backup harddisk via network dengan ghost

Upload: jacobsyarif7533

Post on 12-Jul-2015

431 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Backup harddisk via Network dengan GhostNorton Ghost adalah salah satu utiliti untuk membackup dan restore data harddisk ke harddisk atau media lain. Sejak Ghost DOS 2005 dengan versi 8.3 release, paket lengkap dari software Symantec Ghost juga memiliki fitur kompatibel dengan hardware terbaru seperti kemampuan mengcopy pada SATA device serta tambahan untuk melakukan backup dan restore melalui networking (LAN) Selain Ghost32 8.3 versi DOS terdapat software lain dengan fungsi sama seperti Ghost32 8.3 tetapi ditujukan untuk pemakaian langsung pada sistem Windows serta jaringan network (LAN). Fungsi Ghost32 adalah melakukan backup atau restore harddisk baik untuk standalone PC maupun antar network. Anda dapat melakukan backup partisi atau disc melalui antar computer dengan mentranfer file ke computer lain didalam sebuah jaringan network Pemakaian Ghost32 untuk network dibedakan dengan status sebagai computer Slave dan Master. Status computer Slave difungsikan sebagai computer penampung, penyimpan atau storage. Terdapat 2 program yang dapat digunakan sebagai status Slave yaitu Ghost32 untuk peer to peer atau GhostCast Server (GhostSRV) didalam computer Slave Untuk status Master adalah computer lain yang akan mentranfer file ke computer Slave dan menyimpan file Ghost pada harddisk Slave. Atau untuk memudah pengertian Master, adalah computer yang akan membackup data dari harddisk baik partisi maupun seluruh isi harddisk dan mengirim datanya ke computer slave untuk disimpan dan dijadikan sebuah image file. Dengan Ghost32, status Slave Peer to Peer dapat dijalankan dari Ghost32 dengan pilihan : Peer to peer -> TCP/IP -> Slave Dengan GhostSRV, status Slave disebut sebagai GhostCast Server yang memiliki interface seperti program Windows. Sedikit berbeda dengan Ghost32, dengan GhostCast Server maka anda dapat memilih nama untuk Session Name dan memilih apakah program akan mengaktifkan untuk melakukan backup atau restore. Sedangkan status master hanya dapat dijalankan pada Ghost32 saja. Tetapi perbedaan pada pilihan option untuk koneksi ke software Ghost32 peer to peer atau untuk GhostCast Server. Untuk pilihan Master pada Ghost32 peer to peer, memiliki pilihan tidak berbeda seperti Ghost32 pada computer Slave. Anda cukup memilih option Master dan mengkoneksi nomor IP computer Slave sebagai computer storage.

Sedangkan dengan GhostCast server, anda dapat memilih nama Session Name yang telah anda buat pada computer Slave sesuai langkah yang telah anda buat misalnya untuk melakukan backup atau melakukan restore pada sebuah sesi Tujuan pemakaian Ghost32 peer to peer dan Cast Server untuk network:

Dapat melakukan backup dan restore pada computer dan memindahkan isi harddisk atau media lain ke computer lain melalui jaringan (LAN). Posisi computer penyimpan atau sebagai storage disebut sebagai Slave yang menampung hasil pengirimand dari computer master. Dan computer yang melakukan remote untuk memindahkan file disebut Master mengunakan software Ghost32 Dengan software Ghost32, lebih mudah untuk melakukan backup dan restore harddisk tanpa harus membuka case computer atau menambahkan perangkat storage seperti USB harddisk. Dan image harddisk dapat dilakukan pemindahan data harddisk ataupun image file ditranfer melalui jaringan LAN ke computer Slave dan Master Computer yang diaktifkan sebagai Slave tidak perlu membuka isi harddisk dengan share file sehingga relatif lebih aman. Ghost membuat file berdasarkan image atau langsung membuat ke sebuah partisi atau disk sesuai pilihan anda. Dibandingkan dengan melakukan copy file via Explorer Windows tentu membutuhkan waktu lebih lama Dapat bekerja dengan GhostSRV atau GhostCast Server sebagai slave server untuk membuat cloning image Ghost dalam bentuk filefile. Dan nama file sudah dapat anda tentukan sebelum melakukan copy data dari software Ghost32 pada computer Master. Dengan GhostCast Server, dapat dilakukan untuk membackup secara bersamaan dari 1 buah computer Slave dengan beberapa computer Master.

