bagaimana memahami arti 'duduk di sebelah kanan allah bapa'? - by stefanus tay &...

2
Bagaimana memahami arti “duduk di sebelah kanan Allah Bapa”? By Stefanus Tay & Ingrid Tay Syahadat para Rasul menyebutkan bahwa kita percaya akan Kristus…. “yang naik ke Surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa…” Ada sejumlah orang yang mempertanyakan arti kalimat ini, sebab dengan Kristus duduk di “sebelah kanan Allah” maka sepertinya ada dua Allah yang dibicarakan di sini. Bagaimana memahami istilah ini? Mari mengacu kepada penjelasan St. Thomas Aquinas, sebab pertanyaan/ keberatan serupa juga pernah ditanyakan kepadanya. Yaitu: 1) Kalau Allah adalah Roh (Yoh 4:24) dan tidak bertubuh, maka bagaimana mungkin istilah “duduk di sebelah kanan” dapat digunakan di sini, sebab “duduk” itu mengacu kepada sikap tubuh. 2) Kalau dikatakan bahwa Kristus duduk di sisi kanan, artinya Bapa duduk di sisi kiri Kristus, sepertinya tidak mungkin demikian…. St. Thomas Aquinas menjawab keberatan/ pertanyaan ini, dengan mengacu kepada teks Kitab Suci, Mrk 16:19: “Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk (kathizo) di sebelah kanan Allah.” “Saya menjawab, kata “duduk (kathizo)” mempunyai arti ganda; yaitu “tinggal (abide)” seperti dalam ayat Luk 24:49, “Tetapi kamu harus tinggal (kathizo) di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi,” dan juga “kuasa kerajaan/ pemerintahan”, sebagaimana dalam Ams 20:8: “Raja yang bersemayam (kathizo ) di atas kursi pengadilan dapat mengetahui segala yang jahat dengan matanya.” Nah, dalam kedua arti inilah Kristus dikatakan “duduk” di sisi kanan Allah Bapa. Pertama-tama, sebab Ia tinggal secara kekal dan tak tergantikan dalam kebahagiaan Allah Bapa, maka Ia disebut sebagai tangan kanan- Nya, menurut Mzm 16:11, “…di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan- Mu ada nikmat senantiasa.” Maka St. Agustinus mengatakan ( De Symb. i), “Duduk di sebelah kanan Allah Bapa’: Duduk artinya tinggal, seperti kita mengatakan tentang siapapun: ‘Ia duduk di negara itu selama tiga tahun’: Maka, percayalah, bahwa Kristus tinggal di sebelah kanan Allah Bapa: sebab Ia bahagia dan tangan kanan Bapa adalah istilah bagi nikmat- Nya.” Kedua, Kristus dikatakan duduk di sebelah kanan Allah Bapa, karena Ia berkuasa bersama Bapa, dan mempunyai kuasa memerintah dari Dia, seperti seseorang yang duduk di sebelah kanan raja membantu sang raja dalam memerintah dan menghakimi. Maka St. Agustinus mengatakan (De Symb. ii): “Dengan istilah ‘tangan kanan’, pahamilah kuasa yang diterima oleh Orang ini yang dipilih Allah, sehingga dapat datang untuk mengadili, yang dulunya datang [ke dunia] untuk diadili.

Upload: gilbert-hanz

Post on 25-May-2017

240 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bagaimana Memahami Arti 'Duduk Di Sebelah Kanan Allah Bapa'? - By Stefanus Tay & Ingrid Tay

Bagaimana memahami arti “duduk di sebelah kanan Allah Bapa”?

By Stefanus Tay & Ingrid Tay

Syahadat para Rasul menyebutkan bahwa kita percaya akan Kristus…. “yang naik ke

Surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa yang Mahakuasa…”

Ada sejumlah orang yang mempertanyakan art i kalimat ini, sebab dengan Kristus

duduk di “sebelah kanan Allah” maka sepertinya ada dua Allah yang dibicarakan di

sini. Bagaimana memahami istilah ini? Mari mengacu kepada penjelasan St. Thomas

Aquinas, sebab pertanyaan/ keberatan serupa juga pernah ditanyakan kepadanya.

Yaitu: 1) Kalau Allah adalah Roh (Yoh 4:24) dan tidak bertubuh, maka bagaimana

mungkin istilah “duduk di sebelah kanan” dapat digunakan di sini, sebab “duduk” itu

mengacu kepada sikap tubuh. 2) Kalau dikatakan bahwa Kristus duduk di sisi kanan,

artinya Bapa duduk di sisi kiri Kristus, sepertinya tidak mungkin demikian….

