bab1
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Latar belakang saya dalam penulisan tugas yang berjudul “ perencanaan pasangan roda
gigi lurus “ ini adalah saya ingin merencanakan atau mendesain sebuah lemari roda gigi
yang didalamnya terdapat pasangan roda gigi lurus yang datanya telah saya siapkan.serta
ingin mengetahui perencanaan yang saya buat dengan cara matematis beserta analitis.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan Umum :
Tujuan umum penulisan yang telah saya buat ialah untuk memenuhi tugas Elemen Mesin
lanjut.
Tujuan Khusus :
Tujuan khusus penulisan yang telah saya buat ialah untuk merencanakan sebuah lemari roda
Gigi yang didalamnya terdapat pasangan roda gigi lurus serta mengetahui seberapa besar
daya yang akan digunakan dapam perencanaan roda gigi tersebut.
1.3 Metode Perencanaan
Metode perencanaan yang saya gunakan dalam penulisan ini adalah dengan mengumpulkan
atau menyiapkan data untuk merancang atau merencanakan ebuah lemari roda gigi yang
didalamnya terdapat roda gigi lurus yang dihitung secara matematis dan juga menganalisa
bahan yang sedang digunakan atau dipakai.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Roda Gigi
Roda gigi adalah bagian dari mesin yang berputar yang berguna untuk
mentransmisikan daya. Roda gigi memiliki gigi-gigi yang saling bersinggungan dengan gigi
dari roda gigi yang lain. Dua atau lebih roda gigi yang bersinggungan dan bekerja bersama-
sama disebut sebagai transmisi roda gigi, dan bisa menghasilkan keuntungan mekanis
melalui rasio jumlah gigi. Roda gigi mampu mengubah kecepatan putar, torsi, dan arah daya
terhadap sumber daya. Tidak semua roda gigi berhubungan dengan roda gigi yang lain; salah
satu kasusnya adalah pasangan roda gigi dan pinion yang bersumber dari atau menghasilkan
gaya translasi, bukan gaya rotasi.
Transmisi roda gigi analog dengan transmisi sabuk dan puli. Keuntungan transmisi
roda gigi terhadap sabuk dan puli adalah keberadaan gigi yang mampu mencegah slip, dan
daya yang ditransmisikan lebih besar. Namun, roda gigi tidak bisa mentransmisikan daya
sejauh yang bisa dilakukan sistem transmisi roda dan puli kecuali ada banyak roda gigi yang
terlibat di dalamnya.
Ketika dua roda gigi dengan jumlah gigi yang tidak sama dikombinasikan,
keuntungan mekanis bisa didapatkan, baik itu kecepatan putar maupun torsi, yang bisa
dihitung dengan persamaan yang sederhana. Roda gigi dengan jumlah gigi yang lebih besar
berperan dalam mengurangi kecepatan putar namun meningkatkan torsi.
Rasio kecepatan yang teliti berdasarkan jumlah giginya merupakan keistimewaan dari
roda gigi yang mengalahan mekanisme transmisi yang lain (misal sabuk dan puli). Mesin
yang presisi seperti jam tangan mengambil banyak manfaat dari rasio kecepatan putar yang
tepat ini. Dalam kasus di mana sumber daya dan beban berdekatan, roda gigi memiliki
kelebihan karena mampu didesain dalam ukuran kecil. Kekurangan dari roda gigi adalah
biaya pembuatannya yang lebih mahal dan dibutuhkan pelumasan yang menjadikan biaya
operasi lebih tinggi.
2
Ilmuwan Yunani Kuno Archimedes pertama kali mengembangkan roda gigi dalam
ilmu mekanika di sekolah Aleksandria pada abad ketiga sebelum masehi. Mekanisme
Antikythera adalah contoh aplikasi roda gigi yang rumit yang pertama, yang didesain untuk
menghitung posisi astronomi. Waktu pengerjaan mekanisme ini diperkirakan antara 150 dan
100 SM.
2.2 Jenis – Jenis Roda Gigi
1. Roda Gigi Spur
adalah roda gigi yang paling sederhana, yang terdiri dari silinder atau piringan
dengan gigi-gigi yang terbentuk secara radial. Ujung dari gigi-giginya lurus dan tersusun
paralel terhadap aksis rotasi. Roda gigi ini hanya bisa dihubungkan secara paralel.
