bab2-organisasi proyek konstruksi.pdf

Upload: alexsaputras

Post on 09-Oct-2015

204 views

Category:

Documents


12 download

TRANSCRIPT

  • BAB2

    ORGANISASIPROYEKKONSTRUKSI

    2.1 Pendahuluan

    1. Tujuan Instruksional

    a) Memahami dan mengerti tentang organisasi

    b) Mengerti tujuan pengelolaan proyek serta menguasai karakteristik proyek-

    proyek konstruksi, unsur-unsur yang terlibat

    2. Materi Kuliah (Pokok Bahasan)

    a) Pengertian organisasi

    b) Bentuk/tipe organisasi

    c) Organisasi proyek

    d) Organisasi lapangan

    2.2 PengertianOrganisasi

    Ketika dua orang atau lebih dalam suatu kelompok kerja yang tidak terlalu besar yang

    menangani suatu pekerjaan secara bersama-sama mereka ini dapat jadi mecapai hasil

    yang baik sesuai dengan yang direncanakan. Tetapi bila keterlibatan orang-orang yang

    bekerja semakin banyak, misalnya di dalam suatu perusahaan dengan bidang kerja

    masing-masing yang berbeda maka sudah barang tentu diperlukan suatu ornganisasi kerja

    yang dapat mengatur kegiatan yang satu dengan yang lainnya secara terpadu. Dengan

    organisasi kerja yang baik diharapkan akan memberikan hasil efisiensi yang tinggi dan

    tepat waktu. Oleh karena itu pemberian organisasi di dalam pekerjaan Teknik Sipil

    merupakan suatu keharusan.

    Beberapa pendapat mengenai definisi organisasi (Sugeng DJ, 1991), antara lain dapat

    dikemukakan sebagai berikut ini:

    1. Money, YD : Organisasi ialah bentuk setiap kerja sama manusia untuk pencapaian

    tujuan bersama.

    2. Mc. Farland : Organisasi ialah suatu kelompok manusia tertentu yang

    mengembangkan usahanya untuk pencapaian suatu tujuan.

    Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-1

  • 3. Dimock : Organisasi ialah perpaduan secara sistematis dari bagian-bagian yang

    saling berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui wewenang

    koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan.

    Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah kumpulan

    sekelompok orang yang bekerja dengan bidang keahlian masing-masing secara bersama-

    sama untuk mencapai tujuan yang sama agar mendapatkan nilai efisiensi kerja dan tepat

    waktu.

    Ada beberapa keuntungan dari organisasi yaitu:

    a. sebagai pembagi tugas antara masing-masing yang terlibat dalam kegiatan,

    b. koordinasi masing-masing unit kegiatan dapat berjalan dengan lancar,

    c. penempatan tenaga ahli sesuai dengan spesialisasi,

    d. pengawasan pimpinan terhadap bawahan dapat dilakukan dengan mudah.

    2.3 Bentuk/TipeOrganisasi

    Pada saat masing-masing bagian pekerjaan dilaksanakan adalah penting untuk

    menggambarkan tujuan organisasi secara sederhana yang dapat menunjukkan hubungan

    kegiatan antara personil satu dengan yang lainnya. Ada tiga tipe/bentuk organisasi yang

    umum ditemui yaitu sebagai berikut ini:

    1. Organisasi Garis (Line Organization)

    Organisasi garis yaitu setiap pekerjaan di bawah pengawasan dan perintah langsung

    pimpinan. Pimpinan mempunyai kewenangan yang penuh untuk menjalankan roda

    kegiatan organisasi. Organisasi garis ini paling umum ditemui dalam pekerjaan konstruksi

    yang tidak terlalu besar.

    Gambar 2.1 Struktur organisasi garis

    2. Organisasi Garis dan Staf (Line and Staff Organization)

    Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-2

  • Organisasi garis ini digunakan dalam proyek yang lebih luas. Disini fungsi control

    sebagian sudah ada pelimpahan kewenangan pada staf yang berada di bawah pimpinan.

    Setiap bagian/pekerja mempunyai tugas dan tanggung jawab sendiri-sendiri. Sudah ada

    hubungan antara pekerja bagian bawah dengan pimpinan. Sebagai contoh struktur tipe ini

    dapat dilihat pada Gambar 2.2 di bawah ini

    Gambar 2.2 Struktur organisasi garis dan staff

    3. Organisasi Staf/Fungsional

    Organisasi ini melibatkan lebih banyak bagian-bagian/divisi-divisi dimana masing-

    masing bagian/divisi sudah mempunyai kewenangan sendiri-sendiri. Kewenangan ini

    diberi pada pimpinan tingkat di atasnya.

