bacilus

37
BASIL GRAM POSITIF BASIL GRAM POSITIF PEMBENTUK SPORA PEMBENTUK SPORA Oleh : Oleh : IIS KURNIATI IIS KURNIATI

Upload: isti-sofia-insani

Post on 11-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kalisifikasi Bacillus

TRANSCRIPT

Page 1: BACILUS

BASIL GRAM POSITIF BASIL GRAM POSITIF PEMBENTUK SPORAPEMBENTUK SPORA

Oleh :Oleh :

IIS KURNIATIIIS KURNIATI

Page 2: BACILUS

Basil Gram Positif Basil Gram Positif Pembentuk SporaPembentuk Spora

AEROB AEROB → Bacillus→ Bacillus

ANAEROB → Clostridium ANAEROB → Clostridium

B. ANTHRACISB. ANTHRACIS

B. CEREUSB. CEREUS

Page 3: BACILUS

A. B.anthracisA. B.anthracis

Atraks: penyakit zoonosis Atraks: penyakit zoonosis → → Bacillus Bacillus anthracisanthracis

Manusia terinfeksi: Inokulasi pada kulit Manusia terinfeksi: Inokulasi pada kulit (antraks cutaneus), inhalasi (antraks (antraks cutaneus), inhalasi (antraks pernapasan) atau ingesti (antraks pernapasan) atau ingesti (antraks gastointestinal) gastointestinal)

Page 4: BACILUS

EtiologiEtiologi

Bacillus anthracis, Bacillus anthracis, ukuran 1,0-1,5 ukuran 1,0-1,5 μμm x 3-8 m x 3-8 μμm, m, nonmotil, aerobik, gram positif batang, berkapsul nonmotil, aerobik, gram positif batang, berkapsul D-D-glutamate.glutamate.

Exotoksin terdiri 3 jenis protein, yaitu Protective Agent Exotoksin terdiri 3 jenis protein, yaitu Protective Agent (PA), Edema Factor (EF), dan Lethal Factor (LF)(PA), Edema Factor (EF), dan Lethal Factor (LF)

Di tanah, spora 1-5 Di tanah, spora 1-5 μμm dapat bertahan pada suhu m dapat bertahan pada suhu 2020OOC-44C-44OOC selama 50 tahun. Tahan terhadap banyak C selama 50 tahun. Tahan terhadap banyak desinfektan dan panas, dapat mati jika dipanaskan desinfektan dan panas, dapat mati jika dipanaskan suhu 90suhu 90OOC selama 45 m/100C selama 45 m/100OOC selama 15 m’.C selama 15 m’.

Spora bertahan pada tanah netral,pada tanah Spora bertahan pada tanah netral,pada tanah berkapur alkali, tumbuh bentuk vegetatif. berkapur alkali, tumbuh bentuk vegetatif.

Penyakit AntraksPenyakit Antraks

Page 5: BACILUS

EpidemiologiEpidemiologiPada hewan herbivora, seperti sapi, kambing, domba, Pada hewan herbivora, seperti sapi, kambing, domba, kerbau, babi, kuda, rusa, burung unta.kerbau, babi, kuda, rusa, burung unta.

Kasus di dunia pada manusia 20.000-100.000 kasus Kasus di dunia pada manusia 20.000-100.000 kasus mortalitas mencapai 18%.mortalitas mencapai 18%.

Negara endemik antraks Amerika Serikat, Yunani, Negara endemik antraks Amerika Serikat, Yunani, Francis, bagian Selatan Italia, Amerika Selatan Afrika, Francis, bagian Selatan Italia, Amerika Selatan Afrika, India, Asia Tenggara, Albania, Timur Tengah, Rusia dan India, Asia Tenggara, Albania, Timur Tengah, Rusia dan Rumania.Rumania.

1978-1980 1978-1980 outbreaks outbreaks di Zimbabwe 10.000 orang di Zimbabwe 10.000 orang terinfeksi antraks cutaneus dan > 100 orang meninggalterinfeksi antraks cutaneus dan > 100 orang meninggal

Gulf war: pada tahun 1991 Iraq menggunakan spora Gulf war: pada tahun 1991 Iraq menggunakan spora bakteri ini untuk senjata biologis.bakteri ini untuk senjata biologis.