2. Roda Gigi Dalam
Roda gigi dalam atau roda gigi internal (internal gear) adalah roda gigi yang gigi-
giginya terletak di bagian dalam dari silinder roda gigi. Berbeda dengan roda gigi eksternal
yang memiliki gigi-gigi di luar silindernya. Roda gigi internal tidak mengubah arah putaran.
(seperti terlihat pada gambar 2.1)
Gambar 2.1 roda gigi dalam
3
3. Roda Gigi Heliks
Roda gigi heliks (helical gear) adalah penyempurnaan dari spur. Ujung-ujung dari
gigi-giginya tidak paralel terhadap aksis rotasi, melainkan tersusun miring pada derajat
tertentu. Karena giginya bersudut, maka menyebabkan roda gigi terlihat seperti heliks.
(seperti terlihat pada gambar 2.2)
Roda gigi heliks terdiri dari 2 macam, yaitu:
1. Roda gigi heliks singgung paralel.
2. Roda gigi heliks singgung silang.
Gigi-gigi yang bersudut menyebabkan pertemuan antara gigi-gigi menjadi perlahan
sehingga pergerakan dari roda gigi menjadi halus dan minim getaran. Berbeda dengan spur
di mana pertemuan gigi-giginya dilakukan secara langsung memenuhi ruang antara gigi
sehingga menyebabkn tegangan dan getaran. Roda gigi heliks mampu dioperasikan pada
kecepatan tinggi dibandingkan spur karena kecepatan putar yang tinggi dapat menyebabkan
spur mengalami getaran yang tinggi. Spur lebih baik digunakan pada putaran yang rendah.
Kecepatan putar dikatakan tinggi jika kecepatan linear dari pitch melebihi 25 m/detik . Roda
gigi heliks bisa disatukan secara paralel maupun melintang. Susunan secara paralel umum
dilakukan, dan susunan secara melintang biasanya disebut dengan skew.
Gambar 2.2 Roda Gigi Heliks.
(Atas: singgungan paral ; Bawah: singgungan silang)
4
4. Roda Gigi Heliks Ganda
Roda gigi heliks ganda (double helical gear) atau roda gigi herringbone muncul
karena masalah dorongan aksial (axial thrust) dari roda gigi heliks tunggal. (Double helical
gear) memuliki dua pasang gigi yang berbentuk V sehingga seolah-olah ada dua roda gigi
heliks yang disatukan. Hal ini akan menyebabkan dorongan aksial saling meniadakan. Roda
gigi heliks ganda lebih sulit untuk dibuat karena kerumitan bentuknya (seperti terlihat pada
gambar 2.3).
Gambar 2.3 Roda gigi heliks ganda
5. Roda Gigi Bevel
Roda gigi bevel (bevel gear) berbentuk seperti kerucut terpotong dengan gigi-gigi yang
terbentuk di permukaannya (seperti gambar 2.4). Ketika dua roda gigi bevel mersinggungan,
titik ujung kerucut yang imajiner akan berada pada satu titik, dan aksis poros akan saling
berpotongan. Sudut antara kedua roda gigi bevel bisa berapa saja kecuali 0 dan 180.Roda
gigi bevel dapat berbentuk lurus seperti spur atau spiral seperti roda gigi heliks. Keuntungan
dan kerugiannya sama seperti perbandingan antara spur dan roda gigi heliks.
Gambar 2.4 Roda gigi bevel
5
6. Roda Gigi Hypoid
Roda gigi hypoid mirip dengan roda gigi bevel, namun kedua aksisnya tidak
berpotongan. (seperti pada gambar 2.5)
Gambar 2.5 Roda gigi hypoid
7. Roda Gigi Mahkota
Roda gigi mahkota (crown gear) adalah salah satu bentuk roda gigi bevel yang gigi-
giginya sejajar dan tidak bersudut terhadap aksis (seperti pada gambar 2.6). Bentuk gigi-
giginya menyerupai mahkota. Roda gigi mahkota hanya bisa dipasangkan secara akurat
dengan roda gigi bevel atau spur.
