bab xxii - kementerian ppn/bappenas :: home · web viewprogram peningkatan kualitas penyelenggaraan...

65
POLITIK DALAM NEGERI DAN HUBUNGAN LUAR NEGERI

Upload: duongkhanh

Post on 04-Aug-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

POLITIK DALAM NEGERI DAN HUBUNGAN LUAR

NEGERI

Page 2: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan
Page 3: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

BAB XXII

POLITIK DALAM NEGERI DAN HUBUNGAN LUAR NEGERI

A. PENDAHULUAN

Pembangunan bidang politik diarahkan pada pembaharuan kehidupan politik dengan meningkatkan fungsi suprastruktur dan infrastruktur politik serta interaksi secara terbuka intra dan antar keduanya sesuai dengan demokrasi Pancasila; meningkatkan dan mengembangkan kesadaran dan peranserta politik rakyat; meningkatkan kemampuan, kualitas dan kemandirian infrastruktur politik; meningkatkan peranserta seluruh masyarakat dalam kehidupan politik; mengembangkan dan meningkatkan upaya pemahaman dan pengamalan moral, etika, dan perilaku politik berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Prioritas sasaran yang harus dicapai adalah tertatanya kehidupan politik yang didukung oleh suasana yang memungkinkan berkembangnya budaya politik yang mengarah pada perwujudan

XXII/3

Page 4: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

sikap keterbukaan yang bertanggung jawab dalam komunikasi intra dan antar suprastruktur dan infrastruktur politik berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945; serta terselenggaranya otonomi daerah yang nyata, dinamis, serasi dan bertanggung jawab. Kebijaksanaan pembangunan politik dijabarkan dalam bentuk program-program pembangunan : Pengembangan Etika, Moral, dan Budaya Politik; Peningkatan Fungsi Suprastruktur Politik; Peningkatan Peranan Organisasi Kekuatan Sosial Politik; Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum; Peningkatan Peranserta Masyarakat; Pemantapan Integrasi Bangsa, dan Peningkatan Penyelenggaraan Otonomi Daerah .

Di bidang hubungan luar negeri, sasaran penyelenggaraan hubungan luar negeri dalam Repelita VI adalah meningkatnya hubungan kerjasama internasional yang saling menguntungkan dan menunjang kepentingan nasional.

Pembangunan hubungan luar negeri pada Repelita VI, dilaksanakan dengan senantiasa memperhatikan kepentingan nasional dalam menegakkan kedaulatan, kemandirian dan kepribadian bangsa dengan memperhatikan beberapa kebijak-sanaan yang meliputi : pemantapan prinsip politik luar negeri bebas aktif; peningkatan upaya perwujudan tatanan dunia baru; peningkatan kerjasama bilateral dan multilateral, baik regional maupun global, sesuai dengan kepentingan nasional; dan peningkatan peran GNB.

Program pembangunan hubungan luar negeri terdiri atas; program pokok, yaitu Program Pembinaan Hubungan Luar Negeri; dan program penunjang, yaitu Program Pendidikan, Pelatihan dan Penyuluhan Hubungan Luar Negeri; Program Penelitian dan Pengembangan Hubungan Luar Negeri; dan Program Bantuan Kemanusiaan.

XXII/4

Page 5: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

B. PELAKSANAAN DAN HASIL PEMBANGUNAN SAMPAI DENGAN TAHUN KEEMPAT REPELITA VI.

1. Politik Dalam Negeri

a. Program Pengembangan Etika, Moral, dan Budaya Politik

Program pengembangan etika, moral, dan budaya politik dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan pemasyarakatan dan pembudayaan P4, baik melalui penataran maupun non penataran dan penyiapan sumberdaya manusianya. Pelaksanaan penataran serta upaya pemasyarakatan dan pembudayaan P4 tidak terbatas pada rumusan yang bersifat normatif, akan tetapi dibakukan pula dalam bentuk penjabaran operasional. Metode dan materi dikembangkan dengan pendekatan kontekstual yang diselaraskan dengan bidang, fungsi dan keragaman kelompok-kelompok masyarakat. Untuk itu dilaksanakan penataran kepada calon Manggala pejabat Eselon I dan Gubernur, bagi kalangan pimpinan perguruan tinggi baik negeri maupun swasta, serta para pelaku komunikasi massa nasional.

Selama Repelita VI sampai dengan tahun keempat, telah dilaksanakan pemasyarakatan dan pembudayaan P4 bagi calon penatar P4 sebanyak 77 kali bagi 8.922 calon penatar (Tabel XXII-1 dan Tabel XXII-2). Penataran bagi calon Pegawai Republik Indonesia (CPNS) melalui Latihan Pra Jabatan (Tabel XXII-3) dan juga bagi Pegawai Negeri diselenggarakan penataran sesuai Tabel XXII-4. Dalam rangka mempersiapkan penataran bagi eselon III, IV dan V di instansi Pusat dan Daerah telah diselenggarakan penataran

XXII/5

Page 6: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

bagi pembina Training Of the Trainer (TOT), dan penataran TOT Pusat dan Daerah sebanyak 13.899 orang. Penataran P4 bagi Organisasi Kemasyarakatan telah diikuti tokoh-tokoh dan para kader organisasi (Tabel XXII-5). Penataran bagi mahasiswa baru, mulai REPELITA VI telah digunakan pola terpadu 45 jam sebagai prasyarat untuk menempuh mata kuliah umum Pancasila. Pola tersebut merupakan penyempurnaan terhadap pola pendukung 100 jam bagi mahasiswa baru dengan bobot 2 SKS. Telah terlaksana pula penataran terhadap siswa baru Sekolah Menengah Tingkat Pertama dan Tingkat Atas serta Mahasiswa baru seperti ditunjukkan pada Tabel XXII-6. Penataran bagi para pelaku komunikasi, pelaku ekonomi, Lektor dan pembekalan anggota DPR/MPR hasilnya ditunjukkan pada tabel XXII-7.

