bab5

20
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 31 BAB V PENGAMANAN PERALATAN MEKANIK DAN ELEKTRIK Setiap alat pengaman dirancang oleh ahli di bidangnya masing-masing. Jika dipasang secara benar, alat pengaman bisa untuk mencegah kecelakaan yang diakibatkan oleh bagian mesin yang bergerak atau yang menga ndung bahaya lainnya. Suatu alat atau mesin tidak boleh dioperasikan jika pengamannya tidak ada, atau kondisi pengamannya tidak baik atau tidak bekerja normal. Pengaman yang baik akan mencegah masuknya orang ke zona bahaya. Pengaman dirancang sedemikian rupa supaya orang tidak bisa menyentuh bagian bawah, atas atau sekitar zona bahaya pada saat salah satu anggota tubuhnya harus bersentuhan dengan bagian dari mesin yang sedang beroperasi. 1. PENGAMANAN MESIN Prinsip dasar: 1. Pekerja harus diberi pendidikan dan pelatihan. Pekerja harus menyadari dan memahami segala bahaya permesinan dan tindakan pencegahannya. 2. Prosedur tertulis tentang kerja yang aman harus tersedia untuk setiap operasi yang mengandung bahaya. 3. Semua persyaratan yang berkenaan dengan alat pengaman dan diwajibkan oleh undang-undang yang berlaku harus terpenuhi. 4. Setiap pekerjaan perbaikan dan penyetelan harus dilakukan oleh orang yang terlatih dan memenuhi syarat dengan menerapkan prosedur LOTO (Lock Out Tag Out ) dan ijin kerja (Work Permit ) yang memadai. 5. Mesin- mesin baru harus diperiksa dan dokumen yang menyertainya harus diisi dan ditanda tangani oleh semua pihak yang berkepentingan dan pengamanan harus diterapkan mulai dari tahap desain. 6. Bagian-bagian kecil dan berputar ( nip-point ) pada mesin serta bagian-bagian yang bisa menjepit (pinch point ) harus diberi pengaman yang memadai. 7. Pengoperasian tanpa sengaja harus dicegah dan jangan sampai terjadi. 8. Setiap pengaman harus merupakan bagian dari mesin itu sendiri. Tidak boleh memasang pengaman bukan pada mesin itu sendiri. Misalnya, memasang pengaman mesin pada dinding dekat mesin yang bersangkutan. 9. Tombol atau tuas kontrol harus dirancang secara ergono mis dimana tempat operator dan arah gerakan kerjanya harus diperhitungkan agar membuat nyaman operator. 10. Alat ON-OFF darurat dan kabel tank darurat harus mudah diketahui dan mudah dijangkau.

Upload: fridynaintan

Post on 16-Sep-2015

222 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kjdbukw

TRANSCRIPT

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 31

    BAB V PENGAMANAN PERALATAN MEKANIK DAN ELEKTRIK

    Setiap alat pengaman dirancang oleh ahli di bidangnya masing-masing. Jika dipasang secara benar, alat pengaman bisa untuk mencegah kecelakaan yang diakibatkan oleh bagian mesin yang bergerak atau yang mengandung bahaya lainnya. Suatu alat atau mesin tidak boleh dioperasikan jika pengamannya tidak ada, atau kondisi pengamannya tidak baik atau tidak bekerja normal.

    Pengaman yang baik akan mencegah masuknya orang ke zona bahaya. Pengaman dirancang sedemikian rupa supaya orang tidak bisa menyentuh bagian bawah, atas atau sekitar zona bahaya pada saat salah satu anggota tubuhnya harus bersentuhan dengan bagian dari mesin yang sedang beroperasi.

    1. PENGAMANAN MESIN

    Prinsip dasar:

    1. Pekerja harus diberi pendidikan dan pelatihan. Pekerja harus menyadari dan memahami segala bahaya permesinan dan tindakan pencegahannya.

    2. Prosedur tertulis tentang kerja yang aman harus tersedia untuk setiap operasi yang mengandung bahaya.

    3. Semua persyaratan yang berkenaan dengan alat pengaman dan diwajibkan oleh undang-undang yang berlaku harus terpenuhi.

    4. Setiap pekerjaan perbaikan dan penyetelan harus dilakukan oleh orang yang terlatih dan memenuhi syarat dengan menerapkan prosedur LOTO (Lock Out Tag Out) dan ijin kerja (Work Permit) yang memadai.

    5. Mesin-mesin baru harus diperiksa dan dokumen yang menyertainya harus diisi dan ditanda tangani oleh semua pihak yang berkepentingan dan pengamanan harus diterapkan mulai dari tahap desain.

    6. Bagian-bagian kecil dan berputar (nip-point) pada mesin serta bagian-bagian yang bisa menjepit (pinch point) harus diberi pengaman yang memadai.

    7. Pengoperasian tanpa sengaja harus dicegah dan jangan sampai terjadi. 8. Setiap pengaman harus merupakan bagian dari mesin itu sendiri. Tidak boleh

    memasang pengaman bukan pada mesin itu sendiri. Misalnya, memasang pengaman mesin pada dinding dekat mesin yang bersangkutan.

    9. Tombol atau tuas kontrol harus dirancang secara ergonomis dimana tempat operator dan arah gerakan kerjanya harus diperhitungkan agar membuat nyaman operator.

    10. Alat ON-OFF darurat dan kabel tank darurat harus mudah diketahui dan mudah dijangkau.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 32

    11. Pengaman harus terbuat dari bahan kuat. 12. Semua pengaman harus mudah dilepas pada saat perawatan dan perbaikan. Standar K3 Tentang Pengaman Mesin Stasioner 1. Pengaman yang memadai harus dipasang pada equipment stasioner yang

    memiliki komponen putar, di mana karyawan dapat mengalami kontak langsung dengan komponen dimaksud dan dapat mengalami cedera. Komponen putar, V-belt, dan piston yang senantiasa bergerak secara resiprokal adalah sebagian contoh dari equipment yang dapat menyebabkan cedera.

    2. Pengaman harus pula terpasang pada equipment stasioner yang memiliki sumber panas yang dapat tersentuh secara langsung oleh manusia dan berakibat pada kecederaan.

    3. Pengaman mesin dirancang dan dipelihara agar dapat menahan sentakan, getaran, dan keausan yang dapat terjadi selama mesin dioperasikan. Pengaman mesin harus tetap dirawat dan dipertahankan seperti kondisi sewaktu pertama kali dipasang.

