bagian anggaran xxx - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/laporan...

58
LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN ANGGARAN 2015 1 KATA PENGANTAR Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor: 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya. Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri adalah salah satu entitas akuntansi dibawah Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan. Penyusunan Laporan Keuangan Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel. Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik ( good governance). Jakarta, 20 Januari 2016 Kepala, Dr. Haris Munandar N., Ma, NIP. 195907131981031002

Upload: hoangkhue

Post on 10-May-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

1

KATA PENGANTAR

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor: 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna

Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan

keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.

Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri adalah salah satu entitas

akuntansi dibawah Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan yang berkewajiban

menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan

menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan

Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Penyusunan Laporan Keuangan Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu

Industri mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar

Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam

Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual

sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan

akuntabel.

Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna

kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan

akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada

Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri. Disamping itu, laporan keuangan ini

juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan

keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance).

Jakarta, 20 Januari 2016

Kepala,

Dr. Haris Munandar N., Ma, NIP. 195907131981031002

Page 2: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

2

DAFTAR ISI

Halaman

Kata Pengantar i Daftar Isi ii Daftar Tabel iii 1

Daftar Isi 3

Pernyataan Tanggung Jawab iv Ringkasan 1 2

Ringkasan 4

I. Laporan Realisasi Anggaran 3 4

II. Neraca 4 4

III. Laporan Operasional 5 5

IV. Laporan Perubahan Ekuitas 5 5

V. Catatan atas Laporan Keuangan 5 5

A. Penjelasan Umum 11

B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 30

C. Penjelasan atas Per Pos Neraca 38

D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 47

E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 54

F. Pengungkapan Penting Lainnya 55

VI. Lampiran dan Daftar 56

Page 3: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

3

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Laporan Keuangan Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri

yang terdiri dari : Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional,

Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan Tahun

Anggaran 2015 sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggungjawab

kami.

Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem

pengendalian internal yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi

pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan

Standar Akuntansi Pemerintahan.

Jakarta, 20 Januari 2016

Kepala,

Dr. Haris Munandar N., MA, NIP. 195907131981031002

Page 4: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

4

RINGKASAN

Laporan Keuangan Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Tahun

2015 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71

Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-

kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

Laporan Keuangan ini meliputi :

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran

dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja

selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2015.

Realisasi Pendapatan Negara pada Tahun Anggaran 2015 adalah berupa

Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp.125.626.243,- atau mencapai 0 persen

dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp.0,-

Realisasi Belanja Negara pada Tahun Anggaran 2015 adalah sebesar

Rp.75.354.304.907,- atau mencapai 82,13 persen dari alokasi anggaran sebesar

Rp.91.752.002.000,-.

2. NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan

ekuitas pada 31 Desember 2015.

Nilai Aset per 31 Desember 2015 dicatat dan disajikan sebesar Rp.

20.424.517.871,- yang terdiri dari : Aset Lancar sebesar Rp. 832.015.475,-; Aset

Tetap sebesar Rp.19.252.965.479,-; dan Aset Lainnya sebesar Rp. 339.536.917,-.

Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp. 762.575.117,- dan

Rp.19.661.942.754,-. Jumlah Kewajiban dan Ekuitas sebesar Rp.20.424.517.871,-

3. LAPORAN OPERASIONAL

Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur Pendapatan Operasional, Beban

Operasional, Surplus/(Defisit) dari Kegiatan Operasional, Surplus/(Defisit) dari

Page 5: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

5

Kegiatan Non Operasional, Surplus/(Defisit) Pos Luar Biasa, Surplus/(Defisit)-LO,

yang diperlukan untuk penyajian yang wajar.

Pendapatan Operasional untuk periode sampai dengan 31 Desember 2015 adalah

sebesar Rp. 15.279.902,-, sedangkan jumlah Beban Operasional adalah sebesar

Rp. 90.583.920.979,-, sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai

(Rp. 90.568.641.077,-).

Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masing-masing Surplus

sebesar Rp. 73.388.896,- dan Surplus (defisit) sebesar Rp.0,-, sehingga Entitas

mengalami Defisit-LO sebesar (Rp. 90.495.252.181,-).

4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas

tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas Awal per tanggal

01 Januari 2015 adalah sebesar Rp. 69.229.250.173,- dikurangi Defisit-LO sebesar

(Rp.90.495.252.181,-) kemudian ditambah dengan koreksi-koreksi senilai

(Rp.330.251.038,-) dan ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar

Rp.41.174.332.617,-, sehingga Ekuitas Akhir Entitas pada tanggal 31 Desember

2015 adalah senilai Rp. 19.661.942.754,-.

5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan

atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan

Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas.

Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan

dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-

pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan

keuangan.

Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai

dengan tanggal 31 Desember 2015 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas.

Page 6: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

6

Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk

Tahun Anggaran 2015 disusun dan disajikan dengan basis akrual.

Page 7: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

7

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

(Dalam Rupiah)

Uraian Catatan

TA 2015 TA 2014

Anggaran Realisasi % thd

anggaran Realisasi

A. PENDAPATAN

1. Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 0 125.626.243 0,00 235.547.084

Jumlah Pendapatan 0 125.626.243 0,00 235.547.084

B. BELANJA B.2

1. Belanja Pegawai B.3 22.292.574.000 21.670.287.161 97,21 18.997.170.792

2. Belanja Barang B.4 63.405.292.000 47.950.404.169 75,63 42.784.434.770

3. Belanja Modal B.5 6.054.136.000 5.733.613.577 94,71 56.326.895.500

Jumlah Belanja 91.752.002.000 75.354.304.907 82,13 118.108.501.062

Page 8: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

8

II. NERACA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

NERACA

PER 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (Dalam Rupiah)

NAMA PERKIRAAN CATATAN 2015 2014

ASET

ASET LANCAR

Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0

Kas Lainnya dan Setara Kas C.2 Rp 829.809.600 Rp 595.098.840

Persediaan C.3 Rp 2.205.875 Rp 4.439.955

JUMLAH ASET LANCAR Rp 832.015.475 Rp 832.015.475

ASET TETAP

Peralatan dan Mesin C.4 Rp 41.017.878.642 Rp 91.697.580.982

Gedung dan Bangunan C.5 Rp 1.439.098.000 Rp 1.439.098.000

Jalan Irigasi dan Jaringan C.6 Rp 4.343.550.000 Rp 4.343.550.000

Aset Tetap Lainnya C.7 Rp 914.880.550 Rp 771.794.550

Akumulasi Penyusutan C.8 Rp (28.462.441.713) Rp (29.173.105.004)

JUMLAH ASET TETAP Rp 19.252.965.479 Rp 69.078.918.528

ASET LAINNYA

Aset Tak Berwujud C.9 Rp 339.536.917 Rp 114.167.500

JUMLAH ASET LAINNYA Rp 339.536.917 Rp 114.167.500

JUMLAH ASET Rp 20.424.517.871 Rp 69.792.624.823

KEWAJIBAN

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

Utang Kepada Pihak Ketiga C.10 Rp 704.253.870 Rp 519.755.042

Pendapatan Yang Ditangguhkan C.11 Rp 0 Rp 36.957.445

Utang Jangka Pendek Lainnya C.12 Rp 58.321.247 Rp 43.619.608

JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Rp 762.575.117 Rp 600.332.095

JUMLAH KEWAJIBAN

Rp 762.575.117 Rp 600.332.095

EKUITAS

EKUITAS DANA

EKUITAS DANA LANCAR

Cadangan Persediaan C.13 Rp 0 Rp 4.439.955

Dana yg harus disediakan untuk pemb. Utang Jangka Pendek C.14 Rp 0 Rp (5.233.255)

JUMLAH EKUITAS DANA LANCAR Rp 0 Rp (793.300)

EKUITAS DANA INVESTASI

Diinvestasikan Dalam Aset Tetap C.15 Rp 0 Rp 69.078.918.528

Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya C.16 Rp 0 Rp 114.167.500

JUMLAH EKUITAS INVESTASI Rp 0 Rp 69.193.086.028

JUMLAH EKUITAS DANA

Rp 0 Rp 69.192.292.728

JUMLAH EKUITAS Rp 19.661.942.754 Rp 69.229.250.173

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA Rp 20.424.517.871 Rp 69.792.624.823

Page 9: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

9

III. LAPORAN OPERASIONAL

LAPORAN OPERASIONAL BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

(Dalam Rupiah)

CATATAN 2015 2014

PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK

Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya D.1 15.279.902 -

15.279.902 -

Beban Pegawai D.2 21.598.500.507 -

Beban Persediaan D.3 883.071.402 -

Beban Barang dan Jasa D.4 47.229.609.709 -

Beban Pemeliharaan D.5 1.115.610.314 -

Beban Perjalanan Dinas D.6 16.071.781.942 -

Beban Penyusutan dan Amortisasi D.7 3.685.347.105 -

90.583.920.979 -

(90.568.641.077) -

Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.8 73.388.896 -

73.388.896 -

73.388.896 -

Beban Luar Biasa D.9 - -

- -

(90.495.252.181) -

SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN NON

SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL

URAIAN

BEBAN OPERASIONAL

JUMLAH BEBAN OPERASIONAL

KEGIATAN NON OPERASIONAL

KEGIATAN OPERASIONAL

JUMLAH PENDAPATAN OPERASIONAL

PENDAPATAN OPERASIONAL

SURPLUS / (DEFISIT) - LO

OPERASIONAL LAINNYA

JUMLAH SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN

NON OPERASIONAL LAINNYA

SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN NON

OPERASIONAL LAINNYA

POS LUAR BIASA

SURPLUS/(DEFISIT) DARI POS LUAR BIASA

Page 10: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

10

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

(Dalam Rupiah)

