bab,1.2.3final - kemkes.go.idt r s { t 6hprjd odsrudq lql gdsdw phpehulndq lqirupdvl whqwdqj...

78
LAPORAN KINERJA 2019 Page 1 KATA PENGANTAR Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa “ Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung Tahun 2019 Telah tersusun dengan baik. Penyusunan Laporan Kinerja perlu dilaksanakan oleh seluruh penanggungjawab para pelaksana tugas pokok dan fungsi pada unit pelaksana teknis dilingkungan Kementerian Kesehatan, sesuai dengan Permenkes Nomor : 2348/Menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan Atas Permenkes Nomor : 356/Menkes/Per/2008 tanggal 14 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan dan amanat dari IHR Tahun 2005 berdasarkan Permenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah , kementerian teknis diamanahkan mengatur penyampaian dokumen penetepan kinerja untuk unit pelaksana teknis/unit kerja mandiri lain di lingkungannya. Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP dan PL) maka Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) berkewajiban menyusun Perjanjian Kinerja yang bertujuan untuk memberikan gambaran pencapaian secara menyeluruh tentang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan Pelabuhan. Laporan Kinerja KKP Kelas III Bitung disusun sebagai Laporan tingkat pencapaian kinerja selama tahun 2019 sesuai dengan Perjanjian Kinerja pada awal tahun 2019, Merupakan sasaran Kegiatan dalam Rencana Aksi Kegiatan dengan merujuk pada sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Aksi Program Ditjen P2P Kemenkes RI serta memperhatikan tugas pokok dan fungsi Ditjen P2P. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1277 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung wajib melaporkan pertanggung jawaban kinerja kepada Menteri Kesehatan.

Upload: others

Post on 20-Feb-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 1

    KATA PENGANTAR

    Atas berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa “ Laporan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas

    III Bitung Tahun 2019 Telah tersusun dengan baik.

    Penyusunan Laporan Kinerja perlu dilaksanakan oleh seluruh penanggungjawab para pelaksana

    tugas pokok dan fungsi pada unit pelaksana teknis dilingkungan Kementerian Kesehatan, sesuai dengan

    Permenkes Nomor : 2348/Menkes/Per/XI/2011 tentang Perubahan Atas Permenkes Nomor :

    356/Menkes/Per/2008 tanggal 14 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan

    Pelabuhan dan amanat dari IHR Tahun 2005 berdasarkan Permenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang

    Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,

    Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah , kementerian

    teknis diamanahkan mengatur penyampaian dokumen penetepan kinerja untuk unit pelaksana teknis/unit

    kerja mandiri lain di lingkungannya. Sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis di bawah Direktorat

    Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP dan PL) maka Kantor Kesehatan

    Pelabuhan (KKP) berkewajiban menyusun Perjanjian Kinerja yang bertujuan untuk memberikan gambaran

    pencapaian secara menyeluruh tentang pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan

    Pelabuhan.

    Laporan Kinerja KKP Kelas III Bitung disusun sebagai Laporan tingkat pencapaian kinerja

    selama tahun 2019 sesuai dengan Perjanjian Kinerja pada awal tahun 2019, Merupakan sasaran Kegiatan

    dalam Rencana Aksi Kegiatan dengan merujuk pada sasaran yang ditetapkan dalam Rencana Aksi

    Program Ditjen P2P Kemenkes RI serta memperhatikan tugas pokok dan fungsi Ditjen P2P.

    Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1277 Tahun 2001 tentang Organisasi dan

    Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung wajib melaporkan

    pertanggung jawaban kinerja kepada Menteri Kesehatan.

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 2

    Semoga laporan ini dapat memberikan informasi tentang penyelenggarakan program di lingkungan

    Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung, diharapkan masukan dan kritik yang membangun dari

    semua pihak,khususnya para pengambil kebijakan.dibidang terkait dalam rangka peningkatan kinerja

    pada tahun-tahun berikutnya.

    Bitung, 25 Januari 2020 Kepala, dr.Pingkan M. Pijoh MPHM NIP 197102082001122003

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 3

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    Perjanjian Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan kelas III merupakan laporan pertanggung

    jawaban kinerja Kantror Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung dalam melaksanakan Program

    Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan sebagaimana telah ditetapkan dalam

    Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2015-2019.

    Pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan,Kantor Kesehatan

    Pelabuhan Bitung melaksanakan Kegiatan sbb :

    1. Pembinaan Surveilans,Imunisasi,Karantina dan Kesehatan Matra

    2. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik

    3. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular langsung

    4. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program

    Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

    Sebagai Indikator keberhasilan sasaran pelaksanaan Program Pengendalian Penyakit dan

    Penyehatan Lingkungan telah ditetapkan 10 indikator kinerja sasaran program yang memlikl

    target pertahun selama 5 tahun (2015-2019).

    Pada dokumen Peneteapan kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung telah

    ditetapkan target dari 12 indikator kinerja Program PP dan PL.

    Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung tahun 2019 dalam melaksanakan

    Program Pengendalian dan Penyehatan Lingkungan dapat dilihat dari hasil pengukuran

    indikator sasaran dari 12 indikator sasaran yang di ukur.

    Pencapaian kinerja output pelaksanaan kegiatan pada Program Pengendalian Penyakit dan

    Penyehatan Lingkungan pada Tahun 2019 adalah sbb :

    1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan sebanyak 16.500

    setifikat

    2. Persentase respon sinyal kewaspadaan dini(SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan

    KKP sebesar 100%

    3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit

    sebanyak 192 sertifikat

    4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus sebanyak 2 layanan

    5. Junlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam

    penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebanyak

    1 pelabuhan

    6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wiliayah yang diterbitkan sebanyak

    168 sertifikat

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 4

    7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi sebanyak 7

    pelabuhan

    8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area

    sebanyak 7 pelabuhan

    9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung sebanyak 500 orang

    10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya sebanyak 46

    Dokumen

    11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P sebanyak 2 Jenis

    12. Jumlah pengadaan sarana prasarana sebanyak 8 unit

    Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung dalam melaksanakan tugas pokok dan

    fungsinya juga melaksanakan kegiatan pendukung indikator kinerja kegiatan antara lain

    :

    1. Meningkatkan jejarig kerja,kemitraan dan kerjasama yang baik dengan Stakeholder

    terkait secara lintas program,lintas sektor, organisasi masyarakat, LSM maupun pihak

    swasta.

    2. Meningkatkan kemampuan manajemen dan profesionalisme pengelolaan sumber daya

    meliputi sumber daya manusia,anggaran dan sarana/prasarana.

    3. Meningkatkan pengelolaan Aset Kantor

    4. Meningkatkan Advokasi dan sosialisasi kepada masyarakat di wilayah kerja dan kantor

    Induk.

    Dalam pelaksanaan indikator Kinerja terdapat beberapa masalah –masalah yang terjadi antara

    lain :

    1. Terbatasnya SDM kesehatan secara kuantitas dan kualitas yang dimiliki terutama di

    wilayah kerja

    2. Masih terbatasnya sarana dan prasarana yang ada terutama untuk Kantor Wilker

    Untuk mengatasi masalah-masalah tersenut di atas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III

    Bitung melakukan :

    1. Penambahan CPNS untuk tenaga Kesehatan

    Untuk dapat memperbaiki dan meningkatkan capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan

    Kelas III Bitung pada RPJM Berikutnya (2015-2019) , Ada beberapa hal yang perlu

    dilaksanakan antara lain :

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 5

    1. Peningkatan mutu perencanaan, melakukan monitoring dan evaluasi kegiatan secara

    berkala terutama pada pengusulan anggaran Tahun 2020

    2. Peningkatkan komunikasi dan koordinasi antar unit pada tahun 2019

    3. Peningkatkan jejaring kerja dengan lintas program dan lintas sektor pada tahun 2019

    4. Peningkatkan pelaksanaan kegiatan yang terarah dan berkesinambungan sepanjang

    tahun berjalan.

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 6

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR ...................................................................... 1 Ringkasan Eksekutif ........................................................................ 3 Daftar isi ............................................................................................ 6 Daftar Tabel ...................................................................................... 7 Daftar Grafik .................................................................................... 8 BAB I PENDAHULUAN………………………………….. 10 A.. Latar Belakang.............................................................................. 1 B. Visi dan Misi................................................................................... 1 C. Tugas Pokok dan Fungsi................................................................ 2 D. Struktur Organisasi....................................................................... 4 E. Sumber daya Manusia.................................................................... F. Maksud dan Tujuan........................................................................ G. Sistematika Penulisan BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA .... 8 A.. PERENCANAAN KINERJA 1. Perencanaan Kinerja 2. Perjanjian Kinerja BAB III AKUNTABILITAS KINERJA……………………. 14 A.. Capaian Kinerja…………….………………………………… 14 B. Realisasi Anggran ……………………………………………. 80

    BAB IV Penutup…….…………………………………………. 47 LAMPIRAN

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 7

    DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 1 : Sasaran,Indikator dan target Pelaksanaan Tahun 2015-2019 .................................................... .............. 10

    Tabel 2 : Perjanjian Kinerja ........................................................... 12 Tabel 3 : Pengukuran Kinerja ............................................................ 14

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 8

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 1 : Distribusi Pegawai .................................................... 6 Grafik 2 : Perbandingan Penerbitan Dokumen PHC Menurut Bulan

    pada Tahun 2016 Sampai dengan 2019............. .................. 17 Grafik 3 : Perbandingan Penerbitan SSCEC dan SSCC Menurut

    Bulan pada Tahun 2016 Sampai dengan Tahun 2019............. 18

    Grafik 4 : Perbandingan Penerbitan Sertifikat Pengawasan Obat/P3K Kapal Menurut Bulan pada Tahun 2016 sampai dengan Tahun

    2019………………………........................................................... 19

    Grafik 5 : Perbandingan Penerbitan Buku Kesehatan Kapal pada Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2019..................... .............. 20

    Grafik 6 : Perbandingan Penerbitan COP Menurut Bulan pada

    Tahun 2016 sampai dengan Tahun 2019.................... .......... 21

    Grafik 7 : Jumlah Kapal Sesuai Kekarantinaan Kesehatan pada Tahun 2016 sampai dengan 2019................................. ........... 32

    Grafik 8 : Distribusi Penyakit Potensial Wabah Menurut Bulan

    pada Tahun 2016 sampai dengan 2019............................................ 24 Grafik 9 : Perbandingan Kegiatan Deteksi Dini Masuk Keluarnya

    Penyakit pada Kapal........................................ ................... 27 Grafik 10 : Indikator capaian kegiatan pada tahun 2019................................... 29 . Grafik 10 : Indikator capaian kegiatan pada tahun 2016 S/D 2019.. ................. 29 Grafik 11 : Distribusi Pemberian Sertifikat/surat ijin Layanan

    Kesehatan Lintas Wilayah....................................... .......... 33 Grafik 12 : Pengawasan Air Limbah................................................. 34

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 9

    Grafik 13 : Pemeriksaan Kualitas Fisik Air............................... 35

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 10

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. LATAR BELAKANG

    Saat ini indonesia sedang menghadapi tantangan besar yakni masalah kesehatan triple burden

    yaitu tingginya penyakit infeksi meningkatnya penyakit menular dan muncul kembali penyakit-

    penyakit yang seharusnya sudah teratasi. Menurut global Burden of disease 2010 dan health

    sector reviev 2014, kematian yang disebabkan penyakit tidak menular yaitu stroke menduduki

    peringkat pertama

    Menurutnya untuk mengatasi hal tersebut harus dilakukan pendekatan promotif dan preventif

    yang sangat efektif. Karena masalah kesehatan ini akan menjadi ancaman bagi produktifitas

    bangsa.

