bab vi menyunting naskah

27
MENYUNTING NASKAH Setiap penulis pernah melakukan kegiatan penyuntingan (editing). Penulis yang terkenal pun pernah melakukan penyuntingan pada tulisannya. Menyunting biasanya dilakukan lebih dari sekali. Konon, Hemingway, penulis terkenal dari Amerika, pernah melakukan penyuntingan tulisannya sebanyak 38 kali. Penyuntingan itu dilakukan karena dirasakan bahwa tulisannya mempunyai kekurangan. Perbaikan kekurangan itu merupakan kewajiban penulis itu sendiri. Penyuntingan pada dasarnya merupakan kegiatan untuk memperbaiki tulisan atau karangan agar tulisan yang disusun itu dapat menjadi lebih baik. Kegiatan penyuntingan ini dilakukan setelah kegiatan penulisan karangan selesai. Bahkan ada saran agar penyuntingan itu dilakukan setelah penulis merasa dirinya sudah segar pikirannya kembali, setelah menghabiskan waktunya untuk menyelesaikan tulisannya. Untuk ini penulis diperkenankan untuk beristirahat agar mereka dapat bersikap lebih objektif terhadap tulisannya sendiri. Kegiatan penyuntingan itu penting sekali dalam kegiatan tulis-menulis, khususnya dalam rangka meningkatkan mutu tulisan. Seperti kita ketahui, hampir semua penulis yang terkenal 181

Upload: govamaniacs-insave-iv

Post on 12-Jan-2016

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

KKKKKK

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Vi Menyunting Naskah

MENYUNTING NASKAH

Setiap penulis pernah melakukan kegiatan penyuntingan (editing). Penulis yang terkenal  pun pernah melakukan  penyuntingan  pada  tulisannya. Menyunting biasanya dilakukan lebih dari sekali. Konon, Hemingway, penulis terkenal dari Amerika, pernah melakukan penyuntingan tulisannya sebanyak 38 kali. Penyuntingan itu dilakukan karena dirasakan bahwa tulisannya mempunyai kekurangan. Perbaikan kekurangan itu merupakan kewajiban penulis itu sendiri.

Penyuntingan pada dasarnya merupakan kegiatan untuk memperbaiki tulisan atau karangan agar tulisan yang disusun itu dapat menjadi lebih baik. Kegiatan penyuntingan  ini dilakukan setelah kegiatan penulisan karangan selesai. Bahkan ada saran agar penyuntingan itu dilakukan setelah penulis merasa dirinya sudah segar pikirannya kembali, setelah menghabiskan waktunya untuk menyelesaikan tulisannya. Untuk ini penulis diperkenankan untuk beristirahat  agar mereka dapat bersikap lebih objektif terhadap tulisannya sendiri.

Kegiatan penyuntingan itu penting sekali dalam kegiatan tulis-menulis, khususnya dalam rangka meningkatkan mutu tulisan. Seperti kita ketahui, hampir semua penulis yang terkenal melakukan kegiatan  ini  pada tulisannya  (seperti  aspek isi, organisasi, bahasa). Oleh  sebab itu, agar dapat menciptakan tulisan yang baik, para calon penulis dan para penulis pemula hendaknya mempelajari berbagai teknik menyunting karangan.

181

Page 2: Bab Vi Menyunting Naskah

Menyunting dilakukan setelah melakukan evaluasi terhadap naskah tulisan yang hendak disunting. Bagian-bagian naskah yang dievaluasi mencakup aspek bahasa, organisasi, dan isi karangan. Bagianbagian itu merupakan bagian yang perlu dilihat ulang dan diperbaiki. Oleh sebab itu, untuk memulai pembahasan tentang cara menyunting didahului dengan pembahasan  evaluasi karangan.

Evaluasi Naskah

Sebelum menyunting karangan, seorang yang melakukan penyuntingan harus melakukan evaluasi terhadap karangan. Evaluasi dilakukan untuk menetapkan atau memutuskan bagian naskah yang perlu (1) dihilangkan, (2) ditambah, (3) diganti, (4) diubah, dan (5)  diatur  kembali. Untuk menetapkan hal-hal yang disebutkan di atas seorang penulis harus melakukan pemeriksaan yang objektif terhadap naskah. Pemeriksaan itu dilakukan dengan membaca naskah dengan kritis.

