bab lima harus fix

98
BAB V ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN 5. 1. Potensi, permasalahan serta tantangan wilayah studi dalam penataan ruang A. Potensi Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi, berupa kawasan potensi pertambangan minyak dan gas bumi Blok Enrekang yang terdapat di Kabupaten Enrekang ditetapkan di Kecamatan Masalle Desa Batu Ke’de, Kecamatan Alla, Kecamatan Baraka, Kecamatan Baroko, Kecamatan Enrekang, Kecamatan Cendana, Kecamatan Maiwa dan Kecamatan Anggeraja. KSK dengan sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi, terdiri atas; a. Kawasan potensi tambang batu bara di Kecamatan Enrekang; b. Kawasan PLTA di Desa Lebani Kecamatan Bungin dan di Desa Buttu Batu Kecamatan Enrekang;. 1 c. Kecamatan Enrekang merupakan Pusat Kegiatan Lokal ( PKL ) d. Kecamatan Enrekang merupakan pusat kegiatan perdagangan dan jasa di Kabupaten Enrekang. Adapun beberapa fungsi pusat permukiman di Kecamatan Enrekang antara lain : 1 Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 14 tahun 2011tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten Enrekang Tahun 2011 - 2031 TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 127

Upload: ndiink

Post on 30-Nov-2015

74 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tentang perencanaan

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Lima Harus Fix

BAB V

ANALISIS POTENSI WILAYAH KECAMATAN

5. 1. Potensi, permasalahan serta tantangan wilayah studi dalam penataan

ruang

A. Potensi

Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi, berupa

kawasan potensi pertambangan minyak dan gas bumi Blok Enrekang yang

terdapat di Kabupaten Enrekang ditetapkan di Kecamatan Masalle Desa

Batu Ke’de, Kecamatan Alla, Kecamatan Baraka, Kecamatan Baroko,

Kecamatan Enrekang, Kecamatan Cendana, Kecamatan Maiwa dan

Kecamatan Anggeraja.

KSK dengan sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam

dan/atau teknologi tinggi, terdiri atas;

a. Kawasan potensi tambang batu bara di Kecamatan Enrekang;

b. Kawasan PLTA di Desa Lebani Kecamatan Bungin dan di Desa

Buttu Batu Kecamatan Enrekang;.1

c. Kecamatan Enrekang merupakan Pusat Kegiatan Lokal ( PKL )

d. Kecamatan Enrekang merupakan pusat kegiatan perdagangan dan

jasa di Kabupaten Enrekang.

Adapun beberapa fungsi pusat permukiman di Kecamatan

Enrekang antara lain :

ekonomi, yaitu sebagai pusat produksi dan pengolahan barang;

jasa perekonomian, yaitu sebagai pusat pelayanan kegiatan

keuangan/bank, dan/atau sebagai pusat koleksi dan distribusi barang,

dan/atau sebagai pusat simpul transportasi, pemerintahan, yakni

sebagai pusat jasa pelayanan pemerintah;

jasa sosial, yaitu sebagai pusat pemerintahan, pusat pelayanan

pendidikan, kesehatan, kesenian, dan/atau budaya.

1Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang Nomor 14 tahun 2011tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten Enrekang Tahun 2011 - 2031

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 127

Page 2: Bab Lima Harus Fix

Dangke merupakan makanan khas masyarakat Kab.Enrekang

dimana bahan bakunya berasal dari susu sapi.Pengrajin Dangke di

Kab.Enrekang sebanyak 182. unit usaha dalam 2 (dua) kecamatan yaitu,

Enrekang dan Kec.Curio dan mempunyai binaan sebanyak 6 buah dan

memproduksi susu dalam satu tahun mencapai 96.000 liter yang terdiri

dari susu sapi dan kerbau.

B. Permasalahan

Dapat dilihat secara langsung bahwa Kecamatan Enrekang di

kelilingi oleh gunung-gunung sehingga menyebabkan kecamatan ini sulit

untuk berkembang walaupun kecamatan ini merupakan ibukota Kabupaten

Enrekang. Sebab dalam perencanaan transportasi terutama jalan sebagai

akses bilitas di Kecamatan Enrekang menyebabkan kawasan ini sulit untuk

untuk di kembangkan karena kondisi fifik wilayah yang berbukit-bukit.

Namun bukan hanya masalah letaknya yang berada di antara

gunung-gunung, banjir juga menjadi masalah yang cukup menyesakkan

warga dimana hampir setiap musim hujan terjadi banjir dikarenakan

terdapat 2 sungai yang cukup besar yaitu sungai saddang dan sungai mata

allo dan sungai ini memiliki titik pertemuan sehingga pada saat hujan,

kedua sungai tersebut meluap sehingga tidak dapat menampung jumlah air

yang sangat besar dan pada akhirnya air tersebut merembes masuk ke

permukiman-permukiman warga setempat.

C. Tantangan dalam penataan ruang

Di dalam penataan ruang memiliki tantangan tertentu dalam

merencanakan suatu wilayah sesuai dengan potensi yang di miliki masing-

masing wilayah. Sumber daya sangat berpengaruh pada penataan ruang,

sebab karakteristik sumber daya yang dimiliki merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi tingkat perkembangan dan pembangunan suatu

wilayah. Potensi sumber daya yang dimiliki oleh Kecamatan Enrekang

berproporsi pada sumber daya alam berupa sandang, pangan dan papan

yang tentu akan membantu perkembangan wilayahnya, selain itu, dengan

sumber daya manusia yang dimiliki Kecamatan Enrekang cukup memadai

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 128

Page 3: Bab Lima Harus Fix

untuk mengelolah sumber daya alam yang ada memungkinkan untuk dapat

berkembang pesat baik dalam sektor pertanian, perkebunan maupun

perekonomian untuk menjual hasil buminya keluar dari daerah Kecamatan

Enrekang.

Selain potensi, hal yang menjadi subtansi pokok dalam penataan

ruang suatu wilayah yaitu permasalahan-permasalahan seputar penataan

ruang di wilayah tersebut dan tantangan dalam mewujudkan tata ruang

yang kondusif dan berkelanjutan. Berdasarkan hasil survei, permasalahan

paling berpengaruh sekaligus merupakan tantangan wilayah Kecamatan

Enrekang dalam penataan ruang yaitu, kondisi topografi, merupakan

kawasan rawan bencana serta permasalahan aksesbilitas yang belum

memadai untuk menunjang tingkat perkembangan di Kecamatan

Enrekang. Adapun berbagai permasalahan dan tantangan wilayah

Kecamatan Enrekang dalam penataan ruang beserta arahan-arahannya

dirangkum dalam tabel 5.1:

Tabel 5.1Permasalahan dan Tantangan Serta Arahan Kecamatan Enrekang

Dalam Penataan Ruang

No.Permasalahan dan Tantangan

ArahanIndikator Uraian

1. Kondisi Topografi wilayah

Kecamatan Enrekang memiliki topografi 500-1000 mdpl yang merupakan daerah berbukit-bukit, dengan kemiringan lereng yang sangat berfariasi mulai dari daerah datar sampai kemiringan lereng yang cukup curam. Dengan demikian, sangat berpengaruh pada penataan ruang berupa tata letak pembangunan di Kecamatan Enrekang.

Melakukan perencanaan berbasis lingkungan, yaitu dengan cara mengubah bentang alam yang ada, selain itu merencanakan berdasarkan peruntukannya. Karena kondisi topografi di Kecamatan Enrekang merupakan salah satu aspek wilayah yang menjadi karakteristik tersendirI dan cirri khas yang dimiliki oleh Kecamatan Enrekang itu sendiri.

2 Kawasan rawan bencana

Dengan kondisi fisik wilayah yang dimiliki oleh Kecamatan Enrekang

Tidak melakukan pembangunan di daerah rawan Longsor di Kecamatan

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 129

Page 4: Bab Lima Harus Fix

menjadikan wilayah ini merupakan kawasan rawan bencana sebab memiliki kemringan lereng yang cukup curam serta diapit oleh dua sungai besar yaitu sungai saddang, sungai mata allo. Berdasarkan peta rawan bencana, beberapa Desa/ Kelurahan di Kecamatan Enrekang terdapat titik rawan bencana longsor dan banjir.

Enrekang adapun pengembangnnya dapat diarahkan untuk peningkatan disektor pertanian. Pada daerah yang memilki kondisi topografi yang memungkinkan tidak adanya pembanguan. Selain itu perlunya pencegahan terhadap daerah yang rawan banjir dan longsor dengan membangun tanggul pada daerah sekitar sungai serta daerah rawan longsor,

3 Aksesibilitas Tingkat kenyamanan dan kemudahan akses antar Desa/Kelurahan di Kecamatan Enrekang’ relatif rendah, dikarenakan angkutan umum hanya beroperasi pada hari pasar dan sarana transportasi yang masih kurang, serta kondisi jalan yang kurang baik, memnyebabkan aksesbilitas terganggu

Perlu adanya pemerataan perbaikan jalan, baik jalan kolektor, lokal maupun jalan lingkungan di Kecamatan Enrekang, serta perlunya pengadaan angkutan umum meski diluar hari pasar, untuk mengangkut masyarakat yang ada di sekitar wilayah Kecamatan Enrekang, aksesibilitas dan sistem transportasi sangat berpengaruh pada tingkat pengembangan dalam tujuan penataan ruang.

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2013

5.2 Analisis Kedudukan dan kepentingan wilayah studi dalam kebijakan

pembangunan wilayah kabupaten

Kecamatan Enrekang sebagai Pusat Kegiatan Lingkungan ( PKL ) Hal

tersebut menjadi pertimbangan dalam satuan kebijakan pembangunan wilayah

kabupaten Enrekang. Dalam rencana pengembangan kawasan andalan

Kabupaten Enrekang, Kecamatan Enrekang diarahkan dalam pengembangan

Kawasan Fungsional sebab Kecamtan Enrekang juga merupakan ibukota

kabupaten dengan arahan sebagai kawasan unggulan industri, pariwisata,

perdagangan dan jasa dengan memberdayakan masyarakat setempat dan tetap

mempertahankan fungsi konservasi. Sehingga Kecamatan Enrekang perlu

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 130

Page 5: Bab Lima Harus Fix

meningkatkan tingkat pembangunan wilayahnya dalam aspek sarana dan

prasarana yang dapat meningkatkan wilayah Kecamatan Enrekang

Berdasarkan arah pembangunan dan rencana struktur ruang Kabupaten

Enrekang terhadap Kecamatan Enrekang, maka dapat disimpulkan bahwa

wilayah Kecamatan Enrekang memiliki taraf kepentingan dan kedudukan

yang sangat penting bagi pengembangan pembangunan khususnya dalam

aspek perekonomian dan pusat sentral kegiatan Kabupaten Enrekang. Maka

dari itu, pemerintah Kecamatan Enrekang perlu mengupayakan dengan

kapasitas yang lebih pada pembangunan sarana dan prasarana yang

sentralisirnya telah ditetapkan dalam kebijakan pembangunan Kabupaten

Enrekang yakni berpusat pada pembangunan berbasis pusat kegiatan

lingkungan, pusat kegiatan sentral serta perdagangan dan jasa. Dengan

fasilitas yang memadai tentunya akan membantu wilayah lain dalam

mengolah sumberdaya alam dalamnya dengan tujuan meningkatkan tingkat

perkembangan wilayah Kabupaten Enrekang.

Kedepan dengan adanya perkembangan kota yang diikuti dengan

bertambahnya jumlah penduduk maka pengembangan kawasan perumahan

dan permukiman melalui penciptaan lokasi-lokasi permukiman khususnya di

daerah Kecamatan Enrekang, dengan ditunjang infrstruktur yang lengkap dan

memadai seperti, fasilitas kesehatan, pendidikan, dan fasilitas lain yang akan

meningkatkan tingkat perkembangan sumber daya manusia. Sehingga sumber

daya alam yang ada di Kabupaten Enrekang di imbangi dengan sumber daya

manusia yang kreatif dan unggul.

5.3 Analisis Kondisi Fisik Dasar

A. Analisis topografi dan kemiringan lereng

Kondisi Topografi di Kecamatan merupakan wilayah dataran yang

telah ditinjau dari aspek topografi. Kecamatan Enrekang mempunyai

tingkat ketinggian berada pada ketinggian 50-2000 mdpl. Jadi Kecamatan

Enrekang memiliki wilayah yang cukup tinggi sehingga penyerapan sinar

matahari dapat mencukupidigunakan untuk pertanian, perkebunan dan

objek wisata.

