bab xii spesifikasi teknis

213
SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR BAB XII SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR 12.1. SYARAT TEKNIS UMUM 12.1.1. Umum 1. Jenis dan uraian pekerjaan jenis dan mutu bahan. jumlah dan jenis peralatan tertentu yang digunakan. jadwal waktu persyaratan teknis khusus, gambar rencana dan berbagai ketentuan teknis lainnya adalah sebagaiamana tercantum dalam lampiran yang merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan dengan RKS ini. 2. Volume Quality Control dan Uitzet tidak boleh ditulis dalam Bill of Quantity Kontraktor, namun merupakan beban Kontraktor yang telah masuk dalam harga satuan masing-masing jenis pekerjaan dalam pengajuan SPH Kontraktor. 3. Bilamana hasil pekerjaan tidak memenuhi syarat spesifikasi serta harus diperbaiki kembali. maka perbaikan tersebut menjadi beban Kontraktor termasuk pengetesan ulang Quality Control. XII-1

Upload: arya-wibawa

Post on 24-Jul-2015

5.676 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

BAB XII

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

12.1. SYARAT TEKNIS UMUM

12.1.1. Umum

1. Jenis dan uraian pekerjaan jenis dan mutu bahan. jumlah dan jenis peralatan

tertentu yang digunakan. jadwal waktu persyaratan teknis khusus, gambar

rencana dan berbagai ketentuan teknis lainnya adalah sebagaiamana

tercantum dalam lampiran yang merupakan satu kesatuan yang tak dapat

dipisahkan dengan RKS ini.

2. Volume Quality Control dan Uitzet tidak boleh ditulis dalam Bill of

Quantity Kontraktor, namun merupakan beban Kontraktor yang telah masuk

dalam harga satuan masing-masing jenis pekerjaan dalam pengajuan SPH

Kontraktor.

3. Bilamana hasil pekerjaan tidak memenuhi syarat spesifikasi serta harus

diperbaiki kembali. maka perbaikan tersebut menjadi beban Kontraktor

termasuk pengetesan ulang Quality Control.

12.1.2. Persyaratan Tenaga Ahli

1. Personil lapangan yang ditugaskan oleh Kontraktor dalam pelaksanaan

pekerjaan ini agar memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan pada

data lelang Bab IV RKS yang selanjutnya telah menjadi lampiran kontrak

pekerjaan ini.

2. Disamping persyaratan pendidikan dan pengalaman sesuai dengan data

lelang, personil lapangan harus betul-betul mampu mengkomunikasikan

pekerjaan dilapangan.

XII-1

Page 2: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

3. Personil lapangan harus betul-betul menguasai site pekerjaan,letak

bangunan yang akan dikerjakan terkait semua item pekerjaan yang akan

dilaksanakan

4 Pelaksana lapangan harus betul-betul siaga dengan alat-alat ukur seperti

meteran dan catatan-catatan jurnal setiap perkembangan pekerjaan.

5 Pelaksana lapangan harus betul-betul mengetahui kwalitas dan kwantitas

pekerjaan termasuk bahan-bahan lainnya dan cara pemasangan serta semua

persyaratan teknis pekerjaan dimaksud

6. Pelaksana lapangan agar membuat photo dokumentasi pekerjaan sesuai

dengan persyaratan kontrak yaitu 0 %,50 %, dan 100 % dan harus mengisi

garis realiasai pada time schedule (kurva S ) yang ada untuk bisa

mengetahui perkembangan progress pekerjaan yang dimaksud.

7. Pelaksana lapangan agar membuat catatan-catatan rill dilapangan yang

terkait dengan pengadaan bahan,alat,tahapan pekerjaan,tenaga yang dipakai

yang dijadikan laporan harian

12.1.3. Rencana Kerja

1. Dalam waktu selambat-Iambatnya 7 (tujuh) hari dari saat penandatanganan

Kontrak, kecuali ditentukan lain oleh Direksi, Kontraktor harus mengajukan

sebuah Rencana Kerja sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaannya.

2. Pengajuan Rencana Kerja tersebut serta persetujuan Direksi, tidak akan

mengurangi atau membebaskan Kontraktor dari pertanggungjawabannya

terhadap pekerjaan yang termaksud dalam Kontrak.

XII-2

Page 3: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

12.1.4. Tempat Kerja

1. Bila diperlukan tempat Kerja dan tempat tersebut terletak di luar daerah

yang disediakan Direksi, maka Kontraktor harus menyelesaikan biaya ganti

rugi/sewa dan lain-lain biaya sehubungan itu tanpa membebani jasa

Bangunan dengan biaya-biaya tambahan.

2. Kontraktor harus mengusahakan tempat-tempat, mengatur dan bilamana

perlu membayar ganti-rugi/sewa untuk penggunaan, penempatan alat-alat,

penempatan gudang-gudang kantor dan keperluan lain-lain yang perlu untuk

melaksanakan pekerjaan serta mendapatkan ijin persetujuan Direksi.

3. Kontraktor harus menjaga keselamatan baik personil maupun lingkungan

sekitar sesuai dengan standar keselamtan (K3), dan mengantisipasi

timbulnya efek-efek yang merugikan akibat pelaksanaan pekerjaan.

4. Pada akhir pekerjaan atau sebelumnya sesuai Petunjuk Direksi, Kontraktor

harus membongkar, memindahkan alat-alat konstruksi penolong atau bentuk

- bentuk lain yang sudah tidak digunakan agar bekas tempat kerja tersebut

bersih kembali. Pembiayaan untuk hal-hal tersebut tidak diadakan tersendiri

tetapi harus sudah tergabung dalam Rencana Anggaran Biaya.

12.1.5. Bangsal Kerja dan Gudang Bahan

1. Kontraktor harus meyediakan gudang untuk penyimpanan material yang

cukup memenuhi syarat-syarat agar material-material yang tersimpan tidak

lekas rusak dan dilengkapi alat-alat pemadam kebakaran

2. Kontraktor harus menyediakan los-los kerja untuk para pekerja yang

dilengkapi dengan obat – obatan serta memenuhi syarat-syarat kesehatan.

3. Kontraktor harus mengadakan penjagaan keamanan, personil maupun

material selama proyek berlangsung.

12.1.6. Peralatan

XII-3

Page 4: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

1. Kontraktor harus mengajukan daftar terperinci tentang peralatan-peralatan

yang akan digunakan disertai data-data kemampuan alat-alat tersebut.

2. Kontraktor wajib mendatangkan alat-alat tersebut tepat pada waktunya akan

dipergunakan

3. Kerusakan alat peralatan tersebut harus segera diperbaiki/diganti dan tidak

dapat dipakai sebagai alasan kelambatan pekerjaan

12.1.7. Tanggung-Jawab Kontraktor

1. Pada keadaan apapun dimana pekerjaan yang dilaksanakan telah mendapat

persetujuan Direksi tidak berarti membebaskan Kontraktor atas tanggung

jawabnya kepada pekerjaan sesuai dengan isi Kontrak.

2. Tenaga-tenaga kerja yang digunakan harus tenaga-tenaga ahli/terlatih dan

berpengalaman pada bidangnya dan dapat melaksanakan pekerjaan dengan

baik sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta petunjuk-petunjuk Direksi.

3. Kontraktor harus mengusahakan atas tanggungannya, langka-langkah dan

peralatan yang perlu untuk melindungi pekerja-pekerja dan bahan-bahan

yang digunakan agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diharapkan.

4. Untuk pekerjaan instalasi Kontraktor harus melakukan semua testing

dan pengukuran-pengukuran yang dianggap perlu untuk

memeriksa/mengetahui apakah seluruh instalasi yang dilaksanakan dapat

berfungsi dengan baik dan telah memenuhi persyaratan persyaratan yang

berlaku. Semua tenaga, bahan dan perlengkapan yang diperlukan dalam

kegiatan testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong. Hal ini

termasuk pula peralatan khusus yang diperlukan untuk testing dari sistem

ini seperti yang dianjurkan oleh pabrik, juga harus disediakan oleh

Pemborong.

XII-4

Page 5: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

5. Sebelum penyerahan kedua (final acceptance), Pemborong harus

mengadakan semacam pendidikan dan latihan selama periode tersebut kepada

3 (tiga) orang calon operator untuk setiap pekerjaan yang ditunjuk oleh

pemberi tugas (customer). Training tentang operasi dan perawatan

tersebut harus lengkap dengan 5 (lima) set operating maintenance and

repair manual books, sehingga para

petugas/operator dapat mengoperasikan dan melaksanakan pemeliharaan

6. Kontraktor harus menyediakan perlengkapan-perlengkapan yang diperlukan

Direksi untuk tujuan mempelancar pekerjaan serta menjamin kualitas

pekerjaan.

7. Kontraktor harus selalu membuat laporan-laporan tertulis tentang hal-ikhwal

yang terjadi dalam rangka pelaksanaan Proyek kepada Direksi secara

periodik

12.1.8. Perintah untuk Pelaksanaan

1. Bila Kontraktor tidak berada di tempat pekerjaan dimana Direksi

bermaksud untuk memberikan petunjuk-petunjuknya, maka petunjuk-

petunjuk itu harus diikuti dan dilaksanakan oleh Pelaksana atau orang –

orang yang ditunjuk / dikuasakan oleh Kontraktor.

2. Kontraktor diharuskan untuk memberikan penjelasan – penjelasan tertulis

selengkapnya apabala Direksi memerlukan, tentang tempat-tempat asal

material yang didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan yang akan dimulai

pelaksanaannya.

3. Dalam keadaan apapun tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan yang

sifatnya permanen tanpa terlebih dahulu mendapat persetujuan Direksi.

XII-5

Page 6: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

4. Pemberitahuan yang lengkap dan jelas atas macam pekerjaan yang akan

dilaksanakan kepada Direksi harus agak longgar, sehingga ada waktu yang

memungkinkan Direksi mengadakan pemeriksaan.

12.1.9. Ukuran Tinggi Duga (Peil) I Pengukuran

1. Ukuran serta ketentuan tinggi duga (peil) akan ditentukan bersama-sama

oleh Perencana, Direksi dan Kontraktor di Lapangan.

2. Pengukuran - pengukuran / pematokan - pematokan harus dilaksanakan

dengan alat-alat ukur, Waterpass, dan lain-lain yang mempunyai kesalahan

sangat kecil.

3. Pengukuran dengan pegas, galah, tala dan lain-lain tidak dibolehkan.

4. Kontraktor wajib menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, serta

juru-juru ukur yang diperlukan oleh Direksi untuk pengecekan hasil ukur.

5. Apabila terdapat tanda-tanda yang rusak harus segera diganti dengan yang

baru dan mendapatkan persetujuan Direksi

6. Pelaksana pekerjaan diwajibkan mengecek ukuran-ukuran / detail-detail

yang ada pada gambar yang diberikan, apakah sesuai atau ada

penyimpangan dengan Gambar Rencana. Apabila di lapangan terdapat

kejanggalan, pelaksana pekerjaan diwajibkan melaporkan kepada Direksi

dan meminta petunjuk secara tertulis. Kontraktor harus mengajukan 3 (tiga)

gambar penampang dari yang akan dikerjakan untuk mendapatkan

persetujuan Direksi. Apabila melalaikan hal tersebut di atas, segala resiko

adalah tanggung jawab pelaksana (Kontraktor).

12.1.10.Material

1. Umum

a. Bahan yang didatangkan harus mencukupi untuk kegiatan pelaksanaan

konstruksi sehingga tidak menghambat pelaksanaan.

XII-6

Page 7: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

b. Bahan yang diterima Direksi harus diamankan tidak sampai menggangu

tertib lingkungan dan aman dari kerusakan.

c. Bahan-bahan yang ditolak oleh Direksi harus diangkat dalam waktu

selambat-lambatnya 2 x 24 jam.

d. Bila dianggap perlu Direksi dapat memerintahkan agar diadakan

pemeriksaan pada bahan-bahan atau pada campuran bahan-bahan yang

dipakai untuk menguji apakah syarat – syarat mutu dipenuhi. Untuk

Pekerjaan ME Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas

segala ukuran/kapasitas peralatan (equipment) yang akan dipasang.

Apabila terdapat keragu-raguan, Pemborong harus segera

menghubungi Direksi untuk berkonsultasi. Pengambilan ukuran atau

pemilihan kapasitas equipment, yang sebelumnya tidak dikonsultasikan

dengan Direksi apabila terjadi kekeliruan maka hal tersebut menjadi

beban tanggung jawab Pemborong. Untuk itu pemeliharaan

equipment dan material harus mendapatkan persetujuan dari

Direksi ditentukan dalam Peraturan Pemeriksaan Bahan-Bahan. Hasil-

hasil pemeriksaan demikian harus dipelihara baik dan disimpan oleh

Kontraktor dan apabila diminta harus dapat ditunjukkan kepada Direksi

setiap saat, selama pekerjaan berlangsung dan setiap saat selama 2 tahun

sesudah pekerjaan selesai.

e. Untuk menjaga material tidak berantakan, perlu disediakan box-box

material secukupnya.

2. Pasir

Pasir yang digunakan harus bersih, tidak mengandung lumpur (max 5%)

apabila setelah digenggam dan diremas pada telapak tangan tidak tendapat

debu atau lumpur.

3. Air

XII-7

Page 8: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

a. Air yang digunakan harus air bersih dan tidak boleh mengandung

minyak asam, alkali, garam. bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain

yang merusak.

b. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk

mengirim contoh air itu ke lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang

diakui untuk diselidiki sampai seberapa jauh air itu mengandung zat-zat

yang dapat merusak. Biaya pemeriksaan menjadi beban Kontraktor.

c. Jumlah air yang dapakai untuk membuat adukan dapat ditentukan

dengan ukuran isi atau ukuran berat dan harus dilakukan setepat-

tepatnya.

4. Kerikil ukuran 20 – 30 mm

Kerikil harus bersih dari segala macam kotoran

5. Besi Beton.

a. Besi beton bebas dari karat memenuhi syarat SII 0136-84

Kecuali ditentukan lain dalam gambar,diguanakan besi dari jenis BJTP

24 untuk diameter besi < dan sama dengan 12 mm dan dari jenis BJTP

32 untuk diameter > 12 mm.Untuk semua pekerjaan beton

bertulang,ukuran harus sesuai dengan gambar rencana.

b. Besi beton harus bersih dari kotoran,lemak dan karat

c. Kawat pengikat besi beton harus berkwalitas besi lunak dengan diameter

1 mm

d. Besi beton yang tidak memenuhi syarat tersebut diatas harus

disingkirkan dan dikeluarkan dari tempat pekerjaan dalam waktu 3 x 24

jam sesudah ada perintah dari Direksi

e. Jika Kontraktor tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai

dengan yang ditetapkan dalam gambar maka dilakukan penukaran

diameter besi dengan tetap meminta persetujuan Direksi/Konsultan

Pengawas

Toleransi Besi : dibawah 10 mm +/- 0.4 mm

XII-8

Page 9: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

10 mm – 15 mm +/- 0.4 mm

16 mm – 27 mm +/- 0.5 mm

f. Bila dianggap perlu untuk mendapatkan jaminan kualitas harus

dimintakan sertifikat dari Laboratorium untuk percobaan tekan,tarik dan

melengkung 180 derajat,semua biaya ditanggung oleh Kontraktor

6. Semen

a.Semen yang digunakan adalah semen tipe I. Menurut ASTM

b.Semen harus didatangkan dalam zak yang tidak pecah (utuh), diturunkan

dan disimpan dalam gudang yang kering terlindung dari pengaruh cuaca

dengan ventilasi cukup dan diletakkan di atas dudukan kayu.

c.Bila di dalam semen terdapat bagian-bagian yang telah mengeras dalam

zak maka sama sekali tidak diperkenankan untuk dipergunakan.

d.Semen yang digunakan harus mendapat persetujuan Direksi/Konsultan

Pengawas

12.1.11. Tenaga Kerja

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini agar di upayakan tidak menggunakan alat

berat sehingga lebih banyak menyerap tenaga kerja. Kecuali untuk pekerjaan

yang dalam pelaksanaannya memang membutuhkan alat berat Untuk

keperluan tersebut. Pelaksana agar melakukan koordinasi dengan Pihak Hotel

terkait dengan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan.

12.2. SYARAT TEKNIS KHUSUS

12.2.1. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan yang harus dilaksanakan dalam kontrak ini adalah Pembangunan

Swimming Pool :

A. Pekerjaan Swimming Pool antara lain:

1. Pekerjaan persiapan antara lain :

XII-9

Page 10: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

a. Pembuatan papan nama proyek, pengukuran, Pas. Papan bowplank,

Pekerjaan Pembongkaran dan pembersihan site, Pas. Pagar Pengaman

Pekerjaan t = 2,40 m

b Pembuatan kantor Direksi, meja, kursi dan perlengkapan lainnya.(tidak

ditawarkan)

c. Pembuatan kantor untuk Kontraktor, bedeng kerja, gudang bahan/alat

lengkap dengan perlengkapannya.(tidak ditawarkan)

2. Pekerjaan meliputi :

a). Pekerjaan Kolam Dewasa dan anak-anak

b). Pekerjaan Balance Tank dan Ruang Pompa

c). Pekerjaan Ruang towel dan Kamar Mandi

d). Pekerjaan Ruang Bilas

e).Penataan Taman

12.2.2. Uraian Pekerjaan

1. Papan Nama Proyek

a. Bentuk ukuran, isi dan warna papan nama proyek/kegiatan harus

dibuat sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan penempatannya

harus mendapat persetujuan direksi, papan nama proyek tersebut harus

sudah dicabut setelah serah terima II.

b Jenis dan mutu bahan yang dipakai adalah papan kaso yang bermutu

baik dan permukaan licin (diserut).

2. Kantor Direksi

a. Diperuntukkan bagi ruang kerja Direksi dalam pengendalian

pelaksanaan konstruksi oleh Kontraktor.

b. Penempatan kantor Direksi di lokasi wilayah proyek dan harus

mendapat persetujuan Direksi.

c. Dalam satu wilayah proyek hanya ada satu kantor Direksi

d. Kebutuhan ruang kantor Direksi seluas 24 m2 .

XII-10

Page 11: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

e. Perlengkapan setiap kantor Direksi adalah soft board, white board

dispenser, filling cabinet (lemari arsip) kipas angin, meja kerja dan

kursi (2 set)dan P3K .

3. Bangsal Kerja/gudang bahan

a. Segera setelah lokasi kerja diserahkan kepada Kontraktor kemudian

kontraktor diwajibkan menyediakan bangsal kerja/gudang bahan.

b. Penempatan bangsal kerja/gudang bahan di lokasi harus mendapat

persetujuan Direksi.

c. Jenis atau mutu bahan yang dipakai adalah :

Atap : Seng gelombang BJLS 28 rangka kayu kruing.

Dinding : Triplek 3 mm rangka kaso kruing 5/7 cm

Tiang : Kayu kruing 6/12

Lantai : Rabat beton 1 pc : 3ps :5krl dengan ketebalan

6 cm

Jendela : Kaca nako

Perlengkapan : Meja dan kursi, papan tulis, papan

penempatan gambar, P3K.

4. Foto Proyek

a. Kontraktor diwajibkan membuat foto proyek sesuai dengan kemajuan

pekerjaan (pada saat 0%, 50%. 100%) pada 4 titik yang sama dan arah

yang sama setiap site, disusun di dalam album, dibuat 3 (tiga) rangkap

dan diserahkan kepada Direksi.

b. Foto proyek berwarna, dicetak yang jelas dan bersih ukuran postcard.

c. Foto proyek dibuat rangkap 3 (tiga) dan damasukkan ke dalam album

serta diserahkan kepada Direksi

XII-11

Page 12: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

5. Pekerjaan Pembongkaran

Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini terdiri dari pembongkaran untuk memungkinkan dalam

pelaksanaan pekerjaan selanjutnya.

b. Kontraktor harus melaksanakan pembongkaran tanpa menimbulkan

kerusakan-kerusakan yang tidak perlu terhadap bangunan yang ada

yang harus diperhatikan dalam kondisi dapat dipakai. Setiap kerusakan

atau kehilangan yang disebabkan kelalaian kontraktor menjadi

tanggung jawab kontraktor untuk memperbaikinya.

6. Pekerjaan Galian dan Urugan

1. Lingkup Pekerjaan

1.1. Menyediakan tenaga kerja, peralatan dan alat bantu lainnya untuk

elaksanakan pekerjaan ini dengan hasil yang baik dan sempurna.

1.2. Pekerjaan ini meliputi : Semua penggalian penimbunan kembali,

pengurugan dibawah lantai, pengerjaan tanah kasar dan pekerjaan-

pekerjaan teknis. Penggalian dan penimbunan kembali untuk

pekerjaan mekanikal dan elektrikal termasuk bab ini.

