badan pengawasan keuangan dan pembangunan … pp kalbar2016.pdf · anggaran kegiatan (521211,...
TRANSCRIPT
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PERWAKILAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT
LAPORAN ANALISIS PENUGASAN PENGAWASAN ATAS PROGRAM
KERJA PENGAWASAN (PKPT) PERWAKILAN BPKP PROVINSI
KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016
NOMOR : S-150/PW14/1/2016 TANGGAL : 5 Februari 2016
Lampiran Surat Nomor S-150/PW14/1/2016 Tanggal 5 Februari 2016
1
LAPORAN ANALISIS PENUGASAN PENGAWASAN
ATAS PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN PERWAKILAN
BPKP PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2016
1. Dasar Penyusunan
a. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan.
b. DIPA Nomor SP DIPA-089.01.2.450598/2016 tanggal 7 Desember 2014
beserta RKA/KL.
c. Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2016.
d. Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat Tahun 2016.
2. Tujuan
Tujuan penyusunan laporan analisis ini adalah sebagai bahan masukan bagi
pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dana DIPA tahun 2016 di Perwakilan BPKP
Provinsi Kalimantan Barat untuk pencapaian kinerja sesuai dengan Perjajnjian
Kinerja tahun 2016. Selain itu juga sebagai bahan pertimbangan pengambilan
kebijakan di tingkat pusat dalam rangka memantau hasil pelaksanaan
pengawasan, analisis kekurangan pegawai serta kecukupan dana pengawasan.
3. Anggaran Penugasan
Anggaran program pengawasan intern Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan
Barat Tahun 2016 adalah sebesar Rp3.040.028.000,00 atau 13,70% dari total
anggaran sebesar Rp22.190.135.000,00. Anggaran tersebut digunakan untuk
melaksanakan penugasan pengawasan (PP) sebanyak 197 PP untuk mendukung
target output dalam RKA/KL sebanyak 193 Rekomendasi.
Komposisi anggaran penugasan pengawasan intern dalam tahun 2016 dapat
disajikan sebagai berikut :
Bidang
Mata Anggaran Kegiatan Pengawasan Intern
Belanja Bahan
(521211)
Belanja Barang
Konsumsi (521811)
Belanja Jasa Profesi
(522151)
Belanja Perjalanan
Biasa (524111)
Belanja Perjalanan
Dinas Dalam Kota
(524113)
Jumlah
IPP 36.109.000 69.871.000
646.560.000 76.650.000 829.190.000
APD 34.163.000 111.227.000
697.140.000 64.200.000 906.730.000
AN 26.171.000 17.057.000
576.150.000 35.400.000 654.778.000
Lampiran Surat Nomor S-150/PW14/1/2016 Tanggal 5 Februari 2016
2
Bidang
Mata Anggaran Kegiatan Pengawasan Intern
Belanja Bahan
(521211)
Belanja Barang
Konsumsi (521811)
Belanja Jasa Profesi
(522151)
Belanja Perjalanan
Biasa (524111)
Belanja Perjalanan
Dinas Dalam Kota
(524113)
Jumlah
INVESTIGASI 22.495.000 11.445.000 50.000.000 515.890.000 49.500.000 649.330.000
TOTAL 118.938.000 209.600.000 50.000.000 2.435.740.000 225.750.000 3.040.028.000
Tabel di atas terlihat bahwa anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan
pengawasan intern sebesar Rp3.040.028.000,00 tidak seluruhnya dialokasikan
untuk biaya perjalanan dinas, melainkan dialokasikan menjadi 5 (lima) mata
anggaran kegiatan (521211, 521811, 522151, 524111, dan 524113).
Sedangkan alokasi anggaran perjalanan dinas terdiri dari biaya perjalanan biasa
sebesar Rp2.435.740.000,00 atau 80,12% dan alokasi biaya perjalanan dinas
dalam kota sebesar Rp225.750.000,00 atau 7,42% dari jumlah anggaran biaya
pengawasan intern sebesar Rp3.040.028.000,00.
Apabila alokasi anggaran pengawasan intern tersebut dibandingkan dengan
jumlah penugasan pengawasan sebanyak 197 laporan untuk mendukung 193
rekomendasi, maka perolehan biaya rata-rata untuk setiap penugasan adalah
sebagai berikut :
Bidang Pengawasan
Anggaran Program Pengawasan Intern
Jumlah PP Anggaran (Rp) Biaya Rata-rata
Per PP
IPP 60 829,190,000 13,819,800
APD 66 906,730,000 13,738,300
AN 34 654,778,000 19,258,200
Invest 37 649,330,000 17,549,500
Jumlah 197 3.040.028.000 15.431.600
Biaya rata-rata terendah sebesar Rp13.738.300,00 masih cukup memadai untuk
melaksanakan 1 (satu) kali penugasan dengan perkiraan perhitungan sebagai
berikut:
Peran Tim Orang HP Luar
Kota Uang harian
Transport Hotel Total
Pengendali Mutu 1 2 760.000 300.000 400.000 1.460.000
Pengendali Teknis 1 3 1.140.000 300.000 700.000 2.140.000
Ketua Tim 1 5 1.900.000 300.000 1.200.000 3.400.000
Anggota Tim 2 5 3.800.000 300.000 2.400.000 6.500.000
Jumlah 5 20 7.600.000 1.200.000 4.700.000 13.500.000
Namun demikian, anggaran di atas belum mengakomodasi untuk tugas-tugas
mendadak, baik berasal dari pemintaan BPKP Pusat maupun stakeholders di
daerah.