Penilaian atau evaluasi  naskah itu sangat menentukan kegiatan penyuntingan. Hasil evaluasi naskah  digunakan sepenuhnya untuk  menyunting. Secara umum, hasil menyunting itu sangat ditentukan oleh ketajaman dalam mengadakan penilaian terhadap naskah. Oleh sebab itu, penulis perlu memiliki kemampuan untuk melakukan penilaian, baik pada tulisannya sendiri maupun pada tulisan orang lain. Dengan demikian, penulis dapat menjadi penyunting naskah yang baik.

182

Page 3: Bab Vi Menyunting Naskah

Ada beberapa aspek tulisan yang perlu dievaluasi. Pertama, aspek bahasa yang digunakan dalam naskah. Aspek  bahasa yang perlu dinilai yaitu (1) diksi (pemilihan kata), (2) tata bentukan kata, (3) tata istilah, (4) penggunaan tanda baca, (5) penggunaan huruf, dan (6) efektivitas kalimat yang digunakan. Kedua, aspek organisasi naskah yang meliputi (1) penataan ide, (2) keutuhan, (3) kesempurnaan, (4) kelengkapan ide, (5) kebaruan pengungkapan ide, (6) koherensi dan kohesi, dan (7) gaya penulisan. Ketiga, aspek isi yang dikemukakan dalam naskah. Aspek isi yang perlu dievaluasi adalah (1) bobot ide, (2) kesesuaian ide dengan tujuan, pembaca sasaran, dan media yang digunakan, (3) ketepatan atau kesahihan ide, (4) kesesuaian bentuk-bentuk visual (misalnya grafik, gambar, dan bagan) yang digunakan, (5) ketepatan, kecukupan, ketelitian, kepentingan ide penjelas, dan (6) keluasan, kedalaman dan kebermanfaatan ide yang dikemukakan.

Penilaian terhadap aspek-aspek tersebut tidaklah mudah, sebab tidak ada kriteria yang mutlak atau pasti. Karena tidak ada kriteria yang mutlak itulah, penulis harus berhati-hati melakukan penilaian naskah. Di bawah ini dicontohkan penilaian pada sebuah potongan paragraf yang diambil dari sebuah makalah.

(1) Seperti halnya pada lingkungan keluarga, maka lingkungan sekolah juga tidak jarang dapat memberikan warna pada tindakan - tindakan olahragawan pada waktu berlatih maupun bertanding . Hal ini harus dapat dipahami,lagi pula olahragawan tidak dapat dituntut untuk lebih mementingkan olahraganya , karena hari depan kehidupan mereka lebih banyak ditentukan oleh

183

Page 4: Bab Vi Menyunting Naskah

keberhasilan dalam menuntut ilmu dan pelajaran-pelajaran disekolahnya.

Ditinjau dari pelbagai aspek dalam kegiatan menulis, paragraf di atas kurang baik. Paragraf tersebut perlu diperbaiki. Ditinjau dari segi bahasa, penilaian bagian-bagian paragraf tersebut dapat diperikan seperti berikut.

(1) Diksi Kekurangtepatan pemilihan kata tampak pada

penggunaan kata kata seperti berikut: memberikan warna, pelajaran-pelajaran, harus dapat dipahami, (hari depan) kehidupan.

(2) Tata bentukan kata Katakata yang menyalahi aturan tata kata adalah

penggunaan bentuk kata olahraganya.

(3) Tata istilah Paragraf di atas tidak mengandung istilah.

Karena itu, tidak ada kesalahan dalam penggunaan istilah.

(4) Penggunaan tanda baca Penggunaan tanda baca pada paragraf di atas

ada tiga macam, yaitu titik, tanda hubung, dan koma. Penggunaan tanda baca tidak  menimbulkan masalah, tetapi perlu mendapat perhatian tentang penggunaan tanda  baca tersebut. Kekeliruan penggunaan koma, misalnya, dapat menimbulkan kesalahan konstruksi seperti kalimat kedua dalam paragraf di atas.

(5) Penggunaan huruf

184

Page 5: Bab Vi Menyunting Naskah

Penggunaan huruf pada paragraf di atas sudah tepat.