2. Syarat – Syarat Penggalian

2.1. Penggalian harus dilakukan untuk mencapai garis elevasi

permukaan dan kedalaman-kedalaman yang perlu untuk pondasi,

lantai dan lain-lain yang dipersyaratkan atau diperlihatkan maupun

di indikasikan pada gambar-gambar dengan cara yang sedemikian

sehingga pekerjaan ini dapat selesai dengan baik sesuai dengan

spesifikasi ini dengan disetujui oleh perencana/MK.

2.2. Penggalian tanah mencakup pemindahan tanah untuk urugan serta

batu-batuan lain yang dijumpai dalam pekerjaan.

2.3. Penggalian untuk pondasi harus mempunyai lebar yang cukup

untuk pembangunan maupun memindahkan rangka/bekesting yang

diperlukan, dan juga untuk mengadakan pembersihan.

XII-12

Page 13: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

2.4. Kalau terjadi kesalahan dalam penggalian tanah sehingga dicapai

kedalaman yang melebihi apa yang tertera dalam gambar, maka

kelebihan dari pada galian harus diurug kembali dengan pasir dan

dilakukan pemadatan sesuai yang dipersyaratkan Biaya akibat

pekerjaan tersebut ditanggung oleh Kontraktor.

2.5. Lapisan atau hasil galian daerah pembangunan yang dipakai

kembali, ditimbun ditempat yang ditunjuk dan atas persetujuan

pengawas.

2.6. Kalau dijumpai akan-akar/bahan yang bisa melapuk pada keadaan

yang diperlihatkan dalam gambar-gambar maka akar bahan tersebut

harus diangkat dan diurug kembali dengan pasir sampai padat.

3. Syarat – Syarat Urugan

3.1. Bagian-bagian yang harus diurug sampai mencapai ketinggian yang

ditentukan, tanah urugan harus cukup baik, bebas dari sisa

(rumput/akar-akar lain-lainnya).

3.2. Pengurugan harus dilakukan lapis demi lapis tebal maksimal

hamparan 30 cm setiap lapisan, kemudian tanah tersebut

dilembabkan sebelum dilakukan pemadatan menggunakan alat

stamper.

3.3. Semua urugan kembali dibawah atau disekitar bangunan dan

pengerasan harus sesuai dengan gambar rencana.

3.4. Tanah sisa urugan atau tanah yang tidak dapat dipakai harus

dibuang keluar site atau atas petunjuk Pengawas/MK.

7. Pekerjaan pondasi

1). Lingkup Pekerjaan.

a. Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja,bahan-bahan peralatan dan

alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan

ini,hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

XII-13

Page 14: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

b. Pekerjaan pondasi meliputi seluruh pekerjaan yang disebutkan dalam

detail yang disebut/ditunjuk dalam gambar atau sesuai dengan

petunjuk Direksi/Pengawas Pekerjaan

c. Seluruh sisa urugan yang tidak terpakai untuk penimbunan dan

penimbunan kembali,juga seluruh sisa-sisa,puing-puing,sampah-

sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.Seluruh biaya

untuk ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

2).Bahan

a. Bahan yang dipergunakan batukarang yang keras tidak poros dan

besarnya tidak lebih dari 30 cm untuk pondasi menerus

b. Semen,pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukan

dalam pekerjaan beton

c. Adukan yang dipakai untuk pasangan pondasi batukali adalah dengan

campuran 1 PC : 5 Psr.

d. Beton yang digunakan untuk pondasi kolam menggunakan Beton

dengan mutu K225

3). Pemasangan

a. Pondasi dialasi dengan pasir urug yang bersih dengan ketebalan sesuai

dengan gambar.Kemudian disiram dengan air secukupnya hingga

jenuh

b. Pada setiap pokok galian dibuat profil pondasi yang terbuat dari kayu

atau bambu dengan ukuran sesuai dengan ukuran pondasi yang akan

dibuat

c. Pasangan batu kosong(aanstamping) dipasang dengan ketebalan sesuai

gambar kerja kemudian diisi pasir dan disiram dengan air sampai

semua lubang batukarang penuh berisi pasir.

d. Batukarang yang telah dipilih dipasang dengan adukan campuran 1 PC

: 5 Psr .batu karang terpasang padat dan diantara batukarang harus

dilapisi adukan serta pasangan permukaan atasnya harus datar/rata dan

waterpas

XII-14

Page 15: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

e. Untuk pondasi beton kolam dilaksanakan sesuai dengan gambar detail.

8. Pekerjaan Beton Bertulang

a. Pedoman Pelaksanaan.

Untuk pelaksanaan pekerjaan dan persyaratan bahan yang digunakan

berlaku :

- Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia ( PUBI-

1982) NI-3

- Peraturan Beton ertulang Indonesia 1971 (NI-2 )

- Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961 (NI-5)

- Peraturan Portland Cement Indonesia 1972 ( NI-8)

- Peraturan Pembangunan Pemda setempat

- Peraturan Bangunan Nasional 1978

- Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun

tertulis yang diberikan Direksi/Konsultan Pengawas

Peraturan-peraturan yang diperlukan supaya disediakan Kontraktor

dilapangan/di ” Site ”

- Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung

1983

- Buku Pedoman Perencanaan untuk Struktur Beton Bertulang

Biasa dan struktur tembok bertulang untuk gedung 1983

- SII 0013-81 ”Mutu dan Cara Uji semen Portland”

- SII 0052-80 ”Mutu dan Cara Uji Agregat Beton ”

- SII 0136-84 ” Baja Tulangan Beton ”

- SII 0784- 84 ” Jaringan Kawat Baja Las untuk Tulangan Beton

b. Keahlian dan Pertukangan

Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton

sesuai penyelesaiannya.Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh

ahli-ahli atau tukang-tukang yang berpengalaman dan mengerti benar

akan pekerjaan beton.Semua Pekerjaan yang dihasilkan harus

XII-15

Page 16: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

mempunyai mutu yang sebanding dengan standar yang umum berlaku

atau yang disarankan oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Apabila

Direksi/Konsultan Pengawas memandang perlu,Kontraktor dapat

meminta nasehat-nasehat dari tenaga ahli yang ditunjuk

Direksi/Konsultan Pengawas atas beban Kontraktor

c. Kualitas Beton

Mutu beton K 225( tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus

beton ukuran 15x15 cm3 pada usia 28 hari) Evaluasi penentuan

karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam

PBI 1971.

Kontrakor harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat

kualitas beton ini dengan memperhatikan data-data pengalaman

pelaksanaan dilain tempat atau dengan mengadakan trial-mix

dilaboratorium yang ditunjuk oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji menurut

ketentuan-ketentuan yang disebut dalam pasal 4.7 dan 4.9 dari PBI

1971 mengingat bahwa W/C factor yang sesuai disini adalah sekitar

0.52-0.55 maka pemasukan adukan kedalam cetakan benda uji

dilakukan menurut pasal 4.9 ayat 3 PBI 1971 tanpa menggunakan

penggetar. Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat

minimum 1 benda uji per 1,5 m3 beton hingga dengan cepat dapat

diperoleh 20 benda uji yang pertama. Pengambilan benda uji harus

dengan periode antara yang disesuaikan dengan kecepatan

pembetonan.

Kontraktor harus membuat laporan tertulis atas data kualitas beton

yang dibuat dengan disahlkan oleh Direksi/Konsultan Pengawas dan

laporan tersebut harus dilengkapi dengan nilai karakteristiknya

disertai sertikat dari laboratorium. Penunjukan laboratorium harus

dengan persetujuan Direksi/Konsultan Pengawas.

XII-16

Page 17: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Selama pelaksanaan harus ada pengujian slump, minimum 5 cm dan

maksimum 12 cm cara pengujian slump sesuai ketentuan yang

berlaku. Harus digunakan vibrator/dril untuk pemadatan beton.

d. Bekisting

Sebelum pengecoran dimulai harus disiapkan dan dipasang bekisting

dengan rapi. Bahan bekesting harus terbuat dari kayu papan tebal 9

mm yang berkualitas baik, permukaan rata dan halus, tidak bocor dan

kuat.

Persiapan untuk instalasi Mekanikal dan Electrik sudah terpasang rapi

sesuai dengan gambar rencana.

e.Pengecoran Beton

Pelaksanaan pengecoran harus merata dan padat.

Seluruh permukaan besi beton harus penuh terselimuti adukan beton.

Selama pengecoran bekisting harus stabil kuat.

Bekisting hanya boleh dibongkar jika umur pengecoran sudah cukup

atau atas petunjuk Direksi.

9. Pekerjaan Kayu

1). Pekerjaan Kayu untuk Pekerjaan Sipil

a. Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja,bahan-bahan,peralatan

dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan seperti yang

dinyatakan dalam gambar.dengan hasil yang baik dan rapi.

b. Pekerjaan kayu ini mencakup semua pekerjaan dengan menggunakan

bahan kayu seperti yang tertera dalam gambar.

c. Standar dan peraturan-peraturan :

* Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961,NI-5

Semua kayu yang akan dipasang/dipakai harus mendapat

persetujuan Direksi/Pengawas Pekerjaan

* Syarat-syarat kelembaban kayu yang dipakai harus memenuhi

syarat PKKI 1961, NI-5.Dihindarkan adanya cacat-cacat kayu

XII-17

Page 18: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

antara lain yang berupa putih kayu,pecah-pecah mata

kayu,melinting.

Kayu harus benar-benar kayu mutu baik dari jenisnya masing-

masing.

* Pengertian Mutu,kelas mutu dan kelas awet seperti yang

ditentukan dalam peraturan Konstruksi Kayu Indonesia 1961, NI-5

d. Pelaksanaan

* Semua ukuran kayu yang tertera dalam gambar adalah ukuran

jadi(sesudah diserut dan finish) dan harus lurus tanpa cacat,tidak

melengkung dan lain-lain yang dapat menurunkan mutu kayu

* Semua pekerjaan kayu seperti diuraikan diatas dipotong diserut

dengan mesin tanpa kecuali

* Pemeriksaan terhadap jenis ,bentuk ukuran maupun mutu wajib

dilakukan dengan teliti.

* Untuk pekerjaan kayu dengan menggunakan paku-paku,sekrup dan

lain-lain alat untuk sambungan harus digunakan yang sesuai

ukurannya

* Alat penyambung baut harus dibuat dari baja ST 37 atau besi yang

mempunyai kekuatan setara dengan baja ST 37

e. Syarat-syarat pengamanan pekerjaan :

* Bahan-bahan kayu dihindarkan/dilindungi dari hujan dan lain-lain

yang dapat menyebabkan cacat atau keruskan pada kayu.

* Kayu yang terpasang dilindungi dari kemungkinan cacat/rusak

yang diakibatkan oleh pekerjaan-pekerjaan lain.

* Bila terjadi kerusakan,Kontraktor diwajibkan untuk

memperbaikinya dengan tidak mengurangi mutu pekerjaan.

Seluruh biaya perbaikan menjadi tanggung jawab Kontraktor

2). Pekerjaan Rangka Usuk ,Reng dan Lisplank

a. Persyaratan bahan

XII-18

Page 19: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

* Usuk kayu kamper ukuran 5/7dan reng dari kayu kamper 3/5

sesuai dengan gambar rencana.

* Lisplank kayu kamper dengan ukuran sesuai dengan gambar

rencana.

* Kayu yang dipakai harus dipilih dari mutu terbaik, kering, lurus

dan tanpa cacat

* Semua bahan kayu yang akan dipasang harus mendapat

persetujuan Direksi/Pengawas Pekerjaan.

* Bahan kayu yang dipakai harus memenuhi syarat-syarat yang

ditentukan dalam PKKI,PUBI 82 pasal 37 dan SII 0458-81.

b.Syarat-syarat Pelaksanaan

* Semua ukuran kayu yang tertera pada gambar adalah merupakan

ukuran jadi sesuai pasaran

* Cara penimbunan bahan-bahan dilapangan dan hasil pengerjaan

tidak boleh sampai mengakibatkan turunnya mutu kegiatan

* Ukuran paku yang digunakan untuk kegiatan rangka atap harus

disesuaikan dengan ukuran usuk dan reng yang dipasang dan harus

memenuhi syarat-syarat dalam PUBI 82 pasal 93 dan SII 0194-78.

* Pasangan Usuk/reng harus merupakan suatu bidang pemasangan

yang rata dengan kelandaian/kemiringan sesuai dengan gambar

rencana.

10. Pekerjaan Penutup atap/Atap onduvilla

1.Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga,bahan-bahan,peralatan dan

alat-alat bantu lainnya yang diperlukan dalam pelaksaksanaan

pekerjaan ini sehingga dicapai hasil pekerjaan yang baik.

b. Meliputi pekerjaan pengadaan,penyetelan dan pemasangan atap

Onduvilla seperti yang disebut dalam gambar rencana

2.Persyaratan bahan

XII-19

Page 20: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

a. Bahan atap dan bubungan yang digunakan adalah atap Keramik dan

telah mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas Pekerjaan

b. Accesories dan alat bantu lainnya yang digunakan harus sesuai

dengan gambar rencana atau sesuai persyaratan dari pabrik yang

bersangkutan.

3.Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Sebelum pelaksanaan dimulai ,Kontraktor diwajibkan memeriksa

gambar-gambar pelaksanaan dan atas dasar gambar tersebut

membuat shop drawing yang diperlukan untuk mendapat persetujuan

dari Direksi/Pengawas Pekerjaan

b. Penyimpanan atap onduvilla disimpan dalam keadaan tetap kering

dan sebaiknya disimpan dalam gudang beratap.

Bila terpaksa disimpan ditempat terbuka harus dilindungi dengan

terpal.

c Pemasangan atap Onduvilla, baru boleh dilaksanakan bila

pemasangan rangka atap sudah benar-benar berada dalam satu

bidang ( tidak bergelombang ). dan benar-benar sudah siap untuk

dipasang sesuai petunjuk Direksi/Pengawas Pekerjaan

d. Pemasangan atap nok Onduvilla dilakukan sedemikian rupa sehingga

benar-benar dapat menutup atap yang terpotong akibat pertemuan

pada sudut atap

e Petunjuk dan saran-saran Direksi/Pengawas Pekerjaan harus

diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan ini dalam upaya

menghasilkan pekerjaan yang berkualitas baik.

11. Pekerjaan Penutup lantai dan dinding keramik

a. Lingkup Pekerjaan

Menyediakan bahan, alat dan tenaga kerja ahli untuk

menyelenggarakan pekerjaan pada dinding-dinding dalam seperti

tersebut dalam gambar atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi

khusus.

b. Bahan-bahan

XII-20

Page 21: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

● Homogenious tile yang digunakan setara Niro Granito

● Tile Adhesive dan Grouting yang digunakan ex. AM, Lemkra atau

setara.

● Warna dan motif disesuaikan dengan perencanaan.

c. Persiapan Keramik

● Setelah lantai dan dinding siap, maka ubin-ubin yang akan dipasang

diseleksi setempat. Untuk mendapatkan ubin-ubin yang baik dan

warna yang sesuai dengan lay-out plan (Rencana Pola Lantai), serta

tidak ada bagian yang gompal retak atau cacat lainnya.

● Pemotongan unit keramik hanya diperkenankan dengan menggunakan

mesin potong dan dihaluskan dengan mesin gerinda.

d. Pemasangan

● Setelah permukaan lantai dan dinding rata, keramik dipasang dengan

menggunakan pastaperekat khusus, adukan 1 PC + 2 pasir atau

perekat lain yang sesuai dengan ketebalan 2 cm.

● Dalam hal penggunaan tile adhesive supaya dilaksanakan sesuai

instruksi penggunaan oleh manufakturer/pabrik.

● Lebar siar (naad) dilaksanakan dengan rata, sama besar dan setiap

perpotongan siar ujung-ujung runcing dan rapi, membentuk dua garis

lurus yang salingtegak lurus.

● Bidang ubin harus rata, aduk terisi padat serta siku dan waterpass.

● 3 x 24 Jam setelah pemasangan keramik selesai, siar (naad) diisi

dengan grouting warna sesuai persetujuan Tim Teknis / Konsultan

Supervisi, sedemikian rupa sehingga lubang-lubang terisi padat.

● Kelebihan air semen, dalam keadaan basah langsung dibersihkan dari

permukaan lantai dan dinding.

● Selama masa pengeringan 3 x 24 jam setelah pemasangan keramik,

permukaannya jangan tertekan atau terkena benturan

● Sisa air semen dibersihkan hati-hati dengan menggunakan sikat

kuningan sertalarutan lemah air keras.

XII-21

Page 22: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

● Bahan-bahan yang dapat merusak unit-unit keramik seperti : minyak,

residu, teak oil harus dijauhkan dari permukaan lantai dan dinding.

12. Pekerjaan Elektrikal

1. Umum

Persyaratan ini merupakan bagian dari persyaratan teknis ini.

Apabila ada klausul dari persyaratan ini yang dituliskan kembali

dalam persyaratan teknis ini, berarti menuntut perhatian khusus

pada klausul-klausul tersebut dan bukan berarti menghilangkan

klausul-klausul lainnya dari syarat-syarat umum.

2. Peraturan dan Acuan

• Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi

atau mengacu kepada Peraturan Daerah maupun Nasional,

Keputusan Menteri, Assosiasi Profesi Internasional, Standar

Nasional maupun Internasional yang terkait. Pemborong

dianggap sudah mengenal dengan baik standard dan acuan

nasional maupun internasional dari Amerika dan Australia

dalam spesifikasi ini. Adapun standar atau acuan yang

dipakai, tetapi tidak terbatas, antara lain seperti dibawah ini :

1.2.1 Umum

• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.

378/KPTS/1978, UDC : 699.81.691.004, tentang

Spesifikasi Bahan Bangunan Untuk

Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada

Bangunan Rumah dan

Gedung.

• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.

378/KPTS/1978, UDC : 699.81.691.005,

tentang Panduan Pemasangan Alat Bantu

Evakuasi Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran

Pada Bangunan Rumah dan Gedung.

XII-22

Page 23: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.

378/KPTS/1978, UDC : 699.81.614.04, tentang

Petunjuk Perencanaan/Struktur Bangunan Untuk

Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan

Rumah dan Gedung.

• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.

378/KPTS/1978, UDC : 699.81.614.84, tentang

Panduan Pemasangan Sistem Deteksi dan Alarm

Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya

Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung.

• Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.

441/KPTS/1998, UDC : 699.81.691.005, tentang

Persyaratan Teknis Bangunan Gedung

(Building of Indonesia).

• Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum No.

10/KPTS/2000, UDC : 699.81.691.005, tentang

Ketentuan Teknis Pengaman Terhadap Bahaya

Kebakaran Pada Gedung dan Lingkungan.

• Peraturan lainnya yang dikeluarkan oleh instansi

yang berwenang seperti PLN, PT Telkom,

PDAM, DPU, Depnaker yang sesuai dengan

pekerjaan ini.

1.2.2 Elektrikal dan Elektronik

• Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL)

2000.

• Peraturan dari Perusahaan Listrik Negara,

Telkom, dan instansi lainnya

• Australian standards (AS) 3000 - SAA Wiring

Rules.

• National Fire Protection Association (NFPA) 70.

XII-23

Page 24: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• National Fire Protection Association (NFPA) 72,

1996.

• Data teknis dari produk dibidang peralatan Tata

Suara, Telepon dan Fire Alarm yang dibuat oleh

pabrik-pabrik dari berbagai Negara.

• Peraturan Departemen Penerangan

• Wolsey, Planning for TV Distribution System

• Wisi, CATV System Refference

• Sony, CATV Equipment

1.2.3 Tata Udara (Ventilasi dan Air Conditioning)

• ASHRAE (American Society of Heating

Refrigeration and Air Conditioning Engineers)

• SMACNA (Sheet Metal and Air Conditioning

Contractors National

Association), ARI

1.2.4 Plumbing

• Pedoman Umum Instalasi Listrik Tahun 2000

• Pedoman Plumbing Indonesia

• Keputusan Peraturan Menteri, Gubernur dan

Pemerintah Daerah

• Peraturan/Pedoman PAM, dan instansi yang

berwenang lainnya

• NFPA, AVE, ASTM, dan peraturan/pedoman

international lainnya yang berhubungan

• Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan.

3. Koordinasi

• Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan

pemborong lainnya, agar pekerjaan dapat berjalan dengan

lancar sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

• Koordinasi yang baik perlu ada agar instalasi yang satu

tidak menghalangi kemajuan instalasi lain.

XII-24

Page 25: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini tidak mengindahkan

koordinasi dari Pengawas Lapangan, sehingga menghalangi

instalasi yang lain, maka semua akibat menjadi tanggung jawab

Pemborong ini.

4. Peralatan Dan Material

• Semua peralatan dan bahan harus baru dan sesuai dengan

brosur yang dipublikasikan, sesuai dengan spesifikasi yang

diuraikan, maupun pada gambar-gambar rencana dan

merupakan produk yang masih beredar dan diproduksi

secara teratur.

