bagaimana membuat brosur
DESCRIPTION
brosur yang baik adalah...TRANSCRIPT
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
1/78
1
BAB I HAMA IKAN
A. Pengertian dan identifikasi hama ikan
Definisi darihama ikanadalah : hewan yang berukuran lebih kecil, sama / lebih besar
dan mampu menimbulkan gangguan pada ikan.
Secara umum, hama ikan dapat dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan sifat
hidupnya, yaitu :
1. Predator
Predator secara harfiah diartikan sebagai pemangsa. Pada dasarnya predator adalah
binatang yang sifatnya karnivora (pemakan daging) dengan cara memangsa atau menyantap
targetnya. Predator sejatinya selalu memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dari mangsanya ataukalau predatornya berukuran kecil, biasanya memiliki senjata yang mematikan seperti bisa,
racun dan sejenisnya. Predator yang berukuran jauh lebih besar dari mangsanya, biasanya
memangsa santapan dalam jumlah banyak dan biasanya dilakukan berkali-kali. Predator ini
hidup menetap di kolam atau di lingkungan sekitar areal budidaya walaupun ada juga yang
sekedar mampir di areal budidaya tersebut dalam rangka mencari makan atau bermigrasi
(berpindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya).
Predator adalah hewan pemangsa yang secara sengaja maupun tidak sengaja masuk ke
areal budidaya ikan dan memangsa ikan yang dibudidayakan. Jenisnya dapat berupa ikan yang
lebih besar, hewan air jenis lain, hewan darat dan beberapa jenis serangga/insekta air.
Contohnya ikan tagih (Mystus nemurus), lele (Clarias batrachus), kakap (Lates calcalifer),
bulan-bulan (Megalops cyprinides), ikan gabus atau pemangsa lainnya seperti linsang, ular atau
burung (seperti bangau, kuntul, blekok, ibis,burung raja udang, dsb.) anjing, katak pada fase
dewasa dan lain-lain.
Pada Gambar 1 di bawah ini dapat dilihat beberapa contoh hama predator yang biasanya
ada di kolam atau areal budidaya lainnya.
Belut Burung
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
2/78
2
Gambar 1. Contoh Hama Predator
2.Kompetitor
Kompetitor adalah organisme yang menimbulkan persaingan dalam mendapatkan
oksigen, pakan dan ruang gerak. Hama ini tidak dikehendaki keberadaannya dalam wadah atau
areal budidaya. Kompetitor yang sering menyebabkan terjadinya persaingan dalam memperoleh
pakan adalah ikan mujair (Tilapia mossambica). Spesies ikan mujair ini selain rakus juga mudah
berkembang biak, sehingga populasinya di dalam kolam akan meningkat dengan cepat, sehingga
ikan budidaya menjadi terganggu, lambat pertumbuhannya dan dapat menyebabkan kematian.
Masuknya jenis organisme lain ke kolam pemeliharaan merupakan kompetitor selain dapat
menyebabkan terjadinya persaingan untuk mendapatkan pakan juga akan menyebabkan
terjadinya kompetisi untuk memperoleh oksigen dan ruang gerak, sehingga kompetisi yangterjadi adalah kompetisi biological requirement, yakni ruang dan makanan. Contoh hama
kompetitor lainnya adalah jenis ketam, seperti yuyu (Saesarmaspp.), kepiting (Scylla serrata),
katak (pada fase berudu), keong dan sebagainya.
Pada Gambar 2 di bawah ini dapat dilihat beberapa contoh hama kompetitor yang
umumnya berada di kolam atau wadah budidaya lainnya.
Ikan gabus Labi-labi
Ikan mujair Kodok
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
3/78
3
Gambar 2. Contoh Hama Kompetitor
3. Pengganggu/Pencuri
Pengganggu adalah organisme atau aktivitas lain diluar ikan budidaya yang
keberadaannya dapat mengganggu ikan budidaya. Perlakuan manusia yang kurang baik dalam
mengelola ikan dapat dikategorikan sebagai pengganggu, seperti saat sampling yang tidak sesuai
aturan atau cara panen yang kurang baik. Selain itu, ada juga literatur yang mengelompokkan
hama ketiga ini dalam istilah pencuri, yang merupakan hama menakutkan bagi petani ikan.
Selain hama predator, kompetitor dan pengganggu/pencuri, terdapat pula sekelompok
hewan yang dapat digolongkan ke dalam insekta air yang membahayakan ikan budidaya yang
dikenal dengan istilah predator kelompok serangga air. Golongan insekta air ini biasanya
ditemukan di areal pembenihan dan pendederan ikan di mana golongan hewan ini akan
menyerang dan memangsa larva dan benih ikan.
Sementara itu untuk predator benih ikan, ada yang hidup di air bersama ikan yang
dipelihara dan ada pula yang hidup di darat (di luar kolam ikan). Predator benih ikan ini ada yang
tinggal menetap di sekitar kolam dan ada pula yang hanya sekedar lewat dalam rangka migrasi.
Dalam prakteknya, predator benih ikan, ada yang memakan atau menyantap langsung benih ikansecara utuh dan ada pula yang mematikan target terlebih dahulu beberapa waktu kemudian
dimakan setelah menjadi bangkai. Selain itu, ada juga predator benih ikan yang hanya
mematikan benih ikan untuk dihisap darah atau cairan tubuhnya, sementara tubuh benih yang
sudah mati tidak dimakan tetapi dibiarkan begitu saja.
Kepiting `Keong
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
4/78
4
Predator benih ikan umumnya merupakan binatang tingkat tinggi yang langsung
mengganggu atau mengancam kehidupan ikan. Benih ikan yang berukuran kecil dengan kondisi
tubuh yang masih lemah dan cenderung hidup berkelompok, maka benih ikan merupakan
santapan empuk sang predator ketimbang ikan yang sudah berukuran dewasa. Selain itu, benih
yang masih berukuran kecil tidak mampu menghindar apalagi melakukan perlawanan terhadap
predator. Beberapa contoh insekta tersebut adalah : kini-kini(dari larva capung Odonanta); ucrit
(Peupeundeuyan) dari larva Cybister(kumbang air); kelompok ordo Hemiptera yaitu Notonecta
spp. (bebeasan), Corixa spp. (Famili Corixidae), Nepa spp. (Famili Nepidae), Belestoma
indicum(Famili Belestematidae) dan lintah.
Pada Gambar 3 di bawah ini dapat diperlihatkan dua contoh insekta air yang dapat
menjadi predator benih ikan budidaya, yaitu capung dan Cybister.
Sementara itu, khususnya untuk hama yang menyerang ikan hias dibedakan dalam 2 (dua)
kelompok besar yaitu hama kompetitor dan hama predator. Hama kompetitor biasanya berupa
ikan yang mudah berkembang biak seperti ikan guppy dan mujair sedangkan hama predator
pada ikan hias adalah kucing, ular, ikan lele, ikan gabus dan burung.
Sementara itu, ada juga ahli dan pengamat budidaya perikanan khususnya dalam
pembenihan ikan mengidentifikasi tersendiri jenis predator pada ikan tersebut. Kategorinya
adalah :
a.)
Predator kelompok Hewan Besar seperti buaya, biawak, ular, katak, burung, labi-labi dan sebagainya.
b.) Predator ikan buas seperti ikan gabus dan belut.c.) Predator kelompok hewan kecil (serangga air) seperti ucrit, notonecta, dan kini-kini.
Untuk areal / lokasi budidaya ikan/udang di tambak, keberadaan hama diartikan sebagai
segala macam hewan yang ada ditambak, selain yang dibudidayakan, dan dianggap merugikan
Capung
Gambar 3. Contoh Predator Benih Ikan
Cybister. Sp. (dewasa)
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
5/78
5
karena mengurangi produktifitas maksimal, disebabkan hilangnya hewan (ikan/udang) yang
dibudidayakan karena proses makan memakan (predasi), terjadinya persaingan dalam
pemanfaatan sumber energi atau menimbulkan kerugian di bidang fasilitas budidaya ikan/udang.
Hama tambak dapat dikelompokan menjadi:
a. Hama predator adalah hewan yang secara langsung membunuh dan memakan udang,sehingga jumlah udang dalam petakan menjadi kurang. Disamping jumlah udang
berkurang, juga menimbulkan dampak lain seperti persaingan dalam pemanfaatan
oksigen, mengurangi ruang lingkup bagi udang, disamping itu jatah makanan yang
seharusnya untuk udang, akan dimakan juga oleh hewan pemangsa sehingga
pertumbuhan udang menjadi terhambat. Jenis-jenis hewan termasuk dalam golongan
predator sangat banyak, mulai dari vertebrata tingkat rendah, yaitu ikan sampai
vertebrata tingkat tinggi seperti lingsang. Bahkan jenis-jenis ikan, seperti ikan mujair,
ikan Bulan-bulan (Megalops cyprinoides), Kerapu (Epinephelus sp.) dan Sphyraena
sp, dan lain-lain. Pada Gambar 4 di bawah ini dapat dilihat contoh-contoh hama
predator yang biasanya ada di tambak ikan/udang.
Gambar 4. Contoh Hama Predator di Tambak
Lingsang
Ikan Kerapu Ikan Bulan-bulan
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
6/78
6
b. Hama Penyaing.Jenis-jenis hewan penyaing yang sering ditemukan di tambak dapat dilihat pada Tabel
1 dibawah ini :
Tabel 1. Kelompok Hama Penyaing di Tambak
Penyaing Famili Jenis-jenis
Cacing Polychaeta Dendronereis sp(Palolo)
Mesopodopsis(Jembret)
Metapenaus monoceros(udang api-api)
Udang-
udangan
Penaeus merguiensis(udang putih)
Penaeus indicus(udang jaring)
Serangga Chironomussp.
Moluska Cerithidae Trisipan
Cichlidae Chanos chanos(Bandeng)
Ikan Microryridae Aplocheilus panchax (Kepala timah)
Mugiliidae Mugil cephalus(Belanak)
Siganiidae Siganussp. (Samadar)
Keberadaan hama ini dapat menimbulkan beberapa kerugian diantaranya kerusakan pada
tanggul atau pematang sehingga menyebabkan kebocoran. Jenis perusak antara lain kepiting
(Scylla serrata) dan udang pantus (Thalassina sp). Kepiting biasanya membuat lubang-lubang
pada tanggul sehingga kedalaman air sulit dipertahankan dan dapat mengakibatkan masuknya
hama pemangsa dan penyaing dalam petakan tambak. Selain itu menyebabkan udang yang
dipelihara akan lolos melalui lubang kepiting tersebut.
Apapun bentuk serangan hama baik predator, kompetitor dan pengganggu ternyata
berdampak besar dan dapat pula mengancam kelangsungan usaha budidaya. Terutama jikajumlah hama yang menyerang selain berkelompok juga dalam jumlah besar sehingga tingkat
kematian ikan budidaya tinggi.
Walaupun sampai saat ini belum ada yang mencoba menghitung seberapa besar tingkat
kematian akibat adanya hama di areal budidaya, tetapi dari tingginya tingkat kematian yang
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
7/78
7
dapat disebabkannya, terutama dari golongan predator maka dapat diyakini bahwa keberadaan
hama dapat menimbulkan kerugian di dalam usaha budidaya ikan/udang.
B. Penyebab Timbulnya Hama Dan Teknik Pengendalian Hama Ikan
Lingkungan budidaya yang tertata baik belumlah cukup untuk menjamin keberhasilanusaha budidaya, karena organisme hama dapat masuk melalui berbagai media seperti air,
manusia dan peralatan budidaya. Sikap pelaku budidaya untuk tidak membuang hama ikan yang
sudah mati misalnya ke lingkungan, mensucihamakan peralatan yang akan digunakan serta
mengolah limbah sebelum dibuang ke lingkungan adalah hal-hal yang belum sepenuhnya
dilakukan secara benar.
Untuk itu perawatan ikan yang meliputi pemeliharaan dengan pengelolaan lingkungan
atau kualitas air, penggunaan alat-alat budidaya dengan baik dan hygienies, penanganan ikan
dengan cermat hendaknya selalu dilakukan.
