bab v konsep perencanaan dan perancangan …
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-1
BAB V
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN APARTEMEN
DENGAN PENDEKATAN DESAIN BIOPHILIK DI JAKARTA
SELATAN
5.1 Konsep Perencanaan
5.1.1 Konsep Pelaku Kegiatan
A. Pelaku kegiatan
1) Zona Hunian
Penghuni Apartemen
Pengunjung/Tamu dari penghuni apartemen
2) Zona Pengelola
Direktur
Manager Operasional dan Manage Building
Staff Operasional dan Manage Building
Manager HRD
Staff HRD
Manager Sales
Staff Sales
Manager Public Relation
Staff Public Relation
Manager Keuangan
Staff Keuangan
3) Zona Penunjang
Manager
Staff Bagian Kolam renang
Staff Bagian Fitness Center
Staff Bagian Minimarket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-2
Staff Bagian Medical Center
Staff Bagian Restaurant
Staff Bagian Lapangan
Pengunjung Apartemen
Penghuni Apartemen
4) Zona Umum
Receptionist
Manager Front Office
Staff Bagian Informasi
Pengunjung Apartemen
Penghuni Apartemen
5) Zona Service
Cleaning Service
Staff mekanikal elektikal
Petugas Keamanan
Housekeeper
Gardener
Petugas Parkir
Staff Plumbing
5.1.2 Konsep Tipe Unit Hunian Apartemen
Pada Apartemen yang direncanakan ini memiliki beberapa unit hunian, yaitu:
1 BR = 1 kamar tidur 2 BR = 2 kamar tidur 2 BR Deluxe = 2 kamar tidur + 1 kamar pembantu 3 BR = 3 kamar tidur + 1 kamar pembantu
Dalam segi penyediaan fasilitas, apartemen yang direncanakan ini bersifat fully
serviced dan fully furnished, yaitu semua pelayanan mulai dari penyediaan
perabot, cleaning service, laundry, dan pelayanan (room boy) telah disediakan
oleh pihak apartemen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-3
5.1.3 Konsep Fasilitas dalam Apartemen
Fasilitas pendukung dalam apartemen, antara lain:
A. Fasilitas kesehatan berupa medical center atau apotek
B. Fasilitas food court, café maupun restaurant
C. Fasilitas olahraga berupa kolam renang, jogging track, fitness center, dan
lapangan
D. Fasilitas rekreasi berupa taman dan children playground
E. Fasilitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari berupa minimarket, laundry,
ATM, retail
F. Fasilitas ibadah berupa mushola
5.1.4 Konsep Jumlah Unit Hunian
Berikut ini merupakan perhitungan jumlah unit apartemen:
Luas Site : 20.000 m2
KDB 30% : 6.000 m2
KLB 2,5 : 50.000 m2
Ketinggian Bangunan : 8 lantai KDH 45% : 9.000 m2
Kebutuhan Ruang Perhitungan : 50.000 m2 : 8 lantai = 6.250 m2
Zona Penunjang = 2.570 m2
Zona Service = 1.010 m2
Zona Umum = 4.096 m2
Zona Pengelola = 1.608 m2
Setiap lantai memiliki maksimal luas bangunan sebesar 6.250 m2
Koefisien dasar hijau 45 % diterapkan pada level hunian sehingga maksimal luas bangunan sebesar 2.812 m2
Terdapat 5 level yang diperuntukkan sebagai zona hunian. Tipe hunian Apartemen terdiri dari 1 BR (45 m2), 2 BR (102,7 m2), 2BR Deluxe (89,8 m2), 3 BR (195,5m2) Level 1 terdiri dari tipe 1 BR dan 2 BR Perhitungan = 2.812 – sirkulasi 30% = 1969 : 2 = 984 m2
1 BR = 984 m2 : 45 m2 = 22 unit 2 BR = 984 m2 : 102,7 m2 = 9 unit Level 2 terdiri dari tipe 2 BR, 2 BRD dan 3 BR Perhitungan = 2.812 – sirkulasi 30% = 1969 : 3 = 656 m2
2 BR = 656 m2 : 102,7 m2 = 6 unit 2 BRD = 656 m2 : 89,8 m2 = 7 unit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-4
3 BR = 656 m2 : 195,5 m2 = 4 unit Level 3 terdiri dari tipe 1 BR dan 2 BR Perhitungan = 2.812 – sirkulasi 30% = 1969 : 2 = 984 m2
1 BR = 984 m2 : 45 m2 = 22 unit 2 BR = 984 m2 : 102,7 m2 = 9 unit Level 4 terdiri dari tipe 2 BR, 2 BRD dan 3 BR Perhitungan = 2.812 – sirkulasi 30% = 1969 : 3 = 656 m2
2 BR = 656 m2 : 102,7 m2 = 6 unit 2 BRD = 656 m2 : 89,8 m2 = 7 unit
3 BR = 656 m2 : 195,5 m2 = 4 unit Jumlah 1 BR = 72 unit Jumlah 2 BR = 36 unit Jumlah 2 BR Deluxe = 48 unit Jumlah 3 BR = 14 unit Total Jumlah Unit hunian adalah 170 unit
5.2 Konsep Perancangan
5.2.1 Konsep Kegiatan
1) Zona Hunian
a. Konsep Kegiatan Penghuni Apartemen Tabel 5. 1 Konsep Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Zona Hunian
Zona Ruang
Kegiatan Jumlah Ruang
Nama Ruang Kriteria
Hunian: 1 BR
Istirahat (membaca, nonton TV,
mendengarkan musik, duduk
bersantai)
1 R. Tamu EfisienEfektifPenggunaan Material AlamiAkses visual ke alamTidur 1 R. Tidur
Mandi, berwudhu 1 Kamar MandiMemasak 1 Pantry
Makan 1 R. MakanZona
RuangKegiatan Jumlah
RuangNama Ruang Kriteria
Mengerjakan Pekerjaan
1 R. Kerja
Hunian: 2 BR
Istirahat (membaca, nonton TV,
mendengarkan musik, duduk
bersantai)
1 R. Tamu
Tidur 2 R. TidurMandi, berwudhu 2 Kamar Mandi
Memasak 1 DapurMakan 1 R. Makan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-5
Mengerjakan pekerjaan
1 R. Kerja
Bersantai 1 Balkon
Hunian: 2 BR
Deluxe
Istirahat (membaca, nonton TV,
mendengarkan musik, duduk
bersantai)
1 R. Tamu
Tidur 2 R. TidurMandi, berwudhu 2 Kamar Mandi
Memasak 1 DapurMakan 1 R. Makan
Mengerjakan pekerjaan
1 R. Kerja
Bersantai 1 BalkonTidur 1 R. Tidur PembantuMandi 1 R. Mandi Pembantu
Hunian: 3 BR
Istirahat (membaca, nonton TV,
mendengarkan musik, duduk
bersantai)
1 R. Tamu
Tidur 3 R. TidurMandi, berwudhu 2 Kamar Mandi
Memasak 1 DapurMakan 1 R. Makan
Mengerjakan pekerjaan
1 R. Kerja
Bersantai 1 BalkonTidur 1 R. Tidur PembantuMandi 1 R. Mandi Pembantu
Ruang Komunal
Berbincang-bincang, bersantai, membaca
koran
R. KumpulTaman
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
2) Zona Penunjang
Zona penunjang pada apartemen ini dikategorikan ke dalam 6 bagian yaitu,
fasilitas kesehatan, olahraga, anak, pemenuh kebutuhan sehari-hari, foodcourt
dan ruang terbuka hijau. Berikut ini merupakan analisis kegiatan pada zona
penunjang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-6
1. Fasilitas Kesehatan Tabel 5. 2 Konsep Kegiatan dan Kebutuhan Ruang pada Fasilitas Kesehatan
Kegiatan Penunjang
Kesehatan
Pelaku Kebutuhan Ruang
RegistrasiMenungguPemeriksaan kesehatanAdministrasiPembelian obatLavatory
Receptionist, PasienUmumDokter, PasienKaryawan, umumKaryawan, umumDokter, karyawan, umum
R. ReceptionistR.TungguR. PeriksaR. AdministrasiR. ApotekToilet
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
2. Fasilitas Olahraga Tabel 5. 3 Konsep Kegiatan dan Kebutuhan Ruang pada Fasilitas Olahraga
Kegiatan Penunjang Olahraga Pelaku Kebutuhan RuangKolam Renang
RenangGanti PakaianPenyimpananLavatoryAdministrasi
Penghuni/PengunjungPenghuni/PengunjungKaryawanUmumKaryawan, Penghuni/Pengunjung