4.1 Persetujuan Peralatan dan Material

• Dalam jangka waktu 2 (dua) minggu

setelah menerima Surat Perintah Kerja (SPK),

dan sebelum memulai pekerjaan instalasi

peralatan maupun material, Pemborong diharuskan

menyerahkan daftar dari material-material yang

akan digunakan termasuk country of origin. Daftar

ini harus dibuat rangkap 4 (empat) yang didalamnya

tercantum nama-nama dan alamat manufacture,

catalog dan keterangan-keterangan lain yang

dianggap perlu oleh Pengawas Lapangan dan

Konsultan Perencana antara lain :

− Manufacturer Data

Meliputi brosur-brosur, spesifikasi dan informasi-

informasi yang tercetak jelas cukup detail

sehubungan dengan pemenuhan

spesifikasi.

− Performance Data

Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari

suatu table atau kurva yang meliputi informasi

yang diperlukan dalam

XII-25

Page 26: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

menyeleksi peralatan-peralatan lain yang ada

kaitannya dengan unit tersebut.

− Quality Assurance

Suatu pembuktian dari pabrik pembuat atau

distributor utama terhadap kualitas dari unit

berupa produk dari unit ini sudah

diproduksi beberapa tahun, telah dipasang di

beberapa lokasi dan telah beroperasi dalam

jangka waktu tertentu dengan baik.

• Persetujuan oleh Konsultan Perencana dan

Pengawas Lapangan akan diberikan atas dasar

diatas.

4.2 Contoh Peralatan dan Material

• Pemborong harus menyerahkan contoh bahan-

bahan yang akan dipasang kepada Pengawas

Lapangan paling lama 2 (dua) minggu setelah

daftar material disetujui. Semua biaya yang

berkenaan dengan penyerahan dan pengembalian

contoh-contoh ini adalah menjadi tanggungan

Pemborong.

• Pengawas Lapangan tidak berrtanggung jawab

atas contoh bahan yang akan dipakai dan semua

biaya yang tidak berkenaan dengan penyerahan

dan pengambilan contoh/dokumen ini.

4.3 Peralatan dan Bahan Sejenis

• Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi

penggunaannya sama harus diproduksi pabrik

(bermerk), sehingga memberikan kemungkinan

saling dapat dipertukarkan.

XII-26

Page 27: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

4.4 Penggantian Peralatan dan Material

• Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam

tender sudah memenuhi spesifikasi, walaupun

dalam pengajuan saat tender kemungkinan ada

peralatan dan bahan belum memenuhi

spesifikasi, tetapi tetap harus dipenuhi sesuai

spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai kontraktor

pelaksana pekerjaan.

• Untuk peralatan dan bahan yang sudah

memenuhi spesifikasi, karena suatu hal yang

tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka

sebagai penggantinya harus dari jenis setaraf atau

lebih baik (equal or better) yang disetujui.

• Bila Pengawas Lapangan membuktikan bahwa

penggantinya itu betul setaraf atau lebih baik,

maka biaya yang menyangkut pembuktian

tersebut harus ditanggung oleh Kontraktor.

4.5 Pengujian dan Penerimaan

• Khusus peralatan utama, harus ditest dahulu

oleh Pemilik dan didampingi Konsultan

Perencana di pabrik masing-masing yang

sebelumnya sudah ditest oleh pabrik yang

bersangkutan dan disetujui untuk dikirim ke

lapangan.

• Semua peralatan-peralatan yang sesuai dengan

spesifikasi ini dikirim dan dipasang dan telah

memenuhi ketentuan-ketentuan pengetesan

dengan baik, Pemborong harus

melaksanakan pengujian secara keseluruhan dari

peralatan - peralatan yang terpasang, dan jika

sudah ditest dan memenuhi fungsi- fungsinya

XII-27

Page 28: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari kontrak,

maka seluruh unit lengkap dengan peralatannya

dapat diserahkan berdasarkan Berita Acara oleh

Pengawas Lapangan.

4.6 Perlindungan Pemilik

• Atas penggunaan bahan/material, sistem dan

lain-lain oleh Pemborong, Pemilik dijamin dan

dibebaskan dari segala claim ataupun tuntutan

yuridis lainnya.

5. Ijin-Ijin

• Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan

instalasi ini serta seluruh biaya yang diperlukannya

menjadi tanggung jawab Pemborong

6. Pelaksanaan Pemasangan

• Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai,

Pemborong harus menyerahkan gambar kerja dan

detailnya kepada Pengawas Lapangan dalam rangkap 3

(tiga) untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja

disini adalah gambar yang menjadi pedoman dalam

pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan, jarak

peralatan satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding,

jarak pipa terhadap lantai, dinding dan peralatan,

dimensi aksesoris yang dipakai. Pengawas Lapangan

berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti

ketentuan tersebut diatas.

• Pemborong diwajibkan untuk mengecek kembali atas

segala ukuran/kapasitas peralatan (equipment) yang

akan dipasang. Apabila terdapat keraguan-keraguan,

Pemborong harus segera menghubungi Pengawas

Lapangan untuk berkonsultasi.

XII-28

Page 29: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Pengambilan ukuran atau pemilihan kapasitas peralatan

yang sebelumnya tidak dikonsultasikan dengan

Pengawas Lapangan, apabila terjadi kekeliruan maka hal

tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong. Untuk itu

pemilihan peralatan dan material harus mendapatkan

persetujuan dari Pengawas Lapangan atas rekomendasi

Konsultan Perencana.

• Pada beberapa peralatan tertentu ada asumsi yang

digunakan konsulatan dalam menentukan

performnya, asumsi-asumsi ini harus diganti oleh

Kontraktor sesuai actual dari peralatan yang dipilih

maupun kondisi lapangan yang tidak memungkinkan.

Untuk itu Kontraktor wajib menghitung kembali

performanya dari peralatan tersebut dan memintakan

persetujuan kepada Pengawas Lapangan.

6.1 Penambahan / Pengurangan / Perubahan Instalasi

• Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari

rencana yang disesuaikan dengan kondisi lapangan,

harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak

Pengawas Lapangan.

• Pemborong instalasi ini harus menyerahkan

setiap gambar perubahan yang ada kepada

Pengawas Lapangan sebanyak rangkap 3 (tiga)

set yang akan dikirim oleh Pengawas Lapangan

kepada Konsultan Perencana.

• Perubahan material dan lain-lainnya, harus

diajukan oleh Pemborong kepada Pengawas

Lapangan secara tertulis dan jika terjadi pekerjaan

tambah/kurang/perubahan yang ada harus disetujui

oleh Konsultan Perencana dan Pengawas

Lapangan secara tertulis.

XII-29

Page 30: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

6.2 Sleeves dan inserts

• Semua sleeves menembus lantai beton untuk

instalasi sistem elektrikal harus dipasang oleh

Pemborong. Semua inserts beton yang diperlukan

untuk memasang peralatan, termasuk inserts untuk

penggantung (hangers) dan penyangga lainnya harus

dipasang oleh Pemborong.

6.3 Pembobokan, Pengelasan dan Pengeboran

• Pembobokan tembok, lantai, dinding dan

sebagainya yang diperlukan dalam pelaksanaan

instalasi ini serta mengembalikannya ke kondisi semula,

menjadi lingkup pekerjaan Pemborong instalasi ini.

• Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat

dilaksanakan apabila ada persetujuan dari pihak

Pengawas Lapangan secara tertulis.

6.4 Pengecatan

• Semua peralatan dan bahan yang dicat, kemudian

lecet karena pengangkutan atau pemasangan harus

segera ditutup dengan dempul dan dicat dengan

warna yang sama, sehingga nampak seperti

baru kembali.

7. Penanggung Jawab Pelaksanaan

• Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang

penanggung jawab pelaksanaan yang ahli dan

berpengalaman yang harus selalu ada di lapangan, yang

bertindak sebagai wakil dari pemborong dan mempunyai

kemampuan untuk memberikan keputusan teknis dan

bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi

yang akan diberikan oleh Pengawas Lapangan.

XII-30

Page 31: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada

ditempat pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki oleh

Pengawas Lapangan.

8. Laporan Pengetesan

• Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada

Pengawas Lapangan dalam rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal

sebagai berikut :

− Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi. −

Hasil pengetesan mesin atau peralatan

− Hasil pengetesan kabel

− Hasil pengetesan kapasitas, aliran udara,

temperatur, kelembaban, kuat arus, tegangan, tekanan,

dll.

− Semua pengetesan dan pengukuran yang akan

dilaksanakan harus disaksikan oleh Pengawas

Lapangan.

9. Pemeriksaan Rutin Dan Khusus

• Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus

dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini secara periodik

dan tidak kurang dari tiap 2 (dua) minggu, atau ditentukan

lain oleh Pengawas Lapangan.

• Pemeriksaan khusus dalam masa pemeliharaan harus

dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini, apabila ada

permintaan dari pihak Pengawas Lapangan dan atau bila

ada gangguan dalam instalasi ini.

10. Testing Dan Commissioning

• Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan

commissioning yang dianggap perlu untuk mengetahui

apakah keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan

dapat memenuhi semua persyaratan yang diminta sesuai

XII-31

Page 32: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

dengan prosedur testing dan commissioning dari pabrik

pembuat dan instansi yang berwenang

• Semua bahan dan perlengkapan yang diperlukan untuk

mengadakan testing tersebut merupakan tanggung jawab

Pemborong termasuk daya listrik untuk testing.

11. Masa Pemeliharaan Dan Serah Terima Pekerjaan

• Peralatan dan sistem instalasi ini harus digaransi selama 1

(satu) tahun terhitung sejak saat penyerahan pertama.

• Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama 90

(sembilan puluh) hari kalender sejak saat penyerahan pertama,

bila Pengawas Lapangan/Pemberi

Tugas menentukan lain, maka yang terakhir ini yang akan

berlaku.

• Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi ini

diwajibkan mengatasi segala kerusakan yang akan terjadi

tanpa adanya tambahan biaya.

• Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang

telah selesai dilaksanakan masih merupakan tanggung jawab

Pemborong sepenuhnya.

• Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong

instalasi ini tidak melaksanakan teguran dari Pengawas

Lapangan atas perbaikan/ penggantian/ penyetelan yang

diperlukan, maka Pengawas Lapangan berhak

menyerahkan perbaikan/penggantian/penyetelan tersebut

kepada pihak lain atas biaya Pemborong instalasi ini.

• Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini

harus melatih petugas-petugas yang ditunjuk oleh Pemilik

dalam teori dan praktek sehingga dapat mengenali sistem

instalasi dan dapat melaksanakan pengoperasian dan

pemeliharaannya.

XII-32

Page 33: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan

setelah ada bukti pemeriksaan dengan hasil yang baik yang

ditandatangani bersama oleh Pemborong dan Pengawas

Lapangan.

• Pada waktu unit-unit mesin tiba di lokasi, maka

Pemborong harus menyerahkan daftar komponen/part

list seluruh komponen yang akan dipasang dan dilengkapi

dengan gambar detail/photo dari masing-masing komponen

tersebut, lengkap dengan manualnya. Daftar komponen

tersebut diserahkan kepada Pengawas Lapangan dan

Pemberi Tugas masing-masing 1 (satu) set.

• Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru

dapat dilaksanakan setelah :

− Berita acara serah terima kedua yang menyatakan

bahwa instalasi ini dalam keadaan baik,

ditandatangani bersama oleh pemborong dan

Pengawas Lapangan.

− Semua gambar instalasi terpasang beserta

Operating Instruction, Technical dan Maintenance

Manuals rangkap 5 (lima) terdiri atas 1 (satu) set asli dan

4 (empat) copy telah diserahkan kepada Pengawas

Lapangan.

12. Garansi

• Suatu sertifikat pengetesan harus diserahkan oleh pabrik

pembuatnya. Bila peralatan mengalami kegagalan dalam

pengetesan-pengetesan yang disyaratkan didalam spesifikasi

teknis ini, maka pabrik pembuat bertanggung jawab terhadap

peralatan yang diserahkan, sampai peralatan tersebut

memenuhi syarat-syarat, setelah mengalami pengetesan ulang

dan sertifikat pengetesan telah diterima dan disetujui

oleh Pengawas Lapangan.

XII-33

Page 34: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

13. Training

• Sebelum penyerahan pertama pekerjaan, Pemborong

harus menyelenggarakan semacam pendidikan dan latihan

atau petunjuk praktis operasi kepada orang yang ditunjuk oleh

Pemberi Tugas tentang operasi dan

perawatan lengkap dengan 3 copies buku Operating

Maintenance, Repair Manual dan As-built drawing, segala

sesuatunya atas biaya Pemborong.

13. Pekerjaan Listrik Arus Kuat

1. Umum

• Setiap pemborong yang menangani pekerjaan ini,

haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak

dengan teliti untuk mengetahui kondisi yang

berpengaruh pada pekerjaan ini.

• Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup

pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi

ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana

bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai

dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.

• Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan

atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang

dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban

Pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan

tersebut, sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal

ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. Lingkup Pekerjaan

• Pengadaan, pemasangan dan pengaturan dari perlengkapan

dan bahan yang disebutkan dalam gambar atau Rencana

Kerja dan Syarat-syarat ini, antara lain :

− Sistim penerangan secara lengkap diluar ataupun

didalam bangunan, termasuk didalamnya

XII-34

Page 35: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

pengkawatan, titik nyala lampu, armature, saklar dan

seluruh stop-kontak.

− Kabel feeder untuk panel penerangan.

− Panel penerangan secara lengkap.

− Pekerjaan pentanahan / grounding

• Pengadaan, pemasangan dan mengecek ulang atas

design, baik yang telah disebutkan dalam

gambar/Rencana Kerja dan Syarat-syarat maupun yang

tidak disebutkan namun secara umum/teknis

diperlukan untuk memperoleh suatu sistim yang

sempurna, aman, siap pakai dan handal.

• Menyelenggarakan pemeriksaan, pengujian, dan

pengesahan seluruh instalasi listrik yang terpasang.

• Menyerahkan gambar instalasi yang terpasang (As-built

drawings

3. Ketentuan Bahan Dan Peralatan

3.1 Panel Distribusi

• Panel-panel penerangan lengkap dengan semua

komponen yang harus ada seperti yang ditunjukkan pada

gambar. Panel-panel yang dimaksud untuk beroperasi

pada 220/380V, 3 phasa, 4 kawat, 50 Hz dan solidly

grounded dan harus dibuat mengikuti standard PUIL,IEC,

VDE/DIN, BS, NEMA dan sebagainya.

• Panel-panel harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm

dengan rangka besi dan seluruhnya harus di zinchromate

dan di duco 2 kali dan harus di cat dengan cat bakar,

warna dan cat akan ditentukan kemudian oleh pihak

Owner. Pintu panel-panel harus dilengkapi dengan

master key.

• Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-

komponen dan sebagainya harus diatur sedemikian rupa

XII-35

Page 36: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

sehingga perbaikan-perbaikan, penyambungan-

penyambungan pada komponen dapat mudah

dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen

lainnya.

• Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan

keadaan dan keperluannya dan telah disetujui oleh

Pengawas Lapangan.

• Body / badan panel harus ditanahkan secara sempurna

• Komponen panel :

a. Accessories

• Bus bar, terminal terminal, isolator switch dan

perlengkapan lainnya harus buatan pabrik dan

berkualitas dan dipasang didalam panel dengan kuat dan

tidak boleh ada bagian yang bergetar.

b. Busbar

• Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri

dari 3 busbar phase R-S-T, 1 busbar neutral dan 1

busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus

diperhitungkan dengan besar arus yang mengalir

dalam busbar tersebut tanpa menyebabkan kenaikkan

suhu lebih besar dari 65° C.

• Setiap busbar cooper harus diberi warna sesuai

peraturan PLN, dimana lapisan warna busbar tersebut

harus tahan terhadap panas yang timbul.

c. Circuit breaker

• Circuit breaker untuk penerangan boleh menggunakan

MCB dengan breaking capacity minimal 6 kA simetris.

• Circuit breaker lainnya harus dari tipe MCCB, sesuai

dengan yang diberikan pada gambar rencana dangan

breaking capacity minimal 18 kA simetris

XII-36

Page 37: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Circiuit breaker harus dari tipe automatic trip

dengan kombinasi thermal dan instantaneouse magnetic

unit

• Main Circuit Breaker dari setiap panel emergensi

harus dilengkapi shunt trip terminal.

d. Alat Ukur

• Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi

flush mounting dalam kotak tahan getaran. Untuk

Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm

dengan skala linier dan ketelitian 1% dan bebas pengaruh

induksi serta bersertifikat tera dari LMK/PLN

(minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).

Komponen-komponen pengukuran yang dipakai :

− KWh meter

− Ampermeter

− Voltmeter

e. Proteksi

• Circuit breaker untuk beban komputer harus

dilengkapi Arrester guna melindungi perangkat computer

dari gangguan petir.

3.2 Kabel Tegangan Rendah

• Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu

lainnya harus mendapat persetujuan terlebih dahulu

dari Pengawas Lapangan.

• Untuk kabel feeder/power dari jenis NYY,

NYFGBY kabel penerangan dipergunakan kabel

NYM sedangkan untuk kabel grounding dari

jenis BCC

XII-37

Page 38: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan

untuk tegangan min. 0,6 KV dan 0,5 KV untuk kabel

NYM

• Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5

mm²

3.3 Lighting Fixtures

a. Lampu TLD

• Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum

0,7 mm

• Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu

TL harus dapat memberikan koreksi factor total

minimal 0,85

• Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis Cool

Daylight/54

• Fitting lampu dari tipe yang tidak menggunakan mur

baut

• Semua lighting fixtures harus bebas dari karat dan

lecet-lecet, dicat dengan cat bakar ICI Acrylic

warna putih. Contoh harus disetujui oleh Pengawas

Lapangan effisiensi penerangan yang maksimal,

rapih, kuat serta sedemikian rupa hingga

pekerjaan-pekerjaan seperti penggantian lampu,

pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan

pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.

• Pada semua lighting fixtures harus dibuatkan mur

dan baut sebagai tempat terminal pentanahan

(Grounding)

b. Lampu Tabung (Down Light)

• Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflector

alluminium.

• Lamp holder menggunakan standard E-27.

XII-38

Page 39: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Dia. dari kap lampu minimal 150 mm.

• Lampu yang dipakai dari jenis lampu incandescent

dan PLC atau sesuai gambar. Contoh harus

disetujui oleh Pengawas Lapangan

3.4 Kotak-Kontak dan Saklar

• Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada

dinding tembok bata adalah tipe pemasangan

masuk/inbow (flush mounting)

• Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai

rating 13 A dan mengikuti standard VDE,

sedangkan kotak-kontak khusus tenaga (outbow)

mempunyai rating 15 A dan mengikuti standard BS (3

pin) dengan lubang bulat

• Flush-box (inbow doos) untuk tempat saklar, otak-

kontak dinding dan push button harus dipakai dari

jenis bahan blakely atau metal

• Kotak-kontak dinding yang dipasang 300 mm dari

permukaan lantai kecuali ditentukan lain dan

ruang-ruang yang basah/lembab harus jeniswater

dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang 1,500 mm

dari permukaan lantai atau sesuai gambar

3.5 Konduit

• Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah

dari jenis PVC High Impact dimana diameter dalam

dari konduit minimum 1,5 kali diameter dalam (19

mm) atau dinyatakan lain pada gambar.

3.6 Rak/Tray

• Rak kabel terbuat dari plat digalvanis dan buatan

pabrik, ukurannya disesuaikan dengan kebutuhan.

• Penggantung dibuat dari Hanger Rod, jarak antar

penggantung maximum 1 meter. Penggantung harus

XII-39

Page 40: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

rapi & kuat sehingga bila ada pembebanan tidak

akan berubah bentuk. Penggantung harus dicat dasar

anti karat sebelum dicat akhir dengan warna abu-abu.

• Bahan bahan untuk rak kabel dan penggantung

harus buatan pabrik.

3.7 Perlengkapan Instalasi

• Perlengkapan instalasi yang dimaksud adalah

material-material untuk melengkapi instalasi agar

diperoleh hasil yang memenuhi persyaratan, handal

dan mudah perawatan.

• Seluruh klem kabel yang digunakan harus buatan pabrik.

• Semua penyambungan kabel harus dilakukan

dalam junction box/doos,warna kabel harus sama.

• Juction box/doos yang digunakan harus cukup besar

dan dilengkapi tutup pengaman.

4 Persyaratan Teknis Pemasangan

4.1 Panel

• Sebelum pemesanan/pembuatan panel, harus

mengajukan gambar kerja untuk mendapatkan

persetujuan Perencana dan Pengawas Lapangan.

• Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk

dari pabrik pembuat dan harus rata (horizontal).

• Letak panel seperti yang ditunjukan dalam

gambar, dapat disesuaikan dengan kondisi setempat.

• Untuk panel yang dipasang tertanam (inbow) kabel-

kabel dari/ke terminal panel harus dilindungi pipa

PVC High Impact yang tertanam dalam tembok

secara kuat dan teratur rapi. Sedangkan untuk

panel yang dipasang menempel tembok

XII-40

Page 41: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

(outbow), kabel-kabel dari/ke terminal panel harus

melalui tangga kabel.

• Penyambungan kabel ke terminal harus menggunakan

sepatu kabel (cable lug) yang sesuai.