Keberadaan hama ikan di areal budidaya dapat disebabkan oleh faktor-faktor :
1. Persiapan Lahan Yang Kurang BaikPada saat akan dilakukannya usaha budidaya ikan, baik pembenihan, pendederan,
maupun pembesaran, akan dilakukan tahapan persiapan kolam (dekontaminasi kolam) meliputi
proses pengapuran, pemupukan dan pemberantasan hama penyakit ikan. Salah satu tujuan
pengapuran adalah membunuh bakteri patogen dan organisme hama (eradikasi). Jika tahapan
pemberantasan hama dan penyakit ini tidak dilakukan, maka hama ikan akan bebas hidup dan
tumbuh bersama benih ikan yang dibudidayakan, sehingga hama akan menyerang dan
menimbulkan penyakit pada ikan. Akibatnya, dapat menimbulkan kematian pada ikan yang
dibudidayakan.
2. Konstruksi WadahKonstruksi wadah dapat memicu timbulnya hama ikan. Wadah budidaya yang bersifat
terbuka (outdoor) seperti kolam memudahkan hama untuk masuk, seperti melalui pematang,
saluran air, pintu masuk air (inlet), atau melalui permukaan air atau tanaman yang ada di pinggirkolam. Sedangkan wadah yang bersifat tertutup, seperti akuarium dan hatchery cukup aman dari
serangan hama, tetapi si pemilik wadah budidaya itu harus senantiasa waspada akan keberadaan
hama ikan.
3. Letak Wadah Budidaya
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
8/78
8
Wadah budidaya yang berdekatan dengan tempat hidup hama, seperti di luar ruangan,
atau tanpa atap, dekat dengan sungai akan memudahkan masuknya hama ke dalam kolam/wadah
budidaya. Contohnya linsang, hal ini dipicu oleh adanya sumber makanan yang lebih terjamin di
dalam kolam, sehingga mereka akan menyerang ikan budidaya.
Keberadaan hama juga dapat masuk bersama-sama dengan tanaman air yang digunakan
di wadah budidaya baik sebagai assesoris (hiasan) atau untuk keperluan budidaya lainnya.
Untuk itu kebersihan tanaman air harus selalu dijaga dengan mencucinya menggunakan air
bersih atau direndam dalam PK (Kalium Permanganat) bila diperlukan.
Hama ikan sering dikenal juga dengan hewan tingkat tinggi yang secara langsung
maupun tidak langsung mengganggu kehidupan ikan dengan cara mengisap cairan atau
memakan sebagian atau seluruh tubuh ikan budidaya. Serangan hama pada umumnya lebih
banyak terjadi pada pendederan dan pembesaran ikan, karena biasanya kegiatan tersebut
biasanya dilakukan di alam terbuka, sedangkan pembenihan ikan dilakukan di ruangan / areal
tertutup.
Upaya pemberantasan hama merupakan bagian penting kegiatan budidaya terutama untuk
golongan predator, kompetitor dan segala jenis hewan perusak. Untuk mengendalikan hama ikan
dapat dilakukan dua pendekatan, yaitu pencegahan dan penanggulangan. Pemberantasan hama
dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) cara yaitu :
1. Mekanis : dengan cara memburu, menangkap, membunuh hama dengan menggunakanperalatan mekanis seperti jala, jaring, pancing, parang, tombak, dan cangkul. Dalam kondisi
serangan hama yang sudah parah, tindakan yang dapat dilakukan adalah memindahkan ikan
budidaya dan memisahkannya dari hama. Sementara itu tindakan pengendalian hama di
tambak dilakukan dengan cara seperti :
- Sebelum benur ditebar, usahakan agar tambak dikeringkan secara total agar semuaorganisme mati dan pengeringan dasar tambak dapat membantu memperbaiki struktur
tanah.
- Lubang-lubang pada pematang sebaiknya diperbaiki, jika terdapat lubang dapat dilakukanpenyumbatan. Cara lain adalah dengan melapisi tanggul dengan plastik.
- Dilakukan dengan menangkapi udang liar, ikan, kepiting dan ular. Cara ini sangat efektifjika dilakukan teratur sehingga menghemat biaya pembelian pestisida.
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
9/78
9
- Air yang ke dalam tambak harus disaring terlebih dahulu, misalnya dengan ijuk ataudengan saringan yang berukuran halus agar hewan-hewan liar tidak dapat masuk ke
dalam petakan tambak.
2. Kimia : menggunakan bahan kimia untuk meracuni hama sehingga hama terganggu, sakitdan mati. Bahan kimia yang disarankan adalah pestisida organik seperti saponin dan akar
tuba. Dalam keadaan biasa, air garam dapat diberikan untuk membunuh hama atau
hewan kecil seperti lintah.
Jika cara fisik mengalami hambatan maka cara kimiawi dapat digunakan tetapi tetap
harus hati-hati dalam pemilihan jenis maupun dosis yang digunakan. Cara kimiawi lebih
menguntungkan dalam hal tenaga dan waktu.
Secara detail, beberapa tehnik pengendalian hama-hama ikan diuraikan sebagai berikut :
1. Pengendalian Burung : dengan melakukan pengawasan terhadap unit-unit usahapembenihan (kolam pendederan atau bak benih). Atau dengan melakukan pengusiran
jika melihat kehadiran burung, membuat penghalang dari bambu dan diberi
rumbai/tali pada kolam sehingga burung tidak dapat menerkam ikan. Atau dengan
menyingkirkan ranting/dahan pohon mati di sekitar kolam sehingga tidak ada tempat
bertengger burung predator ikan.
2. Pengendalian Labi-labi : cara mudah adalah dengan menangkap labi-labi denganserok/tangguk, memancing dengan umpan daging seperti anak ayam/ikan, ataudengan secara rutin melakukan pembersihan kolam, tempat pembenihan dan
sekitarnya seperti di lingkungan luar kolam sebagai lokasi persembunyian labi-labi,
walaupun tidak ada petunjuk yang jelas sebagai indikator keberadaan labi-labi di
lingkungan budidaya. Beberapa petunjuk yang dapat dijadikan patokan untuk
keberadaan labi-labi adalah tidak adanya bangkai ikan yang mati tetapi hasil sampling
terhadap populasi ikan mengalami penurunan, air kolam menjadi keruh karena labi-
labi menyelam ke dalam lumpur.
3. Pengendalian Kodok : ada 3 (tiga) cara yaitu dengan perbaikan sarana perkolaman,pengontrolan kebersihan lokasi dan pembuangan telur-telur kodok.
4. Pengendalian Ular : dengan cara menangkap langsung atau dengan cara pemberianpagar sehingga ular tidak dapat masuk ke area perkolaman.
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
10/78
10
5. Pengendalian Biawak : dengan cara menangkap menggunakan jerat atau kail yangdipasang pada tempat-tempat yang biasa didatangi oleh biawak.
6. Pengendalian Lingsang/Sero : dengan cara memasang rintangan berupa rantingbambu di kolam atau memasang jaring pengaman dari bahan tambang yang kuat.
Pemagaran dan pemasangan lampu penerangan di bagian-bagian tertentu sangat
efektif juga untuk mencegah keberadaan lingsang.
7. Pengendalian Kepiting : dengan cara memberantas secara langsung yakni denganmembunuh atau menangkapi kepiting di luar dan di lubang-lubang tanggul. Atau
dengan cara menaburkan sekam padi ke dalam lubang-lubang kepiting sehingga akan
keluar dan pindah ke tempat lain.
8. Pengendalian Belut : dengan cara menangkap menggunakan tangan kosong atau alatkhusus menangkap belut seperti pancing yang diberi umpan ikan kecil/anak kodok
atau dengan bubu yang sudah diberi umpan dan dibenamkan ke dalam lumpur pada
sore hari. Ada juga yang menggunakan racun/tuba untuk membunuh belut pada saat
pengeringan kolam.
9. Pengendalian Ikan Gabus : dengan cara memasang saringan dari ijuk pada saluranpemasukan air secara rapat sehingga telur, anak ikan dan ikan gabus dewasa tidak
ikut masuk ke kolam bersama aliran air. Atau dengan cara menangkapnya
menggunakan pancing yang sudah diberi umpan ikan kecil, cacing atau anak kodok.Pada saat pengolahan lahan untuk mencegah masuknya gabus ke kolam, dasar kolam
harus benar-benar kering sampai retak-retak karena kondisi ini akan menyulitkan bagi
ikan gabus untuk dapat bertahan hidup.
10.Pengendalian Kini-kini/Capung : dapat dilakukan secara mekanis, biologis dankimiawi. Secara mekanis adalah dengan cara mengendalikan perkembangbiakan
induk, telur serta larva capung melalui kegiatan sanitasi/kebersihan pematang atau
tanggul kolam baik dari rerumputan/semak ataupun perdu. Sedangkan secara
biologis dititikberatkan pada upaya pemeliharaan terhadap benih yang tahan atau bisa
terhindar dari serangan kini-kini artinya dengan memanfaatkan kelemahan kini-kini
dan kelebihan jenis ikan tertentu. Pengendalian secara kimiawi umumnya dilakukan
sebagai alternatif akhir karena menggunakan pestisida/insektisida.
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
11/78
11
11.Pengendalian Ucrit/Larva Cybister : dengan cara menghindari bahan organik yangmenumpuk di sekitar kolam, memasang saringan pada pintu air masuk kolam.
Penangkapan dengan jumlah banyak dapat dilakukan dengan menggunakan alat
tangkap seser. Pemberantasan ucrit dapat dilakukan dengan penyemprotan bahan
kimia, walaupun ini merupakan solusi akhir jika populasi ucrit sulit diberantas secara
mekanis. Bahan kimia yang umumnya digunakan adalah minyak tanah, yang
disemprotkan di permukaan air kolam sehingga ucrit yang ada di kolam tidak dapat
mengambil oksigen dari udara bebas dan akhirnya mematikan ucrit.
12.Pengendalian Notonecta/Bebeasan : dengan cara memasang saringan berupa filterdari bahan kawat halus atau kain kassa halus pada pintu masuknya air untuk
mencegah telur dan benih Notonecta masuk ke air. Pemberantasan dianjurkan
menggunakan minyak tanah dengan cara memercikkan minyak tanah ke permukaan
air sebanyak 500 cc/100 m2
luas permukaan kolam. Notonecta akan mati karena
stigma atau alat pernafasannya kemasukan minyak tanah. Yang perlu diingat adalah
pada saat pemberian minyak tanah, agar mendapatkan hasil yang efektif maka pintu
air masuk dan keluar harus ditutup.
Penanganan hama yang paling baik adalah melalui pencegahan di mana hama dicegah
untuk bisa masuk dan berkembang di dalam wadah produksi. Pencegahan dilakukan pada saatdilakukannya persiapan wadah budidaya, melalui proses pengeringan dasar kolam yang baik dan
pemberian zat-zat beracun, baik racun alami seperti saponin, akar tuba, maupun racun buatan
seperti brestan. Pencegahan lainnya melalui pemasangan saringan pada pintu pemasukan air
(inlet) dan pembuatan/pemasangan pagar pengaman, penutupan wadah dengan jaring.
Penggunaan perangkap tertentu sering memberikan hasil positif terhadap upaya mengatasi
serangan hama pada ikan yang dibudidayakan.
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
12/78
12
BAB II
PENYAKIT IKAN
A. Penyebab Timbulnya Penyakit
Kenapa ikan sakit? Pertanyaan ini muncul ketika kita menemukan kejadian yang berbeda
dari kondisi ikan yang sehat. Penyakit pada budidaya ikan merupakan hal yang menakutkan bagi
petani. Karena hasil kerja keras yang dimulai dari persiapan lahan, penebaran benih sampai
dengan pemeliharaan yang perlu biaya dan lainnya akan berganti dengan kerugian jika ikan
terkena penyakit. Penyakit ikan terjadi jika ikan (inang), hidup dalam lingkungan perairan yang
kurang sesuai untuk kehidupan ikan, tetapi mendukung patogen untuk memperbanyak diri atau
berkembang biak. Ini akan menyebabkan perubahan secara patofisiologi pada organ-organ tubuhikan.
