bab lima paguyuban arso tunggal -...

36
129 Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal (Kelembagaan, Kegiatan, dan Aktor Sentral) Kelembagaan Paguyuban Arso Tunggal adalah komunitas yang terdiri dari orang-orang beragam profesi. Arso Tunggal bukan perkum- pulan kebatinan (seperti yang lazim ada dalam kajian-kajian tentang kejawèn), melainkan perkumpulan sosial-budaya yang menitikberatkan pada tiga kegiatan pokok, yaitu pengobatan, pertanian, dan budaya. Pada awalnya nama paguyuban ini adalah Paguyuban Hati Kudus, yang dibentuk pada hari Jumat Kliwon, 25 Oktober 1985, hanya bergerak dalam konsultasi kesehatan. Penanganan masalah kesehatan dilakukan dengan berbagai ramuan Jawa dan pijat refleksi dengan menggunakan tangan. Pelayanan dilaku- kan hampir setiap sore hari sampai menjelang dinihari berikut- nya, di kompleks perumahan Plamongan Hijau Semarang. Sejak Februari 1986, cara pengobatan dikembangkan dengan model pijatan menggunakan tongkat kayu pada kaki dan tangan pasien, serta ramuan dalam lembaran daun, yang harus dicari dan diramu secara mandiri. Mulai bulan Juli, dikembangkan pengobatan dengan metode jamu godog.

Upload: lammien

Post on 05-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

129

Bab Lima

Paguyuban Arso Tunggal (Kelembagaan, Kegiatan, dan Aktor Sentral)

Kelembagaan

Paguyuban Arso Tunggal adalah komunitas yang terdiri

dari orang-orang beragam profesi. Arso Tunggal bukan perkum-

pulan kebatinan (seperti yang lazim ada dalam kajian-kajian

tentang kejawèn), melainkan perkumpulan sosial-budaya yang

menitikberatkan pada tiga kegiatan pokok, yaitu pengobatan,

pertanian, dan budaya.

Pada awalnya nama paguyuban ini adalah Paguyuban

Hati Kudus, yang dibentuk pada hari Jumat Kliwon, 25 Oktober

1985, hanya bergerak dalam konsultasi kesehatan. Penanganan

masalah kesehatan dilakukan dengan berbagai ramuan Jawa dan

pijat refleksi dengan menggunakan tangan. Pelayanan dilaku-

kan hampir setiap sore hari sampai menjelang dinihari berikut-

nya, di kompleks perumahan Plamongan Hijau Semarang.

Sejak Februari 1986, cara pengobatan dikembangkan

dengan model pijatan menggunakan tongkat kayu pada kaki

dan tangan pasien, serta ramuan dalam lembaran daun, yang

harus dicari dan diramu secara mandiri. Mulai bulan Juli,

dikembangkan pengobatan dengan metode jamu godog.

Page 2: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Jawa Menyiasati Globalisasi

130

Pada pertengahan Mei 1987 pelayanan jamu, yang semula

di Jalan Mataram dipindah ke Jalan Medoho Raya, Semarang.

Model jamu yang diberikan menjadi lebih praktis, dalam bentuk

ramuan simplisia.1

Tahun 1988, karena perlunya kelembagaan untuk

pengembangan peran dan fungsi pengabdian, dibentuklah

Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-

an jamu, budaya dan kearifan lokal Jawa secara konkret.

Pembentukan Yayasan Arso Tunggal didasarkan pada akte

notaris Robertus Widiyarso Kurniadi, 2 Desember 1988, dengan

nomor register 442/1988/II.

Tahun l990, Arso Tunggal melakukan penulisan dan

penyusunan peramuan kembali berbagai jamu paten, dalam arti

paket jadi, yang dibutuhkan untuk pelayanan luar kota dan luar

pulau, yang tidak dapat menggunakan sistem resep. Penulisan,

peramuan, dan percobaan pada klien dimulai pada awal Mei dan

selesai menjelang akhir tahun, masih dalam bentuk jamu sedu.

Tahun 1992, jamu sedu diganti dengan bentuk kapsul,

menggunakan proses pengeringan dan penggilingan disertai

pengayakan, yang harus dilakukan dengan lebih cermat.

Dengan cara ini, kemungkinan masuknya serat tanaman obat

ditekan sekecil mungkin.

Tahun 1994, Arso Tunggal mengembangkan budidaya

organik dengan menggunakan pupuk substitusi sistemik daun

serta pengembangan pestisida organik yang ramah lingkungan.

1 Simplisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai bahan obat yang

belum mengalami pengolahan apapun, berupa bahan yang telah dikeringkan.. Untuk keperluan ini dilakukan penggilingan semua bahan baku, yang disimpan dalam bentuk bubuk. Bahan baku dikeringkan dan digiling kasar menjadi bahan siap ramu. Setelah diramu berdasarkan resep dan dipanaskan dalam oven, selanjutnya digiling dan diberikan dalam bentuk jamu sedu.

Page 3: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Paguyuban Arso Tunggal

131

Januari – Oktober 1995, paguyuban ini mengembangkan

mikroba tanah. Mikroba tanah itu mampu menyuburkan kem-

bali tanah yang jenuh dan menurun produktivitasnya karena

pupuk anorganik dan berbagai pestisida. Produk yang dikem-

bangkan antara lain mikroba tanah Nopkor, yang digunakan

untuk tanah dan pembuatan kompos; Mofu dan Nopco untuk

pembuatan pakan ternak dan pengobatan pada penyakit hewan

dan ternak secara organik.

Tahun 1996 dan 1997, Arso Tunggal mengembangkan

budidaya model terpadu antara pertanian dan peternakan secara

organik rasional di kawasan Timor Timur (sekarang Timor

Leste) dengan Pusat Latihan Wiraswasta Pertanian (Puslawita)

yang berpusat di Dare. Menggunakan bahan-bahan, antara lain

Nopkor dan Nopco, dikembangkan budidaya peternakan sapi

perah, pembuatan keju, serta mikroba pengolah kopi. Bahan

Lypotril dan Phomadelab digunakan sebagai pupuk sistemik

daun untuk memacu pertumbuhan bunga dan buah kopi di

kawasan ini, dalam kerangka peningkatan produktivitas.

Januari 1997, Arso Tunggal melakukan pembinaan

pertanian organik rasional di kawasan lereng Merapi dengan

nama Paguyuban Argo Sebo berpusat di Pakem, Sleman,

Yogyakarta.

Tahun 2000, bekerja sama dengan Do School Sorong

Papua, Arso Tunggal melakukan penyuluhan dan pembuatan

pakan ternak, menggunakan Nopkor dan Nopco, dengan proses

fermentasi dari hasil limbah pertanian yang ada, untuk

peningkatan daya cerna terhadap pakan.

Tahun 2001, Arso Tungggal melakukan pembinaan dan

penyuluhan pembuatan model tambak terpadu pada Proyek

Garam Nasional Terpadu, Departemen Perindustrian dan Bank

Dunia, di Pantura Jawa, Madura, Jeneponto Sulawesi Selatan,

Page 4: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Jawa Menyiasati Globalisasi

132

dan Bima Nusa Tenggara Barat (NTB). Model terpadu tersebut

dilakukan dengan menerapkan sistem tumpangsari mengguna-

kan udang dan bandeng, terutama menjelang musim kemarau

dan penghujan, menggunakan Nopkor PSO untuk pengelolaan

air tambak.

Mei 2002, paguyuban ini mengembangkan proses pem-

buatan jamu dan minuman kesehatan secara biotik, yang di-

kembangkan dari simplisia jamu paten 1990. Pengembangan

proses pengolahan menggunakan berbagai substrat, nutrisi, dan

faktor pengatur tumbuh mikro organisme, serta berbagai ke-

anekaragaman hayati laut, dan susu sapi segar.

Penggunaan berbagai mikroba, dalam bentuk kultur

campuran. Pengembangan pengobatan dan obat tradisional

aliran Timur ini, terutama untuk penanganan kanker dan virus,

secara proses in vitro2 melewati bio reaktor sederhana, untuk

peningkatan daya serap, fungsi komprehensif, dan penghilangan

efek samping, dengan memanfaatkan peran dari mikroba alami

sebagai bio filter alamiah.

Oktober 2002, Arso Tunggal menggunakan pendekatan

analisis laboratorium klinis bagi penderita, dikaitkan dengan

pengembangan “obat jamu simplisia biotik” secara simultan,

dengan kemampuan rehabilitasi terkait dengan dosis dan

frekuensi penggunaan. Pencatatan dalam bentuk medical record

dilakukan untuk pengembangan ilmu pengobatan Timur yang

terukur, untuk pengembangan ilmu kesehatan di masa menda-

tang. Penanganan data laboratorium klinis ini bekerja sama

2 In vitro (dari bahasa Latin, berarti "di dalam kaca") adalah istilah yang

dipakai dalam biologi untuk menyebutkan kultur suatu sel, jaringan, atau bagian organ tertentu di dalam laboratorium. Istilah ini dipakai karena kebanyakan kultur artifisial ini dilakukan di dalam alat-alat laboratorium yang terbuat dari kaca.

