bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

66
6. DAERAH TINGKAT I SUMATERA SELATAN

Upload: antho012

Post on 10-Jan-2017

222 views

Category:

Education


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

6. DAERAH TINGKAT I SUMATERA SELATAN

Page 2: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)
Page 3: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)
Page 4: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

6. DAERAH TINGKAT I SUMATERA SELATAN

I. GAMBARAN UMUM

1. Keadaan daerah

Daerah Tingkat I Sumatera Selatan mempunyai wilayah se-

luas 109.254 km2, dan merupakan daerah terluas di Pulau Suma-

tera yaitu sekitar 22,0% dari luas seluruh Sumatera atau se-

kitar 5,4% dari luas seluruh Indonesia.

Di pantai timur terdapat rawa dan paya yang dipengaruhi

oleh pasang surut dengan vegetasi berupa tumbuhan palma dan

kayu bakau. Makin ke barat tanahnya sedikit tinggi dan meru-

pakan dataran rendah dan daerah aliran sungai besar seperti

Sungai Musi, Sungai Ogan, Sungai Komering, dan Sungai Lema-

tang. Makin jauh ke barat tanahnya semakin tinggi (menuju

Bukit Barisan) dan kemudian menjadi daerah pegunungan dengan

ketinggian antara 900 - 1.200 m diatas permukaan laut. Bukit

Barisan sebagai tulang punggung di sebelah barat mempunyai

beberapa puncak gunung di antaranya G. Seminung (+ 1,964 m),

G. Dempo (+ 3.159 m), G. Patah (+ 2.107 m) dan G. Bungkuk

(+ 2.125 m).

Daerah Sumatera Selatan beriklim tropis basah dengan va-

riasi curah hujan antara 2.120 - 3.264 mm atau rata-rata tiap

tahun sekitar 2.680 mm.

Menurut pola penggunaan tanah (1980), daerah Sumatera Se-

latan terdiri dari areal persawahan sekitar 284.483 ha atau

2,6%, dari seluruh wilayah, areal perladangan 139.752 ha atau

163

Page 5: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

1,3%, areal palawija 48.662 ha atau 0,4%, areal perkebunan

rakyat 615.620 ha atau 5,6%, areal perkebunan besar 13.251 ha

atau 0,1 %, areal hutan 5.474.000 ha atau 50,1%, areal aliran

sungai 3.971.623 ha atau 36,4% dan areal lain-lainnya 378.009

ha atau 3,5%.

Dari areal persawahan yang terluas adalah persawahan le-

bak, pasang surut, dan tadah hujan, sedang persawahan iri-

gasi teknis, setengah teknis, dan sederhana masih sedikit.

Areal perkebunan yang cukup luas menghasilkan karet, ko-

pi, dan lada sebagai komoditi ekspor. Daerah penghasil karet

adalah Kabupaten-kabupaten Musi Banyuasin, Musi Rawas, Muara

Enim, dan Ogan Komering Ulu; daerah penghasil kopi adalah Ka-

bupaten-kabupaten Lahat, Ogan Komering Ulu, dan Muara Enim;

sedangkan daerah penghasil lada adalah Kabupaten Bangka. Je-

nis tanaman lainnya adalah kelapa, yang terdapat di Kabupaten

Musi Banyuasin, dan tebu di Kabupaten Ogan Komering Ulu dan

Ogan Komering Ilir.

Daerah penghasil ikan laut adalah perairan di sekitar Pu-

lau Bangka dan Belitung, sedang potensi perikanan darat ter-

dapat di daerah rawa atau paya dan sungai.

Hasil hutan yang berupa berbagai jenis kayu dan rotan me-

rupakan komoditi ekspor. Hasil pertambangan adalah terutama

minyak bumi dan batubara. Potensi batubara terdapat di Kabu-

paten Muara Enim. Janis tambang lainnya adalah timah di P.

Bangka dan Belitung, marmer di Kabupaten Lahat; gas alam, pa-

sir kwarsa, kaolin, batu kapur, dan andasit.

Dilihat dari pembagian administrasi pemerintahannya daerah

Sumatera Selatan terdiri dari 10 Daerah Tingkat II, yaitu

2 kotamadya dan 8 kabupaten, 92 kecamatan, dan 2.351 desa.

164

Page 6: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

Jumlah penduduknya pada tahun 1980 adalah 4.629.801 jiwa, dengan

kepadatan rata-rata sekitar 42 jiwa tiap km2. Walaupun

kepadatannya masih relatif jarang, namun tingkat pertumbuhan-

nya cukup tinggi, yaitu rata-rata sekitar 3,3% tiap tahun.

Angka ini jauh lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan pendu-

duk secara nasional yang hanya 2,3% tiap tahun. Tingkat per-

tumbuhan penduduk yang tinggi tersebut terutama disebabkan

karena banyaknya transmigran yang masuk ke daerah ini.

Sebagian besar penduduk Sumatera Selatan bermukim di dae-

rah pedesaan, dan hanya sebagian kecil bermukim di daerah per-

kotaan. Kota yang terpadat penduduknya adalah Palembang dengan

kepadatan rata-rata tiap km2 sebanyak 3.226 orang. Di daerah-

daerah lainnya jumlah penduduk masih jarang, terutama di Kabu-

paten Musi Banyuasin yang rata-rata jumlah penduduknya tiap

km2 hanya 23 orang, seperti terlihat pada tabel. Gambaran

tersebut di atas menunjukkan bahwa penyebaran penduduk daerah

Sumatera Selatan tidak merata.

Sebagian besar penduduk masih bekerja pada sektor perta-

nian (pertanian pangan, perkebunan, kehutanan, peternakan dan

perikanan). Menurut keadaan tahun 1980 sebanyak 65,05% dari

penduduk bekerja di sektor ini, 2,65% di sektor pertambang-

an, 4,94% di sektor industri, 0,22% di sektor listrik/gas/air

minuet, 2,64% di sektor bangunan, 9,80% di sektor perdagangan,

2,81% di sektor pengangkutan dan komunikasi, 0,64% di sektor

keuangan dan asuransi 10,72% di sektor jasa, dan 0,53% di

sektor lainnya .

Dari komposisi lapangan kerja tersebut terlihat, bahwa

lapangan kerja utama adalah pertanian (65,05%), sedangkan

yang bekerja di sektor industri dan pertambangan masih sedi-

165

Page 7: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

kit. Meskipun sebagian terbesar dari penduduk bekerja di sek-

tor pertanian, namun karena usaha taninya masih dilakukan se-

cara tradisional, dan produktivitas serta mutunya masih ren-

dah, maka kontribusi sektor ini terhadap pendapatan daerah

kecil sekali. Kontribusi terbesar justru berasal dari sektor

pertambangan dan industri. Hal tersebut disebabkan karena

hasil pertambangan cukup besar (batubara dan timah), dan in-

dustri yang terdapat di Sumatera Selatan adalah industri-in-

dustri besar, seperti industri pupuk, semen, timah, kayu la-

pis, crumb-rubber, minyak bumi dan lain sebagainya.

Pertumbuhan rata-rata Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) antara tahun 1975 dan 1980 berdasarkan harga konstan

tahun 1975 termasuk minyak bumi adalah 9,7% per tahun. Kalau

minyak bumi tidak di perhitungkan, maka pertumbuhan rata-ra-

ta per tahun adalah lebih tinggi, yaitu 12,5%.