URAIAN CATATAN 2015 2014

EKUITAS AWAL E.1 69,229,250,173 -

SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (90,495,252,181) -

PENYESUAIAN NILAI TAHUN BERJALAN : 83,863,183 -

PENYESUAIAN NILAI ASET E.3 83,863,183 -

PENYESUAIAN NILAI KEWAJIBAN - -

DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN

AKUNTANSI / KESALAHAN MENDASAR :

KOREKSI NILAI PERSEDIAAN - -

SELISIH REVALUASI ASET TETAP -

KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI E.4 (330,251,038) -

LAIN-LAIN - -

TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.5 41,174,332,617 -

KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS E.6 (49,567,307,419) -

EKUITAS AKHIR E.7 19,661,942,754 -

(330,251,038) -

Page 11: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

11

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

A. PENJELASAN UMUM

A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Badan Pengkajian Kebijakan Iklim

dan Mutu Industri

Profil dan

Kebijakan Teknis

BPKIMI

Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI)

dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor

24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian

Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I

Kementerian Negara. Pada tahun 2015, berdasarkan Peraturan

Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2015 tanggal 16 Maret

2015, Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri

ditetapkan menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri

(BPPI). Namun demikian berdasarkan Peraturan Menteri

Perindustrian terbaru tahun 2015 yang mengatur tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian belum disahkan. Sehingga,

Laporan Keuangan Semester I TA 2015 tingkat Satker BPPI masih

menggunakan nama Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu

Industri (BPKIMI) sesuai dengan Surat Pengesahan (SP-DIPA) Induk

Nomor SP DIPA-019.07-0/2014 tanggal 14 November 2014, sampai

DIPA terbaru dengan menggunakan nama Badan Penelitian dan

Pengembangan Industri (BPPI) disahkan.

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2015, Badan

Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) mempunyai tugas

menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang

perindustrian dan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian,

pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa

industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi,

industry hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industry jangka

Page 12: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

12

menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan

hak kekayaan intelektual dan pelaksanaan penelitian, pengkajian,

dan pengembangan;

b. Di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri,

konservasi, diversifikasi energi, industry hijau, iklim usaha dan

kebijakan makro industry jangka menengah dan jangka panjang,

serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang

industri; pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan

penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi

industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi,

diversifikasi energi, industry hijau, iklim usaha dan kebijakan makro

industry jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan

perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri;

c. pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan

Industri; dan

d. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Sementara itu, sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor:

105/M-IND/PER/10/2010, BPKIMI mempunyai tugas melaksanakan

penelitian dan pengkajian serta penyusunan rencana kebijakan makro

pengembangan industri jangka menengah dan panjang, kebijakan

pengembangan klaster industri prioritas serta iklim dan mutu industri.

Sedangkan fungsi BPKIMI sesuai Peraturan Menteri Perindustrian

tersebut di atas adalah :

a. Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian dan

pengkajian serta penyusunan rencana kebijakan makro

pengembangan industry jangka menengah dan panjang, kebijakan

pengembangan klaster industry prioritas serta iklim dan mutu

industri;

Page 13: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

13

b. Pelaksanaan penelitian dan pengkajian serta penyusunan rencana

kebijakan makro pengembangan industry jangka menengah dan

panjang, kebijakan pengembangan klaster industry prioritas serta

iklim dan mutu industri;

c. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian dan

pengkajian serta penyusunan rencana kebijakan makro

pengembangan industry jangka menengah dan panjang, kebijakan

pengembangan klaster industry prioritas serta iklim dan mutu

industri; dan

d. Pelaksanaan administrasi Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan

Mutu Industri.

Selanjutnya untuk melaksanakan tugas dan fungsi di atas, maka

sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 105/M-

IND/PER/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Perindustrian, maka BPKIMI terbagi atas sekretariat dan 4 (empat)

pusat-pusat, dengan mempunyai tugas sebagai berikut :

(1) Sekretariat Badan mempunyai tugas melaksanakan pelayanan

teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di

lingkungan Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim, dan Mutu Industri.

(2) Pusat Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri mempunyai

tugas melaksanakan penelitian dan pengkajian kebijakan dan

iklim usaha industri.

(3) Pusat Standardisasi mempunyai tugas melaksanakan

perumusan, penyiapan penerapan, pengembangan, dan kerja

sama di bidang standardisasi industri.

(4) Pusat Pengkajian Teknologi Industri dan Hak Kekayaan

Intelektual mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan

pengkajian di bidang teknologi industry dan hak kekayaan

intelektual.

Page 14: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

14

(5) Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup

mempunyai tugas melaksanakan penelitian dan pengkajian di

bidang industry hijau dan lingkungan hidup.

(6) BPKIMI memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) yaitu sebelas Balai

Besar sektoral dan sebelas Balai Riset dan Standardisasi Industri

Regional (sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian

Republik Indonesia Nomor: 119/M-IND/PER/11/2010). UPT

tersebut mempunyai tugas dan fungsi melaksanakan litbang

terapan dan melakukan JPT sesuai dengan pengembangan

kompetensi Balai Besar dan fokus masing-masing Baristand.

VISI dan MISI

Dalam rangka mendukung terwujudnya Visi Pembangunan Industri

Nasional Jangka Panjang (2025) agar Indonesia menjadi Negara industry

tangguh pada tahun 2035, sesuai yang diamanatkan kepada Kementerian

Perindustrian, Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri

(BPKIMI) sebagai salah satu unit eselon I tahun 2015-2019 mempunyai

Visi:

“Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan yang visioner dan

pelayanan teknis teknologis terkini yang mampu menjadi katalis

peningkatan produktivitas dan saya saing sekor industri di

tingkat nasional maupun global”

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, Badan Pengkajian

Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) mengemban misi sebagai

berikut :

Mengembangkan Perwilayahan Industri guna Penyebaran dan

Pemerataan Industri;

Meningkatkan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan

sumber daya industri yang berkelanjutan;

Page 15: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

15

Meningkatkan daya saing dan Produktivitas.

Misi :

merupakan langkah utama sesuai dengan tugas pokok dan fungsi

Kementerian Perindustrian, oleh karena itu ada 3 (tiga) Misi atau langkah

utama yang kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai Visi “Indonesia

Menjadi Negara Industri Tangguh Pada Tahun 2035”.

Untuk mendukung misi tersebut di atas, tindakan nyata yang akan

dilakukan BPKIMI dalam bentuk 5 (lima) misi sesuai dengan tugas dan

fungsinya sebagai berikut :

1. Mengembangkan kebijakan dan iklim usaha industri yang kondusif;

2. Meningkatkan peran standardisasi sebagai referensi pasar;

3. Mendorong pengembangan teknologi industri yang maju dan berdaya

saing termasuk di dalamnya perlindungan HKI;

4. Mendorong pengembangan industri yang berwawasan lingkungan dan

berkelanjutan (industry hijau);

5. Meningkatkan penguasaan teknologi dan penggunaan SDA local

melalui kegiatan litbang dan pelayanan jasa teknis.

TUJUAN

Untuk mewujudkan Visi dan melaksanakan Misi di atas, BPKIMI

menetapkan tujuan yang akan dicapai dalam 5 (lima) tahun ke depan

sesuai dengan Peta Strategis Kementerian Perindustrian yaitu

Terbangunnya Industri yang Tangguh dan Berdaya Saing. Ukuran

keberhasilan pencapaian tujuan tersebut akan dijelaskan dalam bagian

Sasaran Strategis BPKIMI.

Adapun, tujuan BPKIMI adalah :

1. Mewujudkan kebijakan di bidang inovasi teknologi, standardisasi, iklim

usaha, industry hijau dan kelitbangan dalam rangka mendorong daya

Page 16: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

16

saing industri nasional;

2. Mendorong peningkatan pelayanan teknis teknologis dan focus pada

pemecahan masalah yang dihadapi sector industri;

3. Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi maju dalam rangka

meningkatkan produktivitas dan daya saing industry.

SASARAN STRATEGIS

Dalam mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan upaya-upaya sistematis

yang dijabarkan kedalam sasaran-sasaran strategis yang mengakomodasi

Perspektif Pemangku kepentingan, Perspektif Proses Internal, dan

Perspektif Proses Internal, dan Perspektif Pembelajaran Organisasi.

Sasaran strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis Kementerian

Perindustrian untuk periode tahun 2015 – 2019 adalah sebagai berikut :

A. Perspektif Pemangku Kepentingan

Kementerian Perindustrian memiliki Sasaran Strategis :

Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya Pertumbuhan Industri;

Sasaran Strategis 2 : Meningkatnya Penguasaan Pasar Dalam dan

Luar Negeri;

Sasaran Strategis 3 : Meningkatnya investasi di sektor industri;

Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya Penyerapan Tenaga Kerja di

Sektor Industri;

Sasaran Strategis 5 : Meningkatnya Penyebaran dan Pemerataan

Industri;

Sasaran Strategis 6 : Kuatnya Struktur Industri;

Dari Sasaran Strategis Kementerian Perindustrian tersebut, BPKIMI

memiliki Sasaran Strategis yaitu :

Sasaran Strategis 1 : Meningkatnya investasi di sektor ndustri,

Page 17: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

17

dengan indicator kinerja sasaran strategis

yaitu :

Meningkatnya investasi di sektor industry.

