bab v kesimpulan - eprints.uny.ac.ideprints.uny.ac.id/21688/5/bab v - dapus.pdf · transportasi...
TRANSCRIPT
93
BAB V KESIMPULAN
Tahun 1950 industri minyak Balikpapan mulai beroperasi pasca
dihancurkan oleh tentara sekutu yang menyerang pasukan Jepang di Balikpapan.
Industri minyak di Balikpapan masih dijalankan oleh perusahaan minyak Belanda,
BPM. Kondisi politik nasional yang memanas dan bergejolak terkait isu
nasionalisasi besar-besaran perusahaan asing, khususnya perusahaan Belanda
yang dicetuskan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1957 juga turut berdampak
pada BPM. Untuk mengalihkan kemarahan kaum nasionalis maka BPM
mengubah nama berbau kolonial menjadi Shell Indonesia, dan mengganti seluruh
stafnya dengan warga negara Inggris. Bahkan BPM/Shell Indonesia juga mulai
merekrut banyak pekerja minyak Indonesia dengan mendirikan sekolah-sekolah
ahli minyak dan kursus keterampilan. Setelah lulus, pekerja minyak Indonesia
tersebut hanya bekerja pada teknis di lapangan, bukan pada posisi manajerial.
Pada masa tersebut, pemerintah juga mendirikan perusahaan minyak seperti PN
Pertamin, PN Permina, dan PN Permigan.
Pada Desember 1965 dilakukan penandatanganan serah terima aset-aset
Shell Indonesia kepada pemerintah, hal ini dilakukan Shell atas adanya Gestapu
dan situasi politik yang tak menentu di Indonesia. Serah terima ini menandai
berakhirnya kegiatan operasi Shell di Indonesia. Adanya SK Deputi Menteri
Urusan Minyak dan Gas Bumi No. 158/DM/Migas/66 yang menyebutkan untuk
membubarkan pimpinan sementara ex Shell Indonesia. Pimpinan ex Shell
Indonesia kemudian menyerahkan tugas dan tanggung jawab untuk menjalankan
perusahaan kepada Permina diikuti penggabungan seluruh bagian teknis lapangan.
94
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 27/ Tahun 1968, PN Permina
dilebur dengan PN Pertamin dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas, serta diberi nama menjadi PN Pertamina. Tahun 1971 sesuai UU
No. 8 PN Pertamina berganti menjadi Pertamina.
Lokasi kilang minyak Pertamina UP V Balikpapan sendiri terletak di tepi
teluk Balikpapan yang berdekatan langsung dengan laut, sehingga mempermudah
transportasi produk dan bahan baku keluar maupun menuju kilang. Pemilihan
teluk Balikpapan sebagai kawasan kilang dilakukan atas dasar tersedianya
pasokan minyak dari kawasan sekitar, strategis untuk pendistribusian hasil
produksi, dan adanya sarana pelabuhan.
Kilang Pertamina UP V Balikpapan, terdiri dari kilang Balikpapan I, dan
kilang Balikpapan II. Masing-masing kilang memiliki unit masing-masing untuk
memperoleh hasil produksi yang maksimal. Kilang Balikpapan di desain untuk
mengolah minyak mentah yang berasal dari berbagai lapangan minyak lokal
seperti lapangan minyak Attaka, Badak, Bekapai, Handil, Sepinggan, dan
Tanjung.
Keberadaan Pertamina di Kotamadya Balikpapan tidak memberikan
pengaruh langsung bagi kota seperti penduduk, maupun ekonominya. Munculnya
arus migrasi di Kota Balikpapan dikarenakan beberapa faktor seperti masih
menganggap kurangnya lapangan kerja di daerah asal yang belum menjamin
kehidupan, sehingga mereka masyarakat pendatang kebanyakan menyusul atau
mengikuti keluarga yang sebelumnya telah tinggal di Kota Balikpapan. Adanya
anggapan bahwa peluang kerja di Kota Balikpapan masih cukup besar juga
95
menjadi pemicu munculnya migrasi yang masuk, dan pembukaan lahan pekerjaan
baru di Balikpapan di luar dari pekerjaan sebagai buruh minyak menjadi salah
satu faktor peningkatan jumlah penduduk. Akibat migrasi dari berbagai daerah di
Indonesia yang masuk ke Balikpapan tersebut, memunculkan keberagaman etnis
dan suku di Balikpapan yang hidupnya berkelompok sesuai asal mereka.
Hubungan Pertamina dengan masyarakat umum Kota Balikpapan
ditunjukkan dengan pemberian bantuan dana untuk pembangunan dan fasilitas
rumah-rumah ibadah sebagai bentuk mendukung pemerintah kota untuk
pembangunan daerah. Hubungan Pertamina dengan masyarakat sendiri tidak
ditunjukkan pada lapangan pekerjaan, penduduk yang masuk ke Balikpapan justru
menjadi seorang petani perkebunan dan pedagang. Walau kebutuhan tenaga
minyak/buruh minyak sangat besar, masyarakat yang ingin menjadi pegawai
Pertamina harus mengikuti serangkaian pendidikan yang diberikan Pertamina, itu
sebabnya maka data yang tersedia untuk lapangan pekerjaan bidang pertambangan
dan penggalian hanya sedikit.