Lampiran Surat Nomor S-150/PW14/1/2016 Tanggal 5 Februari 2016
3
4. Komposisi Pejabat Fungsional Auditor
Total pegawai PFA pada Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat per 31
Desember 2015 sebanyak 74 orang dengan komposisi sebagai beirkut :
Jabatan Pegawai
Auditor Madya 12
Auditor Muda 12
Auditor Pertama /Penyelia/pelaksana
48
Calon Auditor 2
Total 74
Sedangkan sebaran per bidang pengawasan adalah sebagai berikut :
No Jabatan
IPP APD AN Invest Jumlah
Jml % Jml % Jml % Jml % Jml %
1 Pengendali Teknis 3 15,79 4 18,18 3 15,79 2 15,38 12 16,22
2 Ketua Tim 3 15,79 3 13,64 2 10,53 3 23,07 12 16,22
3 Anggota Tim 13 68,42 16 68,18 14 73,68 8 61,54 50 67,57
Jumlah 19 26,68 23 31,08 19 26,68 13 17,56 74 100
Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa kondisi PFA yang ada di perwakilan
BPKP Provinsi Kalimantan Barat tidak ideal. Dengan komposisi perbandingan tim
1 : 3 : 6 dengan 10 gugus tugas maka dibutuhkan auditor sebanyak 100 PFA
sehingga kondisi saat ini masih kekurangan PFA, sebanyak 26 orang dengan
rincian sebagai berikut :
Auditor Kebutuhan Kondisi Lebih/(Kurang)
Dalnis 10 12 2
Ketua Tim 30 12 (18)
Anggota Tim 60 50 (10)
Jumlah 100 74 (26)
Penyusunan penugasan PKPT tahun 2016 telah mempertimbangkan kondisi PFA
yang ada dengan OH maksimum sebanyak 237 hari dan penugasan sebanyak
197 PP dengan HP berjumlah 14.197 OH dengan kondisi sebagai berikut :
a. Bidang Instansi Pemerintah Pusat, pengendali teknis sebanyak 3 orang dan 5
ketua tim serta 10 anggota tim dengan jumlah PP sebanyak 60 PP dan target
output sebanyak 57 rekomendasi dengan jumlah HP sebanyak 3.620 HP.
Dengan demikian masih terdapat kekurangan 2 ketua tim yang nantinya akan
diperankan dari anggota tim serta memerlukan minimal 10 anggota tim.
Lampiran Surat Nomor S-150/PW14/1/2016 Tanggal 5 Februari 2016
4
b. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah, pengendali teknis sebanyak 4 orang
dan 6 ketua tim serta 12 anggota tim dengan jumlah PP sebanyak 66 PP dan
target output sebanyak 65 rekomendasi dengan jumlah HP sebanyak 5.042 HP.
Dengan demikian masih terdapat kekurangan 3 ketua tim yang nantinya akan
diperankan dari anggota tim serta memerlukan minimal 12 anggota tim.
c. Bidang Akuntan Negara, pengendali teknis sebanyak 3 orang dan 5 ketua tim
serta 10 anggota tim dengan jumlah PP sebanyak 34 PP dan target output
sebanyak 34 rekomendasi dengan jumlah HP sebanyak 3.149 HP. Dengan
demikian masih terdapat kekurangan 3 ketua tim yang nantinya akan
diperankan dari anggota tim serta membutuhkan minimal 10 anggota tim.
d. Bidang Investigasi, pengendali teknis sebanyak 2 orang dan 3 ketua tim serta 7
anggota tim dengan jumlah PP sebanyak 37 PP dan target output sebanyak 37
rekomendasi dengan jumlah HP sebanyak 2.386 HP.
Jikalau dibandingkan dengan kondisi ideal dengan perbandingan 1 : 3 : 6, maka
dapat dipastikan hampir setiap bidang terjadi kekurangan ketua tim dan anggota
tim.
