bahan ajar baru

30
A. SISTEM PEMBAYARAN Pembayaran dapat diartikan sebagai perpindahan nilai uang antara dua belah pihak (secara sederhana kita memakai istilah pembeli dan penjual), dimana secara bersamaan terjadi perpindahan barang dan jasa. Pada intinya dalam setiap kegiatan ekonomi pasti melibatkan proses pembayaran ini: Arus nilai uang Arus barang dan jasa .Sebagai langkah awal untuk memahami lebih jauh mengenai sistem pembayaran, kita lihat beberapa definisi sistem pembayaran sebagai berikut : 1. CPSS Glossary – March 2003A payment sistem consists of a set of instruments, banking procedures and, typically,interbank funds transfer sistems that ensure the circulation of money. 2. Guitian,1998A payment sistem encompasses a set of instruments and means generally acceptable in making payments; the institutional and organizational framework governing suchpayments (including prudential regulation); and the operating procedures and communications network used to initiate and transmit payment information from payerto payee and to settle payments”. Definisi sistem pembayaran dalam UU No.23/1999 tentang Bank Indonesia, sistem pembayaran adalah “Sistem yang mencakup Pembeli Penjual

Upload: 260890unil

Post on 25-Jun-2015

668 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bahan ajar baru

A. SISTEM PEMBAYARAN

Pembayaran dapat diartikan sebagai perpindahan nilai uang antara dua belah pihak

(secara sederhana kita memakai istilah pembeli dan penjual), dimana secara bersamaan

terjadi perpindahan barang dan jasa. Pada intinya dalam setiap kegiatan ekonomi pasti

melibatkan proses pembayaran ini:

Arus nilai uang

Arus barang dan jasa

.Sebagai langkah awal untuk memahami lebih jauh mengenai sistem pembayaran, kita

lihat beberapa definisi sistem pembayaran sebagai berikut :

1. CPSS Glossary – March 2003“ A payment sistem consists of a set of instruments,

banking procedures and, typically,interbank funds transfer sistems that ensure the

circulation of money”.

2. Guitian,1998“A payment sistem encompasses a set of instruments and means generally

acceptable in making payments; the institutional and organizational framework

governing suchpayments (including prudential regulation); and the operating

procedures and communications network used to initiate and transmit payment

information from payerto payee and to settle payments”.

Definisi sistem pembayaran dalam UU No.23/1999 tentang Bank Indonesia, sistem

pembayaran adalah “Sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme

yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban

yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi”.

Bila berbicara mengenai sistem pembayaran adalah bicara tentang alat pembayaran,

prosedur perbankan sehubungan dengan pembayaran dan juga sistem transfer dana antar

bank yang dipakai dalam proses pembayaran. Jadi kita bisa bicara tentang alat pembayaran

seperti cek, Bilyet Giro, wesel-wesel, electronic funds transfer, kartu ATM, kartu debet,

kartu kredit, dan e-money.

Pembeli Penjual

Page 2: Bahan ajar baru

Komponen – komponen yang membentuk sistem pembayaran adalah

1. Kebijakan

Komponen kebijakan dalam sistem pembayaran memberikan dasar

pengembangan sistem pembayaran di suatu negara. Kebijakan sistem pembayaran

biasanya tercermin dalam berbagai peraturan dan ketentuan. Kebijakan sistem

pembayaran di berbagai negara sangat bervariasi, mengingat masing-masing negara

mempunyai sejarah, karakteristik dan kebutuhan akan sistem pembayaran yang berbeda-

beda. Pada umumnya kebijakan yang berkaitan dengan sistem pembayaran ditetapkan

oleh bank sentral masing-masing negara. Hal ini dikarenakan adanya keterkaitan yang

erat antara kebijakan-kebijakan di bidang sistem pembayaran dengan sistem moneter dan

sistem perbankan.

2. Kelembagaan ( penyelenggara )

Kelembagaan dalam sistem pembayaran meliputi berbagai lembaga yang

secara langsung maupun tidak langsung berperan dalam penyelenggaraan sistem

pembayaran. Secara umum lembaga-lembaga yang terlibat dalam sistem pembayaran

meliputi antara lain bank sentral, bank-bank dan lembaga kliring, pasar modal, penyedia

jasa jaringan komunikasi, penerbit kartu kredit, dll. Masing-masing lembaga tersebut

mempunyai peran dan tanggung jawab yang berbeda dalam sistem pembayaran. Secara

umum peran Bank Sentral dalam Sistem Pembayaran bisa sebagai operator, regulator dan

supervisor. Namun ada juga bank sentral yang hanya berperan sebagai regulator dan

supervisor. Berikut detail bagan kelembagaan sistem pembayaran di Indonesia.

3. Instrumen

Instrumen dalam sistem pembayaran adalah alat pembayaran tunai dan non

tunai yang disepakati pengguna. Berdasarkan instrumennya, sistem pembayaran dibagi

menjadi dua yaitu sistem pembayaran tunai dan non tunai. Sistem pembayaran tunai yaitu

sistem pembayaran yang menggunakan uang kartal ( uang kertas dan uang logam).

Sistem Pembayaran nontunai menggunakan alat pembayaran berupa paper based

maupun card-based. Penggunaan instrument pembayaran non-tunai ini memiliki

karakteristik yang berbeda satu sama lain dimana di dalamnya melekat hak dan kewajiban

keuangan bagi para pelaku yang bertransaksi.