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 131

Page 6: Bab Lima Harus Fix

Kondisi kemiringan lereng di Kecamatan ini yaitu 0-40%.Dengan

daerah yang memiliki kemiringan lereng yang berfariasi tiap daerah

dengan kemiringan 8-15%, 15-25%, dan 25-40%. Maka berdasarkan

“Pedoman Penyusunan Pola Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah,

tahun 1986”. Wilayah ini berada pada wilayah 0-8% atau landai, sehingga

wilayah ini cocok untuk wilayah pengembangan permukiman yang

didukung oleh fungsi penunjang lainnya seperti ketersediaan sarana dan

prasarana. Sedangkan kemiringan 8-15% Dapat di lakukan pembangunan

namun dalam taraf yang disesuaikan maksudnya bangunan-bangunan

dengan ketinggian bangunan yang melebihi dua lantai diasumsikan untuk

tidak dilakukan.Selain itu dengan kemiringan 8-25% cocok dimanfaatkan

sebagai kawasan persawahan, perkebunan, dan peternakan dan

pembangunan pemukiman namun disesuaikan dengan tingkat kerawanan

bencana atau kesesuaian wilayah yang ada. Dan untuk kemiringan lereng

25-40% baik dimanfaatkan sebagai kawasan hutan yang dapat membantu

jumlah RTH yang ada di Kecamatan Enrekang dan cocok sebagai kawasan

lindung untuk mengembangkan tumbuhan-tumbuhan langkah serta sebagai

habitat atau tempat hidup hewan-hewan hutan yang ada di Kecamatan

Enrekang sehingga dapat dimanfaatkan sebagai kawasan pariwisata alam.

B. Analisis Geologi dan Jenis Tanah

Kecamatan Enrekang memiliki struktur geologi berupa batu

gamping, batuan epiklasik dan batuan lava. Jenis tanah yang di Kecamatan

Enrekang adalah tanah Aluvial, tanah Litosol, tanah Mediteran, dan tanah

podsilik dengan tingkat kesuburan rendah maupun tinggi .

Berdasarkan jenis tanah yang ada di Kecamatan Enrekang ,maka

kawasan ini cocok untuk pertanian dan perkebunan jangka panjang

ataupun jangka pendek berupa coklat, kacang-kacangan, sayur-sayuran,

buah-buahan, serta umbi-umbian yang dapat dikelola sehingga membantu

tingkat perkembangan wilayah.

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 132

Page 7: Bab Lima Harus Fix

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 133

Page 8: Bab Lima Harus Fix

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 134

Page 9: Bab Lima Harus Fix

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 135

Page 10: Bab Lima Harus Fix

Sedangkan untuk tanah yang memiliki tingkat kesuburan tanah

yang kurang baik atau rendah dapat di manfaatkan sebagai kawasan

terbangun pada ketinggian yang memungkinkan untuk mendirikan

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 136

Page 11: Bab Lima Harus Fix

bangunan, dan untuk daerah yang tidak memungkinkan untuk terbangun

dapat dimanfaatkan sebagai kawasan hutan yang dapat membantu jumlah

RTH yang ada di Kecamatan Enrekang.

C. Analisis Klimatologi dan Hidrologi

1. Klimatologi

Iklim dan cuaca sangat mempengaruhi pola kehidupan

penduduk di suatu wilayah tertentu. berdasarkan data curah hujan dan

jumlah hari hujan di Kecamatan Enrekang, musim hujan terjadi

berkisar antara bulan November sampai bulan juni, dimana kondisi

iklim ini sangat mendukung untuk pengembangan kawasan budidaya

pertanian terutama tanaman jangka pendek seperti padi, sayur, dan

jagung .

Sedangkang musim kemarau terjadi pada kisaran bulan Juli

sampai bulan Oktober. Dimana dengan kondisi iklim ini menyebabkan

tingginya suhu di Kecamatan Enrekang di mana kondisi ini sangat

mendukung untuk pengembangnan kawasan budidaya perkebunan

utamanya tanaman jangka panjang seperti buah coklat, rambutan, dan

durian.

2. Hidrologi

Kecamatan Enrekang merupakan daerah lintasan air sungai

atau yang biasa disebut dengan wathershed. Di Kecamatan Enrekang

memiliki beberapa genangan berupa air permukaan baik itu genangan

temporer (sungai yang digunakan sebagai irigasi persawahan, dan

pengairan untuk areal perkebunan) maupun genangan periodik yang

terjadi saat musim penghujan yaitu areal persawahan. Sumber air yang

melimpah menjadikan Kecamatan Enrekang memiliki potensi

pertanian dan perkebunan yang tinggi karena seyogyanya tanaman

membutuhkan air untuk hidup dan di Kecamatan Enrekang hal itu

dapat terpenuhi. Kebutuhan air bersih yang bersumber dari PDAM

sudah ada, namun tidak semua desa/kelurahan di Kecamatan Enrekang

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 137

Page 12: Bab Lima Harus Fix

telah terjangkau air bersih dari PDAM, sebagian kecil masih

bergantung pada sumur bor dan juga dari sungai.

5.4 Analisis Penggunaan Pemanfaatan Lahan

Penggunaan dan pemanfaatan lahan di Kecamatan Enrekang di bagi 6

dan penggunan lahan yang paling luas yaitu hutan, baik hutan budidaya, hutan

lindung, maupun hutan konservasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa di

Kecamatan Enrekang masih terdapat lahan yang belum di gunakan atau belum

diolah. Namun pada saat sekarang pemerintah sudah mulai memanfaatkan

hutan yang belum dimanfaatkan untuk pelestarian plasma nutfah, penahan dan

penyaring partikel padat dari udara, peredam kebisingan, mengurangi bahaya

hujan asam. Begitupun dengan penggunaan lahan lainnya yang dimana

pemerintah terus berusaha mengembangkan fungsi lahan masing-masing

seperti RTH yaitu pengembangan Kecamatan Enrekang. Berikut adalah tabel

penggunaan lahan di Kecamatan Enrekang :

Tabel 5.2Penggunaan Lahan di Kecamatan Enrekang Tahun 2012

No. Penggunaan LahanLuas Lahan

(Ha)Persentase

1 Sarana 3144,9 1.082 Peemukiman 9405,4 3,23

3 Kebun Campuran 62547,6 21,48

4 Ladang 28740,4 9,87

5 Sawah 14792,4 5,08

6 Hutan 92656,6 31,82

7 Semak 51133 17,56

8 Padang Rumput 28767,6 9,88

Jumlah 291,19 100

Sumber : Kecamatan Dalam Angka dan Survey Lapangan 2013

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 138

Page 13: Bab Lima Harus Fix

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 139

Page 14: Bab Lima Harus Fix

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 140

Page 15: Bab Lima Harus Fix

5.5 Analisis Perekonomian Wilayah

A. Pertumbuhan Ekonomi Wilayah

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 141

Page 16: Bab Lima Harus Fix

Kecamatan Enrekang yang di tunjang dengan tingkat kesuburan

tanah sehingga kawasan ini berkembang dalam sektor pertanian dan

perkebunan yang tiap tahunnya terus meningkat begitu pun dengan

kecamatan yang lain yang ada di Kabupaten Enrekang sehingga kebutuhan

masyarakat dapat terpenuhi.

Kondisi sektor riil belum menunjang untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi agar dapat menjaga kesinambungan pembangunan

secara berkelanjutan. Hingga sekarang, sektor riil berupa hasil pertanian

dan perkebuanan belum mampu di suplai Keluar daerah Kecamatan

Enrekang maupun keluar kabupaten Enrekang sebab minimnya

infrastruktur untuk mengelola hasil pertanian dan perkebuan sehingga

belum mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi yang ditandai dengan

lemahnya investasi, rendahnya daya saing dan tingkat inflasi tinggi

terutama karena faktor aksesibilitas rendah yang mengakibatkan daerah ini

selalu terjebak pada masalah ekonomi biaya tinggi. Tanpa pembenahan,

kondisi ini diduga akan menjadi ancaman serius bagi Kecamatan Enrekang

karena akan berdampak pada terbatasnya penciptaan peluang kerja,

tingginya jumlah pengangguran dan jumlah penduduk miskin serta migrasi

keluar penduduk.

Berbagai kebijakan ekonomi akan diarahkan pada pencapaian

pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkesinambungan. Kondisi ini

akan terus dijaga dan harga komoditi unggulan daerah Kecamatan

Enrekang sperti tanaman jangka panjang maupun jangka pendek perlu

distabilkan/ditingkatkan guna menjaga supply-demand yang seimbang.

Pengelolaan Sumber Daya Alam. Efektivitas pemanfaatan sumber daya

alam sebagai modal pertumbuhan ekonomi, yang diiringi dengan

infrastruktur yang memadai, dengan berbagai kebijakan penerapan pola

pembangunan berkelanjutan (sustainable development) pada

keseimbangan antara eksploitasi SDA dan pertumbuhan ekonomi agar

tingkat pengurasan SDA tidak sampai pada tingkat yang mengancam

kehidupan masyarakat di daerah.

B. Komponen Pertumbuhan Ekonomi

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 142

Page 17: Bab Lima Harus Fix

1. Analisis Growth PDRB Kabupaten Enrekang

Analisis Growth dilakukan untuk mengetahui tingkat

pertumbuhan dari sektor ekonomi yang ada di suatu wilayah setiap

tahunnya. Berdasarkan nilai PDRB Kabupaten Enrekang tiga tahun

terakhir(2009, 2010, 2011), dapat diketahui nilai growth 2009-2010 dan

growth 2010-2011. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 5.3:

Tabel 5.3Produksi Sektor Pertanian di Kabupaten Enrekang dan Produksi Kecamatan Enrekang Tahun 2011

No. Sektor Ekonomi

PDRB Kabupaten Enrekang Persentase

2009 2010 20112009-

2010 (%)

2010-2011 (%)

1 Pertanian 741.380,20 909.612,49 1.085.451,92 22,69 19,33

2Pertambangan dan Penggalian

10.991,82 12.555,40 14.260,58 14,24 13,59

3 Industri Pengolahan 41.088,05 42.903,87 59.817,60 4,42 39,43

4Listrik, Gas dan Air Bersih

7.400,55 8.563,59 10.186,26 15,73 18,96

5 Bangunan 93.314,03 111.413,42 121.611,99 19,40 9,15

6Perdagangan, Hotel dan Restoran

138.937,91 170.839,38 201.709,32 22,96 18,07

7Angkutan dan Komunikasi

35.181,05 43.609,34 52.554,99 23,96 20,52

8Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

63.438,62 77.765,90 89.261,97 22,59 14,78

9 Jasa-Jasa 482.482,98 544.145,46 656.835,91 12,78 20,71Sumber: PDRB Kabupten Enrekang dan Hasil Analisis Tahun 2013

Berdasarkan perhitungan analisis growth pada tabel 5.3, PDRB

Kabupaten Enrekang secara keseluruhan sektor perekonomian

mengalami nilai pertumbuhan (+). Hal ini menujukkan seluruk sektor di

Kabupaten Enrekang baik disektor pertanian, pertambangan,

perdagangan, jasa dan lainnya berpotensi untuk mengalami

perkembangan.

2. Analisis Growth Kecamatan Enrekang

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 143

Page 18: Bab Lima Harus Fix

Kecamatan Enrekang sebagai pusat kegiatan lokal dan

merupakan ibukota Kabupaten Enrekang yang dimana kawasan ini

lebih bergerak pada kegiatan perkotaan yang dimana terdapat berbagai

kegiatan perdagangan dan jasa. Selain itu, Kecamatan Enrekang yang

masih bergerak dalam kegiatan produksi pertanian meliputi sektor

tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan dapat diketahui

pada basis dan kurun waktu mana sektor tersebut mengalami

pertumbuhan (+) atau penurunan (-) dengan menggunakan analisis

growth yang dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut:

Tabel 5.4Analisis Growth Produksi Sektor Pertaniandi Kecamatan Enrekang Tahun 2009-2011

No Sektor PertanianTahun Nilai growth

2009 2010 20112009-2010

(%)2010-2011

(%)

1.Tanaman Pangan (ton)

24.872,65 25.648,75 28.615,3 3,10 11,57

2. Perkebunan (ton) 684.54 713.87 793,4 4,43 11,293. Perikanan (ton) 21,37 22,18 22,65 8,88 6,624. Peternakan (ekor) 45.316,67 47.631,39 48.388 5,11 1,56

Berdasarkan tabel 5.4, dapat dilihat bahwa semua sektor ekonomi

yang ada di Kecamatan Enrekang bernilai (+) baik sektor tanaman

pangan atau pertanian, perkebunan, peternakan, maupun perikanan.

