bagian ikm dan ikk pabrik gabus

Upload: safitrihs

Post on 02-Jun-2018

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Bagian Ikm Dan Ikk Pabrik Gabus

    1/12

  • 8/11/2019 Bagian Ikm Dan Ikk Pabrik Gabus

    2/12

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. LATAR BELAKANG

    Keselamatan kerja atau Occupational Safety, dalam istilah sehari hari sering

    disebut dengan safety saja, secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan

    upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah

    tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil budaya dan

    karyanya. Dari segi keilmuan diartikan sebagai suatu pengetahuan dan penerapannya

    dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat

    kerja. 1

    Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak

    terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan

    dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan

    kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan

    kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. 1

    Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan sistem perlindungan tenaga

    kerja. Keselamatan dan kesehatan kerja harus diperhatikan di Pabrik gabus. Hal

    tersebut dapat mengurangi angka resiko terjadinya kecelakan kerja. Prosedur

    keselamatan harus terpampang dengan jelas di dinding pabrik. Harus diperhatikan

    jangan sampai terjadi seorang pekerja terjatuh ketika mengangkat gabus yang telah

    selesai dikelola karena lantai yang basah. Harus tersedia alat pelindung diri (APD)

    seperti masker agar pekerja terhindar dari debu yang berasal dari gabus untuk

    menghindari penyakit-penyakit yang dapat timbul. Pendingin ruangan (AC) yang

    sesuai dengan keadaan diruang kerja. Alat penyedot debu (blower) yang berfungsi

    dengan baik sehingga tidak ada penumpukan debu di dalam ruangan.Ventilasi alamisupaya ada pertukaran udara dari luar ruangan. Perlu adanya Alat Pemadam

    Kebakaran (APAR). 1

    Berdasarkan landasan diatas maka timbul pemikiran dan keinginan untuk

    mensurvei kesehatan dan keselamatan kerja pada pekerja pabrik gabus. Selain itu

    survai ini juga merupakan salah satu kewajiban untuk memenuhi tugas mata kuliah

    K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).

  • 8/11/2019 Bagian Ikm Dan Ikk Pabrik Gabus

    3/12

    1.2. TUJUAN PENELITIAN

    1.2.1 Tujuan Umum

    Untuk mengetahui aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerja pabrik

    gabus PT KALPINDO.

    1.2.2. Tujuan Khusus

    1. Untuk mengetahui faktor hazard yang dialami pekerja pabrik gabus.

    2. Mengetahui upaya penanggulangan kecelakaan kerja

    3. Untuk mengetahui ketersediaan obat P3K atau tenaga kesehatan untuk pekerja pabrik

    gabus.

    4. Untuk mengetahui resiko penyakit yang dapat muncul berhubungan dengan pekerjaan

    pekerja pabrik gabus.

    5. Memberikan masukan terhadap perusahaan dalam upaya pencegahan/ penanggulangan

    masalah yang timbul.

  • 8/11/2019 Bagian Ikm Dan Ikk Pabrik Gabus

    4/12

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi

    2.1.1 Kesehatan Kerja

    Definisi kesehatan kerja mengacu pada Komisi Gabungan ILO/WHO dalam

    kesehatan kerja pada tahun 1950 yang disempurnakan pada tahun 1995 adalah upaya

    mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan fisik, mental dan kesejahteraan

    sosial semua pekerja yang setinggi-tingginya. Mencegah gangguan kesehatan yang

    disebabkan oleh kondisi pekerjaan; melindungi pekerja dari faktor risiko pekerjaan

    yang merugikan kesehatan; penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatulingkungan kerja disesuaikan dengan kapabilitas fisiologi dan psikologinya, dan

    disimpulkan sebagai adaptasi pekerjaan kepada manusia dan setiap manusia kepada

    pekerjaannya . 2

    2.1.2 Kecelakaan kerja

    Kecelakaan menurut Fank E. Bird yaitu suatu kejadian yang tidak diinginkan yang

    menimbulkan kerugian pada manusia (menyebabkan orang cedera), kerusakan properti, lingkungan ataupun kegiatan proses kerja, sebagai akibat dari kontak dengan

    sumber energi seperti mekanis, kimia, kinetik dan fisik yang melebihi batas

    kemampuan tubuh, alat atau struktur . 3

    2.1.3 Bahaya

    Bahaya atau hazard adalah keadaan atau situasi yang potensial dapat menyebabkan

    kerugian seperti luka, sakit, kerusakan harta benda, kerusakan lingkungan kerja, ataukombinasi seluruhnya 3

    2.1.4 Bahaya Kesehatan

    Sedangkan bahaya atau hazard kesehatan adalah hazard yang berpotensi

    menimbulkan gangguan kesehatan. Dari sudut pandang kesehatan kerja, sistem kerja,

    mencakup empat komponen kerja, yaitu pekerja, lingkungan kerja, pekerjaan,

  • 8/11/2019 Bagian Ikm Dan Ikk Pabrik Gabus

    5/12

  • 8/11/2019 Bagian Ikm Dan Ikk Pabrik Gabus

    6/12

    antara lain adalah sebagai berikut:

    1. Bahaya mekanik, antara lain adalah terbentur, tertusuk, tersayat, terjepit, tertekan,

    terjatuh, terpeleset, terkilir, tertabrak, terbakar, terkena serpihan ledakan,

    tersiram, dan tertelan.