Page 3: Bahan ajar baru

4. Mekanisme Operasional

Dalam sistem pembayaran non-tunai diperlukan suatu mekanisme operasional

untuk melakukan perpindahan dana dari satu pihak ke pihak lainnya. Mekanisme

operasional ini idealnya harus dapat menjamin kelancaran dan keamanan perpindahan

dana, serta kepastian penerimaan dana oleh pihak penerima. Sebagai contoh, mekanisme

operasional yang ada saat ini antara lain adalah kliring, transfer dana via RTGS, dan lain-

lain.

5. Infrastruktur

Infrastruktur meliputi berbagai sarana fisik yang diperlukan untuk memproses

dan melakukan perpindahan dana, standar - standar seperti message format, sistem

jaringan komputer, komunikasi, perangkat keras dan lunak, sistem back-up, disaster

recovery plan dan lain-lain. Keberadaan infrastruktur ini sangat menunjang kelancaran

penyelenggaraan suatu sistem pembayaran. Seiring dengan berkembangnya teknologi

baik di bidang hardware, software dan komunikasi, saat ini tersedia berbagai pilihan

infrastruktur teknis di bidang Sistem Pembayaran yang menawarkan berbagai keunggulan

baik dari segi kecepatan maupun keamanan. Pilihan atas infrastruktur ini tergantung pada

kebutuhan dan kebijakan masing-masing negara dalam pengembangan sistem

pembayaran nasionalnya. Pilihan ini tentunya mempunyai implikasi terhadap investasi

yang harus dikeluarkan, dimana semakin tinggi teknologi yang digunakan diperlukan

investasi yang semakin besar pula.

6. Perangkat Hukum

Perangkat hukum dalam sistem pembayaran mencakup undang-undang, dan

peraturan-peraturan yang terkait dengan sistem pembayaran. Termasuk juga aturan main

berbagai pihak yang terlibat, misalnya antar bank, antar bank dan nasabah, antar bank dan

bank sentral dll. Peranan perangkat hukum ini sangat penting untuk menjamin adanya

aspek legalitas dalam penyelenggaraan Sistem Pembayaran. Ketiadaan perangkat hukum

tertentu dapat menghambat pengembangan suatu sistem pembayaran. Sebagai contoh,

saat ini terdapat kecenderungan penyelenggaraan sistem pembayaran secara elektronis.

Keberadaan sistem ini tentunya memerlukan perangkat hukum yang mengatur bukti

pembayaran elektronis dan file elektronis Jika tidak, maka penyelenggaran sistem

tersebut bisa menjadi kurang efektif.

Page 4: Bahan ajar baru

PERAN SISTEM PEMBAYARAN

Efektivitas dan kelancaran perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh

kelancaran mekanisme dalam sistem pembayaran yang dimilikinya. Perkembangan

teknologi di satu sisi diakui telah memberikan alternatif alat pembayaran non-tunai dan

mekanisme perpindahan dana yang cukup efisien bagi para pelaku ekonomi, namun di sisi

lain terdapat risiko-risiko seperti risiko kredit, risiko likuiditas, risiko operasional dan lain-

lain yang perlu dikelola dengan baik. Jika risiko-risiko tersebut tidak dikelola dengan baik,

maka dapat memberikan dampak yang cukup serius bagi perekonomian suata negara.

Mengingat pentingnya keberadaan suatu sistem pembayaran yang efisien, aman dan handal

bagi suatu perekenomian, maka sejak awal tahun 1990-an issue mengenai sistem

pembayaran ini telah mulai menjadi perhatian serius bank-bank sentral karena mempunyai

keterkaitan yang sangat erat dengan efektivitas tugas pokok bank sentral lainnya dalam

bidang moneter dan perbankan. Saat ini hampir semua bank sentral menempatkan sistem

pembayaran sebagai salah satu bidang dalam tugas pokoknya. Sheppard (1996)

menyebutkan pentingnya sistem pembayaran bagi perekonomian,sebagai berikut :

1. Elemen penting dalam infrastruktur keuangan untuk mendukung terciptanya stabilitas

sistem keuangan

2. Sebagai saluran utama transmisi kebijakan moneter untuk mendukung kebijakan

pengendalian moneter yang lebih efektif dan efisien

3. Untuk mendorong efisiensi perekonomian nasional.

Secara umum sistem pembayaran diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi

nasional. Tugas terebut diejawantahkan oleh Bank Indonesia dengan memfasilitasi alokasi

perpindahan dana secara efisien, aman dan cepat. Kemudian mendukung efisiensi dan

efektivitas fungsi intermediasi lembaga keuangan. Terakhir adalah mendorong mobilitas

aliran dana secara lebih cepat melalui layanan sistem pembayaran yang lebih beragam

Bagi perekonomian nasional diharapkan meningkatkan aktivitas ekonomi melalui

kondisi lingkungan bisnis yang lebih kondusif serta meningkatkan daya saing dan image

nasional sehingga mendorong investor asing masuk ke Indonesia

Page 5: Bahan ajar baru

Secara umum peran bank sentral dalam sistem pembayaran dibagi menjadi 3 yaitu

operator, regulator dan pengguna. Dari ketiga peran tersebut tujuan utamanya adalah untuk

meningkatkan keamanan dan efisiensi sistem pembayaran.

1. Sebagai operator, bank sentral di sejumlah negara berperan aktif sebagai

penyelenggara/peserta sistem pembayaran, khususnya dalam operasi sistem pembayaran

bernilai besar. Bank Indonesia sendiri menjadi penyelenggara sistem pembayaran

bernilai besar (Sistem BI-RTGS) dan sistem pembayaran retail (SKNBI). Selain itu Bank

Indonesia juga menjadi penata usaha rekening seluruh peserta (Bank dan Pemerintah).

