bab lima pltp di idamdehe - uksw

22
37 Bab Lima PLTP di Idamdehe Pengantar Dalam bab ini penulis ingin menjelaskan tentang masuknya PLTP di Desa Idamdehe. Selanjutnya penulis juga akan membahas tentang masuknya Star Energy di Desa Idamdehe selaku pemenang tender dalam mengelola panas bumi yang ada di desa tersebut. Juga menjelaskan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh pihak Star Energy di Desa Idamdehe. Kegiatan yang dilakukakan oleh pihak Star Energy sampai saat ini, baru memasuki tahap awal dari serangkaian kegiatan yang akan dilakukan di Desa Idamdehe, dan tahap awal yang dilakukan adalah kegiatan survey dan sosialisasi. Kegiatan survey dan sosialisasi tersebut melibatkan sebagian besar golongan masyarakat yang berada di Desa Idamdehe. Pembangunan PLTP di Desa Idamdehe belum memasuki tahapan eksplorasi dan eksploitasi, sehingga sampai saat ini belum ada pembicaraan lebih lanjut mengenai MOU 1 antara masyarakat dengan pihak perusahaan tentang ganti rugi lahan dll. Pihak Pemerintah Desa Idamdehe sudah mempersiapkan MOU. Awal Mula Masuknya PLTP ke Desa Idamdehe Jauh sebelum masuknya pihak Star Energy selaku pemenang tender dalam pengelolaan PLTP di Desa Idamdehe pada tahun 2009, sudah ada penelitian yang dilakukan oleh pihak ITB, yaitu pada tahun 1960-an sampai tahun 80-an. Penelitian yang dilakukan pada saat itu hanya fokus untuk mengetahui potensi panas bumi di Desa Idamdehe. 1 Memorandum Of Understanding

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

37

Bab Lima

PLTP di Idamdehe

Pengantar

Dalam bab ini penulis ingin menjelaskan tentang masuknya

PLTP di Desa Idamdehe. Selanjutnya penulis juga akan membahas

tentang masuknya Star Energy di Desa Idamdehe selaku pemenang

tender dalam mengelola panas bumi yang ada di desa tersebut. Juga

menjelaskan kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan oleh pihak Star

Energy di Desa Idamdehe. Kegiatan yang dilakukakan oleh pihak Star

Energy sampai saat ini, baru memasuki tahap awal dari serangkaian

kegiatan yang akan dilakukan di Desa Idamdehe, dan tahap awal yang

dilakukan adalah kegiatan survey dan sosialisasi. Kegiatan survey dan

sosialisasi tersebut melibatkan sebagian besar golongan masyarakat

yang berada di Desa Idamdehe. Pembangunan PLTP di Desa Idamdehe

belum memasuki tahapan eksplorasi dan eksploitasi, sehingga sampai

saat ini belum ada pembicaraan lebih lanjut mengenai MOU1 antara

masyarakat dengan pihak perusahaan tentang ganti rugi lahan dll.

Pihak Pemerintah Desa Idamdehe sudah mempersiapkan MOU.

Awal Mula Masuknya PLTP ke Desa Idamdehe

Jauh sebelum masuknya pihak Star Energy selaku pemenang

tender dalam pengelolaan PLTP di Desa Idamdehe pada tahun 2009,

sudah ada penelitian yang dilakukan oleh pihak ITB, yaitu pada tahun

1960-an sampai tahun 80-an. Penelitian yang dilakukan pada saat itu

hanya fokus untuk mengetahui potensi panas bumi di Desa Idamdehe.

1 Memorandum Of Understanding

Page 2: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

38

Berikut merupakan kutipan wawancara dengan Bapak Marthen2 (88

tahun).

“Sejak tahun 1960-an sampai tahun 80-an pihak ITB sudah pernah melakukan penelitian di daerah panas bumi di Desa Idamdehe. Penelitian yang dilakukan hanya mengetahui kadar panas yang dihasilkan oleh panas bumi di Desa Idamdehe”

Setelah pihak ITB melakukan penelitian di Desa Idamdehe

mengenai kadar panas bumi di Desa tersebut, tidak ada kegiatan

lanjutan dari penelitian ini. Kemudian pada tahun 2003 isu adanya

panas bumi di Desa Idamdehe muncul ke permukaan kembali.

Kemunculan tersebut berawal dari promosi/penyampaian informasi

kepada Pihak DPD pusat dan pemerintah daerah (dalam kegiatan

mengetahui potensi daerah), oleh Bapak Denny dan juga beberapa

perwakilan dari masyarakat Desa Idamdehe di Kabupaten Halmahera

Barat. Perwakilan dari masyarakat Desa Idamdehe tersebut

memberikan informasi tentang PLTP yang berada di desa mereka.