Kolam RenangR. Ganti/LokerGudangToilet/kamar mandiR. Administrasi
Fitness Center
Training/FitnessGanti PakaianPenyimpanan LavatoryAdministrasi
Penghuni/PengunjungPenghuni/PengunjungKaryawanUmumKaryawan, Penghuni/Pengunjung
R. FitnessR. Ganti/LokerGudangToilet/kamar mandiR. Administrasi
Futsal/Tenis Bermain Futsal Penghuni/Pengunjung Lapangan Futsal/tenis
Jogging track JoggingIstirahat
UmumUmum
Jogging trackR. duduk outdoor
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
3. Fasilitas Anak Tabel 5. 4 Konsep Kegiatan dan Kebutuhan Ruang pada Fasilitas Anak
Kegiatan Penunjang Anak Pelaku Kebutuhan RuangPlayground Bermain
Megawasi anakPenghuni/PengunjungPenghuni/Pengunjung
PlaygroundR. tunggu
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-7
4. Fasilitas Penunjang Kebutuhan Sehari-hari Tabel 5. 5 Konsep Kegiatan dan Kebutuhan Ruang pada Fasilitas Penunjang Kebutuhan Sehari-hari
Kegiatan Penunjang Kebutuhan Sehari-hari
Pelaku Kebutuhan Ruang
Minimarket/Swalayan
Jual BeliMembayarLoading barangPenyimpananLavatoryIstirahat
Karyawan, UmumKaryawan, UmumKaryawanKaryawan KaryawanKaryawan
R. DisplayR. KasirLoading dockGudangToiletR. Karyawan/Loker
Laundry MencuciMenyetrikaMenjemurPenyimpananLavatory
KaryawanKaryawanKaryawanKaryawanKaryawan
R. CuciR. SetrikaR. MenjemurR. Penyimpanan/LokerToilet
ATM Pengambilan uang
Umum R. Counter
Retail Jual BeliPenyimpananLoading barangLavatory
Karyawan, umumKaryawanKaryawanKaryawan
R. DisplayGudangLoading dockToilet
Ibadah BerwudhuMenaruh sepatuSholatLavatoryPenyimpanan
UmumUmum
UmumUmumKaryawan
R. wudhuRak Sepatu/ penitipan barangMushollaToiletGudang
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
5. Fasilitas Foodcourt Tabel 5. 6 Konsep Kegiatan dan Kebutuhan Ruang pada Fasilitas Foodcourt
Kegiatan Penunjang Fodcourt Pelaku Kebutuhan RuangMakan/MinumPembayaranHiburanMemasakPersiapanPenyimpananIstirahatMengganti pakaianLavatoryAdministrasiIbadah
Karyawan, umumKaryawan, umumPenampilKaryawanKaryawanKaryawanKaryawanKaryawanKaryawan, umumKaryawanUmum
Bar/Ruang makanKasirPanggungDapurRuang persiapanGudangR. IstirahatR. LokerToiletR. AdministrasiMusholla
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
6. Fasilitas Ruang terbuka hijau Tabel 5. 7 Konsep Kegiatan dan Kebutuhan Ruang pada Fasilitas RTH
Penyediaan Ruang Sifat RTH Kegiatan Pelaku- Taman RT- Roof Garden
- Playground
- Privat- Semi
Publik- Publik
- Interaksi sosial- Interaksi sosial
- Rekreasi/Interaksi
- Penghuni- Penghuni
- Penghuni/Penguj
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-8
- Holtikultur- Publik sosial/Bermain
- Edukasi (Menanam)
ung- Penghuni
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
3) Zona Pengelola Tabel 5. 8 Konsep Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Pengelola Apartemen
Kegiatan Pengelola Pelaku Kebutuhan RuangMelaksanakan Pekerjaan Direktur
Div. Operasional dan Manage BuildingHRDSalesDivisi Keuangan\Divisi PR
R. DirekturR. Staff operasional dan manage buildingR. Staff HRDR. Staff SalesR. Staff KeuanganR. Staff PR
Menerima TamuPenyimpanan pribadiRapat KoordinasiMakan/MinumIstirahatFotocopyIbadahLavatory
Semua KaryawanSemua KaryawanSemua KaryawanSemua KaryawanSemua KaryawanSemua KaryawanSemua KaryawanSemua Karyawan
R. TamuR. LokerR. RapatPantryR. IstirahatR. FotocopyMushollaToilet
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
4) Zona Umum Tabel 5. 9 Konsep Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Zona Umum
Kegiatan Pelaku Kebutuhan RuangDatang Penghuni, pengunjung,
pegelolaEntranceFront Office
Parkir PenghuniPengunjungPengelola
R. Parkir penghuniR. Parkir pengelolaR. Parkir tamu
Informasi Pengunjung, Pengelola R. InformasiSirkulasi Penghuni, pengunjung,
pengelolaLobby, hall, koridor
Duduk/ Menunggu Penghuni, pengunjung, pengelola
Lounge
Lavatory Penghuni, pengunjung, pengelola
Lavatory
Pulang Penghuni, pengunjung, pengelola
Exit
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
5) Zona Service Tabel 5. 10 Konsep Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Zona Service
Kegiatan Pengelola Pelaku Kebutuhan RuangMemeriksa tanki bahan bakarMemerikasa tanki air bersih/kotorMenjalankan pompaWater treatmentMenjalankan genset
Teknisi Mekanikal dan Elektrikal
R. tanki bahan bakarR. tanki air bersih
R. PompaR. water treatmentR. genset
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-9
Memeriksa transformatorMelakukan control terhadap utilitasMemeriksa panelMaintainanceIstirahatRapatPengiriman barang
Lavatory
R. TransformatorR. Kontrol
R. PanelR. Maintainance, bengkel kerjaR. istirahat, cafeteriaR. engineer, house keeperLoading dock, parkir mobil dan motorToilet
Mengontrol dan menjaga keamananTidurLavatory
Petugas keamanan
R. Jaga
R. TidurToilet
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
B. Alur Kegiatan
1) Zona Hunian
Gambar 5. 1 Skema Alur Kegiatan Zona Hunian (Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
2) Zona Penunjang
Gambar 5. 2 Alur Kegiatan pada Fasilitas Kesehatan(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-10
Gambar 5. 3 Skema Alur Kegiatan pada Fasilitas Olahraga(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 5. 4 Skema Alur Kegiatan pada Area Playground(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 5. 5 Skema Alur Kegiatan pada Area Swalayan(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 5. 6 Skema Alur Kegiatan pada Area Laundry (Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-11
Gambar 5. 7 Skema Alur Kegiatan pada Area ATM(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 5. 8 Skema Alur Kegiatan pada Area Musholla(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 5. 9 Skema Alur Kegiatan pada Area Restaurant(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
3) Zona Pengelola
Gambar 5. 10 Skema Alur Kegiatan Pengelola Apartemen(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-12
4) Zona Service
Gambar 5. 11 Alur Kegiatan pada Area Service(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
5.2.2 Konsep Besaran Ruang
1) Unit Hunian Tabel 5. 11 Konsep Besaran Ruang Hunian
1 BRNama Ruang Kapasitas Besaran Ruang
R. Tidur 2 orang 10 m2
R. Tamu 4 orang 9,5 m2
Kamar Mandi 1 orang 4,25 m2
Pantry dan Ruang Makan 4 orang 14,3 m2
R. kerja 1 orang 4 m2
Total 45 m2
2 BRNama Ruang Kapasitas Besaran Ruang
R. Tidur 2 orang 20 m2