    4. Pengaman harus tetap terpasang di tempatnya selama mesin dioperasikan, kecuali pada saat pengetesan atau perbaikan mesin yang memerlukan pembongkaran pengaman dimaksud. Hanya petugas yang kompeten dan ditunjuk yang diijinkan untuk melepaskan pengaman dari mesin. Setelah pekerjaan pada mesin tsb. selesai, pengaman harus segera dipasang kembali.

    5. Pengaman harus terpasang kuat dan benar pada mesin atau struktur yang ada di sekitarnya untuk mencegah pelepasan pengaman secara tidak sengaja.

    6. Semua pengaman mesin harus dicat kuning. Bagian mesin di mana pengaman dipasang juga harus dicat kuning dengan maksud agar pengaman yang hilang dapat dengan mudah dikenali.

    7. Dilarang membuat lubang pada pengaman dengan maksud sebagai jalan untuk pelumasan atau penyetelan. Sistem pelumasan harus berada di luar pengaman yang terpasang, untuk menghindari pelepasan pengaman yang tidak perlu atau cedera pada manusia.

    8. Ukuran bukaan pengaman mesin stasioner maksimum adalah (6mm) ditambah 1/8 jarak pengaman dari zona bahaya. Ketentuan ini tidak berlaku apabila jarak dari pengaman ke zona bahaya melebihi 12 inci (30 cm).

    9. Dilarang meletakkan barang pada atau di sekitar pengaman sehingga akses ke pengaman tersebut menjadi terhalang.

    Pedoman keselamatan saat bekerja dengan mesin

    Jangan membiarkan mesin hidup tanpa pengawasan.

    Ikuti semua instruksi yang diperoleh saat pelatihan.

    Jangan mengoperasikan mesin jika anda belum terlatih mengenai cara pengoperasiannya.

    Pakailah alat pelindung diri secara benar.

    Jangan mengabaikan dan menganggap remeh peralatan keselamatan.

    Jangan mengoperasikan mesin dengan mengenakan pakaian atau perhiasan yang mudah terkait ke mesin, rambut panjang harus dirapikan.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 33

    Gunakan perkakas tangan yang tepat.

    Lakukan penyetelan mesin dengan cara sesuai petunjuk yang disediakan untuk mesin tersebut.

    Jangan menggunakan tangan atau alat yang tidak tepat untuk melepas komponen mesin atau mengambil benda kerja yang tertinggal di dalam mesin.

    Semua bagian mesin yang bergerak harus masuk dalam program pemeliharaan preventif (preventive maintenance). Jika ada penyimpangan pada spesifikasi harus segera dilaporkan dan dicatat. Pengamanan peralatan elektrik 1. Semua perkakas listrik dan bingkai logamnya harus dibumikan (earthed)

    hingga mencapai resistivitas 0,2 ohm. 2. Prosedur penggembokan harus memadai. Disarankan untuk menggunakan

    isolator yang bisa di-lock out sendiri-sendiri. 3. Tombol/tuas kontrol harus mudah dilihat, seragam dan mudah dijangkau. 4. Tombol/tuas kontrol harus terhindar dari pengoperasian yang tidak disengaja 5. Prosedur penggembokan dan izin kerja (work permit) harus ada dan ditaati

    oleh setiap orang. Jalan pintas tidak dibenarkan sama sekali. 6. Semua transformer, sub-station dan panel distribusi harus diberi label dengan

    tepat. Hal ini untuk mencegah kesalahan pemutusan arus. Setiap tuas utama pada panel distribus i harus bisa dijangkau secara langsung (tidak terhalang). Dalam keadaan darurat, tuas utama harus tetap bisa dioperasikan meskipun sirkuit dan isolator yang menerima arus dan tuas utama tersebut dalam keadaan lock-out.

    7. Jika harus ada perubahan pada sistem kelistrikan maka hanya ahli listrik yang boleh melakukannya. Jika ada masalah listrik, minta mereka untuk memperbaikinya sebelum anda kembali bekerja dengan peralatan listrik tersebut.

    8. Pengaman peralatan elektrik harus masuk dalam jadual pemeliharaan preventif. Pakaian pelindung dan alat pelindung diri lainnya harus dipakai dimana diperlukan.

    9. Gunakan tegangan dan arus sesuai yang dibutuhkan oleh peralatan. 10. Dilarang men-jumper circuit breaker. 11. Laporkan jika ada kabel yang terasa hangat kalau disentuh. 12. Laporkan jika ada perkakas yang memiliki masalah pada sistem listriknya.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 34

    2. SISTEM PENGGEMBOKAN DAN PELABELAN Cedera serius atau bahkan meninggal sering menimpa para karyawan yang sedang melakukan perbaikan atau melakukan perawatan suatu mesin atau peralatan dimana mesin atau peralatan secara tidak dikehendaki melepaskan energi. Untuk mencegah terlepasnya energi yang tidak dikehendaki maka karyawan perlu memahami prosedur LOTO (Lock Out = penggembokan dan Tag Out = pelabelan).

    Sistem penggembokan dan pelabelan merupakan prosedur yang harus diterapkan untuk memastikan bahwa tidak ada karyawan yang bisa mengaktifkan suatu sumber energi atau suplai bahan kimia kecuali memiliki ijin dan terlatih untuk melakukannya.

    Bagian yang diidentifikasi

    sumber energi listrik

    sumber energi mekanis (uap, udara dan hidrolik)

    jaringan pipa kimia

    ruang tertutup (confined spaces)

    prosedur dan operasi mematikan mesin (shut-down) Jenis dan Sumber Energi Energi kinetik: yaitu energi yang tersimpan pada suatu benda karena pergerakan benda tersebut.

    Energi Potensial: yaitu energi yang tersimpan pada suatu benda karena posisinya Sumber energi dapat berasal dari listrik, gas, udara bertekanan, pegas, gaya berat, uap dan cairan bertekanan Prinsip-prinsip Dasar

    Setiap operasi harus disurvei sendiri-sendiri dan metode proteksi yang memadai harus ditentukan. Pertimbangan umum:

    1. Penggembokan harus bersifat mekanis, tidak hanya berupa tanda tag out 2. Semua karyawan harus mendapatkan pelatihan. 3. Prosedur tertulis tentang kerja yang aman harus tersedia. 4. Prosedur tersebut harus diberikan dan diterangkan kepada mereka yang harus

    mengikuti prosedur penggembokan dan pelabelan (LOTO). 5. Pelanggaran terhadap prosedur harus diikuti dengan tindakan disiplin. 6. Satu kunci harus dipegang oleh satu orang dan tercatat siapa pemegangnya.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 35

    7. Satu kunci untuk satu gembok dan untuk satu orang. 8. Kunci duplikat harus tersimpan dan terkunci dibawah pengawasan orang yang

    bertanggung jawab. 9. Semua permesinan harus dirancang sedemikian rupa sehingga bisa dilakukan

    penggembokan. 10. Setiap orang yang bekerja dengan peralatan harus memasang gemboknya

    sendiri-sendiri. Intinya, bukan satu gembok untuk satu peralatan, melainkan satu gembok untuk satu orang. Misalnya, ahli listrik sendiri, ahli mesin sendiri.