3. Analisis Share Kecamatan Enrekang Terhadap Prospek Ekonomi

Kabupaten Enrekang

Karakteristik ekonomi wilayah Kecamatan Enrekang dapat

diketahui dengan menggunakan analisis share. Bila share bernilai x>2

diberi tanda (+) dan dinyatakan kontribusi yang diberikan besar dan bila

share bernilai 1<x<2 diberi tanda (-) dan dinyatakan kontribusi yang

diberikan kecil (rendah). Adapun hasil share Kecamatan Enrekang

terhadap prospek ekonomi Kabupaten Enrekang yakni dapat dilihat pada

tabel 5.5 berikut;

Tabel 5.5Analisis Growth Produksi Sektor Pertanian

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 144

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

Page 19: Bab Lima Harus Fix

di Kecamatan Enrekang Tahun 2009-2011

No Sektor Ekonomi

Produksi

Nilai ShareKabupaten Enrekang

Kecamatan Enrekang

1Tanaman Pangan (ton)

243.225,58 28.615,3 11,76

2 Perkebunan (ton) 744.921,13 793,4 0,11

3 Perikanan (ton) 406,41 22,65 5,57

4 Peternakan (ekor) 926.255 48.388 5,22Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.5 diatas dapat disimpulkan bahwa nilai share

tertinggi ada pada sektor tanaman pangan yaitu 11,76 sedangkan yang

terendah ada pada sektor perkebunan yaitu 0,11. Dari hasil analisis growth

dan share di Kecamatan Enrekang maka pertimbangan klasifikasi sektor

sebagai komponen pertumbuhan ekonomi yang ditinjau dari tingkat

pertumbuhan pada tahun 2011, maka ditetapkan pengelompokan klasifikasi

sektor yang diuraikan pada tabel 5.6 berikut;

Tabel 5.6Klasifikasi Sektor Hasil Growth dan Share

Kecamatan Enrekang Tahun 2011

No. Sektor Ekonomi Growth Share Klasifikasi Sektor

1Tanaman Pangan (ton)

(+) (+) Sektor Unggulan

2 Perkebunan (ton) (+) (-) Sektor Dominan

3 Perikanan (ton) (+) (+) Sektor Unggulan

4 Peternakan (ekor) (+) (+) Sektor UnggulanSumber : Hasil Analisis Tahun 2013

Gambar 1. Komponen Pertumbuhan Ekonomi

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 145

Sektor Dominan (+

-)

SektorUnggulan

(+ +)

SektorStatis

(- -)

SektorPotensial (-

+)

Page 20: Bab Lima Harus Fix

Berdasarkan gambar 1 diatas dapat dilihat bahwa Kecamatan

Enrekang memiliki 3 sektor unggulan yaitu sektor tanaman pangan atau

pertanian, perikanan, dan peternakan, serta memiliki satu sektor dominan

yaitu sektor perkebunan.

C. Perkembangan PDRB Kabupaten/Kecamatan EnrekangTahun 2007 –

2011

Dengan melihat nilai PDRB Kabupaten Enrekang, dapat diketahui

bahwa perkembangan nilai PDRB Kabupaten Enrekang terus mengalami

peningkatan dari tahun 2007-2011 dimana rata-rata pertumbuhannya yakni

1.661.376,28 juta rupiah. Dari kurva peningkatan ini, menurut analisis

kami, Kabupaten Enrekang harus terus meningkatkan perekonomian tidak

hanya dalam peningkatan produksi sektor pertanian namun juga dalam

sektor perindustrian, pertambangan maupun transportasi.

Hal yang utama perlu dilakukan yakni peningkatan kualitas sumber

daya manusia dan peningkatan aksesibilitas. Jika suatu wilayah mengalami

perkembangan maka kualitas sumber daya manusia adalah hal yang paling

berpengaruh terhadap pencapaian perkembangan tersebut selain itu

aksesibilitas merupakan poin penting pula dalam meningkatkan

perekonomian hingga pembangunan di suatu wilayah. Beberapa wilayah

di Kabupaten Enrekang bagian utara memiliki aksesibilitas yang kurang

baik, untuk itu tanpa dihalangi oleh kondisi aspek fisik dasar, sebaiknya

pemerintah maupun masyarakat setempat melakukan peningkatan

aksesibilitas hingga ke daerah-daerah pedalaman Kabupaten Enrekang

misalnya dengan perbaikan dan pelebaran jalan.

D. Analisis Sektor Basis Eksport Kabupaten/Kecamatan Enrekang

A. Analisis LQ Sektor Pertanian

Pada sektor pertanian, produksi Kabupaten Enrekang pada tahun

2011 mencapai 126.827,57 Ton terhadap komoditas yang terdapat di

Kecamatan Enrekang. Sedangkan produksi di Kecamatan Enrekang

mencapai 28.615,3 Ton. Adapun jenis komoditas yang terdapat di

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 146

Page 21: Bab Lima Harus Fix

Kecamatan Enrekang dapat dilihat pada tabel 5.7 beserta produksinya

tiap komoditas.

Tabel 5.7Produksi Sektor Pertanian di Kabupaten Enrekang dan Produksi Kecamatan

Enrekang Tahun 2011

NoJenis

KomoditasProduksi Kabupaten

(Ton)

Produksi Kecamatan

Enrekang(Ton)1 Padi 67.583,74 6.681,72 Jagung 46.135,03 21.071,93 Ubi Kayu 9.068,63 258,14 Ubi Jalar 3.450,70 3695 Kacang Tanah 64,12 6,86 Kacang Kedelai 525,35 227,8

Jumlah 126.827,57 28.615,3 Sumber: PDRB Kabupaten Enrekang dan Kecamatan Enrekang Dalam Angka Tahun 2011

Diagram 5.1Produksi Sektor Pertanian di Kabupaten Enrekang dan Produksi Kecamatan

Enrekang Tahun 2011

Padi JagungUbi Kayu

Ubi JalarKacang Tanah

Kacang Kedelai

01000020000300004000050000600007000080000

Produksi Kabupaten (Ton)

Produksi Kecamatan Enrekang (Ton)Produksi Kabupaten (Ton)

Sumber: PDRB Kabupaten Enrekang dan Kecamatan Enrekang Dalam Angka Tahun 2011

Berdasarkan data produksi sektor pertanian di Kecamatan

Enrekang pada tabel 5.7 dan diagram 5, dapat disimpulkan bahwa

komoditas dengan produksi terbesar yaitu jagung mencapai 21.071,9

Ton dari 46.135,03 Ton produsi Kabupaten Enrekang, sementara padi

yang menjadi bahan makanan pokok hanya mencapai 6.681,7 Ton dari

67.583,74 Ton produksi Kabupaten Enrekang. Adapun komoditas

dengan produksi terendah yaitu kacang tanah, hanya mencapai 6,8 Ton

dari 64,12 Ton produksi Kabupaten Enrekang. Besarnya jumlah

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 147

Page 22: Bab Lima Harus Fix

produksi di Kecamatan terhadap produksi skala Kabupaten jelas

mempengaruhi potensi suatu komoditas. Untuk lebih jelas dapat dilihat

pada tabel 5.8. berikut:

Tabel 5.8Hasil Analisis LQ Sektor Pertanian di Kecamatan Enrekang

No Jenis KomoditiR1 R2

LQ Potensi(Si/S) (Ni/N) (Si/Ni) (S/N)

1 Padi 0,23 0,53 0,10 0,23 0,43 Impor

2 Jagung 0,74 0,36 0,46 0,23 2,05 Ekspor

3 Ubi Kayu 0,01 0,07 0,03 0,23 0,14 Impor

4 Ubi Jalar 0,01 0,03 0,11 0,23 0,33 Impor

5 Kacang Tanah 0,00 0,00 0,11 0,23 0,48 Impor

6 Kacang Kedelai 0,01 0,00 0,43 0,23 1,87 EksporSumber: Analisis LQ dan Hasil Analisis Tahun 2013

Dari tabel 5.8 dapat diketahui komoditas yang berpotensi untuk

dilakukan ekspor ke daerah lain meliputi jagung dan kacang kedelai.

Sementara untuk komoditas lainnya masih memerlukan pasokan dari luar,

seperti padi, kacang tanah, ubi kayu, ubi jalar,dan untuk kebutuhan

pertanian lain seperti tomat, dan sayur-sayuran lainnya masih harus

melakukan impor sebab Kecamatan Enrekang tidak mengasilkan

kebutuhan sayur-sayuran dan lain sebagainnya. Jadi dapat disimpulkan

bahwa pada sektor pertanian di Kecamatan Enrekang, hanya ada dua

komoditas yang berpotensi untuk dilakukan ekspor, sehingga potensi

untuk dilakukannya impor dari daerah lain lebih besar dari pada potensi

untuk dilakukannya ekspor ke daerah lain agar kebutuhan masyarakat

dalam aspek kebutuhan pertanian terpenuhi.

B. Analisis LQ Sektor Perkebunan

Untuk sektor perkebunan, Kecamatan Enrekang memiliki produksi

terbesar pada komoditas pisang, mangga dan pepaya. Produksi disektor

perkebunan mencapai 793,4 Ton di Kecamatan Enrekang dari total

13.856,78 Ton produksi keseluruhan di Kabupaten Enrekang terhadap

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 148

Page 23: Bab Lima Harus Fix

komoditas yang ada di Kecamatan Enrekang. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada tabel 5.9 berikut :

Tabel 5.9Produksi Sektor Pertanian di Kabupaten Enrekang dan Kecamatan Enrekang

Tahun 2011

NoJenis

KomoditiProduksi Kabupaten

(Ton)

Produksi Kecamatan

Enrekang (Ton)1 Nangka 1.261,05 29,52 Salak 2.225,93 11,23 Papaya 4.618,1 181,64 Pisang 1.960,72 243,35 Nanas 282,25 1,66 Alpukat 108,24 5,17 Mangga 965,12 221,38 Jeruk Bali 151,97 9,89 Rambutan 2.256,4 90

Jumlah 13.856,78 793,4Sumber: PDRB Kabupaten Enrekang dan Kecamatan Enrekang Dalam Angka Tahun 2013

Diagram 5.2Produksi Sektor Pertanian di Kabupaten Enrekang dan Kecamatan Enrekang

Tahun 2011

NangkaSalak

PapayaPisang

NanasAlpukat

ManggaJeruk Bali

Rambutan

0500

100015002000250030003500400045005000

Produksi Kabupaten (Ton)

Produksi Kecamatan Enrekang (Ton)

Sumber: PDRB Kabupaten Enrekang dan Kecamatan Enrekang Dalam Angka Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.9 dan diagram 5.2 dapat dilihat produksi

terbesar di Kecamatan Enrekang yaitu pada komoditas pisang dengan

243,3 ton dari 1.960,72 ton produksi Kabupaten Enrekang, sementara

Mangga mencapai 221,3 ton di Kecamatan Enrekang dari produksinya

965,12 ton di Kabupaten Enrekang. Sedangkang komoditas paling rendah

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 149

Page 24: Bab Lima Harus Fix

dalam sektor perkebunan Kecamatan Enrekang yaitu Nanas berkisar 1,6

Ton dari produksinya 282,25 ton di Kabupaten Enrekang.Untuk

mengetahui komoditas apa saja di Kecamatan Enrekang yang berpotensi

untuk dilakukan ekspor ke daerah lain, dapat dilihat pad tabel 5.10 :

Tabel 5.10Hasil Analisis LQ Sektor Pertanian di Kecamatan Enrekang

NoJenis

Komoditi

R1 R2

LQ Potensi(Si/S) (Ni/N) (Si/Ni) (S/N)

1 Nangka 0,04 0,10 0,02 0,06 0,4 Impor

2 Salak 0,01 0,16 0,01 0,06 0,06 Impor

3 Papaya 0,23 0,33 0,04 0,06 0,7 Impor

4 Pisang 0,31 0,14 0,12 0,06 2,21 Ekspor

5 Nanas 0,00 0,02 0,01 0,06 0,17 Impor

6 Alpukat 0,01 0,01 0,05 0,06 1 Impor

7 Mangga 0,28 0,07 0,23 0,06 4 Ekspor8 Jeruk Bali 0,01 0,01 0,06 0,06 1 Impor

9 Rambutan 0,11 0,16 0,04 0,06 0,7 ImporSumber: Analisis LQ dan Hasil Analisis Tahun 2013

Dapat dilihat pada tabel 5.10, komoditas yang berpotensi untuk

diekspor ke daerah lain yaitu pisang dan mangga. Sementara komoditas

seperti nangka, pepaya, rambutan, nanas, alpukat, salak,dan jeruk bali

serta kebutuhan masyarakat dalam aspek tanaman perkebunan lainnya

masih membutuhkan impor dari daerah lain untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat di Kecamatan Enrekang. Jadi dapat disimpulkan, komoditas

disektor perkebunan di Kecamatan Enrekang masih minim yang

berpotensi dilakukan ekspor ke daerah lain.