Gambar 2.6 Roda gigi mahkota
6
8. Roda Gigi Cacing
Roda gigi cacing (worm gear) menyerupai screw berbentuk batang yang
dipasangkan dengan roda gigi biasa atau spur. Roda gigi cacing merupakan salah satu cara
termudah untuk mendapatkan rasio torsi yang tinggi dan kecepatan putar yang rendah.
Biasanya, pasangan roda gigi spur atau heliks memiliki rasio maksimum 10:1, sedangkan
rasio roda gigi cacing mampu mencapai 500:1 [2]. Kerugian dari roda gigi cacing adalah
adanya gesekan yang menjadikan roda gigi cacing memiliki efisiensi yang rendah sehingga
membutuhkan pelumasan .
Roda gigi cacing mirip dengan roda gigi heliks, kecuali pada sudut gigi-giginya yang
mendekati 90 derajat, dan bentuk badannya biasanya memanjang mengikuti arah aksial. Jika
ada setidaknya satu gigi yang mencapai satu putaran mengelilingi badan roda gigi, maka itu
adalah roda gigi cacing. Jika tidak, maka itu adalah roda gigi heliks. Roda gigi cacing
memiliki setidaknya satu gigi yang mampu mengelilingi badannya beberapa kali. Jumlah
gigi pada roda gigi cacing biasanya disebut dengan thread (seperti pada gambar 2.7).
Dalam pasangan roda gigi cacing, batangnya selalu bisa menggerakkan roda gigi
spur. Jarang sekali ada spur yang mampu menggerakkan roda gigi cacing. Sehingga bisa
dikatakan bahwa pasangan roda gigi cacing merupakan transmisi satu arah.
Gambar 2.7 Roda gigi cacing dengan 4 thread
7
9. Roda Gigi Non-Sirkular
Roda gigi non-sirkular dirancang untuk tujuan tertentu. Roda gigi biasa dirancang
untuk mengoptimisasi transmisi daya dengan minim getaran dan keausan, roda gigi non
sirkular dirancang untuk variasi rasio, osilasi, dan sebagainya.
Gambar 2.8 Roda gigi non-sirkular
10. Roda Gigi Pinion
Pasangan roda gigi pinion terdiri dari roda gigi, yang disebut pinion, dan batang
bergerigi yang disebut sebagai rack. Perpaduan rack dan pinion menghasilkan mekanisme
transmisi torsi yang berbeda; torsi ditransmisikan dari gaya putar ke gaya translasi atau
sebaliknya. Ketika pinion berputar, rack akan bergerak lurus. Mekanisme ini digunakan
pada beberapa jenis kendaraan untuk mengubah rotasi dari setir kendaraan menjadi
pergerakan ke kanan dan ke kiri dari rack sehingga roda berubah arah (seperti pada
gambar 2.9).
Gambar 2.9 Pasangan roda gigi pinion
8
11. Roda Gigi Episiklik
Roda gigi episiklik (planetary gear atau epicyclic gear) adalah kombinasi roda gigi
yang menyerupai pergerakan planet dan matahari (seperti pada gambar 2.10). Roda gigi
jenis ini digunakan untuk mengubah rasio putaran poros secara aksial, bukan paralel.
Kombinasi dari beberapa roda gigi episiklik dengan mekanisme penghentian pergerakan
roda gigi internal menghasilkan rasio yang dapat berubah-ubah. Mekanisme ini digunakan
dalam kendaraan dengan transmisi otomatis.
Roda gigi planet yang sederhana dapat ditemukan pada zaman revolusi industri di
Inggris; ketika itu mekanisme roda gigi planet yang berupa roda gigi pusat sebagai
matahari dan roda gigi yang berputar mengelilinginya sebagai planet, menjdi bagian utama
dari mesin uap. Bagian ini mengubah gaya translasi menjadi rotasi, yang kemudian dapat
digunakan untuk berbagai kebutuhan.
