bab v spm - revised

13
BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH A. Kegiatan/ Indikator Kegiatan yang Bermasalah Berdasarkan hasil perhitungan data penentuan prioritas masalah melalui metode H kuantitatif, ditemukan masalah cakupan deteksi dini tumbuh kembang pada balita dan a prasekolah menjadiprioritas utama. Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) ditingkat Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang memiliki pencapaian sebesar !,"#$ dari targ Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang untuk DDTK anak balita dan anak usia pra sekolah adalah %&$. Berdasarkan data 'ang telah diperoleh dapat disimpulkan bah a hasil caku deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan anak usia pra sekolah pada bulan anuari uni *#& belum mencapai target + M Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang tahun *#&. +esuai dengan hasil kesepakatan bersama Kepala uskemas Borobudur, maka permasalah neonatal resti 'g ada - ditemukan dengan pencapaian " ,&/$ menjadi prioritas utama u dilakukan analisis pemecahan masalah. Dilihat dari data target Dinas Kesehatan Kota tahun *#& untuk neonatal resti 'g ada - ditemukan sebesar #**$, maka cakupan neonat 'g ada - ditemukan menjadi permasalahan 'ang perlu dianalisis untuk mencari pen'eles solusin'a. B. Analisis enye!a! masalah Terdapat beberapa faktor 'ang mendasari timbuln'a kesenjangan antara ta ditetapkan dengan hasil kegiatan 'ang dicapai. +alah satu metode 'ang digunaka menentukan pen'ebab masalah adalah mengunakan diagram fish bone memakai data 'ang te diolah dalam enam bulan terakhir dari anuari0 uni *#&. 1ara menganalisis pen'ebab #

Upload: prabha-amandari-sutyandi

Post on 01-Nov-2015

229 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

5 spm

TRANSCRIPT

BAB VANALISIS PEMECAHAN MASALAH

A. Kegiatan/ Indikator Kegiatan yang BermasalahBerdasarkan hasil perhitungan data penentuan prioritas masalah melalui metode Hanlon kuantitatif, ditemukan masalah cakupan deteksi dini tumbuh kembang pada balita dan anak usia pra sekolah menjadi prioritas utama. Deteksi Dini Tumbuh Kembang (DDTK) di tingkat Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang memiliki pencapaian sebesar 27,81% dari target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang untuk DDTK anak balita dan anak usia pra sekolah adalah 95%. Berdasarkan data yang telah diperoleh dapat disimpulkan bahwa hasil cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan anak usia pra sekolah pada bulan Januari sampai Juni 2015 belum mencapai target SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2015. Sesuai dengan hasil kesepakatan bersama Kepala Puskemas Borobudur, maka permasalah neonatal resti yg ada / ditemukan dengan pencapaian 83,56% menjadi prioritas utama untuk dilakukan analisis pemecahan masalah. Dilihat dari data target Dinas Kesehatan Kota Magelang tahun 2015 untuk neonatal resti yg ada / ditemukan sebesar 100%, maka cakupan neonatal resti yg ada / ditemukan menjadi permasalahan yang perlu dianalisis untuk mencari penyelesaikan/ solusinya.B. Analisis penyebab masalahTerdapat beberapa faktor yang mendasari timbulnya kesenjangan antara target yang ditetapkan dengan hasil kegiatan yang dicapai. Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan penyebab masalah adalah mengunakan diagram fish bone memakai data yang telah diolah dalam enam bulan terakhir dari Januari-Juni 2015. Cara menganalisis penyebab masalah adalah dengan menggunakan pendekatan sistem yang meliputi: input, proses, output, outcome, serta faktor lingkungan, sehingga dapat disimpulkan hal-hal yang menyebabkan timbulnya permasalahan tersebut. Beberapa kemungkinan penyebab masalah yang ada, antara lain :Tabel 26. Analisis Penyebab Masalah Cakupan Neonatal Risti yang Ditemukan Ditinjau dari Faktor InputINPUTKELEBIHANKEKURANGAN