R. Tidur 2 1 orang 10 m2
R. Tamu 4 orang 13 m2
Kamar Mandi 1 orang 6 m2
Kamar Mandi 2 1 orang 5 m2
Pantry dan Ruang Makan 5 orang 15 m2
Balkon 3 orang 10 m2
R. Kerja 1 orang 9 m2
Total 102,7 m2
2 BR DeluxeNama Ruang Kapasitas Besaran Ruang
R. Tidur 2 orang 20 m2
R. Tidur 2 1 orang 10 m2
R. Tamu 4 orang 13 m2
Kamar Mandi 1 orang 6 m2
Kamar Mandi 2 1 orang 5 m2
Kamar Pembantu 1 orang 9 m2
Kamar Mandi Pembantu 1 orang 4 m2
Pantry dan Ruang Makan 5 orang 15 m2
Balkon 3 orang 10 m2
R. Kerja 1 orang 9 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-13
Total 89,8 m2
3 BRNama Ruang Kapasitas Besaran Ruang
R. Tidur 2 orang 20 m2
R. Tidur 2 1 orang 12 m2
R. Tidur 3 1 orang 12 m2
R. Tamu 4 orang 18 m2
Kamar Mandi 1 orang 6 m2
Kamar Mandi 2 1 orang 4,3 m2
Kamar Pembantu 1 orang 9 m2
Kamar Mandi Pembantu 1 orang 4 m2
Pantry dan Ruang Makan 7 orang 30 m2
Balkon 5 orang 27 m2
R. Kerja 2 orang 7,5 m2
Total 195,5 m2
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
2) Unit Penunjang
Tabel 5. 12 Konsep Besaran Ruang Zona Penunjang Restaurant/Cafe
Nama Ruang Kapasitas TotalBar 10 orang 28 m2
R. Makan 100 orang 270 m2
Kasir 2 orang 8 m2
Dapur 10 orang(kapasitas 100-200
porsi makanan)
30 m2
Gudang 2 orang 9,5 m2
R. Administrasi 4 orang 14 m2
R. Ganti Pria 7 orang 19,5 m2
R. Ganti Wanita 5 orang 14 m2
Panggung 5 orang 9 m2
R. Persiapan 7 orang 12 m2
Luas Restaurant 386 m2
Ruang SerbagunaNama Ruang Kapasitas Total
Panggung 6 orang 22 m2
R. Audience 100 orang 118 m2
R. Persiapan 10 orang 20 m2
Gudang 2 orang 9,5 m2
Hall 100 orang 76,5 m2
Toilet Wanita 2 orang 9 m2
Toilet Pria 2 orang 9 m2
Luas Ruang Serbaguna 264 m2
Kolam RenangNama Ruang Kapasitas Total
Kolam Renang 40 orang 636 m2
Kamar mandi wanita 4 orang 108 m2
Kamar mandi Pria 4 orang 84 m2
R. Administrasi 2 orang 10 m2
R. Pompa Reservoir 2 orang 16 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-14
R. Water treatment 2 orang 24 m2
Gudang 2 orang 10 m2
Luas Kolam Renang 888 m2
Fitness AreaNama Ruang Kapasitas Total
R. Fitness 20 orang 78 m2
R. Ganti Wanita 4 orang 17,6 m2
R. Ganti Pria 4 orang 17,6 m2
Kamar mandi wanita 4 orang 15 m2
Kamar mandi Pria 4 orang 15 m2
R. Administrasi 2 orang 10 m2
Gudang 2 orang 10 m2
Luas Fitness Area 156 m2
Lapangan Futsal/TenisNama Ruang Kapasitas Total
Lapangan futsal 10 orang 375 m2
Luas Lapangan Futsal/Tenis 375 m2
PlaygroundNama Ruang Kapasitas Total
Playground 30 orang 330 m2
ATMNama Ruang Kapasitas Total
Counter ATM 4 orang 22 m2
MinimarketNama Ruang Kapasitas Total
R. Display 10 orang 63 m2
R. Kasir 2 orang 8,5 m2
R. Loker 4 orang 17,6 m2
R. Administrasi 2 orang 10 m2
Gudang 2 orang 10 m2
Luas Minimarket 104 m2
MushollaNama Ruang Kapasitas Total
Musholla 10 orang 20 m2
R. Wudhu Pria 10 orang 7,85 m2
R. Wudhu Wanita 10 orang 7,85 m2
Toilet wanita 4 orang 9,5 m2
Kamar mandi Pria 4 orang 10,5 m2
Gudang + Rak Sepatu 2 orang 10 m2
Luas Musholla 45,7 m2
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
3) Unit Ruang Umum Tabel 5. 13 Konsep Besaran Ruang Zona Umum
Nama Ruang Kapasitas TotalR. Pimpinan Front Office 3 orang 14 m2
R. Informasi 2 orang 10,5 m2
R. Lobby 10 orang 32 m2
Lounge 15 orang 53 m2
Toilet wanita 4 orang 15 m2
Toilet Pria 4 orang 15 m2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-15
Parkir Penghuni 256 orang 2.640 m2
Parkir Pengunjung 300 orang 945 m2
Parkir Pengelola 30 orang 251,5 m2
Parkir Motor 250 orang 120 m2
Luas Ruang Umum 4.096 m2
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
4) Unit Ruang Service
Tabel 5. 14 Konsep Besaran Ruang Zona Service Nama Ruang Kapasitas Total
R. Tanki bahan bakar 2 orang 24 m2
R. Tanki air bersih 2 orang 24 m2
R. tanki air kotor 2 orang 24 m2
R. Pompa reservoir 2 orang 24 m2
R. Water treatment 2 orang 22 m2
AHU Room 2 orang 15 m2
R. Genset 2 orang 24 m2
Tempat Sampah 2 orang 15 m2
R. Boiler 2 orang 18 m2
R. STP 2 orang 18 m2
Water Chiller 2 orang 15 m2
R. pipa 1 orang 3,6 m2
R. PABX 4 orang 18 m2
R. Transforator 2 orang 6,6 m2
R. Kontrol 2 orang 11,5 m2
R. Panel 2 orang 7 m2
R. Maintance 10 orang 25 m2
Cafetaria 30 orang 82 m2
R. Engineer 20 orang 63 m2
R. House keeper 20 orang 63 m2
Loading dock 6 orang 270 m2
Gudang alat 4 orang 50 m2
Gudang bahan bakar 4 orang 50 m2
Gudang umum 4 orang 50 m2
R. Jaga 2 orang 6,5 m2
R. Tidur 2 orang 9 m2
Toilet 2 orang 6 m2
Laundry 4 orang 60 m2
Toilet 2 orang 6 m2
Luas Ruang Service 1.010 m2
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
5) Unit Ruang Pengelola
Tabel 5. 15 Konsep Besaran Ruang Zona Pengelola Direktur dan General Manager
Nama Ruang Kapasitas TotalDirektur 3 orang 20 m2
General Manager 3 orang 20 m2
Sekretaris 2 orang 10,5 m2
R. Tamu 4 orang 23 m2
Operasional dan Manage Building
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-16
Nama Ruang Kapasitas TotalR. Manager 1 orang 9 m2
R. Staff 4 orang 63,5 m2
SalesNama Ruang Kapasitas Total
R. Manager 1 orang 9 m2
R. Staff 4 orang 63,5 m2
KeuanganNama Ruang Kapasitas Total
R. Manager 1 orang 9 m2
R. Staff 4 orang 63,5 m2
HRDNama Ruang Kapasitas Total
R. Manager 1 orang 9 m2
R. Staff 4 orang 63,5 m2
PRNama Ruang Kapasitas Total
R. Manager 1 orang 9 m2
R. Staff 4 orang 63,5 m2
UmumNama Ruang Kapasitas Total
R. Tamu 6 orang 37 m2
R. Loker 30 orang 27 m2
R. Rapat 16 orang 52,5 m2
Pantry 2 orang 12,5 m2
R. Fotocopy 2 orang 12,5 m2
Musholla 10 orang 20 m2
Toilet wanita 4 orang 27 m2
Toilet Pria 4 orang 27 m2
Luas Pengelola 1.698 m2
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Berikut ini merupakan rekapitulasi kebutuhan luas dari zona-zona yang terdapat pada apartemen
Tabel 5. 16 Rekapitulasi Konsep Besaran RuangKebutuhan Ruang Luas Ruang
Zona Hunian 13.887 m2
Zona Penunjang 2.570 m2
Zona Umum 4.096 m2
Zona Pengelola 1.698 m2
Zona Service 1.010 m2
Total 23.261 m2
Sirkulasi 30% 6978 m2
Total 30.239 m2
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-17
5.2.3 Konsep Persyaratan Ruang
Tabel 5. 17 Konsep Persyaratan Ruang
RuangPersyaratan
Tingkat Privasi
Pencahayaan Penghawaan Pencapaian Suasana Ruang
View
Unit HunianR. Tamu Publik *** * ** ** *R. Tidur Private *** * ** * **K. Mandi Publik * * * ** *
Pantry Private *** * ** *** *Balkon Publik ** ** * *** **
R.Makan Publik *** * * ** **Dapur Publik * * * *** *
R. Tidur Pembantu
Private * * * * *
K. Mandi Pembantu
Private * * * * *
Zona Penunjang KesehatanR.
