bab iveprints.unpam.ac.id/2662/5/bab iv.docx · web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada...

42
51 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Singkat Bank Maspion Indonesia PT.Bank Maspion Indonesia didirikan di Surabaya pada tanggal 6 November 1989 berdasarkan Akta No 68 Tanggal 6 November 1989 Juncto Akta perubahan No.49 tanggal 5 Desember 1989 dibuat dihadapan Soetjipto,S.H., Notaris di Surabayan dan mendapat ijin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia pada tanggal 30 juni 1990. Beroperasi sebagai bank umum pada tanggal 31 Agustus 1990, Bank Maspion kemudian menyandang predikat sebagai Bank Devisa pada tanggal 28 Juli 1995. Bank Mapion Indonesia yang berkembang menjadi bank berkompeten, unggul dan handal, kemudian mengubah status perusahaan menjadi perusahaan publik (terbuka). Berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 3 April 2013dan menwarkan 770.000 saham bisasa kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp.100,- per lembar sahamnya yang dicatatkan di BEI tanggal 11 juli 2013.

Upload: others

Post on 20-Jan-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

51

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Profil Singkat Bank Maspion Indonesia

PT.Bank Maspion Indonesia didirikan di Surabaya pada tanggal 6 November

1989 berdasarkan Akta No 68 Tanggal 6 November 1989 Juncto Akta perubahan

No.49 tanggal 5 Desember 1989 dibuat dihadapan Soetjipto,S.H., Notaris di

Surabayan dan mendapat ijin dari Menteri Keuangan Republik Indonesia pada

tanggal 30 juni 1990. Beroperasi sebagai bank umum pada tanggal 31 Agustus

1990, Bank Maspion kemudian menyandang predikat sebagai Bank Devisa pada

tanggal 28 Juli 1995.

Bank Mapion Indonesia yang berkembang menjadi bank berkompeten,

unggul dan handal, kemudian mengubah status perusahaan menjadi perusahaan

publik (terbuka). Berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 3 April 2013dan

menwarkan 770.000 saham bisasa kepada masyarakat dengan nilai nominal

Rp.100,- per lembar sahamnya yang dicatatkan di BEI tanggal 11 juli 2013.

Sejalan dengan tranformasi yang dilaksanakan pada tahun 2014, Bank

Maspion memperbarui semangatnya dan semakin mengembangkan diri. pada

akhir tahun 2014, Bank Maspion memiliki 844 karyawan dan telah memilki 51

jaringan kantor yang terdiri dari 1 kantor pusat, 10 kantor cabang, 30 kantor

cabang pembantu serta 10 kantor kas yang tersebar disurabaya, Jakarta, Semarang,

Denpasar, Medan, Bandung, Makassar, Solo, Malang, Purwokerto, Palembang.

Bank Maspion memiliki 53 yang bergabung dalam jaringan prima sehingga para

Page 2: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

Displin

Dedikasi & Loyalitas

Kerjasama

nasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima

maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung dalam jaringan prima.

Pada tahun 2014 Bank Maspion meluncurkan Cash Deposit Machine dan kas

mobil di Jakarta dan Surabaya untuk meningkatkan pelayanan.

Bank Maspion Indonesia memiliki visi dan misi. Visi dari Bank Maspion

adalah “Menjadi Bank dengan fokus yang sehat dan terbaik di Regional dan

Indonesia”. Sedangkan misi yang dimiliki adalah

Peningkatan layananan

Peningkatan aspek keuangan

Peningkatan kepatuhan dan manajemen resiko

Untuk mewujudakan dari visi dan misi tersebut Bank Maspion memiliki nilai –

nilai yang baik yang tercermin di dalam perusahaan. Nilai-nilai tersebut termuat

dalam nilai - nilai perusahaan (corporate values)

Gambar 4.1gambar 4. 1

Nilai – Nilai Perusahaan

Komunikasi

Layanan Prima

52

Page 3: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

Dalam Pelaksanaan Good Corporate Governance, berikut struktur organisasi

PT.Bank Maspion Indonesia yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang

Saham(RUPS), Dewan Komisaris, Direksi, Komite-komite dibawaha komisaris

dan komite-komite dibawah direksi yang berkerja sesuai ruang lingkup tugas,

tanggung jawab, serta fungsinya masing –masing.