Sasaran Strategis 2 : Kuatnya Struktur Industri, dengan indicator

kinerja sasaran strategis yaitu :

Peningkatan penguasaan teknologi

industri;

Laju pertumbuhan industri yang

menerapkan prinsip-prinsip industry hijau;

Penurunan impor produk industri yang

SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan

secara wajib

B. Perspektif Proses Internal

Sasaran Strategis 1 : Tersusunnya Insentif dan Disinsentif bagi

Industri, dengan indicator kinerja sasaran

strategis yaitu :

Jenis usulan insentif dan disinsentif.

Sasaran Strategis 2 : Tersusunnya rancangan Standar nasional

Indonesia (SNI), Spesifikasi teknis (ST) dan

Pedoman Tata Cara (PTC) bidang industri,

dengan indicator kinerja sasaran strategis

yaitu :

Jumlah Rancangan SNI (RSNI), ST dan

PTC

Jumlah regulasi teknis pemberlakuan

SNI, ST dan/atau PTC secara wajib

Jumlah lembaga penilaian kesesuaian

bagi pemberlakuan SNI, ST dan PTC

Page 18: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

18

secara wajib

Sasaran Strategis 3 : Terusunnya Arah Pembangunan Industri,

dengan indicator kinerja sasaran strategis

yaitu :

Jumlah rencana pembangunan industri.

Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya Kualitas Layanan Publik

Kepada Pelaku Usaha Industri dan

Masyarakat dengan indicator kinerja sasaran

strategis yaitu :

Indeks kepuasan pelanggan.

C. Perspektif Pembelajaran Organisasi

Sasaran Strategis 1 : Sistem Informasi yang Handal, dengan

indicator kinerja sasaran strategis yaitu :

Jumlah aplikasi sistem informasi yang

tersedia.

Sasaran Strategis 2 : Sistem Perencanaan dan Penganggaran

yang berkualitas, dengan indicator kinerja

sasaran strategis yaitu :

Tingkat kesesuaian rencana kegiatan

dengan dokumen perencanaan.

Sasaran Strategis 3 : Sistem Tata Kelola Keuangan dan Barang

Milik Negara (BMN) yang Transparan dan

Akuntabel, dengan indicator kinerja sasaran

strategis yaitu :

Tingkat penyerapan anggaran;

Tingkat kualitas laporan keuangan.

Sasaran Strategis 4 : Sistem Pengendalian Internal yang Efektif,

Page 19: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

19

dengan indicator kinerja sasaran strategis

yaitu :

Jumlah satuan kerja (satker) yang

melaksanakan system pengendalian

internal.

Sasaran Strategis 5 : Sistem Pelaporan yang Handal, dengan

indicator kinerja sasaran strategis yaitu :

Tingkat ketepatan waktu penyampaian

laporan

Nilai SAKIP

Pendekatan

Penyusunan

Laporan

Keuangan

A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 ini merupakan laporan

yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Badan

Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri. Laporan Keuangan ini

dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian

prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari

pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan

pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian

Negara/Lembaga.

SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA)

dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara

(SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan

Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran,

Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas.

Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi

aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca

dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.

Page 20: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

20

Basis Akuntansi

A.3. Basis Akuntansi

Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri menerapkan

basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan

Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk

penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran.

Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh

transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu

terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau

dibayarkan.

Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui

pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara

kas diterima atau dibayar.

Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang

telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun

2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Dasar

Pengukuran

A.4. Dasar Pengukuran

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan

memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran

yang diterapkan Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri

dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan

menggunakan nilai perolehan historis.

Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi

atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk

memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar

sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi

kewajiban yang bersangkutan.

Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang

rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi

Page 21: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

21

terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

Kebijakan

Akuntansi

A.5. Kebijakan Akuntansi

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2015 telah

mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan

akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi,

aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu

entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan

keuangan.

Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini

adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Badan Pengkajian

Kebijakan Iklim dan Mutu Industri yang merupakan entitas pelaporan

dari Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri Tingkat

Eselon I.

Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah

pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam

penyusunan Laporan Keuangan Badan Pengkajian Kebijakan Iklim

dan Mutu Industri adalah sebagai berikut :

Pendapatan-

LRA

(1) Pendapatan- LRA

Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas

Umum Negara yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam

periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak

pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada

KasUmum Negara (KUN).

Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas

bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak

mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan

Page 22: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

22

pengeluaran).

Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber

pendapatan.

Pendapatan-LO

(2) Pendapatan- LO

Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui

sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran

yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas

pendapatan dan/atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya

aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus

pengakuan pendapatan-LO pada Badan Penelitian dan

Pengembangan Industri adalah sebagai berikut:

o Pendapatan Jasa Pelatihan diakui setelah pelatihan

selesai dilaksanakan

o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional

antara nilai dan periode waktu sewa.

Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat

keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan.

Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas

bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak

mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan

pengeluaran).

Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

Belanja (3) Belanja

Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum

Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride

tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Page 23: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

23

Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran,

pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggung jawaban

atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan

Perbendaharaan Negara (KPPN).

Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja

dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi

akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Beban (4) Beban

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa

dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang

dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya

kewajiban.

Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya

konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau

potensi jasa.

Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan

selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi

diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Aset

(5) Aset

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang

Jangka Panjang dan Aset Lainnya :

Aset Lancar

a. Aset Lancar

Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan

segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual

dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas

dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan

Page 24: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

24

menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga

disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam

bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.

Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti

Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat

Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah

dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan

hukum tetap.

b) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat

peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan

naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban

secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal

Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat

direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan

membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut

didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan

jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah.

Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut:

Kualitas Piutang Uraian Penyisihan

Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo

0.5%

Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan

10%

Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan

50%

Macet

Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan 100%

Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN

Page 25: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

25

Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan

Perbedaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12

(dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai

Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA

Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada

tanggal neraca dikalikan dengan:

harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan

pembelian;

harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi

sendiri;

harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila

diperoleh dengan cara lainnya.

Aset Tetap

b. Aset Tetap

Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan

oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang

mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.

Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau

harga wajar.

Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum

kapitalisasi sebagai berikut:

a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan

peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih

dari Rp.300.000 (tiga ratus ribu rupiah);

b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya

sama dengan atau lebih dari Rp.10.000.000 (sepuluh juta

rupiah);

c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai

minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai

Page 26: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

26

biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan,

dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan

barang bercorak kesenian.

Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional

pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan

jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin

berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum

tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir

direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.

Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya,

dikeluarkan dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas

sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang

pengelolaan BMN/BMD.

Penyusutan Aset

Tetap

c. Penyusutan Aset Tetap

Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan

dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.

Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:

a. Tanah;

b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP); dan

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen

sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang

yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk

dilakukan penghapusan.

Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap

dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya

nilai residu.

Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan

metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang

Page 27: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

27

dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester

selama Masa Manfaat.

Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman

Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang

Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik

Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.

Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:

Penggolongan Masa anfaat Aset Tetap

Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat

Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun

Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun

Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun

Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun

Piutang Jangka

Panjang

d. Piutang Jangka Panjang

Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang

diharapkan/dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih

dari 12 (dua belas ) bulan setelah tanggal pelaporan.

Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan

Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai

berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat

direalisasikan.

Aset Lainnya

e. Aset Lainnya

Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset

tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset

Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran

yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan, aset kerjasama

Page 28: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

28

dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi

penggunaannya.

Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto

yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi

amortisasi.

Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan

dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas

ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan

amortisasi.

Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar

nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi

penyusutan.

Kewajiban

(6) Kewajiban

Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu

yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya

ekonomi pemerintah.

Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka

pendek dan kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka

pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam

waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak

Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan

Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan

Utang Jangka Pendek Lainnya.

b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang

Page 29: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

29

jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu

lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai

kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi

berlangsung.

Ekuitas (7) Ekuitas

Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan

kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari

ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

Implementasi

Akuntansi

Pemerintah

Berbasis Akrual

Pertama Kali

(8) Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali

Mulai tahun 2015 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi

berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010

tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut

memberikan pengaruh pada beberapa hal dalam penyajian

laporan keuangan.

Pertama, Pos-pos ekuitas dana pada neraca per 31 Desember

2015 yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi

ekuitas sesuai dengan akuntansi berbasis akrual.

Kedua, keterbandingan penyajian akun-akun tahun berjalan

dengan tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional dan

Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi.

Hal ini diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian akuntansi

berbasis akrual pada tahun 2015 adalah merupakan

implementasi yang pertama.

Page 30: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

30

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI

ANGGARAN

Realisasi

Pendapatan Rp.

125.626.243,-

PENDAPATAN

B.1. Penerimaan Negara Bukan Pajak.