Sektor pertanian dan industri memegang peranan panting ba-

gi Sumatera Selatan khususnya, dan daerah-daerah sekitarnya

terutama daerah yang masuk wilayah pembangunan tiga dengan Ko- ta Palembang sebagai pusat pembangunan.

2. Masalah-masalah yang dihadapi

Mekanisme perencanaan yang memadukan perencanaan dari ba-

wah ke atas dan dari atas ke bawah masih belum berjalan seba-

gaimana mestinya.

Dewasa ini disana-sini masih terdapat program/proyek di

daerah yang kurang cukup terpadu dan sesuai dengan kebutuhan dan strategi pembangunan di daerah.

Permasalahan pertanian dalam arti luas belum seluruhnya

166

Page 8: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

dapat diatasi, walaupun selama Repelita III terjadi banyak ke-

majuan dalam sektor ini.

Walaupun ada kenaikan produksi pangan, namun hasilnya ma-

sih belum mencukupi kebutuhan daerah, karena adanya kenaikan

penduduk dan perubahan pola konsumsi penduduk, sehingga Suma-

tera Selatan masih harus mendatangkan beras dari luar daerah.

Pada akhir Repelita III Sumatera Selatan masih kekurangan be-

ras sekitar 13,3% dari kebutuhan atau sekitar 80.616 ton. Di

samping beras, masih harus didatangkan susu, tepung gandum,

gula dan sayuran dari luar daerah.

Keadaan itu disebabkan karena luas areal sawah teknis dan

setengah teknis berkembang sangat lamban dan baru mencapai se-

kitar 12.000 ha atau 7,6% dari seluruh luas persawahan. Usaha

produksi hortikultura belum dapat berkembang karena penduduk

lebih tertarik pada usaha penanaman padi yang hasilnya lebih

baik.

Pengadaan dan penyebaran bibit unggul mengalami hambatan

karena kurangnya balai-balai pembibitan dan karena jarak an-

tara lokasi pembibitan dengan pusat-pusat produksi sangat ja-

uh. Kegiatan penyuluhan kepada petani masih kurang, karena ha-

nya ada 56 buah balai penyuluhan pertanian (BPP) yang belum

berimbang dengan jumlah wilayah kerja penyuluhan pertaniannya

(WKPP) yaitu sebanyak 8.646 buah. Jarak antara BPP dengan WKPP

cukup jauh.

Usaha perkebunan di Sumatera Selatan cukup luas. Namun

oleh karena cara pengusahaan tanaman dilakukan secara tradi-

sional, maka produktivitas per hektarnya cenderung menurun

dan mutunyapun rendah.

167

Page 9: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

Bantuan pemerintah dalam bentuk modal dan penyuluhan sis-

tem pengelolaan perkebunan belum dapat menjangkau sebagian

besar petani. Di samping itu pembinaan terhadap petani oleh

UPP kelapa dan coklat mengalami kesulitan, karena penduduk

sudah terbiasa mengusahakan kopi dan lada.

Dalam mengusahakan tanaman perkebunannya beberapa daerah

masih berpegang pada satu jenis tanaman saja (monokultur),

sehingga bila terjadi penurunan harga pasaran, kondisi ekono-

mi petani menjadi lemah, dan menyebabkan kemampuan petani un-tuk berproduksi menurun.

Populasi ternak di Sumatera Selatan dalam Repelita III

mengalami peningkatan sekitar 5,0%, namun hasilnya baru men-

cukupi kebutuhan 3,71 kg rata-rata tiap jiwa per tahun, atau

baru mencapai sekitar 46,0% dari kebutuhan rata-rata per jiwa

pada tingkat nasional. Keadaan tersebut disebabkan karena ke-

sulitan dalam pengadaan tanah pengembalaan, penyediaan bibit,

dan vaksin/obat-obatan .

Produksi perikanan dalam Repelita III naik sekitar 5,1%

rata-rata per tahun. Dengan kenaikan ini belum dapat dipenuhi

kebutuhan daerah, dan baru dicapai 17,7 kg rata-rata per pen-

duduk per tahun, atau baru 78,7 % dari kebutuhan rata-rata

secara nasional per tahun.

Pengusahaan ikan dari perairan umum/darat belum berkem-

bang, karena kurangnya penyuluhan, pembinaan, dan pengawasan

terhadap cara-cara penangkapan ikan di sungai, dan karena ada-

nya pembuangan limbah industri ke sungai-sungai yang menimbul-

kan pencemaran dan merusak kelestarian lingkungan hidup ikan

dan manusia.

168

Page 10: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

Kelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup telah

menghadapi tantangan yang membahayakan ekosistem hutan, kare-

na kurangnya usaha pengamanan hutan. Hingga kini belum dapat

diatasi dengan baik penyerobotan hutan untuk perladangan li-

ar, penebangan hutan tanpa izin, dan terjadinya kebakaran.

Pembukaan tanah untuk perladangan berpindah-pindah dan un-

tuk perkebunan, khusus di kawasan hutan lindung dan pengawet-

an alam, belum dapat ditanggulangi oleh karena luas wilayah

kawasan hutan yang dikelola masih diluar jangkauan para petu-

gas kehutanan. Kecuali itu kesadaran masyarakat akan penting-

nya fungsi hutan bagi kesejahteraan hidup mereka masih terlam-

pau rendah.

Usaha untuk memanfaatkan hutan sebagai lokasi transmigra-

si, perkebunan dan reboisasi dalam pelaksanaannya sering tidak

saling menunjang bahkan berbenturan satu sama lainnya. Hal ini

disebabkan karena tidak adanya koordinasi dalam perencanaan

lokasi kegiatan-kegiatan tersebut.

Secara keseluruhan sebagian besar daerah Sumatera Selatan sudah dapat dihubungkan, baik melalui jalan darat maupun me-lalui sungai. Namun demikian masih ada daerah-daerah pedesaan yang masih terisolasi, terutama daerah-daerah transmigrasi. Umpamanya, antara Kayu Agung dan lokasi transmigrasi di Pema-tang Panggang belum ada prasarana perhubungan yang memadai.

Masalah yang dihadapi oleh angkutan sungai adalah terja-

dinya pendangkalan sungai, sehingga pada musim kemarau sungai-

sungai ini tidak dapat dilayari sampai ke pedalaman. Ha-

nya S. Musi saja yang masih dapat menjangkau daerah pedesa-

an di pedalaman sampai ke Muara Rupit.

169

Page 11: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

Masalah dalam angkutan laut terutama disebabkan karena

pendangkalan alur pelayaran di S. Musi mulai dari ambang ma-

suk ke pelabuhan Boom Baru Palembang. Kapal yang akan masuk

pelabuhan harus menunggu naiknya arus pasang air laut. Di

samping Pelabuhan Palembang terdapat pula 3 pelabuhan lain,

yaitu Pelabuhan Pangkalan Balam di Pangkal Pinang, Pelabuhan

Mentok di Bangka, dan Pelabuhan Tanjung Pandan di Belitung,

yang juga sering mengalami pendangkalan.

Sarana angkutan lainnya adalah angkutan melalui udara. Ma-

salah yang dihadapi adalah bahwa pada musim kemarau Pelabuhan

Udara Talang Betutu Palembang seringkali tertutup kabut, se-

hingga pesawat terbang tidak dapat mendarat. Jumlah frekuensi

penerbangan dan jumlah penumpang cukup tinggi, rata-rata le--

bih dari 2.000 orang per hari. Jumlah arus penumpang ini su-

dah tidak seimbang dengan fasilitas terminal yang ada.