• Ketinggian panel yang dipasang pada dinding

(wall-mounted) = 1,600 mm dari lantai terhadap

as panel.

• Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus

dilengkapi dengan gland dari karet atau penutup yang

rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.

• Semua panel harus ditanahkan.

4.2 Kabel – Kabel

• Semua kabel dikedua ujungnya harus diberi tanda

dengan kabel mark yang jelas dan tidak mudah lepas

untuk mengindentifikasikan arah beban.

• Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya

sambungan kecuali pada kabel penerangan.

• Untuk kabel dengan dia. 16 mm² atau lebih harus

dilengkapi dengan sepatu kabel untuk terminasinya.

• Semua kabel yang dipasang di atas langit-langit harus

digantung dan dilengkapi klem penjepit jalur konduit

kabel.

• Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel

harus tetap didalam konduit.

• Semua kabel yang akan dipasang menembus

dinding/beton harus dibuatkan sleeve dari pipa

galvanis dengan dia. minimum 2½ kali penampang

kabel.

• Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-

kontak harus didalam kotak terminal yang terbuat dari

bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan

XII-41

Page 42: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya. Tebal kotak

terminal minimum 4 cm.

• Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi

dan tidak saling menyilang.

• Penyambungan konduit kabel untuk penerangan dan

kotak-kontak harus didalam kotak

penyambungan dan memakai alat penyambung

berupa las-dop.

a. Instalasi Kabel Tenaga

• Letak pasti dari peralatan atau mesin-mesin di

sesuaikan dengan gambar dan kondisi

setempat apabila terjadi kesukaran dalam

menentukan letak tersebut dapat meminta

petunjuk Pengawas Lapangan.

• Pemborong wajib memasang kabel sampai dengan

peralatan tersebut, kecuali dinyatakan lain dalam

gambar.

• Tarikan kabel yang melalui trench harus

diatur dengan baik/rapi sehingga tidak saling

tindih dan membelit.

• Tarikan kabel yang menuju peralatan yang

tidak melalui trench atau yang menelusuri

dinding (outbow) harus dilindungi

dengan pipa pelindung. Agar diusahakan pipa

pelindung tidak bergoyang maka harus

dilengkapi dengan klem-klem dan

perlengkapan penahan lainnya, sehingga

nampak rapi.

• Pada setiap sambungan ke peralatan harus

menggunakan pipa fleksibel.

XII-42

Page 43: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Pada setiap belokan pipa pelindung yang lebih

besar dari 1 inchi harus menggunakan pipa

fleksibel, belokan harus dengan radius

min. 15 x diameter kabel.

• Kabel yang ada di atas harus diletakkan pada rak

kabel dan warna kabel harus disesuaikan

dengan phasanya.

• Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi

tanda dengan kabel mark yang jelas dan

tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan

arah beban.

• Setiap kabel daya pada ujungnya harus

diberi isolasi berwarna untuk

mengidentifikasikan phasenya sesuai dengan

PUIL.

• Kabel daya yang dipasang di shaft harus

dipasang pada tangga kabel (cable ladder),

diklem dan disusun rapi.

• Setiap tarikan kabel tidak

diperkenankan adanya sambungan.

• Untuk kabel dengan diameter 16 mm²

atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu kabel

untuk terminasinya.

• Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70

mm² atau lebih harus mempergunakan alat

press hidraulis yang kemudian di solder dengan

timah pateri.

• Untuk kabel feeder yang dipasang didalam

trench harus mempergunakan kabel support

minimum setiap 50 cm.

XII-43

Page 44: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan

cadangan kurang lebih 1 m disetiap

ujungnya.

4.3 Kotak - Kontak dan Saklar

• Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai

adalah tipe pemasangan masuk dan dipasang pada

ketinggian 300 mm dari level lantai untuk

kontak - kontak dan 1.500 mm untuk

saklar atau sesuai gambar detail.

• Kotak-kontak dan saklar yang dipasang

pada tempat yang lembab/basah harus dari

tipe water dicht (bila ada).

• Kotak-kontak yang khusus dipasang pada

kolom beton harus terlebih dahulu

dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya

disamping metal doos tang harus terpasang pada

saat pengecoran kolom tersebut

4.4 Pentanahan (Grounding)

• Sistem pentanahan harus memenuhi peraturan

yang berlaku dan persyaratan yang ditunjukan

dalam gambar/RKS.

• Seluruh panel dan peralatan harus

ditanahkan. Penghantar pentanahan pada

panel-panel menggunakan NYA dengan ukuran

min. 6 mm² dan max. 35 mm²,

penyambungan ke panel harus menggunakan

sepatu kabel (cable lug).

• Dalamnya pentanahan minimal 6,000 mm

dan ujung elektroda pentanahan harus mencapai

permukaan air tanah, agar dicapai harga

tahanan tanah (ground resistance) dibawah 2

XII-44

Page 45: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

(dua) ohm,

yang diukur setelah tidak hujan selama 3 (tiga)

hari berturut-turut

• Pengukuran Pentanahan tanah dilaksanakan

oleh pemborong setelah mendapat

persetujuan dari Pengawas Lapangan.

Pengukuran ini harus disaksikan Pengawas

Lapangan.

5. Pengujian

• Sebelum semua peralatan utama dari system

dipasang, harus diadakan pengujian secara

individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang

setelah dilengkapi dengan sertifikat pengujian

yang baik dari pabrik pembuat dan LMK/PLN

serta instansi lainnya yang berwenang untuk itu.

Setelah peralatan

tersebut dipasang, harus diadakan pengujian secara

menyeluruh dari system

untuk menjamin bahwa system berfungsi dengan

baik. Semua biaya yang

timbul dari pelaksanakan pengujian menjadi

tanggung jawab Pemborong

• Test meliputi :

− Test Beban Kosong (No Load Test)

− Test Beban Penuh (Full Load Test)

5.1 No Load Test

• Test ini dilakukan tanpa beban artinya peralatan

di test satu per satu seperti misal pengujian

Instalasi 0,6/1 KV (Kabel Tegangan

Rendah) :

XII-45

Page 46: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

− Pengukuran tahanan isolasi dengan megger

1,000 Volt

− Pengukuran tahanan instalasi dengan megger

1,000 Volt

− Pengukuran tahanan pentanahan

• Dan harus diberikan hasil test berupa Laporan

Pengetesan/ hasil pengujian pemeriksaan.

Apabila hasil pengujian inyatakan baik, maka

test berikutnya harus dilaksanakan secara

keseluruhan (Full Load Test).

5.2 Full Load Test (Test Beban Penuh)

• Test beban penuh ini harus dilaksanakan

pemborong sebelum penyerahan pertama

pekerjaan. Test ini meliputi :

−Test nyala lampu-lampu dengan nyala semuanya.

−Test Air Conditioning seluruh mesin AC

dihidupkan.

− Test pompa-pompa seluruhnya, yang

dilaksanakan bersama-sama sub pekerjaan

pompa pompa.

• Lamanya test ini harus dilakukan 3 x 24 jam non

stop dengan beban penuh, dan semua biaya dan

tanggung jawab teknik sepenuhnya menjadi

beban pemborong, dengan schedule/pengaturan

waktu oleh Pengawas Lapangan.

• Hasil test harus mendapat pengesahan dari

Perencana dan Pengawas Lapangan. Selesai

test 3 x 24 jam harus dibuatkan Berita Acara

test jam untuk lampiran penyerahan

pertama pekerjaan.

DAFTAR SPESIFIKASI TEKNIS DAN MATERIAL

XII-46

Page 47: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

No. Equipment Material/Type Product

ELEKTRIKAL ARUS

KUAT

1 Panel

- IntiMuara

- Hansa Prima

2 Komponen Pengaman

- Cirkuit Breaker

- Air Circuit Breaker

- Contactor

- Magnetic Contactor dan Relay

- Merlin Gerin

- Telemecanique

- Siemens

- ABB

3 Battery Charger

- Chlotide Battery

S.E

- Asia Ptc.Ltd

- Lokal

(Indonesia)

4 Kabel-Kabel NYY,NYM, NYA

- Kabel Metal

- Kabelindo

- Tranka

- Supreme

5 Conduit Pipe PVC SHI (Super High Impact)- EGA

- Clipsal

6Kabel Try / Kabel

Ladder

- Treestar

- Tree Abadi

7Saklar / Stop Kontak /

Outlet

- Clipsal

- ABB

8Lampu-lampu Indoor /

Interior

- PHILIPS

9 Komponen-komponen - Tube - PHILIPS

XII-47

Page 48: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

- Ballast

- Condensator

- Fitting

- Plat Body

Galvanized Tebal 0.7 mm

Cat Duco/Bakar

14. Pekerjaan Telepon

1. Umum

• Setiap pemborong yang menangani pekerjaan ini,

haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak

dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang

berpengaruh pada pekerjaan.

• Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup

pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi

ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana

bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai

dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.

• Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan

atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang

dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban

Pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan

tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini

tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. Lingkup Pekerjaan

• Mengurus ijin penyambungan sistem telepon dengan

sambungan nomer telepon atau sesuai persetujuan

Pemberi Tugas.

• Mempersiapkan jaringan dalam ( indoor wiring system),

meliputi penyediaan dan pemasangan :

XII-48

Page 49: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

− Kabel dan pipa instalasi telepon − Kabel feeder telepon

− Kotak kontak telepon

− Kelengkapan-kelengkapan lainnya yang menunjang

pekerjaan ini.

• Pengadaan dan pemasangan pesawat standard dan

pesawat eksekutif lengkap dengan display dan hands

free atau sesuai persetujuan Pemberi Tugas.

• Pengadaan dan pemasangan terminal box telepon

• Mengadakan test sistem secara menyeluruh, sehingga

sistem telepon tersebut dapat berfungsi dengan tepat dan

benar.

• Menyelenggarakan pemeliharaan terhadap sistem,

termasuk penyediaan suku cadang selama waktu

minimal 1 tahun.

• Mengadakan training bagaimana menggunakan sistem

telepon.

3. Persyaratan Teknis

3.3.1 Pesawat Telepon (Extension)

• Pesawat-pesawat telepon yang disediakan adalah tipe

standard dan tipe executive. Tipe executive harus

mempunyai display digital, hands free dan kelebihan

lainnya.

• Pesawat yang ditawarkan harus dinyatakan baik

oleh Perum Telkom, serta mampu bekerja secara

normal pada jaringan lokal Perum Telkom.

3.3.2 Terminal

• Untuk setiap penyambungan kabel telepon harus dengan

metoda jumpering dan memakai terminal-terminal

berisolasi sesuai standard TELKOM.

• Untuk terminal yang ditempatkan pada lokasi

berkelembaban tinggi, maka box terminal harus diberi

XII-49

Page 50: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

pelindung dari bahan anti karat dengan pintu-pintu yang

kedap udara.

3.3.3 Kabel Telepon.

• Semua kabel harus mempunyai kabel cadangan untuk

pengganti, seandainya terjadi kerusakan saluran dan atau

untuk menampung perkembangan dikemudian hari.

• Untuk penggunaan didalam bangunan digunakan

jenis ITC (indoor-telepone cable) dengan diameter

minimal 0,6 mm². Jumlah inti kabel disesuaikan dengan

petunjuk dalam gambar.

• Untuk penggunaan diluar bangunan dan tertanam

digunakan UTC (Underground telepon cable) dengan

diameter minimal 0,6 mm². Jumlah inti kabel disesu aikan

dengan petunjuk dalam gambar.

• Tidak diperkenankan mengganti jenis, ukuran dan jumlah

inti kabel, tanpa ada persetujuan Pengawas Lapangan.

3.3.4 Conduit Telepon.

• Kabel telepon dimasukkan kedalam pipa

pelindung/konduit dari pipa PVC High Impact

berdiameter minimum ½ inchi.

• Pemasangan konduit harus rapi, kuat dan teratur.

• Setiap sambungan harus dilakukan pada kotak sambung

(doos) yang dilengkapi tutup.

• Untuk mempermudah pengenalan, maka konduit

kabel telepon harus dicat warna biru selebar 3 cm

disetiap jarak lebih kurang 1 meter.

• Pemasangan konduit harus dilengkapi klem, elbouw dan

peralatan bantu lain yang sesuai serta dipasang dengan

cara yang benar.

3.3.5 Outlet

XII-50

Page 51: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Terbuat dari bahan plastik warna putih yang tahan

panas, flush mounting dan bukan jenis claw fix.

• Dilengkapi box baja galvanized tebal minimum 3,5 mm.

4. Persyaratan Teknis Pemasangan

• Letak outlet telepon seperti yang ditunjukkan dengan

gambar dan disesuaikan dengan keadaan setempat.

• Apabila terjadi kesukaran dalam menentukan letak

tersebut, dapat dimintakan petunjuk MK.

• Penarikan saluran (dalam konduit) harus dikelompokkan

secara rapi dengan kode nomor yang berurutan

sesuai lokasi (nomor) pesawat telepon.

• Pemasangan konduit yang berada didalam kolom

dilaksanakan sebelum pengecoran sedangkan yang

berada didinding dilaksanakan sebelum dinding diplester.

Konduit tersebut dilengkapi kawat pancingan dan dijaga

agar tidak pecah.

• Untuk penarikan kabel dibawah tanah harus memiliki

ke dalam minimal 600 mm dan dilindungi batu

pengaman bertuliskan “telepon”. Tidak diperkenankan

adanya penyambungan pada kabel bawah tanah.

• Pelaksanaan penarikan kabel bawah tanah tidak boleh

dilaksanakan pada malam hari dan harus disaksikan/di

setujui Pengawas Lapangan.

• Pelaksanaan instalasi pemeriksaan dan pengujian

hasil instalasi harus dilaksanakan sesuai dengan

ketentuan yang dikeluarkan oleh TELKOM.

5. Testing/Commissioning

• Setelah pekerjaan Telephone ini diselesaikan, harus

dilakukan Testing dan Comissioning yang disaksikan oleh

Pengawas Lapangan.

• Biaya Testing menjadi beban Pemborong.

XII-51

Page 52: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

DAFTAR SPESIFIKASI TEKNIS DAN MATERIAL

No. Equipment Material/Type Product

ELEKTRIKAL ARUS

LEMAH

1PABX/Key Telepon

dan Pesawat Telepon

- Panasonic

- LG

2 MATV - Peralatan Utama- Panasonic

- Irco Spain

- Kabel

- Belden

- Yuri

- Ikusi

3 CCTV- Panasonic

- Phillips

4Kabel-Kabel Arus

Lemah

-

- Kabel Metal

- Kabelindo

- Tranka

- Supreme

15. Pekerjaan Plumbing

1. Umum

• Setiap pemborong yang menangani pekerjaan ini,

haruslah mempelajari seluruh Dokumen Kontrak

dengan teliti, untuk mengetahui kondisi yang

berpengaruh pada pekerjaan.

• Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup

pekerjaan yang dijelaskan baik dalam spesifikasi

ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana

XII-52

Page 53: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

bahan-bahan dan peralatan yang digunakan harus sesuai

dengan ketentuan- ketentuan pada spesifikasi ini.

• Bila ternyata ada perbedaan antara spesifikasi bahan

atau peralatan yang dipasang dengan spesifikasi yang

dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban

Pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan

tersebut sehingga sesuai dengan ketentuan pada pasal ini

tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

2. Lingkup Pekerjaan

• Meliputi penyediaan air bersih beserta instalasinya,

pengelolaan air kotor dan drainasi air hujan termasuk :

pemilihan, pengadaan, pemasangan serta pengujian

material maupun sistem keseluruhan sehingga sistem

plumbing dapat berjalan dan beroperasi dengan baik dan

benar sesuai gambar rencana dan persyaratan ini.

• Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan

instalasi plambing.

• Pengukuran terhadap ketinggian site terutama untuk

kemiringan saluran dan peil banjir.

• Sistem dan unit-unitnya meliputi :

− Jaringan pipa air bersih untuk di dalam bangunan.

− Jaringan pipa - pipa air kotor dan bekas di dalam

bangunan.

3. Penjelasan Sistem

3.1 Air Bersih

• Untuk memenuhi kebutuhan ini, air disupplai

jaringan yang ada (Existing) langsung ke masing-

XII-53

Page 54: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

masing fixture unit melalui pompa booster Existing

di Roof.

3.2 Air Panas

• Untuk memenuhi kebutuhan air panas di dapatkan

dari Solar water heater yang dipasang diatas atap

bangunan dengan sumber air dari sistem air bersih dan

langsung di supply ke semua outlet yang memerlukan

air panas.

3.3 Air Buangan

• Air buangan mencakup air kotor.

• Air bekas adalah air buangan tidak tercemar dari bak

cuci tangan, kamar mandi, pengering lantai dan

kitchen sink.

• Air kotor adalah untuk jenis air buangan dari urinal

dan water closet

• Pada proyek ini sistem untuk pengelolaan air buangan

ini adalah :

− Air bekas disalurkan secara gravitasi dengan pipa-

pipa ke dalam saluran pipa utama drainase

existing yang menuju ke saluran kota dan air

kotor disalurkan secara gravitasi dengan pipa

menuju septic tank existing kemudian

disalurkan ke bidang peresapan.

4. Ketentuan Bahan Dan Peralatan

• Material yang dipakai harus baru serta memenuhi

persyaratan teknis dan gambar rencana. Untuk itu

pelaksana harus menyediakan contoh-contoh sebelum

XII-54

Page 55: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

pemasangan guna mendapatkan persetujuan Pengawas

Lapangan.

• Material-material yang dipakai meliputi :

4.1 Pipa – Pipa

• Untuk jaringan air bersih digunakan pipa PPR

PN10

• Untuk jaringan air panas digunakan pipa PPR

PN20

• Untuk pipa air buangan dan air kotor digunakan

pipa PVC klas AW (10 kg/cm²) dengan

sambungan Solvent Cement (perekat) yang

sesuai untuk jenis pipa PVC.

• Sambungan antara pipa yang berlainan jenis

dilakukan dengan menggunakan adaptor atau

coupling.

• Sebelum pemasangan/penyambungan dilakukan,

pipa-pipa harus dalam keadaan bersih dari

kotoran baik pada bagian yang akan disambung

ataupun didalam pipa itu sendiri.

• Semua jenis sambungan, pemasangannya tidak

diperbolehkan berada dalam beton/dinding.

4.2 Katup Katup (Valve)

• Katup penutup/gate valve untuk pipa-pipa dengan

diameter sampai 2” dapat menggunakan bahan

kuningan atau bronze dengan kualitas terbaik.

• Katup penutup/gate valve untuk pipa-pipa

dengan diameter lebih besar dari 2”

XII-55

Page 56: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

menggunakan bahan cast iron/ baja tuang anti

karat.

4.3 Alat-alat Plumbing

• Alat-alat peturasan/urinal dari type flush valve

• Water closet type flush yang dipakai harus dari

kualitas terbaik.

• Produk san itary fixtures yang digunakan sesuai

spesifikasi Arsitek.

4.4 Alat - Alat Bantu (Accesories)

• Alat bantu untuk semua pipa harus digunakan

dari bahan-bahan sejenis sesuai dengan bahan

pipanya.

5. Persyaratan Teknis Pemasangan

5.1 Pipa – pipa

a. Umum

• Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta

peralatan lainnya harus sesuai dengan

gambar rencana dan harus dikerjakan dengan

cara yang benar untuk menjamin

kebersihan serta kerapihan.

• Semua pipa dan fitting harus dibersihkan

dengan cermat dan teliti sebelum

dipasang/disambung.

• Selama pemasangan, bila terdapat ujung-

ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan

pemipaan yang tersisa pada setiap tahap

pekerjaan, harus ditutup dengan menggunakan

XII-56

Page 57: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

caps atau plug untuk mencegah masuknya

kotoran/benda-benda lain.

• Semua pemotongan pipa harus memakai pipa

cutter dan harus rapi dan tidak tajam

(diampelas).

• Pekerjaan pemipaan harus dilengkapi dengan

semua katup-katup yang diperlukan antara

lain katup penutup, pengatur, katup balik dan

sebagainya sesuai dengan fungsi system dan

yang diperlihatkan dalam gambar.

• Sambungan lengkung, reducer dan expander

dan sambungan-sambungan cabang pada

pekerjaan pemipaan harus mempergunakan

fitting buatan pabrik.

• Semua pipa harus dipasang lurus sejajar

dengan dinding/bagian dari bangunan pada

arah horizontal maupun vertikal.

• Semua pemipaan yang akan disambung dengan

peralatan harus dilengkapi dengan wartel mur

atau flens.

• Untuk setiap pipa yang menembus dinding

basement harus menggunakan pipa flexible

untuk melindungi dari vibrasi akibat terjadinya

penurunan struktur gedung.

• Setiap arah perubahan aliran untuk

pemipaan air kotor yang membentuk sudut

90° harus digunakan 2 buah elbow 45° dan

XII-57

Page 58: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

dilengkapi dengan clean out serta arah dan

jalur aliran agar diberi tanda.

• Katup (valve) dan saringan (strainer) harus

mudah dicapai untuk pemeliharaan dan

penggantian. Pegangan katup (Valve handle)

tidak boleh menukik.