Realisasi Pendapatan untuk periode Tahun Anggaran 2015 adalah

sebesar Rp. 125.626.243,- atau mencapai 0 persen dari estimasi

pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp.0,-.

Pendapatan Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri

yang berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak yang bersifat

umum, yang rinciannya terdiri dari Pendapatan Sewa Tanah, Gedung

dan Bangunan; Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian

Pekerjaan Pemerintah; Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun

Anggaran Yang Lalu; Penerimaan Kembali Belanja Barang Tahun

Anggaran Yang Lalu dan Penerimaan Kembali Belanja Lain-lain

Tahun Anggaran Yang Lalu.

Rincian estimasi pendapatan dan realisasinya dapat dilihat pada tabel

di bawah ini :

Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan

Pendapatan sewa tanah, gedung & bangunan 0 330,000 0,00

Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian

Pekerjaan Pemerintah

Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL 0 11,846,963 0,00

Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL 0 86,687,278 0,00

Penerimaan Kembali Belanja Lain-lain TAYL 0 11,812,100 0,00

Jumlah 0 125,626,243 0,00

0 14,949,902 0,00

Uraian

Tahun Anggaran 2015

Anggaran Realisasi % Real

Angg.

Page 31: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

31

Realisasi Pendapatan pada Tahun Anggaran 2015 mengalami penurunan

sebesar (46,67) % persen dibandingkan TA 2014. Hal ini disebabkan antara

lain berkurangnya pendapatan dari pemindahtanganan BMN; penerimaan

kembali belanja pegawai tahun anggaran yang lalu dan penerimaan kembali

belanja lain-lain tahun anggaran yang lalu.

Perbandingan Realisasi Pendapatan 31 Desember 2015 dan 2014

Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN lainnya - 3,400,000 -100.00

Pendapatan sewa tanah, gedung & bangunan 330,000 123,750 166.67

Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian

Pekerjaan Pemerintah

Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL 11,846,963 24,065,285 -50.77

Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL 86,687,278 - 0,00

Penerimaan Kembali Belanja Lain-lain TAYL 11,812,100 203,093,649 -94.18

J U M L A H 125,626,243 235,547,084 -46.67

URAIANREALISASI T.A.

2015

REALISASI T.A.

2014

NAIK

(TURUN) %

14,949,902 4,864,400 207,33

Realisasi Belanja

Rp.

75.354.304.907,-

B. BELANJA

Realisasi Belanja pada Tahun Anggaran 2015 adalah sebesar Rp.

75.354.304.907,- atau 82,13 % dari anggaran belanja sebesar Rp.

91.752.002.000,-.

Rincian anggaran dan realisasi belanja Tahun Anggaran 2015 adalah

sebagai berikut :

Belanja Pegawai 22,292,574,000 21,682,196,073 97.26

Belanja Barang 63,405,292,000 48,317,419,589 76.20

Belanja Modal 6,054,136,000 5,733,613,577 94.71

Total Belanja Kotor 91,752,002,000 75,733,229,239 82.54

Pengembalian - (378,924,332) -

Jumlah 91,752,002,000 75,354,304,907 82.13

Uraian

Tahun Anggaran 2015

Anggaran Realisasi % Real

Angg.

Page 32: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

32

Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:

Dibandingkan dengan Tahun Anggaran 2014, Realisasi Belanja pada

Tahun Anggaran 2015 mengalami penurunan sebesar (36,20 %)

dibandingkan realisasi belanja pada tahun sebelumnya. Hal ini

disebabkan antara lain karena penurunan yang cukup signifikan pada

Belanja Modal.

Pada tahun 2014 terdapat pengadaan alat laboratorium SNI pada unit

Pusat Standardisasi dengan nilai sebesar Rp. 56.044.682.500,-.

Sedangkan pada tahun 2015 belanja modal untuk pembelian alat

laboratorium SNI hanya sebesar Rp. 4.489.950.000,-. Belanja Modal

berupa pembelian alat laboratorium SNI tersebut merupakan bantuan

untuk Balai Besar dan Baristand Industri yang nantinya akan

dilakukan transfer keluar, yang akan diterima Balai Besar dan

Baristand Industri (merupakan transfer masuk).

Perbandingan Realisasi Belanja Tahun Anggaran 2015 dan 2014

URAIAN REALISASI TA 2015 REALISASI TA 2014NAIK

(TURUN) %

Belanja Pegawai 21,670,287,161 18,997,170,792 14.07

Belanja Barang 47,950,404,169 42,784,434,770 12.07

Belanja Modal 5,733,613,577 56,326,895,500 (89.82)

Jumlah 75,354,304,907 118,108,501,062 (36.20)

Page 33: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

33

Belanja Pegawai

Rp.

21.670.287.161,-

B.2. BELANJA PEGAWAI

Realisasi Belanja Pegawai Tahun Anggaran 2015 dan Tahun

Anggaran 2014 masing-masingnya adalah sebesar

Rp.21.670.287.161,- dan Rp.18.997.170.792,-. Realisasi belanja

Tahun Anggaran 2015 mengalami kenaikan sebesar 14,07 persen

dari Tahun Anggaran 2014. Hal ini disebabkan antara lain oleh

adanya kenaikan pangkat, gaji berkala pegawai, kenaikan uang

makan pegawai dan kenaikan tunjangan khusus/kegiatan pegawai

Kementerian Perindustrian yang semula sebesar 47% menjadi 70%

sesuai dengan Perpres No.111 Tahun 2015.

Perbandingan Belanja Pegawai Semester I TA 2015 dan 2014

URAIAN REALISASI TA 2015 REALISASI TA 2014

NAIK

(TURUN)

%

Belanja Gaji Pokok PNS 8.368.212.760 7.826.045.260 6,93

Belanja Pembulatan Gaji PNS 206.460 134.583 53,41

Belanja Tunjangan Suami/Istri PNS 604.550.468 567.977.810 6,44

Belanja Tunjangan Anak PNS 156.150.392 149.546.438 4,42

Belanja Tunjangan Struktural PNS 742.750.000 789.020.000 (5,86)

Belanja Tunjangan Fungsional PNS 237.575.000 230.075.000 3,26

Belanja Tunjangan PPh PNS 257.008.277 229.120.170 12,17

Belanja Tunjangan Beras PNS 440.303.780 409.903.280 7,42

Belanja Uang Makan PNS 1.026.354.000 799.915.000 28,31

Belanja Tunjangan Umum PNS 260.165.000 261.940.000 (0,68)

Belanja Uang Lembur 530.074.000 504.484.000 5,07

Belanja Pegawai (Tunjangan Kegiatan) 9.058.845.936 7.234.974.152 25,21

Jumlah Belanja Kotor 21.682.196.073 19.003.135.693 14,10

Pengembalian Belanja Pegawai 11.908.912 5.964.901 99,65

Jumlah Belanja 21.670.287.161 18.997.170.792 14,07

Belanja Barang

Rp.

47.950.404.169,-

B.3. BELANJA BARANG

Realisasi Belanja Barang pada Tahun Anggaran 2015 dan Tahun

Anggaran 2014 adalah masing-masing sebesar Rp.47.950.404.169,-

Page 34: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

34

dan Rp.42.784.434.770,-.

Realisasi Belanja Barang Tahun Anggaran 2015 mengalami kenaikan

sebesar 12,07 % dari Realisasi Belanja Barang Tahun Anggaran

2014. Kenaikan Belanja Barang terdapat pada Belanja Barang Non

Operasional; Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi; Belanja

Jasa dan Belanja Perjalanan Luar Negeri.

Rincian Perbandingan Belanja Barang pada Tahun Anggaran 2015

dan 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Perbandingan Belanja Barang TA 2015 dan 2014

URAIAN REALISASI TA 2015 REALISASI TA 2014NAIK

(TURUN) %

Belanja Barang Operasional 2,213,688,266 2,545,451,850 (13.03)

Belanja Barang Non Operasional 12,352,646,076 9,724,964,702 27.02

Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 797,335,137 0 100.00

Belanja Jasa 15,409,186,134 7,420,680,483 107.65

Belanja Pemeliharaan 1,115,249,314 1,218,016,800 (8.44)

Belanja Perjalanan Dalam Negeri 14,227,898,083 19,880,633,949 (28.43)

Belanja Perjalanan Luar Negeri 2,201,416,579 2,031,834,086 8.35

Jumlah Belanja Kotor 48,317,419,589 42,821,581,870 12.83

Pengembalian Belanja (367,015,420) (37,147,100) 888.01

Jumlah Belanja 47,950,404,169 42,784,434,770 12.07

Belanja Modal

Rp.

5.733.613.577,-

B.4. BELANJA MODAL

Realisasi Belanja Modal Tahun Anggaran 2015 dan Tahun Anggaran

2014 yang masing-masingnya adalah sebesar Rp.5.733.613.577,-

dan Rp.56.326.895.500,-.

Realisasi Belanja Modal tahun anggaran 2015 mengalami penurunan

sebesar (89,82%) dibandingkan realisasi Belanja Modal pada tahun

2014. Hal ini disebabkan antara lain karena penurunan pada Belanja

Page 35: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

35

Modal Peralatan dan Mesin, dan Belanja Modal Lainnya.

Pada tahun 2014 terdapat pengadaan alat laboratorium SNI pada unit

Pusat Standardisasi dengan nilai sebesar Rp. 56.044.682.500,-.

