bahan ajar
DESCRIPTION
mater bahan ajarTRANSCRIPT
BIMBINGAN MENULIS SKRIPSI
DOSEN PENGAMPU : ANDROMEDA, S.Psi.,M.Psi
Drs. SUGENG HARIYADI, M.Si
Jumlah SKS : 2 sks
I. SKRIPSI
Skripsi merupakan karya tulis ilmiah yang disusun dan dipertahankan sebagai
persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan atau Sarjana Non-Pendidikan.
Skripsi merupakan bukti kemampuan akademik mahasiswa dalam penelitian yang
berhubungan dengan masalah yang sesuai dengan bidang keahlian atau bidang
studinya. Untuk itu, skripsi mempunyai criteria sebagai berikut:
A. Topik skripsi dapat bersumber dari permasalahan-permasalahan yang sesuai
dengan bidang studi atau bidang keahlian mahasiswa.
B. Skripsi ditulis atas dasar hasil pengamatan dan observasi lapangan dan/atau
penelaahan pustaka yang relevan.
C. Skripsi ditulis sendiri oleh mahasiswa dengan bimbingan dosen yang sesuai
dengan bidang keahliannya dan telah ditetapkan oleh surat tugas/SK Rektor
atau Dekan.
D. Skripsi ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar. Untuk program
studi jurusan tertentu skripsi dapat ditulis dalam bahasa minat (bahasa Inggris,
bahasa Arab, bahasa Perancis, dan lainnya), dengan menuliskan abstrak dalam
bahasa minat tersebut dan bahasa Indonesia.
E. Skripsi dipertahankan sendiri oleh mahasiswa di hadapan tim penguji yang
ditetapkan dengan surat tugas/SK Rektor atau Dekan.
II. BAGIAN-BAGIAN SKRIPSI
Sosok Skripsi terdiri atas tiga bagian, yakni bagian awal, bagian pokok, dan
bagian akhir. Bagian awal adalah bagian mulai dari sampul sampai dengan bagian
sebelum bab pendahuluan. Bagian pokok adalah mulai bab pendahuluan sampai
dengan penutup. Bagian akhir adalah bagian sesudah itu yaitu daftar pustaka,
lampiran, dan daftar indeks (bila ada).
A. BAGIAN AWAL
Bagian awal skripsi terdiri atas sampul, lembar kosong berlogo Universitas
Negeri Semarang berdiameter 13 cm, lembar judul. Lembar pengesahan, lembar
pernyataan, lembar motto & persembahan, lembar abstrak, kata pengantar, daftar
isi, daftar singkatan dan tanda teknis, daftar table, daftar gambar dan daftar
lampiran (bila ada).
Lembar bagian awal ini diberi nomor halaman dengan huruf romawi kecil,
ditaruh di kaki halaman bagian tengah. Penomoran halaman dimulai dari lembar
judul (bukan sampul) sampai dengan lembar sebelum bab pendahuluan.
1. Sampul
Pada sampul bagian tengah atas terdapat logo Unnes berdiameter 3 cm. Di
bawahnya dituliskan judul dengan huruf capital tebal berukuran 16 atau 18
(sesuaikan dengan panjang dan pendeknya judul). Di bawahnya tertulis kata
“SKRIPSI” yang dicetak dengan huruf capital tebal berukuran 14, diikuti pada
baris berikutnya kalimat dengan huruf capital tebal juga dengan ukuran 12,
yang berbunyi “Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi pada Universitas
Negeri Semarang”.
Di bawahnya dituliskan dengan huruf berukuran 12 kata “oleh” (tanpa
tanda titik dua), di bawahnya lagi dituliskan nama, dan di bawahnya lagi NIM
(hanya diisi angkanya). Pada kaki halaman dituliskan dengan huruf capital
tebal berukuran 14 atau 16, nama Jurusan dan/atau Program Studi, Fakultas,
dan di bawahnya lagi tahun ujian skripsi. Semuanya itu dicetak dengan huruf
TNR (Times New Roman) tegak, diatur secara simetris dengan komposisi
serasi. Sampul dibuat dari bahan tebal. Di punggung sampul dibubuhkan logo
(berdiri), nama (memanjang, dengan huruf biasa ukuran 12), judul
(memanjang, dengan huruf capital ukuran 14), SKRIPSI, dan tahun.
2. Lembar Berlogo
Lembar kosong berlogo merupakan pembatas antara sampul dan lembar
judul.
3. Judul
Lembar judul bunyinya sama dengan yang terdapat pada sampul, hanya
saja dicetak pada kertas hvs putih dengan bobot terendah 70 gr.
4. Pengesahan Kelulusan
Lembar ini berisi pernyataan berikut: Skripsi dengan Judul “…………” ini
telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada hari …., tanggal ….
(dd/mm/yy). Untuk panitian skripsi adalah panitia Fakultas.
Selanjutnya dicantumkan Ketua, Sekretaris, dan Anggota Panitia Penguji,
yang masing-masing disertai tempat pembubuhan tanda tangan beserta nama
lengkap dan NIP-nya.
5. Pernyataan
Lembar ini diberi judul PERNYATAAN, ditulis di tengah atas. Isi
pernyataan itu ialah bahwa skripsi ini hasil karya (penelitian dan tulisan)
sendiri, bukan buatan orang lain, dan tidak menjiplak karya ilmiah orang lain,
baik seluruhnya maupun sebagian. Adapun pengutipan yang terdapat di dalam
skripsi ini telah dikutip sesuai dengan kaidah yang berlaku.
6. Motto dan Persembahan
Lembar ini boleh ada, boleh tidak. Motto adalah ungkapan bijak untuk
kehidupan, yang dipilih berkaitan dengan penyusunan skripsi. Persembahan
adalah pernyataan bahwa karya ilmiah itu dipersembahkan kepada orang atau
lembaga tertentu.
7. Kata Pengantar
Lembar kata pengantar diberi judul “KATA PENGANTAR” yang
diletakkan di tengah atas. Dalam kata pengantar boleh dikemukakan ungkapan
puji syukur, namun yang pokok adalah ucapan terimakasih secara jujur dan
wajar kepada orang-orang, lembaga, atau lainnya yang langsung membantu
pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi.
Dalam kata pengantar tidak boleh ada pernyataan bahwa penulis yakin
akan adanya banyak kesalahan atau kekurangan dalam skripsi dan atas dasar
itu penulis minta maaf, serta mengharapkan kritik dari pembaca. Kalau
penulis meyakini masih banyak kesalahan, maka skripsi itu harus diperbaiki
dulu sebelum ujian karena kesalahan ilmiah tidak dapat diselesaikan dengan
permintaan maaf. Lagipula harapan kritik tidak diperlukan sebab skripsi
adalah karya ilmiah untuk diuji. Baru kalau nantinya naskah skripsi
diterbitkan, permintaan kritik itu dinyatakan. Teks kata pengantar diketik
dengan spasi dua, tidak boleh lebih dari dua halaman. Pada akhir teks kata
pengantar dicantumkan kata Penulis, tanpa disertai nama, diletakkan di pojok
kanan bawah.
8. Abstrak
Abstrak ditulis pada lembar baru, diberi judul “ABSTRAK” ditulis di
tengah atas, dicetak dengan huruf capital. Di bawahnya, dengan jarak dua
spasi dicantumkan nama akhir penulis, diikuti tanda koma, lalu nama depan
dan tengah (kalau ada), diikuti tanda titik, lalu tahun lulus ujian, diikuti tanda
titik diikuti judul skripsi. Selanjutnya dicantumkan kata “Skripsi” Jurusan…
Fakultas…Universitas Negeri Semarang diakhiri tanda titik disusul dengan
pencantuman nama-nama pembimbing.
Pada baris baru berikutnya dicantumkan Kata-kata kunci: ….., berkisar
dari tiga sampai dengan lima kata.
Pada baris berikutnya, dengan jarak dua spasi ditulis teks abstrak dengan
spasi satu. Isi abstrak meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah,
pendekatan dan metode yang digunakan, hasil yang diperoleh, dan saran yang
diajukan. Butir-butir ini hendaklah ditulis dalam paragraf yang berbeda.
Keseluruhan teks abstrak tidak boleh lebih dari satu halaman kuarto.
9. Daftar Isi
Dalam daftar isi dimuat judul-judul yang terdapat pada bagian awal
skripsi, mulai dari abstrak, judul-judul bab beserta subbab dan anak
subbabnya masing-masing, dan judul-judul pada bagian akhir. Kecuali judul
subbab dan anak subbab, semuanya diketik dengan huruf kapital.
10. Daftar Singkatan dan Tanda Teknis
Daftar ini memuat singkatan teknis beserta kepanjangannya dan tanda
teknis beserta makna atau penggunaannya. Singkatan dan tanda teknis jangan
dicampur, tetapi bias diketik dalam satu halaman saja karena keduanya
mempunyai fungsi teknis yang sama, yakni untuk kemudahan pemberian.
11. Daftar Tabel
Daftar table memuat nomor dan judul table, diikuti titik-titik seperti pada
daftar isi, lalu disusul nomor halaman tempat table terdapat dalam teks. Judul
tabel yang lebih dari satu halaman diketik dengan spasi satu. Jarak antara
judul table yang satu dengan yang lain dalam daftar itu, satu setengah spasi.
12. Daftar Gambar
Cara membuat daftar gambar sama dengan cara membuat daftar tabel.
13. Daftar Lampiran
Cara membuat daftar lampiran juga sama dengan cara membuat daftar
tabel.
B. BAGIAN POKOK
Bagian pokok skripsi terdiri atas bab pendahuluan, teori yang digunakan
untuk landasan penelitian, metode penelitian, hasil penelitian, dan penutup.
Hasil penelitian tidak harus hanya disajikan dalam satu bab, bergantung pada
banyaknya materi yang akan disajikan dan perlunya pemilahan materi itu
menjadi unit-unit tertentu.
1. Pendahuluan (BAB 1)
Bagian ini adalah bab pertama skripsi yang mengantarkan pembaca untuk
mengetahui apa yang diteliti, mengapa dan untuk apa penelitian dilakukan.
Oleh karena itu, bab pendahuluan memuat uraian tentang (1) latar belakang
masalah penelitian, (2) rumusan masalah, (3) identifikasi masalah, (4) tujuan
penelitian, (5) kegunaan / manfaat penelitian, (6) pembatasan masalah.
(1). Latar Belakang Masalah
Bagian ini pada dasarnya menerangkan keternalaran (kerasionalan)
mengapa topik yang dinyatakan pada judul skripsi itu perlu diteliti. Untuk
menerangkan keternalaran tersebut penelitian perlu dijelaskan dulu pengertian
rumusan topik yang dipilih untuk diteliti. Baru kemudian diterangkan
argument yang melatarbelakangi pemilihan topik itu dilihat dari posisi
substansi topik itu dalam keseluruhan system substansi yang melingkupi
substansi topik itu. Dalam hal ini dapat dikemukakan misalnya, adanya
kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teori dan praktik.
Setelah itu, diterangkan keternalaran pemilihan topic itu dilihat dari
paradigm penelitian sejenis. Untuk itu perlu dilakukan kajian pustaka yang
memuat hasil-hasil penelitian tentang topik yang dipilih itu. Dengan melihat
hasil yang diperoleh dalam penelitian sebelumnya, dapat ditunjukkan apakah
topik yang dipilih itu memang masih layak untuk diteliti.