Masalah hubungan melalui telpon yang dihadapi adalah, bah-

wa dari 10 kabupaten, yang memiliki sentral telepon otomat ha-

nya kota Palembang dan Lahat, sedang di ibukota kabupaten la-

innya, walaupun sudah memiliki sentral telepon, namun masih

berupa telepon lokal batere. Hubungan antara ibukota kabupa-

ten dengan kota kecamatan masih sangat terbatas pemakaiannya.

Pelayanan pos sebagai penunjang komunikasi antar daerah

pedesaan masih kurang, karena kantor-kantor pos pembantu baik

di kota kecamatan maupun di desa jumlahnya masih sedikit se-

kali.

Dewasa ini kecenderungan pembukaan lahan untuk transmi-

grasi sudah menurun, kecuali di beberapa daerah yang telah

dicadangkan dan telah diteliti, seperti di Pulau Rimau seki-

tar 33.434 ha, Karang Agung 176.383 ha, Kayu Agung 36.000 ha,

170

Page 12: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

Lembah Liam 89.300 ha, Kelingi II 76.300 ha dan Lahat (Tebing

Tinggi) 48.000 ha.

Pada tahun 1980 penduduk usia sekolah dasar (7-12 tahun)

di Sumatera Selatan yang sudah dan masih sekolah di sekolah

dasar sebanyak 83%, dan selebihnya, yaitu 12% belum pernah

sekolah dan 5% putus sekolah.

Dewasa ini ratio guru - murid masih kurang seimbang, se-

hingga di beberapa daerah terdapat kekurangan tenaga guru. Di

Kabupaten Bangka ratio guru - murid adalah 1 : 58, di Kabupa-

ten Musi Rawas 1 : 53, di Kabupaten Lahat 1 : 47, di Kabupa-

ten Ogan Komering Ulu 1 : 45, di Kabupaten Belitung 1 : 45,

dan di Kotamadya 1 : 38.

Makin kecil ratio guru-murid, makin kecil kemungkinan gu-

ru untuk dapat mengajar dengan baik. Masalah ini akan menjadi

lebih rumit apabila terjadi di daerah pedesaan, karena masih

terbatasnya jumlah buku, alat,peraga, dan fasilitas belajar

lainnya.

Tingkat pertumbuhan murid sekolah tingkat dasar secara ke-

seluruhan adalah rata-rata 7,2% per tahun sedangkan tingkat

pertumbuhan guru hanya 1,3% rata-rata per tahun.

Dalam pada itu kemampuan SMTA untuk menampung lulusan

SMTP baru mencapai sekitar 33,4%.Dalam Repelita III jumlah lulusan SMTA yang masuk ke per-

guruan tinggi, terutama Universitas Sriwijaya, melebihi kapa-

sitas yang tersedia. Akibatnya, Universitas Sriwijaya keku-

rangan ruang kuliah, peralatan laboratorium dan tenaga penga-

jar.

Fasilitas pelayanan kesehatan di Sumatera Selatan belum

seluruhnya dapat menjangkau masyarakat luas. Puskesmas yang

171

Page 13: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

ada di kota kecamatan yang jumlahnya ada 118 buah belum sepe-

nuhnya dapat menjangkau masyarakat di daerah pedesaan yang

letaknya jauh dari lokasi Puskesmas. Di samping itu tingkat

pelayanan rumah sakit masih rendah, umpamanya, pelayanan yang

diberikan oleh Rumah Sakit Umum Palembang baru mencapai 75%

dari kebutuhan, dan rumah-rumah sakit kabupaten baru 40%.

Rendahnya tingkat pelayanan ini antara lain disebabkan oleh

kurangnya tenaga para medis, dokter umum, dan dokter ahli/

spesialis.

Permasalahan pada sektor sosial lainnya adalah masalah ma-

syarakat terasing (suku terasing). Masyarakat ini terdiri dari

dua kelompok, ialah masyarakat terasing dalam pengertian yang

sebenarnya, ialah suku terasing yang hidup jauh di pedalaman,

dan masyarakat yang mengasingkan diri di daerah pedalaman. Ma-

syarakat yang mengasingkan diri ini cukup banyak jumlahnya dan

harus ditangani seperti halnya menangani suku terasing (suku

Kubu).

Permasalahan pada sektor penerangan adalah penyediaan me-

dia massa berupa TV umum yang masih sangat kurang jumlahnya

dan kurang tersebar letaknya, mengingat tempat tinggal pendu-

duk yang tersebar terpencar-pencar di daerah yang luas, se-

hingga siaran TV, dan bahkan siaran radio masih belum dapat

menjangkau masyarakat di pedesaan.

II. ARAH DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

1. Arah pembangunan daerah dalam rangka pembangunan na-sional.

Pembangunan daerah diarahkan kepada pencapaian tujuan pem-

bangunan nasional, yaitu meletakkan dasar-dasar yang cukup ko-

172

Page 14: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

koh di dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang me-

rata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-

undang Dasar 1945.

Pelaksanaan pembangunan daerah diarahkan untuk meningkat-

kan pertumbuhan daerah dan menjamin pemerataan pembangunan dan

hasil-hasilnya bagi seluruh rakyat.

Dalam upaya untuk mengurangi ketimpangan pelaksanaan pem-

bangunan di daerah, perlu ditingkatkan keterpaduan dan kese-

rasian antara pembangunan sektoral dan daerah, antara pemba-

ngunan daerah perkotaan dan pedesaan, dan antara pembangun-

an satu wilayah dengan pembangunan wilayah lainnya.

Peranserta segenap lapisan masyarakat dalam pembangunan

daerah harus makin ditingkatkan. Oleh karena itu kemampuan

golongan ekonomi lemah perlu ditingkatkan agar golongan ini

dapat memanfaatkan modal dan potensi daerah secara berdaya-

guna dan berhasilguna. Namun demikian pemanfaatan sumber-sum-

ber alam haruslah secara rasional. Penggalian sumber kekayaan

alam harus diusahakan dengan cara yang tidak mengganggu atau

merusak tata lingkungan atau keserasian lingkungan hidup. Pe-

manfaatan teknologi dan ilmu pengetahuan dalam melaksanakan

pembangunan daerah harus dapat memberikan lapangan kerja yang

banyak, meningkatkan produktivitas tenaga kerja, dengan meng-

gunakan sebanyak mungkin alat-alat yang dihasilkan sendiri

dan mudah dipelihara sendiri, mendukung tercapainya sasaran

pembangunan, dan dapat meningkatkan keterampilan dalam meng-

gunakan teknologi yang lebih maju.

2. Kebijaksanaan pembangunan daerah

Dengan memperhatikan hasil-hasil pembangunan selama Repe-

173

Page 15: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

lita III, pembangunan daerah di Sumatera Selatan akan diting-

katkan dengan tujuan memperluas kesempatan kerja, mendorong

pembagian pendapatan yang lebih merata dan meningkatkan taraf

hidup rakyat pada umumnya.

Untuk mencapai maksud tersebut maka pembangunan di Suma-

tera Selatan akan diarahkan dalam 6 wilayah pembangunan yang

didasarkan atas potensi atau kondisi tiap-tiap wilayah. Atas

dasar pembagian tersebut maka ada 6 wilayah yaitu pembangunan

Wilayah Pembangunan Palembang sebagai wilayah pembangunan in-

dustri; Wilayah Pembangunan Sekayu sebagai wilayah pengemba-

ngan hasil karet dan kayu; Wilayah Pembangunan Lubuk Linggau

sebagai wilayah pengembangan hasil karet dan kayu; Wilayah

Pembangunan Lahat sebagai wilayah pengembangan hasil kopi dan

sayuran; Wilayah Pembangunan Baturaja sebagai wilayah pengem-

bangan hasil padi, karet dan kopi; dan Wilayah Pembangunan

Bangka dan Belitung sebagai wilayah pengembangan industri.