(6) Penggunaan kalimat Kedua kalimat dalam paragraf di atas tidak

efektif. Keduanya sulit dipahami.

Setelah semua aspek kebahasaan dinilai, langkah selanjutnya  adalah menilai organisasi paragraf. Organisasi paragraf yang perlu diperiksa secara umum seperti berikut.

(1) Keutuhan paragraf Paragraf di atas menyampaikan dua hal yang

berbeda, yaitu (1) pengaruh lingkungan sekolah terhadap kegiatan olahragawan dan (2) masa depan olah agawan ditentukan oleh keberhasilannya dalam menuntut ilmu di sekolah. Karena paragraf ini menyajikan dua ide, maka paragraf itu dikatakan tidak utuh.

(2) Kesempurnaan Paragraf di atas tidak menyampaikan penjelasan

terhadap ide yang dikemukakan. Oleh sebab itu, paragraf tersebut termasuk paragraf yang kurang sempurna.

(3) Kelengkapan ide Kelengkapan ide berarti pemenuhan janji

(commitment) yang dinyatakan pada bagian awal. Karena paragraf ini tidak memberikan anji, maka pargraf ini tidak dapat dinilai dari segi kelengkapan ide yang dikemukakan.

185

Page 6: Bab Vi Menyunting Naskah

(4) Kebaruan ide Karena paragraf di atas tidak menyampaikan ide

penjelas, maka dalam paragraf di atas tidak memiliki kebaruan ide. Paragraf di atas termasuk paragraf yang kurus.

(5) Koherensi dan kohesi Hubungan kalimat di dalam paragraf di atas dapat

dikatakan kohesif, tetapi tidak padu (coherent). Ada bagian kalimat yang menyimpang dari ide yang dikemukakan sebelumnya.

(6) Gaya penyampaianGaya penyampaian paragraf di atas seperti gaya

penyampaian yang sering digunakan dalam penyampaian lisan. Hal ini terbukti dengan adanya beberapa unsur redundansi (unsur yang berlebihan) dalam penyampaian tulis tersebut.

Selanjutnya, aspek lain yang sangat penting adalah isi yang disampaikan  dalam  paragraf. Menilai isi paragraf itu sangat rumit, karena tidak ada kriteria yang mutlak. Selain itu, untuk menilai isi diperlukan pengetahuan yang cukup  tentang isi (ide) yang bersangkutan.  Untuk menilai isi paragraf di atas, misalnya, diperlukan pengetahuan kesehatan  mental di bidang  olahraga yang  baik. Penilaian terhadap isi paragraf mencakup pelbagai macam aspek yang berhubungan dengan ide pokok dan ide penjelas. Hasil penilaian terhadap isi paragraf di atas dapat diperikan seperti berikut.

(1) Bobot ide

186

Page 7: Bab Vi Menyunting Naskah

Bobot ide yang dikemukakan dapat dikatakan sebagai ide yang baik. Ide pokok yang dikemukakan cukup bermanfaat untuk kalangan tertentu.

(2) Kesesuaian ide dengan tujuan, pembaca, dan media

Paragraf di atas diambil dari sebuah makalah. Tujuan, pembaca dan media, tentunya, dapat diramalkan. Kesesuaian isi dengan tujuan,  pembaca dan media terasa kurang memadai.

(3) Kesesuaian bentuk-bentuk visual yang digunakan

Karena paragraf di atas tidak menggunakan bentuk bentuk visual (seperti grafik, diagram dsb.), maka kesesuaian  bentuk visual dengan isi tidak dapat dinilai.

(4) Ide penjelas Aspek ide penjelas yang dinilai  mencakup segi

ketepatan, kecukupan, ketelitian, kepentingan dsb. Dengan tanpa hadirnya ide penjelas, maka paragraf di atas dinilai sangat kurang memadai sebagai sebuah paragraf. Paragraf di atas tidak  memberikan informasi yang jelas dan meyakinkan.

(5) Kedalaman dan keluasaan ide Ide yang dikemukakan cukup luas, bahkan

terlalu luas untuk sebuah paragraf, tetapi tidak mendalam. Paragraf tersebut tidak mengemukakan ide secara tuntas. Oleh sebab itu, paragraf tersebut di atas perlu diperbaiki.