Gambar 2.10 roda gigi episiklik
Ilustrasi putaran roda gigi episiklik. Perhatikan perbedaan kecepatan putar yang ditandai
dengan tanda merah pada poros roda gigi matahari dan planet
9
Klasifikasi Roda Gigi
Roda gigi dapat diklasifikasikan seperti table di bawah ini :
Letak Poros Roda Gigi Keterangan
Roda gigi dengan
poros sejajar
Roda gigi lurus
Roda gigi miring
Roda gigi miring ganda
(Klasifikasi atas dasar
bentuk alur gigi)
Roda gigi luar
Roda gigi dalam dan pinyon
Batang gigi dan pinyon
Arah putaran
berlawanan arah
putaran sama. Gerakan
lurus dan berputar
Roda gigi dengan
poros berpotongan
Roda gigi kerucut lurus
Roda gigi kerucut spiral
Roda gigi kerucut ZEROL
Roda gigi kerucut miring
Roda gigi kerucut miring ganda
(Klasifikasi atas dasar
bentuk jalur gigi)
Roda gigi permukaan dengan poros
berpotongan
(Roda gigi dengan
poros berpotongan
berbentuk istimewa)
Roda gigi dengan
poros silang
Roda gigi miring silang
Batang gigi miring silang
Kontak titik
Gerakan lurus dan
berputar
Roda gigi cacing silindris
Roda gigi cacing selubung ganda
(globoid)
Roda gigi cacing samping
Roda gigi hipoerboloid
Roda gigi hipoid Roda gigi permukaan
silang
10
2.3 Macam-Macam Roda Gigi
a. Roda gigi lurus
Roda gigi paling dasar dengan jalur gigi yang sejajar poros.
Pada materi selanjutnya akan saya bahas.
b. Roda gigi miring
Mempunyai jalur gigi yang membentuk ulir pada silinder jarak bagi.
c. Roda gigi miring ganda
Gaya aksial yang timbul pada gigi yang mempunyai alur berbentuk V tersebut, akan
saling meniadakan.
d. Roda gigi dalam
Dipakai jika diingini alat transmisi dengan ukuran kecil dengan perbandingan reduksi
besar, karena pinyon terletak di dalam roda gigi.
e. Pinyon dan batang gigi
Merupakan dasar profil pahat pembuat gigi.
f. Roda gigi kerucut lurus
Roda gigi yang paling mudah dibuat dan paling sering dipakai.
g. Roda gigi kerucut spiral
Karena mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dapat meneruskan tinggi dan
beban besar.
h. Roda gigi permukaan
i. Roda gigi miring silang
j. Roda gigi cacing silindris
Mempunyai cacing berbentuk silinder dan lebih umum dipakai.
k. Roda gigi cacing globoid
Mempunyai perbandingan kontak yang lebih besar, dipakai untuk beban yang lebih besar.
l. Roda gigi hipoid
Mempunyai jaliu gigi berbentuk sepiral pada bidang kerucut yang sumbunya
bersilang.Dan pemindahan gaya pada permukaan gigi berlangsung secara meluncurdan
menggelinding.
11
Nama-nama Bagian dan Istilah Dalam Roda Gigi
Lebar gigi ( b )
Puncak kepala
Tinggi kepala
Tinggi kaki
Lingkaran kepala
Jarak bagi lingkar
Tebal gigi ( t )
Lebar ruang
Lingkar jarak bagi
Sisi kepala
Sisi kaki
Dasar ka
Istilah dalam roda gigi
Lingkar puncak
Lingkaran melalui puncak gigi. Diameter lingkaran puncak adalah Dk.
Lingkaran alas
Lingkaran pada alas roda gigi. Diameter lingkaran alas adalah Dv.
Lingkaran jarak
Lingkaran khayal yang bersinggungan dengan kecepatan keliling yang sama.
Puncak gigi
Bagian gigi di atas lingkaran jarak.