Amerika Serikat 2001 mengakibatkan Amerika Serikat 2001 mengakibatkan outbreaks outbreaks antraks antraks inhalasi dan antraks cutaneus, 5 orang meninggal dari inhalasi dan antraks cutaneus, 5 orang meninggal dari 18 kasus18 kasus

Page 6: BACILUS

Daerah endemis Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah endemis Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Sumatera Barat, Jambi, Sulawesi Yogyakarta, Sumatera Barat, Jambi, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, NTB Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, NTB dan NTT. dan NTT.

NTB: Oktober 2004 Kab. Sumbawa terserang NTB: Oktober 2004 Kab. Sumbawa terserang antraks dimana 15 positif. Januari 2003 Kab. Bima, 9 antraks dimana 15 positif. Januari 2003 Kab. Bima, 9 orang meninggalorang meninggal

Yogyakarta: Desember 2004, Kab. Sleman 120 Yogyakarta: Desember 2004, Kab. Sleman 120 orang positif.orang positif.

Jawa Barat: 7 Kabupaten/Kota endemi antraks, yaitu Jawa Barat: 7 Kabupaten/Kota endemi antraks, yaitu Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Bekasi, Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten Bekasi, Kabupaten karawang serta Kota Depok di 30 Kabupaten karawang serta Kota Depok di 30 Kecamatan 57 desa.Kecamatan 57 desa.

Antraks di IndonesiaAntraks di Indonesia

Page 7: BACILUS

Kota Bogor: Kec. Tanah Sareal, akhir 2002, Kota Bogor: Kec. Tanah Sareal, akhir 2002, 5 orang terserang antraks.5 orang terserang antraks.

Kab. Bogor: Januari 2003 Kec. Babakan Kab. Bogor: Januari 2003 Kec. Babakan Mandang, 8 warga +, Januari 2004 Kec. Mandang, 8 warga +, Januari 2004 Kec. Cibinong, 3 orang + antraks dan Oktober Cibinong, 3 orang + antraks dan Oktober 2004 Kec. Babakan Mandang 28 orang 2004 Kec. Babakan Mandang 28 orang terserang antraks, 6 orang meninggal.terserang antraks, 6 orang meninggal.

Di Kab. Bogor: tahun 2001-Oktober 2004: 47 Di Kab. Bogor: tahun 2001-Oktober 2004: 47 orang terjangkit antraks, meninggal 11 orang terjangkit antraks, meninggal 11 orang.orang.

Page 8: BACILUS

Pada HewanPada Hewan

Memakan tumbuhan atau rumput tercemar Memakan tumbuhan atau rumput tercemar spora antraks spora antraks

1 ml darah yang terinfeksi mengandung 1 ml darah yang terinfeksi mengandung miliar miliar B. anthracis.B. anthracis.

Melalui kontak langsung dengan hewan Melalui kontak langsung dengan hewan yang terinfeksi.yang terinfeksi.

TansmisiTansmisi

Page 9: BACILUS

Pada ManusiaPada ManusiaKontak langsung dengan hewan terinfeksi: darah, Kontak langsung dengan hewan terinfeksi: darah, urine, tulang, daging, jeroan, kulit, rambut, tanduk, urine, tulang, daging, jeroan, kulit, rambut, tanduk, barang-barang yang tercemar seperti kandang, barang-barang yang tercemar seperti kandang, pakan hewan.pakan hewan.

Makanan atau minuman yang tercemar, melalui Makanan atau minuman yang tercemar, melalui inhalasi.inhalasi.

Gigitan serangga lalat Gigitan serangga lalat (Tabanus sp)(Tabanus sp)

Transmisi tidak terjadi dari manusia ke manusia Transmisi tidak terjadi dari manusia ke manusia lain.lain.

Laki-laki lebih sering daripada wanita (3 :1 ) ? Laki-laki lebih sering daripada wanita (3 :1 ) ?