MAN(Tenaga Kerja) Koordinator program (bidan koordinator dan bidan desa) telah terlatih untuk melakukan pemeriksaan neonatus dengan risiko tinggi Terdapat dokter dan bidan yang dapat menentukan adanya factor-faktor yang dimiliki pada neonatus dengan risiko tinggi Terdapat tenaga medis dan paramedis yang terlatih untuk melakukan pemeriksaan Terdapat kader-kader dan bidan desa untuk membantu pelaksanaan program cakupan neonatal risti setiap tahunnya Pengetahuan kader yang masih kurang tentang permasalahan dengan risti pada neonatus Kurangnya keahlian medis dan paramedis dalam menentukan kondisi neonatus yang berisiko Kekurangan jumlah tenaga kesehatan yang terlatih dilayanan kesehatan

MONEY(Pembiayaan) Tersedianya dana bantuan operasional dari Puskesmas dan dana swadaya dari Posyandu setempat Tidak ada pengalokasian dana khusus untuk kegiatan penyuluhan mengenai permasalahan neonatus dengan risiko tinggi yang segera dibawa ketenaga kesehatan setempat

METHOD (Metode)1. Melakukan pemeriksaan kesehatan neonatus yang mengalami gangguan kesehatan sejak dalam kandungan 1. Neonatus yang berobat ke poliklinik dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik oleh dokter atau bidan1. Melakukan kunjungan neonates secara berkala oleh bidan desa Tidak ada laporan pemeriksaan yang jelas dan terperinci dari hasil kunjungan neonatus

MATERIAL (Perlengkapan) Tersedianya tempat untuk melakukan pemeriksaan seperti: puskesmas, pustu, PKD, polindes, poliklinik, serta posyandu Tidak ditemukan masalah

MACHINE (Peralatan) Tersedianya timbangan, meteran, thermometer, stetoskop, penlight, alat-alat laboratorium Kurangnya sistem pengontrolan dan pengawasan alat-alat yang ada

Tabel 27. Analisis Kemungkinan Penyebab Masalah Cakupan Neonatal Risti Yang Ditemukan Ditinjau dari Faktor Proses dan Lingkungan

PROSESKELEBIHANKEKURANGAN

P1(Perencanaan) Jadwal pemeriksaan dan pencatatan rutin pada setiap ibu hamil pada daerah wilayah kerja puskesmas Borobudur, dan pencatatan pada ibu hamil dengan neonatus resiko tinggi Bidan desa secara teratur melakukan kunjungan neonatal 3 kali, pada umur 24 jam,7 hari ,dan antar 7 hari 28 hari

Belum ada perencanaan atau jadwal pelatihan/penyegaran kepada bidan secara rutin untuk mendeteksi dini ibu hamil dengan neonatus resiko tinggi Belum melakukan perencanaan sosialisasi pada masyarakat khususnya ibu dan ibu hamil melalui media cetak

P2(Pelaksanaan) Pelayanan pemeriksaan deteksi dini ibu hamil dengan neonatus resiko tinggi Bidan desa mengerti mengenai pemeriksaan deteksi dini ibu hamil dengan neonatus resiko tinggi sehingga dapat melakukan pemeriksaan dengan baik.

Kader masih belum memiliki pengetahuan mengenai tanda-tanda dini neonatus resiko tinggi secara cermat dan menyeluruh

P3(Pengawasan Pengendalian dan Penilaian) Pencatatan hasil pemeriksaan ibu hamil dengan neonatus resiko tinggi. Evaluasi dilakukan terhadap ibu hamil dengan neonatus resiko tinggi. Evaluasi dilakukan setiap ada neonatus yang meninggal Kurangnya evaluasi terhadap kinerja bidan desa Belum ada indikator objektif sebagai standar penentuan neonatus resiko tinggi Tidak ada pencatatan atau data kunjungan berkala neonatus oleh bidan, yang dilaporkan

Lingkungan Masih banyak kader yang aktif melakukan pendataan tentang status kesehatan ibu hamil dan neonatus pada daerah lingkup kerjanya Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kemungkinan terjadinya neonatus resiko tinggi Kurangnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat khususnya ibu hamil, untuk melakukan pemeriksaan secara rutin Jauhnya jarak fasilitas kesehatan dari tempat tinggal,sehingga sulit dijangkau masyarakat dan petugas kesehatan Kurangnya perhatian dan dukungan dari suami/keluarga terhadap istri dan neonatusnya.