Buku Kerja pemerintah provinsi Maluku Utara, tahun 2003 (hal 36)

tentang sumber daya energi point B, yaitu tentang panas bumi. Di

dalam buku tersebut dijelaskan bahwa, “Penyebaran lokasi panas bumi

Provinsi Maluku Utara di sekitar rangkaian gunung api aktif Ternate

Halmahera, dalam tektonik gunung api yang berumur kwarter.

Manifestasi panas bumi muncul ke permukaan berupa air panas tipe

sulfat-klorida dan karbonat, tanah panas serta alterasi hidrotermal.

Penyebaran lokasi panas bumi meliputi. Makian, Tidore, Jailolo, Ibu

Galela dan Bacan. Penyelidikan geosain telah dilakukan di daerah

panas bumi Jailolo dan Tonga. Kenampakan panas bumi Jailolo

berbentuk air panas tipe sulfat-klorida dan karbonat. Tanah panas

dengan suhu 45-97% seta alterasi hidrotermal bersumber dari sistem

panas bumi, yang berhubungan dengan pasca aktivitas volkanik Jailolo

(Kawah Idamdehe). Daerah pembentukan panas bumi cukup prospek

seluas 4 km pada bagian barat tubuh G. jailolo. Suhu fluida panas bumi

mencapai 180oC. Terperangkap sekitar 1 Km di kedalaman pada zona

2 Wawancana dengan bapak marthen, beliau adalah Kepala Desa Idamdehe pada tahun 1995-1996.

Page 3: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

39

permeabilitas sekunder, yaitu batuan kalstik volkanik tua berumur

kwarter.

Potensi sumber daya panas bumi tersimpan pada resevioar

sekitar 10-20 MW. Indikasi adanya hidrokarbon di Maluku Utara di

tunjukkan oleh gejala rembesar minyak seperti yang ditemukan di

pulau Halmahera. Hasil pertemuan yang dilakukan Pertamina dan

British Petroleum di cekungan Halmahera Selatan, di temukan adanya

rembesan flour pada kedalaman 300 meter. Pengembangan potensi

panas bumi Jailolo sangat prospek dalam penyediaan sumber energi

pembangkit listrik di pulau Halmahera yang bisa memenuhi

kebutuhan sekitar Kecamatan Ibu, Sahu, Kao dan Galela.”

Promosi tersebut maka kemudian direspon positif oleh Bupati

Halmahera Barat, dan berselang beberapa tahun kemudian, tepatnya

tahun 2009, dibuka tender dan dimenangkan oleh pihak Star Energy

sebagai pihak pengelola panas bumi yang ada di Desa Idamdehe. Akan

tetapi berdasarkan buku tamu Desa Idamdehe, ternyata pada tahun

2008 perwakilan Star Energy sudah pernah melakukan survey

lapangan dan menentukan lokasi mata bor panas bumi.

Berdasarkan hal tersebut penulis menemukan data yang

kontra, yaitu antara data yang ditulis oleh Star Energy dan Pertamina

Geothermal Energy (2012) dengan data buku tamu Desa Idamdehe

(2008). Berdasarkan buku tamu, setahun sebelum pengelolaan panas

bumi di Desa Idamdehe di lelang, ada beberapa perwakilan dari Star

Energy yang diwakilkan oleh beberapa perusahaan yang berada di

bawah naungan Star Energy untuk melakukan survey lapangan. Dalam

kegiatan pengambilan keputusan, masyarakat tidak dilibatkan oleh

pihak Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Masuknya Star Energy Ke Desa Idamdehe

Pada tahun 2008, pihak Star Energy sudah melakukan kegiatan

survey lapangan yang dilakukan di Desa Idamdehe3. kegiatan tersebut

3 Berdasarkan buku tamu Desa Idamdehe tahun 2008.

Page 4: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

40

setahun lebih cepat dari kegiatan lelang tender yang dilakukan oleh

Pemerintah Daerah pada tahun 2009, dan hasilnya pihak Star Energy

memenangkan tender dalam pengelolaan panas bumi di Desa tersebut.

Dalam kegiatan survey lapangan yang dilakukan pada tahun 2008,

tidak ada sosialisasi dari Pemerintah Daerah maupun pihak perusahaan

kepada masyarakat mengenai akan dilakukannya kegiatan survey

lapangan di Desa Idamdehe sebelum kegiatan tender dilakukan.

Kemudian dalam pengambilan keputusan mengenai wilayah mana saja

yang akan digunakan untuk meletakan mata bor dan kegiatan survey

lainnya, masyarakat juga tidak dilibatkan. Saat itu yang mewakili

perusahaan Star Energy dalam kegiatan survey lapangan pada tahun

2008 adalah beberapa perwakilan dari PT. Liateknindo JKT, PT.

Indonesia Power West Jec dan PT. Amythas.