Topik yang pernah diteliti boleh saja diteliti, asal penelitian yang baru itu
dapat menghasilkan sesuatu yang baru, yang berbeda dari sebelumnya, yang
bisa mengatasi kekurangan hasil penelitian itu, atau dalam penelitian yang
baru itu digunakan teori lain atau metode lain yang diduga dapat
menghasilkan temuan yang lain dari sebelumnya.
Dalam tesis dan disertasi, kajian pustaka untuk mengemukakan
keternalaran (kerasionalan) pemilihan topik penelitin itu bisa ditaruh di bawah
judul tersendiri, misalnya Hasil Penelitian Sebelum ini. Dalam kajian pustaka
itu pembicaraan dilakukan secara kronologis. Dengan demikian, diketahui
kemajuan penelitian yang dilakukan para peneliti selama ini dan diketahui
pula posisi peneliti sekarang dalam deretan penelitian sejenis.
(2). Rumusan Masalah
Rumusan masalah adalah rumusan persoalan yang perlu dipecahkan atau
pertanyaan yang perlu dijawab dengan penelitian. Rumusan itu tidak harus
dalam bentuk kalimat tanya, tetapi hendaklah mengandung kata-kata yang
menyatakan persoalan atau pertanyaan, yakni, siapa, berapa, seberapa, sejauh
mana, bagaimana (bisa tentang cara atau wujud/keadaan), di mana, ke mana,
dari mana, mengapa, dan sebagainya.
Rumusan masalah harus diturunkan dari rumusan topik, tidak boleh keluar
dari lingkup topik. Oleh karena itu, rumusan masalah hendaklah mencakup
semua variabel yang tergambarkan dalam rumusan topik. Kalau ada variable
umum dan khusus, hendaklah dirumuskan masalah pokok beserta sub – sub
masalahnya. Jadi, rumusan masalah harus terinci dan terurai dengan jelas agar
dapat dipecahkan dan dicarikan datanya untuk pemecahannya. Rumusan
masalah yang baik harus memungkinkan untuk menentukan metode
pemecahannya dan mencarikan datanya. Untuk masalah –masalah perlu
diidentifikasi dengan baik. Identifikasi masalah bisa ditaruh di bawah judul
tersendiri, tetapi yang penting bukan judulnya, melainkan materi
identifikasinya itu sendiri. Dengan identifikasi masalah itu, permasalahan
perumusan masalah menjadi operasional maksudnya masalah-masalahnya
dapat dipecahkan, karena variabel atau wujud data yang diperlukan dan teknik
pemerolehannya dapat diperkirakan.
Kalau terdapat banyak masalah, tetapi yang akan diteliti hanya masalah –
masalah tertentu, perlu ada pembatasan masalah disertai keterangan mengapa
masalah yang diteliti dibatasi. Pembatasan masalah ini bisa dicantumkan di
bawah judul tersendiri. Akan tetapi, kalau memang tidak ada pembatasan,
tidak perlu ada sub-judul Pembatasan Masalah
(3) Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian mengungkapkan apa yang ingin dicapai dalam
penelitian. Rumusan sejajar dengan rumusan masalah. Misalnya kalau
masalahnya apakah ada pengaruhnya pendiskusian topik karangan dalam
proses belajar mengajar mengarang pada keberhasilan siswa mengarang dan
jika ada, berapa besar peranannya, rumusan tujuan, Jam penelitian ini ialah
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pendiskusian topik karangan dalam
proses belajar mengajar mengarang pada keberhasilan siswa mengarang, dan
jika ada berapa besar penalarannya
(4) Kegunaan Penelitian
Yang diuraikan di sini ialah kegunaan atau pentingnya penelitian
dilakukan, baik bagi pengembangan ilmu maupun bagi kepentingan praktik.
Adanya uraian ini dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah yang
dipilih memang layak untuk diteliti
2. Landasan Teori (BAB 2)
Dalam penelitian diperlukan dua landasan, yakni landasan teoretis
landasan factual. Landasan teoretis ialah teori yang digunakan untuk landasan
kerja penelitian tentang topik yang digunakan untuk diteliti alasan tentang topik
yang diteliti. Keduanya diuraikan secara bersama – sama bagian tesis yang
berbeda, tetapi berturutan. Landasan teoretis diuraikan pada bab II, sedangkan
landasan faktual diuraikan pada bab III.
Dalam landasan teoretis dinyatakan teori apa yang digunakan untuk
landasan kerja penelitian. Teori itu bisa disusun sendiri secara eklektik, bisa juga
berupa teori yang digunakan oleh seorang ahli. Namun, teori apapun yang
digunakan harus dipertanggungjawabkan melalui kajian sejumlah pustaka yang
memuat hasil penelitian dalam lingkup penelitian yang menggunakan teori yang
berbeda. Teori itu dikaji secara kronologis. dari yang lama sampai dengan yang
mutakhir untuk menunjang kemajuan hasil penelitian sejalan dengan
perkembangan teori. Dengan cara itu, di antara sederet teori, keunggulan teori
yang dipilih sebagai landasan kerja penelitian menjadi tampak.
Pustaka yang dikaji itu bisa berupa buku atau artikel dalam jurnal ilmiah,
makalah, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian. Namun, semua itu harus
relevan dengan topik penelitian. Lagi pula, kajian itu dilakukan dalam rangka
pemilihan teori yang dipandang tepat untuk landasan kerja penelitian. Kajian
pustaka untuk menentukan apakah topik yang diteliti itu atau yang berkaitan
dengan topik itu mungkin sudah pernah diteliti orang lain sudah diuraikan di
bagian pendahuluan.
Penyebutan nama teori saja tidaklah cukup. Prinsip – prinsip teori itu
perlu diuraikan. Termasuk pendekatan dan metode kerja teori itu. Variabel –
varlabel pembangun topik penelitian juga perlu diterangkan menurut pandangan
teori yang dipilih itu
Dengan uraian tentang teori itu hakikat topik penelitian menjadi jelas.
Variabel – variable, masalah, dan tujuannya terperikan secara operasional. Data
pun dapat diidentifikasi, sedangkan lahan pengambilan dapat ditentukan. Dengan
demikian, teknik pengumpulan, pengolahan, dan analisis data dapat dirancang.
Jadi, landasan teoritis tidak hanya melandasi identifikasi sasaran, tetapi juga
melandasi metode penelitian.
Dalam penelitian kuantitatif jenis tertentu, uraian tentang teori yang
dipakai sebagai landasan penelitian diikuti uraian tentang kerangka berpikir dan
rumusan hipotesis. Kerangka berpikir menggambarkan pola hubungan logis antar
variabel dalam pemecahan masalah yang diteliti, sedangkan hipotesis menyatakan
dugaan atau ramalan tentang hasil pemecahan masalah atas dasar kerangka
berpikir.
3. Metode Penelitian (BAB 3)
a. Uraian tentang metode penelitian dimuat dalam bab tersendiri, yakni bab
III. Tentang metode penelitian terdapat perbedaan antara metode
penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif, khususnya penelitian bahasa
dan sastra. Akan tetapi, prosedurnya sama dimulai dari pengumpulan data,
dilanjutkan dengan pengolahan data, lalu dilakukan analisis data.
b. Yang perlu diuraikan dalam penelitian kuantitatif adalah (1) jenis dan
desain penelitian, (2) variabel penelitian yang dirumuskan secara
operasional, (3) populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel
penelitian (4) instrumen penelitian disertai penentuan validitas dan
reliabilitasnya, (5) teknik pengumpulan data, (6) teknik pengolahan dan
analisis data.
c. Dalam penelitian kualitatif, butir (2) diganti dengan uraian tentang wujud
data, butir (3) diganti dengan sumber data. Khusus dalam penelitian
linguistik dan penelitian sastra, butir (1) diganti dengan sasaran dan
rancangan penelitian.
d. Dalam uraian tentang metode penelitian itu tidak cukup hanya disebut
istilah – istilah misalnya digunakan teknik wawancara. Prosedur
pelaksanaan metode atau teknik itu perlu diterangkan. Kalau dalam
penelitian digunakan beberapa teknik pengumpulan atau analisis data,
kegunaannya masing – masing perlu diterangkan.
e. Sebaliknya dalam uraian itu tidak perlu didefinisikan pengertian populasi,
sampel, dan sebagainya seperti dalam pelajaran metodologi penelitian.
Yang diuraikan adalah populasinya siapa atau apa, dan dari jumlah sampel
itu diambil sampel berapa, dan seterusnya.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan (BAB 4)
a. Hasil penelitian dimuat dalam bab tersendiri, tetapi tidak harus dalam satu
bab. Bisa dua bab atau lebih, bergantung kepada organisasi temuannya
dalam pemecahan masalah. Yang penting adalah semua masalah harus ada
jawabannya. Jawaban atas masalah yang dirumuskan di bab pendahuluan
harus diuraikan dengan jelas, sistematis, dan tuntas.
b. Bab inti ini memang berisi hasil penelitian beserta penjelasannya. Akan
tetapi, tidak tidak berarti bahwa judul bab ini Hasil Penelitian dan
Pembahasan. Judul hendaknya dirumuskan sesuai dengan topik (judul)
skripsi, tesis, atau disertasi.
c. Dalam penelitian kualitatif, temuan (hasil) penelitian itu berupa sistem
yang mungkin tersusun dari sub – sub sistem. Bangunan sistem itu hanya
bisa dipahami dalam keseluruhannya. Oleh karena itu, temuan (hasil)
penelitian dan pembahasannya tidak dapat dipisahkan.
d. Pemisahan itu dimungkinkan dalam penelitian kuantitatif karena
pemisahan temuan (hasil) penelitian dari penjelasannya tidak akan
merusak organisasi substansi temuan (hasil) penelitian. Temuan (hasil)
penelitian kuantitatif yang dinyatakan dengan angka harus ditafsirkan
dengan kata per kata, dan tafsiran itu perlu dijelaskan dan dibahas lebih
lanjut.
5. Penutup (BAB 5)
a. Bab penutup merupakan bab terakhir skripsi, tesis, atau disertasi. Isinya
adalah simpulan dan saran. Dengan demikian, bab ini bisa dibagi dua sub
bab.
b. Penyajian simpulan hendaklah sejalan dengan penyajian masalah, Dengan
dan uraian tentang hasil penelitian demikian, masalah yang dikemukakan
di bagian pendahuluan semuanya terjawab dan dengan jawaban itu semua
tujuan telah tercapai. Lagi pula uraian atau pembahasan masalah yang
dilakukan secara panjang lebar dalam bab sebelumnya semuanya ada
simpulannya.
c. Penyajian saran harus sejalan dan didasarkan pada simpulan atau temuan.
Saran hendaklah disertai dengan argumentasinya. Kalau mungkin juga
disertai jalan keluarnya. Saran dapat bersifat praktis atau pragmatic, dapat
juga bersifat teoritis. Termasuk saran yang berharga adalah saran tentang
perlunya dilakukan penelitian lanjutan, mengingat bahwa belum tentu
semua masalah dapat dipecahkan secara tuntas dalam penelitian sekarang
atau setelah selesainya penelitian sekarang ini timbul masalah lain yang
terkait.
C. BAGIAN AKHIR
Bagian akhir terdiri atas daftar pustaka, lampiran (kalau ada), penjurus atau
indeks (kalau ada), dan takarir atau daftar kata kunci/istilah (kalau ada). Keberadaan
daftar pustaka adalah wajib, artinya hanya pustaka yang dirujuk dalam teks skripsi,
tesis dan disertasi yang harus ditulis dalam daftar pustaka.