    11. Bilamana diperlukan, sistem ijin kerja (work permit) juga harus diterapkan. 12. Supervisor, foreman, Representatif K3, Manajer K3 harus dilibatkan dalam

    pemeriksaan untuk menjamin ditaatinya prosedur. 13. Tentukan orang pengganti yang akan membuka kunci seandainya pemegang

    kunci mengalami cedera. Juga harus ada prosedurnya bilamana pemegang kunci tidak membuka gembok sebelum ia cuti.

    Pengertian LOTO

    Lock-Out adalah suatu cara atau sistem yang digunakan untuk menjaga suatu peralatan dari kemungkinan digerakkan atau bergerak sehingga dapat membahayakan karyawan. Tag-Out adalah suatu cara atau sistem peringatan atau pemberitahuan kepada orang lain bahwa saklar, valve, atau sumber-sumber energi penggerak dalam keadaan terkunci dan aman serta tidak boleh dioperasikan.

    Peralatan bersumber energi tunggal adalah setiap sumber energi yang dapat dipisahkan atau dikontrol dengan menggunakan satu gembok dan satu label dan tidak memiliki potensi untuk mengumpulkan ulang suatu energi.

    Peralatan bersumber energi jamak adalah setiap sumber energi yang tidak dapat diisolasi atau dikontrol dengan menggunakan satu gembok dan satu label, tetapi memerlukan lebih dari satu gembok atau label dalam mengontrol alat untuk memastikan bahwa sumber energi tersebut tidak memiliki potensi untuk mengumpulkan suatu energi.

    Alat pemisah energi adalah peralatan mekanis yang secara fisik mencegah pergerakan atau terlepasnya suatu energi, termasuk tetapi tidak terbatas pada sirkuit breaker, slide gate, line valves, block, dan alat-alat sejenis yang digunakan untuk menghubungkan atau memisahkan energi. Tujuan pelaksanaan LOTO Untuk menghindari atau mencegah kecelakaan yang dapat terjadi karena pengoperasian alat yang tidak ketahui atau tidak diharapkan. Waktu pemasangan LOTO harus dilakukan ketika melaksanakan pekerjaan: perbaikan, perawatan, serta pemasangan di sekitar mesin atau peralatan yang dapat mengakibatkan cedera yang disebabkan:

    a. Pengoperasian mesin yang tak terduga b. Terlepasnya energi yang tersimpan secara tiba-tiba.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 36

    c. atau pada kondisi: Ketika harus menempatkan bagian tubuh pada tempat yang memungkinkan terjepit atau terpukul oleh mesin yang bergerak. Ketika harus melepaskan pengaman mesin atau perlengkapan keselamatan lainnya.

    Peralatan yang diperlukan 1. Pad Lock, dengan stiker warna sebagai berikut:

    Kuning untuk grup elektrik Hijau untuk grup operator Hitam untuk grup perawatan Merah untuk grup konstruksi

    2. Multiple Lock Out Clip 3. Tag Out atau Label Prosedur Pelaksanaan 1. Persiapan sebelum shut down Ketahuilah hal-hal berikut:

    Jumlah sumber energi Bahaya dari energi tersebut Bagaimana energi tersebut dapat dikontrol

    2. Melakukan shut down Ikuti prosedur shut-down dengan benar Matikan mesin atau peralatan dengan kontrol pengoperasiannya

    3. Mempersiapkan peralatan LOTO 4. Melakukan isolasi terhadap mesin/peralatan

    Isolasi mesin dari sumber energinya Pasanglah master pad lock dan pasang tag out

    5. Pengontrolan energi yang tersimpan Pasanglah pengaman untuk menjaga bila masih ada energi yang tersimpan

    6. Pemeriksaan/pembuktian pengisolasian Periksa kembali apakah masih ada energi yang tersimpan

    7. Melepas / membuka LOTO a. Yakinkan bahwa semua peralatan sudah dalam keadaan aman untuk

    dioperasikan b. Pindahkan semua perkakas dari area kerja c. Yakinkan bahwa semua sistem sudah terpasang dengan lengkap d. Lindungi keselamatan semua karyawan. e. Lakukan pemeriksaan untuk menyakinkan bahwa semua orang sudah

    meninggalkan mesin atau peralatan. f. Beritahu semua orang yang sedang bekerja di area tersebut atau dekat

    peralatan tersebut bahwa LOTO akan dilepas atau dibuka. g. Lepaskan semua perlengkapan LOTO. LOTO harus di lepas atau dibuka

    oleh orang yang memasang. Kecuali dalam keadaan darurat bisa dilepas oleh orang lain tetapi sesuai prosedur.

    Bila pekerjaan pada peralatan yang digembok telah selesai, prosedur di bawah ini perlu diikuti sebelum membuka kembali gembok.

    a. Pasang kembali semua bagian mesin/peralatan

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 37

    b. Singkirkan perkakas dan bersihkan areanya c. Pasang kembali semua pengaman d. Beritahu orang yang bertanggung jawab e. Beritahu supervisor dan operator

    3. PEMBERIAN LABEL PADA SAKLAR, ISOLATOR DAN KATUP Dalam keadaan darurat karyawan harus bisa mengenali saklar, isolator dan katup dengan benar sehingga mereka bisa segera mengambil tindakan. Jika tidak, karyawan dapat cedera atau terkena bahan-bahan yang berbahaya. Prosedur dan metode yang baku harus tersedia secara menyeluruh di perusahaan. Semua orang harus terbiasa membaca tanda, kode warna dan prosedur-prosedur yang harus ditaati. Perlengkapan di bawah ini harus diberi label.