187

Page 8: Bab Vi Menyunting Naskah

Kegiatan menilai naskah itu diikuti dengan kegiatan menetapkan atau menentukan bagian-bagian dari berbagai aspek paragraf yang perlu disunting. Setelah ditetapkan  aspek yang perlu disunting, langkah  selanjutnya penulis segera menyunting naskah.

Hakekat Menyunting

Menyunting karangan dapat diartikan sebagai usaha untuk mengubah pikiran yang telah tertuang dalam kertas (draf). Pengubahan pikiran itu dilakukan berdasarkan pertimbangan atau pandangan penulis saat itu. Perubahan yang dilakukan dapat bersifat menyeluruh (global)  dan dapat  bersifat  sebagian (parsial). Perubahan itu dilakukan dengan memikirkan kembali dan menata  kembali bagianbagian tulisan. Biasanya kegiatan yang dilakukan adalah  menambah, menghilangkan, menata  kembali,  dan mengganti kata, frasa, klausa dan juga kalimat.

Menyunting tulisan  sebenarnya dapat dilakukan orang lain, misalnya seseorang penyunting atau  editor. Kegiatan penyunting pada umumnya adalah mengevaluasi tulisan, kemudian diikuti dengan pengubahan-pengubahan bagian tulisan. Penulis dapat juga memanfaatkan tenaga penyunting tersebut. Namun, perlu diingat bahwa menggunakan tenaga penyunting berarti menimbulkan ketergantungan pada orang lain. Hendaknya para penulis tidak tergantung pada orang lain. Selain itu, mencari  orang sebagai tenaga penyunting yang baik itu sangat sulit.

Kegiatan  menyunting itu sangat penting. Bagi penulis, tulisan itu merupakan hasil kreasinya dan juga sebagai cermin penulisnya. Orang yang mengetahui selukbeluk tulisan itu adalah penulisnya sendiri. Oleh

188

Page 9: Bab Vi Menyunting Naskah

sebab itu, penulislah yang sebaiknya menyunting tulisannya. Penyuntingan yang dilakukan oleh  orang lain sering tidak sesuai dengan harapan penulisnya, khususnya untuk tulisan  fiksi.  Suasana tulisan sering dapat  rusak apabila penyunting tidak memahami suasana batin penulis ketika menuangkan pikirannya dalam tulisan tersebut.

Strategi Menyunting

Ada empat cara dalam menyunting naskah. Pertama, revisi yamg dilakukan dengan menghilangkan bagian-bagian karangan yang tidak penting atau perlu. Kedua, revisi yang dilakukan dengan menambah bagian-bagian karangan yang dirasakan kurang memadai. Ketiga, mengganti bagian karangan yang dinilai  kurang  baik. Keempat, mengatur kembali bagian-bagian karangan yang perlu diatur lagi. Empat cara itulah yang sering dilakukan oleh para penulis dalam menyunting tulisannya. Caracara itu dapat menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang terdapat pada tulisan kasar.

Dalam kenyataannya, kegiatan menyunting dilakukan dengan pendekatan yang berbeda-beda. Beberapa  penulis pada  waktu  melakukan penyuntingan  didahului  dengan membaca  selintas tulisannya, kemudian  memberi tandatanda pada bagian yang terasa tidak memuaskan. Penulis lain melakukan kegiatan penyuntingan dengan  mengganti seluruh tulisan dengan menulis ulang. Beberapa penulis yang lain melakukan penyuntingan dengan sedikit mengubah dan mengabaikan struktur kalimat dsb. Dengan  demikian, dapat disimpulkan bahwa menyunting merupakan bagian dari kiat menulis dan setiap penulis mempunyai kiat yang berbedabeda.

189

Page 10: Bab Vi Menyunting Naskah

Para penulis profesional biasanya melakukan penyuntingan dengan terencana. Mereka menyunting dengan secara bertahap dan berulang-ulang. Biasanya, mereka menyunting  dengan menggunakan empat tahap. Tiap-tiap tahap itu dibicarakan di bagian setelah pembahasan ini berakhir. Selanjutnya, banyaknya pengulangan tergantung pada pertimbangan yang digunakan penulis.