Page 5: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Paguyuban Arso Tunggal

133

dengan Laboratorium Klinis Cito Pusat, Jalan Indraprasta,

Semarang.

Mei 2005, pemindahan pusat kegiatan dari Jalan Medoho

Raya ke gedung sekretariat dan pelayanan di Bulusan Selatan

Raya Nomor 111 Tembalang, Semarang. Di tempat yang baru

ini, dikembangkan pengamatan budaya dan olah meditasi,

dilakukan secara rutin pada tiap hari Rabu, pengumpulan data

dan penyimpanan data dengan lebih baik, terutama terkait

dengan pengembangan “obat jamu biotik dan model terapi

meditasi.”

Tanggal 12 Februari 2011, Arso Tunggal melakukan

reorganisasi, dengan memperbarui akte pendirian di depan

notaris Elly Ninaningsih, SH di Semarang. Selain mereorganisasi

Dewan Pembina dan Dewan Pengurus, dilakukan pula

penyesuaian asas dan tujuan lembaga dengan kemajuan dan

tuntutan zaman.

Tujuan Arso Tunggal

1. Membantu negara, pemerintah, dan masyarakat luas,

dalam menggunakan jamu dan ramuan tradisional

berdasarkan kearifan lokal, untuk mengatasi masalah

penyakit yang disebabkan oleh virus dan kanker.

Bidang yang melakukan kegiatan terhadap masalah

penyakit itu disebut Pusat Pengamatan Virus dan

Kanker atau Research Center for Virus and Cancer

(RCVC);

2. Membantu negara dan pemerintah dalam pengem-

bangan, pengelolaan, dan pengamatan jamu dan

ramuan tradisional berdasarkan kearifan lokal, yang

disesuaikan dengan tantangan zaman dan peradaban,

untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia;

Page 6: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Jawa Menyiasati Globalisasi

134

3. Menambah pengetahuan, manfaat, pengolahan jamu

dan ramuan tradisional, untuk menjaga kesehatan dari

serangan penyakit, terutama yang disebabkan oleh

virus dan kanker, serta memperkenalkan teknologi

kepada masyarakat Indonesia agar bisa menikmati

kesejahteraan;

4. Melakukan pengamatan intensif terhadap jamu dan

ramuan tradisional sesuai dengan keanekaragaman

hayati di Indonesia, yang pengolahannya diselaraskan

dengan kemaju-an ilmu pengetahuan dan teknologi;

5. Membantu negara, pemerintah, dan masyarakat

dalam ke-giatan pertanian, yang secara tidak langsung

berkaitan dengan penyediaan jamu dan ramuan

tradisional untuk menjaga kesehatan masyarakat serta

kelestarian lingkungan. Berbagai kegiatan yang

dilaksanakan adalah pengamatan, pengembangan, dan

penyuluhan di bidang pertanian, supaya mendapatkan

pangan, pakan, dan lingkungan yang sehat dan lestari.

Wujud kegiatan pertanian tersebut antara lain

memberikan penyuluhan dalam hal pertanian

organik, perkebunan organik, pelestarian hutan dan

ekosistem, peternakan organik, perikanan organik.

Kegiatan itu dilakukan oleh Pusat Pengamatan

terhadap Sistem Teknologi Pertanian atau Center for Agro-Technology Systems (CATS);

6. Membantu negara, pemerintah, dan masyarakat

Indonesia, dalam pengamatan, pengembangan serta

penyuluhan, untuk mendapatkan bibit lokal, sebagai

bentuk konservasi keane-karagaman hayati menuju

kemandirian budidaya dalam bidang pertanian yang

alami dan lestari;

7. Membantu negara, pemerintah, dan masyarakat

Indonesia, dalam pengamatan, pengembangan serta

Page 7: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Paguyuban Arso Tunggal

135

penyuluhan budi-daya pertanian secara organik, demi

kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat

Indonesia pada khususnya dan masyarakat dunia pada

umumnya;

8. Membantu negara, pemerintah, dan masyarakat

dalam melakukan pengamatan, pengembangan dan

penyuluhan untuk menyediakan pangan yang sehat,

aman, organik, serta memberikan penyuluhan untuk

pengelolaan produk pascapanen sebelum diluncurkan

di pasar lokal dan global;

9. Membantu negara, pemerintah, dan masyarakat da-

lam kegiatan yang berkaitan dengan masalah budaya

dan kearifan lokal yang disesuaikan dengan kemajuan

peradaban.

Usaha-usaha Arso Tunggal

Untuk mencapai tujuan tersebut, Arso Tunggal menjalan-

kan usaha-usaha sebagai berikut:

1. Meningkatkan pengetahuan agar masyarakat kembali

ke alam untuk menjaga kesehatan secara holistik,

dengan memanfaatkan bahan alami yang berupa jamu

dan ramuan bio herbal organik, serta bahan pangan

organik, yang dilengkapi dengan informasi, sistem

budidaya, dan penggunaannya;

2. Menggalakkan penggunaan jamu dan ramuan bio

herbal organik yang lebih alami dan memberikan

informasi klinis yang berkaitan dengan masalah ke-

sehatan, sesuai dengan dukungan dari sumber pangan

organik;

3. Mengadakan usaha-usaha yang bersifat sosial, edu-

kasional, dan informatif bagi masyarakat.

Page 8: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Jawa Menyiasati Globalisasi

136

Kegiatan-kegiatan

Bidang Pengobatan

Pengembangan bidang pengobatan berbasis kearifan lokal

Jawa dilakukan oleh Arso Tunggal didasarkan pada dasar-dasar

pemikiran sebagai berikut:

1. Ketidakpastian dan kecilnya harapan dengan pena-

nganan pengobatan modern, aliran pengobatan medis

model Barat yang tanpa kemajuan;

2. Ketakutan terhadap risiko pengobatan Barat, yang

sangat rasional tanpa kearifan lokal, dibandingkan

dengan model aliran Timur dengan menggunakan

kearifan lokal yang sudah teruji;

3. Kegamangan para penderita penyakit karena keti-

dakmampuan untuk melanjutkan pengobatan karena

faktor biaya;

4. Keterbatasan pengobatan Barat dan keterbatasan

pengobat-an Timur yang sangat tradisional. Oleh

karena itu Yayasan Arso Tunggal memadukan kedua

model pengobatan tersebut, demi kesejahteraan umat

manusia;

5. Sistem Informasi: (a) Penyebaran informasi dilakukan

dari mulut ke mulut (world of mouth), terkait dengan

berbagai keterbatasan, berhubungan dengan tenaga

sukarela pen-damping dan penerapi, serta pendanaan;

(b) Penyebaran informasi untuk mendorong peng-

obatan berkonsep Timur menjadi bagian holistik

secara global, untuk peningkatan kesejahteraan umat

manusia di dunia; (c) Penyebaran informasi yang

mendorong konsep pengembangan pengobatan kem-

Page 9: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Paguyuban Arso Tunggal

137

bali ke alam sebagai jalan keluar dari kebuntuan

pengobatan yang ditimbulkan dari virus dan kanker;

6. Klien: Pasien Arso Tunggal terdiri dari: (a) Warga

negara Indonesia yang pernah dan masih berobat di

luar negeri, antara lain dari Singapura, Malaysia,

Jerman, dan Cina; (b) Pasien-pasien dari rumah sakit

besar dalam negeri; (c) Pasien yang datang atas

inisiatif sendiri;

7. Sasaran Kinerja:

(a) Bidang kesehatan kembali ke alam: Dengan

konsep holistik kembali ke alam berdasarkan

kearifan lokal, menuju dan menjawab tantangan

global dalam bidang rehabilitasi dan penanganan

penyakit karena virus dan kanker, secara mandiri

dan murah;

(b) Pengembangan obat simplisia dari jamu secara

biotik: (i) konservasi sumber daya alam yang ter-

kait dengan keberadaan tanaman obat tradisional;

(ii) memperhatikan pola dan model budidaya

tanaman obat secara organik dan alami; (iii) proses

pembibitan dan pengelolaan bibit untuk tanaman

intensifikasi organik;

(c) Pengolahan pascapanen: (i) pengolahan bahan

baku panen siap simpan yang baik secara kon-

vensional; (ii) proses penyimpanan bahan baku;

(iii) proses pendahuluan bahan baku siap proses;

(d) Penyiapan bahan simplisia ramuan jamu herbal:

(i) penyiapan fungsi dan peran simplisia jamu; (ii)

perencanaan jenis kultur campuran mikroba yang

sesuai dengan peruntukan agar mudah terserap

dalam usus, serta berbagai vitamin dan asam

amino esensial yang diperlukan; (iii) perencanaan

Page 10: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Jawa Menyiasati Globalisasi

138

penambahan senyawa biomineral dan logam, yang

diperlukan dalam sistem metabolistik tubuh

terkait dengan nutrisi mikroba yang digunakan;