Timbulnya serangan penyakit ikan di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak serasi
antara ikan, kondisi lingkungan dan organisme penyakit. Interaksi yang tidak serasi ini telah
menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi
lemah dan akhirnya mudah diserang oleh penyakit. Jika pertahanan tubuh inang lemah dan
patogen yang terdapat dalam tubuh inang banyak, tetapi lingkungan tetap sesuai dan mendukung
untuk meningkatkan ketahanan tubuh inang maka penyakit tidak akan muncul karena patogen
tidak dapat berkembang biak.
Manusia memegang peranan penting dalam upaya mencegah terjadinya serangan
penyakit pada ikan di kolam budidaya, yaitu dengan cara memelihara keserasian interaksi antara
tiga komponen tersebut di atas. Umumnya wabah penyakit yang menyerang ikan di kolam
disebabkan oleh kesalahan manusia dalam mengelola lingkungan kolam. Sebagai contoh,
serangan bakteri dari jenis Enterobactersp., Aeromonas hydrophiladan Pseudomonas sp. pada
usaha budidaya air tawar di tahun 1980-an yang telah menimbulkan kematian puluhan ton ikan
air tawar di Jawa Barat (Rukyani, dkk. 1996). Kasus serangan penyakit yang terbaru adalah
timbulnya penyakit Koi Herves Virus (KHV) yang merupakan penyakit virus pada ikan koi dan
Ikan mas di Pulau Jawa pada tahun 2002 diakibatkan kelalaian pembudidaya menjaga kebersihan
kolam, sehingga keserasian ketiga komponen penyebab penyakit menjadi terganggu. Infeksi
KHV yang bermula terjadi di Pulau Jawa telah menyebar ke Bali, Sumatera dan Kalimantan
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
13/78
13
Selatan. Bahkan pada tahun 2005, kasus KHV telah menyerang ikan mas pada kegiatan
budidaya ikan di danau Toba, yang kemudian diikuti dengan adanya larangan untuk
mengirimkan ikan mas ke pulau Sumatera yang merupakan kawasan karantina ikan.
Hubungan antara parasit, ikan (inang) dan faktor lingkungan terhadap terjadinya
penyakit (yang disebut Interaksi Tripel) digambarkan dalam diagram Venn pada Gambar 5 di
bawah ini.
A
D
B C A : ParasitB : Ikan
C : Lingkungan
D : Penyakit
Gambar 5. Hubungan antara parasit, ikan (host) dan faktor lingkungan terhadap prosesterjadinya penyakit.
Inang dapat berupa ikan atau hewan air lainnya dimana daya tahan tubuh inang terhadap
serangan penyakit dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain : umur dan ukuran, jenis, daya tahan
tubuh dan status kesehatan ikan.
Pada kondisi normal, ketiga faktor yaitu ikan, lingkungan dan patogen akan mampu
menjaga keseimbangan. Ikan yang kita budidayakan akan memanfaatkan makanan yang berasal
dari makanan yang bermutu, sehingga ikan dapat tumbuh berkembang dengan baik, bereproduksi
dalam rangka melanjutkan keturunan, mampu mempertahankan diri dari perubahan lingkungan
sekitarnya dengan baik. Terjadinya serangan penyakit pada ikan merupakan akibat adanya
ketidakseimbangan antara ketiga faktor di atas. Jasad patogen biasanya akan menimbulkan
gangguan sehingga terjadi perubahan pada kondisi lingkungan yang mengakibatkan penurunan
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
14/78
14
daya tahan tubuh ikan (ikan menjadi stress). Pada ikan yang dibudidayakan penyakit dapat
menyerang pada semua ukuran mulai dari benih, ikan konsumsi sampai induk. Penyakit yang
biasa menyerang benih ikan biasanya karena infeksi parasit, sedangkan pada ukuran yang besar
biasanya yang menyerang adalah jamur, luka borok, maupun benjolan.
Penjelasan dari interaksi tripel tersebut di atas dirincikan sebagai berikut :
1. Ikan
Ikan merupakan sasaran atau inang dari penyakit. Ikan sehat memiliki kemampuan
mempertahankan diri dari serangan berbagai penyakit dengan adanya mekanisme pertahanan
diri. Kemampuan ikan mempertahankan diri dari serangan penyakit tergantung pada kesehatan
ikan dan lingkungan. Jika kesehatan ikan menurun atau kondisi lingkungan kurang menunjang,
maka ikan akan mengalami stres, sehingga menurunkan kemampuannya mempertahankan diri
dari serangan penyakit.
Stres terjadi jika suatu faktor lingkungan (stressor) meluas atau melewati kisaran
toleransi untuk ikan dan akan mengganggu fungsi fisiologis pada ikan tersebut. Pengaruh stres
terhadap menurunnya ketahanan ikan terjadi secara hormonal. Ikan stres mempunyai respon
hormonal, contohnya dapat berupa hormon esteorase (hormon yang banyak tertimbun di otak),
atau hormon adrenaline dan respon seluler (phagocytic) relatif rendah, sehingga tidak
mempunyai ketahanan yang memadai terhadap serangan penyakit.
Penyebab stres pada ikan sangat bervariasi dan dikelompokkan menjadi stres kimia,lingkungan dan biologis. Penyebab stres ini dapat langsung mempengaruhi ikan atau secara
tidak langsung mempengaruhi kondisi lingkungan menjadi tidak sesuai bagi ikan yang dipelihara
atau dibudidayakan.
Stres kimia disebabkan karena terjadinya penurunan konsentrasi oksigen, meningkatnya
konsentrasi karbondioksida, amonia maupun nitrit. Konsentrasi sublethal dari insektisida,
pestisida maupun logam berat juga dapat dikategorikan sebagai salah satu penyebab terjadinya
stres kimia.
Beberapa parameter yang dapat menyebabkan terjadinya stres lingkungan antara lain
adalah temperatur yang ekstrem, air yang terlalu jenuh dengan gas, intensitas cahaya yang
berlebihan, fluktuasi pH, alkalinitas dan sistem buffer. Gangguan yang disebabkan oleh aktivitas
parasit eksternal maupun internal merupakan salah satu penyebab terjadinya stres biologi.
Penyebab stres biologi lainnya adalah kondisi pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan ikan.
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
15/78
15
2. Lingkungan
Lingkungan dalam hal ini air, merupakan media paling vital bagi kehidupan ikan.
Stressor (faktor lingkungan) dalam sistem budidaya ikan meliputi stressor 1) fisik (suhu, cahaya,
suara, tekanan air) 2) kimiawi (pH, NH3, NO2, CO2, buangan metabolik, logam berat), 3)
biologis (padat tebar, keberadaan hama) dan 4) prosedural budidaya (penebaran, sampling,
pergantian air, pergantian wadah, pemanenan). Ikan yang mengalami stres akan mengalami
rangkaian perubahan morfologi, biokimia, dan fisiologi yang disebut general adaptive syndrome
(GAS).
Selain jumlahnya, kualitas air yang memenuhi syarat merupakan salah satu kunci
keberhasilan budidaya ikan. Parameter-parameter air yang biasanya diamati untuk menenetukan
kualitas suatu perairan adalah :
2.1. Oksigen
Oksigen adalah salah satu faktor pembatas penting dalam budidaya ikan.
Beberapa jenis ikan masih mampu bertahan hidup pada perairan dengan konsentrasi
oksigen 3 ppm, tetapi konsentrasi minimum yang masih dapat diterima oleh sebagian
besar spesies ikan untuk hidup dengan baik adalah 5 ppm. Pada perairan dengan
konsentrasi oksigen di bawah 4 ppm, ikan masih mampu bertahan hidup, akan tetapi
nafsu makannya rendah atau tidak ada sama sekali, sehingga pertumbuhannya menjadi
terhambat. Ikan akan mati atau mengalami stres bila konsentrasi oksigen mencapai nol.2.2. Karbondioksida
Karbondioksida adalah komponen udara yang umum terdapat baik di air
maupun di udara. Gas ini dapat dihasilkan oleh proses respirasi maupun proses
penguraian bahan organik. Meningkatnya konsentrasi gas ini pada wadah tertutup
selama pengangkutan ikan merupakan masalah utama di daerah tropis. Adanya gas
karbondioksida terhadap ikan sangat dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen terlarut di
perairan tersebut. Jika konsentrasi oksigen berada pada tingkat maksimal, pengaruh gas
karbondioksida dapat diabaikan.
2.3. Derajat keasaman (pH)
Derajat keasaman adalah besaran yang menunjukkan sifat asam atau basa di
dalam air tempat hidup. Nilai optimal pH tergantung dari spesies ikan. Sebagian besar
ikan dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan perairan yang mempunyai derajat
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
16/78
16
keasaman (pH) berkisar antara 5-9. Untuk sebagian besar spesies ikan air tawar, pH
yang cocok berkisar antara 6.57.5, sedangkan untuk ikan laut adalah 8.3.
Pada Tabel 2 di bawah ini dapat dilihat pengaruh derajat keasaman (pH) di kolam terhadap
ikan yang dibudidayakan.
Tabel 2. Pengaruh pH terhadap kehidupan ikan di kolam
Kisaran Pengaruh Terhadap Ikan
4-5
4-6,5
6,5-9
> 11
Tingkat keasaman yang mematikan dan tidak ada
reproduksi
Pertumbuhan lambat
Baik untuk produksi
Tingkat alkalinitas mematikan
Sumber : Afrianto Edddy dan Evi Liviawaty, 1992.
2.4. Alkalinitas dan Sistem Buffer
Sering dijumpai pH suatu perairan mengalami fluktuasi atau perubahan yang
cukup drastis. Hal ini kurang menguntungkan, sebab akan mempengaruhi kehidupan
ikan yang dipelihara. Fluktuasi atau perubahan nilai pH yang drastis di suatu perairan
dapat dicegah apabila perairan tersebut mempunyai sistem buffer yang memadai.
Apabila suatu perairan mengandung mineral karbohidrat, bikarbonat, borat, dan silikat,
maka perairan tersebut akan mempunyai pH di atas netral dan dapat mencegah
terjadinya penurunan pH secara drastis.
2.5. Ammonia
Pada suatu kolam budidaya, peningkatan konsentrasi ammonia dapat terjadi
karena pengeluaran hasil metabolisme ikan melalui ginjal dan jaringan insang. Selain
itu, ammonia dalam kolam juga dapat terbentuk sebagai hasil proses dekomposisi
protein yang berasal dari sisa pakan atau plankton yang mati.
Ammonia dengan konsentrasi yang tinggi atau melewati batas yang dapat
ditolerir ikan dapat menyebabkan terjadinya new tank syndrome yaitu kondisi tidak
stabil terhadap perubahan lingkungan.
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
17/78
17
Konsentrasi ammonia di bawah 0.02 ppm cukup aman bagi sebagian besar
ikan, sedangkan di atas angka tersebut dapat menyebabkan timbulnya keracunan pada
ikan. Disamping itu, peningkatan konsentrasi ammonia dalam suatu media budidaya
dapt mempengaruhi aktivitas bakteri, khususnya bakteri penyebab penyakit insang.
Konsentrasi yang rendah tetapi berlangsung dalam waktu lama juga dapat
menyebabkan kerusakan jaringan insang, sedangkan konsentrasi ammonia tinggi (di
atas 0.3 ppm) akan mempercepat kerusakan insang, sehingga ikan sulit mengambil
oksigen dari lingkungannya. Efek keracunan ammonia sangat bervariasi, tergantung
spesies ikan yang dipelihara, konsentrasi oksigen, pH dan temperatur air.
Peningkatan konsentrasi ammonia menjadi lebih berbahaya apabila terjadi
pada pH tinggi atau konsentrasi oksigen rendah. Pada umumnya kematian akan terjadi
dalam waktu 1- 4 hari.
