bab v praktik penerapan kode etik jurnalistik pada ......wawancara dengan setiawan hendra kelana...

43
43 BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA WARTAWAN SIBER Di SuaraMerdeka.com 5.1. Media Siber SuaraMerdeka.com Setelah melakukan penelitian , peneliti mendapatkan berbagai arsip dokumen dan temuan hasil penelitian tentang media siber SuaraMerdeka.com . Media siber SuaraMerdeka.com merupakan sebuah portal berita yang dinaungi oleh media surat kabar Suara Merdeka. SuaraMerdeka.com menjadi sebuah ruang pemberitaan dari surat kabar dan jurnalisme siber. Berita yang diunggah ke media cetak akan diunggah pula secara ringkas di SuaraMerdeka.com . Munculnya portal media SuaraMerdeka.com dari surat kabar ini, secara tidak langsung menunjukan bahwa dunia surat kabar telah menyadari bahwa mereka perlu melakukan inovasi-inovasi dan mengikuti perkembangan yang ada saat ini. Setiawan Hendra Kelana menyampaikan bahwa “Semula, SuaraMerdeka.com menjadi pelengkap untuk menyajikan informasi untuk masyarakat jawa tengah yang jauh dari jawa tengah dan masyarakat yang mampu menggunakan komputer serta mengakses internet. Namun semakin kesini, media siber akan menjadi media masa depan maka tujuannya pun ikut berkembang dan direvisi, bukan lagi memindahkan media cetak ke siber tetapi harus betul-betul siap menjadi media masa depan. Kita tidak akan tahu sampai kapan media cetak bertahan, namun ketika mungkin 20-30 tahun lagi masyarakat sudah tidak mau membaca koran dalam bentuk kertas bahkan

Upload: others

Post on 05-Mar-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

43

BAB V

PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA

WARTAWAN SIBER Di SuaraMerdeka.com

5.1. Media Siber SuaraMerdeka.com

Setelah melakukan penelitian , peneliti mendapatkan berbagai arsip

dokumen dan temuan hasil penelitian tentang media siber SuaraMerdeka.com

. Media siber SuaraMerdeka.com merupakan sebuah portal berita yang

dinaungi oleh media surat kabar Suara Merdeka. SuaraMerdeka.com menjadi

sebuah ruang pemberitaan dari surat kabar dan jurnalisme siber. Berita yang

diunggah ke media cetak akan diunggah pula secara ringkas di

SuaraMerdeka.com . Munculnya portal media SuaraMerdeka.com dari surat

kabar ini, secara tidak langsung menunjukan bahwa dunia surat kabar telah

menyadari bahwa mereka perlu melakukan inovasi-inovasi dan mengikuti

perkembangan yang ada saat ini.

Setiawan Hendra Kelana menyampaikan bahwa “Semula,

SuaraMerdeka.com menjadi pelengkap untuk menyajikan informasi untuk

masyarakat jawa tengah yang jauh dari jawa tengah dan masyarakat yang

mampu menggunakan komputer serta mengakses internet. Namun semakin

kesini, media siber akan menjadi media masa depan maka tujuannya pun ikut

berkembang dan direvisi, bukan lagi memindahkan media cetak ke siber tetapi

harus betul-betul siap menjadi media masa depan. Kita tidak akan tahu sampai

kapan media cetak bertahan, namun ketika mungkin 20-30 tahun lagi

masyarakat sudah tidak mau membaca koran dalam bentuk kertas bahkan

Page 2: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

44

pemerintah melarang menebang pohon untuk dijadikan kertas jadi koran.

Maka kita harus siapkan dari sekarang.”1

Selain itu, wartawan media siber pun tetap menggunggah berita

terbaru secara langsung melalui portal berita SuaraMerdeka.com .

SuaraMerdeka.com mampu menjadi solusi terhadap kendala jarak dan waktu

untuk pembaca berita cetak Suara Merdeka. SuaraMerdeka.com menyajikan

aspek kecepatan sehingga berita selalu diperbaharui. Jurnalisme siber menjadi

pilihan baru masyarakat dengan kemudahan akses melalui komputer dan

ponsel cerdas , cepat, murah, dan fitur lengkap yang tersedia di portal berita

SuaraMerdeka.com ditambah lagi dapat berinteraksi dengan sesame pembaca

melalui kolom komentar.

SuaraMerdeka.com menyajikan portal berita yang menarik. Segmen

berita yang disajikan seperti Hiburan, Pilkada Serentak, Otomotif, Olahraga,

Bisnis, Pringgitan, Mancanegara, Travel, Ekspresi, Liputan Khusus, SM

Cetak, dan SMTV. Segmen SuaraMerdeka.com yang membedakan portal

berita siber lainnya adalah Pringgitan, Ekspresi dan SM Cetak. Pringgitan

sendiri berisikan berita bernuansa tradisional atau budaya jawa yang dikemas

dan disajikan untu k masyarakat jawa tengah dan nasional. Ekspresi

merupakan ruang khusus yang berisikan segmen tersendiri bagi anak muda

untuk mendapatkan informasi seputar selebritis, artikel-artikel yang

bermanfaat dan berbagai liputan acara anak muda.

Setiawan Hendra Kelana menyampaikan bahwa “Suara Merdeka

memang memposisikan sebagai media perekat warga Jawa Tengah . maka

kami lebih menonjolkan segmen berita-berita Jawa Tengah. Meskipun kami

tidak meninggalkan isu-isu nasional dan internasional yang memang sedang

1 Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi sibe

SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

Page 3: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

45

besar diberitakan. Kami memiliki fokus utama yaitu berita jawa tengah. Jika

SuaraMerdeka.com memilih dengan berita berita besar maka kami akan kalah

bersaing dengan media siber seperti detik.com, kompas.com dan sebagainya.

Mereka memang buat nasional dengan jaringan nasional , kelemahan mereka

adalah jaringan lokalnya. Maka kami ambil celah disitu.” Jelasnya.2

Selain, membahas profil SuaraMerdeka.com , Pimpinan Redaksi juga

menjelaskan kriteria seorang wartawan siber SuaraMerdeka.com . Beliau

menyampaikan bahwa ”Untuk wartawan SuaraMerdeka.com ialah jangan

gaptek, mereka mampu untuk menggunakan media siber dan ponsel cerdas

sesuai dengan teknologi masa kini. Sehingga, ketika melihat peristiwa yang

ada segara melaporkan dan meliput dengan cek and ricek fakta lapangan,

konfirmasi yang pasti. Saya suka wartawan siber yang aktif di sosial

media,mereka tahu perkembangan, selain itu, mereka harus mengetahui

perkembangan media siber lainnya. Sehingga, medapatkan banyak informasi

yang mungkin belum diketahui. Kita harus melakukan komparasi dengan

media lainnya maka kita mengetahui keunggulan media lain dan kita tahu

kekurangan media yang kita geluti setiap harinya. Secara umum, wartawan

harus paham Kode Etik Jurnalistik, mereka juga harus responsif. Ponsel

cerdas saat ini harus mereka manfaatkan untuk tulis berita. Semua wartawan

SuaraMerdeka.com menggunakan piranti ponsel cerdas untuk liputan.”

Jelasnya.3

Kriteria yang diutamakan adalah seorang wartawan yang mengikuti

perkembangan zaman, memahami rivalitas perkembangan portal berita media

siber lainnya, serta mampu menjalankan dasar-dasar profesinya, seperti

2 Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber

SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017 3 Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber

SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

Page 4: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

46

Hukum Pers, Kode Etik Jurnalistik dan Pedoman Media Siber serta

Konvergensi Media.

5.2. Pedoman Media Siber sebagai Landasan resmi berjalannya

SuaraMerdeka.com

Media siber cepat berkembang seiring dengan minat masyarakat

terhadap teknologi internet yang semakin tinggi. Kondisi tersebut terjadi

karena akses masyarakat untuk menggunakan internet semakin mudah. media

siber belum memiliki aturan main yang memadai. Media siber masih

membuntuti aturan main yang dimiliki media massa yang telah hadir lebih

dulu. Hal tersebut sepenuhnya tidak salah. Walaupun begitu, aturan main

tersendiri bagi media siber sangat dirasa perlu. Hal itu karena setiap media

massa memiliki karakteristik yang berbeda. Sehingga, aturan yang ada harus

sesuai dengan karakteristik tersebut

Setiawan Hendra Kelana menyampaikan pendapatnya bahwa “Saya

selalu menyampaikan kepada wartawan, di dalam pedoman media siber itu

banyak hal yang mengatur dan membatasi namun memberikan keleluasaan

juga dalam menjalankan profesi sebagai wartawan siber. Misalnya, berita

yang aktual dan baru saja terjadi bisa langsung diunggah ke media bila

memang belum ada konfirmasi dari pihak-pihak yang berwenang berita

tersebut bisa naik lagi sebagai berita terkait. Wartawan sangat dimudahkan

dengan hadirnya pedoman media siber tersebut. pedoman ini juga disusun

oleh dewan pers dan para pengelola sehingga tetap menjadi salah satu

pegangan wartawan”4

4 Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber

SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

Page 5: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

47

PEDOMAN PEMBERITAAN MEDIA SIBER

Kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan

kemerdekaan pers adalah hak asasi manusia yang dilindungi Pancasila,

Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia

PBB. Keberadaan media siber di Indonesia juga merupakan bagian dari

kemerdekaan berpendapat, kemerdekaan berekspresi, dan kemerdekaan pers.