Kegiatan pemasyarakatan dan pembudayaan P4 dilakukan pula melalui jalur Non Penataran, antara lain melalui Lomba Pemasyarakatan dan Pembudayaan P4 (Lomba P2P4), Simulasi P4, Modul P4, Media Massa, Kesenian Tradisional, Dakwah maupun kelompok belajar yang tersebar diberbagai pelosok tanah air. Kegiatan lomba tersebut meliputi cerdas tangkas P4 (LCT P4), lomba pidato P4, lomba paduan suara/menyanyi lagu-lagu bernafaskan P4, lomba diskusi P4, dan lomba simulasi P4. Sampai dengan tahun keempat REPELITA VI telah mencapai jumlah 28.388.880 orang. Kegiatan simulasi P4. Modul P4, dan pembinaan/ keseniaan tradisional, dakwah dan lain-lain telah mampu menjangkau 43.192.639 orang.

Berkembangnya gerakan reformasi, telah membawa akibat pula pada tuntutan perlunya reformasi dalam bidang pemasyarakatan dan pembudayaan Pancasila khususnya penataran P4. Bila dicermati, tuntutan dan pemikiran dalam gerakan reformasi, pada umumnya menghendaki reformasi yang konstitusional

XXII/6

Page 7: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Reformasi yang dituntut adalah reformasi cara implementasi penjabaran penerapan dan mekanisme pelaksanaan Pancasila dan UUD 1945, agar betul-betul murni dan demokratis, untuk mencapai cita-cita kemerdekaan. Dengan demikian, reformasi yang konstitusional tidak mungkin dapat dilakukan dengan baik jika tidak dilandasi dengan pemahaman terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang mendasarinya.

b. Program Peningkatan Fungsi Supra Struktur

Program ini merupakan upaya yang berkelanjutan dalam pemantapan hubungan dan tata kerja antara pemerintah dan lembaga-lembaga tinggi negara lainnya serta antar lembaga tinggi negara dalam rangka peningkatan peran dan fungsinya sesuai dengan UUD 1945. Kegiatan dalam program ini untuk memantapkan mekanisme kehidupan politik kenegaraan yang demokratis dan konstitusional, melalui usaha-usaha memperkuat dukungan kelembagaan dan sumberdaya manusia dari lembaga-lembaga tersebut.

Sebagai bagian dari upaya ini telah dilaksanakan pembekalan bagi calon anggota legislatif Pusat (calon anggota DPR-RI). Untuk meningkatkan peranan dan fungsi DPRD telah dilanjutkan program orientasi pembekalan bidang tugas anggota DPRD I dan DPRD II yang telah dilaksanakan sejak PEMILU 1982. Dalam REPELITA VI telah dilaksanakan orientasi pembekalan bidang tugas kepada 1.419 anggota DPRD I, dan 10.679 anggota DPRD II hasil PEMILU 1997. Di samping itu juga telah diprogramkan santiaji politik bagi aparatur pemerintah di jajaran Departemen Dalam Negeri, peningkatan peran dan fungsi wadah-wadah partisipasi masyarakat, baik diperkotaan maupun pedesaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan melalui kegiatan Bulan Bhakti LKMD.

XXII/7

Page 8: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

c. Program Peningkatan Peranan Organisasi Kekuatan Sosial Politik

Meskipun telah diupayakan penciptaan iklim yang mendukung berfungsinya lembaga-lembaga politik baik partai politik maupun golongan karya, namun secara kualitatif upaya peningkatan peranan organisasi kekuatan sosial politik masih memiliki kekurangan dan kelemahan, terutama dalam aktualisasi pembinaan organisasinya. Kurangnya kemandirian baik parpol maupun Golkar seringkali menyebabkan munculnya konflik dan perpecahan internal ditubuh organisasi yang tidak jarang mengundang pemerintah untuk melakukan intervensi. Seringkali intervensi tersebut justru menyebabkan konflik-konflik di tubuh organisasi makin berkepanjangan.

Peran ABRI sebagai kekuatan Sosial Politik tetap berpengaruh terhadap dinamika kehidupan politik nasional.

Berdasarkan pengalaman-pengalaman tersebut di atas, dan sejalan dengan maraknya gerakan reformasi, pemerintah bertekad untuk melakukan pembaharuan-pembaharuan dalam upaya pembinaan organisasi kekuatan sosial politik, yang pada langkah awalnya telah disiapkan perubahan Undang-Undang tentang kepartaian. Pembinaan organisasi kekuatan sosial politik akan terus diupayakan agar lebih bersifat mendorong, membimbing dan mengarahkan secara kondusif, transparan dan demokratis, tanpa berkesan intervensi dalam kehidupan internal organisasi. Di sisi lain dengan reformasi terjadi kecenderungan timbulnya partai-partai politik baru sehingga kehidupan politik nasional akan diwarnai dengan adanya multi partai.

XXII/8

Page 9: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

d. Program Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum

Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan kedaulatan rakyat dilaksanakan pada tahun 1997. Pelaksanaan Pemilihan Umum telah diupayakan untuk ditingkatkan kualitasnya, antara lain melalui penyempurnaan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk meningkatkan peran serta organisasi peserta Pemilihan Umum dalam Badan Penyelenggara/Pelaksana PEMILU, telah diadakan perubahan terhadap Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1985 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1969 tentang PEMILU (sebagaimana telah beberapa kali dirubah), tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1995 dan Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 1996. Pelaksanaan kampanye Pemilihan Umum 1997 untuk wilayah Indonesia dibagi enam wilayah kampanye. Hari-hari kampanye telah diatur untuk mencegah terjadinya benturan antar OPP yang berkampanye. Bentuk kampanye adalah kampanye monologis dan dialogis, yang pengaturannya tertuang dalam Keputusan Presiden Nomor 99 Tahun 1996 jo Keputusan Menteri Dalam Negeri/Ketua LPU Nomor 7 Tahun 1997.

Perubahan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1969 tentang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR dan DPRD dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1995, hanya menyangkut jumlah anggota Fraksi ABRI di DPR yang diangkat dari 100 orang menjadi 75 orang, diikuti perubahan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1995. Dalam mengupayakan agar sistem penyelenggaraan Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan kedaulatan rakyat dapat berlangsung secara demokratis, jujur dan adil, telah disiapkan

XXII/9

Page 10: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

Rancangan perubahan perundang-undangan tentang Pemilihan Umum.

e. Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat

Program ini mengupayakan peningkatan peran dan fungsi organisasi kemasyarakatan; menumbuhkembangkan kreatifitas, pemanfaatan potensi, dan menyalurkan minat masyarakat untuk ikut berkiprah dalam pembangunan. Juga memberikan dorongan serta bimbingan kepada organisasi kemasyarakatan dan lembaga kemasyarakatan untuk meningkatkan kemampuan, kualitas dan kemandirian dalam menjalankan fungsi dan perannya serta mendorong terselenggaranya forum konsultasi dan komunikasi antar LSM secara periodik. Program ini melanjutkan inventarisasi perkembangan data keberadaan organisasi kemasyarakatan dan lembaga kemasyarakatan baik di pusat maupun di daerah, serta mengevaluasi keberadaanya dalam rangka peningkatan partisipasi masyarakat dalam pembangunan nasional.