2.6. Temperatur
Temperatur memiliki arti penting terhadap kelangsungan hidup ikan karena
temperatur secara langsung berpengaruh pada konsentrasi oksigen terlarut dalam air
(DO), konsentrasi nitrit dan metabolisme dalam tubuh ikan. Setiap ikan mempunyai
temperatur tertentu untuk mempertahankan petumbuhan agar tetap normal. Di luar
kisaran temperatur tersebut ikan akan mengalami gangguan, sehingga perlu melakukan
adaptasi agar dapat mempertahankan pertumbuhannya tetap normal. Perubahantemperatur yang terlalu drastis dapat menimbulkan gangguan terhadap laju respirasi,
aktivitas jantung, aktivitas metabolisme dan aktivitas lainnya.
3. Organisme Parasit
Penyakit ikan yang disebabkan oleh organisme parasit umumnya menimbulkan kerugian
cukup besar. Karakteristik khusus yang terdapat pada penyakit ikan yang menyebabkan infeksi
adalah kemampuan untuk menularkan penyakit (transmisi) dari satu ikan ke ikan yang lain
secara langsung dimana organisme parasit sering menyebabkan infeksi sekunder. Tubuh ikan
dapat terluka karena gesekan dengan benda keras atau berhasil meloloskan diri dari serangan
hama. Tetapi jika terlambat mengobatinya, tubuh ikan yang luka akan mengalami infeksi
sekunder yang disebabkan oleh serangan organisme parasit.
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
18/78
18
Serangan parasit pada suatu usaha budidaya ikan menimbulkan dampak negatif yang
cukup tinggi. Jika tidak ditangani segera tidak tertutup kemungkinan terjadi infeksi sekunder
oleh patogen lain seperti bakteri dan virus misalnya melalui luka yang ditimbulkan olehnya.
Dengan demikian, petani tidak akan membuat kesalahan dalam menduga penyebab timbulnya
penyakit tersebut.
Infeksi sekunder yang disebabkan oleh organisme parasit telah terbukti telah
menimbulkan banyak kematian pada ikan dan beberapa faktor yang menentukan prevalensi dan
tingkat serangan dari parasit. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu :
1. Faktor Biologis meliputi umur, stres, nutrisi dan tingkat kepadatan yang tinggi.Umur : Umur ikan menentukan kerentanan ikan terhadap penyakit. Ikan yang lebih muda
lebih rentan terhadap penyakit dibanding ikan dewasa. Kondisi ini dikarenakandaya tahan tubuh dan perkembangan sistem kekebalan pada tubuh ikan belum
sempurna sehingga belum banyak memproduksi anti bodi). Sebagai contoh
benih ikan sangat rentan terhadap parasit protozoa.
Stres : kolam budidaya yang terlalu padat atau kolam yang mengalami perubahan
kualitas air dapat berdampak terhadap timbulnya stres pada ikan. Tingkat
imunitas pada ikan dapat menurun bila ikan mengalami stres sehingga ikan
lebih rentan terhadap penyakit. Ikan yang lemah akan mengalami serangan
parasit yang meningkat dan mungkin akan terjadi serangan sekunder oleh
patogen lainnya seperti bakteri atau virus melalui jaringan kulit yang rusak.
Nutrisi : Jika ikan tidak memiliki nutrisi yang cukup maka sistem kekebalan akan
menurun dan tidak dapat mentolerir keberadaan parasit. Pakan pada awal hidup
ikan sangat penting untuk membantunya selamat dari serangan parasit.
Tingkat Kepadatan Yang Tinggi : Tingkat kepadatan ikan yang tinggi mampu
menimbulkan stres dan peluang menyebarnya parasit. Transmisi langsung dari
ikan ke ikan digunakan oleh protozoa ciliata dan trematoda monogenea. Sangat
lebih mudah bagi parasit untuk menemukan inang pada kolam yang padat ikan
dan hal ini memungkinkan parasit untuk berkembang secara pesat.
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
19/78
19
2. Faktor Lingkungan meliputi salinitas, kualitas air dan jenis sistem akuakultur.Salinitas : Beberapa jenis parasit hanya dapat hidup pada air tawar sebaliknya beberapa
jenis hanya bisa hidup pada air yang bersalinitas tinggi (air laut). Salinitas
adalah faktor penting dalam serangan suatu parasit yang spesifik. Misalnyabeberapa spesies Trichodina hanya dapat mentoleransi air tawar dan akan
mati bila salinitas air meningkat sebanyak 5 ppt.
KualitasAir : Kualitas air yang buruk, misalnya kadar amoniak yang tinggi, oksigen
terlarut yang rendah, kandungan bahan organik yang tinggi dan keberadaan
bakteri akan menciptakan lingkungan hidup yang kurang baik bagi ikan dan
menimbulkan stres.
Jenis sistem akuakultur : Tiap jenis sistem akuakultur mempunyai karakter yang berbeda.
Sistem akuakultur seperti karamba yang menampung ikan dengan jumlah
yang banyak akan sangat mendukung bagi transmisi ektoparasit yang
mempunyai siklus hidup langsung. Kolam tanah adalah lingkungan yang
lebih kompleks di mana parasit seperti copepoda krustacea dapat
bereproduksi di sela tanaman air. Lumpurnya sendiri bisa menjadi reservoir
untuk dinoflagellata seperti Amyloodinium atau invertebrata sebagai inang
perantara dari Digenea Trematoda. Semakin besar kolam akan semakin sulit
untuk mengatasi populasi parasit.
Serangan organisme parasit terhadap ikan peliharaan dapat disebabkan karena organisme
parasit sudah ada di kolam tersebut atau secara tidak sengaja telah didatangkan dari daerah lain
misalnya melalui intoduksi induk atau benih ikan baru. Dalam kondisi lingkungan kolam yang
baik, organisme parasit yang ada di kolam maupun di tubuh ikan tidak mampu menyebabkan
timbulnya penyakit. Akan tetapi jika kondisi lingkungan kolam menjadi buruk, daya tahan ikan
cenderung menurun dan perkembangan organisme penyakit seringkali menjadi lebih baik.
Dengan demikian tidaklah mengherankan apabila pada kolam yang kurang terawat sering terjadi
wabah penyakit, sebab pada kolam semacam ini kondisi tubuh ikan menjadi lemah sehingga
tidak akan mampu menahan serangan organisme. Adanya serangan parasit yang dapat
menyebabkan kematian pada ikan dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini.
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
20/78
20
B. Penyakit Pada Ikan
Penyakit ikan adalah suatu bentuk abnormalitas dalam struktur atau fungsinya yang
disebabkan oleh organisme hidup melalui tanda-tanda yang spesifik. Sedangkan menurut
Sachlan dalamAfrianto (1992), penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan
gangguan pada ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Pengetahuan tentang
penyakit ikan dirasakan sangat penting ketika telah menyebabkan kegagalan dan kehilangan
yang sangat bermakna pada usaha budidaya ikan.
Penyakit ikan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Penyakit Parasiter/Infektif (Infectious disease) adalah penyakit yang disebabkan olehaktivitas organisme parasit. Organisme yang sering menyerang ikan peliharaan antara lain
virus, bakteri, jamur, protozoa, golongan cacing dan udang renik. Bakteri dan virus akan
menyebabkan infeksi pada ikan budidaya, sementara yang disebabkan oleh parasit akan
mengakibatkan investasi pada ikan budidaya.
2. Penyakit Non Parasiter/Non Infektif (Non Infectious disease) adalah penyakit yangdisebabkan bukan oleh hama maupun organisme parasit. Penyakit ini dapat dikelompokkan
menjadi tiga berdasarkan faktor penyebabnya.
2.1. Lingkungan
Penyakit non parasiter yang disebabkan oleh faktor lingkungan yang kurang
menunjang bagi kehidupan ikan, antara lain pH air terlalu tinggi/rendah, kandungan
oksigen terlarut terlalu tinggi/rendah, perubahan temperatur air secara tiba-tiba, adanya
Gambar 6. Contoh Ikan yang Terkena Parasit
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
21/78
21
gas beracun hasil penguraian bahan organik (gas metan, ammonia atau asam belerang),
adanya polusi dari pestisida (insektisida atau herbisida), limbah industri atau limbah
rumah tangga. Dalam budidaya laut khususnya, penyebab penyakit non parasiter (non
infektif/infectious disease) akibat lingkungan dapat berupa :
- faktor kimia dan fisika, antara lain: perubahan salinitas air secara mendadak; pH yang
terlalu rendah (air asam), pH yang terlalu tinggi (air basa / alkalis); kekurangan
oksigen dalam air; zat beracun, pestisida (insektisida, herbisida dan sebagainya);
perubahan suhu air yang mendadak; kerusakan mekanis (luka-luka); perairan terkena
polusi.
- stres : stres yang terjadi pada ikan berkaitan dengan timbulnya penyakit pada ikan
tersebut. Stres merupakan suatu rangsangan yang menaikan batas keseimbangan
psikologi dalam diri ikan terhadap lingkungannya. Biasanya stres pada ikan
diakibatkan perubahan lingkungan akibat beberapa hal atau perlakuan misalnya
akibat pengangkutan / transportasi ikan-ikan yang dimasukan kedalam jaring apung di
laut dari tempat pengangkutan biasanya akan mengalami shock, berhenti makan dan
mengalami pelemahan daya tahan terhadap penyakit.
- Kepadatan ikan
Kepadatan ikan yang melebihi daya dukung perairan (carrying capacity) akan
menimbulkan persaingan antar ikan tinggi, oksigen terlarut menjadi rendah dan sisametabolisme seperti ammonia akan meningkat sehingga dapat menimbulkan stres dan
merupakan penyebab timbulnya serangan penyakit.
2.2. Pakan/ Nutrisi
Salah satu penyakit non parasiter akibat pakan adalah kelaparan. Kelaparan merupakan
kekurangan nutrisi yang bersifat absolut. Kelaparan pada ikan menunjukkan gejala
seperti anemia dan hambatan pertumbuhan. Contoh lainnya adalah penyakit yang
disebabkan karena kualitas pakan yang diberikan kurang baik (malnutrition) antara lain
karena kekurangan vitamin, gizinya rendah, bahan pakan yang digunakan telah busuk
atau mengandung racun.
2.3. Turunan
Penyakit yang disebabkan oleh turunan, misalnya bentuk fisik dan kelainan- kelainan
tubuh yang sudah ada sejak lahir, seperti tubuh bengkok, larva ikan yang cacat, sisik
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
22/78
22
tidak lengkap atau sirip melengkung. Bentuk fisik dan kelainan-kelainan tubuh yang
disebabkan oleh keturunan, dimana faktor keturunan sangat berpengaruh langsung
terhadap penampilan fisik ikan. Untuk mencegahnya harus dilakukan seleksi induk
yang ketat pada saat melakukan breeding. Variasi genetika ini juga dapat menyebabkan
terjadinya kanibalisme, tutup insang yang tidak dapat menutup sempurna, ikan menjadi
kerdil dan cacat.
Berdasarkan daerah penyerangannya pada tubuh ikan, penyakit yang disebabkan oleh
parasit dapat dibedakan lagi menjadi 3 (tiga) kelompok, yaitu :
1) Penyakit pada Kulit dan SisikKulit dan sisik merupakan pertahanan pertama dan utama terhadap infeksi penyakit,
karena bagian ini menghasilkan lendir (mucus) yang berasal dari ikatan antara air denganglycoprotein yang terletak di bagian epidermis. Secara khusus, fiungsi kulit dan sisik adalah
untuk melindungi jaringan dan organ yang berada di bawahnya dari infeksi penyakit. Kulit dan
sisik menjadi indikator untuk kesehatan ikan.
Penyakit atau parasit yang menyerang kulit ikan mudah untuk dideteksi. Jika organisme
penyebabnya berukuran cukup besar, maka dengan mudah langsung diidentifikasi. Tetapi jika
berukuran kecil harus diidentifikasi dengan menggunakan mikroskop atau dengan mengamati
akibat yang ditimbulkan oleh serangan organisme tersebut. Organisme yang menyerang sisik
dan kulit ikan biasanya berasal dari golongan bakteri, virus, jamur atau lainnya. Jika disebabkan
oleh jamur, biasanya akan gterlihat bercak-bercak putih, kelabu atau kehitam-hitaman pada kulit
ikan.
