bab v properti investasi

21
BAB PROPERTI INVESTASI 1. Definisi Menurut SAK 13, Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee/penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk: digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif; atau dijual dalam kegiatan sehari-hari. 159 5 Tujuan Instruksional Khusus : Peserta didik dapat menjelaskan tentang definisi dan pengertian properti investasi. Peserta didik dapat menerangkan dan menjelaskan tentang biaya perolehan properti investasi. Peserta didik dapat menerangkan dan menjelaskan tentang pengakuan awal. Peserta didik dapat menjelaskan cara perolehan properti investasi. Peserta didik dapat menjelaskan penyajian aset tetap setelah pengakuan awal Peserta didik dapat menjelaskan penyajian dengan model biaya Peserta didik dapat menjelaskan penyajian dengan model nilai wajar. Peserta didik dapat menjelaskan transfer dari atau ke properti investasi. Peserta didik dapat menjelaskan pelepasan properti investasi.

Upload: griescanda-susu

Post on 03-Aug-2015

794 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab v Properti Investasi

BAB

PROPERTI INVESTASI

1. Definisi

Menurut SAK 13, Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau

bagian dari suatu bangunan atau kedua-duanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau

lessee/penyewa melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk

kenaikan nilai atau kedua-duanya, dan tidak untuk:

digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan

administratif; atau

dijual dalam kegiatan sehari-hari.

Properti investasi ini merupakan aset tetap yang dimiliki oleh pemilik atau aset tetap

yang disewa melalui perjanjian sewa beli (leasing) atau sewa operasi. Properti

investasi berupa :

a) tanah

b) bangunan

159

5Tujuan Instruksional Khusus :

Peserta didik dapat menjelaskan tentang definisi dan pengertian properti investasi.Peserta didik dapat menerangkan dan menjelaskan tentang biaya perolehan properti investasi.Peserta didik dapat menerangkan dan menjelaskan tentang pengakuan awal.Peserta didik dapat menjelaskan cara perolehan properti investasi.Peserta didik dapat menjelaskan penyajian aset tetap setelah pengakuan awalPeserta didik dapat menjelaskan penyajian dengan model biayaPeserta didik dapat menjelaskan penyajian dengan model nilai wajar.Peserta didik dapat menjelaskan transfer dari atau ke properti investasi. Peserta didik dapat menjelaskan pelepasan properti investasi.

Page 2: Bab v Properti Investasi

c) tanah dan bangunan

d) bagian dari bangunan (ruangan-ruangan dalam bangunan)

Aset berikut tidak pernah dimasukkan dalam kelompok properti investasi :

properti yang dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas

properti yang dibangun atau dikembangkan sebagian oleh pihak ketiga

properti yang digunakan dalam operasi normal entitas (owner-occupied

property)

properti yang sedang dibangun atau dibangun untuk dimanfaatkan sebagai

properti investasi di masa yang akan datang.

Properti yang disewakan kepada pihak lain dengan persyaratan sewa

pembiayaan.

Karakter aset yang dikelompokkan dalam properti investasi adalah :

1) Menghasilkan kas secara mandiri, tanpa tergantung pada aset lain. Properti

investasi dapat menghasilkan kas secara mandiri dengan cara disewakan

kepada pihak lain. Sedangkan aset tetap (PPE) menghasilkan kas dengan

bersinergi dengan aset lain. Contoh pada entitas perusahaan dagang, tanah

dan bangunan bersama-sama dengan peralatan dan persediaan akan

menghasilkan kas melalui penjualan persediaan barang dagang.

2) Jika dalam transaksi penyewaan aset, entitas menawarkan tambahan jasa

(ancillary service), nilai tambahan jasa tidak signifikan dibandingkan

pendapatan sewa yang diterima. Tambahan jasa berupa jasa kebersihan,

jasa keamanan, katering ataupun laundry kepada para penyewa ruangan.

Jika tambahan jasa (ancillary service) lebih besar atau signifikan

dibandingkan dengan pendapatan sewa, maka aset tersebut dikelompokkan

sebagai aset tetap (PPE).

Entitas yang memiliki bangunan gedung kantor atau apartemen, menggunakan

salah satu bagian dari bangunan tersebut sebagai tempat produksi atau

penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif, dan menyewakan bagian yang

lain kepada pihak luar, maka entitas akan mengakui bangunan tersebut sebagai :

160

Page 3: Bab v Properti Investasi

a. Properti investasi

1) Jika entitas tidak dapat memisahkan dan menentukan nilai bagian yang

digunakan sendiri maupun yang disewakan; dan

2) Bagian yang digunakan dalam proses produksi atau persediaan barang-

barang atau jasa atau untuk tujuan administratif jumlahnya tidak

signifikan.