    2. Bising, berasal dari bunyi atau suara yang tidak dikehendaki dan dapat

    menganggu kesehatan, kenyamanan, serta dapat menyebabkan gangguan

    pendengaran (ketulian). Ditempat kerja bising dapat berasal dari berbagai

    tempat seperti pada area produksi, area generator, area kompresor, area dapur,

    area umum seperti pasar atau stasiun, hingga area perkantoran, dari suara

    mesin, suara benturan alat hingga suara gaduh manusia.

    3. Getar atau vibrasi . Getar dapat menimbulkan gangguan pendengaran,

    muskoloskeletal, keseimbagan, white finger dan hematuri mikroskopik akibat

    kerusakan saraf tepi dan jarinagn pembuluh darah. Getaran dapat memajani

    seluruh tubuh (whole body vibration) seperti pada pekerja pemotong rumput

    yang membawa mesin di punggungnya dan pengemudi.

    4. Suhu ekstrem panas . Tekanan panas yang melebihi kemampuan adaptasi, dapat

    menimbulkan heat cramp, heat exhaustion dan heat stroke, dan kelainan kulit.

    contoh peralatan kerja mengeluarkan suhu ekstrem panas adalah tempat

    pembakaran (furnace), dapur atau tempat pemanasan (boiler), mesin

    pembangkit listrik (generator) atau mesin lainnya.

    5. Suhu ekstrem dingin . Pajanan suhu ekstrem dingin dilingkungan kerja dapat

    menimbulkan frostbite yang ditandai dengan bagian tubuh mati rasa diujung jari atau daun telinga, serta gejala hipotermia yaitu suhu tubuh di bawah 35oC

    dan dapat mengancam jiwa. Pekerja yang berisiko seperti penyelam, pekerja

    di cold storage, di ruang panel yang menggunakan alat elektronik dalam suhu

    ekstrem dingin, pemotong dan pengemas daging atau makanan laut yang

    dibekukan.

    2.2 PENGERTIAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

  • 8/11/2019 Bagian Ikm Dan Ikk Pabrik Gabus

    7/12

  • 8/11/2019 Bagian Ikm Dan Ikk Pabrik Gabus

    8/12

    perusahaan dapat dikenakan denda, dan para supervisor dapat ditahan apabila ternyata

    bertanggungjawab atas kecelakaan dan penyakit fatal.

    3. Ekonomi . Adanya alasan ekonomi karena biaya yang dipikul perusahaan dapat jadi

    cukup tinggi sekalipun kecelakaan dan penyakit yang terjadi kecil saja. Asuransi

    kompensasi karyawan ditujukan untuk member ganti rugi kepada pegawai yang

    mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

    Schuler dan Jackson (1999) mengatakan, apabila perusahaan dapat

    melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja dengan baik, maka

    perusahaan akan dapat memperoleh manfaat sebagai berikut 4:

    1. Meningkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari kerja yang hilang.

    2. Meningkatnya efisiensi dan kualitas pekerja yang lebih komitmen.

    3.

    Menurunnya biaya-biaya kesehatan dan asuransi.4. Tingkat kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang lebih rendah karena

    menurunnya pengajuan klaim.

    5. Fleksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat dari partisipasi dan ras

    kepemilikan.

    6. Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatkan citra perusahaan.

    7. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungannya secara substansial.

    2.3 PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA

    Pencegahaan kecelakaan kerja pada dasarnya merupakan tanggung jawab para

    menejemen yang wajib memelihara kondisi kerja yang selamat sesuai dengan

    ketentuan pabrik. Di pihak lain, para kepala pabrik wajib senantiasa mencegah

    jangan sampai terjadi kecelakaan.

    Umumnya kejadian kecelakaan kerja disebabkan kesalahan manusia ( human

    error), dibawah ini merupakan beberapa perbuatan yang mengusahan

    keselamatan kerja, antara lain :

    a. Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman dan penuntun yang diberikan .

    b. Setiap kecelakaan atau kejadian yang merugikan harus segera dilaporkan kepada

    atasan.

    c. Setiap peraturan dan ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja harus dipatuhi

    secermat mungkin.

    d. Semua karyawan harus bersedia saling mengisi atau mengingatkan akan perbuatan

    yang akan menimbulkan bahaya.