Alas gigi
Bagian gigi di bawah lingkaran jarak
Modul ( m )
Bilangan yang diperbanyak dengan (phi) menghasilkan jarak antara gigi-gigi (t).
m=jarak antara(mm)
π
12
Profil Roda Gigi
Profil Roda gigi ada 2 :
1) Sikloida
Garis lengkung yang menggambarkan titik pada keliling lingkaran jika bergulingan
pada suatu garis lurus.
Lingkaran yanmg bergulung disebut lingkaran gulung (Dr)
Dr = 0,4 D
Dimana :
D = Diameter lingkaran jarak
Dr = Diameter laingkaran gulung
2) Evolente
Sebuah garis lengkung yang digambarkan oleh sebuah benang yang dilepas
gulungnnya dari sebuah silinder dan pada ujungnya dipasang sebuah pensil . titik –titik
pada benang yang dilepaskan gulungannya dari lingkaran dasar merupakan evolven
lingkaran.
2.4 Berbagai istilah dalam roda gigi
Frekuensi putaran
Merupakan ukuran seberapa banyak putaran terjadi dalam satu satuan waktu. Misal,
RPM, adalah seberapa banyak putaran terjadi dalam satu menit.
Frekuensi angular
Diukur dalam radian per detik, di mana 1 RPM = pi/30 rad/detik. Satu putaran bernilai 2
pi rad.
13
Jumlah gigi
Yaitu jumlah gigi yang dimiliki oleh roda gigi. Dalam kasus roda gigi cacing, jumah gigi
adalah nomor thread dari roda gigi cacing.
Aksis
Sumbu yang melalui pusat perputaran roda gigi.
Pitch
Ruang di antara gigi.
Sudut heliks
Sudut antara tangen ke heliks dan aksis roda gigi. Sudut heliks roda gigi spur bernilai nol,
dan sudut heliks roda gigi cacing mendekati 90 derajat.
2.5 Roda Gigi Lurus
Dua roda gigi yang bersinggungan mentransmisikan gerakan rotasi. Roda gigi yang
lebih kecil bergerak lebih cepat, namun memiliki torsi yang lebih rendah. Roda gigi yang
besar berputar lebih rendah, namun memiliki torsi yang lebih tinggi. Besar kecepatan
putar dan torsi keduanya proporsional.
14
Roda gigi lurus merupakan roda gigi paling dasardengan jalur gigi yang sejajar
dengan poros, pada roda gigi jenis inipemotongan giginya searah dengan poros gigi.
Untuk permukaanmemanjang pemotongan giginya kadang-kadang dilakukan dengan
arahmembentuk sudut terhadap batang gigi rack.Rodagigi lurus digunakan untuk poros
yang sejajar atau paralel. Dibandingkan dengan jenis rodagigi yang lain rodagigi lurus ini
paling mudah dalam proses pengerjaannya (machining) sehingga harganya lebih murah.
Rodagigi lurus ini cocok digunakan pada sistim transmisi yang gaya kelilingnya besar,
karena tidak menimbulkan gaya aksial.
Ciri-ciri rodagigi lurus adalah :
a) Daya yang ditransmisikan < 25.000 Hp
b) Putaran yang ditransmisikan < 100.000 rpm
c) Kecepatan keliling < 200 m/s
d) Rasio kecepatan yang digunakan
o Untuk 1 tingkat ( i ) < 8
o Untuk 2 tingkat ( i ) < 45
o Untuk 3 tingkat ( i ) < 200
o
( i ) = Perbandingan kecepatan antara penggerak dengan yang digerakkan
i=z1
z2
5. Efisiensi keseluruhan untuk masing-masing tingkat 96% - 99% tergantung disain dan
ukuran.
15
BAB III
PERHITUNGAN
3.1 Perencanaan Roda Gigi Lurus
Tugas perencaan elemen mesin lanjut
Rencanakanlah sebuah lemari roda gigi lurus yang di dalamnya terdapat pasangan roda
gigi lurus dengan data data dibawah ini.