Sedangkan pada tahun 2015 belanja modal untuk pembelian alat

laboratorium SNI hanya sebesar Rp. 4.489.950.000,-. Belanja Modal

berupa pembelian alat laboratorium SNI tersebut merupakan bantuan

untuk Balai Besar dan Baristand Industri yang mana pada tahun 2015

dilakukan transfer keluar, dan diterima Balai Besar dan Baristand

Industri merupakan transfer masuk.

Jumlah Belanja Modal pada Tahun Anggaran 2015 dan 2014 masing-

masingnya adalah sebesar Rp.5.733.613.577,- dan

Rp.56.326.895.500,-.

Rincian Perbandingan Belanja Modal pada Tahun Anggaran 2015

dan 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014

URAIAN REALISASI TA 2015 REALISASI TA 2014NAIK

(TURUN) %

Peralatan dan Mesin 5,392,527,577 56,291,150,500 -90.42

Belanja Modal Lainnya 341,086,000 35,745,000 854.22

Jumlah Belanja Kotor 5,733,613,577 56,326,895,500 -89.82

Pengembalian - - -

Jumlah Belanja 5,733,613,577 56,326,895,500 -89.82

B.4.1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin Tahun Anggaran 2015

dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp.5.392.527.577,- dan

Rp.56.291.150.500,-. Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin

tahun anggaran 2015 mengalami penurunan sebesar (90,42%)

dibandingkan realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin pada

tahun anggaran 2014. Hal ini disebabkan antara lain karena pada

Page 36: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

36

tahun 2014 terdapat pengadaan alat laboratorium SNI pada unit

Pusat Standardisasi dengan nilai sebesar Rp. 56.044.682.500,-.

Sedangkan pada tahun 2015 belanja modal untuk pembelian alat

laboratorium SNI hanya sebesar Rp. 4.489.950.000,-. Belanja Modal

berupa pembelian alat laboratorium SNI tersebut merupakan

bantuan untuk Balai Besar dan Baristand Industri.

Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin Tahun Anggaran 2015 dan 2014

URAIAN JENIS BELANJAREALISASI

TA. 2015

REALISASI TA.

2014

Naik

(Turun)

Pembelian Alat Ukur 4,587,660 - 100.00

Pembelian Alat Pengolahan 51,975,000 33,000,000 57.50

Pembelian Alat Kantor 262,382,000 124,258,000 111.16

Pembelian Alat Rumah Tangga 48,256,625 - 100.00

Pembelian Alat Studio 5,298,375 - 100.00

Pembelian Alat Komunikasi 2,972,000 - 100.00

Pembelian Alat Laboratorium

Lingkungan Hidup

Pembelian Alat Khusus Kepolisian 16,550,000 21,632,150,500 -99.92

Pembelian Komputer Unit 388,454,750 79,410,000 389.18

Pembelian Peralatan Komputer 85,791,750 9,800,000 775.43

Pembelian Alat Laboratorium 4,489,950,000 18,682,532,000 -75.97

Pembelian Software Komputer 27,369,417 - 100.00

Pembelian Alat Laboratorium

Kimia Nuklir

Jumlah Belanja Kotor 5,392,527,577 56,291,150,500 -90.42

Pengembalian Belanja Modal - - -

Jumlah Belanja 5,392,527,577 56,291,150,500 -90.42

8,940,000 - 100.00

- 15,730,000,000 100.00

B.4.2 Belanja Modal Lainnya

Realisasi Belanja Modal Lainya Tahun Anggaran 2015 dan Tahun

Anggaran 2014 adalah masing-masing sebesar Rp.341.086.000,-

dan Rp.35.745.000,-. Realisasi Belanja Modal Lainnya Tahun

Anggaran 2015 mengalami kenaikan sebesar 854,22 persen

dibandingkan Realisasi Tahun Anggaran 2014. Hal ini disebabkan

pengadaan software untuk mendukung implementasi akuntansi

pendapatan berbasis akrual.

Page 37: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

37

Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya Tahun Anggaran 2015 dan 2014

URAIAN JENIS BELANJA T.A. 2015 T.A 2014

Naik

(Turun)

%

Pembelian Bahan Perpustakaan tercetak 143,086,000 35,745,000 300.30

Pembelian Lisensi Software 198,000,000 - 100.00

Jumlah Belanja Kotor 341,086,000 35,745,000 854.22

Pengembalian Belanja Modal - - -

Jumlah Belanja 341,086,000 35,745,000 854.22

Page 38: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

38

II. PENJELASAN ATAS POS - POS NERACA

C. NERACA

Kas di

Bendahara

Pengeluaran

Rp.0,-

C.1. Kas di Bendahara Pengeluaran

Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 31 Desember 2015 dan

31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp.0,- dan Rp.0,-

yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola dan di bawah tanggung

jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yang

belum dipertanggungjawabkan atau belum disetorkan ke Kas Negara

per tanggal neraca.

Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran adalah sebagai berikut :

Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran

Keterangan TH 2015 TH 2014

PT. Bank BRI No. Rek. 126801000035305 - -

Uang Tunai - -

Jumlah - -

Kas Lainnya dan

Setara Kas Rp.

829.809.600,-

C.2. Kas Lainnya dan Setara Kas

Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 31 Desember 2015

dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp.829.809.600,-

dan Rp.595.098.840. Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas

yang berada di bawah tanggung jawab bendahara pengeluaran yang

bukan berasal dari UP/TUP, baik saldo rekening di bank maupun

uang tunai.

Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas terdiri dari : uang tunjangan

kinerja pegawai yang belum dibayarkan kepada pegawai yang

bersangkutan per tanggal neraca; pajak PPh dari tunjangan kinerja

pegawai yang belum disetorkan per tanggal neraca dan

pengembalian kelebihan belanja tunjangan kinerja yang belum

Page 39: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

39

disetorkan ke kas Negara per tangal neraca.

Rincian sumber Kas Lainnya dan Setara Kas pada tanggal pelaporan

adalah sebagai berikut:

Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas

Jenis TH 2015 TH 2014

Tunjangan Kinerja Pegawai yang belum dibayarkan 688,291,559 514,521,787

Pajak PPh Tunjangan Kinerja yang belum disetor 58,321,247 43,619,608

Pengembalian belanja tunkin belum disetor ke kas negara 83,196,794 36,957,445

Jumlah 829,809,600 595,098,840

Persediaan

Rp.2.205.875,-

C.3. Persediaan

Nilai Persediaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

masing-masing adalah sebesar Rp. 2.205.875,- dan Rp. 4.439.955,-.

Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau

perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca yang diperoleh dengan

maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan/atau untuk dijual,

dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Rincian Persediaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

adalah sebagai berikut:

Saldo Persediaan per 31 Desember 2014 4.439.955

Mutasi Tambah :

- Pembelian Barang Konsumsi 797.335.137

Mutasi Kurang :

- Habis Pakai Barang Konsumsi 799.569.217

Saldo per 31 Desember 2015 2.205.875

Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam

kondisi baik

Page 40: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

40

Peralatan dan

Mesin Rp.

41.017.878.642,-

C.4. Peralatan dan Mesin

Jumlah Aset Tetap berupa Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2015

dan 2014 masing-masingnya adalah sebesar Rp.41.017.878.642,- dan

Rp.91.697.580.982,-.

Mutasi nilai Peralatan dan Mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 91,697,580,982

Mutasi tambah: 39,777,512,160

- Pembelian 875,030,160Rp

- Reklasifikasi Masuk 34,412,532,000Rp

- Transfer Masuk -Rp

- Penyelesaian Pembangunan KDP 4,489,950,000Rp

Mutasi kurang: 90,457,214,500

- Transfer Keluar 56,044,682,500Rp

- Reklasifikasi Keluar 34,412,532,000Rp

Saldo per 31 Desember 2015 41,017,878,642

Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2015 27,124,717,920

Nilai Buku per 31 Desember 2015 13,893,160,722

Mutasi kurang merupakan transfer keluar alat laboratorium yang dibeli oleh

Pusat Standardisasi pada tahun anggaran 2014 dan diserahkan kepada 20

Satker Balai Besar dan Baristand di lingkungan Badan Pengkajian

Kebijakan Iklim dan Mutu Industri. Mutasi lainnya yaitu reklasifikasi ke dalam

Aset Lainnya. Rincian aset tetap Peralatan dan Mesin disajikan pada

Lampiran Laporan Keuangan ini.

Gedung dan dan

Bangunan Rp.

1.439.098.000,-

C.5. Gedung dan Bangunan

Nilai Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2015 dan 31

Desember 2014 masing-masingnya adalah sebesar

Rp.1.439.098.000,- dan Rp.1.439.098.000,-.

Tidak terdapat mutasi transaksi terhadap Gedung dan Bangunan

pada tanggal pelaporan, rinciannya adalah sebagai berikut:

Page 41: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

41

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 1,439,098,000

Mutasi tambah : -

Mutasi kurang : -

Saldo per 31 Desember 2015 1,439,098,000

Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2015 229,948,313

Nilai Buku per 31 Desember 2015 1,209,149,687

Rincian aset tetap Gedung dan Bangunan disajikan pada Lampiran

Laporan Keuangan ini.

