bab lengkap

30
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap jenis usaha yang berorientasi pada laba atau keuntungan maka tentunya ingin mendapatkan keuntungan yang optimal dan bermula dari dari jenis usaha apa yang akan dijalankan dengan menggunakan modal yang seminimal mungkin untuk mendapatkan keuntungan yang ingin dicapai sesuai perencanaan anggaran. Di dalam dunia usaha terdapat dua jenis perusahaan, yaitu perusahaan yang menghasilkan barang dan perusahaan jasa. Sifat perusahaan jasa yaitu jasa itutidak dapat ditimbun atau ditumpuk dalam gudang seperti barang- barang lainnya, sambil menunggu penjualan. Penyaluran jasa bersiat langsung dari produsen kepada konsumen. Sedangkan perusahaan yang menghasilkan barang ada dua yaitu barang industry dan barang konsumsi. Pada umumnya peningkatan pendapatan akan diikuti oleh adanya peningkatan kebutuhan barang dan peningkatan biaya yang bersangkutan terhadap hasil produksi. Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang catering tentunya diharapkan dapat berkesinambungan dalam sektor penjualan maupun dari sektor biaya pada umumnya, hal ini dapat mendasari penulis untuk mengkaji lebih jauh apakah piutang dan persediaan terhadap laba kotor memiliki kaitan langsung. Dengan demikian manajemen mempunyai kewajiban untuk mempertanggung jawabkan tugas yang dibebankan oleh pemilikperusahaan atau pemegang saham baik dalam bidang finansial maupun bidang non finansial. Dalam bidang financial pengelolaan dana harus direncanakan dan diawasi dengan sebaik-baiknya, karena apabila terjadi

Upload: aditya-kabao-pramana

Post on 16-Apr-2015

49 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Lengkap

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap jenis usaha yang berorientasi pada laba atau keuntungan maka tentunya ingin mendapatkan keuntungan yang optimal dan bermula dari dari jenis usaha apa yang akan dijalankan dengan menggunakan modal yang seminimal mungkin untuk mendapatkan keuntungan yang ingin dicapai sesuai perencanaan anggaran.

Di dalam dunia usaha terdapat dua jenis perusahaan, yaitu perusahaan yang menghasilkan barang dan perusahaan jasa. Sifat perusahaan jasa yaitu jasa itutidak dapat ditimbun atau ditumpuk dalam gudang seperti barang-barang lainnya, sambil menunggu penjualan. Penyaluran jasa bersiat langsung dari produsen kepada konsumen.

Sedangkan perusahaan yang menghasilkan barang ada dua yaitu barang industry dan barang konsumsi. Pada umumnya peningkatan pendapatan akan diikuti oleh adanya peningkatan kebutuhan barang dan peningkatan biaya yang bersangkutan terhadap hasil produksi.

Sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang catering tentunya diharapkan dapat berkesinambungan dalam sektor penjualan maupun dari sektor biaya pada umumnya, hal ini dapat mendasari penulis untuk mengkaji lebih jauh apakah piutang dan persediaan terhadap laba kotor memiliki kaitan langsung.

Dengan demikian manajemen mempunyai kewajiban untuk mempertanggung jawabkan tugas yang dibebankan oleh pemilikperusahaan atau pemegang saham baik dalam bidang finansial maupun bidang non finansial. Dalam bidang financial pengelolaan dana harus direncanakan dan diawasi dengan sebaik-baiknya, karena apabila terjadi kesalahan dalam pengelolaannyaakan berakibat buruk terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Dengan kelangsungan hubungan tersebut, maka banyak sekali faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perusahaan baik dari sgi keuntungan maupun dari segi pertumbuhan aktivanya. PT. Angkasa Citra Sarana Catering Unit Balikpapan sebagai perusahaan catering khususnya penerbangan Garuda Indonesia. Perusahaan yang bergerak dibidang jasa boga atau catering dengan penjualan secara kredit senantiasa dihadapkan pada pengelolaan piutang dan persediaan.

Persediaan merupakan modal perusahaan catering yang merupakan suatu aktiva yag keberadaannya tidak bias ditunda, karena keterlambatan atau kelebihan persediaan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan operasional dan pembiayaan yang pada akhirnya mengganggu kelancaran produksi yang akan disediakan kepada pelanggan maupun biaya yang dikeluarkan akan semakin mempengaruhi keuntungan yang diharapkan sebagai unsur pembentuk harga pokok persediaan produksi yang

Page 2: Bab Lengkap

telah disepakati sebelumnya juga harus disesuaikan mengikuti nilai persediaan saat ini.

Dan untuk tidak memperluas permasalahn yang ada, maka penulis akan menitikberatkan pada aspek laba kotor, Karena dalam pencapaian laba kotor berperan untuk perusahaan seperti yang menjadi objek penelitian ini. Dengan landasan tersebut, penulis membatasi permasalahan pada topik piutang, persediaan dan laba kotor.

Sesuai dengan obyek yang diteliti oleh penulis yaitu perusahaan yang bergerak di bidang catering PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan. Dengan mendasar pada penjelasan tersebut, maka penulis akan membahas tentang “ Analisis Piutang dan Persediaan Terhadap Laba Kotor pada PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan” sehingga tujuan dan sasaran perusahaan dalam pencapaian keuntungan yang diharapkan dapat lebih baik lagi.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian diatas, maka dengan indikasi tersebutpenulis merumuska permasalahkan tersebut agar tidak menjadi bias sebagai berikut : “ Apakah piutang dan persediaan mempunyai pengaruh terhadap laba kotor pada PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan ?”

C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan

Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :1. Untuk mengetahui apakah variabel piutang dan persediaan berpengaruh terhadap

laba kotor pada PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan.