Page 10: BACILUS

Faktor virulensi antraks, kapsul poli-D-glutamat, Faktor virulensi antraks, kapsul poli-D-glutamat, dan protein exotoksin yaitu dan protein exotoksin yaitu Protective Agent Protective Agent (PA), (PA), Edema Factor Edema Factor (EF), dan (EF), dan Lethal Factor Lethal Factor (LF).(LF).Protein PA terbelah 2 fragmen oleh enzim protease Protein PA terbelah 2 fragmen oleh enzim protease sel inang. Fragmen PA mengikat membran sel dan sel inang. Fragmen PA mengikat membran sel dan menjadi reseptor bagi EF dan LF.menjadi reseptor bagi EF dan LF.EF menghasilkan toksin udema ↑ siklik AMP EF menghasilkan toksin udema ↑ siklik AMP intraselular menghambat kerja sel netrofil dan intraselular menghambat kerja sel netrofil dan menyebabkan lesi pada antraks cutaneus.menyebabkan lesi pada antraks cutaneus.Protein LF menyebabkan kematian sel, tetapi Protein LF menyebabkan kematian sel, tetapi hingga saat ini mekanismenya belum diketahui hingga saat ini mekanismenya belum diketahui pasti.pasti.Kapsul akan mengkode 110 kb plasmid, Kapsul akan mengkode 110 kb plasmid, merupakan antipagosit yang resisten terhadap merupakan antipagosit yang resisten terhadap ingesti dari leukosit ingesti dari leukosit

PatogenesisPatogenesis

Page 11: BACILUS

Antraks cutaneus: inokulasi spora pada kulit yang Antraks cutaneus: inokulasi spora pada kulit yang luka. Spora berkembang, multifikasi, kapsul luka. Spora berkembang, multifikasi, kapsul antifagosit dan protein exotoksin mengganggu antifagosit dan protein exotoksin mengganggu fungsi sel fagosit, yang menghasilkan nekrosis fungsi sel fagosit, yang menghasilkan nekrosis haemoragi.haemoragi.Antraks inhalasi, spora masuk melalui inhalasi. Antraks inhalasi, spora masuk melalui inhalasi. Pada marmut, awalnya akan diingesti oleh Pada marmut, awalnya akan diingesti oleh makrofag alveolar kemudian karier di makrofag alveolar kemudian karier di trachebronchial dan di limpo nodus, spora menjadi trachebronchial dan di limpo nodus, spora menjadi basil menghasilkan kapsul dan toksin dan menjadi basil menghasilkan kapsul dan toksin dan menjadi limphdenitis. Pneumonia jarang terjadi tetapi pada limphdenitis. Pneumonia jarang terjadi tetapi pada kasus di Rusia 25% menyebabkan pneumonia.kasus di Rusia 25% menyebabkan pneumonia.Antraks gastrointestinal, mengingesti spora, ulcera Antraks gastrointestinal, mengingesti spora, ulcera pada lambung, ileum, cecum, limphadenitis pada lambung, ileum, cecum, limphadenitis abdominal. abdominal.

Page 12: BACILUS

Hewan masa inkubasi antraks 1-3 hari, kadang 14 Hewan masa inkubasi antraks 1-3 hari, kadang 14 hari, ditandai demam tinggi, gelisah, lemah, sulit hari, ditandai demam tinggi, gelisah, lemah, sulit bernapas, keluar darah dari lubang kumlah, bernapas, keluar darah dari lubang kumlah, pembengkakan pada leher, dada, dan sisi perut, pembengkakan pada leher, dada, dan sisi perut, paha gemetar dan rubuh, terjadi kematian dalam paha gemetar dan rubuh, terjadi kematian dalam waktu yang singkat.waktu yang singkat.

Antraks cutaneus: inkubasi 12 jam – 7 hari tetapi Antraks cutaneus: inkubasi 12 jam – 7 hari tetapi biasanya 3 hari. Ditandai papula yang diikuti biasanya 3 hari. Ditandai papula yang diikuti eschar eschar hitam yang dikelilingi udem lokal kulit hitam yang dikelilingi udem lokal kulit tangan, kaki, leher, wajah dan folikel rambut, tangan, kaki, leher, wajah dan folikel rambut, lemah, demam, sakit kepala. Kematian dapat lemah, demam, sakit kepala. Kematian dapat terjadi 5-20% jika tidak diobati.terjadi 5-20% jika tidak diobati.