Media siber memiliki karakter khusus sehingga memerlukan pedoman

agar pengelolaannya dapat dilaksanakan secara profesional, memenuhi fungsi,

hak, dan kewajibannya sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang

Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Untuk itu Dewan Pers bersama organisasi

pers, pengelola media siber, dan masyarakat menyusun Pedoman Pemberitaan

Media Siber sebagai berikut;

1. Ruang Lingkup

a. Media Siber adalah segala bentuk media yang menggunakan

wahana internet dan melaksanakan kegiatan jurnalistik, serta

memenuhi persyaratan Undang-Undang Pers dan Standar Perusahaan

Pers yang ditetapkan Dewan Pers.

b. Isi Buatan Pengguna (User Generated Content) adalah segala isi

yang dibuat dan atau dipublikasikan oleh pengguna media siber, antara

lain, artikel, gambar, komentar, suara, video dan berbagai bentuk

unggahan yang melekat pada media siber, seperti blog, forum,

komentar pembaca atau pemirsa, dan bentuk lain.

Page 6: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

48

2. Verifikasi dan keberimbangan berita

a. Pada prinsipnya setiap berita harus melalui verifikasi.

b. Berita yang dapat merugikan pihak lain memerlukan verifikasi pada berita yang

sama untuk memenuhi prinsip akurasi dan keberimbangan.

c. Ketentuan dalam butir (a) di atas dikecualikan, dengan syarat:

1) Berita benar-benar mengandung kepentingan publik yang bersifat mendesak;

2) Sumber berita yang pertama adalah sumber yang jelas disebutkan identitasnya,

kredibel dan kompeten;

3) Subyek berita yang harus dikonfirmasi tidak diketahui keberadaannya dan atau

tidak dapat diwawancarai;

4) Media memberikan penjelasan kepada pembaca bahwa berita tersebut masih

memerlukan verifikasi lebih lanjut yang diupayakan dalam waktu secepatnya.

Penjelasan dimuat pada bagian akhir dari berita yang sama, di dalam kurung dan

menggunakan huruf miring.

d. Setelah memuat berita sesuai dengan butir (c), media wajib meneruskan upaya

verifikasi, dan setelah verifikasi didapatkan, hasil verifikasi dicantumkan pada

berita pemutakhiran (update) dengan tautan pada berita yang belum terverifikasi.

3. Isi Buatan Pengguna (User Generated Content)

a. Media siber wajib mencantumkan syarat dan ketentuan mengenai Isi Buatan

Pengguna yang tidak bertentangan dengan Undang-Undang No. 40 tahun 1999

tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik, yang ditempatkan secara terang dan jelas.

b. Media siber mewajibkan setiap pengguna untuk melakukan registrasi

keanggotaan dan melakukan proses log-in terlebih dahulu untuk dapat

mempublikasikan semua bentuk Isi Buatan Pengguna. Ketentuan mengenai log-in

akan diatur lebih lanjut.

Page 7: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

49

c. Dalam registrasi tersebut, media siber mewajibkan pengguna memberi

persetujuan tertulis bahwa Isi Buatan Pengguna yang dipublikasikan:

1) Tidak memuat isi bohong, fitnah, sadis dan cabul;

2) Tidak memuat isi yang mengandung prasangka dan kebencian

terkait dengan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), serta

menganjurkan tindakan kekerasan;

3) Tidak memuat isi diskriminatif atas dasar perbedaan jenis kelamin

dan bahasa, serta tidak merendahkan martabat orang lemah, miskin, sakit,

cacat jiwa, atau cacat jasmani.

d. Media siber memiliki kewenangan mutlak untuk mengedit atau

menghapus Isi Buatan Pengguna yang bertentangan dengan butir (c).

e. Media siber wajib menyediakan mekanisme pengaduan Isi Buatan

Pengguna yang dinilai melanggar ketentuan pada butir (c). Mekanisme

tersebut harus disediakan di tempat yang dengan mudah dapat diakses

pengguna.

f. Media siber wajib menyunting, menghapus, dan melakukan tindakan

koreksi setiap Isi Buatan Pengguna yang dilaporkan dan melanggar ketentuan

butir (c), sesegera mungkin secara proporsional selambat-lambatnya 2 x 24

jam setelah pengaduan diterima.

g. Media siber yang telah memenuhi ketentuan pada butir (a), (b), (c), dan (f)

tidak dibebani tanggung jawab atas masalah yang ditimbulkan akibat

pemuatan isi yang melanggar ketentuan pada butir (c).

h. Media siber bertanggung jawab atas Isi Buatan Pengguna yang dilaporkan

bila tidak mengambil tindakan koreksi setelah batas waktu sebagaimana

tersebut pada butir (f).

Page 8: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

50

4. Ralat, Koreksi, dan Hak Jawab

a. Ralat, koreksi, dan hak jawab mengacu pada Undang-Undang Pers,

Kode Etik Jurnalistik, dan Pedoman Hak Jawab yang ditetapkan Dewan

Pers.

b. Ralat, koreksi dan atau hak jawab wajib ditautkan pada berita yang

diralat, dikoreksi atau yang diberi hak jawab.

c. Di setiap berita ralat, koreksi, dan hak jawab wajib dicantumkan

waktu pemuatan ralat, koreksi, dan atau hak jawab tersebut.

d. Bila suatu berita media siber tertentu disebarluaskan media siber lain,

maka:

1) Tanggung jawab media siber pembuat berita terbatas pada berita yang

dipublikasikan di media siber tersebut atau media siber yang berada di

bawah otoritas teknisnya;

2) Koreksi berita yang dilakukan oleh sebuah media siber, juga harus

dilakukan oleh media siber lain yang mengutip berita dari media siber

yang dikoreksi itu;

3) Media yang menyebarluaskan berita dari sebuah media siber dan tidak

melakukan koreksi atas berita sesuai yang dilakukan oleh media siber

pemilik dan atau pembuat berita tersebut, bertanggung jawab penuh atas

semua akibat hukum dari berita yang tidak dikoreksinya itu.

e. Sesuai dengan Undang-Undang Pers, media siber yang tidak melayani

hak jawab dapat dijatuhi sanksi hukum pidana denda paling banyak

Rp500.000.000 (Lima ratus juta rupiah).

Page 9: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

51

5.3. Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik yang Dilakukan

SuaraMerdeka.com

5. Pencabutan Berita

a. Berita yang sudah dipublikasikan tidak dapat dicabut karena alasan

penyensoran dari pihak luar redaksi, kecuali terkait masalah SARA,

kesusilaan, masa depan anak, pengalaman traumatik korban atau

berdasarkan pertimbangan khusus lain yang ditetapkan Dewan Pers.

b. Media siber lain wajib mengikuti pencabutan kutipan berita dari media

asal yang telah dicabut.

c. Pencabutan berita wajib disertai dengan alasan pencabutan dan

diumumkan kepada publik.

6. Iklan

a. Media siber wajib membedakan dengan tegas antara produk berita dan

iklan.

b. Setiap berita/artikel/isi yang merupakan iklan dan atau isi berbayar wajib

mencantumkan keterangan 'advertorial', 'iklan', 'ads', 'sponsored', atau kata

lain yang menjelaskan bahwa berita/artikel/isi tersebut adalah iklan.

7. Hak Cipta

Media siber wajib menghormati hak cipta sebagaimana diatur dalam

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

8. Pencantuman Pedoman

Media siber wajib mencantumkan Pedoman Pemberitaan Media Siber ini di

medianya secara terang dan jelas.

9. Sengketa

Penilaian akhir atas sengketa mengenai pelaksanaan Pedoman Pemberitaan

Media Siber ini diselesaikan oleh Dewan Pers.

Jakarta, 3 Februari 2012

(Pedoman ini ditandatangani oleh Dewan Pers dan komunitas pers di Jakarta, 3

Februari 2012).1

Page 10: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

52

5.3. Pelanggaran Kode Etik Jurnalistik yang Dilakukan SuaraMerdeka.com

Berikut ini merupakan salah satu kasus yang diperoleh dari Arsip

Dokumen Suara Merdeka.com , tanggal 31 Mei 2017 yang menjerat

SuaraMerdeka.com secara rinci melalui arsip dokumen perusahaan yang

diberikan pada peneliti, sebagai berikut :

Myra dan Ktut Tolak Disebut Diberhentikan Tidak Hormat

JAKARTA, SuaraMerdeka.com - Myra Diarsi dan I Ktut Sudiharsa, mantan

anggota Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) Myra Diarsi dan I Ktut

Sudiharsa membantah pemberitaan yang menyebutkan keduanya diberhentikan

dengan tidak hormat seperti yang diberitakan SuaraMerdeka.com tanggal 30

Oktober 2010 lalu, dengan judul "Lima dari Delapan Calon Anggota LPSK

Bermasalah".

Dewan pers pun menggelar mediasi pihak redaksi SuaraMerdeka.com

dengan Myra dan Ktut terkait pemberitaan tersebut, Rabu (11/1), di kantor Dewan

Pers. "Faktanya adalah tidak benar kami diberhentikan secara tidak hormat," kata

Myra di hadapan Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Pers

Agus Sudibyo, Leo Batubara, dan Bekti Nugroho.

Myra dan Ktut juga meminta SuaraMerdeka.com memuat hak jawab,

sebagaimana telah dilakukan sejumlah media siber lainnya yang juga memuat

berita yang sama dari sumber yang sama. 1

Page 11: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

53

Berikut Surat Hak Jawab dari Myra Diarsi dan I Ktut Sudiharsa:

Terkait pemberitaan media siber www.SuaraMerdeka.com berjudul “Lima dari

Delapan Calon Anggota LPSK Bermasalah” edisi 30 Oktober 2011 yang menyangkut

nama saya, Myra Diarsi dan Ktut Sudiharsa yang sama sekali tidak berdasarkan fakta

yang benar dan dimuat tanpa melakukan verifikasi ataupun klarifikasi kepada kami

sebagaimana seharusnya menjadi kaidah etik kerja jurnalisme seperti yang tercantum

di dalam Kode Etik Jurnalistik 2006. Tindakan pemberitaan dan pemuatan di media

siber SuaraMerdeka.com telah melanggar etik profesi jurnalistik mengenai

keberimbangan sumber berita, dan memuat opini yang bersifat menghakimi.