Sementara itu dalam perannya sebagai regulator, Bank Indonesia melakukan kegiatan

oversight, fasilitator/katalisator dan development coordinator. Di bidang oversight, Bank

Indonesia senantiasa memastikan proses sistem pembayaran berlangsung secara tepat

waktu. Selin itu juga terlibat dalam penetapan prinsip-prinsip yang mengatur mekanisme

operasional suatu sistem pembayaran, meliputi membership criteria, guarantees or

arrangements – by laws serta menyiapkan guidelines bagi bank-bank dalam risk

management –nya.

2. Sebagai fasilitator atau katalisator, Bank Indonesia concern terhadap upaya penciptaan

industri sistem pembayaran untuk lebih efisien . Oleh karena itu saat ini sedang industri

tersebut sedang didorong agar dapat saling interoperability antar penyelenggara serta

mendorong terbentuknya self regulating organization. Fungsi lainnya yaitu sebagai

development coordinator yang menetapkan arah pengembangan sistem pembayaran

secara nasional, blue print, dan mengatur struktur dan operasi sistem pembayaran secara

keseluruhan untuk menjamin keamanan dan kehandalannya.

3. Bank Sentral sebagai user (pengguna). Bank Indonesia sebagai penata usaha rekening

pemerintah secara otomatis menjadi peserta sistem pembayaran untuk menjalankan

instruksi transfer dana dari Pemerintah.

Dalam Undang-Undang yang lama No.13 tahun 1968 tentang Bank Sentral tugas Bank

Indonesia di bidang sistem pembayaran belum dinyatakan secara eksplisit.Namun dengan

adanya Undang-Undang yang baru No.23 tahun 1999 tetang Bank Indonesia dinyatakan

secara tegas, bahwa salah tugas Bank Indonesia dalam rangka mencapai dan memelihara

kestabilan nilai rupiah adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,

Page 6: Bahan ajar baru

disamping dua tugas pokok lainnya yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

serta mengatur dan mengawasi bank.

Dalam penjelasan pasal 8 UU No.23 tersebut dijelaskan bahwa pelaksanaan ketiga tugas

pokok Bank Indonesia ini mempunyai keterkaitan dalam mencapai tujuan Bank Indonesia

untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tugas menetapkan dan

melaksanakan kebijakan moneter dilakukan Bank Indonesia antara lain melalui

pengendalian jumlah uang beredar dan suku bunga. Efektivitas pelaksanaan tugas ini

memerlukan dukungan sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan andal yang

merupakan sasaran dari pelaksanaan tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem

pembayaran. Sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan andal memerlukan sistem

perbankan yang sehat yang merupakan sasaran dari pelaksanaan tugas mengatur dan

mengawasi bank. Selanjutnya, sistem perbankan yang sehat akan mendukung pengendalian

moneter mengingat pelaksanaan kebijakan moneter terutama dilakukan melalui sistem

perbankan.

B. PERAN BANK INDONESIA DALAM SISTEM PEMBAYARAN

Secara umum peran bank sentral dalam sistem pembayaran dibagi menjadi 3 yaitu

operator, regulator dan pengguna. Dari ketiga peran tersebut tujuan utamanya adalah untuk

meningkatkan keamanan dan efisiensi sistem pembayaran.

4. Sebagai operator, bank sentral di sejumlah negara berperan aktif sebagai

penyelenggara/peserta sistem pembayaran, khususnya dalam operasi sistem pembayaran

bernilai besar. Bank Indonesia sendiri menjadi penyelenggara sistem pembayaran

bernilai besar (Sistem BI-RTGS) dan sistem pembayaran retail (SKNBI). Selain itu Bank

Indonesia juga menjadi penata usaha rekening seluruh peserta (Bank dan Pemerintah).

Sementara itu dalam perannya sebagai regulator, Bank Indonesia melakukan kegiatan

oversight, fasilitator/katalisator dan development coordinator. Di bidang oversight, Bank

Indonesia senantiasa memastikan proses sistem pembayaran berlangsung secara tepat

waktu. Selin itu juga terlibat dalam penetapan prinsip-prinsip yang mengatur mekanisme

operasional suatu sistem pembayaran, meliputi membership criteria, guarantees or

arrangements – by laws serta menyiapkan guidelines bagi bank-bank dalam risk

management –nya.

Page 7: Bahan ajar baru

5. Sebagai fasilitator atau katalisator, Bank Indonesia concern terhadap upaya penciptaan

industri sistem pembayaran untuk lebih efisien . Oleh karena itu saat ini sedang industri

tersebut sedang didorong agar dapat saling interoperability antar penyelenggara serta

mendorong terbentuknya self regulating organization. Fungsi lainnya yaitu sebagai

development coordinator yang menetapkan arah pengembangan sistem pembayaran

secara nasional, blue print, dan mengatur struktur dan operasi sistem pembayaran secara

keseluruhan untuk menjamin keamanan dan kehandalannya.

6. Bank Sentral sebagai user (pengguna). Bank Indonesia sebagai penata usaha rekening

pemerintah secara otomatis menjadi peserta sistem pembayaran untuk menjalankan

instruksi transfer dana dari Pemerintah.

Dalam Undang-Undang yang lama No.13 tahun 1968 tentang Bank Sentral tugas Bank

Indonesia di bidang sistem pembayaran belum dinyatakan secara eksplisit.Namun dengan

adanya Undang-Undang yang baru No.23 tahun 1999 tetang Bank Indonesia dinyatakan

secara tegas, bahwa salah tugas Bank Indonesia dalam rangka mencapai dan memelihara

kestabilan nilai rupiah adalah mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,

disamping dua tugas pokok lainnya yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter

serta mengatur dan mengawasi bank.

