bahan ajar - akuntansi anggaran

Upload: andrya-catur-putra

Post on 17-Oct-2015

120 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

  • BAB I

    AKUNTANSI ANGGARAN

    Oleh : Sri Mulyani, FEB, UNPAD

    Arti Penting Anggaran Bagi Pemerintah

    Anggaran merupakan urat nadi bagi instansi pemerintahan. Anggaran menggambarkan rencana

    pemerintah dalam mengelola uang rakyat, yang meliputi rencana perolehan dan pengeluarannya.

    Lebih jauh lagi Mardiasmo (2002;62) menjelaskan bahwa anggaran merupakan blue print

    keberadaan suatu Negara dan merupakan arahan di masa yang akan datang. Tingkat

    kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh keputusan pemerintah melalui anggaran yang mereka

    buat.

    Anggaran dapat dikatakan sebagai media komunikasi antara agent dalam hal ini pemerintah dan

    principal yaitu rakyat, dan merupakan instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik.

    Dengan demikian peran anggaran bagi pemerintah sangat penting. Anggaran harus dilaksanakan

    dan dipertanggungjawabkan oleh pemerintah kepada pemberi amanat yaitu rakyat, sehingga

    pengelolaan anggaran tersebut harus dilakukan secara transparan dan akuntabel. Salah satu

    mekanisme pertanggungjawaban anggaran pendapatan dan belanja tersebut adalah melalui

    pelaporan anggaran.

    Definisi Anggaran

    Horngren et al (2005) mendefiniskan anggaran adalah perwujudan kuantitatif dari rencana

    tindakan manajemen untuk periode tertentu, yang digunakan sebagai alat bantu untuk

    mengkoordinasikan apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai rencana tersebut. Suatu anggaran

    umumnya meliputi aspek finansial dan non finansial dari rencana entitas.

    Dalam bukunya Freeman (2003) menjelaskan bahwa anggaran adalah sebuah proses yang

    dilakukan oleh organisasi sektor publik untuk mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya

    pada kebutuhan kebutuhan yang tidak terbatas (the process of allocating resources to unlimited

  • demands). Sementara itu Mardiasmo (2002;61) menjelaskan bahwa anggaran merupakan

    pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu dalam

    ukuran financial.

    Dalam PP No. 71 Tahun 2010, PSAP 02, anggaran didefinisikan sebagai pedoman tindakan

    yang akan dilaksanakan pemerintahan meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan

    pembiayaan yang diukur dalam satuan rupiah, yang disusun menurut klasifikasi tertentu secara

    sistematis untuk satu periode.

    Fungsi Anggaran

    Mardiasmo (2002;63) menjelaskan bahwa anggaran di sektor publik mempunyai bebearapa

    fungsi utama, yaitu :

    1. sebagai alat perencanaan, dimana anggaran dibuat untuk merencanakan tindakan apa

    yang akan dilakukan oleh pemerintah, berapa biaya yang dibutuhkan, dan estimasi

    keluaran dan hasil yang diharapkan;

    2. sebagai alat pengendalian dimana anggaran digunakan untuk menghindari

    overspending, underspending dan salah sasaran , juga untuk memonitor kondisi

    keuangan dan pelaksanaan operasional program dan kegiatan pememrintah;

    3. sebagai alat kebijakan fiskal dimana anggaran digunakan untuk memdorong,

    memfasilitasi, dan mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat

    mempercepat pertumbuhan ekonomi;

    4. sebagai alat politik dimana anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk

    komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif;

    5. sebagai alat koordinasi dan komunikasi dimana anggaran digunakan sebagai alat

    koordinasi dan komunikasi dan komunikasi antar bagian dalam pemerintahan;

    6. sebagai alat penilaian kinerja dimana anggaran menjadi dasar penilaian kinerja

    eksekutif yang dilihat dari pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan

    anggaran;

    7. sebagai alat motivasi dimana anggaran digunakan untuk memotivasi eksekutif agar

    bekerja secara ekonomis, efisien, dan efektif dalam mencapai target dan tujuan

    pemerintah;

  • 8. sebagai alat menciptakan ruang publik dimana anggaran hasil dari sebuah proses

    penganggaran yang melibatkan anggota masyarakat dalam perumusannya.