ReceptionistSemi
Private* * ** *** *
R. Tunggu Publik *** * ** ** ***R. Periksa Private *** * * * *
R. Administrasi
Semi Publik
* * ** *** *
R. Apotek Semi Publik
* * * ** *
Toilet Publik * ** ** *** *Zona Penunjang Olahraga : Kolam Renang
Kolam Renang
Publik ** ** ** *** ***
R. Ganti/Loker
Semi Private
* * * ** *
Kamar mandi
Private * * ** ** *
R. Adimistrasi
Semi Publik
* * ** *** **
Zona Penunjang Olahraga : Fitness AreaR. Fitness Publik *** * ** ** ***
R. Ganti/Loker
Private * * * ** *
Gudang Semi Private
* * * *** *
Toilet Private * * ** ** *R.
AdministrasiSemi
Publik* * ** *** **
Zona Penunjang Olahraga : Futsal dan TenisLapangan
FutsalPublik *** ** ** *** ***
Zona Penunjang Olahraga : Jogging trackJogging track Publik ** ** ** *** ***
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-18
R. Duduk outdoor
Publik ** ** ** *** ***
Zona Penunjang Anak: PlaygroundPlayground Publik ** ** ** *** ***R. tunggu Publik ** ** ** *** ***
Zona Penunjang Kebutuhan sehari-hari: MinimarketR. Display Publik *** * ** *** **R. Kasir Semi
Publik* * ** *** *
Loadingdock
Private ** ** * ** *
Gudang Private * * * *** *R. Karyawan Private * ** * * *
Toilet Private * ** * *** *Zona Penunjang Kebutuhan sehari-hari: Laundry
R. Cuci Semi Private
* ** ** *** *
R. Setrika Private * * * *** *R. Jemur Private ** ** * *** *
R. Penyimpanan
Private * * * *** *
R. Administrasi
Semi Publik
* * ** ** *
Gudang Private * ** * *** *Toilet Private * ** * *** *
Zona Penunjang Kebuthan sehari-hari: ATMCounter
ATMPublik * * ** *** *
Zona Penunjang Kebuthan sehari-hari: RetailR. Display Publik *** * ** *** *
Gudang Private * * * *** *Loading
dockSemi
Private* * ** *** *
Toilet Publik ** ** * *** *Zona Penunjang Kebuthan sehari-hari: Ibadah
R. Wudhu Publik ** ** ** ** *Rak Sepatu Publik * ** * ** *Musholla Publik *** ** ** * **
Toilet Publik ** ** * *** *Gudang Semi
Private* ** * *** *
Zona Penunjang Kebuthan sehari-hari: FoodcourtR. Makan Publik *** * ** * ***
Kasir Semi Publik
* * ** ** *
Dapur Private * ** * *** *R. persiapan Private * * * ** *Panggung Semi
Publik* * ** *** **
R. Loker Private * * * *** *Toilet Publik ** ** * *** *
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-19
R. Administrasi
Semi Private
* * * ** *
Musholla Publik *** ** * * **RTH
Taman tematik
Publik ** ** ** *** ***
Taman RT Semi Publik
** ** ** ** ***
Green Wall Publik ** ** * * ***Roof Garden Semi
Publik** ** ** ** ***
Holtikultur Publik ** ** * ** ***Zona Umum
Entrance Publik *** * ** *** ***Front Office Publik * * ** ** **
Parkir Penghuni
Publik *** ** ** *** *
Parkir Pengunjung
Publik *** ** ** *** **
Parkir Pengelola
Publik *** ** ** *** *
R. Informasi Publik * * * * *Lobby Publik *** * ** *** ***Hall Publik *** * ** *** ***
Koridor Publik *** * * ** **Lounge Publik *** * ** ** **
Lavatory Publik * ** * *** *Exit Publik ** ** ** *** *
Zona PengelolaR. Direktur Private *** * ** * **
R. Staff Operasioanl
Private *** * ** * **
R. Staff HRD
Private *** * ** * **
R. Staff Sales
Private *** * ** * **
R. Staff PR Private *** * ** * **R. Staff
KeuanganPrivate *** * ** * **
R. Tamu Publik *** * ** * **R. Rapat Semi
Publik* * * * *
R. Loker Private * * * *** *Pantry Semi
Publik* * * *** *
R. Fotocopy Publik * * * *** *Gudang Private * ** * *** *
Musholla Publik *** ** * * **Toilet Publik * ** * *** *
Zona ServiceR. Tanki Private * ** ** *** *
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
it
V-20
Bahan BakarR. Tanki Air
BersihPrivate * ** ** *** *
R. Pompa Private * * ** *** *R. Genset Private * * ** *** *
R. Trasformator
Private * * ** *** *
R. Water Treatment
Private * ** ** *** *
R. Kontrol Private * ** ** *** *R. Panel Private * * ** *** *
R. Maintainence
Private * ** ** *** *
Cafetaria Publik *** ** ** *** *R. Engineer Private * * ** *** *
Toilet Publik * ** ** *** *R. Jaga Private *** ** ** *** **R. Tidur Private * ** * * *
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
5.2.4 Konsep Hubungan Ruang
1) Zona Hunian
A. Pola Hubungan Ruang
Gambar 5. 13 Hubungan Ruang Hunian tipe 1 BR(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 5. 12 Hubungan Ruang Hunian tipe 2 BR(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 5. 15 Hubungan Ruang Hunian tipe 3 BR(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 5. 14 Hubungan Ruang Hunian tipe 2 BR Deluxe
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-21
B. Konsep Penerapan Pola Desain Biophilik pada Zona Hunian
Berikut ini merupakan beberapa pola dari desain biophilik yang telah dipilih atas
kemampuan dalam memberikan efek terapi/mengurangi stress berdasarkan hasil
analisa pada bab 4. Tidak hanya itu, pemilihan pola yang akan diterapkan ini pun
berdasarkan kemungkinan dapat diaplikasikannya pola tersebut dalam sebuah unit
hunian.
Tabel 5. 18 Pola yang akan diterapkan pada Unit HunianNo. Pola Desain
BiophilikBentuk Penerapan Indikator
1. Koneksi Visual dengan Alam
Green wallAliran airAkuariumVegetated roofTaman
Desain mampu mendukung terjadinya koneksi visual dengan alam setidaknya 5-20 menit per hariMampu menarik perhatian danmampu membangkitkan semangat atau menenangkanMenghadirkan peluang ruang untuk berada dekat dengan ruang hijauDiterapkan pada ruang yang paling sering dilalui oleh pengguna
2. Koneksi Non-Visual dengan Alam
Wangi bungaSuara burung
Memiliki kemudahan akses dari satu atau beberapa lokasi untuk memperoleh koneksi non-visual dengan alam setidaknya 5-20 menit per hariDesain koneksi visual dan non-visual dapat dirasakan secara bersamaan untuk memaksimalkan dampak positif bagi kesehatan.