(e) Pengolahan secara biotik: (i) seleksi jenis kultur

cam-puran mikroba, yang akan digunakan dalam

proses, terkait dengan substrat; (ii) pembuatan

biakan dari cam-puran mikroba yang sesuai

dengan atmosfer setempat; (iii) pembuatan starter

yang digunakan, sesuai dengan peruntukan dan

tipe fermentasi, dalam fase cair atau padat; (iv)

proses pengendalian fermentasi, secara tepat guna

dilakukan secara aseptis, dengan memperhatikan

co-factor tumbuh dan nutrisi, yang akan

digunakan terkait dengan hasil metabolit; (v)

pengambilan hasil metabolit secara tepat guna,

secara kualitas dan kuantitas;

(f) Pengolahan dan penyimpanan produk biotik: (i)

penge-ringan kering angin sambil melanjutkan

proses fermentasi; (ii) pengeringan dengan model

oven dan suhu sterilisasi sampai kering; (iii)

pengolahan akhir dan penyimpanan; (iv) peng-

gunaan kemasan dan gas isian dalam pengawetan

bahan produk probiotik; (v) penggunaan dan

pencatatan pengamatan klinis;

(g) Penentuan obat olahan jamu berdasarkan klinis:

(i) penggunaan panduan berdasarkan keluhan

dengan data analisis laboratorium klinis; (ii)

penggunaan awal uji jangka pendek jenis obat dan

dosis serta nutrisi berdasarkan acuan data

laboratorium klinis; (iii) perubahan jenis obat atau

dosis serta nutrisi sesuai dengan kebutuhan; (iv)

pengembangan dan penelitian jenis simplisia dan

Page 11: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Paguyuban Arso Tunggal

139

jenis obat baru, bila mengalami kegagalan,

terutama terkait dengan keluhan klien;

(h) Pencatatan dan pengamatan perkembangan

kesehatan untuk pengembangan: (i) pengumpulan

dan pembuatan rangkuman untuk kemajuan

sistem terapi kesehatan; (ii) penentuan stan-

darisasi dari simplisia dan formulasi obat olahan

biotik; (iii) pembinaan sistem publikasi hasil

pengamatan penanganan secara lokal dan global

terkait dengan kemajuan pengetahuan tentang

kesehatan;

(i) Model Terapi Kejiwaan dan Model Meditasi

Sederhana, terdiri dari: (i) Konsultasi: mengenai

kemajuan dan keluhan serta model nutrisi, pem-

berian motivasi diri terkait dengan ke-mungkinan

sehat seiring dengan pertumbuhan kepercayaan

diri dan pertumbuhan antibodi, perlunya pen-

jagaan diri secara preventif dengan pola pangan

dan makan terkait dengan hidup yang sehat,

pasca-pengobatan dan terapi; (ii) Terapi dan bim-

bingan berserah diri: bimbingan untuk menerima

bagian dari sakit, sebagai keutuhan hidup menuju

kebaikan dan sehat, bimbingan latihan perna-

pasan sederhana untuk konsentrasi pembentukan

antibodi, secara reflektif sesuai dengan budaya

dan kearifan lokal Jawa, serta latihan meditasi

reflektif secara mandiri sesuai dengan keyakinan

untuk kesehatan.

Page 12: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Jawa Menyiasati Globalisasi

140

Bidang Pertanian

Pengembangan bidang pertanian dengan model budidaya

organik dan alami berbasis budaya dan kearifan lokal Jawa

dilakukan dengan dasar-dasar pemikiran sebagai berikut:

1. Kerusakan tanah yang sudah jenuh dengan pupuk

anorganik menurunkan produktivitas lahan. Keru-

sakan lahan itu disebabkan peningkatan penggunaan

pupuk anorganik;

2. Makin tinggi tingkat keganasan serangan hama

tanaman dan penyakit karena resistensi terhadap obat

yang telah digunakan;

3. Tingginya residu bahan kimia dari pestisida dan obat-

obatan dalam bahan pangan, yang memicu terjadinya

kanker dan borosnya antioksidan dalam tubuh. Racun

masuk sebagai residu, yang potensial mengganggu

kesehatan dan rentan serangan penyakit, terutama

disebabkan oleh virus pada manusia;

4. Kesadaran hidup sehat dan kembali ke alam, yang

terkait dengan keberadaan pangan organik;

5. Tingginya biaya produksi budidaya pangan, yang

harus dilakukan karena mahalnya harga pupuk, pakan

ternak, dan obat-obatan;

6. Sistem Informasi: (a) Melalui penyuluhan dan pelatih-

an, serta pembentukan kelompok; (b) Dorongan ke-

mandirian terkait dengan bibit dan sarana budidaya;

(c) Berorientasi kebutuhan pasar yang akan meng-

gunakan produk; (d) Kerja sama dalam bidang pasar

dan konsumen organik, dengan sistem informasi yang

baik;

7. Klien: Petani yang sadar dan pengguna produk

organik. Kegiatan yang dilakukan bertujuan mewu-

judkan: (a) Kemandirian terkait dengan harga dan

Page 13: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Paguyuban Arso Tunggal

141

pengadaan bibit lokal serta sarana-prasarana pe-

nunjang, budidaya organik yang murah dalam konsep

paguyuban sedaerah dan iklim yang sama; (b) Kon-

servasi plasma nuftah tanaman dan ternak, per-baikan

lingkungan yang rusak dan kurang produktif; (c)

Kepedulian terhadap alam dan lingkungan yang

seimbang akan memberikan kesejahteraan dan ke-

lestarian;

8. Konsep Dasar Budidaya Agro:

(a) Kesetaraan alam dan lingkungan yang terdiri

dari keseimbangan unsur tanah, air, atmosfer bumi

dan matahari sebagai sumber energi utama: (i) Ke-

setaraan dan keseimbangan dalam wujud, ke-beradaan

bangun struktur piramidal pangan dan pakan, yang

akan merupakan piramidal kehidupan sejati yang

lestari; (ii) Model budidaya pangan yang berkonsep

pada kearifan lokal, antara lain dalam wujud rembuk

desa dan lumbung desa; (iii) Prinsip pengelolaan agro

dan model ekonomi agro sebagai dasar kekuatan

ekonomi kawasan, yang terkait dengan kebutuhan

serta kelangkaan pangan domestik dan global yang

diakibatkan kerusakan alam dan anomali iklim;

(b) Kesetaraan Alam dan Lingkungan: (i) Perbaikan

ekologi tanah dengan menghidupkan kembali mi-

kroba tanah, yang beraspek kesuburan alami, dengan

menggunakaan pupuk organik probiotik dan meng-

hindari penggunaan pestisida yang potensial meng-

hancurkan biota dan mikroba alami penyubur tanah;

(ii) Perbaikan ekologi air, dengan reboisasi daerah-

daerah aliran sungai, demi paru-paru dunia, serta

mengurangi terjadinya bencana banjir dan keke-

ringan; (iii) Perbaikan atmosfer bumi terkait dengan

proses asimilasi, dengan menggunakan tanaman keras,

Page 14: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Jawa Menyiasati Globalisasi

142

hutan, perkebunan tanaman industri dan kebun

hortikultura, yang seimbang dengan keberadaan

tanaman pangan semusim, dalam meng-hasilkan

oksigen. Keseimbangan dalam penanaman ini akan

mengurangi emisi karbon dan emisi panas, serta

berlobang-nya lapisan ozon dan tingginya sinar ultra

violet matahari, yang menyebabkan anomali iklim.

Tingginya paparan sinar ultra violet akan meng-

hancurkan kehidupan di atas bumi; (iv) Penyerapan

dan penyimpanan energi matahari, selanjutnya akan

menjadi energi organik, yang diperlukan seluruh

kehidupan di atas bumi lewat proses asimilasi yang

memadai;

(c) Kesetaraan dan Keseimbangan Struktur Piramidal

Pangan dan Pakan: (i) Konsep pengelolaan berda-

sarkan lumbung desa antara lain terkait dengan

kemandirian dalam penga-daan bibit, konservasi bibit

lokal non-transgenik, terutama tanaman pangan; (ii)

Kemandirian dalam pengadaan sarana prasarana, yang

selanjutnya terkait dengan pupuk organik dan

pestisida alami dalam bidang pertanian serta keber-

adaan pakan alami, obat-obatan alami, yang bebas dari

penggunaan vaksin dan antibiotika dalam bidang

peternakan dan perikanan; (iii) Pengolahan limbah

dari model budidaya pangan, yang digunakan dengan

model daur ulang kembali ke alam dalam wujud

pakan atau pupuk organik, sesuai dengan langkah

strata piramidal pakan, pangan dan energi yang ada;

(iv) Penggunaan model budidaya dengan Sistem Per-

tanian Organik Rasional (SPOR) disesuaikan pada

kebutuh-an, dengan menggunakan teknologi maju,

Page 15: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Paguyuban Arso Tunggal

143

dalam bentuk sarana penunjang, untuk mengatasi

kerusakan dan ketimpangan lingkungan;

(d) Model budidaya pangan yang berkonsep pada

kearifan lokal: (i) Konsep lumbung desa dalam wujud

pengelolaan bibit, sarana pertanian/peternakan dan

pengelolaan ekonomi rumah tangga, yang dilakukan

secara terpadu dan mandiri. Kemandirian ini akan

bertentangan dengan era produktivitas dalam program

pengadaan pangan massal dengan menggunakan

fasilitas padat modal dan teknolog anorganik; (ii)

Model budidaya yang tidak monokultur, selalu di-

sesuaikan dengan pranata musim dan tanda musim

yang ada secara alami. Model budidaya yang kembali

ke alam ini akan menghasilkan bahan pangan organik,

yang aman bagi pengguna dari bahan asing dalam

pangan, karena bebas dari pestisida atau obat lain

yang akan mengganggu kesehatan bagi para pengguna

produk pangan; (iii) Konsep ketahanaan pangan yang

seharusnya dimulai dari bibit dan sarana pendukung

dalam budidaya dapat dilakukan secara mandiri.