2. Sebagai bahan pertimbangan atau masukan bagi perusahaan untuk mengambil

suatu keputusan manajemen secara baik.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Manajemen Keuangan

Dalam perkembangan perusahaan masa kini, manajer keuangan memiliki peranan yang dinamis, yang sebelumnya tidak dimiliki. Sebelumnya tugas para manajer keuangan terutama mencari dana dan mengelola posisi kas perusahaan.

Meningkatnya komptisi antar perusahaan, perubahan teknologi, perubahana harga dan tingkat bunga, ketidakpastian situasi ekonomi dunia, fluktuasi nilai tukar, perubahan hukum pajak dan etika-etika sehubungan dengan perjanjian keuangan merupakan faktor eksternal yang harus dihadapi sehari-hari. Manajer keuangan masa kini harus memiliki fleksibelitas untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan eksternal

Page 3: Bab Lengkap

jika ingin perusahaan yang dikelola tetap betahan. Kemampuan seorang manajer keuangan untuk beradaptasi dengan perubahan mencari dana. Menginvestasi aktiva serta mengelolanya secara bijaksana akan mempengaruhi kesuksesan perusahaan dan ekonomi secara keseluruhan.

1. Pengertian Manajemen keuangan

Menurut Husein Umar (2000 : 157) manajemen keuangan adalah manajemen keuangan dilihat dari fungsinya adalah sebagai peencanaan organisasi untuk memperoleh dana, menggunakan dana, da sekaligus mengendalikan danatersebut dalam rangka maksimalisasi nilai organisasi.

Dari penjelasan tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen keuangan merupakan unsure yang paling penting dalam peusahaan untuk kebutuhan dana perusahaan yang dapat diperoleh dari berbagai sumber internal maupun eksternal.

Selanjutnya, dana akan diinvestasikan, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendekdalam rangka memaksimalkan laba. Pengelolaan dana dalam rangka penerimaan dan pengeluaran kas untuk mencari laba tersebut harus dikelola dengan baik, termasuk penyesuaian antara sumber modal dan bagaimana penggunaannya.

2. Fungsi Manajemen Keuangan

Untuk mencapai tujuan suatu perusahaan, manajer keuangan harus dapat melakukan fungsi-fungsinya.

Menurut M. Manullang ( 2005 : 1 - 4 ) mengemukakan fungsi manajemen keuangan adalah :

a. Fungsi Pengendalian Likuiditas (Function leading to liguidity)

Untuk mencapai likuiditas yang tepat bagi perusahaan dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya, manajer keuangan harus melaksanakan fungsi-fungsi sebagai berikut :

1. Peramalan aliran kas

Peramalan aliran kas adalah fungsi manajemen keuangan untuk meramalkan sumber-sumber uang kas dan waktu penggunaannya dalam berbagai macam pembayaran, seperti untuk kreditur maupun penyuplai.

Page 4: Bab Lengkap

2. Mencari sumber dana

Untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, manajer keuanganharus dapat menentukan jumlah dana yang tersedia dan asal sumber itu diperoleh. Dana dapat diperoleh dari dua sumber utama, yaitu dari dalam perusahaan (sumber dana internal )

3. Penggunaan dana

Dana merupakan alat yang sangat dibutuhkan oleh peusahaan dalam melaksanakan kegiatan sehai-hari. Dana pula dapat diinvestasikan dalam aktiva tetap, meski dapat juga diinvestasikan ke dalam aktiva lancar. Perusahaan yang melakukan investasi dalam aktiva tetap mengharapkan dana yg telah ditanamkan akan kembali dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Sedangkan dana yang diinvestasikan di dalam aktiva lancar diharapkan dapat kembali dalam jangka pendek, paling lama satu tahun. Manajer keuangan juga harus memperhatikan penggunaan dana dalam aktivitas perusahaan dan asal sumber dana tersebut. Apabila hendak menanamkan modal pada aktiva tetap, maka perusahaan akan memilih sumber dana jangka panjang, misalnya pinjaman dari bank (dengan tingkat suku bunga paling rendah), dan apabila hendak diinvestasikan dalam aktiva lancar, maka perusahaan akan memilih sumber dana jangka pendek.

b. Fungsi Pengendalian Laba (function leading of profitability)

Dalam usaha mncari laba, manajer dapat dianggap sebagai anggota penuh dalam manajemen perusahaan. Peran manajer keuangan terutama adalah untuk memberikan data spesifik (sebagai input) dalam proses pengambilan keputusan.

Bila dikaitan dengan tujuan ini, maka fungsi manajer keuangan meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Melakukan pengawasan atas biaya (cost control)

2. Menetapkan kebijaksanaan harga (pricing)

3. Meramalkan laba yang akan datang (forecasting future profits)

4. Mengukur atau menjajaki biaya modal kerja (measuring the cost of capital)

Sedangkan berdasarkan peran dan lingkup fungsi manajemen keuangan dapat dinyatakan sebagai kombinasi seni dan ilmu dalam upaya perolehan dan pendistribusian dana, yang berarti terkait dengan pengambilan keputusan keuangan.

Page 5: Bab Lengkap

3. Pengertian Piutang

Dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan omset penjulan, maka pada umumnya perusahaan melakukan penjualan secara kredit. Oleh karena itu pada saat penyerahan produk tidak terjadi penerimaan kasdan justru menimbulkan piutang. Disaat tertagihnya piutang maka terjadi aliran kas masuk pada perusahaan. Penjualan kredit selain merangsang pembeli maupun pelanggan agar membeli dalam jumlah besar, dilain pihak membutuhkan investasi pada aktiva lancar dan menimbulkan biaya lain.