Dalam REPELITA VI khususnya dalam kurun waktu empat tahun terakhir, peran serta masyarakat dalam pembangunan telah makin meningkat dan mengakar, terutama berkat upaya yang makin intensif untuk memberdayakan masyarakat melalui berbagai kegiatan penerangan, pendidikan, penyuluhan, pelatihan dan pemberdayaan ekonomi. Suasana keterbukaan yang antara lain didorong oleh tingkat kecerdasan masyarakat yang makin tinggi, interaksi dengan dunia luar yang makin intensif dan makin luas dan mudahnya dijangkau informasi, telah mendorong berkembangnya peranan organisasi-organisasi masyarakat dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat dalam pembangunan dan kehidupan masyarakat pada umumnya.

XXII/10

Page 11: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

f. Program Pemantapan Integrasi Bangsa

Program ini dilaksanakan melalui berbagai kegiatan, antara lain pemantapan wawasan kebangsaan bagi seluruh lapisan masyarakat dengan perhatian khusus kepada generasi muda, peningkatan kewaspadaan nasional untuk menangkal pengaruh ideologi asing, peningkatan keamanan dan perlindungan masyarakat dan pemantapan stabilitas nasional, serta peningkatan pembinaan para bekas tahanan dan bekas narapidana G.30.S/PKI.

Dalam program ini diselenggarakan berbagai pelatihan antara lain latihan pembinaan bagi Tenaga Pelaksana Pembauran Daerah (TPPD), dimana selama 4 tahun PELITA VI telah dilakukan 4 angkatan yang dikuti oleh pejabat pusat dan daerah sebanyak 183 orang, Kelompok Penggerak Pembauran Lapangan (KPPL) sebanyak 3.882 orang dan Tenaga Pelaksana pembauran Rukun Tetangga/Rukun Warga (TPP-RT/RW) di beberapa daerah sebanyak 18 (delapan belas) kali dengan jumlah peserta 19.638 orang sebagai kader-kader andalan dalam memacu proses pembauran bangsa. Dalam rangka upaya pembauran telah ditingkatkan penggunaan bahasa Indonesia dikalangan warga negara keturunan asing dan masyarakat di wilayah perbatasan guna memantapkan persatuan dan kesatuan bangsa dan ditingkatkan pula peran BAKOM PKB sebagai mitra pemerintah dalam memberikan masukan yang berdayaguna. Termasuk dalam program ini peningkatan kerjasama antar umat beragama guna memantapkan kerukunan hidup intern umat beragama, antara umat beragama dan antar umat beragama dengan pemerintah.

Pada tahun terakhir Pelita VI telah terjadi aksi-aksi kerusuhan yang mengarah pada SARA yang dikhawatirkan dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Aksi-aksi kerusuhan tersebut antara

XXII/11

Page 12: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

lain didorong oleh kecemburuan sosial akibat masih kurang terbangunnya semangat kekeluargaan, kegotong-royongan, kebersamaan dan senasib sepenanggungan dalam masyarakat. Bagi sebagian masyarakat Timor Timur dan Irian Jaya keadaan seperti ini makin memberikan peluang untuk berkembangnya pemikiran yang dapat menjurus pada disintegrasi bangsa. Dalam kaitan inilah, langkah-langkah reformasi yang dicanangkan untuk memasuki era baru harus benar-benar ditempatkan pada kerangka dan komitmen kebangsaan.

g. Program Peningkatan Penyelenggaraan Otonomi Daerah

Program Peningkatan Penyelenggaran Otonomi Daerah dilaksanakan melalui penataan dan penyerahan secara bertahap kewenangan dan penyelenggaraan berbagai urusan pemerintahan dan pembangunan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang bertitik berat pada Daerah Tingkat II. Melalui program ini diupayakan untuk meningkatkan kemampuan pemerintah dalam memberikan pelayanan secara lebih efisien dan efektif pada masyarakat, dan kemampuan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri secara lebih mantap dan berkualitas.

Penataan Wilayah Daerah dengan menata daerah-daerah tertentu dengan pemekaran dan pembentukan daerah sebagai upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan di daerah. Selama REPELITA VI telah dibentuk 283 Kecamatan Baru (Kecamatan/Kecamatan Pembantu), 25 Wilayah pembantu Bupati, dan pembentukan Kodya dan Kotatif baru, yaitu Kodya DATI II Denpasar, Mataram, Jayapura, Palu, Kendari, Kupang, Tangerang, Bekasi, dan Tarakan, Kabupaten DATI II Tulang Bawang dan serta Kotif Sorong. Di samping itu telah dilaksanakan

XXII/12

Page 13: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

pula perluasan wilayah Kodya DATI II Bogor dan Sukabumi, serta pemindahan Ibukota Kabupaten DATI II Tangerang dan Kabupaten DATI II Agam.

Penataan Kewenangan untuk pengembangan dan pemantapan pada otonomi yang nyata, serasi, dinamis dan bertanggung jawab dengan titik berat pada DATI II. Dalam menangani berbagai urusan pemerintahan diambil langkah-langkah meninjau kembali Peraturan Pemerintah tentang Penyerahan sebagian urusan pemerintah kepada Daerah, melakukan inventarisasi urusan-urusan yang dilaksanakan oleh DATI II yang meliputi desentralisasi dan tugas pembantuan, meningkatkan efisiensi dan efektifitas dinas-dinas daerah dengan mengadakan penataan struktur organisasi dinas daerah, meningkatkan kemampuan aparatur daerah, serta meningkatkan koordinasi dalam penyelenggaraan pemerintahan di Daerah. Hal ini dilaksanakan sebagai perwujudan penyelenggaraan tugas-tugas desentralisasi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang dilaksanakan bersama-sama dengan pelaksanaan otonomi daerah yang nyata, serasi, dinamis dan bertanggung jawab.