Model budidaya ini akan sesuai dengan lingkungan

dan memberi dampak kelestarian alam; (iv) Aspek

lestari adalah realitas dari strata kehidupan yang dapat

menyejah-terakan kehidupan umat manusia di atas

bumi;

(e) Prinsip pengelolaan pertanian dan model ekonomi

sebagai dasar kekuatan ekonomi kawasan: (i) Pangan

adalah kebutuhan primer terkait dengan masalah

dasar sosial dan ekonomi; (ii) Kerusakan ekosistem

dan anomali iklim terkait dengan keberadaan dan

penyediaan pangan dan pakan, serta usaha budidaya

dalam kecukupan pangan dalam kearifan lokal dengan

Page 16: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Jawa Menyiasati Globalisasi

144

teknologi yang memadai dengan model SPOR; (iii)

Potensi kawasan jamrud Katulistiwa sebagai lumbung

pangan secara domestik dan global, dengan

pengelolaan menyatu dengan alam sebagai salah satu

unsur utama keberhasilan; (iv) Pengelolaan dan

pengambilan sumber daya alam harus selalu ber-

kesinambungan dan beraspek pada keseimbangan

alam dan lingkungan sebagai usaha lestarinya

budidaya penyediaan pangan;

(f) Penerapan Teknologi Pascapanen dan Keuntungan

Ekonomi Kawasan: Pengolahan pascapanen terdiri

dari empat bagian utama, yaitu: (i) Pengolahan bahan

baku siap simpan dan proses dalam musim panenan:

(ii) Model dan cara panenan yang memadai sehingga

dapat menekan kehilangan dalam proses pengambilan

hasil panenan, dengan teknologi tepat guna yang

mandiri; (iii) Proses pengeringan dan penyimpanan

hasil panen, terutama dalam bentuk bijian di musim

basah, dengan model teknologi pengeringan yang

tepat guna dan mandiri, sehingga dapat menekan

kerusakan hasil panenan; (iv) Regulasi dengan

penyimpanan dalam konsep lumbung desa, dengan

kemandirian dalam bibit dan penyimpanan, terkait

dengan iklimisasi dari bibit lokal tanaman pangan

serta menyangga harga pangan yang tidak jatuh pada

musim panen; (v) Pengolahan limbah panenan yang

akan menjadi bahan pakan atau sebagai bahan pupuk

organik yang digunakan dalam masa tanam

berikutnya. Dianjurkan untuk melewati satu siklus

antara, sehingga akan mempunyai nilai eko-nomis

yang cukup tinggi, kemudian sisa limbah peternakan

Page 17: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Paguyuban Arso Tunggal

145

akan menjadi pupuk kompos organik yang lebih ber-

kualitas;

(g) Pengolahan bahan baku menjadi bahan awetan

siap olah kembali, yang sering disebut bahan setengah

jadi: (i) Konsep ini banyak dilakukan terkait dengan

hasil perkebunan dan tanaman industri, yang

memberikan nilai tambah yang tinggi, antara lain

hasil hortikultura, hasil perkebunan sawit, cokelat,

kopi, bunga, industri bahan wangian, cengkeh,

bawang putih, susu, daging, ikan, kedelai, wijen,

jagung, ketela pohon, rumput laut, hasil laut dan

perikanan darat lainnya; (ii) Industri pengolahan

pangan bahan industri farmasi, teknis, sebagai bentuk

hasil derivatnya, yang siap proses untuk industri lain,

seperti sawit, cokelat, kopi, teh, cengkeh, pala, jambu

mete, gula tebu, minyak wangi, kedelai, ketela pohon,

jagung, hasil laut, daging, susu, dan lain-lain.; (iii)

Industri pengolahan bahan pangan dengan proses

fermentasi menjadi bahan awetan dan siap pakai

berorientasi bahan baku, menjadi komoditas global

dan lokal, dalam wujud industri kecil dan menengah;

(iv) Pengembangan berbagai bahan olahan bahan

pangan tradisional, yang dikemas dalam kaitan

penyediaan pangan secara global dan domestik

dengan lebih memadai. Untuk masuk kawasan global

produk pangan lokal tradisional harus layak kualitas

dan kuantitas, serta layak guna dan layak pasar;

(h) Pengolahan bahan baku atau setengah jadi

menjadi bahan siap pakai dalam kemasan: (i) Peng-

awetan menggu-nakan bahan pengawet alami yang

perlu digali, diteliti dan diamati, demi kesejahteraan

umat manusia. Bahan pengawet nonalami yang

Page 18: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Jawa Menyiasati Globalisasi

146

bersifat buatan dan cenderung boros antioksidan bisa

menjadi pemicu bahan karsinogenik yang meng-

ganggu kesehatan manusia; (ii) Penggunan bahan

penyedap dan artifisial pengembang rasa dan warna

buatan ditekan, dikembalikan ke sumber alami yang

mempunyai nilai keamanan lebih terhadap kesehat-an

manusia. Perlu dikembangkan makanan dalam kemas-

an yang awet dan aman bagi kesehatan;

(i) Penggunaan kemasan pangan yang dapat didaur

ulang dan aman terhadap lingkungan serta meng-

hemat sumber daya alam. Proses pengolahan ini akan

memberikan aspek sosial dan ekonomi dalam kawas-

an, yang berdampak pada penghematan devisa dan

meningkatkan pendapatan negara: (i) Dengan meng-

gunakan teknologi teradaptasi tepat guna, yang dapat

dilakukan dan dikembangkan secara mandiri; (ii)

Pengembangan wilayah dan kesem-patan kerja dan

meningkatkan pendapatan masyarakat, serta memutus

ketergantungan pada bahan olahan pangan dari luar;

(iii) Pemilihan teknologi yang sederhana berdasarkan

pengem-bangan kearifan lokal mampu dikembang-

kan sesuai dengan kebutuhan, kompetitif, dan ramah

lingkungan; (iv) Pengaturan tata ruang yang memadai,

sehingga tidak menganggu aspek lingkungan dan

budidaya;

(j) Aspek pengembangan dan pemasaran produk serta

sistem regulasi. Aspek ini selalu terkait dengan tiga

hal utama, yaitu: (i) Penelitian pasar dan kemung-

kinan produk masuk pada pasar bebas, baik dalam

pasar lokal maupun luar kawasan secara kompetitif;

(ii) Penelitian awal yang menyangkut bahan baku dan

pengadaan, serta tingkat tersedianya infrastruktur

Page 19: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Paguyuban Arso Tunggal

147

yang dapat mendukung pemasaran dan produksi; (iii)

Pengembangan sumber daya manusia dan sumber

daya alam, yang terkait dengan keberadaan industri,

guna memenuhi kebutuhan pasar, baik secara kualitas

maupun kuantitas.

Bidang Budaya dan Kearifan Lokal Jawa

Beberapa konsep kajian yang dilakukan, adalah:

1. Meditasi untuk mencari jatidiri dalam bentuk proses

mendengar suara nurani: (a) Bimbingan dasar dengan

mengalihkan perhatian otak kiri menuju otak kanan,

dari yang bersifat rasional menjadi spiritual; (b) Pe-

ngembangan kinerja otak kanan agar mendengar

suara nurani serta berusaha menyimpulkan dengan

menggunakan otak kiri yang rasional dan operasional;

(c) Pengontrolan kinerja otak kiri, yang merupakan

kesadaran rasionalitas dengan menggunakan perasaan,

yang berguna untuk pribadi dan orang lain; (d)

Pengelolaan hasil meditasi dan konsentrasi berda-

sarkan otak kanan untuk pengembangan pribadi

secara profesional;

2. Pengembangan pribadi berdasarkan suara dan do-

rongan nurani sebagai nilai tambah dalam kehidupan

pribadi: (a) Pengembangan suara dan do-rongan nu-

rani, dalam tindakan dan konsep nyata kehidupan

serta keberanian mengambil sikap; (b) Keberanian

untuk mengevaluasi dan membangun semangat baru,

dengan menggunakan meditasi; (c) Pengembangan

proses dialog batin dengan nurani, dalam mengatasi

kesulitan dan hambatan kehidupan nyata; (d) Konsep

penerapan dialog antara nurani dan akal sehat secara

Page 20: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Jawa Menyiasati Globalisasi

148

lebih intensif dan langsung; (e) Pengendalian diri

dalam menanggapi kekuatan nurani dari proses

meditasi yang mendalam secara pribadi, karena

ketidakberdayaan menanggapi kehidupan nyata;