C. Analisis LQ Sektor Peternakan

Adapun disektor peternakan, jumlah ternak yang ada di Kecamatan

Enrekang mencapai 48.388 ekor dari jumlah keseluruhan ternak yang

ada di Kabupaten Enrekang yaitu 1.019.916 ekor terhadap jenis ternak

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 150

Page 25: Bab Lima Harus Fix

yang ada di Kecamatan Enrekang. Lebih jelasnya dapat dilihat pada

tebel 5.11, sebagai berikut :

Tabel 5.11Produksi Ternak/ Unggas di Kabupaten Enrekang dan Kecamatan Enrekang

Tahun 2011

NoJenis Ternak/

UnggasProduksi

Kabupaten (Ekor)

Produksi Kecamatan

Enrekang(Ekor)1 Sapi Perah 1.362 2042 Sapi Potong 42.107 12.6353 Kerbau 3.489 14 Kambing 36.624 2.1735 Ayam Ras 676.109 25.5736 Itik Manila 565 227 Kuda 432 788 Ayam ras pedaging 41.177 2009 Ayam ras petelur 5.280 7.502

Jumlah 1.019.916 48.388

Sumber: PDRB Kabupaten Enrekang dan Kecamatan Enrekang Dalam Angka Tahun 2013

Diagram 5.4Produksi Ternak/ Unggas di Kabupaten Enrekang dan Kecamatan Enrekang

Tahun 2011

Sapi Perah

Sapi Potong

KerbauKambing

Ayam Ras

Itik Manila

KudaAyam ras pedaging

Ayam ras petelur

0100000200000300000400000500000600000700000800000

Produksi Kabupaten (Ekor)

Produksi Ke-camatan En-rekang (Ekor)

Sumber: PDRB Kabupaten Enrekang dan Kecamatan Enrekang Dalam Angka Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.11 dan diagram 5.3, Kecamatan Enrekang

memiliki produksi terbesar untuk jenis ayam ras mencapai 25.573 ekor

dari total 676.109 ekor keseluruhan di Kabupaten Enrekang, sementara

untuk produksi peternakan yang paling terendah yaitu kerbau dan itik

manila hanya mencapai 1 ekor dan 22 ekor dari 3.489 dan 565 ekor

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 151

Page 26: Bab Lima Harus Fix

jumlah keseluruhan di Kabupaten enrekang. Untuk mengetahui jenis

ternak yang berpotensi di lakukan ekspor ke daerah lain, dapat dilihat

pada tabel 5.12:

Tabel 5.12Hasil Analisis LQ Sektor Peternakan di Kecamatan Enrekang

NoJenis Ternak/

UnggasR1 R2

LQPotens

i(Si/S) (Ni/N) (Si/Ni) (S/N)1 Sapi Perah 0,00 0,00 0,14 0,04 0,28 Impor2 Sapi Potong 0,26 0,04 0,3 0,04 0,15 Impor3 Kerbau 0,00 0,00 0,00 0,04 0,00 Impor4 Kambing 0,04 0,04 0,05 0,04 0,08 Impor5 Ayam Ras 0,53 0,66 0,03 0,04 1,33 Ekspor6 Itik Manila 0,00 0,00 0,03 0,04 0,00 Impor7 Kuda 0,00 0,00 0,18 0,04 0,00 Impor8 Ayam ras pedaging 0,00 0,16 0,00 0,04 0,25 Impor9 Ayam ras petelur 0,16 0,09 0,07 0,04 0,57 Impor

Sumber: Analisis LQ dan Hasil Analisis Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.12 jenis ternak sapi perah, kambing, itik

manila, sapi potong, kerbau, kuda, ayam pedaging, ayam petelur harus

melakukan impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di

Kecamatan Enrekang dalam aspek kebutuhan ternak, sementara untuk

jenis ayam ras berpotensi untuk di ekspor keluar daerah. Jadi, jumlah

jenis ternak di Kecamatan Enrekang yang perlu di impor lebih besar

dibandingkan untuk melakukan ekspor. Sehingga pendapatan

Kecamatan Enrekang dalam peternakan masih sangat kurang di

bandingkan dengan kecamatan yang lain yang ada di Kabupaten

Enrekang.

D. Analisis LQ Sektor Perikanan

Melihat wilayah di Kecamatan Enrekang yang merupakan daerah

daratan berbukit dan dataran, sehingga perikanan yang dimanfaatkan

meruapakan peikanan air tawar seperti sawah, kolam, dan perikanan

dari sungai. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut,

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 152

Page 27: Bab Lima Harus Fix

Tabel 5.13Produksi Sektor Perikanan

di Kabupaten Enrekang dan Kecamatan Enrekang Tahun 2011

No.Jenis

Budidaya Ikan

Produksi Kabupaten

Enrekang (ton)

Produksi KecamatanEnrekang (ton)

1 Sawah 257,57 13,992 Kolam 13,38 5,93 Sungai 10,46 2,76

Jumlah 281,41 22,65Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2013

Diagram 5.4Produksi Sektor Perikanan

di Kabupaten Enrekang dan Kecamatan Enrekang Tahun 2011

Sawah Kolam Sungai0

50

100

150

200

250

300

Produksi Kabupaten Enrekang (ton)

Produksi Kecamatan

Sumber : Badan Pusat Statistik, Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.13 dan diagram 5.4 jumlah perikanan yang ada

di Kecamatan Enrekang mencapai 22,65 ton dari jumlah keseluruhan

perikanan yang ada di Kabupaten Enrekang yaitu 281,41 terhadap jenis

perikanan yang ada di Kecamatan Enrekang. Jumlah perikanan yang

paling besar yaitu sawah dengan hasil perikanan 13,99 ton terhadap

perikanan Kabupaten Enrekang 257,57 ton. Untuk mengetahui jumlah

perikanan yang berpotensi untuk di ekspor atau pun di impor dapat

dilihat pada tabel 5,14 berikut :

Tabel 5.14Hasil Analisis LQ Sektor Perikanan di Kecamatan Enrekang

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 153

Page 28: Bab Lima Harus Fix

No.Jenis

Budidaya IkanRI R2

LQ Potensi(Si/S) (Ni/N) (Si/Ni) (S/N)

1 Sawah 0,62 0,19 0,05 0,08 3,26 Ekspor2 Kolam 0,26 1,07 0,44 0,08 0,24 Impor3 Sungai 0,12 0,08 0,26 0,08 1,5 Ekspor

Sumber: Analisis LQ dan Hasil Analisis Tahun 2013

Berdasarkan tabel 5.14 diatas dapat dilihat bahwa perikanan yang

berpotensi untuk di ekspor pada Kecamatan Enrekang yaitu sawah dan

sungai sedangkan perikanan kolam masih perlu melakukan impor

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Kecamatan Enrekang dalam

sektor Perikanan.

5.6 Analisis Kesesuaian Lahan

Dalam suatu perencanaan, pertimbangan kesesuaian lahan terhadap

pemanfaatan lahan merupakan aspek utama yang perlu diamati. Adapun

prosedur perhitungan pada analisis kesesuaian lahan Kecamatan Enrekang

mencakup beberapa proses yang meliputi penentuan skor kelas seperti

kelerengan lapangan dan yang kedua ialah analisis nilai kelas (pembobotan)

yang diuraikan menjadi beberapa poin penjabaran berikut;

1. Penentuan skor kelas

a. Kelerengan lapangan

Poin utama dalam penentuan skor kesesuaian lahan yakni kondisi

topografi wilayah ialah kelerengan daratan. Untuk mengetahui skor

kelas kelerengan lapangan, kepekaan terhadap erosi, dan intensitas

curah hujan, di Kecamatan Enrekang digunakan kelas dan nilai skor

kemiringan lereng berikut;

Tabel 5.16Kelas dan Nilai Skor Kemiringan Lereng

Nilai Kelas Lereng

Kemiringan ( % ) Kategori

1 0 – 8 Datar2 8 – 15 Landai3 15 – 25 Agak Curam

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 154

Page 29: Bab Lima Harus Fix

4 25 – 40 Curam5 > 40 Sangat Curam

Sebagian besar lahan Kecamatan Enrekang yakni merupakan

lahan dengan kemiringan lereng 8-40%. Pada standar kelas dan nilai

skor kemiringan lereng, dapat diketahui bahwa Kecamatan Enrekang

sehingga berada 3 kategori wilayah yaitu landai, agak curam, dan

curam. Jadi, Kecamatan Enrekang berada pada nilai kelas lereng 2, 3,

dan 4 .

b. Kepekaan Tanah Terhadap Erosi

Tingkat kesesuaian lahan dipengaruhi pula oleh tingkat kepekaan

tanah terhadap erosi. Adapun kelas dan nilai skor kepekaan tanah

terhadap erosi yang dijadikan pedoman dalam penentuan skor

kepekaan tanah di Kecamatan Malua dapat dilihat pada tabel 5.17

berikut;

Tabel 5.17Kelas dan Nilai Skor Kepekaan Tanah Terhadap Erosi

Nilai Kelas Tanah

Jenis Tanah Kategori

1Alluvial, Glei, Planosol, Hidromorf Kelabu, Latereite Air Tanah

Tidak Peka

2 Latosol Agak Peka

3Brown Forest Soil, Non Calvic Brown, Mediteran

Kurang Peka

4Andosol, Laterite, Grumusol, Podsol, Patsolit

Peka

5 Pegosol, Litosol, Organosol, Rensina Sangat Peka

Adapun jenis tanah yang tersusun di Kecamatan Enrekang yaitu

tanah alluvial, tanah litosol, tanah mediteran, dan tanah podsolik.

Berdasarkan tabel 2 jenis tanah ini memiliki kepekaan bermacam-macam

yaitu tidak peka, kurang peka, peka, dan sangat peka sehingga termasuk

dalam kelas 1, 3, 4, dan 5.

c. Intensitas Curah Hujan

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 155

Page 30: Bab Lima Harus Fix

Semakin tinggi intensitas curah hujan di suatu wilayah maka

semakin tinggi pula potensi wilayah tersebut untuk dilakukan kegiatan

budidaya di wilayah tersebut. Pada intensitas curah hujan dalam analisis

kesesuaian lahan yakni rata-rata hujan mm dibagi rata-rata jumlah hari hujan

dalam setahun. Berikut tabel nilai 5.18 dan skor kelas untuk mengukur

intensitas curah hujan di Kecamatan Malua.

Tabel 5.18

Nilai dan Skor Kelas Intensitas Curah HujanNilai Kelas Intensitas Hujan Kategori

1 < 13.5 Sangat rendah2 13,6 - 20,7 Rendah3 20,7 - 27,7 Sedang4 27,7 - 34,8 Tinggi5 >34,8 Sangat Tinggi

Intensitas Curah Hujan = Rata-rata CH / rata-rata HH

= 179,58 / 8,5

= 21,13

Dengan berdasar pada standar nilai dan skor kelas intensitas curah

hujan maka nilai kelas intensitas hujan Kecamatan Malua yakni berada pada

kelas 3 atau memiliki intensitas curah hujan yang tergolong sedang.