Daftar pustaka ditulis sesuai dengan kaidah penulisan daftar pustaka. Perlu
pula diperhatikan kemutakhirannya dan diusahakan juga dari hasil - hasil penelitian
dan jurnal ilmiah yang relevan dengan topik skripsi, tesis, dan disertasi.
Daftar pustaka ditulis langsung setelah teks berakhir pada halaman baru
dengan judul “DAFTAR PUSTAKA". Judul tersebut dicetak tebal dengan huruf
tegal, kapital semua, berukuran 12, ditulis mulai dari pias kiri Jarak dengan teks di
atasnya empat spasi.
Artikel ilmiah ialah karangan yang dihasilkan melalui proses penelitian
lapangan atau pemikiran konseptual yang berlandaskan kajian kepustakaan dan
diterbitkan di dalam jurnal ilmiah. Artikel hasil penelitian ditulis berdasarkan
penelitian yang sudah dilakukan di lapangan dan dilaporkan kembali dalam bentuk
yang lebih padat, lugas, jelas, dan sederhana, dan dimuat di dalam jurnal agar dibaca
oleh kalangan yang lebih luas. Artikel konseptual ditulis berdasarkan pemikiran atau
perenungan yang mendalam terhadap objek atau fenomena tertentu berlandaskan
acuan kepada teori yang diperoleh melalui kajian pustaka (library research) untuk
tujuan yang serupa dengan tujuan penulisan artikel hasil penelitian. Untuk itu, bab ini
menyajikan hal-hal yang berkaitan dengan penulisan (1) artikel hasil penelitian dan
(2) artikel konseptual.
III. PANDUAN PENULISAN ARTIKEL
A. Artikel Hasil Penelitian
Artikel hasil penelitian ialah artikel ilmiah yang disajikan sebagai hasil penelitian
lapangan yang dilandasi dengan kajian teoritis terhadap hasil penelitian terdahulu. Arikel
jenis ini dapat berdasarkan hasil penelitian kualitatif ataupun penelitian kuantitatif.
Artikel hasil penelitian terdiri atas (1) judul, (2) nama penulis dan lembaga asal, (3)
abstrak dan kata kunci, (4) pendahuluan, (5) metodologi, (6) hasil, (7) bahasan, (8)
simpulan, (9) catatan akhir, dan (10) daftar rujukan.
1. Judul
Judul (title) artikel hasil penelitian hendaknya informatif, lengkap, tidak terlalu
panjang, yaitu antara 5 sampai dengan 15 kata. Judul artikel hasil penelitian memuat
variabel yang diteliti atau kata kunci yang menggambarkan masalah yang diteliti. Judul
artikel yang, berbahasa Indonesia diikuti dengan terjemahannya dalam bahasa Inggris,
yang ditulis tepat di baris setelah judul yang berbahasa Indonesia.
2. Nama Penulis dan Lembaga Asal
Nama penulis artikel ditulis tanpa disertai gelar akademik atau gelar lain apapun.
Nama lembaga tempat bekerja penulis dicantumkan sebagai catatan kaki di halaman
pertama artikel. Jika artikel ditulis oleh dua prang atau lebih, semua ditulis secara
berurutan mulai dengan penulis utama. Apabila semua penulis berasal dari lembaga yang
sama, Nama lembaga asal hanya, ditulis sekali. Namun, apabila penulis berasal dari
lembaga yang berlainan, semua nama lembaga asal penulis harus dicantumkan sebagai
catatan kaki, mulai dengan lembaga asal penulis utama dengan penanda bintang (*).
KENDALA SOSIAL BUDAYA
DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT PEDESAAN
(Socio-Cultural Constraints in Developing Rural Comunities)
3. Abstrak dan Kata Kunci
Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang gagasan terpenting di dalam
artikel. Gagasan itu antara lain mencakupi masalah, tujuan, prosedur penelitian (untuk
penelitian kualitatif termasuk deskripsi tentang subjek yang diteliti), dan ringkasan hasil
penelitian sebagai tekanannya.
Abstrak yang mendahului artikel berbahasa Indonesia hendaknya ditulis dalam
bahasa Inggris, sedangkan untuk artikel yang berbahasa Inggris, dilengkapi dengan
abstrak berbahasa Indonesia.
Panjang abstrak antara 50 sampai dengan 75 kata dan ditulis dalam satu paragraf.
Dengan ketikan berspasi tunggal menggunakan format yang lebih sempit daripada teks
utama ( margin kanan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm).
Abstrak diikuti dengan Kata Kunci (Key Words) yang merupakan kata pokok
yang menggambarkan daerah masalah yang diteliti atau istilah yang menggambarkan
gagasan pokok artikel. Kata kunci dapat berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah
kata kunci dalam artikel ilmiah antara 3 sampai dengan 5 buah. Kata ini diperlukan untuk
penelusuran lebih lanjut ke dalam sistem informasi dan telekomunikasi menggunakan
teknologi internet.
4. Pendahuluan
Pendahuluan tidak diberi judul, ditulis langsung setelah kata kunci. Bagian ini
menyajikan gagasan pokok yang paling sedikit terdiri atas, empat bagian: (1) Latar
belakang penulisan artikel (2) masalah, (3) tujuan penelitian, dan (4) sistematika artikel.
Keempat gagasan tersebut ditulis dalam bentuk paragraf yang memperlihatkan adanya
koherensi antara, gagasan satu dengan gagasan yang lain.
Karena pendahuluan memuat gagasan teoretis mengenai suatu perkara, kajian
pustaka dibutuhkan untuk mendukung penyampaian gagasan tadi. Sebab itu, bagian ini
harus disertai dengan rujukan kepada berbagai sumber yang terpercaya. Jumlah rujukan
harus proporsional (tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak). Gagasan teoritis harus
disajikan secara ringkas, padat, dan langsung mengenai masalah yang diteliti. Aspek yang
dibahas dapat mencakupi aspek historis, landasan teori atau aspek lain. Gagasan teoritis
mengarahkan pembaca ke rumusan masalah yang dilengkapi dengan rencana
pemecahannya dan winusan tujuan.
5. Metodologi
Metodologi diartikan sebagai kumpulan metode yang digunakan untuk membuat
desain penelitian, menentukan jenis dan jumlah sampel, menarik data, dan mengolah atau
menganalisis data. Dalam rangka penulisan artikel, pada dasarnya, bagian ini menyajikan
cara pelaksanaan penelitian. Uraian disajikan dalam beberapa paragraf tanpa sub –
bagian, atau pemilahan ke dalam sub – bagian. Bagian ini hanya memuat hal yang pokok
saja uraian rinci tentang rancangan penelitian tidak perlu disajikan di dalam artikel
ilmiah.
Materi pokok bagian metodologi adalah cara pengumpulan data, sumber data,
cara analisis data. Dengan perkataan lain, bagian ini antara lain berisi keterangan tentang
populasi dan sampel (atau subjek), instrumen pengumpul data, rancangan penelitian
(terutama jika digunakan raancangan yang cukup kompleks seperti rancangan
eksperimental), dan teknik analisis data.
Penelitian yang mendasari penulisan artikel menggunakan alat dan bahan perlu
dilengkapi dengan sajian tentang spesifikasi alat dan bahan. Spesifikasi alat
menggambarkan tingkat kecanggihan alat, sedangkan spesifikasi bahan juga perlu
diberikan karena penelitian ulang dapat berbeda dengan penelitian terdahulu apabila
spesifikasi bahan yang digunakan berbeda. Untuk penelitian kualitatif perlu ditambahkan
uraian mengenai kehadiran peneliti, subjek penelitian, keterangan tentang informan, cara
menggali data penelitian, lokasi penelitian, dan lama penelitian. Perlu pula disajikan
uraian mengenai pengecekan keabsahan hasil penelitian.
6. Hasil
Hasil adalah bagian utama artikel ilmiah. Karena itu, bagian ini biasanya
merupakan bagian terpanjang. Bagian ini menyajikan hasil analisis data yang dilaporkan
secara bersih.
Untuk artikel hasil penelitian kuantitatif, proses analisis data (seperti perhitungan
statistik, tabel yang panjang, sampel yang berlebihan, dan sebagainya) tidak perlu
disajikan. Proses pengujian hipotesis pun tidak perlu disajikan, termasuk pembandingan
antara koefisien yang ditemukan dalam analisis dengan koefisien dalam tabel statistik.
Dengan perkataan lain. yang dimuat di dalam artikel hanya hasil analisis dan hasil
pengujian hipotesis.
Hasil analisis boleh disajikan dengan tabel atau grafik asalkan dalam bentuk yang
ringkas, jelas dan tidak mengganggu alur pikir di dalam teks. Jika ke dalam sajian
disertakan tabel atau grafik untuk memperjelas sajian verbal, keduanya harus diberi judul
dengan komentar yang memadai walaupun komentar tersebut tidak harus dilakukan per
table atau grafik.
Apabila hasil yang disajikan cukup panjang, penyajian bisa dilakukan dengan
memilah bagian ini menjadi sub bagian sesuai dengan penjabaran masalah penelitian.
Sebaliknya, apabila bagian ini pendek, semua sajian bisa berupa gabungan pembahasan.
Untuk artikel hasil penelitian kualitatif, bagian hasil memuat deskripsi,
eksplanasi, analisis. sintesis, diskusi, perbandingan dan sebagainya yang tersaji rinci
dalam bentuk subtopik yang masing – masing berkaitan iangsung dengan fokus
penelitian.
7. Bahasan
Bagian ini adalah bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan
bahasan: (1) memecahkan masalah penelitian atau menunjukkan pencapaian tujuan
penelitian, (2) menafsirkan temuan dan menarik inferensi berdasarkan temuan itu, (3)
mengintegrasikan temuan penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan,
dan (4) menyusun teori baru atau memodifikasi teori yang sudah ada.
Untuk menunjukkan terjadinya pemecahan masalah atau pencapaian tujuan
penelitian, harus hasil penelitian disimpulkan secara eksplisit. Misalnya, jika dinyatakan
bahwa penelitian bertujuan mengetahui perbedaan penggunaan antara sate strategi dan
stgrategi lain dalam pembelajaran bahasa asing, dalam bagian pembahasan perbedaan itu
haruslah diuraikan secara rinci dengan bukti yang memadai.
Penafsiran terhadap temuan dilakukan dengan menggunakan metode dan teori
yang ada. Misalnya ditemukan adanya hubungan antara strategi pembelajaran dan
prestasi siswa, dapat ditafsirkan bahwa strategi sangat berpengaruh besar terhadap
peningkatan prestasi belajar siswa. Temuan diintegrasikan ke dalam kumpulan
pengetahuan yang sudah ada dengan jalan membandingkan temuan itu dengan temuan
pelitian sebelumnya, dengan teori yang sudah ada, atau dengan pernyataan di lapangan.
Pembandingan harus disertai rujukan yang sesuai.
Jika penelitian yang menjadi dasar penulisan artikel berupa telah ada (penelitian
dasar), teori yang lama bisa dikonfirmasi atau ditolak sebagian atau seluruhnya.
Penolakan teori harus disertai dengan modifikasi atau rumusan teori baru.
Untuk penelitian kualitatif, bagian ini dapat pula memuat gagasan peneliti, kaidah
antar kategori dan antar dimensi, dan posisi temuan atau penelitian terhadap temuan dan
teori sebelumnya.