3. Thermal & Variasi Aliran Udara
Pencahayaan alamiBayangan Orientasi bangunanHVACCross ventilation
Perancangan fitur yang mampu memudahkan pengguna dalam beradaptasi dan memodifikasi kondisi termal seiring dengan perubahan lingkungan.Memanfaatkan sinar matahari dan angin melalui bukaan
4. Air Water wallAkses visual terhadap air hujanKolam
Memprioritaskan penggunaan elemen air yang dapat dirasakan oleh berbagai inderaPemberian bayangan pada air, penggunaan permukaan yang dapat memantulkan sinar matahari, dan mengurangi luasan permukaan air yang terpapar sinar matahari secara langsungKualitas suara dan kelembaban yang ditimbulkan oleh air sesuai dengan standar kenyamanan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-22
5. Koneksi Material dengan Alam
Penggunaan material alami atau material yang menyerupai material alami
Kuantitas bahan dan warna harus ditentukan berdasarkan pada fungsi ruang
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Tabel 5. 19 Penerapan Pola Desain Biophilik berdasarkan Tipe Unit Hunian Tipe Unit Hunian Jumlah Pola
yang diterapkan
Pola Desain Biophilik yang diterapkan
1 BR 3 Koneksi visual terhadap alamThermal & Variasi Aliran UdaraKoneksi Material dengan Alam
2 BR 4 Koneksi visual terhadap alamKoneksi non-visual terhadap alam Thermal & Variasi Aliran UdaraKoneksi Material dengan Alam
2 BR Deluxe 4 Koneksi visual terhadap alamKoneksi non-visual terhadap alam Thermal & Variasi Aliran Udara
AirKoneksi Material dengan Alam
3 BR 5 Koneksi visual terhadap alamKoneksi non-visual terhadap alam Thermal & Variasi Aliran Udara
AirKoneksi Material dengan Alam
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Dari ke-5 pola desain biophilik yang ada, penerapan pola ke dalam unit hunian
didasari oleh hirarki tipe unit hunian dan besaran unit. Semakin tinggi tipe unit
hunian maka semakin lengkap pula pola desain biophilik yang akan diaplikasikan
pada unit hunian.
Konsep Unit Hunian
1 BR
Pada tipe ini (Gambar 5.16), elemen yang diaplikasikan adalah koneksi visual
terhadap alam. Penghuni dapat menikmati koneksi visual terhadap tanaman melalui
jendela transparan. Jendela pada ruang ini bukan jendela mati, sehingga penghuni
mampu membuka jendela untuk memanfaatkan penghawaan alami pada ruangan.
Elemen selanjutnya adalah penggunaan material alami pada ruangan. Lantai dan
furniture pada ruangan didesain menggunakan material kayu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-23
2 BR
Pada tipe 2 BR (Gambar 5.17), terdapat 4 elemen yang diaplikasikan pada ruang ini
yaitu koneksi visual terhadap alam, koneksi non-visual terhadap alam, air,
penggunaan material alami, penerapan thermal dan variasi aliran udara. Perbedaan
pengaplikasian elemen desain biophilik dengan tipe 1 BR beraada pada koneksi non-
visual terhadap alam dan elemen air. Pada ruang ini terdapat jendela pintu yang
memiliki akses ke balkon sehingga penghuni tidak hanya dapat menikmati secara
visual saja namun dapat berkontak langsung dengan tanaman.
2 BR Deluxe
Pada tipe 2 BR Deluxe (Gambar 5.18), terdapat 4 elemen yang diaplikasikan yaitu
koneksi visual terhadap alam, koneksi non-visual terhadap alam, penggunaan
material alami, thermal dan variasi aliran udara. Perbedaan dari tipe sebelumnya
adalah pada elemen air.
3 BR
Pada Tipe 3 BR (Gambar 5.19), keseluruhan pola desain biophilik diaplikasikan pada
tipe ini yaitu koneksi visual terhadap alam, koneksi non-visual terhadap alam,
thermal, air dan penggunaan material alami.
Gambar 5. 16 Sketsa Desain Penerapan Pola Desain Biophilik pada Tipe Unit Hunian 1 BR(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-24
Gambar 5. 17 Sketsa Desain Penerapan Pola Desain Biophilik pada Tipe Unit Hunian 2 BR(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-25
Gambar 5. 18 Sketsa Desain Penerapan Pola Desain Biophilik pada Tipe Unit Hunian 2 BR Deluxe(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
V-25
Gambar 5. 19 Sketsa Desain Penerapan Pola Desain Biophilik pada Tipe Unit Hunian 3 BR(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-26
2) Antar Zona
A. Pola Hubungan Ruang
B. Konsep Penerapan Desain Biophilik pada Antar Zona Tabel 5. 20 Pola Desain Biophilik yang diterapkan pada Zona Umum
No. Pola Desain Biophilik
Bentuk Penerapan Indikator
1. Koneksi Visual dengan Alam
Green wallAliran airAkuariumVegetated roofTaman
Desain mampu mendukung terjadinya koneksi visual dengan alam setidaknya 5-20 menit per hariMampu menarik perhatian dan mampu membangkitkan semangat atau menenangkanMenghadirkan peluang ruang untuk berada dekat dengan ruang hijauDiterapkan pada ruang yang paling sering dilalui oleh pengguna
2. Koneksi Non-Visual dengan Alam
HoltikulturaSimulasi digital suara alamWangi bungaSuara burungVentilasi alami
Memiliki kemudahan akses dari satu atau beberapa lokasi untuk memperoleh koneksi non-visual dengan alam setidaknya 5-20menit per hari
Gambar 5. 20 Pola Hubungan Antar Zona(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-27
No. Pola Desain Biophilik
Bentuk Penerapan Indikator
3. Stimuli non-ritmik Tata lanskap dan kebun
Pemilihan jenis tanaman yang mampu menarik kehadiran serangga Memiliki akses yang mudah dicapai secara visual
4. Thermal & Variasi Aliran Udara
Pencahayaan alamiBayangan Orientasi bangunanHVACCross ventilation
Perancangan fitur yang mampu memudahkan pengguna dalam beradaptasi dan memodifikasi kondisi termal seiring dengan perubahan lingkungan.Memanfaatkan sinar matahari dan angin melalui bukaan
5. Air Water wallAkses visual terhadap air hujanKolam
Memprioritaskan penggunaan elemen air yang dapat dirasakan oleh berbagai indera
6. Koneksi Material dengan Alam
Penggunaan material alami atau material yang menyerupai material alami
Kuantitas bahan dan warna harus ditentukan berdasarkan pada fungsi ruang
7. Bentuk dan Patra Biomorphic
Bentuk bangunanDindingPlafond
Mampu menarik perhatian dan meningkatkan konsentrasiDigunakan sebagai komponen dekoratif atau digunakan pada komponen strukturPenggunaan pola pada pengaturan sistem struktur (misalnya kolom berbentuk seperti pohon), bentuk bangunan, dinding atau plafond, bentuk furniture, maupun lorong
8. Cahaya yang Dinamis
Cahaya matahari langsungCahaya matahari dari berbagai sudut
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Berdasarkan pola hubungan ruang, zona yang paling banyak memiliki hubungan
dengan zona lain adalah zona umum dan sirkulasi vertikal sehingga kedua zona
inilah yang akan menjadi penekanan dalam penerapan pola desain biophilik. (Tabel
5.20) merupakan pola desain biophilik yang akan diterapkan pada zona umum dan
sirkulasi vertikal.
Lokasi penerapan pola desain biophilik ini yang berada pada akses menuju ruang
sirkulasi vertikal adalah ketika pengguna ingin mengakses lift, terdapat interval
waktu dalam menunggu lift sebesar 80-100 detik. Hal inilah yang hendak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-28
dimanfaatkan agar pengguna dapat menikmati koneksi dengan alam ketika
menunggu.
Dalam penerapan pada sirkulasi vertikal, desain biophilik tidak hanya memfasilitasi
untuk terjadinya hubungan manusia dengan alam saja, tetapi dengan antar manusia
juga. Oleh karena itu, dalam apartemen ini terdapat 3 buah lift yang akan melayani
seluruh lantai dan tidak terdapatnya privat akses yang langsung menuju ke dalam
unit hunian. Hal itu dimaksudkan untuk memungkinkan adanya kontak antar
penghuni selama perjalanan dari lift menuju unit hunian.