Dalam penjelasan pasal 8 UU No.23 tersebut dijelaskan bahwa pelaksanaan ketiga tugas

pokok Bank Indonesia ini mempunyai keterkaitan dalam mencapai tujuan Bank Indonesia

untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tugas menetapkan dan

melaksanakan kebijakan moneter dilakukan Bank Indonesia antara lain melalui

pengendalian jumlah uang beredar dan suku bunga. Efektivitas pelaksanaan tugas ini

memerlukan dukungan sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan andal yang

merupakan sasaran dari pelaksanaan tugas mengatur dan menjaga kelancaran sistem

pembayaran. Sistem pembayaran yang efisien, cepat, aman dan andal memerlukan sistem

perbankan yang sehat yang merupakan sasaran dari pelaksanaan tugas mengatur dan

mengawasi bank. Selanjutnya, sistem perbankan yang sehat akan mendukung pengendalian

moneter mengingat pelaksanaan kebijakan moneter terutama dilakukan melalui sistem

perbankan.

Page 8: Bahan ajar baru

C. Penyelanggaran sistem pembayaran nontunai oleh bank Indonesia

1. Transaksi pembayaran nontunai dengan nilai yang besar diselenggarakan bank Indonesia

melaui sistem BI-RTGS (Real Time Gross Settlemen) dan sistem kliring

2. Bank Indonesia real time gross settlement (BI-RTGS) adalah sistem transfer dana

elektronik yang setiap transaksinya diselesaikan dalam waktu seketika. Sejak

dioperasikan oleh bank Indonesia pada tanggal 17 nopember 2000, BI-RTGS berpera

peting dalam pemprosesan aktifitas transaksi pemebayaran, khususnya untuk memproses

transaksi pembayaran yang termasuk high value payment sistem (HVPS) atau transaksi

bernilai besar yaitu transaksi Rp 100 juta keatas dan bersifat segera (urgent)

3. Manfaat sistem BI-RTGS antara lain sebagai berikut

a. Mengingkatkan kepastian penyelesaian akhir (settlement finality) setiap transaksi

pembayaran, yang berarti mengurangi resiko penyelesaian akhir (minizing settlement

risk)

b. Menjadi sarana transfer dana antar bank yang praktis, cepat, efisien, aman, dan

handal

c. Meningkatkan efektifitas pengelolaan dana (management fund) baik bagi peserta

maupun pihak otoritas moneter dan perbankan

d. Menjadi informasi pendukung dalam menjalankan kegiatan operasi moneter dan

early warning sistem pengawasan bank.

e. Menjadi sarana penyelesaikan akhir bagi transaksi pembayaran ritel, meliputi

pembukuan hasil kliring yang diselenggarakan oleh BI (SKNBI) dan hasil kliring

ATM/kartu debet/kartu kredit.

f. Menjadi sarana pelimpahan penyelesaikan akhir transaksi serah dana dari

perdagangan sekuritas, transaksi perdagangan valas antar bank, settlement dana dari

operasi moneter/operasi pasar terbuka (OPT), transaksi pembayaran pemerintah, dan

transaksi surat berharga

4. Fungsi Bank Indonesia sebagai otoritas sistem pembayaran termasuk berperan sebagai

pembuat ketentuan (regulator) dan pengawas (overseer) BI-RTGS. Dalam menjalan

sebagai regulator, BI menetepkan landasan hokum yang kuat untuk penerapan sistem BI-

RTGS dan menentukan peran dan tanggung jawab penyelanggara dan peserta sistem BI-

RTGS. Dalam menjalan peran sebagai pengawas overseer BI menastikan bahwa

Page 9: Bahan ajar baru

penyelanggaraan BI-RTGS memenuhi prinsip core priciples for Sistematically important

payment sistem (CP-SIPS) dari bank for international settlement seperti yang diatur

dalam peratuaran sistem BI-RTGS untuk mendukung stabilitas sistem keuangan dengan

memperhatikan prinsip perlindungan konsumen. Fungsi pengawasan dilakukan melalui

pembuatan ketentuan, pertemuan konsultasi dengan penyelenggara, monitoring dan

assessment.

5. Dalam menjalankan peran sebagai penyelenggara (operator) sistem BI-RTGS, bank

indonesai memiliki tanggung jawab antara lain sebagai berikut

a. Menyenggarakan BI-RTGS dengan menerapkan prinsip efisien, cepat, aman, dan

handal

b. Memberikan penjelasan kepada peserta mengenai resiko finansial sehubungan

keikutseraannya dalam sistem BI-RTGS dan peserta harus mengelola resiko tersebut

c. Memastikan kepatuhan peserta terhadap ketentuan yang telah ditetapkan, termasuk

menerima laporan internal audit terkait penyelenggaraan BI-RTGS oleh peserta

6. Dalam penyelenggaran sistem BI-RTGS, penyelenggara menyedian infrastruktur dan

pelayanan kepada peserta meliputi hal-hal berikut:

a. Infrastruktur dan fasilitas sistem penyelenggaraan sistem BI-RTGS, antara lain

perangkat keras aplikasi RCC (software), jaringan komunikasi data (leased line),

fasilitas dial up, dan fasilitas pendukung lainnya

b. Help-desk untuk membantu peserta dalam menghadapi kesulitan operasional.

c. Memberi pelatihan kepada peserta.

d. Memiliki prosedur penanganan kondisi gangguan atau darurat (disaster recovery

plan-DRP dan bussines continuity plan-BCP) dan melakukan uji coba secara berkala

dengan melibatkan peserta .

e. Mengadakan pertemuan rutin dengan kelompok pengguna (user group)

D. Pengertian Uang

Apa itu uang? Pasti kalian sangat tidak asing dengan uang. Semakin maju peradaban

manusia kebutuhan manusia semakin banyak dan tidak tebatas, tetapi manusia tidak dapat

memenuhi kebutuhannya sendiri. Pada zaman dahulu manusia memenuhi kebutuhannya

dengan usahanya sendiri, seperti saat lapar manusia akan berburu dan mencari buah-buahan

Page 10: Bahan ajar baru

untuk dikonsumsi sendiri dan membuat pakaian dari bahan-bahan yang ada di sekitarnya.