Diketahui :
Kecepatan putarann = 1400 rpm
Daya yang di transmisi P = 45 Hp
Perbandingan kecepatan i = 5
θ= 20°
z1=25 gigi
σ s= 2000 kg
cm2
σ poros gear dan pasak = 500kg
cm2
Modul gigi m = 6 mm
o = 0,6 cm
C v=3
3+v
Y p=0,124−0,684Z p
16
Jawab :
Daya Maksimum
Pmax= 1,25 x P
=1,25 x 45 Hp
= 56 Hp
Z2 = 5 xZ1
= 5 x 25 gigi
= 125 gigi
Dimana :
Jumlah gigi pinion Z1 = 25 gigi
Jumlah gigi Gear Z2 = 125 gigi
Diasumsikan bahwa Modul gigi ( m ) untuk pinion dan gear adalah 6 mm.
Modul gigi ( m ) = 6 mm
Diameter Pinion
D1=Z1x m
= 25 x 6 mm
= 150 mm
= 15 cm
Diameter Gear
D2=Z2x m
= 125 x 6 mm
= 750 mm
17
= 75 cm
PINION
A. Kecepatan Keliling Pinion
V=π x D p xnp
60
= π x 15 cm x1400 rpm
60
= 65940
60
= 1099cmdet
= 10,99m
det
= 10,99m
detx 60 menit
= 659,4 m
menit
B. Gaya Tangensial Pada Gigi
W T=4500 x Pmax
V
= 4500 x56 Hp
659,4m
menit
= 382 kg
C. Faktor Kecepatan
C v=3
3+v
18
=3
3+10,99m
det
= 0,2
D. Faktor Bentuk Gigi Pinion
Y p=0,124−0,684Z p
= 0,124− 0,68425 gigi
= 0,097
E. Lebar Gigi ( b )
Menggunakan persamaan lewis
W T = σ s x C v x b x π xm x y
b = W T
σs xC v x π xm x y
= 382 kg
2000kg
cm2 x 0,2 x π x 0,6 cm x 0,097
= 382 kg
73,1kgcm
= 5,2 cm
= 52 mm
Dalam hal ini lebar muka gigi diambil dari 6 - 12,5 x Modul atau b = 6 x Modul gigi
sampai
19
b = 1,25 x Modul gigi
b = 6 x Modul gigi
= 6 x 6 mm
= 36 mm
= 3,6 cm
Bagian yang lain untuk roda p
Pinion dan gear yang mempunyai sudut tekan 20°involute kedalaman penuh adalah :
- Addendum : 1 x Modul gigi
- Dedendum : 1,25 x Modul gigi
Jarak Kerja = 2 x Modul gigi
= 2 x 6 mm
= 12 mm
= 1,2 cm
Minimum Total jarak = 2,25 x Modul gigi
= 2,25 x 6 mm
= 13,5 mm
= 1,35 cm
Minimum kelonggaran = 0,25 x Modul gigi
= 0,25 x 6 mm
= 1,5 mm
= 0,15 cm
Tebal gigi = 1,5708 x Modul gigi
= 1,5708 x 6 mm
20
= 9,4248 mm
= 0,94248 cm
Merencanakan diameter poros roda pinion dan kita mengetahui bahwa beban normal berada
diantara permukaan gigi.
F. Beban Normal ( W N )
W N = W T
cosθ
= 382kg
cos20°
= 406 kg
G. Berat Roda Pinion (W P )
W P = 0,118 x Zp x b x m
= 0,118 x25 gigix 3,6 cm x(0,6 cm)2
= 3,8232 kg
= 3,8 kg
Maka :
W N = W P = 406 kg
W R = W N = 406 kg
Dimana kita mengetahui bahwa jarak roda gigi pinion dengan bantalan atau bearing
ialah 10 cm maka momen bengkok yang bekerja dimana jaraknya 10 cm.