Faktanya adalah tidak benar kami diberhentikan secara tidak hormat, hal ini

sesuai dengan Keputusan Presiden No.39/P 2010 tentang Pemberhentian Anggota

LPSK Tgl 5 April 2010, an. I Ktut Sudiharsa, SH, MSi dan Dra. Myra Diarsi, MA.

Selain itu perlu diketahui bahwa proses pemberhentian kami tidak mengikuti prosedur

pasal 23 dan pasal 25 UU No. 13/ 2006 tentang Perlindungan Saksi Korban.

Untuk pemberhentian anggota LPSK ditentukan dengan menyelenggarakan Sidang

Paripurna yaitu bersidangnya 7 orang anggota LPSK untuk membuat Keputusan yang

bersifat institusional sesuai dengan Peraturan Presiden No. 30 tahun 2009 tentang Tata

Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota LPSK. Faktanya, LPSK tanpa dua

orang anggotanya (Dra. Myra Diarsi, MA dan I Ktut Sudiharsa, S.H, Msi) membentuk

Majelis Pemeriksa - -yang pembentukannya tidak memiliki dasar hukum-- yang

mengeluarkan Putusan Majelis yang bersifat non institusional, namun dianggap

sebagai Keputusan Sidang Paripurna LPSK.

Pemberitaan tanpa uji informasi (verifikasi) tersebut telah kami adukan kepada

Dewan Pers pada 10 November 2011, dan pada tanggal 11 Januari 2012 Dewan Pers

telah memfasilitasi proses mediasi. Pertemuan berlangsung baik dengan pembahasan

yang mengedepankan fairness dan kebenaran informasi publik sebagaimana

dimandatkan KODE ETIK JURNALISTIK 2006, serta menyepakati penyelesaian

yang lazim dilakukan yakni hak jawab dan permintaan maaf.

Jakarta, 11 Januari 2012

Dra MYRA DIARSI, MA dan I KTUT SUDIHARSA, SH, Msi

Page 12: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

54

KRONOLOGIS FAKTA

TIM ETIK

1. Tanggal 3 November 2009 diperdengarkannya rekaman percakapan

antara I Ktut Sudiharsa dan Anggodo Widjoyo di Mahkamah Konstitusi.

2. Tanggal 5 November 2009 LPSK menggelar Rapat Paripurna guna

meminta klarifikasi I Ktut Sudiharsa dan Myra Diarsi (namanya disebut dalam

percakapan dan rekaman tersebut)

3. Tanggal 23 November 2009 LPSK menggelar Rapat Paripurna

memutuskan membentuk tim Etik berdasarkan hasil temuan Tim 8.

4. Tanggal 30 November 2009 LPSK menggelar Rapat Paripurna dan

mengeluarkan Surat Keputusan LPSK Tentang Pembentukan Tim Etik LPSK dan

Surat Keputusan LPSK Tentang Pembebastugasan Sementara atas jabatan Nama I Ktut

Sudiharsa dan Myra Diarsi tertanggal 1 Desember 2009.

5. Dasar rapat paripurna dan pengeluaran SK pada point 4, yakni:

a. ketentuan Pasal 26 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2006 yang

menyebutkan bahwa keputusan LPSK diambil berdasarkan musyawarah untuk

mufakat dan dalam hal keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dapat

dicapai, keputusan diambil dengan suara terbanyak

b. Desakan dari masyarakat untuk segera membentuk Dewan Etik

terhadap dugaan pelanggaran yang dilakukan IKS dan MD dalam rekaman

tersebut.

c. Surat pernyataan sikap dari masing-masing Anggota LPSK terhadap

dugaan pelanggaran yang dilakukan IKS dan MD dalam rekaman tersebut..

6. Tim Etik LPSK yang terdiri dari Prof. Harkristuti Harkrisnowo, SH,

MA, Ph.D., Abdul Hakim Garuda Nusantara, SH, LL.M, Prof. Drs. Adrianus Eliasta

Meliala, MSi, MSc, Ph.D, DR. Teguh Soedarsono, S.IK, SH, MSi, dan RM. Sindhu

Krishno, Bc. IP, SH, MH mulai bekerja sejak 1 Desember 2009 sampai 21 Januari

2010.

7. Hasil Rekomendasi Tim Etik:

a. Tim etik menyimpulkan bahwa IKS dan MD telah melakukan

pelanggaran Etika menurut aspek keseimbangan, keharusan, maupun kepantasan.

b. IKS dan MD telah melakukan pemberian “personal service” (pelayanan

individual istimewa yang dinilai tidak wajar).

Page 13: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

55

c. Sangat patut disesalkan sikap IKS yang tidak mengakui

kesalahannya, selalu membela diri dengan menggunakan dasar hukum

serta merasa diri benar sendiri.

d. MD sebagai Penanggungjawab Bidang Perlindungan LPSK

secara sadar melakukan pembenaran dan pengesahan semua tindakan-

tindakan yang dilakukan IKS sebagai lingkup tanggung jawabnya.

e. Tindakan IKS dan MD termasuk perbuatan tercela dan dapat

berimplikasi mencemarkan keberadaan LPSK sebagai lembaga yang

seharusnya dijunjung martabat dan reputasi, ekmandirian, serta

kredibilitas sesuai norma Pasal 24 huruf e UU Nomor 13 Tahun 2006

tentang Perlindungan Saksi dan Korban dan Pasal 4 huruf e Perpres

Nomor 30 Tahun 2009.

MAJELIS PEMERIKSA DAN SIDANG PARIPURNA

1. 26 Januari 2010 LPSK menggelar rapat Paripurna untuk

membahas hasil rekomendasi tim etik. Hasil dari Rapat Paripurna

memutuskan menyetujui rekomendasi Tim Etik dan menindaklanjuti

dengan membentuk Majelis Pemeriksa sesuai dengan ketentuan

Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Tata Cara

Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Lembaga Perlindungan Saksi

dan Korban Jo Peraturan LPSK Nomor 5 Tahun 2009 tentang Tata Cara

Pemeriksaan dan Pemberhentian Anggota Lembaga Perlindungan Saksi

dan Korban.

2. Dasar hukum pembentukan Majelis Pemeriksa yakni

ketentuan Pasal 2 Peraturan LPSK Nomor 5 Tahun 2009 tentang

Tatacara Pemeriksaan dan Pemberhentian Anggota Lembaga

Perlindungan Saksi dan Korban dimana menyebutkan Ketua dan/atau

Wakil Ketua wajib menyelenggarakan Rapat Paripurna yang membahas

dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh Anggota LPSK berdasarkan

temuan Tim yang berindikasi kuat telah terjadi pelanggaran.

3. 2 Februari 2010, LPSK membentuk Majelis Pemeriksa yang

terdiri dari DR. Akil Muchtar, SH, MH, Prof. Koesparmono Irsan, SH,

MH, MBA, Dr. Bambang Widjojanto, SH, LLM, Abdul Haris

Semendawai, SH, LLM, dan Lies Sulistiani, SH, MH. Majelis Pemeriksa

bekerja sejak tanggal 2 Februari 2010 sampai tanggal 3 Maret 2010.

Page 14: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

56

4. Putusan Majelis Pemeriksa:

a. Menyatakan IKS dan MD terbukti secara sah

dan meyakinkan telah melakukan perbuatan tercela berupa

tindakan yang mencemarkan martabat dan reputasi serta

mengurangi kemandirian dan kredibilitas LPSK.

b. Menyatakan tindakan IKS dan MD telah

terbukti secara sah dan meyakinkan melanggar Pasal 24 huruf

e UU Nomor 13 Tahun 2006 tentang perlindunagn Saksi dan

Korban dan Pasal 4 huruf e Perpress Niomor 30 tahun 2009.

c. Menyatakan IKS dan MD harus diberhentikan

sebagai Anggota LPSK.

5. 4 Maret 2010, LPSK menggelar rapat paripurna guna

membahas putusan Majelis Pemeriksa dan Rapat Paripurna

menyepakati hal-hal sebagaimana berikut:

a. Menyepakati untuk setuju atas Putusan Sidang

Paripurna pada tanggal 3 Maret 2010.

b. Menyepakati segera menindaklanjuti hasil

Putusan Majelis Pemeriksa tentang Pemberhentian I Ktut

Sudiharsa, SH, MSi dan Dra. Myra Diarsi, MA sebagai

Anggota LPSK kepada Presiden RI.

c. Menyepakati Pembebastugasan Sementara atas

nama I Ktut Sudiharsa dan Dra. Myra Diarsi, MA pada

jabatannya berdasarkan Surat Keputusan Nomor: KEP-035/I/

LPSK/12/2009 telah berakhir.

d. Membebastugaskan I Ktut Sudiharsa dan Myra

Diarsi dalam jabatannya sesuai ketentuan Peraturan LPSK

Nomor 5 Tahun 2009 tentang Tatacara Pemeriksaan dan

Pemberhentian Anggota LPSK.

6. 10 Maret 2010 LPSK telah menyampaikan surat

usulan pemberhentian I Ktut Sudiharsa dan Myra Diarsi kepada

Presiden.