• Semua pekerjaan pemipaan air limbah harus

dipasang secara menurun ke arah titik

buangan. Pipa pembuangan dan vent harus

disediakan guna mempermudah pengisian

maupun pengurasan. Untuk pembuatan vent

pembuangan hendaknya dicari titik terendah

dan dibuat cekung serta ditempatkan yang

bebas untuk melepaskan udara dari dalam.

• Semua jaringan pipa dilengkapi dengan : Valve,

wash out untuk air bersih dan Clean out, air

vent, wash out untuk jaringan pipa air kotor.

• Kemiringan menurun dari pekerjaan pemipaan

air limbah harus seperti berikut kecuali seperti

diperlihatkan dalam gambar.

• Dibagian dalam toilet, φ 50 mm - 100 atau

lebih kecil : 1 - 2 %.

• Dibagian dalam bangunan φ 150 mm atau

lebih kecil : 1%.

• Pekerjaan pemipaan tidak boleh digunakan

untuk pentanahan listrik.

• Apabila terjadi kemacetan, pengotoran atas

bagian bangunan atau finish arsitektural atau

XII-58

Page 59: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

timbulnya kerusakan lain karena kelalaian,

maka semua perbaikannya adalah menjadi

tanggung jawab Pemborong.

b. Penggantung dan Penumpu Pipa

• Pemipaan harus ditumpu atau digantung

dengan hanger, brackets atau sadel

dengan tepat dan sempurna agar

dimungkinkan gerakan-gerakan pemuaian

atau peregangan pada jarak yang tidak boleh

melebihi jarak yang diberikan dalam list berikut

ini :

PIPA GALVANIZED

NoUkuran Pipa

(mm)

Interval

Mendatar (m)

Interval Tegak

(m)

1 ≤ φ 20 1.8 2

2 φ 25 ~ φ 40 2.0 3

3 φ 50 ~ φ 80 3.0 4

4 φ 100 ~ φ 150 4.0 4

XII-59

Page 60: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

PIPA PVC

NoUkuran Pipa

(mm)

Interval

Mendatar (m)

Interval Tegak

(m)

1 ≤ φ 50 0.6 0.9

2 ≤ φ 80 0.9 1.2

3 ≤ φ 100 1.2 1.5

4 ≤ φ 150 1.8 2.1

• Bila dalam suatu kelompok pipa yang terdiri dari bermacam-

macam ukuran, maka jarak interval yang dipergunakan harus

berdasarkan jarak interval pipa ukuran terkecil yang ada.

• Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam

keadaan sempurna. Semua pemasangan harus rapi dan sebaik

mungkin.

• Semua pipa dan gantungan, penumpu harus dicat dasar

zinchromate dan pengecatan sesuai dengan peraturan-

peraturan yang berlaku.

5.2 Sambungan Pipa

a. Sambungan Ulir

• Penyambungan antara pipa dan fitting

mempergunakan sambungan ulir berlaku untuk

ukuran sampai dengan φ 65 mm.

• Kedalaman ulir pipa harus dibuat sehingga fitting

dapat masuk pada pipa dengan diputar tangan

sebanyak 3 ulir.

XII-60

Page 61: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Semua sambungan ulir harus mempergunakan

perapat Henep dan zink white dengan campuran

minyak.

• Semua pemotongan pipa harus memakai pipe

cutter dengan pisau roda.

• Tiap ujung pipa bagian dalam harus

dibersihkan dari bekas cutter dengan reamer.

• Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat

sambungan.

b. Sambungan Las

• Penyambungan antara pipa dan fitting

mempergunakan sambungan las berlaku

untuk ukuran diatas φ 65 mm.Sambungan

las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las.

Kawat las atau elektrode yang dipakai harus sesuai

dengan jenis pipa yang dilas.

• Sebelum pekerjaan las dimulai, Pemborong harus

mengajukan kepada Pengawas Lapangan contoh

hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.

• Tukang las harus mempunyai sertifikat

pengelasan dan hanya boleh bekerja sesudah

mempunyai surat ijin tertulis dari Pengawas

Lapangan.

• Setiap bekas sambungan las harus segera dicat

dengan cat khusus untuk mencegah korosi.

• Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las

listrik yang berkondisi baik menurut penilaian

Pengawas Lapangan.

XII-61

Page 62: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

c. Sambungan flanged

• Sambungan flanged harus dilengkapi rubber

set/ring, seal dari karet secara homogen.

d. Sambung Lem

• Penyambungan antara pipa dan fitting PVC

mempergunakan lem yang sesuai dengan jenis

pipa dan rekomendasi dari pabrik pembuat.

• Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting,

untuk itu harus mempergunakan alat press

khusus. Selain itu pemotongan pipa harus

mempergunakan alat pemotong khusus agar

pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang

pipa.

• Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci

harus mengikuti spesifikasi dari pabrik pipa.

e. Sambungan yang Mudah Dibuka

• Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat

saniter sebagai berikut :

− Antara Lavatory Faucet dan supply Valve.

− Pada waste fitting dan siphon. Pada

sambungan ini kerapatan diperoleh dengan

adanya packing dan bukan seal threat

5.3 Selubung Pipa

• Selubung untuk pipa harus dipasang dengan baik

setiap kali pipa tersebut menembus konstruksi

beton.

XII-62

Page 63: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup

untuk memberikan kelonggaran diluar pipa

ataupun isolasi.

• Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi

tuang ataupun baja. Untuk yang kedap air harus

digunakan sayap.

• Untuk pipa-pipa yang akan menembus

konstruksi bangunan yang mempunyai lapisan

kedap air (water proofing) harus dari jenis “

flushing sleeves”.

• Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat

kedap air dengan rubber sealed atau “caulk”.

5.4 Katup Label (Valve Tag)

• Tags untuk katup harus disediakan ditempat-

tempat penting guna operasi dan pemeliharaan.

• Fungsi-fungsi seperti “ normally open” atau

normally close” harus ditunjukkan di tags katup.

• Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal

dan diikat dengan rantai atau kawat.

5.5 Pembersihan

• Setelah pemasangan dan sebelum uji coba

pengoperasian dilaksanakan, pemipaan di setiap

service harus dibersihkan dengan seksama,

menggunakan cara-cara /metoda-metoda yang

disetujui sampai semua benda-benda asing

disingkirkan.

XII-63

Page 64: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Desinfeksi :

− Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu

dibilas atau dari 200 mg/l chlor selama 1 jam

setelah itu dibilas.

− Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l

chlor selama 1 jam dan setelahitu dibilas.

6. Pengujian

6.1 Umum

• Semua biaya dan peralatan yang diperlukan

untuk melakukan pengujian disediakan oleh

pelaksana kontraktor.

• Kontraktor harus memberitahukan kepada

pengawas lapangan paling lambat 3 (tiga)

hari kerja sebelum mulai pelaksanaan

pengujian.

• Dalam masih ada kebocoran atau belum

berfungsinya suatu sistim dengan baik, maka

pelaksana harus memperbaiki peralatan

tersebut & mengulangi pengujian lagi.

• Alat-alat bantu untuk pengujian antara lain

manometer, pompa-pompa dan lain-lain, harus

dalam keadaan baik dan ditera secara resmi.

6.2 Pipa dan Jaringan Pipa

• Untuk pipa air bersih, pengujian dilakukan dengan

ketentuan 2 (dua) kali tekanan kerja selama 8

jam tanpa ada penurunan tekanan uji. Dalam hal

ini tekanan uji saluran air bersih = 12 atm.

selanjutnya sebelum pipa dan jaringan pipa

XII-64

Page 65: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

siap untuk pertama kalinya dioperasikan,

maka pelaksana wajib melakukan desinfektansi”

terlebih dahulu (dengan desinfektansi yang

disetujui). Pada prinsipnya pengetesan

dilakukan dengan cara bagian perbagian atau

panjang pipa max. 100 mtr.

• Untuk pipa air kotor, air buangan dan ventilasi

pengujian dilakukan dengan test rendam dengan

air selama 8 jam.

7. Training

• Kontraktor harus memberikan training bagi operator

minimal 3 (tiga) orang yang ditunjuk oleh pemberi

tugas, sebelum diterbitkannya surat keterangan

serah terima pekerjaan pertama.

• Materi training teori dan pratek sampai dapat

mengetahui operasi dan maintenance.

8. Referensi Produk

• Peralatan, bahan dan material yang

dipergunakan harus memenuhi spesifikasi.

Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan

alternative lain yang setaraf dan Pemborong baru

dapat menggantinya bila sudah ada persetujuan resmi

dan tertulis dari Pengawas Lapangan.

XII-65

Page 66: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Referensi produk yang dapat dipakai adalah sebagai

berikut :

No. Equipment Material/Type Product

1 Pipa Air Bersih PPR-PN 10- ATP Toro

- ERA

Pipa Air Panas PPR-PN 20- ATP Toro

- ERA

Pipa Air kotor, Air

Bekas, Air hujanPVC-AW 10Kg/cm2

- Rucika

- Pralon

- Wavin

2Katup-katup Peralatan

pipaValve/ Gate Valve

- Kitazawa

- Toyo

- Sowa

- Key Stone

3 Solar Water Heater - Wika Solarhart

16. Pekerjaan Instalasi Pemadam Kebakaran

1. Peraturan-Peraturan, Ijin-Ijin

a. Kontraktor/Pemasok harus mendapatkan ijin-

ijin yang berhubungan dengan pajak-pajak /

retribusi dari Instansi yang berhubungan dengan

dilaksanakannya Pekerjaan Instalasi Kebakaran.

b. Biaya yang timbul sehubungan dengan hal

tersebut di atas menjadi tanggungan dari Kontraktor /

Pemasok.

XII-66

Page 67: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

c. Pekerjaan ini harus dikerjakan oleh Kontraktor /

Pemasok yang mempunyai Surat Ijin Instalasi

Pemadam Kebakaran.

2. Petunjuk Operasi / Sistem Instalasi

a. Sesudah pekerjaan Instalasi selesai dan berjalan

dengan baik, Kontraktor diharuskan menyediakan

tenaga yang cakap untuk memberi latihan kepada

operator-operator yang ditunjuk oleh Pemberi

Tugas, supaya Operator-operator tersebut dapat

menjalankan Instalasi maupun Pemeliharaannya.

b. Sesudah pekerjaan Instalasi selesai, Kontraktor

diwajibkan pula menyerahkan dokumen yang

berisikan cara operasi maupun cara pemeliharaan dari

system Instalasi. Dokumen ini harus disetujui dahulu

oleh CM sebelum diserahkan kepada Pemberi

Tugas. Banyak dokumen yang diserahkan rangkap 3

(tiga) set.

3. Pemeliharaan Dan Masa Pemeliharaan

a. Kontraktor diharuskan menyediakan tenaga yang

cakap guna keperluan pemeliharaan terhadap

instalasi yang telah selesai dipasang dan temasuk

dalam kontrak, selama 6 bulan dihitung dari masa

penyerahan Instalasi kepada Pemberi Tugas.

b. Kontraktor harus bersedia dating sewaktu-waktu

jika terjadi kemacetan atau kerusakan, serta

memperbaiki masalah tersebut dengan segera.

Semua pekerjaan perbaikan tersebut harus

menjadi tanggung jawab Main Kontraktor jika

XII-67

Page 68: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

kerusakan disebabkan oleh Kualitas Pekerjaan

maupun Kualitas Material yang jelek.

c. Kontraktor harus mengadakan pemeriksaan berkala

terhadap instalasi yang telah berjalan dan membuat

catatan yang perlu guna pemeliharaan dari Instalasi

system Tersebut.

4. Pengujian

a. Kontraktor harus melaksanakan pengujian

terhadap Sistem Instalasi yang telah dipasang

baik secara sebagian maupun secara keseluruhan,

sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah

berlaku atau yang ditentukan oleh Spesifikasi.

b.Kontaktor harus mengadakan pengujian dan

pengetesan yang disaksikan Pihak Direksi.

Kontraktor harus menanggung segala biaya yang

timbul dalam pengujian - pengujian ini.

c. Apabila didalam pengetesan Instalasi ini menyangkut

pihak lain, maka pihak lain tersebut harus ikut

menyaksikan pengetesan ini dan diminta

memberikan saran-saran / masukan agar jalannya

testing aman.

d. Kontraktor harus memberikan hasil pengujian

kepada Direksi Lapangan. Hasil - hasil pengujian

akan dipakai untuk menentukan apakah system

Instalasi yang telah dipasang berfungsi

sebagaimana mestinya.

e. Pengujian harus dilakukan oleh Dinas

kebakaran sampai mendapatkan Surat Ijin /

XII-68

Page 69: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Rekomendasi untuk pengurusan IBP (Ijin Penggunaan

Bangunan) segala sesuatunya merupakan Tanggung

Jawab Kontraktor.

5. Syarat Teknis Pelaksanaan

5.1 Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan Instalasi Proteksi Kebakaran meliputi :

a. Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan

Instalasi Hydrant dan Sprinkler

b. Pekerjaan Sipil yang berhubungan dengan

Pekerjaan Ini.

c. Semua Ijin yang berhubungan dengan Dinas

Kebakaran Pemerintah Daerah Setempat

menjadi tanggungan Kontraktor.

d. Pengujian system secara keseluruhan.

5.2 Penjelasan Mengenai Sistem

System Proteksi kebakaran untuk Proyek ini terdiri

atas system hydrant dan system Sprinkler. System

Hydrant yang diinginkan untuk proyek ini adalah

menggunakan hydrant Box Type Indoor. System

Sprinkler yang digunakan adalah system dengan

pancaran ke bawah. Tipe dari system tersebut diatas

direncanakan memakai “Tipe Basah” (Wet System),

ini berarti bahwa semua katup penyediaan air untuk

system harus dalam kondisi terbuka penuh dan

tekanan dalam air dalam jaringan pemipaan dijaga

setiap saat.

XII-69

Page 70: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

5.3 Cara Kerja Sistem

Apabila katup kebakaran pada system hydrat

terbuka atau kepala sprinkler pada system sprinkler

pecah berdasarkan system yang telah ditetapkan

yaitu Tipe Basah, maka air dalam jaringan

pemipaan dari system akan langsung keluar

sehingga tekanan air dalam pipa akan turun. Hal

ini mengakibatkan pompa kebakaran akan bekerja

secara otomatis.

5.4 Sistem Pemadam Kebakaran

5.4.1 Pipa Pemadam Kebakaran

Jenis pipa yang dipakai adalah Pipa

Black steel Schedule 40.BS.1387/67,

Produk yang digunakan merk Bakrie,

PPI. Semua fitting harus dari jenis/bahan

yang sama dengan pipa yang digunakan.

Diameter dan jalur pipa adalah seperti

yang tercantum dalam gambar Perencanaan.

5.4.2 Hydrant Box Type Indoor

a. Fire Landing Valve, terdiri dari valve

diameter 65 dan 40 mm dan dilengkapi

dengan hand wheel untuk membuka

dan menutup.

b. Accessories

• Fire Hose Cabinet : Terbuat dari plat

baja, tebal 1.2 mm sedang untuk rangka

dan pintu plat baja 1.6 mm. Dilapisi

dengan cat dasar dan cat finishing

XII-70

Page 71: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

berwarna merah. hose rack, hose dan

nozzle.

• Fire Hose : Selang kebakaran) untuk

In Door Unit mempunyai Diameter 40

mm dan Panjang 30 mm. fire

Hose yang dipasang harus dari bahan

kanvas dengan lapisan luar dapat

mencegah pejamuran serta

couplingnya sesuai dengan standard

coupling Dinas Kebakaran Pemerintah

Setempat.

• Nozzle. : dari bahan baja galvanized

(GS), besi galvanized (GI), Kuningan

atau Perunggu. Untuk Outdoor Unit

dipakai Nozzle Tipe jet. Ukuran

disesuaikan dengan hose yang ada.

• Hose Rack : Hose Rack adalah alat

penempatan hose dalam box agar

terlindungi dari kelembaban dan mudah

dioperasikan. Ukuran disesuaikan dengan

hose yang ada.

• Siamese Connection : Siamese

Connection yang dipasang adalah tipe

kepala ganda ukuran 100 x 2 x 65 mm

dan couplingnya harus sesuai dengan

standard Dinas Kebakaran Pemerintah

Setempat.

XII-71

Page 72: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Valve Box : Bak Kontrol untuk

valve terbuat dari konstruksi beton

bertulang dengan dimensi panjang x

lebar = 50 x 50 cm dan dapat

disesuaikan dengan kedalaman pipa.

Lokasi penempatan valve box adalah

seperti yang terlihat dalam gambar

perencanaan.

5.5 Pemasangan

Pipa induk proteksi kebakaran

• Pemasangan pipa adalah sesuai

dengan gambar perencanaan. Pada

header dipasang pressure switch yang

mengatur mati/hidupnya masing-masing

pompa, pipa serta perlengkapan untuk

pengetesan pompa. Pada bagian -bagian

tertinggi dari pia dipasang air valve dia.25

mm.

• System Penyambungan Pipa dia.< 2.5

Inch, harus menggunakan sambungan

Ulir. Pipa dia > 2.5 Inch, harus

menggunakan sambungan Las.

• Penggantung Pipa Pipa horizontal dalam

bangunan, harus diberi penggantung

dengan persyaratan ;

- Bahan dari besi.

- Mampu menahan 5 x berat pipa berisi

air.

XII-72

Page 73: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

- Jarak antar penggantung maksimum

3.5 meter.

- Sebelum dipasang harus dicat dengan

zink chromate.

Pipa yang menembus beton bangunan

harus disediakan selubung dengan

persyaratan :

- Bahan dari besi tuang / pipa baja

- Lebar celah antara selubung dengan

dinding luar pipa minimal 25 mm.

- Pipa yang menembus beton bangunan

yang mempunyai lapisan kedap air,

maka celah antara selubung dengan

pipa harus dibuat kedap air.

- Pipa dibawah jalan dibungkus

dengan pipa baja, celah antara

selubung dengan pipa diisi pasir.

- Pipa dalam tanah :

Kedalaman galian > 75 cm dari

permukaan tanah.

Sekeliling pipa harus diberi pasir

setebal 15 cm.

Sebelum dipasang, pipa harus

dicat flinkut (flincoat),

minimal 3 lapis.

Pipa harus diberi tumpuan setiap

jarak 3 meter.

XII-73

Page 74: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

5.6 Testing

Instalasi Pipa

Seluruh instalasi Pipa harus dilaksanakan

testing dengan Test Pressure 15 ATm

bagian per bagian, masing-masing selama 4

jam terus menerus, tanpa ada kebocoran /

penurunan pada test Pressure.

Setiap kali dilakukan penyambungan

pipa pemadam kebakaran dilakukan testing

ini (sehubungan dengan pekerjaan pemasangan

yang bertahap).

Pompa :

a. Dapat bekerja secara otomatis dan

manual.

b. Dapat berfungsi dengan sumber daya

dari PLN maupun dari Genset.

Seluruh system dilakukan percobaan sampai

berfungsi dengan baik. Perlatan testing

disediakan oleh Kontraktor dan atau

beban/biaya kontraktor sendiri. Pada waktu

testing dan percobaan diawasi oleh wakil

Owner dan Direksi Lapangan.

17. Pekerjaan Tata Udara

1. Lingkup Pekerjaan

1.1 Umum

• Lingkup pekerjaan ini meliputi pengadaan,

pemasangan, pengujian, garansi, sertifikasi,

service, pemeliharaan, penyediaan gambar

XII-74

Page 75: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

terinstalasi, petunjuk operasi dan pemeliharaan

serta latihan petugas instalasi ini dari pihak

pemilik bangunan.

• Pemborong harus bertanggung jawab untuk

mengenali dengan baik semua persyaratan

yang diminta didalam spesifikasi ini, termasuk

gambar-gambar, perincian penawaran (bills of

quantity), standard dan peraturan yang terkait,

petunjuk dari pabrik pembuat, peraturan

setempat dan perintah dari Pengawas

Lapangan selama masa pelaksanaan

pekerjaan. Klaim yang terjadi atas pengabaian

hal-hal di atas tidak akan diterima.

• Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi

peralatan dan material yang dipasang dengan

spesifikasi yang dipersyaratkan, merupakan

kewajiban Pemborong untuk menggantinya

tanpa ada penggantian biaya.

1.2 Lingkup Pekerjaan Utama

• Lingkup pekerjaan utama ini akan meliputi

tetapi tidak terbatas pada:

- Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan

pengujian instalasi ducting, distribusi udara

lengkap dengan damper, gantungan penguat

dan sebagainya.

XII-75

Page 76: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

- Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan

pengujian system ventilasi Exhaust Fan dan

Intake Fan.

- Pengadaan, pemasangan, dan pengujian

seluruh instalasi air pengembunan (drainage)

sampai ke saluran air terdekat.

- Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan

pengujian sumber daya listrik bagi instalasi

ini seperti kabel, pressure sensor dan semua

perlengkapan penunjang lainnya.