Ikan yang terserang penyakit pada kulitnya akan terlihat lebih pucat (tampak jelas pada
ikan yang berwarna gelap), luka, inflamasi (peradangan), pendarahan (haemorrhages) dan
perubahan abnormal produksi lendir. Ikan tersebut biasanya akan menggosok-gosokkan
tubuhnya ke benda-benda yang ada di sekitarnya. InfeksiArgulusdi permukaan tubuh ikan sepat
siam sebagai bentuk serangan penyakit pada kulit dan sisik dapat dilihat pada Gambar 7 di
bawah ini.
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
23/78
23
2) Pe
nyakit pada Insang
Insang merupakan struktur dasar pernafasan ikan. Hubungan langsung antara insang dan
infeksi penyakit dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu : insang berhubungan langsung dengan
lingkungan luar, mempunyai kemampuan dalam penyerapan nutrisi dari lingkungan luar,
mempunyai bentuk dan struktur seragam sehingga kemampuan dalam pencegahan infeksi sangat
terbatas.
Penyakit atau parasit yang menyerang organ insang agak sulit dideteksi secara dini
karena menyerang bagian dalam ikan. Salah satu cara yang dianggap cukup efektif mengetahui
adanya serangan penyakit atau parasit pada ikan adalah mengamati pola tingkah laku ikan.
Serangan penyakit ini akan menyebabkan ikan sulit bernafas, tutup insang mengembang danwarna insang menjadi pucat. Pada lembaran insang sering terlihat bintik-bintik merah karena
pendarahan kecil (peradangan). Jika terlihat bintik putih pada insang, kemungkinan besar
disebabkan oleh serangan parasit keci yang menempel. Contoh serangan penyakit pada insang
yang menyerang benih ikan koi dapat dilihat pada Gambar 8 di bawah ini.
Gambar 7. Penyakit Pada Kulit dan Sisik
Gambar 8. Penyakit Pada Insang
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
24/78
24
3) Penyakit pada Organ DalamPenyakit yang menyerang organ dalam sering mengakibatkan perut ikan membengkak
atau menjadi kurus dengan sisik-sisik yang berdiri (penyakit dropsy). Jika pada kotoran ikan
ditemukan bercak darah, ini berarti usus ikan sudah mengalami pendarahan (peradangan). Jika
serangannya sudah mencapai gelembung renang biasanya keseimbangan badan ikan menjadi
terganggu sehingga gerakan berenang ikan menjadi tidak terkendali.
Secara teori, diketahui bahwa ikan mempunyai sistem pencernaan yang saling
berhubungan dan bersifat causalitas (sebab akibat). Penyakit dropsy merupakan akibat dari
infeksi virus, bakteri (contoh bakteri Myxobacter) dan parasit. Kondisi air akuarium yang tidak
bagus (seperti akibat terjadinya akumulasi nitrogen) dapat memicu terjadinya gejala dropsy.
Secara alamiah, bakteri penyebab dropsy kerap dijumpai dalam lingkungan akuarium, tetapi
biasanya dalam jumlah normal dan terkendali. Perubahan bakteri ini menjadi patogen, biasa
terjadi karena akibat masalah osmoregulator pada ikan, atau karena hal-hal seperti: kondisi
lingkungan yang memburuk, menurunnya fungsi kekebalan tubuh ikan, malnutrisi atau karena
faktor genetik. Infeksi utama biasanya terjadi melalui mulut, yaitu ikan secara sengaja atau tidak
memakan kotoran ikan lain yang terkontaminasi patogen atau akibat kanibalisme terhadap ikan
lain yang terinfeksi.
Tiga tingkatan serangan penyakit yang mungkin terjadi adalah :
Akut : Infeksi terjadi dengan cepat sehingga ikan mati tanpa menunjukan gejala yangjelas.
Kronis : infeksi terjadi secara perlahan secara sistemik dan menunjukan berbagai gejalayaitu pembangkakan rongga tubuh, yang biasanya disertai ulcer dan atau exophthalmia.
Laten : infeksi terjadi sangat lemah sehingga ikan tampak tidak menunjukan gejalapenyakit, tetapi berpotensi sebagai pembawa (carrier)
Jika salah satu organ dalam dari tubuh ikan mulai terinfeksi patogen/penyakit maka
kemungkinan besar organ lain akan ikut terinfeksi patogen. Jika menyerang usus ikan, biasanya
akan mengakibatkan peradangan, dan jika menyerang gelembung renang, ikan akan kehilangan
keseimbangan pada saat berenang.
Berdasarkan daerah serangannya, ada parasit yang menimbulkan penyakit di bagian luar
tubuh ikan disebut ektoparasit, sedangkan yang menyerang bagian dalam tubuh disebut
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
25/78
25
endoparasit. Ektoparasit biasanya menyerang insang dan permukaan tubuh, sedangkan
endoparasit menyerang organ-organ dalam. Serangan endoparasit dianggap lebih berbahaya
dibandingkan dengan serangan ektoparasit, karena efek serangannya sulit dideteksi secara dini,
sehingga petani ikan sering terlambat untuk mencegahnya. Pada Gambar 9 berikut ini adalah
contoh serangan ektoparasit dan endoparasit pada ikan. Sedangkan salah satu contoh penyakit
pada organ dalam yaitu dropsy dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 9. Serangan ektoparasit dan endoparasit
Penyakit pada ikan merupakan gangguan pada fungsi atau struktur organ atau bagian
tubuh ikan. Penyakit pada ikan dapat muncul akibat adanya faktor-faktor yang tidak sesuai
dengan syarat hidup ikan. Umumnya, serangan penyakit pada ikan terjadi akibat kelalaian
manusia yang membiarkan kondisi yang tidak seimbang atau tidak harmonis dalam hubungan
mata rantai kehidupan ikan, parasit dan lingkungan. Jika keadaan ini tidak mendapat perhatian
Gambar 10. Penyakit pada Organ Dalam
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
26/78
26
serius maka akan mengganggu kesehatan ikan. Ikan akan mudah terserang penyakit dan
mengakibatkan kematian. Kerugian yang timbul akibat serangan suatu penyakit dapat berbentuk
kematian, pertumbuhan yang lambat bahkan tidak normal, atau produksi benih yang menurun.
Dengan demikian, kegagalan usaha budidaya ikan akibat penyakit tidak hanya disebabkan oleh
faktor tunggal saja, tetapi merupakan hasil interaksi yang sangat kompleks antara ikan budidaya
(kualitas, stadia rawan), lingkungan budidaya (intern dan ekstern) dan organisme penyebab
penyakit serta kemampuan dari pelaksana atau budidayawan itu sendiri. Pada intinya, kesehatan
ikan dapat menjadi terkontrol jika semua aspek lingkungan telah terkontrol pula.
Ikan yang pernah terserang penyakit dapat pula menjadi sumber penyakit karena
fungsinya menjadi agen (perantara) terhadap timbulnya penyakit baru di kemudian hari jika tidak
segera ditangani atau diobati secara tuntas.
Secara garis besar kondisi ikan sakit atau penyakit digolongkan menjadi 2 (dua)
kelompok penyebab penyakit ikan yang harus selalu diwaspadai oleh para petani ikan dan hobiis
(kolektor) ikan, yaitu kelompok penyakit patogen dan kelompok penyakit non patogen.
Kelompok penyakit patogen diartikan sebagai kelompok penyakit yang disebabkan oleh jasad
hidup berupa parasit, jamur, bakteri dan virus dan biasanya menyebabkan infeksi pada ikan yang
diserangnya. Sedangkan kelompok non patogen adalah kelompok penyakit yang disebabkan
oleh bukan jasad hidup, antara lain disebabkan oleh perubahan lingkungan seperti kepadatan
ikan terlalu tinggi, variasi lingkungan (oksigen, suhu, pH, salinitas, dsb.), biotoksin (toksin alga,toksin zooplankton, dsb.), polutan, rendahnya mutu pakan, dan lain-lain.
Beberapa hal yang penting untuk diketahui dari kelompok penyakit patogen adalah :
1. Karakteristik khusus yang terdapat pada penyakit patogen adalah kemampuan untukmenularkan penyakit (transmisi) dari satu ikan ke ikan lain secara langsung dan
menimbulkan infeksi. Penularan ini dapat terjadi secara horisontal dan vertikal.
Secara vertikal yaitu penyakit ditransfer oleh induk ke anakan melalui sperma atau sel
telur dan secara horisontal melalui media pemeliharaan, pakan, peralatan, ataupun
organisme lainnya yang ada di wadah budidaya.
2. Penyakit patogen yang bersifat infektif di atas, dapat dilihat dari adanya gejala klinis(umum) dan gejala khas yang ditimbulkannya. Gejala klinis adalah gejala akibat
gangguan patogen yang ditunjukkan oleh adanya kelainan pada tubuh (seperti luka
pada kulit, sirip rontok dan adanya pendarahan) dan kelainan perilaku ikan (seperti
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
27/78
27
ikan memisahkan diri dari kelompoknya, terlihat megap-megap ke permukaan air,
tubuh tampak lemah dan gerakan yang lambat). Sedangkan gejala khas adalah gejala
klinis yang sifatnya khas untuk suatu jenis penyakit, seperti penyakit mata menonjol
yang disebabkan oleh mycobacterioph.
3. Pada dasarnya dari berbagai sebab timbulnya infeksi pada ikan ada 2 (dua) penyebabutama, yaitu :
- Living agent (penyebab hidup) antara lain serangan hama, insekta atau jenis-jenis serangga tertentu, berbagai jasad renik seperti virus, bakteri, protozoa
dan berbagai jenis cacing.
- Nonliving agent yaitu infeksi yang bukan disebabkan oleh organisme hidup(penyebab tidak hidup) seperti perubahan temperatur dan kualitas air,
keracunan zat kimia akibat pencemaran, keracunan bahan pakan, dan lain
lain.
4. Untuk kelompok patogen dari golongan parasit (organisme yang menumpang padaorganisme lain) yang mempunyai sifat mengambil bahan makanan dan energi dari
organisme yang ditumpanginya (inang) untuk memenuhi kebutuhan metabolismenya.
Akibatnya inang akan sakit akibat pertumbuhannya terhambat oleh parasit.
Berdasarkan daerah penyerangannya pada tubuh ikan, dikenal external parasites
(ektoparasit) dan internal parasites (endoparasit). Ektoparasit menyerang bagiansebelah luar ikan. Walaupun kedua jenis parasit itu sama-sama merugikan, akan tetapi
diduga endo-parasit lebih berbahaya dan sulit disembuhkan dibanding ekto-parasit.
5. Organisme parasit dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu patogen asli(true patogen) dan patogen potensial (opportunistic patogen). Patogen asli adalah
organisme parasit yang selalu menimbulkan penyakit khas apabila ada kontak dengan
ikan. Patogen potensial adalah organisme parasit yang dalam keadaan normal hidup
damai dengan ikan, akan tetapi jika kondisi lingkungan menunjang akan segera
menjadi patogen (penyebab suatu penyakit).
6. Kejadian penyakit akibat parasit pada ikan terkait dengan hubungan antaraorganisme yang disebut simbiosis (hidup bersama), di mana dikenal 3 (tiga) bentuk
simbiosis yaitu :
a. Simbiosis komensalisme, dimana kedua organisme saling diuntungkan.
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
28/78
28
b. Simbiosis mutualisme, terjadi dimana salah satu organisme diuntungkan danorganisme lain tidak dirugikan tetapi memerlukan organisme lain untuk hidup.
c. Simbiosis parasitisme, terjadi hubungan yang terjadi satu arah dimana salah satuorganisme (parasit) diuntungkan tetapi organisme lain dirugikan (ikan).
Pada Gambar 11 di bawah ini dapat dilihat 2 (dua) contoh penyakit patogen yang
menimbulkan infeksi pada ikan.