Gambar 4.2 gambar 4. 2

Struktur Organisasi PT Bank Maspion Indonesia

53

Page 4: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan pemegang kekuasaan

dan kewenangan tertinggi perusahaan, dengan kewenangan yang tidak diberikan

kepada dewan komisaris atau direksi sebagaimana diatur dalam anggaran dasar

perusahaan maupun peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kewenangan

yang dimiliki oleh RUPS antara lain mengangkat dan memberhentikan anggota

dewan komisaris dan direksi, mengevaluasi kinerja dewan komisaris dan direksi,

menentukan gaji atau honorium dan tunjangan lain bagi anggota dewan komisaris

dan direksi, mengesahkan laporan tahunan termasuk didalamnya laporan

keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik, menyetujui perubahan anggran

dasar, Menunjuk kantor akuntan publik dan menetapkan penggunaan laba

perseroan.

2. Dewan Komisaris

Dewan Komisaris bertugas dan bertanggung jawab untuk melakukan

pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi, memastikan

bahwa pelaksanaan usaha Bank sesuai dengan strategi yang telah disetujui,

memberikan advis kepasa direksi dan memastikan terselenggaranya pelaksanaan

prisnsi GCG, manajemen risiko serta kontrol internal yang efektif sehingan dapat

meningkatkan efektivitas dan efisiensi operasional Bank serta kepatuhan kepada

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

54

Page 5: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

Tabel 4.1

Susunan Dewan Komisaris

Jabatan Nama

Komisaris Utama Independen Henry Kaunang

Komisaris Diana Alim

Komisaris Independen M.Pujiono Santoso

3. Direksi

Direksi bertanggung jawab penuh dalam pengembangan bisnis dan

pengelolaan Bank secara keseluruhan, menetapkan arah strategis perusahaan,

menjamin keberlangsungan usaha Bank untuk jangka panjang, pencapaian tingkat

kinerja yang sesuai dengan atrget usaha serta pengelolaan Bank dengan prinsip

kehati-hatian demi kepentingan para stakeholder.

Tabel 4.2

Susunan Direksi

Jabatan Nama

Direktur Utama Herman Halim

Direktur Kredit Sri Redjeki

Direktur Kepatuhan(Independen) Iis Herijati

Direktur Pemasaran Yunita Wanda

55

Page 6: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

4. Komite Dibawah Dewan Komisaris

Dewan komisaris teah membentuk tiga komite yaitu komite audit, komite

pemantau risiko serta komite remunerasi dan nominasi. Setiap komite

bertanggung jawab untuk melakukan review dan pengawasan berdasarkan tugas

dan tanggung jawab yang telah ditetapkan dalam pedoman dan tata tertib kerja

masing-masing komite.

5. Komite Dibawah Direksi

Guna membantu meningkatkan efektivitas pelaksanaan tugasnya, direksi

dibantu oleh 7 (tujuh) komite yang bertugas memberikan opini obyektif kepda

direksi sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawab masing-masing. Berikut

komite dibawah direksi yakni komite liabilitas-aset, komite manajemen risiko,

komite kredit, komite kebijakan, komite pengarah teknologi informasi(TI), komite

produk jasa dan layanan, komite sumber daya manusia.

6. Sekretaris

Dalam rangka keterbukaan informasi kepada publik serta memelihara

komunikasi dengan regulator, kalangan pasar modal, investor maupun segenap

pemangku kepetingan, Bank telah menunjuk sektretaris perusahaan yang

bertanggung jawab langsung kepada direktur utama. Dalam melaksaanaa

tugasnya, sekretaris perusahaan memiliki akses terhadap informasi material dan

relevan yang berikaitan dengan perseroan.

7. Satuan Kerja Audit Internal

56

Page 7: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

Fungsi internal audit Bank dilaksanakan oleh Satuan Kerja Audit

Internal(SKAI) yang independen terhadap satuan kerja operasional. SKAI

berperan melaksanakan kegiatana assurance melalui pelaksanaan audit secara

obyektif dan memberikan penilaian independen terhadap kecukupan dan

efektivitas proses manajemen risiko, pengendalian internal, dan pelaksanaan tat

kelola pada semua aspek bisnis Bank. Disamping kegiatan assurance, SKAI

melakukan fungsi konsultasi dengan memeberikan tanggapan terhadap usulan

kebijakan, sistem dan prosedur Bank dengan tujuan untuk memastikan bahwa

kebijakan atau sistem dan prosedur yang baru telah mencakup aspek-aspek

pengendalian internal.

8. Manajemen Risiko

Dewan komisaris dan Direksi melakukan pengawasan secara aktif terhadap

pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko. Ditingkat komisaris,

pengawasan dilakukan oleh komite pemantauan risiko sedangakan komite

ditingkat direksi adalah komite manajemen risiko, yang bertanggung jawab

mengkaji profil risiko dan menentukan tindakan untuk memitigasi dan

mengendalikan rsisiko. Adapun pengelolaan risiko dilakukan oleh satuan kerja

manajemen risiko yang bertanggung jawab melakukan pengumpulan dan

pengukuran data, serta menyusun laporan risiko.