Keterbatasan dari Software Ghost32 dan GhostCast Server:

Ghost32 tidak bekerja pada OS dibawah versi WinXP Pro Tidak dapat mengcopy dan restore partisi maupun harddisk bila terdapat sistem operasi aktif. Misalnya harddisk dengan 1 partisi termasuk didalamnya OS Windows XP. Maka Ghost32 tidak dapat melakukan backup atau restore Membutuhkan koneksi LAN untuk mentranfer file dari harddisk ke harddisk didalam sebuah jaringan

Untuk GhostSRV membantu untuk lebih mudah melakukan backup dan restore: Software Ghost memiliki satu software yaitu GhostSRV untuk membantu proses backup maupun restore data. Seperti Ghost32, GhosSRV ditempatkan sebagai Slave computer atau computer penyimpan penganti dari Ghost32 Slave. Dengan GhostSRV dapat bekerja dengan beberapa program untuk sebuah PC. Misalnya anda memerlukan 3 buah copy backup

dari 3 computer berbeda. Anda cukup menjalankan 3 program GhostSRV pada sebuah computer slave untuk menyimpan image file. Berbeda dengan Ghost32 dengan koneksi peer to peer atau direct atau langsung ke antar computer berdasarkan nomor IP computer. Untuk GhostSRV dapat diberikan nama tersendiri atau disebut Session Name. Hal ini lebih mudah mengatur nama file dan menhindari kesalahan ketika membackup Contoh sederhana, ada 3 buah computer dengan partisi D yang akan dibackup misalnya PC1, PC2 dan PC3. Dengan GhostSRV , anda dapat menjalankan 3 program GhostSRV bersamaan dan memberikan nama Session Name dengan untuk program pertama misalnya dengan session name pc1drived dan pc2drived untuk session name kedua dan selanjutnya. Pada program GhostSRV, anda dapat langsung memberikan nama sebelum melakukan backup file dari hasil ghost dan menyiapkan 3 program GhostSRV untuk siap menerima client dengan masing masing nama Session Name. Selesai anda menyiapkan computer untuk menyimpan data, anda cukup pergi ke computer PC1 sebagai computer master pertama dan melakukan backup dengan Ghost32 tetapi pilihan option mengunakan GhostCast. Didalam computer master pertama (PC1), anda cukup memasukan nama session name yang sudah anda buat dari PC slave dengan program GhostSRV sebelumnya. Bila nama Session Name benar program Ghost32, maka proses backup dilakukan seperti biasa seperti Ghost32 dengan Peer to Peer, tetapi nama file backup yang disimpan sudah diatur ketika anda menjalankan program GhostSRV. Setelah program Ghost32 sedang melakukan backup dari PC1, anda dapat melakukan backup dari PC2 dengan langkah yang sama. Sehingga proses backup dapat dilakukan dengan waktu bersamaan ke sebuah computer sebagai storage (slave computer). Perbedaan dengan Ghost32 peer to peer, nama file backup atau pilihan file restore dipilih setelah terhubungnya antara computer master dan slave Untuk kecepatan backup dengan LAN berkecepatan 100Mbps ethernet, memiliki kecepatan sekitar 500MB atau lebih perdetik. Selanjutnya langkah melakukan koneksi antar PC dengan Ghost32 dan GhostSRV Dibawah ini adalah tahapan untuk melakukan backup atau restore dari sebuah computer ke computer lain dengan tranfer via jaringan LAN

Backup dengan Ghost Peer to Peer - SlaveLangkah awal untuk mengcopy partisi harddisk dengan Ghost Peer to Peer. Jalankan program Ghost32 pada computer yang difungsikan sebagai storage atau Slave Computer untuk menampung file dari computer master