Gambar 11. Penyakit patogen dan infeksinya pada ikan
Morfologi Ich / bintik putih dan ikan yang terinfeksi
Morfologi Trichodina sp.dan lendir ikan yang terinfeksi
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
29/78
29
BAB III
PERILAKU DAN GEJALA IKAN SAKIT
Kesehatan ikan sangat penting untuk diperhatikan. Kondisi ikan yang tidak sehat jelas
akan berpengaruh terhadap penampilan fisik bahkan dapat mengancam kelangsungan hidupnya.
Ikan yang sakit menunjukkan suatu keadaan pada ikan yang sedang mengalami gangguan atau
kelainan, baik fisik maupun perilakunya. Gangguan fisik dapat berupa luka karena gesekan antar
ikan, insang membusuk, sisik tampak kusam, dan lain sebagainya. Di sisi lain, perilaku yang
tampak adalah ikan lebih senang menyendiri, cenderung di permukaan air, gerakan lemah, dan
menurunnya nafsu makan ikan.
Secara umum gejala-gejala penyakit untuk ikan yang dibudidayakan dapat
dilihat/diamati dengan tanda-tanda sebagai berikut:
a) Adanya kelainan tingkah laku : misalnya salah satu atau beberapa ikan keluar darikelompoknya dan cara berenangnya miring atau driving (ikan yang berada dipermukaan
langsung menuju dasar dengan cepat). Gejala demikian biasanya disebabkan oleh beberapa
penyakit, antara lain : penyakit insang, penyakit sistem syaraf otak, keracunan bahan kimia
logam berat, dan kekurangan vitamin.
b) Ikan tidak mau makan (perhatikan sudah berapa lama keadaaan ini terjadi), penyebabnyaadalah : penyakit diabetes (oxodized fatty), kelebihan mineral yang berasal dari pakan dan
kebosanan yang terjadi karena persediaan pakan sedikit.
c) Adanya kelainan pada bentuk ikan : hal ini terjadi pada rangka ikan dan permukaan tubuhikan atau mata yang tidak normal disebabkan oleh bakteri dan parasit Trematoda Giganea
sp.
Sedangkan untuk organ-organ ikan bagian dalam, gejala-gejala penyakit dapat terjadi pada:
a) Insang berupa hilangnya insang dibeberapa bagian, disebabkan karena kekurangan darahdan keracunan, atau adanya parasit berupa ciliata dan monogenik.
b) Otak dimana terjadi pendarahan disebabkan oleh parasit Mycosporidia, Giganea sp,Streptococcussp, danNocardiasp.
c) Jantung akan menjadi tebal dan membesar, disebabkan oleh bakteri kelas Mycosporidia,membran jantung membesar karena diserang bakteri Streptococcusspp.
d) Hati akan membesar atau mengecil, berwarna hijau/kuning, disebabkan oleh perubahankadar lemak/LLD= Lipoid Liver Degeneration (fatty change liver desease). Jamur yang
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
30/78
30
berasal dari pakan yang terkontaminasi dapat menyebabkan hati mengalami pendarahan,
keras, dan mudah pecah.
e) Lambung dapat menjadi kembung, luka dan berlubang, disebabkan oleh parasit yangtermasuk kelas Cestoda.
f) Usus berupa luka, pendarahan, keluar dari anus yang disebabkan oleh parasit dalam kelasNematoda, Trematoda, Cestoda, dan Acanthocephala.
g) Limpa menjadi besar/kecil dan kekurangan darah, disebabkan oleh adanya penyakit dibagian lain.
h) Otot akan memiliki warna tidak jelas/putih, terjadi pendarahan, disebabkan oleh bakteriNocardiasp. atau serangan parasitMicrosporidae.
Pengamatan visual terhadap kesehatan ikan secara teratur dapat dilakukan terhadap selera
makan, tingkah laku, badan, warna, sirip dan mulut.
1. Selera makan.Pemberian makan tidak teratur akan membuat ikan datang pada waktunya untuk
makan. Jika tidak ada respon pada pakan maka perlu diwaspadai bahwa ikan tidak
dalam keadaan baik, begitu pula jika pada hari berikutnya pakan masih dalam keadaan
utuh.
2. Tingkah LakuPengamatan terhadap tingkah laku ikan sangat penting karena bersifat individual.
Kelakuan yang normal untuk satu jenis ikan belum tentu normal untuk ikan lainnya.
Oleh sebab itu, pengenalan tingkah laku setiap jenis ikan perlu pula diketahui. Sebagai
contoh, ikan yang lemah atau berdiam saja perlu diperhatikan karena biasanya berenang
secara aktif. Ikan yang mengapung dan diam umumnya menunjukkan gejala sakit. Ikan
catfish yang biasanya berada didasar akan tidak wajar bila berdiri dengan kepala di atas
dan berada di tengah kolam.
3. Badan.Badan yang bengkok akibat sakit atau cacat sejak menetas akan menyebabkan ikan
berenang tidak stabil. Kembung karena sakit (dropsy) umumnya diikuti dengan warna
yang agak pudar, sisik agak berdiri, dan ikan terlihat lemah atau tidak aktif.
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
31/78
31
4. Warna.Warna tubuh ikan tetap atau konstan dan kadang ada perubahan lebih cerah atau
terang maupun lebih gelap pada saat berahi. Warna ini dapat pula digunakan sebagai
petunjuk mendeteksi kesehatan ikan, khususnya bila diikuti oleh tanda-tanda lain.
Warna yang abnormal disertai tanda khusus, seperti ikan bersembunyi, kurang aktif,
dan kurang nafsu makan, menandakan ikan dalam kondisi sakit.
5. Mata.Jika mata yang tidak bergerak ada kemungkinan ikan dalam keadaan sakit, terutama
bila diikuti dengan berenang yang cepat dan gemetaran (tidak stabil atau bergoyang-
goyang).
6. Sirip.Ikan dengan cacat sirip bawaan seperti sirip bengkok atau pendek (pada ikan
berjenis sirip panjang) akibat genetik sebaiknya tidak dipelihara, terutama untuk induk.
Karena sirip yang demikian, umumnya akan diturunkan ke anaknya. Apabila cacat pada
sirip disebabkan oleh penyakit maka umumnya sirip akan baik(normal) kembali.
Namun, bila penyebabnya faktor genetik, sirip yang cacar tidak dapat normal lagi. Sirip
dengan bercak merah merupakan tanda ikan terserang penyakit bakteri. Bila sirip
melengkung pada ikan yang bersirip panjang, pertanda ikan sudah terlalu tua.
7.
Mulut.Jika mulut berwarna keputihan, kemungkinan ikan terserang penyakit jamur.
Sungut yang patah atau luka pada beberapa ikan umumnya diakibatkan kerusakan fisik
(penanganan yang tidak baik) atau substrat yang tidak cocok. Sungut yang patah atau
luka ini ada yang dapat dipulihkan dan dad yang tidak.
Kondisi ikan yang sehat dapat diartikan sebagai suatu keadaan pada ikan yang tidak
menunjukkan adanya kelainan baik fisik atau tingkah lakunya. Sebaliknya ikan yang sakit
memperlihatkan suatu keadaan gangguan atau kelainan baik fisik atau tingkah lakunya. Kondisi
stres karena kepadatan, malnutrisi, penanganan dan kualitas air yang buruk akan memicu
timbulnya penyakit ikan. Kualitas lingkungan yang buruk dan ikan yang stres mengakibatkan
terganggunya sistem imunitas ikan, karena sebagian besar energi hasil mengkonsumsi pakan
dialokasikam untuk penanganan stres dibandingkan untuk memproduksi sel-sel pertahanan
tubuh. Selanjutnya kondisi seperti ini menjadi yang dimanfaatkan agen patogen sebagai port of
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
32/78
32
entry (pintu masuk) awal kejadian infeksi penyakit. Oleh karena itu maka sangatlah penting
untukmenciptakan suatu kondisi lingkungan budidaya yang layak dan dapat memberikan
kenyamanan hidup organisme kultur. Ini menunjukkan bahwa bagi para petani ikan hendaknya
sebagai langkah awal dalam memulai usahanya adalah dengan sunggung-sungguh mengenali dan
memahami biologi ikan/biota akuatiknya.
Penyakit ikan diartikan sebagai suatu hal yang dapat menimbulkan gangguan fisik dan
fungsi fisiologis (abnormalitas perilaku). Berikut ini beberapa tanda ikan yang dapat menjadi
patokan akan adanya serangan penyakit yaitu :
1. Ikan terlihat pasif, lemah dan kehilangan keseimbangan tubuhnya sehingga cenderungmengapung di permukaan air.
2. Nafsu makan menurun, bahkan pada ikan yang sangat lemah tidak ada nafsu makan samasekali.
3. Ikan mengalami kesulitan untuk bernafas (megap-megap) dan mempunyai reaksi lambat,sering dijumpai ikan tidak bereaksi sama sekali.
4. Tubuh ikan tidak licin lagi karena selaput lendir pada kulitnya berkurang atau habis,sehingga ikan menjadi mudah ditangkap.
5. Pada bagian-bagian tertentu dari tubuh ikan terlihat pendarahan, terutama di dada, perutdan pangkal sirip. Pendarahan ini menunjukkan bahwa tingkat serangan penyakit sudah
tinggi.6. Sisik terlihat menjadi rusak atau rontok. Pada serangan yang lebih hebat, kulit ikan
tampak seperti melepuh.
7. Sirip punggung, dada dan ekor mengalami rusak dan pecah-pecah. Sering pula siriphanya tinggal tulang yang kerasnya saja.
8. Insang mengalami kerusakan dan tidak berfungsi lagi, sehingga ikan sering terlihatmengalami kesulitan untuk bernafas. Warna insang yang semula merah segar berubah
menjadi keputih-putihan atau kebiru-biruan.
9. Jika bagian perutnya dibelah akan terlihat organ hati menjadi berwarna kekuning-kuningan dan ususnya agak rapuh.
10.Ikan peliharaan yang mengalami kompetisi (persaingan) untuk memperoleh oksigen,pakan dan ruang gerak akan terlihat lambat pertumbuhannya.
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
33/78
33
11.Di kolam di mana terdapat organisme predator umumnya sulit dideteksi, karena tubuhikan yang diserang akan habis dimangsa. Untuk mengetahui organisme predator perlu
dilakukan pengamatan terhadap jenis ikan atau organisme predator lainnya yang ada di
kolam.
12.Penyakit yang disebabkan oleh adanya senyawa beracun di dalam kolam umumnya sulituntuk diidentifikasi, sebab efek dari senyawa beracun ini terhadap ikan relatif cepat,
sehingga petani sering terlambat untuk mengatasinya.
Untuk mencegah timbulnya penyakit pada ikan budidaya dapat dilakukan hal-hal sebagai
berikut :
1. Melakukan persiapan lahan yang benar, yaitu pengeringan, pengapuran danpemupukan. Pengeringan bertujuan untuk memutus siklus hidup penyakit, dilakukan
kira-kira selama tiga minggu sampai dasar kolam retak-retak. Pengapuran digunakan
untuk menstabilkan pH tanah dan air serta dapat membunuh bakteri dan parasit.
Pemupukan digunakan untuk menyuburkan kolam dan menumbuhkan fitoplankton
sebagai pakan alami.
2. Menjaga kualitas air pada saat pemeliharaan. Hal ini dapat dilakukan dengan caratreatment di tambak menggunakan probiotik secara teratur setiap hari. Probiotik akan
mendegradasikan bahan organik, menguraikan gas beracun dan menekan
pertumbuhan bakteri merugikan penyebab timbulnya penyakit.3. Meningkatkan ketahanan tubuh ikan melalui kekebalan non spesifik dengan aplikasi
immunostimulan secara teratur seperti vitamin, betaglukan dan lipopolisacaridae
(LPS).