Pada tahun 2009, pihak pemerintah dan juga Kementrian

ESDM mengeluarkan Kebijakan/ keputusan tentang pengelolaan panas

bumi yang berada di Desa Idamdehe. Berikut ini merupakan kutipan

dari Laporan Star Energy dan Pertamina Geothermal Energy (2012)

mengenai pemenang lelang untuk mengelola panas bumi di Desa

Idamdehe berdasarkan tender yang dilakukan oleh Pemerintah

Halmahera Barat yang tertuang dalam kebijakan Bupati, sebagai

berikut:

“Pihak Star Energy selaku penenang tender dalam pengelolaan panas bumi di Desa Idamdehe bermula dari lelang tender yang diadakan oleh Bupati Halmahera Barat pada tahun 2009 dan lelang tersebut dimenangkan oleh pihak Star Energy. Keputusan mengenai lelang tender tersebut tertuang dalam Kebijakan Bupati Halmahera Barat No. 179 Tahun 2009 tanggal 9 Desember, yang mengatakan bahwa PT Star Energy Geothermal Halmahera (SEGH) mempunyai wewenang untuk mengelola lapangan panas bumi Jailolo dalam rangka memproduksi listrik yang meliputi kegiatan: Eksplorasi, Studi kelayakan, dan Eksploitasi, berdasarkan keputusan Men. ESDM sehingga kebijakan tersebut dibuat oleh Bupati Halmahera Barat. Hasil Lelang Tender dari ESDM, didapati potensi panas bumi di Jailolo berkisar 75 MW, pembangunan tahap awal akan dibangun pembangkit listrik panas bumi 2x5MW (Unit-1 dan 2). Pembangkit listrik unit 1 sebesar 5 MW diharapkan sudah dapat memproduksi listrik pada tahun 2016. Pada tahun 2009-2010 pihak SEGH telah melakukan survey dan studi

Page 5: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

41

lebih lanjut mengenai geologi. Tahun 2011 kegiatan pengembangan menitik beratkan pada survey dan studi untuk mengkonfirmasi tentang cadangan panas bumi, persiapan pekerjaan sipil, persiapan pemboran, UKL4/UPL5, dan juga studi kelayakan diselesaikan pada tahun tersebut. Tahun 2012 telah dilakukan K3L6, hubungan dan pengembangan masyarakat, serta penggunaan tenaga kerja” (Laporan Star Energy dan Pertamina Geothermal Energy, 2012)

Kemudian pada tahun 2009, ketika pihak Star Energy

memenangkan tender dalam pengelolaan panas bumi di Desa

Idamdehe, pihak perusahaan langsung melakukan kegiatan survey

lanjutan dan sosialisasi kepada masyarakat. Dalam sosialisasi tersebut

dipaparkan dampak positif dari pembangunan PLTP. Kegiatan ini

dihadiri oleh masyarakat Desa Idamdehe. Berdasarkan laporan Star

Energy dan Pertamina Geothermal Energy (2012), kegiatan sosialisasi

yang dilakukan di Desa Idamdehe melibatkan masyarakat desa. Akan

tetapi dalam proses pengambilan keputusan, masyarakat Desa

Idamdehe tidak ikut dilibatkan. Proses pengambilan keputusan hanya

melibatkan para elit yang ada di Kabupaten Halmahera Barat, seperti

pihak perusahaan, pengusaha dan pemerintah daerah.

Berikut merupakan kutipan wawancara dengan Bapak

Ambrozius (48 tahun), mengenai kegiatan yang sudah dilakukan oleh

pihak Star Energy di Desa Idamdehe:

“Survey sudah ada sejak tahun 2008, tahun 2010 sosialisasi, tahun 2011-2013 pengeboran. Kegiatan ini juga dihadiri oleh pihak Star Energy dan Pemerintah Daerah Halmahera Barat. Kegiatan ini melibatkan seluruh masyarakat Desa Idamdehe”

4 Upaya pengelolaan lingkungan 5 Upaya Pemantauan Lingkungan 6 Keselamatan, Kesehatan Kerja Dan Lingkungan

Page 6: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

42

Kegiatan Yang Dilakukan Oleh Star Energy di Desa

Idamdehe

Ada beberapa kegiatan yang sudah dilakukan oleh pihak Star

Energy di Desa Idamdehe terkait dengan rencana pembangunan PLTP

di desa tersebut. Berikut merupakan pembahasan tentang kegiatan

yang sudah dilakukan:

Survey

Berdasarkan temuan di lapangan, ada data yang tidak sesuai

mengenai kegiatan survey yang sudah dilakukan oleh perusahaan Star

Energy di Desa Idamdehe yaitu antara laporan pihak Star Energy dan

Pertamina Geothermal Energy (2012) dengan data buku tamu Desa

Idamdehe (2008). Berdasarkan buku tamu, pada tahun 2008 setahun

sebelum tender pengelolaan panas bumi di Desa Idamdehe di lelang,

ada beberapa perwakilan dari Star Energy yang diwakili oleh beberapa

perusahaan yang berada di bawah naungan Star Energy untuk

melakukan survey lapangan. Akan tetapi berdasarkan laporan Star

Energy dan Pertamina Geothermal Energy (2012), kegiatan survey

dilakukan pada tahun 2009 dimana pada tahun tersebut pihak Star

Energy memenangkan tender mengenai pengelolaan panas bumi di

Desa Idamdehe.