Manisfestasi KlinisManisfestasi Klinis

Page 13: BACILUS

Antraks inhalasi yang paling bahaya, masa inkubasi Antraks inhalasi yang paling bahaya, masa inkubasi 1-5 hari terekspos, gejalanya nonspesifik, sesak 1-5 hari terekspos, gejalanya nonspesifik, sesak napas, batuk nonproduktif, takikardi, sianosis, napas, batuk nonproduktif, takikardi, sianosis, adanya udem pada leher, kepala mungkin terjadi, adanya udem pada leher, kepala mungkin terjadi, demam bifasik. Setelah 24 jam tertular penderita bisa demam bifasik. Setelah 24 jam tertular penderita bisa meninggal. Angka mortalitas mencapai 75%. Kira-kira meninggal. Angka mortalitas mencapai 75%. Kira-kira 50% sering menyebabkan meningitis.50% sering menyebabkan meningitis.Antraks gastointestinal dan oropharingeal, masa Antraks gastointestinal dan oropharingeal, masa inkubasi 2-5 hari setelah terekspos, ditandai sakit inkubasi 2-5 hari setelah terekspos, ditandai sakit tenggorokan, ulcera pada mulut, leher dan tenggorokan, ulcera pada mulut, leher dan limpodenopati submandibula dan sering udema pada limpodenopati submandibula dan sering udema pada leher. Penderita umumnya sakit perut, anoreksia, leher. Penderita umumnya sakit perut, anoreksia, nausea, muntah, kadang-kadang diare berdarah, nausea, muntah, kadang-kadang diare berdarah, toxemia dan shock.toxemia dan shock.Antraks meningitis diikuti bakterimia dari bentuk Antraks meningitis diikuti bakterimia dari bentuk cutaneus, paru-paru dan intestinal, demam, cutaneus, paru-paru dan intestinal, demam, meningismus, status mental yang memburuk, dan meningismus, status mental yang memburuk, dan berakibat kematian, biasanya 2-4 hari setelah berakibat kematian, biasanya 2-4 hari setelah penyakit antraks yang lainpenyakit antraks yang lain

Page 14: BACILUS

Dilakukan dengan pewarnaan Gram atau Dilakukan dengan pewarnaan Gram atau Giemsa dan kultur dari sampel luka, darah, Giemsa dan kultur dari sampel luka, darah, cairan cerobrospinal, cairan pieura.cairan cerobrospinal, cairan pieura.

Uji serologis terbagi atas tiga tingkatan.Uji serologis terbagi atas tiga tingkatan.

→ → < 75 EU (Elisa Unit( negatif antraks< 75 EU (Elisa Unit( negatif antraks

→ → 75-100 EU suspek antraks75-100 EU suspek antraks

→ → > 100 EU positif antraks > 100 EU positif antraks

DiagnosisDiagnosis

Page 15: BACILUS

Antraks cutaneus: penicillin 1-2 g/hari, Antraks cutaneus: penicillin 1-2 g/hari, tetrasiklin 2 g/hari, erithromycin, chlorampenicol tetrasiklin 2 g/hari, erithromycin, chlorampenicol dan streptomycin, untuk kulit dapat diberikan dan streptomycin, untuk kulit dapat diberikan glucocorticoid.glucocorticoid.

Antraks gastrointestinal dan inhalasi diberikan Antraks gastrointestinal dan inhalasi diberikan penicillin dosis tinggi 18-24 IU/hari ditambahkan penicillin dosis tinggi 18-24 IU/hari ditambahkan dengan aminoglycosid.dengan aminoglycosid.

PengobatanPengobatan

Page 16: BACILUS

Vaksinasi, pada umur 0-2, dan 4 minggu dan Vaksinasi, pada umur 0-2, dan 4 minggu dan diulangi pada umur 6, 12, dan 18 bulan dengan diulangi pada umur 6, 12, dan 18 bulan dengan boster setiap tahun jika potensial terekspos secara boster setiap tahun jika potensial terekspos secara kontiniyu.kontiniyu.

Pada hewan vaksinasi diberikan 2 kali dalam Pada hewan vaksinasi diberikan 2 kali dalam setahun.setahun.