5. Sebaran Penugasan dan Target Output
1) Sebaran Alokasi Anggaran Pengawasan Tahun 2016
Berdasarkan perhitungan satuan per unit penugasan yang disesuikan dengan
PFA yang ada dan HP, sebaran penyerapan anggaran pengawasan per Bidang
berdasarkan RMP per Bulan adalah sebagai beikut :
No Bulan Rencana Penyerapan Anggaran Pengawasan
IPP APD AN Investigasi Jumlah
1 Januari 82,919,000 13,738,300 - 87,747,300 184,404,600
2 Februari 82,919,000 288,505,000 - 35,099,000 406,523,000
3 Maret 152,018,200 27,476,700 - 70,197,800 249,692,700
4 April 55,279,300 123,645,000 115,549,000 70,197,800 364,671,100
5 Mei 69,099,200 68,691,700 192,581,700 87,747,300 418,119,900
6 Juni 55,279,300 68,691,700 38,516,400 52,648,400 215,135,800
7 Juli 55,279,300 68,691,600 96,291,000 52,648,400 272,910,300
8 Agustus 27,639,700 109,906,600 57,774,500 35,098,900 230,419,700
9 September 96,738,800 27,476,700 154,065,400 52,648,400 330,929,300
10 Oktober 152,018,200 13,738,300 - 70,197,800 235,954,300
11 November - 68,691,700 - 35,098,900 103,790,600
12 Desember - 27,476,700 - - 27,476,700
Jumlah 829,190,000 906,730,000 654,778,000 649,330,000 3,040,028,000
Lampiran Surat Nomor S-150/PW14/1/2016 Tanggal 5 Februari 2016
5
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
300.000
350.000
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
IPP
APD
AN
INV
Dari tabel tersebut lonjakan penyerapan anggaran pengawasan terjadi pada
bulan Februari yaitu sebesar Rp406.523.000,00 atau sebanyak 13,37% dari
total alokasi anggaran pengawasan dan bulan Mei sebesar Rp418.119.900,00
atau sebanyak 13,75% dengan grafik penyerapan sebagai berikut :
2) Sebaran Hari Penugasan (HP) Tahun 2016
Jika potensi HP per PFA setahun diasumsikan sebanyak 237 hari (sesuai
kesepakatan dengan Renwas), maka potensi HP total terhadap 74 orang PFA
Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat adalah sebanyak 17.358 HP,
sedangkan potensi HP yang dapat didistribuikan hanya sebanyak 14.197 HP
atau 81,80% dengan rincian sebagai berikut :
No Bulan HP Bidang
IPP APD AN Investigasi Jumlah
1 Januari 330 60 0 322 712
2 Februari 335 1448 0 129 1912
3 Maret 775 134 0 258 1167
4 April 280 545 623 258 1706
5 Mei 250 399 1070 322 2041
6 Juni 170 372 153 193 888
7 Juli 240 306 430 193 1169
8 Agustus 110 562 233 129 1034
9 September 375 450 640 193 1658
10 Oktober 755 67 0 258 1080
11 November 0 570 0 129 699
12 Desember 0 129 0 0 129
Jumlah 3.620 5.042 3.149 2.386 14.197
Berdasarkan tabel di atas, lonjakan HP akan terjadi pada bulan Februari yaitu
sebanyak 1.912 HP atau 13,47% dari total HP, kemudian pada bulan Mei
sebanyak 2.041 HP atau 14,38%. Padahal penggunaan HP maksimal per bulan
Lampiran Surat Nomor S-150/PW14/1/2016 Tanggal 5 Februari 2016
6
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
IPP
APD
AN
INV
adalah sebanyak 1.480 HP (74 PFA x 20 hari). Hal ini menunjukkan bahwa pada
bulan tersebut tidak dapat diterapkan penugasan sebanyak 10 gugus tugas dan
minimal sesuai asumsi penyusunan PKPT Tahun 2016 yaitu sebanyak 19 Tim
dengan memerankan anggota tim menjadi ketua tim dan komposisi anggota tim
tidak lagi sebanyak 2 orang namun harus disesuaikan dengan PP yang ada.
Lonjakan HP per bulan dapat dijelaskan sebagai berikut :
3) Sebaran Penugasan Pengawasan (PP) Tahun 2016
Rencana penugasan tahun 2016 adalah sebanyak 197 PP dengan output
RKA/KL sebanyak 193 Rekomendasi. Sebaran penugasan berdasarkan RMP
disajikan sebagai berikut :
No Bulan PP Bidang
IPP APD AN Investigasi Jumlah
1 Januari 6 1 0 5 12
2 Februari 6 21 0 2 29
3 Maret 11 2 0 4 17
4 April 4 9 6 4 23
5 Mei 5 5 10 5 25
6 Juni 4 5 2 3 14
7 Juli 4 5 5 3 17
8 Agustus 2 8 3 2 15
9 September 7 2 8 3 20
10 Oktober 11 1 0 4 16
11 November 0 5 0 2 7
12 Desember 0 2 0 0 2
Jumlah 60 66 34 37 197
Lonjakan penugasan akan terjadi pada bulan Februari, yaitu dalam bulan
tersebut direncanakan terdapat 29 PP atau sebanyak 14,72% dari total
Lampiran Surat Nomor S-150/PW14/1/2016 Tanggal 5 Februari 2016
7
penugasan, disusul kemudian bulan Mei sebanyak 25 PP atau 12,69%.
Lonjakan tersebut dapat digambarkan dalam grafik berikut :
4) Sebaran Output (Rekomendasi) Tahun 2016
Perjanjian Kinerja Tahun 2016 yang disesuaikan dengan RKA/KL memuat target
sebanyak 193 rekomendasi dengan 4 kelompok rekomendasi dengan rincian
sebagai berikut :
a. Rekomendasi hasil pengawasan sebanyak 125 rekomendasi
b. Rekomendasi hasil pengawasan Nawacita sebanyak 30 rekomendasi
c. Rekomendasi pengawasan regional bidang otonomi daerah Nawacita
sebanyak 4 rekomendasi
d. Rekomendasi perbaikan penyelenggaraan SPIP sebanyak 34 rekomendasi.