    Akuntansi Anggaran

    Dalam PP 71 tahun 2010, PSAP 02 dijelaskan bahwa akuntansi anggaran merupakan teknik

    pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan untuk membantu

    pengelolaan anggaran pendapatan, belanja, transfer dan pembiayaan. Akuntansi anggaran

    diselenggarakan sesuai dengan struktur anggaran yang terdiri dari anggaran pendapatan, belanja,

    dan pembiayaan. Anggaran pendapatan meliputi estimasi pendapatan yang dijabarkan menjadi

    alokasi estimasi pendapatan. Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang dijabarkan menjadi

    otorisasi kredit anggaran (allotment). Anggaran pembiayaan terdiri dari penerimaan pembiayaan

    dan pengeluaran pembiayaan. Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat :anggaran

    disahkan, dialokasikan dan dipertanggungjawabkan.

    Akuntansi anggaran diselenggarakan berdasarkan persamaan sebagai berikut :

    Estimasi Saldo Anggaran Lebih = Estimasi Pendapatan + Estimasi Penerimaan

    Pembiayaan Apropriasi Belanja Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan

    Atau

    Estimasi Saldo Anggaran Lebih + Apropriasi Belanja + Apropriasi Pengeluaran

    Pembiayaan = Estimasi Pendapatan + Estimasi Penerimaan Pembiayaan

    Tabel berikut menjelaskan hubungan penyelenggaraan akuntansi anggaran di instansi

    pemerintahan, dan penggunaan akun dalam akuntansi anggarannya.

    Tabel 2.1 Hubungan akuntansi anggaran antar instansi

  • Anggaran Akun di BUN dan BUD/PPKD Akun di Satker dan OPD

    Pendapatan Estimasi Pendapatan Alokasi Estimasi Pendapatan

    Belanja Apropriasi Belanja Allotment Belanja

    Pembiayaan Estimasi Penerimaan Pembiayaan/

    Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan

    -

    Pelaksanaan akuntansi anggaran di BUN dan BUD/PPKD sesuai dengan Anggaran Pendapatan

    Dan Belanja Negara (APBN)/Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) yang telah

    disahkan oleh DPR/DPRD. Sementara akuntansi anggaran di satuan kerja (satker) dan organisasi

    perangkat daerah (OPD) dilaksanakan sesuai Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang

    merupakan otorisasi kredit anggaran bagi satker/OPD.

    Struktur anggaran yang berlaku di pemerintahan Indonesia saat ini terbagi atas struktur anggaran

    pemerintah pusat (APBN) dan pemerintah daerah (APBD). Struktur anggaran pemerintah pusat

    terdiri atas :

    pendapatan

    belanja

    transfer, dan

    pembiayaan

    Untuk anggaran pemerintah daerah sesuai dengan Permendagri No 21 tahun 2011 adalah sebagai

    berikut :

    pendapatan

    belanja

    pembiayaan

    Perbedaan kedua struktur anggaran tersebut terletak pada anggaran transfer, dimana pada

    pemerintah pusat menjadi akun sendiri, sedangkan pada pemerintah daerah anggaran transfer

    menjadi bagian anggaran pendapatan untuk transfer pendapatan, dan menjadi bagian anggaran

    belanja untuk transfer belanja.

  • Struktur anggaran pemerintah daerah sesuai dengan Permendagri No 21 tahun 2011 tersebut

    berbeda dengan lampiran format Laporan Realisasi Anggaran (LRA) untuk Pemerintah Daerah

    dalam PP No 71 tahun 2010 PSAP 02. Dalam lampiran format LRA tersebut, struktur APBD

    sama denga struktur APBN, yaitu pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan.

    Struktur dalam otorisasi kredit anggaran yang tertuang dalam DPA mengikuti struktur

    anggarannya. Dengan demikian juga terdapat dua struktur DPA, yaitu struktur DPA untuk

    pemerintah pusat dan struktur DPA untuk pemerintah daerah.