Kegiatan survey yang dilakukan oleh pihak Star Energy di Desa

Idamdehe, berdasarkan data dari Star Energy dan Pertamina

Geothermal Energy (2012), telah melakukan survey dan studi

kelayakan lebih lanjut mengenai geothermal, yang dimulai pada tahun

2009-2010,

Survey yang dilakukan di mulai pada tahun 2008 sampai tahun

2013. Pada tahapan awal dilakukannya kegiatan ini, pihak perusahaan

melibatkan beberapa masyarakat lokal untuk bisa mengikuti kegiatan

survey. Namun sebelum dilakukan kegiatan survey, terlebih dahulu

pihak perusahaan telah mengkonfirmasi bahwa akan dilakukannya

kegiatan tersebut. Kelapa desa dan perangkat pemerintahannya

menyiapkan segala sesuatu yang akan dilakukan pada survey, serta

Page 7: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

43

mempersiapkan beberapa anggota masyarakat untuk ikut terlibat di

dalam survey tersebut.

Survey dilakukan oleh mitra dari PT Star Energy dalam rangka

mengidentifikasi titik-titik yang akan dibor ke depan, dalam

wawancana dengan Sekretaris Desa Bapak Lade beliau mengatakan:

Mereka survey kurang lebih 3 kali, kegiatan ini dari tahun 2008-2010, ada juga dari ITB. Kalau tidak salah sebanyak 5 orang yang datang untuk melakukan survey, juga mereka cari tau struktur tanah, bebatuan, pepohonan, satwa-satwa yang ada di hutan, dan mereka mengecek semua. Atas dasar survey inilah sehingga mereka bisa mengetahui titik-titik mana saja yang akan dibor ke depan.

Masyarakat yang terlibat dalam kegiatan ini merupakan

masyarakat yang telah di tunjuk langsung oleh Kepala Desa serta

pemerintah desa untuk ikut dalam tim survey. Sebelum ditunjuk

langsung, pihak pemerintah desa telah melakukan rapat untuk

menentukan jadwal kegiatan yang harus dilakukan oleh anggota

masyarakat. Dalam kegiatan survey ini hanya melibatkan beberapa

warga masyarakat. Pada tahapan awal, masyarakat yang terlibat dalam

kegiatan ini tidak mendapatkan imbalan apapun. Hanya swadaya

masyarakat untuk menyediakan minum teh sore yang dilakukan oleh

ibu-ibu yang berasal dari masyarakat Desa Idamdehe. Di bawah ini

merupakan kutipan wawancara dengan Bapak Ambrozius selaku

Kepala Desa Idamdehe:

Kegiatan survey yang melibatkan masyarakat merupakan jadwal yang sudah di atur oleh pemerintah desa untuk bisa terlibat langsung di dalam kegiatan tersebut

Jadwal yang sudah diatur tersebut kemudian diberitahukan

melalui pengeras suara, dan ditempel di depan kantor desa agar

masyarakat dapat mendengar dan melihat jadwal yang sudah

disepakati.

Page 8: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

44

Berikut merupakan gambar dari kegiatan survey yang sudah

dilakukan oleh Star Energy yang melibatkan masyarakat di Desa

Idamdehe:

Sumber : Dokumentasi desa, 2009

Gambar 5.1. Survey dengan melibatkan Masyarakat

Sosialisasi

Sosialisasi yang dilakukan di Desa Idamdehe, dilakukan oleh pihak

PT Star Energy dan pemerintah daerah, dimulai pada tahun 2010-2012,

dilakukan di beberapa tempat, yaitu Balai Desa, Kantor Desa Dan

Rumah Adat desa Idamdehe Gamsungi. Dalam kegiatan tersebut

melibatkan sebagian besar masyarakat desa Idamdehe. Sebelum

dilakukan sosialisasi, agar bisa mengumpulkan masyarakat, peran

kepala desa dan pemerintah desa secara aktif memberikan informasi

kepada masyarakat. Informasi disampaikan melalui pengeras suara dan

Page 9: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

45

komunikasi secara langsung berkaitan dengan rencana akan

dilakukannya sosialisasi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi.

