bahan ajar 5 aliran-aliran pendidikan

21
ALIRAN-ALIRAN POKOK PENDIDIKAN Daniel Saroengoe 7/17/2016 1 Design by Daniel

Upload: daniel-saroengoe

Post on 24-Jan-2018

328 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

ALIRAN-ALIRAN

POKOK PENDIDIKAN

Daniel Saroengoe

7/17/2016 1Design by Daniel

Aliran pendidikan merupakanpandangan atau pendapat yang membahas tentang faktor-faktor yang menentukan perkembangan manusiadan kepribadiannya

2

1. Empirisme John Lock filosof Inggris (1632-1704). Yang terkenal

dengan teorinya Tabulae rasae (meja lilin), yang menyebutkan bahwa anak yang lahir ke dunia sepertikertas putih yang bersih. Kertas putih akan mempunyaicorak dan tulisan yang digores oleh lingkungan. Faktorbawaan dari orang tua (faktor keturunan) tidakdipentingkan. Pengalaman diperoleh anak melaluihubungan dengan lingkungan (sosial, alam, dan budaya). Pengaruh empiris yang diperoleh dari lingkunganberpengaruh besar terhadap perkembangan anak.

3

Kelemahan aliran ini adalah hanya mementingkanpengalaman. Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dikesampingkan. Padahalada anak yang berbakat dan berhasil meskipunlingkungan tidak mendukung.

4

Menurut aliran ini, pendidik sebagai faktorluar memegang peranan sangat penting, sebab pendidik menyediakan lingkunganpendidikan bagi anak, dan anak akanmenerima pendidikan sebagai pengalaman. Pengalaman tersebut akan membentuktingkah laku, sikap, serta watak anaksesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan

5

2. Nativisme Schopenhauer adalah filosof Jerman (1788-

1880), yang berpandangan bahwaperkembangan individu ditentukan olehfaktor bawaan sejak lahir. Faktor lingkungankurang berpengaruh terhadap pendidikan dan perkembangan anak. Oleh karena itu, hasilpendidikan ditentukan oleh bakat yang dibawa sejak lahir

6

Dengan demikian, menurut aliran ini, keberhasilan belajar ditentukan oleh individuitu sendiri. Nativisme berpendapat, jika anakmemiliki bakat baik, ia akan menjadi baik. Pendidikan anak yang tidak sesuai denganbakat yang dibawa tidak akan berguna bagiperkembangan anak itu sendiri. Pandangan itutidak menyimpang dari kenyataan.

7

3. Naturalisme

J.J. Rousseau adalah filosof Prancis(1712-1778) yang berpandangan bahwasetiap anak yang lahir di duniamempunyai pembawaan baik, namunpembawaan tersebut akan menjadi rusakkarena pengaruh lingkungan, sehinggaaliran Naturalisme sering disebutNegativisme.

8

Naturalisme memiliki tiga prinsip tentang prosespembelajaran yaitu :a. Anak didik belajar melalui pengalamannya sendiri.

Kemudian terjadi interaksi antara pengalaman dengankemampuan pertumbuhan dan perkembangan di dalamdirinya secara alami.

b. Pendidik hanya menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan. Pendidik berperan sebagai fasilitator ataunarasumber yang menyediakan lingkungan yang mampumendorong keberanian anak didik ke arah pendangan yang positif dan tanggap terhadap kebutuhan untuk memperolehbimbingan dan sugesti dari pendidik. Tanggung jawabbelajar terletak pada diri anak didik sendiri.

9

c. Program pendidikan di sekolah harus disesuaikandengan minat dan bakat dengan menyediakanlingkungan belajar yang berorientasi kepada polamenciptakan lingkungan belajarnya sendiri sesuaidengan minat dan perhatiannya. Anak dididik secarabebas diberi kesempatan untuk menciptakanlingkungan belajarnya sendiri sesuai dengan minatdan perhatiannya.

Dengan demikian, aliran Naturalisme menitikberatkanpada strategi pembelajaran yang bersifat paedosentris; artinya, faktor kemampuan individu anak didik menjadipusat kegiatan proses belajar-mengajar.

10

4. Konvergensi William Stem seorang tokoh pendidikan Jerman (1871-1939)

yang berpandangan kompromi atau kombinasi dari aliranNativisme dan Empirisme. Aliran ini berpendapat bahwa anaklahir di dunia ini telah memiliki bakat baik dan buruk, sedangkan perkembangan anak selanjutnya akan dipengaruhioleh lingkungan. Jadi, faktor pembawaan dan lingkungansama-sama berperan penting.

Anak yang mempunyai pembawaan baik dan didukung olehlingkungan pendidikan yang baik akan menjadi semakin baik. Sedangkan bakat yang dibawa sejak lahir tidak akanberkembang dengan baik tanpa dukungan lingkungan yang sesuai bagi perkembangan bakat itu sendiri.

11

Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapatmenghasilkan perkembangan anak secara optimal jikatidak didukung oleh bakat baik yang dibawa anak.Dengan demikian, aliran Konvergensi menganggapbahwa pendidikan sangat bergantung pada faktorpembawaan atau bakat dan lingkungan.

Hanya saja, William Stem tidak menerangkanseberapa besar perbandingan pengaruh kedua faktortersebut. Sampai sekarang pengaruh dari kedua faktortersebut belum bisa ditetapkan.

12

5. PROGRESIVISME John Dewey (1859-1952) yang berpandangan bahwa manusia

mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapatmenghadapi serta mengatasi masalah yang bersifat menekan, ataupun masalah-masalah yang bersifat mengancam dirinya.