Menurut Anton M. Samosir ( 1980 : 20 ) dalam bukunya Ilmu Belanja, definisi piutang adalah unsure modal kerja yang selalu berputar menurut siklus perusahaan yang normal. Dari pengertian tersebut, tampak bahwa pengertian piutang antara lain adalah semua tuntutan terhadap pelanggan, baik berbentuk perkiraan uang, bank maupun jasa, serta segala hal yang bertbentuk perkiraan seperti transaksi. Selanjutnya merupakan kewajiban pelanggan yang disepakati dan mereka yang mengharapkan pembayaran itu diselesaikan dengan tanda terima.

B. Hipotesis

Untuk mengarahkan dan menjelaskan prosedur penulisan dari beberapa konsep yang telah diuraikan tersebut diatas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut “ Diduga bahwa piutang dan persediaan mempunyai pengaruh terhadap laba kotor pada PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan “.

BAB III

METODE PENDEKATAN

A. Definisi Operasional

Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa boga dan catering penerbangan Garuda Indonesia khususnya dan penerbangan lain umumnya di bandara Internasional Sepinggan Balikpapan.

Dan dalam definisi operasional ini akan diuraikan pengertian-pengertian dari variabel-variabel dalam objek penelitian dari sudut perusahaan tempat penelitian berlangsung

1. Piutang

Dalam hal ini piutang adalah semua hak atau tagihan terhadap pihak lain atas penjualan secara kredit kepada pihak penerbangan adapun piurtang PT Angkasa Citra Sarana Catering Service unit Balikpapan atas penjualan catering kepada pihak penerbangan berupa : makanan, minuman, barang jadi (dry goods), barang sekali pakai (mono use) dan koran.

Page 6: Bab Lengkap

2. Persedian

Persediaan adalah barang yang dimiliki untuk di jual atau untuk diproses dan selanjutnya di jual PT Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri. Dan memiliki 3 jeni persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi (siap untuk dijual)

3. Laba Kotor

Laba kotor dalam hal ini adalah total pendapatan dikurangi dengan total biaya usaha pendapatan PT Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan terdiri dari 2 (dua) pendapatan yaitu pendapatan Reguler dan pendapatan Haji (pada waktu pelaksanaan penerdangan Haji)

B. Jangkauan Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan pada PT Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan sebuah perusahaan catering flight yang berlokasi di jalan Marsma R Iswahyudi Bandara Internasional Sepinggan Balikpapan. Dalam hal ini membahas ruang lingkup pada pengaruh antara piutang dan persediaan terhadap laba kotor pada PT Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan selama 9 (sembilan) tahun terakhir (tahun 1999 s/d 2007)

C. Teknik Pengambilan Data

Tehnik yang digunakan penelitian dalam memperoleh data penunjang dan pendukung dalam penelitian sebagai berikut :

1. Metode Interview

Dalam hal pengumpulan data dilakukan secara langsung ke objek penelitian dengan mengadakan wawancara langsung dengan pihak yang ada hubungannya dengan penyusunan penelitian ini.

2. Metode Observasi

Yaitu suatu metode penyimpanan data dengan menggunakan pengamatan langsung pada kegiatan operasi perusahaan yang berlangsung.

3. Metode Keperpustakaan

Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan membaca buku literatur dan dokumen perusahaan yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan kemudian mencatat dengan menyebutkan sumbernya sesuai dengan pedoman penulisan skripsi.

E. Alat Analisis dan Pengujian Hipotesis

Dalam hal ini penulis menggunakan model persamaan regresi linier berganda, yaitu persamaa hubungan fungsional antara variabel X dan variabel Y. Dimana variabel x adalah

Page 7: Bab Lengkap

variabel yang mempengaruhi (independent variable) dimana variabel-variabel yang mempengaruhi laba kotor adalah : piutang dan persdiaan.

Dalam analisis atau rumusan regresi linier berganda yang dibantu dalam program komputer SPSS versi 17, maka seberapa besar pengaruh variabel yang akan diketahui.

Menurut Sudjana (2002 : 347) mengemukakan rumusan sebagai berikut :

Y = ao + a1 X1 + a2 X2

Dimana Y = Laba Kotor

ao = Konstanta

X 1 = Piutang

X 2 = Persediaan

a 1 a 2 = Koefisien regresi masing – masing variabel

Dan berdasarkan pada print out koputer dengan program spss versi 17 regresi linier berganda dilakukan uji regresi yaitu dengan uji regresi secara simultan (serempak) dan uji regresi secara parsial, sbagai berikut

1. Uji regresi secara simultan (serempak)

Uji serempak merupakan engkajian untuk mengetahui apakah vriabel bebas bersama-sama berpengaruh atau tidak terhadap variabel tidak bebasnya. Dalam pengajian ini F1 piutang dibandingkan dengan F2 table dengan signifikan 8% dan dengan melihat probabilitas kesalahan kurang dari 5% berarti variabel secara bersama-sama memang berpengaruh terhadap variable tidak bebasnya. Dari koefisien determinan (R2) dapat diketahui derajat analisis regresi linier berganda R2 menunjukan besarnya variasi sumbangan seluruh variabel bebasnya. Bila R2 semakin dekat dengan 1 (satu) berarti variabel bebas secara serentak (bersama-sama) dianggap kuat dan menjelaskan perubahan variabel tidak bebas. Bila R2 mendekati 0 (nol) berarti model yang digunakan masih lemah R2.

Untuk membutikan hipotesis digunakan uji F yaitu menguji keberarturan koevisien regresi secara keseluruhan. Pengujian melalui F variasinya dengan membandingkan F-hitung dengan F-tabel pada a = 0,05

2. Uji Regresi Secara Parsial

Uji regresi secara parsial masing-masing variabel bebas dimasukkan untuk mengetahui apakah secara individu variabel bebas mempunyai pengaruh atau tidak terhadap variabel tak bebas. Pengujian dilakukan dengan uji T dengan membandingkan T-hitung T-tabel pada a = 0,05, dalam hal ini digunakan uji T (t-tes) dari koefisien regresi masing-masing variabel bebas.