3. Penerapan meditasi untuk melihat jalan kehidupan

pribadi dan orang lain, demi kebaikan dunia: (a)

Keberanian untuk menerima dan menjalankan segala

perkara dan kehidupan, yang terjadi dalam bentuk

baik dan buruk, dalam semua uraian nurani. Ke-

beranian untuk berserah diri dan rendah hati, yang

lebih mengutamakan keberanian dalam pengor-banan

pribadi; (b) Penalaran kembali dengan berdasarkan

otak kanan, yang diinformasikan dan ditransfor-

masikan, bahwa seluruh kehidupan ini adalah sebuah

keseimbangan. Hidup adalah keseimbangan antara

jiwa dan raga, otak kanan dan otak kiri, yang selalu

berjalan secara simultan, membuat manusia ber-

bahagia sejati. Kedewasaan dalam berkorban dan

berserah diri, terkait dengan perjalanan hidup dalam

penerapan amanat nurani; (c) Pengembangan diri

dengan meditasi dan olah nurani akan menumbuhkan

sikap pribadi, dengan nilai sosial kemasyarakatan

yang sangat tinggi, serta mempunyai tingkat peduli

dan empati dalam wujud karya nyata; (d) Pengem-

bangan sikap mengerti karena tingginya kadar suara

nurani akan mendorong rasa toleransi;

4. Penggunaan kekuatan meditasi untuk menolong

kesehatan dan bimbingan pada orang lain, menuju

kesempurnaan demi kesehatan dan kedewasaan

pribadi: (a) Meditasi dan konsentrasi menggunakan

otak kanan akan menghasilkan gelombang listrik otak

alpha, yang akan mampu menggerakkan keberadaan

sensor gelombang penderita yang mengalami defi-

Page 21: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Paguyuban Arso Tunggal

149

siensi gelombang listrik; (b) Dengan menolong, dalam

arti memberi dan melayani, akan ada penambahan

kekuatan dari alam yang memberikan gelombang

meditasi pada orang lain. Konsep sederhananya adalah

“yang memberi akan selalu akan menerima, supaya

akan selalu tetap dapat memberi pada orang lain”; (c)

Dengan konsep saling melayani, merupakan hasil dari

dorongan proses meditasi, akan memberikan suara

dan doronagn nurani kasih pada dunia dari Allah Sang

Pengasih Sejati. Amanat kasih ini akan membuat

berbagai perwahyuan dalam bidang pengetahuan,

demi kelangsungan dan keselamatan umat manusia;

(d) Dorongan untuk melayani sesama manusia akan

menjadikan bumi selalu terpenuhi oleh kasih yang

mendamaikan.

Aktor Sentral

Paguyuban Arso Tunggal didirikan oleh Djoko Murwono,

dosen Fakultas Teknik Kimia Universitas Diponegoro Semarang,

peneliti dan formulator bidang biokimia, yang sering bekerja

sama dengan Universitas Nagoya Jepang. Obat-obatan alternatif

maupun sarana produksi pertanian yang dimanfaatkan untuk

gerakan sosial paguyuban ini merupakan hasil temuannya, baik

secara individu maupun kolektif bersama koleganya di Jepang.

Sebagai gerakan, Arso Tunggal tidak dapat dipisahkan

dari pendirinya sebagai aktor sentral. Oleh sebab itu, penjelasan

tentang aktor sentral tersebut sangat penting untuk melihat cara

kerja paguyuban. Uraian berikut ini disusun berdasarkan hasil

Page 22: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Jawa Menyiasati Globalisasi

150

wawancara penulis dengan Djoko Murwono, anggota paguyub-

an (baik garda maupun prajurit)3, dan referensi terkait.

Anak “Dhadhung Kepuntir”

Djoko Murwono dilahirkan pada tanggal 14 Oktober 1949

dari ayah Kusumo Maryono dan ibu Saminah. Ayahnya

keturunan Hamengku Buwono II. Dari garis keturunan ayah

mengalir dua aliran budaya; éyang putrinya seorang rangga

(asisten wedana) Madiun, éyang kakungnya adalah tokoh yang

dulu mengembangkan pesantren terkenal di Ponorogo (Djoko

keberatan nama pesantren itu disebut). Éyang kakungnya ke-

mudian pindah ke Prawirodirjan, menjadi manggalaning yudha (bidang pertahanan) Keraton Yogyakarta. Dari garis keturunan

ibu, simbah kakungnya adalah keturunan Paku Buwono V.

Simbah putrinya menangani masalah keuangan Keraton Sura-

karta.4

Di lingkungan keraton, dia disebut sebagai anak dha-dhung kepuntir. Secara harafiah, dhadhung kepuntir adalah tali

yang terbelit-belit, sehingga sangat sukar untuk diurai. Ung-

kapan ini menggambarkan kondisi yang serba salah dan konflik

3 Garda adalah sebutan untuk anggota paguyuban, yang aktif dalam

pertemuan rutin Reboan (diselenggarakan setiap Hari Rabu, dari pukul 21.00 WIB sampai dengan 02.00 WIB dinihari Kamis) dan kegiatan-kegiatan lain di luar praktik pengobatan. Adapun prajurit adalah sebutan untuk anggota yang selain mengikuti pertemuan rutin Reboan dan kegiatan-kegiatan lain, juga aktif melakukan praktik pengobatan.

4 Djoko menyebut “éyang” kepada kakek dan neneknya dari garis keturunan ayah dan “simbah” untuk kakek dan neneknya dari garis keturunan ibu. Sebutan ini dipengaruhi oleh tata cara dalam keraton yang menganut garis keturunan ayah (patriarkat). Dalam budaya keraton, kalau seorang pria keturunan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menikah dengan perempuan keturunan Keraton Surakarta Hadiningrat, maka pria tersebut harus “mengikuti” istri tinggal di Surakarta. Ada perjanjian di antara keluarga besar keraton, bahwa anak perempuan boleh dibesarkan di lingkungan Keraton Surakarta, tapi anak laki-laki harus dibesarkan di lingkungan Keraton Yogyakarta setelah berusia delapan tahun.

Page 23: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Paguyuban Arso Tunggal

151

batin yang mendalam, karena posisi anak laki-laki dari ayah

keturunan Keraton Yogyakarta dan ibu dari Keraton Surakarta

berada dalam tarik-menarik pengaruh dua budaya dari dua

keraton tersebut.

Konflik batin dalam diri Djoko Murwono bertambah lagi

karena dirinya memeluk agama Katolik. Dia mengakui, masih

ada kesan bahwa bangsawan Jawa itu harus Islam, sehingga dia

dan keluarganya yang menganut Katolik pun “dibuang” dari

lingkungan keraton. Djoko Murwono berada di dalam tarik-

menarik budaya besar Jawa (Yogyakarta dan Surakarta) serta

dua agama besar, Katolik dan Islam. Beberapa kali dia dicap

sebagai Katolik yang Kejawèn, bahkan sebagai orang yang ingin

membentuk agama lain. Kata Djoko:

Hamengku Buwono II itu kakek canggah saya. Sentot Prawirodirdjo5 masih terhitung sebagai kakek saya. Maka, di Yogyakarta saya dicap sebagai ’bangsawan merah,’ karena seluruh keturunan Prawirodirdjo me-mang dicap sebagai bangsawan merah, dalam arti musuh Belanda. Ini menambah konflik batin dalam diri saya.

Sejak kecil, Djoko merasakan konflik batin dalam ke-

luarga besarnya. Konflik batin itu justru membuat dia banyak

belajar dan membentuk kepribadiannya.

Kalau pulang ke Surakarta ia “dicuci otak” habis-habisan

tentang hal-hal yang berkaitan dengan kebiasaan, adat istiadat,

nilai-nilai budaya Keraton Surakarta Hadiningrat. Sebaliknya,

5 Sentot Prawirodirdjo, nama lengkapnya Sentot Ali Basya Abdullah

Mushtofa Prawirodirjo, adalah salah satu buyut dari Sultan Hamengku Buwono I dari garis keturunan ibu. Ia adalah komandan pertempuran dari pasukan-pasukan pelopor pada saat Perang Diponegoro. Gelar basya atau pasya adalah gelar yang diilhami oleh para panglima perang di Turki yang pada zaman itu menjadi kebanggaan bagi umat Islam di seluruh dunia. Ketika dilantik oleh Pangeran Diponegoro sebagai panglima besar, dia masih berusia sekitar 17 tahun, namun kecakapannya dalam bertempur dan keberaniannya sangat mengagumkan.

Page 24: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Jawa Menyiasati Globalisasi

152

kalau pulang ke Yogyakarta, ia mendapat “indoktrinasi” tentang

kebiasaan, adat istiadat, dan nilai-nilai budaya Keraton Nga-

yogyakarta Hadiningrat. “Persaingan” antara dua keraton, yang

selama ini dikenal sebagai pusat budaya Jawa tersebut, memicu

munculnya konflik batin dalam dirinya.

Dia mengaku tidak dapat “masuk” secara penuh ke dalam

kehidupan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat karena ada

darah Surakarta Hadiningrat mengalir dalam tubuhnya. Sebalik-

nya, ia pun tidak bisa “masuk” secara penuh ke dalam ke-

hidupan Keraton Surakarta Hadiningrat karena ada darah

Yogyakarta yang juga mengalir dalam tubuhnya.