Selanjutnya, cara yang digunakan dalam menyunting sangat bergantung pada penilaian terhadap karangan. Seorang penulis hendaknya memilih strategi penyuntingan sesuai dengan hasil penetapan dalam penilaian karangan. Penilaian itu menentukan strategi yang dipilih untuk melakukan kegiatan penyuntingan. Namun, banyak sekali dijumpai perbedaan cara dalam melakukan  penyuntingan. Secara umum, penghilangan dilakukan apabila dalam karangan ada bagian yang tidak penting dan tidak mempunyai manfaat dalam membangun karangan. Ada atau tidak ada bagian itu tidak mempunyai pengaruh pada keseluruhan karangan. Selanjutnya, penambahan dilakukan apabila paragraf tersebut masih terasa kurang sempurna, sehingga perlu mendapat penambahan. Bila tidak diadakan penambahan itu, karangan itu terasa kurang lengkap. Penambahan hendaknya tetap berdasarkan ide yang telah dinyatakan. Sedangkan penggantian dilakukan apabila paragraf yang disunting mengandung unsur-unsur yang kurang sesuai dengan yang diharapkan dan ada pengganti yang lebih sesuai. Akhirnya, penataan kembali dilakukan apabila ide-ide yang telah  tertuang kurang tertata secara rapi. Sebagai contoh penerapan strategi penyuntingan dapat diperiksa pada bagian berikut.

190

Page 11: Bab Vi Menyunting Naskah

Langkah-langkah MenyuntingSeorang penulis yang ingin menyunting tulisannya

memerlukan beberapa peralatan, misalnya penghapus, pensil dan juga rencana yang digunakan untuk menyunting. Penulis dalam menyunting hendaknya tidak mengerjakan  penyuntingan semua aspek dalam waktu  yang bersamaan. Jika seorang penulis memperhatikan organisasi, isi, panjang kalimat, tanda baca, pemilihan kata, dan lainlain dalam waktu yang bersamaan, maka akan terjadi kelebihan tugas (overload) yang dapat mengganggu kelancaran dan ketelitian dalam menyunting. Hal ini disebabkan oleh adanya kemungkinan banyaknya masalah yang terdapat dalam  karangan  yang hendak disunting. Hendaknya seorang penyunting dapat menetapkan prioritas terhadap aspek yang disunting. Dengan kata lain, menyunting itu hendaknya dilakukan secara bertahap.

Tahap-tahap dalam menyunting itu setidak-tidaknya ada empat langkah. Langkah-langkah ini diuraikan seperti berikut.

(1) Langkah I: Menyunting Isi Langkah pertama diarahkan pada

penyuntingan isi karangan. Hal ini dilakukan  karena isi  itu menentukan bahasa yang digunakan dalam karangan. Oleh karena itu, menyunting  isi  dilakukan pada tahap pertama. Menyunting isi dilakukan sesuai dengan hasil penilaian terhadap isi atau ide dalam karangan. Secara umum, menyunting isi ditujukan pada ide pokok dan penjelas. Rambu-rambu menyunting seperti pada penilaian isi.

Contoh  langkah pertama menyunting terhadap paragraf yang telah dinilai di atas dapat dilakukan seperti berikut.

191

Page 12: Bab Vi Menyunting Naskah

(2) Seperti halnya lingkungan keluarga, maka lingkungan sekolah juga tidak jarang dapat memberikan warna pada tindakan-tindakan olahragawan pada waktu berlatih maupun bertanding. Lingkungan yang tidak harmonis, kacau, dan banyak bertentangan dapat menimbulkan kecemasan, rasa tidak aman, stres, dan mungkin rasa takut. Hal-hal itu dapat mempengaruhi olahragawan dalam bertanding, khususnya mentalnya. Lingkungan sekolah olahragawan wajib menciptakan kondisi seharmonis mungkin, agar dapat membantu dalam pembentukan kesejahteraan jiwa para olahragawan yamg masih bersekolah. Sikap dan tingkah laku para guru dan teman dapat memberikan rasa aman dan perasaan nyaman. Hal yang semacam itu dapat menambah kekuatan mental olahragawan

Strategi menyunting yang digunakan dalam menyunting isi di atas, menggunakan cara menambah dan  menghilangkan. Dalam  menyunting di atas, bagian akhir paragraf dihilangkan  dan ditambah beberapa ide penjelas. Setelah menyunting isi, selanjutnya adalah menyunting organisasi.