Jalan, Jaringan

dan Irigasi Rp.

4.343.550.000,-

C.6. Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Saldo Jalan, Irigasi, dan Jaringan per 31 Desember 2015 dan 31

Desember 2014 masing-masing adalah sebesar Rp. 4.343.550.000,-

dan Rp.4.343.550.000,-. Pada tahun 2015 tidak terjadi mutasi tambah

atau mutasi kurang terhadap Jalan, Irigasi, dan Jaringan. Rincian

Aset Tetap Jalan, Irigasi, dan Jaringan pada tanggal pelaporan

adalah sebagai berikut :

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 4,343,550,000

Mutasi tambah: -

Mutasi kurang: -

Saldo per 31 Desember 2015 4,343,550,000

Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2015 1,107,775,480

Nilai Buku per 31 Desember 2015 3,235,774,520

Rincian aset tetap Jalan, Irigasi dan jaringan disajikan pada Lampiran

Laporan Keuangan ini.

Aset Tetap

Lainnya Rp.

914.880.550 ,-

C.7. Aset Tetap Lainnya

Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat

dikelompokkan dalam tanah, peralatan dan mesin, gedung dan

bangunan, jalan, irigasi dan jaringan.

Page 42: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

42

Saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2015 dan 31 Desember

2014 masing-masing adalah sebesar Rp.914.880.550,- dan

Rp.771.794.550,-.

Pada Aset Tetap Lainnya terdapat mutasi tambah sebesar

Rp.143.086.000,-, sedangkan mutasi kurang tidak terdapat atas aset

tetap ini, rinciannya adalah sebagai berikut :

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 771,794,550

Mutasi tambah : 143,086,000

Pembelian Bahan Perpustakaan Tercetak 143,086,000

Mutasi kurang : -

Saldo per 31 Desember 2015 914,880,550

Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2015 -

Nilai Buku per 31 Desember 2015 914,880,550

Rincian Aset Tetap Lainnya disajikan pada Lampiran Laporan

Keuangan ini.

Akumulasi

Penyusutan Aset

Tetap Rp.

(28.462.441.713,

-)

C.8. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015 dan

31 Desember 2014 adalah masing-masing (Rp.28.462.441.713,-)

dan (Rp. 29.173.105.004,-).

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset

Tetap yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas

penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan

manfaat Aset Tetap pada Peralatan dan Mesin; Gedung dan

Bangunan; Jalan, Irigasi dan Jaringan.

Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2015

adalah sebagai berikut :

Page 43: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

43

Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

No Aset Tetap Nilai Perolehan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku

1 Peralatan dan Mesin 41,017,878,642 27,124,717,920 13,893,160,722

2 Gedung dan Bangunan 1,439,098,000 229,948,313 1,209,149,687

3 Jalan, Irigasi dan Jaringan 4,343,550,000 1,107,775,480 3,235,774,520

46,800,526,642 28,462,441,713 18,338,084,929Akumulasi Penyusutan

Aset Lainnya

Rp.

339.536.917,-

C.9. Aset Tak Berwujud

Aset Tak Berwujud (ATB) merupakan bagian dari Aset Lainnya yang

nilainya per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah

Rp.339.536.917,- dan Rp.114.167.500,-.

Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan

dimiliki, tetapi tidak mempunyai wujud fisik. Aset Tak Berwujud pada

Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri berupa software

dan Aset Tak Berwujud Lainnya yang digunakan untuk menunjang

operasional kantor.

Mutasi transaksi terhadap Aset Tak Berwujud pada tanggal pelaporan

adalah sebagai berikut :

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2014 114.167.500

Mutasi tambah: 225.369.417

Reklasifikasi dari aset tetap 27.369.417

Pembelian Lisensi 198.000.000

Mutasi kurang: -

Saldo per 31 Desember 2015 339.536.917

Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Desember 2015 -

Nilai Buku per 31 Desember 2015 339.536.917

Page 44: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

44

Rincian Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut :

Rincian Aset Tak berwujud

Uraian Nilai

Software 45,169,417

Lisensi 198,000,000

Aset Tak Berwujud Lainnya 96,367,500

Jumlah 339,536,917

Utang Kepada

Pihak Ketiga

Rp.704.253.870,

-

C.10. Utang kepada Pihak Ketiga

Nilai Utang kepada Pihak Ketiga per 31 Desember 2015 dan 31

Desember 2014 masing-masing sebesar Rp.704.253.870,- dan

Rp.519.755.042,-. Utang kepada Pihak Ketiga merupakan belanja

yang masih harus dibayar dan merupakan kewajiban yang harus

segera diselesaikan kepada pihak ketiga lainnya dalam waktu

kurang dari 12 (dua belas bulan).

Adapun rincian Utang kepada Pihak Ketiga pada Badan Badan

Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri per tanggal pelaporan

adalah sebagai berikut:

Rincian Utang kepada Pihak Ketiga

URAIAN JUMLAH PENJELASAN

Belanja Pegawai yang masih harus dibayar 11,410,140 Belanja Pegawai untuk Gaji Susulan bln Okt. s/d Des. 2015

Belanja Pegawai (Tunjangan Khusus/Kegiatan) 688,291,559 Tunjangan Kinerja Pegawai Bulan Desember 2015

Belanja langganan telepon yg masih hrs dibayar 4,552,171 Penggunaan langganan daya dan jasa yang belum dibayar

Total 704,253,870

UTANG KEPADA PIHAK KETIGA PER 31 DESEMBER 2015

Pendapatan

Yang

Ditangguhkan

Rp. 0,-

C.11. Pendapatan Yang Ditangguhkan

Saldo Pendapatan Yang Ditangguhkan per 31 Desember 2015 dan

31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp. 0,- dan

Rp.36.957.445,-. Pada Tahun Anggaran 2015 tidak ada lagi akun

Page 45: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

45

pendapatan yang ditangguhkan.

Utang Jangka

Pendek Lainnya

Rp. 58.321.247,-

C.12. Utang Jangka Pendek Lainnya

Nilai Utang Jangka Pendek Lainnya per 31 Desember 2015 dan 31

Desember 2014 masing-masing sebesar Rp.58.321.247,- dan

Rp.43.619.608,-. Utang Jangka pendek Lainnya merupakan Utang

Pajak Tunjangan Kinerja Pegawai yang belum disetorkan ke Kas

Negara per tanggal pelaporan.

Rincian Utang Jangka Pendek Lainnya disajikan sebagai berikut:

Rincian Utang kepada Pihak Ketiga

Uraian Jumlah

Pajak Tunjangan Kinerja Pegawai yang belum disetor 58,321,247

Total 58,321,247

Cadangan

Persediaan

Rp.0,-

C.13. Cadangan Persediaan

Cadangan Persediaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember

2014 adalah masing-masing sebesar Rp.0,- dan Rp.4.439.955,-.

Pada Tahun Anggaran 2015 tidak ada lagi Cadangan Persediaan.

Dana yg hrs

disediakan utk

pemb. Utang

Jangka Pendek

Rp.0,-

C.14. Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka

Pendek

Dana yang harus disediakan untuk pembayaran Utang Jangka

Pendek per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-

masing adalah sebesar Rp.0,- dan Rp.(5.233.255),-.

Pada Tahun Anggaran 2015 tidak ada lagi Dana yang harus

disediakan untuk pembayaran Utang Jangka Pendek.

Page 46: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

46

Diinvestasikan

Dalam Aset

Tetap Rp.0,-

C.15. Diinvestasikan Dalam Aset Tetap

Ekuitas Dana Diinvestasikan Dalam Aset Tetap per 31 Desember

2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing adalah sebesar Rp.0,-

dan Rp.69.078.918.528,-.

Pada Tahun Anggaran 2015 tidak ada lagi Ekuitas Dana

Diinvestasikan Dalam Aset Tetap.

Diinvestasikan

Dalam Aset

Lainnya Rp.0,-

C.16. Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya

Ekuitas Dana Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya per 31 Desember

2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing adalah sebesar Rp.0,-

dan Rp.114.167.500,-.

Pada Tahun Anggaran 2015 tidak ada lagi Ekuitas Dana

Diinvestasikan Dalam Aset Lainnya.

Page 47: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

47

III. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL

D. KEGIATAN OPERASIONAL

PENDAPATAN OPERASIONAL

D.1. Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak

Jumlah Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak untuk periode

yang berakhir pada 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

adalah sebesar Rp.15.279.902,- dan Rp.0,-. Pendapatan tersebut

merupakan pendapatan penerimaan negara bukan pajak lainnya :

Rincian Pendapatan Negara Bukan Pajak

Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

URAIAN31 Desember

2015

31 Desember

2014

Naik

(Turun)

%

Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya 15,279,902 - -

Jumlah 15,279,902 - -

Pendapatan Negara Bukan Pajak merupakan Pendapatan-LO yang

diperoleh dari sewa tanah, gedung dan bangunan dan denda

keterlambatan penyelesaian pekerjaan.

Nilai Pendapatan Negara Bukan Pajak pada LRA adalah

Rp125.626.243,-. Terdapat selisih sebesar Rp 110.346.341,- yang

merupakan pendapatan dari pengembalian belanja tahun yang lalu

dimana di Laporan Operasional termasuk dalam Pendapatan Non

Operasional.

