bab iv_pmc_cnt (ms step) rev 1

21
IV-2 Lebar jenjang timbunan dirancang untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan pemadatan diatasnya dan tidak mengganggu kegiatan pengangkutan material timbunan. Analisis kemantapan lereng timbunan dilakukan dengan menggunakan metode analisis Bishop’s. Hasil analisis kemantapan lereng timbunan menunjukkan faktor keamanan dari lereng keseluruhan yang dirancang adalah FK = 1,43 yang berarti lereng timbunan berada dalam kondisi yang aman. Perhitungan ada pada lampiran C. Karena dalam perhitungan kemantapan lereng timbunan digunakan nilai terendah dari parameter geoteknik material, dengan teknis penimbunan dan pemadatan yang baik, maka dapat diharapkan material timbunan memiliki karakteristik geoteknik yang lebih baik dari nilai terendah tersebut, yang berarti faktor keamanan yang dicapai dapat meningkat. Apabila tidak dilakukan pemadatan dengan baik maka diharapkan nilai faktor keamanan lereng masih dalam kondisi aman. Kemiringan lereng secara keseluruhan < 20 0 ini selain pertimbangan dari hasil perhitungan juga dimaksudkan untuk memudahkan operasional alat-alat mekanis dalam melakukan pemadatan dan spreading top soil

Upload: heri-wibowo

Post on 29-Nov-2015

51 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab Iv_pmc_cnt (Ms Step) REV 1

180

IV-2

Lebar jenjang timbunan dirancang untuk memungkinkan dilakukannya

kegiatan pemadatan diatasnya dan tidak mengganggu kegiatan pengangkutan

material timbunan. Analisis kemantapan lereng timbunan dilakukan dengan

menggunakan metode analisis Bishop’s.

Hasil analisis kemantapan lereng timbunan menunjukkan faktor

keamanan dari lereng keseluruhan yang dirancang adalah FK = 1,43 yang

berarti lereng timbunan berada dalam kondisi yang aman. Perhitungan ada

pada lampiran C.

Karena dalam perhitungan kemantapan lereng timbunan digunakan nilai

terendah dari parameter geoteknik material, dengan teknis penimbunan dan

pemadatan yang baik, maka dapat diharapkan material timbunan memiliki

karakteristik geoteknik yang lebih baik dari nilai terendah tersebut, yang

berarti faktor keamanan yang dicapai dapat meningkat. Apabila tidak

dilakukan pemadatan dengan baik maka diharapkan nilai faktor keamanan

lereng masih dalam kondisi aman.

Kemiringan lereng secara keseluruhan < 200 ini selain pertimbangan dari

hasil perhitungan juga dimaksudkan untuk memudahkan operasional alat-alat

mekanis dalam melakukan pemadatan dan spreading top soil di daerah lereng

inpit dump. Selain itu cukup landainya lereng agar run of water cukup lambat

yang bertujuan untuk mengurangi erosi yang disebabkan oleh run of water

diatas lokasi eks back filling di eks pit Arjuna. Geometri lereng timbunan

ditunjukan pada gambar 4. 1.

GAMBAR 4.1

DIMENSI LERENG KESELURUHAN

Page 2: Bab Iv_pmc_cnt (Ms Step) REV 1

IV-3

IV. 2 Lokasi Back filling

Mengingat Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2009

tentang Pertambangan Mineral dan Batubara mengenai reklamasi dan

pascatambang. Penjelasan lebih rinci mengenai Undang-Undang ini dijelaskan

dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 78 tentang reklamasi

dan pascatambang. Eks pit Arjuna di PT Putra Muba Coal diakhir

penambangan meninggalkan lubang bukaan bekas tambang. Lubang ini

berpotensi menimbulkan dampak negatif lingkungan jangka panjang.

Analisis mengenai dampak lingkungan yang dimiliki oleh setiap

perusahaan pertambangan batubara, ditekankan bahwa lubang-lubang bukaan

bekas tambang harus ditutup melalui kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan.