Pertamina dengan Pemerintah Kota Balikpapan juga memiliki hubungan
kerjasama yang baik, seperti pengadaan kebutuhan air bersih untuk masyarakat,
dan perjanjian mengenai pengelolaan pelabuhan. Dalam permasalahan ekonomi
pun kegiatan pertambangan dan penggalian hanya memberikan 5,99% dari
seluruh total kegiatan ekonomi kota lain seperti pertanian dan perdagangan.
96
DAFTAR PUSTAKA
Arsip:
ANRI, Lembaran Negara RI tahun 1958-1971.
ANRI, koleksi foto Kementerian Penerangan tahun 1950-1963
Staatsblad Van Nederlandsch-Indie 1849, no. 8.
Staatsblad Van Nederlandsch-Indie 1899, no. 214.
Buku dan Artikel
Adimir Adi, “Peranan Minyak dalam Pembangunan Ekonomi Kalimantan Timur”, dalam Prisma, Tahun 5 No. 4, Mei 1976, hlm. 3-14.
Agus Suprapto, Perang Berebut Minyak: Peranan Strategis Pangkalan Minyak
Kalimantan Timur dalam Perang Asia Pasifik 1942-1945. Kalimantan Timur: Lembaga Pariwara, 1996.
___________, Sejarah Balikpapan. Balikpapan: Galeria Madani, 2008
Akhmad Ryan, Industri Minyak Balikpapan: Dalam Dinamika Kepentingan Sejak
Pendirian Hingga Proses Nasionalisasi. Malang: Universitas Negeri Malang Press, 2012.
Amiruddin Maula, Cerita Rakyat Dari Kalimantan Timur. Jakarta: Grasindo, 1994.
Badan Pusat Statistik Kota Balikpapan, Balikpapan Dalam Angka 2012. Balikpapan:
Bappeda Balikpapan, 2012. Bartlett, Anderson G, PERTAMINA: Perusahaan Minyak Nasional, terj. Mara
Karma. Jakarta: Inti Idayu Press, 1986.
97
Biro Pusat Statistik, Migrasi, Fertilitas, Mortalitas Penduduk Kalimantan Timur. Jakarta: BPS, 1980
Biro Pusat Statistik, Angkatan Kerja Indonesia Akhir 1975. Jakarta: BPS, 1980. Clark, John G, The Political Economy of World Energi: A Twentieth-Century
Perspective. London: Harvester Wheatsheaf, 1990. Depdikbud, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Kalimantan Timur. Jakarta:
Proyek Penelitian Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1978.
Fendi Hardianto, Laporan Kerja Praktek Pertamina UP V Balikpapan 1995. Malang:
Jurusan Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang, 1995. Gottschalk, Louis, Mengerti Sejarah, terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta: Universitas
Indonesia Press, 1985. Hasan, A. Moeis, Ikut Mengukir Sejarah. Jakarta: Yayasan Bina Ruhui Rahayu,
1994. Helius Syamsudin, Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak, 2007. Horton, Paul B, Gerald R. Leslie, The Sociology of Social Problems, Appletom-
Century-Crofts, 1970 Humas BPM, Pendidikan dan Pengajaran Pada BPM di Indonesia. Jakarta: SENO
N. V, 1955. Humas Kota Balikpapan, 90 Tahun Kota Balikpapan. Balikpapan: Humas Pemerintah
Kota Balikpapan, 1987. Humas Pertamina, 25 Tahun Pertamina: 1957 – 1982. Jakarta: Humas Pertamina,
1982. Humas Pertamina Daerah Kalimantan, Minyak dan Gas Bumi Untuk Kemakmuran
Rakyat. Balikpapan: Humas Pertamina, 1986. Humas Pertamina, Perkembangan Industri Perminyakan di Indonesia. Jakarta:
Departemen, Koperasi, Inspektorat Jenderal, 1986.
98
Humas Pertamina Unit V, Mengenal Pertamina Unit V. Balikpapan: Humas Pertamina Unit V, 1972.
Humas Pertamina UP V, Booklet Pertamina UP V Balikpapan. Balikpapan: Humas
Pertamina Balikpapan. Humas Shell Indonesia, Tanjung. Jakarta: Humas Shell Indonesia, 1959. Humas TMII, Panduan Anjungan Sejarah Museum Minyak dan Gas Bumi Graha
Widya Patra. Jakarta: Humas TMII, 1996. Kementerian Penerangan, Republik Indonesia: Kalimantan. Jakarta: Kementrian
Penerangan, 1955. Keppy, Peter, The Politic of Redress: War Damage Compensation and Restitution in
Indonesia and The Phillipines, 1940-1957. Leiden: KITLV Press, 2010. . ___________, Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Bentang, 1995. Linblad, J. Thomas, Sejarah Ekonomi Modern Indonesia: Berbagai Tantangan Baru.