Page 8: Bab Lengkap

Apabila T-hitung > T-tabel dengan taraf 5% atau probalitas kesalahannya kurang dari 5% berarti bahwa variabel bebas memang berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Untuk mempengaruhi beasar pengaruh atau sumbangan variabel bebas secara individual R2 terbesar merupakan variabel yang dominan pengaruhnya terhadap variabel tidak bebas.

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran umum Perusahaan

PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service Cabang Balikpapan didirikan pada tahun 1998 berdasrkan akte pembukaan kantor cabang PT. Angkasa Citra Sarana catering services untuk wilayah Balikpapan, dengan akte notaris B. R. A. Y. Mahyasoeti Notonegoro Sh, Akte No. 14 tanggal 07 Oktober 1998, yang daerah operasionalnya terletak di areal PT. PAP I Bandara Sepinggan Balikpapan.

PT. Angkasa Citra Sarana catering Services untuk Cabang Balikpapan yang lebih dikenal dengan sebutan AEROWISATA CATERING SERVICE (ACS), adalah merupakan salah satu unit usaha dari PT. Aerowisata yang bergerak dibidang pelayanan jasa catering untuk penerbangan Domestik, Internasional maupun penerbangan Haji.

Kalimantan Timur umumnya dan Balikpapan khususnya sebagai pintu masuk daerah ini merupakan daerah yang perkembangan ekonominya cukup signifikan dari tahun ke tahun bila dibandingkan daerah regional lainnya di kawasan timur, daerah ini dikenal dengan dengan hasil dari perut buminya yang menghasilkan minyak, batu bara, gas ala dan kekayaan hutan yang melimpah dan di daerah ini beroprasi beberapa Perusahaan minyak raksasa asing selain Perusahaan Minyak Nasional Pertamina sehingga daerah ini merupakan daerah tujuan kerja, baik pekerja lokal dan expatriate. Pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat ini diimbangi dengan dibukannya regulasi di dunia penerbangan dengan tumbuhnya beberapa perusahaan penerbangan dengan membuka jalur penerbangannya dari dan ke balikpapan.

Manajemen perusahaan menyadari dan melihat perkembangan daerah ini sangat tepat untuk mengembangkan potensi yang ada dan dimiliki di bidang airlines catering untuuk menanamkan investasi baru di daerah ini apalagi setelah Pemerntah menerapkan Balikpapan sebagai Embarkasi Haji pada tahun 1997, dimana Garuda Indonesia sebagai Perusahaan induk yang dipercayai pemerintah sebagai penyelenggara transportasi Haji, Maka Garuda Indonesia membutuhkan pendukung di bidang supply makanan untuk jemaah calon haji, maka Aerowisata yang telah memiliki pengalaman di bidang ini memulai membuka kantor cabang ke lima setelah Jakarta, Bali, Medan, dan Surabaya pada awal Tahun 1997.

Pada awal embarkasi haji tahun 1997 ACS belum dapat memenuhi supply makanan untuk calon jamaaj Haji di embarkasi balikpapan, maka ACS menugaskan

Page 9: Bab Lengkap

Garuda Indonesia melakukan supervisi kepada caterer lokal PT. Pasir Indah Multitama yang telah merintis usaha catering semenjak tahun 1972, supevisi teknis untuk memenuhi standarisasi sehingga kualitas dan hygine makanan yang diproduksi dapat terjamin sebagai salah satu persyaratan utama yang diterapkan pemerintah sebagai penanggung jawab penyelenggara angkutan haji.

Bila dilihat pertumbuhan bisnis catering daari tahun ketahun cukup mengalami perkembangan namun tidak seimbang antara perkembangan usaha bila dilihat dari jumlah produksi makanan yang dihasilkan dengan perkembangan dunia penerbangan, diakibatkan perang tarif dan persaingan yang sangat ketat antara oprator penerbangan yang sebagian oprator penerbangan tidak lagi menetapkan pelayanan makanan menjadi prioritas utama lagi namun demand-nya pada low cost carrier namun demikian masih ada oprator penerbangan pada standart kelas tertentu masih menempatkan pelayanan meal service on board menjadi andalan salah satu service kepada penumpang.

Dalam tahun 2007 ACS Balikpapan, Perusahaan penerbangan yang dilayani hanya Garuda Indonesia Regular & Penerbangan Haji Management ACS Balikpapn tetap berusaha mencari terobosan market baru baik Perusahaan Penerbangan Asia lainnya dan perusahaan penerbanagn Domestik yang beroprasi di Balikpapan, namun sampai sekarang belum membuahkan hasil. Perusahaan Penerbanagn Silk Air sampai saat ini masih melakukan double cater dari Singapore pad Perusahaan caterer affiliasinya SAT-CATERING sedangkan Malaysia Airlines juga double cater dari Kuching dan Kinibalu dan pada bulan Oktober 2004 Mas menghentikan penerbangan dari dan ke Balikpapan.

Untuk kedua perusahaan penerbangan Asia tersebut ACS BPN hanya melayani Aditional Uplifit dan Ground services, sedangkan untuk Penerbangan Domestik yang lebih awal mengambil makanan pada kompetitor ACS BPN yaitu PT, Pasir Indah Multitama dan PT. Mandai Priama, sedangkan Perusahaan penerbangan Lion Air tidak membekalkan makanan dari stasion Balikpapan dan hanya service snack yang dibekalkan di stasion Jakrta dan Surabaya.