Hewan yang positif antraks dibakar dan dikubur di Hewan yang positif antraks dibakar dan dikubur di dalam lubang sedalam 2,5 m, diberi kapur dan dalam lubang sedalam 2,5 m, diberi kapur dan ditimbun kembali dengan tanah. Kandang, ditimbun kembali dengan tanah. Kandang, peralatan, dan bahan lainnya yang tercemar spora peralatan, dan bahan lainnya yang tercemar spora atau basil antraks harus didensinfeksi dan dibakar.atau basil antraks harus didensinfeksi dan dibakar.

PencegahanPencegahan

Page 17: BACILUS

Pengawasan lalu lintas ternak dan bahan Pengawasan lalu lintas ternak dan bahan asal hewan daerah endemis dan penertiban asal hewan daerah endemis dan penertiban pemotongan liar di luar (RPH).pemotongan liar di luar (RPH).

Memberi penyuluhan kepada masyarakat Memberi penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit antraks pada hewan dan tentang penyakit antraks pada hewan dan manusia.manusia.

Mengganti pola ternak dari hewan herbivora, Mengganti pola ternak dari hewan herbivora, khususnya sapi, kerbau dan kambing khususnya sapi, kerbau dan kambing menjadi ternak unggas.menjadi ternak unggas.

Memasak daging dan jeroan sampai matangMemasak daging dan jeroan sampai matang

Page 18: BACILUS

B. CEREUSB. CEREUS

Keracunan Makanan Keracunan Makanan

→ → Emetic type (Nasi tercemar ) (muntah)Emetic type (Nasi tercemar ) (muntah)

→ → Diarrheae type (diare)Diarrheae type (diare)

Normal dalam usus Normal dalam usus

→ → > 10> 105 5 → nilai diagnostik (+) → nilai diagnostik (+)

Infeksi mata Infeksi mata

→ → keratitis berat, endoptalmitis& panoptalmitiskeratitis berat, endoptalmitis& panoptalmitis

Faktor predisposisiFaktor predisposisi

→ → alat-alat kedokteran, jarum suntik, tidak sterilalat-alat kedokteran, jarum suntik, tidak steril

Page 19: BACILUS

Bacillus cereus Bacillus cereus pewarnaan Gram, nampak pewarnaan Gram, nampak endospora tidak berwarnaendospora tidak berwarna

Page 20: BACILUS

Spesies lain Spesies lain → → - jarang infektif- jarang infektif

- sulit dibedakan dengan - sulit dibedakan dengan

kontaminasi superfisialkontaminasi superfisial

patogen bagi serangga patogen bagi serangga → insektisida komersial → insektisida komersial

(B. Thuringiensis, B. propilliae, B. Sphaerous, (B. Thuringiensis, B. propilliae, B. Sphaerous, B. larvae, dan B. lentimorbusB. larvae, dan B. lentimorbus

Catatan :Catatan :

Page 21: BACILUS

Closridium botulinum Closridium botulinum Penyebab Penyebab → botulisme→ botulisme Ditemukan : tanah, faeces hewan Ditemukan : tanah, faeces hewan Toksin Toksin → → A-G. A,B,E, A-G. A,B,E, ++ F→ penyakit utama pada manusia F→ penyakit utama pada manusia → → Protein BM 150.000 (100.000 + 50.000)Protein BM 150.000 (100.000 + 50.000)Toksin → kontraksi otot + paralysis Toksin → kontraksi otot + paralysis Toksin C Toksin C → → makanan basa, kedap udara → diasap + makanan basa, kedap udara → diasap + kunyah → dimakan tanpa di masak lagi → sel kunyah → dimakan tanpa di masak lagi → sel vegetatif vegetatif → → toksin pada sinap & hubungan saraf otot → toksin pada sinap & hubungan saraf otot → paralysisparalysis

Page 22: BACILUS

Toksin botulinum pada sistem saraf menggerakkan ototToksin botulinum pada sistem saraf menggerakkan otot

Myelin sheath

Axon

Mitochondria Nucleus of muscle

Myofibrilo

Sarcolemma

Teloglial cell

Myelin sheath

Axon

Mitochondria

Nucleus of muscle

Myofibrilo

Sarcolemma

Teloglial cell

Page 23: BACILUS

B.p. serum, makanan sisa B.p. serum, makanan sisa

Mencit I p Mencit I p → +→ +

Botulisme bayi → ditemukan dari isi usus bayi Botulisme bayi → ditemukan dari isi usus bayi tapi tidak dalam serumtapi tidak dalam serum

