badan meteorologi klimatologi dan...
TRANSCRIPT
1 |
BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA
STASIUN KLIMATOLOGI SERAM BAGIAN BARAT Alamat: Jl. Hutitetu, Kec. Kairatu, Kab. Seram Bagian Barat
e-mail: [email protected] Kode Pos 97566
TINJAUAN KLIMATOLOGIS BENCANA LONGSOR DI KARANG PANJANG
8 JUNI 2017
I. PENDAHULUAN
Bencana longsor menyusul hujan deras yang mengguyur kota Ambon sepanjang sore hingga
Kamis malam (8/6/2017) menyebabkan seorang ibu rumah tangga, warga Karang Panjang, Kecamatan
Sirimau, Ambon tewas tertimbun. Korban yang diketahui bernama Veno Lewakabessy (40) ini tewas
secara mengenaskan setelah sebuah tebing di dekat rumahnya ambruk dan menghantam diding
rumahnya sekitar pukul 23.00 WIT (sumber: kompas.com).
Gambar 1. Peta Lokasi Bencana Longsor
Derasnya hujan juga merendam sejumlah kawasan di Kota Ambon. Kawasan Passo, Waiheru,
Kecamatan Baguala, juga tak luput dari banjir. Selain sejumlah pemukiman warga, RS Otto Kuyk di
kawasan Passo ikut terendam banjir. Sejumlah ruas jalan raya di pusat kota juga digenangi air. Kondisi
cukup parah terjadi Desa Waiheru. Guyuran hujan sejak Rabu hingga Kamis (8/6) merendam
pemukiman warga di RT 27 RW 03 kawasan tersebut. Derasnya hujan menyebabkan air sungai
meluap. Gedung SMK Negeri 3 Ambon yang dekat dengan bantaran sungai ikut menjadi korban
terendam banjir. Luapan air juga menggenangi jalan raya dan perumahan warga pada Rabu tengah
malam. Salah seorang warga, Hasan menuturkan banjir setinggi pinggang orang dewasa terjadi sekitar
pukul 24.00 WIT hingga pukul 02.00 WIT, Kamis dinihari. Talud sungai atau kali tidak mampu
menampung air sehingga meluap ke pemukiman warga dan jalan Laksdya Leo Wattimena (Sumber:
kabartimur.co.id).
2 |
II. REKAPITULASI PRAKIRAAN IKLIM DAN CUACA
Stasiun Klimatologi Seram Bagian Barat pada tanggal 6 Juni 2017 menerbitkan Prakiraan Curah
Hujan total 10 hari. Diprakirakan bahwa total curah hujan di Pulau Ambon akan berada dalam kategori
Intensitas Tinggi (Gambar 2).
Gambar 2. Prakiraan Total Curah Hujan 10 Hari
Prakiraan cuaca harian yang dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi Pattimura menyatakan bahwa
keadaan cuaca di Ambon pada tanggal 8 didominasi oleh hujan pada siang hari hingga malam hari dan
berpotensi terjadi Hujan dengan intensitas lebat (Gambar 3).
Gambar 3. Prakiraan Cuaca Tanggal 8 Juni 2017
3 |
Stasiun Meteorologi Pattimura pada tanggal 8 Juni 2017 jam 17.30 WIT juga menerbitkan
Peringatan Dini Cuaca Ekstrem. Pulau Ambon akan berpeluang terjadi Hujan Lebat pada malam hari
(Gambar 4). Untuk menyebarluaskan peringatan dini ini dengan cepat, diseminasi dilakukan oleh
Stasiun Meteorologi Pattimura melalui grup-grup Whatsapp yang ada dengan segera mungkin
(Gambar 5).
Gambar 4. Peringatan Dini Cuaca Ekstrem
Gambar 5. Diseminasi Peringatan Dini Cuaca Ekstrem
4 |
III. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Analisis dilakukan dengan melakukan pengolahan data curah hujan Stasiun Geofisika Karang
Panjang berupa data curah hujan sebelum, saat kejadian, dan setelah kejadian bencana longsor, data
curah hujan maksimum harian dan dasarian.
1. Analisis Curah Hujan Bulanan Karang Panjang
Rata - rata curah hujan bulanan Karang Panjang dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 6. Grafik Rata-Rata Hujan Karang Panjang
Musim Hujan di Karang Panjang umumnya berkisar antara bulan April hingga bulan September
dengan Puncak Musim Hujan yang hanya terjadi satu kali setahun, yaitu pada bulan Juli. Sedangkan
Musim kemarau di Karang Panjang umumnya terjadi pada Oktober hingga Maret. Pola hujan yang
ditunjukkan oleh gambar 6 diatas disebut dengan Tipe Hujan Anti Monsunal.
