bab1
DESCRIPTION
bab 1TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Demam Tifoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di Asia,
Afrika Latin, Karibia dan Oceania, termasuk Indonesia. Penyakit ini tergolong
penyakit menular yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi.
Insiden demam tifoid diseluruh dunia menurut data pada tahun 2006
sekitar 16 juta pertahun, 600.000 diantaranya menyebabkan kematian. Di
Indonesia prevalensi 91% kasus demam tifoid pada umur 3 sampai 19 tahun. Ada
dua sumber penularan demam tifoid dan yang lebih sering dari carrier yaitu orang
yang telah sembuh dari demam tifoid namun masih mengeksresikan Salmonella
Thypi dalam tinja selama lebih dari satu tahun.
Berdasarkan data yang terdapat pada medical record diruangan Cemara
RS Kepolisian Pusat Raden Said Soekanto Jakarta tercatat angka insiden penderita
Demam Tifoid yang dirawat selama bulan Januari sampai Juni 2009 adalah 185
orang pasien, dengan persentasi (11,31%) pasien dari 1635 pasien yang dirawat.
Demam tifoid menempati urutan ke 3 dari beberapa penyakit saluran pencernaan,
antara lain adalah : Gastritis, GE, Demam Tifoid, dan Hepatitis.
Demam Tifoid dapat menimbulkan komplikasi yang dapat mengakibatkan
mortalitas (kematian) yaitu; sekitar 25% penderita deman tifoid mengalami
pendarahan, jika terlambat ditangani dapat terjadi mortalitas (kematian) sekitar
10–32% bahkan ada yang melaporkan sampai 80%. Sedangkan mortalitas pada
miokarditis akibat demam tifoid sekitar 1 – 5%, dan tifoid pun dapat
mengakibatkan tifoid toksin yang dapat meyebabkan kematian tetapi jarang sekali
komplikasi ini terjadi.
Dari data diatas nampak bahwa angka insiden penyakit demam tifoid
cukup tinggi dan merupakan penyakit yang dapat menimbulkan komplikasi pada
organ pencernaan, kardiovaskuler, pernafasan, tulang, ginjal dan hematologik
serta gangguan neuropsikiatrik sampai dengan menyebabkan kematian bila tidak
ditangani dengan seksama.
Berdasarkan hal tersebut maka peran perawat sangat penting dalam aspek
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Dalam aspek promotif yaitu dengan
cara memberikan pendidikan kesehatan tentang penyakit demam tifoid. Aspek
preventif yaitu pencegahan penyakit demam tifoid dengan cara menjaga
kebersihan sanitasi lingkungan tempat tinggal klien dan menjaga pola/gaya hidup
sehat, Aspek kuratif dengan memberikan pengobatan. Sedangkan untuk aspek
rehabilitatif yaitu pemulihan kesehatan melalui istirahat dan tirah baring yang
cukup serta menghindari makanan yang merangsang lambung dengan cara
mengkonsumsi nasi padat dan lauk rendah selulosa dalam jangka waktu tertentu
sampai usus dalam kondisi baik kembali.
Mengingat kompleksnya masalah yang terjadi pada klien dengan penyakit
demam tifoid maka penulis tertarik untuk merawat klien dengan judul Asuhan
Keperawatan klien dengan demam tifoid diruang Cemara I RS Kepolisisan Pusat
Raden Said Soekanto Jakarta.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum.
Diperolehnya pengalaman nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan
pada klien dengan Demam Tifoid diruang Cemara I Rumah Sakit Kepolisian
Pusat Raden Said Soekanto Jakarta.
2. Tujuan khusus.
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan demam Tifoid.
b. Menentukan masalah keperawatan pada klien demam Tifoid.
c. Merencanakan asuhan keperawatan pada klien demam Tifoid.
d. Pelaksanakan tindakan keperawatan sesuai perencanaan pada klien demam
Tifoid.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien demam Tifoid.
f. Mengindentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan praktik pada
klien dengan demam Tifoid.
g. Mengidentifikasi factor-faktor pendukung, penghambat serta mencari
solusi alternatif masalah pada klien dengan demam Tifoid.
h. Mendokumentasikan Asuhan Keperawatan pada klien dengan demam
Tifoid.
C. Ruang lingkup
Dalam penulisan makalah ilmiah ini penulis hanya membatasi pada “
Asuhan Keperawatan pada klien dengan Demam Tifoid diruang Cemara I RS
Kepolisian Pusat Raden Said Soekanto Jakarta” dari tanggal 13 sampai dengan 15
Juli 2009
D. Metode Penulisan
Metode dalam penulisan makalah ilmiah ini adalah menggunakan metode
deskriptif dan studi kepustakaan. Dalam metode deskriptif pendekatan yang
digunakan adalah studi kasus, yaitu dengan melakukan Asuhan Keperawatan pada
Nn Y dengan demam Tifoid, sedangkan metode studi kepustakaan yaitu dengan
cara: mengumpulkan dan membaca bahan – bahan yang berkaitan dengan demam
Tifoid baik itu text book ( buku refrensi ), hasil penelitian terdahulu dan jurnal
keperawatan.
E. Sistematika Penulisan
Dalam mengetahui secara keseluruhan isi dari laporan karya tulis ini,
dibawah ini disusun sistematika penulisan yang dibagi 5 bab yaitu:
BAB I PENDAHULUAN : Terdiri dari latar belakang, tujuan, ruang
lingkup, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN
TEORITIS: terdiri dari konsep dasar yaitu pengertian, patofisiologi (proses
perjalanan penyakit, manipestasi klinis, komplikasi ), penatalaksanaan medis ( tes
diagnostic dan terapi ) dan asuhan keperawatan yaitu pengkajian keperawatan,
diagnosa keperawatan, perencanaan tindakan keperawatan, pelaksanaan
keperawatan dan evaluasi keperawatan. BAB III TINJAUAN KASUS : terdiri
dari pengkajian, diagnosa keperawatan, rencana tindakan keperawatan,
implementasi dan evaluasi. BAB IV PEMBAHASAN : terdiri dari kesenjangan
antara teori dengan kasus mengenai pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,
implementasi dan evaluasi. BAB V PENUTUP : terdiri dari kesimpulan dan saran
.Daftar Pustaka. Lampiran.