Tetapi seiring perkembangan zaman dan kebutuhan manusia samakin bermacam-macam

membuat manusia sulit memenuhi kebutuhannya. Kemudian untuk memenuhi kebutuhanya

yang tidak dapat dipenuhi sendiri, maka mereka mencari orang lain untuk melakukan

pertukaran barang, tetapi cara ini memerlukan syarat orang tersebut mau menukar barang

yang dimiliki. Pertukaran barang itu disebut Barter. Namun cara barter memiliki

kekurangan dimana orang-orang yang membutuhkan sesuatu harus menemukan orang yang

mau untuk melakukan barter.

Pertukaran secara barter memiliki kekurangan seperti sulit menemukan barang yang

sesuai kebutuhan, sulit menentukan nilai tukar barang dan sulit menyimpan barang yang

akan ditukarkan, maka manusia memikirkan suatu barang yang dapat digunakan sebagai

perantara dalam pertukaran. Barang-barang yang dianggap indah dan bernilai seperti kerang,

intan, mutiara pernah dijadikan sebagai alat tukar sebelum manusia mengenal uang. Namun

barang-barang tersebut memiliki kelemahan diantaranya belum mempunyai pecahan dan

tidak tahan lama. Sehubungan dengan hal tersebut, orang berusaha memikirkan barang yang

lebih cocok dan lebih baik sebagai barang perantara. Akhirnya, orang banyak menggunakan

logam seperti 2 Teori Organisasi Umum 2 emas dan perak karena barang-barang tersebut

disukai masyarakat dan dapat dibentuk menjadi uang. Jadi, uang adalah suatu benda yang

dengan mudah dan umum diterima oleh masyarakat untuk pembelian barang dan jasa,

barang berharga lainnya dan pembayaran utang

E. Fungsi Uang

Kegunaan uang tercermin dalam fungsi-fungsi uang. .ungsi uang dibagi menjadi fungsi

asli dan fungsi turunan.

a. Fungsi Asli

Fungsi asli disebut juga fungsi primer uang. Berdasarkan fungsi asli ini uang

berperan sebagai alat tukar dan alat satuan hitung.

1) Alat Tukar (Medium of Exchange)

Uang dapat digunakan sebagai alat untuk mempermudah pertukaran. Agar uang

dapat berfungsi dengan baik, diperlukan kepercayaan masyarakat yang bersedia

untuk menerimanya. Sebagai alat tukar, uang memungkinkan seluruh transaksi

dapat dilakukan dengan mudah.

Page 11: Bahan ajar baru

2) Sebagai Alat Satuan Hitung (Unit of Count)

Satuan hitung diperlukan untuk menentukan harga suatu barang. Dengan

demikian, orang dapat melihat besarnya uang yang harus dibayarkan guna

memperoleh suatu barang atau jasa. Dengan adanya satuan hitung ini kita pun

dapat melakukan perbandingan harga suatu barang terhadap barang yang lain.

b. Fungsi Turunan

Berdasarkan fungsi turunan, uang memiliki fungsi sebagai berikut.

1) Alat Pembayaran yang Sah

Kebutuhan manusia akan barang dan jasa yang semakin bertambah dan beragam

tidak dapat dipenuhi melalui cara tukar menukar atau barter. Guna mempermudah

dalam mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan, manusia memerlukan alat

pembayaran yang dapat diterima semua orang, yaitu uang.

2) Alat Penimbun Kekayaan

Sebagian orang biasanya tidak menghabiskan semua uang yang dimilikinya untuk

keperluan konsumsi. Ada sebagian uang yang disisihkan dan ditabung untuk

keperluan di masa datang.

3) Alat Pemindah Kekayaan

Seseorang yang hendak pindah dari suatu tempat ke tempat lain dapat memindahkan

kekayaannya yang berupa tanah dan bangunan rumah ke dalam bentuk uang dengan

cara menjualnya. Di tempat yang baru dia dapat membeli rumah yang baru dengan

menggunakan uang hasil penjualan rumah yang lama.

4) Standar Pencicilan Utang

Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa yang akan datang.

5) Alat pendorong Kegiatan Ekonomi

Apabila nilai uang stabil orang lebih bergairah dalam melakukan investasi.

Dengan adanya kegiatan investasi kegiatan ekonomi akan semakin meningkat.

F. Jenis Uang

Jenis-jenis uang yang dapat dilihat dari berbagai sisi adalah sebagai berikut (Kasmir, 2004,

hal 18-20) :

1. Berdasarkan bahan

Jika dilihat dari bahan untuk membuat uang maka jenis uang terdiri dari 2 macam yaitu :

a. Uang logam,merupakan uang dalam bentuk koin yang terbuat dari logam,baik dari

almunium, kupronikel, bronze,emas. Perak,atau perunggu dan bahan lainnya. Biasanya

Page 12: Bahan ajar baru

uang yang terbuat dari logam dengan nominal yang kecil. Di Indonesia uang logam

terdiri dari pecahanRp 50, Rp 100, Rp 500, Rp 1.000

b. Uang kertas, merupakan uang yang bahannya terbuat dari kertas atau bahan lainnya.