Penataan dan pengembangan sumber-sumber pendapatan daerah dilaksanakan bersama dengan sistem pengelolaan keuangan daerah yang mampu mendukung terciptanya kondisi yang lebih memberikan kepastian dan menjamin laju pertumbuhan Daerah. Pembinaan dan penyelenggaraan Pemerintahan Desa pada hakekatnya merupakan dasar, pedoman dan petunjuk guna mewujudkan Desa yang mandiri. Di samping itu dilaksanakan penataan dan pengembangan : administrasi pemerintahan daerah, desa dan kelurahan; Kelembagaan Ekonomi Daerah sebagai upaya meningkatakan pendapatan daerah dengan penyempurnaan kebijaksanaan pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah secara berdayaguna dan berhasil guna; serta penataan dan pendistribusian urusan pemerintahan di Daerah Tingkat I dan Tingkat II untuk

XXII/13

Page 14: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

memperjelas kewenangan penyelenggaraan urusan pemerintahan. Hal ini dilaksanakan dengan melakukan penataan dan penyem-purnaan kembali peraturan perundang-undangan mengenai penyerahan urusan pemerintahan kepada Daerah yang sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kondisi yang ada dan melanjutkan perumusan pengaturan mengenai titik berat otonomi pada DATI II, serta memantapkan penyelenggarannya. Pelaksanaan Percontohan Otonomi Daerah Tingkat II yang mengacu kepada PP No. 8 Tahun 1995, diawali dengan 26 Dati II (Walikotamadya) dan diperluas lagi pada tahun 1996 dengan 68 Dati II yang terdiri dari 43 Kabupaten dan 25 Kotamadya. Khusus dalam rangka menuntaskan permasalahan status Timor Timur, dikembangkan pemikiran pemberian status Daerah Khusus Timor Timur.

2. Hubungan Luar Negeri

a.Program Pokok.

1) Program Pembinaan Hubungan Luar Negeri.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan hubungan dan kerjasama luar negeri dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, dan teknologi. Program ini dilaksanakan di berbagai fora internasional melalui berbagai kegiatan yang seluruhnya ditujukan untuk memperjuangkan dan menunjang kepentingan dan pembangunan nasional.

Dalam meningkatkan hubungan dan kerjasama luar negeri, Indonesia tetap berpegang pada prinsip politik luar negeri yang bebas dan aktif dan diarahkan untuk turut mewujudkan tatanan dunia baru berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial serta

XXII/14

Page 15: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

ditujukan untuk lebih meningkatkan kerjasama regional dan internasional, yang untuk itu ASEAN merupakan prioritas utama.

Mengantisipasi berbagai tantangan di masa depan, ASEAN sepakat untuk mengintensifkan pertemuan pada tingkat Kepala Pemerintahan. Untuk itu telah diselenggarakan dua KTT informal, yang pertama dilangsungkan di Jakarta pada tahun 1996 dan yang kedua diadakan di Kuala Lumpur. Pada KTT Informal ke-2 di Kuala Lumpur bulan Desember 1997, Indonesia mendorong kesepakatan ASEAN untuk memperkokoh komitmen “Visi ASEAN tahun 2020”, yaitu meningkatkan kerjasama di bidang politik, ekonomi, dan fungsional, serta mendorong peningkatan kerjasama eksternal ASEAN terutama dengan para mitra dialog dari kawasan Asia Timur, dalam menyongsong abad ke-21.

Keterpaduan bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara tampak semakin nyata dengan masuknya Laos dan Myanmar pada bulan Juli 1997. Dalam KTT Informal ke-2 juga telah diputuskan bahwa Kamboja akan diterima menjadi anggota ASEAN pada tahun 1998 sebelum KTT ASEAN VI.

Forum Regional ASEAN (ASEAN Regional Forum/ARF) telah diakui sebagai forum yang efektif untuk dialog dan konsultasi di bidang politik dan keamanan negara-negara di kawasan ini. Pada pertemuan tingkat Menteri Luar Negeri ARF di Manila Juli 1998, diharapkan dapat merumuskan arah baru, yang berkaitan dengan ujicoba nuklir yang dilakukan oleh beberapa negara Asia Selatan serta pembahasan implikasi krisis ekonomi Asia. Indonesia terus mengusahakan konsultasi dengan negara-negara bersenjata nuklir, agar bersedia menandatangani Protokol Traktat Kawasan Bebas Senjata Nuklir di Asia Tenggara.

XXII/15

Page 16: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

Selain itu Indonesia telah menandatangani beberapa konvensi, antara lain Comprehensive Test Ban Treaty (CTBT) dan konvensi mengenai Pelarangan Menyeluruh Terhadap Ranjau Darat Anti Personel di Ottawa.

Keanggotaan Indonesia pada Dewan Keamanan PBB periode 1995-1996 telah meningkatkan sumbangsih Indonesia dalam pemeliharaan perdamaian dan keamanan Internasional, tidak hanya dalam mengatasi situasi konflik tetapi juga dalam upaya restrukturisasi Dewan Keamanan. Selain itu, Indonesia turut merumuskan suatu Deklarasi mengenai restrukturisasi Dewan Keamanan pada KTM GNB ke-12 bulan April 1997.

Melihat arti strategis wilayah perairannya, Indonesia pada tahun 1995 telah mengusulkan kepada International Maritime Organization (IMO) penetapan 3 (tiga) Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) Utara-Selatan di perairan kepulauan Indonesia.

Sebagai wakil ketua dari Council of International Seabed Authority (ISBA), Indonesia terus mengupayakan pengembangan ketentuan-ketentuan hukum untuk mengelola kekayaan alam di dasar laut internasional dan berperan aktif dalam mendirikan Mahkamah Hukum Laut Internasional dan Komisi Landas Kontinen Internasional.

Dalam memperjuangkan masalah lingkungan hidup, Indonesia berpegang pada perundang-undangan nasional dan kesepakatan internasional yang dicapai dalam KTT Bumi. Selain itu, Indonesia juga aktif berperan dalam Konperensi Ketiga Para Pihak Konvensi Perubahan Iklim yang diadakan di Kyoto, 1-11 Desember 1997.