3) Jika entitas menyediakan tambahan jasa (ancillary service) kepada para

penghuni properti dan jasa tersebut tidak signifikan terhadap keseluruhan

perjanjian.

b. Aset tetap (PPE)

1) Jika entitas tidak dapat memisahkan dan menentukan nilai bagian yang

digunakan sendiri maupun yang disewakan; dan

2) Bagian yang digunakan dalam proses produksi atau persediaan barang-

barang atau jasa atau untuk tujuan administratif jumlahnya signifikan.

3) Jika entitas menyediakan tambahan jasa (ancillary service) kepada para

penghuni properti dan jasa tersebut signifikan terhadap keseluruhan

perjanjian.

c. Properti investasi dan PPE

Jika bagian yang digunakan sendiri oleh entitas maupun bagian yang

disewakan dapat ditentukan nilainya dengan cara dapat dijual secara terpisah

atau disewakan secara terpisah. Maka aset tersebut akan diakui sebagai

properti investasi sekaligus aset tetap dengan proporsi maisng-masing.

Entitas memperoleh properti investasi dengan cara :

a) Pembelian dari pihak luar

Entitas membeli aset yang sejak awal perolehannya dimaksudkan untuk

disewakan kepada pihak lain atau untuk mengapresiasi kenaikan nilai. Biaya-

biaya yang dikapitalisasi sebagai properti investasi mencakup harga beli

161

2. Metode Perolehan Properti Investasi

Page 4: Bab v Properti Investasi

ditambah biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam

perolehan properti investasi.

b) Membangun sendiri

Entitas dapat membangun sendiri gedung atau bangunan yang hendak

disewakan kepada pihak lain. Harga perolehan dari properti investasi ini

adalah total dari biaya pembangunan yang meliputi biaya bahan baku, tenaga

kerja dan biaya overhead. Pada masa konstruksi, aset yang sedang dibangun

diakui sebagai Konstruksi dalam Pengerjaan, dan ketika selesai masa

konstruksinya direklasifikasi sebagai properti investasi.

c) Alih fungsi atau reklasifikasi dari aset tetap

Entitas juga dapat mengalihfungsikan aset tetap yang pada awalnya

digunakan sendiri sebagai properti investasi, ketika aset tetap tersebut mulai

disewakan kepada pihak lain. Harga perolehan properti investasi adalah nilai

wajar dari aset tetap pada tanggal reklas (transfer).

Kriteria pengakuan properti investasi sama halnya dengan properti, pabrik dan

peralatan yang diatur dalam SAK 16. Properti investasi diakui sebagai aset jika :

Terdapat kemungkinan manfaat ekonomi di masa mendatang yang melekat

pada properti akan mengalir ke entitas; dan

Biaya perolehan properti dapat diukur secara akurat.

Pertama kali properti investasi diakui (dicatat) sebesar biaya perolehan plus biaya –

biaya transaksi yang dikeluarkan untuk mendapatkan properti investasi.

Setelah pengakuan awal, entitas dapat memilih kebijakan akuntansi dengan :

Model Nilai Wajar (Fair Value Method); atau

Model Biaya

162

3. Perlakuan Akuntansi Properti Investasi

Page 5: Bab v Properti Investasi

Kebijakan akuntansi yang telah dipilih harus diterapkan ke semua properti investasi

yang dimiliki entitas. Sekali kebijakan akuntansi dipilih, maka kebijakan tersebut tidak

akan berubah kecuali perubahan kebijakan tersebut menghasilkan penyajian yang

lebih memadai. SAK 13 menyebutkan bahwa perubahan metode dari model nilai

wajar ke model biaya tidak menghasilkan presentasi yang lebih memadai.

a. Model Nilai Wajar

Dengan menerapkan model nilai wajar, entitas seharusnya :

Merevaluasi semua properti investasinya ke nilai wajar (harga pasar)

setiap akhir periode akuntansi.

Mengakui perubahan nilai wajar sebagai keuntungan atau kerugian yang

disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif.

Tidak melakukan penyusutan atas properti investasi.