8. Simpulan
Simpulan menyajikan ringkasan dari uraian yang disajikan pada bagian basil dan
pembahasan. Berdasarkan uraian pada kedua bagian itu, dikembangkan pokok pikiran
yang merupakan esensi dari uraian tersebut. Simpulan disajikan dalam bentuk deskripsi
verbal, dan bukan dalam bentuk angka.
Simpulan dapat diikuti dengan saran yang disusun berdasarkan simpulan. Saran
bisa merujuk kepada tindakan praktis, pengembangan teoritis, dan penelitian lanjutan.
Simpulan dan saran dapat pula disebut bagian penutup.
9. Catatan Akhir
Pada dasarnya, catatan akhir dalam artikel ilmiah berupa keterangan tambahan
yang diberikan kepada istilah khusus, nama tokoh, nama lembaga, tahun tertentu, simbol,
dan sebagainya yang termuat dalam artikel. Pencantuman catatan akhir ini dilakukan
dengan alasan bahwa walaupun dibutuhkan dan dianggap penting, cacatan tambahan
dapat dianggap mengganggu tampilan nas pokok jika disisipkan ke dalamnya.
i. Daftar Rujukan
Daftar rujukan (references) harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang
disajikan dalam nas artikel ilmiah. Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan
harus sudah disebutkan dalam nas. Demikian pula semua rujukan yang disebutkan dalam
nas harus disajikan dalam daftar rujukan. Tata cara penulisan daftar rujukan dapat dilihat
pada Bab 6, Tata Tulis.
B. Artikel Konseptual
Artikel konseptual ialah artikel ilmiah yang dihasilkan oleh penulisnya melalui
proses pemikiran yang mendalam terhadap suatu gejala yang muncul di dalam ranah ilmu
tertentu. Proses pemikiran itu didukung dengan rujukan kepada teori tertentu yang sudah
dikemukakan pakar melalui karangannya dalam bahan rujukan tertentu. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa artikel konseptual merupakan laporan hasil pemikiran
yang dilandasi oleh kajian kepustakaan. Artikel konseptual terdiri atas (1) judul, (2) nama
penulis dan lembaga asal, (3) abstrak dan kata. kunci, (4) pendahuluan, (5) nas, (6)
penutup atau simpulan, (7) catatan akhir, dan (7) Daftar rujujukan.
1. Judul
Judul dalam artikel konseptual berfungsi sebagai label yang mencerminkan secara
tepat intisari yang terkandung dalam artikel. Sebab itu, pemilihan kata yang dipakai di
dalam judul hendaknya dilakukan secara cermat. Di samping aspek ketepatannya,
pemilihan kata untuk judul perlu juga mempertimbangkan pengaruhnya terhadap daya
tarik judul bagi pembaca. Judul artikel sebaiknya terdiri atas 5 -15 kata.
2. Nama Penulis dan Lembaga Asal
Seperti pada penulisan nama dan asal lembaga pada artikel hasil penelitian,
penulisan nama pengarang pada artikel konseptual dilakukan tanpa disertai gelar
akademik atau gelar lain apapun. Nama lembaga tempat bekerja penulis dicantumkan
sebagai catatan kaki di halaman pertama artikel. Jika artikel ditulis oleh dua orang atau
lebih, semua ditulis secara berurutan mulai dengan penulis utama. Apabila semua penulis
berasal dari lembaga yang sama, nama lembaga asal hanya ditulis sekali. Namun, apabila
penulis berasal dari lembaga yang berlainan, semua nama lembaga asal penulis harus
dicantumkan pada catatan kaki, mulai dengan lembaga asal penulis utama dengan
penanda angka 1, 2, 3, dan seterusnya dengan format supercscript.
3. Abstrak dan Kata Kunci
Untuk artikel hasil pemikiran konseptual, abstrak berisi ringkasan isi artikel yang
dituangkan secara padat. Abstrak untuk artikel jenis ini bukanlah komentar atau
pengantar dari penyunting atau redaksi. Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat
tentang gagasan terpenting di dalam artikel. Gagasan itu antara lain mencakupi masalah,
tujuan, dan ringkasan Basil pernikiran sebagai tekanannya.
Abstrak yang mendahului artikel berbahasa Indonesia hendaknya ditulis dalam
bahasa Inggris, sedangkan untuk artikel yang berbahasa Inggris dilengkapi dengan
abstrak berbahasa Indonesia.
Panjang abstrak antara 50 sampai dengan 75 kata dan ditulis dalam satu paragraf.
Dengan ketikan berspasi tunggal menggunakan format yang lebih sempit daripada teks
utama (margin kanan dan kiri menjorok masuk 1,2 cm).
Abstrak diikuti dengan Kata Kunci (Key Words) yang merupakan kata pokok
yang menggambarkan daerah masalah yang diteliti atau istilah yang menggambarkan
gagasan pokok artikel. Kata kunci dapat berupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah
kata kunci dalam artikel ilmlah antara 3 sampai dengan 5 buah. Kata ini diperlukan untuk
penelusuran lebih lanjut ke dalam sistem informasi dan telekomunikasi menggunakan
teknologi internet.
4. Pendahuluan
Berbeda dengan isi pendahuluan di dalam artikel hasil penelitian, bagian
pendahuluan dalam artikel konseptual berisi uraian yang mengantarkan pembaca kepada
topik utama yang akan dibahas. Sebab itu, isi bagian pendahuluan menguraikan berbagai
hal yang mampu menarik pembaca untuk mendalami bagian selanjutnya. Selain itu,
bagian pendahuluan hendaknya diakhiri dengan rumusan singkat tentang hal pokok yang
akan dibahas. Bagian pendahuluan tidak perlu diberi judul.
5. Nas
Nas pada artikel konseptual sangat bervariasi. Bagian ini dapat berupa (1)
evaluasi terhadap teori yang ada, yang mencakupi ragam, kelebihan, dan kekurangannya,
(2) deskripsi, eksplanasi, analisis, dan diskusi tentang fenomena yang muncul dalam
suatu komunitas. (3) strategi pengelolaan perkara tertentu, (4) perbandingan antar teori
untuk menjembatani kesenjangan di antaranya, (5) kemungkinan penetapan suatu teori di
dalam kelompok masyarakat tertentu, (6) telaah terhadap teori tertentu dan kemungkinan
replikasinya dalam kondisi dan situasi yang berlainan, dan sebagainya.
Walaupun nas jenis artikel ini tidak perlu dibagi menjadi Sub - bagian, tiap
paragraf harus disusun secara sistematis dengan memperhatlkan koherensi
antarbagiannya. Teks yang disusun dengan runtut, lugas, padu, dan jelas akan mampu
meyakinkan pembacanya untuk mengikuti alur pikir yang hendak disampaikan oleh
penulis kepada pembacanya.
6. Penutup
Istilah penutup digunakan sebagai judul bagian akhir artikel konseptual jika isinya
hanya berupa catatan akhir atau yang sejenisnya. Jika uraian pada bagian akhir berisi
simpulan hasil pembahasan pada bagian sebelumnya perlu dimasukkan pada bagian
kesimpulan kebanyakan artikel konseptual membutuhkan kesimpulan.
Beberapa artikel konseptual yang dilengkapi dengan saran. Jika hendak
ditampilkan, saran yang mencukupi aspek pengembangan ilmu, penerapan teori, dan
aspek lain dapat ditempatkan dalam bagian tersendiri.
7. Catatan Akhir
Pada dasarnya, catatan akhir dalam artikel konseptual serupa dengan catatan akhir
pada artikel ilmiah. Catatan ini berupa keterangan tambahan yang diberikan kepada
istilah khusus, nama tokoh, nama lembaga, tahun tertentu, simbol, dan sebagainya yang
termuat di dalam artikel. Pencantuman catatan akhir ini dilakukan dengan alasan bahwa
walaupun dibutuhkan dan dianggap penting, cacatan tambahan dapat dianggap
mengganggu tampilan nas pokok jika disisipkan ke dalamnya.
8. Daftar Rujukan
Seperti pada artikel hasil penelitian, daftar rujukan (references) pada artikel
konseptual harus lengkap dan sesuai dengan rujukan yang disajikan dalam nas artikel.
Bahan pustaka yang dimasukkan dalam daftar rujukan harus sudah disebutkan dalam nas.
Demikian pula semua rujukan yang disebutkan dalam nas harus disajikan dalam daftar
rujukan. Tata cara penulisan daftar rujukan dapat dilihat pada Bab Tata Tulis.
TATA TULIS
LATAR BELAKANG RENDAHNYA KESADARAN ORANG TUA
TERHADAP PENDIDIKAN ANAK PEREMPUAN
SKRIPSI
disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Psikologi pada Universitas Negeri Semarang
oleh
Muamaroh
1550408016
JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi dengan judul “Latar Belakang
Rendahnya Kesadaran Orangtua terhadap Pendidikan Anak Perempuan” ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan
kode etik ilmiah.
Semarang, 7 Juni 2013
Muamaroh
1550408016
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Latar Belakang Rendahnya Kesadaran Orangtua terhadap
Pendidikan Anak Perempuan” telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada hari Senin, tanggal 7 Juni 2013.
Panitia:
Ketua Sekretaris
Drs. Hardjono, M. Pd Dr. Drs. Edy Purwanto, M. SiNIP. 195108011979031007 NIP. 196301211987031001
Penguji Utama
Anna Undarwati, S. Psi, M. ANIP. 198205202006042002
Penguji/Pembimbing I Penguji/Pembimbing II
Dra. Tri Esti Budiningsih, M. A. Andromeda, S. Psi., M. Psi.NIP. 195811251986012001 NIP. 198205312009122001
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
(Qs. Ar-Rahman)
Kita berhasil karena meskipun kita memiliki kelemahan, kita tetap berfokus mensyukuri dan
menggunakan kekuatan-kekuatan kita (Mario Teguh)
Persembahan :
Skripsi ini penulis persembahkan kepada Ibu dan Bapak yang
tak henti-hentinya mengiringi doa disetiap langkah penulis.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas
rahmat dan karunia yang telah diberikah selama menjalani proses pembuatan skripsi yang
berjudul “Latar Belakang Rendahnya Kesadaran Orangtua terhadap Pendidikan Anak
Perempuan” sampai dengan selesai.
Penyusunan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Penulis menyadari bahwa penyusunan
skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, maka pada kesempatan ini ucapan terimakasih
penulis sampaikan kepada:
1. Drs. Hardjono, M. Pd. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan beserta jajaran pimpinan
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Drs. Edy Purwanto, M. Si. Ketua Jurusan psikologi fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang.
3. Dra. Tri Esti Budiningsih, S. Psi, M. A. Dosen pembimbing I atas perhatian dan
kesabarannya membimbing serta memberi saran dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Andromeda, S. Psi, M. Psi. Dosen pembimbing II atas bimbingan, saran, dan ilmu yang
diberikan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Penguji Utama yang telah memberikan saran dan berbagi ilmu sehingga skripsi ini
menjadi lebih baik.
6. Perangkat Desa dan tokoh masyarakat desa Tambakan yang telah memberikan informasi
tentang data kependudukan desa Tambakan.
7. Para narasumber penelitian yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
diwawancara.
8. Semua dosen Psikologi FIP UNNES yang telah memberi ilmu pengetahuan kepada
penulis selama menempuh pendidikan di Psikologi FIP UNNES.
9. Nurma, Upik, Dimas, Ima, Ipunk, Yani, Iwa, Kiki, Topik yang telah menjadi sahabat
sekaligus saudara buat penulis.