(2) Langkah II: Menyunting OrganisasiLangkah  kedua dalam kegiatan  menyunting

berupa menyunting organisasi  paragraf. Fokus kegiatan penyuntingan ini adalah mengatur kembali

192

Page 13: Bab Vi Menyunting Naskah

ideide agar dapat membentuk paragraf yang baik. Kegiatan ini dilakukan bukan pada karangan asli, melainkan karangan  yang telah disunting isinya. Menyunting organisasi dapat dicontohkan seperti berikut.

(3) Lingkungan sekolah, seperti halnya lingkungan keluarga, juga mempengaruhi tingkah laku olahragawan pada waktu berlatih dan bertanding. Lingkungan yang tidak harmonis, kacau, dan banyak bertentangan misalnya, dapat menimbulkan kecemasan, rasa tidak aman, stres, dan mungkin rasa takut. Hal-hal  semacam  itu akan tampak pada saat olahragawan bertanding, sehingga mempengaruhi kondisi mentalnya. Hendaknya, lingkungan sekolah yang mencakup guru dan petugas sekolah serta siswa menciptakan kondisi seharmonis mungkin, agar dapat membantu dalam pembentukan kesejahteraan jiwa para olahragawan yang masih bersekolah. Sikap dan tingkah laku guru serta siswa sebaiknya memberikan rasa aman dan perasaan nyaman. Hak yang semacam itu dapat menambah kekuatan mental olahragawan.

Menyunting organisasi yang dilakukan pada paragraf di atas rupanya mencakup semua aspek organisasi paragraf. Organisasi paragraf yang telah disunting di atas kiranya lebih baik daripada naskah yang disunting pada tahap  pertama. Dalam menyunting organisasi di atas telah dilakukan sedikit

193

Page 14: Bab Vi Menyunting Naskah

penyuntingan kebahasaan, tetapi masih belum sempurna. Penyempurnaan  penyuntingan  ini dilakukan pada penyuntingan kebahasaan seperti berikut ini.

(3) Langkah III: Menyunting Unsur Bahasa Langkah ketiga ini merupakan menyunting unsur

kebahasaan. Rambu-rambu menyunting kebahasaan itu telah dibicarakan pada bagian penilaian naskah. Kegiatan penyuntingan ini dilakukan pada naskah yang telah disunting pada tahap pertama dan kedua. Menyunting ini dapat dilakukan dengan keempat cara menyunting yang telah dibicarakan pada bagian strategi menyunting di atas. Contoh  menyunting langkah ketiga ini seperti berikut ini.

(4) Lingkungan sekolah, seperti halnya lingkungan keluarga, juga mempengaruhi tingkah laku olahragawan pada waktu berlatih dan bertanding. Lingkungan yang tidak harmonis, misalnya kacau dan banyak bertentangan, dapat menimbulkan kecemasan, rasa tidak aman, tekanan, dan rasa takut. Hal semacam ini dapat berakibat buruk pada mental olahragawan ketika mereka  berlatih atau  bertanding. Hendaknya, lingkungan sekolah yang mencakup guru, petugas sekolah yang lain, dan siswa dapat menciptakan kondisi yang harmonis untuk membentuk kesejahteraan mental atau jiwa olahragawan yang masih

194

Page 15: Bab Vi Menyunting Naskah

bersekolah. Sikap dan tingkah laku semua orang di lingkugan sekolah sebaiknya memberikan rasa aman  dan  perasaan nyaman.  Hal  semacam  itu dapat menambah  kekuatan  mental  olahragawan pada saat berlatih dan bertanding.

Dalam kegiatan penyuntingan di atas dilakukan beberapa perubahan dengan pergantian, penambahan, penghilangan, dan juga penataan kembali. Perubahan itu hampir seluruh aspek kebahasaan, yang meliputi tataran kata, frasa, kalimat,  dan klausa serta ejaan. Setelah menyunting aspek  kebahasaan itu dilakukan secara tuntas,  langkah berikutnya adalah pengecekan secara menyeluruh.

(4) Langkah IV: Pengecekan Akhir Setelah aspek isi, organisasi, dan kebahasaan

disunting, penulis hendaknya memeriksa kembali seluruh aspek itu untuk menemukan kemungkinan kekurangan atau kesalahan. Langkah ini merupakan langkah prapenilaian ulang. Pemeriksaan dilakukan dengan mempertimbangkan berbagai aspek yang telah disunting sebelumnya.