21
M =W Rx X
= 406 kg x 10 cm
= 4060 kg . cm
H. Torsi Ekuivalen ( τ e )
τ e = √m2+σ2
= √(4060 kg . cm)2+(500kg . cm)2
= √16483600 kg . cm+¿250000 kg . c m¿
= √16733600
= 4091 kg . cm
Maka diameter poros roda pinion dapat dihitung :
τ e= π
16x d3xτ w
d = 3√ 16 x τ e
π x τw
= 3√ 16 x 4091 kg . cmπ x 500 kg . cm
= 3,5 cm
= 35 mm
W s = W T
C v
= 382 Kg
0,2
= 1910 kg
GEAR
22
A. Kecepatan Keliling Gear
V=π x D g x ng
60
= π x 75 cm x1400 rpm
60
= 329867
60
= 5498cmdet
= 54,98m
det
= 54,98m
detx 60 menit
= 3298m
menit
Gaya Tangensial Pada Gigi
W T=4500 x Pmax
V
= 4500 x56 Hp
3298m
menit
= 76 kg
C. Faktor Kecepatan
C v=3
3+v
=3
3+54,95m
det
= 0,05
23
D. Faktor Bentuk Gigi Gear
Y g=0,124−0,684Zg
= 0,124− 0,684125 gigi
= 0,119
E. Lebar Gigi ( b )
Menggunakan persamaan lewis
W T = σ s x C v x b x π xm x y
b = W T
σs xC v x π xm x y
= 76 kg
2000kg
cm2 x 0,05 x π x 0,6 cm x0,119
= 76 kg
22,4309kgcm
= 3,4 cm
= 34 mm
Merencanakan diameter poros roda gear dan kita mengetahui bahwa beban normal berada
diantara permukaan gigi.
F. Beban Normal ( W N )
W N = W T
cosθ
= 76 kg
cos20°
= 81 kg
G. Berat Roda Gear (W g )
24
W g = 0,118 x Zgx b x m
= 0,118 x1 25 gigix 3,6 cm x(0,6 cm)2
= 19,116 kg
Maka :
W N = W P = 81 kg
W R = W N = 81 kg
Dimana kita mengetahui bahwa jarak roda gigi gear dengan bantalan atau bearing ialah
10 cm maka momen bengkok yang bekerja dimana jaraknya 10 cm.dan velocity ratio
nya ialah 3.
Torsi
T = 4500 .P2. π .n
= 4500 . 56
2. π .1400 rpm
= 252000
8796
= 28,64 kg.m
= 2864 kg.cm
25
M =W tx X
= 2864 cm x 3
= 8592 kg . cm
τ 2 = W T xD g
2
= 76 kg . 752
= 2850 kg . cm
H. Torsi Ekuivalen ( τ e )
τ e = √m2+τ2
= √(8592 kg . cm)2+(2850 kg . cm)2
= √73822464 kg . cm+¿8122500 kg . cm¿
= √81944964
= 9052,3 kg . cm
Maka diameter poros roda gear dapat dihitung :
τ e = π
16x d3xτ w
d = 3√ 16 x τ e
π x τw
= 3√ 16 x 9052,3 kg . cmπ x 500kg . cm
= 4,5 cm
= 45 mm
26
W s = W T
C v
= 76 Kg0,05
= 1520 kg
Momen Bengkok Maksimum Pada Setiap Jeruji
Dimana n = 4 jeruji
M = W s
nx
Dgear
2
= 1520 kg x75 cm
4 x2
= 114000
8
= 14250 kg . cm
Maka digunakan hubungan :
σ b = MZ
Dimana Z = π
64¿
σ b = MZ
420kg
cm2 = M
π64
¿¿
27
420kg
cm2 = M x 64π x ¿¿
¿ = 14250 kg . cm x 64
π x 420kg
cm2
a1 = 3√ 912000 kg . cm
1319,4kgcm2
a1 = 8,84 cm a1 = 9 cm
a1 = 9 cm
b1 = a1
2
= 9 cm
2
= 5 cm
b1 = 4,5 cm
Panjang dari lengan oleh karena itu as besar dari jeruji pada ujung rim adalah :
a2 = a1- ketirusan
= a1 - 1
16x
D gear
2
= 9 cm - 1
16x
75 cm2
28
= 6,65 cm
= 6,6 cm
As kecil dari lengan atau jeruji pada ujung rim
b2 = As besar
2
= 6,6 cm
2
= 3,3 cm
I. Perencanaan Rim
Ketebalan rim pada roda gigi pinion diambil antara 1,6 – 1,9 m
t r = 1,6 x m
= 1,6 x 6 mm
= 9,6 mm
= 10 mm
= 1 cm
Ketebalan rim untuk roda gear
t r = m √ Dg
n
= 6 mm . √ 754
= 26 mm
= 2,6 cm
Perhitungan Pasak
Pasak adalah elemen untuk menyalurkan torsi ke roda gigi ataupun kopling supaya
daya dapat dipindahkan dari poros input keporos output.