Pilih menu : Peer to Peer -> TCP/IP -> Slave

Ghost akan menampilkan IP number computer Slave, nantinya nomor IP computer tersebut digunakan untuk penghubung dari computer Master. Computer Slave akan menunggu Ghost32 dari computer master sebelum menerima data untuk disimpan didalam harddisk

Bila Ghost Peer to Peer telah terhubung, maka akan tampil seperti gambar dibawah ini

Backup dengan Ghost Peer to Peer MasterUntuk computer kedua atau yang akan dibackup/restore atau disebut sebagai computer Master, jalankan program seperti gambar dibawah ini. Option : Peer to Peer -> TCP/IP -> Master

Lalu masukan nomor IP dari computer Slave sebagai storage seperti gambar dibawah

Bila program Ghost di computer Master telah terhubung, maka tampilan seperti gambar dibawah ini. Menu Local atau untuk mengcopy dan restore file Ghost pada local harddisk akan dihilangkan dan keterangan paling kiri bawah pada program menunjukan status Connected. Pilih option untuk melakukan backup, misalnya pada gambar dibawah adalah untuk membackup partisi computer Master ke image file dan disimpan ke computer slave.

Setelah anda memilih partisi ataupun disk yang akan dibackup maka akan muncul pilihan nama file. Perlu diingatkan ketika anda menyimpan file, file yang akan disimpan bukan pada computer master, melainkan dikirim ke computer Slave dan informasi pada Remote File Name of Image adalah nama directory dan disc di computer Slave.

Proses selanjut seperti melakukan pilihan Ghost untuk local, dimana anda diminta memilih apakah file image akan dicompress atau tidak

Pada gambar dibawah ini adalah proses ketika mentranfer file untuk membackup file dari computer Slave sebesar 2.559MB (2.5GB) ke harddisk computer Slave. Pada gambar dibawah juga terlihat informasi bahwa Connection type dengan TCPI/IP, atau mentranfer file image backup dari Ghost melalui network

Backup dengan Ghost dengan GhostCast Server SlaveUntuk program GhostCast Server dapat difungsikan seperti Ghost32 (Slave), tetapi tidak dapat difungsikan sebagai Master. Berbeda dengan Ghost32, dimana pengaturan nama file diatur melalui computer master. Untuk GhostCast Server diatur langsung dari software ini sebelum melakukan backup ataupun restore. Termasuk pilihan nama

Session Name, jenis pengerjaan untuk partisi atau disk, pemberian nama file untuk membackup dan pilihan file image yang telah disimpan untuk melakukan restore. GhostCast Server harus dijalankan dahulu sebelum anda berpindah ke computer master lain untuk melakukan backup dan restore. Pada gambar dibawah ini, pemberian nama pc2backup untuk nama Session Name. Ketika anda pergi ke computer lain misalnya PC nomor 2 dan melakukan backup file, anda cukup memasukan nama Session Name yaitu pc2backup. Nantinya setelah anda siap mentranfer dari computer Master, jangan lupa meng-Accept Client agar GhostCast Server dapat menerima data file backup dari Ghost32 di computer Master

Pada gambar dibawah ini ketika GhostCast Server telah selesai menerima data yang dikirim dari computer Master dengan program Ghost32

GhostCast Server dapat dijalankan pada Windows dengan beberapa program yang sama dibuka bersamaan. Artinya anda hanya perlu membuka beberapa program dari GhostCast Server dan membuat masing masing Session Name. GhostCast Server pada sebuah computer Slave baik untuk tugas restore dan backup.

Backup dengan Ghost dengan GhostCast Server MasterSetelah anda menyiapkan setup pada computer Slave sebagai penerima atau pengirim file. Setting untuk Ghost32 dengan koneksi GhostCast Server seperti gambar dibawah ini. Pilihan dengan : GhostCast -> dan pilih salah satu antara Multi Cast, Directed Broadcast dan Unicast.