    "Pada dasarnya pencegahan penyakit menular maupun tidak menular sangat tergantung pada

    perilaku individu. Tentu itu juga harus didukung kualitas lingkungan, ketersediaan sarana dan

    prasarana, peningkatan pelayanan kesehatan dan menciptakan sumber daya kesehatan yang

    berkualitas. Tantangan penyakit menular di beberapa negara termasuk Indonesia masih terpusat

    pada penyakit HIV AIDS, Tuberkulosis dan Malaria.

    Melihat tantangan, isu dan perubahan lingkungan strategis diatas serta amanat Undang-Undang

    nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaan Pembangunan Nasional(SPPN) Kementerian

    Kesehatan telah menyusun Rencana Strategis KementerianKesehatan tahun 2015-2019 yang

    berisi upaya-upaya pembangunan bidang kesehatanyang disusun dan dijabarkan dalam bentuk

    program, kegiatan, target, indikator termasuk kerangka regulasi dan kerangka pendanaannya.

    Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat dengan

    sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan

    pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan

    pelayanan kesehatan. Sasaran yang akan dicapai dalam Program Indonesia Sehat pada Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019 (RPJMN 2015-2019) adalah meningkatkan derajat

    kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat

    yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan melalui

    strategi pembangunan nasional. Dalam Undang Undang No. 36 tahun 2009 disebutkan bahwa

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 11

    untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan

    upaya kesehatan yang terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan dalam bentuk kegiatan

    dengan strategi pendekatan pelayanan kesehatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

    Dengan telah ditetapkannya RPJMN 2015-2019 melalui Peraturan Presiden nomor 2 tahun 2015

    dan Renstra Kementerian Kesehatan 2015-2019 melalui Keputusan Menteri Kesehatan nomor

    HK.02.02/2015, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) telah

    menyusun Rencana Aksi Program PP dan PL tahun 2015 – 2019 yang merupakan jabaran

    kebijakan Kementerian Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sesuai dengan

    tugas pokok dan fungsi Ditjen PP dan PL termasuk langkah-langkah antisipasi tantangan

    program selama lima tahun mendatang. Tahun 2015, Menteri Kesehatan telah menetapkan

    Permenkes no 64 tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan

    yang efektif dilaksanakan tahun 2016 dengan adanya SOTK baru maka telah dilakukan revisi

    pada Rencana Aksi Kegiatan KKP Bitung Tahun 2015-2019. Perubahan ini juga untuk

    mendukung pelaksanaan program Indonesia sehat (PIS-PK) dan Gerakan Mayarakat Sehat

    (GERMAS).

    B.VISI DAN MISI

    Visi dan Misi Kantor Kesehatan Pelabuhan Tahun 2015 -2019 mengikuti Visi dan Misi

    Presiden RI Yaitu:

    VISI

    “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong

    Royong”

    MISI

    1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang

    kemandirian

    ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian

    Indonesia

    sebagai negara kepulauan.

    2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara

    hukum.

    3 .Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

    4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.

    5..Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 12

    6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan berbasiskan

    kepentingan

    nasional.

    7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

    Terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWA CITA yang ingin diwujudkan pada

    Kabinet kerja yakni :

    1. Kami akan menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan

    memberikan rasa aman pada seluruh warga negara.

    2. Kami akan membuat pemerintahan tidak absen dengan membangun tata kelola

    pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

    3. Kami akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan

    desa dalam kerangka negara kesatuan

    4. Kami akan menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sIstem dan penegakan

    hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.

    5. Kami akan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.

    6. Kami akan meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional

    sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

    7. Kami akan mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor

    strategis ekonomi domestik.

    C. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

    Dalam melaksanakan kegiatannya Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung mengemban

    tugas pokok dan fungsi sebagai berikut :

    I. Tugas Pokok.

    Melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit karantina dan penyakit

    potensial wabah,Surveilans epidemiologi,Kekarantinaan,Pengendalian dampak

    Kesehatan Lingkungan,Pelayaanan Kesehatan,Pengawasan OMKABA serta pengamanan

    terhadap penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali,Bioteroris,unsur

    Biologi,Kimia dan Pengmananan radiasi di wilayah kerja bandara, Pelabuhan, dan Lintas

    Batas batas darat dan Negara

    II. Fungsi

    Dalam melaksanakan Tugas Pokok tersebut maka Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III

    Bitung menyelenggarakan fungsinya sebagai berikut :

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 13

    a. Pelaksanaan Kekarantinaan,

    b. Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan,

    c. Pelaksanaan Pengendalian Risiko Lingkungan di Bandara,Pelabuhan,dan

    Lintas Batas darat Negara;

    d. Pelaksanaan Pengamatan penyakit,Penyakit Potensial wabah,penyakit baru

    dan penyakit yang muncul kembali;

    e. Pelaksanaan Pengamanan radiasi pengion dan non pengion,biologi dan kimia;

    f. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilens epidemiologi sesuai penyakit

    yang berkaitan dengan lalulintas nasional dan internasional;

    g. Pelaksanaan fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan

    Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang Kesehatan serta kesehaatan

    matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;

    h. Pelaksanaan,fasilitasi dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan

    bandara,Pelabuhan, dan Lintas batas darat negara;

    i. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat,makanan,kosmetik dan alat

    kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan

    dokumen kesehatan OMKABA impor;

    j. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;

    k. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja

    bandara,pelabuhan dan lintas batas darat negara;

    l. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan

    bandara,Pelabuhan, dan Lintas batas darat negara;

    m. Pelaksaanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan

    bandara,Pelabuhan, dan Lintas batas darat negara;

    n. Pelaksanaan kajian kekarantinaan,pengendalian risiko lingkungan,dan

    surveilans Kesehatan Pelabuhan;

    o. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara,Pelabuhan, dan Lintas

    batas darat negara;

    p. Pelaksanaan Ketatausahaan dan Kerumahtanggaan KKP;

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 14

    D. STRUKTUR ORGANISASI

    Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 356/

    /Menkes/SK/IV/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan, struktur

    organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung adalah sebagai berikut:

    Kepala Kantor

    dr.Pingkan M. Pijoh.MPHM

    Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans

    Epidemiologi

    Rundstony J.D Rundengan

    Sub. Bagian Tata Usaha

    Kasubag TU Martijane Mondoringin S.SOS

    Seksi Pengendalian Risiko Lingkungan dan

    Kesehatan Lintas Wilayah

    Dian Dwirana M, SE

    . M.Kes

    Instalasi Wilayah Kerja

    Kelompok Jabatan Fungsional

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 15

    E. Sumber Daya Manusia

    Jumlah pegawai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung sampai dengan akhir Desember

    2019 adalah 43 orang yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 25 orang wanita.

    Berdasarkan jabatan, pegawai KKP Kelas III Bitung terdiri dari 4 pejabat structural, 8 orang

    pegawai dengan jabatan fungsional tertentu dan 34 orang pegawai dengan jabatan fungsional

    umum. Disamping itu terdapat 2 orang pramu kantor, 4 orang satpam dan 2 orang sopir

    Grafik.1.1

    Distribusi Pegawai KKP Kelas III Bitung Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Tenaga Tahun 2019

    S2

    DOKTER

    S1

    D3

    D1

    SMA

    Slice 7

    F. MAKSUD DAN TUJUAN

    Penyusun Laporan Kinerja merupakan pelaksanaan Perpres 29 Tahun 2014 tentang system

    Akintabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Permenpan dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang

    petunjuk teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatacara Reviu atas Laporan Kinerja

    instansi Pemerintah.

    Tujuan penyusunan Laporan Kinerja KKP Kelas III Bitung adalah untuk:

    1. Memberikan informasi kinerja KKP Kelas III Bitung selama tahun 2019 yang telah

    ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja.

    2. Sebagai bentuk pertanggung jawaban KKP Kelas III Bitung dalam mencapai sasaran/tujuan

    strategis instansi.

    3. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi KKP Kelas III Bitung untuk meningkatkan

    kinerjanya.

    4. Sebagai salah satu upaya mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan dan

    akuntabel serta berorientasi pada hasil yang merupakan salah satu agenda penting dalam

    reformasi pemerintah

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 16

    E.. SISTEMATIKA PENULISAN

    Sistimatika penyajian laporan akuntabilitas kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung

    sebagai berikut.

    1. Kata Pengantar

    2. Daftar Isi

    3. Bab I. Pendahuluan

    A. Latar Belakang

    B. Visi dan Misi

    C. Tugas Pokok dan Fungsi

    D. Struktur Organisasi

    E. Sumber Daya Manusia

    F. Maksud dan Tujuan

    G. Sistematika Penulisan

    4. Bab II. Perencanaan Kinerja Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perencanaan kinerja dan

    perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.

    5. Bab III Akuntabilitas Kinerja

    A. Capaian Kinerja Organisasi Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk

    setiap

    pernyataan perjanjian kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil pengukuran

    kinerja organisasi.

    B. Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan untuk

    mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja termasuk efisiensi

    penggunaan sumber daya.

    6. Bab IV. Penutup Pada bab ini diuraikan kesimpulan umum atas capaian kinerja organisasi

    serta tindak lanjut di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan

    kinerjanya.