    Untuk aktivitas-aktivitas khusus, kewenangan pimpinan tingkat atasnya dapat

    berlangsung melalui saluran-saluran lain sesuai dengan struktur formal yang telah

    ditetapkan. Didalam gambar dapat dilihat bahwa untuk aktivitas-aktivitas tertentu yang

    berhubungan dengan tugas Direktur 1, disamping dia telah mempunyai unit-unit sebagai

    pembantu langsung, tetapi direktur 1 beserta pembantunya dapat saja berhubungan

    dengan unit-unit di bawah direktur 2.

    Gambar 2.3 Struktur organisasi staff fungsional

    4. Organisasi Matriks

    Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-3

  • Organisasi matriks dimaksudkan untuk menjembatani hubungan menyeluruh antara

    kegiatan perkembangan dan kegiatan proyek/lapangan. Struktur ini menggambarkan

    mekanisme arus kerja, wewenang, tanggung jawab, koordinasi dan komunikasi dapat

    terlaksana secara tegak lurus, mendatar dan menyilang. Dengan demikian berbagai

    disiplin dalam perusahaan dapat dipadukan untuk mencapai sasaran yang telah

    ditentukan. Organisasi ini juga diharapkan dapat memberikan tanggapan yang tepat

    terhadap kebutuhan proyek.

    Gambar 2.4 Struktur organisasi matriks

    2.4 OrganisasiProyek

    Organisasi proyek yang menggambarkan hubungan antara orang-orang/badan usaha yang

    terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan bangunan di lapangan.

    Ada dua bentuk organisasi yang digunakan saat ini pada proyek konstruksi yaitu:

    organisasi proyek konvensional dan organisasi proyek manajemen konstruksi.

    2.4.1 OrganisasiProyekKonvensional

    Organisasi proyek konvensional yaitu organisasi yang sudah lazim berlaku pada

    pelaksanaan proyek di lapangan. Dalam bentuk yang sederhana ada empat unsur yang

    terlibat yaitu:

    1. Pemberi tugas/pemilik proyek,

    Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-4

  • 2. Perencana,

    3. Pengawas,

    4. Kontraktor.

    Dalam bentuk bagan dapat dilihat di bawah ini

    Gambar 2.5 Struktur organisasi proyek konvensional

    Hubungan antara masing-masing unsur pelaksana proyek yaitu sebagai berikut:

    a. Pemilik dengan perencana

    Terikat dengan suatu kontrak kerja. Pemilik berkewajiban membayar hasi kerja

    perencanaan, dan perencana berkewajiban membuat perencanaan lengkap

    sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan di lapangan.

    b. Pemilik dan pengawas

    Terikat dengan suatu kontrak kerja. Pemilik berkewajiban membayar hasil kerja

    pengamasan yang biasanya hasi kerja pengawas berupa man-month tenaga.

    Pengawas berpegang pada standart spesifikasi sehingga kualitas pekerjaan dapat

    terjamin dan mempunyai kewajiban memberi laporan baik kualitas maupun

    kuantitas.

    c. Pemilik dan Pelaksana

    Terikat dengan suatu kontrak kerja. Pemilik berkewajiban membayar hasil

    pekerjaan pelaksana berupa pekerjaan fisik di lapangan. Pelaksana berkewajiban

    menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan rencana waktu dan sesuai persyaratan

    kualitas maupun kuantitas.

    d. Perencana, Pengawas dan Pelaksana

    Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-5

  • Tidak ada ikatan kontrak kerja. Masing-masing unsur berdiri sendiri-sendiri sesuai

    dengan bidang kerja dan tanggung jawab. Bila diperlukan pengawas dapat

    mengadakan konsultasi dengan perencana. Pengawas secara berkala mengadakan

    koordinasi dengan pelaksana guna kelancaran pekerjaan. Pihak pelaksana tidak

    mempunyai hubungan langsung dengan perencana.