    Tabel berikut merinci masing-masing klasifikasi dalam struktur APBN/APBD :

    Tabel 2.2 Rincian akun dalam struktur APBN

    Klasifikasi Sub Klasifikasi Akun

    Pendapatan Pendapatan Perpajakan Pendapatan Pajak Penghasilan

    Pendapatan PPN dan PPnBM

    Pendapatan PBB

    Pendapatan Bea Perolehan atas Hak tanah

    dan bangunan

    Pendapatan Cukai

    Pendapatan Bea Masuk

    Pendapatan Pajak Ekspor

    Pendapatan Pajak Lainnya

    Pendapatan Negara Bukan

    Pajak

    Pendapatan Sumber Daya Alam

    Pendapatan Bagian Pemerintahan atas

    Laba

    Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya

    Pendapatan Hibah Pendapatan Hibah

    Belanja Belanja Operasi Belanja Pegawai

    Belanja Barang

    Bunga

  • Subsisi

    Hibah

    Bantuan Sosial

    Lain-Lain

    Belanja Modal Belanja Tanah

    Belanja Peralatan dan Mesin

    Belanja Gedung dan Bangunan

    Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan

    Belanja Aset Tetap Lainnya

    Belanja Aset Lainnya

    Belanja Tak Terduga Belanja Tak Terduga

    Transfer Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak

    Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam

    Dana Alokasi Khusus

    Transfer Lainnya Dana Otonomi Khusus

    Dana Penyesuaian

    Penerimaan

    Pembiayaan

    Penerimaan Pembiayaan

    Dalam Negeri

    Penggunaan SAL

    Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri

    Perbankan

    Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri

    Obligasi

    Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri

    Lainnya

    Penerimaan dari Divestasi

    Penerimaan Kembali Pinjaman kepada

    Perusahaan Negara

    Penerimaan Kembali Pinjaman kepada

    Perusahaan Daerah

    Penerimaan Pembiayaan Penerimaan Pinjaman Luar Negeri

  • Luar Negeri

    Penerimaan Kembali Pinjaman kepada

    Lembaga Internasional

    Pengeluaran

    Pembiayaan

    Pengeluaran Pembiayaan

    Dalam Negeri

    Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam

    Negeri Perbankan

    Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam

    Negeri Obligasi

    Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam

    Negeri Lainnya

    Pengeluaran Penyertaan Modal

    Pemerintah

    Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan

    Negara

    Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan

    Daerah

    Pengeluaran Pembiayaan Luar

    Negeri

    Pembayaran Pokok Pinjaman Luar

    Negeri

    Pemberian Pinjaman kepada Lembaga

    Internasiona

    Tabel 2.3 Rincian akun dalam struktur APBD

    Klasifikasi Sub-Klasifikasi Akun

    Pendapatan Daerah Pendapatan Asli Daerah Pajak Daerah / Hasil Pajak

    Daerah

    Retribusi Daerah/ Hasil

    Retribusi Daerah

    Hasil Pengelolaan Kekayaan

    Daerah Yang Dipisahkan

    Lain-lain Pendapatan Asli

  • Daerah Yang Sah

    Pendapatan Transfer Dana

    Perimbangan

    Dana Bagi Hasil Pajak

    Dana Bagi Hasil Sumber Daya

    Alam

    Dana Alokasi Umum

    Dana Alokasi Khusus

    Pendapatan Transfer - Lainnya Dana Otonomi Khusus

    Dana Penyesuaian

    Lain-Lain Pendapatan Daerah

    Yang Sah

    Pendapatan Hibah

    Pendapatan Dana Darurat

    Dana Bagi Hasil Pajak dari

    Provinsi dan Pemerintah

    Daerah Lainnya

    Bantuan Keuangan dari

    Provinsi atau Pemerintah

    Daerah Lainnya.

    Belanja Daerah Belanja Tidak Langsung Belanja Pegawai

    Belanja Bunga

    Belanja Subsidi

    Belanja Hibah

    Belanja Bantuan Sosial

    Belanja Bagi Hasil Kepada

    Provinsi/Kabupaten/Kota dan

    Pemerintahan Desa

    Belanja Bantuan Keuangan

    Kepada

    Provinsi/Kabupaten/Kota,

    Pemerintahan Desa dan Partai

  • Politik

    Belanja Tidak Terduga

    Belanja Langsung Belanja Pegawai

    Belanja Barang dan Jasa

    Belanja Modal

    Pembiayaan Daerah Penerimaan Pembiayaan

    Daerah

    Sisa Lebih Perhitungan

    Anggaran Tahun Anggaran

    Sebelumnya

    Pencairan Dana Cadangan

    Hasil Penjualan Kekayaan

    Daerah yang Dipisahkan

    Penerimaan Pinjaman Daerah

    Penerimaan Kembali

    Pemberian Pinjaman

    Penerimaan Piutang Daerah

    Pengeluaran Pembiayaan

    Daerah

    Pembentukan Dana Cadangan

    Penyertaan Modal/Investasi

    Pemerintah Daerah

    Pembayaran Pokok Utang

    Pemberian Pinjaman Daerah

    Pelaksana Akuntansi Anggaran

    Akuntansi anggaran dilakukan baik di Bendahara Umum Negara/Daerah (BUN/BUD) maupun di