Jakarta, 10 Maret 2010

Page 15: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

57

Beberapa Pasal Kode Etik Jurnalistik yang terkait atau dituduhkan

kepada SuaraMerdeka.com dengan hal ini adalah :

Pasal 1

Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang

akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

Berita yang diangkat oleh SuaraMerdeka.com menimbulkan persepsi

bahwa wartawan SuaraMerdeka.com tidak menghasilkan berita yang akurat

dan beritikad buruk terhadap I Ktut Sudiharsa dan Dra. Myra Diarsi, MA.

Padahal, wartawan SuaraMerdeka.com memiliki bukti yang kuat melalui

rekaman percakapan antara I Ktut Sudiharsa dan Anggodo Widjoyo di

Mahkamah Konstitusi. sehingga, permasalahan ini dapat diselesaikan oleh

Iwan kelana selaku Pimpinan Redaksi media siber.

Pasal 3

Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara

berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi,

serta menerapkan asas praduga tak bersalah.

Wartawan SuaraMerdeka.com dianggap melanggar pasal ke 3 yaitu

tidak menguji informasi, tidak memberitakan secara berimbang dan

memasukan opini terhadap berita yang terkait dengan Myra Diarsi dan I Ktut

Sudiharsa membantah pemberitaan yang menyebutkan keduanya

diberhentikan dengan tidak hormat atau dipecat. Namun, wartawan sebelum

menulis berita tersebut telah melakukan kroscek dilapangan.

Pasal 11

Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara

proporsional.

Page 16: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

58

Pasal ini diberlakukan oleh SuaraMerdeka.com dengan memasukan

surat hak jawab Myra Diarsi dan I Ktut Sudiharsake portal berita dan surat

kabar Suara Merdeka. Proses mediasi dan hukum juga dijalankan oleh

SuaraMerdeka.com . banyak sekali media siber lokal dan nasional yang

tersandung kasus pelanggaran ini karena penggunaan kata ‘dipecat’.

Contohnya saja, Kompas.com.

5.4. Data Pribadi Dua Wartawan Media Siber SuaraMerdeka.com

Setelah meminta ijin melakukan penelitian di Suara

Merdeka.com, Setiawan Hendra Kelana selaku pimpinan redaksi

memilih kedua wartawan yang beliau anggap berkompetensi untuk di

teliti oleh peneliti. Kedua wartawan tersebut memiliki jenjang karir

atau pengalaman kerja di media sebelumnya. Selain itu Pimpinan

Redaksi memilih kedua wartawan yang segmen berita yang dicari

sangat berbeda.

Data Pribadi Adib Auliawan Herlambang

Nama : Adib Auliawan Herlambang

Jenis Kelamin : Pria

Tempat/Tanggal Lahir : Tegal / 4 November 1988

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Menikah

Agama : Islam

Hobi : Olahraga (basket dan lari)

Nomor HP : 0856-4126-4743, 0882-1530-8491

E-Mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

Tahun 1994-2000 SD Negeri Mangkukusuman 7 Tegal

Tahun 2000-2003 SMP Negeri 1 tegal

Page 17: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

59

Tahun 2003-2006 SMA Negeri 4 Tegal

Tahun 2006-2010 Program Studi Diploma (D-

3),Jurusan Hubungan Masyarakat / Public Relations, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, Semarang,

Tahun 2010-2012 Program Studi Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi,

Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Semarang

Pengalaman Kerja

Tahun 2008 Magang di Rumah Sakit Roemani

Muhammadiyah Semarang, sebagai Humas.

Tahun 2010 – 2011 Bekerja di Olga! Magazine Semarang,

sebagai Repoter.

Tahun 2011 – Sekarang Bekerja di Suara Merdeka Siber

(SuaraMerdeka.com ), sebagai Repoter / Editor.

Data Pribadi Phutut Ami Luhur.

Nama : Phutut Ami Luhur

Jenis Kelamin : Pria

Tempat/Tanggal Lahir : Semarang / 21 Januari 1980

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Page 18: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

60

Hobi : Nonton Film

Nomor HP : 0821-3375-7824

E-Mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

Tahun 1986-1992 SD Kalibanteng Kidul 1 Semarang

Tahun 1992-1995 SMP Negeri 19 Semarang

Tahun 1995-1998 SMA Negeri 7 Semarang

Tahun 1999-2003 Program Studi Diploma (D-

3),Jurusan Hubungan Masyarakat / Public Relations, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, Semarang

Tahun 2005-2010 Program Studi Strata 1 (S1) Ilmu Komunikasi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro,

Semarang

Pengalaman Kerja

Tahun 2004 Radio channel 99 sebagai Program Officer

Tahun 2009 Wartawan Harian Semarang

Tahun 2009-2014 Wartawan Tribun Jojga dan Tribun Jateng (ikut

mendirikan)

Tahun 2014 sampai sekarang Wartawan di media siber

SuaraMerdeka.com

Page 19: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

61

5.5. Penerapan Kode Etik Jurnalistik dan Wartawan

SuaraMerdeka.com

Hasil penelitian yang didapat, wartawan SuaraMerdeka.com telah

menjalankan keempat kriteria profesional tersebut. Wartawan SuaraMerdeka.com

membebaskan kedua wartawan yang peneliti pilih untuk melakukan kegiatan

liputan sesuai dengan keinginan hati Nurani mereka memilih topik yang akan

dijadikan sebuah karya jurnalistik, jika memang hasil liputan tidak disetujui berita

tidak diunggah ke media siber. Kebebasan Pers sudah berlaku bagi kedua

wartawan tersebut. seperti yang dilakukan Phutut dalam kesehariannya mencari 3

berita dengan topik yang berbeda. Mulai dari politik,ekonomi dan pendidikan.

Meskipun demikian, kebebasan di sini dibatasi dengan kewajiban dan

mempertimbangkan secara matang, bertukar pikiran dengan pimpinan redaksi

juga sering dilakukan.

KODE ETIK JURNALISTIK Kemerdekaan berpendapat, berekspresi, dan pers adalah hak asasi manusia

yang dilindungi Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Deklarasi

Universal Hak Asasi Manusia PBB. Kemerdekaan pers adalah sarana

masyarakat untuk memperoleh informasi dan berkomunikasi, guna

memenuhi kebutuhan hakiki dan meningkatkan kualitas kehidupan manusia.

Dalam mewujudkan kemerdekaan pers itu, wartawan Indonesia juga

menyadari adanya kepentingan bangsa, tanggung jawab sosial, keberagaman

masyarakat, dan norma-norma agama.

Dalam melaksanakan fungsi, hak, kewajiban dan peranannya, pers

menghormati hak asasi setiap orang, karena itu pers dituntut profesional dan

terbuka untuk dikontrol oleh masyarakat. Untuk menjamin kemerdekaan

pers dan memenuhi hak publik untuk memperoleh informasi yang benar,

wartawan Indonesia memerlukan landasan moral dan etika profesi sebagai

pedoman operasional dalam menjaga kepercayaan publik dan menegakkan

integritas serta profesionalisme. Atas dasar itu, wartawan Indonesia

menetapkan dan menaati Kode Etik Jurnalistik:

Page 20: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

62

Setiawan Hendra kelana selaku Pimpinan redaksi menyampaikan

aktivitas yang dilakukan para wartawan siber di SuaraMerdeka.com bahwa “:

Jika reporter, tugas utamanya adalah mencari berita hingga menulis. Redaktur

tugasnya meng-edit berita yang tulis reporter. Di media siber, ketika berita

sudah sampai di redaktur maka berita bisa langsung di unggah ke Portal Berita

siber. Kembali lagi kami mengejar kecepatan. Kebetulan, media siber

SuaraMerdeka.com uniklah, kami punya Adip yang bisa merangkap sebagai

editor dan wartawan yang bisa mencari berita. Hal ini berkaitan dengan

wartawan madya yang dijabatnya melalui standar kompetensi yang

diselenggarakan PWI. Semua profesi harus professional termasuk wartawan.

Uji kompetensi perusahaan media, organisasi kewartawan yang diakui seperti

PWI, AJI,IJTV dan wartawan itu sendiri. Hal ini tidak mudah, layaknya partai

yang harus diverifikasi. Untuk uji kompetensi wartawan, ada 3 yaitu

wartawan muda, wartawan madya, dan wartawan utama. Reporter biasanya

wartawan muda, editor wartawan madya, dan wartawan utama adalah

pimpinan redaksi. Saat ini, media siber juga mulai berdiri dan ingin

melakukan verifikasi sehingga akan dibentuk beberapa organisasi serikat

media siber Indonesia , asosiasi media siber Indonesia . organisasi ini

berharap diakui oleh Dewan Pers layaknya PWI, AJI, dan IJTV. Tujuan

adanya organisasi yang kompeten ini akan merambat kepada keanggotaan

yang orangnya juga kompeten maka mampu menyeleksi secara ilmiah media

siber yang ada di Indonesia yang abal-abal sampai yang resmi. Organisasi ini

akan memiliki persyaratan yang ketat sehingga dapat diverifikasi oleh dewan

pers sehingga semakin diakui kehadirannya di Indonesia. Jadi, selama ini

belum ada yang menaungi media siber secara spesifik. Keanggotaan ini

memang layaknya turunan dari PWI atau AJI. Disini organisasi siber tidak

Page 21: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

63

untuk rivalitas dengan organisasi yang ada. Memang yang Serikat lebih ke

PWI dan Asosiasi lebih ke AJI.”5

Akibat terparah dari bertukar pikiran dengan pimpinan redaksi ialah

para wartawan harus tunduk pada kepentingan pemilik atau setidaknya pada

visi, misi, dan rubrikasi media tersebut. pengubahan atau penghapusan berita

yang mengancam stabilitas kinerja SuaraMerdeka ataupun judul yang diubah

menjadi hal biasa bagi kedua wartawan ini.