    Semua gardu induk (dari mana arus datang dan ke mana didistribusikan)

    Semua gardu distribusi

    Semua saklar induk

    Semua sekering (fuse)

    Tuas pengaktif

    Katup utama

    Bagian keluar dan masuk pada saluran gas, angin dan bahan kimia

    Pipa dan arah alirannya diberi kode warna

    Pemindah arah (ke depan dan belakang)

    Ujung pipa atau kabel suplai untuk menunjukkan dari mana suplai berasal

    Harus tersedia gambar secara menyeluruh atau per bagian yang menunjukkan semua suplai utama, jalur serta sumbernya.

    Bagian pemadam harus diberi informasi mengenai adanya bahan-bahan atau instalasi yang mengandung bahaya untuk mereka gunakan dalam keadaan darurat. Semua karyawan harus mengetahui prosedur pengisolasian darurat di area kerja mereka.

    Tim Pemadam Kebakaran dan Penyelamat harus terlatih dan memiliki pengetahuan yang berhubungan dengan resiko di tempat kerja dan mengetahui tindakan apa yang harus diambil dalam keadaan darurat.

    APD dan peralatan darurat yang memenuhi syarat harus disimpan di area yang beresiko. Lakukan studi penggunaan troli darurat yang bisa dipindah-pindahkan dari tempat satu ke tempat lain secara cepat. Semua karyawan harus terlatih menggunakan semua perlengkapan darurat, dan harus mengetahui secara tepat bagian shut-down dan alat-alat yang berhubungan dengan bahan kimia dan listrik.

    Representatif K3 dan supervisor harus melakukan pemeriksaan terhadap semua aspek di tempat kerja termasuk penanganan keadaan darurat.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 38

    4. TANGGA DAN PERANCAH Setiap tahun banyak cedera serius akibat penggunaan tangga dan perancah yang tidak aman. Prosedur sederhana di bawah ini bisa mengurangi kecelakaan serupa. Langkah dan prosedur ini juga mudah diterapkan. Tangga Portabel

    Ada beberapa jenis tangga portabel

    Tangga Lurus (straight)

    Tangga Extensi (extension)

    Tangga Lipat (step ladder)

    Tangga Kebakaran

    Tangga Portabel

    Identifikasi Semua jenis tangga harus diberi tanda dan nomor serta didokumentasikan. Pemeriksaan harus dilakukan dengan interval waktu yang telah direncanakan. Jika ditemukan kerusakan, tangga harus segera disingkirkan dan tidak boleh digunakan sebelum diperbaiki. Tangga yang sudah tidak memenuhi syarat harus dihancurkan sebelum dibuang. Penyimpanan

    Penyimpanan secara benar dapat meminimalkan kerusakan.

    Jangan menyimpan tangga di tempat yang mudah menimbulkan karat, mengandung larutan kimia, atau memiliki suhu dan kelembaban yang tinggi atau di tempat yang terbuka terhadap kondisi cuaca luar.

    Jika memungkinkan, gantunglah tangga dengan posisi horisontal pada gantungan yang menempel di dinding. Cara ini akan membuat:

    Pemeriksaan anak tangga menjadi mudah.

    Tangga tidak bengkok.

    Tidak akan rusak karena tersenggol atau tertabrak oleh alat-alat yang bergerak.

    Pedoman Keselamatan Penggunaan Tangga

    Tangga Lipat

    1. Dilarang berdiri pada dua anak tangga paling atas 2. Pastikan perentang tangga benar-benar terpasang kokoh 3. Jangan menggunakan rantai atau tali sebagai perentang 4. Dilarang menggunakan tangga sebagai bangku kerja, untuk menggergaji

    misalnya.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 39

    Tangga Lurus dan Tangga Ekstensi

    1. Jika tangga tidak dilengkapi sistem pull sebagai pemanjangnya, maka panjangkan tangga di lantai sebelum didirikan.

    2. Ikat bagian atas tangga. 3. Buatlah tangga satu meter lebih tinggi dan sandaran atas. 4. Jangan gunakan tiga anak tangga paling atas. 5. Pastikan anak tangga tidak licin. 6. Alat-alat kerja harus digantungkan pada sabuk atau dinaikturunkan dengan

    tali pada saat orangnya sudah berada pada posisi kerja. 7. Jangan sekali-sekali meninggalkan alat kerja di tangga 8. Tangga tidak boleh dinaiki oleh lebih dan satu orang sekaligus. 9. Jangan menggunakan tangga dalam posisi horisontal sebagai perancah atau

    sebagai tempat jalan karena kekuatan tangga tidak dirancang untuk posisi ini. 10. Pasanglah tangga sedemikian rupa sehingga jarak antara ujung bawah tangga

    dengan ujung bawah dinding atau tempat sandarannya seperempat dari ketinggian sandaran atas.

    11. Tangga tidak boleh dicat karena jika ada retak atau kelainan akan menjadi tidak kelihatan.

    12. Tangga logam tidak boleh digunakan di ruang listrik, bersentuhan dengan sumber atau jalur listrik.

    13. Jangan menggunakan tangga di depan pintu kecuali pintunya terkunci atau dipasang tanda peringatan yang mudah terlihat.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 40

    Perancah Perancah (scaffold) harus disimpan, dipasang dan dilepas dibawah pengawasan orang yang ahli dalam hal tersebut dimana orang itu telah mendapat pelatihan yang sesuai dan bersertifikat. 1. Orang yang bekerja dengan menggunakan perancah harus mengetahui

    prosedur berikut. 2. Kaki perancah harus rata dan aman. 3. Palang kaki (toe-boards), palang tengah dan palang atas harus terpasang. 4. Tanda-tanda peringatan harus dipasang. 5. Jalan umum harus dipasang barikade. 6. Naik turun perancah harus menggunakan tangga. 7. Tangga harus terpasang secara aman. 8. Papan pijakan (plank) harus benar ukurannya, aman dan tidak cacat 9. Alat kerja harus dinaikkan atau diturunkan dengan menggunakan tali, puli

    atau derek apabila tinggi dan berat benda mengharuskan untuk itu. 10. APD yang diperlukan harus di pakai. 11. Semua pekerja harus mengenakan helm pengaman. 5. PERALATAN DAN MESIN PENGANGKAT Peralatan dan mesin pengangkat adalah alat yang digunakan untuk mengangkat dan mengangkut barang. Alat ini harus dioperasikan secara benar untuk menghindari kecelakaan pada orang, barang atau pada peralatan lain. Semua pekerja yang mengoperasikan alat angkat harus dilatih dan untuk mengoperasikan alat angkat yang bermesin harus memiliki lisensi. Operator yang memiliki lisensi harus mengenakan tanda pengenal yang mudah dilihat.