Uang dari bahan kertas biasanya dalam nominal yang besar sehingga mudah dibawa

untuk keperluan sehari-hari. Uang jenis ini terbuat dari kertas yang berkualitas tinggi,

yaitu tahan terhadap air, tidak mudah robek atau luntur. Pecahan uang kertas di

Indonesia adalah dimulai dari Rp 1.000, Rp 5.000, Rp10.000, Rp 20.000, Rp 50.000, Rp

100.000.

2. Berdasarkan nilai

Jenis uang ini dilihat dari nilai yang terkandung pada uang tersebut, apakah nilai

intrinsiknya (bahan uang) atau nilai nominalnya (nilai yang tertera dalam uang tersebut).

Uang jenis ini terbagi ke dalam dua jenis, yaitu :

a. Bernilai penuh (full bodied money)

merupakan uang yang nilai intrinsiknya sama dengan nilai nominalnya, sebagai

contoh, uang logam dimana nilai bahan untukmembuat uang tersebut sama dengan

nominal yang tertulis di uang.

b. Tidak bernilai penuh (representatif full bodied money)

Merupakan uang yang nilai intrinsiknya lebih kecil dari nilai nominalnya. Sebagai

contoh uang yang terbuat dari kertas. Uang jenis ini sering disebut uang bertanda.

Kadangkala nilai intrinsiknya jauh lebih rendah dari nilai nominal yang terkandung di

dalamnya.

3. Berdasarkan lembaga

Berdasarkan lembaga maksudnya adalah badan atau lembaga yang menerbitkanatau

mengeluarkan uang. Jenis uang yang diterbitkanberdasarkan lembaga terdiri dari :

a. Uang kartal

merupakan uang yang diterbitkan oleh Bank Sentral baik uang logam maupun uang

kertas.

b. Uang giral

Merupakan uang yang diterbitkan oleh bank umum seperti cek, bilyet giro, traveler

cheque dan credit card.

Page 13: Bahan ajar baru

4. Berdasarkan kawasan

Uang jenis ini dilihat dari daerah atau wilayah berlakunya suatu uang. Artinya bisa saja

suatu jenis mata uang hanya berlaku dalamsatu wilayah tertentu dan tidak berlaku di

daerah lainnya atau berlaku di seluruh wilayah. Jenis uang berdasarkan kawasan adalah :

a. Uang lokal

Merupakan uang yang berlaku di suatu negara tertentu, seperti rupiah hanya berlaku di

Indonesia atau ringgit hanya berlaku di Malaysia.

b. Uang regional

Merupakan uang yang berlaku di kawasan tertentu yang lebih luas dari uang local

seperti untuk kawasan benua Eropa berlaku mata uang tunggal eropa yaitu EURO.

c. Uang Internasional

Merupakan uang yang berlaku anta negara seperti US Dollar dan menjadi standar

pembayaran internasional.

G. Syarat Uang dan Unsur Pengaman Rupiah

Agar uang dapat diberlakukan sebagai alat tukar dalam perekonomian, uang harus

memenuhi syarat psikologis dan teknis. Syarat psikologis, yaitu uang harus dapat

memuaskan keinginan orang yang memilikinya. Adapun syarat teknis uang sebagai berikut:

a. Tahan lama, artinya tidak mudah rusak (durability).

b. Nilainya tetap, artinya nilai sekarang sama dengan masa yang akan datang

sehingga masyarakat percaya bahwa menyimpan uang tidak akan rugi (stability of

value).

c. Mudah dibawa ke mana-mana, artinya jika melakukan transaksi dalam jumlah

yang besar, pemilik uang tidak mengalami kesulitan dalam pembayaran

(portability).

d. Mudah dibagi, artinya dalam melakukan transaksi sekecil apa pun, uang

mempunyai pecahan dan nilainya tidak berkurang (divisibility).

e. Adanya kelangsungan pemakaian (kontinuitas).

f. Disenangi umum (acceptability).

H. Unsur Pengaman pada Uang Kertas Rupiah

Unsur pengaman pada uang kertas meliputi bahan uang dan teknik cetak. Pemilihan

unsur pengaman merupakan suatu aspek yang penting agar uang sulit dipalsukan. Perlu

Page 14: Bahan ajar baru

disadari bahwa sulitnya uang untuk dipalsukan tidak semata-mata tergantung pada unsur

pengaman, tetapi juga dipengaruhi oleh gambar disain, warna maupun teknik cetak.

Unsur pengaman pada uang kertas Rupiah dapat dibedakan berdasarkan unsur

pengaman yang terbuka dan tidak terbuka. Kebanyakan unsur pengaman adalah yang

terbuka dan dapat dilihat

dengan mudah oleh masyarakat. Pendeteksian unsur pengaman tersebut dapat

dilakukan dengan mata telanjang (kasat mata), perabaan tangan (kasat raba), maupun

dengan menggunakan peralatan sederhana seperti kaca pembesar dan ultra violet.

Pendeteksian unsur pengaman yang tidak terbuka hanya dapat dilakukan dengan suatu

Petugas dari Bank Indonesia dengan menggunakan alat ultra violet menunjukan cara memastikan keaslian uang

Page 15: Bahan ajar baru

Ciri - Ciri Uang Logam Rupiah Indonesia Pecahan Rp 1000 Tahun Emisi 1993

BahanLingkaran luar : Cupro NickelLingkaran dalam : Aluminium BronzeBerat : 8,60 grDiameterLingkaran luar : 26,00 mmLingkaran dalam : 18,00 mmTebal : 2,40 mmWarna : Kuning dan putihTanggal penerbitan : 8 Maret 1993

mesin yang memiliki sensor tertentu yang memiliki tingkat kepastian dan kecepatan yang

cukup tinggi untuk mengetahui unsur pengaman tersebut.