10. Teman-teman seperjuangan, Tita, Indra Aji, Nely, Momon, Didit, Aji, Bintang, Suci, dan
semua teman-teman Psikologi angkatan 2008 yang telah mewarnai kisah selama di
UNNES.
11. Anak-anak Aura Kost atas kebersamaan dan kekompakannya selama ini.
12. Mas Yoyok, Mas Okto, dan Mbak Diyah yang selalu memberi semangat dan motivasi
kepada penulis.
Semarang, 7 Juni 2013
Penulis
ABSTRAK
Muamaroh. 2013. Latar Belakang Rendahnya Kesadaran Orangtua terhadap Pendidikan Anak Perempuan. Skripsi. Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dra. Tri Esti Budiningsih, M.A. Pembimbing II Andromeda, S.Psi.,M.Psi.
Kata Kunci : Kesadaran Orangtua, Pendidikan Anak Perempuan
Pendidikan merupakan hal mendasar yang wajib dijalankan oleh setiap orang sejak dini. Orangtua mempunyai tanggung jawab besar terhadap kelanjutan masa depan anaknya, karena dengan pendidikan seseorang akan bisa mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dan terhindar dari kebodohan. Tetapi kenyataan yang terjadi sekarang masih ada sebagian orangtua yang kurang menyadari pentingnya pendidikan terhadap masa depan anak-anaknya. Mereka mempunyai pertimbangan untuk menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi, khususnya untuk anak perempuan. Sebagian orangtua beranggapan bahwa anak perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena nantinya hanya akan menjadi ibu rumah tangga dirumah dan ilmunya tidak berguna.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap apa yang melatar belakangi rendahnya kesadaran orangtua terhadap pendidikan anak perempuan di desa Tambakan, Gubug, Grobogan. Menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Unit analisis dalam penelitian ini adalah latar belakang rendahnya kesadaran orangtua terhadap pendidikan anak perempuan. Narasumber utama dalam penelitian ini sebanyak enam orang, yaitu tiga pasang orang tua. Sedangkan narasumber sekunder sebagai pendukung data dalam penelitian ini tiga orang, yaitu anak perempuan dari masing-masing orang tua. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara semi terstruktur, dan teknik keabsahan data penelitian ini menggunakan triangulasi sumber.
Hasil penelitian diperoleh terdapat enam hal yang melatar belakangi rendahnya kesadaran orangtua terhadap pendidikan anak perempuan, antara lain: pendidikan orangtua yang rendah, religiusitas, keadaan ekonomi, perilaku modelling dari orangtua terdahulu, sosial budaya, dan persepsi terhadap masa depan anak perempuan. Saran diajukan kepada bidang akademik, kepada orangtua, dan kepada peneliti selanjutnya. Bidang akademik diharapkan adanya wacana tentang pentingnya kesadaran orangtua terhadap pendidikan anak perempuan sejak dini. Bagi orangtua diharapkan orangtua semakin menyadari tentang pentingnya kesetaraan pendidikan antara anak laki-laki dengan anak perempuan. Selanjutnya bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggali lebih dalam tentang fenomena lain yang berkaitan dengan kesadaran orangtua terhadap pendidikan anak perempuan serta meneliti pada masyarakat yang tinggal diperkotaan atau dekat dengan sarana pendidikan tinggi.
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
PERNYATAAN .................................................................................................... ii
PENGESAHAN .................................................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR …........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv
BAB
1. PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
Dan seterusnya…
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Angka Partisipasi Sekolah Tahun 2011 ........................................................... 3
1.2 Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Usia 15 Tahun Keatas (Tahun) ................ 4
1.3 Angka Melek Huruf Penduduk 15 tahun Keatas (Persen) 2011 ...................... 5
3.1 Unit Analisis ................................................................................................... 28
4.1 Monografi Desa Tambakan September 2011 ................................................. 36
4.2 Jenjang Pendidikan yang di Tempuh Masyarakat Desa Tambakan ............... 37
4.3 Sarana dan Prasarana Bidang Pendidikan Desa Tambakan ........................... 38
4.4 Koding ............................................................................................................ 48
4.5 Identitas narasumber Utama dan Narasumber Sekunder ............................... 48
4.6 Rangkuman Temuan Penelitian ..................................................................... 76
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1 Dinamika Kasus Pertama (Keluarga SH dan SP) .......................................... 84
4.2 Dinamika Kasus Kedua (Keluarga MG dan NO) .......................................... 90
4.3 Dinamika Kasus Ketiga (Keluarga MRK dan IRY) ...................................... 98
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pedoman Wawancara ........................................................................................ …... 114
2. Hasil Wawancara Narasumber Utama ................................................................. 116
2.1 Hasil wawancara Narasumber Utama Pertama ..................................................... 117
2.2 Hasil Wawancara Narasumber Utama Kedua ....................................................... 128
Dst…
PENULISAN TABEL
Tabel 1.1. Angka Partisipasi Sekolah tahun 2011
Usia (tahun) APS (persen) Tidak Bersekolah (persen)
7 – 12 97,58 2,4213 – 15 87,78 12,2216 – 18 57,85 42,15
Keterangan:APS : Angka Partisipasi Sekolah
PENULISAN GAMBAR ATAU DIAGRAM
Gambar 4.1. Dinamika Kasus Pertama (Keluarga SH dan SP)
Pendidikan SH dan SP rendah (hanya lulus SD)
Memiliki 2 anak, laki-laki dan perempuan (Anak perempuan lulus MTs, laki-laki lulus SMA)
Ingin anak perempuan setelah lulus MTs berada dipesantren (menghafal Al-Qur’an)
1. Latar belakang pendidikan
2. Latar belakang sosial budaya
3. Latar belakang pemahaman agama
Menganggap pendidikan anak perempuan yang rendah sudah biasa dilingkungannya
PENULISAN KUTIPAN PANJANG
Faktor-faktor kendala kesetaraan perempuan dalam pendidikan, seperti dijelaskan oleh
Astuti (2011: 49) antara lain:
(1). Proses sosialisasi peran gender membuat perempuan merasa berkewajiban memenuhi harapan budaya dan tradisi: mengabdi pada keluarga, menjadi istri yang baik, membatasi aspirasinya dan enggan mendayagunakan potensi yang dimilikinya secara optimal; (2). Sistem nilai budaya dan pandangan keagamaan kurang mendukung kesetaraan perempuan dalam pendidikan. Pandangan stereotip beranggapan bahwa perempuan tidak perlu sekolah tinggi-tinggi, karena semakin tinggi sekolahnya semakin sulit untuk mendapatkan jodoh; (3). Prioritas pendidikan masih diperuntukkan bagi laki-laki yang kelak akan menjadi pencari nafkah.
Kesadaran penduduk untuk menyekolahkan anaknya sampai jenjang pendidikan menengah dikota-kota besar sudah cukup tinggi, hal ini disebabkan informasi dan komunikasi antara warga masyarakat dengan pemerintah relatif lebih mudah untuk diwujudkan sehingga dengan begitu lebih mudah untuk menyelaraskan antara keinginan pemerintah dengan warga masyarakat. Berbeda dengan daerah pedesaan dimana warganya belum terlalu menyadari arti penting pendidikan untuk masa depan anak-anaknya.
PENULISAN KUTIPAN PENDEK
Pemerintah secara tegas juga menyebutkan pentingnya pendidikan sebagaimana
tercantum dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 Republik Indonesia yang berbunyi “…
Pemerintah Negara Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan….”. Hal tersebut menunjukkan dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan dianggap sebagai alat yang paling efektif.
Pendidikan diharapkan dapat membuat bangsa Indonesia menjadi bangsa yang cerdas dan
tanggap dalam menghadapi tantangan zaman.
DAFTAR PUSTAKA
Angka Melek Huruf. http://sp2010.bps.go.id (diunduh 04/07/12).
Astuti, T.M.P. 2011. Konstruksi Gender dalam Realitas Sosial. Semarang: UNNES PRESS.
Atkinson, R.L. 1993. Pengantar Psikologi. Jakarta: Interaksara.
Badan Pusat Statistik Indonesia. 2012. Perkembangan Beberapa Indikator Utama Sosial-Ekonomi Indonesia Agustus 2012. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Davidoff, L.L. 1988. Psikologi Suatu Pengantar jilid: 1. Diterjemahkan oleh Dra. Mari Juniati. Jakarta: Erlangga.
Departemen Agama RI. 2001. Al-‘Aliyy Al-Qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV Penerbit Diponegoro.
Feist. J. 2012. Teori Kepribadian Buku 1. Jakarta: Salemba Humanika.
. 2012. Teori Kepribadian Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.
Gerungan, WA. 2000. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama.
Fatmariza, H. Pendidikan Anak Perempuan dalam Keluarga dan Masyarakat Matrilinial Minangkabau: studi kasus anak perempuan desa Singgalang Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar Provinsi Sumatera Barat. Journal of Social. http://www.lontar.ui.ac.id. (diunduh 10/06/11).
Hidayat, R. 2010. Bias Gender dalam Prestasi Akademik Siswa: Studi tentang Perbandingan Prestasi Akademik Siswa Laki-laki dan Perempuan di SMA 12 Bekasi. Jurnal Pendidikan & Kebudayaan: Balitbang Kemendiknas.
Ihromi, T. O. 2004. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Koeswara. E. 1991. Teori-teori Kepribadian. Bandung: PT. Eresco.
Moleong, J.L. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Munib, A. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: UNNES PRESS.
LAMPIRAN
Lampiran 1Skala Kematangan Emosi
Lampiran 2Tabulasi Data Kematangan Emosi
Contoh artikel milik Rafika Bayu (Dosen KTP FIP Unnes) yang telah dipublikasikan di Jurnal Edukasi th 2014 no 1.
PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN BAGI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL
Rafika Bayu KusumandariJurusan KTP Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
Abstrak. Tantangan bangsa Indonesia ke depan adalah mempersiapkan generasi penerus yang menguasai iptek serta mampu menstransformasikan dalam tindakan, dengan penerapannya sebagai pengetahuan. Dalam artian, pekerja tak harus memperoleh tempat. Tingginya jumlah penganggur terdidik, khususnya sarjana, sebenarnya merupakan parameter kurang berhasilnya pendidikan. Meskipun demikian, faktor nonpendidikan juga ikut berperan, seperti resesi ekonomi global dan sebagainya. Tetapi dunia pendidikan justru menjadi kunci penyelesaian untuk mengatasi berbagai persoalan yang saling terkait, termasuk peningkatan jumlah penganggur. Permasalahan yang akan di kaji dalam penelitian ini sesuai dengan fokus penelitian yaitu pengembangan model pendidikan kewirausahaan dalam mencetak jiwa wirausaha siswa SMK Unggulan di Kota Semarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model pendidikan kewirausahaan berbasis keunggulan lokal bagi siswa SMA di Kota Semarang. Oleh karena itu, penelitian ini dirancang dengan pendekatan “Penelitian dan Pengembangan” (research and development), yakni suatu program riset ditindaklanjuti dengan program pengembangan untuk perbaikan atau penyempurnaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di SMAN 12 Semarang sebagai salah satu sekolah yang dalam kurikulumnya terdapat mata pelajaran Muatan Lokal yang membidik keunggulan lokal yang ada di lingkungan sekolah. SMAN 12 Semarang yang terletak di Kecamatan Gunungpati, yang merupakan salah satu kecamatan di Kota Semarang yang memiliki keunggulan daerah sebagai sentra buah-buahan, menjadi salah satu alasan dari sekolah untuk membekali anak didiknya agar memiliki keterampilan yang tidak kalah dengan lulusan SMK, sehingga setelah lulus bisa mempunyai usaha pengolahan buah-buahan. Terutama sekali bagi mereka yang tidak mampu melanjutkan ke jenjang kuliah, harus mempunyai keterampilan sebagai bekal dalam kehidupannya nanti. Kesimpulan : pendidikan kewirausahaan dapat memberikan bekal keterampilan kepada siswa sehingga diharapkan setelah lulus dia mampu membuka lapangan kerja. Kata Kunci: Model Pendidikan Kewirausahaan, Keunggulan Lokal
PENDAHULUAN
Data statistik dari Pusat Informasi Pendidikan Sekretariat Jenderal Kementerian
Pendidikan Nasional menunjukkan bahwa sebesar 45,49% tamatan SMA tidak dapat
melanjutkan sekolah mereka ke jenjang pendidikan tinggi. Sementara itu bekal keterampilan
yang mereka miliki untuk mencari pekerjaan dan usaha mandiri sangat minim, sehingga tidak
sedikit dari para lulusan tersebut yang akhirnya terpaksa harus menganggur. Fakta ini
menggambarkan salah satu permasalahan yang dihadapi dalam masyarakat terkait dengan dunia
pendidikan. Oleh karena itu, pada tahun ajaran baru 2010-2011 kurikulum berbasis
kewirausahaan mulai dijalankan di beberapa sekolah. Sejalan dengan itu Rencana Strategis
(Renstra) Depdiknas 2005-2009 dan rancangan Renstra 2010-2014 bertujuan merubah komposisi
perbandingan SMA dan SMK, dari 70:30 menjadi 33:67 pada tahun 2014.