2. Analisis Nilai Kelas (Pembobotan)

Menganalisis nilai kelas atau pembobotan dimaksudkan untuk

mengetahui skor total kesesuaian lahan di wilayah Kecamatan Malua

dengan bersumber pada skor kelas kelerangan, kepekaan tanah terhadap

erosi dan intensitas curah hujan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel 5.19 berikut;

Tabel 5.19Hasil Pembobotan Nilai Kelas di Kecamatan Malua

Variabel Kondisi Nilai Bobot Indeks

1 Kelerengan Lapangan 3 3 x 20 602 Kepekaan Tanah 1 1 x 20 20

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 156

Page 31: Bab Lima Harus Fix

3 Intensitas CH 3 3 x 20 60Jumlah 140

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

Dengan hasil pembobotan maka dapat diketahui penetapan kawasan

yang sesuai dengan lahan di Kecamatan Malua. Adapun kriteria penetapan

kawasan berdasarkan hasil skor yakni dapat dilihat pada tabel 5.20 berikut;

Tabel 5.20Kriteria Penetapan Kawasan

Penentuan Kawasan Kriteria

Kawasan Hutan Lindung

Skor 175 dan > 175

Hutan Produksi Terbatas

Skor 125 – 124

Hutan Produksi Tetap < 124Hutan Produksi Konversi

< 124 diluar hutan suaka alam, hutan wisata, hutan produksi tetap dan terbatas

Pada tabel 5.19 dapat diketahui bahwa skor total kesesuaian lahan di

Kecamatan Malua yakni 140. Dengan skor dan kriteria penetapan kawasan

ditetapkan bahwa pemanfaatan ruang di Kecamatan Malua sebagian besar

lahannnya dialokasikan untuk wilayah kawasan lindung yang mencakup

kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian

lingkungan hidup meliputi sumber daya alam dan sumber daya buatan.

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 157

Page 32: Bab Lima Harus Fix

A. Faktor Pembatas Kesesuaian Lahan

Melihat Kondisi fisik wilayah yang dimiliki oleh Kecamatan

Enrekang, sehingga memilki faktor pembatas kesesuaian lahan. Dengan

kemiringan lereng yang dimiliki oleh Kecamatan Enrekang 0-40 %

menyebabkan kawasan ini rawan longsor. Selain itu, wilayah ini di apit

oleh sungai-sungai besar seperti sungai saddang dan sungai mata allo

wilayah ini mengalami banjir ketika musim hujan terjadi. Oleh karena itu

perlu adanya penyesuaian lahan yang ada di Kecamatan Enrekang sesuai

dengan peruntukannya dengan melihat wilayah-wilayah yang dapat di

manfaatkan dengan maksimal. Sebab pada wilayah ini memiliki kesuburan

tanah yang cukup baik.

B. Kesesuaian Lahan Potensial

Melihat potensi yang ada di Kecamatan Enrekang perlu adanya

kesesuaiaan lahan. Sehingga pada kawasan yang berpotensi untuk

dikembangkan perlu melihat aspe-aspek yang ada dalam pemanfaatannya,

agar pembangunan yang dilakukan memiliki manfaat yang maksimal.

Kecamatan Enrekang yang merupakan ibukota Kabupaten Enrekang

sehingga perlu adanya peningkatan Infrastruktur yang ada serta

pemanfaatan lahan yang memiliki tingkat kesuburan tanah yang cukup

baik berpotensi unuk dikembangkan pada sektor pertanian dan perkebunan

dengan kata lain kawasan budidaya yang ada perlu dikembangkan dengan

melihat faktor pembatas kesesuaian lahan.

C. Kesesuaian Lahan Aktual

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 158

Page 33: Bab Lima Harus Fix

Dengan adanya kesesuaian lahan yang ada di Kecamatan Enrekang,

maka kawasan budaya perlu di perhatikan pemanfaatannya agar

bermanfaat sesuai dengan peruntukannya karena melihat beberpa potensi

yang dimilki oleh wilayah tersebut. Oleh karena itu, perlu

mengembangkan kawasan tertentu cepat tumbuh atau potensial tumbuh

(kawasan andalan) terutama dalam rangka meningkatkan keterkaitan

kegiatan produksi pertanian dan perkebunan yang ada di Kecamatan

Enrekang , dengan memperhatikan potensi sumber daya alam yang ada

serta orientasinya dan keterkaitannya dengan pengembangkan kawasan-

kawasan kaya sumberdaya alam dengan mengarahkan pembangunan

seoptimal mungkin dan tetap menjaga kelestarian lingkungan (sustainable

development). Dengan pemanfaatan kawasan yang ada, dengan melihat

kesesuaian lahan, maka sumber daya yang ada tentunya akan di

manfaatkan secara maksimal.

Pada kawasan yang merupakan daerah rawan bencana, maka

kawsan tersebut perlu di kendalikan dengan menjadikan wilayah tersebut

sebagai Kawasan lindung dengan upaya pengendalian lingkungan,

sehingga kawasan ini tidak dimanfaatkan akan tetapi sebagai pola

pengelolaan kawasan yang memberikan perlindungan pada kawasan

bawahannya yang terdiri dari kawasan hutan lindung, kawasan bergambut,

dan kawasan resapan air sehingga mencegah terjadinya bencana banjir dan

longsor di Kecamatan Enrekang. Dan kawasan lindung juga dapat

berfungsi sebagai pengelolaan kawasan suaka alam, pelestarian alam dan

cagar budaya atau pariwisata alam.

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 159

Page 34: Bab Lima Harus Fix

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 160

Page 35: Bab Lima Harus Fix

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 161

Page 36: Bab Lima Harus Fix

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 162

Page 37: Bab Lima Harus Fix

B. Analisis Sistem Jaringan Prasarana

Demi menciptakan kesejahteraan dan perkembangan suatu wilayah

dapat kita lihat dengan ketersediaan dan kelayakan prasarana di wilayah

tersebut. Dimana prasarana ini merupakan suatu sistem bagi masyarakat

untuk melakukan suatu aktivitas atau kegiatan. Adapun hasil analisis

system jaringan prasarana dapat di lihat pada tabel berikut:

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 163

Page 38: Bab Lima Harus Fix

Tabel 5.19Analisis Sistem Jaringan Prasarana di Kecamatan Enrekang

No Prasarana Analisis

1. Jaringan Jalan Perlu dilakukan perbaikan jalan demi kenyamana pengguna jalan. Melihat kondisi jaringan jalan di wilayah ini masih terdapat sedikit jalan yang rusak.

2. Jaringan Drainase

Pentingnya kesadaran masyarakat bahwa drainase adalah salah satu wadah tempat penampungan air hujan maupun air limbah, oleh karena itu perlu diadakannya pembangunan drainase di jalan-jalan yang belum terdapat drainase, serta tidak membuang sampah pada sembarang tempat.

3. Jaringan Air Bersih

Sumber jaringan air bersih di Kecamatan Enrekang di dominasi oleh air PDAM, tetapi terkadang air mengalami kedangkalan, oleh karena itu perlu adanya perhatian ekstrim dar pemerintah.

4. Jaringan Listrik Jaringan listrik sudah terjangkau di seluruh wilayah di Kecamatan Enrekang namun seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan pembangunan di wilayah ini yang tentu membutuhkkan konstribusi jaringan listrik yang lebih besar. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan pembangkit tenaga listrik.

5. Jaringan Telekomunikasi

Untuk meningkatkan kelancaran berkomunikasi di daerah ini, dibuat penambahan sinyal telepon seluler hingga ke daerah-daerah yang lebih terpencil seperti desa buntu batuan. Selain itu, pembangunan telepon umum dan warung telepon juga bisa menjadi salah satu alternatif guna memenuhi kebutuhan masyarakat Kecamatan Malua dalam spasial kebutuhan komunikasi.

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 164

Page 39: Bab Lima Harus Fix

No Prasarana Analisis

6. Persampahan Di Kecamatan Malua belum tersentuh oleh asumsi prasarana dalam pengolahan persampahan secara umum. Jadi sebaiknya di wilayah ini disediakan prasarana persampahan seperti tong sampah, gerobak sampah dan kontainer serta dilakukan pengolahan persampahan dengan sistem persampahan yang berujung pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Selain itu, kebiasaan masyarakat membuang sampah ke sungai harus dihentikan.

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2013

5.8 Analisis Pola Pemanfaatan Ruang

Konsep pengembangan pola ruang akan dikembangkan sesuai dengan

ketentuan dan peraturan ang berlaku serta sesuai dengan kaidah-kaidah

pengembangan ruang. Pada dasarnya pembagian pola ruang ini akan terbagi

berdasarkan 2 pola ruang utama yaitu kawasan budidaya dan kawasan

lindung. Berikut ini akan diruaikan mengenai masing-masing jenis

pemanfaatan ruang tersebut.

A. Kesesuaian Lahan Kawasan Lindung

Hutun lindung adalah kawasan yang karena keadaan dan sifat fisik

wilayahnya perlu dibina dan dipertahankan sebagai hutan dengan

penutupan vegetasi secara tetap guna kepentingan hidroorologi, yaitu tata

air, mencegah banjir dan erosi serta memelihara keawetan dan kesuburan

tanah, baik dalam kawasan hutan yang bersangkutan maupun kawasan yang

dipengaruhi di sekitarnya. Luas kawasan lindung di Kecamatan Enrekang

mencapai 291.190 Ha dari total kawasan lindung di Kabupaten Enrekang.

Kawasan lindung yang terdapat Kecamatan Enrekang terdiri dari beberapa

yaitu:

1. Kawasan hutan lindung

Daerah yang termasuk kawasan hutan lindung memiliki ketinggian

dari 2000 meter serta memiliki kemiringan lebih dari 40%. Luas

kawasan hutan lindung di Kecamatan Enrekang yaitu mencapai

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 165

Page 40: Bab Lima Harus Fix

121.426 Ha. Kawasan hutan lindung di Kecamatan Enrekang terdapat

di Desa Rosoan, Desa Tokkonan, Desa Kallupini, Desa tungka, Ranga

dan Desa Tallu Bamba.

2. Daerah Rawan Bencana

Di Kecamatan Enrekang terdapat daerah rawan bencana yang

memiliki luas 5.728 Ha. Daerah rawan bencana alam yaitu di sekitar

pertemuan antara sungai saddang dan sungai mata allo yaitu di

Kelurahan Juppandang dan Kelurahan Galonta merupakan daerah

rawan bencana banjir. Di Kecamatan Enrekang juga terdapat daerah

rawan bencana longsor yaitu tepatnya di Desa Lembang, Kelurahan

Tuara, Desa Rosoan, Desa Buttu Batu, dan Desa Tallu Bamba. Daerah

rawan bencana merupakan kawasan lindung yang terdapat di

Kecamatan Enrekang.

3. Sempadan sungai

Sempadan sungai merupakan salah satu kawasan lindung yang

terdapat di Kecamatan enrekang dan memiliki luas mencapai 3.276

Ha. Di Kecamatan Enrekang memiliki berbagai sungai seperti sungai

saddang, daite, lumika, mamasa, baban, naodan, bungin dan sungai

mata allo.

Status lahan sangatlah penting dalam menentukan suatu bentuk

manajemen pengelolaan. Penetapan status kawasan lindung merupakan

aspek legal yang berkekuatan hokum. Strategi dan arahan dalam pola

ruang adalah meninjau kembali dokumen RTRW terutama terhadap

alokasi pemanfaatn ruang.

Penetapan kawasan lindung pada dasarnya dilakukan untuk

menjaga kelestaran lingkungan hidup. Inti pengelolaanya bertujuan agar

tetap terjaganya fungsi lindung. Kerusakan fungsi lindung akan menjadi

salah satu penyebab terjadinya bencana alam dan penurunan kualitas

lingkungn hidup.

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 166

Page 41: Bab Lima Harus Fix

B. Kesesuaian Lahan Kawasan Budidaya

Kawasan budidaya merupakan wilayah yang dapat dibudidayakan

dan difungsikan untuk kepentingan pembangunan dalam bentuk kegiatan

usaha berbagai sektor atau sub sektor pembangunan yang relevan.

1. Kawasan peruntukan hutan produksi

Kawasan peruntukan hutan produksi meliputi hutan produksi tetap,

hutan produksi terbatas, dan hutan produksi yang dikonversi. Ketentuan

lebih rinci untuk masing masing jenis peruntukan diatur dalam bagian

ketentuan teknis. Fungsi utama Kawasan peruntukan hutan produksi

memiliki fungsi antara lain: Penghasil kayu dan bukan kayu, sebagai

daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya, membantu

penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat, sumber

pemasukan dana bagi Pemerintah Daerah (dana bagi hasil) sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah.............................