XXII/16

Page 17: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

Dalam KTM XII GNB di New Delhi, 7-8 April 1998, telah dihasilkan “Dokumen Akhir” yang berisi tinjauan menyeluruh mengenai situasi global dan regional pasca KTT GNB di Cartagena, peranan GNB, restrukturisasi PBB, isu-isu ekonomi dan sosial serta berbagai isu politik lainnya. Disamping itu telah pula disepakati suatu “Deklarasi” mengenai implementasi “Agenda 21” tentang lingkungan hidup.

Banyak pihak di dunia internasional yang mengkaitkan masalah HAM dengan penyelesaian internasional masalah Timor Timur. Dalam mengupayakan penyelesaian masalah Timor Timur di fora internasional, Indonesia telah mengintensifkan perjuangan melalui first-track diplomacy yang bersifat formal dan second-track diplomacy yang bersifat informal, disamping itu juga dilakukan oleh pemuka agama mayoritas di Timor Timur.

Langkah-langkah konkrit dalam kerangka first-track diplomacy meliputi upaya-upaya dialog segitiga Indonesia-Portugal di bawah naungan Sekjen PBB yang telah dilakukan secara berkala dan berkelanjutan serta semakin diintensifkan. Disamping itu Indonesia juga terus meningkatkan langkah-langkah konkrit dalam kerangka second-track diplomacy dengan memanfaatkan berbagai fora bilateral dan multilateral, melalui pembentukan European Parliament - Indonesia Friendship Association (EPIFA) di Parlemen Eropa, Portugal - Indonesia Friendship Association (PIFA) di Portugal dan All-Inclusive Intra-East Timorese Dialogue (AIETD), untuk meningkatkan dialog di antara para warga Timor- Timur yang berada di dalam dan di luar negeri.

Sebagai itikad baik dan kesungguhan Pemerintah RI untuk mendorong pencapaian suatu penyelesaian, pihak Indonesia telah menyatakan kesediaan untuk mempertimbangkan pemberian “status

XXII/17

Page 18: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

khusus” bagi Timor Timur. Disamping itu, Pemerintah RI juga telah memberikan amnesti dan abolisi kepada sejumlah tahanan politik (tapol) dari Timor Timur.

Dalam hubungan bilateral dengan Malaysia, telah dicapai kesepakatan untuk menyelesaikan masalah Sipadan dan Ligitan melalui Mahkamah Peradilan Internasional. Pada tanggal 14 Mei 1998 bertempat di Jakarta telah dilangsungkan pertukaran Piagam Pengesahan “Persetujuan Khusus” (Special Arrangement) bagi pengajuan ke Mahkamah Internasional sengketa antara Indonesia dan Malaysia mengenai “Kedaulatan atas Pulau Sipadan dan Ligitan”, yang memuat perkara dan langkah-langkah yang perlu dilakukan para pihak dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Hubungan bilateral RI-RRC senantiasa berjalan dengan baik sejak normalisasi hubungan kedua negara pada tahun 1991. RRC menghargai upaya Indonesia dalam penyelesaian masalah-masalah di Laut Cina Selatan, serta dukungan Indonesia terhadap RRC sehingga negara tersebut dapat diterima menjadi anggota ARF pada tahun 1994 dan mitra wicara ASEAN tahun 1996.

Hubungan Indonesia - Australia semakin meningkat. Pertemuan rutin tingkat Menteri Indonesia-Australia (Australian Indonesian Ministerial Forum), semakin menumbuhkan saling pengertian di antara Indonesia dan Australia. Kedua negara telah menandatangani Perjanjian kerjasama Bidang Keamanan, dan membentuk Australian - Indonesian Development Area (AIDA). Selain itu penting untuk dicatat, bahwa dalam “buku putih” yang diterbitkan Pemerintah Koalisi Australia, Agustus 1997, Indonesia ditempatkan sebagai salah satu negara yang menjadi prioritas hubungan luar negeri Australia.

XXII/18

Page 19: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

Hubungan Indonesia-Selandia Baru menampakkan pening-katan, dengan diadakannya pertemuan pada bulan Februari yang lalu yang membahas masalah-masalah ekonomi dan pertemuan informal antar pejabat tinggi Departemen Luar Negeri untuk membahas masalah-masalah politik.

Sedangkan dengan Papua Nugini, kedua negara telah beberapa kali mengadakan pertemuan Joint Border, dan kedua negara telah menandatangani MOU berkaitan dengan Mata Uang, untuk perdagangan di perbatasan dan kesepakatan di bidang SAR dan Ekstradisi. Pada bulan Mei 1998 telah pula berlangsung Border Liasion Meeting (BLM) I di Merauke, Irian Jaya.

Hubungan Indonesia dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah juga terus berkembang dan pada umumnya tidak ada suatu ganjalan yang berarti kecuali yang berhubungan dengan masalah TKI di Arab Saudi, yang masih dicarikan jalan keluarnya.

Dengan negara-negara di kawasan Afrika hubungan juga terus meningkat. Dapat dirasakan adanya keprihatinan yang ditunjukkan atas krisis ekonomi yang terjadi dan berharap agar Indonesia dapat segera bangkit kembali.

Hubungan bilateral Indonesia - Amerika Serikat pada umumnya terselenggara dengan cukup baik, akan tetapi di sisi lain tidak luput dari berbagai masalah dengan adanya sikap sementara anggota Kongres Amerika Serikat yang sering melancarkan kritik terhadap pelaksanaan HAM, lingkungan hidup, demokratisasi dan ketenagakerjaan di Indonesia, sehingga merupakan unsur yang mengganggu bagi hubungan kedua negara. Namun sikap Presiden Clinton tetap menekankan arti penting Indonesia bagi AS. Pemerintah AS mendukung upaya pelaksanaan program reformasi di bidang politik,

XXII/19

Page 20: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

hukum dan sosial budaya, serta meyatakan kesediaan Pemerintah AS memberikan bantuan ekonomi untuk Indonesia.

Sementara itu dalam hubungan bilateral Indonesia - Kanada, pihak Kanada juga menunjukan perhatian yang mendalam atas krisis ekonomi yang tengah dihadapi Indonesia, antara lain ditunjukkan melalui pengiriman Canadian Special Envoy Mission (CSEM) ke Indonesia, 30 Maret - 1 April 1998. Dalam kunjungan tersebut pihak Kanada menawarkan paket bantuan bilateral (diluar IMF) untuk mengatasi krisis ekonomi di Indonesia.