    7. Lampiran

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 17

    BAB II

    PERENCANAAN KINERJA

    A. PERENCANAAN KINERJA

    Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

    Pembangunan Nasional, Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung sebagai salah satu pelaku

    pembangunan nasional telah menyusun Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-

    2019 yang merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program

    pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III

    Bitung maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun waktu tahun

    2019.Rencana Strategis Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung Tahun 2019 menetapkan 1

    program teknis yaitu Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

    Menindaklanjuti Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2019, sebagai bentuk

    perencanaan strategis yang lebih operasional maka Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung

    telah menyusun Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

    Tahun 2019 yang memuat visi, misi, tujuan, dan sasaran serta arah kebijakan dan strategi yang

    menjadi pedoman Kantor kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung dalam menetapkan Rencana

    Kinerja Tahunan (RKT) pada tahun 2019 hingga tahun 2019. Penjabaran visi, misi, tujuan, dan

    sasaran, serta arah kebijakan dan strategi Ditjen PP dan PL adalah sebagai berikut :

    RENCANA AKSI KEGIATAN KKP KELAS III BITUNG Tahun 2015-2019

    Rencana Aksi Kegiatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung Tahun 2015-2019 Dalam

    RAK 2015-2019 telah ditetapkan sasaran pokok untuk pembangunan kesehatan yaitu:

    meningkatnya pengendalian penyakit menular dan tidak menular; Sasaran pokok dalam

    pengendalian penyakit menular dan tidak menular meliputi menurunnya prevalensi TB,

    prevalensi HIV, prevalensi tekanan darah tinggi,. Sasaran pokok ini kemudian diturunkan dalam

    sasaran strategis Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2015-2019. Sasaran strategis untuk

    meningkatnya Pengendalian Penyakit adalah:

    a. Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu sebesar

    40%.

    b. Kab/Kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan

    kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar 100%.

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 18

    c. Menurunnya prevalensi merokok pada pada usia ≤ 18 tahun sebesar 5,4%.

    Sasaran strategis Renstra Kementerian Kesehatan tersebut kemudian diturunkan dalam RAP

    tahun 2015-2019 dengan penyesuaian pada tugas pokok dan fungsi Ditjen P2P. Sasaran tersebut

    adalah menurunnya penyakit menular dan tidak menular serta meningkatnya kualitas kesehatan

    lingkungan, yang ditandai dengan:

    a. Persentase kabupaten/kota yang mencapai 80 persen imunisasi dasar lengkap pada bayi

    sebesar 95 %.

    b. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi malaria sebanyak 300 kabupaten/kota

    c. Jumlah kabupaten/kota endemis filariasis berhasil menurunkan angka mikrofilaria

    d. Jumlah provinsi dengan eliminasi kusta sebanyak 34 provinsi.

    e. Menurunnya Prevalensi TB menjadi 245 per 100.000 penduduk

    f. Menurunnya Prevalensi HIV menjadi

    g. Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I) tertentu sebesar

    40%.

    h. Meningkatnya jumlah Kab/Kota yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam

    penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar

    100%.

    i. Menurunnya prevalensi merokok pada pada usia ≤ 18 tahun sebesar 5,4%

    j. Meningkatnya Surveilans berbasis laboratorium sebesar 50 %

    k. Persentase pelabuhan/bandara/PLBD yang melaksanakan kesiapsiagaan dalam

    penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah sebesar

    100%.

    RAP Ditjen P2P Kemudian di turunkan pada RAK Kantor Kesehatan Pelabuhan Bitung 2015-

    2019 dengan penyesuaian pada tugas pokok dan fungsi. Sasaran tersebut adalah menurunnya

    penyakit menular dan tidak menular serta meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan, yang

    ditandai dengan:

    1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

    2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah

    layanan KKP

    3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit

    4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus

    5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam

    penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 19

    6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan

    7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi

    8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area

    9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung

    10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya

    11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P

    12. Jumlah pengadaan sarana prasarana

    Sedangkan Indikator dan sasaran KKP Kelas III Bitung adalah sebagai berikut

    Tabel .1

    Sasaran, Indikator dan target pelaksanaan

    Tahun 2015-2019

    NO SASARAN

    STRATEGIS INDIKATOR

    KINERJA

    2015

    2016

    2019

    2019 2019

    (1) (2) (3) (4) 1 Kabupaten/kota

    yang melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB

    1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

    11.200

    sertifikat

    12.350

    sertifikat l

    13.650

    sertifikat

    15.000

    sertifikat

    16.500

    sertifikat

    2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP

    100 %

    100 %

    100 %

    100 %

    100 %

    3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit

    170 sertifikat

    180 sertifikat

    190 sertifikat

    196 sertifikat

    200 sertifikat

    4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus

    4 Layanan

    4 Layanan

    4 Layanan

    4 Layanan

    2 Layanan

    5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

    1

    Pelabuhan

    1

    Pelabuhan

    1 Pelabuha

    n

    1 Pelabuhan

    1

    Pelabuhan

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 20

    6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan

    170

    sertifikat

    170

    sertifikat

    170

    sertifikat

    177

    sertifikat

    185

    sertifikat

    7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi

    7

    Pelabuhan

    7

    Pelabuhan

    7

    Pelabuhan

    7

    Pelabuhan

    7

    Pelabuhan

    2 Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

    8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area

    7

    Pelabuhan

    7

    Pelabuhan

    7

    Pelabuhan

    7

    Pelabuhan

    7

    Pelabuhan

    3 Menurunnya penyakit menular langsung

    9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung

    1181

    Orang

    1181

    Orang

    1181

    Orang

    1181

    Orang

    500

    Orang

    4 Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

    10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya

    46

    Dokumen

    46

    Dokumen

    46

    Dokumen

    46

    Dokumen

    40

    Dokumen

    11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P

    2 jenis

    2 jenis

    2 jenis

    2 jenis

    3 jenis

    12. Jumlah pengadaan sarana prasarana

    19 unit

    20 unit

    19 unit

    19 unit

    8 unit

    B. PERJANJIAN KINERJA

    Perjanjian kinerja KKP Kelas III Bitung merupakan dokumen pernyataan dan kesepakatan

    kinerja antara Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitungb dengan Direktur Jenderal

    Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik. Perjanjian Kinerja

    Ditjen KKP Kelas III Bitung disusun berdasarkan pada indikator yang tertuang dalam Rencana

    Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2015-2019. Perjanjian Kinerja merupakan Rencana Kinerja

    Tahunan (RKT) dan telah mendapat persetujuan anggaran. Perjanjian Kinerja KKP Kelas III

    Bitung Tahun 2019 telah ditandatangani, didokumentasikan dan ditetapkan setelah turunnya

    DIPA dan RKA-KL Tahun 2019 pada tanggal 5 Desember 2019. Target-target kinerja sasaran

    kegiatan yang ingin dicapai KKP Kelas III Bitung dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun

    2019 adalah sebagai berikut:

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 21

    Tabel 2

    PERJANJIAN KINERJA

    TAHUN 2019

    NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

    (1) (2) (3) (4) 1 Kabupaten/kota yang

    melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB

    1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

    16.500 sertifikat

    2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP

    100 %

    3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit

    200 sertifikat

    4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus

    4 Layanan

    5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

    1 Pelabuhan

    6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan

    177 sertifikat

    7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi

    7 Pelabuhan

    2 Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

    8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area

    7 Pelabuhan

    3 Menurunnya penyakit menular langsung

    9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung

    500 Orang

    4 Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

    10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya

    40 Dokumen

    11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P

    3 jenis

    12. Jumlah pengadaan sarana prasarana 8 unit

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 22

    BAB III

    AKUNTABILITAS KINERJA A. CAPAIAN KINERJA

    Dalam mengukur kinerja program pencegahan dan pengendalian penyakit di tahun 2019 terdapat

    beberapa sasaran strategis yang tertuang dalam dokumen Rencana Aksi Program P2P tahun

    2019. Berikut adalah target dan capaian indikator program pencegahan dan pengendalian

    penyakit tahun 2019:

    Tabel 4 Pengukuran Kinerja Kegiatan

    Tahun 2019 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA

    TARGET REAL Persentase

    (%)

    (1) (2) (3) (4) 1 Kabupaten/kota yang

    melakukan pemantauan kasus penyakit berpotensi kejadian luar biasa (KLB) dan melakukan respon penanggulangan terhadap sinyal KLB untuk mencegah terjadinya KLB

    1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

    16.500 sertifikat

    27.244 sertifikat

    165

    2. Persentase respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan bencana di wilayah layanan KKP

    100 % 100 % 100

    3. Jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit

    200 sertifikat

    391 sertifikat

    178,06

    4. Jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus

    2 Layanan 2 Layanan 100

    5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

    1 Pelabuhan

    1 Pelabuhan

    100

    6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan

    177

    sertifikat

    315

    sertifikat

    187,5

    7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi

    7 Pelabuhan

    7 Pelabuhan

    100

    2 Meningkatnya pencegahan dan pengendalian penyakit tular vector dan zoonotic

    8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area

    7 Pelabuhan

    7 Pelabuhan

    100

    3 Menurunnya penyakit menular langsung

    9. Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit

    500 Orang

    591 Orang

    118

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 23

    menular langsung 4 Meningkatnya

    Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

    10. Jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya

    40 Dokumen

    40 Dokumen

    100

    11. Jumlah peningkatan kapasitas SDM bidang P2P

    3 jenis

    3 jenis

    100

    12. Jumlah pengadaan sarana prasarana

    8 Unit

    8 Unit

    100

    Rata rata pencapaian Indikator Kinerja 119,30

    Gambaran atas keberhasilan upaya peningkatan pengendalian penyakit sepanjang tahun 2019

    digambarkan melalui beberapa indikator yang terkait sasaran strategis di bawah ini:

    1. Jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan

    a. Pengertian

    Sarana transportasi yang dianggap sebagai lingkungan tempat tinggal sementara yang

    memiliki waktu menetap relatif lama adalah kapal laut. Sesuai dengan keadaan tersebut,

    serta amanat Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut, maka sanitasi

    di kapal merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mendukung pengawasan

    kesehatan khususnya manusia di dalamnya maupun masyarakat pada umumnya.