Model nilai wajar ini berbeda dengan model revaluasi yang diatur menurut SAK

16, dimana

a) Model Revaluasi

Bila terjadi kenaikan nilai wajar akan dilaporkan di laba komprehensif lainnya

(tidak masuk dalam keuntungan/kerugian) dan dikreditkan ke Cadangan

Revaluasi atau Revaluation Surplus. Bila terjadi penurunan nilai wajar, akan

diperlakukan sebagai pengurang Cadangan Revaluasi atau diakui sebagai

rugi penurunan nilai dalam laporan laba rugi komprehensif.

b) Model Nilai Wajar

Bila terjadi kenaikan nilai wajar akan dilaporkan sebagai keuntungan dalam

laporan laba rugi komprehensif. Bila terjadi penurunan akan dilaporkan

sebagai kerugian dalam laporan laba rugi komprehensif.

Karena alasan perbedaan tersebut membuat perlakuan terhadap properti

investasi disajikan konsisten menurut SAK 13.

Nilai Wajar didefinisikan sebagai jumlah dimana aset dapat dipertukarkan dengan

pengetahuan yang memadai, antara pihak-pihak yang berkeinginan melakukan

163

3. Pengukuran setelah pengakuan awal

Page 6: Bab v Properti Investasi

transaksi yang wajar (arm length transaction). Jika tidak mungkin mendapatkan

nilai wajar yang andal, maka entitas dapat mengadopsi Model Nilai Wajar.

Pengecualian ini berlaku untuk semua properti investasi dengan menggunakan

salah satu model di atas.

b. Model Biaya

Model biaya mengikuti ketentuan menurut SAK 16. Properti investasi dinilai

sebesar harga perolehan dan selain tanah elemen properti investasi disusutkan.

Contoh :

Pada tanggal 1 Januari 2010, entitas D membeli gedung yang diniatkan untuk

investasi. Harga perolehan gedung Rp1 Milyar dengan biaya transaksi Rp10 juta.

Jumlah yang dapat disusutkan sampai tanggal ini sebesar Rp300 juta. Properti

tersebut memiliki umur manfaat 50 tahun. Pada akhir tahun pertama nilai wajar

dari properti investasi tersebut naik menjadi Rp1,3 Milyar.

Diminta :

Tunjukkan jumlah yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan entitas

D pada tanggal 31 Desember 2010, dengan menggunakan :

a. Model biaya

b. Model Nilai Wajar

Jawab :

a) Model Biaya

Dalam laporan posisi keuangan, properti ini akan disajikan sebagai berikut :

Properti investasi Rp1.010.000.000,-

Akumulasi penyusutan (Rp300 jt/50th) (Rp 6.000.000,-)

Nilai tercatat Rp1.004.000.000,-

Dalam laporan laba rugi komprehensif akan dicantumkan beban penyusutan

Rp6.000.000,-.

b) Model Nilai Wajar

164

Page 7: Bab v Properti Investasi

Dalam laporan posisi keuangan, properti investasi akan disajikan sebesar

Rp1.300.000.000,-

Menurut model nilai wajar, properti investasi ini tidak disusutkan dan

perubahan nilai wajar akan dilaporkan dengan jurnal :

31 Des 2010 Properti Investasi Rp290.000.000,-

Keuntungan atas kenaikan nilai wajar Rp290.000.000,-

*(Rp1.300.000.000 – Rp1.010.000.000)

Keuntungan atas kenaikan nilai wajar akan dilaporkan di laporan laba

komprehensif sebesar Rp290.000.000,-.

Transfer dari dan ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat

perubahan penggunaan yang ditujukan dengan :

Dari properti investasi

a) Dimulainya penggunaan oleh pemilik, ditransfer dari properti investasi

menjadi properti yang digunakan sendiri.

b) Dimulainya pengembangan untuk dijual, ditransfer dari properti investasi

menjadi persediaan;

Jika terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan dimulainya

pengembangan dengan tujuan untuk dijual.

Ke properti investasi

c) Berakhirnya pemakaian oleh pemilik, ditransfer dari properti yang digunakan

sendiri menjadi properti investasi

d) Dimulainya sewa operasi ke pihak lain, ditransfer dari persediaan menjadi

properti investasi;

e) Berakhirnya pembangunan atau pengembangan, ditransfer dari properti yang

sedang dibangun atau dikembangkan menjadi properti investasi.