Masalah-masalah yang belum terpecahkan dalam Repelita III

akan diusahakan untuk mengatasinya dalam Repelita IV. Yang

masih perlu dilanjutkan adalah antara lain usaha mengurangi

atau menghilangkan ketimpangan pembangunan daerah, peningkat-

an produksi pangan, peningkatan hasil pertanian untuk ekspor,

peningkatan kemampuan golongan ekonomi lemah, pemantapan usa-

ha koperasi, perluasan pendidikan, pelayanan kesehatan dan gi-

zi, serta kegiatan penunjang lainnya.

Sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai tersebut, maka

titikberat pembangunan dalam Repelita IV adalah pembangunan

di bidang ekonomi dengan prioritas pada sektor pertanian yang

terpadu yang berkaitan dengan pembangunan daerah pedesaan,

peningkatan ekspor hasil pertanian, peningkatan industri yang

174

Page 16: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

menyokong sektor pertanian dan industri lainnya yang sesuai

dengan potensi dan kondisi daerah.

Peningkatan produksi sektor pertanian ditekankan pada je-

nis produksi pangan dan produksi perkebunan untuk komoditi

ekspor dengan usaha intensifikasi, ekstensifikasi dan diversi-

fikasi. Peningkatan kegiatan industri akan diarahkan untuk

mengolah hasil-hasil pertanian menjadi bahan baku, bahan se-

tengah jadi dan barang jadi, dan untuk semua kegiatan terse-

but diutamakan industri-industri padat karya. Peningkatan

produksi tersebut, perlu ditunjang oleh peningkatan, perbaik-

an, dan penambahan prasarana jalan dan jembatan, perhubungan

sungai, laut, dan perhubungan lainnya.

Dalam rangka pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,

akan dilaksanakan pembangunan di berbagai sektor dengan mem-

perhatikan potensi dan kondisi alam daerah Sumatera Selatan.

Usaha untuk pemerataan itu perlu diselaraskan dengan usaha-

usaha peningkatan kesempatan kerja, pemberantasan kemiskinan,

perlindungan terhadap golongan ekonomi lemah, dan lain seba-

gainya.

Dengan usaha peningkatan di sektor pertanian, dan sektor

industri yang didukung oleh sektor prasarana perhubungan dan

sektor-sektor lainnya, diharapkan pendapatan daerah (PDRB)

dalam Repelita IV akan dapat meningkat rata-rata sekitar 6,0%

per tahun.

III. KEGIATAN-KEGIATAN PEMBANGUNAN SELAMA REPELITA IV

Dalam rangka pembangunan di sektor pertanian, terutama

peningkatan produksi pangan, akan diusahakan peningkatan pro-

duksi padi, jagung, ubi-ubian, kacang-kacangan melalui inten-

175

Page 17: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

sifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi serta rehabilitasi.

Intensifikasi tanaman pangan akan meliputi padi, jagung,

ubi-ubian, kacang-kacangan, sayuran dan buah-buahan, disertai

dengan pembangunan dan pembinaan pusat-pusat kebun benih, ba-

lai-balai benih, unit-unit pengamatan hama/penyakit tanaman

dan balai-balai penyuluhan pertanian.

Ekstensifikasi tanaman pangan akan dilakukan melalui pen-

cetakan sawah dan pembinaan pertanian daerah transmigrasi.

Usaha diversifikasi tanaman dan pemanfaatan pekarangan untuk

tanaman yang bergizi akan terus dikembangkan, dan juga terha-

dap tanaman di sawah dan tegalan akan lebih ditingkatkan ter-

utama untuk daerah-daerah rawan pangan yang tanahnya kurang

subur. Sejalan dengan itu usaha rehabilitasi dan pemeliharaan

jaringan irigasi akan ditingkatkan. Untuk pemanfaatan air ma-

ka perkumpulan petani pemakai air (P3A) akan lebih diperhati-

kan termasuk penyuluhannya. Pencetakan sawah baru sebagai sa-

lah satu usaha perluasan areal pertanian akan dilaksanakan

pada lahan irigasi sederhana di daerah Kabupaten Ogan Kome-

ring Hulu, Musi Rawas dan Bangka, lahan irigasi sedang kecil

di daerah Kabupaten Ogan Komering Hulu dan Musi Rawas, lahan

rawa sedang di Ogan Komering Ilir dan Musi Banyu Asin serta

lahan rawa pasang surut di Lematang Ilir Ogan Tengah dan Musi

Banyu Asin.

Usaha intensifikasi dan ekstensifikasi peternakan akan di-

laksanakan melalui peningkatan populasi ternak, perluasan ke-

sempatan kerja, peningkatan pendapatan petani dengan memadukan

usaha intensifikasi ternak dengan kegiatan pokok tani pe-

desaan, pencegahan dan pemberantasan penyakit, penyebaran bi-

176

Page 18: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

bit unggul, penyediaan kredit, penyuluhan, pengembangan sis-

tem peternakan inti dan peningkatan sumber bibit sapi dan hi-

jauan makanan ternak di Sembawa.

Peningkatan produksi perikanan laut, akan dilaksanakan me-

lalui kegiatan penyempurnaan sarana dan prasarana penangkapan

ikan di laut, sedangkan pengembangan perikanan darat, terma-

suk perairan umum akan dilaksanakan melalui berbagai peneliti-

an agar perikanan darat yang sudah ada dapat ditingkatkan, di

samping penyempurnaan balai-balai benih ikan, penyuluhan per-

ikanan dan pelestarian sumber perikanan.

Dalam rangka peningkatan produksi perkebunan, akan dilak-

sanakan melalui usaha-usaha pokok peremajaan/perluasan tanam-

an karet, kelapa, kelapa sawit, coklat, lada, cengkeh, tebu

yang akan mencakup areal 109.102 ha, serta intensifikasi dan

rehabilitasi tanaman kelapa, kopi, lada, cengkeh, tebu, tem-

bakau seluas 39.225 ha. Selain usaha peningkatan produksi,

juga akan diikuti dengan usaha peningkatan mutu serta perbai-

kan tata niaga dengan pengikutsertaan PNP/PTP, perkebunan besar

dan lembaga swasta lainnya dengan meningkatkan peranser-

ta koperasi. Pelaksanaannya akan dilakukan dengan pola UPP,

pola PIR dan secara parsial. Di samping itu akan diusahakan

pengembangan tanaman yang potensial non tradisional seperti

linum, abaca, stevia, kenaf, melinjo, jarak, tanaman obat-

obatan dan lain-lain.

Peningkatan produksi kehutanan sebagai sumber alam yang

cukup potensial, akan dilaksanakan melalui kegiatan penertiban

penebangan hutan, penanaman kembali hutan yang rusak (re-

boisasi), pengawasan hutan lindung dan penghijauan terutama

di daerah aliran Sungai Musi.