Hubungan bilateral Indonesia dengan negara-negara di kawasan Amerika Tengah, Karibia dan Amerika Selatan juga menunjukkan peningkatan. Peningkatan hubungan RI - Kuba ditandai dengan penandatanganan persetujuan perlindungan dan peningkatan investasi, kerjasama kebudayaan, pembentukan konsultasi bilateral RI-Kuba, kerjasama di bidang olah raga dan kerjasama di bidang media massa. Dengan Suriname ditunjukan dengan penandatanganan sejumlah persetujuan, di bidang kerjasama pertanian, kebudayaan dan pembangunan. Kedua negara juga membentuk mekanisme konsultasi bilateral dan pertemuan komisi bersama RI-Suriname. Sedangkan dengan Brazil ditunjukkan dengan kunjungan delegasi dagang Brazil ke Indonesia pada bulan Oktober 1997, dan minat mereka untuk meningkatkan kerjasama ekonomi/perdagangan dengan Indonesia.

Hubungan RI dengan negara-negara di Kawasan Eropa tetap berjalan dengan baik. Sementara itu hubungan RI dengan negara-negara di kawasan Eropa Timur dan khususnya negara-negara bekas Uni Soviet terus mengalami peningkatan.

XXII/20

Page 21: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

Di bidang kerjasama ekonomi luar negeri, peran serta Indonesia dalam berbagai program kerja sama ekonomi sekawasan melalui ASEAN-AFTA, Kerjasama Segitiga Pertumbuhan, serta partisipasi Indonesia dalam forum APEC, ASEM dan IOR-ARC terus digalakkan selama Repelita VI.

Dalam bidang kerjasama ekonomi kawasan ASEAN, Indonesia mendukung penuh pelaksanaan program kerjasama di sektor perdagangan AFTA yang akan mulai diberlakukan pada tahun 2003. Dewasa ini ASEAN telah menyepakati konsep AFTA Plus yang diarahkan untuk memperluas cakupan AFTA dengan memasukkan barang-barang pertanian non-olahan, mengembangkan liberalisasi di bidang jasa-jasa, kerjasama di bidang Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dan kerjasama di bidang investasi. Di sektor Industri, Skema Kerjasama Industri ASEAN (AICO), yang berlaku efektif sejak bulan November 1996 telah mendorong negara-negara ASEAN untuk melaksanakan program kerja dalam kurun waktu 1996-1998 yang terdiri dari 32 jenis kegiatan. Di sektor keuangan, telah dicapai kemajuan berupa implementasi Ministerial Understanding dan Persetujuan Kepabeanan ASEAN.

Di sektor angkutan dan komunikasi, ASEAN terus melak-sanakan Rencana Aksi di bidang Transportasi dan Komunikasi melalui Program Implementasi Terpadu yang meliputi 45 proyek kegiatan. Di sektor energi, Indonesia telah menyediakan diri menjadi tempat Pusat Energi ASEAN mulai Januari 1999.

Dalam menghadapi krisis yang melanda kawasan Asia Tenggara, ASEAN selain meningkatkan kerjasama ekonomi diantara negara-negara anggotanya, juga mengadakan pendekatan dengan lembaga-lembaga keuangan internasional dan negara-negara maju. Pada tingkat regional ASEAN sepakat untuk melaksanakan

XXII/21

Page 22: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

Manila Framework dengan membentuk ASEAN Surveillance Mechanism dengan dukungan Bank Pembangunan Asia.

Asia Europe Economic Meeting (ASEM) merupakan wahana yang relatif baru untuk menggalang kemitraan dalam rangka mempererat kerjasama antara Asia dan Eropa. ASEAN sepakat untuk mendorong sektor-sektor usaha dan swasta termasuk perusahaan-perusahaan berskala kecil dan menengah guna meningkatkan arus investasi dan perdagangan antara Asia dan Eropa, serta meningkatkan pertukaran ilmu pengetahuan dan teknologi. KTT ASEM II yang berlangsung di London, 2-4 April 1998, telah menyepakati “Chairman Statement” yang memuat: tinjauan atas perkembangan di kedua kawasan, fakta mengenai peningkatan dialog politk, peningkatan kerjasama ekonomi, disamping itu juga membahas mengenai krisis ekonomi Asia.

Dalam rangka kerjasama Selatan-Selatan yang bersifat inter- regional, wahana kerjasama Gerakan Non Blok (GNB), Kelompok-77, Organisasi Konperensi Islam, Kelompok-15, Development- 8 (D-8), Indian Ocean Rim Association for Regional Cooperation (IOR-ARC) dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan pembangunan nasional.

Kerjasama dalam kerangka Kelompok-77 masih tetap merupakan sarana penting bagi negara-negara berkembang untuk menggalang kerjasama Selatan-Selatan. Pada Konperensi Tingkat Menteri ke-21 Kelompok-77 di Markas PBB New York tanggal 26 September 1997, Indonesia telah terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Kelompok-77 pada tingkat Menteri untuk periode 1998. Terpilihnya Indonesia merupakan kesempatan bagi Indonesia untuk memimpin kelompok negara berkembang terbesar dan juga mencerminkan harapan negara-negara berkembang kepada

XXII/22

Page 23: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

Indonesia untuk secara realistis dan pragmatis membawa Kelompok-77 dalam dialog mengenai pembangunan di era globalisasi saat ini, setelah rangkaian kepemimpinan Indonesia di GNB, APEC, Dewan Keamanan PBB dan OKI.

Indonesia sebagai salah satu negara anggota kerjasama Kelompok-15, terus berusaha memberikan sumbangan dan berperan aktif dengan menjadi negara pemrakarsa tiga proyek kerjasama ekonomi, yaitu di bidang produksi pangan, kependudukan/keluarga berencana dan masalah hutang luar negeri. Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-7 Kelompok-15, Nopember 1997, di Kuala Lumpur antara lain menghasilkan keputusan dan kesepakatan untuk meminta IMF dan Bank Dunia melakukan kajian terhadap pengaturan lalu lintas perdagangan uang secara transparan dan terbuka. KTT tersebut juga menerima rekomendasi yang antara lain memuat langkah-langkah untuk mendorong kerjasama perdagangan dan investasi intra Kelompok-15 yang melibatkan sektor swasta. Selanjutnya dalam KTT Kelompok-15 ke-8 di Kairo, Mesir, 11-13 Mei 1998, telah disahkan Komunike Bersama yang antara lain memuat masalah Dialog Utara-Selatan, Kerjasama Selatan-Selatan, Krisis Ekonomi Asia dan WTO.