9. Satuan Kerja Kepatuhan

Satuan Kerja Kepatuhan Bank menangani 2 fungsi yaitu fungsi pengelolaan

kepatuahn dan fungsi anti pencucuian uang dan pencegahan pendanaan terorisme.

B. Kondisi Kesehatan Bank Maspion Indonesia Pra Go Public

57

Page 8: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

Pengukuran kondisi kesehatan keuangan Bank Maspion Indonesia dengan

didasarkan pada Peraturan Bank Indonesia No.13/1/PBI/2011 yakni menggunakan

pendekatan berdasarkan risiko (risk based bank rating) dengan penilaian beberapa

faktor diantaranya risk profile, good corporate governance, earning, dan capital.

laporan keuangan yang digunakan adalah periode 2010 hingga 2012 dan dapat

dilihat dilampiran 1.

1. Risk Profile dan GCG

Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, Bank melakukan penialian terhadap

profile risiko secara keseluruhan serta malporkan hal tersebut kepada Bank

Indonesia setiap triwulan. Penilaian profil risiko tersebut merupakan kombinasi

dari hasil penilaian risiko yang melekat pada aktivitas fungsional (Inherent risk)

dengan kecukupan sistem pengendalian risiko(risk control system). Laporan profil

risiko bank periode sejak tahun 2010 - 2012 yakni low to moderate.

Penialaian terhadap faktor GCG (Good Corporate Governance) pada bank

Maspion Indonesia yang menunjukan bahwa manajemen bank telah melakukan

penerapan GCG dengan baik ditahun 2010 – 2012. Artinya secara umum apabila

terdapat kelemahan dalam penerapan GCG., maka kelemahan tersebut kurang

berarti signifikan dan dapat diselesaikan dengan tindakan normal.

Tabel 4.3 Tabel 4.4

Peringkat Profil Risk Hasil SelfAssessment Penilaian GCG

Tahun Peringkat

Komposit

2010 Low To Moderate

58

Tahun Predikat

2010 Baik

2011 Baik

2012 Baik

Page 9: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

2011 Low To Moderate

2012 Low To Moderate

Sumber: Laporan Tahunan Bank Maspion Sumber : Laporan Tahunan Bank Maspion

2. Earning

Tolak ukur rasio keuangan banyak terdapat dalam faktor earning. Dan dapat

dilihat dari analisis ROA. Selain ROA ada indikator lain yang diperhatikan yakni

laba bersih dan BOPO(Beban Operasional dan Pendapatan Operasional) yang

didapat Bank.

Periode 2010 – 2012 terjadi fluktuasi terhadap laba bersih Bank Maspion

Indonesia. Pada periode tahun 2011 walaupun terjadi peningkatan terhadap laba

bersih sebesar Rp.38 miliar namun BOPO ikut meningkat sebesar 91,44% karena

terjadi remunerasi karyawan. Namun di periode tahun 2012 sebaliknya laba bersih

mengalami penurunan sebesar Rp.23 miliardan BOPO juga mengalami penurunan

sebesar 89,84%.

59

Page 10: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

Sumber : Laporan Tahunan Bank Maspion Indonesia

2010 2011 2012

88.83%

91.44%

89.84%

Gambar 4.4Grafik Fluktuasi BOPO

(%)

gambar 4. 4

Sumber : Laporan Tahuanan Bank Maspion Indonesia

Bank Maspion Indonesia Pada Periode 2010 -2012 Mengalami kondisi

fluktuasi pada kinerja ROA. Terlebih pada tahun 2012 kemampuan Bank 60

2010 2011 2012

22.677

38.684

23.654

Gambar 4.3Grafik Fluktuasi Laba Bersih

(Rp Juta)

Page 11: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

dipertanyakan karena pencapaian ROA dibawah standar yang ditetapkan Bank

Indonesia yaitu 1,25%. Walaupun tahun 2011 pencapaian tertinggi nya adalah

1,87% tetapi bank tidak dapat memaksimalkan kembali ditahun berikutnya.