177

Page 19: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

Kegiatan pembangunan pengairan dikaitkan dengan usaha pe-

ningkatan produksi pangan. Pembangunan pengairan dilaksanakan

sejalan dengan usaha intensifikasi, ekstensifikasi, diversi-

kasi dan rehabilitasi pertanian pangan. Dengan demikian pem-

bangunan pengairan dilaksanakan dalam usaha perluasan areal

intensifikasi tanaman pangan, mencakup pembangunan irigasi

kecil dan sedang, irigasi Belitang - Komering, serta pengem-

bangan daerah rawa dan rawa pasang surut. Kegiatan tersebut

sekaligus dikaitkan dengan program transmigrasi dan menunjang

perluasan lahan pertanian.

Untuk menanggulangi ancaman banjir dilanjutkan usaha per-

baikan dan pengamanan sungai-sungai.

Pembangunan di sektor industri akan dikaitkan dengan usa-

ha pengelolaan hasil pertanian sesuai dengan potensi yang

ada. Berkaitan dengan kegiatan penanaman kelapa sawit oleh

PTP, PIR dan swasta pada saat ini akan didorong industri pe-

ngolahan minyak kelapa sawit. Selain itu, dengan akan diba-

ngunnya beberapa pabrik gula tebu akan didorong pembangunan

industri pengolah limbah/ampas tebu dan pengolah tetes tebu.

Pembangunan industri akan diarahkan untuk pengembangan indus-

tri sedang, industri kecil dan kerajinan rakyat. Dalam rang-

ka peningkatan pengembangan industri kecil antara lain akan

didorong perkembangan industri kecil pengolah hasil perta-

nian di daerah transmigrasi. Untuk itu perlu dilakukan pe-

nyuluhan dan bimbingan untuk meningkatkan keterampilan baik

teknis maupun manajemennya, meningkatkan mutu basil industri

dan membangun daerah khusus kawasan industri serta desa-desa

kerajinan. Untuk menunjang usaha pembangunan dan peningkatan

mutu basil industri, terutama industri kecil dan kerajinan,

akan ditingkatkan fungsi dan peranan balai pengembangan dan

178

Page 20: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

penelitian industri yang telah ada di Sumatera Selatan.

Di samping itu akan dilakukan pula usaha-usaha untuk me-

ngembangkan industri batubata dan genteng di Kabupaten Bangka,

pemanfaatan kapasitas terpasang pabrik bahan perekat ply-

wood di Palembang, dan melanjutkan rencana pembangunan indus-

tri aromatik di Plaju.

Peningkatan industri lainnya adalah antara lain optimali-

sasi kapasitas terpasang dari industri crumb-rubber yang ada

di Kabupaten-kabupaten Musi Banyuasin, Muara Enim dan Musi

Rawas dan industri semen di Kabupaten Lahat.

Pembangunan di bidang tenaga listrik, akan dilaksanakan

dengan penyediaan tenaga listrik untuk wilayah-wilayah yang

termasuk dalam wilayah PLN IV antara lain di Sumatera Sela-

tan, yaitu PLTU Bukit Asam Unit I dan II (2 x 65 MW) dan se-

jumlah PLTD antara lain di Bukit Asam, Pangkalpinang, Muntok

dan Manggar. Di samping itu akan dibangun transmisi 150 kv

dan 70 kv antara PLTU Bukit Asam - Baturaja dan PLTU Bukit

Asam - Prabumulih, gardu induk jaringan tegangan menengah,

jaringan tegangan rendah, berikut gardu trafo distribusi se-

hingga dapat meningkatkan pelayanan masyarakat. Di samping

untuk daerah perkotaan, listrik masuk desa akan ditingkatkan

wilayah jangkauannya.

Di bidang pertambangan, akan dilanjutkan kegiatan pemeta-

an geologi, inventarisasi dan eksplorasi berbagai bahan gali-

an untuk mineral industri, dan kegiatan bimbingan teknik eks-

plorasi, teknologi penambangan dan keselamatan kerja bagi Pa-

ra pemegang kuasa pertambangan (KP) dan SIPD (surat izin pe-

nambangan daerah) di daerah serta usaha pertambangan rakyat

lainnya.

179

Page 21: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

Kegiatan eksplorasi batubara di Bukit Asam akan dilaksa-

nakan antara lain di daerah tambang Bangko, Arahan, Air Lawai

dan Suban Jeriji . Di samping itu akan dilaksanakan pembangun-

an tambang batubara di Bukit Asam, sehingga dapat meningkat-

kan produksinya menjadi sekitar 3,3 juta ton pada akhir Repe-

lita IV, serta melanjutkan usaha pengembangan industri petro-

kimia.

Dalam rangka peningkatan kegiatan perdagangan akan dilak-

sanakan melalui penyempurnaan sistem administrasi termasuk

penyempurnaan perundang-undangan dan peraturannya, penyeder-

hanaan sistem perizinan serta usaha-usaha penyempurnaan lem-

baga perdagangan dan pemasaran untuk peningkatan efisiensi

dan efektivitas penyaluran sarana produksi serta pemasaran

hasil-hasil produksi. Demikian pula akan dilanjutkan usaha-

usaha perluasan pasaran barang-barang produksi dalam negeri

melalui penyebar luasan informasi pasar, perlindungan konsu-

men serta peningkatan dan pengembangan peranan pedagang go-

longan ekonomi lemah melalui penataran, penyuluhan dan pusat-pusat pembinaan/pelayanan pengusaha golongan ekonomi lemah.

Usaha-usaha untuk meningkatkan ekspor non migas akan terus

dilanjutkan dalam rangka pengembangan perdagangan luar negeri

melalui pengendalian mutu penggarapan komoditi potensial, pe-

ningkatan koordinasi yang lebih terpadu antar instansi dan

penyuluhan eksportir.

Di bidang tenaga kerja dilanjutkan kegiatan latihan, dan

keterampilan serta kewiraswastaan di lembaga-lembaga latihan

yang ada baik milik pemerintah, maupun lembaga latihan swasta

dan perusahaan. Kegiatan latihan disesuaikan dengan kebutuhan

pasar kerja dan kesempatan kerja daerah setempat. Selain itu

lebih ditingkatkan perencanaan tenaga kerja yang menyeluruh,

180

Page 22: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

terkoordinasi dan terpadu mencakup semua sektor pembangunan

pemerintah dan swasta baik di Daerah Tingkat I, maupun di

Daerah Tingkat II. Penyebaran dan pemanfaatan tenaga kerja

muda terdidik ke daerah pedesaan sebagai tenaga kerja sukare-

la pelopor pembaharuan dan pembangunan terus dilanjutkan dan

disempurnakan.

Proyek Padat Karya Gaya Baru (PKGB) yang ditujukan untuk

mengatasi masalah kekurangan lapangan kerja dilaksanakan di

kecamatan-kecamatan padat penduduk dan miskin baik di daerah

perkotaan maupun pedesaan dengan mengutamakan wilayah-wilayah

yang sering dilanda bencana alam dan kegiatan ekonomi yang

menurun. Sejauh mungkin pelaksanaan kegiatan PKGB dipadukan

dengan pembangunan wilayah kecamatan UDKP.

Selama Repelita IV pelaksanaan transmigrasi dalam rangka

penyebaran penduduk dan pembukaan areal pertanian baru akan

dilanjutkan. Diperkirakan selama Repelita IV akan dilaksanakan

penyiapan lahan seluas + 99.882 ha atau sekitar + 66.588

kepala keluarga penduduk di daerah pemukiman transmigrasi yang

terdiri dari transmigran umum, transmigran swakarsa dan

pemukiman kembali.