    2.4.2 OrganisasiProyekManajemenKonstruksi

    Semakin berkembang dan kompleknya tugas-tugas yang terdapat pada pekerjaan

    konstruksi, dewasa ini dirasakan struktur organisasi yang konvensional tidak lagi mampu

    mengkoordinasikan seluruh tugas-tugas yang ada. Untuk proyek-proyek yang besar yang

    harus dilaksanakan oleh beberapa kontraktor maka pemilik proyek dapat memberikan

    kepercayaan penuh pada suatu badan yang disebut Manajemen Konstruksi (MK) yang

    bertindak dan atas nama pemilik sebagai manajer. Struktur organisasi yang

    menggambarkan manajemen konstruksi ini dapat dilihat seperti dibawah ini.

    Gambar 2.6 Struktur organisasi manajemen konstruksi

    Manajemen Konstruksi bertanggung jawab kepada pemilik proyek untuk mengkoordinasi

    seluruh kegiatan yang terpadu yang dimulai dari tahap awal/perencanaan sampai pada

    penyelesaian akhir proyek.

    Pada struktur di atas ada empat unsur yang terlibat dalam pelaksanaan pembangunan

    yaitu: Pemilik Proyek, Tim Manajemen Konstruksi, Perencana dan Kontraktor. Pada

    struktur organisasi ini peran Tim Manajemen Konstruksi dapat diuraikan sebagai

    berikut:

    1) Bekerja sama dengan pemilik dan perencana sejak awal desain sampai pada

    penyelesaian konstruksi.

    Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-6

  • 2) Bertindak sebagai pimpinan konstruksi dalam segala hal yang berkaitan dengan

    hal konstruksi.

    3) Memberikan rekanan mengenai penyempurnaan desain, teknologi, konstruksi,

    penjadwalan serta segi ekonomi.

    4) Mengusulkan anggaran biaya, jadwal dan persyaratan kualitas pada tahap

    pelaksanaan.

    5) Mengadakan koordinasi semua pekerjaan kontraktor-kontraktor, baik berupa

    pembayaran perubahan tuntutan, tagihan serta pengawasan.

    6) Memberikan informasi mengenai keadaan proyek kepada pemilik.

    Dalam praktek ada dua kemungkinan langkah yang akan ditempuh oleh pemilik

    proyek dalam pengadaan jasa perencana dan MK.

    I. Pemilik mengadakan kontrak terlebih dahulu dengan MK, kemudian baru

    kontrak dengan perencana.

    II. Pemilik mengadakan kontrak lebih dahulu dengan perencana, setelah

    perencana selesai baru mengadakan kontrak dengan MK.

    Kedua langkah tersebut punya keuntungan dan kerugian. Struktur seperti gambar di atas

    masih mempunyai kelemahan yaitu: meskipun perusahaan MK dapat dikatakan sebagai

    pimpinan dari tim pelaksana proyek, tetapi secara hukum MK tidak mempunyai

    kewenangan yang melebihi beberapa kontraktor. Apabila terjadi perselisihan atau

    gangguan dalam proses antar unsur pelaksana yang terlibat boleh jadi akan timbul

    kemacetan. Penyelesaian jalan keluarnya dapat dibuat struktur seperti gambar di bawah

    ini.

    Gambar 2.7 Organisasi MK dengan kontraktor utama

    Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-7

  • Pada struktur ini Kontraktor Utama secara penuh bertanggung jawab terhadap

    selesainya pekerjaan sub kontraktor, tetapi sub kontraktor bukan merupakan bagian dari

    struktur organisasi. Tetapi struktur ini jarang digunakan karena secara prinsip mempunya

    dua kekurangan yaitu:

    1. ada pengeluaran/pembiayaan yang ganda untuk kontraktor utama dan pajak sub

    kontraktor.

    2. keberadaan tugas MK dan kontraktor utama kemungkinan dapat saling tumpang

    tindik atau saling lempar tanggung jawab.

    2.5 OrganisasiLapangan

    Organisasi lapangan yaitu suatu kumpulan tim organisasi yang bertugas khusus untuk

    menjamin kelancaran kegaiatan lapangan, yang fungsi pokoknya yaitu: pengawasan,

    pelaksanaan dan administrasi. Bentuk organisasi ini disesuaikan dengan jenis konstruksi

    pekerjaan yang akan dilaksanakan.

    Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan bentuk

    struktur organisasi yang akan digunakan antara lain:

    1. perbedaan ragam kerja,

    2. kekhususan bidang kerja,

    3. kondisi tenaga kerja,

    4. persoalan-persoalan yang mungkin dihadapi.

    Untuk organisasi yang menggunakan jasa, MK biasanya MK inilah yang menentukan dan

    menetapkan suatu organisasi lapangan yang sesuai sehingga hubungan antara pemilik,

    perencana dan kontraktor dapat berjalan lebih efektif, dan umumnya bentuk organisasi

    yang sesuai di lapangan yaitu: Organisasi fungsional dan staff.