- Melaksanakan pekerjaan testing, adjusting

dan balancing dari semua instalasi yang

terpasang, sehingga instalasi bekerja

dengan sempurna, sesuai dengan kriteria-

kriteria design.

- Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan

pengujian return air grille, exhaust air

louver, fresh air louver, exhaust air

grille lengkap dengan rangka dan volume

damper.

- Pengadaan, pemasangan isolasi dibawah

atap lengkap dengan bahan dan

perlengkapan alat bantu yang digunakan.

- Memberikan training mengenai cara

pengoperasian, pemeliharaan dan

perbaikan dari peralatan-peralatan Air

Conditioning dan instalasi perpasang.

XII-76

Page 77: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

{program training harus mencakup segi

teori/prinsip dasar serta aplikasinya}

- Menyerahkan gambar-gambar, buku

petunjuk cara menjalankan dan memelihara

serta data teknis lengkap peralatan instalasi

terpasang.

- Mengadakan pemeliharaan instalasi ini

secara berkala selama masa pemeliharaan.

- Memberikan garansi terhadap

mesin/peralatan dan instalasinya yang

terpasang selama 1 (satu) tahun

sejak serah terima pertama (kesatu).

- Melakukan testing dan commissioning

instalasi tersebut.

1.3 Lingkup Pekerjaan Terminasi

• Pekerjaan yang diuraikan di dalam spesifikasi ini

adalah pekerjaan yang mempunyai hubungan

dengan instalasi lain yang harus secara lengkap

dan terkoordinasi dikerjakan oleh Pemborong

instalasi ini.

- Menyambung kabel daya ke unit AC dan Fan

yang disediakan oleh Pemborong listrik.

- Menyambung pipa drain ke pipa drain utama

sampai ke saluran terdekat.

• Koordinasi dengan Pemborong lain maupun

Instansi terkait untuk menjamin bahwa instalasi

tersebut sudah benar, aman dan memenuhi

persyaratan.

XII-77

Page 78: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

2. Persyaratan Teknis Umum

2.1 Umum

• Pasal-pasal di bawah ini menjelaskan

secara umum ketentuan ketentuan yang

perlu diikuti untuk semua bagian yang

dalam pelaksanaannya berhubungan dengan

instalasi Tata Udara.

• Gambar-gambar dan spesifikasi adalah

ketentuan spesifik yang saling melengkapi dan

sama mengikatnya.

2.2 Publikasi, Code dan Standard

• Publikasi, code dan standard yang berlaku

di Indonesia wajib dijadikan pedoman untuk

instalasi peralatan ini. Untuk publikasi, code

dan standard yang belum ada di Indonesia,

Pemborong wajib mengikuti publikasi, code

dan standard internasional yang berlaku dan

merupakan edisi terakhir antara lain seperti :

- SMACNA - 85

- ASHRAE - Guide and data Book, ARI

- NFPA - 90A

- ASTM, ASME

- AMCA

- CTI

- PUIL 2000

- Pedoman Plumbing Indonesia

- Keputusan/Peraturan Menteri, Gubernur dan

Pemerintah daerah

XII-78

Page 79: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

- Peraturan lainnya yang dikeluarkan

oleh instansi yang berwenang.

- Petunjuk dari pabrik pembuat peralatan.

2.3 Kondisi Perancangan

• Kondisi udara luar bangunan :

- Temperatur rata-rata : 33° C

- Relative Humidity : 70 - 75 %

- Kecepatan angin rata-rata : 7 - 10 mile/jam

• Kondisi udara dalam bangunan :

- Temperatur : 23° ±2° C

- Relative Humidity : 55 - 65 %

- Ventilasi : 15 - 20 cfm/org

2.4 Kriteria Kebisingan/Noise Criteria (NC)

• Batas - batas yang diijinkan untuk

perkantoran : 40 50 dB.

2.5 Perlindungan Kebakaran

• Semua peralatan maupun instalasi yang

mengharuskan tahan terhadap api dalam

jangka waktu tertentu, maupun terhadap

penyebaran api yang disebabkan adanya

celah-celah antara pipa dengan dinding atau

lantai harus menggunakan material yang

sesuai untuk tujuan tersebut.

3 Peralatan Utama

3.1 Ventilasi

3.1.1 Umum

• Spesifikasi yang diuraikan di bawah

ini adalah sebagai kebutuhan dasar

XII-79

Page 80: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

yang harus diikuti. Sedangkan

ketentuan-ketentuan spesifik terhadap

tipe, kemampuan (performance)

peralatan, perlengkapan dan lainnya

dapat dilihat pada lembar “Referensi

Produk” yang menyertai dokumen ini.

• Fan harus sudah mendapatkan

sertifikat, sesuai standard yang berlaku

di negara dimana fan tersebut dibuat,

sebagai contoh AMCA standard 210 - 74

di Amerika.

• Sound pressure level harus dilengkapi

dalam dB dengan Re - 10E12 w pada

octave band mid. frek. 60 - 4000 Hz.

• Pada dasarnya semua fan harus

mempunyai noise level yang rendah

dalam operasinya dan dalam batas-batas

yang normal.

3.1.2 Spesifikasi Teknis

• Propeller Fan (wall mounted atau ceiling

fan)

~ Fan dari type propeller untuk dinding

seperti ditunjukkan dalam gambar atau

daftar peralatan.

~ Untuk fan dinding lengkap dengan

automatic shutter dari jenis alluminium

XII-80

Page 81: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

(bila ditunjukkan dalam Gambar Rencana

atau Daftar Peralatan).

~ Untuk fan dinding dengan kapasitas

besar dan static pressure tinggi (high

pressure fan), rangka fan dari baja yang

dicat anti karat dengan impeller dari

alluminium diecast.

~ Rangka untuk dudukan fan digantung

pada lantai dari besi pelat dan besi

siku dan gantungan dari besi

penggantung (steel rod) yang dilengkapi

peredam getaran (vibration isolator).

~ Rangka untuk dudukan fan pada dinding

dari kayu jati, dengan baut-baut yang

tahan karat.

~ In-Line Axial Fan.

~ Impeller harus tipe airfoil blade dari

bahan polypropylene dan digerakan

langsung.

~ Casing terbuat dari thermoplastic.

~ Fan Harus statis dan dinamis balance dari

pabriknya.

~ Motor dari jenis TEFC, IP 44, Isolasi klas

F.

~ Noise levelnya rendah.

4. Pekerjaan Ducting Existing

4.1 Spesifikasi Teknis

4.1.1 Umum

XII-81

Page 82: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Jika tidak diterangkan secara khusus istilah

ducting secara umum berarti pekerjaan duct,

fitting, damper, support, dan lain- lain

komponen/aksesoris yang diperlukan untuk

melengkapi instalasi ini.

• Jalur-jalur ducting yang terlihat pada Gambar

Rencana adalah gambar dasar yang

menunjukkan route dan ukuran ducting

existing.

4.1.2 Publikasi Dan Standard Yang Digunakan

• ASHRAE, the Guide and Data Book.

• SMACNA (Sheet Metal and Air

Conditioning Contractors

National Association)

4.1.3 Sambungan flexible

Pemborong harus memasang sambungan

flexible connection dari bahan double sheet

glass cloth tebal 0,65 mm atau lebih dengan

isolasi density minimum 16 kg/m³ jenis fire

resistant ke ducting yang masuk/keluar dari

fan dan FCU atau indoor unit.

• Panjang flexible connection tak lebih dari

20 cm, dan tidak menimbulkan kebocoran

pada sambungan.

• Cara pemasangan harus dalam satu garis

lurus sedemikian rupa, sehingga tidak

menyebabkan pengecilan luas

penampang.

XII-82

Page 83: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

4.1.4 Grille dan Diffuser

• Grille dan diffuser harus terbuat dari

bahan alluminium anodized profile dan

ex. Local. Pemasangan diffuser/grille ke

plafond harus memakai rubber sponge

tebal 6 mm.

• Warna untuk grille dan diffuser di

anodized dengan warna akan

ditentukan kemudian oleh

Arsitek/Pengawas Lapangan/Pengawas

Lapangan.

• Supply air diffuser dan fresh air

intake grille harus mempunyai

vertical dan horizontal blade yang dapat

diatur defleksinya dan memakai volume

damper.

• Konstruksi Exhaust air grille dan return

air grille tanpa memakai volume

damper.

• Tidak dibenarkan memakai baut pada

permukaan dari grille/diffuser.

4.1.5 Louvers

Louvers boleh dari bahan galvanized atau

alluminium seperti ditentukan pada gambar

atau sesuai permintaan arsitek, dengan

ketebalan 1 mm. Setiap pemasangan louvers

XII-83

Page 84: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

harus dilengkapi dengan bird (insect) screen

pada bagian dalamnya. Luas efektif louvers

harus lebih besar dari 50% luas permukaan.

4.2 Pekerjaan Isolasi

4.2.1 Umum

Seperti yang ditunjukan dalam gambar

rencana, Pemborong wajib membuat contoh

cara mengerjakan isolasi yang diperlukan untuk

mendapatkan persetujuan dari Pengawas

Lapangan/Pengawas Lapangan sebelum

dilaksanakan.

4.2.2 Peralatan

a. Pipa, Alat-alat Bantu dan Peralatan Pengadaan

dan pemasangan isolasi untuk pipa, alat-

alat bantu dan peralatan yang ditentukan,

lengkap dengan material bantu lainnya yang

menunjang bagi keperluan isolasi

tersebut.

b. Isolasi Pipa

• Pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant

dan pipa drain.

• Ketebalan isolasi pipa refrigerant adalah 1”.

• Ketebalan isolasi pipa drain (kondensasi)

adalah :

- Diameter s/d 2” tebal ¾ “

- Diameter 2 ½ “ s/d 4” tebal 1”

XII-84

Page 85: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Selanjutnya setelah diisolasi dibalut dengan

vinil atau yang dianjurkan oleh pabrik

pembuat isolasi.

• Untuk pipa drain dalam tanah isolasi

memakai styrofoam class d2, tebal 2”

dan diseal pada sambungan antara

dengan flinkcote air dan

selanjutnya dibalut dengan

bituminous sheet dengan tebal 1 ½ mm

(Premseal 100).

• Cara melekatkan isolasi ke pipa

memakai perekat yang dianjurkan

pabrik pembuat isolasi, demikian juga

dengan sambungan antaranya.

• Pada setiap sambungan pipa, harus

memakai blok kayu berbentuk lingkaran

penuh dari kayu jati selebar 50 mm dan

setebal sama dengan isolasi. Ukuran

diameter kayu tepat sama dengan

diameter luar pipa. Sambungan kayu

dan isolasi harus rapat dan memakai

perkat. Selanjutnya pada sambungan

tersebut dibalut dengan adhesive

alluminium foil selebar 200 mm.

c. Isolasi Alat-alat bantu Pipa

Semua alat-alat bantu (accessories pipa seperti

valve, strainer dan lain-lain sejenisnya) harus

diisolasi. Cara pengisolasiannya sedemikian

XII-85

Page 86: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

rupa sehingga tidak merusak isolasi bila

peralatan tersebut perlu untuk

diperbaiki/diservice.

d. Isolasi Peralatan

Peralatan-peralatan yang berhubungan dengan

refrigerant sistem,air eliminatir harus

diisolasi. Cara pengisolasiannya sedemikian

rupa sehingga bila ada perbaikan dari

peralatan tersebut isolasi gampang dan

mudah tanpa menimbulkan kerusakan pada

isolasi.

e. Perlindungan Isolasi Terhadap Kerusakan

- Untuk pipa dan alat bantu pipa (accessories)

yang diisolasi dan berada di ruang

terbuka yang terkena sinar matahari dan

hujan, harus memakai pelindung alluminium

sheet jacketing ketebalan 0,5 mm

dengan sistem sambungan yang

sedemikian rupa sehingga air hujan tidak

bias merembes/ bocor kedalam isolasi

tersebut.

- Untuk alat bantu pipa cara pelaksanaan

pelindung dengan metal jacketing

sedemikian rupa sehingga mudah

dilepas/dibuka tanpa merusak

pelindungnya, apabila ada perbaikan.

- Setiap gantungan pipa yang diisolasi tetapi

tanpa memakai metal jacketing, antara

XII-86

Page 87: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

clamp gantungan dan isolasi harus

memakai metal dudukan (saddle) dari BJLS

80 selebar 150 mm dan setengah

lingkaran atau penuh sesuai tipe

gantungan yang sisi-sisinya dilipat

5. Pekerjaan Pemipaan

5.1 Umum

Seperti apa yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana,

Jalur-jalur pipa yang terlihat pada adalah gambar dasar

yang menunjukkan route dan ukuran pipa.

Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan

setempat (shop drawing) dan dengan jalur-jalur

instalasi lainnya, diperlukan dan mendapat

persetujuan dari Pengawas Lapangan / Pengawas

Lapangan sebelum dilaksanakan.

5.2 Peralatan

a. Pipa Refrigerant

• Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan

secara hati- hati dan sebaik mungkin, sebelum

dipasang semua bagian harus sudah bersih, kering

dan bebas dari debu dan kotoran dan

hendaknya dipasang sependek mungkin.

• Pipa tembaga dari jenis K yang dehydrated

dan sealed. Diameter pipa yang dipakai harus

disesuaikan kembali dengan kapasitas pendingin

mesin dan panjang ekivalen pipa.

XII-87

Page 88: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Perbedaan tinggi antara condencing dan

evaporator dan panjang pipa tidak melebihi

yang ditentukan oleh pabrik pembuat.

• Sambungan pipa jenis “hard drawn” tubing

harus disambung dengan perantaraa wrought

copper fitting atau non porous brass

fittings, dan dianjurkan dipakai solder perak

dengan meniupkan gas mulia seperti nitrogen

kering kedalam pipa yang sedang

disambung untuk menghindarkan terbentuknya

kerak oksida didalam pipa.

• Solder lunak “tintlead 50-50” tidak boleh

dipergunakan. Solder “tintlead 95-5” dapat

dipergunakan kecuali pada pipa discharge

gas panas.

• Pipa jenis “soft drawn tubing” dapat disambung

dengan solder, nyala api atau lainnya yang

sesuai untuk pipa refrigerant. Pada

pipa “precharger refrigerant lines” yang

disediakan oleh pabriknya maka harus

dipasang sesuai dengan persyaratan

pabrik.

• Pipa refrigerant harus disangga dan digantung

dengan baik untuk mencegah melentur dan

meneruskan getaran mesin kepada bangunan.

• Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan

persyaratan

XII-88

Page 89: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

“Ashrae Guide Book” dan atau persyaratan

pabrik.

• Suatu alat pengering refrigerant (filter drier)

dengan kapasitas

yang cukup serta “sight glass moisture indicator”

harus dipasang

pada bagian “liquid line” setiap pipa terpasang,

sight glass harus

dilengkapi dengan tutup pelindung, filter drier

harus menurut ARI Standard 710, hendaknya

jenis full flow replacable care.

• Fitting untuk flare points hendaknya jenis

standard SAE forged brass flare nenurut ARI

/standard 720 dengan unit short shank

flare.

• Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan

refrigerant sebelum pemasukkan tiap thermostatic

expansion valve.

• Pipa-pipa yang menembus dinding/plat betton

harus memakai sleeve dan sekitarnya diisi

dengan bahan caulking umpamanya

compriband atau building sealant.

• Pipa sebelum diisolasi harus ditest sampai 12

kg/cm² selama 24

jam.

• Gantungan pipa sesuai dengan gambar detail,

jarak gantungan

XII-89

Page 90: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih dari :

− sampai ½” : berjarak 1,2 m

− diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m

− diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m

• Penggantung pipa pada plat beton memakai

Phillips red heat

(dyna-bolt).

• Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai

clamp atau collar yang dipasang erat pada

pipa dan menumpu pada floor

memakai rubber pad.

• Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan

dinding/bagian

dari bangunan pada arah horizontal maupun

vertical.

• Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º

dan 45º ada dasarnya untuk sudut belokan 90º dan

45º terutama untuk pipa pembuangan digunakan

long radius dan dalam hal kondisi

setempat tidak memungkinkan maka menggunaan

short radius harus mendapat persetujuan tertulis

dari MK dan konsultan perencana.

• Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang

dulu dalam keadaan sempurna.

• Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada

supports.

XII-90

Page 91: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Type dan fitting harus bebas dari tegangan

dalam yang diakibatkan dari bahan yang

dipaksakan.

b. Pipa Kondensasi (drain)

• Pipa sebelum disambung harus dibersihkan dahulu

bagian luar dari kotoran-kotoran yang melekat

dan disambung dengan lem perekat yang dianjurkan

oleh pabrik pipa.

• Untuk sambungan ulir harus memakai seal

tape untuk mencegah kebocoran dan tidak

diperkenankan memakai plumber rope, edangkan

untuk sambungan menggunakan lem, semua bagian

yang akan disambung harus sudah bersih, kering dan

bebas dari debu, kotoran dan hendaknya

dipasang sependek mungkin.

• Pipa sebelum dipasang harus dibersihkan

dahulu bagian dalamnya dari kotoran-kotoran

yang melekat.

• Pipa-pipa yang menembus dinding/plat beton

harus memakai sleeve dan sekitarnya diisi dengan

bahan caulking umpamanya compriband atau

building sealant.

• Pipa harus dites sampai 10 kg/cm² selama 24

jam.

• Gantungan pipa sesuai dengan gambar detai,

jarak gantungan

XII-91

Page 92: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

pipa/penyangga pipa tidak boleh lebih dari :

− sampai ½” : berjarak 1,2 m

− diameter ¾“ s/d 1” : berjarak 1,8 m

− diameter 1¼“ s/d 2” : berjarak 2,3 m

− diameter 2¼“ s/d 5” : berjarak 2,5 m

• Penggantung pipa pada plat betton memakai

phillip red head

(dyna-bolt).

• Pipa-pipa yang ditahan lantai, ditunjang pakai

clamp atau collar yang dipasang erat pada

pipa dan menumpu pada floor memakai rubber

pad.

• Semua pipa harus dipasang lurus sejajar dengan

dinding/bagian dari bangunan pada arah horizontal

maupun vertikal.

• Sudut belokan yang diperbolehkan ialah 90º

dan 45º pada dasarnya untuk sudut belokan 90º dan

45º terutama untuk pipa pembuangan digunakan

long radus dan dalam hal kondisi

setempat tidak memungkinkan maka menggunaan

short radius harus mendapat persetujuan tertulis

dari MK dan konsultan perencana.

• Sebelum pipa dipasang, supports harus dipasang

dulu dalam keadaan sempurna.

• Semua pipa harus bertumpu dengan baik pada

supports.

XII-92

Page 93: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Type dan fitting harus bebas dari tegangan

dalam yang diakibatkan ari bahan yang

dipaksakan.

• Pipa drain (kondensasi) dari PVC class D dan

dilengkapi dengan isolasi.

6. Pekerjaan Listrik

6.1 Umum

• Seperti yang ditunjukan dalam gambar rencana,

jalur-jalur kabel, perletakan panel dan motor seperti

yang tercantum adalah gambar dasar yang

menunjukkan route, lokasi panel dan perletakan

instrument control. Pemborong wajib

menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop

drawing) dan dengan jalur-jalur instalasi

lainnya, diperlukan dan mendapat persetujuan

dari Pengawas Lapangan/Pengawas Lapangan

sebelum dilaksanakan.

• Pemborong wajib mengikuti peraturan-peraturan

yang berlaku yang dikeluarkan oleh :

- Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL)

2000

- Perusahaan Listrik Negara (PLN)

- Lembaga Masalah Ketenagaan (LMK)

- Dinas Pemadam Kebakaran (DPK)

- Lembaga Pengujian Bahan

- Dinas Keselamatan Kerja

XII-93

Page 94: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

6.2 Spesifikasi Teknis

6.2.1 Motor Listrik

• Motor, AC, Split

- Jenis induction motor, permanent split,

dengan thermal overload protector.

- 3 phase 220/380 V/50 Hz

- 3 tingkat kecepatan

- Insulation class E

• Motor Fan

- Motor yang menjadi satu dengan fan, jumlah

phase tergantung kapasitas fan

• Semua motor listrik yang digunakan untuk proyek

ini mempunyai power factor minimal 0,8.

Putaran maksimum 1450 rpm ( untuk motor-

motor tersebut di atas). Motor-motor yang digunakan

disini harus sudah memenuhi standard NEMA

(Amerika), BS (Inggris), DIN (Jerman) dan JIS

(Jepang).

6.2.2 Panel

• Semua komponen yang digunakan untuk panel

tenaga dan panel-panel control harus dari

merek yang sama dengan yang digunakan pada

instalasi listrik.

• Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat bsi

setebal 2 mm, dilengkapi dengan kunci Yale atau

setaraf. Pengecatan dengan cat dasar dan duco

XII-94

Page 95: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

minimal 2 kali. Warna finishing ditentukan

Kemudian.

• Panel-panel yang bukan berasal langsung

dari produk peralatan tertentu yaitu panel-

panel yang dirakit lokal haruslah berasal dari

pembuat panel khusus, untuk merek

komponen yang dipakai.

