bab tiga distrik nabire barat dan...

12
33 Bab Tiga Distrik Nabire Barat dan Transmigran Pengantar Perkembangan dan pertumbuhan penduduk distrik Nabire Barat cukup pesat bila dibandingkan dengan distrik lain yang ada di Kabupaten Nabire. Dengan pertumbuhan dan perkembangan itulah membuat distrik Nabire Barat menjadi salah satu wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Nabire, sekaligus mempo- sisikan transmigran Jawa sebagai mayoritas di antara migran lainnya. Hal ini disebabkan karena program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah sejak awal adalah selain mengurangi jumlah pengang- guran juga untuk mengurangi kepadatan penduduk di pulau Jawa, sehingga pada waktu itu banyak orang Jawa yang dikirim ke luar Jawa untuk bekerja dan membuka hutan, dan salah satu daerah transmigrasi yang dituju adalah Nabire. Kedatangan para transmigran tersebut kemudian diikuti oleh keluarga, saudara, ataupun teman yang datang dan tinggal di lingkung- an transmigrasi. Mereka ada yang numpang, namun ada juga yang berkesempatan menetap dengan membeli tanah pada sesama orang Jawa atau pada orang Papua. Selain itu terjadi kawin mawin antara sesama orang Jawa, orang Jawa dengan orang Papua, ataupun suku lain yang ada di lingkungan transmigrasi. Dengan proses itulah maka terjadi penambahan dan percepatan jumlah penduduk di distrik Nabire Barat. Kehadiran penduduk transmigran melalui transmigrasi dimulai dari beberapa tahap, dan masing-masing tahap dengan jumlah yang

Upload: lenga

Post on 06-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Tiga Distrik Nabire Barat dan Transmigranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5387/4/T2_092011007_BAB III... · dungan (Kalibumi) irigasi yang direncanakan mampu mengairi 6.400

33

Bab Tiga Distrik Nabire Barat dan Transmigran

Pengantar Perkembangan dan pertumbuhan penduduk distrik Nabire Barat

cukup pesat bila dibandingkan dengan distrik lain yang ada di Kabupaten Nabire. Dengan pertumbuhan dan perkembangan itulah membuat distrik Nabire Barat menjadi salah satu wilayah dengan jumlah penduduk terbanyak di Kabupaten Nabire, sekaligus mempo-sisikan transmigran Jawa sebagai mayoritas di antara migran lainnya. Hal ini disebabkan karena program transmigrasi yang dicanangkan oleh pemerintah sejak awal adalah selain mengurangi jumlah pengang-guran juga untuk mengurangi kepadatan penduduk di pulau Jawa, sehingga pada waktu itu banyak orang Jawa yang dikirim ke luar Jawa untuk bekerja dan membuka hutan, dan salah satu daerah transmigrasi yang dituju adalah Nabire.

Kedatangan para transmigran tersebut kemudian diikuti oleh keluarga, saudara, ataupun teman yang datang dan tinggal di lingkung-an transmigrasi. Mereka ada yang numpang, namun ada juga yang berkesempatan menetap dengan membeli tanah pada sesama orang Jawa atau pada orang Papua. Selain itu terjadi kawin mawin antara sesama orang Jawa, orang Jawa dengan orang Papua, ataupun suku lain yang ada di lingkungan transmigrasi. Dengan proses itulah maka terjadi penambahan dan percepatan jumlah penduduk di distrik Nabire Barat. Kehadiran penduduk transmigran melalui transmigrasi dimulai dari beberapa tahap, dan masing-masing tahap dengan jumlah yang

Page 2: Bab Tiga Distrik Nabire Barat dan Transmigranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5387/4/T2_092011007_BAB III... · dungan (Kalibumi) irigasi yang direncanakan mampu mengairi 6.400

34

berbeda-beda, baik transmigran dari Jawa maupun transmigran Lokal (Papua dan NTT ). Dari lima Kampung yang berada di distrik Nabire Barat dengan jumlah penduduk yang berbeda-beda, hanya tiga kampung yang menjadi lokasi pemukiman dan penempatan transmigasi dari Jawa maupun lokal. Penyebaran penduduknya pun tidak merata di antara tiga UPT tersebut. Perbedaaan penempatan transmigran dari tiga Unit Pemukiman Transmigrasi terlihat pada Tabel berikut ini.