5.2.5 Konsep Site Terpilih
Site yang terpilih menjadi lokasi site Apartemen dengan pendekataran desain
biophilik adalah site yang berada di Jl. Lebak Bulus 1, Cilandak, Jakarta Selatan.
Kondisi eksisting site, sebagai berikut:
a. Site terletak di Jl. Lebak Bulus 1, Cilandak, Jakarta Selatan.
b. Bentuk site berupa persegi panjang dan memiliki luas site sebesar 2,7
hektar dengan bentuk dan ukuran
c. Lingkungan sekitar site berupa perkantoran, apartemen dan pemukiman
warga
d. Lokasi sangat strategis, memiliki pencapaian yang mudah
e. Terletak di perempatan jalan sehingga memiliki 2 akses jalan
Gambar 5. 21 Bentuk dan Ukuran Site Terpilih
(Sumber: Google earth, 2016) Gambar 5. 22 Kondisi Eksisting Site Terpilih(Sumber: Google street view dan Dokumentasi Pribadi, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-29
f. Batas-batas site terpilih:
Batas Utara : Apartemen
Batas Timur : Pemukiman Warga
Batas Selatan : Jl. Lebak Bulus 1
Batas Barat : South Quarter
g. Peraturan Bangunan
Peruntukkan lahan yaitu sebagai Zona Perumahan Vertikal KDB
Rendah, Perumahan KDB Rendah dan Zona Taman Kota
Menurut Perda Nomor 1 tahun 2014
Site berada di Cilandak pada zona 06.060.R.10.b dimana memiliki
ketentuan RDTR sebagai berikut:
- Koefisien Dasar Bangunan : 30%
- Koefisien Lantai Bangunan : 2,5
- Ketinggian Bangunan : 8 lantai
- Koefisien Dasar Hijau : 45%
- Koefisien Tapak Basement : 40
5.2.6 Konsep Pengolahan Site
A. Pencapaian
Pencapaian terhadap site terpilih pada alternative 4 (Jl. Lebak Bulus 1)
sebagai pencapaian utama dan alternative 1 (Jl. Kaimun Jaya) (Gambar 5.23)
sebagai pencapaian sekunder dengan pertimbangan sebagai berikut:
Kemudahan akses dan ketersediaan jalan yang lebar. Jalan Lebak Bulus 1 pun
berada tidak jauh dari Jl. TB Simatupang dan sering dilalui oleh pengguna
jalan
Jl. Lebak Bulus 1 memiliki lebar jalan yang cukup untuk dilewati segala jenis
kendaraan dan didukung oleh Jl. Kaimun Jaya
Berdasarkan pertimbangan di atas, Jl. Lebak Bulus 1 terpilih sebagai main
entrance. Jl. Kaimun Jaya memiliki akses langsung menuju Jl. TB
Simatupang, namun lebar jalan cenderung sempit sehingga Jl. Kaimun Jaya
dipilih sebagai side entrance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-30
Gambar 5. 23 Sirkulasi pada Bangunan (Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
Gambar 5. 24 Respon Bangunan terhadap View (Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
B. View
Untuk merespon analisa view dari luar maupun view ke dalam bangunan, maka
hasil dari analisa peletakkan zoning pada tapak sebagai berikut (Gambar 5.24)
dengan bentuk massa bangunan tersebut, setiap unit hunian yang berada pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-31
level 3 hingga level 8 masing-masing memiliki view ke arah luar maupun ke arah
taman.
C. Kebisingan dan Klimatologi
Untuk merespon analisa bangunan terhadap kebisingan, maka hasil dari analisa
peletakkan zoning pada tapak sebagai berikut (Gambar 5.25). Dalam merespon
analisa angina, maka massa bangunan disusun selang-seling sehingga
memungkinkan adanya cross ventilation. Pada bagian void di tengah massa
bangunan, terdapat kolam pada lantai dasar guna memfilter udara dan
menciptakan iklim mikro bangunan sehingga dapat meminimalisir udara panas.
Barrier tanaman yang diletakkan pada sisi-sisi luar bangunan berfungsi sebagai
penghalang panas, kebisingan dan sebagai filter udara. Ketinggian bangunan per
lantainya dirancang setinggi 5 meter dengan pertimbangan ruang untuk sirkulasi
udara dan ruang penetrasi sinar matahari agar dapat menjangkau ke seluruh sudut
bangunan.
Gambar 5. 25 Pengembangan Bentuk Dasar Segi Enam pada Massa yang Direncanakan
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-32
5.2.7 Konsep Bentuk dan Gubahan Massa
Dilihat dari karakteristiknya, bentuk dasar ruang yang berasal dari bentuk
alam dan memiliki bentuk paling efisien dari segi ruang dan bahan bangunan
adalah segi enam. Bentuk segi enam memiliki kelebihan yaitu ketika masing-
masing dari bentuk tersebut disusun, mereka saling mengisi satu sama lain
sehingga tidak ada ruang yang tersisa. Selain itu, segi enam memiliki
kekuatan yang kokoh apabila dijadikan struktur.
Dalam konsep ini bentuk segi enam akan mengalami transformasi bentuk
dengan cara menduplikasi, menggabungkan, mengurangi dan menambahkan
bentuk hingga tercapai bentuk yang sesuai dengan kriteria. Pada (Gambar
6.26), bentuk dasar segi enam diperbanyak hingga 3 buah lalu tercipta sebuah
bentuk baru. Bentuk inilah digunakan sebagai dasar dari pengembangan
bentuk selanjutnya. Bentuk yang diciptakan dibuat berbeda dan saling
mengisi antara satu dengan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar ketika bentuk
tersebut disusun secara vertikal dapat menciptakan ruang-ruang baru yang
dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau. Perbedaan bentuk juga dapat
memberikan lebih banyak sudut pandang dari dalam bangunan dan
memberikan kesan dinamis.
Pada (Gambar 5.27), modul yang telah terbentuk kemudian disusun secara
berselang seling dan terjadi penambahan kolom struktur dan core. Dalam
penyusunan modul secara vertikal, terdapat beberapa bagian yang mengalami
pengurangan bentuk pada setiap lantainya, ruang inilah yang kemudian akan
dimanfaatkan sebagai taman. Adanya taman-taman ini yang dapat dinikmati
dari masing-masing unit hunian ini mampu menciptakan suasana lebih dekat
dengan alam sehingga penghuni dapat merasakan seperti tinggal pada rumah
tapak. Pada bagian fasad, untuk mempertegas bentuk horizontal pada massa
bangunan maka terdapat penambahan skin yang melingkari massa bangunan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
V-33
Gambar 5. 26 Pengembangan Bentuk Dasar Segi Enam pada Massa yang Direncanakan(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
V-33 Gambar 5. 27 Bentuk Gubahan Massa pada Apartemen
(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-34
5.2.8 Konsep Struktur Bangunan
Berikut ini merupakan konsep struktur bangunan pada Apartemen yang direncanakan, yaitu:
a. Upper Structure (Atap) : Jenis struktur yang akan diaplikasikan pada
struktur atap direncanakan menggunakan struktur beton bertulang. Atap
pada level 1 hingga level 7 difungsikan sebagai green roof dan atap pada
level 8 difungsikan sebagai peletakkan utilitas seperti roof tank, penangkal
petir, dan rumah lift.
b. Super Structure : Super Structure yang akan diterapkan pada level 1 hingga
level 8 menggunakan kolom, balok, dinding dan plat lantai yang merupakan
beton precast serta penggunaan sistem core wall. Pada bagian basement,
struktur kolom, balok, dan plat lantai yang digunakan berbahan cor beton.
c. Sub Structure : Pondasi struktur yang akan digunakan pada bangunan ini
adalah pondasi tiang pancang.
Material
1 : Pada bagian lantai dasar, material yang digunakan adalah beton precast
(Gambar 5.29). Pengaplikasian beton precast pada lantai ini berada pada
dinding, kolom, tangga dan balok.
2 : Pada lantai 2 hingga lantai 8 yang merupakan zona hunian, material struktur
yang digunakan adalah M-system (Gambar 5.28). Pengaplikasian M-system
pada struktur bangunan dapat berupa dinding, lantai, dan tangga. Pada
bagian kolom dan balok tetap menggunakan beton precast.