    Menurut Permenkes RI No.2348/Menkes/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja

    Kantor Kesehatan Pelabuhan, sanitasi kapal adalah segala usaha yang ditujukan terhadap

    faktor lingkungan di kapal untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit guna

    memelihara dan mempertinggi derajat kesehatan. Sanitasi kapal berlaku untuk semua jenis

    kapal baik kapal penumpang, maupun kapal barang. Pemeriksaan sanitasi kapal

    dimaksudkan untuk pengeluaran sertifikat sanitasi guna memperoleh Surat Izin Kesehatan

    Berlayar (SIKB). Hasil pemeriksaan dinyatakan berisiko tinggi atau risiko rendah, jika kapal

    yang diperiksa dinyatakan risiko tinggi maka diterbitkan Ship Sanitation Control Certificate

    (SSCC) setelah dilakukan tindakan sanitasi dan apabila faktor risiko rendah diterbitkan Ship

    Sanitation Exemption Control Certificate (SSCEC), dan pemeriksaan dilakukan dalam masa

    waktu enam bulan sekali (WHO, 2007).

    Setiap alat angkut yang sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan adalah alat

    angkut yang telah melalui proses pemeriksaan dan dinyatakan memenuhi standar untuk

    diterbitkannya dokumen-dokumen kesehatan yang ada. Dokumen-dokumen kesehatan yang

    dimaksud yaitu berupa Port Health Quarantine Clearance (PHQC), SSCEC ( Ship

    Sanitation Control Exemption Certificate) atau SSCC (Ship Sanitasion Control Certificate),

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 24

    sertifikat obat dan peralatan P3K Kapal, Buku Kesehatan Kapal, serta Certificate of

    Pratique (COP) untuk alat angkut atau kapal yang berasal dari luar negeri.

    Adapun institusi yang memiliki kewenangan untuk melakukan pemeriksaan adalah

    Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Menurut Permenkes RI No.2348/Menkes/XI/2011,

    bahwa KKP mempunyai tugas melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit

    karantina dan penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan, pelayanan kesehatan

    terbatas di wilayah kerja Pelabuhan / Bandara dan Lintas Batas, serta pengendalian dampak

    kesehatan lingkungan.

    Upaya sanitasi kapal merupakan tanggung jawab pemilik kapal melalui nakhoda kapal

    dan anak buah kapal. ABK bertanggung jawab terhadap kebersihan kapal dan sarana lainnya

    yang mendukung sanitasi kapal. Peningkatan sanitasi kapal adalah usaha merubah keadaan

    lingkungan alat angkut yang dapat berlayar menjadi lebih baik sebagai usaha pencegahan

    penyakit dengan memutuskan mata rantai penularan penyakit. Tujuan peningkatan sanitasi

    kapal menurut permenkes No. 530/Menkes/Per/VII/1987 adalah:

    1. Meniadakan / menghilangkan sumber penularan penyakit di dalam kapal.

    2. Agar kapal tetap bersih sewaktu mau berangkat maupun sedang berlayar.

    3. Supaya penumpang maupun ABK senang/nyaman berada didalamnya.

    b. Definisi Operasional

    Setiap alat angkut yang sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan adalah alat

    angkut yang telah melalui proses pemeriksaan dan dinyatakan memenuhi standar untuk

    diterbitkannya dokumen-dokumen kesehatan yang ada. Dokumen-dokumen kesehatan yang

    dimaksud yaitu berupa Port Health Quarantine Clearance (PHQC), SSCEC ( Ship

    Sanitation Control Exemption Certificate) atau SSCC (Ship Sanitasion Control Certificate).

    c. Rumus/cara perhitungan

    X= Jumlah seluruh sertifikat (PHQC dan SSCEC/SSCC) pada tahun yang dimaksudkan

    d. Capaian Indikator

    Jumlah alat angkut yang sesuai standar kekarantinaan kesehatan pada tahun 2019 di KKP

    Kelas III Bitung berjumlah 28.487 sertifikat, pencapaian tersebut melebihi target sebanyak

    16.500 sertifikat yang ditetapkan, dimana mencapai 189,9 %. Jika dibandingkan dengan

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 25

    tahun 2019 mengalami peningkatan 104 %. (15.772), berikut perbandingan pada beberapa

    tahun terakhir:

    Diagram. Jumlah Kapal Sesuai Kekarantinaan Kesehatan pada Tahun 2019 sampai

    dengan 2019

    e. Analisis Capaian Keberhasilan

    Penetapan Bitung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) oleh pemerintah dalam

    PP No. 32 Tahun 2014 serta berdasarkan pengertian dari KEK menurut UU No. 39 Tahun

    2009 dimana KEK merupakan kawasan dengan batas tertentu yang memiliki letak yang

    strategis dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang ditetapkan untuk

    menyelenggarakan fungsi perekonomian menjadi factor peningkatan jumlah kunjungan alat

    transportasi ke daerah Bitung dalam hal ini jumlah kunjungan kapal. Adapun kapal-kapal

    nelayan yang dahulu belum terjangkau dalam pelayanan, telah di data dan dilakukan

    pemeriksaan dan dilakukan penerbitan dokumen bagi yang memenuhi persyaratan

    f. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

    Pemeriksaan kapal yang sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan dilakukan

    berdasarkan surat permohonan yang diajukan oleh perusahan pelayaran/agen yang meliputi

    pemeriksaan kondisi sanitasi kapal, kualitas air bersih, kondisi kesehatan ABK dan

    penumpang, kelengkapan dokomen, daftar obat P3K dan lain-lain. Kegiatan ini dilaksanakan

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 26

    secara rutin setiap bulan dengan melibatkan seluruh tenaga di seksi Pengendalian Karantina

    dan Surveilans Epidemiologi berkerja sama dengan seksi Pengendalian PRL dan Kesehatan

    Lintas Wilayah

    g. Permasalahan

    1. Kurangnya tenaga ahli dalam melakukan pemeriksaan

    2. Keterbatasan alat bantu untuk melakukan pemeriksaan.

    3. Keterbatasan pegawai yang melakukan pemeriksaan.

    h. Pemecahan Masalah

    1. Melakukan pelatihan kepada petugas agar terampil

    2. Melakukan kordinasi terkait pengadaan pegawai untuk keperluan dalam melakukan

    kegiatan penerbitan dokumen buku kesehatan

    3. Berkoordinasi dalam mengajukan penambahan pegawai dan tenaga kontrak.

    i. Analisa Perbandingan Kinerja

    Adapun analisa perbandingan dilakukan dengan KKP sejenis, dimana KKP Bitung

    melakukan perbandingan dengan KKP Kelas III Bitung. Pencapaian indikator yang

    dimaksudkan oleh KKP Bitung mencapai 189,9% sedangkan KKP Kelas III Bitung

    sebesar 96,5%.

    j. Analisa Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

    Efisiensi penggunaan sumber daya yang dilakukan yakni dengan orientas pada outcome

    (manfaat) yang ingin dicapai tanpa mengurangi target. Beberapa kebijakan yang

    dilakukan dalam rangka efisiensi penggunaan sumber daya di lingkungan Kantor

    Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung tahun 2019 diantaranya :

    1. Melakukan pengelolaan anggaran kegiatan secara efektif dan akuntabel.

    2. Melakukan verifikasi dan pemeriksaan data dukung pembayaran translok

    3. Mengurangi kesalahan dan pencetakan laporan, penggunaan formulir serta

    pengiriman laporan bulanan secara elektronik.

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 27

    2. Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana di Wilayah

    Layanan KKP

    a. Pengertian

    Sistem kewaspadaan dini penyakit potensial wabah merupakan kewaspadaan terhadap

    penyakit-penyakit potensial wabah beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan

    menerapkan teknologi surveilans epidemiologi dan dimanfaatkan untuk meningkatkan

    sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya pencegahan dan tindakan penanggulangan

    yang cepat dan tepat.

    b. Definisi operasional

    Sistem Kewaspadaa Dini penyakit potensial wabah yang dimaksudkan yakni kegiatan

    yang dilaksanakan dengan cara pengumpulan data kasus penyakit potensial wabah dari

    sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja KKP kelas III Bitung yang meliputi 6

    Wilker dan Kantor Induk, yang ada di Wilayah Kerja Pelabuhan Bitung. Berdasarkan

    dengan pelaporan yang dilakukan di puskesmas daerah wilayah kerja dan kantor induk,

    maka data yang diambil mengacu mengacu pada pengambilan laporan wabah pada

    wilayah kerja setempat.

    c. Rumus/ cara perhitungan

    d. Capaian Indikator

    Pada tahun 2019 tidak terdapatnya laporan terkait Kejadian Luar Biasa, namun adanya

    laporan kasus flu burung (H5N1) di wilayah kerja dari KKP Bitung yakni di kecamatan

    Belang kabupaten Minahasa Tenggara, namun setelah di investigasi benar adanya kasus

    tersebut tapi sebatas pada hewan sebagai tempat berdiamnya virus tersebut atau belum

    terdapat suspect yaitu tertular pada manusia. Sehingga hal-hal sebagai bentuk pencegahan

    dilakukan diantaranya penyuluhan berupa edukasi kepada masyarakat sekitar.

    System kewaspadaan dini terhadap penyakit potensial wabah dilakukan pada

    setiap bulan dengan melakukan pengumpulan data bulanan laporan wabah pada

    puskesmas wilayah kerja KKP Kelas III Bitung. Berdasarkan informasi yang didapati,

    pada tahun 2019 tidak ditemukan adanya penyakit karantina. Jumlah kasus penyakit

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 28

    potensial wabah yang dilaporkan meliputi ISPA, Diare, Malaria dan Demam Berdarah

    Dengue dengan terdapat total 318 kasus. Berikut grafik jumlah kasus yang dilaporkan:

    Diagram. Distribusi Penyakit Potensial Wabah Menurut Bulan pada Tahun 2016 sampai dengan 2019

    Berdasarkan data di atas, dari seluruh data yang ada KKP Bitung merespon 100%

    sesuai dengan target yang ditetapkan yakni 100%.

    e. Analisis Capaian Keberhasilan

    Perubahan Iklim berpengaruh pada penyebaran penyakit dimana degradasi lahan dan

    ekosistem dapat berpengaruh pada penyebaran vector penyakit.

    f. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

    Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan yakni melakukan kordinasi lintas sektoral

    dengan dinas setempat

    g. Masalah

    - Kurangnya koordinasi jejaring surveilans

    - Pengetahuan dan ketrampilan petugas masih kurang

    - Alat dan bahan pendukung kegiatan masih terbatas

    - Kurang koperatifnya petugas di instansi terkait dalam memberikan data

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 29

    h. Usul pemecahan masalah

    Penambahan sumber daya manusia dan peningkatan pengetahuan petugas serta kendaraan

    operasional.

    i. Anallisa Perbandingan Kinerja

    Berdasarkan RPJMN yang menargetkan 100% dalam respon sinyal kewaspadaan dini,

    KLB dan bencana maka KKP Bitung juga telah mencapai target 100% yangmenjadi

    target tahunan dalam perjanjian kinerja. Jika dibandingkan dengan KKP Kelas III Bitung

    terdapat kesamaan dalam pencapaian kinerja yang dimaksudkan

    j. Analisa Efisiensi Sumber Daya

    Dalam pelaksanaan efisiensi yang dimaksudkan, KKP Bitung selalu mengutamakan asas

    manfaat, dimana target yang telah ditetapkan selalu berusaha untuk dicapai. Adapun

    kebijakan yang diambil:

    1. Melakukan pengelolaan anggaran kegiatan secara efektif dan akuntabel.

    2. Melakukan verifikasi dan pemeriksaan data dukung pembayaran translok

    3. Mengurangi kesalahan dan pencetakan laporan, penggunaan formulir serta

    pengiriman laporan bulanan secara elektronik

    4. Kegiatan verifikasi rumor KLB yang dilakukan tidak selalu dengan kunjungan,

    namun dapat dilakukan melalui konformasi pesan elektronik.