Tabel 1 Jumlah Penempatan Transmigran awal di Tiga (UPT) Unit Pemukiman

Transmigrasi SP 1. 2 dan SP 3 di Distrik Nabire Barat dari Tahun 1981 sampai 1984

UPT

JATENG DIY JATIM PAPUA Jumlah KK JW KK JW KK JW KK JW KK JW

SP. 1 93 355 45 182 197 769 160 737 495 2.043

SP. 3 143 587 - - 77 274 - - 220 861

SP.2 254 1.040 77 259 121 478 48 218 500 1.995

Jumlah 1.215 4.899

Sumber: Dinas Pemukiman Penduduk. Kab. Nabire 2003.

Tabel 2

Komposisi Jumlah Jiwa per KK dari Masing-masing Transmigran

DAERAH KK JIWA Jumlah Jiwa Per KK JATENG 490 1.982 4,04

DIY 122 441 3,6

JATIM 395 1.521 3,9

PAPUA 208 955 4,6

Sumber: diolah dari Tabel 1

Page 3: Bab Tiga Distrik Nabire Barat dan Transmigranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5387/4/T2_092011007_BAB III... · dungan (Kalibumi) irigasi yang direncanakan mampu mengairi 6.400

35

Tabel 3 Jumlah Transmigran Awal berdasarkan Daerah Asal

pada Tahun 1981 sampai 1984 di Distrik Nabire Barat

Daerah Asal Tersebar di tiga Unit Pemukiman Transmigrasi / SP

KK JIWA

JATENG Jumlah Keseluruhan KK dan Jiwa 490 1.982

DIY Jumlah Keseluruhan KK dan Jiwa 122 441

JATIM Jumlah Keseluruhan KK dan Jiwa 395 1.521

PAPUA Jumlah Keseluruhan KK dan Jiwa 208 955

Jumlah 1.215 4.899

Sumber: Dinas Pemukiman Penduduk. Kab. Nabire 2003

Tabel 4 Jumlah Transmigran Awal berdasarkan Jenis Kelamin di SP 1, 2, dan 3

di Distrik Nabire Barat Tahun 1981 sampai 1984

UPT Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Wanita KK JIWA

SP. 1 1.073 970 495 2.043

SP. 2 1.044 951 500 1.995

SP. 3 454 407 220 861

Jumlah 2. 571 2. 328 1.215 4.899

Sumber: Dinas Pemukiman Penduduk. Kab. Nabire 2003

Dari tiga UPT (Unit Pemukiman Transmigrasi) di Distrik Nabire Barat diubah menjadi SP (Satuan Pemukiman). Perubahan nama dise-suaikan dengan perkembangan penduduk yang berasal dari berbagai etnis yang hidup berbaur di satuan pemukiman tersebut, dan sekaligus menghindari pemikiran-pemikiran negatif yang bermuatan politis. Ketiga Satuan Pemukiman tersebut, pengerjaannya dilakukan tidak bersamaan tetapi secara bertahap, yang dimulai tahun 1980 an oleh pengusaha dari luar Papua, yaitu PT Bumi Karsa dengan melibatkan tenaga kerja lokal terutama pada perkerjaan pembersihan lahan dan penebangan pohon dengan menggunakan sensor. Pekerjaan yang pertama disiapkan adalah tempat tinggal dan lahan pertanian bagi transmigran, namun kesiapannya belum secara maksimal dan tidak

Page 4: Bab Tiga Distrik Nabire Barat dan Transmigranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5387/4/T2_092011007_BAB III... · dungan (Kalibumi) irigasi yang direncanakan mampu mengairi 6.400

36

menyeluruh, sehingga penempatan transmigrasi pun dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan kesiapan lokasi.