• Tiap-tiap panel dan unit mesin harus

digrounded. Tahanan pentanahan harus lebih

kecil dari 2 ohm, diukur setelah minimal tidak

hujan 2 (dua) hari.

6.2.3 Panel Starter

• Star Delta Starter : Bila motor berkapasitas

lebih besar atau sama dengan 7,5 HP

• Direct on Line : Bila motor berkapasitas

dibawah 7,5 HP

• Panel starter harus dilengkapi dengan pilot

lamp green, red, white untuk ON, OFF, O/L,

plat nama untuk peralatan yang dilayani serta

push button ON/OFF dan disconnecting switch

bila memakai remote starstop.

• Semua komponen yang dipergunakan untuk

panel tenaga dan panel-panel control harus dari

merk yang sama yang digunakan pada instalasi

listrik.

• Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat besi

XII-95

Page 96: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

setebal 2 mm, dilengkapi dengan kunci Yale

atau setaraf. Pengecatan dengan cat dasar dan

duco minimal 2 kali. Warna finishing ditentukan

kemudian.

• Panel-panel yang bukan berasal langsung

dari produk peralatan tertentu yaitu panel-

panel yang dirakit local haruslah berasal dari

pembuat panel khusus, untuk merek komponen

yang dipakai.

• Tiap-tiap panel dan unit mesin harus

digrounded. Tahanan pentanahan harus lebih

kecil dari 2 ohm, diukur setelah minimal tidak

hujan 2 (dua) hari.

6.2.4 Wiring

• Wiring untuk instalasi listrik dan control

harus dipasang dalam PVC conduit high

impact.

• Wiring diagram hendaknya disesuaikan

dengan kebutuhan peralatan AC yang

bersangkutan.

• Disetiap tarikan kabel tidak boleh ada

sambungan.

• Jari-jari belokan kabel, hendaknya minimum

1,5 kali diameter kabel.

• Menghubungkan kabel pada terminal harus

menggunakan “kabel schoen”, kabel 25 mm²

XII-96

Page 97: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

keatas pemasangan “kabel schoen”

menggunakan timah pateri lalu dipress hydraulis.

• Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang

press tangan.

• Setiap kabel yang menuju terminal peralatan

harus dilindungi memakai metal flexible

conduit.

• Kabel yang dipasang pada dinding luar harus

memakai metal conduit dan diclamp rapi ke

dinding memakai clamp pipa.

• Kabel-kabel yang digantung pada plat beton

harus memakai clamp penggantung dan wire

rod yang diramset ke beton.

7. Instalasi

7.1 Umum

Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang

sesuai dengan cara pemasangan yang secara teknis

praktis, baik dan dapat dipertanggung jawabkan serta

sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau

publikasi yang dikeluarkan pabrik dari peralatan atau

alat-alat bantu tersebut.

7.2 Landasan Peralatan

Semua landasan untuk peralatan, compressor dan motor,

mempunyai ukuran sedemikian rupa sehingga tidak ada

bagian-bagian peralatan, compressor maupun motor

yang berada di luar landasan. Berat peralatan

XII-97

Page 98: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

diartikan berat dalam operasinya.

7.3 Platforms

Untuk peralatan seperti outdoor unit, indoor unit, fan

dan sejenisnya yang menggantung dan duduk pada

suatu platform, maka platform harus diperkuat dengan

suatu frame besi channel (siku) yang dilas atau dibautkan,

atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan

tidak bergetar dalam operasinya.

7.4 Penetrasi Atap

Semua bagian instalasi yang menembus atap seperti

duct, pipa,

venting harus dilengkapi dengan pinggiran beton (curb)

keliling bagian-

bagian instalasi tersebut sehingga konstruksinya betul-

betul kedap air.

7.5 Pencapaian Peralatan Untuk Service

• Semua bagian peralatan ataupun peralatan bantu

dalam prinsip pemasangannya harus mudah untuk

bisa diamati, diservice dan mudah dicapai dalam

perbaikan, termasuk juga accessories pipa, valve,

clean out, damper, filter, venting dan lain-lain.

Untuk itu Pemborong dalam pemasangannya wajib

memperhatikan posisi yang terbaik dari peralatan

dan accessories tersebut, sehingga tujuan yang

dimaksud tercapai.

• Disamping itu Pemborong harus mengusulkan

XII-98

Page 99: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

kepada Pengawas Lapangan/Pengawas Lapangan (bila

belum ditunjukkan pada gambar) pintu-pintu service

(access panel), untuk setiap peralatan dan accessories

yang berada dalam shaft atau ceiling yang

memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang tepat.

• Bila dalam Gambar Rencana sudah ditunjukkan ada

acces panel yang diperlukan, maka penggeseran untuk

posisi yang tepat dari acces paneltersebut sehubungan

dengan letak peralatan/accessories dan kaitannya

dengan arsitek/interior perlu dibicarakan dengan

Pengawas Lapangan/Pengawas Lapangan untuk

disetujui.

7.6 Perlindungan Peralatan Dan Bahan

• Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi

Pemborong untuk melindungi peralatan-peralatan,

bahan-bahan, baik yang sudah, maupun belum

terpasang bila diperkirakan bisa rusak, cacat ataupun

mengganggu situasi sekitarnya ataupun oleh alam

(hujan, debu, pasir, lembab) ataupun oleh bahan-bahan

kimia sekitarnya.

• Sebelum penyerahan, instalasi seperti peralatan-

peralatan fixture dan lain-lain, dibersihkan atau dites

dan di adjust kembali untuk membuktikan bahwa

peralatan dan bahan beroperasi dengan baik.

• Peralatan dan bahan yang rusak atau cacat karena

tidak dilakukan perlindungan yang benar adalah

merupakan bagian instalasi yang tidak bisa diterima

XII-99

Page 100: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

(serah terima belum 100%).

7.7 Pengecatan

• Semua bagian pekerjaan yang menyangkut carbon

steel yang tidak digalvanis harus dicat dasar dan cat

finish. Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian

harus bebas dari grease, minyak dan segala kotoran

yang melekat.

• Urut-urutan pengecatan adalah cat dasar anti karat

dan cat finish terdiri atas dua lapis cat copolymer.

• Untuk peralatan-peralatan yang cat pabriknya

rusak/cacat dalam pengangkutan, peyimpanan dan

lain sebagainya harus dicat kembali sesuai aslinya

atau sesuai dengan warna yang ditentukan Pengawas

Lapangan/Pengawas Lapangan. Untuk jalur-jalur pipa,

kode warna disesuaikan dengan standard.

7.8 Anti Karat

• Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal

dari besi dan sebelumnya tidak diperlukan

untuk anti karat (semacam penggantung, dudukan,

landasan, flange dan lain-lain) harus dicat dengan cat

anti karat, yaitu Zinchromate dan selanjutnya cat finish

dengan warna yang ditentukan kemudian. Semua baut,

mur dan washer haruslah Zinc electroplated.

• Landasan penyangga peralatan (steel bases),

seluruhnya harus bersih dan bebas dari las-lasan, dicat

XII-100

Page 101: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

dasar dengan Zinchromate dan cat akhir finish dua lapis.

7.9 Sleeve, Built In Insert

• Peralatan bantu, sleeve dan lain-lain yang diperlukan

tertanam atau menembus concrete atau tembok

harus dipasang dan dilengkapi sesuai petunjuk nstalasi.

Untuk itu ukuran, posisi yang disiapkan untuk

keperluan tersebut harus dikonsultasikan dengan

Pengawas

Lapangan/Pengawas Lapangan dan disertai gambar

detail.

• Semua pipa tembus dinding harus menggunakan

sleeve dengan clearance ¾” jika pipa berisolasi,

cleareance tetap dibutuhkan ¾” antara isolasi dan

sleeve menembus atap harus diperpanjang ± 200 mm di

atas atap lantai. Setelah pemasangan pipa cleareance

harus diisi dengan sealant yang tahan api atau fire stop.

7.10 Penomoran, Nama Peralatan/Accessories

Semua peralatan terpasang dan accessoriesnya harus

diberi code nama peralatan dan nomor sesuai

seperti yang diajukan ke Direksi/Pengawas

Lapangan/Pengawas Lapangan pada daftar

peralatan atau data sheet atau sebagai tercantum

dalam as-built drawing.

8. Pekerjaan Lain-Lain

• Semua pondasi beton yang diperlukan untuk mesin-

XII-101

Page 102: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

mesin pendingin, compressor, kipas angin (fan), motor-

motor listrik, termasuk dalam pekerjaan Pemborong AC.

• Pemborong AC harus menyerahkan gambar layout beserta

ukuran pondasi atau ukuran concrete plint pada masing-

masing peralatan sebelum dilaksanakan oleh pihak lain

kepada Pengawas Lapangan/Pengawas Lapangan untuk

diperiksa dan disetujui.

• Pondasi peralatan-peralatan lainnya harus

mengikuti petunjuk-petunjuk/pedoman pabrik pembuat

peralatan tersebut.

• Pemborong AC harus menyediakan dam memasang

peredam getaran (vibration eliminators) untuk melindungi

bangunan dari suara berisik dan getaran yang ditimbulkan oleh

mesin-mesin.

• Pemborong AC harus menyediakan dan memasang (seperti

ditunjukkan dalam Gambar Rencana atau gambar yang

disetujui) semua dudukan (support) atau penggantung

(hanger) untuk mesin-mesin, alat-alat, pipa kabel dan duct

yang diperlukan.

• Untuk menyesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat,

dudukan-dudukan atau penggantung-penggantung tersebut harus

dibuat dari konstruksi pipa, profil batang (rod) atau strip sesuai

dengan Gambar Rencana atau gambar kerja yang disetujui.

Semua support yang menumpu pada lantai harus mempunyai

pelat-pelat (flanges) yang kuat pada titik tumpuannya pada

lantai.

XII-102

Page 103: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada

rangka baja dan harus berkonsultasi dengan Pengawas

Lapangan dan Pemborong sipil.

• Pembebanan pada balok atau pelat struktur yang

ditimbulkan oleh dudukan-dudukan atau penggantung-

penggantung tersebut hendaknya dijaga agar dapat terbagi

merata sehingga tidak menimbulkan tegangan- tegangan yang

tidak wajar.

• Pemborong AC harus menjamin bahwa instalasi yang

dipasang tidak akan menyebabkan penerusan suara dan

getaran (vibration & noise transmission) ke dalam

ruangan-ruangan yang dihuni yang dalam hal ini dilakukan

oleh ahli atau tenaga ahli yang ditunjuk.

• Pemborong harus bertanggung jawab atas modifikasi-

modifikasi yang perlu untuk memenuhi syarat tersebut diatas.

9. Pekerjaan Testing, Adjusting Dan Balancing

9.1 Umum

Pelaksanaan Testing, Adjusting dan Balancing (TAB)

secara mendasar harus mengikuti standard atau

petunjuk yang berlaku secara umum

seperti standard NEBB, ASHRAE dan SMACNA dengan

menggunakan peralatan-peralatan ukur yang

memenuhi untuk pelaksanaan TAB

tersebut.

9.2 Peralatan Ukur

XII-103

Page 104: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

Minimal peralatan ukur seperti dibawah ini harus

dimiliki oleh Pemborong yang bersangkutan antara lain :

a. Pengukuran laju aliran udara

−Pitot tube dengan inclined manometer

−Anemometer dan sejenisnya

− Hood untuk mengukur udara di diffuser

b.Pengukuran temperature udara/air

− Sling psychrometric

− Thermometer

c. Pengukuran putaran (RPM)

− Tachometer atau sejenisnya

d. Pengukuran Listrik

− Voltmeter

− Ampermeter/Tang-amper

e. Pengukuran tekanan

− Barometer/pressure gauge

9.3 Pelaksanaan Testing,Adjusment dan Balancing (TAB)

• Secara detail TAB harus dilaksanakan terhadap

seluruh sistem dan bagian-bagiannya, sehingga di

dapatkan besaran-besaran pengukuran yang sesuai

atau mendekati besaran-besaran yang ditentukan dalam

rencana.

• Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran

yang dilakukan terhadap besaran-besaran yang

ditentukan design, juga diwajibkan melaksanakan

pengukuran terhadap besaran-besaran yang tidak

XII-104

Page 105: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

tercantum dalam Gambar Rencana, tetapi besaran ini

sangat diperlukan dalam penentuan kondisi dan

kemampuan peralatan dan juga sebagai data yang

diperlukan bagi pihak maintenance dan operation.

• Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran-

pengukuran terhadap besaran-besaran lainnya yang

tidak tercantum dalam Gambar Rencana harus

dituangkan dalam suatu laporan yang bentuknya

(formnya) sudah disetujui oleh Pengawas

Lapangan/Pengawas Lapangan.

• Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineer

yang betul-betul sudah berpengalaman dalam

peaksanaan TAB ini.

• Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi

oleh tenaga Pengawas, dimana hasil-hasil pengukuran

dan pengamatan yang dilakukan juga disaksikan oleh

Pengawas tersebut dan dalam laporannya turut

menandatangani.

• Sebelum melaksanakan TAB, Pemborong harus

membuat suatu rencana kerja mengenai prosedur

testing & commissioning untuk masing-masing bagian

pekerjaan, dan prosedur ini agar dibicarakan dengan

pihak Pengawas Lapangan/Pengawas Lapangan untuk

mendapatkan persetujuannya.

• Sebelum melaksanakan TAB, Pemborong sudah harus

menyiapkan suatu bentuk formulir yang berisi item-

item yang akan dilakukan untuk masing-masing sistem

XII-105

Page 106: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

yang akan dilakukan pengetesan.

9.4 Balancing Sistem Distribusi Udara

Prosedur Testing dan Adjusting

• Test dan sesuaikan putaran blower dengan ketentuan

design.

• Test dan catat motor full load ampere.

• Lakukan pengukuran dengan pitot tube (tube

traverse) untuk mendapatkan air flow rate (CFM) dan fan

sesuai dengan design.

• Test dan catat static pressure pada inlet dan outlet dari

fan (blower)

• Test dan sesuaikan cfm untuk sirkulasi udara.

• Test dan sesuaikan dengan kebutuhan luar untuk

masing-masing fan coil unit atau indoor unit.

• Test dan catat temperature Dry bulb, dan Wet

bulb dari udara masuk dan keluar dari coil.

• Sesuaikan cfm yang dibutuhkan pada semua cabang

utama.

• Sesuaikan kebutuhan cfm untuk masing-masing zone

(ruangan).

• Test dan sesuaikan masing-masing diffuser/grille

dan lakukan re-check terhadap performance dari

jenis diffuser/register/grille tersebut.

• Indentifikasikan ukuran, tipe, masing-masing

diffuser/register/grille dan lakukan re-check

XII-106

Page 107: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

terhadap performance dari jenis

diffuser/register/grille tersebut.

9.5 Balancing Sistem Aliran dan Tekanan Refrigerant

Prosedur testing dan balancing

a. Tahap 1

− Buka semua katup-katup pada posisi membuka

penuh, termasuk katup-katup yang berada

disekitar cooling coil.

− Buka dan bersihkan semua katup control.

− Periksa apakah kondisi didalam sistem instalasi

pipa sudah ditreatment dan dibersihkan.

− Periksa apakah ada sistem circuit yang

pemipaannya mungkin bias menyebabkan

terperangkapnya udara.

− Set semua temperature control sehingga

cooling coil akan bekerja (katup control akan

membuka penuh).

− Sebelum sistem balancing dari aliran udara ini

dilaksanakan aliran udara sebelumnya sudah

dibalancing dengan cermat.

XII-107

Page 108: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

No

.Equipment Material/Type Product

1 Unit Exhaust FanS & P, Kruger

2 Isolasi PipaInaba-Denko

3 Pipa refrigerantInaba-Denko

4Intake Grille/ Exhaust

GrilleAllumunium anodized profile

Tamura, Comfort

Air

5 Pipa DrainPVC High Impact kelas 10 Kg/

m2

Rucika, Wavin

6 Hanger Rod & Bracket GalvanizedEx.Local

XII-108

Page 109: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

19. PEKERJAAN PENATAAN HALAMAN ( LANDSCAPE ).

1. LINGKUP PEKERJAAN

Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan bahan, peralatan dan alat

bantu yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini, untuk

mencapai hasil yang baik (maksimal). Pekerjaan tersebut mulai dari

pembersihan tanah, persiapan tanah dan penambahan top soil serta

pembentukan tanah kemudian penanaman pohon lengkap dengan

steiger, tanaman semak/perdu/penutup tanah serta penanaman rumput

di halaman.

Uraian macam pekerjaan:

1. Pekerjaan Persiapan Penanaman

2. Pekerjaan Tanah dan Pasir

3. Pekerjaan Beton dan Pasangan

4. Pekerjaan Tanaman untuk Taman

2. PROSEDUR UMUM

2.1 Semua Pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk dan

syarat syarat pekerjaan lansekap, peraturan pemakaian bahan yang

berlaku, standard spesifikasi bahan yang digunakan serta sesuai

dengan petunjuk konsultan Konsultan Supervisi.

2.2 Sebelum memulai pekerjaan, harus dilaksanakan kordinasi dengan

struktur, arsitek M&E dan lainnya, supaya tidak terjadi kerusakan

terhadap pekerjaan yang sudah terpasang atau sedang dipasang.

2.3 Semua bahan sebelum dipasang, harus mendapat persetujuan dari

Konsultan Supervisi.

XII-109

Page 110: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

3. PERSYARATAN PELAKSANAAN PENANAMAN TANAMAN

3.1 PEKERJAAN PERSIAPAN

a. Pembersihan lokasi

Lokasi yang akan ditanami, harus bersih dari kotoran, puing

bangunan, sisa akar tanaman dan tanaman liar. Kemudian tanah

digemburkan

b. Pengadaan tanaman atau penyediaan bibit.

- Tanaman harus berasal dari stock nursery yang sudah tumbuh,

dalam keadaan terbungkus (keranjang/poly bag)

- Perlu diperhatikan cara pengangkutan yang baik untuk

mengurangi resiko kerusakan tanaman.

c. Pengujian bibit tanaman

Pengujian dilakukan berupa memeriksa jumlah dan jenis tanaman,

melihat bentuk / form dari tanaman, tanaman harus bebas dari

penyakit. Jika tanamanterssebut sudah dalam keadaan baik dan

memenuhi syarat, maka bibit tanaman tersebut disimpan teratur

ditempat yang teduh.

a. Pengadaan peralatan kerja/ bahan penunjang lain. Disediakannya

peralatan peralatan standard untuk melakukan pekerjaan tersebut

termasuk ketersediaan air bersih yang bebas dari lumpur dan bahan

kimia yang merusak.

3.2 PEKERJAAN TANAH

a. Pembersihan tanah

Tanah yang telah siap untuk dilaksanakan penanaman harus benar

benar bersih dari puing, kerikil, dll Tanah yang dipakai untuk

urugan adalah lapisan tanah top soil

b. Pengolahan tanah

Pembuatan lubang lubang sesuai dengan kebutuhan dan didiamkan

selama 5 hari. Tanah yang dibuang diganti dengan top soil baru

yang dicampur dengan pupuk dengan perbandingan seperti

XII-110

Page 111: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

disebutkan di uraian berikut.Pembentukan tanah, leveling tanah

mengikuti gambar rencana.

3.3 PEKERJAAN PENANAMAN

Semua pekerjaan harus sesuai dengan rencana. Jika terjadi

perbedaan antaragambar dan keadaan di lapangan, maka harus

dilaporkan kepada konsultan Konsultan Supervisi untuk diambil

keputusan dari perbedaan tersebut.

3.3.1. PEKERJAAN PENANAMAN POHON

a. Pekerjaan Persiapan

- Pekerjaan persiapan meliputi persiapan peralatan

- Ketersediaan alat pemeliharaan seperti selang, ember, alat

penggembur tanah

- Steger tanaman

- Penyediaan pupuk

- Penyediaan bibit

b. Pematokan dan Pengolahan Tanah

- Seluruh permukaan tanah diurug dengan top soil (tanah

merah super tanpa batu), minimal setebal 20 cm padat

ketinggian sesuai rencana. Kemudian baru diadakan

pengolahan tanah.

- Top soil sampai kedalaman 50 cm dicampur dengan humus

dengan bandingan 3 bagian top soil berbanding dengan 1

bagian humus. Periksa PH tanah. PH yang baik adalah sekitar

4,5 – 8,5.

- Penggalian lubang tanaman untuk pohon :

o ukuran atas 80 x 80 cm

o ukuran dasar lubang 80 x 80 cm

o ukuran dalam 100 x 100 cm

c. Pelaksanaan Penanaman Pohon

XII-111

Page 112: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

- Setelah didiamkan selama 5 hari dan pupuk sudah menyatu

dengan tanah olahan lubang tersebut disiram dengan air

- Keranjang atau pembungkus tanaman harus dilepas dengan

hati-hati dekat lubang yang ditanami

- Bibit tanaman tersebut dimasukkan dengan hati hati kedalam

lubang yang akan ditanamiTanah diurug sedikit demi sedikit

(top soil + pupuk) sambil dipadatkan secukupnya supaya

tanaman tidak goyah

- Pangkal batang pohon harus tepat pada permukaan tanah,

setelah itu kompos steril siap pakai diletakkan diatas

permukaan tanah setebal 5 cm.