    Supervisor dan Representatif K3 harus memastikan bahwa semua peralatan dan pengoperasiannya sesuai dengan ketentuan. Pemeriksaan reguler harus dilakukan berdasarkan standar yang telah dibuat dan hasilnya harus dilaporkan dan dicatat.

    Prinsip Dasar 1. Alat angkat harus berada pada kondisi yang stabil (benar-benar layak pakai). 2. Batas Muatan Maksimum yang Aman (Safe Working Loads) harus jelas

    tertera pada setiap alat angkat di bagian yang tepat. 3. Berat beban yang diangkat harus diketahui. 4. Dilarang mengangkat muatan melebihi berat yang tertera pada SWL. 5. Kapasitas SWL masing-masing bagian pada alat angkat harus melebihi berat

    seluruh beban yang diangkat. 6. Sling, shackle, hook dan klem harus diperiksa secara reguler. 7. Semua alat angkat harus disimpan pada tempat yang bena r dengan cara yang

    tepat.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 41

    8. Semua alat angkat harus dilengkapi dengan rem. 9. Tombol atau tuas pengontrol harus diberi label. 10. Sistem kelistrikan harus dibumikan. 11. Operator harus menempuh tes mata secara berkala dan jika ditemukan cacat

    harus langsung dilaporkan. 12. Peralatan yang rusak harus segera diperbaiki. 13. Operator crane dengan SWL di atas 5000 kg harus mendapat pelatihan pada

    lembaga yang terakreditasi. 14. Operator forklift perlu mendapat pelatihan dari lembaga yang terakreditasi. Berikut ini adalah contoh alat-alat angkat.

    Derek bertenaga listrik dan derek bertenaga kompresi udara

    Derek dengan operasi manual

    Chain block dan tackle

    Crane

    Grab dan winch

    Forklift (forklift juga diklasifikasikan sebagai peralatan bermesin)

    6. TABUNG GAS BERTEKANAN

    Gas banyak yang disimpan dalam tabung yang dirancang khusus sesuai dengan peruntukannya. Penanganan yang benar perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya kebocoran, pecah atau meledak. Tabung yang ditangani secara tidak aman bisa berfungsi seperti bom atau roket yang bisa meledak dan memakan korban banyak atau bisa tercampur dengan bahan-bahan kimia yang berbahaya dan menimbulkan sakit.

    Setiap departemen yang menggunakan gas bertekanan harus memberikan pelatihan sehingga karyawan mengetahui bahaya seperti apa yang mereka hadapi dan prosedur yang mana yang harus mereka ikuti.

    Prinsip Dasar 1. Tangani semua tabung seolah-olah dalam keadaan terisi penuh. 2. Jika tabung dipindahkan tanpa alat pengangkut, maka pemindahan harus

    dilakukan dengan cara sedikit memiringkan tabung tersebut kemudian digelindingkan dengan cara diputar-putar bagian dasarnya.

    3. Jangan menggelindingkan tabung dalam keadaan rebah.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 42

    4. Jangan sekali-sekali menyeret tabung gas dan harus dijaga supaya tabung tidak saling berbenturan.

    5. Tabung harus tersimpan pada posisi berdiri tegak. 6. Jangan sekali-sekali menyimpan atau mengangkut tabung dengan posisi

    terbaring. 7. Ikat dengan tali atau rantai masing-masing tabung secara kokoh. 8. Jangan bermain-main dengan katup. 9. Jaga agar katup selalu tertutup rapat. 10. Tabung harus selalu tersimpan dengan tutup pelindung katup dalam keadaan

    terpasang. 11. Beri tanda KOSONG/EMPTY pada semua tabung yang kosong. 12. Simpan pada tempat yang sejuk, diluar ruangan jika memungkinkan. 13. Jangan disimpan di tempat yang langsung terkena sinar rnatahari. 14. Penyimpanan dalam ruangan harus disertai ventilasi yang memadai dan

    disediakan fasilitas pemadam kebakaran. 15. Dilarang merokok dan menyalakan api di sekitar tabung gas. 16. Jangan sekali-sekali memakai tabung oksigen atau udara untuk membersihkan

    debu pada tubuh atau pakaian. 17. Semua pekerja harus diberi pelatihan untuk menghadapi keadaan darurat. Manifold

    Tabung dapat disambungkan dengan manifold untuk memusatkan suplai gas dan menyalurkan gas secara terus-menerus dengan kecepatan yang lebih besar daripada hanya dengan satu tabung. Manifold harus dibuat dengan konstruksi yang kuat, desain dan bahannya sesuai untuk fungsi dan jenis gas yang bersangkutan.

    Manifold oksigen harus dibuat jauh dari bahan-bahan yang mudah terbakar, oli, gemuk, dan sejenisnya. Manifold ini tidak boleh ditempatkan di ruang generator asetilin, di dekat tabung-tabung gas yang mudah terbakar. Diantara manifold oksigen dan silinder gas yang mudah terbakar harus terdapat partisi tahan api minimal selama 30 menit, dengan tinggi 5 feet (1,5 meter), kecuali apabila manifold dan tabung tersebut ditempatkan dengan jarak lebih dari 50 feet (15,2 meter).

    Pipa Distribusi Semua pipa harus diberi warna sesuai standar dan diberi tanda dengan jelas sesuai dengan jenis gas. Pipa distribusi oksigen yang berasal dari manifold atau sumber suplai lain harus terbuat dari baja, besi tempa, kuningan atau tembaga. Semua pipa dan fitting untuk saluran oksigen harus diperiksa sebelum digunakan, dan jika perlu diketuk-ketuk dengan palu untuk menghilangkan kotoran dan kerak. Dalam kondisi tertentu, pipa dan fitting ini harus dibersihkan dengan bahan pembersih yang tidak mudah terbakar, misalnya dengan larutan air panas soda kaustik dan fosfat trisodium. Sambungan pipa kuningan dapat dilas, dengan ulir atau flensa. Sambungan soket dapat disolder dengan bahan perak atau bahan sejenisnya dengan titik-leleh yang tinggi. Dalam sistem distribusi gas bahan-bakar, katup pemeriksaan aliran-balik atau seal hidrolik harus digunakan untuk mencegah aliran-balik di setiap tempat dimana gas ditarik dari sistem saluran pipa untuk mensuplai mesin atau suluh las.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 43

    Regulator

    Regulator tekanan harus digunakan di tabung gas bahan-bakar dan oksigen untuk menjaga suplai gas yang seimbang ke suluh las dengan tekanan yang benar. Regulator oksigen harus dilengkapi dengan katup pelepasan pengaman. Karyawan harus berdiri di sisi yang jauh dari permukaan pengukur regulator ketika membuka katup tabung.