Dalam melakukan pemilihan unsur pengaman uang kertas, pada umumnya

mempertimbangkan 2 hal utama yaitu:

a. Semakin besar nominal pecahan diperlukan unsure pengaman yang lebih baik,

kompleks, dan canggih.

b. Unsur pengaman yang dipilih didasarkan pada hasil penelitian dan mempertimbangkan

perkembangan teknologi.

I. Karakteristik Uang Logam Rupiah

Beberapa karakteristik tertentu yang perlu diperhatikan dalam uang logam Rupiah antara lain:a. Setiap pecahan uang logam mudah dikenali baik secara kasat mata dan kasat raba.

b. Uang logam menggunakan bahan yang tahan lama dan tidak mengandung zat yang

membahayakan.

c. Uang logam yang dikeluarkan dalam ukuran yang sesuai, tidak terlalu besar atau tidak

terlalu berat.

d. Uang logam Rupiah berbentuk bulat, dengan bagian samping bergerigi atau tidak bergerigi.

Page 16: Bahan ajar baru

Meskipun tampak praktis, namun penggunakan uang kartal ternyata banyak kendala

dan kurang efisien, seperti besarnya biaya pembuatan dan pengelolaan uang kartal,

memiliki resiko yang besar karena pencurian dan perampokan, memerlukan banyak waktu

pada saat melakukan transaksi, belum lagi maraknya kejahatan uang palsu .

Ketidak-nyamanan dan inefisien memakai uang kartal, Bank Indonesia berinisiatif dan

akan terus mendorong untuk membangun masyarakat yang terbiasa memakai alat

pembayaran nontunai atau Less Cash Society (LCS). Less Cash Society adalah masyarakat

yang lebih banyak menggunakan uang non tunai, seperti cek, giro, bilyet, kartu debet, dan

kartu kredit.

Pengelolaan uang oleh Bank Indonesia

Pengelolaan rupiah adalah suatu kegiatan yang mencakup perencanaan pencetakan,

pengeluaran, pengedaran, pencabutan, dan penarikan serta penusnahan uang rupiah yang

dilakkukan secara efektif, efisien, transparan, dan akutable. Berdasarkan pengertian tersebut

terdapat 6 tahap pengelolaan rupiah yaitu:

1. Perencanaan

Kegiatan menetapkan besarnya dan jenis pecahan yang akan dicetak berdasar perkiraan

kebutuhan uang rupiah

2. Pencetakan

Pencetakan dilakukan oleh BUMN yang ditunjuk oleh Bank Indonesia

3. Pengeluaran

Bank Indonesia menetapkan tanggal, bulan, dan tahun mulai berlakunya uang rupiah

yang dikeluarkan sebagai alat pembayaran yang sah diwilayah NKRI

4. Pengedaran

Bank Indonesia menentukan nomor seri uang kertas

5. Pencabutan dan Penarikan

Kegiatan menetapkan uang rupiah tidak berlaku sebagai alat pembayaran yang sah di

wilayah NKRI

6. Pemusnahan

kegiatan meracik, melebur, atau cara lain memusnahkan uang rupiah sehingga tidak

menyerupai uang rupiah

Page 17: Bahan ajar baru

J. Jenis-jenis Pembayaran NonTunai

Alat pembayaran nontunai memerlukan satu atau lebih bank untuk melakukan transaksi.

Pembayaran nontunai tidak dapat tercapai hanya dengan bertukar alat pembayaran antara

pembayar dan penerima pembayaran, tetapi perlu ada transfer pembayaran.

1. Transaksi pembayaran nontunai memiliki dua arus proses yaitu aliran instrumen fisik

dan aliran dana. Kedua arus dapat berbeda dalam waktu dan arah. Berdasarkan aliran

pembayaran. Alat-alat pembayaran tersebut dapat dikelompokan alat pembayaran untuk

kredit transfer dan alat pembayaran untuk debit transfer.

2. Kredit transfer adalah pemerintah penempatan dana dari pengirim ke penerima melalui

jalur transfer dana dari bank pengirim ke bank penerima dan dimungkinkan melalui

bank lain sebagai intermediary.

3. Debit transfer adalah sistem transfer dana dimana pemerintah debit transfer dibuat atau

diotorisasi oleh pihak yang memiliki dana. Dia akan melakukan pengiriman dana

(poyer) tersebut kepada pihik yang akan menerima dana untuk kemudian dicairkan di

bank payee. Selanjutnya di bank payee mengkliring perintah transfer debit tersebut di

lembaga kliring (saat ini BI) untuk menagihkan dana payee

4. Alat pembayaran nontunai meliputi:

Alat pembayaran berbasis kertas ( paper based payment)

Contoh : cek dan bilyet giro

Alat pembayaran berbasis kartu (card based payment)

Digunakan dalam pembayaran oleh konsumen

Contoh: kartu ATM, kartu kredit, dan kartu debit

Alat pembayaran nontunai berbasis elektronik (eloctronic payment)

Contoh: transfer via Real Time Gross Settlement sistems dan sistem kliring nasional

Bank Indonesia server based e money

Teknologi pembayaran elektronik adalah suatu transaksi antara penjual dengan

pembeli produk atau barang yang dilakukan melalui media elektronik (yang biasa disebut

E-Payment). Dengan semakin berkembangnya zaman yang dengan meningkatnya

teknologi yang semakin canggih serta pihak penjual atau perusahaan yang berusaha

memberikan pelayanan yang prima kepada konsumen dengan memberikan kemudahan

Page 18: Bahan ajar baru

dalam bertransaksi tanpa bertemu langsung (face to face). Ada beberapa jenis sistem

pembayaran elektronik :

a. Pembayaran menggunakan Kartu Kredit

Kartu kredit tidak hanya digunakan dalam transaksi face to face saja tetapi sekarang

sudah dapat digunakan dalam melakukan transaksi melalui internet. Kartu kredit

adalah sebuah kartu yang dapat diperoleh dari bank dan dapat digunakan oleh

pengguna untuk membeli barang-barang serta pelayanan tertentu secara hutang.