a. Panjang Pasak Gear.
29
Untuk diameter poros 50 mm, maka dilihat dari table standarisasi pasak.
b = 14 mm
t = 10 mm
T =4500 .P2. π .n
= 4500 . 56
2. π .1400 rpm
=252000
8796
= 28,64 kg.m
= 2864 kg.cm
Rumus Bantu.
F = 2 x T ds
Bahan pasak S35C-D.
b = 30 kg/mm2. (dari table bahan).
= 300 N/mm2.
Sf1 = 6 ; Sf2 = 2
t = b Sf1 x Sf2
= 30 6 x 2
= 2,5kg/mm2
Panjang pasak yang digunakan.
t = F A
t = 2T/d b x L
t = 2T ds1 x b xL
30
L = 2T ds1 x b x t
= 2 x 28640 50 x14 x 2,5
= 32,7 mm.
= 33 mm
b. Panjang Pasak Pinyon.
Untuk diameter poros 40 mm, maka dilihat dari table standarisasi pasak.
b = 12mm.
t = 9 mm.
T =4500 .P2. π .n
= 4500 . 56
2. π .1400 rpm
=315000
8796
= 28,64 kg.m
= 2864 kg.cm
Rumus Bantu.
F = 2 x T ds
Bahan pasak S35-D.
b = 30 kg/mm2. (dari table bahan).
= 300 N/mm2.
Sf1 = 6 ; Sf2 = 2
31
t = b Sf1 x Sf2
= 300 6 x 2
= 2,5 kg/mm2.
Panjang pasak yang digunakan.
t = F A
t = T/d b x L
t = T ds1 x b xL
L = T ds1 x b x t
= 28640 40 x 12 x 2,5
= 23,8 mm.
= 24 mm
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Faktor keamanan harus lebih besar sesuai dengan roda gigi dan jenis material
yang akan digunakan.
32
Terdapat perbedaan dimensi / besaran hasil perhitungan dalam menentukan
perbandingan transmisi, tebal gigi, modul, dan material yang akan direncanakan.
Untuk poros yang digerakan akan mengalami momen puntir yang lebih besar
dari poros penggerak, karena faktor beban yang dipikulnya.
Terdapat perbedaan dimensi poros karena adanya perbedaan dimensi roda gigi
perhitungan yang mempengaruhi perhitungan kondisi pembebanan yang
dialami, selain itu pemilihan material yang berbeda menghasilkan besaran –
besaran yang berbeda pula .
4.2 SARAN
Memindahkan posisi gigi yang satu ke posisi gigi lainnya hendaknya
diperhatikan medan yang dilalui serta cara pengoperasian koplingnya , karena
jika pengoprasian kurang baik maka akan mempercepat kerusakan pada roda
gigi.
Pemeriksaan minyak pelumas secara berkala amatlah penting untuk
menghindari kerusakan pada roda gigi.
DAFTAR PUSTAKA
MSME Sularso, Ir, Kiyoto Suga, “Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin”, 1980,
Penerbit Pradnya Paramita, Jakarta.
33
Khurmi, RS, JK, “Machine Design”, 1984, Penerbit Eurasia Pubblishing House (PYT) Ltd,
Ram Nagar, New – Delhi – 110055.
Niemen, G, Winter, H, “Elemen Mesin II”, 1990, Penerbit, Edisi kedua.
34