2010 2011 2012

1.35%

1.87%

1.00%

Gambar 4.5Grafik Fluktuasi ROA

(%)

gambar 4. 5

Sumber : Laporan Tahunan Bank Maspion Indonesia

3. Capital

Capital adalah faktor terkahir dalam penilaian tingkat kesehatan. Faktor ini dilihat

dari kualitas dan kecukupan permodalan yang dimiliki Bank. Rasio yang

digunakan adalah CAR. Pada periode 2010 – 2012 CAR Bank Maspion Indonesia

mengalami fluktuasi dengan rata – rata 14,06 % diatas batas minimum CAR yang

di atur oleh Bank Indonesia yaitu 8% dari ATMR. Walaupun pada periode 2010 –

2012 Bank Maspion Indonesia belum melakukan penjualan saham nya ke pasar

modal atau Belum melakukan IPO (Initial Public Offering) namun Bank Maspion

Indonesia tetap dapat mempertahankan modal yang mencukupi.

61

Page 12: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

Tabel 4.5

CAR Bank Maspion Indonesia

Tahun CAR

2010 12,89%

2011 15,84%

2012 13,46%

Rata – rata 14,06%

Sumber : Laporan Tahunan Bank Maspion Indonesia(data diolah)

62

Page 13: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

2010 2011 2012

12.89%15.84%

13.46%

Gambar 4.6Grafik Fluktuai CAR

(%)

gambar 4. 6

Sumber : Laporan Tahunan Bank Maspion Indonesia (data diolah)

Faktor – faktor diatas adalah metode menggunakan metode risk-based

bank rating. Dalam laporan keuangan ada indikator yang harus diperhatikan juga

yakni total aset dan dana pihak ketiga. Periode tahun 2010 – 2012 mengalami

kenaikan aset yakni sebesar 51,38%. ini menunjukan kinerja perusahaan yang

baik. tercatat total aset Bank Maspion Indonesia pada tahun 2012 mencapai Rp.

3,4Triliun.

2010 2011 2012

2.248.124.737 2.797.581.866

3.403.282.701

Gambar 4.7Grafik Pertumbuhan Total Aset

(Ribuan Rupiah)

gambar 4. 7

63

Page 14: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

Sumber : Laporan Tahunan Bank Maspion Indonesia

Periode 2010 – 2013 tercatat juga kenaikan pada dana pihak ketiga dari tahun

2010 sebesar Rp.1,98 triliun menjadi Rp. 3 triliun atau terjadi kenaikan sebesar

50,97%.

2010 2011 2012

1.987.190

2.399.639

3.000.103

Gambar 4.8Grafik Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga

(Rp Juta)

gambar 4. 8

Sumber : Laporan Tahunan Bank Maspion Indonesia

Setelah melihat secara keseluruhan kondisi Keuangan Bank Maspion

Indonesia mengalami peningkatan dimulai dari jumlah aset yang dimiliki

meningkat dan dana pihak ketiga pun ikut meningkat. Dengan kondisi keuangan

diatas Bank Maspion siap untuk melakukan penawaran umum saham nya ke pasar

modal agar perusahaan semakin kuat dalam permodalan nya dan agar tercapai visi

– misi perusahaan yakni menjadi bank yang sehat dan terbaik diregional.

C. Kondisi Kesehatan Bank Maspion Indonesia Pascah Go Publik

64

Page 15: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

Berdasarkan keputusan RUPSLB tanggal 2 April 2013, Bank Maspion

Indonesia mengubah status perusahaan menjadi perusahaan publik (terbuka) dan

menawarkan 770.000.000 atau 19,99% dari total disetor saham biasa kepada

masyarakat dengan nominal Rp.100,- per lembar saham nya, yang dicatatkan nya

di Bursa Efek Indonesia tanggal 11 Juli 2013. Dana bersih yang diraih dari

penwaran umum perdana tersebut mencapai sebesar Rp. 235.678 juta.

Kondisi kesehatan keuangan Bank Maspion setelah go publik mengalami

peningkatan dalam sektor permodalan, aset dan profitabilitas. Untuk melihat

perbandingan antara pra go publik dan pasca go publik dapat dilihat berikut ini.

1. Capital

Hal utama yang mengalami perubahan adalah berpindahnya sebagian saham

Bank Maspion. Tercatat diakhir tahun 2013 pemegang saham terbesar masih

dipegang PT Alim Investindo sebesar 67,69% , pemegang saham terbesar kedua

PT Maspion sebesar 13,06%, yang ketiga PT Guna Investindo adalah 6,77 dan

sisanya sebesar 12,48% dimiliki oleh masyarakat yang tersebar ke berbagai pihak

dan jumlah kepemilikannya kurang dari 5%.