    Unsur-unsur yang terlibat selama pelaksanaan pekerjaan berlangsung dalam skala proyek

    yang cukup besar yaitu:

    a. perencanaan konstruksi

    b. pengawas lapangan

    c. perencana biaya

    d. kontrol biaya dan schedule

    e. administrasi kontrak

    f. pengawas kualitas dan kontrol

    g. administrasi program keselamatan kerja

    Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-8

  • h. perencanaan tenaga kerja

    i. perencanaan peralatan

    j. publik relation (humas)

    k. pelayanan masa pemeriksaan

    Bentuk organisasi yang lengkap seperti ini dapat dilihat pada bagan struktur di bawah ini.

    Gambar 2.8 Struktur organisasi lapangan

    2.5.1 OrganisasiTradisional

    Ciri-ciri bentuk organisasi semacam ini adalah:

    1. Konsultan perencana terpisah

    2. Kontraktor utama tunggal

    3. Banyak melibatkan subkontraktor atau dikerjakan sendiri oleh kontraktor utama

    4. Jenis-jenis kontrak biasanya diterapkan: harga tetap (fixed cost), harga satuan

    (unit price), maksimum bergaransi, kontrak biaya tambah-upah tetap.

    Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-9

  • Gambar 2.9 Bentuk organisasi tradisional

    2.5.2 OrganisasiSwakelola(PembangunanPemilik)

    Ciri-ciri bentuk organisasi proyek swakelola adalah:

    1. Pemilik proyek bertanggung jawab atas perencanaan dan pelaksanaan proyek

    (bertindak sebagai konsultan perencana dan kontraktor)

    2. Pekerjaan dapat dilaksanakan dengan kemampuan sendiri secara fakultatif atau

    dilaksanakan oleh kontraktor/subkontraktor.

    3. Jenis kontrak yang diterapkan: harga tetap, harga satuan, kontrak yang

    dinegosiasikan.

    Gambar 2.10 Bentuk organisasi swakelola

    Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-10

  • 2.5.3 OrganisasiProyekPutarKunci(TurnKeyProject)

    Gambar 2.11 Bentuk organisasi putar kunci

    Ciri-ciri bentuk organisasi proyek putar kunci di mana konsultan-kontraktor berfungsi

    sebagai perencana dan pelaksanaan adalah:

    1. Satu perusahaan yang bertanggung jawab baik untuk perencanaan maupun

    pelaksanaan konstruksi.

    2. Melibatkan kontraktor spesialis.

    3. Jenis kontrak yang diterapkan: harga tetap, harga maksimum bergaransi, kontrak

    konstruksi desain dengan biaya tambah upah tetap.

    Organisasi proyek memisahkan kegiatan perencanaan dengan kegiatan pengawasan

    pelaksanaan proyek. Ciri-ciri bentuk organisasi putar kunci dimana konsultan-kontraktor

    berfungsi sebagai perencana dan pengawas adalah:

    a. Pihak yang bertanggung jawab terhadap kegiatan perencanaan berbeda dengan

    pihak yang bertanggung jawab terhadap pengawasan.

    b. Jenis kontrak yang diterapkan: harga tetap, harga maksimum bergaransi, kontrak

    konstruksi desain dengan biaya tambah upah tetap.

    Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-11

  • 2.5.4 OrganisasiyangMemisahkanPerencanaanPengawasan

    Gambar 2.12 Bentuk organisasi memisahkan perencanaan dengan pengawasan

    2.5.5 OrganisasiProyekMenggunakanKonsultanManajemen

    Ciri-ciri bentuk organisasi proyek yang menggunakan konsultan manajemen sebagai

    manajer konstruksi adalah manajer konstruksi umumnya tidak bertindak sebagai wakil

    dari pemilik.