165

4. Transfer Properti Investasi

Page 8: Bab v Properti Investasi

Dari properti investasi yang disajikan dengan Model Nilai Wajar

Untuk properti investasi yang dicatat dengan menggunakan nilai wajar dan kemudian

ditransfer menjadi properti yang digunakan sendiri atau sebagai persediaan, nilai

properti untuk akuntansi berikutnya sesuai dengan ketentuan dalam SAK 16 atau

SAK 14 adalah nilai wajar pada tanggal perubahan penggunaan.

Contoh :

PT A memiliki properti investasi yang disewakan kepada pihak lain. Penyajian

di neraca 31 Desember 2010, properti investasi disajikan pada nilai wajarnya

Rp540.000.000,- sesuai dengan nilai wajar pada tanggal yang sama. Pada

tanggal 4 April 2011, properti investasi tersebut telah selesai masa sewanya

dan diputuskan untuk digunakan sendiri. Harga wajar pada tanggal perubahan

tersebut sebesar Rp510.000.000,-.

Bagaimana pencatatan /jurnal transfer pada tanggal 4 April 2011?

Jawab :

Jurnal yang dibuat PT A adalah :

4/4/2011 PPE Rp510.000.000

Rugi penurunan nilai 30.000.000

Properti investasi Rp540.000.000

Ke properti investasi dari PPE yang disajikan dengan Model Revaluasi

Jika properti yang digunakan sendiri oleh pemilik berubah menjadi properti investasi

dan akan dicatat dengan menggunakan nilai wajar, entitas harus menerapkan SAK

16 sampai dengan menggunakan nilai wajar, sampai dengan saat tanggal terakhir

perubahan penggunaannya. Entitas memperlakukan perbedaan antara jumlah

tercatat berdasarkan SAK 16 dan nilai wajar dengan cara sama seperti revaluasi

menurut SAK 16.

166

Page 9: Bab v Properti Investasi

Perlakuan akuntansi untuk aset yang digunakan sendiri yang kemudian

dialihfungsikan menjadi properti investasi, yaitu disewakan kepada pihak lain atau

diapresiasi untuk kenaikan nilai, maka entitas akan :

a) Menyusutkan properti sampai tanggal terjadinya perubahan

b) Mengakui penurunan nilai yang terjadi sampai dengan tanggal perubahan,

dan

a. akan dicatat dalam laporan laba rugi, sepanjang entitas tidak memiliki

Saldo Surplus Revaluasi periode sebelumnya.

b. Akan dicatat sebagai penurunan saldo Surplus Revaluasi jika memiliki

Saldo Surplus Revaluasi dan selebihnya akan dicatat sebagai rugi

penurunan nilai.

Contoh :

PT B memiliki Bangunan yang dipakai untuk bangunan gedung kantor. PT B

mengadopasi model revaluasi. Penyajian di neraca 31 Desember 2010,

Bangunan disajikan pada nilai wajarnya Rp640.000.000,- sesuai dengan nilai

wajar pada tanggal yang sama. Dan saldo Surplus Revaluasi Rp80.000.000,-.

Sisa umur manfaat Bangunan masih 16 tahun. Pada tanggal 2 Juli 2011,

properti investasi tersebut telah selesai masa sewanya dan diputuskan untuk

digunakan sendiri. Harga wajar pada tanggal perubahan tersebut sebesar

Rp600.000.000,-.

Bagaimana pencatatan /jurnal transfer pada tanggal 2 Juli 2011?

Jawab :

Jurnal yang dibuat PT B adalah :

Mencatat penyusutan Bangunan pada tanggal 2 Juli 2011 :

2/7/2011 Beban Penyusutan Rp20.000.000

Akumulasi Penyusutan Rp20.000.000

*(Rp640.000.000 : 16) x 6/12 = Rp20.000.000,-

Nilai tercatat setelah penyusutan 2 Juli 2011 = Rp640.000.000 –

Rp20.000.000 =Rp620.000.000

167

Page 10: Bab v Properti Investasi

Jika nilai wajar pada tanggal 2 Juli 2011 Rp600 juta, maka terdapat penurunan

nilai wajar dari Rp620.000.000 – Rp600.000.000,-=Rp20.000.000,-

2/7/2011 Surplus Revaluasi Rp20.000.000

Akumulasi Penyusutan Rp20.000.000

*karena entitas memiliki Saldo Surplus Revaluasi Rp60.000.000,- maka

penurunan nilai diperlakukan mengurangi Saldo Surplus Revaluasi.