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
34/78
34
BAB IV
IDENTIFIKASI PENYAKIT IKAN
Penyakit, seperti yang diketahui, dapat ditimbulkan oleh satu atau berbagai macam
sumber penyakit. Sebagai contoh, penyakit yang disebabkan oleh satu faktor tetapi dibarengi
oleh faktor lain, sehingga penyakit yang kedua memanfaatkan kondisi yang disebabkan oleh
penyakit pertama, inilah yang disebut sebagai infeksi sekunder.
Secara garis besar, cara berjangkit dan penularan penyakit pada ikan adalah :
1. Melalui air; jika air yang digunakan telah tercemar oleh penyakit, Biasanya ikan yangdipelihara akan terserang oleh penyakit tersebut. Jika penggunaan air yang berkualitas
rendah atau air yang telah tercemar oleh senyawa racun dapat menyebabkan timbulnya
penyakit pada ikan budidaya.
2. Melalui kontak atau gesekan secara langsung dengan ikan yang sudah terserangpenyakit. Gesekan biasanya terjadi pada saat pengangkutan/pemindahan ikan atau jika
padat tebar ikan yang dipelihara terlalu tinggi.
3. Melalui alat-alat yang telah digunakan untuk menangani atau mengangkut ikan yangterserang penyakit. Sebaiknya peralatan yang telah digunakan untuk menangani atau
mengangkut ikan sudah disterilkan terlebih dahulu (didesinfektan) agar organisme
penyebab penyakit yang menempel di peralatan tersebut mati.
4. Terbawa oleh ikan, pakan hidup atau tumbuhan dari daerah asalnya dan berkembangdengan pesat di daerah (kolam) yang baru. Mungkin saja organisme penyakit tersebut
tidak dapat tumbuh dengan baik di daerah asalnya, sedangkan di daerah yang baru ia
dapat tumbuh dengan pesat karena kondisi lingkungannya lebih menunjang.
5. Konstruksi wadah budidaya yang kurang memenuhi syarat, sehingga memungkinkansumber penyakit berupa organisme predator atau kompetitor memasuki wadah budidaya.
Untuk itulah maka pemeliharaan dan perawatan lingkungan (areal dan wadah) budidaya
mutlak dilakukan secara rutin dan teratur agar didapatkan ikan yang sehat. Pengamatan yangrutin dan seksama akan membantu dalam mengenali tanda-tanda ikan sakit secara dini, sehingga
pencegahan dan penanggulangan dapat dilakukan tepat waktu.
Ikan merupakan salah satu hewan air yang selalu berkaitan dengan lingkungan perairan
sehingga mudah terinfeksi patogen melalui air. Karena itu, selain mendiagnosis dan
mengendalikan pertumbuhan organisme penyakit, media hidup ikan yaitu air juga harus
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
35/78
35
mendapat perhatian karena dapat menjadi salah satu faktor pencetus timbulnya penyakit.
Artinya pada budidaya, air tidak hanya sebagai tempat hidup bagi ikan tetapi sebagai perantara
bagi patogen. Lingkungan perairan tempat ikan dipelihara sebaiknya terus dijaga kualitasnya,
antara lain dengan memberikan probiotik, menjaga agar parameter kualitas air seperti oksigen
terlarut, salinitas, dan keasaman (pH) dalam batas yang ditolerir oleh ikan.
Pada Tabel 3 di bawah ini dapat dilihat karakteristik setiap kelompok patogen.
Tabel 3. Karakteristik setiap kelompok patogen
Karakteristik Virus Bakteri Jamur Parasit
Ukuran
(penyaring 0,45
m)
23-350 mm
(dapat melalui
penyaring)
0,6 30 m
(tidak dapat
melalui
penyaring)
Besar dari
beberapa
mikron (tidak
dapat melaluipenyaring)
Besar dari
beberapa
mikron (tidak
dapat melaluipenyaring)
Reproduksi Transkripsi ataureproduksi pada
inang DNA /
RNA
Segmentasi Produksi spora Produksi teluratau spora
Kultur Pada sel Pada media Pada media Pada umumnya
membutuhkaninang hidup
Deteksi PCR Kultur sel Secaraimunologi Mikroskop
elektron
Kultur pdagar
Mikroskop Secara
imunologi
Kultur padaagar
MikroskopMikroskop
Identifikasi Secaragenetik
Secaramorfologi
Secarabiokimia
Secaramorfologi
Secaragenetik
Secara
morfologi
Secara
morfologi
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
36/78
36
Sementara itu pada Tabel 4 dibawah ini dapat dilihat tanda-tanda dan tingkah laku ikan
serta diagnosis penyakit ikan.
Tabel 4. Tanda-tanda dan tingkah laku ikan serta Diagnosis ikan.
TANDA-TANDA DIAGNOSIS
DAN TINGKAH LAKU IKAN
Kelainan pada tulang belakang ikan, scoliosistau
lordosis
Kelainan pada rahang atas/bawah
Rontok sirip
Perut gelembung (dropsy)
Ikan menjadi kurus
Sisik kasar
Mata menonjol
Mata masuk ke dalam
Serabut seperti kapas pada kulit
Pendarahan
a. Keturunanb. Myxosoma cerebralisc. Infekfeksi bakteri/virusd. d. Kekurangan vitamina. Myxosoma cerebralis
b. Kelainan kelenjar thyroid
a. Infeksi bakteriFlexibactersp.
b. Parasit Costia spc. Sifat air terlalu basad. Parasit Gyrodacylussp.a. Bacterial hemorrhagic
spticaemia
b. Viral hemorrhagic septicaemia(VHS)
a. Tuberculosisb. Penyakit cacingc. Penyakit Octomitus spa. Infeksi bakterib. Air terlalu asama. Tuberculosisb. Infeksi cacingc. Infeksi virusa. Infeksi bakterib. Infeksi Trypanoplasmaa. Penyakit jamur Saprolegnia spa. SengatanArgulusspb. Infeksi bakteric. Infeksi Trichodinaspd. Gigitan lintah
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
37/78
37
Kulit terasa kasar dan bintik hitam
Insang pucat
Insang rontok
Bintil putih kemerahan pada insang
Frekuensi pernapasan bertambah
Bintik-bintik putih pada kulit
Luka pada daging
Bintil berwarna putih pada hati, limpa, jantung
Dan otak
Bintil berwarna putih pada hati dan jantung
Hati berwarna cokelat kekuning kuningan
Pendarahan dan bengkak pada anus
Pembengkakan dan pendarahan pada gelembung
renang
Tonjolan seperti bunga kol pada rahang
Tonjolan kecil di daerah sirip
Tutup insang selalu terbuka.
a. Ichtyosporidiuma. Infeksi bakterib. Infeksi virusa. bakteriFlexibacterspb. Myxobacteriac. ParasitDactylogyrusspa. Myxobolusa. Myxobacteriab. Flexibacterspc. ParasitDactylogyrus spa.
Ichtyopthirius sp
a. Ichthyosporidiumb. Tuberculosisc. Bacterial septiemiad. Flexibacter columnarisa. Ichtyosporidium
a. Sporozoasis
b. Tuberculosis
a. Infeksi bakteri
a. Infeksi bakteri
b. Infeksi virusc. Octomus
a. Infeksi bakteri
a. Infeksi virus
a. Infeksi virus
a. Myxobacter
b. Columnaris
c. ParasitBactylogyrussp
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
38/78
38
Beberapa istilah penting penyakit infeksi pada ikan adalah :
a. Epidemiologi : Ilmu yang memepelajari hubungan berbagai factor yang mempengaruhifrekuensi dan penyebaran penyakit pada suatu komonitas.
b. Penyebaran vertikal : penyebaran penyakit dari suatu generasi ke generasi selanjutnyamelalui telur.
c. Penyebaran horizontal : penyebaran penyakit dari ikan satu ke ikan yang lain padakelompok ikan dan waktu yang sama..
d. Carrier : hewan yang membawa organisme penyebab penyakit dalam tubuhnya, Namurhewan tersebut terlihat sehat sehingga menjadi pembawa atau penyebar infeksi.
e. Vektor : hewan yang menjadi perantara organisme penyebab penyakit dari inang yangsatu ke inang yang lain. Contoh siput, burung.
f. Patogenisitas : kemampuan untuk dapat menyebabkan terjadi nya penyakit.g. Virulensi : derajat patogenisitas statu mikro organisme.h. Kisaran inang : kisaran hewan-hewan yang dapat diinfeksi oleh patogen.Hal-hal yang telah diuraikan di atas hendaknya selalu menjadi perhatian bagi petani ikan
sehingga serangan penyakit pada ikan dapat ditanggulangi secepat mungkin. Untuk itu akan
dapat terwujud jika pelaku budidaya memiliki pengetahuan, pemahaman danpenerapan cara
budidaya ikan yang baik.
A. PENYAKIT INFEKSIPenyakit infeksi pada ikan berdasarkan jenis penyebabnya dibedakan menjadi 4 (empat)
bagian yaitu penyakit akibat infeksi parasit, infeksi jamur, infeksi bakteri dan infeksi virus.
a. Penyakit akibat infeksi Parasit.
Parasit adalah suatu organisme yang menggunakan bahan untuk kebutuhan
metabolismenya (makanan) diambil dari tubuh inangnya. Parasit pada ikan umumnya
dapat berupa organisme dari golongan protozoa yaitu binatang yang bersel tunggal
(sporozoa, ciliata dan flagelata), crustacea (golongan udang-udangan) dan helminth
(golongan cacing). Pada Gambar 12 terlihat contoh infeksi parasit pada ikan kerapu.
Serangan parasit pada suatu usaha budidaya ikan menimbulkan dampak negatif yang
cukup tinggi. Jika tidak ditangani dengan segera maka tidak tertutup kemungkinan
akan terjadi infeksi sekunder oleh patogen lain seperti bakteri dan virus melalui luka
yang ditimbulkannnya.
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
39/78
39
Parasit Neobedenia yang menginfeksi ikan kerapu
Infeksi parasit Haliotrema pada filamen insang.
Gambar 12. Penyakit akibat Infeksi Parasit
b. Penyakit akibat infeksi Jamur (Mycosis).
Beberapa jamur dapat menginfeksi ikan, tetapi pada prinsipnya ikan akan terinfeksi
jamur jika penanganan yang kurang sempurna atau karena sesuatu hal lainnya.
Misalnya akibat air yang mengandung bahan kimia atau pestisida sehingga
menyebabkan terkikisnya lendir dan kulit ikan (iritasi) dan akhirnya melukai kulit, atau
karena perubahan suhu air atau perubahan sifat air yang sangat mendadak. Biasanya
ikan yang baru diangkut dari suatu tempat akan banyak terinfeksi penyakit ini,
demikian pula dengan ikan yang pada saat mendekati kematangan kelamin/gonad juga
mudah terinfeksi oleh jamur dikarenakan pengaruh hormonal.
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
40/78
40
Bentuk morfologis dari
hyfa Jamur Saprolegnia
Salah satu contoh jamur yang sering menyerang ikan budidaya adalah jamur
Saprolegniasebagaimana digambarkan pada Gambar 13 berikut ini.
Gambar 13. Penyakit akibat Infeksi Jamur
c. Penyakit akibat infeksi bakteri
Penyakit bakterial telah banyak dilaporkan menginfeksi ikan, terutama jika ikan
dibudidayakan pada tempat yang menggunakan sumber air dari perairan yang kaya
bahan organik. Ini dikarenakan sifat bakteri akan lebih subur pertumbuhannya pada
tempat bahan organik tinggi.
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
41/78
41
Secara umum gejala akibat infeksi bakteri pada ikan dapat dibedakan menjadi 4
(empat) yaitu :
- Peracute dimana ikan mengalami kematian tanpa menunjukkan gejala yang jelas,
- Acute dimana ikan yang terinfeksi menunjukan gejala klinis terutama pendarahan
(haemorrhage) pada insang, anus, organ dalam, pangkal sirip, kembung perut dan
lain-lain,
- Sub acute dimana ikan yang terinfeksi mengalami gejala agak ringan seperti luka,
dan
- Kronis dimana ikan yang terinfeksi mengalami gejala di bagian eksternal umumnya
dijumpai borok, sedangkan di bagian internal terdapat infeksi Mycobacterium,
ditemukan bintil-bintil kecil berwarna putih yang sering disebut dengan
tubercle/granuloma.