Perbedaan antara Keraton Surakarta dan Keraton

Yogyakarta tercermin dalam berbagai hal, antara lain cara

berpakaian. Orang-orang Keraton Yogyakarta memakai surjan,

orang-orang Keraton Surakarta mengenakan beskap. Surjan menjadi ciri khas busana Keraton Yogyakarta, adapun beskap adalah ciri khas busana Keraton Surakarta. Ikat kepala (udheng)

pun berbeda; udheng Yogyakarta dilengkapi sinthingan (kain

yang terburai), udheng Surakarta tidak dilengkapi sinthingan.

Tutup kepala (blangkon) dua keraton ini juga berbeda;

blangkon Yogyakarta dilengkapi mondholan (benda yang

menonjol di bagian belakang blangkon), blangkon Surakarta

tidak. Corak batik pun berbeda. Corak batik Surakarta cen-

derung lebih rumit dan halus, lebih banyak cecek dan ukelan,

corak batik Yogyakarta lebih besar.

Dari segi kesenian dan kesusastraan juga terdapat perbe-

daan antara Keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta. Bunyi

kecrèk (atau kepyak) wayang surakartanan: ‘’crèk-crèk,’’ bunyi

kecrèk (atau kepyak) wayang ngayogyakartanan: ‘’thing-thing,’’

alur cerita berbeda, cengkok juga berbeda.

Page 25: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Paguyuban Arso Tunggal

153

Sentimen kewilayahan itu sebagai dampak dari perpecah-

an Keraton Mataram menjadi dua, yaitu menjadi Keraton

Surakarta Hadiningrat dan Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Perpecahan terjadi setelah Perjanjian Gianti sekitar tahun

1755.6

Sejak berusia delapan tahun, Djoko harus pindah ke

Yogyakarta, dididik dan dibimbing oleh éyangnya dalam nilai-

nilai Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Dia diajari adat

istiadat dan budaya Keraton Yogyakarta secara penuh. Pertama

kali diajari nembang macapat, lalu membaca tulisan Jawa; mulai

Jawa biasa, Jawa modern, sampai bahasa Kawi sebagai bahasa

keraton. Ketika sudah dewasa, dia dibimbing membaca kitab

dalam bahasa Jawa kuna dan menggambar di atas daun lontar.

Setelah itu, Djoko kecil pun diajari aturan memakai baju,

tata cara, sopan santun (unggah-ungguh). Sopan santun dalam

keraton itu misalnya memanggil orang yang lebih tua dan lebih

6 Soekanto dalam buku “Sekitar Jogjakarta 1755-1825” (Perdjandjian Gianti

- Perang Dipanagara, 1952) menyebutkan, Perjanjian Gianti berawal dari perasaan sakit hati Pangeran Ario Mangkubumi karena Susuhunan Paku Buwono II ingkar janji. Ketika itu, kerusuhan terus terjadi di Mataram sepeninggal Sultan Agung. Perjanjian Gianti adalah perjanjian kesepakatan antara VOC (diwakili oleh Gubernur Nicholas Hartingh atas nama Gubernur Jenderal Jacob Mossel), pihak Mataram (diwakili oleh Susuhunan Paku Buwono III) dan pihak pemberontak dari kelompok Pangeran Mangkubumi. Perjanjain ini terjadi pada tanggal 13 Februari 1755, di Gianti, desa kecil di tenggara Kota Karanganyar, Jawa Tengah. Berdasarkan perjanjian ini, wilayah Mataram dibagi dua: wilayah di sebelah timur Kali Opak (melintasi daerah Prambanan) dikuasai oleh pewaris tahta Mataram (yaitu Paku Buwono III) dan tetap berkedudukan di Surakarta, sementara wilayah di sebelah barat (daerah Mataram yang asli) diserahkan kepada Pangeran Mangkubumi. Pada saat itu pula Pangeran Mangkubumi dinobatkan menjadi Sultan Hamengku Buwono I dengan gelar Ingkang Sinuwun Kangjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing-Ngalaga Ngabdurrahman Sayidin Panotogomo Khali-ffatullah. Setelah selesai penandatanganan Perjanjian Gianti, daerah Mataram yang ada dalam kekuasaan Pangeran Ario Mangkubumi diberi nama Nga-yogyakarta Hadiningrat dengan ibu kota Ngayogyakarta (Kota Yogyakarta). Nama Ngayogyakarta Hadiningrat ditetapkan pada tanggal 13 Maret 1755.

Page 26: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Jawa Menyiasati Globalisasi

154

terhormat harus dengan sebutan nak ndalem. Dengan orang

yang tingkatannya lebih tinggi lagi, misalnya memiliki ke-

dudukan sebagai raja, dengan sebutan sampéyan ndalem.

Memanggil teman sejawat, dengan grade yang sama dengan

sebutan mas, singkatan dari radèn mas, jadi yang muda atau tua

selalu dipanggil mas. Bahasa yang digunakan ketika bercakap-

cakap dengan orang yang lebih muda adalah bahasa Jawa ngoko atau krama madya, dengan orang yang lebih tua menggunakan

bahasa Jawa krama inggil..

Dari keluarga ibunya, banyak orang ternama, antara lain

Mr. Supomo (tokoh hukum nasional), Mr. Saharso (yang men-

dirikan BRI pertama kali di Purwokerto). Pengacara pertama

orang Jawa, Mr. Suwidji adalah pamannya. Kenyataan itu

menjadi beban dan kecemburuan keluarga ayahnya. Ada per-

saingan, yang menyebabkan Djoko Murwono merasa “terjepit”

di tengah-tengah, menambah konflik batinnya.

Kalau ikut bapak, dia menjadi ndara Jogja: ndara dha-plangan, senengané ngglembuk (senang membujuk). Kalau ikut

ibu menjadi ndara ukelan, lamis-lamisan; umuk.7 Jadi, ter-jadi

pertengkaran keras dalam batinnya. Dia dicekoki wayang

mataraman, tapi harus mendengarkan budaya surakartanan.

Menghadapi konflik batin tersebut, dia lebih memilih

diam, menerapkan ajaran Jawa, yaitu dedalané guna lawan sek-ti, kudu andhap asor, wani ngalah dhuwur wekasané, tumungkula yèn sun didukani, palang disimpangi, ana catur mungkur. Makna ungkapan tersebut adalah, bahwa jalan menu-

7 Dhaplangan adalah sebutan untuk gaya tarian Keraton Yogyakarta, yang

lebih banyak diwarnai gerakan-gerakan tangan dan kaki yang tegak. Ukelan adalah sebutan untuk gaya tarian Keraton Surakarta yang lebih banyak diwarnai gerakan tangan dan kaki yang lemah gemulai berputar-putar. Menurut Djoko, budaya Keraton Yogyakarta dikenal dengan budaya ngglembuk atau membujuk, adapun budaya Keraton Surakarta dikenal dengan budaya umuk atau mengungggulkan diri sendiri.

Page 27: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Paguyuban Arso Tunggal

155

ju kehidupan yang bermanfaat adalah harus rendah hati, berani

mengalah, menunduk kalau dimarahi, serta menghindari

rintangan dan percekcokan.

Djoko mengaku, sebelum pindah ke Yogyakarta sering

mendengar bisikan “aku sangkan paraning dumadi – yèn ibumu ora tak pundhut kowé ora cedhak aku, kowé kudu nèng Yogya.” (“Akulah sangkan paraning dumadi, kalau ibumu tidak Aku

‘ambil,’ maka kamu tidak dekat dengan-Ku. Kamu harus ke

Yogyakarta”). Sejak saat itulah, Djoko merasa kehidupannya

selalu didampingi oleh “Sang sangkan paraning dumadi.” Kalau

merindukan Surakarta, ia biasa berjalan kaki dari Stasiun Kereta

Api Lempuyangan Yogyakarta, menyusuri rel sampai Stasiun

Balapan Surakarta. Perjalanan itu ia tempuh dalam waktu tujuh

jam tanpa merasa lelah.

Sejak kecil dia sudah diberi anugerah berupa kemampun

untuk mengetahui sesuatu yang akan terjadi (ngerti sakdurungé winarah) atau waskita.8 Contoh, dia sudah mengetahui bahwa

8 Selama melakukan observasi partisipatif di Paguyuban Arso Tunggal,

penulis dua kali membuktikan kebenaran sifat waskita Djoko Murwono. Pembuktian pertama terjadi pada saat syukuran ulang tahun Paguyuban Arso Tunggal (24 Oktober 2009). Sebelum acara dimulai, sekitar pukul 17.30 WIB hujan turun sangat lebat. Orang-orang yang hadir terlihat panik, karena air hujan menimpa tenda, membasahi kursi-kursi, bahkan makanan yang sudah disiapkan di atas meja besar. Kepada Djoko Murwono, penulis mengatakan: “Lho Pak, kok malah hujan…?” Jawabnya: “Tenang, hujan ini hanya lewat. Sebentar ya, saya ke dalam (kamar) dulu, tidak ada lima menit hujan ini pasti berhenti.” Ia pun bergegas masuk kamar, sekitar lima menit kemudian keluar dan mengatakan kepada penulis: “Ya ta, hujan sudah mandhek.” Benar, saat itu juga hujan memang berhenti. Pembuktian kedua terjadi di sela-sela pertemuan Reboan, 28 Juli 2010. Saat itu penulis meminta tolong Djoko Murwono untuk mengobati ibu mertua penulis yang sudah tiga kali terserang stroke. Sekitar lima menit kemudian, ia langsung bercerita tentang riwayat hidup ibu mertua penulis; mulai masa mudanya, persoalan-persoalan keluarga yang dihadapinya, konflik-konflik batin yang dialami, sampai terkena stroke. Semua itu ia ceritakan dengan sangat rinci, termasuk sebab-sebab ibu mertua penulis menderita sakit yang tak kunjung sembuh. Cerita itu sangat mengejutkan penulis, karena hampir seratus persen tepat sesuai dengan kenyataan.