Jika naskah yang telah disunting mendekati sempurna, pengecekan akhir ini dilakukan dengan memberikan tandatanda tertentu dengan pensil atau alat yang lain dalam rangka persiapan penulisan akhir. Jika dalam pengecekan akhir masih banyak kekurangan dan kesalahan, maka penulis perlu melakukan penilaian ulang agar mendapatkan  aspek-aspek tulisan yang lebih rinci. Sebaliknya, apabila naskah sudah agak

195

Page 16: Bab Vi Menyunting Naskah

sempurna, penulis hanya mempersiapkan penulisan akhir.

(5) Langkah V: Penulisan Akhir Penulisan akhir dilaksanakan setelah dilakukan

penilaian ulang. Ada dua kemungkinan hasil penilaian ulang. Pertama, naskah dinyatakan baik. Kedua, naskah dinyatakan perlu disunting kembali. Bila naskah telah dinyatakan baik, maka penulis tinggal mempersiapkan penulisan akhir. Sebaliknya, apabila tulisan tersebut dinyatakan masih perlu disunting kembali, maka naskah tersebut harus disunting ulang.

Penulisan akhir pada dasarnya mengetik ulang hasil pengecekan akhir dengan mempertimbangkan berbagai persyaratan yang dituntut, misalnya ukuran kertas, spasi, bentuk huruf dsb. Penulisan akhir dapat dilakukan oleh orang lain, karena penulisan ini tidak memerlukan pemikiran yang mendalam.

Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan  bahwa menilai dan menyunting naskah merupakan suatu kegiatan dalam tulismenulis yang cukup penting. Meskipun evaluasi dan menyunting naskah tidak dapat menjamin  mutu tulisan,  dengan cara itu penulis dapat meningkatkan mutu  tulisannya. Evaluasi dan menyunting naskah  mempunyai  beberapa tahapan yang perlu diperhatikan  oleh seorang  penulis atau yang hendak menyunting  karangan. Tahapantahapan itu  tidak  bersifat  linear,   tetapi urutannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

Bahan Pelatihan 9Menyunting

196

Page 17: Bab Vi Menyunting Naskah

Petunjuk: Sungtinglah unsur isi, organisasi, dan bahasa paragraf di bawah ini, agar mudah dipahami.

1. Setiap bangunan rumah tinggal harus memenuhi syarat-syarat yang menyangkut kesehatan dan pencegahan pengotoran alam  lingkungan yang ada di sekitar bangunan tersebut. Untuk itu, gedung atau bangunan rumah tinggal harus dilengkapi dengan fasilitas penyediaan air bersih untuk keperluan rumah tangga (makan, minum, cuci dan sebagainya) dan untuk  pencegahan pengotoran lingkungan maka gedung dilengkapi dengan fasilitas sanitasi di antaranya tata saluran buangan (rioll) untuk  pembuangan air limbah/buangan dan air hujan serta pembuangan sampah. Fasilitas yang ada pada bangunan rumah tinggal biasanya terdiri dari: kamar mandi dan WC, bak cuci tangan, bak cuci piring, tempat cuci pakaian, serta saluran pembuangannya. Untuk tempat kerja biasanya terbatas hanya WC dan kadangkadang bak cuci tangan.

2. Inokulasi Rhizobium merupakan usaha untuk menemukan tanaman Leguminosae  dan mengubah tanaman non Leguminosae yang memiliki potensi yang lebih besar bagi penyediaan bahan pangan bagi kemakmuran rakyat? Kita perlu menanyakan mengapa harus bersusah payah mengusahakan keserasian antara spesiesspesies mahluk yang berbeda? Mengapa tidak mengusahakan saja agar tanaman pertanian yang penting mengikat nitrogen

197

Page 18: Bab Vi Menyunting Naskah

sendiri? Kemajuankemajuan yang cepat dalam penelitian genetika pengkat nitrogen telah menjadikan khayalan lama. Jelas bahwa rencana seperti itu akan menghindari masalahmasalah yang ada pada  manipulasi dua organisme sekaligus. Mengusahakan agar gengen pengikat nitrogen atau gengenif (dari: Nitrogenfixation) oleh bakteri mengungkapkan diri dalam tumbuh-tumbuhan dan mengusahakan agar enzimenzim berfungsi dalam tumbuh-tumbuhan. Tentu saja menambah rumit masalahnya. Yang terutama sulit ialah persoalan persoalan tentang penyediaan energi dan kepekaan nitrogenase terhadap oksigen. Namun, bagaimanapun gagasan itu layak dijajaki dengan cermat.