2. Kawasan peruntukan pertanian

Fungsi utama Kawasan peruntukan pertanian memiliki fungsi

antara lain: Menghasilkan bahan pangan, palawija, tanaman keras, hasil

peternakan dan perikanan, sebagai daerah resapan air hujan untuk

kawasan sekitarnya, membantu penyediaan lapangan kerja bagi

masyarakat setempat. Kegiatan kawasan peruntukan pertanian meliputi

pertanian tanaman pangan dan palawija, perkebunan tanaman keras,

peternakan, perikanan air tawar, dan perikanan laut. Luas pertanian

pangan dan palawija di Kecamatan Enrekang yaitu 5.022 Ha yang

terdapat di Desa Lewaja, Tallu Bamba, Lembang, Temban, Tungka,

dan Desa Kaluppini. Luas perkebunan tanaman keras yaitu 34.746 Ha

dan terdapat di Desa Lembang, Ranga, Tokkonan, Galonta, Cemba,

Tobalu, Kelurahan Lewaja, serta Kelurahan Pusseren. kawasan yang

diperruntukan untuk peternakan di Kecamatan Enrekang memiliki luas

mencapai 3.012 Ha dan terdapat di Desa Rosoan, Tungka, Temban,

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 167

Page 42: Bab Lima Harus Fix

Karuen, Buttu Batu, Kelurahan Leoran, Galonta, dan Kelurahan

Lewaja. Sedangkan luas kawasan yang diperuntukan untuk perikanan

air tawar di Kecamatan Enrekang yaitu 2.249 Ha dan terdapat di

Kelurahan Juppandang, Desa Temban, Desa Tungka, dan Desa Karuen.

3. Kawasan peruntukan permukiman

Fungsi utama Kawasan peruntukan permukiman memiliki fungsi

antara lain: Sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan

yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan masyarakat

sekaligus menciptakan interaksi sosial, sebagai kumpulan tempat

hunian dan tempat berteduh keluarga serta sarana bagi pembinaan

keluarga. Kawasan peruntukan permukiman di Kecamatan Enrekang

memiliki luas mencapai 3144,852 Ha dari luas keselurahan wilayah

Kecamatan Enrekang yang tersebar di 12 Desa dan 6 Kelurahan yang

terdapat di Kecamatan tersebut.

4. Kawasan peruntukan pariwisata

Jenis obyek wisata yang diusahakan dan dikembangkan di kawasan

peruntukan pariwisata dapat berupa wisata alam ataupun wisata sejarah

dan konservasi budaya. Fungsi utama Kawasan peruntukan pariwisata

memiliki fungsi antara lain: Memperkenalkan, mendayagunakan, dan

melestarikan nilai-nilai sejarah/budaya lokal dan keindahan alam,

mendukung upaya penyediaan lapangan kerja yang pada gilirannya

dapat meningkatkan pendapatan masyarakat di wilayah yang

bersangkutan. Di Kecamatan Enrekang hanya terdapat satu objek wisata

yaitu permandian air terjun lewaja yang terdapat di Kelurahan Lewaja

dengan luas ..............................

5. Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa

Fungsi utama Kawasan peruntukan perdagangan dan jasa memiliki

fungsi antara lain: Memfasilitasi kegiatan transaksi perdagangan dan

jasa antar masyarakat yang membutuhkan (sisi permintaan) dan

masyarakat yang menjual jasa (sisi penawaran), dan menyerap tenaga

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 168

Page 43: Bab Lima Harus Fix

kerja di perkotaan dan memberikan kontribusi yang dominan terhadap

PDRB. Pemanfaatan ruang di kawasan peruntukan perdagangan dan

jasa diperuntukan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, dengan

tetap memelihara sumber daya tersebut sebagai cadangan pembangunan

yang berkelanjutan dan tetap memperhatikan kaidah-kaidah pelestarian

fungsi lingkungan hidup................

5.9 Analisis Sosial dan Kependudukan

A. Perkiraan Laju Pertumbuhan Penduduk

Proyeksi penduduk terhadap wilayah perencanaan yaitu Kecamatan

Enrekang dengan memperhatikan kecenderungan pertumbuhan wilayah

maka kami menggunakan pendekatan Ekstrapolatip/ekstrapolasi.

Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui kecenderungan pertumbuhan

& perkembangan dengan menggunakan metode proyeksi sesuai

mekanisme dan struktur wilayah perencanaan yg terjadi. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.21 dibawah ini :

Tabel 5.21Jumlah Penduduk Kecamatan EnrekangTahun 2007-2011

No Tahun Jumlah PendudukPertumbuhan/Penurunan

1. 2007 29.530 -2. 2008 27.718 -1.8123. 2009 30.260 +25424. 2010 30.568 +3085. 2011 30.822 +258

Rata-Rata 148.898 324

Jumlah 148.898 1.296Sumber:Kecamatan Enrekang Dalam Angka 2012

Berdasarkan data tabel 5.20, terlihat bahwa data Kecamatan

Enrekang dalam angka jumlah penduduk Kecamatan Enrekang dari tahun

ke tahun mengalami peningkatan dan penurunan, pada tahun 2007

sebanyak 29.530 jiwa dan hingga pada tahun 2011 sebanyak 30.822 jiwa.

Laju pertumbuhan penduduknya mengalami penurunan sehingga

untuk menganalisis proyeksi penduduk di tahun 2031, digunakan metode

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 169

Page 44: Bab Lima Harus Fix

analisis penduduk ekstrapolasi. Adapun Persamaan proyeksi pola

Ekstrapolasi, yaitu:

Dari hasil proyeksi penduduk 20 tahun kedepan (2031) di Kecamatan

Enrekang, jumlah penduduknya yaitu 37.302 jiwa. Pertambahan jumlah

penduduk dari tahun 2011 sampai tahun 2031 adalah 6480 jiwa. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.21 di bawah ini :

Tabel 5.21Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk 20 Tahun Kedepan

Kecamatan Enrekang

No. TahunJumlah

penduduk (jiwa)Pertambahan

(jiwa)

1. 2016 32.442 -2. 2021 34.062 1.6203. 2026 35.682 1.620

4. 2031 37.302 1.620Rata-Rata ∑ penduduk

dan persentase34.872 -

Rata-rata Pertumbuhan Penduduk tiap 5 tahun

- 1.620

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

Diagram 5.5Hasil Proyeksi Jumlah Penduduk 20 Tahun Kedepan

Kecamatan Enrekang

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 170

Pn = P0 + b.∅

Keterangan:

Pn = Jumlah penduduk yang akan diproyeksi

P0 = Jumlah penduduk tahun akhir

b = Rata-rata pertumbuhan penduduk

∅ = Tahun proyeksi-Tahun akhir

Page 45: Bab Lima Harus Fix

2016 2021 2026 20310

5000

10000

15000

20000

25000

30000

35000

40000

Jumlah penduduk (jiwa)

Pertambahan (jiwa)

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

Dari tabel 5.21dan diagram 5.5 dapat kita lihat bahwa pertambahan

jumlah penduduk Kecamatan Enrekang dari tahun 2011-2031 sangat besar

yaitu 37.302 jiwa.Pertambahan jumlah penduduk ini tentunya berpengaruh

pada persediaan lahan, sarana maupun prasarana wilayah.Oleh karena itu

dibutuhkan penambahan jumlah sarana dan prasaran di wilayah tersebut.

Sebelum melakukan analisis kebutuhan sarana dan prasarana di

Kecamatan Enrekang pada tahun 2031, data yang paling di butuhkan

adalah sebaran penduduk tiap kelurahan. Untuk mengetahui jumlah

penduduk tiap kelurahan, perhatikan tabel 5.22 berikut;

Tabel 5.22Hasil Proyeksi Perkembangan Penduduk Berdasarkan Kelurahan

Di Kecamatan Enrekang

No. Kelurahan/Desa

Persentase Penduduk

2011(%)

Jumlah Penduduk

Tahun 2011

Jumlah Penduduk Hasil Proyeksi

Tahun 2032 (jiwa)

1. Leoran 5.51 1697 20552. Galonta 10.92 3365 40733. Juppandang 21.78 6712 81244. Lewaja 3.88 1197 14475. Ranga 3.43 1058 12796. Kaluppini 3.45 1062 12877. Tobalu 2.66 819 9928. Tokkonan 1.72 531 642

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 171

Page 46: Bab Lima Harus Fix

No. Kelurahan/Desa

Persentase Penduduk

2011(%)

Jumlah Penduduk

Tahun 2011

Jumlah Penduduk Hasil Proyeksi

Tahun 2032 (jiwa)

9. Pusserren 8.66 2669 323010 Karueng 5.45 1677 203311. Cemba 3.61 1113 134712. Tungka 5.05 1556 188413. Temban 2.62 809 97714. Buttu Batu 5.25 1619 195815. Tallu Bamba 6.10 1881 227516. Tuara 3.76 1160 140317. Lembang 2.47 762 92118. Rosoan 3.68 1135 1373

Jumlah 100 30.822 37.302 Sumber : Hasil Analisis Tahun 2012

Berdasarkan tabel 5.22 diatas dapat disimpulkan bahwa dari hasil

proyeksi 20 tahun kedepan yaitu tahun 2031, yang memiliki jumlah

penduduk terbanyak ada pada Kelurahan Juppandang yaitu sebanyak 8.124

jiwa, sedangkan yang memiliki jumlah penduduk yang paling sedikit ialah

ada pada Desa Tokkonan yaitu hanya sebanyak 642 jiwa dari total

keseluruhan jumlah penduduk hasil proyeksi tahun 2031 yaitu sebanyak

37.302 jiwa.

B. Distribusi kepadatan penduduk tahun 2031

Wilayah Kecamatan Enrekang berdasarkan keadaan data pada

tahun 2011 mempunyai jumlah penduduk sebanyak 30.822jiwa dengan

luas wilayah sekitar 291,19km2 dan pada tahun 2031 dari hasil proyeksi

20 tahun kedepan jumlah penduduk Kecamatan Enrekang mencapai

37.302 jiwa. Adapun proyeksi kepadatan penduduk Kecamatan Enrekang

pada tahun 2031 dapat kita lihat pada tabel 5.23 dibawah ini :

Tabel 5.23Jumlah Proyeksi Kepadatan Penduduk Perkelurahan

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 172

Page 47: Bab Lima Harus Fix

Di Kecamatan Enrekang

No. Kelurahan/DesaLuas

Wilayah (Km2)

Hasil Proyeksi tahu 2032

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

1. Leoran 11,22 2055 183

2. Galonta 6,40 4073 636

3. Juppandang 11,65 8124 697

4. Lewaja 7,72 1447 187

5. Ranga 23,98 1279 53

6. Kaluppini 13,90 1287 92

7. Tobalu 17,68 992 56

8. Tokkonan 21,23 642 30

9. Pusserren 5,50 3230 587

10. Karueng 8,40 2033 242

11. Cemba 9,20 1347 146

12. Tungka 31,18 1884 60

13. Temban 13,54 977 72

14. Buttu Batu 31,50 1958 62

15. Tallu Bamba 43,44 2275 52

16. Tuara 8,75 1403 160

17. Lembang 12,90 921 71

18. Rosoan 13,00 1373 105

Jumlah 291,19 37.302 128 Sumber: Hasil analisis Tahun 2012

Dari tabel 5.23 dapat kita lihat bahwa peningkatan kepadatan

penduduk di Kecamatan Enrekang pada proyeksi tahun 2032 lebih tinggi

yaitu mencapai 128 jiwa / km2 dibandingkan pada tahun 2011 yang

kepadatan penduduknya sebesar 105,85 jiwa/Km2. Oleh karena itu, perlu

kiranya untuk melakukan pematangan konsep pembangunan atau arahan

perencanaan kota sehingga penduduk tidak lebih leluasa menempatkan

perumahan sesuai keinginannya atau lebih memerhatikan peruntukan

untuk lokasi perumahan.