Terbukanya persaingan bebas antara penerbangan yang tergolong sudah tidak sehat dengan banting harga maka dampak yang paling awal adalah turunnya belanja Catering dengan cara Reduce catering Cost dengan tidak banyak merubah menu makanan sehingga para Oprator penerbangann Domestik cenderung mengambil Catering pada Perusahaan Catering lokal yang dapat memberikan harga yang sangat murah sehingga prinsip Operator penerbangan adalah harga murah yang hampir mengabaikan mutu, keamanan makanan serta standar pelayanan.

Harpan kedepan dengan semangat dan etos kerja baru dan synergy yang semakin membaik antar unit usaha dilingkungan Perusahaan dan program efisiensi yang dilakukan terus menerus dan berkesinambungan akan membawa harapan baru akan menghasilkan kinerja baru yang lebih baik.

B. Piutang

Page 10: Bab Lengkap

Piutang pada PT. Angkasa Citra Sarana Cetering Services Unit Balikpapan timbul karena adanya penawaran barang atau jasa dalam rangka menjalankan kegiatan usaha norma perusahaan dengan cara penjualan secara kredit. Piutang pada pihak ke dua atau kepada Perusahaan Penerbangan khususnya Garuda Indonesia dan umumnya Perusahaan Penerbangan seperti IAT dan Camer Flight.

Maka berikut ini piutang PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2007 sebagai berikut :

Tabel : Piutang dari tahun 1999-2007 (dalam rupiah) PT. Angkasa Citra Sarana Catering Services Unit Balikpapan.

Tahun Piutang Naik / Turun %1999 179,608,1622000 355,631,445 185,023,283 52.032001 188,595,617 (167,035,828) 46,972002 997,717,679 789,121,962 80,712003 664,337,024 (313,380,555) 32,052004 2,036,317,486 1,371,980,462 67,382005 2,120,479,100 84,161,614 3,972006 2,094,639,675 (25,839,425) 1,222007 2,682,921,148 588,281,473 21,93

Jumlah 11,291,247,236 2,512,312,986 306,25Sumber data : PT. Amgkasa Citra Sarana Catering Services Uinit Balikpapan.

Dengan melihat tabel 1 di atas bahwa dalam 9 (sembilan) tahun (1999-2007) adanya kecenderungan kenaikan jumlah piutang sebesar Rp. 2.512.208.361 / 296,7% Pada tahun 1999 ke tahun 2000 piutang sebesar Rp. 167.035.828 / 46,97%, selanjutnya tahun 2001 ke tahun 2002 piutang mengalami kenaikan sebesar Rp. 789.121.962,- / 80,71 %. Pada tahun 2002 ke tahun 2003 piutang mengalami penurunan sebesar Rp. 313.380.555 / 32,05 %. Sedangkan dari tahun 2003-2005 piutang mengalami kenaikan yaitu dari tahun 2003 ke tahun 2004 kenaikan sebesar Rp. 1.371.980.462 / 67,38%. Lalu dari tahun 2004 ke tahun 2005 mengalami kenaikan sebesar Rp. 84.161.614 / 3,97%. Sedangkan dari tahun 2005 ke tahun 2006 piutang mengalami penurunan sebesar Rp. 25.839.425 / 1,22%. Kemudian dari tahun 2006 ke tahun 2007 mengalami kenaikan lagi sebesar Rp. 588.281.473 / 21,93%.

C. Persediaan

Persediaan perusahaan PT. Angkasa citra Sarana Catering Services Unit Balikpapan adalah barang-barang yang akan diproduksi atau barang yang langsung pakai tanpa di produksi yang penempatannya berbeda sebagian gudang (store), administrasi pengeluaran barang adri store menggunakan Store Requisition (SR) yang dibuat langsung oleh user dalam ini user adalah pejabat yang berwenang yang ditunjuk oleh perusahaan, yang berhak untuk mengeluarkan permintaan dalam penulisan dan permintaan pencatatannya dilakukan setiap

Page 11: Bab Lengkap

hari. Persediaan meliputi makanan, minuman, peralatan teknik, barang sekali pakai, perlengkapan kantor, bahan pembersih dan lain-lain.

Nilai persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metoe rata-rat bergerak (moving average) yang meliputi biaya-biaya yang terjadi untuk memperoleh persediaan tersebut serta membawanya ke lokasi dan kondisinya yang sekarang. Nilai bersih yang dapat direalisasikan adalah taksiran harga jual yang wajar stelah dikurangi dengan taksiran biaya untuk menyelesaikan dan menjual persediaan tersebut. Penyisihan persediaan uang ditentukan berdasarkan hasil penelahan terhadap keadaan persediaan pada akhir tahun.

Tabel 2 : persediaan dari tahun 1999-2007 (dalam rupiah0 PT. Angkasa Citra Sarana catering Service Unit balikpapan.

Tahun Persediaan Naik / Turun %1999 89,075,0162000 424,096,835 335,021,819 79,002001 411,254,661 (12,842,174) 3,032002 376,860,482 (34,394,179) 8,362003 597,804,482 220,944,354 36,962004 650,017,484 52,212,648 8,032005 471,548,434, (178,469,050) 27,462006 332,670,914 (138,877,520) 29,452007 478,745,575 146,074,661 30,51

Jumlah 3,832,074,237 389,670,559 222,80Sumber data : PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan

Dari tabel 2 di atas bisa dilihat bahwa tahun 1999-2000 persediaan mengalami kenaikan sebesar Rp. 335,021,819,- / 79% dan pada 2 (dua) tahun selanjutnya yaitu tahun 2000-2002 persediaan mengalami penurunanm dari tahun 2000 ke tahun 2001 mengalami penurunan sebesar Rp. 12,842,174,- / 3,03& kemudian ditahun 2001 ke tahun 2002 turun sebesar Rp. 34,394,179,- / 8,365 pada tahun 2002 ke tahun 2004persediaan mengalami kenaikan, tahun 2003 niak sebesar Rp. 220,944,354,- / 36,96% dari tahun 2003 sampai 2004 persediaan mengalami kenaikan sebesar Rp. 52,212,648,- / 8,03% kemudian ditahun 2004 ke tahun 2005 terjadi penurunan sebesar Rp. 178,469,050,- / 24,46% hal sama terjadi penurunan dari tahun 2005 ke tahun 2006 sebesar Rp. 138,877,520,- / 28,45% sedangkan tahun 2006 ke tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar Rp. 146,074,661,- / 30,51%.