Berikut ini merupakan kutipan wawancara dengan Bapak Ambrozius:

Saya selaku kepala Desa dan juga sekretaris memberikan informasi sebelum dilakukannya sosialisasi lewat pengumuman bahwa akan diadakannya sosialisasi dari pihak Star Energy atau PT SEGH

Berdasarkan temuan di lapangan, Kepala Desa maupun

pemerintah desa tidak bisa menunjukkan data masyarakat yang hadir

pada saat sosialisasi berlangsung. Karena kegiatan tersebut sudah

dilakukan beberapa tahun yang lalu, mereka tidak mengingat siapa saja

yang hadir dalam kegiatan sosialisasi tersebut. Berdasarkan wawancara

dengan Kepala Desa dan Ketua BPD, sebagian besar masyarakat di Desa

Idamdehe ikut hadir dalam kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh

pihak Star Energy. Akan tetapi dalam setiap kegiatan sosialisasi,

terdapat masyarakat yang tidak ikut/hadir. Hal ini disebabkan ada

aktivitas lain yang dilakukan oleh masyarakat, misalnya pada hari yang

sama ketika dilakukannya sosialisasi, masyarakat tidak bisa hadir dalam

sosialisasi karena harus mengajar, ke kebun, atau ke kantor. Akan

tetapi masyarakat akan ikut berpartisipasi kembali dalam sosialisasi

berikutnya ketika aktivitas mereka sedang kosong.

Sosialisasi di Balai Desa

Pada waktu sosialisasi yang diadakan oleh pihak perusahaan yang

bertempat di Balai Desa Idamdehe, komposisi yang hadir dalam

kegiatan ini adalah pemerintah Desa, masyarakat adat, tokoh agama

dan toko pemuda. Sebelum di lakukannya sosialisasi tersebut pihak

pemerintah desa sudah mengumumkan kepada masyarakat tentang

akan di lakukannya sosialisi di Balai Desa. Berdasarkan wawancara

dengan Bapak Lade, beliau mengatakan bahwa:

“Masyarakat yang hadir pada waktu itu kurang lebih 30 orang, sedangkan perwakilan dari pihak perusahaan yang hadir pada waktu itu sebanyak 5 orang. Masyarakat begitu

Page 10: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

46

bersemangat untuk mengikuti kegiatan ini, karena pertama, mereka ingin mengetahui tentang pembangkit ini. Mengapa sehingga masyarakat hanya berpartisipasi kurang dari setengah dari penduduk Desa Idamdehe, di karenakan pada waktu kegiatan ini dilakukan sudah pukul 11 siang, sehingga sebagian masyarakat telah ke kebun, sehingga yang hadir pada waktu itu hanya kurang lebih 30 orang”

Berikut merupakan gambar tentang sosialisasi panas bumi di

Desa Idamdehe tahun 2010 yang diadakan di Balai Desa.

Sumber : Dokumentasi Desa, 2010

Gambar 5.2. Sosialisasi tahun 2010 di Balai Desa

Dalam sosialisasi tersebut ada anggota masyarakat yang bertanya

tentang dampak yang di hasilkan dari kegiatan ini. Hal tersebut

terlihat berdasarkan wawancara dengan Bapak RT (36 tahun) yang

pernah ikut berpartisipasi di dalam sosialisasi. Beliau mengatakan

bahwa dalam sosialisasi tersebut dinyatakan tidak ada dampak secara

lingkungan yang akan terjadi di desa, karena limbah yang di hasilkan

Page 11: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

47

oleh panas bumi tersebut akan di buang ke laut. Berikut merupakan

kutipan wawancaranya:

“Di dalam sosialisasi yang diberikan tidak ada dampak yang terjadi dari kegiatan ini karena limbah akan di buang ke laut”

Sosialisasi di Kantor Desa

Setelah dilakukannya sosialisasi di Balai Desa pihak Star

Energy juga melakukan sosialisasi di tahun yang sama di kantor desa.

Dalam pelaksanaan sosialisasi tersebut juga melibatkan seluruh

golongan masyarakat yang ada di Desa Idamdehe. Berikut merupakan

gambar tentang sosialisasi tentang panas bumi di desa Idamdehe tahun

2010 yang diadakan di kantor desa.

Sumber : Dokumentasi desa, 2010

Gambar 5.3. Sosialisasi tahun 2010 di Kantor Desa (Pihak Star Energy)

Dari gambar tersebut terlihat beberapa tokoh masyarakat dan

juga ada perwakilan dari perusahaan Star Energy yang ikut dalam

Page 12: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

48

sosialisasi tersebut. Mereka adalah kepala desa dan pemerintah desa,

ketua adat dan juga seluruh masyarakat desa Idamdehe. Dari

perwakilan perusahaan Star Energy adalah tim pangan PT Star Energy

yang di wakili oleh Bapak Agus sebagai Site Manager, dan juga ada

beberapa yang ikut dari negara Amerika, Jerman, Jepang, Belanda akan

tetapi mereka tidak berbicara apa-apa. Yang berbicara pada waktu itu

adalah bapak Agus.