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 173

Page 48: Bab Lima Harus Fix

C. Indikator tingkat pendidikan masyarakat

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 174

Page 49: Bab Lima Harus Fix

Dalam suatu wilayah ada beberapa indikator penilaian yang

berperan penting salah satunya ialah pendidikan masyarakat. Pendidikan

masyarakat merupakan hal yang penting dalam meningkatkatkan taraf

hidup dan sumber daya manusia. Pada mutu pendidikan sekarang ada

beberapa tingkatan yaitu mulai dari tingkat TK, SD, SMP, dan SMA. Lebih

jelasnya dapat dilihat dalam table berikut ini :

Tabel 5.24Indikator Tingkat Pendidikan Masyarakat

di Kecamatan Enrekang Tahun 2011

NoDesa /

Kelurahan

SaranaPendidikan

(P1)

Tenaga Guru(P2)

Murid TK(P3)

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Leoran 3 4 23 3,69 39 6,78

2 Galonta 14 20,58 105 16,85 117 20,343 Juppandang 12 17,64 112 17,97 109 18,95

4 Lewaja 3 4 21 3,37 35 6,08

5 Ranga 4 5,88 37 5,93 - -6 Kaluppini 2 2,94 17 2,72 - -7 Tobalu 3 4 31 4,97 79 13,738 Tokkonan 1 1,47 9 1,44 - -9 Pusserren 4 5,88 43 6,90 34 5,9110 Karueng 2 2,94 12 1,92 - -11 Cemba 1 1,47 8 1,28 - -12 Tungka 3 4 31 4,97 34 5,9113 Temban 2 2,94 22 3,53 - -14 Buttu Batu 3 4 34 5,45 - -15 Tallu Bamba 3 4 41 6,58 - -16 Tuara 4 5,88 47 7,54 87 15,1317 Lembang 1 1,47 7 1,12 - -18 Rosoan 3 4 23 3,69 41 7,13

Jumlah 68 100 623 100 575 100

1 Leoran 141 2,31 - - - -

2 Galonta 532 8,72 2531 38.83 2913 49.82

3 Juppandang 529 8,67 1305 20.02 2934 50.17

4 Lewaja 363 5,95 - - - -

5 Ranga 541 8,68 661 10.14 - -

6 Kaluppini 312 5,11 - - - -

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 175

Page 50: Bab Lima Harus Fix

NoDesa /

Kelurahan

SaranaPendidikan

(P1)

Tenaga Guru(P2)

Murid TK(P3)

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

7 Tobalu 143 2,34 - - - -

8 Tokkonan 134 2,19 - - - -

9 Pusserren 486 7,96 - - - -

10 Karueng 189 3.09 659 10.11 - -

11 Cemba 177 2.90 - - - -

12 Tungka 349 5.72 - - - -13 Temban 191 3.13 684 10.49 - -14 Buttu Batu 477 7.81 677 10.38 - -

15 Tallu Bamba 521 8.54 - - - -

16 Tuara 337 5.52 - - - -

17 Lembang 179 2.93 - - - -

18 Rosoan 499 8.18 - - - -

Jumlah 6100 100 6517 100 5847 100Sumber: Hasil analisis 2013

D. Dinamika sosial masyarakat

Masyarakat di berbagai belahan dunia, mengalami perkembangan

yang makin lama kompleks. Kelompok sosial sebagai bentuk

pengelompokan manusia, selalu berinteraksi dan memiliki sifat tidak statis.

Berbagai Kelompok sosial yang terbentuk dalam masyarakat memiliki

perkembangan yang tidak sama.

Dinamika kelompok sosial dapat didefinisikan sebagai proses

perubahan dan perkembangan akibat adanya interaksi dan interdependensi,

baik antar anggota kelompok maupun antara anggota suatu kelompok

dengan kelompok lain.

Kelompok sosial yang terbentuk dalam masyarakat, berupa

kelompok sosial kecil ( pertemanan dan kekerabatan ) dan kelompok sosial

besar ( masyarakat desa, kota, dan bangsa ). Kelompok sosial tersebut

bersifat dinamis, dalam arti selalu mengalami perkembangan dan

perubahan. Perkembangan dan perubahan dalam kelompok tersebut

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 176

Page 51: Bab Lima Harus Fix

memunculkan pengaruh terhadap kehidupan kelompok pada masa

berikutnya.

Faktor pendorong dinamika kelompok social

Dinamika kelompok sosial dalam masyarakat menyebabkan

perubahan dan perkembangan kelompok sosial yang makin kompleks.

Perkembangan tersebut tidak lepas dari faktor pendorong yaitu sebagai

berikut.

a) Faktor pendorong dari luar

Faktor pendorong dari luar atau ekstern merupakan pengaruh

dari luar yang menyebabkan dinamisnya suatu kelompok sosial, yang

meliputi berikut.

1) Perubahan Situasi Sosial

Terjadinya situasi sosial yang berubah, misal pembentukan

kabupaten baru atau provinsi baru, industrialisasi, ruralisasi, dan

sebagainya dapat mendorong perkembangan kelompok sosial.

Misal akibat industrialisasi, pola masyarakat yang berdasarkan

nilai kebersamaan/gotong royong bergeser menjadi kelompok

yang berpegang pada nilai individualistis.

b) Perubahan Situasi Ekonomi

Situasi ekonomi masyarakat yang berubah, mendorong pula

terjadinya perubahan pada kelompok sosial. Misal perubahan

dari masyarakat pedesaan dengan segala karakterya menjadi

masyarakat perkotaan yang memiliki karakteristik yang

beerlainan.

3) Perubahan situasi politik

Tterjadinya pergantian pemegang kekuasaan atau sekitar

elite kekuasaan atau perubahan kebijaksanaan penguasa dapat

menyebabkan perkembangan kelompok sosial dalam masyarakat.

b) Faktor pendorong dari dalam

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 177

Page 52: Bab Lima Harus Fix

Faktor dari dalam (intern) kelompok yang menyebabkan

timbulnya dinamika kelompok sosial adalah sebagai berikut.

1) Konflik Antar angggota Kelompok

Konfik yang terjadi antar anggota dalam kelompok sosial

dapat membawa pengaruh keretakan dan berubahnya pola

hubungan sosial. Akibat konflik teersebut akan menyebabkan

teerpecahnya sebuah kelompok sosial. Misal seseorang yang

menjadi anggota kelompok sosial, karena merasa tidak cocok

dengan angggota lain (in group) maka menjadi out group dari

kelompok sosial tersebut.

2) Perbedaan kepentingan

Dasar terbentuknya kelompok sosial adalah kepentingan

yang sama. Begitu terjadi perbedaan kepentingan, maka

kelangsunganhidup kelompok soaial tersebut akan teerpecah.

Anggota kelompok yang merasa tidak lagi sepaham berusaha

memisahkan diri dan bergabung dengan kelompok lain yang

sepaham.

3) Perbedaan Paham

Perbedaan paham diantara anggota kelompok sosial dapat

mempengaruhi kelangsungan kelompok tersebut. Perbedaan

paham tersebut akan berpengaruh terhadap keberadaan kelompok

sosial dalam mayarakat.

5.10 Analisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana

A. Analisis kebutuhan sarana wilayah

1. Pendidikan

Jumlah fasilitas pendidikan pada tahun 2011 di Kecamatan

Enrekang sebanyak 68 unit, yang mana tersebar di semua kelurahan.

Adapun jenis fasilitas yang ada di Kecamatan Enrekang berupa

TK/PAUD, SD, SMP/MTs/ dan SMU/SMK/MA. Berdasarkan jumlah

penduduk yang telah di proyeksi 20 tahun kedepan, yang jumlah

penduduknya semakin meningkat maka pada fasilitas ini perlu adanya

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 178

Page 53: Bab Lima Harus Fix

penambahan fasilitas seiring denga bertambahnya jumlah penduduk

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.25 berikut :

Tabel 5.25Analisis Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Enrekang

Pada Tahun 2031

No Jenis FasilitasEksisting

2011(unit)

Jumlah Penduduk 2031 (jiwa)

SPM(Jiwa)

Penambahan Fasilitas

1 TK/PAUD 15

37.302

1000 222 SD 35 6000 03 SMP/MTs 10 25000 04 SMA/SMK/MA 8 30000 0

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

Berdasarkan hasil analisis pada tabel 5.25 di atas dapat kita

ketahui bahwa jenis fasilitas di Kecamatan Enrekang yang mengalami

penambahan adalah TK/PAUD sebanyak 22 unit. Jenis fasilitas yang

lain tidak mengalami penambahan karena jumlahnya sudah memenuhi

persyaratan.

2. Kesehatan

Pertambahan jumlah penduduk yang telah di proyeksi 20 tahun

kedepan, mengakibatkan pula terjadi pertambahan pada setiap fasilitas

seperti fasilitas kesehatan akan mengalami penambahan, mengingat

bahwa fasilitas kesehatan adalah salah satu penunjang terwujudnya

kesempurnaan aksesibilitas kota yang dimana sangatlah dibutuhkan

bagi masyarakat untuk memeriksakan dan mengobati penyakit mereka.

Jumlah fasilitas kesehatan pada tahun 2011 sebanyak 78 unit. Jika mau

mengetahui jenis fasilitas kesehatan apa saja yang dibutuhkan lagi

untuk 20 tahun kedepannya dapat kita lihat pada tabel berikut :

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 179

Page 54: Bab Lima Harus Fix

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 180

Page 55: Bab Lima Harus Fix

Tabel 5.26

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 181

Page 56: Bab Lima Harus Fix

Analisis Fasilitas Kesehatan di Kecamatan Enrekang Pada Tahun 2031

No Jenis FasilitasEksisting

2011(unit)

Jumlah Penduduk 2031 (jiwa)

SPM(Jiwa)

Penambahan Fasilitas

1 RS 1

37.302

240.000 02 Puskesmas/Pustu 20 30.000 03 Posyandu 49 750 14 Rumah Praktek 3 5.000 45 Apotek 5 10.000 0

Dari hasil análisis pada tabel 5.26 di atas dapat diketahui bahwa

tidak semua jenis fasilitas kesehatan yang ada di Kecamatan Enrekang

mengalami penambahan seperti RS, Puskesmas/Pustu, dan Apotik.

Dan jenis fasilitas yang mengalami penambahan ada 2 fasilitas yaitu

posyandu sebanyak 1 unit dan rumah praktek 4 unit dengan jumlah

keseluruhan penambahan adalah 5 unit. Rumah Praktek disini biasa

rumah praktek dokter, praktek bidan maupun praktek gigi.

3. Peribadatan

Jumlah fasilitas peribadatan di Kecamatan Enrekang pada tahun

2013 sebanyak 98 unit. Jenis fasilitas peribadatan sangat tergantung

pada kondisi setempat dengan memperhatikan struktur penduduk

menurut agama yang dianut, dan tata cara atau pola masyarakat

setempat dalam menjalankan ibadah agamanya. Adapun jenis fasilitas

peribadatan yang direncanakan sebagai berikut :

Tabel 5.27Analisis Fasilitas Peribadatan di Kecamatan Enrekang

Pada Tahun 2031

No Jenis FasilitasEksisting

2011(unit)

Jumlah Penduduk 2031 (jiwa)

SPM(Jiwa)

Penambahan Fasilitas

1 Mesjid 7237.302

2.500 02 Mushollah/Langgar 24 250 1253 Gereja 2 - 0

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

Berdasarkan hasil análisis pada tabel 5.27 diatas, dapat

disimpulkan bahwa fasilitas peribadatan yang mengalami penambahan

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 182

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

Page 57: Bab Lima Harus Fix

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 183

Page 58: Bab Lima Harus Fix

ialah mushallah sebanyak 125 unit. Adapun jenis fasilitas lainnya tidak

perlu mengalami penambahan karena kebutuhannya yang diinginkan

untuk kedepannya telah terpenuhi.

4. Perdagangan dan Jasa

Hingga Tahun 2011 tersedia fasilitas perdagangan dan jasa berupa

pasar, warung,/kios, pertokoaan, bank, bengkel, salon, laundry dan

hotel di Kecamatan Enrekang. Pertambahan jumlah penduduk yang

telah di proyeksi 20 tahun kedepan, mengakibatkan pula terjadi

pertambahan pada setiap fasilitas seperti fasilitas perdagangan dan jasa

akan mengalami penambahan, mengingat bahwa fasilitas perdagangan

dan jasa adalah salah satu penunjang terwujudnya kesempurnaan

aksesibilitas kota yang dimana sangatlah dibutuhkan bagi masyarakat

untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan sehari-hari

yang digunakan untuk beraktivitas. Jika mau mengetahui jenis fasilitas

kesehatan apa saja yang dibutuhkan lagi untuk 20 tahun kedepannya

dapat kita lihat pada tabel 5.28 berikut:

Tabel 5.28Analisis Fasilitas Perdagangan dan Jasa di Kecamatan Enrekang

Pada Tahun 2031

No Jenis FasilitasEksisting

2011(unit)

Jumlah Penduduk 2031 (jiwa)

SPM(Jiwa)

Penambahan Fasilitas

1 Pasar 2

37.302

20.000 02 Kios/Warung 311 1.500 03 Pertokoan 32 2.500 04 Bengkel,

Salon, Bank, Laundry, Hotel

209 500 0

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

Berdasarkan hasil análisis pada tabel 5.28 di atas, Perdagangan

dan Jasa untuk Kecamatan Enrekang tidak mengalami penambahan,

karena semua jenis fasilitas yang ada telah memenuhi kebutuhan yang

telah diinginkan untuk kedepannya.