D. Laba kotor

PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit Balikapapan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa catering penerbangan Domestik, Internasional maupun penerbangan Haji.

Terbukanya persaingan bebas antar penerbangan yang tergolong yang sudah tidak sehat dengan banting harga maka dampak yang paling awal adalah turunnya permintaan meal catering karena para oprator penerbangan Domestik cenderung mengambil catering pada

Page 12: Bab Lengkap

perusahaan catering lokal yang dapat memberikan harga yang sangat murah sehingga prinsip oprator penerbangan adalah harga murah yang hampir mengabaikan mutu, keamanan makanan serta standart pelayanan sehingga berdampak berdampak pada pencapaian laba kotor perusahaan.

Tabel 3 : laba kotor dari tahun 1999-2007 (dalam rupiah) PT. Angkasa citra Sarana Catering Services unit Balikpapan

Tahun Laba kotor Naik / Turun %1999 422,749,996,2000 2,125,649,335 1,702,899,339 80,112001 2,351,408,249 225,758,914 9,602002 2,194,143,225 (157,265,024) 6,692003 2,532,771,590 337,628,365 13,342004 3,625,590,125 1,094,818,535 30,192005 3,820,015,297 193,425,172 5,062006 2,166,242,340 (1,653,772,957) 43,292007 2,775,823,421 609,581,081 21,96

Jumlah 22,014,393,578 2,353,073,425 210,24

Sumber data : PT. Angkasa citra Sarana Catering Service Unit balikpapan

Dari tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa dalam 3 (tahun 1999-2001) laba kotor mengalami kenaikan, seperti dari tahun 1999 ke tahun 2000 mengalami kenaikan Rp. 1,702,899,339,- / 80,11% sedangkan dari tahun 2000 ke tahun 2001 terjadi kenaikan RP. 225,758,914,- / 9,60% dan pada tahun 2001 ke tahun 2002 laba kotor turun sebesar Rp. 157,265,024,- / 6,69% dari tahun 2002 ke tahun 2003 terjadi kenaikan sebesar Rp. 337,628,818,535,- / 30,19% kemudian dari tahun 2004 ke tahun 2005 kenaikan laba kotor sebesar Rp. 193,425,172,- / 5,06% kemudian dari tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami penurunan sebesar rp. 1,653,772,957,- / 43,29% dan dari tahun 2006 ke tahun 2007 terjadi kenaikan sebesar Rp. 609,581,081,- / 21,6%

Berdasarkan uraian di atas, maka berikut ini yang menjadi variable dalam penulisan ini adalah piutang dalam rupiah, persediaan dalam rupiah dan laba kotor dalam rupiah, seperti pada tabel berikut :

Tabel 4 : Hubungan natara piutang, persediaan dengan laba kotor dari tahun 1999-2007 (dalam rupiah) pada PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan.

Tahun Piutang Persediaan Laba Kotor1999 170,608,162 89,075,016 422,749,9962000 355,631,445 424,096,835 2,125,649,3352001 188,595,617 411,254,661 2,351,408,2492002 977,717,579 376,860,482 2,194,143,2252003 664,337,024 597,804,836 2,531,771,5902004 2,036,317,486 650,017,484 3,626,590,125

Page 13: Bab Lengkap

2005 2,120,479,100 471,548,434 3,820,015,2972006 2,094,639,675 332,670,914 2.166.242.3402007 2,682,921,148 478,745,575 2,775,823,421Sumber data : PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis

1. Hasil Secara Simultan

Seperti dikemukakan diatas bahwa hasil pengujian diperoleh melalui program

computer yaitu SPSS Versi 16, maka hasil yang diperoleh adalah secara simultan atau secara

bersama-sama maupun secara parsial. Dari hasil perhitungan regresi berganda (hasil print

out) kami kemukakan dalam table berikut : Table 5 pengujian secara simultan

Koefisien

Korelasi

(R)

Koefisien

Determinasi

(R Square )

F. hitung F. tabel Keterangan

0,911 0,831

14,703 5,14 Signifikan (91,1%) (83,1%)

Sumber data : Hasil Print Out Komputer menggunakan menggunakan SPSS Versi 16

2. Hasil Secara Parsial

Tabel 6 : Koefisien regresi dan koefisien parsial

Variable

Koefisien

Regresi

B

Koefisien

Korelasi

Parsial

t. hitung t. table Keterangan

Konstanta 1,660

Piutang (X1) 0,363 0,627 1,970 2,36 Tidak signifikan

Persediaan (X2) 4,285 0,843 3,843 2,36 Signifikan

Sumber data : Hasil Print Out Komputer menggunakan menggunakan SPSS Versi 16

Page 14: Bab Lengkap

B. Pembahasan

Seperti telah di kemukakan diatas bahwa penulisan ini untuk menganalisis sejauh

mana pengaruh piutang dan persediaan terhadap laba kotor pada PT. Angkasa Citra Sarana

Unit Balikpapan, serta untuk menganalisis variable mana yang paling dominan

mempengaruhi laba kotor .