Beban Pegawai

Rp.

21.681.697.301,-

D.2. Beban Pegawai

Jumlah Beban Pegawai per 31 Desember 2015 dan 31 Desember

2014 adalah masing-masing sebesar Rp. 21.598.500.507,- dan

Rp.0,-. Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam

bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan

perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara,

Page 48: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

48

Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh

pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas

pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan

dengan pembentukan modal.

Nilai belanja pegawai pada LRA adalah sebesar Rp 21.670.287.161,-.

Terdapat selisih sebesar Rp 71.786.654,- yang berasal dari adanya

pengurangan beban pegawai karena pengembalian tunjangan kinerja

yang belum disetorkan pada tanggal neraca yaitu sebesar

Rp83.196.794,- dan mutasi tambah sebesar Rp 11.410.140,- dari

beban pegawai yang masih harus dibayar.

Rincian Beban Pegawai Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

URAIAN JENIS BEBAN 31 Desember 201531 Desember

2014

Naik

(Turun) %

Beban Gaji 8,366,150,511 - -

Beban Tunjangan-Tunjangan 3,726,819,604 - -

Beban Lembur 529,881,250 - -

Beban Tunjangan Khusus/ Kinerja Pegawai 8,975,649,142 - -

Jumlah 21,598,500,507 - -

Beban

Persediaan Rp.

883.071.402,-

D.3. Beban Persediaan

Jumlah Beban Persediaan per 31 Desember 2015 dan 31 Desember

2014 adalah masing-masing sebesar Rp.883.071.402,- dan Rp.0,-

Beban Persediaan merupakan beban untuk mencatat konsumsi atas

barang-barang yang habis pakai, termasuk barang-barang hasil

produksi baik yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan.

Rincian Beban Persediaan untuk Tahun 2015 dan 2014 adalah

sebagai berikut:

Page 49: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

49

Rincian Beban Persediaan Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

URAIAN31 Desember

2015

31 Desember

2014

Naik

(Turun) %

Beban Persediaan Konsumsi 883,071,402 - -

Jumlah 883,071,402 - -

Beban Barang

dan Jasa Rp.

47.229.609.709,-

D.4. Beban Barang dan Jasa

Jumlah Beban Jasa Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

adalah masing-masing sebesar Rp.47.229.609.709,- dan Rp.0,-.

Beban Jasa adalah konsumsi atas jasa-jasa dalam rangka

penyelenggaraan kegiatan entitas. Rincian Beban Jasa Per 31

Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut :

Rincian Beban Jasa Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

URAIAN JENIS BEBAN 31 Desember 201531 Desember

2014

Naik

(Turun) %

Beban Keperluan Perkantoran 1,491,516,366 - -

Beban Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat 43,212,100 - -

Beban Honor Operasional Satuan Kerja 559,320,000 - -

Beban Barang Operasional Lainnya 119,639,800 - -

Beban Bahan 2,394,073,574 - -

Beban Honor Output Kegiatan 7,701,717,500 - -

Beban Barang Non Operasional Lainnya 2,247,372,300 - -

Beban Langganan Telepon 72,455,207 - -

Beban Langganan Daya dan Jasa Lainnya 1,280,000 - -

Beban Jasa Konsultan 1,959,287,000 - -

Beban Sewa 1,138,992,000 - -

Beban Jasa Profesi 5,960,850,000 - -

Beban Jasa Lainnya 23,539,715,862 - -

Beban Aset Ekstrakomptabel Peralatan dan Mesin 178,000 - -

Jumlah 47,229,609,709 - -

Terdapat belanja barang yang masih harus dibayar untuk

pembayaran tagihan telpon bulan Januari 2016 yang merupakan

Page 50: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

50

beban di tahun 2015 namun baru dibayarkan di Tahun Anggaran

2016 sehingga menyebabkan adanya perbedaan antara realisasi

Belanja barang dan jasa dan beban barang dan jasa.

Beban

Pemeliharaan

Rp.

1.115.610.314,-

D.5. Beban Pemeliharaan

Beban Pemeliharaan Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

adalah masing-masing sebesar Rp.1.115.610.314,- dan Rp.0,-

Beban Pemeliharaan merupakan beban yang dimaksudkan untuk

mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke

dalam kondisi normal. Rincian beban pemeliharan untuk Tahun 2015

dan 2014 adalah sebagai berikut :

Rincian Beban Pemeliharaan Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

URAIAN JENIS BEBAN 31 Desember 201531 Desember

2014

Naik

(Turun) %

Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 324.838.360 - -

Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 790.410.954 - -

Persediaan bahan untuk pemeliharaan 361.000 - -

Jumlah 1.115.610.314 - -

Beban

Perjalanan

Dinas Rp.

16.071.781.982,-

D.6. Beban Perjalanan Dinas

Beban Perjalanan Dinas Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

adalah masing-masing sebesar Rp.16.071.781.942,- dan Rp.0,-.

Beban tersebut adalah merupakan beban yang terjadi untuk perjalanan

dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan.

Rincian Beban Perjalanan Dinas Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember

2014 adalah sebagai berikut :

Page 51: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

51

Rincian Beban Perjalanan Dinas Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

URAIAN JENIS BEBAN 31 Desember 201531 Desember

2014

Naik

(Turun) %

Beban Perjalanan Biasa 7,713,547,540 - -

Beban Perjalanan Dinas Dalam Kota 231,360,000 - -

Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 1,290,419,059 - -

Beban Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 4,935,464,459 - -

Beban Perjalanan Lainnya - Luar Negeri 1,900,990,884 - -

Jumlah 16,071,781,942 - -

Beban

Penyusutan dan

Amortisasi Rp.

(3.685.347.105,-

)

D.7. Beban Penyusutan dan Amortisasi

Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi Per 31 Desember 2015

dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar

Rp.(3.685.347.105,-) dan Rp.0,-.

Beban Penyusutan adalah merupakan beban untuk mencatat alokasi

sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan

(depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan.

Sedangkan Beban Amortisasi digunakan untuk mencatat alokasi

penurunan manfaat ekonomi untuk Aset Tak berwujud.

Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi Per 31 Desember 2015

dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut :

Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi

Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

URAIAN BEBAN PENYUSUTAN DAN

AMORTISASI31 Desember 2015

31 Desember

2014

Naik

(Turun) %

Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin 3,510,951,210 - -

Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 29,672,770 - -

Beban Penyusutan Jaringan 144,723,125 - -

Jumlah 3,685,347,105 - -

Nilai delta penyusutan tahun lalu dengan tahun ini pada Neraca

sebesar Rp 710.663.291,-. Terdapat selisih yang cukup signifikan

Page 52: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

52

antara delta penyusutan tahun lalu dan tahun ini sebesar

Rp.2.974.683.814,-. Selisih tersebut berasal dari mutasi akumulasi

penyusutan pada saat transfer keluar alat laboratorium dari Satker

BPKIMI Pusat kepada 20 Satker Balai Besar dan Baristand Industri.

Pendapatan Dari

Kegiatan Non

Operasional

Lainnya Rp.

73.388.896,-

D.8. Pendapatan Dari Kegiatan Non Operasional Lainnya

Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya adalah

merupakan bagian dari Pos Surplus/Defisit dari Kegiatan Non

Operasional Lain terdiri dari pendapatan dan beban yang sifatnya

tidak rutin dan bukan merupakan tugas pokok dan fungsi entitas.

Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Per 31 Desember 2015

dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut :

Rincian Kegiatan Non Operasional Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014

URAIAN 31 Desember 201531 Desember

2014

Naik

(Turun) %

Surplus (Defisit) dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - - -

- Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL (25,110,482) - -

- Penerimaan Kembali Belanja Barang TAYL 86,687,278 - -

- Penerimaan Kembali Belanja Lain-lain TAYL 11,812,100 - -

Jumlah 73,388,896 - -

Terdapat selisih Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya

dengan realisasi pendapatan PNBP pada LRA untuk pendapatan dari

penerimaan kembali belaja TAYL. Selisih tersebut merupakan setoran

penerimaan kembali belanja pegawai TAYL yang berasal dari belanja

Tunjangan Kinerja bulan Desember 2014 yang sisanya baru

disetorkan di tahun anggaran 2015 namun pada tanggal neraca 31

Desember 2014 sisa tunjangan kinerja sebesar Rp 36.957.445,- telah

diakui sebagai pendapatan yang ditanggunkan pada neraca dan telah

masuk dalam ekuitas awal pada LPE 2015.

Page 53: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

53

Pos Luar Biasa

Rp.0,-

D.9. Pos Luar Biasa

Beban pada Pos Luar Biasa Per 31 Desember 2015 dan 31

Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp.0,- dan Rp.0,-.

Rincian Pos Luar Biasa Per 31 Desember 2015 dan 31 Desember

2014 adalah sebagai berikut :

Rincian Pos Luar Biasa Per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014

URAIAN 30 JUNI 2015 31 DES. 2014

NAIK

(TURUN)

%

Beban Luar Biasa - - -

Jumlah - - -

Page 54: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

54

IV. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Ekuitas Awal Rp.

69.229.250.173,-

E.1 Ekuitas Awal

Nilai Ekuitas Awal pada tanggal 1 Januari 2015 dan 2014 adalah

masing-masing sebesar Rp. 69.229.250.173,- dan Rp. 0,-

Surplus / Defisit

LO (Rp.