Rincian rekomendasi per bidang pengawasan adalah sebagai berikut :
a. Bidang Instansi Pemerintah (IPP), target rekomendasi adalah sebanyak 57
rekomendasi terdiri dari rekomendasi hasil pengawasan sebanyak 38
rekomendasi dan rekomendasi hasil pengawasan Nawacita sebanyak 19
rekomendasi. Untuk rekomendasi Hasil pengawasan sebanyak 38
rekomendasi terbagi dalam :
Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan
Umum Negara sebanyak 18 rekomendasi.
Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat sebanyak
15 rekomendasi.
Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan sebanyak 5
rekomendasi.
Secara grafik, target rekomendasi dan penugasan pengawasan bidang IPP
adalah sebagai berikut :
Lampiran Surat Nomor S-150/PW14/1/2016 Tanggal 5 Februari 2016
8
b. Bidang Akuntan Negara (AN), target rekomendasi adalah sebanyak 34
rekomendasi terdiri dari rekomendasi hasil pengawasan sebanyak 16
rekomendasi, rekomendasi hasil pengawasan Nawacita sebanyak 3
rekomendasi dan rekomendasi perbaikan penyelenggaraan SPIP korporasi
sebanyak 15 rekomendasi. Untuk rekomendasi Hasil pengawasan sebanyak
16 rekomendasi terbagi dalam :
Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi sebanyak 4 rekomendasi
Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Korporasi
sebanyak 12 rekomendasi.
Secara grafik, target rekomendasi dan penugasan pengawasan bidang
Akuntan Negara adalah sebagai berikut :
c. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah (APD), target rekomendasi adalah
sebanyak 65 rekomendasi terdiri dari rekomendasi hasil pengawasan
Lampiran Surat Nomor S-150/PW14/1/2016 Tanggal 5 Februari 2016
9
sebanyak 35 rekomendasi, rekomendasi hasil pengawasan Nawacita
sebanyak 7 rekomendasi, rekomendasi pengawasan regional bidang otonomi
daerah Nawacita sebanyak 4 rekomendasi dan rekomendasi perbaikan
penyelenggaraan SPIP Pemda sebanyak 19 rekomendasi. Untuk
rekomendasi Hasil pengawasan sebanyak 35 rekomendasi terbagi dalam :
Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan
Umum Negara sebanyak 14 rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan
Daerah sebanyak 1 rekomendasi.
Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan sebanyak 4 rekomendasi
Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah sebanyak 16
rekomendasi.
Secara grafik, target rekomendasi dan penugasan pengawasan bidang APD
adalah sebagai berikut :
14
1 4
16
7 4
19
14
1 4
16
7 5
19
0
5
10
15
20
RekomendasiPerbaikan
Kebijakan danTata Kelola
KebendaharaanUmum Negara
RekomendasiPerbaikan Kinerja
ProgramPembangunan
Daerah
RekomendasiPerbaikan
AkuntabilitasPelaporan
RekomendasiPerbaikanKebijakan
Keuangan Daerah
RekomendasiHasil Pengawasan
Nawa Cita
RekomendasiHasil PengawasanRegional BidangOtonomi Daerah
RekomendasiPerbaikan
PenyelenggaraanSPIP Pemda
Perbandingan PP dan Rekomendasi Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah
Series1 Series2
d. Bidang Investigasi, ditarget rekomendasi adalah sebanyak 37 rekomendasi
terdiri dari rekomendasi hasil pengawasan sebanyak 36 rekomendasi dan
rekomendasi hasil pengawasan Nawacita sebanyak 1 rekomendasi. Untuk
rekomendasi Hasil pengawasan sebanyak 36 rekomendasi terbagi dalam :
Rekomendasi Keinvestigasian sebanyak 28 rekomendasi
Rekomendasi Perbaikan Kelancaran Pembangunan sebanyak 4
rekomendasi
Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi K/L sebanyak 4
Lampiran Surat Nomor S-150/PW14/1/2016 Tanggal 5 Februari 2016
10
rekomendasi.
Secara grafik, target rekomendasi dan penugasan pengawasan bidang
Investigasi adalah sebagai berikut :
Secara keseluruhan, sebaran rekomendasi yang terbagi dalam kelompok
rekomendasi disajikan dalam grafik berikut :
Sedangkan distribusi rekomendasi setiap bulannya untuk seluruh bidang
pengawasan disajikan dalam grafik berikut ini :
Lampiran Surat Nomor S-150/PW14/1/2016 Tanggal 5 Februari 2016
11
6. Analisis Menyeluruh Rencana Pelaksanaan Penugasan
Pada awal Oktober 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah
melakukan penjaringan kebutuhan stakeholder daerah dengan objek Pemerintah
Daerah dan korporasi yang ada di wilayah Provinsi kalimantan Barat, sehingga
terjaring masukan penugasan yang dapat diusulkan ke dalam PKPT tahun 2016.
Namun PKPT tersebut belum dapat menampung seluruh penugasan yang
diinginkan stakeholder, selain itu juga terdapat beberapa tambahan penugasan
yang disampaikan oleh Deputi Rendal yang belum tertampung di dalam PKPT.
Dengan demikian perlu dilakukan analisis rencana pelaksanaan penugasan yang
disusun berdasarkan Kendali Mutu 1 (KM1) dan Kendali Mutu 2 (KM2) yang
menyeluruh untuk penugasan PKPT (direncanakan), dan NPKPT (tidak
direncanakan) termasuk penggunaan dana yang bersumber dari DIPA Tahun 2016.