Jurnal untuk mencatat transfer :

2/7/2011 Properti investasi Rp600.000.000

Akumulasi penyusutan 40.000.000

Surplus Revaluasi 40.000.000

Bangunan (PPE) 640.000.000

Saldo Laba (R/E) 40.000.000

*saldo surplus revaluasi harus ditransfer ke saldo laba pada saat PPE

ditransfer ke PI.

Ilustrasi 2`:

1. Property, Plant and Equipment (PPE) ke Property Investasi (PI)

a. PPE dengan metode cost ke PI dengan metode cost

Contoh : PPE senilai 100.000

Acc.Depreciation (20.000), Fair Value 82.000

Jurnal :

PI 100.000

Accumulated Depreciation-PPE 20.000

PPE 100.000

Accumulated Depreciation –PIPI 20.000

b. PPE dengan metode revaluasi ke PI dengan metode cost

Contoh : PPE senilai 110.000 dengan saldo surplus 10.000,

Acc.Depreciation (20.000), dan Fair Value 82.000

168

Page 11: Bab v Properti Investasi

Jurnal :

PI 110.000

Accumulated Depreciation-PPE 20.000

PPE 110.000

Accumulated Depreciation –PI 20.000

c. PPE dengan metode cost ke PI dengan metode Fair Value

↗ Jika tahun tahun sebelumnya belum ada impairment, maka

peningkatan nilai belum boleh diakui

Contoh : cost : 100.000, accumulated depreciation 20.000 maka

book value adalah 80.000, tetapi setelah diadakan impairment

diketahui bahwa nilai pasarnya 82.000, selisih 2000 (82.000-

80.000) ini belum boleh diakui sehingga jurnal nya adalah :

PI 80.000

Accumulated Depreciation-PPE 20.000

PPE 100.000

↗ Jika sebelumnya sudah dilakukan impairment (sudah diakui adanya

loss) maka gain boleh diakui

Contoh : cost : 100.000, accumulated depreciation 20.000, maka

book value nya adalah 80.000, tetapi setelah diadakan impairment

diketahui bahwa nilai pasarnya 82.000, selisih 2000 BOLEH diakui

sebagai gain

Jurnal :

PPE 2.000

Gain 2.000

Untuk mencatat gain akibat penambahan nilai

169

Page 12: Bab v Properti Investasi

PI 82.000

Accumulated Depreciation-PPE 20.000

PPE 102.000

Untuk mencatat transfer dariPPE ke PI

5. PENGHENTIAN PENGAKUAN

Properti investasi dihentikan pengakuannya (derecognised) pada saat:

pelepasan;

ketika properti investasi tersebut tidak lagi digunakan secara permanen;

atau

tidak memiliki manfaat ekonomis masa depan yang dapat diharapkan pada

saat pelepasannya.

Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi

ditentukan dari selisih antara hasil neto dari pelepasan dan jumlah tercatat aset

diakui dalam laporan laba rugi.

RANGKUMAN

Properti investasi merupakan aset tetap berupa tanah, bangunan atau tanah dan

bangunan yang dimiliki entitas, dengan tujuan untuk mendapatkan pendapatan sewa

atau untuk mengapresiasi kenaikan nilai atau keduanya. Karakter yang melekat pada

properti investasi adalah menghasilkan kas secara mandiri, tidak tergantung pada

aset lain.

Pengukuran awal properti investasi adalah pada nilai wajar pada saat perolehan.

Penyajian selanjutnya adalah menggunakan model biaya dan model nilai wajar.

Penyajian dengan menggunakan model biaya, properti investasi disajikan pada

harga perolehan awal, dikurangi dengan akumulasi penyusutan normal dan setiap

akhir periode akan dilakukan review terhadap penurunan nilai. Sedangkan penyajian

dengan menggunakan model nilai wajar, properti investasi akan disajikan sebesar

nilai wajar pada awal perolehan, tidak disusutkan, dan setiap akhir periode akan

dilakukan penyesuaian dengan nilai wajar. Setiap perubahan nilai wajar akan

dilaporkan sebagai laba atau rugi dalam laporan laba rugi komprehensif.

170

Page 13: Bab v Properti Investasi

LATIHAN SOAL

A. Soal Essay

1. Jelaskan definisi properti investasi menurut SAK 13!

2. Sebutkan karakteristik yang melekat pada properti investasi!jelaskan!

3. Sebutkan metode perolehan properti investasi!

4. Bagaimana pengakuan dan pengukuran properti investasi pada laporan

keuangan?

5. Jelaskan penyajian properti investasi yang menggunakan model biaya

dan model nilai wajar!Bandingkan kedua model tersebut dan sebutkan

perbedaannya.