    3. Jumlah Deteksi Dini Dalam Rangka Cegah Tangkal Masuk dan Keluarnya

    a. Pengertian

    Deteksi dini penyakit karantina dan penyakit potensial wabah adalah upaya

    identifikasi sedini mungkin terhadap kemungkinan adanya penderita/tersangka

    menderita penyakit karantina maupun penyakit menular potensial wabah pada

    penumpang/crew yang datang dari luar dan dalam negeri.

    b. Defenisi Operasional

    Secara Operasional penyelenggaraan deteksi dini meliputi Alat Angkut,

    Manusia dan Barang yang berpotensi menyebabkan penyakit karantina dan penyakit

    potensia wabah yang dilakukan pemeriksaan sesuai dengan standar prosedur yang

    berlaku.

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 30

    c. Rumus / Cara perhitungan

    Rumus Capaian Indikator yang digunakan adalah semua kapal yang datang dari

    negara/daerah tidak terjangkit (sehat) yang dilakukan deteksi dini (pemeriksaan

    dalam karantina).

    Jumlah Kapal yang dilakukan Deteksi dini dalam rangka cegah tangkal

    d. Capaian Indikator

    Pada tahun 2019 jumlah kapal yang dilakukan deteksi dini dalam rangka cegah

    tangkal masuk dan keluarnya penyakit adalah 349 sertifikat

    Dengan Rincian :

    1) Kegiatan Pemeriksaan Kedatangan (COP) kapal Total 183

    2) Kegiatan Pemeriksaan Keberangkatan (PHQC) kapal Total 166

    Apabila dibandingkan dengan tahun 2019, kegiatan deteksi dini terjadi

    peningktan hal ini disebabkan karena jumlah kedatangan dan keberangkatan kapal

    yang juga mengalami peningkatan, dengan rincian :

    1) Kegiatan Pemeriksaan Kedatangan (COP) kapal Total 346 sertifikat

    2) Kegiatan Pemeriksaan Keberangkatan (PHQC) kapal Total 346 sertifikat

    Berikut data kegiatan deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan

    keluarnya penyakit:

    Diagram. Perbandingan Kegiatan Deteksi Dini Masuk Keluarnya Penyakit pada Kapal

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 31

    Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilihat bahwa KKP Bitung telah melampaui

    target yang telah ditetapkan sebesar 196 sertifikat, dimana KKP Bitung mencapai

    178,06%.

    e. Analisis Capaian Keberhasilan

    Bitung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dalam PP No. 32 Tahun

    2014 menjadi faktor yang menyebabkan peningkatan jumlah kunjungan alat

    transportasi ke daerah Bitung dalam hal ini jumlah kunjungan kapal.

    f. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

    Setiap kedatangan dan keberangkatan kapal wajib dilakukan deteksi dini oleh

    Kantor Kesehatan Pelabuhan dalam rangka cegah tangkal masuk keluarnya penyakit.

    Kapal tidak diperkenankan melakukan aktivitas apapun sebelum petugas Kantor

    Kesehatan Pelabuhan melakukan pemeriksaan dan diterbitkan sertifikat yang

    menyatakan kapal tersebut layak untuk masuk maupun keluar.

    g. Masalah

    Permasalahan yang sering dijumpai pada saat kegiatan deteksi dini

    pemeriksaan kapal dalam rangka cegah tangkal masuk keluarnya penyakit adalah

    sebagai berikut :

    1. Minimnya peralatan yang ada untuk melakukan deteksi dini

    2. Masalah komunikasi atau penguasaan bahasa

    3. Sarana penunjang yang ada belum memadai

    h. Pemecahan Masalah

    Berdasarkan masalah yang timbul tersebut, maka KKP Kelas III Bitung

    melakukan hal-hal sebagai berikut:

    a) Asanya peralatan untuk membantu petugas daam rangka deteksi dini penyakit

    b) Melaksanakan koordinasi dengan pihak keagenan kapal

    i. Analisa Perbandingan Kinerja

    Perbandingan capaian indikator kinerja dilakukan dengan melihat capaian dari KKP

    Bitung, dikarenakan KKP Bitung merupakan KKP Kelas III yang sama dengan KKP

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 32

    Bitung. Adapun pencapaian kinerja KKP Bitung sejumlah 105,5% dari target

    sedangkan KKP Bitung sebesar 178,06% yang lebih tinggi pencapaiannya.

    j. Analisa Efisiensi Sumber Daya

    Pencapaian kinerja dari KKP Bitung, telah menunjukan terjadinya efisiensi dalam

    pelaksanaan tersebut. Dalam taerget ditetapkan sejumah 196 sertifikat, namun dalam

    pelaksaan KKP Bitung telah mencapai 349 sertifikat atau sebanyak 178,06%

    sehingga dalam pelaksanaan sudah terjadi efisiensi jika dilihat dari penggunaan

    anggaran dan SDM yang ada. Kebijakan yang diambil:

    1. Melakukan pengelolaan anggaran kegiatan secara efektif dan akuntabel.

    2. Melakukan verifikasi dan pemeriksaan data dukung pembayaran translok

    4. Indikator Jumlah Pelayanan Kesehatan pada Situasi Khusus

    a. Pengertian

    Kementerian Kesehatan dalam hal ini Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

    (P2P) melalui Kantor Kesehatan Pelabuhan berperan dalam meningkatkan pelayanan

    kesehatan situasi khusus pada fasilitas kesehatan yang ada pada bandar udara,

    pelabuhan dan pos lintas batas negara yang diperlukan pada jalur angkutan perayaan

    Lebaran juga Natal dan Tahun Baru. Selain itu, Kantor Kesehatan Pelabuhan sebagai

    unit pelaksana khusus di Pelabuhan Laut maupun Bandar Udara bertanggung jawab

    untuk melakukan penyelenggaraan kesehatan haji. Berkaitan dengan pelayanan

    penyelenggaraan kesehatan haji, Menteri kesehatan berkewajiban melakukan

    pembinaan dan pelayanan kesehatan ibadah haji dan kewaspadaan terhadap

    penularan penyakit yang terbawa oleh jamaah haji/umroh.

    b. Definisi operasional

    Pelayanan Kesehatan pada Situasi Khusus terdiri dari Pelayanan Kesehatan pada

    Situasi Khusus Mudik Lebaran, Perayaan Natal dan Tahun Baru, Embarkasi Haji,

    dan Debarkasi Haji.

    c. Rumus/ cara perhitungan

    Jumlah semua layanan Kesehatan pada situasi khusus Tahun Berjalan

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 33

    d. Capaian Indikator

    Indikator capaian Jumlah Pelayanan Kesehatan pada Situasi Khusus adalah 4 layanan

    yang terdiri dari Layanan Situasi Khusus Posko Mudik Lebaran 2019, Posko

    Perayaan Nataru 2019, Embarkasi Haji 2019, dan Debarkasi Haji 2019 mencapai 100

    % dari target yang diharapkan sebesar 2 layanan.

    Indikator capaian kegiatan pada tahun 2019:

    e. Analisa Capaian Keberhasilan

    Pencapaian kinerja dapat dilakukan dengan kordinasi aktif dengan lintas sector

    dalam melaksanakan kegiatan tersebut, namun yang terutama adalah kerjasama

    internal kantor dalam hal ini kerjasama seksi dalam melaksanakan kegiatan tersebut.

    f. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

    Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan yaitu ;

    Persiapan berupa ;

    - alat dan bahan

    - tenaga medis

    - Ambulance

    Pelaksanaan ;

    - Melakukan pengawasan lalu lintas penumpang pada Posko Lebaran dan

    - Posko Nataru.

    - Pelayanan kesehatan dan rujukan pada Posko Lebaran dan Posko Nataru.

    - Pengawasan Embarkasi Haji dan Debarkasi Haji

    Pelaporan ;

    - Pencatatan

    - Evaluasi

    - Rencana tindak lanjut / follow up

    Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan

    - Persiapan alat dan bahan

    - Membangun komitmen dengan dinas kesehatan, otoritas pelabuhan/bandara dan

    Instansi terkait

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 34

    - Sosialisasi

    - Monitoring secara berkala.

    g. Masalah

    Tenaga dan sarana prasarana dalam melakukan layanan situasi khusus yang masih

    perlu ditingkatkan. Juga koordinasi dan kerjasama dengan pihak-pihak terkait yang

    belum maksimal.

    h. Usul pemecahan masalah

    Perencanaan yang tepat dan berkelanjutan dan dukungan dari semua pihak yang

    terkait.

    i. Analisa Perbandingan Kinerja

    Pencapaian kinerja pada indikator yang dimaksudkan oleh KKP Bitung dan KKP

    Bitung yakni mencapai 100% namun dengan jumlah target yang berbeda, dimana

    KKP Bitung menargetkan 14 Layanan sementara Bitung 4 Layanan.

    j. Analisa Efisiensi Sumber Daya

    KKP Kelas III Bitung selalu mengutamakan akan asas manfaat dalam melakukan

    efisiensi sumber daya. Adapun pelaksanaan kegiatan tersebut telah dilakukan

    dengan memperhatikan beberapa hal:

    1. Melakukan pengelolaan anggaran kegiatan secara efektif dan akuntabel.

    2. Mengurangi kesalahan dan pencetakan laporan, penggunaan formulir serta

    pengiriman laporan bulanan secara elektronik.