Peraturan mengenai reklamasi dan pascatambang yang meliputi penimbunan

kembali overburden ke lubang bukaan bekas tambang dengan metode back

filling dari setiap perusahaan pertambangan dibuat berdasarkan hasil dari

konsultasi dengan instansi Pemerintah, instansi Pemerintah provinsi dan/atau

instansi pemerintah kabupaten/kota yang membidangi pertambangan mineral

dan batubara, instansi terkait lainnya, dan masyarakat. Berdasarkan prinsip

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan salah satunya

back filling harus memuat penjaminan terhadap stabilitas dan keamanan

timbunan di daerah bekas tambang (back filling) dan juga pemanfaatan lahan

bekas tambang ini sesuai dengan peruntukannya. Pascatambang di pit Arjuan

akan diperuntukan sebagai lahan bercocok tanam kembali. Jadi penjaminan

terhadap keamanan lereng timbunan menjadi faktor yang sangat penting.

PT Putra Muba Coal memiliki 1 buah Waste Dump Area (WDA) yang

diluar pit tempat yang gunanya untuk menampung overburden dari boxcut

periode penggalian tahun pertama dan tahun kedua. Dari hasil perhitungan

kemantapan lereng di lokasi rencana penambangan, maka harus disesuaikan

dengan aplikasi design tambang yang akan direncanakan. Untuk perencanaan

timbunan yang akan diaplikasikan, maka perlu juga diperhatikan faktor air

Page 3: Bab Iv_pmc_cnt (Ms Step) REV 1

IV-4

tanah karena hal ini akan mempengaruhi faktor saturasi dari material yang ada,

sehingga nilai tekanan air pori akan bertambah, yang dapat mengurangi

kekuatan material pembentuk teras dan mengurangi stabilitas lereng.

Berdasarkan hasil perhitungan kemantapan lereng timbunan maka dapat

disimpulkan bahwa keseluruhan adalah : tinggi H = 24 m, dan sudut lereng 180,

sedangkan lereng tunggal timbunan adalah tinggi H = 8 m, dan sudut lereng

200 dengan faktor keamanan FK = 1,43. Penimbunan yang dilakukan bertahap

dengan pemberian berm setelah penimbunan pada tahap awal dan kemudian

baru dilakukan penimbunan tahap selanjutnya.

Berdasarkan pertimbangan ekonomis dan lingkungan yang dilakukan PT

Putra Muba Coal maka kegiatan pengupasan lapisan tanah penutup akan

menerapkan metode back filling, artinya material hasil penggalian dari suatu

area penambangan, diisikan kembali pada area yang telah ditambang.

Penerapan metode back filling sekaligus diintegrasikan dengan program

reklamasi tambang. Hal ini akan memberikan keuntungan, karena akan

mereduksi jarak angkut overburden dan biaya reklamasi tambang dari daerah

tersebut. Pada tahap awal lapisan batuan penutup yang telah dibongkar akan

dipindahkan ditempat penimbunan di luar tambang. Tahap selanjutnya akan

ditimbun dilubang bekas tambang (inpit dump).

Dengan menggunakan metode penimbunan di area bekas tambang serta

pengaturan elevasi dan bentuk timbunan yang mendekati kondisi aslinya,

diharapkan tidak terjadi perubahan topografi atau bentang alam yang signifikan

akibat dari kegiatan penambangan tersebut. Material overburden ditempatkan

kembali untuk mengisi lubang bekas tambang melalui metode back filling dan

pada penggalian awal yang ditempatkan di tempat penimbunan di luar lubang

galian tambang. Penerapan metode back filling sekaligus terintegrasi dengan

program reklamasi tambang. Tahap akhir dari metode back filling ini adalah

menutupnya dengan lapisan tanah pucuk pada bagian atasnya kemudian segera

diikuti dengan kegiatan revegetasi terutama pada lahan-lahan yang tidak akan

dimanfaatkan lagi untuk kegiatan selanjutnya.