Lalu masukan Session Name yang telah anda buat pada computer Slave seperti gambar dibawah ini. Selanjutnya proses seperti melakukan backup dengan Ghost Local tetapi file yang diterima akan disimpan dan langsung diberi nama sesuai dari pilihan yang anda buat pada program GhostCast. Sedangkan untuk melakukan restore, Ghost32 akan langsung menerima data yang dikirim ketika software GhostCast dijalankan dengan perintah Send

Kemudahan untuk membackup restore dengan Ghost via Network

dan

Fungsi program Ghost via network tidak sepenuhnya mengantikan fungsi tranfer file antar computer dalam melakukan backup dan restore. Karena dengan mentranfer file via jaringan network bisa saja dilakukan dengan memindahkan file secara manual ke computer lain. Tetapi ada beberapa keuntungan dengan Ghost via Network :

Dengan backup dan restore melalui Network, anda dapat melakukan backup partisi maupun disk computer langsung ke image file dan bukan dalam bentuk file dan directory Dengan GhostCast Server dapat melakukan restore secara bersamaan bila memiliki master yang sama. Dengan compressing file, perpindahan data dari sebuah computer storage (Slave) ke computer client (Master) dapat dipersingkat. Khususnya untuk melakukan multiple restore ke beberapa harddisk client. Menghindari data pada harddisk storage (slave) terlalu banyak menampung nama file dan directory yang terkadang membuat data crash pada harddisk backup. Dengan Ghost via network hanya

memerlukan satu buah nama file baik untuk membackup sebuah disc atau partisi. Ghost32 dan GhostCast Server lebih diperuntukan untuk melakukan restore dengan banyak computer.

Catatan akhir pada artikel ini. Sebaiknya anda mengerti apa yang akan dilakukan baik mengenai kinerja program Ghost32 dan GhostCast Server. Kesalahan dalam melakukan backup atau restore tentunya memiliki resiko lebih besar dengan hilangnya data pada sebuah harddisk

Backup dan Restore menggunakan Partimage(Media backup dan restore melalui LINUX) Partimage (partition image) adalah utilitas LINUX/UNIX yang akan menyimpan partisi dalam banyak format menjadi image file. Image file ini dapat dimampatkan (kompresi) ke GZIP/BZIP2, dan juga bisa dipecah menjadi beberapa file. Image juga bisa disimpan melalui jaringan ( sejak versi 0.6.0). Lisensi Partimage adalah free software GPL 2 (GNU General Public Lisence). Partimage hanya meng-copy blok data yang digunakan oleh partisi. Untuk efisiensi dan kecepatan, blok yang tidak digunakan tidak disimpan dalam image file. Ini tidak seperti kalau menggunakan dd command, yang akan menyimpan juga blok yang tidak digunakan. Beberapa keuntungan menggunakan Partimage :

Kita dapat me-restore partisi LINUX, Windows atau sistem file lainnya, misalnya jika ada masalah virus, file system error, manipulation error, dan lain lain. Image file yang dibuat bisa digunakan untuk banyak komputer yang identik. Misalnya dalam satu tempat terdapat 100 komputer, maka dengan membuat satu image file bisa dipakai untuk semua komputer kalau terjadi masalah. Bisa membuat berbagai file dalam satu komputer, karena bentuknya berupa file

Beberapa file system yang di-support oleh Partimage ada pada Tabel 1.

NTFS (Windows NT File System) tidak di-support penuh untuk beberapa hal berikut ini :1. Jika systen files terfragmentasi (fragmented). Untuk mengatasi hal ini,

maka sebaiknya partisi NTFS di-defrag terlebih dahulu, setelah itu baru di backup.2. Jika system files di-compress. Untuk mengatasi hal ini, maka

sebaiknya partisi NTFS dibuat tanpa kompresi (decompression) terlebih dahulu, setelah itu baru di-backup. Ketika akan membackup ke image file, kita dapat memilih empat level kompresi berikut ini :1. none atau tanpa kompresi.

Dengan No compression akan dihasilkan image file yang besar, sebesar ukuran data yang digunakan. Ini diperlukan kalau space kita besar. Pada pilihan ini, proses backup dan restore akan sangat cepat.2. Gzip atau image dikompresi dengan gzip (default).