Pembangunan di sektor perhubungan dan pariwisata, akan

mencakup kegiatan pembangunan di beberapa bidang antara lain

di bidang prasarana jalan akan dilaksanakan rehabilitasi,

pembangunan baru, peningkatan dan pemeliharaan serta penun-

jangan jalan propinsi.

Jaringan jalan yang perlu direhabilitasi adalah jaringan

jalan antara : Pagar Alam - batas Bengkulu sekitar 49,5 km.

Pembangunan baru jalan terutama adalah antara : Kayu

Agung - Pematang Panggang (daerah transmigrasi) - batas Lam-

181

Page 23: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

pung 110 km, Babat - Sarolangun - batas Jambi sekitar 140 km.

Peningkatan jalan terutama adalah untuk jalan-jalan

antara : Prabumulih - Gunung Megang, Lahat - Tebing Tinggi -

Muara Beliti, Indralaya - Meranjat, Meranjat - Kayu Agung,

Meranjat - Beringin, Prabumulih - Kayu Agung, Kayu Agung -

Gunung Batu, Kayu Agung - Baturaja, Rasuan - Gumawang, Be-

tung - batas Jambi, Sekayu - Betung, Sekayu - Gunung Megang,

Sekayu - Muara Beliti - batas Jambi, Sp. Periuk - Tugu Mulya,

Pagar Alam - Tanjung Raya, Pagar Alam - batas Bengkulu, Sp.

Air Dingin - Pagar Alam, Muara Dua Kisam - Bayur, Ibul - Tan-

jung Kelian, Sungai Liat - Lumut, Kamang - Koba, Koba - Air

Bara, Air Bara - Taboali, Sungai Liat - Puding Besar, Pangkal

Pinang - Katis, Perawas - Badau, Sp. Rangiang - Gantung, Pe-

rawas - Manggar, Tanjung Pandan - Mambalong, Muara Enim - Su-

gih Waras - Baturaja - batas Lampung, Palembang - Kayu Agung,

Lumut - Tanjung Gudang, Pangkal Pinang - Namang, Katis - S.

Selan, Puput - Air Bapa, Badau - Sp. Rangiang - Sp. Pedang,

dan Badau - Gantung.

Pembangunan di bidang perhubungan darat akan dilakukan de-

ngan peningkatan rel kereta api jurusan Lahat - Lubuk Linggau.

Untuk peningkatan fasilitas angkutan sungai dan penyebe-

rangan, akan dibangun dermaga/terminal penyeberangan di Bang-

ka, Belitung, Palembang dan Kayu Arang, pembangunan dermaga

sungai, pemasangan rambu-rambu sungai/laut, pembersihan alur

pelayaran dan pengerukan.

Untuk pengembangan fasilitas dan pengawasan lalu-lintas

jalan, akan dilaksanakan kegiatan-kegiatan pengujian kendara-

an bermotor, pemasangan lampu lalu-lintas, rambu-rambu lalu-

lintas, marka jalan dan peralatan operasional.

182

Page 24: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

Kegiatan pembangunan di bidang perhubungan laut, meliputi

kegiatan peningkatan fasilitas pelabuhan yang sudah ada untuk

meningkatkan kemampuan pelayanan bongkar muat barang yang me-

ningkat sesuai dengan perkembangan produksi daerah Sumatera

Selatan. Untuk itu pula diperlukan kelancaran dan keselamatan

pelayaran dengan melaksanakan pengerukan alur pelayaran

Sungai Musi.

Di bidang jasa pos dan telekomunikasi, akan dikembangkan

jasa pos dan giro serta jasa telekomunikasi dengan pembangun-

an antara lain kantor pos, pos pembantu, pos keliling, bis surat 81 buah dan pemasangan pesawat telepon sebanyak 34.000

ss, telex 600 ss serta pembangunan stasiun monitoring berge-

rak di Palembang.Dalam bidang perkoperasian, upaya peningkatan kemampuan

organisasi, tata laksana, dan usaha akan dilanjutkan. Upaya

peningkatan itu tetap akan diprioritaskan pada koperasi pri-

mer, khususnya koperasi unit desa (KUD) yang melaksanakan

usaha dalam bidang pertanian pangan, peternakan rakyat, peri-

kanan rakyat, perkebunan rakyat, kerajinan rakyat, industri

kecil, perkreditan/simpan pinjam, kelistrikan desa, jasa ang-

kutan pedesaan, dan berbagai jenis komoditi ekspor yang di-

produksi masyarakat pedesaan Jambi. Lain dari pada itu, mutu

dan intensitas pelayanan koperasi kepada anggotanya juga akan

ditingkatkan.

Untuk mendukung upaya peningkatan di atas, akan diusaha-

kan adanya penyempurnaan dalam metoda, materi, dan penye-

lenggaraan pendidikan, penataran dan latihan ketrampilan pe-

ngurus, badan pemeriksa, manajer, dan karyawan koperasi serta

penyempurnaan cara pemberian bantuan tenaga manajemen yang

183

Page 25: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

terdidik/terlatih kepada KUD yang dianggap masih memerlukan

bantuan yang dimaksud. Untuk menciptakan iklim masyarakat

yang mendukung pengembangan kehidupan koperasi yang sehat,

penerangan dan penyuluhan perkoperasian akan dilanjutkan dan

ditingkatkan.

Untuk membantu golongan ekonomi lemah maka usaha-usaha

yang telah dilaksanakan dalam Repelita III, seperti bimbing-

an, latihan keterampilan untuk meningkatkan mutu, penyediaan

fasilitas pasar dan bantuan modal (kredit candak kulak dan

sebagainya) akan terus dilanjutkan dan ditingkatkan, sedang-

kan potensi pengusaha kecil akan terus dikembangkan antara lain

melalui program KIK dan KMKP.

Pembangunan di bidang pendidikan umum dan generasi muda,

akan dilaksanakan dengan pembangunan sekitar 3.710 ruang ke-

las baru untuk pendidikan sekolah dasar, perbaikan sekitar

2.550 gedung sekolah dasar, pembangunan 1 SLB pembina tingkat

propinsi, dan rehabilitasi taman kanak-kanak.

Untuk tingkat SMTP, akan dibangun 175 SMP baru, penambah-

an sekitar 1.126 ruang kelas baru, rehabilitasi 24 sekolah

dan pembangunan/pengembangan sejumlah SMTP kejuruan dan tek-

nologi.

Untuk tingkat SMTA, akan dibangun sekitar 29 S4A, 2 STM,

2 SMT pertanian, 3 SMEA, penambahan 359 ruang kelas baru un-

tuk SMA, pengembangan 4 SPG, rehabilitasi 12 SMA, sekolah ke-

juruan dan teknologi negeri, 1 SGO dan 4 sekolah kejuruan dan teknologi swasta.

Dalam rangka pelaksanaan dan pemantapan wajib belajar,

akan dibangun kantor pengelolaan pembinaan pendidikan dasar

di 23 kecamatan.

184

Page 26: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

Untuk meningkatkan mutu taman kanak-kanak, SD, SLB, SMTP

dan SMTA, akan disediakan buku pelajaran pokok, buku perpus-

takaan, alat pelajaran, alat peraga, alat keterampilan, dan

penataran para guru, kepala sekolah dan pembina. Sejalan de-

ngan itu akan dibangun 42 laboratorium untuk ilmu-ilmu alam

untuk SMP dan sebanyak 12 laboratorium untuk SMA, 150 ruang

ketrampilan untuk SMP dan 12 ruang keterampilan untuk SMA.