Page 4: Bab Iv_pmc_cnt (Ms Step) REV 1

(Sumber : PT . Putra Muba Coal, 2012)

U

IV-5

Sesuai dengan Peraturan Menteri Energi Dan Sumberdaya Mineral Nomor

18 Tahun 2008 tentang Reklamasi dan Penutupan Tambang maka kegiatan

reklamasi wajib dilaksanakan paling lambat satu bulan setelah tidak ada

kegiatan pada lahan yang terganggu. Pada tahun pertama operasi

penambangan, pemindahan tanah akan diarahkan ke Waste Dump Area

sedangkan pada tahun-tahun selanjutnya, pemindahan tanah akan dilakukan

secara back filling kearah bekas tambang yang sudah diambil batubaranya.

Sketsa tambang PT Putra Muba Coal dapat dilihat pada dibawah ini (gambar 4.

2).

GAMBAR 4. 2

SKETSA TAMBANG PT PUTRA MUBA COAL

SKETSA TAMBANGPT PUTRA MUBA COAL

LEGENDA : : VOID PIT ARJUNA

: WDA

: ROADS

: LOADING POINT

Page 5: Bab Iv_pmc_cnt (Ms Step) REV 1

(Sumber : PT . Putra Muba Coal, 2012)

IV-6

Pit Arjuna terletak berdampingan dengan pit Nakula dan pada saat

penelitian dilakukan hanya pit Nakula yang masih aktif melakukan

penambangan batubara. Eks Pit Arjuna pada akhir penambangannya

menyisakan lubang bukaan, lubang bukaan ini yang sesuai ketentuan peraturan

harus ditutup kembali. Tujuan utamannya adalah mengurangi lubang bukaan

bekas tambang di eks Pit Arjuna. Selain dari itu, alasan pemilihan eks pit

Arjuna dijadikan sebagai inpit dump adalah jarak antara eks pit Arjuna dan pit

Nakula yang lebih dekat jika dibandingkan dengan jarak ke waste dump area.

Jarak dari loading point ke eks pit Arjuna adalah 1,07 km sedangkan ke Waste

Dump Area adalah 1,3 km. Inpit dump di eks pit Arjuna ini diharapkan

perubahan topografi di eks pit Arjuan tidak akan terlalu signifikan

dibandingkan dengan topografi awal saat sebelum dilakukan penambangan.

Berikut aktifitas inpit dump di eks pit Arjuna (gambar 4. 3).

GAMBAR 4. 3

AKTIFITAS INPIT DUMP DI EKS PIT ARJUNA

IV. 2. 1 Rancangan Design Back filling

Lokasi back filling berbatasan langsung dengan perkebunan

masyarakat dan daerah rawa. Penambangan didaerah tersebut

Page 6: Bab Iv_pmc_cnt (Ms Step) REV 1

IV-7

mengakibatkan berkurang luas rawa sehingga volume air yang dapat

ditampung oleh rawa tersebut menjadi berkurang. Pembuatan design

harus mempertimbangkan faktor air yang berada di daerah rawa jika

terjadi curah hujan cukup tinggi tidak menggenangi perkebunan

masyarkat tersebut. Perencanan final design inpit dump di eks pit

Arjuna harus melalui beberapa proses pertimbangan teknis yaitu dari

keamanan lereng timbunan, jumlah overburden yang akan ditimbun

di lubang bukaan bekas penambangan eks pit Arjuna dan juga jarak

antara tempat loading point pengupasan overburden dengan tempat

penimbunan inpit dump.

Langkah-langkah pembuatan design Back filling dengan

menggunakan Software Minescape 4.118 adalah sebagai berikut :

1. Penyiapan base topografi (gambar 4. 4) dari lokasi yang akan

dilakukan back filling. Elevasi terendah topografi di Pit Arjuna ini

adalah 12 m. Garis berwarna putih menunjukan boundary dari

design inpit dump eks pit Arjuna.