Pada tahun 1981 dan 1982 dimulai dengan penempatan transmi-grasi pertama di Satuan Pemukiman Dua (SP 2) dengan jumlah sekitar 1.995 jiwa atau 500 Kepala Keluarga (KK) bersamaan dengan transmi-gran lokal (Papua dan NTT), namun jumlahnya masih sedikit diban-dingkan dari Jawa, yaitu sebanyak 218 jiwa atau 48 KK. Karena lokasi SP 2 merupakan lokasi yang pertama jadi sudah selesai dikerjakan dan siap untuk ditempati, sambil menyiapkan lokasi SP 1 dan SP 3. Waktu itu transmigrasi yang sudah datang dan rumahnya belum jadi terpaksa numpang pada keluarga yang rumahnya sudah jadi terutama di SP 2. Kemudian pada tahun 1982 dan 1983, SP1 dan SP3 sudah siap untuk ditempati sekalipun belum secara maksimal seperti yang diharapkan. Masing-masing satuan pemukiman dengan jumlah yang berbeda pula, SP.1 dengan jumlah 2.043 Jiwa (495 KK) yang terbagi translokal Papua dan NTT berjumlah 160 KK (737 jiwa), sedangkan SP 3 dengan jumlah transmigran 220 KK (861 jiwa). Jumlah keseluruhan transmigran di Distrik Nabire Barat pada awal transmigrasi dari tahun 1982 sampai dengan 1986 sekitar 5.000 jiwa atau sekitar 1.482 KK yang tersebar pada tiga satuan pemukiman dari SP1 sampai SP3, dengan jumlah perbandingan antara laki dan perempuan hampir merata di tiga satuan pemukiman. Jumlah terbanyak berada di SP 1 dan SP 2, sehingga pada dua satuan pemukiman ini mempunyai jumlah penduduk yang berbeda dengan Satuan Pemukiman Tiga.

Terjadinya perbedaan jumlah transmigran di tiga satuan pemu-kiman tersebut disebabkan oleh beberapa alasan. Yang pertama, karena kesiapan lokasi atau lahan yang tidak secara bersamaan sehingga berpengaruh terhadap jumlah penempatan migran; kedua, di antara tiga satuan pemukiman tersebut mempunyai fokus kegiatan pertanian yang berbeda. SP 1 dan SP 2 mayoritas migran bertani padi, sehingga satuan pemukiman ini disebut juga sebagai daerah lumbung padi, karena memiliki 1.837 hektar sawah aktif, dan memiliki satu ben-dungan (Kalibumi) irigasi yang direncanakan mampu mengairi 6.400 hektar sawah di dua distrik tersebut (Distrik Wanggar dan Nabire

Page 5: Bab Tiga Distrik Nabire Barat dan Transmigranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5387/4/T2_092011007_BAB III... · dungan (Kalibumi) irigasi yang direncanakan mampu mengairi 6.400

37

Barat). Selain itu dilengkapi pula dengan satu mesin penggilingan padi yang mampu mengiling 3 ton gabah dalam satu hari. Untuk SP.3 mayoritas petani jeruk manis, dengan luas lahan sekitar 2.100 hektar, dan yang sudah ditanami sebanyak 911, 25 hektar. Selain itu jeruk manis juga sangat terkenal sampai ke luar daerah, dan bernilai ekonomis sehingga memposisikan jeruk manis sebagai salah satu oleh-oleh utama bagi pelancong dari luar Nabire. Dengan kondisi pola pertanian yang berbeda di tiga satuan pemukiman tersebut membuat lebih banyak migran, khususnya translokal Papua dan NTT lebih memilih berdomilisi di SP.I dan SP.2 daripada di SP 3, seperti terlihat pada Tabel 1 kolom SP. 3 tidak ada translokal Papua dan NTT.