Universitas Sriwijaya akan ditingkatkan terutama untuk bi-

dang-bidang pertanian, perikanan, kesehatan, kehutanan, perin-

dustrian, konservasi lingkungan, pengembangan politeknik bi-

dang teknologi dan tata niaga, sedangkan perguruan tinggi

swasta juga akan dikembangkan.

Melalui pendidikan masyarakat, akan dibelajarkan sekitar

301.000 orang usia 7 - 44 tahun yang masih buta huruf dan se-

kitar 211.000 orang usia 13 - 29 tahun yang sudah dapat mem-

baca, menulis dan berhitung. Untuk itu akan dilatih sekitar

5.700 orang tutor/monitor dan tenaga teknis pendidikan masya-

rakat dan akan ditunjang dengan penyediaan sekitar 2,1 juta

buku Paket A dengan kelengkapannya. Di samping itu akan di-

bangun balai pendidikan masyarakat, renovasi dan pembangunan

sanggar kegiatan belajar.

Di dalam rangka pembinaan generasi muda, akan dilaksana-

kan pembinaan dengan melaksanakan latihan untuk sekitar 25

ribu pemuda usia 15 - 30 tahun, pembinaan 1.100 Pramuka, 900

tenaga teknis/pembina kepramukaan, pembinaan terhadap 1,0 ju-

ta warga masyarakat termasuk penyandang cacat dan 838.000 pe-

lajar/mahasiswa, pembinaan terhadap 3.500 orang olahragawan

dengan mempersiapkan tenaga guru, pelatih, pembina penggerak

olah raga, pengadaan sarana dan buku olah raga. Di bidang

185

Page 27: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

kebudayaan akan terus ditingkatkan antara lain dalam bidang

kepurbakalaan, kesejarahan dan permuseuman. Di samping itu

dikembangkan kesenian meliputi kegiatan pembinaan, pemeliha-

raan, penyebarluasan dan pemanfaatan kesenian daerah termasuk

kesenian daerah yang hampir punah, dan fungsionalisasi taman

budaya, sedangkan pengembangan bahasa dan sastra akan dilak-

sanakan melalui kegiatan pembinaan bahasa daerah dan pembina-

an pengembangan bahasa Indonesia. Kecuali itu akan dikembang-

kan perbukuan dan perpustakaan, inventarisasi dan dokumentasi

kebudayaan daerah, penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan

daerah penerbitan serta penyebarluasan hasil penelitian ter-

sebut.

Dalam rangka upaya meningkatkan pelayanan kesehatan ma-

syarakat melalui Puskesmas akan dilakukan pembangunan 24 Pus-

kesmas dan 155 Puskesmas Pembantu terutama di daerah pemukim-

an baru termasuk transmigrasi dan daerah terpencil, serta

pengadaan 4 buah Puskesmas rawat tinggal. Untuk meningkatkan

pemerataan dan perluasan jangkauan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat akan ditingkatkan pula penyuluhan kesehatan masya-

rakat dengan menggunakan pendekatan pembangunan kesehatan ma-

syarakat (PKMD). Selain itu juga akan ditingkatkan berbagai

kegiatan yang ditujukan kepada kelompok ibu dan anak serta

usaha kesehatan sekolah.

Dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan rujuk-

an akan diusahakan peningkatan RSU Palembang, peningkatan se-

buah RS klas C menjadi klas C+, peningkatan 3 buah RS klas D

menjadi klas C dan peningkatan 2 buah RS klas D menjadi RS

klas D+, peningkatan rumah sakit umum lainnya yang telah ada

serta pelayanan kesehatan jiwa melalui terutama, pelayanan

rawat jalan dan peningkatan pelayanan laboratorium kesehatan.

186

Page 28: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

Peningkatan RS Jiwa Palembang juga akan mendapatkan perhatian.

Untuk menjamin tercapainya sistem pengadaan dan distri- busi obat pada unit pelayanan kesehatan akan dibangun 4 buah sarana penyimpanan obat, alat dan perbekalan kesehatan.

Peningkatan upaya kesehatan lainnya adalah pencegahan dan

pemberantasan penyakit menular serta peningkatan pengendali-

an, pengadaan dan pengawasan that, makanan, kosmetika, alat

kesehatan dan bahan berbahaya. Selain itu diadakan peningkat-

an perbaikan gizi melalui usaha perbaikan gizi keluarga (UP-

GK), peningkatan pencegahan dan penanggulangan kekurangan vi-

tamin A dan anemia gizi besi serta pencegahan gondok endemik.

Untuk meningkatkan kemampuan perencanaan dan pengelolaan pro-

gram gizi, sistem kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) akan di-

kembangkan. Untuk meningkatkan kemampuan perencanaan dan

pengelolaan program gizi, sistem kewaspadaan pangan dan gizi

(SKPG) akan dikembangkan.

Di samping itu untuk memberi kemudahan masyarakat memper-

oleh air bersih, dibangun berbagai jenis sarana air bersih

dan dilakukan pula usaha kesehatan atau lingkungan. Dalam

rangka meningkatkan pembangunan sarana air bersih, terutama

untuk penduduk pedesaan, akan di bangun 25 buah penampungan

air dengan perpipaan, 15 buah sumur artesis, 50 buah perlin-

dungan mata air, 1.100 buah penampungan air hujan, 15.432

buah sumur pompa tangan dangkal dan dalam serta sejumlah sa-

rana air bersih jenis lainnya.

Untuk memenuhi kekurangan tenaga kesehatan khususnya te-

naga paramedik akan dilakukan usaha meningkatkan jumlah lu-

lusan melalui kelas paralel dan pendidikan cepat pekarya ke-

sehatan. Di samping itu akan ditingkatkan sarana pendidikan

187

Page 29: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

sekolah yang ada dan akan dibangun berbagai sekolah/akademi

kesehatan sesuai keperluannya.

Untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk dan meningkat-

kan kesejahteraan keluarga, kegiatan program keluarga beren-

cana dilanjutkan. Diharapkan dapat dicapai sejumlah kurang

lebih 547.000 peserta baru dan sekitar 465.000 peserta lesta-

ri. Di samping itu dilanjutkan pembinaan untuk menjaga ke-

langsungan peserta program keluarga berencana yang sudah ada.

Pembangunan di bidang agama antara lain ialah, akan dise-

diakan kitab suci berbagai agama, pemberian bantuan untuk pem-

bangunan/rehabilitasi 750 tempat ibadah berbagai agama, pemba-

ngunan 50 balai nikah dan penasehat perkawinan, perluasan se-

jumlah balai sidang pengadilan agama dan kantor-kantor urusan

agama di tingkat kecamatan serta kabupaten/kotamadya dan wi-

layah.

Untuk peningkatan mutu perguruan agama, akan ditingkatkan

dan disempurnakan prasarana dan sarana pendidikan pada madra-

sah ibtidaiyah negeri, madrasah tsanawiyah negeri, madrasah

aliyah negeri dan pendidikan guru agama negeri. Kegiatan-ke-

giatan tersebut meliputi rehabilitasi (termasuk madrasah ib-

tidaiyah swasta)/penambahan ruang kelas, penyediaan antara

lain alat peraga, buku pelajaran dan buku perpustakaan serta

penataran guru berbagai bidang studi.

Selanjutnya, IAIN Raden Patah akan terus ditingkatkan se-

suai dengan Tridharma Perguruan Tinggi. Sementara itu pene-

rangan dan bimbingan hidup beragama akan terus ditingkatkan

terutama bagi masyarakat-masyarakat khusus.