    Pada saat regulator dihubungkan tetapi tidak sedang digunakan, alat penyetel tekanan harus dilepaskan. Katup tabung tidak boleh dibuka sebelum regulator dikosongkan gasnya dan alat penyetel tekanan pada tabung benar-benar dikosongkan. Selang dan Sambungan Selang oksigen dan asetilin harus memiliki warna yang berbeda atau dapat dibedakan antara satu dengan lainnya. Umumnya, warna merah untuk selang gas bahan-bakar dan warna hijau untuk selang oksigen. Warna hitam digunakan untuk gas inersia dan selang udara. Sambungan untuk menghubungkan selang ke nipple selang pada suluh las dan regulator dapat dengan bentuk klem atau ferrule (ring pengencang ujung sambungan).

    Berikut ini adalah saran-saran untuk penggunaan selang yang aman dalam pekerjaan pemotongan dan pengelasan:

    Jangan menggunakan selang panjang jika tidak perlu. Jika harus menggunakan selang panjang, pastikan saluran selang tidak kusut dan terlipat dan hindarkan dari lindasan kendaraan.

    Segera perbaiki kebocoran selang, karena selain pemborosan, gas bahan-bakar yang keluar dapat menyebabkan kebakaran yang serius. Perbaiki selang yang bocor dengan memotong selang dan kemudian dipasang sambungannya. Jangan memperbaiki selang yang bocor dengan membalutnya.

    Periksa selang dan sambungan selang secara rutin untuk memeriksa adanya kebocoran. Periksa kebocoran selang dengan memasukkan selang ke dalam air dengan tekanan kerja yang normal.

    Lindungi selang dari percikan api las, terik panas matahari, barang-barang panas, gemuk dan oli. Simpan selang di tempat yang tidak panas.

    Menggunakan selang dengan lapisan luar logam tidak diperbolehkan.

    Alat penahan arus-balik antara suluh la s dan selang dapat mencegah api balik ke dalam selang dan regulator. Apabila terjadi arus balik dan membakar selang, lepaskan bagian yang terbakar 7. PENGENDALIAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

    Bahan berbahaya adalah bahan yang bisa menyebabkan cedera atau sakit bagi pekerja dan menimbulkan kerusakan terhadap masyarakat dan lingkungan. Bahan kimia berbahaya harus ditangani secara benar untuk mencegah terjadinya kerusakan atau bahaya.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 44

    Secara umum, bahan-bahan berbahaya adalah bahan yang: 1. mudah terbakar (berbagal jenis BBM, thinner, dan sebagainya) 2. korosif (berbagai jenis asam) 3. reaktif (berbagai jenis bahan peledak) 4. beracun (pestisida, sianida, dan sebagainya) Prinsip Dasar Penanganan B3 1. Semua bahan harus diidentifikasi. 2. Bagian pembelian (purchasing) harus memperoleh data yang disebut MSDS

    (material safety data sheet) untuk semua bahan yang dibeli. MSDS berisi rincian lengkap yang berkenaan dengan sifat-sifat produk tersebut, dan keterangan-keterangan dalam kondisi apa produk tersebut bisa berbahaya. MSDS juga memberikan peringatan dan prosedur untuk mengatasi keadaan darurat.

    3. Semua bahan harus diberi label dan peringatan bahaya harus terpasang secara jelas.

    4. MSDS harus tersedia di setiap area supaya dalam keadaan darurat bisa digunakan sebagai rujukan yang mudah dan cepat.

    5. Pekerja harus diberi pelatihan sehingga mereka menyadari dan mengerti tentang bahaya yang ada dan mengetahui apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat.

    6. Penanganan tumpahan harus ada prosedur tertulisnya, dan harus dilatihkan kepada karyawan.

    7. Harus ada teknik penyimpanan dan penanganan yang memadai. 8. Setiap tumpahan dan kebocoran harus segera di laporkan. 9. Harus dicari dan disediakan APD yang sesuai. 10. APD harus dipakai sesuai standar dan prosedur yang benar. 11. Prosedur evakuasi dan darurat harus tertulis. Prosedur ini harus ditempatkan

    di tempat yang tepat dimana semua karyawan dari berbagai giliran kerja (shift) bisa melihat. Orang yang bertanggung jawab dan terlibat dengan bahan bahaya harus mengetahui betul prosedur tersebut.

    12. Pelatihan harus diberikan kepada karyawan baru dan ditinjau ulang paling tidak satu tahun sekali. Supervisor harus memastikan bahwa seluruh pekerja selalu mengikuti prosedur yang benar sehingga bahaya bisa dicegah.

    8. PERALATAN ELEKTRIK PORTABEL Yang dimaksud peralatan elektrik portabel adalah peralatan elektrik yang diberi arus dan sumber listrik dengan menggunakan kabel yang fleksibel sehingga bisa

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 45

    digunakan secara berpindah-pindah. Peralatan elektrik portabel mudah rusak, karena itu operator harus memeriksanya sebelum digunakan dan melaporkan jika ada ketidak-beresan. Pemeriksaan harus dilakukan secara reguler dan terencana oleh ahlinya. Pemeriksaan semacam ini harus tercatat dan jika ada yang tidak beres harus segera dilaporkan. Jika ditemukan kerusakan, alat tersebut tidak boleh dipakai sebelum diperbaiki.

    Pemeriksaan harus diarahkan terhadap hal-hal seperti:

    saklar yang rusak

    sambungan kabel yang terputus

    sambungan kabel yang tidak memenuhi syarat

    sambungan yang longgar percikan atau kilatan

    suara yang tidak normal

    panas yang berlebihan (overheating) pada alat atau kabel

    pembumian, kecuali pada alat yang menggunakan double insulated

    ketahanan terhadap api; hanya alat tahan api yang boleh digunakan di tempat yang mengandung debu kimia, uap kimia, gas atau debu yang mudah terbakar.

    Peralatan elektrik portabel untuk pekerjaan kayu Banyak kecelakaan terjadi pada saat mengoperasikan mesin-mesin untuk pekerjaan kayu dan logam. Sebenarnya kecelakaan semacam ini banyak yang bisa dicegah seandainya kita mengikuti prosedur yang berkenaan dengan penyebab umum dari kecelakaan tersebut. a. Gergaji Listrik

    Pendidikan dan pelatihan dalam bidang ini harus mencakup:

    Penggunaan gergaji secara tepat karena sudut dan ukuran gigi gergaji berbeda-beda sesuai kegunaan.