Tentunya, seorang wartawan siber SuaraMerdeka.com memiliki

tanggung jawab pemberitaan. Hal itu disampaikan oleh Setiawan Hendra

Kelana bahwa “Sebenarnya, saya menggunakan birokasi yang sederhana saja,

siber butuh kecepatan dan aktualitas. Waktu adalah hal yang sangat penting di

media siber. Ketika kami mendistribusikan tugas sebagai tugas harian.

Seorang pimpinan redaksi yang dibawahnya ada redaktur pelaksana, editor

dan wartawan jika ada liputan saya langsung ke redaktur dan wartawannya.

Sehingga, semua harus cepat. Kita tidak perlu sistem yang ribet, yang mudah

saja tidak selalu sesuai jabatan tapi langsung pada yang bersangkutan

sehingga berita sangat cepat diunggah.semua rencana peliputan redaktur yang

mengkondisikan” .6

Jam kerja wartawan siber SuaraMerdeka.com adalah 24 jam sehari

karena peristiwa yang harus diliputnya sering tidak terduga dan bisa terjadi

kapan saja. Secara profesional, wartawan harus terjun ke lapangan

meliputnya. Itulah panggilan dan keterikatan dengan pekerjaan sebagai

wartawan. Bahkan, wartawan kadang-kadang harus bekerja dalam keadaan

5 Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber

SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017 6 Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber

SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

Page 22: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

64

bahaya. Mereka ingin –dan harus begitu– menjadi orang pertama dalam

mendapatkan berita dan mengenali para pemimpin dan orang-orang ternama.

Wartawan SuaraMerdeka.com memiliki keahlian tertentu, yakni

keahlian mencari, meliput, dan menulis berita secara cepat melalui ponsel

cerdasnya. Termasuk juga, keahlian dalam berbahasa tulisan dan Bahasa

Jurnalistik yang mereka asah dengan rajin membaca buku. Hal tersebut

disampaikan kedua wartawan tersebut pada peneliti. “saya lebih banyak

membaca referensi tentang konten-konten yang sering saya buat. Kalau saya,

tertarik sekali membaca majalah Rolling Stone, Hai, dan sebagainya.

Keuntungan dari sering membaca adalah menambah “ Bank Kata “ untuk kita

sendiri. Kosa kata kita jadi bertambah.” Tutur Adib.7

Menurut hasil penelitian, kedua wartawan yang diteliti memang sudah

mempelajari secara utuh Kode Etik Jurnalistik melalui berbagai pembekalan

yang diselenggarkan Dewan Pers. Ternyata, saat praktik profesinya Adib dan

Phutut telah mengamalkan tanpa mereka sadari. Adib menyampaikan bahwa:

”Saya mengerti, tapi saya gak hafal dan mengerti setiap butirnya. Namun,

yang pasti secara umum saya menjalani dan mempelajari tapi secara tidak

sadar saya terapkan seperti hak jawab, hak koreksi dan lain-lain. Kode etik

bagi saya adalah dasar pijakan profesi yang saya geluti sehingga tetap berjalan

sesuai alurnya.”8

Dua wartawan yang diteliti telah menjalankan profesi mereka sesuai

dengan tata cara professional seperti menghargai hak asasi narasumber yang

diwawancarai, melakukan sistem off the record, dan menyesuaikan dengan

fakta dilapangan. Setiawan Hendra Kelana menyampaikan bahwa

7 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017 8 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017

Page 23: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

65

“Sebenarnya, embrio organisasi kan belum sampai kesana tetapi orang-orang

ini kan mereka sudah ikut PWI dan AJI, baik wartawan cetak,radio atau siber

ketika akan menjadi anggota PWI pun harus mengikuti orientasi

kewartawanan ini, disitu akan ada 3 hal utama yaitu Hukum Pers, Kode Etik

Jurnalistik dan tentang konvergensi media. Konvergensi media adalah salah

satu yang paling mendekati perihal media siber yang kami geluti sehingga,

mereka pembekaln yang penting 3 itu. Keterkaitan pedoman siber juga ada.

Meskipun mereka ada yang tidak tahu saya akan sampaikan karena sekarang

ini masyarakat belum tahu betul kehadiran pedoman media siber yang

didalamnya berisikan hal-hal yang harus ditaati media siber itu sendiri.”

Jelasnya.9

Adib menyampaikan bahwa: “Kami disekolahkan lagi untuk

pendidikan jurnalistik oleh kantor media Suara Merdeka. Seminar- seminar

untuk para wartawan dengan materi yang sudah ditentukan oleh media yang

menaungi kami (para wartawan). Ada juga dari PWI ,saya juga ikut

disekolahkan dengan PWI kebetulan saya sudah Wartawan Madya. Nah, ada

ujiannya untuk mendapatkan kartu identitas wartawan. Hal-hal professional

inilah yang harus ditempuh wartawan media siber ataupun media yang

lainnya.itu semua dilakukan untuk meningkatkan mutu wartawan dan

kualitasnya serta akreditasi diri wartawan tersebut. Tanda pengenal ini sangat

penting karena narasumber kini tidak akan mau diwawancarai jika

wartawannya tidak memiliki tanda pengenal tersebut.” 10

Phutut menyampaikan bahwa : “Tentunya, memang harus melindungi

narasumber, namun harus ada catatan tentang data identitas yang kita simpan.

Jika sampai bermasalah sampai ke dewan pers kita punya identitas mereka.

9 Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber

SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017 10 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017

Page 24: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

66

Gitu sih. Untuk off the record ya haruslah menghargai privasi narasumber dan

gak ada niatan buat membeberkan sesuatu yang lain dari berita yang mau

diangkat.”11

Berita yang dibuat oleh wartawan harus berimbang, akurat dan

tidak beritikad buruk hal tersebut rentan terjadi pada kasus yang menyangkut

konflik dan polemik yang melibatkan dua pihak bahkan lebih. Berita

berimbang memerlukan verifikasi, klarifikasi dan konfirmasi dari narasumber.

Menurut Ketua Komisi Pengaduan Masyarakat dan Penegakan Etika Pers

Dewan Pers, Agus Sudibyo, berita tidak berimbang merupakan masalah

utama media siber (media siber).

Media siber (portal berita siber) yang memprioritaskan kecepatan

dinilai cenderung tidak berimbang dalam menyajikan

laporannya. “Pelanggaran kode etik jurnalistik oleh media siber ini paling

banyak di kategori ketidakberimbangan sebanyak 30 kasus,” kata Agus

Sudibyo seperti dimuat Berita Satu (23/2).

11 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017

Pasal 1

Wartawan Indonesia bersikap independen, menghasilkan berita yang

akurat, berimbang, dan tidak beritikad buruk.

Page 25: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

67

Hasil penelitian yang dilakukan pada wartawan Suara Merdeka.com,

wartawan merasa mereka tidak independen karna dinaungi oleh sebuah

perusahaan. Sehingga, mereka harus menyesuaikan diri dengan visi misi

perusahaan. Saat peneliti melakukan penelitian terhadap kedua wartawan

tersebut, Adib dan Phutut telah melakukan penafsiran pasal kedua yaitu akurat

dalam menulis berita, berimbang, akurat dan tidak beretikad buruk. Segala

berita yang diunggah mereka selalu dikoreksi oleh Pimpinan Redaksi melalui

grup Whatsapp tim editor dan wartawannya. Ketika suatu berita tidak sesuai

dengan pedoman penafsiran pasal 1 , berita bisa langsung diedit atau dihapus.

Adib merasa keakuratan dan keberimbangan berita adalah hal yang

penting. Media siber satu langkah lebih maju dari media cetak sehingga jika

di siber saja tidak akurat , bisa saja mempengaruhi persepsi orang dengan

media cetak kami karna berita siber mampu membentuk opini publik.

Berbeda halnya dengan independen. Mereka berdua saat diteliti

serempak mengatakan semua kepentingan berita pasti bercampur aduk dengan

kewenangan perusahaan. Jika berita tersebut mengancam perusahaan, tidak

berkenan bagi para pimpinan maka wartawan di media tersebut segera

menghindari demi kepentingan bersama.

Adib menyampaikan bahwa : “kalau independen sih sudah tidak karna

sudah bercampur dengan kepentingan politik dan bisnis. Berimbang pasti,

Penafsiran

a. Independen berarti memberitakan peristiwa atau fakta

sesuai dengan suara hati nurani tanpa campur tangan,

paksaan, dan intervensi dari pihak lain termasuk pemilik

perusahaan pers.

b. Akurat berarti dipercaya benar sesuai keadaan objektif ketika

peristiwa terjadi.

c. Berimbang berarti semua pihak mendapat kesempatan setara.

d. Tidak beritikad buruk berarti tidak ada niat secara sengaja

dan semata-mata untuk menimbulkan kerugian pihak lain

Page 26: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

68

saya selalu buat berita dari dua sisi kalau di media siber satu berita

bisa satu narasumber dan narasumber lain bisa di berita terkaitnya, akurat

pasti juga saya jalankan tapi kalau beretikad buruk tidak akan saya lakukan

karna liputan dan berita saya suguhkan untuk masyarakat” 12

Para wartawan yang berada di setiap media harus mengikuti perubahan

ke arah peningkatan kompetensi. Perusahaan SuaraMerdeka.com mendorong

wartawan melakukan uji kompetensi guna mendapatkan sertifikat menjadi

wartawan yang berkompeten dengan profesinya. Dalam kesepakatan

perusahaan pers nasional itu ada enam hal yang disetujui. Khusus untuk butir

satu, yang disetujui adalah melaksanakan sepenuhnya Kode Etik Jurnalistik ,

Standar Perusahaan Pers (SPS), Standar Perlindungan Wartawan (SPW) dan

Standar Kompetensi Wartawan (SKW).13

Dalam melaksanakan tugasnya wartawan harus memiliki

standar kompetensi yang memadai dan disepakati oleh masyarakat pers.