Tabel 5

Penempatan Transmigran Swakarsa (spontan) Mandiri di Distrik Nabire Barat Tahun 1993 sampai 1996

UPT 1993/ 1994 1994/1995 1995/1996

KK JW L P KK J L P KK J L P Kalibumi 140 570 304 266 110 491 280 211 - - - -

Waroki - - - - 90 364 203 161 90 379 191 188

Wadio - - - - - - - - 100 361 202 159

Jumlah 140 570 304 266 200 855 483 372 190 740 393 347

Sumber: Dinas Pemukiman Penduduk Kab. Nabire 2003

Enam tahun kemudian tepatnya tahun 1993 sampai dengan 1996

pemerintah mendatangkan transmigran swakarsa mandiri/spontan di daerah transmigrasi sebanyak 530 KK dengan jumlah jiwa 2.165 yang tersebar di tiga UPT (Unit Pemukiman Transmigrasi) khususnya di Kalibumi dengan jumlah 250 KK atau sekitar 1.061 jiwa yang tersebar di beberapa Satuan Pemukiman, baik di SP.1 maupun SP.2, sebagian di SPA sampai SPC. Transmigran di Wadio atau SP.3 berjumlah 100 KK atau sekitar 361 jiwa. Dua daerah pemukiman yang berbeda ini disebut dengan Kalibumi, karena keberadaan Kalibumi di antara dua daerah tersebut dan sekarang Kalibumi SPA sampai SPC menjadi satu distrik sendiri terpisah dari Distrik Nabire Barat. Sementara Kampung Waroki juga memperoleh penambahan transmigran spontan dengan jumlah

Page 6: Bab Tiga Distrik Nabire Barat dan Transmigranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5387/4/T2_092011007_BAB III... · dungan (Kalibumi) irigasi yang direncanakan mampu mengairi 6.400

38

penduduk 180 KK (743 jiwa). Kehadiran transmigran swakarsa atau spontan ini memberikan warna tersendiri dalam kegiatan ekonomi di daerah transmigrasi atau pemukiman. Kelompok migran ini pada umumnya memiliki pengetahuan dan keterampilan yang baik, dan bergerak di semua peluang kegiatan ekonomi, sehingga kelompok migran ini cepat memberikan perubahan secara ekonomi maupun sosial. Secara ekonomi kelompok ini mampu membuktikan dan merangsang pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di daerah trans-migrasi, sedangkan secara sosial akan memberikan perubahan dalam tatanan kehidupan bermasyarakat.

Aspek positif yang lain dari kehadiran migran spontan dan berbaur akan menjadi motivator dalam kehidupan di daerah trans-migrasi, sekalipun suasana kehidupan tersebut agak bernuansa per-saingan. Hal ini membuat setiap migran berpikir dan menyiapkan diri secara matang dari sisi kemampuan pengetahuan dan pengalaman untuk mengantisipasi derasnya arus kehidupan yang bermuatan ekonomis dengan tujuan akhirnya mencapai kehidupan yang lebih baik di antara yang terbaik. Harapan strandar kehidupan ini pun ada dalam benak setiap manusia yang ingin dihargai oleh orang lain. Dengan harapan ini pun mengantarkan setiap orang pada garis star untuk memulai sesuatu perjuangan yang membutuhkan waktu, proses dan strategi.

Tabel 6 Komposisi Penduduk di Distrik Nabire Barat 2010

Kampung Papua Non Papua Non Papua Per Papua

BumiRaya 718 2.415 3,36

Kalisemen 955 2.871 3,00

Wadio 117 1.514 12,94

Waroki 972 150 0,15

Gerbang Sadu 398 591 1,48

jumlah 3.160 7.541 2,39

Sumber: Diolah dari data Sensus Penduduk 2010

Page 7: Bab Tiga Distrik Nabire Barat dan Transmigranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5387/4/T2_092011007_BAB III... · dungan (Kalibumi) irigasi yang direncanakan mampu mengairi 6.400