Dalam kerangka WTO, Indonesia telah berpartisipasi dalam Sidang Komite “Anti-dumping Practices” dan Komite”Subsidies and Countervailing Measures”, tanggal 28 April - 2 Mei 1997. Pada KTM II WTO yang diselenggarakan di Jenewa, 18-20 Mei 1998, di dalam peninjauan terhadap implementasi Putaran Uruguay serta untuk membahas kegiatan-kegiatan lain yang dilaksanakan WTO di masa datang. Berkaitan dengan krisis keuangan Asia, telah disepakati pentingnya untuk tetap membuka semua pasar sebagai pra syarat dalam penyelesaian krisis tersebut dan menghindari tindakan-tindakan yang bersifat proteksionis.

XXII/23

Page 24: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

Dalam rangka kerjasama negara berkembang, telah dibentuk kelompok D-8 (Developing Eight) yang dimaksudkan untuk menciptakan kemitraan pembangunan baik secara global, regional maupun sub-regional. KTT D-8 Pertama yang berlangsung di Istanbul, Turki, 15 Juni 1997, telah membentuk berbagai kelompok kerja, Indonesia bertindak sebagai koordinator Kelompok Kerja Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pengentasan Kemiskinan.

Keikutsertaan Indonesia dalam kerjasama ekonomi regional negara-negara di Kawasan Samudera Hindia (India Ocean Rim- Association for Regional Cooperation/IOR-ARC) yang baru saja dibentuk, dapat dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan akses ekspor Indonesia ke pasaran negara-negara IOR-ARC, khususnya yang berada di belahan barat Samudera Hindia. Dalam kerangka IOR-ARC, Indonesia telah mengikuti PTM I dan sekaligus peluncuran IOR-ARC di Mauritius bulan Maret 1997.

Dalam rangka kerjasama APEC, Deklarasi Bogor telah menyepakati liberalisasi dan fasilitasi perdagangan dan investasi bebas dan terbuka di negara-negara Pasific pada tahun 2010/2020, kemudian lebih diperinci dengan Agenda Aksi Osaka dan Manila Action Plan for APEC (MAPA). Pada KTT APEC di Vancouver di tahun 1997, para pemimpin ekonomi di kawasan Asia Pasifik mencatat langkah konkrit di bidang perdagangan dan fasilitasi investasi. Dalam forum ESCAP, Indonesia mengupayakan agar kegiatan-kegiatan ESCAP yang berkaitan dengan pembangunan industri dan teknologi dapat diarahkan kepada bidang pengembangan investasi, teknologi dan keahlian di kalangan sektor swasta skala kecil dan menengah.

Sementara itu, berbagai kerjasama ekonomi sub-regional antara daerah-daerah perbatasan suatu negara dengan negara-negara lain terus ditingkatkan, yaitu: “Indonesia - Malaysia - Singapore

XXII/24

Page 25: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

Growth Triangle (IMS-GT)”, Indonesia - Malaysia - Thailand Growth Triangle (IMT-GT), dan Indonesia juga secara aktif berpartisipasi dalam pengembangan Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia-The Philippines - East ASEAN Growth Area (BIMP-EAGA).

Pada bulan April 1997 telah dibentuk pula “Kerjasama Ekonomi Sub-Regional (KESR)” yang bersifat bilateral antara Indonesia dengan Australia yang disebut “Australia-Indonesia Development Area (AIDA)”. Wilayah yang tercakup dalam kerjasama ini meliputi seluruh propinsi di Kawasan Timur Indonesia (13 propinsi) dan seluruh bagian di Australia.

Dalam rangka pembinaan hubungan sosial budaya dan penerangan, kegiatan promosi citra Indonesia di luar negeri terus ditingkatkan. Upaya ini dilakukan melalui pengembangan Media Production Center, untuk mensuplai bahan-bahan penerangan yang dibutuhkan oleh Perwakilan RI di luar negeri, berupa publikasi dalam bentuk bahan-bahan tulisan seperti Indonesia Handbook, Indonesia in Brief, Statement Menlu, News Letter, brosur, booklet serta melalui pemanfaatan media internet dan homepage Deplu.

b. Program Penunjang

1) Program Pendidikan, Pelatihan, dan Penyuluhan Hubungan Luar Negeri

Program ini ditujukan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas sumber daya manusia, yang mencakup wawasan kejuangan maupun kemampuan profesional yang mendukung terlaksananya hubungan luar negeri yang mantap.

XXII/25

Page 26: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

Sejalan dengan tujuan tersebut, pada tahun 1997 telah ditandatangani Surat Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Surat Keputusan Bersama Menteri Luar Negeri dan Ketua BAKN tentang Jabatan Fungsional Diplomat. Sebagai tindak lanjut dari penerapan Jabatan Fungsional Diplomat tersebut dilaksanakan pula penyempurnaan Diklat Sekdilu, Sesdilu dan Sesparlu menjadi Diklat Fungsional Berjenjang Caraka Muda, Caraka Madya dan Caraka Utama dengan tujuan untuk melahirkan diplomat-diplomat yang handal.

Dalam rangka penyiapan SDM, selain menyelenggarakan program Pasca Sarjana, Deplu bersama Universitas Indonesia sedang menyiapkan pembentukan suatu School of Diplomacy yang bersifat komprehensif dan multi-disipliner.

2) Program Penelitian dan Pengembangan Hubungan Luar Negeri

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hubungan internasional dan politik luar negeri Indonesia berdasarkan konsep yang telah dikaji secara mantap dan terpadu.

