada abad XVI s.d XVIII di Eropa Barat.
Ide pokok Merkantilisme adalah sebagai berikut:
a. Suatu Negara/Raja akan kaya, makmur dan kuat bila ekspor lebih besar
daripada impor ( X > M ).
b. Surplus yang diperoleh dari selisih ( X - M ) atau ekspor neto yang positif
tersebut diselesaikan dengan pemasukan logam mulia ( LM), terutama emas
dan perak dari luar negeri.
c. Pada waktu itu LM digunakan sebagai alat pembayaran sehingga
negara/raja yang memiliki LM yang banyak akan kaya, makmur dan kuat.
d. LM tersebut digunakan untuk membiayai armada perang guna memperluas
perdagangan luar negeri dan penyebaran agama.
e. Penggunaan kekuatan armada perang untuk memperluas perdagangan luar
negeri ini diikuti dengan kolonisasi di Amerika Latin, Afrika, dan Asia
terutama dari abad XVI s.d XVIII.
Untuk melaksanakan ide tersebut diatas, merkantilisme menjalankan
kebijakan perdagangan (trade policy) sebagai berikut :
a. Mendorong ekspor sebesar-besarnya, kecuali LM
b. Melarang/membatasi impor dengan ketat, kecuali LM.
Kelebihan dari teori merkantilisme adalah negara akan memperbesar jumlah
ekspor karena negara/raja akan kaya, makmur dan kuat bila ekspor > impor.
Sedangkan kelemahan dari teori merkantilisme yaitu LM yang digunakan
sebagai alat pembayaran akan menyebabkan banyaknya jumlah uang yang
beredar sehingga akan terjadi inflasi dan harga barang impor menjadi
rendah, akhirnya LM berkurang.
81
II. Teori Klasik
A. Absolute Advantage dari Adam Smith
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil
bukan moneter sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure
theory) perdagangan internasional. Murni dalam arti bahwa teori ini
memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai suatu
barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk
menghasilkan barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan
makin tinggi nilai barang tersebut.
Teori absolute advantage Adam Smith yang sederhana menggunakan teori
nilai tenaga kerja, dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut:
Misalnya hanya ada 2 negara, Amerika dan Inggris memiliki faktor
produksi tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni
gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian
Amerika membutuhkan 8 unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di
Inggris setiap unit gandum dan pakaian masing-masing membutuhkan
tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Banyaknya Tenaga Kerja yang Diperlukan untuk Menghasilkan per Unit
Produksi Amerika Inggris
Gandum 8 10
Pakaian 4 2
Dari tabel diatas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam
memproduksi gandum sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit
gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di Inggris sedang di Amerika hanya
8 unit. (10 > 8 ). 1 unit pakaian di Amerika memerlukan 4 unit tenaga kerja
sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan bahwa
82
Amerika memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris
memiliki absolute advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute
advantage karena masing-masing negara dapat menghasilkan satu macam
barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari negara lain.
Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas
antara dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda,
dimana terjadi interaksi ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran
negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu negara yang memiliki
keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi
karena tidak ada keuntungan.
B. Comparative Advantage dari David Ricardo
1. Cost Comparative Advantage ( Labor efficiency )
Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara
akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan
spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana Negara tersebut dapat
berproduksi relative lebih efisien serta mengimpor barang di mana negara
tersebut berproduksi relative kurang/tidak efisien. Berdasarkan contoh
hipotesis dibawah ini maka dapat dikatakan bahwa teori comparative
advantage dari David Ricardo adalah cost comparative advantage.
2. Production Comperative Advantage ( Labor produktifiti)
Suatu Negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional
jika melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang dimana
negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih produktif serta mengimpor
barang dimana negara tersebut berproduksi relatif kurang / tidak produktif
Walaupun Indonesia memiliki keunggulan absolut dibandingkan cina
untuk kedua produk, sebetulnya perdagangan internasional akan tetap
dapat terjadi dan menguntungkan keduanya melalui spesialisasi di masing-
83
masing negara yang memiliki labor productivity.
kelemahan teori klasik Comparative Advantage tidak dapat
menjelaskan mengapa terdapat perbedaan fungsi produksi antara 2 negara.
Sedangkan kelebihannya adalah perdagangan internasional antara dua
negara tetap dapat terjadi walaupun hanya 1 negara yang memiliki
keunggulan absolut asalkan masing-masing dari negara tersebut memiliki
perbedaan dalam cost Comparative Advantage atau production
Comparative Advantage.
III.Teori Modern
A.The Proportional Factors Theory
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva
pertama adalah kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya
produksi yang sama. Dan kurva isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total
kuantitas produk yang sama. Menurut teori ekonomi mikro kurva isocost akan
bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik optimal. Jadi dengan
biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya
minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis teori H-O :
a. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau
proporsi faktor produksi yang dimiliki masing-masing negara
b. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-
masing negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang
dimilkinya.
c. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi
yang relatif banyak dan murah untuk memproduksinya
d. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu
84
karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal
untuk memproduksinya
Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang
dimiliki masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis
akan sama pula sehingga perdagangan internasional tidak akan terjadi.