Dengan Gzip compression, didapatkan image file yang kecil. Pilihan ini banyak digunakan, sehingga dipasang secara default. Pilihan ini akan membutuhkan waktu lama, tetapi akan menghasilkan ukuran file yang kecil. 3. Bzip2 atau image dikompresi dengan bzip2. Dengan Bzip2 compression, akan didapatkan ukuran file yang sangat kecil, namun ini akan menjadikan proses lebih lambat lagi. Ini akan berguna jika ruang penyimpanan backup kita sangat terbatas, dan kita punya banyak waktu. 4. Lzo atau image dikompresi dengan lzo (untuk versi 0.7.0 ke atas). Lzo compression merupakan kompresi yang lebih cepat daripada gzip, tetapi efisiensinya agak rendah sedikit dari gzip. Backup dengan Partimage Beberapa langkah yang harus diambil untuk mem-backup adalah : 1. Optimalkan sistem Sistem yang akan dibackup adalah sistem optimal (menurut kita sendiri). Artinya, disaat sistem bekerja normal, aplikasi yang dipasang juga sudah dipilih, dan di-setting dengan baik. Menata sistem sampai optimal sebelum di-backup adalah sangat penting.2. Ummount partisi yang akan di-backup.

Setelah sistem optimal, artisi sistem di-unmount untuk di-backup. Kalau kita membackup sistem Linux, maka kita bisa memanfaatkan Linux live-cd, misalnya Kanotix, Knoppix, dan Rescuecd. Kalau kita mem-backup windows, kita bisa melakukannya melalui Linux yang sudah terinstal di harddisk ataupun melalui Linux live CD. Berikut perintah umount:

3. Mount partisi penyimpanan, dan buka partisi. Siapkan partisi yang akan digunakan untuk menyimpan image file, misalnya :

Lalu buka partisi tersebut :

4. Aktifkan

Partimage

dengan

jalan

mengetikkan

perintah

Partimage : Pada layar akan muncul dialog seperti Gambar 1.

5. Dari gambar 1, ditentukan letak partisi yang akan di-backup.

Dalam contoh ini dipilih hda7. Lalu tulis nama file image yang akan dibuat (misal: kanotix_2007). Karena mem-backup, maka dipilih save-partition. Lakukan seperti di atas, kemudian untuk proses berikutnya tekan F5, maka akan muncul seperti Gambar 2.

6. Dari gambar 2, kita dapat memilih beberapa option untuk

kompresi, deskripsi, dan lain sebagainya. Proses berikutnya tekan F5, maka akan muncul seperti gambar 3.

7. Deskripsi ini berguna untuk memberi gambaran apa isi dari image file yang dibuat. Boleh juga dikosongkan, kalau tidak berminat mengisinya. Selanjutnya, Partimage akan memberi informasi backup yang akan kita buat seperti gambar 4.

8. Setelah tekan

ok, maka proses penyimpanan partition ke bentuk file akan berlangsung beberapa menit. Lama waktu ini tergantung dari seberapa besar ukuran data yang digunakan oleh partisi.

9. Pada contoh pembuatan ini, partisi linux yang digunakan

berukuran 5 GB, dengan ukuran byte yang terpakai 1,84 GB. Ternyata ukuran image file adalah 758 MB, dengan waktu yang dibutuhkan untuk mem-backup 9 menit 41 detik, dan untuk merestore 5 menit 15 detik seperti gambar 5.

File hasil pembuatan backup ini memiliki ekstensi .000 (.001, .002 dst kalau di-split).10.

11. Untuk mem-backup sistem operasi lain caranya sama, namun hal yang perlu diperhatikan adalah partisi mana yang akan di-backup, dan di mana image file akan disimpan.

Restore dengan Partimage1. umount partisi yang akan di-restore. Setelah sistem optimal, partisi

sistem di-umount untuk di-restore. Kalau me-restore sistem Linux, manfaatkan linux live CD. Kalau me-restore Windows bisa dilakukan melalui Linux yang sudah terinstal di harddisk, atau melalui Linux live CD. 2. mount partisi yang di dalamnya ada image file, dan buka partisi. Setelah itu, disiapkan partisi yang akan digunakan untuk menyimpan image file. Misalnya :

3. Aktifkan Partimage :

Pada layar akan muncul dialog seperti gambar 6.