Tabel 4.6

Pemegang Saham Pra dan Pasca Go Publik

NO

Nama Pemegang

Saham 2012 2013

Jumlah Saham Persentas

e

(%)

Jumlah

Saham

Persenta

se

(%)

65

Page 16: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

1 Alim Investindo 260,690,000,0

00

84,61 2,606,897,50

0

67,69

2 PT Maspion - - 503,001,500 13,06

3 PT Guna

Investindo

26,607,000,00

0

8,46 260,675,000 6,77

4 Lainnya(Masing –

masing < 5%)

21,343,000,00

0

6,93 480,426,000 12,48

Total Saham 308,100,000,0

00

100 3,851,000,00

0

100

Sumber : Laporan Tahunan Dan Prospektus Bank Maspion(data diolah)

Permodalan Bank Maspion, terjadi peningkatan pada total ekuitas pada tahun

2013 yakni sebesar Rp. 4,170,423 juta mengalami peningkatan sebesar Rp.

767,140 juta atau 25% dibandingkan akhir tahun 2012 sebesar Rp.3,403,283 juta.

Dan CAR atau rasio kecukupan modal Bank pada akhir tahun 2013 tercatat

sebesar 21,01%. ini merupakan modal kuat untuk melakukan pengembangan

usaha melalui peningkatan pembiayaan masa depan.

66

Page 17: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

2012 2013

3,403,283

4,170,423

Gambar 4.9Grafik Perbandingan Total Ekuitas

(Rp juta)

gambar 4. 9

Sumber : Laporan Tahunan Bank Maspion

2012 2013

13.46%

21.01%

Gambar 4.10Grafik Perbandingan CAR(%)

gambar 4. 10

Sumber : Laporan Tahunan Bank Maspion

2. Earning67

Page 18: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

Laba sebelum pajak dan laba bersih di akhir tahun 2013 sebesar Rp. 41,949

Juta dan Rp. 31,459 juta, mengalami peningkatan 33,15% dan 33,00% dari tahun

2012 sebesar Rp. 31,505 juta dan Rp. 23,654 juta. Pencapain tersebut merupakan

kinerja manajemen bank yang baik dan tetap terjaga pada tingkat yang sehat.

Selain itu ditunjang dengan kinerja bank maspion dalam beroperasi yang

menunjukan ke arah yang lebih baik walaupun penurunan rasio efisiensi (BOPO)

dari tahun lalu tidak begitu signifikan, tahun 2012 sebesar 89,84% menjadi

88,88% di akhir tahun2013.

2012 2013

31,505

41,949

23,654

31,459

Gambar 4.11Grafik Perbandingan Laba Sebelum Pajak dan Laba Bersih

(Rp juta)

laba sebelum pajak Laba bersih

gambar 4. 11

Sumber : Laporan Tahunan Bank Maspion

68

Page 19: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

2012 2013

89.84%

88.88%

Gambar 4.12Grafik Perbandingan Bopo

(%)

gambar 4. 12

Sumber : Laporan Tahunan Bank Maspion

Yang berkaitan dengan profitabilitas, pencapaian yang diraih Bank Maspion

pada tahun 2013 mengalami kenaikan dibanding tahun 2012. Namun hal ini tetap

menunjukan rasio ROA ditahun 2012 dan tahun 2013 tidak mencapai standar

yang ditetapkan Bank Indonesia yaitu 1,25%. Dan Bank Maspion hanya mampu

mencapai ditahun 2012 sebesar 1,00% menjadi 1,11% dikahir tahun 2012.

walaupun ada peningkatan tetapi kinerja dalam mencapai profitabiltas harus tetap

dibenahi agar dapat melampaui standar yang ditetapkan Bank Indonesia.

69

Page 20: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

2012 2013

1.00%

1.11%

Gambar 4.13Grafik Perbandingan ROA

(%)

gambar 4. 13

Sumber : Laporan Tahunan Bank Maspion

3. Risk Profile dan GCG

Dalam melakukan penilaian kesehatan Bank dengan metode RBBR. Untuk

memenuhi penilaian harus tetap mempertimbangkan faktor risk profile dan GCG

agar dalam penilaian kesehatan menjadi lengkap. Berikut hasil laporan self

assessmentnya terhadap faktor risiko dan GCG.

Tabel 4.7

Peringkat Komposisi Profil Risiko dan GCG

Peringkat Komposisi Profil GCG

Nilai Predikat

70

Page 21: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

Tahun Risiko

2012 Low to Moderate 2 Baik

2013 Low to Moderate 2 Baik

Sumber : Laporan Tahunan Bank Maspion (data diolah)

Beradasarkan tabel diatas, terlihat bahwa peringkat Komposit profil risiko

dari bank maspion memiliki nilai Low to Moderate. Artinya tahun 2012 dan 2013

kemungkinan memiliki risiko inheren yang tergolong rendah dan kualitas

penerapn manajemen risiko secara komposit memadai. Perhatian manajemen

terhadap kelemahan minor tetap teratasi dan tidak terabaikan.