Page 28: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Jawa Menyiasati Globalisasi

156

simbah kakungnya akan meninggal. Di usia enam tahun,

bahkan ia pun mengetahui ibunya akan meninggal. Waktu

istrinya hamil, ia sudah mengetahui anaknya yang akan lahir itu

laki-laki, kemudian langsung ia beri nama, meskipun masih

dalam kandungan.

Menurut dia, sesungguhnya semua orang dapat ngerti sakdurungé winarah, tinggal mau atau tidak, karena kemampu-

an itu berasal dari Allah. Orang tidak dapat melakukan hal itu

karena pengaruh duniawi, terbebani hal-hal yang bersifat

duniawi, terbebani harta benda (kabotan kadonyan, kabotan bandha).

Dalam perspektif Teori Habitus Pierre Bourdieu (Harker,

2005), riwayat Djoko Murwono tersebut menunjukkan relasi

habitus dan ranah. Konflik batin yang berkecamuk dalam diri

Djoko Murwono adalah habitus, adapun lingkungan sosialnya

yang ditandai dengan beberapa perbedaan antara Keraton

Ngayogyakarta Hadiningrat dan Keraton Surakarta Hadiningrat

adalah ranah. Konflik batin (subjektif/habitus) yang ber-

langsung berpuluh-puluh tahun dalam dirinya berelasi timbal-

balik dengan kondisinya sebagai anak dhadhung kepuntir

karena benturan antarnilai-nilai budaya dua keraton (objek-

tif/ranah).

Relasi timbal-balik itu kemudian membentuk Djoko

sebagai pribadi yang merdeka, tidak memihak Yogyakarta dan

tidak memihak Surakarta, menitikberatkan pada nilai-nilai

kemanusiaan, melewati sekat-sekat agama, golongan, bahkan

budaya. Itulah sebabnya, sampai sekarang dia memilih tinggal

di Semarang dan giat melakukan gerakan-gerakan sosial-ke-

manusiaan melalui Paguyuban Arso Tunggal. Ketika ditanya

tujuan hidup, dia menjawab: “menjadi manusia, menjadi diri

sendiri; manusia yang bermanfaat bagi manusia-manusia yang

lain dan lingkungan.”

Page 29: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Paguyuban Arso Tunggal

157

Beberapa Komentar

Sebagian besar anggota Arso Tunggal menilai Djoko

Murwono sebagai orang yang memiliki kelebihan, baik secara

spiritual maupun intelektual. Djurianto Prabowo, sarjana

pertanian yang menjadi anggota garda paguyuban ini, mengakui

bahwa Djoko Murwono memiliki kelebihan spiritual sekaligus

intelektualitas yang melebihi orang-orang kebanyakan. “Dia

mampu menggabungkan dua kelebihan itu, sehingga pengeta-

huannya di bidang spiritual bisa dikembangkan menjadi karya-

karya nyata yang bermanfaat bagi kemanusiaan. Dia bisa meng-

eksplorasi kearifan-kearifan lokal Jawa untuk dikembangkan ke

dalam penelitian-penelitian ilmiah yang menghasilkan obat-

obatan alternatif dan pertanian organik,” katanya.

Pertemuan Djurianto dengan Djoko Murwono berawal

dari pertemanannya dengan Herujati yang sudah lebih dulu

bergabung dengan Arso Tunggal sejak tahun 1980-an. Dari

Herujati, dia mendapat cerita tentang pemikiran Djoko yang

sering melawan arus, aneh-aneh, dan unik. Cerita yang mirip

dia peroleh pula dari istrinya yang mengajar di Fakultas

Teknologi Pertanian Unika Soegijapranata Semarang, tempat

Djoko Murwono ketika itu juga mengajar. Kesan istrinya, Djoko

Murwono orang pintar tapi agak kasar (kalau berbicara ceplas-

ceplos dan sangat berterus terang).

“Ketika anak ketiga kami lahir banyak dibantu dengan obat-obat herbal dari Pak Djoko, dan saya merasa anak ini sehat, baik kondisinya. Tapi, waktu itu saya belum kontak langsung dengan Pak Djoko. Baru setelah itu, saya diajak Mas Herujati ke Plamongan (rumah Djoko Murwono), ngobrol ngalor-ngidul. Saya merasa orang ini punya komitmen serius untuk masyarakat petani dan membuat obat murah tapi efektif. Mulailah tahun 2002-an saya bergabung dengan Arso Tunggal,” kata Djurianto.

Page 30: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Jawa Menyiasati Globalisasi

158

Tahun 2004, Djurianto mendapat kecelakaan yang me-

nyebabkan gegar otak ringan. Saat itu, dia ditangani langsung

oleh Djoko Murwono, selain juga mengonsumsi obat BIP dan

albumin (nanas dicampur telur ayam kampung, dikocok, di-

biarkan 10-15 menit, dicampur dengan stansol). Ternyata, kese-

hatan dia cepat pulih.

“Pak Djoko itu kalau menjelaskan sesuatu, misalnya

tentang kitab suci dan pengetahuan, bisa komprehensif. Biasa-

nya, orang lain menjelaskan hal-hal semacam itu hanya dari

disiplin ilmu mereka sendiri, tapi Pak Djoko itu lintas disiplin,

misalnya menjelaskan tanah yang banyak dimasuki pupuk

kimia, maka unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman menjadi

kurang, NPK (nitrogen, pospat, kalium) tidak terserap. Akibat-

nya, tanaman, padi, menjadi miskin kandungan P-nya, padahal

pospat diperlukan untuk proses metabolisme tubuh manusia.”

Eryono, prajurit Arso Tunggal di pos Ketapang Kaliman-

tan, menjelaskan bahwa ia bergabung dengan paguyuban ini

berawal dari kesembuhan penyakit kanker yang diderita anak-

nya. Beberapa tahun yang lalu, anaknya dinyatakan terkena

kanker dan harus dioperasi di Jakarta. Pada saat yang hampir

bersamaan, ia mendapat informasi bahwa di Semarang ada

Paguyuban Arso Tunggal yang mengadakan pengobatan alter-

natif. Ia kemudian memutuskan untuk membawa anaknya itu

ke Arso Tunggal. Setelah mendapat terapi dan minum obat dari

paguyuban ini, ternyata anaknya sembuh. Sejak saat itu, Eryono

bergabung dengan Arso Tunggal hingga menjadi prajurit seka-

rang. Menurit Eryono, Djoko Murwono memiliki kelebihan,

selain kelebihan di bidang spiritual juga kelebihan di bidang

ilmu pengetahuan dan teknologi pengobatan dan pertanian.

Prajurit yang lain, Subiyanto menjelaskan, bahwa Djoko

Murwono mampu menerjemahkan laku ke dalam karya nyata

Page 31: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Paguyuban Arso Tunggal

159

kemanusiaan. Pada awalnya, menurut Subiyanto yang berga-

bung dengan Arso Tunggal sejak tahun 1994 ini, kegiatan Djoko

Murwono banyak bersifat olah kebatinan. Olah kebatinan itu,

kemudian dikembangkan menjadi kegiatan yang bertujuan

membantu masyarakat melalui pengobatan dan pertanian

alternatif. “Banyak hal yang membuktikan, bahwa Pak Djoko

memang memiliki kekuatan spiritual, namun kekuatan itu tidak

berhenti pada sekadar krenteg atau karep, melainkan dilakukan

ke dalam karya nyata,” katanya.

Romo Sebastian, romo yang melayani jemaat Gereja

Katolik Gedangan, Semarang, dalam wawancara dengan penulis

(4 Januari 2010) menyebut Djoko Murwono sebagai seorang

intelektual. Romo yang pernah menulis kertas kerja tentang

kegiatan pengobatan yang dilakukan Arso Tunggal melalui

klinik Hati Kudus ini berpendapat, selain dilatarbelakangi

budaya Jawa, Djoko juga dipengaruhi oleh nilai-nilai Katolik

yang pernah diperoleh ketika belajar di seminari. Bagi dia,

gerakan yang dilakukan Djoko lewat Paguyuban Arso Tunggal

lebih bersifat intelektual daripada spiritual.