    5. Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam

    penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

    a. Pengertian

    Kebijakan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi

    wabah merupakan suatu langkah yang dilakukan untuk menanggulangi kejadian

    KKM yang terjadi serta mencegah untuk tidak meluasnya kejadian tersebut.

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 35

    b. Definisi Operasional

    Secara operasional kegiatan yang dimaksudkan berupa penanggulangan apabila

    terjadinya suatu kejadian kkm di pelabuhan induk sehingga kegiatan tersebut dapat

    ditanggulangi dan tidak meluas ke daerah-daerah yang lain.

    c. Rumus / cara perhitungan

    X= Jumlah Pelabuhan yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan

    kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah

    d. Capaian Indikator

    Pada tahun 2019 di KKP Kelas III Bitung terdapat 1 kegiatan yang dilaksanakan

    dalam rangka untuk kebijakan terhadap penanggulangan KKM yakni kegiatan

    Rencana Kontijensi Wilker Amurang (1 Kegiatan).

    e. Analisis Capaian Keberhasilan

    Kerjasama antar lintas sektor sangat berperan penting demi terciptanya kegiatan

    tersebut. Dalam penanggulangan kejadian KKM, sangat diperlukan peran instansi

    terkait, terutama yang terlibat aktif. Dalam pelaksanaan rencana kontijensi, telah

    berjalan sesuai dengan yang direncanakan dikarenakan peran serta semua pihak baik

    internal kantor maupun antar sector terlibat.

    f. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

    adapun kebijakan yang dihasilkan dari kegiatan ini bertujuan untuk Pelabuhan

    Bitung yang sehat dalam rangka mencegah menanggulangi terjadinya kkm serta

    mencegahnya segala potensi penyebaran penyakit, gangguan keamanan dan

    ketertiban masyarakat. Kebijakan yang dihasilkan teruang dalam bentuk tim gerak

    cepat.

    g. Permasalahan

    Pada umumnya sumber daya manusia yang terampil dalam pembentukan tim masih

    kurang.

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 36

    h. Pemecahan Masalah

    Pelatihan dapat meningkatkan keterampilan dari SDM yang dimaksudkan

    i. Analisa Perbandingan Kinerja

    Pencapaian indikator tersebut jika dibandingkan dengan KKP Bitung, mengalami

    persentasi capaian yang sama yakni sebanyak 100%

    j. Analisa Efisiensi Sumber Daya

    Adapun dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, KKP Bitung selalu memperhatikan

    akan efisiensi penggunaan sumber daya dengan tidak mengurangi akan manfaat dari

    kegiatan tersebut, dimana penggunaan anggaran secara efektif dan akuntabel menjadi

    hal yang diprioritaskan.

    6. Jumlah Sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah

    a. Pengertian

    Sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah merupakan ijin yang diberikan

    terhadap suatu keadaan yang melalui proses pemeriksaan petugas terkait.

    b. Definisi Operasional

    Kegiatan pemeriksaan yang dilakukan terhadap objek maupun subjek melalui

    prosedur yang ada sampai dinyatakan layak untuk diterbitkannya sertifikat yang

    dimaksudkan. Adapun dokumen-dokumen yang dimaksudkan terdiri dari:

    1. ICV

    2. Orang Sakit

    3. Ijin Angkut Jenazah

    4. Surat Keterangan Berbadan Sehat

    c. Rumus Capaian

    Ket:

    X= Sertifikat/ijin layanan kesehatan lintas wilayah

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 37

    d. Capaian Indikator

    Pada tahun 2019 terdapat total 334 Sertifikat yang diterbitkan dari layanan kesehatan

    lintas wilayah. Berikut distribusi:

    Diagram. Distribusi Pemberian Sertifikat/surat ijin Layanan Kesehatan Lintas

    Wilayah

    Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat dimana ICV menjadi persentasi

    terbanyak dari total keseluruhan sertifikat. Berdasarkan target pada perjanjian

    kinerja, sertifikat/surat ijin Layanan Kesehatan Lintas Wilayah ditargetkan sejumlah

    177 sertifikat. Pada realisasi selama tahun 2019, total sudah melebihi target yang

    ditetapkan.

    e. Analisis Capaian Keberhasilan

    Perhitungan yang tepat dalam penetapan target menjadi salah satu factor

    keberhasilan dalam pencapaian kinerja tersebut di tunjang dengan pelaksanaan

    kegiatan penerbitan dokumen dimana sebelumnya telah dilakukan pemeriksaan oleh

    petugas dari Sie. PRL dan KLW.

    f. Upaya yang dilakukan untuk mencapai indikator

    Dalam rangka penerbitan sertifikat/ijin layanan kesehatan lintas wilayah, pemohon

    atau subjek dilakukan kegiatan pemeriksaan maupun tidakan fisik serta melihat hasil

    dari tindakan tersebut dan menerbitkan sertifikat/ijin yang dimaksud.

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 38

    g. Permasalahan

    Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut seringkali menemui kendala terhadap SDM

    pada bidang kesehatan lintas wilayah yang melakukan pemeriksaan, dimana

    terkadang yang datang bermohon dalam jumlah yang banyak sementara SDM yang

    ada terbatas

    h. Pemecahan Masalah

    Melakukan kordinasi dengan bagian kepegawaian terkait penambahan jumlah SDM.

    i. Analisa Perbandingan Kinerja

    KKP Bitung dalam pencapaian kinerja pada indikator tersebut yakni mencapai

    188,7% jika dibandingkan dengan KKP Bitung yang mencapai 120,7%, namun

    dengan jumlah target yang berbeda, dimana KKP Bitung menargetkan 177 Sertifikat

    sementara Bitung 4.495 Sertifikat.

    j. Analisa Efisiensi Sumber Daya

    Pelaksanaan kegiatan tersebut telah melebihi target yang ditetapkan, dimana target

    yang ditetapkan sebanyak 177 sertifikat sedangkan capaian sebesar 334 sertifikat.

    Secara penganggaran dapat kita lihat bahwa dalam perencanaan penganggaran, KKP

    Bitung hanya menganggarkan untuk pelaksanaan kegiatan sesuai target, namun

    pelaksanaan terdapat efisiensi dimana realisasi penganggaran untuk pelaksanaan 177

    sertifikat dilaksanakan untuk 334 sertifikat.

    7. Jumlah Pelabuhan / bandara / PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi

    A. Pengertian

    Sanitasi Pelabuhan / Bandara adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya

    kondisi yang memenuhi pesyaratan melalui upaya sanitasi di pintu masuk Pelabuhan / Bandara /

    PLBD guna mencegah terjadinya penularan penyakit, melindungi, memelihara dan meningkatkan

    derajat kesehatan penumpang, pengantar dan pengunjung, ABK/Crew kapal

    dan pesawat serta pekerja di Pelabuhan dan Bandara.

    Secara umum sanitasi merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh manusia atau kelompok untuk

    mewujudkan dan menjamin kondisi lingkungan (terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, dan

    udara) yang memenuhi syarat-syarat kesehatan.

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 39

    Sanitasi juga bisa diartikan sebagai suatu kondisi yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat,

    terutama penyediaan air minum bersih dan pembuangan limbah yang memadai. Sanitasi dapat

    membantu mencegah timbulnya penyakit dengan cara pengendalian faktor-faktor lingkungan fisik

    yang berhubungan dengan rantai penularan penyakit.

    Dengan kata lain, sanitasi adalah perilaku manusia yang disengaja untuk membudayakan kebiasaan

    hidup bersih dan sehat untuk mencegah manusia terkontaminasi langsung dengan bahan-bahan

    kotor dan berbahaya dengan harapan bisa menjaga dan memperbaiki tingkat kesehatan manusia.

    B. Definisi Operasional

    Sanitasi yang dilaksanakan oleh KKP merupakan usaha untuk mengawasi kegiatan yang

    berlangsung di tempat-tempat yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu

    penyakit.

    Jumlah Pelabuhan / Bandara / PLBD yang memenuhi syarat sanitasi adalah jumlah Pelabuhan /

    Bandara / PLBD di lingkungan kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung yang dilakukan

    upaya sanitasi dan memenuhi syarat sanitasi selama kurun waktu tahun 2019 meliputi :

    1. Pelabuhan Bitung (Kantor Induk)

    2. Wilker Kema

    3. Wilker Amurang

    4. Wilker Belang

    5. Wilker Kotabunan

    6. Wilker Labuan Uki

    7. Wilker Molibagu

    Pelabuhan yang berada pada ruang lingkup KKP Bitung harus memenuhi syarat-syarat sanitasi

    seperti :

    - Pengawasan penyediaan air

    - Pengamanan makanan dan minuman

    - Hygiene dan sanitasi gedung, bangunan, perusahaan dan lingkungan

    - Pengawasan pencemaran udara, air dan tanah

    - Hygiene sanitasi alat angkut

    C. Rumus/ Cara Perhitungan

    Jumlah Pelabuhan yang memenuhi syarat sanitasi dalam kurung waktu tertentu

    -------------------------------------------------------- x 100% Jumlah Pelabuhan yang memenuhi syarat sanitasi

    dalam kurung waktu yang sama

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 40

    D. Capaian Indikator

    Capaian indikator jumlah pelabuhan/ bandara/ PLBD yang memenuhi syarat sanitasi tahun

    2019 adalah sebesar 7 pelabuhan (100%). Capaian indikator dapat dilihat pada grafik

    dibawah ini :

    Capaian Indikator Jumlah Pelabuhan/ Bandara/ PLBD

    yang Memenuhi Syarat Sanitasi Tahun 2015 - 2019

    E. Perbandingan Capaian Indikator

    Perbandingan capaian jumlah pelabuhan / bandara / PLBD yang memenuhi syarat sanitasi

    tahun 2019 dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung, perbandingan capaian

    indikator dengan instansi sejenis dapat dilihat pada tabel dan uraian di bawah ini :

    Sedangkan bila dibandingkan dengan instansi sejenis, sesuai dengan jumlah wilayah kerja

    (Wilker) Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung yang berjumlah 7 Pelabuhan, maka

    capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung sebesar 100%.