Menteri Pendidikan Nasional, Muhammad Nuh, menyatakan mengenai pentingnya
pengembangan rasa ingin tahu dan kemampuan berpikir secara fleksibel, kreatif, dan inovatif
dalam penerapan kurikulum berbasis kewirausahaan. Tujuan tersebut tentu saja positif karena
definisinya tidak bersifat sempit semata-mata untuk mencetak lulusan siap kerja saja, namun
juga memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah, beradaptasi, dan mencipta.
Kemampuan ini diharapkan akan meningkatkan keunggulan sumber daya manusia Indonesia
untuk bersaing dalam kancah masyarakat dunia yang berbasis pengetahuan dan kreatifitas. Selain
untuk mengembangkan potensi lokal, pendidikan kewirausahaan juga bertujuan untuk
menciptakan lapangan kerja sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran.
Jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Agustus 2010 mencapai 108,2 juta
orang, bertambah sekitar 800 ribu orang dibanding keadaan pada Februari 2010 yang sebesar
107,4 juta orang atau bertambah 3,3 juta orang dibanding keadaan Agustus 2009 yang sebesar
104,9 juta orang. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2010
mencapai 7,14 persen, mengalami penurunan dibanding TPT Februari 2010 yang sebesar 7,41
persen dan TPT Agustus 2009 yang sebesar 7,87 persen (sumber :
http://www.bps.go.id/aboutus.php?search=1).
Berdasar uraian di atas, perlu adanya model pendidikan kewirausahaan berbasis
keunggulan lokal untuk membekali siswa agar mereka mampu bersaing di era pasar global. Di
sinilah masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: bagaimana pengembangan model
pendidikan kewirausahaan berbasis keunggulan lokal bagi siswa SMA di Kota Semarang.
Pendekatan dan konsep untuk menjawab masalah yang akan diteliti. Tujuan dari penelitian ini
secara praktis diarahkan untuk dapat mengembangkan model pendidikan kewirausahaan berbasis
keunggulan lokal bagi siswa SMA di Kota Semarang. Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian
ini adalah berupa pengembangan potensi masyarakat dalam hal ini siswa SMA di Kota Semarang
dalam rangka pengembangan jiwa wirausaha mereka sehingga dapat menjadi bekal ketika
mereka sudah terjun ke dalam masyarakat.
METODE
Mengacu pada tujuan yang ingin dicapai, program penelitian ini dirancang dengan
pendekatan “Penelitian dan Pengembangan” (Research and Development), artinya suatu program
penelitian ditindaklanjuti dengan program pengembangan untuk perbaikan atau penyempurnaan
(Arikunto, 2008:9). Agar menghasilkan suatu prototype pengembangan model pendidikan
kewirausahaan berbasis keunggulan lokal pada siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Semarang
ditempuh langkah-langkah sistematis dalam bentuk proses aksi, refleksi, evaluasi dan inovasi
dengan mengaplikasikan metode penelitian kualitatif, deskriptif, pengembangan, eksperimen,
dan evaluasi.
Alasan digunakannya digunakannya metode kualitatif karena sejauh penelusuran yang
sudah dilakukan oleh peneliti, belum ada hasil pengkajian dan penelitian empiris yang secara
khusus berkenaan dengan pengembangan model pendidikan kewirausahaan berbasis keunggulan
lokal pada siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Semarang. Oleh karenanya, sebagaimana
lazimnya dalam penelitian ilmiah langkah yang ditempuh oleh peneliti adalah melakukan
penjajagan (eksplorasi) mengenai objek yang sedang diteliti.
Metode penelitian kulitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan),
analisis data bersifat induktif/kualitaif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi. Dalam hubungan itu metode kualitatif merupakan salah satu metode
penelitian yang menawarkan desain penelitian yang bertujuan eksploratif (Sugiyono, 2010:15).
Tidak seperti halnya pada desain penelitian eksperimental misalnya pada desain penelitian
kualitatif peneliti tidak bertitik tolak dari kerangka pikir tertentu, tetapi membiarkan setting
penelitian secara alami/sebagaimana adanya dan berupaya memahami gejala yang ada dengan
menempatkan diri pada objek yang sedang diteliti (empati). Alasan lain digunakannya metode
kualitatif adalah karena dengan metode kualitatif berbagai gagasan, kepedulian, sikap dan nilai
dari sejumlah orang yang sedang diteliti dapat dengan mudah dipahami.
Data dikumpulkan dari latar yang dialami (natural setting) sebagai sumber data langsung.
Pemaknaan terhadap data tersebut hanya dapat dilakukan apabila diperoleh kedalaman atas fakta
yang diperoleh. Penelitian ini diharapkan dapat membangun suatu teori secara induktif dari
abstraksi-abstraksi data yang dikumpulkan tentang pengembangan model pendidikan
kewirausahaan berbasis keunggulan lokal pada SMA berdasarkan temuan makna dalam latar
yang dialami. Pngembangan model pendidikan kewirausahaan berbasis keunggulan lokal pada
siswa Sekolah Menengah Atas di Kota Semarang yang menjadi objek penelitian adalah siswa
SMA. Dalam upaya memudahkan kegiatan penelitian, maka lokasi penelitian yang diambil kali
ini adalah SMA yang menyelenggarakan pendidikan kewirausahaan di Kota Semarang,
Prinsip penelitian kualitatif menekankan bahwa setiap temuan (sementara) dilandaskan
pada data, sehingga temuan itu semakin tersahihkan sebelum dinobatkan sebagai teori
(Alwasilah, 2008:102). Desain penelitian kualitatif berfokus pada fenomena tertentu yang tidak
memiliki generalizability dan comparability, tetapi memiliki internal validity dan contextual
understanding. Apa yang dilakukan (action) peneliti untuk mencapai tujuan penelitian itu pada
garis besarnya ada empat, yaitu (1) membangun keakraban dengan responden, (2) penentuan
sampel, (3) pengumpulan data, dan (4) analisis data. Penelitian ini tidak sekedar menyangkut
pengetahuan yang dapat dibahasakan (propotional knowledge), melainkan juga menyangkut
pengetahuan yang tidak dapat dibahasakan (tacit knowledge), yang hampir tidak mungkin
diperoleh lewat pendekatan rasionalitas (Lincoln & Guba, dalam Alwasilah, 2008:103). Kasus
yang diteliti adalah pengembangan model pendidikan kewirausahaan berbasis keunggulan lokal
pada siswa SMA. Meskipun rancangan penelitian ini akan dilakukan secara bertahap, namun
dalam peristiwa-peristiwa (event) khusus pengamatan dilakukan secara simultan.
Berdasarkan temuan konseptual, selanjutnya dilakukan analisis komparasi dan
pengembangan konseptual, untuk mendapat abstraksi tentang karakteristik pengembangan model
pendidikan kewirausahaan berbasis keunggulan lokal pada siswa Sekolah Menengah Atas di
Kota Semarang dalam rangka meningkatkan keunggulan lokal. Sejalan dengan rancangan
penelitian kualitatif, penelitian ini berusaha memahami makna peristiwa serta interaksi orang
dalam situasi tertentu. Untuk dapat memahami makna peristiwa dan interaksi orang, digunakan
orientasi teoritik atau perspektif teoritik dengan pendekatan fenomenologis (phenomenological
approach). Pendekatan ini ditetapkan dengan mengamati fenomena-fenomena dunia konseptual
subjek yang diamati melalui tindakan dan pemikirannya guna memahami makna yang disusun
oleh subjek di sekitar kejadian sehari-hari.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Semarang merupakan salah satu sekolah yang dalam
kurikulumnya menyelenggarakan mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) dengan membidik
keunggulan lokal yang ada di lingkungan sekolah. SMAN 12 Semarang yang terletak di
Kecamatan Gunungpati, yang merupakan salah satu kecamatan di Kota Semarang yang memiliki
keunggulan daerah sebagai sentra buah-buahan, menjadi salah satu alasan dari sekolah untuk
membekali anak didiknya yang mayoritas berdomisili di Gunungpati agar memiliki keterampilan
yang tidak kalah dengan lulusan SMK sehingga setelah lulus bisa mempunyai usaha pengolahan
buah-buahan. Terutama sekali bagi mereka yang tidak mampu melanjutkan ke jenjang kuliah,
harus mempunyai keterampilan sebagai bekal dalam kehidupannya nanti. Mapel mulok ini
dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah sejak 3 (tiga) tahun terakhir yang disesuaikan dengan
keunggulan lokal.
Mapel Mulok yang ada dalam kurikulum SMAN 12 Semarang adalah Mulok Pengolahan
Buah Pasca Panen. Mata pelajaran ini dipilih dengan pemikiran bahwa pada situasi pasca panen,
harga buah sangat murah bahkan seringkali tidak laku sehingga merugikan petani buah. Dengan
kondisi ini, panen buah yang diharapkan mampu memberikan keuntungan menjadi kerugian
sehingga perlua ada terobosan baru dalam mengolah buah-buahan pasca panen agar lebih
bernilai ekonomis.
Selain itu, akan lebih mengembangkan perekonomian di Kecamatan Gunungpati. Antara
lain terobosan baru yang dapat dilakukan adalah memproduksi ceriping, manisan, minuman
segar dari buah-buahan, dll. Tentu saja hal ini akan menambah penghasilan para petani buah di
Gunungpati dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Gunungpati. Apalagi tidak
lama lagi Gunungpati menjadi tujuan wisata dengan dibukanya bendungan air. Ini merupakan
peluang bagus bagi masyarakat sekitar dalam membidik bisnis pengolahan buah-buahan untuk
menarik wisatawan agar semakin banyak datang ke Gunungpati.