4. Pilih

partisi hda 7, dan image file yang digunakan adalah kanotix_2007.000 (nama saat proses backup). Aksi yang dipilih adalah restore partition from an image file. Setelah dipilih next, maka akan muncul seperti gambar 7.

5. Proses Partimage ini akan menunjukkan deskripsi yang dulunya kita

tulis, sehingga kita dengan mudah bisa mengenali image file yang akan di-restore. Setelah menyampaikan deskripsinya, Partimage akan memperlihatkan option restore. Disini bisa dipilih beberapa opsi, misalnya setelah selesai apa yang akan dilakukan (wait, halt, reboot atau Quit).6. Setelah Ok, maka akan muncul konfirmasi (gambar 8) apakah yakin

akan me-restore atau tidak, setelah dipilih Yes, maka proses restore akan segera dimulai.

7. Setelah memilih Wait, Partimage akan menampilkan pesan beberapa

data yang di-copy, kecepatan serta waktu yang dibutuhkan, seperti dalam gambar 9. Setelah Ok, maka proses restore selesai.

Cara cepat mem-backup dan me-restore dengan Partimage Sebenarnya ada cara lain untuk mem-backup dan me-restore dengan cepat, yaitu dengan langkahh langkah berikut ini : 1. Lepaskan (umount) partisi yang akan di-restore atau di-backup :

2. Setelah itu, siapkan partisi image file, misalnya :

3. Lalu buka partisi tersebut :

4. Untuk mem-backup, lakukan langkah 1,2,3 lalu gunakan perintah :

5. Untuk me-restore, lakukan step 1,2,3 lalu menulis :

Kesimpulan dan Saran 1. Usahakan hanya menginstal software yang sudah mengenali semua hardware dengan baik, dan merupakan software yang sering kita pakai, sehingga optimal ( bisa di-restore secara efisien ).2. Jika paham tentang temporer file, hapus dulu sehingga diharapkan

ukuran image file lebih kecil.

a) Misalnya, backup windows dapat menghapus pagefile.sys, dan hibernat.sys pada direktori C:, kemudian cari temp file lainnya. b) Biasanya, aplikasi windows sebelum menginstal, menaruh file sementara ke direktori temmp. Direktori temp kadang dihapus, namun kadang tidak dihapus, sehingga kita perlu menghapusnya. c) Pada linux, boba kita lihat direktori dan file temporari pada direktori home mmasing masing user.3. Simpan hasil backup pada partisi yang bebas. Misalnya memakai

partisi 1 berisi windows, partisi 2 berisi data, partisi 3 berisi master, partisi 5 berisi Linux, partisi 6 berisi swap, maka gunakan partisi 2 atau 3 sehingga pada saat windoows crash, image file bisa segera digunakan. Demikian jua bila misalnya linux crash, maka file backup juga bisa digunakan. 4. Jika harddisk komputer sudah terlalu penuh, letakkan file backup pada CD / DVD. 5. Untuk membakat CD/DVD, bisa dilakukan melalui Linux (menggunakan aplikasi k3b), ataupun melalui OS lainnya. Pada windows bisa menggunakan aplikasi Nero (paling umum digunakan pada windows, cara penggunaannya sama dengan k3b pada linux). 6. File hasil pem-backup-an dapat digunakan melalui jaringan ( proses backup dan proses restore). Hal ini sangat penting, apabila : a. Jumlah komputer yang dikelola banyak, pada suatu jaringan yang besar, misalnya laboratorium, perusahaan, pendidikan, dan lainnya. b. Jenis sistem operasi yang digunakan bervariasi (Linux, windows, macOS, dan lain lain) pada suatu jaringan, sehingga akan membantu administrator dalam pengelolaan jaringan. 7. menjadwal proses pem-backup-an komputer sehingga tidak terlalu banyak memikirkan yang tidak perlu. Banyak user memiliki masalah dengan banyak virus yang menyerang windows, sehingga banyak waktu yang terkuras dalam menangani virus. Mau tidak mau, kita perlu mem-backup koomputer secara baik.