39

Distrik Nabire Barat merupakan salah satu distrik di Kabupaten Nabire dengan jumlah penduduk terbanyak dibandingkan dengan distrik lain yang berada di wilayah administrasi Kabupaten Nabire. Distrik Nabire Barat mempunyai lima kampung. Masing-masing kampung dengan jumlah penduduk berbeda-beda, yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dan hidup berbaur dengan penduduk lokal. Jumlah penduduk masing-masing kampung tersebut sesuai dengan data Distrik Nabire Barat (Distrik Nabire Barat dalam Angka 2011) merincikan jumlah penduduk dari masing-masing kampung di- mulai dari Kampung Wadio atau SP 3 dengan jumlah penduduk 1.631 jiwa yang mayoritas adalah transmigran luar Papua; Kampung Gerbang Sadu jumlah penduduknya 988 jiwa; Kampung Waroki jumlah pendu-duknya 1.122 jiwa. Papua lebih banyak dibandingkan migran luar, posisi kampung Waroki berada di pingir pantai atau pesisir dengan fokus pertanian Kakao dan Bobo. Kampung SP 1 Bumi Raya jumlah penduduknya 3.133 jiwa, lebih banyak migran luar terutama Jawa, sedangkan Kampung Kalisemen SP 2 jumlah penduduknya 3.826 jiwa juga migran jawa lebih banyak, sehingga jumlah keseluruhan pendu-duk dari lima kampung tersebut adalah 10.701 jiwa. Dari jumlah ini penduduk asli Papua sebanyak 3.160 jiwa yang terdiri dari Papua Pantai yaitu Serui, Biak, Merauke, Nabire dan Jayapura, sedangkan dari Papua gunung yaitu Wamena, Intan Jaya, Paniai. Untuk migran luar Papua berjumlah 7.541 jiwa, mayoritas Jawa, dan migran lainnya adalah Bugis Makasssar, Ternate, Batak, Jawa, Manado, Toraja, Kalimantan, Ambon dan Cina. Beberapa etnis migran ini tidak terdata secara khusus namun termasuk dalam perhitungan migran luar.

Pada sisi lain, dengan adanya kewenangan daerah membuat sedikit kelonggaran terhadap arus penduduk masuk keluar di daerah transmigrasi yang tidak terkontrol secara baik, namun kebanyakan penduduk baik dari Papua maupun non Papua berada di dua kampung yaitu kampung Bumi Raya dan kampung Kalisemen. Dua kampung ini berada di jantung kota distrik dan juga menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat di Distrik Nabire Barat. Dengan pusat kegiatan itulah suasana aktivitas masyarakat lebih nampak dan berkembang di kampung tersebut. Selain itu proses perkembangan pendidikan juga

Page 8: Bab Tiga Distrik Nabire Barat dan Transmigranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5387/4/T2_092011007_BAB III... · dungan (Kalibumi) irigasi yang direncanakan mampu mengairi 6.400

40

cukup baik, karena keberadaan salah satu Lembaga Pendidikan SMA Plus dan Kelas PGSD FKIP UNCEN yang turut menambah daya tarik dan melengkapi aktivitas masyarakat di Distrik Nabire Barat.

Tabel 7 Banyaknya Tempat Ibadah di Distrik Nabire Barat Tahun 2012

Kampung Mesjid Surau/ Langgar

Gereja Protestan

Gereja Katolik Pura Vihara

Klenteng

Bumi Raya 1 11 2 1 1 -

Wadio 1 4 1 - - 1

Gerbang Sadu - - 2 1 - -

Kalisemen 3 10 7 2 1 -

Waroki - 1 5 - - -

Jumlah 5 26 17 4 2 1

Sumber: Distrik Nabire Barat dalam Angka 2013

Jumlah tempat ibadah pada masing-masing kampung berbeda-beda. Perbedaan ini tentunya berkaitan dengan perkembangan pada masing-masing penganut agama yang ada di lima kampung tersebut. Kalau dilihat dari jumlah mesjid, terdapat 5 Masjid, sedangkan Surau atau Langgar 26 buah, sehingga jumlah Masjid dan Surau atau Langgar berjumlah 31 buah. Sementara untuk Gereja, terdapat 21 Gereja. Perbedaan jumlah tempat ibadah antara masjid dan gereja, dalam perhitungannya selama ini yang dipakai adalah gereja melawan masjid, yaitu 21 vs 5, tidak dihitung jumlah Surau atau Langgar, sehingga yang terlihat gereja lebih banyak dibandingkan masjid, meskipun Surau atau Langgar cukup banyak. Kondisi ini menandakan bahwa keberadaan migran di berbagai tempat pada umumnya secara menyebar atau berkumpul pada satu pemukiman. Dengan pola pemukiman inilah dilihat secara positif akan memberikan ruang sosialisasi dan relasi dalam kehidupan secara bermasyarakat, sementara pada ruang yang sama akan menimbulkan sisi negatif terhadap keberadaan orang Papua dari lingkungan dan segala identitasnya.