    Satuan kerja dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Tabel berikut menjelaskan jurnal yang

    harus dibuat untuk setiap peristiwa anggaran :

    Tabel 2.5 Jurnal Untuk Akuntansi Anggaran

  • Pada saat pengesahan

    APBN

    Dr. Estimasi Pendapatan Perpajakan

    Dr. Estimasi Pendapatan Negara Bukan Pajak

    Dr. Estimasi Pendapatan Hibah

    Cr. Apropriasi Belanja Operasi

    Cr. Apropriasi Belanja Modal

    Cr. Apropriasi Belanja Tak Terduga

    Cr. Apropriasi Transfer

    Cr. Estimasi SAL

    Dr. Estimasi Penerimaan Pembiayaan

    Cr. Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan

    Cr. Estimasi SAL

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    Pada saat pengesahan

    APBD

    Dr. Estimasi Pendapatan Asli Daerah

    Dr. Estimasi Pendapatan Transfer

    Dr. Estimasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah

    Cr. Apropriasi Belanja Tidak Langsung

    Cr. Apropriasi Belanja Langsung

    Cr. Estimasi SAL

    Dr. Estimasi Penerimaan Pembiayaan

    Cr. Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan

    Cr. Estimasi SAL

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    Catatan :

    1. Estimasi Perubahan SAL bisa dikreditkan atau didebitkan sesuai

    dengan selisih yang lebih kecil antara estimasi pendapatan dan

    apropriasi belanja.

    2. Jurnal dibuat sampai dengan digit yang menunjukkan jenis

    pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan.

    3. Jurnal yang sama dibuat apabila pada saat disahkannya APBN

    Perubahan/APBD Perubahan, tetapi yang dicatat cukup akun-

    akun yang mengalami perubahan dan sebesar selisih

  • perubahannya.

    Pada saat penerbitan

    otorisasi kredit

    anggaran (DPA

    APBN)

    Dr. Alokasi Estimasi Pendapatan Perpajakan

    Dr. Alokasi Estimasi Pendapatan Negara Bukan Pajak

    Dr. Alokasi Estimasi Pendapatan Hibah

    Cr. Allotment Belanja Operasi

    Cr. Allotment Belanja Modal

    Cr. Allotment Belanja Tak Terduga

    Cr. Allotment Transfer

    Cr. Alokasi Estimasi surplus/defisit

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    Pada saat penerbitan

    otorisasi kredit

    anggaran (DPA

    APBD)

    Dr. Alokasi Estimasi Pendapatan Asli Daerah

    Dr. Alokasi Estimasi Pendapatan Transfer

    Dr. Alokasi Estimasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah

    Cr. Allotment Belanja

    Cr. Allotment Belanja Langsung

    Cr. Alokasi Estimasi surplus/defisit

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    Catatan :

    1. Alokasi Estimasi surplus/deficit sifat akunnya sama dengan

    Estimasi Perubahan SAL, sehingga bisa dikreditkan atau

    didebitkan sesuai dengan selisih yang lebih kecil antara alokasi

    estimasi pendapatan dan allotment belanja.

    2. Jurnal dibuat sampai dengan digit yang menunjukkan jenis

    pendapatan dan belanja.

    3. Pada otorisasi kredit anggaran, tidak terdapat pembiayaan. Hal

    ini disebabkan pembiayaan hanya dilakukan oleh fungsi

    perbendaharaan (BUN/BUD).

    4. Jurnal yang sama dibuat pada saat diterimanya DPA Perubahan,

    tetapi yang dicatat cukup akun-akun yang mengalami perubahan

    dan sebesar selisih perubahannya.