Berdasarkan table di atas maka persamaan Regresi Linier Berganda adalah sebagai

berikut:

Y = 1,660 + 0,363 X1 + 4,285 X2

Dimana : a0 = 1,660

a1 = 0,363

a2 = 4,285

Artinya bahwa konstanta sebesar (1,660) menyatakan bahwa jika variable Piutang

(X1) Persediaan (X2) nilainya sama dengan 0 (nol) atau konstan maka Variable Laba Kotor

(Y) akan mengalami kenaikan senilai 1,660.

Sifat dari hubungan antara variable tergantung (Y) dengan variable bebas (X1 dan X2)

bisa dilihat pada koefisien regresi, bila positif (+) berarti perubahan X searah dengan

perubahan Y, bila bertanda minus (-) berarti X dan Y berubah secara berlawanan.

Koefisien regresi dari variable Piutang (X1) adalah merupakan variable yang

mempengaruhi laba kotor,. Variable tersebut memiliki pengaruh positif yaitu sebesar 0,363

artinya bahwa variable piutang (X1) mempunyai hubungan yang searah dengan variable laba

kotor (Y) dengan kata lain setiap ada perubahan Piutang (X1) sebesar satu rupiah maka akan

diikuti dengan perubahan laba kotor (Y) sebesar 0,363 atau 36,3 % dengan asumsi variable

Persediaan (X2) konstan.

Koefisien Regresi variable persediaan (X2) adalah merupakan variable yang

mempengruhi laba kotor. Variable tersebu memiliki pengaruh positif yaitu sebesar 4,285

artinya bahwa variable persediaan (X2) mempunyai hubungan yang searah dengan variable

labakoto (Y) denagn kata l;ain setiap adda perubahan persediaan (X2) sebesar 1 rupiah, maka

akan diikuti oleh perupaahan laba kotor (Y) sebesar 4,285 atau 428,5% dengan asumsi

variable piutang (X1) konstan

Page 15: Bab Lengkap

1. Uji Regresi secara simultan (uji F)

Uji regresi secara simultan (serempak) adalah dilaksanakan untuk melihat pengaruh

secara bersama-sama variable (piutang X1 dan persediaan X2) terhadap variable terhadap laba

kotor(Y) PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan. Dari hasil analisis

regresi dapat di lihat pada nilai koevisien korelasi simultan ( R ) yang berarti bahwa secara

bersama-sama variable (piutang X1 dan persediaan X2) berpengaruh terhadap variable laba

kotor(Y) adalah 91,1% kemudian dari determinasi R2 diketahui besarnya kontribusi dari

kedua variable bebas (piutang X1 dan persediaan X2) terhadap variable terikat laba kotor (Y)

secara bersama- sama adalah sebesar 83,1% dengan kata lain bahwa kedua variable (piutang

X1 dan persediaan X2) secara bersama sama mempunyai pengaruh sebesar 83,1 % terhadap

laba kotor (Y) pada PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan, sedangkan

sisanya sebesar 16,9% di pengaruhi oleh factor- factor lain yang tidak teliti nilai pengujian

secara simultan(serempak) di perkuat secara F test yaitu nilai f hitung sebesar

14,703sedangkan f.tabel sebesar 5,14 artinya > f table yaitu 14,703 > 5,14 maka dapat

dikatakan memiliki hubungan dan terdapat pengaruh yang sangat berarti (signifikan ) antara

variable (piutang X1 dan persediaan X2) terhadap laba kotor (Y) pada PT. Angkasa Citra

Sarana Catering Service Unit Balikpapan

2. Uji regresi secara parsial (uji t)

Pengaruh variable piutang (X1 ) terhadap variable laba kotor (Y) pada PT. Angkasa

Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan adalah di tunjukan oleh nilai koefisien

korelasi parsial( R2) sebesar 0,627 yang artinya bahwa variable piutang (X1 ) mempunyai

pengaruh atau kontribusi variable laba kotor (Y) sebesar 62,7% dan di lihat dari nilai t. hitung

sebesar 1,970 sedangkan t table sebesar 2,36 sehinggan t hitung > t table , maka dapat

dikatakan tidak terdapat pengaruh yang singnifikan.

pengaruh variable persediaan (X2) terhadap variable laba kotor (Y) pada PT. Angkasa

Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan adalah ditunjukan oleh nilai koefisien korelasi

parsial ( R2) sebesar 0,843 yang artinya bahwa variable persediaan (X2) mempunyai pengaruh

atau kontribusi variable laba kotor (Y) sebaesar 84,3% dan dilihat dari t hitung sebesar 3,843

sedangkan t table sebesar 2,36 sehingga t hitung > t table mak dapat dikatakan terdapat

pengaruh yang signifikan

Page 16: Bab Lengkap

dari hasil uji regresi secara parsial diatas terlihat bahwa variable persediaan (X2)

mempunyai pengaruh yang dominan terhadap laba kotor (Y) pada PT. Angkasa Citra Sarana

Catering Service Unit Balikpapan. Dan selanjutnay adalah piutang (X1 )

dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan dapat dibuktikan atau terbukti

kebenarannya .

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data mengenai analisis variable- variable

yang mempengaruhi laba kotor pada PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit

Balikpapan, dapat diajukan kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahwa dari hasil analisis regresi linier berganda terdapat pengruh positif antara

variable (piutang X1 dan persediaan X2) terhadap variable laba kotor (Y) . Pada PT.

Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan, yaitu :

Y= 1,660 + 0,363X1 + 4,285X2

2. Pada hipotesis diduga bahwa variable (piutang X1 dan persediaan X2) mempunyai

pengaruh terhadap laba kotor (Y) pada PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service

Unit Balikpapan adalah terbukti berpengaruh bahwa nilai secara simultan (serentak)

variable (piutang X1 dan persediaan X2) memiliki hubungan dan terbukti

berpengarunh secara nyata atau signifikan terhadap laba kotor (Y) pada PT. Angkasa

Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan.denagn pembuktuan pada F hitung

5,327 > F table 9,55 pada taraf signifikan 5% , sedangkan R2 adalah sebesar 0,831

berarti 83,1% laba kotor pada PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit

Balikpapan di pengaruhi oleh variable piutang dan persediaan , sisanya 16,9%

dipengaruhi factor lain yang tidak teliti.

3. Dan secara uji regresi secara parsial variable piutang denagn nilai sebesar 62,7%,

tidak mempunyai pengaruh yang signifikan tyerhadap laba kotor dengan T hitung

sdebesar 1,970< T table 2,36.

Page 17: Bab Lengkap

4. Sedangkan persediaan sebesaar 84,3% dengan T hitung sebasar 3,843> T table

sebasar 2,36 memiliki pengaruh signifikan terhadap laba kotor berarti variable

dominan yang mempengaruhi laba kotor pada PT. Angkasa Citra Sarana Catering

Service Unit Balikpapan adalah persediaan, sehingga hipotesis yang penulis

kemukakan terbukti.

B. SARAN

Sebagaimana telah diuraikan pada kesimpulan diatas , maka penulis akan

mengemukakan beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat dan membantu bagi

pihak-pihak yang terkait dengan hasil penelitian ini sebagai berikut :

1. Factor piutang, dan persediaan berpengaruh secara nyata terhadap laba kotor pada PT.

Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan yang merupakan bagian dari

managemen keuangan . maka pada PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit

Balikpapansebaiknya lebih meningkatkan percepatan perputaran piutang dan

perputaran persediaan

2. Hasil uji regresi secara parsial, variable persediaan memiliki pengaruh signifikan

terhadap laba kotor, dan berdasardengan uji tersebut untuk meningkatkan efisiensi

dan efektivitas penggunaan persediaan pada PT. Angkasa Citra Sarana Catering

Service Unit Balikpapan dapat menggunakan metode EOQ (economic order quantity)

agar tidak terjadi penumpukan persediaan berlebihan yang akan mengakibatkan

terjadinya barang rusak.

3. Perusahaan memperoleh labakotor melalui penjualan barang atau jasa secara kredit

maupun tunai maka PT. Angkasa Citra Sarana Catering Service Unit Balikpapan

hendaknya lebih meningkatkan pengawasan atas biaya, perubahan jumlah penjualan ,

perubahan harga jual, perubahan harga pokok penjualan , dan perubahan jumlah harga

pokok penjualan untuk mendapatkan keuntungan atau laba kotor yang ingin di capai

sesuai anggaran

Page 18: Bab Lengkap

DATA_PT. ANGKASA CITRA

y X1 X2

1 422.749.996 170.608.162 89.075.016

2 2.125.649.335 355.631.445 424.096.835

3 2.351.408.249 188.595.617 411.254.661

4 2.194.143.225 977.717.579 376.860.482

5 2.531.771.590 664.337.024 597.804.836

6 3.626.590.125 2.036.317.486 650.017.484

7 3.820.015.297 2.120.479.100 471.548.434

8 2.166.242.340 2.094.639.675 332.670.914

9 2.775.823.421 2.682.921.148 478.745.575

Page 19: Bab Lengkap

DATA_PT. ANGKASA CITRA SARANA CATERING SERVICE

Regression

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N

LK 2.4460E9 9.83912E8 9

PIUTANG 1.2546E9 9.77958E8 9

PERSED 4.2579E8 1.61795E8 9

Correlations

LK PIUTANG PERSED

Pearson Correlation LK 1.000 .643 .849

PIUTANG .643 1.000 .400

PERSED .849 .400 1.000

Sig. (1-tailed) LK . .031 .002

PIUTANG .031 . .143

PERSED .002 .143 .

N LK 9 9 9

PIUTANG 9 9 9

PERSED 9 9 9

Variables Entered/Removedb

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 PERSED, PIUTANGa . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: LK

Page 20: Bab Lengkap

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

Durbin-

Watson

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .911a .831 .774 4.67694E8 .831 14.703 2 6 .005 2.014

a. Predictors: (Constant), PERSED, PIUTANG

b. Dependent Variable: LK

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.432E18 2 3.216E18 14.703 .005a

Residual 1.312E18 6 2.187E17

Total 7.745E18 8

a. Predictors: (Constant), PERSED, PIUTANG

b. Dependent Variable: LK

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Correlations Collinearity Statistics

B Std. Error Beta

Zero-

order Partial Part Tolerance VIF

1 (Constant) 1.657E8 4.641E8 .357 .733

PIUTANG .363 .184 .361 1.970 .096 .643 .627 .331 .840 1.190

PERSED 4.285 1.115 .705 3.843 .009 .849 .843 .646 .840 1.190

a. Dependent Variable: LK

Page 21: Bab Lengkap

Collinearity Diagnosticsa

Model

Dimensio

n Eigenvalue Condition Index

Variance Proportions

(Constant) PIUTANG PERSED

1 1 2.725 1.000 .01 .03 .01

2 .219 3.530 .12 .91 .04

3 .056 6.961 .87 .05 .95

a. Dependent Variable: LK

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 6.0935E8 3.6909E9 2.4460E9 8.96677E8 9

Residual -4.36911E8 8.63250E8 .00000 4.05035E8 9

Std. Predicted Value -2.048 1.388 .000 1.000 9

Std. Residual -.934 1.846 .000 .866 9

a. Dependent Variable: LK