Page 9: Bab Tiga Distrik Nabire Barat dan Transmigranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5387/4/T2_092011007_BAB III... · dungan (Kalibumi) irigasi yang direncanakan mampu mengairi 6.400

41

Pada tabel ini juga menginformasikan tentang jumlah dan penyebaran tempat ibadah di wilayah Distrik Nabire Barat, sebagai-mana masjid berada di urutan teratas dengan jumlah tempat ibadah 31 buah, yaitu yang berskala masjid sebanyak 5 buah, berada di antara tiga kampung yaitu Bumi Raya, Wadio, dan Kalisemen. Ketiga kampung ini merupakan daerah transmigrasi. Kemudian yang berskala Surau atau Langgar berjumlah 26 buah, juga lebih banyak berada di tiga kampung tersebut. Dengan jumlah masjid dan surau atau langgar tersebut mengindikasikan bahwa jumlah penduduk yang beragama Islam lebih banyak, terutama yang berasal dari Jawa, dan sebagian lain adalah Bugis Makassar dan Ternate. Gereja berada pada urutan kedua dengan jumlah tempat ibadah sebanyak 21 buah, yang terbagi di antaranya, kristen protestan sebanyak 17 gereja, terbagi merata di lima kampung di Distrik Nabire Barat, sedangkan jumlah yang terbanyak berada di Kampung Kalisemen SP 2, yaitu sebanyak 6 gereja. Dengan jumlah tempat ibadah (Gereja) Kristen Protestan ini mengindikasikan jumlah penganut agama Kristen Protestan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang beragama Islam. Namun masih lebih banyak bila diban-dingkan dengan yang beragama Kristen Katolik. Penganut Kristen Protestan kebanyakan berasal dari Papua Pantai, Batak, Ambon, Manado, sebagian Jawa, NTT, dan Papua Gunung yang berada Distrik Nabire Barat.

Gereja Katolik berjumlah 4 buah, dan hanya berada di tiga kampung yaitu Bumiraya, Gerbang Sadu, dan Kalisemen. Dengan jumlah tempat ibadah (Gereja) Kristen Katolik mengindikasikan jumlah penganut Kristen Katolik lebih sedikit dari penganut agama Islam maupun Kristen Protestan. Namun demikian, Kristen Katolik lebih banyak bila dibandingkan dengan penganut agama Hindu dan Budha. Kebanyakan penganut Kristen Katolik, berasal dari Papua Gunung, sebagian NTT, dan Jawa. Tempat ibadah Pura dan Vihara bagi penganut agama Budha dan Hindu, mempunyai jumlah yang sedikit bila dibandingkan dengan Islam dan Kristen, dan kebanyakan penganutnya mayoritas Jawa dan Bali. Sehingga pada Tabel ini menegaskan gambaran etnisitas yang berada di Distrik Nabire Barat. Sebagaimana jumlah masing-masing penganut yang terlihat pada tabel

Page 10: Bab Tiga Distrik Nabire Barat dan Transmigranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5387/4/T2_092011007_BAB III... · dungan (Kalibumi) irigasi yang direncanakan mampu mengairi 6.400

42

berikut ini.

Tabel 8 Jumlah Penduduk distrik Nabire Barat menurut agama 2012

Agama Jumlah Persen * Jumlah Persen **

Islam 6277 55,76 7138 59,30

Kristen Protestan 3776 33,54 3808 31,64

Kristen Katolik 1076 9,56 962 7,99

Hindu 98 0,87 105 0,87

Budha 31 0,28 25 0,28

Jumlah 11.258 100 12.038 100

Sumber: * Diolah dari data distrik Nabire Barat 2013 ** Diolah dari data Kab. Nabire 2013

Tabel 8 ini menggunakan dua sumber informasi tentang data persentase perbandingan jumlah pemeluk agama di antara lima agama di Distrik Nabire Barat. Di antara dua sumber ini memberikan informasi yang berbeda-beda tentang jumlah pemeluk agama dari lima agama resmi yang ada di Distrik Nabire Barat. Di antara lima agama tersebut jumlah yang terbanyak pemeluknya adalah Islam dengan jumlah 6.277 pemeluk, kemudian diikuti dengan Kristen Protestan 3.776 pemeluk, dan Kristen Katolik 1.076 pemeluk. Sementara Hindu dan Budha dengan jumlah pemeluk yang sedikit, masing-masing sebanyak 98 pemeluk agama Hindu dan 31 pemeluk agama Budha.