Pada faktor GCG (Good Corporate Governance) manajemen bank telah

menerapkan GCG dengan baik walaupun belum sangat baik di tahun 2012 dan

2013. Artinya apabila terdapat kelemahan dalam penerapan GCG manajemen

dapat segera menyelesaikan nya.

Selain faktor diatas, Bank Maspion juga mencatatkan total aset diakhir tahun

2013 mencapai Rp. 4,1 Triliun. Pertumbuhan yang terjadi sebesar 22,54%

dibandingkan dengan total aset diakhir tahun 2012 sebesar Rp. 3,1 Triliun.

71

Page 22: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

2012 2013

3,403,283

4,170,423

Grafik 4.14Grafik Perbandingan Total Aset

(Rp Juta)

gambar 4. 14

Sumber : Laporan Tahunan Bank Maspion

Dari berbagai uraian diatas, sekilas terlihat peningkatan kinerja dari Bank

Maspion periode 2012 – 2013. Periode tersebut merupaka peralihan Bank

Maspion dari periusahaan tertutup (private) menjadi Perusahaan Terbuka (go

public) Namun harus dilakukan analisis lanjuta terkait dengan perbandingan pra

dan pasca go public , maka variabel yang dianalisis yakni ROA, NIM dan CAR

yang digunakan dalam penelitian deskriptif. Adapun ikhtisar keuangan tahunan

Bank Maspion periode tahun 2010 hingga 2016 dan dapat dilihat pada lampiran.

1. Return On Assets (ROA)

Berdasarkan Laporan keuangan Tahunan Bank Maspion Indonesia Periode

2010 – 2016, rasio ROA pada pra go publicyaitu pada periode 2010 – 2012,

mengalami peningkatan pada periode 2010 ke 2011 sebesar 0,52%, peningkatan

terjadi karena laba bersih mengalami peningkatan sebesar 70,59% namun

mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 0,87% atau bahkan rasio ROA 72

Page 23: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

lebih kecil dari tahun 2010 dikarenakan laba bersih dan laba sebelum pajak

mengalami penurunan, kondisi ini disebabkan penjualan properti yang

terbengkalai.. Sementara rasio ROA pasca go public yakni periode 2013 – 2016,

mengalami kondisi yang sama yaitu Fluktuasi namun periode ini pencapaian

ROA dibawah standar yang ditetapkan Bank Indonesia, hanya pada akhir tahun

2016 ROA diatas standar yang ditetapkan Bank Indonesia. Pada tanggal 11 juli

2013 status berubah menjadi perushaan terbuka dan pada penawaran umum

perdana perusahaan mendapatkan perolehan dana neto sebesar Rp.235.678 juta

pada rasio kecukupan modal meningkat sebesar 13,46%. Dengan peningkatan

kinerja keuangan menghasilkan rasio keuangan yang baik terjadi peningkatan

Rasio ROA dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 0,11% namun mengalami

penurunan ditahun 2014 sebesar 0,31 % disebabkan laba bersih mengalami

penurunan dari Rp. 31.459 juta menjadi Rp.24.791 juta. Ditahun 2015 Rasio

Meningkat menjadi 1,10% dikarenakan labasebelum pajak meningkat sebesar

59,61% dana laba bersih sebesar 59,66% dan terjadi peningkatan kembali pada

rasio ROA ditahun 2016 sebesar 0,57% dengan diiringi peningkatan yang

signifikan pada laba sebelum pajak sebesar 68,33%. ROA yang dicapai pada

tahun 2016 sebesar 1,67% diatas standar yang ditetapkan Bank Indonesia yakni

1,25% dan rata rata standar industri perbankan pada tahun 2016, Namun kalau

dilihat dari rata-rata industri yang dicatat oleh OJK(Otoritas Jasa Keuangan) pada

tahun 2016 sebesar 2,36% jadi pencapaian Bank Maspion Pada tahun 2016 masih

dibawah rata-rata industri.

73

Page 24: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

Selain membandingkan Data ROA sebelum dan sesudah Go Public, sebagai

data acuan peneliti juga membandingkan dari segi eksternal yakni

membandingkan data ROA pada Bank swasta yang selevel. Bank yang dipakai

sebagai pembanding adalah Bank Victoria International dan data yang digunakan

data sesudah go public. Jika melihat data yang tersaji Pencapaian ROA pada

Periode 2010 – 2013, Bank Maspion tingkat pencapaiannya lebih rendah

dibandingkan Bank Victoria namun periode 2014 – 2016 justru sebaliknya Bank

Maspion tingkat pencapaian ROA nya lebih tinggi.