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 184

Page 59: Bab Lima Harus Fix

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 185

Page 60: Bab Lima Harus Fix

5. Olahraga

Setiap unit Kelurahan ≈ kawasan berpenduduk 30.000 jiwa

diperlukan taman danlapangan olahraga untuk melayani kebutuhan

kegiatan penduduk di area terbuka, seperti pertandingan olah raga,

upacara serta kegiatan lainnya. Hingga Tahun 2011 tersedia sepak

bola, volly ball. tenis, bulutangkis tenis meja, basket, dan sepak

takraw. Untuk mengetahui fasilitas olahraga mengalami penambahan

atau tidak dapat kita ketahui dari tabel 5.29 di bawah ini :

Tabel 5.29Analisis Fasilitas Olahraga di Kecamatan Enrekang

Pada Tahun 2031

No Jenis FasilitasEksisting

2011(unit)

Jumlah Penduduk 2031 (jiwa)

SPM(Jiwa)

Penambahan Fasilitas

1 Sepak Bola 18

37.302

30.000 02 Volly Ball 71 30.000 03 Tenis 17 30.000 04 Bulutangkis 55 30.000 05 Tenis Meja 79 30.000 06 Basket 8 30.000 07 Sepak Bola 77 30.000 0

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

Berdasarkan hasil análisis pada tabel 5.29 diatas dapat

disimpulkan bahwa fasilitas olahraga yang ada di Kecamatan Enrekang

tidak perlu ada yang mengalami pertambahan karena fasilitas yang ada

sekarang sudah mencukupi utnuk 20 tahun kedepan.

B. Analisis Kebutuhan Prasarana

1. Jalan

Secara garis besar, prasarana jaringan jalan di Kecamatan sudah

tergolong memiliki kondisi yang baik. Hanya saja jalan di beberapa

Kelurahan perlu dilakukan perbaikan jalan terutama pada jalan-jalan

lingkunganx serta menambah prsarana jalan guna peningkatan

aksesibilitas dan pengembangan ekonomi wilayah.

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 186

Page 61: Bab Lima Harus Fix

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 187

Page 62: Bab Lima Harus Fix

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 188

Page 63: Bab Lima Harus Fix

Beberapa tahun yang akan datang, kepadatan pengguna jalan di

Kecamatan Enrekang akan bertambah seiring dengan pertambahan

jumlah penduduk dan dampak dari arus perkembangan Kabupaten

Enrekang, sehingga peningkatan prasarana jalan harus sesuai dengan

standarisasi penyediaan jalan yang berlaku serta tidak hanya berhenti

pada pembangunan jalan tetapi melakukan pula pengawasan,

pengendalian serta perbaikan prasarana agar stabilitas penataan wilayah

tetap terjaga.

2. Drainase

Berdasarkan standarisasi penyediaan prasarana drainase, serta

dalam hal peningkatan prasarana drainase di Kecamatan Enrekang

sebaiknya pembangunan drainase dibuat dengan saluran tertutup yang

dilengkapi dengan lubang pemeriksa tiap ukuran tertentu agar

kebersihan wilayah Kecamatan Enrekang tetap terjaga. Di Kecamatan

Enrekang juga masih banyak jaringan jalan yang tidak dilengkapi

dengan prasarana drainase, maka dari itu perlu pembangunan drainase di

tiap-tiap jaringan jalan yang berada dalam kawasan pemukiman

penduduk.

Namun akan lebih baik jika sistem drainase tidak mengikuti sistem

drainase yang menampung dua zat sekaligus yakni air hujan dan air

limbah. Sebenarnya drainase yang baik hanya berfungsi untuk

menampung air hujan dan air limbah memiliki wadahnya tersendiri

sebab limbah dan air hujan yang bercampur akan terjadi pengendapan

dan penggenangan di dalam saluran.

3. Air bersih

Kebutuhan air bersih untuk perumahan digolongkan untuk

kebutuhan perjiwa penghuni (jumlah penduduk). Tiap 1 jiwa

membutuhkan kurang lebih 60 liter/hari. Jadi air bersih yang dibutuhkan

di Kecamtan Enrekang adalah 2.238.120 liter/hari. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel 5.30 Berikut :

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 189

Page 64: Bab Lima Harus Fix

Tabel 5.30Kebutuhan Jaringan Air Bersih Di Kecamatan Enrekang

Tahun 2031

NoJenis

Fasilitas

Jumlah kebutuha air bersih (liter/hari)

SPMAir

bersih(liter/unit/hari)

Jumlah fasilitas

Kebutuhan air bersih

2033

1.2.3.4.

Kesehatan PerkantoranPendidikanPeribadatan

2.238.120

1.550 1.000

103.500

7046

965298

108.50046.00096.520343.000

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

4. Listrik

Proyeksi penduduk tahun 2031 untuk Kecamatan Enrekang yaitu

37.304 jiwa, dengan asumsi 37.304 : 4 = 9326 KK dan dengan asumsi

jumlah rumah sebanyak 9326 unit rumah di Kecamatan Enrekang.

Apabila diasumsikan semua rumah yang ada di Kecamatan Enrekang

memerlukan daya sebesar 1300 watt. Jadi, kebutuhan listrik di

Kecamatan Enrekang pada tahun 2031 sebesar 12.123.800 watt.

Kebutuhan listrik bangunan sosial yaitu dengan asumsi 60 % dari

kebutuhan rumah tangga. Kebutuhan listrik bangunan ekonomi dengan

asumsi 25 % dari kebutuhan rumah tangga. Kebutuhan listrik

penerangan jalan dengan asumsi 10% dari kebutuhan rumah tangga.

Untu lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel 5.31 berikut :

Tabel 5.31Kebutuhan Jaringan Listrik Di Kecamatan Enrekang

Tahun 2031

No Jenis FasilitasJumlah

kebutuhan listrik (watt)

Kebutuhan listrik (watt)

1.2.3.

Bangunan sosialbangunan. ekonomiPenerangan jalan

12.123.8007.274.2803.030.9501.212.380

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 190

Page 65: Bab Lima Harus Fix

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 191

Page 66: Bab Lima Harus Fix

5. Persampahan

Jumlah kebutuhan fasilitas persampahan untuk timbunan sampah

perorang yaitu 2,9 liter/hari atau 11,6 liter/KK, Untuk timbulan sampah

pendidikan yaitu 1,15 liter/hari/siswa, untuk perdagangan 30% dari

jumlah timbunan sampah rumah tangga dan untuk perkantoran 10 %

dari timbunan sampah rumah tangga.

Pada Kecamatan Enrekang dengan jumlah penduduk setelah

proyeksi 20 tahun kedepan 37.302 jiwa, diasumsikan bahwa 37.302:4 =

9325 KK. Jadi timbulan sampah rumah tangga pada tahun 2031

diprediksikan sebesar 108.170 liter. Mengingat standar pelayanan

minimun untuk 1 unit tong sampah yaitu 40 liter/150KK, 1 unit gerobak

sampah yaitu 1000 liter/200 KK dan untuk 1 unit kontainer yaitu 8000

liter/1000 KK. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.32

berikut :

Tabel 5.32Kebutuhan Jaringan Persampahan Di Kecamatan Enrekang

Tahun 2031

NoJenis

Fasilitas

Jumlah Timbulan sampah

Timbulan Sampah

Kebutuhan Fasilitas (Unit)

KontainerGerobakSampah

Tong Sampah

1.2.3.

PerdaganganPerkantoranPendidikan

108.17032.45110.81711.099

411

-23

12212

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

6. Telekomunikasi

Pelayanan kebutuhan telepon didasarkan pada standar kebutuhan

dengan rasio tingkat layanan kebutuhan telepon rumah dan umum.

Adapun standar untuk telepon rumah yaitu 1:14 (1 unit telepon rumah

melayani 14 kk dan telepon umum 1:250 (1 unit telepon umum

melayani 250 jiwa).

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 192

Page 67: Bab Lima Harus Fix

Proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2031 di Kecamatan Enrekang

adalah sebesar 37.302 jiwa, Asumsi tiap rumah terdari dari 1 KK dalam

5 jiwa yaitu 37.302: 5 = 7.460 KK,

1. Dengan standar minimal untuk telpon rumah adalah 1:14, maka

pada tahun 2031 membutuhkan telpon rumah sebesar yaitu 7460:

14 = 532 unit.

2. Standar minimal untuk telpon umum adalah 1:250, maka pada

tahun 2031 membutuhkan telpon umum sebesar yaitu 7460 : 250 =

29 unit.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.33 Berikut :

Tabel 5.33Kebutuhan Jaringan Telekomunikasi Di Kecamatan Enrekang

Tahun 2031

No Jenis FasilitasJumlah

PendudukSPM

TelekomunikasiJumlah Fasilitas

1.2.

Telepon rumahTelepon umum

7.46014250

53229

Sumber : Hasil Analisis Tahun 2013

5.11 Kesesuaian peruntukan ruang dengan rencana tata ruang wilayah

(RTRW)

A. Kawasan rawan banjir, termasuk dalam kawasan lindung karena daerah

yang diidentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana

banjir.

Berdasarkan hasil analisis dan survey di Kecamatan Enrekang

menunjukkan seringnya terjadi banjir akibat dari peetemuan 2 sungai

besar yaitu sungai mata allo dengan sungai saddang.

Kawasan-kawasan yang memiliki potensi tanah longsor dan banjir

terutama di musim hujan adalah kawasan hutan yang telah mengalami

penggundulan yang tidak terkendali. Kawasan yang memiliki potensi

bencana alam longsor meliputi Kecamatan Masalle, Kecamatan Baroko

dan Kecamatan Buntu Batu serta di Kecamatan Enrekang sebagai

Ibukota Kabupaten

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 193

Page 68: Bab Lima Harus Fix

B. Wilayah Pengembangan Tengah, di Kecamatan Enrekang yang juga

merupakan yang merupakan pusat wilayah pengembangan Kabupaten

Enrekang secara keseluruhan.

Ini ditandai dengan senakin berkembangnya Kecamatan Enrekang

apalagi ketersediaan sarana dan prasarana yang sudah cukup atau sudah

memadai.Contohnya yaitu hasil analisis pada tahun 2032 tak perlu lagi

adanya penambahan fasilitas perdagangan dan jasa dan olahraga karena

sudah cukup memadai.

C. Di Kecamatan Enrekang juga di tentukan sebagai PPL meliputi pusat

permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar desa.

Drai hasil survey pada tahun 2013 dan data dari Kantor BPS (Kecamatan

Enrekang Dalam Angka) dapat dilihat bahwa dengan lengkapnya sarana

dan prasarana yang ada di Kecamatan Enrekang dapat memberikan

konstribusi terhadap kecamatan-kecamatn lainnya.

D. Termasuk dalam peruntukan kawasan peternakan, dapat kita lihat dari

hasil analisis growth yaitu sebanyak 1,56 pada tahun 2011 dan memiliki

nilai share sebesar 5,22 dan merupakan sektor unggulan dari beberapa

sektor yang ada di Kecamatan Enrekang.

E. Termasuk dalam kawasan peruntukan budidaya perikanan, dapat kita

lihat dari hasil analisis growth yaitu sebanyak 6,62 pada tahun 2011 dan

memiliki nilai share sebesar 5,57 dan merupakan sektor unggulan dari

beberapa sektor yang ada di Kecamatan Enrekang.

F. Termasuk dalam kawasan strategis provinsi (KSP) dalam pengembangan

budidaya alternatif komoditas perkebunan unggulan seperti kopi. kakao,

mente, dan jarak. dapat kita lihat dari hasil analisis growth yaitu

sebanyak 11,29 pada tahun 2011 dan memiliki nilai share sebesar 0,11

dan merupakan sektor dominan dari beberapa sektor yang ada di

Kecamatan Enrekang.

G. Termasuk dalam pusat kegiatan lingkungan (PKL), dapat dilihat pada

pusat perkotaan di Kecamatan Enrekang yaitu du Kelurahan Juppandang

dimana kelengkapan sarana dan pasarana sudah cukup untuk

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 194

Page 69: Bab Lima Harus Fix

mengembangkan kelurahan-kelurahan lainnya yang ada di Kecamatan

Enrekang seperti adanya pasar, took-toko besar, pusat-pusat

perbelanjaan misalnya alat-alat elektronik dan teknologi serta menjadi

pusat pemerintahan di Kecamatan Enrekang bahkan dalam skala

kabupaten.

TUGAS BESAR STUDIO PERENCANAAN WILAYAH 195