    F. Analisa Keberhasilan

    Capaian indikator indikator jumlah Pelabuhan / Bandara / PLBD yang memenuhi syarat

    sanitasi tahun 2019 sebesar 100%. Keberhasilan capaian kegiatan ini dipengaruhi oleh

    beberapa faktor diantaranya :

    1) Adanya dukungan semua stakeholder di Pelabuhan/ Bandara khususnya pengelola

    tempat pengolahan makanan (TPM)

    2) Adanya dukungan semua stakeholder di Pelabuhan / Bandara khususnya pengelola

    penyediaan air bersih (PAB)

    3) Tersedianya sarana dan prasarana pengawasan TPM dan PAB

    4) Tersedianya anggaran penunjang kegiatan.

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 41

    G. Analisa Efisiensi Sumber Daya

    Prinsip efisiensi penggunaan sumber daya (sumber daya manusia, anggaran, sarana dan

    prasarana) dilingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung tetap di laksanakan

    dengan berorientasi pada outcome (manfaat) yang ingin dicapai dari kegiatan ini tanpa

    mengurangi jumlah output yang di targetkan.

    Jumlah efisiensi anggaran pada indikator ini sebesar Rp.11.876.719,- (Sebelas Juta

    Delapan Ratus Tujuh Puluh Enam Ribu Tujuh Ratus Sembilan Belas Rupiah) yang

    diperoleh dari selisih jumlah pagu anggaran dikurangi jumlah realisasi anggaran tahun

    2019 yaitu : Rp.170.688.000 – Rp.158.991.251 = Rp. 11.876.719,-. Beberapa kebijakan

    yang dilakukan dalam rangka efisiensi penggunaan sumber daya di lingkungan Kantor

    Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung diantaranya :

    1) Penggunaan anggaran pertemuan dan rapat secara efektif dan efisien.

    2) Pengadaan alat dan bahan secara efektif dan efisien dengan mengacu pada harga

    penawaran terendah.

    H. Masalah

    Untuk para petugas pengambil sampel air limbah, air minum dan makanan minuman harus

    hadir tepat waktu, agar kegiatan pengambilan sampel bisa mendapatkan hasil yang

    maksimal.

    Untuk petugas yang bertugas dalam pengawasan hygiene sanitasi alat angkut diharapkan

    untuk melaksanakan sesuai jadwal yang telah dibuat, agar pelaksanaan kegiatan

    pengawasan hygiene sanitasi alat angkut dapat berjalan dengan baik.

    Dilihat dari capaian Semester satu tidak terlihat masalah yang terlalu serius, akan tetapi

    terdapat masalah saat dalam melaksanakan kegiatan pengawasan, area yang diawasi

    tidak sebanding dengan jumlah petugas yang ada dan juga pengetahuan petugas harus

    ditingkatkan melalui pelatihan pelatihan yang berkaitan mengenai teknis pengawasan

    sanitasi lingkungan.

    Selain itu tidak adanya kendaraan operasional untuk mendukung kegiatan pengawasan

    sanitasi, sehingga kegiatan pengawasan memakan waktu yang cukup lama.

    I. Pemecahan Masalah

    Saat pelaksanaan pengambilan sampel diharapkan seluruh staf PRL dan KLW untuk dapat

    hadir lebih awal, mengingat lamanya proses pengambilan sampel dan jauhnya jarak tempat

    merujuk sampel. Untuk petugas pengantar sampel agar tidak mengantar sampel terlalu

    siang sehingga tidak mempengaruhi hasil dari pemeriksaan sampel tersebut.

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 42

    Untuk petugas pemeriksa kapal pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur boleh tidak berada

    dikantor, tetapi harus siap dan stand by apabila petugas PC menghubungi ada kapal luar

    negeri yang ingin diperiksa atau ada kapal emergency yang harus diperiksa.

    Untuk pemeriksaan sampel makanan KKP Bitung bekerjasama dengan BTKL PP Kelas I

    Manado, sehingga untuk hasil lab pemeriksaan sampel makanan KKP Bitung menunggu

    diberikan oleh pihak BTKL PP Kelas I Manado, untuk itu KKP Bitung akan selalu

    berkoordinasi dengan petugas BTKL PP Kelas I Manado agar hasil lab pemeriksaan

    sampel makanan bisa cepat keluar. Apabila hasil lab pemeriksaan sampel makanan sudah

    diterima KKP Bitung maka akan secepatnya hasil lab pemeriksaan sampel makanan akan

    diserahkan kepada pihak rumah makan yang dijadikan sampel tempat pengambilan sampel

    makanan.

    Harus dilakukan perencanaan untuk menambahkan sumber daya manusia yang memiliki

    latar belakang sanitarian serta sumber daya manusia yang ada harus mengikuti pelatihan

    pelatihan yang berkaitan mengenai pengawasan sanitasi agar dalam menganalisa masalah

    bisa secara objektif sehingga hasil pengawasan sanitasi bisa maksimal.

    Dan juga harus melakukan perencanaan untuk pengadaan kendaraan operasional. Agar

    proses survey pengawasan sanitasi dapat terlaksana sepenuhnya dan dapat terlaksana

    secara optimal.

    8. Jumlah Pelabuhan / bandara / PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan

    buffer area

    1. Pengendalian vektor pes

    a. Pengertian

    Pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk

    menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi

    beresiko untuk terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah serta

    upaya menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit

    tular vektor dapat dicegah. Adapun vektor penyakit Pes adalah tikus sebagai host dan

    pinjal tikus Xenopsylla cheopis. Tujuan pengendalian tikus adalah menjamin

    bebasnya masyarakat dilingkungan pelabuhan dari ganggunan kehidupan tikus dalam

    rangka upaya pencegahan penyakit menular dan kerugian - kerugian lain yang

    ditimbulkan oleh tikus.

    b. Definisi operasional

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 43

    Tikus adalah binatang pengerat yang merugikan manusia dari perilaku dan

    keberadaannya kotor, dapat pula menyebabkan berbagai jenis penyakit seperti Pes,

    Salmonelosis, Leptospirosis dan Murin typhus. Ditinjau dari nilai estetika,

    keberadaan tikus akan menggambarkan lingkungan yang tidak terawat, kotor, kumuh

    dan lembab. Keberadaan tikus dan pinjal di perimeter area dalam wilayah pelabuhan

    di tentukan oleh bila Indeks pinjal = 0 dan wilayah buffer area Indeks pinjal < 1

    menyatakan bahwa daerah tersebut bebas dari vektor Pes.Tetapi apabila dalam

    kegiatan identifikasi tikus terdapat Indeks Pinjal > 1 maka segera dilakukan

    pemberantasan.

    c. Rumus/ cara perhitungan

    Indeks Pinjal = Jumlah Pinjal Yang ditemukan__ jumlah pinjal yang ditangkap

    d. Capaian Indikator

    . Indikator capaian kegiatan selama bulan Januari sampai dengan bulan

    Desember pada tahun 2019.

    Pengendalian tikus yang dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan

    bulan Desember yaitu dengan cara mekanik. Jumlah perangkap yang

    dipasang sebanyak 9.600 perangkap atau rata-rata 800 per bulan dan total

    tikus tertangkap selama bulan Januari sampai dengan bulan Desember

    sebanyak 29 ekor atau rata-rata 2,5 ekor tikus tertangkap setiap bulannya.

    Diperoleh indeks pinjal pada tahun 2019 sebesar 0 artinya masih memenuhi

    syarat dan belum diperlukan tindak lanjut/ pemberantasan.

    Kegiatan Pengendalian Tikus di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Bitung

    dilaksanakan dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit pes yang bisa

    masuk melalui lalu lintas laut baik antar daerah yang berada di Indonesia

    maupun antar negara. Adapun uraian kegiatan dapat digambarkan sebagai

    berikut.

    Pemberantasan Tikus

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 44

    KKP Kelas III Bitung TA.2019

    Indeks Pinjal

    KKP Kelas III Bitung Tahun 2019

    e. Analisa pencapaian

    Pada dasarnya indeks pinjal pada tahun 2019 masih memenuhi syarat dan belum

    diperlukan tindak lanjut atau pemberantasan. Umumnya spesies tikus yang tertangkap

    seperti Rattus norvegicus (tikus got), Ratus ratus (tikus rumah) dan Rattus

    argentiventer (tikus sawah).

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 45

    Hal ini disebabkan karena faktor teknis seperti suhu dan kelembaban, suhu dan

    kelembaban pada area perimeter dan buffer tidak mendukung pinjal untuk

    berkembang Bitung sehingga siklus hidup pinjal tidak berjalan dengan baik.

    Selain itu hygiene sanitasi pada area perimeter dan buffer pada pelabuhan sudah

    mengalami peningkatan yang baik sehingga indeks pinjal menjadi stabil selama tahun

    2019.

    Selain itu sudah adanya koordinasi antara petugas KKP dan pihak pengelola

    pelabuhan untuk menjaga kebersihan pada area pelabuhan.

    Dari capaian diatas bahwa kegiatan pemberantasan tikus sudah melebihi target,

    artinya kegiatan ini dianggap berhasil karena adanya kerjasama yang baik antar

    sesama pegawai khususnya pegawai yang berada pada seksi PRL dan KLW.

    f. Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan

    Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan yaitu dimulai dari pemetaan, pemasangan

    perangkap, pemeriksaan tikus, identifikasi pinjal dan pemberantasan tikus.

    g. Masalah

    Luas wilayah pengawasan tidak sebanding dengan jumlah Petugas Vektor dan

    kendaraan operasional yang ada sehingga membuat cakupan wilayah yang dilakukan

    pengamatan tidak terlaksana sepenuhnya

    h. Usul pemecahan masalah

    Penambahan sumber daya manusia dan peningkatan pengetahuan petugas serta

    kendaraan operasional.

    2. Pengendalian vektor DBD

    a. Pengertian

    Pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk

    menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi

    beresiko untuk terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah serta

    upaya menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit

    melalui vektor dapat dicegah.Adapun vektor penyakit Demam Berdarah Dengue

    (DBD) adalah nyamuk Aedes aegypthy. Populasi nyamuk Aedes Aegypti, baik

    stadium larva maupun stadium dewasa dapat diketahui melalui kegiatan pemetaan

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 46

    termasuk perhitungan indeks, pengamatan dan apabila ditemukan House Indeks (HI)

    perimeter area > 0% dan buffer area > 1% maka akan dilakukan pemberantasan.

    b. Definisi operasional

    Menghitung HI dan CI dan BI selanjutnya dituangkan ke dalam laporan.