- Batas permukaan tanaman harus lebih tinggi 5 – 10 cm dari

permukaan tanah yang sebenarnya.

- Setelah pekerjaan penanaman selesai, kemudian dipasang

steger (penunjang tanaman) yang diikat dengan tali ijuk.

- Batang tanaman yang diikat denngan steger terlebih dahulu

dibungkus dengan karung supaya batang tanaman tersebut

tidak rusak.

- Daun yang terlalu tua/ masih muda harus dikurangi, dengan

maksud untuk membantu mengurangi penguapan.

- Kemudian disiram dengan air sebanyak 10 liter untuk setiap

pohon, dan untuk selanjutnya penyiraman dilakukan setiap 2

kali sehari selama dua bulan pertama setelah penanaman.

3.3.2. PEKERJAAN PENANAMAN SEMAK/PERDU

a. Pekerjaan Persiapan

- Secara umum sama dengan Persiapan penanaman pohon.

b. Pengolahan Tanah

- Seluruh tanaman harus bersih dari tanaman liar/sampah

- Tanah asli diganti dan diolah dengan perbandingan 7 bagian

tanahtop soil berbanding dengan 3 bagian humus steril. Kedua

XII-112

Page 113: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

bahan dicampur merata, setelah itu tanah digemburkan dan

dicangkul sedalam 50 cm

- Lapisan kompos diletakkan pada lubang lubang yang akan

ditanami tanaman setebal 5 cm

- Kemudian lubang tersebut didiamkan selama 3 hari.

c. Pelaksanaan Penanaman

- Secara umum, teknis pelaksanaan penanaman sama dengan

penanaman pohon

- Setelah selesai penanaman, kemudian disiram air sebanyak 10

liter/m2 dan penyiraman selanjutnya dilakukan 2 (dua) kali

sehari - Jarak tanaman sesuai gambar

- Pekerjaan diatas dilakukan setelah selesai pekerjaan

sipil/engineering dan penanaman pohon.

3.3.3. PEKERJAAN PENANAMAN RUMPUT

a. Petunjuk Penanaman

- Seluruh areal yang akan ditanami rumput, dicangkul

minimum 20 cm kemudian tanah asli diganti dengan top soil

bercampur humus dengan perbandingan 3 bagian top soil

berbanding dengan 1 bagian humus.

- Areal bebas dari sampah, puing dan rumput liar

- Permukaan tanah untuk penanaman rumput pada bidang luas

harus dibuat kemiringan 2 per mil atau sesuai gambar. Hindari

terjadi lubang lubang genangan air serta erosi.

b. Cara Penanaman Rumput

- Rumput berupa lempengan 30x30 cm dari jenis rumput gajah

mini

- Daerah yang ditanami harus dicangkul dan diratakan sambil

dipadatkan

XII-113

Page 114: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

- Untuk meratakan permukaan, cukup menggunakan sebilah

papan yang dipukul berulang kali ke permukaan rumput atau

digiling dengan buis beton ukuran kecil diberi lapisan pasir.

- Penyiraman dilaksanakan 2 kali sehari sampai rumput tumbuh

dengan baik. Selanjutnya cukup disiram sehari sekali.

- Dalam proses pertumbuhan rumput, tanaman liar lainnya

harus dibuang tanpa menggunakan weed killer.

- lubang tersebut didiamkan selama 3 hari.

c. Penyediaan pupuk kandang steril siap pakai

- Pupuk organik diberikan pada awal penanaman, dengan

kondisi pupuk matang / pupuk siap pakai, sehingga tidak

terlalu panas bagi tanaman.

- Lokasi penyimpanan pupuk pada daerah yang tidak terlalu

lembab.

- Jumlah pupuk yang diperlukan disesuaikan dengan jumlah

tanaman ( 1kg / 3 m2).

4. PEMELIHARAAN

4.1 LINGKUP PEKERJAAN

- Meliputi penyediaan tenaga, bahan bahan serta peralatan dan

alat bantu untuk terlaksananya pekerjaan ini untuk

mendapatkan hasil yang baik.

- Pekerjaan ini adalah semua pekerjaan yang dilaksanakan untuk

memelihara dan merawat segala tanaman yang telah selesai

ditanam maupun yang belum ditanam dari segala kerusakan.

- Pekerjaan ini meliputi:

• penyiraman

• Penyiangan

• Penggantian pohon/tanaman mati atau rusak

• Pemangkasan

XII-114

Page 115: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

• Pemupukan

• Pemberantasan hama/penyakit

4.2. PERSYARATAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN TANAMAN

- Semua pekerjaan dilaksanakan mengikuti petunjuk gambar dan

syarat pekerjaan

- Pemeliharaan tanaman adalah selama 6 bulan setelah

penanaman

- Selama jangka waktu tersebuut kontraktor diwajibkan secara

teratur memelihara tanaman yang rusak atau mati. Semua

penggantian menjadi tanggung jawab kontraktor

- Pemeliharaan tanaman ini disesuaikan dengan sifat dan jenis

tanaman

4.3. BAHAN DAN MATERIAL

- Bahan dan peralatan harus memenuhi syarat kerja

- Pupuk dan obat anti hama yang digunakan sesuai dengan syarat

yang berlaku

- Penggantian tanaman harus sesuai dengan rencana.

4.4. PENYIRAMAN

- Penyiraman dilakukan dengan air bersih, bebas dari segala

bahan organis/zat kimia lain yang dapat mengganggu

pertumbuhan tanaman

- Penyiraman dilakukan dengan selang dan dilakukan secara

teratur ( 2 x sehari sampai tanaman tersebut tumbuh dan sehat)

- Banyaknya air harus sampai membasahi permukaan tanah.

- Tidak diperkenankan tanah bekas siraman terlihat tergenang

air, air harus dapat terserap baik oleh tanah disekitar tanaman.

4.5. PENYIANGAN

XII-115

Page 116: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

- Penyiangan harus dilakukan teratur setiap dua minggu sekali

bagi semua tanaman

- Penggemburan tanah dilakukan disekeliling tanaman . hindari

jangan sampai merusak akar

- Tidak diperkenankan tanah bekas siraman terlihat tergenang

air, air harus dapat terserap baik oleh tanah disekitar tanaman.

4.6. PEMANGKASAN

- Pemangkasan dilakukan setiap bulan

- Untuk rumput, pemangkasan dilakukan dengan gunting

tanaman

4.7. PEMUPUKAN

- Pemupukan menggunakan pupuk organik dan pupuk anorganik

- Kebaikan dari pupuk organik yaitu dapat merubah keadaan

tanah padat menjadi tanah berongga dan subur. Pupuk organik

baik digunakan untuk pemupukan tanaman baru.

- Pupuk Anorganik dapat memberikan kekurangan unsur

makanan yang kurang pada tanaman

a. Pupuk yang mengandung unsur N, misal Urea- 14 gram Urea

untuk setiap 1 m2 luas tanah

- kegunaannya untuk mempercepat pertumbuhan,

menyuburkan daun

- Digunakan pada rumput, dengan cara ditabur sesuai

dosis ,kemudian disiram dengan air secukupnya.

b. Pupuk yang mengandung unsur P,K, misalnya NPK & TSP

- Unsur P untuk merangsang pembungaan

- Unsur K untuk memperkuat akar

- Untuk pohon : 0,3 kg/pohon tiap 2 bulan sekali

- Untuk semak/perdu : 0,1 kg/m2 tiap 2 bulan sekali.

c. Pupuk Kandang

XII-116

Page 117: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

- Terdiri dari kotoran ayam, kambing, sapi dengan catatan

pupuk kandang tersebut sudah membusuk dan menjadi tanah

(sudah matang).

- Pemakaian 2 – 5 kg / m2

19. Pekerjaan Kanstin

1). Lingkup Pekerjaan.

a. Pekerjaan meliputi pengadaan tenaga kerja,bahan-bahan peralatan dan

alat-alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan

ini,hingga dapat tercapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

b. Pekerjaan urugan meliputi seluruh pekerjaan yang disebutkan dalam

detail yang disebut/ditunjuk dalam gambar atau sesuai dengan

petunjuk Direksi/Pengawas Pekerjaan

c. Seluruh sisa urugan yang tidak terpakai untuk penimbunan dan

penimbunan kembali,juga seluruh sisa-sisa,puing-puing,sampah-

sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan.Seluruh biaya

untuk ini adalah tanggung jawab Kontraktor.

2).Bahan

a. Bahan yang dipergunakan adalah beton tak bertulang dengan

campuran 1 : 3 : 5

b. Semen,pasir dan air pasangan adalah sama dengan yang ditentukan

dalam pekerjaan beton

c. Adukan yang dipakai untuk pasangan kanstin adalah dengan

campuran 1 PC : 3 Psr.

3) Pemasangan

a. Galian pas Kanstin beton yang sudah jadi dialasi dengan pasir urug

yang bersih dengan ketebalan sesuai dengan gambar.kemudian disiram

XII-117

Page 118: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

dengan air hingga jenuh.Kemudian dilanjutkan dengan pemasangan

beton kanstin

b. Kanstin beton yang telah dipasang dengan adukan campuran 1 PC : 3

Psr .terpasang padat dan antara kanstin harus dilapisi adukan serta

pasangan permukaan atas kanstin harus datar/rata dan waterpas

20. Pasangan Batu Alam

20.1 Pasangan Batu Candi

a. Lingkup Pekerjaan

Menyediakan bahan, alat dan tenaga kerja ahli untuk

menyelenggarakan pekerjaan pada top planter box seperti tersebut

dalam gambar atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.

b. Bahan-bahan

• Digunakan batu candi dengan kualitas baik.

• Ukuran, jenis batu, dan pola sesuai dengan gambar rencana.

• Coating anti lumut ex. AM, Lemkra atau setara, dan disetujui Tim

Teknis / Konsultan Supervisi. Bahan coating setara Protex One

c. Persiapan Bahan/Material

• Setelah dinding siap, maka batu tempel yang akan dipasang diseleksi

motif dan warnanya sesuai gambar (Skema Warna/ Colour Scheme)

dan harus mendapatkan petunjuk dari Perencana Arsitektur dan

disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

• Jika batu tempel atau bagiannya menurut gambar harus dipotong,

diprofil atau disesuaikan dengan desain, hanya diperkenankan dengan

menggunakanmesin potong, dihaluskan dengan mesin gerinda atau

mesin khusus dan dikerjakan oleh seorang ahli.

d. Pemasangan

XII-118

Page 119: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

● Batu tempel dipasang pada ruang-ruang seperti yang tercantum

dalam gambar.

● Setelah dinding rata, batu tempel dipasang tepat sesuai dengan

ukuran dan pola dalam gambar, sehigga menghasilkan permukaan

yang rata.

● Sebelum direkatkan harus dicoba dahulu pertemuan masing-masing

bentuk atau pola sehingga bisa disempurnakan, dan seterusnya sampai

disetujui Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

● Batu tempel dipasang dengan menggunakan perekat khusus dan

adukan dengan campuran 1 semen + 4 pasir.

● Coating anti lumut diberikan sebagai finishing akhir permukaan

dinding batu.

20.2 Pasangan Batu Palimanan

a. Lingkup Pekerjaan

Menyediakan bahan, alat dan tenaga kerja ahli untuk

menyelenggarakan pekerjaan pada tangga masuk, top dinding kolam,

planter box, tempat duduk pool bar dan tangga bar seperti tersebut

dalam gambar atau dalam syarat-syarat dan spesifikasi khusus.

b. Bahan-bahan

• Digunakan batu palimanan ex cirebon dengan kualitas baik.

• Ukuran, jenis batu, dan pola sesuai dengan gambar rencana.

• Coating anti lumut ex. AM, Lemkra atau setara, dan disetujui Tim

Teknis / Konsultan Supervisi. Bahan coating setara Protex One

c. Persiapan Bahan/Material

• Setelah bagian siap, maka batu tempel yang akan dipasang diseleksi

motif dan warnanya sesuai gambar (Skema Warna/ Colour Scheme)

dan harus mendapatkan petunjuk dari Perencana Arsitektur dan

disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

• Jika batu tempel atau bagiannya menurut gambar harus dipotong,

diprofil atau disesuaikan dengan desain, hanya diperkenankan dengan

XII-119

Page 120: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

menggunakanmesin potong, dihaluskan dengan mesin gerinda atau

mesin khusus dan dikerjakan oleh seorang ahli.

d. Pemasangan

● Batu tempel dipasang pada ruang-ruang seperti yang tercantum

dalam gambar.

● Setelah dinding rata, batu tempel dipasang tepat sesuai dengan

ukuran dan pola dalam gambar, sehigga menghasilkan permukaan

yang rata.

● Sebelum direkatkan harus dicoba dahulu pertemuan masing-masing

bentuk atau pola sehingga bisa disempurnakan, dan seterusnya sampai

disetujui Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

● Batu tempel dipasang dengan menggunakan perekat khusus dan

adukan dengan campuran 1 semen + 4 pasir.

● Coating anti lumut diberikan sebagai finishing akhir permukaan

dinding batu. Kecuali pada bagian batu palimanan yang akan terendam

air.

20.3 Pasangan Granite

a. Lingkup Pekerjaan

Menyediakan bahan, alat dan tenaga kerja ahli untuk

menyelenggarakan pekerjaan pada meja pool bar dan tempat lain

sesuai dengan bq dan tangga.

b. Bahan-bahan

• Digunakan granite gold black dengan kualitas baik.

• Ukuran, jenis batu, dan pola sesuai dengan gambar rencana.

c. Persiapan Bahan/Material

• Setelah bagian siap, maka batu tempel yang akan dipasang diseleksi

motif dan warnanya sesuai gambar (Skema Warna/ Colour Scheme)

dan harus mendapatkan petunjuk dari Perencana Arsitektur dan

disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

• Jika batu tempel atau bagiannya menurut gambar harus dipotong,

diprofil atau disesuaikan dengan desain, hanya diperkenankan dengan

XII-120

Page 121: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

menggunakanmesin potong, dihaluskan dengan mesin gerinda atau

mesin khusus dan dikerjakan oleh seorang ahli.

d. Pemasangan

● Batu tempel dipasang pada ruang-ruang seperti yang tercantum

dalam gambar.

● Setelah dinding rata, batu tempel dipasang tepat sesuai dengan

ukuran dan pola dalam gambar, sehigga menghasilkan permukaan

yang rata.

● Sebelum direkatkan harus dicoba dahulu pertemuan masing-masing

bentuk atau pola sehingga bisa disempurnakan, dan seterusnya sampai

disetujui Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

● Batu tempel dipasang dengan menggunakan perekat khusus dan

adukan dengan campuran 1 semen + 4 pasir.

● Coating anti lumut diberikan sebagai finishing akhir permukaan

dinding batu. Kecuali pada bagian batu palimanan yang akan terendam

air.

20.4 Pasangan Andesit hitam bakar

a. Lingkup Pekerjaan

Menyediakan bahan, alat dan tenaga kerja ahli untuk

menyelenggarakan pekerjaan pada pool deck, lantai ruang bilas dan

tempat lain seperti tersebut dalam gambar dan bq

b. Bahan-bahan

• Digunakan andesit hitam bakar dengan kualitas baik.

• Ukuran, jenis batu, dan pola sesuai dengan gambar rencana.

c. Persiapan Bahan/Material

• Setelah bagian siap, maka batu tempel yang akan dipasang diseleksi

motif dan warnanya sesuai gambar (Skema Warna/ Colour Scheme)

dan harus mendapatkan petunjuk dari Perencana Arsitektur dan

disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

• Jika batu tempel atau bagiannya menurut gambar harus dipotong,

diprofil atau disesuaikan dengan desain, hanya diperkenankan dengan

XII-121

Page 122: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

menggunakan mesin potong, dihaluskan dengan mesin gerinda atau

mesin khusus dan dikerjakan oleh seorang ahli.

d. Pemasangan

● Batu tempel dipasang pada ruang-ruang seperti yang tercantum

dalam gambar.

● Setelah dinding rata, batu tempel dipasang tepat sesuai dengan

ukuran dan pola dalam gambar, sehigga menghasilkan permukaan

yang rata.

● Sebelum direkatkan harus dicoba dahulu pertemuan masing-masing

bentuk atau pola sehingga bisa disempurnakan, dan seterusnya sampai

disetujui Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

● Batu tempel dipasang dengan menggunakan perekat khusus dan

adukan dengan campuran 1 semen + 4 pasir.

20.5 Pasangan Batu Pilah, BallGreen dan Paras Sarwagenep

a. Lingkup Pekerjaan

Menyediakan bahan, alat dan tenaga kerja ahli untuk

menyelenggarakan pekerjaan pada ruang bilas dan tempat lain seperti

tersebut dalam gambar dan bq

b. Bahan-bahan

• Digunakan Batu Pilah, BallGreen dan Paras Sarwagenep dengan

kualitas baik.

• Ukuran, jenis batu, dan pola sesuai dengan gambar rencana.

c. Persiapan Bahan/Material

• Setelah bagian siap, maka batu tempel yang akan dipasang diseleksi

motif dan warnanya sesuai gambar (Skema Warna/ Colour Scheme)

dan harus mendapatkan petunjuk dari Perencana Arsitektur dan

disetujui oleh Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

• Jika batu tempel atau bagiannya menurut gambar harus dipotong,

diprofil atau disesuaikan dengan desain, hanya diperkenankan dengan

menggunakan mesin potong, dihaluskan dengan mesin gerinda atau

mesin khusus dan dikerjakan oleh seorang ahli.

XII-122

Page 123: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

d. Pemasangan

● Batu tempel dipasang pada ruang-ruang seperti yang tercantum

dalam gambar.

● Setelah dinding rata, batu tempel dipasang tepat sesuai dengan

ukuran dan pola dalam gambar, sehigga menghasilkan permukaan

yang rata.

● Sebelum direkatkan harus dicoba dahulu pertemuan masing-masing

bentuk atau pola sehingga bisa disempurnakan, dan seterusnya sampai

disetujui Tim Teknis / Konsultan Supervisi.

● Batu tempel dipasang dengan menggunakan perekat khusus dan

adukan dengan campuran 1 semen + 4 pasir.

21. Pekerjaan Finishing

a. Polituran setara Ultran dengan warna ditentukan kemudian sesuai

petunjuk Direksi/Pengawas Pekerjaan. Pekerjaan polituran dilakukan

pada Plafond lambesering, usuk expose, dan bagian lain yang disebut

dalam gambar rencana

b. Pengecatan Tembok setara vinilex dengan warna ditentukan kemudian

seuai dengan petunjuk direksi/ pengawas pekerjaan. Pekerjaan

pengecatan dilakukan pada tembok dan plafond kalsiboard dan bagian

lain yang disebut dalam gambar rencana

c. Pekerjaan waterproofing setara waterproof membran pada bagian yang

sesuai dengan gambar atau sesuai saran Direksi/Pengawas.

22. Pekerjaan Penyelesaian

a. Kontraktor bertanggung jawab untuk perbaikan kembali seperti

keadaan konstruksi semula dengan kualitas minimal yang sama yaitu

untuk konstruksi atau bangunan lainnya yang rusak akibat

pelaksanaan pekerjaan ini.

b. Bekas bongkaran yang sudah tidak terpakai lagi dibersihkan dan

diangkut ke luar proyek, sehingga pada waktu serah terima tampak

bersih dan rapi

XII-123

Page 124: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

c. Apabila pekerjaan telah diselesaikan seluruhnya (100%) dan

diterima baik oleh Direksi, Kontraktor mempunyai kewajiban

membuat as built drawing (gambar yang sesuai dengan pelaksanaan

di lapangan) dan disahkan oleh pemimpin proyek

12.2.3.Gambar Kerja

Gambar Perencanaan yang merupakan bagian dari Dokumen Kontrak ini adalah

contoh lay out (shop drawing) . Untuk pelaksanaannya, Kontraktor harus

membuat gambar lay out (shop drawing) tersebut untuk masing-masing pekerjaan

sesuai dengan kondisi yang ada

12.2.4. Hal-hal Khusus

Untuk hal-hal yang belum diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS)

ini, sebagai pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan proyek ini digunakan :

1. Undang-undang RI

2. Peraturan Daerah.

3. Standard Nasional Indonesia (SNI) yang dikeluarkan oleh Badan Standarisasi

Nasional

4. Ketentuan-ketentuan peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen / Instansi

yang bersangkutan.

XII-124

Menyetujui :Ketua

(Executive Housekeeper)

I KETUT PUTRA WIRAWAN

Denpasar, 2011Disiapkan oleh :

Konsultan Perencana dan PengawasCV. RUSMA INDAH

I GEDE RUSTIAWAN, STDirektur

General Manager

I MADE MERTA

Mengetahui :

Page 125: BAB XII Spesifikasi Teknis

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

XII-125