3. Perkembangan penduduk yang diikuti dengan perkembangan industri dan berbagai macam kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi sudah barang tentu akan diikuti perubahan pola tingkah laku manusianya. Salah satu dampak era industrialisasi mengubah budaya masyarakat menjadi konsumtif, kususnya konsumtif pada makanan dalam bentuk kemasan dimana akan membawa dampak menumpuknya limbah dan sampah padat (dalam hal ini barang bekas) yang berupa kaleng, plastik, dan kemasan lain yang pada prinsipnya sulit untuk didaur ulang.

198

Page 19: Bab Vi Menyunting Naskah

Petunjuk: Suntinglah aspek bahasa, isi, dan organisasi paragraf di bawah ini sesuai dengan langkah-langkah  menyunting naskah!

1. Masa terus berputar. Selama bumi masih berputar dan di dalam peredaran masa seperti perubahan-perubahan terus terjadi di dalam kehidupan kita dan sesuatu yang ada sekarang dapat menjadi tiada dan sesuatu yang tiada dapat menjadi ada, hanya perubahan yang rasanya tetap  ada. Perubahan yang terjadi dapat berlangsung secara berangsur, sehingga tidak begitu tampak, tidak begitu dapat dirasakan. Akan tetapi tidak jarang pula, perubahanperubahan yang terjadi  dapat berlangsung secara cepat, mendadak sehingga mencetuskan kejutan-kejutan yang  amat sangat. Perubahan, baik yang berlangsung secara lambat maupun cepat, dapat menimbulkan suatu stres.

199

Page 20: Bab Vi Menyunting Naskah

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Arnaudet, Martin L. dan Mary Ellen Barrett. 1981. Paragraph Development : A Guide for Student of English as Second Language. Englewood Cliffs, New Yersey : Prentice-Hall, Inc.

Cipta Loka Caraka. 1983. Teknik Mengarang. Jakarta: Yayasan Kanisius.

Depdikbud. 1993. Masalah Pertumbuhan dan Perkembangan Bahasa Indonesia. Jakarta: Dirjendikti Depdikbud.

Fakultas Pascasarjana. 1985. Pedoman Penulisan Tesis Fakultas Pascasarjana. Malang: FPS IKIP Malang.

Hairston, Maxine C. 1981. Succesful Writing: A Rhetoric for Advanced Composition. New York, London: W.W Norton & Co.

Halim, Amran (ed). 1980. Politik Bahasa Nasional. Jakarta: PN Balai Pustaka. Jilid 1 dan 2.

McCrimon, JM. 1967. Writing with a Purpose. Boston: Haugton Miflin Company.

P3B. 1989. Berbahasa Indonesia Praktis. Jakarta: Depdikbud.

Poerwadarminta, WJS. 1979. Bahasa Indonesia untuk Karang-mengarang. Yogyakarta: UP Indonesia.

Poerwadarminta, WJS. 1981. ABC Karang-Mengarang. Yogyakarta: UP Indonesia.

200

Page 21: Bab Vi Menyunting Naskah

Soedjito dan Mansur Hasan. 1986. Keterampilan Menulis Paragraf. Bandung: Remaja Karya CV.

Soedjito. 1986. Kalimat Efektif. Bandung: Remaja Karya CV.

Samsuri. 1987/1988. Analisis Wacana. Malang: FPS IKIP Malang.

Sullivan, Kathleen E. t.t. Paragraf Practice. New York: MacMillan Publising, Co Inc.

Syafi'ie, Imam. 1980. Retorika dalam Menulis. Malang: FPS IKIP Malang.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1984. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

201

Page 22: Bab Vi Menyunting Naskah

BAB VIII MENYUNTING NASKAH......................................................181Evaluasi Naskah.......................................................................................182Hakekat Menyunting...............................................................................186Strategi Menyunting................................................................................187

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................196

202