Gambar 5. 29 Beton Precast(Sumber:www.globalquake.org)
Gambar 5. 28 Bentuk M-system pada Dinding, Tangga dan Lantai
(Sumber:www.m-systemindonesia.com)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
V-35
5.2.9 Konsep Tampilan Bangunan A. Interior
Pada interior bangunan, berikut ini konsep interior bangunan:
a. Dinding
Dalam menunjang penerapan desain biophilik, penambahan unsur alam pada
dinding seperti green wall, ornament material alam, dan lukisan patra biomorphic
dalam meningkatkan kesan alami dan dapat menurunkan tekanan darah diastolic,
meningkatkan kreativitas dan meningkatkan kenyamanan. Kesan alami pada
dinding pun dapat dihadirkan melalui finishing dinding yang mengekspose material
secara jujur, seperti dinding batu bata ekspose, beton ekspose, bamboo, batu kali
dan guratan-guratan kayu.
Penggunaan dinding kaca pada ruang dalam mampu menjadi jembatan dalam
koneksi visual terhadap alam. Penerapan dinding transparan di dekat ruang hijau
dapat menciptakan suasana yang menyatu dengan alam. Selain itu, dinding
transparan juga dapat memaksimalkan cahaya matahari yang masuk ke dalam
bangunan. Dinding transparan dapat diterapkan pada zona umum.
b. Lantai
Dalam menentukkan bahan lantai perlu adanya penyesuaian dengan fungsi
ruang dan suasana ruang yang hendak diciptakan. Bahan yang dapat digunakan
sebagai lantai antara lain seperti keramik, tegel, marmer, parket kayu, semen dan
vynil (Gambar 5.30). Dalam zona hunian, lantai yang digunakan dapat berupa
keramik ataupun parket kayu guna menciptakan kesan hangat. Untuk bagian
sirkulasi dapat menggunakan keramik maupun lantai semen. Penggunaan lantai
semen memberikan kesan lebih natural. Pada zona umum dapat menggunakan
keramik ataupun marmer untuk memberikan kesan mewah dan marmer memiliki
motif alami. Penggunaan fractal alami pada lantai pun dapat diterapkan pada
penggunaan tegel motif. Tegel motif dapat digunakan sebagai ornament pada lantai
toilet.
Gambar 5. 30 Material pada Lantai(Sumber: www.galeriarsitektur.com, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-36
B. Eksterior
a. Dinding
Pada bagian dinding eksterior, penggunaan material alami dan bentuk alam pada
ornamentasi bangunan sangat berpengaruh dalam penerapan pola koneksi material
alam dan bentuk biomorphic dalam konsep Biophilic Design pada bangunan.
Dalam mewujudkannya, dinding pada bagian luar bangunan dapat menggunakan
green wall berupa tanaman rambat.
b. Atap
Berdasarkan struktur atap yang digunakan pada bangunan, yaitu atap datar dimana
ruang datar yang tercipta dapat dimanfaatkan sebagai ruang-ruang fungsional yaitu
taman sebagai ruang publik.
C. Ruang Terbuka Hijau
Berdasarkan konsep lanskap eksisting, bentuk dan struktur maka terciptalah ruang-
ruang kosong pada atap bangunan yang kemudian akan dimanfaatkan sebagai ruang
terbuka hijau. Berikut ini merupakan prinsip, lokasi dan elemen yang ada ruang
terbuka hijau.
Penyediaan RTH pada Bangunan
Terdapat 2 prinsip dalam penyediaan ruang terbuka hijau pada bangunan
apartemen ini, yaitu:
- RTH Dasar
RTH dasar ini merupakan ruang terbuka hijau yang berada pada lantai dasar
bangunan. Fungsi dari ruang terbuka hijau ini antara lain sebagai tempat
bersantai, bermain, jogging, bersosialisasi, mengadakan event, dan berkebun.
Berikut ini merupakan perhitungan luas RTH dasar pada bangunan apartemen.
Luas site = 27.000 m2
KDH = 45%
Luas RTH = 27.000 m2 x 45% = 12.150 m2
Jadi, luas ruang terbuka hijau pada bangunan apartemen memiliki luas minimal
12.250 m2
- RTH berdasarkan Jumlah Penduduk
Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, setiap unit
lingkungan dengan jumlah penduduk 250 jiwa harus memiliki 1 Taman RT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-37
dengan luas minimal 250 m2 yang berada pada radius kurang dari 300 m dari
unit-unit apartemen yang dilayani. Luas area yang ditanami tanaman (ruang
hijau) minimal seluas 70% - 80% dari luas taman. Berikut ini perhitungan
penyediaan ruang terbuka hijau vertikal pada bangunan apartemen.
Jumlah unit:
1 BR = 2 orang x 72 unit = 144 orang
2 BR = 3 orang x 36 unit = 108 orang
2 BRD = 4 orang x 48 unit = 192 orang
3 BR = 5 orang x 14 unit = 70 orang
Jumlah perkiraan penghuni yaitu 514 orang. Jika setiap 250 orang = 1 Taman
RT, maka dengan jumlah penghuni 514 orang dibutuhkan 2 Taman RT.
Lokasi Ruang terbuka Hijau
Lokasi ruang terbuka hijau pada bangunan apartemen terdapat pada bagian dasar dan
tersebar pada bagian vertikal. Setiap unit hunian memerlukan adanya koneksi visual
terhadap alam. Oleh karena itu, keberadaan ruang terbuka hijau secara vertikal di
setiap lantainya wajib ada. Pada atap lantai 3, seluruh ruang digunakan sebagai ruang
terbuka hijau. Hal ini ditujukan bagi penghuni agar memiliki kemudahan akses
menuju taman. Besaran ruang terbuka hijau juga didasari oleh unit hunian apartemen
yang akan difasilitasinya. Di setiap lantainya keberadan ruang terbuka hijau memiliki
luasan lebih dari 30% dari masing-masing luas lantai.
Penerapan Elemen Lanskap pada Ruang Terbuka hijau
Pada pola desain biophilik, penerapan elemen-elemen alami pada bangunam penting
adanya karena mampu memberikan efek terhadap psikologis terhadap pengguna.
Elemen-elemen yang akan digunakan pada lanskap antara lain tanaman, batuan, air,
tempat duduk, dan kontur. Semakin beragam elemen yang digunakan pada sebuah
lanskap maka akan semakin baik bagi penggunanya. Dalam perancangan ini,
penerapan elemen-elemen lanskap terhadap ruang terbuka hijau yang ada pada
bangunan akan dipilih berdasarkan ukuran ruang terbuka hijau dan tipe unit hunian
apartemen yang diwadahi. Semakin luas ruang terbuka hijau tersebut maka semakin
lengkap pula elemen yang akan diterapkan di dalamnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-38
5.2.10 Konsep Sistem Utilitas Bangunan A. Sistem Pencahayaan Bangunan
Berikut ini merupakan konsep mengenai sistem pencahayaan yang diterapkan pada
bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik di Jakarta Selatan,
sebagai berikut:
Pencahayaan alami dioptimalkan pada pemasukan cahaya matahari melalui jendela
maupun bidang transparan pada sisi samping bangunan (Gambar 5.32). Penggunaan
pencahayaan alami dilakukan pada seluruh permukaan terluar dari bangunan.
Pengaturan besaran bukaan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing ruang.
Kontrol cahaya dapat menggunakan secondary skin. Penerapan pencahayaan buatan
pada bangunan yaitu penggunaan lampu LED.
5.2.10 Konsep Sistem Utilitas Bangunan
Gambar 5. 31 Konsep Penyedian Ruang Terbuka Hijau(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-39
B. Sistem Penghawaan Bangunan
Sistem penghawaan yang digunakan pada apartemen dengan pendekatan desain
biophilik adalah sebagai berikut:
Pemanfaatan penghawaan alami melalui jendela dan bukaan dengan penambahan
barrier maupun secondary skin sebagai filter udara dan pengontrol panas matahari
yang masuk ke dalam bangunan.
Penggunaan plafon yang tinggi guna menyediakan ruang pertukaran udara lebih
besar pada ruangan sehingga suhu di dalam ruangan lebih terasa sejuk.