Standar kompetensi itu menjadi alat ukur profesionalitas wartawan. SKW ini

diperlukan untuk melindungi kepentingan publik dan hak pribadi masyarakat

guna menjaga kehormatan pekerjaan wartawan. Jadi, bukan untuk membatasi

hak-hak warga negara menjadi wartawan. Melalui SKW ini pula wartawan

akan diuji kemampuan intelektual dan pengetahuan umumnya. Sebab, SKW

itu melekat pemahaman tentang pentingnya kemerdekaan berkomunikasi,

berbangsa dan bernegara yang demokratis.

Kemampuan untuk memahami etika dan hukum pers, konsepsi berita,

penyusunan dan penyuntingan berita, serta bahasa tidak dapat dilepaskan dari

kaita kompetensi wartawan. Hal ini juga menyangkut kemahiran melakukan

12 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017 13 Wawancara dengan Pimpinan Redaksi Online Bapak Iwan Kelana, tanggal 6 Mei 2017

Pasal 2

Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang profesional dalam melaksanakan

tugas jurnalistik

Page 27: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

69

kemampuan yang bersifatteknis. Di sinilah dapat diketahui tentang

profesionalitas wartawan dalam mencari, memperoleh, menyimpan, memiliki,

mengolah, membuat dan menyiarkan berita. Seorang wartawan harus

mengikuti uji kompetensi guna mencapat SKW tersebut. Dewan Pers sudah

menetapkan lembaga yang diverifikasi sebagai pelaksana uji kompetensi itu.

Selain organisasi wartawan dan perusahaan pers, juga dapat dilaksanakan oleh

perguruan tinggi dan lembaga pendidikan jurnalistik.

Cara-cara professional ini telah ditempuh oleh kedua wartawan

SuaraMerdeka.com hal tersebut terbukti dalam percakapan saya dengan adib,

beliau menyampaikan bahwa :

Penafsiran

Cara-cara yang profesional adalah:

a. menunjukkan identitas diri kepada narasumber;

b. menghormati hak privasi;

c. tidak menyuap;

d. menghasilkan berita yang faktual dan jelas sumbernya;

e. rekayasa pengambilan dan pemuatan atau penyiaran gambar, foto,

suara dilengkapi dengan keterangan tentang sumber dan ditampilkan

secara berimbang;

f. menghormati pengalaman traumatik narasumber dalam penyajian

gambar, foto, suara;

g. tidak melakukan plagiat, termasuk menyatakan hasil liputan

wartawan lain sebagai karya sendiri;

h. cara-cara tertentu dapat dipertimbangkan untuk peliputan

beritainvestigasi bagi kepentingan publik.

Page 28: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

70

“ Kami disekolahkan lagi untuk pendidikan jurnalistik oleh kantor

media Suara Merdeka. Seminar- seminar untuk para wartawan dengan materi

yang sudah ditentukan oleh media yang menaungi kami (para wartawan). Ada

juga dari PWI ,saya juga ikut disekolahkan dengan PWI kebetulan saya sudah

Wartawan Madya. Nah, ada ujian kompetensinya untuk mendapatkan kartu

identitas wartawan. Hal-hal professional inilah yang harus ditempuh wartawan

media siber ataupun media yang lainnya. Semua dilakukan untuk

meningkatkan mutu wartawan dan kualitasnya serta akreditasi diri wartawan

tersebut. Tanda pengenal ini sangat penting karena narasumber kini tidak akan

mau diwawancarai jika wartawannya tidak memiliki tanda pengenal tersebut.”

jelasnya.14

Hal yang hampir sama juga peneliti dapatkan dari hasil wawancara

dengan Phutut, beliau menyampaikan bahwa :

”Saya kira setiap wartawan yang mendapat pelatihan dan tergabung

dalam media resmi menempuh cara-cara profesional dalam melaksanakan

tugas jurnalismenya.” 15

Adib dan Phutut selalu membawa tanda pengenal saat melakukan

liputan, namun sering kali mereka tidak menunjukan. Relasi yang mereka

bangun dengan narasumber diawal karier sehingga mereka sudah dikenal

sebagai wartawan walaupun media siber SuaraMerdeka.com belum banyak

diketahui masyarakat.

Hak privasi juga telah mereka lakukan saat melakukan liputan. Jika

narasumber meminta off the record, Adib dan Phutut sangat menghargai

informasi yang tidak akan diangkat di media sehingga narasumber juga

14 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017 15 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017

Page 29: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

71

berhak melaporkan jika para wartawan tidak sesuai dengan perjanjian awal

wawancara.

Adib pernah melakukan pelanggaran pada pasal ini, terkait dengan

kesalahan tidak mencantumkan sumber pada foto yang ada di berita

liputannya. Adib menyampaikan pelanggaran yang pernah ia lakukan.

“saya pernah meliput suatu event di solo, saya menulis artikel berita

tersebut tapi saya lupa ambil foto. Sampai disini, saya ambil foto di google.

Namun, saya lupa mencantumkan sumber dan setiap berita masuk ke siber

langsung diunggah di Twitter dan sosial media SuaraMerdeka.com . nah, si

pemilik foto komentar di twitter kenapa SuaraMerdeka.com mencantumkan

foto yang dia miliki tanpa ijin. Lalu saya urus semuanya secara kekeluargaan ,

saya telepon lalu saya tawarkan mau berita ini di hapus atau foto yang

diambil dari google di beri sumber atas nama pemilik foto tersebut. Akhirnya,

pemilik foto hanya minta dicantumkan sumbernya.” Jelas Adib.16

Salah satu buku yang membahas mengenai asas praduga tak bersalah

adalah “Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP Penyidikan Dan

Penuntutan” yang ditulis M. Yahya Harahap, S.H. Dalam buku tersebut,

mengenai penerapan asas praduga tak bersalah, Yahya Harahap menulis

sebagai berikut (hal. 34):

16 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017

Pasal 3

Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan secara berimbang,

tidak mencampurkan fakta dan opini yang menghakimi, serta menerapkan asas

praduga tak bersalah.

Page 30: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

72

“Tersangka harus ditempatkan pada kedudukan manusia yang

memiliki hakikat martabat. Dia harus dinilai sebagai subjek, bukan objek.

Yang diperiksa bukan manusia tersangka. Perbuatan tindak pidana yang

dilakukannyalah yang menjadi objek pemeriksaan. Ke arah kesalahan tindak

pidana yang dilakukan pemeriksaan ditujukan. Tersangka harus dianggap

tidak bersalah, sesuai dengan asas praduga tak bersalah sampai diperoleh

putusan pengadilan yang telah berkekuatan tetap.”17

Phutut menyampaikan bahwa : “Sangat setuju tetapi terkadang batasan

trial by the press dan membeberkan informasi ke publik tipis. Menerapkan

asas praduga tak bersalah harus tetapi untuk kasus anak di bawah umur,

identitas si terduga pelaku perlu dibeberkan terlebih Kode Etik

Jurnalistikahatan luar biasa, perlu dibeberkan.” Tuturnya. 18

17 M. Yahya Harahap, S.H. , “Pembahasan Permasalahan Dan Penerapan KUHAP Penyidikan Dan

Penuntutan”, (Jakarta : Sinar Grafika,2006 ) , hal.34 18 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017

Penafsiran

a. Menguji informasi berarti melakukan check and recheck tentang

kebenaran informasi itu.

b. Berimbang adalah memberikan ruang atau waktu pemberitaan

kepada masing-masing pihak secara proporsional.

c. Opini yang menghakimi adalah pendapat pribadi wartawan. Hal

ini berbeda dengan opini interpretatif, yaitu pendapat yang berupa

interpretasi wartawan atas fakta.

d. Asas praduga tak bersalah adalah prinsip tidak menghakimi

seseorang.

Page 31: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

73

Sedangkan Adib menyampaikan bahwa : “semisal orang tersebut

memang bersalah namun belum diputuskan menjadi tersangka saya tidak

pernah menuliskan hal yang melenceng saya cari kata-kata yang lebih pantas

seperti saksi ata terduga saja. Saya mengecamkan ke diri saya sendiri bahwa

jangan pernah menggiring opini publik hanya karena berita ingin dibaca

masyarakat.”19

Berita yang mengandung unsur bohong, fitnah, sadis dan cabul sangat

tidak layak dipublikasikan oleh seorang wartawan yang menganggap bahwa Kode

Etik Jurnalistik sebagai panduannya. Berita yang akan diunggah ke media siber

harus berisikan fakta yang dikroscek oleh wartawan yang meliput. Berita fitnah,

hal ini seringkali menjadi tuduhan utama yang mampu menjerat seorang

wartawan. Namun, wartawan tidak mudah diakali bila memliki bukti rekaman,

catatan bahkan identitas lengkap narasumbernya.

Berita sadis mampu melihatkan sisi kekejaman tanpa

memperhitungkan perasaan seseorang yang akan melihat bahkan korban dari

peristiwa yang naas. Misalnya, peristiwa bencana alam yang terjadi disuatu

daerah dengan keadaan korban terlihat di lokasi Kode Etik Jurnalistikadian

dalam kondisi yang berdarah-darah, mengambang di lautan atau tercerai berai

organ tubuhnya. Hal ini masih sering menjadi konsumsi masyarakat yang

melek media. Peristiwa diatas tidak seharusnya diliput dalam bentuk

gambar,video, suara atau fasilitas multimedia lainnya. Kemungkinan besar

19 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017

Pasal 4

Wartawan Indonesia tidak membuat berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.