Pada Gambar 14 di bawah ini terlihat contoh ikan kerapu yang terkena serangan
bakteri.
d. Penyakit akibat infeksi Virus.
Penyakit akibat infeksi virus dilaporkan menginfeksi ikan terlebih-lebih apabila ikan
tersebut dibudidayakan pada tempat yang menggunakan sumber air dari perairan
yang kaya akan bahan organik. Biasanya insidensi penyakit virus berkaitan erat
dengan perubahan suhu air. Salah satu contoh adalah penyakit limfosistis, dimana
Gambar 14. Ikan yang terkena bakteri
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
42/78
42
nama penyakit ini berasal dari nama kista berwarna putih yang menyertai
serangannya pada ikan. Kista tersebut bisa dijumpai secara sendiri-sendiri (tunggal)
atau bergerombol pada permukaan tubuh ikan. Kehadiran limfosistis akan sangat
mengganggu tampilan ikan. Contoh serangan virus Limfosistis dan gejala awal
serangan virus dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15. Penyakit akibat infeksi Virus
Virus limfosistis Gejala awal virus
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
43/78
43
BAB V
PENGAMBILAN SAMPEL HAMA PENYAKIT IKAN
Diagnosa adalah kegiatan untuk mengenali kelainan yang ada pada ikan sakit dan
dilanjutkan dengan mengidentifikasi penyebabnya. Diagnosa klinik atau sering disebut sebagai
diagnosa fisik merupakan cara pengenalan (diagnosa) penyakit berdasarkan pada gejala-gejala
yang tampak (symptom).
Diagnosa klinik didahului dengan pemeriksaan gejala klinik, dilakukan sejak ikan masih
di dalam bak/keramba jaring apung. Pemeriksaan diarahkan pada perubahan tingkah laku
abnormal seperti mengendap di dasar, berenang dengan posisi terbalik, adanya gerak tak
terkoordinasi, menggesek-gesekan badan pada dinding bak dan perubahan-perubahan tingkah
laku abnormal lainnya.
Ahli penyakit memiliki 2 (dua) tugas utama di lapangan yaitu :
1. pemeriksaan atau peninjauan lapangan ke daerah yang terserang penyakit
2. mengumpulkan sampel yang akan diperiksa di laboratorium untuk menemukan penyebab
kematian.
Sejarah ikan mempunyai arti penting dalam diagnosa. Sejarah ikan yang meliputi status
ikan dan riwayat kejadian penyakit mempunyai arti penting dalam diagnosa penyakit ikan..
Status ikan dapat berupa jenis atau spesies, populasi, umur, kelamin, ukuran dan berat, daerah
asal (lokasi) pemeliharaan, serta sistem pengelolaan usaha budidaya yang diterapkan. Dalam
riwayat/sejarah kejadian perlu diketahui inseden (keberlangsungan) penyakit serta derajat
kematian dan kesakitan. Data tersebut diperlukan sebagiai indikasi untuk penyebab penyakit
tertentu (kualitas air, virus, bakteri , parasit, pakan, atau faktor-faktor lain).
Hal-hal yang perlu diketahui pada saat terjadinya penyakit adalah sebagai berikut :
1. Mortalitas Tanggal mulai terjadinya kematian Jumlah ikan mati per hari
2. Gejala ikan yang diserang Tingkat kematian akut/ kronis Karakteristik tingkah laku ikan Tanda-tanda eksternal dari ikan
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
44/78
44
Tanda-tanda internal3. Faktor lingkungan
Suhu air media pemeliharaan Kekeruhan air Konsentrasi oksigen terlarut Konsentrasi ammonia dan pH media pemeliharaan
4. Metode pemeliharaan Lokasi wadah pemeliharaan Tingkat pertukaran air Kepadatan ikan Jenis obat atau zat kimia yang pernah dipakai
Prosedur diagnosa ikan sakit di lapangan adalah sebagai berikut :
1. Pengukuran panjang dan berat ikan.2. Pengamatan tanda-tanda luar permukaan tubuh dan insang.3. Gunting lembaran insang dan ambil lendir tubuh untuk mendeteksi parasit di bawah
mikroskop.
4. Ambil contoh darah dari sirip dada menggunakan jarum suntik untuk pembuatan preparatapusan darah dengan menggunakan pewarnaan Giemsa.
5. Isolasi jamur dengan menggunakan agar GY jika diduga terjadi infeksi jamur. Isolasibakteri dari sirip atau insang dengan menggunakan Agar Cytophaga, jika diamati ada
insang atau sirip yang membusuk.
6. Isolasi bakteri dari luka dengan menggunakan Agar TS atau BHI, jika ikan memilikiborok atau ada pembengkakan pada permukaan tubuh.
7. Bedah ikan dengan peralatan bedah yang bersih untuk membuka rongga perut dan amatitanda-tanda internal.
8.
Isolasi bakteri dari hati, ginjal dan limpa dengan menggunakan Agar TS atau BHI.Pembuatan preparat limpa pada kaca preparat dengan pewarnaan Giemsa untuk
mendeteksi infeksi bakteri.
9. Fiksasi setiap organ dengan larutan formalin 10% berpenyangga fosfat untukhistopatologi dan dalam etanol 70% untuk uji PCR.
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
45/78
45
Dalam memulai pemeriksaan sebaiknya diperiksa bagian luar tubuhnya, apakah
terdapat makro parasit seperti lintah ataupun organisme dari jenis crustacea. Jika parasit telah
diketahui maka langkah selanjutnya adalah menentukan seberapa parah serangan parasit dengan
menentukan jumlah parasit per ikan. Jika ditemui parasit dalam jumlah sedikit sebetulnya masih
dianggap wajar dan tidak mengganggu proses akuakultur. Jika jumlah parasit yang menyerang
ikan sangat banyak maka perlu dilakukan tindakan lanjutan demi menghindari kematian pada
ikan-ikan yang lain. Selanjutnya pemeriksaan ikan dapat dilanjutkan dengan mengeruk kulit dan
insang ikan.
Ketepatan hasil pemeriksaan patogen pada ikan di laboratorium dipengaruhi oleh
banyak hal. Untuk ketepatan diagnosa maka dari catatan diatas dilakukan pemeriksaan secara
menyeluruh terhadap kemungkinan adanya perubahan abnormal, meliputi pemeriksaan terhadap
abnormalitas pada permukaan tubuh. Berupa kelainan anatomi dan anggota tubuh, warna kulit,
keadaan lendir permukaan tubuh, sisik, keadaan anggota gerak dan kemungkinan terdapatnya
ektoparasit kulit, perubahan abnormal insang berupa warna, lendir dan parasit atau benda asing
pada ikan, abnormalitas mata.
Semua hasil diagnosa klinik dicatat di dalam sebuah kartu pemeriksaan atau Kartu
Status Ikan yang digunakan sebagai sampel dalam pemeriksaan penyakit sebaiknya ikan hidup
atau baru saja mati.
Sampel untuk setiap pemeriksaan penyakit sebaiknya berupa ikan sakit, ikan didugasakit dan baru saja mati. Banyaknya ikan contoh yang diambil tergantung pada kondisi kesehatan
ikan. Pada populasi ikan sakit yang menunjukkan gejala klinis yang nyata dan seragam, maka
jumlah contoh yang diambil bisa dalam jumlah yang tidak terlalu banyak (3-5 ekor). Contoh ikan
yang diambil adalah ikan-ikan yang menunjukkan gejala klinis yang mewakili kondisi
populasinya.
Jika populasi ikan yang tidak sakit tidak menunjukkan gejala klinis yang nyata dan
tidak seragam, maka dilakukan pengambilan contoh secara sampling. Jumlah contoh ditentukan
dari jumlah populasinya serta prosentase asumsi tingkat prevalensinya dapat dilihat pada Tabel 5
di bawah ini.
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
46/78
46
Tabel 5. Jumlah populasi serta prosentase asumsi tingkat prevalensinya.
2% 5% 10% 20% 30% 40% 50%50 50 35 20 10 7 5 2
100 75 45 23 11 9 7 6
250 110 50 25 10 9 8 7
500 130 55 26 10 9 8 7
1.000 140 55 27 10 9 9 8
1.500 140 55 27 10 9 9 8
2.000 145 60 27 10 9 9 8
4.000 145 60 27 10 9 9 8
10.000 145 60 27 10 9 9 8
100.000 150 60 30 10 9 9 8
Salah satu hal penting dalam ketepatan hasil pemeriksaan patogen pada ikan adalah
kondisi contoh/sampel pada saat tiba di laboratorium. Jika pengambilan contoh tidak dilakukan
dengan benar maka hasil pemeriksaannya bisa saja salah. Pengambilan sampel ikan sedapat
mungkin diusahakan dari ikan atau sekelompok ikan dengan gejala patogenik. Jumlah sampel
ikan untuk pemeriksaan parasitologi diperlukan 10 15 ekor, bakteri dan virologi 3 10 ekor
ikan sakit dan untuk pemeriksaan bahan pencemar akibat pencemaran diperlukan sampel
sejumlah 23 ekor.Jika ikan sakit dan terjadi kematian, untuk diagnosa harus dikirim segera ke
laboratorium terdekat. Beberapa cara pengiriman sampel ikan sakit, adalah :
1). Pengiriman Sampel Ikan Hidup (untuk seluruh pemeriksaan).
Pengepakan ikan sehat dan ikan sakit dipisahkan Sampel ikan dengan kantong plastik diangkut dan diberi oksigen, atau dapat pula
menggunakan aerasi bila waktu tempuh tidak terlalu lama.
Apabila kondisi cuaca saat pengangkutan panas, sebaiknya pengangkutan menggunakankotak styrofoam atau termos yang diisi es(suhu diatur 2224 C)
2). Pengiriman sampel ikan dengan es (untuk pemeriksaan parasit dan bakteri)
Pisahkan pengepakan ikan sehat dan ikan sakit Tiriskan satu persatu disimpan dalam plastik Masukan dalam kotak styrofoam yang telah diisi dengan es
JUMLAH
POPULASI
JUMLAH IKAN YANG DISAMPLING
DENGAN ASUMSI TINGKAT PREVALENSI
-
5/26/2018 Bagaimana Membuat Brosur
47/78
47
Pemeriksaan parasit yang rutin tentunya adalah bagian yang penting dari manajemen kesehatan
ikan dan jika memungkinkan dilakukan dilakukan secara regular. Penting sekali untuk
mengetahui jenis-jenis parasit penting yang menyerang ikan karena akan menentukan metode
pengobatannya kelak.
Khususnya dalam pemeliharaan udang, diagnosis merupakan tindakan yang menentukan
keberhasilan dalam usaha pengendalian penyakit. Diagnosis penyakit pada udang dapat
dilakukan melalui dua metode yaitu diagnosis sementara dan diagnosis definitif.
1. Diagnosis Sementara ( Presumptive )Diagnosis sementara adalah diagnosis yang didasarkan pada pengamatan perubahan
tingkah laku dan gejala klinis. Pada prinsipnya hampir tidak mungkin mendiagnosis
penyakit udang hanya didasarkan terhadap tingkah laku dan gejala klinis semata. Gejala
klinis hanyalah indikator yang memungkinkan kita untuk menduga permasalahan yang
sedang terjadi. Disamping itu diperlukan informasi pendukung, antara lain:
Pengamatan terhadap perubahan tingkah laku seperti udang menunjukkanpeningkatan nafsu makan kemudian diikuti dengan kehilangan nafsu makan.
Perubahan tingkah laku antara lain: mendekat ke aliran air masuk atau permukaan
air, menyendiri, mengarah ke pematang tambak dan berenang abnormal.
Pengamatan kondisi fisik udang. Kegiatan ini dapat dilakukan di petak tambakatau udang ditempatkan dalam wadah yang mudah diamati untuk melihat adanyabintik putih.
Pengamatan perubahan kualitas air, terutama terhadap parameter kunci seperti