Menghadirkan kolam di sekitar bangunan untuk menciptakan iklim mikro pada
bangunan.
AC central dapat digunakan pada zona umum dan penunjang agar suhu dari
ruang-ruang tersebut memiliki besaran suhu yang sama serta lebih mudah dalam
pengaturannya.
AC split dapat digunakan di unit-unit apartemen agar dapat disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing penghuni.
Exhaust Fan dapat digunakan pada zona service dan pada dapur restaurant yang
membutuhkan pertukaran udara.
C. Sistem Penyediaan Air Bersih Sistem penghawaan yang digunakan pada apartemen dengan pendekatan desain
biophilik adalah sistem tangki atap sebagai sistem pendistribusian air bersih.
Sumber air pada bangunan ini berasal dari PDAM, air daur ulang dan sumur.
Sistem penghawaan yang digunakan pada apartemen dengan pendekatan desainnghawaan yang digunakan pada apartemen dengan pen
Gambar 5. 32 Penghawaan Alami dan Penghawaan Buatan pada Bangunan Apartemen(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-40
D. Sistem Pengolahan Air Buangan Dalam sistem pengolahan air buangan, sistem utilitas air buangan dibedakan
menjadi 3 yaitu air yang berasal dari toilet, air limbah pantry atau restaurant dan
air hujan. Berikut ini merupakan sistem yang digunakan dalam pengelolaan air
kotor (Gambar 5.34).
a. Air buangan dari wastafel, toilet dan air hujan akan disalurkan melalui pipa-
pipa menuju grey water tank yang kemudian melewati proses filter dan
dipompakan kembali ke saluran air bersih yang dapat dimanfaatkan sebagai
sumber air untuk flushing toilet, air untuk membersihkan lantai, menyiram
tanaman dan sprinkler pemadam kebakaran.
b. Air limbah pantry dan restaurant yang mengandung lemak disalurkan ke bak
penangkap lemak, kemudian disalurkan ke riol kota.
Gambar 5. 33 Sistem Sanitasi Air(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-41
E. Sistem Pengolahan Sampah Sistem pengelolaan sampah pada bangunan Apartemen yang akan direncakanan
adalah sebagai berikut (Gambar 5.35).
Penyediaan tempat sampah organik dan anorganik pada setiap unit hunian
Sampah anorganik dari setiap unit hunian diangkut oleh cleaning service
untuk dikumpulkan dan dibuang menuju tempat pembuangan akhir (TPA)
Sampah organik dari setiap unit hunian diangkut oleh cleaning service
dimana setiap satu bak sampah mendapatkan reward 1 keping bambu yang
Gambar 5. 34 Skema Sistem Distribusi Air(Sumber: Analisis Pramarti, 2016)
Pengolahan Sampah
Gambar 5. 35 Skema Sistem Pengolahan Sampah(Sumber: Analisis Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-42
dikemudian hari dapat ditukarkan dengan kantung belanja, tempat minum,
bibit tanaman atau benda-benda lain yang ramah lingkungan.
Sampah organik yang didapatkan dari tiap unit hunian kemudian diolah
menjadi pupuk kompos yang dapat digunakan untuk pupuk pada tanaman
yang ada di apartemen.
F. Sistem Penyediaan Listrik Pada sistem jaringan listrik dapat disimpulkan bahwa sumber listrik yang berasal
dari PLN dan genset merupakan sumber listrik utama pada bangunan. Jaringan
listrik dibagi menjadi 2 yaitu instalasi untuk unit hunian dan instalasi untuk
peralatan bangunan (Gambar 5.36).
H. Sistem Pemadam Kebakaran Terdapat beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam mencegah dan
menanggulangi bahaya kebakaran dalam suatu bangunan, yaitu pendeteksiaan,
evakuasi, dan pemadaman.
a. Pendeteksian kebakaran menggunakan smoke/heat detector yang
dihubungkan dengan alarm dan fire alarm junction box, kemudian ke main
control fire alarm. Apabila kebakaran terjadi, smoke/heat detector akan
mendeteksi asap dan panas yang secara otomatis akan menghidupkan alarm.
Kemudian menghidupkan pompa di GWR ke sprinkler dan FDC (Fire House
Cabinet) pada tiap lantai.
Gambar 5. 36 Skema Penyediaan Listrik(Sumber: Analisis Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-43
b. Evakuasi, dilakukan ketika terjadi keadaan darurat pada bangunan, misalnya
kebakaran, dan bencana alam. Dalam arsitektur, beberapa hal yang perlu
dilakukan dalam perancangan jalur evakuasi adalah sebagai berikut:
Penggunaan bahan bangunan yang tidah mudah terbakar
Jalur evakuasi yang jelas
Perawatan alat pemadam kebakaran secara teratur
Penggunaan penanda audio dan visual ketika terjadi keadaan darurat
Penggunaan penerangan darurat pada koridor, tangga darurat dan pintu
keluar sebagai petunjuk ke arah luar bangunan
Tangga darurat memiliki lebar 1,25 meter dan lebar pintu 90 cm
c. Penanggulangan kebakaran dengan cara pemadaman. Berikut ini merupakan
alat-alat pemadam kebakaran (Gambar 5.37)
Sistem Sprinkler
Pada umumnya gedung bertingkat tinggi menggunakan sistem wet riser,
seluruh pipa sprinkler berisikan air bertekanan, dengan tekanan air selalu
dijaga pada tekanan yang relatif tetap.
Sistem Hydrant
Sistem ini menggunakan instalasi hydran sebagai alat utama pemadam
kebakaran, yang terdiri dari box hydran dan accesories, pilar hydran dan
siemese. Box Hydran dan accesories instalasinya (selang (hose), nozzle)
(atau disebut juga dengan Fire House cabinet (FHC)) biasanya
ditempatkan dalam gedung, sebagai antisipasi jika sistem sprinkler dan
sistem fire extinguisher kewalahan mengatasi kebakaran di dalam
gedung.
Sistem APAR
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) merupakan alat pemadam api yang
pemakaiannya dilakukan secara manual dan langsung diarahkan pada
posisi dimana api berada. Peletakkan APAR harus mudah dilihat, diakses
dan mudah diambil serta dilengkapi dengan tanda pemasangan APAR.
Jarak penempatan satu dengan lainnya adalah 15 meter.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
V-44
Sistem Gas
Sistem fire gas biasanya digunakan untuk ruangan tertentu, seperti: ruang
Genset, ruang panel dan ruangan eletronik (ruang central komputer:
ruang hub dan server, IT, Comunication dan lain-lain).
I. Sistem Penangkal Petir Sistem penangkal petir yang akan digunakan adalah sistem penangkal petir
elektrostatis. Penangkal petir ini memiliki teknologi bersistem ESE (Early
Streamer Emission) yang bersifat aktif. Sistem ini dipilih karena dari segi
estetika penggunaan sistem ini tidak mengganggu estetika bangunan karena
tidak membutuhkan banyak tempat dalam pemasangannya. Pada bangunan
ini, merk
Gambar 5. 37 Kiri ke Kanan: Sprinkler, APAR, Hydrant, Sistem Gas(Sumber: www.cgtrader.com, wahanatunggal.blogspot.com, patigeni.com, olx.co.id)
Gambar 5. 38 Sistem Penangkal Petir(Sumber: Analisa Pramarti, 2016)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-45
yang digunakan adalah merk Thomas dengan radius proteksi 125 m, pemasangan
sistem penangkal petir diletakkan pada lantai paling atas dengan ketinggian 4-6m
(Gambar 5.38).
J. Sistem Keamanan Sistem keamanan pada bangunan Apartemen ini adalah penggunaan sistem
CCTV, Access card, alarm dan petugas keamanan baik di dalam bangunan
maupun di luar bangunan. Peletakkan Kamera CCTV berada di seluruh sudut
bangunan terutama di jalur sirkulasi dengan layar control berada di zona service.
Petugas Keamanan diposisikan pada seluruh pintu masuk bangunan dengan
penggunaan metal detector pada pintu masuk menuju site. Access card merupakan
kartu akses bagi penghuni untuk dapat mengakses lift.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user