B. Paradoks leontief
Wassily Leontief seorang pelopor utama dalam analisis input-output matriks,
melalui study empiris yang dilakukannya pada tahun 1953 menemukan fakta,
fakta itu mengenai struktur perdagangan luar negri (ekspor dan impor).
Amerika serikat tahun 1947 yang bertentangan dengan teori H-O sehingga
disebut sebagai paradoks leontief .
Berdasarkan penelitian lebiih lanjut yang dilakukan ahli ekonomi perdagangan
ternyata paradox liontief tersebut dapat terjadi karena empat sebab utama yaitu
a. Intensitas faktor produksi yang berkebalikan
b. Tariff and Non tariff barrier
c. Pebedaan dalam skill dan human capital
d. Perbedaan dalam faktor sumberdaya alam
Kelebihan dari teori ini adalah jika suatu negara memiliki banyak tenaga kerja
terdidik maka ekspornya akan lebih banyak. Sebaliknya jika suatu negara
kurang memiliki tenaga kerja terdidik maka ekspornya akan lebih sedikit.
C. Teori Opportunity Cost
Opportunity Cost digambarkan sebagai production possibility curve ( PPC )
yang menunjukkan kemungkinan kombinasi output yang dihasilkan suatu
Negara dengan sejumlah faktor produksi secara full employment. Dalam hal
ini bentuk PPC akan tergantung pada asusmsi tentang Opportunity Cost yang
digunakan yaitu PPC Constant cost dan PPC increasing cost.
85
D. Offer Curve/Reciprocal Demand (OC/RD)
Teori Offer Curve ini diperkenalkan oleh dua ekonom inggris yaitu Marshall
dan Edgeworth yang menggambarkan sebagai kurva yang menunjukkan
kesediaan suatu Negara untuk menawarkan/menukarkan suatu barang dengan
barang lainnya pada berbagai kemungkinan harga.
Kelebihan dari offer curve yaitu masing-masing Negara akan memperoleh
manfaat dari perdagangan internasional yaitu mencapai tingkat kepuasan yang
lebih tinggi.
Permintaan dan penawaran pada faktor produksi akan menentukan harga
factor produksi tersebut dan dengan pengaruh teknologi akan menentukan
harga suatu produk. Pada akhirnya semua itu akan bermuara kepada penentuan
comparative advantage dan pola perdagangan (trade pattern) suatu negara.
Kualitas sumber daya manusia dan teknologi adalah dua faktor yang
senantiasa diperlukan untuk dapat bersaing di pasar internasional. Teori
perdagangan yang baik untuk diterapkan adalah teori modern yaitu teori Offer
Curve.
Untuk melihat perkembangan neraca perdagangan Indonesia,mahasiswa
diminta untuk mencari data diinternet untuk 5 tahun terakhir dan membahasnya
dalam kelompok yang sudah ditentukan.
Daftar UTS D3
1. Stabis, IV/A2 F2.3 jumlah mhs 29 org ,rabu 7 maret jam 13.00-14.402. Peng ekomakro II/ A2 D2.1 jumlah 60 org, Kamis 8 maret, jam 10.00-
11.403. Peng ekomakro II/K4 D1.4 jumlah mhs 50 org Kamis 8 maret, jam 10.00-
11.40
86
DAFTAR PUSTAKA
Case,karl E. and ray C. fair,2004, Prinsip- Prinsip ekonomi Makro, PT indeks, Jakarta
Lipsey,richard c.et.al,Economics,New York Harper and row Publisher
Mankiw, n. gregory, 1997, Pengantar Ekonomi, Erlangga, Jakarta.
Matitaputty, izaae T, 2004, Groos National Produk & Economic growth: Kasus Indonesia.
Rosyidi, Suherman, 2006, Pengantar Teori Ekonomi, PT Raja grafindo Persada, Jakarta
Rahardja, Prathama dan Mandala Manurung. 2002. Pengantar Ilmu Ekonomi
(Mikroekonomi dan Makroekonomi). Jakarta: FEKON UI.
Sukirno, Sadono. Makroekonomi. Jakarta: Rajawali Pers
Sukirno, Sadono, 2006, Makro Ekonomi, edisi ketiga, PT Raja grafindo Persada, Jakarta.
.U.S.Bureu of economic analisysis, regional economic Information system.
http://hairunisamanda.blogspot.com/2010/12/tugas-teori-ekonomi-makro-
inflasi.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter
http://www.e-dukasi.net/
87
http://organisasi.org/definisi-pengertian-kebijakan-moneter-dan-kebijakan-fiskal-
instrumen-serta-penjelasannya
http://id.shvoong.com/business-management/1999-pengertian-dan-tujuan-
kebijakan-moneter/
http://blogdeta.blogspot.com/2009/04/kebijakan-moneter.html
http://qthab2.blogspot.com/2008/09/kebijakan-moneter.html
http://dhiyatheadventurer.blogspot.com/2011/08/kebijakan-fiskal-pajak-dan-
kebijakan.html
http://tilacoret.blogspot.com/2009/04/keseimbangan-ekonomi.html1
88