Dalam rangka pembangunan di bidang hukum, akan dilaksana-

kan perluasan/rehabilitasi beberapa pengadilan negeri, pem-

188

Page 30: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

bangunan sejumlah tempat sidang di kota-kota kecil, pemba-

ngunan 1 lembaga pemasyarakatan, pembangunan 4 rumah tahanan

negara (RUTAN), pembangunan beberapa rumah penitipan benda-

benda sitaan negara (RUPBASAN), perubahan beberapa lembaga

pemasyarakatan menjadi RUTAN, pembangunan sebuah balai bim-

bingan kemasyarakatan dan pengentasan anak (BISPA), dan reha-

bilitasi serta perluasan beberapa kantor kejaksaan negeri.

Peningkatan pengembangan yurisprudensi akan dilaksanakan bekerjasama dengan universitas. Di samping itu akan diting-katkan pula kegiatan penyuluhan hukum dalam rangka meningkat- kan kesadaran hukum masyarakat. Sementara itu untuk memberi- kan kesempatan memperoleh keadilan, penyelenggaraan bantuan hukum dan konsultasi hukum terutama untuk golongan masyarakat yang kurang mampu akan lebih dimantapkan. Pelaksanaan operasi yustisi dalam rangka penegakan hukum akan lebih ditingkatkan pula yang kurang mampu akan lebih dimantapkan. Pelaksanaan operasi yustisi dalam rangka penegakan hukum akan lebih ditingkatkan pula.

Di bidang penerangan akan dilanjutkan tugas-tugas pene-

rangan operasional antara lain melalui sarasehan dengan me-

manfaatkan Puspenmas sebagai pusat pelayanan informasi, pame-

ran, kegiatan sosio-drama dan pertunjukan tradisional yang

komunikatif. Untuk meningkatkan penyebaran arus informasi ke

pedesaan, kegiatan koran masuk desa (KMD) dilanjutkan dengan

mengikut sertakan secara aktif peranan pers daerah setempat.

Dalam pada itu akan dilaksanakan rehabilitasi/pembangunan

stasiun RRI dan peningkatan siarannya disamping pembangunan

stasiun pemancar TV.

Di bidang kesejahteraan sosial akan dilakukan kegiatan

189

Page 31: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

antara lain: peningkatan dan pembinaan secara terpadu masya-

rakat terasing di Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Musi

Rawas, Kabupaten Muara Enim Kabupaten Lahat dan Kabupaten

Bangka; memberikan bimbingan latihan dan fasilitas untuk me-

nunjang usaha pemugaran perumahan desa dan lingkungan; me-

ningkatkan pembinaan organisasi dan yayasan-yayasan yang ber-

gerak di bidang sosial untuk meningkatkan partisipasi sosial

masyarakat. Untuk menjangkau sasaran pelayanan dan pembangun-

an bidang kesejahteraan sosial di daerah pedesaan akan dikem-

bangkan dan dibina tenaga-tenaga pekerja sosial masyarakat

(PSM). Pembinaan karang taruna akan ditingkatkan dan kegiat-

annya dipadukan dengan program generasi muda dan di samping

itu jumlah karang taruna akan diperbanyak. Kecuali itu mem-

berikan pelayanan penyantunan kepada lanjut usia, para cacat,

fakir miskin, anak terlantar, tuna sosial dan korban bencana

alam.

Pembangunan di bidang perumahan rakyat dan pemukiman akan

dilaksanakan dengan pembangunan rumah-rumah sederhana dan ru-

mah inti, penanganan perbaikan lingkungan kota di kota-kota

Palembang, Baturaja, Lubuk Linggau, Lahat dan Muara Enim. Se-

jalan dengan itu akan dilaksanakan penanganan parintisan pe-

mugaran perumahan desa di sekitar 175 desa, perluasan/peman-

faatan dan peningkatan penyediaan air bersih di kota-kota Pa-

lembang, dan lainnya serta pelayanan air bersih di beberapa

IKK.

Penanganan drainase kota dan persampahan akan dilaksana-

kan di kota-kota Palembang, Sekayu, Pangkal Pinang dan Tan-

jung Pandan.

Di bidang pengelolaan sumber alam dan lingkungan hidup

190

Page 32: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

serta guna mempertahankan keseimbangan ekologi, terutama dalam

rangka rehabilitasi tanah kritis, akan dilanjutkan kegiatan

penghijauan dan reboisasi. Pelaksanaannya akan diutamakan pada

daerah-daerah kritis terutama DAS Musi. Demikian pula pence-

gahan pencemaran lingkungan, baik di desa maupun di perkotaan,

pembinaan suaka alam dan hutan-hutan lindung, akan dilan-

jutkan.

Dalam rangka mengkoordinasikan dan menyerasikan pelaksa-

naan kegiatan pembangunan yang dilakukan secara sektoral da-

lam berbagai program, baik yang dilakukan oleh pemerintah mau-

pun yang dilakukan masyarakat, penyusunan rencana tata ruang

kota dan wilayah akan dilanjutkan. Kualitas rencana kota dan

rencana wilayah akan ditingkatkan dan disempurnakan hingga

dapat dipergunakan secara efektif baik sebagai landasan pe-

laksanaan pembangunan kota dan wilayah maupun pembinaan ter-

tib tata ruang kota dan tata ruang wilayah. Prioritas akan

diberikan kepada kota-kota pusat pengembangan dan wilayah

yang berkembang dengan cepat.

Untuk mengusahakan keserasian dan pemerataan pembangunan

di seluruh daerah, maka pembangunan sektoral ditunjang dengan

program-program bantuan kepada daerah. Program-program dimak-

sud adalah Bantuan Pembangunan Desa, Bantuan Pembangunan Dae-

rah Tingkat II, Bantuan Pembangunan Daerah Tingkat I, Bantuan

Pembangunan Sekolah Dasar, Bantuan Pembangunan Sarana Keseha-

tan, Bantuan Pembangunan Reboisasi dan Penghijauan, Bantuan

Penunjangan Jalan Kabupaten dan Bantuan Kredit Pembangunan/

Pemugaran Pasar.

191

Page 33: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)

TABELLUAS WILAYAH, SATUAN PEMERINTAHAN DAN KEPADATAN PENDUDUK

DAERAH TINGKAT I SUMATERA SELATAN,TAHUN 1980

No. Kabupaten/Kotamadya Luas Wilayah(km2)

JumlahKecamatan

JumlahDesa

Jumlah Penduduk(Sensus 1980)

Kepadatan PendudukRata-rata per km2

1. Kodya Palembang 244 6 53 787.18 3.226

2. Kodya Pangkalpinang 32 2 55 90.096 2.816

3. Kabupaten Musi Banyuasin 25.644 8 238 591.074 23

4. Kabupaten Ogan Komering Ilir 21.658 12 315 564.080 26

5. Kabupaten Ogan Komering Ulu 10.408 14 456 750.799 72

6. Kabupaten Muara Enim 9.575 10 258 430.834 45

7. Kabupaten Lahat 4.034 12 576 484.893 120

8. Kabupaten Musi Rawas 21.513 11 217 367.037 17

9. Kabupaten Belitung 4.532 4 54 163.815 36

10. Kabupaten Bangka 11.614 13 129 399.986 34

DAERAH TINGKAT I : 109.254 92 2.351 4.629.801 42

Page 34: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)
Page 35: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)
Page 36: Bag 06-84-85-cek -20090130073111__5(1)