2. Kondisi Curah Hujan Saat Bencana Longsor
Keadaan Curah Hujan di Karang Panjang sebelum, saat dan sesudah kejadian longsor disajikan
dalam bentuk grafik seperti di bawah ini:
Gambar 7. Grafik Curah Hujan Harian 1 s.d. 10 Juni 2017
Berdasarkan data curah hujan yang dihimpun dari Stasiun Geofisika Karang Panjang (Gambar
7), sejak tanggal 1 Juni 2017, hujan telah mulai turun di wilayah Karang Panjang dan sekitarnya dan
5 |
mencapai puncaknya pada tanggal 8 Juni 2017 dengan intensitas hujan 159 milimeter (kategori
Ekstrem).
3. Rangking Curah Hujan Maksimum Harian
Berdasarkan sejarah data, curah hujan yang terjadi pada saat terjadi bencana tanggal 8 Juni 2017
berada pada urutan Kelima curah hujan terbesar yang pernah terjadi sepanjang tahun (Tabel 1).
Sedangkan Curah hujan harian tertinggi untuk Karang Panjang terjadi pada tanggal 28 Juli 2013
(empat tahun yang lalu), dengan intensitas mencapai 315 mm/hari.
Tabel 1. Ranking Curah Hujan Tertinggi Sepanjang Tahun di Karang Panjang
Apabila hanya diurutkan berdasarkan kejadian curah hujan maksimum bulan Juni saja, maka
curah hujan yang terjadi pada saat terjadi bencana tanggal 8 Juni 2017 berada pada urutan Pertama
curah hujan terbesar yang pernah terjadi (Tabel 2). Selain itu curah hujan yang terjadi tersebut
merupakan Curah Hujan Ekstrem yang pertama kali terjadi di bulan Juni.
Tabel 2. Ranking Curah Hujan Tertinggi bulan Juni di Karang Panjang
4. Rangking Curah Hujan Maksimum Dasarian
Gambar 8. Grafik Curah Hujan Juni I
6 |
Total Curah hujan yang terjadi pada dasarian I Juni 2017 merupakan yang tertinggi nilainya
dibandingkan dengan total curah hujan periode yang sama dalam lima tahun terakhir (Gambar 8).
Terlihat pula ada kecenderungan peningkatan Intensitas Curah Hujan. Selisih terhadap rata-rata
(anomali) curah hujan pada Dasarian I Juni 207 mencapai 200 % (226 mm/dasarian), nilai anomali ini
termasuk dalam Kriteria Sifat Hujan Atas Normal (Tabel 3).
Tabel 3. Ranking Anomali Curah Hujan Juni Dasarian I 5 Tahun Terakhir
TahunCurah
Hujan (mm)
Selisih Terhadap
Rata-Rata (%)Sifat Hujan
2017 272 200 Atas Normal
2015 201 148 Atas Normal
2014 145 107 Normal
2013 127 93 Normal
2016 29 21 Bawah Normal
7 |
IV. DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT
1. Madden-Julian Oscillation (MJO) dan Outgoing Longwave Radiation (OLR)
Pada tanggal 8 Juni 2017, MJO telah meninggalkan wilayah perairan Indonesia (berada di
perairan Afrika). Hasil prediksi OLR juga menunjukkan bahwa di perairan Maluku pada tanggal saat
kejadian bencana tidak dipengaruhi oleh MJO (Gambar 9).
Gambar 9. MJO (Kiri) dan OLR (Kanan), Sumber: NOAA
2. Temperatur Muka Laut
Anomali temperatur muka laut di sekitar pulau Ambon pada Dasarian I Juni 2017 menunjukan
bahwa terjadi peningkatan (ditandai dengan gradasi warna merah) temperatur jika dibandingkan
dengan keadaan normalnya. Hal ini berdampak pada meningkatnya jumlah massa uap air sebagai
bahan pembentukan awan-awan hujan (Gambar 10).
Gambar 10. Analisis Anomali SST Dasarian I Juni 2017, Sumber: JMA
8 |
3. Angin
Prediksi medan angin menunjukan bahwa secara umum di bulan Juni 2017 angin timuran akan
lebih mendominasi. Terdapat potensi gangguan tekanan rendah di Papua Barat yang akan turut
mengganggu sirkulasi angin di Maluku, khususnya medan angin di sekitar P. Buru, P. Seram, P.