Page 32: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

74

keluarga korban peristiwa tersebut sedang mencari berita tentang keadaan

anggota keluarganya yang ada di peristiwa tersebut. Sedangkan, berita cabul

yaitu berita yang berisikan hal senonoh yang tidak layak dikonsumsi oleh

masyarakat.

Kedua wartawan SuaraMerdeka.com selalu melakukan cek dan ricek

dengan fakta yang berhembus di lapangan. Mereka mampu memastikan fakta

yang ada dilapangan adalah akurat dan tidak berunsur kebohongan. Begini

pendapat Phutut, “Setuju, berita tidak boleh bohong, berisikan fitnah dan

cabul. Kadang berita kita bisa saja dituduh sebagai fitnah padahal kita ada

bukti. Kalau tentang sadis, ada beberapa media malah menjual berita seperti

itu. Mempertunjukan kesadisan dan kekejaman. Sehingga saya tidak

melakukan hal tersebut.” 20

“Kalau sadis sudah banyak media melakukan hal tersebut yang gak

sesuai dengan kode etik. Mungkin ada media yang seringkali

20 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017

Penafsiran

a. Bohong berarti sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya oleh

wartawan sebagai hal yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.

b. Fitnah berarti tuduhan tanpa dasar yang dilakukan secara sengaja

dengan niat buruk.

c. Sadis berarti Kode Etik Jurnalistikam dan tidak mengenal belas kasihan.

d. Cabul berarti penggambaran tingkah laku secara erotis dengan foto,

gambar, suara, grafis atau tulisan yang semata-mata untuk

membangkitkan nafsu birahi.

e. Dalam penyiaran gambar dan suara dari arsip, wartawan mencantumkan

waktu pengambilan gambar dan suara.

Page 33: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

75

mendokumentasikan peristiwa yang kurang pas di mata pemirsanya seperti

berdarah-darah, atau kecelakaan. Kasarnya, berita tersebut saya sebut bencana

jurnalistik padahal hal tersebut tidak layak di tayangkan. Namun, wartawan

seringkali mempergunakan hal tersebut untuk kepentingan sendiri. Jurnalistik

bencana menjadi hal yang sangat rentan dengan pelanggaran kode etik

jurnalistik.” Tutur Adib.21

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) berharap pada setiap pemberitaan

soal kejahatan seksual harus lebih diorientasikan kepada usaha penyelamatan

korban, mengurangi jumlah kasus, atau memberikan pencegahan tindak

kejahatan seksual. “ Dengan menyebutkan identitas korban, wartawan secara

tidak langsung telah ikut menyebarluaskan informasi yang merusak nama baik

korban dan secara tidak langsung telah merusak korban asusila itu sendiri,"

ujar Kordinator Divisi Perempuan AJI Indonesia Rach Alida Bahaweres,

dalam diskusi Etika Perlindungan Privasi dalam Peliputan Kejahatan

Seksual di Komnas Perempuan, Jakarta, Rabu (11/1/2012).22

Menjadi korban kejahatan seksual akan menimbulkan trauma yang

mendalam. Korban kejahatan seksual juga akan mengalami kehilangan

privasi, kepercayaan, dan merasa dirinya menjadi tak berharga lagi karena

telah 'ternoda'.

21 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017 22 http://news.okezone.com/read/2012/01/11/337/555181/media-diharamkan-sebut-nama-

korban-Kode Etik Jurnalistikahatan-susila diakses tanggal 20 Juni 2017, pukul 7 :29 WIB

Pasal 5

Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan menyiarkan identitas korban

kejahatan susila dan tidak menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku

Kejahatan

Page 34: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

76

Phutut berpendapat bahwa “Misalnya, berita kriminal, semua ditulis

sesuai dengan faktanya, jika memang tersangka, kami tidak menghakimi dong

dan kami pastinya menuliskan nama dan kasus secara jelas dan detail. Bila

kasus tersebut digelar oleh Kode Etik Jurnalistikaksaan harus nama lengkap.

Saya masih menerapkan hal tersebut. ”23

Adib berpendapat bahwa : “Sama halnya dengan investigasi banyak

hal yang harus diperhatikan dalam menuangkan segala informasi yang terkait

dengan privasi.”24

Phutut menyampaikan bahwa Ia pernah mewawancarai keluarga

korban pemerkosaan dibawah umur. “ Pernah, jadi saya mewawancarai

korban pemerkosaan oleh aparat kepolisian saya mewawancarai keluarga

korban dan menginisialkan nama korban yang kebetulan tidak berada

disana.” Jelasnya.25

Berbagai penyalahgunaan profesi bisa dilakukan oleh wartawan

tersebut, baik sengaja maupun tidak disengaja. Beberapa contoh

penyalahgunaan profesi seperti menggunakan Tanda Pengenal Wartawan

23 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017 24 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017 25 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017

Penafsiran

a. Identitas adalah semua data dan informasi yang menyangkut diri seseorang yang

memudahkan orang lain untuk melacak.

b. Anak adalah seorang yang berusia kurang dari 16 tahun dan belum menikah.

Pasal 6

Wartawan Indonesia tidak menyalahgunakan profesi dan tidak menerima

suap.

Page 35: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

77

untuk lolos dari razia tilang polisi, memanfaatkan data korban untuk

disebarluaskan, tidak memberlakukan off the record, tidak memperhitungkan

kredibilitas narasumber melalui berita yang tayang, bahkan wawancara fiktif

untuk memaparkan berita palsu. Wartawan juga tidak seharusnya menerima

suap dari pihak manapun.

Wartawan SuaraMerdeka.com merasa tidak pernah diberi suap secara

materiil ataupun dana, mereka hanya disuguhkan hidangan makanan dan

minuman saja. Saat melakukan penelitian, peneliti tidak menemukan tanda-

tanda kedua wartawan memiliki niat atau perilaku demikian di lapangan.

Phutut menyampaikan bahwa “Secara tidak sengaja dan keadaan

terpaksa saat mau liputan, saya ketilang tapi langsung lolos karna terdesak

untuk liputan. Mungkin itu menyalahgunakan profesi saya tanpa disadari. Jika

saat itu memang ditilang saya siap saja mengikuti jalurnya.” 26 Saat itu,

phutut memberikan tanda pengenalnya kepada polisi yang sedang razia.

Sehingga, tidak melalui proses hukum atau aturan lalu lintas. Begitu pula

dengan Adib , ia menyampaikan bahwa “ID card pasti dipake saat liputan, dan

tanda pengenal wartawan juga bermanfaat kalo ketilang”27

26 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017 27 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017

Page 36: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

78

Adib merasa tidak pernah disuap untuk memberitakan sebuah

peristiwa. Adib menyampaikan bahwa ” Tidak pernah. Tapi di beri jamuan

makanan pasti dan gak bermasalah.”28

Kedua wartawan yang peneliti teliti sangat menghargai hak privasi

narasumber. Mereka menjalankan system off the record, informasi yang

sekiranya tidak perlu dipublikasikan mereka mampu untuk menahan diri,

kesepakatan dengan narasumber adalah hal yang penting.

Kata Embargo dalam kamus KBBI adalah larangan menyiarkan berita

sebelum waktu yang telah ditentukan. Phutut selalu memilih berita yang akan

di muat di media siber SuaraMerdeka.com , dia akan menyampaikan dulu

kepada Pimpinan Redaksi yaitu bapak Iwan Kelana untuk mempertimbangkan

berita yang akan diambil dan dimuat di portal berita. Sehingga, Embargo telah

menjadi salah satu rambu bagi Phutut.

28 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017

Penafsiran

a. Menyalahgunakan profesi adalah segala tindakan yang

mengambil keuntungan pribadi atas informasi yang diperoleh

saat bertugas sebelum informasi tersebut menjadi pengetahuan

umum.

b. Suap adalah segala pemberian dalam bentuk uang, benda

atau fasilitas dari pihak lain yang mempengaruhi independensi.

Pasal 7

Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi narasumber yang tidak bersedia

diketahui identitas maupun keberadaannya, menghargai ketentuan embargo, informasi

latar belakang, dan off the record sesuai dengan kesepakatan.

Page 37: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

79

Phutut menyampaikan tentang pasal ini bahwa “Tentunya, memang

harus melindungi narasumber, namun harus ada catatan tentang data identitas

yang kita simpan. Jika sampai bermasalah hingga ke dewan pers kita punya

identitas mereka. Gitu sih. Untuk off the record ya haruslah menghargai

privasi narasumber dan gak ada niatan buat membeberkan sesuatu yang lain

dari berita yang mau diangkat.29

Phutut membagikan pengalamannya tentang hak tolak ,

narasumbernya pernah meminta hak tolak saat diwawancarai. ” Pernah, jadi

saya mewawancarai korban pemerkosaan oleh aparat kepolisian saya

mewawancarai keluarga korban dan menginisialkan nama korban yang

kebetulan tidak berada disana.” 30Jelasnya.

Adib beranggapan pasal ini sama halnya ketika Ia melakukan

Investigasi. Banyak hal yang bersifat privasi. “saya pernah melakukan liputan

investigasi dengan tema berita ‘ Prostitusi dikalangan anak sekolah’ disitu

29 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017 30 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017

Penafsiran

a. Hak tolak adalak hak untuk tidak mengungkapkan identitas

dan keberadaan narasumber demi keamanan narasumber dan

keluarganya.

b. Embargo adalah penundaan pemuatan atau penyiaran berita

sesuai dengan permintaan narasumber.

c. Informasi latar belakang adalah segala informasi atau data dari

narasumber yang disiarkan atau diberitakan tanpa menyebutkan

narasumbernya.

d. Off the record adalah segala informasi atau data dari

narasumber yang tidak boleh disiarkan atau diberitakan.