HA, RIA → SEROLOGI HA, RIA → SEROLOGI

Diagnostik Lab:Diagnostik Lab:

Page 24: BACILUS

Antitoksin trivalen (A, B, E) Antitoksin trivalen (A, B, E) → I v→ I v

Mesin pernapasan buatan Mesin pernapasan buatan

Mengurangi kematian > 40 % Mengurangi kematian > 40 %

Pengobatan :Pengobatan :

Mendidihkan makanan kaleng 20’Mendidihkan makanan kaleng 20’

Peraturan ketat produk makanan kalengPeraturan ketat produk makanan kaleng

Toxoid bisa digunakan untuk ternak sapi Toxoid bisa digunakan untuk ternak sapi

Pengobatan :Pengobatan :

Page 25: BACILUS

Clostridium Tetani Clostridium Tetani

Penyebab tetanus Penyebab tetanus

Tersebar di tanah dan tinja kutu/hewan lainTersebar di tanah dan tinja kutu/hewan lain

Antigen O Antigen O → neurotoksin – tetanospasmin→ neurotoksin – tetanospasmin

Toksin Toksin

Tetanospasmin → hiperefleksi, spasme otot dan Tetanospasmin → hiperefleksi, spasme otot dan paralisis spastik → <<< mematikanparalisis spastik → <<< mematikan

Page 26: BACILUS

Clostridium tetaniClostridium tetani, pewarnaan gram, pewarnaan gram

Page 27: BACILUS

Tidak invasif Tidak invasif → infeksi terlokalisasi → infeksi terlokalisasi

Toksiemia Toksiemia

Germinasi & pertumbuhan MO dibantu oleh :Germinasi & pertumbuhan MO dibantu oleh :

a. Jaringan nekrotika. Jaringan nekrotik

b. Garam-garam kalsium b. Garam-garam kalsium

c. Infeksi piogenik c. Infeksi piogenik

Toksin → aliran darah → SSP → otak → gejala-Toksin → aliran darah → SSP → otak → gejala-gejala saraf + lumpuhgejala saraf + lumpuh

Patogenesis :Patogenesis :

Page 28: BACILUS

M.i 4-5 hari - mgM.i 4-5 hari - mg

Kejang otot-otot daerah luka- otot rahang - mulut Kejang otot-otot daerah luka- otot rahang - mulut kaku – sadar – nyeri – gangguan pernapasan – kaku – sadar – nyeri – gangguan pernapasan – meninggal - meninggal - ↑↑

Diagnosis : Diagnosis :

Anamnesia Anamnesia

Isolasi anaerob dari jaringan terinfeksiIsolasi anaerob dari jaringan terinfeksi

Uji netralisasi toksin dengan ab spesifik Uji netralisasi toksin dengan ab spesifik

Gambaran Klinis :Gambaran Klinis :

Page 29: BACILUS

Imunisasi aktif → ToxoidImunisasi aktif → Toxoid

Antitoksin IM → perlindungan sistemik Antitoksin IM → perlindungan sistemik (250.000-500.000 (250.000-500.000 μμ))

Pencegahan & PengobatanPencegahan & Pengobatan

Tergantung :Tergantung :

1. Imunisasi aktif1. Imunisasi aktif

2. Perawatan luka2. Perawatan luka

3. Pemakaian antitoksin 3. Pemakaian antitoksin

4. Pemberian penisilin 4. Pemberian penisilin

Page 30: BACILUS

Tetanus positif → pelemas ototTetanus positif → pelemas otot

Antitoksin dosis tinggi → untuk menetralisir Antitoksin dosis tinggi → untuk menetralisir (3000-10.000 limit) (3000-10.000 limit)

Toksin sebelum terikat jaringan sarafToksin sebelum terikat jaringan saraf

Tetanus neonaturum → selamatTetanus neonaturum → selamat

Pembersihan luka → tetanus bbPembersihan luka → tetanus bb

Ab.penisilin → > baik → infeksi piogenik Ab.penisilin → > baik → infeksi piogenik

At

Iv

Page 31: BACILUS

Clostridium PerfringensClostridium Perfringens

Bersifat invasif Bersifat invasif → 20 %→ 20 %

Enterotoksin → keracunan makanan → Enterotoksin → keracunan makanan → mirip mirip B. CereusB. Cereus