Kartu kredit sudah digunakan sebagai sistem pembayaran yang memudahkan dalam

bertransaksi karena sebagian besar bisnis online telah menggunakan sistem

pembayaran dengan kartu kredit. Dengan sistem pembayaran kartu kredit, pelanggan

tidak perlu repot untuk pergi ke bank, mengantri untuk mengirim uang atau pun ke

mesin ATM untuk melakukan transfer, tetapi pelanggan dapat langsung melakukan

pembayaran secara online dengan kartu kredit.

Kartu Kredit memungkinkan pelanggan untuk menunda tagihan mereka, namun akan

menambah denda yang harus mereka bayar nantinya.

Contohnya : Jika transaksi atau pembelian barang dengan kartu kredit terjadi sebelum

tanggal 31 Januari dan sebelum Februari maka tidak dikenakan bunga.

b. Pembayaran menggunakan Smart Card

Smart card merupakan sebuah kartu yang memiliki perangkat chip kecil yang tertanam

di dalamnya. Smart card harus dimasukkan ke smart card reader dengan koneksi

langsung ke komputer. Pemindahan perintah, data, dan status kartu menggunakan

kontak fisik ini Smart card secara sederhana merupakan sebuah kartu plastik yang

pada umumnya seukuran kartu kredit, dan mempunyai microchip di dalamnya.

Microchip tersebut dapat berupa microprocessor yang dilengkapi dengan internal

memory, atau hanya berupa microchip memory saja, sehingga dapat diprogram untuk

menjalankan program atau menyimpan informasi.

Contohnya : Sistem pembelian tiket bioskop yang sebelumnya melakukan proses

transaksi dengan cara manual, yaitu membarikan uang ke petugas kasir secara

langsung membutuhkan waktu yang lebih lama sehingga menimbulkan antrian. Untuk

menghindari hal tersebut maka diperlukan sistem pembayaran yang proses

transaksinya bisa dilakukan tanpa harus menggunakan uang tunai, untuk

Page 19: Bahan ajar baru

memperlancar proses transaksi serta pemilihan bangku secara online yaitu dengan

menggunakan smart card.

c. Pembayaran dengan Electronic Cash

E-cash merupakan salah satu dari “electronic payment” yang sekarang ini sangat

banyak digunakan. E-cash merupakan gambaran dari simbol electronik yang memiliki

nilai (bit dan byte) seringkali digunakan dalam transaksi barang dan jasa. E-cash

dipublikasikan oleh institusi legal, perusahaan dan organisasi. E-cash biasanya

memiliki keterbatasan penerimaan (bergantung seberapa besar publisher market-nya).

Uang elektronik memiliki nilai tersimpan (stored-value) atau prabayar (prepaid)

dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu media elektronik yang dimiliki

seseorang. Nilai uang dalam E-cash akan berkurang pada saat konsumen

menggunakannya untuk pembayaran. E-cash dapat digunakan untuk berbagai macam

jenis pembayaran (multi purpose) dan berbeda dengan instrumen single purpose

seperti kartu telepon.

E-cash yaitu sistem pembayaran yang mengandung tanda tangan digital dan di pasang

kunci untuk menjaga keamanan proses pembayaran.

Contoh e-cash adalah ecash.com, cybercash.com, dan lain-lain.

d. Pembayaran dengan E-wallet

Adalah mata uang digital dan hanya bisa dicairkan melalui rekening bank atau ATM.

E-Wallet merupakan dompet elektronik yang kini mulai banyak dirasakan manfaatnya

oleh pengguna. E-Wallet ini mendukung penggunanya untuk melakukan transaksi

melalui rekening bank.

Sehingga, yang dibayarkan bukanlah berupa uang tunai, tetapi menyerupai

pembayaran seperti halnya kartu kredit. Bank yang mendukung sistem E-Wallet ini

harus telah mendukung sistem online dalam transaksi yang akan dijalankan oleh

pembeli dan penjual.

Pembayaran dilakukan dengan menyimpan nomor kartu kredit anda ke hardisk dalam

kondisi terenkripsi dengan aman. Pembelian dilakukan pada situs web yang

mendukung e-wallet tersebut. Pada saat tombol “pay” ditekan maka proses

pembayaran melalui kartu kredit akan dilakukan transaksinya secara aman oleh server

perusahaan e-wallet.

Page 20: Bahan ajar baru

contohnya : Pembayaran transaksi pada toko online. Pembayaran dengan cara ini

memudahkan dalam pembelian antar negara, karena tidak smua bank dapat

mentransfer uang secara langsung dari satu bank ke bank lainnya.

e. Pembayaran dengan Micropayment

adalah salah satu alternatif pembayaran elektronik dengan pembayaran melalui

internet ataupun media lain, dilakukan untuk jumlah uang yang relatif kecil dan

intensitas transaksi yang tinggi.