Penyusunan KM1 dan KM2 tersebut di dasarkan pada asumsi :
a. Penugasan dipilah menjadi 2 kelompok besar yaitu Assurance dan Consulting
untuk dapat memastikan komposisi tim dan HP penugasan.
b. Untuk penugasan consulting komposisi tim hanya terdiri dari 1 dalnis, 1 ketua tim
dan 1 anggota tim, sedangkan untuk Assurance disusun sesuai kebutuhan
dengan mengacu kepada pedoman yang ada dengan komposisi tim maksimal 1
dalnis, 1 ketua tim dan 2 anggota tim.
c. Hari penugasan untuk consulting tidak boleh lebih dari 7 hari kerja dengan
maksimal perjalanan dinas sebanyak 4 hari dan untuk penugasan Assurance
hari penugasan maksimal sebanyak 15 hari kerja (kecuali Bidang Akuntan
Lampiran Surat Nomor S-150/PW14/1/2016 Tanggal 5 Februari 2016
12
negara maksimal 10 hari kerja) dengan maksimal perjalanan dinas sebanyak 8
hari. Hari perjalanan dinas dapat ditambahkan 1 atau 2 hari dengan
mempertimbangkan lokasi sampling masing-masing penugasan.
d. Seluruh PFA difungsikan penugasan untuk lintas bidang terutama untuk bulan-
bulan yang memerlukan tambahan tim untuk melaksanakan penugasan sesuai
dengan PKPT.
e. Jumlah PFA dan jumlah anggaran pengawasan di Perwakilan BPKP Provinsi
Kalimantan Barat masih tetap dan tidak berkurang. Namun jika PFA dan
anggaran bertambah, perencanaan dapat direvisi dengan merancang komposisi
penugasan untuk 1 ketua tim dengan 2 anggota tim pada beberapa PP yang
dianggap perlu penambahan yang disesuaikan dengan tambahan dana yang
diterima.
Berdasarkan asumsi tersebut telah dapat diselesaikan penyusunan KM1 dan KM2
termasuk merinci pembiayaan masing-masing penugasan dengan hasil sebagai
berikut :
a. Bidang Instansi Pemerintah Pusat, hasilnya adalah :
Kegiatan PKPT sebanyak 60 PP yang semula direncanakan menggunakan
biaya perjalanan dinas (biasa dan transport lokal) sebesar Rp723.210.000,00
dapat diefisiensi menjadi hanya sebesar Rp625.098.400,00 atau 86,43%
sehingga terjadi sisa anggaran sebesar Rp98.111.600,00. Dari sisa tersebut
akan dipergunakan untuk kegiatan yang tidak direncanakan (NPKPT)
sebanyak 14 penugasan diantaranya sebanyak 9 penugasan tambahan dari
deputi rendal, koordinasi pengawasan sebanyak 4 kali dan 1 penugasan
pemantauan prioritas presiden (transportasi) yaitu monitoring pembangunan
smelter di Kabupaten Ketapang dengan total biaya sebesar Rp97.903.200,00
sehingga masih terdapat sisa anggaran sebesar Rp208.400,00.
Jumlah HP yang direncanakan sesuai PKPT adalah sebanyak 3.620 HP
hanya terserap sebanyak 2.354 HP atau 65,03%. Apabila dikaitkan dengan
sisa anggaran hanya sebesar Rp3.831.600,00 maka sisa HP tidak akan dapat
terserap sampai dengan akhir tahun 2016.
Rincian monitoring pelaksanaan penugasan sesuai KM1 dan KM2 baik
penugasan PKPT ataupun NPKPT disajikan dalam lampiran 3.
b. Bidang Akuntan Negara, hasilnya adalah :
Kegiatan PKPT sebanyak 34 PP yang semula direncanakan menggunakan
Lampiran Surat Nomor S-150/PW14/1/2016 Tanggal 5 Februari 2016
13
biaya perjalanan dinas (biasa dan transport lokal) sebesar Rp611.550.000,00
dapat diefisiensi menjadi hanya sebesar Rp326.494.100,00 atau 53,39%
sehingga terjadi sisa anggaran sebesar Rp285.055.900,00. Dari sisa tersebut
akan dipergunakan untuk kegiatan yang tidak direncanakan (NPKPT)
sebanyak 27 penugasan diantaranya sebanyak 24 penugasan sesuai
penjaringan permintaan stakeholders korporasi di wilayah Provinsi Kalimantan
Barat dan koordinasi pengawasan sebanyak 3 kali dengan total biaya
sebesar Rp261.890.000,00 sehingga masih terdapat sisa dana sebesar
Rp23.165.900,00. Untuk penugasan permintaan khusus deputi rendal
menyangkut pengawasan program ketahanan energi (PLN) telah ditampung
di dalam PKPT berupa kegiatan new inisiatif.
Jumlah HP yang direncanakan sesuai PKPT adalah sebanyak 3.149 HP
hanya terserap sebanyak 1.279 HP atau 40,62%. Apabila dikaitkan dengan
sisa anggaran hanya sebesar Rp23.165.900,00 maka sisa HP tidak akan
dapat terserap sampai dengan akhir tahun 2016.