Dalam upaya meningkatkan pelaksanaan politik luar negeri dan hubungan internasional, telah dilakukan berbagai studi penelitian dan pengkajian yang bekerjasama dengan universitas/ lembaga penelitian, serta serangkaian loka karya, seminar, forum dialog, ceramah dan diskusi-diskusi baik yang berskala nasional dan internasional. Departemen Luar Negeri, khususnya badan LITBANG, juga aktif melakukan kegiatan pemasyarakatan politik luar negeri di berbagai perguruan tinggi di seluruh tanah air. Di samping itu Departemen Luar Negeri juga bertindak sebagai koordinator media center guna menangkal isu-isu negatif yang merugikan kepentingan nasional Indonesia.

XXII/26

Page 27: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

Dalam rangka pengembangan hubungan luar negeri, mengantisipasi perkembangan global yang begitu cepat dan dinamis, Departemen Luar Negeri memandang penting dilakukannya penyempurnaan organisasi melalui restrukturisasi departemen dan perwakilan RI di luar negeri, antara lain telah dipersiapkan langkah konrit yang telah dilakukan Departemen Luar Negeri yaitu: Konsep Rencana Undang-Undang mengenai Hubungan Luar Negeri, sebagai antisipasi meningkatnya peranan kalangan non-pemerintah, swasta dan perorangan, dalam kegiatan hubungan luar negeri baik di forum bilateral maupun multilateral.

Adanya suatu RUU mengenai Hubungan Luar Negeri ini sangat mendesak guna membenahi peraturan yang menyangkut hubungan Departemen Luar Negeri dengan berbagai instansi lainnya, khususnya dalam penyelenggaraan hubungan luar negeri dan pelaksanaan politik luar negeri.

Disamping itu, memperhatikan krisis ekonomi nasional yang memprihatinkan serta meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap peningkatan kinerja aparatur negara, maka Departemen Luar Negeri melakukan pembenahan internal berdasarkan visi Departemen Luar Negeri. Upaya yang dilakukan adalah melakukan penghematan anggaran belanja dan restrukturisasi perwakilan RI di luar negeri.

Selanjutnya, dalam masa krisis ekonomi ini, Departemen Luar Negeri mengambil kebijakan: untuk meninjau kembali program kerja dan rencana kegiatan; menghemat anggaran belanja sampai dengan 40%; mutasi pegawai Perwakilan RI; menarik 206 pejabat diplomatik dari perwakilan-perwakilan di luar negeri tanpa melakukan penggantian pejabat.

XXII/27

Page 28: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

3) Program Bantuan Kemanusiaan

Program ini bertujuan untuk mendorong kesetiakawanan sosial dan berkaitan erat dengan upaya mewujudkan suasana perdamaian dan kemitraan, terutama antara Indonesia dan negara berkembang lainnya serta negara-negarayang memerlukan bantuan.

Dalam upaya mewujudkan tujuan program di atas, Indonesia telah memberikan bantuan kemanusiaan kepada berbagai negara seperti: Afrika Selatan, Korea Utara, Mongolia, Tajikistan, Vietnam, Laos, Malaysia, Yaman, Lesotho, India, yang mengalami musibah bencana alam dan bantuan dalam rangka Program United Nation High Commissioner for Refugees (UNHCR) untuk menangani repatriasi pengungsi asal Togo, Mali, Niger serta pengungsi korban penyerangan Israel ke Libanon. Di samping itu dilanjutkan pemberian bantuan sosial dan kesehatan untuk Kamboja dan Bosnia Herzegovina.

XXII/28

Page 29: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

TABEL XXII – 1PENATAAN PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA (P4)

BAGI CALON PENATAR1993/94, 1994/95 – 1997/98

(Frekuensi Penataran)

1) Penataran Calon Penatar – Ormas (Pusat) diganti dengan Penataran Calon Penatar Kontekstual (Pusat)2) Penataran Calon Penatar – Ormas (Daerah) diganti dengan Penataran Calon Penatar Kontekstual (Daerah)Keterangan :- = Kegiatan sudah selesai/ tidak dilaksanakan lagi

XXII/29

Page 30: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

TABEL XXII – 2PENATAAN PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA (P4)

BAGI CALON PENATAR1993/94, 1994/95 – 1997/98

(Jumlah Peserta)

Keterangan :- = Kegiatan sudah selesai/ tidak dilaksanakan lagi

XXII/30

Page 31: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

TABEL XXII – 3HASIL PEMASYARAKATAN DAN PEMBUDAYAAN P-4

MELALUI LATIHAN PRA JABATAN CPNS 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98(Jumlah Peserta)

1) Kegiatan Hasil Pemasyarakatan dan Penataran P-4 melalui Latihan Pra Jabatan CPNS Dimulai Tahun Anggaran 1995/1997Keterangan :- = Kegiatan sudah selesai/ tidak dilaksanakan lagi

XXII/31

Page 32: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

TABEL XXII – 4PENATAAN PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA (P-4)

BAGI PEGAWAI NEGERI 1993/94, 1994/95 – 1997/98

(Jumlah Peserta)

Keterangan :- = Kegiatan sudah selesai/ tidak dilaksanakan lagi

XXII/32

Page 33: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

TABEL XXII – 5PENATAAN PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA (P-4)

BAGI ORGANISASI KEMASYARAKATAN1993/94, 1994/95 – 1997/98

(Jumlah Peserta)

Keterangan :- = Kegiatan sudah selesai/ tidak dilaksanakan lagi

XXII/32

Page 34: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

TABEL XXII – 6PENATAAN PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA (P-4)

BAGI MAHASISWA DAN PELAJAR1993/94, 1994/95 – 1997/98

(Jumlah Peserta)

Keterangan :- = Kegiatan sudah selesai/ tidak dilaksanakan lagi

XXII/34

Page 35: BAB XXII - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewProgram Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Sesuai amanat GBHN 1993 Pemilihan Umum sebagai sarana perwujudan

TABEL XXII – 7PENATAAN PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA (P-4)

KONTEKSTUAL BAGI PELAKU EKONOMI, LEKTOR, DAN PEMBEKALAN ANGGOTA DPR/MPR 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98(Jumlah Peserta)

1) Kegiatan Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengmalan Pancasila (P-4) Konstektual Bagi Pelaku EkonomiDan Lektor baru dimulai pada Tahun Anggaran 1995/1996, sedangkan Pembekalan Anggota DPR?MPR baruDimulai pada Tahun Anggaran 1997/1998

Keterangan :- = Kegiatan sudah selesai/ tidak dilaksanakan lagi

XXII/35