1

V.3 Konfirmasi Kemungkinan Penyebab MasalahSetelah dilakukan konfirmasi kepada pihak puskesmas yang terdiri dari bidan koordinator program, dokter, dan bidan desa mengenai neonatal risti yang ditemukan, maka dari kemungkinan penyebab masalah diatas maka didapatkan penyebab masalah yang paling mungkin, yaitu sbb:1. Pengetahuan kader dan masyarakat yang masih kurang tentang permasalahan dengan risti pada neonatus2. Kurangnya keahlian medis dan paramedis dalam menentukan kondisi neonatus yang berisiko3. Kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang terlatih di pelayanan kesehatan4. Tidak ada pengalokasian dana khusus untuk kegiatan penyuluhan mengenai permasalahan neonatus dengan risiko tinggi yang segera dibawa ketenaga kesehatan setempat5. Tidak ada laporan pemeriksaan yang jelas dan terperinci dari hasil kunjungan neonatus6. Kurangnya sistem pengontrolan dan pengawasan alat-alat yang ada7. Belum ada perencanaan atau jadwal pelatihan/penyegaran kepada bidan secara rutin untuk mendeteksi dini ibu hamil dengan neonatus resiko tinggi8. Belum melakukan perencanaan sosialisasi pada masyarakat khususnya ibu dan ibu hamil melalui media cetak9. Kurangnya evaluasi terhadap kinerja bidan desa10. Belum ada indikator objektif sebagai standar penentuan neonatus resiko tinggi11. Tidak ada pencatatan atau data kunjungan berkala neonatus oleh bidan, yang dilaporkan12. Kurangnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat khususnya ibu hamil, untuk melakukan pemeriksaan secara rutin13. Jauhnya jarak fasilitas kesehatan dari tempat tinggal,sehingga sulit dijangkau masyarakat dan petugas kesehatan 14. Kurangnya perhatian dan dukungan dari suami/keluarga terhadap istri dan neonatusnya

V.4 Penentuan Alternatif Pemecahan MasalahSetelah diperoleh daftar masalah, maka dapat dilakukan langkah selanjutnya, yaitu dibuat alternatif pemecahan penyebab masalah. Berikut ini adalah alternatif pemecahan penyebab masalah yang ada, yaitu:

Tabel 29. Alternatif Pemecahan MasalahNo.MasalahAlternatif Pemecahan Masalah

1. Pengetahuan kader dan masyarakat yang masih kurang tentang permasalahan dengan risti pada neonatusMelakukan penyuluhan mengenai faktor-faktor risiko dan kondisi-kondisi yang berkaitan dengan kesehatan neonatus

2.Kurangnya keahlian tenaga medis dan paramedis dalam menentukan kondisi neonatus yang berisikoMengikuti seminar-seminar dan works shop tentang topik-topik permasalahan kesehatan pada neonatus

3.Kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang terlatih di pelayanan kesehatanMeningkatkan jumlah tenaga kesehatan terlatih

4.Tidak ada pengalokasian dana khusus untuk kegiatan penyuluhan mengenai permasalahan neonatus dengan risiko tinggi yang segera dibawa ketenaga kesehatan setempatMemberikan alokasi dana untuk kegiatan program posyandu dan mendatangkan tenaga medis secara berkala

5.Tidak ada laporan pemeriksaan yang jelas dan terperinci dari hasil kunjungan neonatusMembuat laporan hasil pemeriksaan neonatus yang jelas dan terperinci

6.Kurangnya sistem pengontrolan dan pengawasan alat-alat yang adaMembentuk tim pengawas alat dan pemeriksaan alat secara berkala