Rincian monitoring pelaksanaan penugasan sesuai KM1 dan KM2 baik
penugasan PKPT ataupun NPKPT disajikan dalam lampiran 4.
c. Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah, hasilnya adalah :
Kegiatan PKPT sebanyak 66 PP yang semula direncanakan menggunakan
biaya perjalanan dinas (biasa dan transport lokal) sebesar Rp761.340.000,00
dapat diefisiensi menjadi hanya sebesar Rp609.448.200,00 atau 80,05%
sehingga terjadi sisa anggaran sebesar Rp151.891.800,00. Dari sisa tersebut
akan dipergunakan untuk kegiatan yang tidak direncanakan (NPKPT)
sebanyak 21 penugasan diantaranya sebanyak 13 penugasan tata kelola
APIP yang sudah menjadi target Perjanjian Kinerja tahun 2016 yang tidak
direncanakan di dalam PKPT, kegiatan forum serta koordinasi pengawasan
sebanyak 6 kali dan 2 penugasan perintah khusus deputi rendal terkait
evaluasi penyerapan anggaran pemerintah daerah dengan total biaya sebesar
Rp151.310.000,00 sehingga masih terdapat sisa dana sebesar Rp581.800,00.
Jumlah HP yang direncanakan sesuai PKPT adalah sebanyak 3.149 HP
hanya terserap sebanyak 2.439 HP atau 47,25%. Apabila dikaitkan dengan
sisa anggaran hanya sebesar Rp581.800,00 maka sisa HP tidak akan dapat
terserap sampai dengan akhir tahun 2016.
Dari hasil penjaringan stakeholders di pemerintah provinsi, kabupaten/kota di
wilayah Provinsi Kalimantan Barat terlihat perlunya pendanaan yang dibiayai
dari dana mitra sebanyak 55 penugasan pengawasan yang membutuhkan
Lampiran Surat Nomor S-150/PW14/1/2016 Tanggal 5 Februari 2016
14
biaya sebesar Rp678.700.000,00
Rincian monitoring pelaksanaan penugasan sesuai KM1 dan KM2 baik
penugasan PKPT ataupun NPKPT disajikan dalam lampiran 5.
d. Bidang Investigasi, hasilnya adalah :
Kegiatan PKPT sebanyak 37 PP yang semula direncanakan menggunakan
biaya perjalanan dinas (biasa dan transport lokal) sebesar Rp565.390.000,00
dapat diefisiensi menjadi hanya sebesar Rp415.810.000,00 atau 73,54%
sehingga terjadi sisa anggaran sebesar Rp149.580.000,00. Dari sisa tersebut
akan dipergunakan untuk kegiatan yang tidak direncanakan (NPKPT)
sebanyak 41 penugasan diantaranya sebanyak 33 penugasan pemberian
keterangan ahli termasuk hasil audit tahun sebelumnya, 1 audit investigasi
dan 2 Audit PKKN yang sudah ada permintaan dari APH serta 4 kali
penugasan koordinasi hasil pengawasan ke APH di wilayah Provinsi
Kalimantan Barat yang menyerap anggaran sebesar Rp126.550.000,00
sehingga masih terdapat sisa dana sebesar Rp23.030.000,00.
Jumlah HP yang direncanakan sesuai PKPT adalah sebanyak 2.386 HP telah
terserap sebanyak 2.342 HP atau 98,16%. Apabila dikaitkan dengan sisa
anggaran hanya sebesar Rp23.165.900,00 maka sisa HP akan dapat terserap
sampai dengan akhir tahun 2016.
Rincian monitoring pelaksanaan penugasan sesuai KM1 dan KM2 baik
penugasan PKPT ataupun NPKPT disajikan dalam lampiran 6.
7. Analisis Pencapaian Kinerja Tahun 2016
Berdasarkan PKPT Tahun 2016, RKA/KL dan Perjanjian Kinerja serta dikaitkan
dengan Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015 terlihat adanya perbedaan nama
indikator kinerja yang disebabkan adanya jenis indikator yang tahun sebelumnya
tidak diuraikan serta adanya kelompok indikator yang berbeda, untuk itu perlu
dilakukan analisis penugasan PKPT Tahun 2016 untuk dapat mengelompokkan ke
dalam jenis indikator yang disesuaikan dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2016.
Sesuai dengan LKj Tahun 2015 yang disusun berdasarkan Perjanjian Kinerja
Tahun 2015, indikator keberhasilan penugasan pengawasan diukur dengan :
1. Keberhasilan rekomendasi hasil pengawasan diukur dengan 10 indikator
keberhasilan yaitu :
Lampiran Surat Nomor S-150/PW14/1/2016 Tanggal 5 Februari 2016
15
a Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara (AN)
- Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara (IPP)
- Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum Negara (APD)
b Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi
c Tingkat Pemanfaatan Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Korporasi
- Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Daerah
- Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Pusat
d Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan Pemerintah Daerah
- Tindak Lanjut Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan Instansi Pusat
e Tindak Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah
f Persentase Penyerahan Rekomendasi Keinvestigasian kepada APH
g Persentase Penyerahan Rekomendasi Perbaikan Kelancaran Pembangunan
h Persentase Penyerahan Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi K/L
2. Keberhasilan rekomendasi perbaikan penyelenggaraan SPIP diukur dengan
indikator keberhasilan berupa tindak lanjut rekomendasi pembinaan
penyelenggaraan SPIP pemerintah daerah.