  • 8/11/2019 Bagian Ikm Dan Ikk Pabrik Gabus

    9/12

    e. Peralatan dan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja dipakai (digunakan)

    bila perlu. 6

    2..4. KETERSEDIAAN OBAT P3K

    Kotak pertolongan pertama kecelakaan (P3K) seharusnya wajib dimiliki disetiap tempat pekerjaan. Hal ini sangat bermanfaat dalam keadaan darurat ataupun

    kecelakaan. Tujuan dari P3K adalah untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah

    kematian, mencegah cacat yang lebih berat, dan menunjang penyembuhan. 7

  • 8/11/2019 Bagian Ikm Dan Ikk Pabrik Gabus

    10/12

    BAB III

    METODOLOGI

    3.1. BAHAN DAN CARA

    3.1.1. Peralatan yang diperlukan

    Peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through survey (survey jalan

    sepintas) dalam rangka untuk survey kesehatan dan kedokteran kerja pada pekerja pabrik

    gabus PT KALPINDO, diantaranya:

    a. Alat tulis menulis

    Berfungsi sebagai media untuk pencatatan selama survey jalan sepintas.

    b. KameraBerfungsi sebagai alat untuk memotret keadaan-keadaan yang terdapat pada industri

    konveksi.

    c. Check list

    Berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer mengenai survey jalan sepintas

    yang dilakukan.

    3.1.2. Cara Pemantauan

    Kami merencanakan untuk memantau dan mengidentifikasi faktor yang berhubungan

    dengan penyakit akibat kerja pada unit rekam medik. Pemantauan ini dilakukan denganmetode walk through survey dengan menggunakan kuesioner dan check list.

    3.2. LOKASI

    Lokasi survey kesehatan dan kedokteran kerja yang dijalankan adalah pada pabrik

    gabus PT KALPINDO jl.kima 9

    3.3. BIAYA

    Biaya yang digunakan pada survey ini adalah swadaya.

    3.4. JADWAL

    Waktu pelaksanaan survey ini dilaksanakan pada tanggal 08 Juli 2014

    JADWAL KEGIATAN

    NO Tanggal Kegiatan

    1. 14 Juli 2014 Melapor ke bagian K3 RS Ibnu Sina

    Pengarahan kegiatan

    2. 14 Juli 2014 Pembuatan proposal

  • 8/11/2019 Bagian Ikm Dan Ikk Pabrik Gabus

    11/12

    3 15 Juli 2014 Walk Through Survey

    4 15-16 Juli 2014 Pembuatan laporan Walk Through Survey

    5. 17 Juli 2014 Presentasi laporan Walk Through Survey

  • 8/11/2019 Bagian Ikm Dan Ikk Pabrik Gabus

    12/12

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Hughes, Phill, Ed Ferret . Introduction to Health and Safety at Work, 5th edition. Oxford

    and Massachusets: Elsevier, 2011.2. Kurniawidjaja, L. M. (2010). Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja Jakarta: UI Press

    3. Ramli, Soehatman. (2010). Pedoman Praktis Manajemen Risiko Dalam Perspektif K3OHS Risk Management. Jakarta: Dian Rakyat

    4. Musoffan, Wildan. Analisa Aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam Upaya Identifikasi Potensi Bahaya. Jakarta: Universitas Gunadarma, 2007.

    5. Sakinah, Rifah. Penilaian Resiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Di Industri Informal (Konveksi). http://k3kesmasauinalauddin.com/2012/04/k3-rifah-sakinah.html ,

    diakses pada 14 Juli 2014 pukul 20 .00.

    6. Silalahi, Benet et al. 1985. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja, Jakarta : PT.Pustaka Binaman Pressindo.

    7. Putri, DRO. Penerapan K3 pada Industri Konveksi .http://k3tium.wordpress.com/2012/11/14/makalah-observasi-k3-di-konveksi-

    busana/html , diakses pada 14 Juli 2014 pukul 21.00.

    http://k3kesmasauinalauddin.com/2012/04/k3-rifah-sakinah.htmlhttp://k3kesmasauinalauddin.com/2012/04/k3-rifah-sakinah.htmlhttp://k3tium.wordpress.com/2012/11/14/makalah-observasi-k3-di-konveksi-busana/htmlhttp://k3tium.wordpress.com/2012/11/14/makalah-observasi-k3-di-konveksi-busana/htmlhttp://k3tium.wordpress.com/2012/11/14/makalah-observasi-k3-di-konveksi-busana/htmlhttp://k3tium.wordpress.com/2012/11/14/makalah-observasi-k3-di-konveksi-busana/htmlhttp://k3tium.wordpress.com/2012/11/14/makalah-observasi-k3-di-konveksi-busana/htmlhttp://k3kesmasauinalauddin.com/2012/04/k3-rifah-sakinah.html