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1.35

1.87

1 1.11

0.8

1.1

1.67

Gambar 4.15Grafik Perbandingan ROA Bank Maspion Periode 2010 -

2016 (%)

ROA Pra Go Public ROA Pasca Go Public

gambar 4. 15

74

Page 25: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

Sumber : Laporan Tahunan Bank Maspion

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1.71

2.652.17 1.9700000000000

1

0.8 0.650000000000005 0.52

Grafik 4.16Grafik Pertumbuhan ROA pada Bank Victoria International

Periode 2010 - 2016 (Dalam %)

Roa Pasca Go Public

gambar 4. 16

Sumber : Laporan Tahunan Bank Victoria International

2. Net Interest Margin (NIM)

Rasio NIM Bank Maspion IndonesiaBerdasarkan Laporan keuangan Tahunan

Bank Maspion Indonesia Periode 2010 – 2016, rasio NIM pada pra go public

yaitu pada periode 2010 – 2012, memiliki kecenderungan yang sama dengan rasio

ROA yakni kondisi fluktuasi. Terjadi peningkatan ditahun 2010 ke 2011 dari

5,58% ke 5,73 %,peningkatan terjadi karena peningkatan pada laba sebelum pajak

dan sesudah pajak sebesar 60,39% dan 70,59% namun mengalami penurunan dari

5,73% menjadi 5,24% pada tahun 2012 karena terjadi kenaikan aset produktif

sebesar 34,03% dan kenaikan pendapatan bersih sebesar 20,56% yng disebabkan

terutama karena turunnya suku bunga surat berharga(SBI). Sementara rasio NIM

pasca go public yakni periode 2013 – 2016, mengalami kondisi penurunan secara

75

Page 26: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

terus menerus sampai diakhir tahun 2015 dan mulai mengalami kenaikan diakhir

tahun 2016. Dengan NIM tahun 2013 berada di angka 5,07 % dan terus turun

diangka 4,42% diakhir tahun 2015 dan meningkat kembali diakhir tahun 2016.

Pada tahun 2013 NIM turun disebabkan beban operasional meningkat karena

perluasan jaringan kantor. Tahun 2014 juga mengalami penurunan karena BOPO

meningkat dari 88,88% pada akhir 2013 menjadi 92,17% pada akhir tahun 2014

terutama pada laba operasional mengalami penurunan menajdi Rp. 32.580 juta

dari Rp. 41.392 juta pada akhir tahun 2013 dan sedangkan tahun 2015 mengalami

penurunan dikarenakan aset produktif bank sebesar RP.599.285 juta dari

Rp.3.821.086 juta pada akhir tahun 2014 menjadi Rp.4.420.371 juta pada akhir

tahun 2015 sejalan meningkatnya penyaluran kredit bank. Peningkatan NIM pada

tahun 2016 dikarenakan menurunnya beban bunga dan meningkatnya pendapatan

bunga bersih sebesar Rp.58.106 juta atau 33,49%. Pencapaian NIM 2016 kalau

dilihat dari rata rata industri yang dicatat oleh OJK(Ototritas Jasa Keuangan)

masih berada dibawah rata-rata industri karena rata-rata industri pada tahun 2016

sebesar 5,59%.

Selain membandingkan Data NIM sebelum dan sesudah Go Publicpada Bank

Maspion, sebagai data tambahan peneliti juga membandingkan dari segi eksternal

yakni membandingkan data NIM pada Bank swasta yang selevel. Bank yang

dipakai sebagai pembanding adalah Bank Victoria International dan data yang

digunakan data sesudah go public. Jika melihat data yang tersaji Pencapaian

NIMBank Maspionpada Periode 2010 – 2016 lebih tinggi dibandingkan Bank

Victoria.

76

Page 27: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

5.58 5.73 5.24 5.07 4.934.42

5.28

Gambar 4.17Grafik Perbandingan NIM Bank Maspion Periode 2010 -

2016 (%)

NIM Pra Go Public NIM Pasca Go Public

gambar 4. 17

Sumber : Laporan Tahunan Bank Maspion

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1.77 1.86

3.12

2.33

1.88 2.08

1.53

Grafik 4.18Grafik Pertumbuhan NIM pada Bank Victoria International

Periode 2010 - 2016 (Dalam %)