3. Keberhasilan rekomendasi rekomendasi tata kelola APIP diukur dengan
indikator persentase APIP yang berada dilevel 2 dan 3 IACM.
Sementara untuk tahun 2016, sesuai arahan Biro Perencanaan dan Pengawasan
Perjanjian Kinerja Tahun 2016 memuat indikator dan target sebagai berikut :
No Indikator Kinerja Satuan Target
Sasaran Program / Kegiatan : Perbaikan pengelolaan program prioritas nasional dan pengelolaan keuangan Negara/Daerah
1 Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern pengelolaan program nasional
% 45
2 Persentase tindak lanjut rekomendasi tatakelola, manajemen risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi
% 100
3 Persentase penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian kepada Aparat Penegak Hukum
% 90
4 Maturitas SPIP Pemerintah Provinsi level 3 % 100
5 Maturitas SPIP Kabupaten/Kota level 3 % 0
6 Persentase BUMN dengan skor GCG baik % 100
7 Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya berpredikat minimal A (baik)
% 52
8 Persentase BUMD yang kinerjanya minimal berpredikat baik dari BUMD yang dibina
% 52
9 Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD yang dibina
% 58
Lampiran Surat Nomor S-150/PW14/1/2016 Tanggal 5 Februari 2016
16
No Indikator Kinerja Satuan Target
10 Kapabilitas APIP Pemerintah Provinsi (Level 2) % 100
11 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 2) % 28,57
12 Kapabilitas APIP Pemerintah Kabupaten/Kota(Level 1) % 71,43
Apabila target kinerja dikaitkan dengan PKPT Tahun 2016 dan Laporan Kinerja
(LKj) Tahun 2015, maka terlihat adanya perbedaan penetapan indikator outcome
dan kelompok rekomendasi yang dihasilkan dari PP di dalam PKPT Tahun 2016.
Atas dasar tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat telah
menyelesaikan analisis keterkaitan antara PP di dalam PKPT dengan Indikator
Kinerja di dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2016 dengan uraian sebagai berikut :
a. Indikator kinerja “Perbaikan tatakelola, manajemen risiko, dan pengendalian
intern pengelolaan program nasional” akan diukur dengan cara merata-rata
keberhasilan pelaksanaan rekomendasi sebagai berikut :
Rekomendasi Perbaikan Kebijakan dan Tata Kelola Kebendaharaan Umum
Negara yang melibatkan bidang IPP dan APD
Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan yang melibatkan
bidang APD, IPP dan Akuntan Negara.
Rekomendasi Perbaikan Akuntabilitas Pelaporan yang melibatkan bidang IPP
dan APD.
Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Keuangan Daerah yang melibatkan
bidang APD.
Rekomendasi Hasil Pengawasan Nawa Cita yang melibatkan bidang APD dan
IPP.
Rekomendasi Hasil Pengawasan Regional Bidang Otonomi Daerah yang
melibatkan bidang APD.
b. Indikator kinerja “Persentase tindak lanjut rekomendasi tatakelola, manajemen
risiko dan pengendalian intern pengelolaan korporasi” akan diukur dengan cara
merata-rata keberhasilan pelaksanaan rekomendasi yang melibatkan Bidang
Akuntan Negara yaitu rekomendasi sebagai berikut :
Rekomendasi Perbaikan Kebijakan Korporasi.
Rekomendasi Perbaikan Kinerja Program Pembangunan Korporasi.
c. Indikator kinerja “Persentase Penyerahan Hasil Pengawasan Keinvestigasian
kepada Aparat Penegak Hukum” akan diukur dengan cara rata-rata keberhasilan
pelaksanaan rekomendasi yang melibatkan Bidang Investigasi yaitu
Lampiran Surat Nomor S-150/PW14/1/2016 Tanggal 5 Februari 2016
17
rekomendasi sebagai berikut :
Rekomendasi Keinvestigasian.
Rekomendasi Perbaikan Kelancaran Pembangunan.
Rekomendasi Perbaikan Pencegahan Korupsi K/L,
Rekomendasi Hasil Pengawasan Nawa Cita.
d. Indikator kinerja “Maturitas SPIP Tingkat Provinsi Dan Kabupaten/Kota” akan
diukur dengan menilai keberhasilan pelaksanaan rekomendasi perbaikan
penyelenggaraan SPIP Pemda yang melibatkan bidang APD dengan melakukan
maturitas SPIP pada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di wilayah
Provinsi Kalimantan Barat.
e. Indikator kinerja Persentase BUMN/anak perusahaan yang kinerjanya
berpredikat minimal A (baik), dan Persentase BUMD yang kinerjanya minimal
berpredikat baik dari BUMD yang dibina diukur dengan keberhasilan indikator
rekomendasi perbaikan penyelenggaraan SPIP korporasi dengan
membandingkan pembilang dan penyebut masing-masing indikator tersebut
yang melibatkan Bidang Akuntan Negara.
f. Indikator kinerja “Presentase BLUD yang kinerjanya minimal baik dari BLUD
yang dibina” diukur dengan keberhasilan indikator rekomendasi hasil
pengawasan Nawa Cita.yang melibatkan Bidang Akuntan Negara.
g. Indikator kinerja “Kapabilitas APIP” diukur dengan keberhasilan pelaksanaan
rekomendasi perbaikan kapabilitas APIP dengan melakukan assessment pada
Inspektorat Provinsi dan Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Kalimantan Barat.