Toksin Toksin C perfringensC perfringens tipe A → lesitinase tipe A → lesitinase

Toksin teta → efek hemolitik + nekrotikToksin teta → efek hemolitik + nekrotik

DNase + hialuronidase → kolagen DNase + hialuronidase → kolagen dicerna dicerna

Page 32: BACILUS

Clostridium Clostridium perfringensperfringens((C.welchiiC.welchii), ),

pewarnaan grampewarnaan gram

Biakan Jaringan memperlihatkan Biakan Jaringan memperlihatkan kegiatan toksin kegiatan toksin ClostridiumClostridium dificilledificille.. Radang usus dan diare Radang usus dan diare disebabkan oleh toksin yang disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh strain dihasilkan oleh strain C.dificilleC.dificille

Page 33: BACILUS

Penyebab gas gangren → infeksi campuran C.p Penyebab gas gangren → infeksi campuran C.p → 5% pada vagina → 5% pada vagina

C.p tipe C → enteritis nekrotik (pingkel) → C.p tipe C → enteritis nekrotik (pingkel) → patogen mematikan pada anak-anak patogen mematikan pada anak-anak

Patogenesis:Patogenesis:

Infeksi luka → menyebar 1-3 hr → krepitasi Infeksi luka → menyebar 1-3 hr → krepitasi jaringan & otot → sekret bau → nekrosis jaringan & otot → sekret bau → nekrosis progresif → demam, hemolisis, toksiemia, syokprogresif → demam, hemolisis, toksiemia, syok

Amputasi dini sebelum ditemukan pengobatanAmputasi dini sebelum ditemukan pengobatan

Diare → toksin c.p Diare → toksin c.p

Gambaran Klinis :Gambaran Klinis :

Page 34: BACILUS

Pus luka, jaringan → gas gangren Pus luka, jaringan → gas gangren

mikrokopis dari biakan → jarang berspora mikrokopis dari biakan → jarang berspora

Biakan : AD, tio, daging cincang + glukosa → Biakan : AD, tio, daging cincang + glukosa → anaerob → (+) pindahkan ke susu → 24 jam → anaerob → (+) pindahkan ke susu → 24 jam → gumpalan → gas (+) → c.p (+)gumpalan → gas (+) → c.p (+)

Reaksi biokimia Reaksi biokimia

Uji netralisasi dengan ab/at spesipik Uji netralisasi dengan ab/at spesipik

Diagnostik Laboratorium :Diagnostik Laboratorium :

Page 35: BACILUS

Luka bersih, jaringan mati dibuang → penisilin Luka bersih, jaringan mati dibuang → penisilin

Oksigen hiperbarik Oksigen hiperbarik

Detoksikasi pada pasien Detoksikasi pada pasien

Clostridunun group – c. novyi, c. histolyticum, c. Clostridunun group – c. novyi, c. histolyticum, c. septicum → antitoksin konsentrat polivalen septicum → antitoksin konsentrat polivalen

Keracunan makanan → enterotoksin → Keracunan makanan → enterotoksin → perawatan simptomatik perawatan simptomatik

Toksoid → ?Toksoid → ?

Pengobatan :Pengobatan :

Page 36: BACILUS

Clostridium difficile Clostridium difficile

Penyebab kolitis pseudomembranPenyebab kolitis pseudomembranDiare cair atau berdarah → nyeri abdomen, Diare cair atau berdarah → nyeri abdomen, lekositosis + demam lekositosis + demam Ampisilin + klindamisin Ampisilin + klindamisin → (+) k.p. → diganti → (+) k.p. → diganti dengan metronidazol/vankomisin dengan metronidazol/vankomisin 2 toksin : 2 toksin : → → T.A. enterotoksin poten → SITOTOKSIK T.A. enterotoksin poten → SITOTOKSIK

(pada pili usus)(pada pili usus) → → T.B. SITOTOKSIK potenT.B. SITOTOKSIK potenAtb-As-Diare → diare karena abAtb-As-Diare → diare karena abK.P → 25 % ada hubungan dengan antibiotik + c.dK.P → 25 % ada hubungan dengan antibiotik + c.d

Page 37: BACILUS