6. Selama 3 tahun pertama operasinya, PT Ceria melakukan transaksi-

transaksi aset tetap sebagai berikut :

a) Membeli sebidang tanah seharga Rp2.000 juta yang akan digunakan

untuk didirikan bangunan pabrik di atasnya.

b) Membeli tanah dan gedung seharga Rp5.000 juta; akan difungsikan

sebagai kantor administrasi perusahaan

c) Membeli peralatan yang digunakan untuk melengkapi gedung yang

baru dibeli.

d) Membeli mesin cetak dan disewakan kepada pihak lain dengan sewa

pembiayaan

e) Menyewa dengan pembiayaan seluruh ruangan di lantai 2 dari sebuah

gedung berlantai 20. Ruangan ini akan digunakan sebagai kantor

perusahaan yang baru, menggantikan tanah dan gedung yang ada di

poin b, sehingga bangunan lama sementara dibiarkan kosong .

f) Membangun gedung pabrik yang menelan biaya Rp10 milyar.

Dari ke-6 transaksi di atas, Saudara diminta untuk mengidentifikasi mana

dari aset tetap di atas yang diakui sebagai PPE di neraca PT Ceria pada

akhir tahun ke-3. Berikan argumentasi yang mendukung jawaban Saudara

dengan menjelaskan terlebih dulu definisi PPE menurut SAK 16.

171

Page 14: Bab v Properti Investasi

B. Soal Problem

1. PT PIO membeli tanah dan bangunan dengan harga perolehan Rp200

juta. Transaksi pembelian ini terjadi pada awal 2011. Tanah dan

bangunan tersebut dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan sewa,

yang per tahunnya direncanakan menghasilkan kas masuk Rp40 juta.

Bangunan diperkirakan memiliki masa manfaat 12 tahun, dengan estimasi

nilai residu Rp20 juta. Pada akhir 2011, PT PIO mengidentifikasi jumlah

terpulihkan Bangunan tersebut Rp 160 juta. PT PIO menggunakan model

biaya untuk menyajikan tanah dan bangunan tersebut dalam laporan

keuangannya.

Diminta : Buatlah jurnal PT PIO selama tahun 2011 terkait dengan

transaksi di atas.

2. Soal sama seperti di atas, dengan mengasumsikan PT PIO

menggunakan model nilai wajar untuk menyajikan tanah dan bangunan

yang disewakan.

3. Farque Corp membangun gedung perkantoran yang dimaksudkan untuk

disewakan setelah selesai masa konstruksinya. Pembangunan dilakukan

pada awal 2011 dan berakhir pada 31 Desember 2011. Berikut ini biaya

untuk pembangunan selama tahun 2011 :

1 Jan Rp300 juta

4 April Rp400 juta

7 Agust Rp400 juta

3 Nopember Rp400 juta

Biaya pembangunan tersebut di atas berasal dari :

a) Pinjaman konstruksi Rp600 juta, 12%, masa jatuh tempo 3 tahun.

Pinjaman ini diperoleh pada awal 2011.

b) Apropriasi saldo laba Rp900 juta.

172

Page 15: Bab v Properti Investasi

Selain pinjaman di atas, Farque Corp juga memiliki pinjaman berupa 8%

hutang obligasi Rp2 milyar, yang akan jatuh tempo 5 tahun yang akan

datang.

Pada tanggal 31 Desember 2011, pembangunan telah diselesaikan.

Saudara diminta :

a. Hitunglah berapa total biaya konstruksi termasuk di dalamnya

kapitalisasi bunga pinjaman yang terkait.

b. Buatlah jurnal yang dicatat oleh Farque Corp selama 2011 terkait

dengan pembangunan tersebut.

4. PT Klik mengalihfungsikan bangunan kantor yang digunakan sendiri

menjadi bangunan yang tersedia untuk disewakan pada awal 2012.

Bangunan tersebut diperoleh pada awal 2008, dengan harga perolehan

Rp600 juta, dan diperkirakan dapat digunakan selama 10 tahun, tanpa

nilai sisa. PT Klik menggunakan model biaya untuk menyajikan bangunan

tersebut. Pada akhir 2011 terdapat saldo akumulasi rugi penurunan nilai

sebesar Rp25 juta. Nilai wajar aset tersebut pada awal 2012 adalah

Rp300 juta.

Saudara diminta : buatlah jurnal untuk mencatat reklasifikasi tersebut

pada awal 2012.

173