St. Thomas Aquinas menjawab keberatan/ pertanyaan ini, dengan mengacu kepada

teks Kitab Suci, Mrk 16:19: “Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada

mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk (kathizo ) di sebelah kanan Allah.”

“Saya menjawab, kata “duduk (kathizo )” mempunyai arti ganda; yaitu “tinggal

(abide)” seperti dalam ayat Luk 24:49, “Tetapi kamu harus tinggal (kathizo ) di

dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi,”

dan juga “kuasa kerajaan/ pemerintahan”, sebagaimana dalam Ams 20:8: “Raja

yang bersemayam (kathizo ) di atas kursi pengadilan dapat mengetahui segala yang

jahat dengan matanya.” Nah, dalam kedua art i inilah Kristus dikatakan “duduk” di

sisi kanan Allah Bapa. Pertama-tama, sebab Ia t inggal secara kekal dan tak

tergantikan dalam kebahagiaan Allah Bapa, maka Ia disebut sebagai tangan kanan-

Nya, menurut Mzm 16:11, “…di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di

tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.” Maka St. Agustinus mengatakan (De

Symb. i), “Duduk di sebelah kanan Allah Bapa’: Duduk artinya tinggal, seperti kita

mengatakan tentang siapapun: ‘Ia duduk di negara itu selama tiga tahun’: Maka,

percayalah, bahwa Kristus tinggal di sebelah kanan Allah Bapa: sebab Ia bahagia

dan tangan kanan Bapa adalah istilah bagi nikmat-Nya.” Kedua, Kristus dikatakan

duduk di sebelah kanan Allah Bapa, karena Ia berkuasa bersama Bapa, dan

mempunyai kuasa memerintah dari Dia, seperti seseorang yang duduk di sebelah

kanan raja membantu sang raja dalam memerintah dan menghakimi. Maka St.

Agustinus mengatakan (De Symb. ii): “Dengan istilah ‘tangan kanan’, pahamilah

kuasa yang diterima oleh Orang ini yang dipilih Allah, sehingga dapat datang untuk

mengadili, yang dulunya datang [ke dunia] untuk diadili.

Page 2: Bagaimana Memahami Arti 'Duduk Di Sebelah Kanan Allah Bapa'? - By Stefanus Tay & Ingrid Tay

Jawaban untuk keberatan 1): Sebagaimana dikatakan oleh St. Damaskinus (De Fide

Orth. IV): “Kita t idak berbicara tentang sebelah kanan Allah Bapa sebagai sebuah

tempat, sebab bagaimanakah mungkin sebuah tempat ditandai sebagai sebelah

kanan-Nya, padahal DiriNya sendiri berada mengatasi segala tempat? Sebelah

kanan dan kiri merupakan sesuatu yang ditentukan oleh suatu batasan. Namun kita

mengartikan, sebelah kanan Allah Bapa, sebagai kemuliaan dan penghormatan bagi

Allah.

Jawaban terhadap keberatan 2): Argumen ini baik seandainya ‘duduk di sebelah

kanan’ itu diartikan secara lahiriah. Oleh karena itu St. Agustinus (De Symb. i)

mengatakan: “Jika kita menerimanya dalam arti jasmani bahwa Kristus duduk di

sebelah kanan Allah Bapa, maka Bapa akan duduk di sebelah kiri. Tetapi di sana”,

yang adalah kebahagiaan/nikmat kekal, “itulah tangan kanan, sebab tak ada

kesengsaraan di sana.”….” (Summa Theology III, q. 58, a.1)

Dengan penjelasan ini, kita mengetahui bahwa Gereja mengartikan istilah ‘duduk di

sebelah kanan Allah Bapa’ tidak terbatas dengan pengertian kata duduk

sebagaimana kita pahami pada dua orang yang duduk bersebelahan. Karena kata

‘duduk’ sendiri mempunyai arti yang lebih luas dari sekedar meletakkan tubuh kita

sedemikian di kursi/ tempat duduk. Maka Yesus dikatakan ‘duduk’ di sebelah kanan

Allah Bapa, karena Ia tinggal bersama-sama Bapa dan mempunyai kuasa

kepemimpinan, yang diterima-Nya dari Allah Bapa.