Wawancara dengan Bapak Lade sebagai sekretaris desa,

“Sosialisasi yang dilakukan di Kantor desa tersebut terjadi peningkatan partisipasi dari masyarakat. Di dalam kegiatan ini kurang lebih 50 orang warga masyarakat yang ikut. Dalam kegiatan di kantor desa tersebut ada beberapa motif sehingga masyarakat hadir. Karena dalam kegiatan tersebut melibatkan beberapa orang Bule, sehingga masyarakat terlibat langsung dalam kegiatan ini. Selain itu juga masyarakat juga ingin mengetahui lebih lanjut akan kegiatan ini sehingga terjadi dialog antara masyarakat dan pihak perusahaan yang berkaitan dengan dampak dan eksploitasi”

Dalam dialog yang telah diakukan dengan masyarakat tersebut

ada beberapa masyarakat yang menanyakan tentang dampak yang dari

kegiatan ini. Namun menurut Bapak Deny materi yang

diberikan/disampaikan berisi tentang hal-hal positif. Berikut kutipan

wawancara dari Bapak Deny (51 tahun)

Sosialisasi yang diberikan berisi tentang hal-hal positif, seperti kehidupan ekonomi masyarakat meningkat, dari aspek infrastruktur akan menjadi lebih baik

Pada tahun yang sama, yaitu 2012, selain pihak Star Energy

dari pihak Pemda dan juga pertambangan melakukan sosialisasi di

Kantor Desa Idamdehe yang melibatkan masyarakat, pemerintah

daerah, yang dihadiri langsung oleh Bupati, dan Ketua DPRD

Kabupaten Halmahera Barat. Dalam sosialisasi tersebut pemerintah

hanya mau meyakinkan kepada masyarakat bahwa pembangkit ini

akan dibangun di desa Idamdehe. Selain itu pemerintah daerah juga

meninjau langsung tiga titik pengeboran yang telah diidentifikasi oleh

Page 13: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

49

perusahaan. Salah satu diantaranya adalah pengeboran untuk

pembuangan limbah.

Berikut merupakan gambar proses sosialisasi rencana

pembangunan panas bumi di desa Idamdehe tahun 2012 yang diadakan

di kantor desa.

Sumber : Dokumentasi Desa 2012

Gambar 5.4. Sosialisasi tahun 2012 di Kantor Desa

(Masyarakat dan Pengurus Desa)

Pada gambar di atas dampak nampak Bupati Halmahera Barat

memakai topi merah, kepala Desa Idamdehe dan Idamdehe Gamsungi,

beserta petinggi kabupaten Halmahera Barat lainnya, serta masyarakat

dari kedua desa tersebut ikut terlibat dalam kegiatan sosialisasi.

Masyarakat yang menghadiri sosialisasi yang dilakukan oleh

pihak pemda semakin meningkat, yaitu kurang lebih 60 orang

Page 14: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

50

masyarakat, yang terdiri dari beberapa kalangan masyarakat dari kedua

desa tersebut.

Sosialisasi di Rumah Adat Desa Idamdehe Gamsungi

Berdasarkan wawancara dan data pendukung lainnya diperoleh

informasi bahwa, sosialisasi yang dilakukan oleh pihak Star Energy

tidak hanya dilakukan di desa Idamdehe, akan tetapi juga dilakukan di

desa Idamdehe Gamsungi yang letaknya di perbatasan desa Idamdehe.

Sosialisasi yang dilakukan di desa tersebut melibatkan penduduk dari

kedua desa yaitu desa Idamdehe dan Idamdehe Gamsungi. Sosialisasi

diadakan di rumah adat. Dalam sosialisasi yang dilakukan di desa

tersebut materi yang diberikan berkaitan dengan AMDAL rencana

pembangunan PLTP di desa Idamdehe. Berikut merupakan photo

sosialisasi yang dilakukan oleh Star Energy di Desa Idamdehe

Gamsungi pada tahun 2011.

Sumber : Dokumentasi Desa 2012

Gambar 5.5. Sosialisasi tahun 2011 di Rumah Adat Desa Idamdehe Gamsungi

Page 15: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

51

Setelah dilakukannya sosialisasi yang berkaitan dengan

AMDAL (analisis dampak lingkungan), ada beberapa hal yang di

pertanyakan masyarakat berkaitan dengan dampak lingkungan ketika

PLTP dibangun di desa Idamdehe. Salah satunya adalah pertanyaan

yang di sampaikan oleh Kepala Desa Idamdehe tentang dampak

lingkungan. Akan tetapi jawaban pihak perusahaan kepada kepala desa

tersebut adalah tidak ada dampak yang dihasilkan dari pembangunan

ini terhadap lingkungan, dan juga tidak akan merusak lingkungan.