Jakarta: LP3ES, 2000. ___________, Bridge to New Business: The Economic Decolonization of Indonesia.
Leiden: KITLV Press, 2008. Mahyuzar, M, Administrasi, Transportasi, dan Pusat Perdagangan: SDA dan Sosial
Budaya Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Semarang: Penerbit Aneka Ilmu, 2009.
Mizwar Djamily, Mengenal Kabinet RI Selama 40 Tahun Indonesia Merdeka.
Jakarta: PT Kreasi Jaya Utama, 1986. Mudrajad Kuncoro, Transformasi Pertamina: Dilema Antara Orientasi Bisnis dan
Pelayanan Publik. Yogyakarta: Galang Press Group, 2000. Muhammad Hatta, Pengantar Ke Jalan Ekonomi, Sosiologi. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1965. Oey Beng To, Sejarah Kebijakan Moneter Indonesia 1945-1958, Jilid 1. Jakarta:
LPPI, 1991.
99
Onghokham, Anti Cina, Kapitalisme Cina dan Gerakan Cina: Sejarah Etnis Cina di Indonesia. Jakarta: Komunitas Bambu, 2008.
__________, Runtuhnya Hindia Belanda. Jakarta: Gramedia, 1987. Paulus, J, Encylopediæ van Nedelandsche-Indië. Leiden: N. V. E. J. Brill, 1918. Penerbit Buku Kompas, Profil Daerah Kabupaten dan Kota. Jakarta: Kompas, 2003. Purnawan Basundoro, “Menjadi Tu(h)an di Rumah Sendiri: Pancaroba Usaha
Pertambangan Minyak di Indonesia 1945-1960”, dalam Lembaran Sejarah, Vol. 7, No. 1, 2004, hlm. 173-195.
Research Teknik UGM, Pelabuhan Balikpapan (bentuk mikrofilm). Kompilasi Data;
Jakarta: Library of Congress Office; Washington DC: Library of Congress Photoduplication Service, 1990.
Ritzer, George, Gouglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prenada
Media Group, 2007. Rozy Munir, “Migrasi” dalam Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Lembaga Demografi
Fakultas Ekonomi Univ. Indonesia, 1981. Salladien, Buku Kependudukan Konsep Dasar Demografi. Surabaya: Bina Ilmu,
1980. Subdirektorat Statistik Demografi, Migrasi Internal Penduduk. Hasil Sensus
Penduduk 1990. Jakarta: Badan Pusat Statistik, 2011. Sukanto Reksohadiprojo, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Energi. Yogyakarta:
BPFE, 1988. Tim Penyusun, Kalimantan Timur: Profil Provinsi Republik Indonesia. Jakarta:
Yayasan Bakti Nusantara, 1994. ___________, Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Kalimantan Timur. Jakarta:
Proyek Penelitian Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, 1978.
___________, Sejarah Pelayaran Niaga Di Indonesia. Jakarta: Yayasan Pusat Studi
Pelayaran Niaga, 1990.
100
Ucik Purnamasari, Profil Keadaan Ekonomi, Kondisi Perumahan, dan Status Kesehatan Migran dan Non Migran Kota Balikpapan 1970-1990. Jakarta: STIS, 2007.
Skripsi:
Djoko Prasetyo, “Perkembangan Perusahaan Tambang Minyak dan Gas Bumi (PERTAMINA) 1968-1975”, Skripsi. Jakarta: UI. 1998
Satria Permana, “Badai di Tengah Oil Boom: Krisis Manajemen Keuangan Pertamina
1974-1975”, Skripsi. Jakarta: UI. 2012. Sri Waryanti, “Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Pertamina 1968-1976”,
Skripsi. Yogyakarta: UNY. 1992.
Surat Kabar dan Majalah
“Kekajaan P.T. SHELL Indonesia Diserahkan R.I.” Kompas, No. 155 Tahun 1, 31 Desember 1965.
“Pimpinan Sementara Ex Shell Dibubarkan” Kompas, No. 263 Tahun 1, 12 Mei
1966. “Direksi PN Permigran Di Non Aktifkan” Kompas, No. 102 Tahun 1, 27 Oktober
1965. “Pertamina Sumbang Rumah-Rumah Ibadah” Warta Pertamina, No. 11, Tahun VII,
April 1973, hlm. 21. “Wilayah IV: Bermula dari Sanga-Sanga” Warta Pertamina, No. 7, Tahun XIV,
Desember 1979, hlm. 14-15. “Manager Pengolahan V Mengoptimalisasikan Kapasitas Kilang Balikpapan” Warta
Pertamina, No. 9, Tahun XXII, Februari 1988, hlm. 15.
Internet:
“Profil Sejarah Kota Balikpapan”, dalam http://www.balikpapan.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=46&Itemid=63&lang=in. Diakses pada tanggal 28 Februari 2013.