    Gambar 2.13 Bentuk organisasi menggunakan konsultan manajemen

    Bentuk organisasi

    Adapun bentuk/tipe organisasi dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu:

    1) Organisasi garis

    Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-12

  • 2) Organisasi garis dan staf

    3) Organisasi Fungsional

    4) Organisasi matrik

    5) Organisasi panitia

    1. Organisasi Garis

    Gambar 2.14 Bentuk struktur organisasi garis

    Karakteristik organisasi garis (line organization) adalah:

    a. Bentuk organisasi tertua dan paling sederhana

    b. Jumlah karyawan sedikit; pemilik merupakan pimpinan tertinggi

    c. Pemberian wewenang dan tanggung jawab bergerak vertikal dari atas ke bawah

    Keunggulan dan kekurangan bentuk organisasi ini adalah:

    Keunggulan:

    a. Bentuk organisasi sederhana, mudah dipahami dan dilaksanakan.

    b. Pembagian tugas, tanggung jawab dan wewenang cukup jelas.

    c. Pengambilan keputusan dapat dilakukan secara cepat karena

    Kekurangan:

    a. Bentuk organisasi tidak fleksibel

    b. Kemungkinan pimpinan bertindak otokratis cukup besar

    c. Ketergantungan pada seseorang cukup besar; jika salah satu hilang, akan

    terjadi kekacauan.

    Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-13

  • 2. Organisasi Garis dan Staf

    Gambar 2.15 Bentuk struktur organisasi garis dan staf

    Dalam organisasi garis dan staf (line and staf organization) ini, terdapat dua kelompok

    orang yang berpengaruh dalam menjalankan organisasi, yaitu:

    a. Orang yang menjalankan tugas pokok untuk pencapaian tujuan.

    b. Orang menjalankan tugas berdasarkan keahlian yang dimiliki, berfungsi

    memberikan saran kepada unit operasional.

    Keunggulan:

    a) Pembagian tugasnya jelas (antara orang yang menjalankan tugas pokok dan

    memberi saran)

    b) Pengambilan keputusan lebih matang.

    c) Dikembangkan dengan spesialisasi keahlian.

    d) Adanya staf ahli yang memungkinkan pencapaian pekerjaan lebih baik.

    Kekurangan:

    a) Saran dari staf mungkin sulit dilaksanakan karena kurang adanya tanggung jawab

    pekerjaan.

    b) Jika pejabat garis mengabaikan gagasan dari staf maka gagasan menjadi tidak

    berguna.

    c) Bagi pelaksana opersional, perbedaan antara perintah dengan saran tidak selalu

    jelas.

    Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-14

  • 3. Organisasi Fungsional

    Gambar 2.16 Bentuk struktur organisasi fungsional

    Organisasi fungsional (functional organization) mendasarkan pembagian tugas serta

    kegiatan pada spesialisasi yang dimiliki pejabatnya. Dalam organisasi ini, seorang

    bawahan dapat menerima beberapa instruksi dari beberapa pejabat serta harus

    mempertanggungjawabkannya pada masingmasing pejabat yang bersangkutan.

    Keunggulan:

    a) Adanya spesialiasi yang menyebabkan tugas dilaksanakan dengan baik.

    b) Koordinasi antara orang-orang dalam satu fungsi mudah dijalankan.

    Kekurangan:

    a) Ditinjau dari sudut karyawan, banyaknya atasan akan membingungkan

    b) Terjadi saling mementingkan fungsi masing-masing sehingga menyebabkan

    koordinasi menyeluruh sulit dijalankan.

    c) Mutasi pekerjaan sulit dikerjakan telah terspesialisasi.

    Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-15

  • 4. Organisasi Matrik

    Gambar 2.17 Bentuk struktur organisasi matrik

    Bentuk organisasi matrik (matrix organization) ini masih terbagi ke dalam beberapa

    bentuk organisasi, yaitu organisasi matrik lemah (weak matrix), organisasi matrik

    seimbang (balance matrix), organisasi matrix kuat (strong matrix) dan kemudian

    organisasi proyek. Organisasi matrik merupakan bentukan baru dari organisasi

    fungsional. Bentukan organisasi baru yang beranggotakan staf dari setiap fungsi yang ada

    disebut organisasi matrik lemah. Bentukan baru ini nantinya akan menjadi sebuah tim

    proyek yang ditugaskan untuk mengelola proyek konstruksi di lapangan. Kelemahan

    bentuk organisasi ini adalah tim yang dibentuk semuanya memiliki kualifikasi staf bukan

    manajer sehingga kemampuan manajerialnya sangat terbatas (Gambar 2.18).