Aliran ini memandang bahwa peserta didik mempunyai akaldan kecerdasan. Hal itu ditunjukkan dengan fakta bahwamanusia mempunyai kelebihan jika dibanding makhluk lain. Manusia memiliki sifat dinamis dan kreatif yang didukungoleh kecerdasannya sebagai bekal menghadapi dan memecahkan masalah. Peningkatan kecerdasan menjadi tugasutama pendidik, yang secara teori mengerti karakter pesertadidiknya.

13

Peserta didik tidak hanya dipandang sebagai kesatuanjasmani dan rohani, namun juga termanifestasikan didalam tingkah laku dan perbuatan yang berada dalampengalamannya. Jasmani dan rohani, terutamakecerdasan, perlu dioptimalkan.

Artinya, peserta didik diberi kesempatan untuk bebasdan sebanyak mungkin mengambil bagian dalamkejadian-kejadian yang berlangsung di sekitarnya, sehingga suasana belajar timbul di dalam maupun diluar sekolah.

14

6. ESENSIALISME

Pandangan ini bersumber dari filsafat Idealisme dan realisme, pandangan ini bersifat ekletik. Yaitu duaaliran tersebut bertemu sebagai pendukungEsensialisme yang berpendapat bahwa pendidikanharus bersendikan nilai-nilai yang dapatmendatangkan kestabilan. Artinya, nilai-nilai itumenjadi sebuah tatanan yang menjadi pedoman hidup, sehingga dapat mencapai kebahagiaan. Nilai-nilaiyang dapat memenuhi adalah yang berasal darikebudayaan dan filsafat yang korelatif selama empatabad yang lalu, yaitu zaman Renaisance.

15

Adapun pandangan pendidikan Renaisance yang pertama adalah Johan Amos Cornenius (1592-1670), yaitu agar segala sesuatu diajarkan melaluiindra, karena indra adalah pintu gerbangnya jiwa.

Kedua adalah Johan Frieddrich Herbart (1776-1841) yang mengatakan bahwa tujuan pendidikanadalah menyesuaikan jiwa seseorang dengankebajikan Tuhan. Artinya, perlu ada penyesuaiandengan hukum kesusilaan. Proses untuk mencapaitujuan pendidikan itu oleh Herbart disebutsebagai pengajaran

16

Ketiga adalah William T. Harris (1853-1909) yang berpendapat bahwa tugas pendidikan adalahmenjadikan terbukanya realitas berdasarkan susunanyang tidak terelakkan dan bersendikan kesatuanspiritual. Sekolah adalah lembaga yang memeliharanilai-nilai yang telah turun-temurun, dan menjadipenuntun penyesuaian orang pada masyarakat.

Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa aliranEsensialisme menghendaki agar landasan pendidikanadalah nilai-nilai esensial, yaitu yang telah teruji olehwaktu, bersifat menuntun, dan telah turun-temurundari zaman ke zaman sejak zaman Renaisance

17

7. PERENIALISME

Tokoh aliran Perenialisme adalah Plato, Aristoteles, dan Thomas Aquino. Perenialisme memandang bahwakepercayaan aksiomatis zaman kuno dan abadpertengahan perlu dijadikan dasar pendidikan sekarang.

Pandangan aliran ini tentang pendidikan adalah belajaruntuk berpikir. Oleh sebab itu, peserta didik harusdibiasakan untuk berlatih berpikir sejak dini. Padaawalnya, peserta didik diberi kecakapan-kecakapan dasarseperti membaca, menulis, dan berhitung. Selanjutnyaperlu dilatih pula kemampuan yang lebih tinggi sepertiberlogika, retorika, dan bahasa.

18

8. KONSTRUKTIVISME Gagasan pokok aliran ini diawali oleh Glambatista Vico,

seorang epistemolog Italia. Ia dipandang sebagaicikal-bakal lahirnya Konstruksionisme.

Ia mengatakan bahwa Tuhan adalah pencipta alam semestadan manusia adalah tuan dari ciptaan.

Mengerti berarti mengetahui sesuatu jika ia mengetahui. Hanya Tuhan yang dapat mengetahui segala sesuatu karenadia pencipta segala sesuatu itu.

Manusia hanya dapat mengetahui sesuatu yang dikonstruksikan Tuhan. Bagi Vico, pengetahuan dapatmenunjuk pada struktur konsep yang dibentuk. Pengetahuantidak bisa dilepas dari subjek yang mengetahui.

19

Jean Plaget. Melalui teori perkembangan kognitifmengemukakan bahwa pengetahuan merupakaninteraksi kontinu antara individu satu denganlingkungannya. Artinya, pengetahuan merupakansuatu proses, bukan suatu barang.

Dia berpendapat bahwa perkembangan kognitifdipengaruhi oleh tiga proses dasar, yaitu :1. Asimilasi adalah perpaduan data baru dengan struktur

kognitif yang telah dimiliki

2. Akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif terhadapsituasi baru

3. Ekuilibrasi adalah penyesuaian kembali yang secara terus-menerus dilakukan antara asimilasi dan akomodasi

20

KESIMPULAN : Pandangan ini menegaskan bahwapengetahuan mutlak diperoleh dari hasil konstruksikognitif dalam diri seseorang; melalui pengalaman yang diterima lewat pancaindra, yaitu indra penglihatan, pendengaran, peraba, penciuman, dan perasa.

Pandangan ini menolak adanya transfer pengetahuanyang dilakukan dari seseorang kepada orang lain, denganalasan pengetahuan bukan barang yang bisadipindahkan, sehingga jika pembelajaran ditujukanuntuk mentransfer ilmu, perbuatan itu akan sia-sia saja. Sebaliknya, kondisi ini akan berbeda jika pembelajaranini ditujukan untuk menggali pengalaman.

21