7.Belum ada perencanaan atau jadwal pelatihan/penyegaran kepada bidan secara rutin untuk mendeteksi dini ibu hamil dengan neonatus risiko tinggiPenyusunan jadwal pelatihan/penyegaran bagi bidan yang memungkinkan untuk dapat dilaksanakan

8.Belum melakukan perencanaan sosialisasi pada masyarakat khususnya ibu dan ibu hamil melalui media cetakMelakukan sosialisasi pada masyarakat dalam bentuk media cetak

9.Kurangnya evaluasi terhadap kinerja bidan desaMelakukan evaluasi berkala terhadap kinerja bidan desa

10.Belum ada indikator objektif sebagai standar penentuan neonatus risiko tinggiPenyusunan indikator objektif sebagai standar penentuan neonatus risiko tinggi

11.Tidak ada pencatatan atau data kunjungan berkala neonatus oleh bidan, yang dilaporkanDilakukan pendataan kunjungan berkala neonatus oleh bidan

12.Kurangnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat khususnya ibu hamil, untuk melakukan pemeriksaan secara rutinMelakukan penyuluhan mengenai faktor-faktor risiko dan kondisi-kondisi yang berkaitan dengan kesehatan neonatus

13.Jauhnya jarak fasilitas kesehatan dari tempat tinggal,sehingga sulit dijangkau masyarakat dan petugas kesehatanMenempatkan bidan desa atau fasilitas kesehatan di daerah yang sulit dijangkau tersebut

14.Kurangnya perhatian dan dukungan dari suami/keluarga terhadap istri dan neonatusnyaMeningkatkan program suami siaga

V.5 Penentuan Pemecahan MasalahDari hasil analisis pemecahan masalah, didapatkan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:a) Melakukan penyuluhan mengenai faktor-faktor risiko dan kondisi-kondisi yang berkaitan dengan kesehatan neonatus.b) Mengikut sertakan tenaga medis dan paramedis dalam seminar-seminar dan works shop tentang topik-topik permasalahan kesehatan pada neonatesc) Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan terlatih d) Memberikan alokasi dana untuk kegiatan program posyandu dan mendatangkan tenaga medis secara berkalae) Membuat laporan hasil pemeriksaan neonatus yang jelas dan terperincif) Membentuk tim pengawas alat dan pemeriksaan alat secara berkala g) Penyusunan jadwal pelatihan/penyegaran bagi bidan yang memungkinkan untuk dapat dilaksanakanh) Melakukan sosialisasi pada masyarakat dalam bentuk media cetak i) Melakukan evaluasi berkala terhadap kinerja bidan desaj) Penyusunan indikator objektif sebagai standar penentuan neonatus risiko tinggik) Dilakukan pendataan kunjungan berkala neonatus oleh bidan l) Menempatkan bidan desa atau fasilitas kesehatan di daerah yang sulit dijangkau tersebutm) Meningkatkan program suami siaga

8

Kurangnya evaluasi terhadap kinerja bidan desa Belum ada indikator objektif sebagai standar penentuan neonatus resiko tinggi Tidak ada pencatatan atau data kunjungan berkala neonates Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kemungkinan terjadinya neonatus resiko tinggi Kurangnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat khususnya ibu hamil, untuk melakukan pemeriksaan secara rutin Jauhnya jarak fasilitas kesehatan dari tempat tinggal,sehingga sulit dijangkau masyarakat dan petugas kesehatan Kurangnya perhatian dan dukungan dari suami/keluarga terhadap istri dan neonatusnya.