GAMBAR 4. 4

TOPOGRAFI PIT ARJUNA

2. Setelah pembuatan boundary maka langkah selanjutnya adalah

pembuatan geometri bench (gambar 4. 5). Geometri bench ini

merupakan penggambaran dari hasil perhitungan kemantapan

lereng dengan tinggi bench 8 m, lebar bench 5 cm, dan single

slope 200. Untuk pembuatan tinggi dan slope bench adalah klik

boundary

Page 7: Bab Iv_pmc_cnt (Ms Step) REV 1

IV-8

Draw > Project. Kotak input elevasi dan projection angle diberi

nilai 20, ini menerangkan polygon boundary akan diproyeksikan

pada elevasi 20 m dengan sudut 200. Sedangkan untuk pembuatan

lebar bench klik Draw > Offset, isikan 5 pada tex box offset

normal yang menunjukan lebar bench 5 m. Klik Project dan offset

hingga mencapai ketinggian yang direkomendasikan berdasarkan

data geoteknik.

GAMBAR 4. 5

GEOMETRI BENCH DESIGN INPIT DUMP

3. Langkah selanjutnya adalah pembuatan triangle dari topografi dan

design back filling (gambar 4. 6). Pembuatan triangle ini

diperlukan untuk perhitungan volume dari design yang telah

dibuat. Langkah pembuatan Triangle klik Model > Triangle >

Design. Kotak input dan output untuk pemilihan dan pembuatan

layer baru. Pada gambar dibawah ini warna biru menunjukan

topografi dan rainbow menunjukan design back filling.

GAMBAR 4. 6

TRIANGLE DESIGN

Page 8: Bab Iv_pmc_cnt (Ms Step) REV 1

IV-9

4. Pada langkah yang keempat ini adalah tahap perhitungan volume

dari design (gambar 4. 7). Langkahnya klik Reserves > Triangle

Volumes, kemudian menentukan layer yang akan dijadikan

sebagai bottom yaitu topografi dan top yaitu design back filling.

Setelah semua diisi maka klik OK.

GAMBAR 4. 7

LANGKAH PERHITUNGAN VOLUME

5. Untuk melihat berapa volume dari design adalah dengan

mengklik Minescape Explorer > Table Files > Generic > pilih

nama yang menjadi inisial yang telah dibuat (gambar 4. 8).

GAMBAR 4. 8

OUTPUT VOLUME

Page 9: Bab Iv_pmc_cnt (Ms Step) REV 1

U

IV-10

Berdasarkan perhitungan keamanan lereng timbunan maka

dihasilkan sebuah design back fillng dengan luas 19,46 ha dan

kapasitas timbunan untuk overburden sebesar 3.032.498,44 ccm

(gambar 4. 9).

Tahap selanjutnya dalam pembuatan perencanaan back filling di

eks pit Arjuna adalah pembuatan sequence. Sequence ini sangat

penting karena akan mempermudah pengontrolan sampai ke final

design back filling eks pit Arjuna. Perencanaan sequence di eks pit

Arjuna dibagi menjadi empat sequence dan dimulai dari bawah

keatas.

Skala 1 : 3000

GAMBAR 4. 9

FINAL BACK FILLING EKS PIT ARJUNA

Page 10: Bab Iv_pmc_cnt (Ms Step) REV 1

U

IV-11

Sequence I penimbunan di eks pit Arjuna dimulai dari elevasi 12

m ke 20 m dengan menimbun hampir setengah dari luas area pada

elevasi 12 m. Sequence I memiliki kapasitas timbunan overburden

sebesar 702.919,96 ccm. Berikut bentuk gambar dari sequence I back

filling di eks pit Arjuna (gambar 4. 10).