    Apabila indeks larva >0% untuk daerah perimeter dan >1% untuk daerah buffer,

    maka direkomendasikan untuk dilakukan pengendalian.

    c. Rumus/ cara perhitungan

    - House Indeks

    - Container Indeks

    d. Capaian Indikator

    Indikator capaian kegiatan pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember

    tahun 2019

    - HI daerah perimeter 1,23 % (HI = 0%)

    - HI daerah buffer 2,9 % (HI < 1%)

    - CI daerah perimeter 1,28 % (CI =0% )

    - CI daerah buffer 2,6 % (CI

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 47

    Jumlah Bangunan Diperiksa KKP Kelas III Bitung

    Berdasarkan diagram diatas, jumlah bangunan yang diperiksa pada area perimeter

    selama bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2019 sebanyak 774

    bangunan atau rata-rata pemeriksaan setiap bulannya sebanyak 64,5 bangunan.

    Untuk area buffer bangunan diperiksa sebanyak 1.534 bangunan atau rata-rata

    pemeriksaan setiap bulannya sebanyak 127,8 bangunan. Pada saat pemetaan telah

    dilakukan pengurangan bangunan yang akan disurvey pada area perimeter dan

    buffer, karena pada tahun lalu dinilai terlalu luas bangunan yang disurvey pada area

    perimeter dan buffer.

    Jumlah Kontainer Diperiksa

    KKP Kelas III Bitung Tahun 2019

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 48

    Jumlah kontainer yang diperiksa pada area perimeter pada tahun 2019 sebanyak

    942 kontainer atau rata-rata kontainer yang diperiksa sebanyak 78,5 per bulan.

    Untuk area buffer kontainer yang diperiksa sebanyak 1.051 kontainer atau rata-rata

    kontainer yang diperiksa sebanyak 87,6 per bulan. Untuk pemeriksaan kontainer

    terdapat banyak kontainer yang berada diluar ruangan atau bangunan. Pada saat

    pemetaan telah dilakukan pengurangan bangunan yang disurvey pada area

    perimeter dan buffer, sehingga jumlah kontainer yang diperiksapun menjadi

    berkurang atau lebih sedikit mengingat pada tahun lalu dinilai terlalu luas bangunan

    yang disurvey pada area perimeter dan buffer.

    House Index

    KKP Kelas III Bitung Tahun 2019

    Survey jentik yang dilakukan pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember

    tahun 2019 menunjukkan populasi nyamuk Aedes aegypti sebagai indikator penyakit

    demam berdarah dalam status waspada, karena rata-rata House Index (HI) pada

    daerah perimeter 1,23%. Dan untuk daerah buffer 2,97%. Dari data diatas

    menunjukkan bahwa capaian pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember

    tahun 2019 sudah melebihi nilai ambang batas yang ditentukan yaitu 0 untuk area

    perimeter dan 1 untuk area buffer.

    .

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 49

    Container Index

    KKP Kelas III Bitung Tahun 2019

    Untuk pemeriksaan kontainer index pada bulan Januari sampai dengan bulan

    Desember tahun 2019 pada daerah perimeter rata-rata yang didapat sebesar 1,27%.

    Dan untuk daerah buffer rata-rata yang didapat sebesar 2,69%. Dari data diatas

    menunjukkan bahwa capaian pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember

    tahun 2019 sudah melebihi nilai ambang batas yang ditentukan yaitu 0 untuk area

    perimeter dan 1 untuk area buffer.

    e. Analisia capaian

    Dari data diatas nilai House Index dan Container Index sudah melebihi nilai ambang

    batas hal ini disebabkan karena tingkat curah hujan yang tinggi dan banyak

    menimbulkan genangan air sehingga mempermudah perkembangBitungan nyamuk

    dan mendukung siklus kehidupan nyamuk.

    Selain itu untuk kegiatan pengamatan dan pemberantasan nyamuk sudah berjalan

    baik, hal ini dapat dilihat dengan adanya koordinasi dan komunikasi yang baik

    dengan masyarakat setempat masyarakat sudah membentuk tim pemantau jentik

    yang menjadi ujung tombak dalam pemberantasan sarang nyamuk. Hal yang baik ini

    perlu diapresiasi dan dipertahankan.

    f. Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan

    Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan yaitu :

    Pemetaan

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 50

    Pengamatan

    o Survey Aedes Aegypti Stadium Larva

    Identifikasi Jentik/ Larva

    Perhitungan Index (HI, CI dan BI)

    o Pengamatan Aedes Aegypti Stadium Telur

    o Pengamatan Aedes Aegypti Stadium Dewasa

    Pemberantasan

    o Peran Serta Masyarakat

    o Larvasidasi

    o Thermal Fogging

    Karena nilai House Index dan Container Index sudah melebihi nilai ambang batas

    maka petugas langsung mengambil tindakan dengan melaksanakan kegiatan

    larvasidasi yaitu dengan cara membubuhkan bubuk abate pada genangan air yang

    berpotensi menjadi tempat perkembangBitungan nyamuk. Dan petugas juga

    langsung memberikan edukasi pada orang tersebut agar dapat menjalankan

    kegiatan 3M plus agar nyamuk tidak memiliki tempat untuk berkembangBitung.

    Selain itu petugas juga sudah terjadwal dalam melaksanakan pemantauan jentik

    pada area perimeter dan area buffer.

    g. Masalah

    Luas wilayah pengawasan tidak sebanding dengan jumlah Petugas Vektor dan

    kendaraan operasional yang ada sehingga membuat cakupan wilayah yang

    dilakukan pengamatan tidak terlaksana sepenuhnya.

    h. Usul pemecahan masalah

    Penambahan Sumber Daya Manusia (SDM) dan peningkatan pengetahuan SDM

    dengan mengikuti pelatihan/ diklat vektor dan binatang pembawa penyakit lainnya.

    Selain itu juga perlu adanya kendaraan operasional khusus vektor dan binatang

    pembawa penyakit lainnya.

    3. Pengendalian vektor malaria

    a. Pengertian

    Kegiatan pengawasan terhadap upaya pengamatan dan pengendalian yang dilakukan

    untuk menurunkan populasi atau melenyapkan vektor penular penyakit dengan

    maksud mencegah atau memberantas penyakit yang ditularkan oleh vektor penular

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 51

    penyakit. Adapun yang merupakan vector pembawa penyakit Malaria adalah nyamuk

    Anopheles

    Kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan ini adalah Survey Anopheles stadium

    larva, Pengamatan Anopheles stadium dewasa dengan umpan orang, Pengamatan

    Anopheles stadium dewasa bukan dengan umpan orang dan Pemberantasan.

    b. Definisi operasional

    Menghitung MBR dan MHD selanjutnya tulis ke dalam laporan.

    Apabila Dipper Indeks >1% untuk daerah perimeter dan untuk daerah buffer, maka

    direkomendasikan untuk dilakukan pengendalian.

    c. Rumus/ cara perhitungan

    - Man Bitting Rate( Nyamuk hinggap mengigit tertangkap )

    MBR = jumlah tiap jenis nyamuk tertangkap__ jumlah jam kerja x jumlah kolektor

    - Man Hour Dencity( Nyamuk hinggap tertangkap )

    MHD = jumlah tiap jenis nyamuk tertangkap__ jumlah jam kerja x jumlah kolektor

    d. Capaian Indikator

    Indikator capaian kegiatan pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun

    2019

    - MBR nyamuk anopheles indeks larva/density figur

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 52

    Dipper Index

    KKP Kelas III Bitung Tahun 2019

    Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa selalu ditemukan jentik nyamuk

    Anopheles di area pelabuhan. Untuk area perimeter rata rata Dipper Index selama

    bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2019 sebesar 0,13 dan untuk

    area buffer nilai rata-rata Dipper Index sebesar 0,1.

    Kegiatan pengendalian nyamuk Anopheles stadium dewasa dilakukan melalui

    pengamatan dengan umpan orang (human bait), yaitu : di dalam rumah (Man Bitting

    Rate/ MBR) dan di luar rumah (Man Hour Density/ MHD). Adapun hasil kegiatan

    Man Hour Density ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

    .

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 53

    Man Hour Density

    KKP Kelas III Bitung Tahun 2019

    Gambar diatas menunjukkan bahwa dari bulan Januari sampai dengan bulan

    Desember tahun 2019 ditemukan nyamuk Anopheles yang senang mengigit di luar

    rumah (Exophilic), dengan rata-rata MHD untuk area perimeter 0,13 dan rata-rata

    MHD untuk area buffer 0,08. Artinya selalu didapatkan nyamuk pada saat

    pemeriksaan dan ditemukan potensi penyakit Malaria untuk KKP Bitung. Mengingat

    nilai ambang batas yang ditentukan 1 artinya capaian yang dicapai pada bulan

    Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2019 belum melebihi nilai ambang

    batas dan masih di bawah standar yang ada.

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 54

    Man Bitting Rate

    KKP Kelas III Bitung Tahun 2019

    Gambar di atas menunjukkan bahwa keberadaan penyakit malaria bisa ditemukan di KKP

    Bitung dalam transmisi kecil. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata MBR di area perimeter

    sebesar 0,05 dan rata-rata MBR di area buffer sebesar 0,06. Artinya selalu didapatkan

    nyamuk pada saat pemeriksaan dan dapat ditemukan potensi penyakit Malaria untuk KKP

    Bitung. Capaian yang dicapai pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2019

    masih dalam kategori rendah.

    e. Analaisis capaian

    Kegiatan pengamatan dan pemberantasan nyamuk sudah berjalan baik, hal ini dapat

    dilihat dengan adanya koordinasi dan komunikasi yang baik dengan masyarakat

    setempat, masyarakat sudah membentuk tim pemantau jentik yang menjadi ujung

    tombak dalam pemberantasan sarang nyamuk. Hal yang baik ini perlu diapresiasi dan

    dipertahankan.

    f. Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan

    Kebijakan dan upaya yang dilaksanakan yaitu dimulai dari pemetaan, pengamatan

    (survey jentik dan nyamuk dewasa) dan pemberantasan (abatisasi, Indoor residual

    spraying dan fogging).

    Untuk itu upaya pengendalian populasi nyamuk ditujukan pada lokasi perindukan

    dengan cara Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan membuka saluran air

  • LAPORAN KINERJA 2019 Page 55

    yang tersumbat sehingga tidak terjadi genangan, penyuluhan