90.495.252.181,)

E.2 Surplus/Defisit – LO

Jumlah Surplus/Defisit-LO untuk periode yang berakhir pada 31

Desember 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar

Rp.(90.495.252.181),- dan Rp.0,-.

Defisit LO merupakan selisih kurang antara Surplus/(deficit) Kegiatan

Operasional, surplus/defisit kegiatan non operasional, dan pos luar

biasa.

Penyesuaian

Nilai Tahun

Berjalan Rp.

83.863.183,-

E.3 Penyesuaian Nilai Tahun Berjalan

Penyesuaian Nilai Tahun Berjalan adalah merupakan Penyesuaian

Nilai Aset untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2015 dan

31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp. 83.863.183,-

dan Rp.0,-.

Dampak

Kumulatif

Perubahan

Kebijakan

Akuntansi Rp.

(330.251.038),-

E.4 Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi/Kesalahan

Mendasar

Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi/Kesalahan

Mendasar merupakan Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi.

Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi untuk periode yang berakhir

31 Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masingnya

adalah sebesar Rp.(330.251.038),- dan Rp. 0,-

Transaksi Antar

Entitas Rp.

41.174.332.617,-

E.5 Transaksi Antar Entitas

Nilai Transaksi Antar Entitas untuk periode yang berakhir 31

Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masingnya adalah

sebesar Rp.41.174.332.617,- dan Rp. 0,-

Page 55: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

55

Ekuitas Akhir Rp.

(49.567.307.419)

E.6 Kenaikan/Penurunan Ekuitas

Kenaikan/Penurunan Ekuitas untuk periode yang berakhir 31

Desember 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masingnya adalah

sebesar Rp.(49.567.307.419),- dan Rp. 0,-

Ekuitas Akhir Rp.

19.661.942.754,-

E.7 Ekuitas Akhir

Nilai Ekuitas Akhir untuk periode yang berakhir 31 Desember 2015

dan 31 Desember 2014 masing-masingnya adalah sebesar

Rp.19.661.942.754,- dan Rp. 0,-

F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA.

F.1 KEJADIAN-KEJADIAN PENTING SETELAH TANGGAL NERACA

Tidak terdapat kejadian-kejadian penting setelah tanggal neraca.

Jakarta, 20 Januari 2016

Kepala,

Dr. Haris Munandar N., Ma, NIP. 195907131981031002

Page 56: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

56

LAMPIRAN LAPORAN PENDUKUNG

I. LAMPIRAN A.1. : RINCIAN NILAI PEROLEHAN, BEBAN PENYUSUTAN / AMORTISASI, AKUMULASI PENYUSUTAN / AMORTISASI DAN NILAI BUKU ASET TETAP

II. LAPORAN-LAPORAN PENDUKUNG SEBAGAI LAMPIRAN :

NERACA PERCOBAAN

LAPORAN OPERASIONAL

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

NERACA TAHUNAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LRA BELANJA DAN LRA PENGEMBALIAN BELANJA

LRA PENDAPATAN DAN LRA PENGEMBALIAN PENDAPATAN

III. LAPORAN PERSEDIAAN DAN BARANG MILIK NEGARA

IV. BERITA ACARA REKONSILIASI BPKIMI DENGAN KPKNL

JAKARTA IV

V. BERITA ACARA REKONSILIASI BPKIMI DENGAN KPPN JAKARTA VII

VI. LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN (LPJ) BENDAHARA

PENGELUARAN

VII. FOTO COPY SSBP/SSPB TAHUN BERJALAN

Page 57: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

57

Lampiran A1

Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri

Rincian Nilai Perolehan, Beban Penyusutan/Amortisasi,

Akumulasi Penyusutan/Amortisasi dan Nilai Buku Aset Tetap

Untuk Periode yang Berakhir pada 31 Desember 2015

Masa Akm. Peny. Beban Peny. Akm. Peny. Tot. Ak. Penyusutan Nilai Buku

Manfaat Per 31-12-2015 Per 31-12-2015 Per 31-12-2015 Per 31-12-2015 Per 31-12-2015

A Peralatan dan Mesin

1 Alat Besar Darat 6 7,926,000 7,926,000 - - 7,926,000 -

2 Alat Bantu 3 187,105,000 187,105,000 - - 187,105,000 -

3 Alat Angkutan Darat Bermotor 44 5,157,410,600 3,484,719,560 424,870,216 - 3,909,589,776 1,247,820,824

4 Alat Ukur 21 1,905,579,660 1,838,982,000 19,477,532 - 1,858,459,532 47,120,128

5 Alat Pengolahan 27 100,610,000 13,510,000 17,246,875 - 30,756,875 69,853,125

6 Alat Kantor 355 1,355,589,500 796,276,500 120,688,500 - 916,965,000 438,624,500

7 Alat Rumah Tangga 896 1,770,545,225 1,520,519,610 85,362,465 - 1,605,882,075 164,663,150

8 Alat Studio 51 603,203,395 557,221,520 12,740,675 - 569,962,195 33,241,200

9 Alat Komunikasi 3 11,022,000 2,895,000 2,204,400 - 5,099,400 5,922,600

10 Peralatan Pemancar 8 19,263,000 7,360,450 1,400,300 - 8,760,750 10,502,250

11 Alat Kedokteran 64 347,138,006 273,564,506 21,021,000 - 294,585,506 52,552,500

12 Alat Kesehatan Umum 1 377,000 377,000 - - 377,000 -

13 Unit Alat Laboratorium 150 19,179,482,833 10,253,873,513 1,947,919,243 (1,167,658,250) 11,034,134,506 8,145,348,327

14 Unit Alat Laboratorium Kimia Nuklir 15 64,629,000 554,071,174 5,656,556 (524,333,333) 35,394,397 29,234,603

Alat Laboratorium Fisika Nuklir/

Elektronika

16 Alat Laboratorium Lingkungan Hidup 4 12,435,000 3,495,000 638,571 - 4,133,571 8,301,429

17 Peralatan Laborat. Hydrodinamica 107 339,402,500 188,885,350 22,626,852 - 211,512,202 127,890,298

Alat Laboratorium Standarisasi

Kalibrasi & Instrumentasi

19 Alat Khusus Kepolisian 6 70,750,000 2,731,368,813 15,618,750 (2,704,018,813) 42,968,750 27,781,250

20 Komputer Unit 361 4,645,293,058 3,577,032,683 377,771,626 - 3,954,804,309 690,488,749

21 Peralatan Komputer 430 1,587,678,185 1,374,983,560 74,750,314 - 1,449,733,874 137,944,311

22 Unit Peralatan Proses/Produksi 3 58,747,000 41,884,500 6,745,000 - 48,629,500 10,117,500

Jumlah 41,017,878,642 28,009,777,106 3,510,951,210 -4,396,010,396 27,124,717,920 13,893,160,722

Jumlah untuk dipindahkan 41,017,878,642 28,009,777,106 3,510,951,210 -4,396,010,396 27,124,717,920 13,893,160,722

No Aset Tetap Nilai Perolehan

15 9 64,636,000

18 6 3,529,055,680

38,847,465

554,877,902

4,309,067 - 21,479,468

349,903,268 - 2,624,274,510

43,156,532

904,781,170

Page 58: BAGIAN ANGGARAN XXX - bppi.kemenperin.go.idbppi.kemenperin.go.id/uploads/files/dokumen/Laporan Keuangan BPPI 2015.pdf · Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 Rp 0 Rp 0 Kas Lainnya dan

LAPORAN KEUANGAN SATUAN KERJA

BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI

TAHUN ANGGARAN 2015

58

Masa Akm. Peny. Beban Peny. Akm. Peny. Tot. Ak. Penyusutan Nilai Buku

Manfaat Per 31-12-2015 Per 31-12-2015 Per 31-12-2015 Per 31-12-2015 Per 31-12-2015

Jumlah Pindahan 41,017,878,642 28,009,777,106 3,510,951,210 -4,396,010,396 27,124,717,920 13,893,160,722

B Gedung dan Bangunan

1 Bangunan Gedung Tempat Kerja 2 1,353,268,000 191,497,474 27,722,088 - 219,219,562 1,134,048,438

2 Bangunan Gedung Tempat Tinggal 1 85,830,000 8,778,069 1,950,682 - 10,728,751 75,101,249

Jumlah 1,439,098,000 200,275,543 29,672,770 - 229,948,313 1,209,149,687

C Jaringan

1 Instalasi Air Bersih / Air Baku 1 427,000,000 49,816,668 14,233,334 - 64,050,002 362,949,998

2 Instalasi Air Kotor 3 3,909,125,000 911,472,249 130,304,166 - 1,041,776,415 2,867,348,585

3 Instalasi Gardu Listrik 2 7,425,000 1,763,438 185,625 - 1,949,063 5,475,937

Jumlah 4,343,550,000 963,052,355 144,723,125 - 1,107,775,480 3,235,774,520

46,800,526,642 29,173,105,004 3,685,347,105 (4,396,010,396) 28,462,441,713 18,338,084,929

- 2 -

Total

No Aset Tetap Nilai Perolehan

Jakarta, 20 Januari 2016

Kepala,

Dr. Haris Munandar N., Ma, NIP. 195907131981031002