Skala 1 : 3000

GAMBAR 4. 10

SEQUENCE I BACK FILLING EKS PIT ARJUNA

Setelah sequence I selesai maka tahap selanjutnya adalah

sequence II. Sequence II ini melanjutkan dari sequence I yaitu

pembuatan plate pada elevasi 20 m dan juga membuat timbunan ke

elevasi 28 m yang memiliki kapasitas timbuan material sebesar

Page 11: Bab Iv_pmc_cnt (Ms Step) REV 1

U

IV-12

1.569.167,80 ccm. Berikut bentuk gambar dari sequence II back

filling di eks pit Arjuna (gambar 4. 11).

Skala 1 : 3000

GAMBAR 4. 11

SEQUENCE II BACK FILLING EKS PIT ARJUNA

Selanjutnya sequence III memiliki kapasitas volume timbunan

overburden sebesar 2.304.445,10 ccm. Dengan membuat plate elevasi

28 m dan sebagian elevasi 36 m. Berikut design dari sequence III

back filling di eks pit Arjuna pada gambar 4.12.

Sequence terakhir yaitu sequence IV yang merupakan design

final dari back filling di eks pit Arjuna memiliki kapasitas

3.032.498,44 ccm yang dimulai pada elevasi 12 m – 36 m.

Page 12: Bab Iv_pmc_cnt (Ms Step) REV 1

U

IV-13

Skala 1 : 3000

GAMBAR 4. 12

SEQUENCE III BACK FILLING EKS PIT ARJUNA

Berikut penyajian secara tabel sequence dan volume dari tiap-

tiap masing sequence. Volume material memiliki satuan compacted

cubic meter yang berarti material telah dilakukan pemadatan dengan

menggunakan alat compactor. Volume back filling dapat dilihat pada

tabel IV. 2.

Page 13: Bab Iv_pmc_cnt (Ms Step) REV 1

IV-14

WAKTUSEQUENCE

BACK FILLINGLUAS(ha)

ELEVASI(Meter)

VOLUMEOVEBURDEN(ccm)

Triwulan I I 19,46 20 702.919,19

Triwulan II II 19,46 28 1.569.167,80

Triwulan III III 19,46 36 2.304.445,10

Triwulan IV IV 19,46 36 3.032.498,44

TABEL IV. 1

VOLUME OVERBURDEN BACK FILLING

Selain pertimbangan mengenai keamanan lereng timbunan inpit

dump, pola aliran air di lokasi back filling eks pit Arjuna juga harus

diperhatikan. Pola aliran air ini menjadi sangat penting karena lokasi

back filling eks pit arjuna berbatasan langsung dengan perkebunan

karet dan kelapa sawit warga sekitar.

Terdapat sebuah cekungan rawa diantar lokasi timbunan back

filling dengan perkebunan warga. Daerah rawa ini tidak mengalir

karena aliran air yang sebelumnya ada telah tertutup akibat aktivitas

pertambangan. Pencegahan pertama yang dilakukan untuk

menguranginya adalah dengan pembuatan parit diantara lokasi

timbunan tambang dengan perkebunan masyarakat namun sewaktu

curah hujan tinggi pencegahan tersebut tidak bisa berfungsi banyak

karena ada beberapa pohon karet maupun pohon sawit dibagian

terluar yang dekat dengan tambang terendam air.

Pembuatan saluran air di lokasi back filling eks pit Arjuna

dimaksudkan untuk mengalirkan air permukaan menuju ke mian

sump di pit Nakula. Hal ini terintegrasi dengan perencanaan

penyaliran tambang dalam penangan air yang berada area tambang

dan daerah sekitar sehingga terhindar dari genangan air tersebut. Pola

aliran air permukaan dapat dilihat pada gambar 4. 13.

Page 14: Bab Iv_pmc_cnt (Ms Step) REV 1

U

IV-15

GAMBAR 4. 13

POLA ALIRAN AIR DI LOKASI BACK FILLING

EKS PIT ARJUNA

Keterangan tanda panah :

: aliran air dari cacthment area Back filling

: saluran air

: aliran air permukaan dari tanah yang belum dibebaskan

: aliran air dari Rawa