Belum ada perencanaan atau jadwal pelatihan/penyegaran kepada bidan secara rutin untuk mendeteksi dini ibu hamil dengan neonatus resiko tinggi Belum melakukan perencanaan sosialisasi pada masyarakat khususnya ibu dan ibu hamil melalui media cetak

Tidak ditemukan masalah

MONEYIMPACT

Tidak ada pengalokasian dana khusus untuk penyuluhan neonatus risti Pengetahuan kader yang masih kurang tentang permasalahan dengan risti pada neonatus Kurangnya jumlah dan kualitas tenaga medis dan paramedis dalam menentukan kondisi neonatus yang berisikoINPUT Tidak ada laporan pemeriksaan yang jelas dan terperinci dari hasil kunjungan neonatus

Kader masih belum memiliki pengetahuan mengenai pemeriksaan deteksi dini neonatus resiko tinggi secara cermat dan menyeluruh Kurangnya sistem pengontrolan dan pengawasan alat-alat yang adaCakupan neonatal risti yang ditemukan bulan Januari Juni 2015 di Puskesmas Borobudur dengan pencapaian 83.56% lebih rendah dari target dinkes 100 %MATERIALMACHINELINGKUNGANP1P3PROSESMETHODMANP2Gambar 4. Diagram Fish Bone Berdasarkan Pendekatan Sistem

PENYEBAB MASALAHALTERNATIF PEMECAHANPenyuluhan mengenai neonatus ristiKurangnya pengetahuan kader dan masyarakat.

Mengikuti seminar dan workshop tentang kesehatan neonatus

Kurangnya keahlian dalam menentukan neonatus risti

Meningkatkan jumlah tenaga kerja terlatih

Kurangnya jumlah tenaga kesehatan terlatih

Mengalokasikan sebagian dana KIA untuk posyandu

Pencatatan hasil pemeriksaan neonatus dengan jelas dan rinci

Tidak ada alokasi dana untuk penyuluhan mengenai neonatus risti

Membentuk tim pengawas dan pemeriksaan berkala alat-alat

Tidak ada pencatatan hasil kunjungan neonatus yang jelas dan terperinci

Membentuk jadwal pelatihan bidan rutin mengenai deteksi dini neonatus risti

Kurangnya pengawasan dan pengontrolan alat-alat

Melakukan sosialisasi pada masyarakat dalam bentuk media cetakTidak ada jadwal pelatihan bidan rutin mengenai deteksi neonatus risti

Melakukan evaluasi berkala terhadap kinerja bidan desaBelum melakukan perencanaan sosialisasi media cetak

Menyusun indikator objektif penentu neonatus risti

Kurangnya evaluasi terhadap kinerja bidan desa

Dilakukan pendataan kunjungan berkala neonatus oleh bidan

Belum ada indikator objektif sebagai standar penentuan neonatus risiko tinggi

Menempatkan bidan desa atau fasilitas kesehatan di daerah yang sulit dijangkau Tidak ada pencatatan atau data kunjungan berkala neonatus oleh bidan, yang dilaporkan

Meningkatkan program suami siaga

Kurangnya kesadaran masyarakat untuk pemeriksaan berkala

Jauhnya jarak fasilitas kesehatan-tempat tinggal masyarakat

Kurangnya perhatian suami/keluarga kepada istri dan neonatus

Gambar 5. Diagram Alternatif Pemecahan Masalah

V.6 Penentuan Pemecahan Masalah Dengan Kriteria Matriks Menggunakan Rumus Mx IxV/CSetelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria matriks menggunakan rumus M x I x V / C.Penyelesaian masalah sebaiknya memenuhi kriteria, sebagai berikut :1. Efektivitas programPedoman untuk mengukur efektivitas program: Magnitude ( m ) Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan. Importancy ( I ) Pentingnya cara penyelesaian masalah Vulnerability ( v ) Sensitifitas cara penyelesaian masalahKriteria m, I, dan v kita beri nilai 1-5Bila makin magnitude maka nilai nya makin besar, mendekati 5. Begitu juga dalam melakukan penilaian pada kriteria I dan v.2. Efisiensi pogramBiaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah (cost)Kriteria cost (c) diberi nilai 1-5. Bila cost nya makin kecil, maka nilainya mendekati 1.Berikut ini proses penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria matriks :

Tabel 30. Hasil Akhir Penentuan Prioritas Pemecahan MasalahPenyelesaianMasalahNilaiKriteriaHasil akhirUrutan