Mulok Pengolahan Buah Pasca Panen diberikan kepada siswa kelas XI dan XII dari
semester 5 sampai 6 di mana ada 2 jam pelajaran per minggu untuk seluruh jurusan yang ada
baik itu jurusan IPA, IPS maupun Bahasa. Ada 3 (tiga) tujuan diselenggarakan adalah: (1)
setelah lulus, siswa yang tidak dapat kuliah dapat mempunyai usaha sendiri; (2) membekali
keterampilan kepada siswa agar tidak kalah dengan lulusan SMK; dan (3) menyalurkan hobi
yang dapat menghasilkan uang.
Sesuai dengan mata pelajarannya, maka materi pelajaran yang diberikan adalah
keterampilah olah buah yang ada disekitar wilayah Gunungpati seperti Durian, Rambutan,
Mangga dan lainnya. Dengan metode pembelajarannya lebih menekankan teori dibanding
praktek, yaitu dengan perbandingan 70% teori dan 30% praktek. Hal tersebut karena minimnya
waktu untuk praktek, sehingga guru lebih banyak memberikan teori. Lebih lanjut beberapa
kendala juga terjadi, yaitu: (1) Dukungan dari sekolah belum optimal; (2) Siswa lebih banyak
diberikan teori sehingga prakteknya kurang; (3) Siswa tidak dibekali materi berwirausaha; (4)
Guru tidak punya kompetensi berwirausaha; dan (5) Tidak adanya dukungan dari masyarakat.
Dalam upaya mengatasi hal tersebut, didesain juga untuk pembelajaran praktek yang
dilakukan di sekolah diharapkan dapat dikembangkan sendiri oleh siswa di rumah. Selain itu,
siswa diminta untuk praktek bersama kelompoknya dan membuat laporan hasil prakteknya. Guru
memberikan praktek satu kali untuk masing-masing produk olahan seperti keripik, manisan,
asinan dan dodol. Pada waktu guru memberikan materi praktek, misalnya praktek membuat
asinan mangga, kemudian siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Secara berkelompok, mereka
diminta mencari produk-produk olahan buah mangga lainnya. Mereka diminta untuk praktek
bersama kelompoknya membuat olahan mangga lainnya dan membuat laporan hasil prakteknya.
Guru yang mengampu mengajar mata pelajaran ini dipilih berdasarkan dengan linieritas
dengan mata pelajaran, yaitu lulusan PKK (Pendidikan Keterampilan Keluarga IKIP Semarang.
Dalam mengajarkan mata pelajaran Mulok, guru mengambil dari buku-buku wirausaha terutama
yang terkait dengan pengolahan buah-buahan. Untuk memudahkan mengajar, guru juga
membuat perangkat pembelajaran seperti Silabus, Program Tahunan (Prota), Program Semester,
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap standar kompetensi, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Hal ini untuk memudahkan guru dalam proses belajar mengajar di kelas.
Dalam perkembangannya, dukungan sekolah bukan saja pada pemilihan Mulok pengolahan
buah pasca panen saja, namun juga disediakan dana untuk praktek pengolahan buah-buahan.
Walaupun jumlahnya tidak banyak, namun sudah cukup membantu daripada tidak sama sekali.
Keberlanjutan mata pelajaran Mulok ini diharapkan siswa akan mampu berwirausaha sendiri
setelah dia lulus dari sekolah. Oleh karena itu, guru pengampu mapel mulok selalu memberikan
motivasi agar siswa mau dan mampu berwirausaha sendiri selepas dia lulus sekolah.
Sesuai dengan mata pelajarannya, maka materi pelajaran yang diberikan adalah
keterampilan olah buah yang ada disekitar wilayah Gunungpati, yaitu durian, rambutan dan
mangga. Materi yang diberikan antara lain: (1) mengenal buah durian, mangga, nangka dan
rambutan; (2) memahami faktor-faktor penentu kualitas serta daya tahan keripik, asinan,
dodol/jenang durian, mangga, nangka dan rambutan; (3) memahami kebutuhan alat dan bahan
pembuatan keripik, asinan, dodol/jenang durian, mangga, nangka dan rambutan; (4)
mengaplikasikan pembuatan keripik, asinan, dodol/jenang durian, mangga, nangka dan
rambutan; dan (5) menerapkan prinsip kewirausahaan dengan analisis usaha dan prinsip
ekonomi.
Sejak dimasukkannya Mulok pengolahan buah pasca panen tiga tahun lalu, Mulok ini baru
mampu menumbuhkan jiwa wirausaha pada lulusannya kurang dari 10%. Hal tersebut karena
siswa hanya berminat pada pengolahan buah menjadi makanan dan minuman berupa manisan
buah dan minuman sergar, misalnya jus. Belum diolah menjadi produk lain. Produk olahan buah
sebenarnya banyak, bisa berupa jelly, permen dan lainnya. Kulit buahnya bisa diolah menjadi
briket untuk bahan bakar atau kerajinan lain sehingga tidak menambah limbah sampah yang akan
mengotori lingkungan wilayah Gunungpati. Dari kalangan masyarakat sendiri belum ada
dukungan kepada para siswa. Dukungan masyarakat sangat penting untuk menumbuhkan jiwa
wirausaha pada siswa. Adanya banyak keterbatasan ini, menyebabkan sampai sekarang belum
ada prestasi yang pernah diraih siswa. Tentu saja, pada masa yang akan datang kondisi ini bisa
berubah sehingga siswa terpacu untuk berprestasi menciptakan olahan makanan dari buah-
buahan yang inovatif.
Pembahasan
Pendidikan adalah modal penting dalam mengarungi perubahan dan perkembangan era
modern. Bahkan ada istilah yang menyebut bahwa Pendidikan adalah mata uang yang berlaku di
semua negara. Artinya adalah dengan pendidikan, kita sudah mempunyai separuh modal dalam
menghadapi tantangan zaman yang semakin pelik, tinggal bagaimana kita mengasah dan
mengembangkan potensi yang ada. Kewirausahaan tidak muncul secara mendadak, akan tetapi
melalui proses pembelajaran. Pendidikan kewirausahaan sangatlah penting bagi wirausaha, agar
mereka tidak meraba-raba dalam melakukan bisnis mereka. Dengan adanya pendidikan maka
mereka akan mempertimbangkan semua yang akan mereka lakukan dengan matang. Pendidikan
akan membentuk para wirausahawan atau pebisnis yang handal dan tangguh.
“An entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty for
the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and asembling the
necessary resources to capitalze on those opportunities”. Wirausahawan adalah orang-orang
yang memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan
sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil
keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif
kedalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih sukses/meningkatkan pendapatan.
Intinya, seorang wirausaha adalah orang-orang yang memiliki karakter wirausaha dan
mengaplikasikan hakikat kewirausahaan dalam hidupnya. Dengan kata lain, wirausaha adalah
orang-orang yang memiliki jiwa kreativitas dan inovatif yang tinggi dalam hidupnya (Norman,
2009). Kewirausahaan (entrepreneurship) muncul apabila seseorang individu berani
mengembangkan usaha-usaha dan ide-ide barunya. Proses kewirausahaan meliputi semua fungsi,
aktivitas dan tindakan yang berhubungan dengan perolehan peluang dan penciptaan organisasi
usaha (Suryana, 2001).
Dalam pendidikan kewirausahaan, peran scientist (pendidik yang menguasai ilmu
pengetahuan kewirausahaan) dan artist (praktisi yang menguasai seni kewirausahaan) yang
secara bersama-sama bergabung dalam proses pembelajaran kewirausahaan harus bisa
memberikan keteladanan. Nilai-nilai karakter wirausaha juga harus tercermin pada diri pendidik
atau pembelajar kewirausahaan (Wiedy, 2004).
Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Semarang merupakan salah satu sekolah yang dalam
kurikulumnya menyelenggarakan mata pelajaran Muatan Lokal (Mulok) dengan membidik
keunggulan lokal yang ada di lingkungan sekolah. SMAN 12 Semarang yang terletak di
Kecamatan Gunungpati, yang merupakan salah satu kecamatan di Kota Semarang yang memiliki
keunggulan daerah sebagai sentra buah-buahan, menjadi salah satu alasan dari sekolah untuk
membekali anak didiknya yang mayoritas berdomisili di Gunungpati agar memiliki keterampilan
yang tidak kalah dengan lulusan SMK sehingga setelah lulus bisa mempunyai usaha pengolahan
buah-buahan. Terutama sekali bagi mereka yang tidak mampu melanjutkan ke jenjang kuliah,
harus mempunyai keterampilan sebagai bekal dalam kehidupannya nanti. Mapel mulok ini
dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah sejak 3 (tiga) tahun terakhir yang disesuaikan dengan
keunggulan lokal.
Integrasi pendidikan kewirausahaan di dalam mulok, hampir sama dengan integrasi
pendidikan kewirausahaan terintegrasi di dalam mata pelajaran dilaksanakan mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran pada semua mata pelajaran. Pada tahap
perencanaan ini, RPP dirancang agar muatan maupun kegiatan pembelajarannya MULOK
memfasilitasi untuk mengintegrasikan nilai-nilai kewirausahaan. Cara menyusun RPP MULOK
yang terintegrasi dengan nilai-nilai kewirausahaan dilakukan dengan cara mengadaptasi RPP
MULOK yang sudah ada dengan menambahkan pada materi, langkah-langkah pembelajaran atau
penilaian dengan nilai-nilai kewirausahaan. Prinsip pembelajaran yang digunakan dalam
pengembangan pendidikan kewirausahaan mengusahakan agar peserta didik mengenal dan
menerima nilai-nilai kewirausahaan sebagai milik mereka dan bertanggung jawab atas keputusan
yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai pilihan, menentukan pendirian, dan
selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini peserta
didik belajar melalui proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk
mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan yang terkait dengan nilai-
nilai kewirausahaan (Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas, 2010).
Mapel Mulok yang ada dalam kurikulum SMAN 12 Semarang adalah Mulok Pengolahan
Buah Pasca Panen. Mata pelajaran ini dipilih dengan pemikiran bahwa pada situasi pasca panen,
harga buah sangat murah bahkan seringkali tidak laku sehingga merugikan petani buah. Dengan
kondisi ini, panen buah yang diharapkan mampu memberikan keuntungan menjadi kerugian
sehingga perlua ada terobosan baru dalam mengolah buah-buahan pasca panen agar lebih
bernilai ekonomis.
Selain itu, akan lebih mengembangkan perekonomian di Kecamatan Gunungpati. Antara
lain terobosan baru yang dapat dilakukan adalah memproduksi ceriping, manisan, minuman
segar dari buah-buahan, dll. Tentu saja hal ini akan menambah penghasilan para petani buah di
Gunungpati dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat Gunungpati. Apalagi tidak
lama lagi Gunungpati menjadi tujuan wisata dengan dibukanya bendungan air. Ini merupakan
peluang bagus bagi masyarakat sekitar dalam membidik bisnis pengolahan buah-buahan untuk
menarik wisatawan agar semakin banyak datang ke Gunungpati.
Mulok Pengolahan Buah Pasca Panen diberikan kepada siswa kelas XI dan XII dari
semester 5 sampai 6 di mana ada 2 jam pelajaran per minggu untuk seluruh jurusan yang ada
baik itu jurusan IPA, IPS maupun Bahasa. Ada 3 (tiga) tujuan diselenggarakan adalah: (1)
setelah lulus, siswa yang tidak dapat kuliah dapat mempunyai usaha sendiri; (2) membekali
keterampilan kepada siswa agar tidak kalah dengan lulusan SMK; dan (3) menyalurkan hobi
yang dapat menghasilkan uang.