    Organisasi matrik seimbang terjadi manakala salah satu anggota dari bentuk organisasi

    matrik lemah diangkat menjadi seorang manajer yang bertugas sebagai pemimpin tim,

    selalu pejabat yang berfungsi menjalankan delapan fungsi grup atau tim, selalu pejabat

    yang berfungsi menjalankan delapan fungsi manajemen, yaitu menetapkan tujuan,

    perencanaan, pengorganisasian, pengisian staf, pengarahan, pengawasan, pengendalian

    dan koordinasi (Gambar 2.19). Namun, mengangkat salah satu staf menjadi kepala proyek

    tanpa disertai pertimbangan kemampuan yang seharusnya dimiliki oleh kepala proyek

    dapat membuat organisasi tidak bekerja sebagaimana yang diharapkan. Untuk merespon

    hal tersebut maka dikembangkan organisasi matrik yang kuat (Gambar 2.20), dimana

    kepala proyek diambil dari seseorang yang memang mempunyai kualifikasi sebagai

    Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-16

  • kepala proyek. Organisasi bentukan baru ini disebut organisasi proyek yang sering kita

    jumpai di berbagai jenis proyek konstruksi (Gambar 2.21).

    Gambar 2.18 Bentuk struktur organisasi matrik lemah

    Gambar 2.19 Bentuk struktur organisasi matrik seimbang

    Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-17

  • Gambar 2.20 Bentuk struktur organisasi matrik kuat

    Gambar 2.21 Bentuk struktur organisasi proyek

    5. Organisasi Panitia

    Pada umumnya, organisasi panitia (commite organization) dibentuk dalam waktu terbatas

    dan bertujuan melaksanakan tugas kegiatan tertentu.

    Ciri-ciri organisasi panitia:

    a. Jangka waktu pelaksanaan tugas/kegiatan terbatas, volume kegiatan tertentu.

    b. Kepemimpinan dan tanggung jawab dilaksanakan bersama.

    c. Semua anggota dan pimpinan mempunyai tanggung jawab, wewenang dan hak

    yang sama.

    d. Para anggota dikelompokkan menurut bidang tugas kegiatan tertentu dan

    dilaksanakan dalam bentuk satuan tugas.

    Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-18

  • Keunggulan:

    a) Keputusan dapat diambil secara cepat.

    b) Pembinaan kerja sama antaraanggota mudah dilaksanakan.

    Kekurangan:

    a) Jalur perintah sering membingungkan

    b) Sulit menentukan penanggung jawab apabila terjadi hambatan.

    c) Kemampuan anggota kurang dapat berkembang.

    Gambar 2.22 Organisasi panitia

    2.6 Rangkuman

    Dua bentuk organisasi pada proyek konstruksi yaitu: organisasi proyek konvensional dan

    organisasi proyek manajemen konstruksi. Organisasi proyek konvensional mencakup

    empat unsur yang terlibat yaitu: pemberi tugas/pemilik proyek, perencana, pengawas, dan

    kontraktor.

    Dalam struktur organisasi manajemen konstruksi terdapat empat unsur yang terlibat

    dalam pelaksanaan pembangunan yaitu: Pemilik Proyek, Tim Manajemen Konstruksi,

    Perencana dan Kontraktor.

    Bentuk/tipe organisasi dapat dikelompokkan menjadi lima, yaitu:

    a. Organisasi garis

    b. Organisasi garis dan staf

    c. Organisasi Fungsional

    Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-19

  • Pengelolaan dan Pengendalian Proyek PDTS SV - UGM 2-20

    d. Organisasi matrik

    e. Organisasi panitia

    2.7 SoalLatihan

    1. Apa pengertian organisasi menurut Money, Y.D, Mc. Farland, dan Dimock ?

    2. Sebutkan jenis/tipe organisasi dengan dibuat skematiknya ?

    3. Apa beda organisasi proyek konvensional dan CM ?

    4. Apa yang anda ketahui tentang swakelola proyek, turn key project ?

    5. Bagaimana organisasi proyek lapangan oleh kontraktor ?

    ORGANISASI PROYEK KONSTRUKSI2.1 Pendahuluan2.2 Pengertian Organisasi2.3 Bentuk/Tipe Organisasi2.4 Organisasi Proyek2.4.1 Organisasi Proyek Konvensional2.4.2 Organisasi Proyek Manajemen Konstruksi

    2.5 Organisasi Lapangan2.5.1 Organisasi Tradisional2.5.2 Organisasi Swakelola (Pembangunan-Pemilik)2.5.3 Organisasi Proyek Putar Kunci (Turn-Key Project)2.5.4 Organisasi yang Memisahkan Perencanaan Pengawasan2.5.5 Organisasi Proyek Menggunakan Konsultan Manajemen

    2.6 Rangkuman2.7 Soal Latihan