Page 38: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

80

saya dalam bentuk tim dengan wartawan lainnya. Kami menggunakan teknik

sebagai pemakai jasa prostitusi tersebut. sangat menegangkan, karna kami

harus banyak menguak informasi dari narasumber secara langsung. Walaupun

pada akhirnya ketahuan , narasumber hanya minta identitasnya disamarkan.”

31Tutur Adib.

Dalam menyampaikan sebuah berita yang cukup sensitif menyangkut

hal tersebut, menyiasatinya adalah dengan permainan kosakata yang pas.

Kedua wartawan ini membekali dirinya dengan membaca buku untuk

menambah kosa kata yang pantas dan seharusnya dipakai untuk

mengungkapkan kekurangan seseorang bahkan hal- hal yang menyinggung

perasaan demikian. Tidak mudah bagi mereka menceritakan atau

menyampaikan berita yang sensitif bahkan Phutut lebih memilih tidak meliput

berita yang berkaitan dengan SARA.

31 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017

Pasal 8

Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan

prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras,

warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan

martabat orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.

Penafsiran

a. Prasangka adalah anggapan yang kurang baik mengenai sesuatu

sebelum mengetahui secara jelas.

b. Diskriminasi adalah pembedaan perlakuan.

Page 39: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

81

Bagi Adib, Prasangka merupakan hal tidak terpakai dalam

menjalankan profesinya. Segala sesuatu yang terjadi dilapangan harus

diungkapkan secara jujur dan akurat dengan faktanya. Adib menyampaikan

“kita sudah menebak duluan itu gak boleh, jadi tulislah sesuai dengan

faktanya saja.” 32

Bagi Phutut , Diskriminasi tidak dapat dilakukan oleh seorang

wartawan. Ia menyampaikan bahwa “Untuk perbedaan suku, agama , ras aku

lebih baik tidak menyiarkan dan menghindari hal tersebut karena hal itu

sangat sensitif. Saya sangat menghargai perbedaan. Sedangkan, para

penyandang cacat saya ambil sisi lain yaitu kelebihan atau talentanya. Intinya,

hal itu membuat pembaca bangga dengan para penyandang disabilitas.”

Jelasnya.33

Wartawan dan lembaga media harus melindungi narasumbernya. Hak

narasumber untuk tidak mencampur adukan privasi harus dihormati oleh

wartawan. Disini, wartawan diharapkan untuk memilah informasi dan berita

yang harus di publikasikan kepada publik. Sehingga, berita tersebut memiliki

bobot penuh terhadap kepentingan publik. Melihat saat ini , banyak sekali hal-

hal privasi diungkap oleh media. Kedua wartawan SuaraMerdeka.com mampu

memilah kepentingan publik dari narasumber dan hal privasi saat menjalankan

profesinya. Khususnya, adib saat melakukan liputan infotainment dan

entertainment

32 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017 33 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017

Pasal 9

Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber tentang kehidupan pribadinya,

kecuali untuk kepentingan publik.

Page 40: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

82

Adib menyampaikan bahwa “Aku selalu menargetkan apa yang mau

aku ambil tentang narasumberku, aku akan lebih fokus ke situ. Ketika malah

muncul statement menarik. Aku biasakan untuk mencari dulu kebenaran baru

ku tuangkan ke berita terkait atau selanjutnya. ”34

Phutut menyampaikan bahwa “saya tidak rekam dan tidak ada catatan

tentang hal tersebut ( privasi yang tidak dibeberkan ke publik) . kalau sudah

kenal saya langsung sampaikan apa yang ingin kita ketahui. Kalau belum

kenal ya aku perkenalkan diri dan sampaikan materi beritaku jadi teratur.”

jelasnya35

Pelanggaran yang dilakukan oleh Adib saat tidak mencantumkan

sumber foto pada beritanya, hal ini sampai ke pimpinan redaksi yang

mengharuskan Adib menyelesaikan secepatnya. Pelanggaran ini tercium

melalui media siber Twitter, ketika berita liputan yang dilakukan Adib

diunggah via akun promosi twitter SuaraMerdeka.com kala itu. Setelah berita

naik, seorang fotografer yang ada di event liputan Adib me-retweet berita

tersebut dan menuliskan “ kok SuaraMerdeka.com pakai foto saya tanpa ijin

dengan pemilik foto? “. Setelah sampai ke telinga pimpinan redaksi, Adib

34 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017 35 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017

Penafsiran

a. Menghormati hak narasumber adalah sikap menahan diri dan berhati-

hati.

b. Kehidupan pribadi adalah segala segi kehidupan seseorang dan

keluarganya selain yang terkait dengan kepentingan publik.

Pasal 10

Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan memperbaiki berita yang

keliru dan tidak akurat disertai dengan permintaan maaf kepada pembaca,

pendengar, dan atau pemirsa.

Page 41: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

83

langsung mencari kontak fotografer tersebut. Adib menyelesaikan persoalan

ini secara kekeluargaan via telepon. Ia menyampaikan permintaan maaf dan

meminta si pemilik foto memilih untuk mencabut berita tersebut atau

menambahkan sumber foto. Akhirnya , pemilik foto memberikan ijin

menggunakan foto tersebut dan menambahkan sumber.

Hal ini membuat Adib lebih fokus dalam menjalankan liputan dan tak

lupa mendokumentasikan liputannya sendiri. Pelanggaran ini memberikan

contoh yang pas untuk pasal 10. Adib menyampaikan bahwa “itu harus

diberlakukan, salah ya diperbaiki, narasumber berhak mengkoreksi dan hak

jawab juga berhak bagi kami. Semua harus sesuai dengan jalurnya dan

diberlakukan sewajarnya” 36jelasnya. Wartawan harus melakukan berbagai

upaya untuk membenahkan kesalahan yang dilakukan sehingga berita layak

dikonsumsi masyarakat. Phutut menyampaikan bahwa “kalau memang sesuai

data dan fakta, menurut saya wartawan tidak harus langsung dicabut dan

ralat. Sebisa mungkin, berita yang sampai di pembaca adalah berita benar

sehingga tidak muncul masalah.”37

36 Wawancara dengan Adib selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 16 Mei 2017 37 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017

Penafsiran

a. Segera berarti tindakan dalam waktu secepat mungkin, baik karena ada maupun

tidak ada teguran dari pihak luar.

b. Permintaan maaf disampaikan apabila kesalahan terkait dengan substansi pokok.

Page 42: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

84

Peneliti memiliki contoh pada pasal ini, wartawan Phutut memiliki

pengalaman tentang hak hak jawab dan hak koreksi yang pernah terjadi di

media yang sebelumnya. Phutut memeperlihatkan bahwa dia memiliki sifat

idealis dan sangat cermat dalam menghadapi kasus ini.

Phutut menyampaikan bahwa “Saya sangat setuju dengan hak jawab

jika memang diperlukan untuk menangani somasi dan permasalahan lainnya.

Saya pernah punya pengalaman meliput berita tentang kasus cebongan yaitu

persidangan mengenai anggota KOPASUS yang dibunuh di kafe Hugos

Jogjakarta. Ada 5 tersangka salah satunya Polisi. Mereka semua di tangkap

dan dititipkan di Lapas. Malamnya dibunuh. Nah, ternyata yang membunuh

tersangka adalah KOPASUS. Lalu, muncul saksi di persidangan bilang tidak

mengenal di persidangan pertama tersebut. saat persidangan kedua, saksi

bilang dia mengenali setelah persidangan pertama. Kata mengenali ini saya

kutip dan saya jadikan judul. Berita tidak diganti. KOPASUSnya, gantian

nyari saya. Namun saya merasa saya benar. Saya tidak memanipulasi. Hal ini

Pasal 11

Wartawan Indonesia melayani hak jawab dan hak koreksi secara

proporsional.

Penafsiran

a. Hak jawab adalah hak seseorang atau sekelompok orang untuk

memberikan tanggapan atau sanggahan terhadap pemberitaan berupa

fakta yang merugikan nama baiknya.

b. Hak koreksi adalah hak setiap orang untuk membetulkan

kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers, baik tentang dirinya

maupun tentang orang lain.

c. Proporsional berarti setara dengan bagian berita yang perlu

diperbaiki.

Page 43: BAB V PRAKTIK PENERAPAN KODE ETIK JURNALISTIK PADA ......Wawancara dengan Setiawan Hendra Kelana atau Pak Iwan selaku Pimpinan Redaksi siber SuaraMerdeka.com tanggal 22 Juni 2017

85

bisa dipermasalahkan di Dewan Pers dan mungkin malah merugikan saya

karna tidak ada rekaman dan data bahwa berita itu dapat divalidasi

kebenarannya. Beberapa kali, anggota KOPASUS mencari saya. Saya hanya

bilang cari saja pimpinan redaksi di kantor saya.Begitu.” 38

Pekerjaan seorang wartawan dengan profesionalitas tinggi bisa saja

mengancam dirinya sendiri. Namun, phutut memang sangat yakin yang

dilakukan benar. Segala sesuatu ia lakukan sesuai prosedur, tetapi Phutut tidak

bisa mengelak dari rintangan yang ada dan permasalahan seperti dengan

KOPASUS. Hal ini dianggapnya sebagai resiko pekerjaannya.

38 Wawancara dengan Phutut selaku wartawan siber SuaraMerdeka.com tanggal 11 Juni 2017