  • Pada saat

    pertanggungjawaban

    APBN

    Dr. Apropriasi Belanja Operasi

    Dr. Apropriasi Belanja Modal

    Dr. Apropriasi Belanja Tak terduga

    Dr. Apropriasi Transfer

    Dr. Estimasi SAL

    Cr. Estimasi Pendapatan Perpajakan

    Cr. Estimasi Pendapatan Negara Bukan Pajak

    Cr. Estimasi Pendapatan Hibah

    Dr. Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan

    Dr. Estimasi SAL

    Cr. Estimasi Penerimaan Pembiayaan

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    Pada saat

    pertanggungjawaban

    APBD

    Dr. Apropriasi Belanja Tidak Langsung

    Dr. Apropriasi Belanja Langsung

    Dr. Apropriasi Belanja Tak terduga

    Dr. Apropriasi Transfer

    Dr. Estimasi SAL

    Cr. Estimasi Pendapatan Asli Daerah

    Cr. Estimasi Pendapatan Transfer

    Cr. Estimasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah

    Dr. Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan

    Dr. Estimasi SAL

    Cr. Estimasi Penerimaan Pembiayaan

    Xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

  • Catatan :

    1. Jurnal pada saat pertanggungjawaban merupakan jurnal penutup

    atas jurnal pada saat pengesahan anggaran. Dengan jurnal ini

    menghasilkan nilai akun-akun pada APBN tahun anggaran yang

    bersangkutan menjadi nol.

    2. Jurnal dibuat sampai dengan digit yang menunjukkan jenis

    pendapatan dan belanja.

    3. Nilai yang dicatatkan pada jurnal ini sebesar nilai pada APBD

    Perubahan.

    Pada saat

    pertanggungjawaban

    di Satker

    Dr. Allotment Belanja Operasi

    Dr. Allotment Belanja Modal

    Dr. Allotment Belanja Tak Terduga

    Dr. Allotment Transfer

    Dr. Alokasi Estimasi surplus/defisit

    Cr. Alokasi Estimasi Pendapatan Perpajakan

    Cr. Alokasi Estimasi Pendapatan Negara Bukan Pajak

    Cr. Alokasi Estimasi Pendapatan Hibah

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

    Catatan :

    1. Jurnal pada saat pertanggungjawaban merupakan jurnal penutup

    atas jurnal pada saat pengesahan anggaran. Dengan jurnal ini

    menghasilkan nilai akun-akun pada DPA tahun anggaran yang

    bersangkutan menjadi nol.

    2. Jurnal dibuat sampai dengan digit yang menunjukkan jenis

    pendapatan dan belanja.

    3. Nilai yang dicatatkan pada jurnal ini sebesar nilai pada DPA

    Perubahan.

    Pada saat

    pertanggungjawaban

    di OPD

    Dr. Allotment Belanja Tidak Langsung

    Dr. Allotment Belanja Langsung

    Dr. Allotment Belanja Tak Terduga

    Dr. Alokasi Estimasi surplus/defisit

    Cr. Alokasi Estimasi Pendapatan Asli Daerah

    xx

    xx

    xx

    xx

    xx

  • Cr. Alokasi Estimasi Pendapatan Transfer

    Cr. Alokasi Estimasi Lain-lain Pendapatan Yang Sah

    xx

    xx

    Catatan :

    1. Jurnal pada saat pertanggungjawaban merupakan jurnal penutup

    atas jurnal pada saat pengesahan anggaran. Dengan jurnal ini

    menghasilkan nilai akun-akun pada DPA tahun anggaran yang

    bersangkutan menjadi nol.

    2. Jurnal dibuat sampai dengan digit yang menunjukkan jenis

    pendapatan dan belanja.

    3. Nilai yang dicatatkan pada jurnal ini sebesar nilai pada DPA

    Perubahan.

    Pelaporan Anggaran

    Anggaran pemerintah akan dipertanggungjawabkan kepada rakyat dalam bentuk laporan yang

    menyandingkan antara anggaran dan realisasinya, yaitu Laporan Realisasi Anggaran (LRA) yang

    dibuat baik oleh satuan kerja/OPD maupun oleh BUN/BUD. Laporan Realisasi Anggaran yang

    disajikan oleh BUN/BUD merupakan laporan untuk satu pemerintahan (entitas pelaporan), yang

    mencakup seluruh satuan kerja/OPD, sehingga merupakan laporan gabungan. Di lain pihak LRA

    yang disajikan oleh satuan kerja/OPD hanya untuk satker/OPD yang bersangkutan.

    Nilai anggaran akan disajikan pada kolom anggaran dalam LRA gabungan, sebesar nilai yang

    tertuang dalam APBN Perubahan/APBD Perubahan. Sedangkan nilai yang disajikan dalam

    kolom anggaran LRA satker/OPD adalah sebesar nilai DPA Perubahan.