Berikut merupakan kutipan wawancara dengan Bapak Ambrozius:

“Kepala desa sudah mempertanyakan tentang dampak lingkungan akan tetapi jawabannya adalah ramah lingkungan, tidak ada dampak yang sangat signifikan terhadap lingkungan, tidak merusak lingkungan, lebih mengutamakan atau prioritas kepada masyarakat Desa Idamdehe. tidak ada sosialisasi tentang dampak yang signifikan, selalu positif”

Namun di sisi lain, dalam sosialisasi yang dilakukan baik dari

pihak perusahaan maupun pihak pemerintah, penulis menemukan

terdapat beberapa warga masyarakat yang pernah mengikuti beberapa

kegiatan sosialisasi, hanya sekedar hadir saja. Mereka tidak paham

mengenai apa yang telah disampaikan oleh pihak Star Energy. Sebagai

contoh Ibu EI, setelah selesai sosialiasasi beliau sudah lupa semua

tentang materi yang telah disosialisasikan dan sampai saat ini dia juga

tidak mengetahui apa itu Star Energy. Berikut kutipan wawancara

dengan Ibu EI:

“Pemerintah pe hal jadi torang tara tau, torang iko-iko rame. Kalu jadi berarti jadi sudah, kalu tara berarti tarada. Kita so perna 2x iko sosialisasi, torang iko me torang tara dengar jelas. Abis dorang bicara torang so lupah sudah”

Artinya adalah: “Itu kan pemerintah punya kepentingan maka dari itu saya tidak tau apa-apa, saya ikut-ikut ramai saja. Kalau jadi berarti pembangunan jadi, kalau tidak ya tidak apa-apa. Saya sudah pernah ikut sosialisasi sebanyak 2 kali, saya mengikuti sosialisai tetapi tidak dengar dengan jelas. Setelah pihak

Page 16: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

52

perusahaan selesai sosialisasi, saya sudah lupa apa yang telah di sampaikan”

Pemberian Dana Natal

Setelah dilakukannya kegiatan survey dan sosialisasi, pihak

perusahaan PT Star Energi juga mengadakan kegiatan natal bersama-

sama dengan masyarakat Desa Idamdehe di gedung gereja Ebenhaezer

GMIH Idamdehe. Kegiatan ini diadakan pada tanggal 22 Desember

tahun 2010 yang juga dihadiri oleh pejabat Kabupaten Halmahera

Barat yaitu Bupati, ketua DPRD dan jajaran pemerintahan Kabupaten

Halmahera Barat. Dalam kegiatan acara natal tersebut pihak Star

Energy memberikan donasi kepada gereja untuk kegiatan natal ini

sebesar ±17 juta rupiah. Berikut merupakan foto suasana kegiatan natal

bersama yang dilakukan oleh pihak Star Energy di Desa Idamdehe.

Sumber : Dokumentasi desa, 2010

Gambar 5.6. Natal bersama di Gereja Ebenhaezer GMIH Idamdehe

Page 17: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

53

Pengeboran

Kegiatan pengeboran dilakukan pada tahun 2011-2012 pada

beberapa titik di lokasi tanah Bapak Rabo, Koal dan Kelurga Bapak

Dudi. Kegiatan tersebut meliputi Topografi, Sondir, Bor dan Sampel.

Mereka melakukan pengeboran sedalam ± 60 meter. Setelah

melakukan pengeboran tersebut barulah di ambil sampel.

Berikut merupakan gambar lokasi pengeboran di tanah

keluarga Bapak Rabo, yang dilakukan oleh Star Energy.

Sumber : Dokumentasi pribadi, 2014

Gambar 5.7. Lokasi pengeboran (keluarga Bapak Rabo)

Dalam kegiatan ini pihak perusahaan melibatkan masyarakat

setempat sebagai pekerja. Anak-anak muda dilibatkan dalam kegiatan

pengeboran, sedangkan orang tua menjaga alat-alat yang ada di titik-

titik yang sudah dipatok oleh pihak perusahaan. Dalam kegiatan ini

masyarakat mendapatkan upah antara Rp. 75-100 ribu/hari, tergantung

pada jenis pekerjaan yang di lakukan. Untuk pengeboran mereka

mendapatkan upah Rp. 100 ribu/hari, sedangkan yang menjaga

Page 18: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

54

memperoleh Rp. 75 ribu/hari. Sekretaris desa mengatur jadwal dan

menentukan orang-orang yang akan dilibatkan dalam kegiatan

pengeboran, sehingga semua bisa mendapatkan jatah kerja. Proses

pengeboran berlangsung selama tiga bulan.

Berikut merupakan kutipan wawancara dengan Put, salah satu

anggota masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan

pengeboran.

“Pengeboran dilakukan tanggal 02-11-2011, sampai pada tahun 2012, waktu itu aku juga ikut dalam kegiatan ini. Kurang lebih 3 bulan saya mengikuti bersama-sama dengan pihak PT Star Energy” (Put, 28 tahun)

Berikut merupakan gambar proses pengeboran di Desa Idamdehe.

Sumber : Dokumentasi pribadi 2014

Gambar 5.8. Proses pengeboran (PT. Star Energi dan Masyarakat)

Page 19: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

55

Setelah pengeboran, pihak Star Energy menyimpan beberapa

sampel batu-batuan dan juga sampel tanah yang disimpan dalam peti

dalam ruangan yang terkunci di rumah keluarga Roni Ila. Ada larangan

dari PT Star Energy untuk membuka ruangan tersebut.