Khusus untuk indikator ini tidak direncanakan kegiatannya di dalam PKPT
dikarenakan adanya batasan output dari Biro Perencanaan dan Pengawasan,
namun telah diantisipasi dengan melakukan analisis KM1dan KM2 dengan
mencantumkan 13 kegiatan Kapabilitas APIP untuk Pemerintah Provinsi dan 6
Kabupaten/Kota di kegiatan penugasan NPKPT Bidang APD.
8. Simpulan
Berdasarkan uraian analisis di atas, penugasan akan efektif dapat dilaksanakan
dengan asumsi sebagaimana yang dijelaskan dalam asumsi analisis penyusunan
KM1 dan KM2, dan di sisi lain dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai
berikut :
1) Kekurangan PFA sebanyak 26 orang akan diusulkan tambahan ke Biro
Kepegawaian yang didasarkan pada Analisis Beban Kerja dan Jabatan (ABKJ),
Lampiran Surat Nomor S-150/PW14/1/2016 Tanggal 5 Februari 2016
18
sehingga mencerminkan jumlah gugus tugas yang diperlukan untuk
merealisasikan PP dan HP penugasan tahun 2016.
2) Terhadap lonjakan penugasan yang melebihi HP maksimum per bulan yaitu
pada bulan Februari, April dan bulan Mei akan dilakukan pengerahan seluruh
pegawai secara lintas bidang dengan rancangan tim sesuai dengan analisis KM1
dan KM2.
3) Untuk bidang Akuntan Negara dan IPP akan menerbitkan nota dinas kepala
bidang untuk menyerap HP yang bersisa untuk kegiatan administrasi bidang
yang mendukung percepatan laporan atau mengoptimalkan fungsi PFA melalui
Satgas-satgas yang telah terbentuk serta mengoptimalkan hari dengan
melakukan PPM.
4) Untuk bidang APD akan segera mengurus administrasi persetujuan penggunaan
dana mitra kepada deputi rendal terkait sehingga HP yang bersisa dapat diserap
sampai dengan akhir tahun 2016.
5) Untuk bidang Investigasi, penugasan yang telah direncanakan di KM1 dan KM2
diterbitkan surat tugas perpanjangan sesuai kebutuhan, yang dimana surat tugas
perpanjangan tersebut tidak diinput di aplikasi New IPMS (untuk PKPT) namun
diinput melalui aplikasi SKI untuk seluruh surat tugas termasuk perpanjangan.
6) Penugasan yang bersifat mendadak baik berasal dari permintaan Kedeputian
Rendal maupun stakeholders daerah. Namun perintah dari deputi rendal dan
permintaan stakeholders daerah perlu dimintakan tambahan anggaran dari
BPKP Pusat atau mitra stakeholders daerah, tentunya dengan mengedepankan
pertimbangan dukungan rekomendasi yang telah ditetapkan dalam Perjanjian
Kinerja Tahun 2016.
7) Kepala Bidang APD yang dibantu oleh Bagian Tata usaha melakukan
penugasan tata kelola APIP yang telah disusun sesuai KM2 pada penugasan
NPKPT setara dengan penugasan PKPT termasuk merumuskan RMP dan RPL
nya, sehingga indikator kinerja dalam Perjajnjian Kinerja Tahun 2016 dapat
dicapai secara optimal.
8) Khusus untuk penugasan peningkatan kapabilitas APIP telah diantisipasi dengan
mencantumkan 13 kegiatan Kapabilitas APIP untuk Pemerintah Provinsi dan 6
Kabupaten Kota di kegiatan penugasan NPKPT Bidang APD.
9) Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan
Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Lampirannya terdapat 8 proyek
yang harus diawasi Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Barat 3 (Pengawasan
Lampiran Surat Nomor S-150/PW14/1/2016 Tanggal 5 Februari 2016
19
Perbatasan) diantaranya telah ditampung di dalam penugasan PKPT dan 1
penugasan (pembangunan Smelter di Kabupaten Ketapang) telah ditampung
dalam kegiatan NPKPT, sedangkan sisanya sebanyak 4 penugasan masih
memerlukan tambahan dana dikarenakan belum tersedia di dalam DIPA Tahun
2016.
10) Untuk dapat memonitor keberhasilan kinerja, diharapkan kepada seluruh kepala
bidang pengawasan untuk setiap bulan tidak melebihi tanggal 5, agar
menyampaikan daftar rekomendasi yang telah diperoleh dari penugasan yang
telah dilaksanakan sesuai dengan distribusi yang telah direncanakan termasuk
pengukuran keberhasilannya dengan menggunakan formulir yang telah disusun.
Demikian laporan analisis penugasan pengawasan tahun 2016 ini dibuat untuk
digunakan sesuai keperluan dan dapat berubah apabila terjadi penambahan PP
dalam PKP2T, penambahan PFA, penghematan anggaran dan adanya tambahan
permintaan Non PKP2T.