Menurut Romo Sebastian, kelemahan Djoko Murwono

justru terletak pada pendiriannya yang sangat kuat dan keras,

sehingga terkesan tidak mudah menerima pendapat orang lain.

Dalam banyak hal, Djoko sangat teguh pada kebenaran yang ia

yakini, sehingga kadang-kadang terkesan memaksakan kehen-

dak.

Komentar yang mirip dengan komentar Romo Sebastian,

disampaikan Edi Suhandoyo, pengelola Pusat Pelatihan

Peternakan di Dusun Kwayuhan, Desa Sendangmulyo, Godean,

Yogyakarta. Sudah berpuluh-puluh tahun, Edi bekerja sama

dengan Djoko mengembangkan budidaya lele dan ayam, meng-

gunakan teknologi Arso Tunggal. Menurut Edi, Djoko

Murwono sangat teguh memegang pendirian, namun justru

Page 32: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Jawa Menyiasati Globalisasi

160

karena itulah ia senang bekerja sama. “Bagi saya, yang penting

mengikuti arahannya saja. Kita harus menghormati beliau

sebagai orang yang sudah sepuh dan berpengalaman, meskipun

dalam pelaksanaan, kami bisa saja melakukan modifikasi,”

katanya.

Adapun sebagian besar mahasiswa Teknik Kimia Undip

yang sedang mengikuti mata kuliah yang diampu Djoko

Murwono (Matematika Kimia atau MTK dan Fenomena

Perpindahan atau Fenper) maupun yang sudah lulus, juga

menyebut Djoko sebagai dosen dengan tingkat intelektualitas

tinggi. Sebagian di antara mereka bahkan menyebut Djoko

jenius. Mahasiswa-mahasiswa tersebut mem-buat account facebook “Ir. R.P. Djoko Murwono S.U. Fans Club,” sebagai

forum tukar-menukar pikiran, gagasan, dan bahkan kritikan

dan sindiran terhadap Djoko, baik dalam wall maupun

discussion. Sampai 8 September 2010 pukul 23.00 WIB, anggota

account tersebut mencapai 501. Selain di facebook, komentar

tentang Djoko Murwono juga dapat dijumpai di blog. (lihat

komentar-komentar tersebut di lampiran).

Gambar 1:

Djoko Murwono dan mahasiswanya. (sumber: “Ir. R.P. Djoko Murwono S.U Fans Club”).

Page 33: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Paguyuban Arso Tunggal

161

Mengenai forum tersebut, Djoko menanggapi, “Bagi saya,

forum semacam itu malah bagus. Itu forum demokratis.

Mahasiswa silakan mau ngomong apa saja, saya tidak akan

marah. Kalau ada yang berkomentar saya membodoh-bodohkan

ya biar saja, agar mereka menjadi pinter.” Menurut dia, men-

didik mahasiswa tidak sekadar mengajarkan untuk hafal suatu

mata kuliah, melainkan harus mendidik mereka untuk mampu

mencipta sesuatu. Untuk bisa mencipta, maka mahasiswa harus

dilatih menjadi orang yang kritis dan account facebook itu salah

satu forum yang memberi ruang agar mahasiswa berani kritis.

Pada tahun 1980-an, ketika berusia 30 tahun, Djoko

merasa batinnya mulai “digoyang” oleh Tuhan Yang Maha Esa,

yang selalu ia sapa dengan sebutan “Juragan.” Inti “goyangan”

itu berupa permintaan agar dia meninggalkan hal-hal duniawi,

memperdalam dan menitikberatkan pada hal-hal spiritual untuk

menolong sesama manusia. Pada awalnya muncul keragu-

raguan karena hal itu berarti hilangnya kebebasannya.

Pada saat itu, ketika undian berhadiah (lotere, perjudian)

masih diperbolehkan di Indonesia, misalnya Nalo, Porkas, dan

SDSB (Sumbangan Dana Sosial Berhadiah), banyak orang yang

datang ke rumah Djoko Murwono, meminta ramalan nomor

buntut. Pada awalnya, dia melayani permintaan orang-orang

yang ingin menang judi tersebut.

“Tapi, saya kemudian dimarahi ‘Juragan’ mengapa ke-

mampuan saya digunakan untuk itu,” katanya.

Tahun 1984, setelah menyelesaikan pendidikan S-2 di

Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ia pindah ke

Semarang. Saat itulah ia merasa menemukan kematangan, men-

dapat pijakan yang benar. Ia kemudian mendirikan Paguyuban

Arso Tunggal, dengan titik tolak ingin memayu hayuning

Page 34: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Jawa Menyiasati Globalisasi

162

buwana, membuat dunia tersenyum, serasi, semarak, dan lebih

bahagia.

Gambar 2:

Djoko Murwono di Padepokan Arso Tunggal, Jl Bulusan Selatan Raya Nomor 111, Semarang:

Kesimpulan

Paguyuban Arso Tunggal bukan perkumpulan kebatinan

(seperti yang dikenal dalam gerakan kejawèn), melainkan

perkumpulan sosial-budaya. Paguyuban ini menitikberatkan

gerakan pada bidang pengobatan, pertanian, dan budaya,

berbasis pada budaya dan kearifan lokal Jawa.

Secara garis besar, tujuan Arso Tunggal adalah membantu

pemerintah, negara, dan masyarakat Indonesia dalam pengem-

bangan bidang pengobatan dan pertanian yang berbasis budaya

dan kearifan lokal Jawa. Untuk mencapai tujuan tersebut,

paguyuban ini melakukan berbagai usaha sosial, edukasional,

dan informasi, agar masyarakat kembali ke alam di bidang

pengobatan dan pertanian, dalam rangka menjaga kesehatan

secara holistik.

Di bidang pengobatan, usaha-usaha itu dilakukan dengan

dasar-dasar pemikiran: ketidakpastian dalam pengobatan model

Sumber: koleksi pribadi penulis

Page 35: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Paguyuban Arso Tunggal

163

Barat yang sangat rasional dibandingkan dengan model

pengobatan Timur (Jawa) yang sudah teruji; membantu pasien-

pasien yang kurang mampu; memadukan pengobatan model

Barat dan pengobatan model Timur (terutama untuk mengatasi

kebuntuan pengobatan penyakit akibat virus dan kanker) demi

kesejahteraan umat manusia.

Dasar pemikiran di bidang pertanian terutama terkait

dengan penerapan sistem pertanian modern yang unorganik.

Sistem modern tersebut menyebabkan kerusakan tanah, makin

ganasnya serangan hama, tingginya biaya produksi budidaya

pangan. Selain itu, sistem tersebut juga menurunkan kadar

kesehatan umat manusia karena mengonsumsi bahan makanan

yang sudah terkontaminasi oleh bahan-bahan kimia. Oleh sebab

itu, Arso Tunggal berusaha mengajak pemerintah dan masyara-

kat untuk kembali ke alam, ke budaya dan kearifan lokal Jawa.

Untuk menunjang kegiatan pengobatan dan pertanian

tersebut, Arso Tunggal melakukan kajian-kajian, eksplorasi,

serta pengembangan budaya dan kearifan lokal Jawa. Melalui

pertemuan-pertemuan rutin dan kegiatan ritual, pada intinya

kegiatan di bidang budaya itu bertujuan mengembalikan

manusia pada budaya dan kearifan lokal untuk menangkal

pengaruh budaya luar.

Paguyuban Arso Tunggal tidak dapat dilepaskan dari

aktor sentral, yaitu Djoko Murwono, yang lahir dari ayah

kerabat Keraton Yogyakarta dan ibu kerabat Keraton Surakarta.

Perpaduan budaya dua keraton itu membentuk kepribadian

Djoko yang teguh pada prinsip dan semangat mengembangkan

budaya dan kearifan lokal Jawa. Nilai-nilai budaya dan awa

kemudian melandasi gerakan Arso Tunggal dalam

pengembangan bidang pengobatan dan pertanian.

Page 36: Bab Lima Paguyuban Arso Tunggal - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/735/6/D_902006011_BAB V.… · Yayasan Arso Tunggal sebagai wadah pelayanan, pengembang-an

Jawa Menyiasati Globalisasi

164

Ilmu budaya dan kearifan lokal Jawa yang diperoleh

Djoko Murwono dari kakeknya di Keraton Yogyakarta, kemu-

dian dipadukan dengan ilmu pengetahuan yang ia peroleh di

bangku kuliah, terutama Ilmu Kimia, menghasilkan berbagai

penemuan di bidang pengobatan dan pertanian. Berbagai

penemuan itu kemudian ia kembangkan melalui Paguyuban

Arso Tunggal.

Secara kelembagaan, Paguyuban Arso Tunggal memang

tidak besar. Terdapat pula kelemahan dalam berbagai kegiatan-

nya, antara lain masih sangat tergantung pada aktor sentral dan

belum adanya langkah-langkah regenerasi atau transfer ilmu

pengetahuan (di bidang pengobatan dan pertanian; terutama

dalam hal riset) yang memadai dari aktor sentral kepada jajaran

di bawahnya. Kelemahan itu harus mendapat perhatian serius

dari paguyuban ini, agar gerakan yang telah dilakukan tidak

berhenti di tengah jalan.