Berikut merupakan gambar rumah keluarga Roni Illa yang

digunakan oleh pihak Star Energy untuk menyimpan beberapa sampel,

seperti batu, tanah, dan pasir.

Sumber : Data sekunder 2014

Gambar 5.9. Rumah Keluarga Roni Illa

Dalam melakukan proses penelitian di Desa Idamdehe, penulis

mempunyai akses sehingga penulis bisa melihat dan mengambil

gambar beberapa sampel yang berada di dalam rumah tersebut. Ketika

penulis melihat sampel yang berada di dalam ruangan tersebut,

terdapat beberapa peti yang berisi banyak sekali batu-batuan dan juga

tanah yang tersusun rapi di dalamnya. Menurut keterangan dari

keluarga Roni, mereka tidak tahu menahu mengenai tanah dan batu-

batuan yang berada di dalam kamar mereka tersebut.

Page 20: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

56

Berikut merupakan kutipan wawancara dengan Ibu Lipin (39

tahun), istri dari Bapak Roni.

“torang tara tau di dalam itu dia pe isi apa, dorang cuman titip saja to, klu dorang datang berarti torang cuman buka pintu saja. Torang tara tau dorang beking apa, dorang datang, cuma cek saja abis itu dorang pigi. dorang tara perna bilang ini apa itu apa yang ada di dalam kamar”

Artinya adalah: “Kita tidak tahu di dalam ruangan itu isinya apa, mereka hanya menitipnya. Kalau mereka datang berarti kami hanya membuka pintu. Kami tidak tahu mereka buat apa, mereka hanya datang mengecek setelah itu mereka pergi. Mereka tidak pernah mengatakan apa yang berada di dalam kamar tersebut”.

Berikut merupakan gambar dari peti-peti yang berisi beberapa

sampel tanah dan batu-batuan yang berada di rumah Bapak Roni Illa.

Sumber : Dokumentasi pribadi, 2014

Gambar 5.10. Peti Berisi Sampel Tanah dan Batu-batuan

Page 21: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

57

Bapak Roni Illa dibayar oleh pihak perusahaan sebesar 350 ribu

sebulan karena sudah bersedia menampung sampel tanah dan bebatuan

di rumah mereka. Sampai saat ini pihak perusahaan sudah membayar

keluarga Bapak Roni Illa selama 4 tahun (tahun 2012-2015).

Ada salah satu warga masyarakat yaitu saudara Lade7 yang di

beri kepercayaan oleh PT Star Energy Geothermal Halmahera (SEGH)

untuk mengatur/menyusun jadwal bagi warga masyarakat sebagai

tenaga kerja dalam kegiatan yang dilakukan oleh pihak perusahaan.

Selain itu Bapak Lade di kontrak oleh pihak perusahaan sebagai

operator Hobo Wether Station8 yang berada di depan rumah Kepala

Desa. Berikut merupakan kutipan dengan Bapak Lade :

“Kita dapa kontak dari dorang selama 2 tahun. Dorang bayar per bulan 1 juta, sebagai operator hobo weather station, mulai dari tahun 2012 sampai 2013. Dorang (Star Energi) minta om atur untuk kasi atur orang-orang untuk tenaga kerja. Yang orang-tua jaga alat, kemudian yang muda2 pigi iko dorang pigi survey dan explorasi(pengeboran)”

Artinya adalah: “Saya mendapatkan kontrak dari pihak perusahaan selama 2 tahun. Pihak perusahaan membayar per bulan 1 juta, sebagai operator hobo weather station, mulai dari tahun 2012-2013. Pihak perusahaan juga meminta saya untuk megatur orang-orang(warga masyarakat) sebagai tenaga kerja. Yang lanjut usia sebagai penjaga alat, kemudian yang muda pergi mengikuti pihak perusahaan melakukan survey dan juga pengeboran”

7 Sekretaris desa, Desa Idamdehe 8 Hobo Wether Station merupakan alat yang digunakan oleh pihak PT Star Energy

Geothermal Halmahera (SEGH) untuk mengetahui kecepatan angin, suhu dan kelembapan udara. Data yang di ambil dari alat tersebut dilakukan setiap minggunya yaitu pada hari sabtu. Setelah di ambilnya data tersebut kemudian di kirim melalui email ke jakarta.

Page 22: Bab Lima PLTP di Idamdehe - UKSW

58

Berikut ini merupakan gambar dari alat Hobo Wether Station

yang berada di Desa Idamdehe. Alat ini berada di halaman depan

rumah Bapak Ambrozius. Fungsi dari alat ini adalah untuk mengetahui

kecepatan angin, suhu dan kelembapan udara.

Sumber: Dokumentasi pribadi, 2014

Gambar 5.11. Hobo Wather Station