NIM Pasca Go Public

gambar 4. 18

Sumber : Laporan Tahunan Bank Victoria International

77

Page 28: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

3. Capital Adequacy Ratio (CAR)

Berdasarkan Laporan keuangan Tahunan Bank Maspion Indonesia Periode

2010 – 2016, rasio CAR pada pra go public yaitu pada periode 2010 – 2012,

mengalami peningkatan pada periode 2010 ke 2011 sebesar 2,95%, peningkatan

CAR terjadin karena perolehan laba bersih bank yang mengalami peningkatan

sebesar 70,59% serta adanya tambahan modal disetor namun mengalami

penurunan pada akhir tahun 2012 sebesar 2,38%, penurunan terjadi karena

pertumbuhan bisnis bank yang tercermin dari pertumbuhan kredit bank sebesar

40,35%. Sementara rasio CAR pasca go public yakni periode 2013 – 2016,

mengalami pencapaian tertinggi pada periode 2013 yakni berada diangka 21%

dikarenakan tambahan dana dari penwaran umum perdana saham sebesar

Rp.235.678 juta serta pencapaian laba komprehensif tahun berjalan sebesar

Rp.31.459 juta namun setelah itu tetep terjadi penurunan secara terus menerus

sampai diangka 19,33 % di akhir tahun 2015. Pada tahun 2014 menurun

dikarenakan peningkatan penyaluran kredit bank selama tahun 2014 dan tahun

2015 menurun karenaterdapat peningkatan penyaluran kredit selama tahun 2015

sehingga Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit meningkat

dari Rp.2.969.431 juta pada tahun 2014 menjadi Rp.4.046.470 juta pada tahun

2015. Dikahir tahun 2016 terjadi peningkatan dari 19,33% pada tahun 2015

menjadi 24,32% pada tahun 2016. Permodalan pada tahun 2016 meningkat

dengan didkungnya pencapaian laba tahun berjalan sebesar Rp.68.158 Juta serta

dana disetoran modal sebesar Rp.197.498 juta yang merupakan perolehan dana

dari penawaran umum terbatas I dalam rangka penamabahan modal dengan

78

Page 29: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

memberikan hak memesan efek terlebih dahulu. Dengan demikian midal inti Bank

mengalami kenaikan Rp.261.811 juta atau 32,43% dari akhir tahun 2015, dengan

kontribusi 96,50% dari total modal. Dan kalau dilihat dari rata-rata indutri

perbankan pencapaian CAR pada akhir tahun 2016 berada diatas rata-rata industri.

Rata-rata industri pada tahun 2016 sebesar 23,26%. Pencapian CAR pasca Go

public tetap lebih besar dibandingkan CAR pra go public.

Selain membandingkan Data CAR sebelum dan sesudah Go Public pada Bank

Maspion, sebagai data tambahan peneliti juga membandingkan dari segi eksternal

yakni membandingkan data CAR pada Bank swasta yang selevel. Bank yang

dipakai sebagai pembanding adalah Bank Victoria International dan data yang

digunakan data sesudah go public. Jika melihat data yang tersaji Pencapaian CAR

Bank Maspion pada Periode 2010 – 2012 yakni sebelum go public, Pencapaian

Bank Maspion Lebih tinggi pada tahun 2010 dan 2011 namun tahun 2012

pencapaian lebih rendah dibandingkan Bank Victoria dan sedangkan Pencapian

Periode 2013 – 2016 yakni sesudah go public lebih tinggi dibandingkan Bank

Victoria hanya pencapaian pada tahun 2016 lebih rendah sedikit dibandingkan

Bank Victoria.

79

Page 30: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

12.8915.84

13.46

21.0119.45 19.33

24.32

Gambar 4.19Grafik Perbandingan CAR Bank Maspion Periode 2010 -

2016(%)

CAR Pra Go Public CAR Pasca Go Public

gambar 4. 19

Sumber : Laporan Tahunan Bank Maspion

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

10.8

14.8617.96 17.95 18.35 19.3

24.58

Grafik 4.20Grafik Pertumbuhan CAR Pada Bank Victoria International

Periode 2010 - 2016

CAR Pasca Go Public

gambar 4. 20

Sumber : Laporan Tahunan Bank Victoria International

Dengan melihat data deskritif dari rasio rasio yang di uji dalam penelitian ini,

terlihat kinerja pada rasio ROA, NIM dan CAR. Terlihat terjadi penurunan pada

80

Page 31: BAB IVeprints.unpam.ac.id/2662/5/BAB IV.docx · Web viewnasabah dapat melakukan transaksi pada lebih 79.000 ATM berlogo prima maupun berbelanja pada ribuan merchant yang bergabung

rasio Rentabilitas yakni ROA dan NIM. Kemudian terjadi peningkatan pada CAR

menunjukan bahwa Bank Maspion dalam penggunaan modal lebih efektif dan

angka nya tetap berada diatas standar minimum yang ditetapkan

81