Kesimpulan

Kehadiran migran di Distrik Nabire Barat melalui dua tahap. Tahap pertama mayoritas transmigran umum yang dimulai penem-patannya pada tahun 1980an sampai dengan 1984 yang berjumlah 1220 KK atau sekitar 4.899 jiwa, yang tersebar di tiga UPT atau SP, dengan

Page 11: Bab Tiga Distrik Nabire Barat dan Transmigranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5387/4/T2_092011007_BAB III... · dungan (Kalibumi) irigasi yang direncanakan mampu mengairi 6.400

43

jumlah yang tidak sama pada masing-masing SP. Cara penempatannya pun dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan lokasi pemu-kiman. Penempatannya mencakup transmigran dari Jawa maupun transmigran Lokal (Papua dan NTT). Jumlahnya pun tidak sama antara transmigran Jawa dan Papua. Transmigran Papua hanya terpusat di dua SP, yaitu SP 1 dan SP 2. Di dua satuan pemukiman ini, selain sebagai lokasi yang duluan disiapkan, tetapi juga menjadi pusat pertanian padi, dan juga menjadi pusat kegiatan ekonomi masyarakat sekaligus pusat pemerintahan Distrik Nabire Barat.

Tahap kedua penempatan transmigran swakarsa atau spontan yang dimulai pada tahun 1993 sampai dengan 1996, tersebar di beberapa lokasi transmigrasi (Kalibumi) atau kampung yang ada di wilayah distrik Nabire Barat. Pembagiannya juga tidak merata pada masing-masing lokasi atau kampung. Kehadiran transmigran spontan dilakukan secara berbaur dengan transmigran umum. Transmigran Spontan ini lebih siap secara pengalaman dan pengetahuan sehingga kebanyakan dari transmigran tahap kedua ini lebih banyak melakukan kegiatan ekonomi di luar pertanian, sekaligus merangsang dan memo-tivasi migran lain, khususnya transmigran umum untuk lebih giat bekerja dan kreatif dalam menyesuaikan diri dengan kondisi kehidupan di masyarakat.

Berawal dari kedua tahap transmigran ini telah membuat distrik Nabire Barat sebagai salah satu wilayah di Kabupaten Nabire dengan jumlah penduduk yang terbanyak bila dibandingkan dengan jumlah penduduk pada distrik lain. Dengan jumlah penduduk yang terbanyak tersebut memposisikan migran luar, khususnya Jawa berada pada urutan teratas pada komposisi penduduk di antara migran luar lainnya yang ada di Distrik Nabire Barat. Jumlah tersebut tersebar di lima kampung yang ada didistrik Nabire Barat. Lima kampung tersebut mempunyai kegiatan ekonomi masyarakat yang berbeda-beda, baik pada pertanian padi, kakao, jeruk manis maupun bobo. Bobo adalah sejenis minuman tradisional beralkohol, yang diambil dari pohon Enau dan diolah secara tradisional oleh masyarakat lokal Papua. Dari kelima Kampung tersebut satu kampung berada di pesisir atau pinggir pantai,

Page 12: Bab Tiga Distrik Nabire Barat dan Transmigranrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5387/4/T2_092011007_BAB III... · dungan (Kalibumi) irigasi yang direncanakan mampu mengairi 6.400

44

sedangkan empat lainnya berada di tepi hutan. Dua kampung dengan kepala kampung orang Papua, yaitu kampung Gerbang Sadu mayoritas Papua Gunung, sedangkan kampung Waroki mayoritas adalah orang Papua Pantai. Sementara tiga kampung lainnya kepala kampungnya orang migran, karena letaknya di daerah transmigrasi, dan salah satunya adalah seorang wanita.