    Jaga agar tangan tetap pada jarak yang aman terhadap mata gergaji (blade).

    Gunakan tuas pendorong (push stick).

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 46

    Gunakan pengaman bilamana mungkin

    Kalau mungkin, berdirilah di samping alat atau benda yang sedang digergaji untuk menghindari pentalan (kick back).

    Atur mata gergaji pada ketinggian yang tepat untuk masing-masing jenis pekerjaan.

    Hati-hati terhadap paku dalam kayu.

    Periksa mata gergaji secara reguler (gigi dan kemiringannya).

    Gunakan pasak untuk menjaga supaya kayu tidak menjepit, dan jaga supaya kayu tetap sejajar dengan mata gergaji.

    b. Ketam

    Beri pengaman pada ujung yang tajam.

    Jaga agar lebar celah tidak lebih dari 3,2 mm.

    Gunakan tuas pendorong.

    Prinsip Dasar Pencegahan 1. Semua alat potong harus tajam dan dipasang oleh mereka yang

    berpengalaman dan ahli di bidangnya. 2. Pemeriksaan harus merupakan bagian dan jadual reguler. 3. Pisau dan celah harus benar-benar sejajar dan bebas dari segala kotoran. 4. Jika menggunakan lebih dari satu pisau, pisau-pisau tersebut harus benar-

    benar terpasang seimbang. 5. Sewaktu baru dihidupkan, jangan langsung memberi beban kerja. Tunggu

    sampai mencapai kecepatan maksimum. 6. Untuk menghindari macet atau tersumbat pada saat alat dihidupkan atau

    dimatikan alat harus dijauhkan dari permukaan kayu yang sedang dikerjakan. Peralatan elektrik portabel untuk pekerjaan logam Cedera yang umum dalam pekerjaan semacam ini adalah cedera mata. Benda asing yang masuk ke mata harus di laporkan segera dan harus dibuang oleh mereka yang tahu dalam bidang ini.

    Gunakan APD secara benar. Papan peringatan dalam bentuk simbol harus terpasang di tempat yang terlihat jelas. Pasang tabir (screen) bilamana memungkinkan terutama pada mesin bubut atau mesin penggiling a. Gerinda

    Syarat-syarat penyimpanan dan pemeriksaan Simpan roda gerinda di tempat kering dengan posisi tegak untuk mencegah pelengkungan.

    Lakukan pemeriksaan dengan ring test untuk melihat jika ada keretakan yang tidak terlihat.

    Roda gerinda harus dibungkus agar tidak rusak permukaannya.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 47

    Celah antara roda dan bantalan benda yang sedang digerinda tidak boleh lebih dari 3 mm Tindakan Pencegahan 1. Gunakan APD secara benar. 2. Pegang benda kerja dengan sudut yang benar. 3. Jangan terlalu menekan roda. 4. Pilihlah roda gerinda yang sesuai untuk bahan yang dikerjakan. 5. Jumlah putaran (RPM) pada gerinda harus selalu sesuai dengan atau lebih dari

    RPM pada mesin. 6. Pilih ukuran flensa yang sesuai, jika tidak maka roda gerinda akan bergetar

    dan bisa pecah. 7. Gunakan bantalan untuk benda kerja. 8. Jangan menggerinda dengan posisi benda pada sudut kurang dari 180 derajat. b. Gerinda Portabel

    Pegang gerinda dengan kedua tangan sebelum mulai menggerinda.

    Setelah selesai menggerinda, jangan meletakan mesin gerinda pada suatu permukaan selagi rodanya masih berputar karena mesin bisa terpental dan mencederai orang.

    c. Bor Listrik Portabel

    Penggunaan yang tidak aman bisa menimbulkan cedera pada mata, tangan dan badan. Untuk menghindarinya, lakukan tindakan pencegahan berikut ini:

    Pilih mata bor yang sesuai dengan peruntukannya. Misalnya untuk pekerjaan batu atau kayu dengan ukuran dan panjang yang tepat.

    Gunakan kunci yang tepat dan kencangkan ketiga penjepit pada leher bor.

    Jika benda kerja itu kecil maka jepitlah atau gunakan ragum supaya bor tidak meleset.

    Gunakan ADP bilamana diperlukan (goggles, sarung tangan) d. Solder

    Orang yang menyolder memiliki resiko terkena luka bakar atau sakit karena menghirup uap kimia. Proses penyolderan dengan bahan yang berintikan damar (resin) mengeluarkan oksida timah dan formaldehyde, sedangkan yang menggunakan lead-tin dan zinc chloride flux mengeluarkan oksida timah dan klorida.

    Jangan meletakkan alat solder pada kayu atau bahan yang mudah terbakar.

    Tempatkan ujung solder pada tempat berbahan logam yang dirancang sedemikian rupa supaya ujung solder tidak mudah jatuh.

    Untuk pemakaian rutin, gunakan ventilasi dimana udara tersedot keluar ruangan.

    Untuk pemakaian tidak rutin pakailah respirator yang memenuhi syarat.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 48

    Gunakan pelindung muka jika bekerja pada posisi dimana solder bisa mengenai muka. 9. PERKAKAS TANGAN

    Perkakas tangan merupakan alat yang banyak menimbulkan cedera. Cedera tersebut bisa berat seperti kehilangan jari, cedera tangan, mata, bahkan muka.

    Setiap cedera harus segera dilaporkan, meskipun ringan. Penanganan cedera betapapun kecilnya sangat penting untuk memeriksa akibat selanjutnya dari luka yang ada, juga menghindari infeksi serta menghindari efek samping dan kesakitan yang bisa timbul dalam jangka panjang.

    Insiden perlu diinvestigasi oleh Supervisor dan Representatif K3 dengan tujuan untuk menemukan penyebabnya sehingga bisa dibuat langkah- langkah yang benar untuk menghindari terulangnya kejadian tersebut. Perkakas tangan yang diperiksa dan dipelihara secara reguler membuat perkakas tangan tersebut selalu layak pakai dan kemungkinan menimbulkan cedera atau kerusakan menjadi kecil. Prinsip Dasar 1. Semua pekerja harus diberi pelatihan mengenai cara memilih alat yang tepat

    dan menggunakannya dengan benar. Contoh pemilihan alat yang tidak benar:

    Menggunakan obeng untuk memahat sehingga mata obeng tumpul, pecah atau berkurang kekuatannya.