Mata pelajaran ini memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengembangkan
kemampuannya yang dianggap perlu oleh daerah yang bersangkutan (Gunungpati). Oleh karena
itu mata pelajaran muatan lokal harus memuat karakteristik budaya lokal, keterampilan, nilai-
nilai luhur budaya setempat dan mengangkat permasalahan sosial dan lingkungan yang pada
akhirnya mampu membekali peserta didik dengan keterampilan dasar (life skill) sebagai bekal
dalam kehidupan sehingga dapat menciptakan lapangan pekerjaan. Contoh anak yang berada di
ingkungan sekitar pantai, harus bisa menangkap potensi lokal sebagai peluang untuk mengelola
menjadi produk yang memiliki nilai tambah, yang kemudian diharapkan anak mampu menjual
dalam rangka untuk memperoleh pendapatan (Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas, 2010).
Sesuai dengan mata pelajarannya, maka materi pelajaran yang diberikan adalah
keterampilah olah buah yang ada disekitar wilayah Gunungpati seperti Durian, Rambutan,
Mangga dan lainnya. Dengan metode pembelajarannya lebih menekankan teori dibanding
praktek, yaitu dengan perbandingan 70% teori dan 30% praktek. Hal tersebut karena minimnya
waktu untuk praktek, sehingga guru lebih banyak memberikan teori. Lebih lanjut beberapa
kendala juga terjadi, yaitu: (1) Dukungan dari sekolah belum optimal; (2) Siswa lebih banyak
diberikan teori sehingga prakteknya kurang; (3) Siswa tidak dibekali materi berwirausaha; (4)
Guru tidak punya kompetensi berwirausaha; dan (5) Tidak adanya dukungan dari masyarakat.
Dalam upaya mengatasi hal tersebut, didesain juga untuk pembelajaran praktek yang
dilakukan di sekolah diharapkan dapat dikembangkan sendiri oleh siswa di rumah. Selain itu,
siswa diminta untuk praktek bersama kelompoknya dan membuat laporan hasil prakteknya. Guru
memberikan praktek satu kali untuk masing-masing produk olahan seperti keripik, manisan,
asinan dan dodol. Pada waktu guru memberikan materi praktek, misalnya praktek membuat
asinan mangga, kemudian siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Secara berkelompok, mereka
diminta mencari produk-produk olahan buah mangga lainnya. Mereka diminta untuk praktek
bersama kelompoknya membuat olahan mangga lainnya dan membuat laporan hasil prakteknya.
Guru yang mengampu mengajar mata pelajaran ini dipilih berdasarkan dengan linieritas
dengan mata pelajaran, yaitu lulusan PKK (Pendidikan Keterampilan Keluarga IKIP Semarang.
Dalam mengajarkan mata pelajaran Mulok, guru mengambil dari buku-buku wirausaha terutama
yang terkait dengan pengolahan buah-buahan. Untuk memudahkan mengajar, guru juga
membuat perangkat pembelajaran seperti Silabus, Program Tahunan (Prota), Program Semester,
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap standar kompetensi, dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Hal ini untuk memudahkan guru dalam proses belajar mengajar di kelas.
Dalam perkembangannya, dukungan sekolah bukan saja pada pemilihan Mulok pengolahan
buah pasca panen saja, namun juga disediakan dana untuk praktek pengolahan buah-buahan.
Walaupun jumlahnya tidak banyak, namun sudah cukup membantu daripada tidak sama sekali.
Keberlanjutan mata pelajaran Mulok ini diharapkan siswa akan mampu berwirausaha sendiri
setelah dia lulus dari sekolah. Oleh karena itu, guru pengampu mapel mulok selalu memberikan
motivasi agar siswa mau dan mampu berwirausaha sendiri selepas dia lulus sekolah. Mereka
diharapkan mampu menjadi wirausahawan yang sukses.
Karakteristik wirausahawan sukses berdasarkan hasil eksplorasi Wiedy (2004) adalah; (1)
semangat juang yang tinggi, (2) mandiri, (3) ulet dan pekerja keras, (4) kreatif , (5) inovatif, (6)
rasa percaya diri yang tinggi, (7) berani mengambil resiko yang sudah diperhitungkan, (8)
memiliki reaksi positif terhadap tantangan yang dihadapi, (9) memiliki keuletan dan tekad yang
kuat untuk mencapai tujuan, (10) memiliki pemahaman terhadap pasar, (11) memegang teguh
kepercayaan dan kejujuran, (12) tidak mudah putus asa, (13) memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang baik tentang produk yang dihasilkannya, (14) memiliki motivasi yang kuat
untuk berprestasi, (15) banyak akal, (16) terbuka untuk menerima kritik, (17) mempunyai jiwa
kepemimpinan yang baik dalam mengelola karyawan, (18) pembawa perubahan di
lingkungannya.
Sesuai dengan mata pelajarannya, maka materi pelajaran yang diberikan adalah
keterampilan olah buah yang ada disekitar wilayah Gunungpati, yaitu durian, rambutan dan
mangga. Materi yang diberikan antara lain: (1) mengenal buah durian, mangga, nangka dan
rambutan; (2) memahami faktor-faktor penentu kualitas serta daya tahan keripik, asinan,
dodol/jenang durian, mangga, nangka dan rambutan; (3) memahami kebutuhan alat dan bahan
pembuatan keripik, asinan, dodol/jenang durian, mangga, nangka dan rambutan; (4)
mengaplikasikan pembuatan keripik, asinan, dodol/jenang durian, mangga, nangka dan
rambutan; dan (5) menerapkan prinsip kewirausahaan dengan analisis usaha dan prinsip
ekonomi.
Untuk menanamkan, menumbuhkan, dan mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa melalui pendidikan kewirausahaan, memerlukan pengenalan terhadap masyarakatnya.
Masyarakat adalah orang yang hidup bersama-sama yang menghasilkan kebudayaan.
Kebudayaan yang dihasilkan itu terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia. Segala
sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat dituntut oleh adanya kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu. Wujud dari kebudayaan ini bisa berupa pola berpikir, pola bertindak, dan pola
perilaku. Oleh karena perilaku merupakan respon atau tanggapan organisme terhadap rangsangan
budaya, maka budaya yang ada di dalam lingkungan masyarakat tertentu akan membentuk
perilaku-perilaku para warganya. Jadi, perilaku yang terjadi pada masyarakat tertentu mungkin
juga adalah merupakan wujud warga masyarakatnya. Dengan kata lain budaya itu akan
termanifestasi ke dalam perilaku warga sekitarnya (Wiedy, 1998:102). Oleh karena itu, di
dalam masyarakat terdapat kebiasaan-kebiasaan masyarakatnya yang lama-kelamaan menjadi
suatu bentuk pola perilaku, kemudian pola-pola perilaku ini akan membentuk suatu budaya
dalam masyarakat tersebut. Budaya diartikan sebagai keseluruhan sistem berpikir, nilai, norma,
moral, dan keyakinan (belief) manusia yang dihasilkan masyarakat (Kemendiknas, Balitbang,
Puskur, 2010:3).
Sejak dimasukkannya Mulok pengolahan buah pasca panen tiga tahun lalu, Mulok ini baru
mampu menumbuhkan jiwa wirausaha pada lulusannya kurang dari 10%. Hal tersebut karena
siswa hanya berminat pada pengolahan buah menjadi makanan dan minuman berupa manisan
buah dan minuman sergar, misalnya jus. Belum diolah menjadi produk lain. Produk olahan buah
sebenarnya banyak, bisa berupa jelly, permen dan lainnya. Kulit buahnya bisa diolah menjadi
briket untuk bahan bakar atau kerajinan lain sehingga tidak menambah limbah sampah yang akan
mengotori lingkungan wilayah Gunungpati. Dari kalangan masyarakat sendiri belum ada
dukungan kepada para siswa. Dukungan masyarakat sangat penting untuk menumbuhkan jiwa
wirausaha padasiswa. Adanya banyak keterbatasan ini, menyebabkan sampai sekarang belum
ada prestasi yang pernah diraih siswa. Tentu saja, pada masa yang akan datang kondisi ini bisa
berubah sehingga siswa terpacu untuk berprestasi menciptakan olahan makanan dari buah-
buahan yang inovatif.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Sekolah Menengah Atas Negeri 12 Semarang merupakan salah satu sekolah di Kota
Semarang yang dalam kurikulumnya menyelenggarakan Mata Pelajaran Muatan Lokal (Mapel
Mulok) dengan membidik keunggulan lokal yang ada di lingkungan sekolah. SMAN 12
Semarang. Mapel Mulok yang ada dalam kurikulum SMAN 12 Semarang adalah Mulok
Pengolahan Buah Pasca Panen. Mulok Pengolahan Buah Pasca Panen diberikan kepada semua
mulai dari siswa kelas XI dan XII dari semester 5 sampai 6 dimana ada 2 JP per minggu untuk
seluruh jurusan yang ada baik itu jurusan IPA, IPS maupun Bahasa dan durasi waktu 12 jam
untuk masing-masing pokok bahasan.
Saran
Berdasarkan pada temuan dan hasil pembahasan penelitian ini, maka terdapat beberapa
saran yang diajukan, yaitu: (1) perlu adanya keseriusan dari pihak sekolah dalam
menyelenggarakan mulok kewirausahaan; (2) perlu lebih banyak praktek dibanding teori dalam
pemberian materi kewirausahaan; dan (3) perlu adanya dukungan masyarakat agar siswa bisa
mempunyai jiwa kewirausahaan.
Daftar Pustaka
Alwasilah, A. Chaedar. 2008. Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya
Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
http://www.bps.go.id/aboutus.php?search=1. Diunduh tanggal 12 April 2010 pukul 18.10 wib
Kementerian Pendidikan Nasional, Balitbang, Puskur. 2010. Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan. Jakarta: Kemendiknas, Balitbang, Puskur
Kementerian Pendidikan Nasional, Balitbang, Puskur. 2010. Pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa. Jakarta: Kemendiknas, Balitbang, Puskur
Norman, C. 2009. Konsep Kewirausahaan. (Online). (http://ciptonorman.com), diakses 8 Mei 2012.
Pusat Kurikulum Balitbang Kemendiknas. 2010. Pengenbangan Pendidikan Kewirausahaan; Bahan Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya untuk Membentuk Daya Saing dan Karakter Bangsa. Jakarta
Suryana. 2001. Konsep Kewirausahaan Dalam Mengembangkan Ide-ide Usaha. (Online). (http:// www.blogekonomi.com) diakses 8 Mei 2012.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
Republik Indonesia. 2003. Undang-undang Otonomi Daerah. Jakarta: Balai Pustaka
Wiedy Murtini. 2004. Pendidikan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi: Sebuah Gagasan Pemodelan Wirausaha Kecil dan Menengah Sukses. Forum Pendidikan, Vol. 29, No. 02, Agustus 2004, 141-155
Wiedy Murtini, 1998. Perilaku Menyontek: Suatu Tinjauan Sosial Budaya. Forum Pendidikan, No.01, Th.XIII hal.99-116
Silahkan membuat artikel penelitian sesuai dengan contoh yang ada di atas. Boleh menggunakan contoh tugas yang pernah dibuat dalam makul lain.
Portofolio yang dikumpulkan Jumat (04/04/14) antara lain:1. Bagian Akhir Skripsi : Daftar Pustaka, Contoh Lampiran (2 saja
cukup).2. Artikel Penelitian