Ambon dan sekitarnya. Terlihat adanya daerah belokan angin yang turut melambatnya (ditandai
dengan warna semakin memutih) kecepatan angin di area tersebut (Gambar 11).
Gambar 11. Prediksi Streamline bulan Juni 2017, Sumber: JMA
Analisis medan angin Dasarian I Juni 2017 menunjukan bahwa angin di Maluku secara umum
bertiup dari arah timur hingga tenggara. Terdapat gangguan berupa tekanan rendah di sekitar Kep. Sula
yang menarik massa udara ke arah Kep. Sula tersebut. Akibatnya terjadi konvergensi pulau Ambon
dan sekitarnya. Adanya konvergensi memicu pertumbuhan awan-awan hujan di area tersebut. Hal ini
berarti peluang peningkatan intensitas hujan untuk area tersebut semakin besar (Gambar 12).
Gambar 12. Analisis Streamline Dasarian I Juni 2017 Sumber: JMA
9 |
4. Kelembaban Udara
Analisis kelembaban udara menunjukkan bahwa di atmosfer terutama di sekitar pulau Ambon
terjadi peningkatan (ditandai dengan gradasi warna biru) kelembaban jika dibandingkan dengan
normalnya pada Dasarian I Juni 2017 (Gambar 13). Pada gambar 14 juga diperlihatkan bahwa ada
peningkatan (ditandai dengan gradasi warna biru yang semakin gelap) kelembaban atmosfer di atas
pulau Ambon pada tanggal 8 Juni 2017.
Gambar 6. Analisis Kelembaban Spesifik Dasarian I Juni 2017; Sumber: JMA
Gambar 74. Analisis Kelembaban Spesifik tanggal 6 (atas kiri), 7 (atas kanan) dan 8 (bawah) Juni 2017; Sumber: JMA
10 |
5. Citra Satelit Awan
Tutupan awan-awan konvektif yang menghasilkan hujan dengan intensitas tinggi terpantau di
atas wilayah pulau Ambon. Potensi hujan dengan intensitas Lebat - Ekstrem berpotensi terjadi dari
mulai jam 19.00 - 22.00 WIT (Gambar 15).
Gambar 85. Citra Satelit Awan Himawari tanggal 8 Juni 2017 jam 19.00 – 22.00 WIT, Sumber: Stamet Pattimura
11 |
V. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan pembahasan diatas, dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai
berikut: 1. Berdasarkan Tugas pokok dan Fungsinya, Stasiun Klimatologi Seram Bagian Barat dan Stasiun
Meteorologi Pattimura Ambon telah membuat Prakiraan Curah Hujan tepat waktu. Terkait dengan
potensi bencana, secara cepat dan aktif Stasiun Meteorologi Pattimura telah membuat serta
mendiseminasikan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem kepada pemangku kepentingan yang terkait.
2. Kejadian bencana terjadi pada periode Musim Hujan dan dipicu oleh kejadian Curah Hujan Ekstrem
pada tanggal 8 Juni 2017 sebesar 159 milimeter.
3. Curah Hujan Ekstrem ini merupakan Curah Hujan tertinggi dan pertama yang terjadi di bulan Juni.
Tetapi hanya berada dalam peringkat ke-5 Curah Hujan Maksimum sepanjang periode. Data lampau
menyebutkan bahwa lima dari enam kejadian Curah Hujan Ekstrem terjadi di bulan Juli yang merupakan
Puncak Musim Hujan.
4. Dalam lima tahun terakhir terlihat kecenderungan peningkatan Intensitas Curah Hujan khususnya pada
Dasarian I bulan Juni. Anomali Curah Hujan pada saat kejadian bencana berada dalam kategori Atas
Normal, meningkat sebesar 200 % terhadap normalnya.
5. Dinamika Atmosfer dan Laut menunjukkan bahwa MJO tidak aktif di wilayah perairan Indonesia. Adanya
belokan angin yang menyebabkan adanya perlambatan massa udara dan adanya peningkatan potensi
massa uap air memicu terjadinya peningkatan pembentukan awan-awan hujan. Hal ini terlihat dari
kelembaban atmosfer serta konsentrasi Awan hujan yang meningkat di atas pulau Ambon pada tanggal
8 Juni 2017.
Mengetahui: Pembuat Laporan,
Kepala Stasiun Klimatologi Tim Analisa & Prakiraan
Seram Bagian Barat
1. STEVEN CAHYA ANDIKA, S.Tr
BERNADUS DANIEL S. A. K, SP, MM NIP. 19890716 201012 1 002
NIP. 19810609 200212 1 001
2. NASTITI ANDINI, S.Tr
NIP. 19890716 201012 1 002