    Menggunakan kunci (wrench) sebagai palu sehingga merusak ulirnya.

    Menggunakan tang untuk membuka mur/baut sehingga merusak kepala mur atau baut tersebut.

    2. Supervisor dan Representatif K3 harus diberi pelatihan mengenai prosedur

    yang berkenaan dengan kapan dan bagaimana cara mengadakan pemeriksaan. Pemeriksaan secara informal juga harus dilakukan.

    3. Tempat penyimpanan yang memadai harus disiapkan, misalnya; lemari, papan penggantung, rak, kotak alat, dan sebagainya.

    4. Alat-alat yang diberikan kepada perorangan harus diperiksa kualitas, kecocokan dan kondisinya sebelum digunakan. Alat-alat tersebut harus diperiksa secara reguler bersamaan dengan pemeriksaan alat-alat lainnya.

    5. Pemindahan kotak alat yang berat harus dilakukan dengan troli yang dibuat khusus untuk itu.

    6. Setiap pekerja harus memiliki tanggung jawab terhadap pemeriksaan alat yang mereka pegang sendiri dan harus melapor jika menemukan cacat.

    7. Perbaikan hanya dilakukan oleh mereka yang ahli dan berkualifikasi. 8. Jika pekerjaan dilakukan di tempat lebih tinggi dari lantai, sabuk pembawa

    alat atau tas alat harus digunakan. Hal ini untuk membuat tangan bebas saat naik tangga dan akan membantu keseimbangan sehingga tidak jatuh.

    9. Jumlah alat harus tetap mencukupi apabila ada salah satu yang harus diambil untuk perbaikan.

    10. Jangan sekali-kali menggunakan alat yang gagangnya rusak karena bagian kepalanya bisa terlepas, misalnya palu, kapak, dsb.

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 49

    11. Jangan mengecat gagang atau membalutnya dengan pita karena jika ada cacat tidak akan kelihatan.

    12. Orang bisa jatuh atau cedera pada saat menggunakan kunci (wrench). Selalu pasang kuda-kuda untuk menjaga keseimbangan, dan jika memungkinkan tariklah kunci ke arah anda, jangan mendorong.

    13. Alat-alat yang memiliki bagian yang saling bergesekan seperti alat potong, tang, gunting, dsb, harus diberi minyak secara reguler.

    14. Pisau harus disimpan dalam wadah dan dibawa dengan bagian tajam tertutup 15. Alat-alat bukan buatan pabrik tidak boleh digunakan. Setiap alat dirancang

    untuk tujuan tertentu dan dijual setelah diuji kekuatannya terhadap tekanan. 16. Gantilah gagang yang rusak dengan pengganti yang dibeli dari pemasoknya.

    Gagang pengganti tersebut memiliki ukuran dan rancangan khusus dan telah diuji kekuatannya terhadap tekanan.

    17. Ketika memeriksa alat-alat, perlengkapan lain yang dioperasikan dengan tangan juga harus disertakan misalnya: pinch bar, sekop, ganco, kapak, linggis, wheelbarrow, dan sebagainya.

    18. Gergaji tangan harus digantung pada dinding dan disapu dengan kain berminyak

    19. Alat pemotong dan tang harus digunakan dengan sudut yang tepat dan jangan memotong dengan cara mengungkit.

    10. ERGONOMI

    Ergonomi adalah ilmu mengena i hubungan antara manusia dalam kaitannya dengan alat atau benda kerja. Ilmu ini berkenaan dengan faktor- faktor fisik di tempat kerja yang bisa berpengaruh terhadap keselamatan dan kesehatan karyawan. 1. Pencahayaan

    Apakah tempat bekerja itu baik jika menyebabkan mata menjadi tegang, atau membuat pekerja berada pada kesilauan?

    2. Ventilasi Apakah ventilasi sedot terpasang di tempat yang memerlukannya? Apakah kebutuhan akan ventilasi telah dilihat dan dievaluasi? Misalnya dilusi, difusi, kontrol suhu, dan ambang batas yang diperbolehkan. Apakah tambahan udara pada ruang tertutup sudah cukup dan bebas dari pencemaran? Apakah ada aliran udara bebas?

    3. Kebisingan Apakah surve i mengenai kebisingan telah dilakukan oleh pihak yang berwenang?

    Apakah hasilnya sudah diinformasikan kepada pekerja?

    Apakah APD tersedia bilamana diperlukan?

    Apakah tes kebisingan dilakukan oleh orang yang berkualifikasi dengan interval yang benar?

    Apakah tindakan penanggulangan sudah dilakukan?

  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

    Pengamanan Peralatan Mekanik dan Elektrik 50

    4. Sikap tubuh dan prosedur pengangkatan barang dengan tangan

    Apakah tempat duduk tersedia dan sesua i dengan standar ergonomi?

    Apakah pekerja telah diberi pelatihan mengenai prinsip sikap tubuh yang baik? (teknik berdiri, membungkuk dan mengangkat)

    Apakah tindakan penanggulangan sudah dilakukan?

    Pengangkatan Barang Secara Manual

    Cedera punggung merupakan cedera yang paling umum di tempat kerja. Sekali terjadi, cedera ini sulit disembuhkan secara permanen. Hindari cedera punggung dengan cara mengikuti prosedur dan teknik yang benar.

    Prinsip Dasar 1. Angkatlah barang dengan posisi punggung dan pinggang lurus. 2. Jangan mengangkat dengan posisi tubuh memutar, angkatlah barang,

    gerakkan kedua kaki, berbeloklah dengan seluruh tubuh untuk melihat tempat dimana barang akan diletakkan, kemudian turunkan barang.

    3. Jika memungkinkan, tariklah barang dan jangan didorong. 4. Selalu gunakan alat pengangkat jika memang tersedia. 5. Laporkan segera jika mendapat cedera punggung, sekalipun kelihatannya

    tidak serius pada saat itu. 6. Jangan memiringkan tubuh untuk mengambil barang. Gerakkan kaki untuk

    menjaga supaya badan tetap dalam posisi tegak. 7. Jangan mengangkat barang berat ke bahu tanpa bantuan. 8. Tinggi yang ideal untuk angkat-mengangkat adalah antara lutut sampai bahu. 9. Gunakan troli atau forklift untuk mengangkat benda berat. 10. Mintalah bantuan teman untuk mengangkat benda berat yang diangkat

    langsung dari lantai. 11. Bawalah beban dekat dengan badan. Jangan condong ke belakang pada saat

    membawa.