MIVC(M x I x V) / C

Penyuluhan mengenai faktor-faktor risiko dan kondisi-kondisi yang berkaitan dengan kesehatan neonatus44,3341,3352,09III

Seminar-seminar dan works shop tentang topik-topik permasalahan kesehatan pada neonatus44,3332,6719,46IX

Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan terlatih33,332,673,677,26XII

Alokasi dana untuk kegiatan program posyandu dan tenaga medis secara berkala2,334,674410,88XI

Laporan hasil pemeriksaan neonatus yang jelas dan terperinci4,334,673,671,3356,04II

Tim pengawas alat dan pemeriksaan alat secara berkala32,372,673,675,17XIII

Jadwal pelatihan/penyegaran bagi bidan 54,333164,95I

Sosialisasi pada masyarakat dalam bentuk media cetak44,3332,3322,30VIII

Evaluasi berkala terhadap kinerja bidan desa4,333,332,331,3325,20VII

Indikator objektif sebagai standar penentuan neonatus risiko tinggi42,673,67139,10V

Pendataan kunjungan berkala neonatus oleh bidan 2.333,674134,2VI

Bidan desa atau fasilitas kesehatan di daerah yang sulit dijangkau2,3353,67314,25X

Program suami siaga34,333,67147,67IV

Setelah penentuan prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah dengan menggunakan kriteria matriks, maka didapatkan urutan prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah rendahnya cakupan neonatal risti yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Borobudur, adalah sebagai berikut :1) Penyusunan jadwal pelatihan/penyegaran bagi bidan yang memungkinkan untuk dapat dilaksanakan2) Membuat laporan hasil pemeriksaan neonatus yang jelas dan terperinci3) Melakukan penyuluhan mengenai faktor-faktor risiko dan kondisi-kondisi yang berkaitan dengan kesehatan neonatus kepada masyarakat dan kader desa4) Meningkatkan program suami siaga5) Penyusunan indikator objektif sebagai standar penentuan neonatus risiko tinggi6) Dilakukan pendataan kunjungan berkala neonatus oleh bidan 7) Melakukan evaluasi berkala terhadap kinerja bidan desa 8) Melakukan sosialisasi pada masyarakat dalam bentuk media cetak 9) Mengikuti seminar-seminar dan works shop tentang topik-topik permasalahan kesehatan pada neonatus10) Menempatkan bidan desa atau fasilitas kesehatan di daerah yang sulit dijangkau tersebut 11) Memberikan alokasi dana untuk kegiatan program posyandu dan mendatangkan tenaga medis secara berkala 12) Meningkatkan jumlah tenaga kesehatan terlatih13) Membentuk tim pengawas alat dan pemeriksaan alat secara berkala

5.8 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATANTabel 30. Plan of Action Peningkatan Cakupan Neonatus Risti Yang Ditemukan di Puskesmas BorobudurKegiatanTujuanSasaranTempatPelaksanaWaktuBiayaMetodeTolak ukur

1. Pelatihan bidan mengenai deteksi dini neonatus ristiMeningkatkan pengetahuan bidan tentang tanda bahaya pada neonatus

Bidan desa dan puskesmasPuskesmas BorobudurDokter puskesmasDisesuaikan Puskesmas Seminar Meningkatnya pengetahuan bidan mengenai neonatus risti

2. Pencatatan hasil pemeriksaan neonatus yang jelas dan terperinci

Mencegah adanya neonatus risti yang tidak terdeteksiTenaga kesehatan (bidan desa)Desa wilayah kerja borobudurPuskesmas bagian KIAdan bidan desaDisesuaikanPuskesmasPengarahan pencatatan dan pendataanAdanya data dan catatan kesehatan neonatus yang lengkap

3. Penyuluhan mengenai neonatus ristiMeningkatkan pengetahuan masyarakat tentang tanda bahaya pada neonatusMasyarakat dan kader desaPosyanduPuskesmas bagian KIA dan bidan desaDisesuaikanAnggaran dana dari PuskesmasPenyuluhan Meningkatnya pengetahuan masyarakat dan kader desa mengenai neonatus risti