bab iv suntingan teks a. inventarisasi naskah · 38 1. deskripsi naskah a 1) judul naskah dalam...

157
33 BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah Langkah kerja awal dalam penyuntingan teks adalah inventarisasi naskah. Inventarisasi naskah adalah kegiatan mengumpulkan informasi mengenai naskah yang akan dijadikan sumber penelitian. Inventarisasi naskah penelitian ini dilakukan dengan dua cara, yaitu studi katalog dan studi lapangan. Studi katalog adalah kegiatan mengumpulkan informasi mengenai naskah yang akan diteliti melalui katalog naskah, baik katalog terbitan maupun katalog digital. Dari hasil studi katalog, ditemukan sebanyak 17 koleksi teks HDT, sebagai berikut. 1. Katalog Maleische en Minangkabausche Handscriften in de Leidsche Universiteits Bibliotheek yang disusun oleh Van Ronkel pada 1921 memuat 3 teks HDT, yaitu OPH. 54. A.; Cod.Or. 6078 D. ; dan Sn. H. 97. D. 2. Katalog Malay Manuscripts: a Bibliography Guide yang disusun oleh Joseph H. Howard pada 1966 memuat 7 teks HDT, yaitu Bat.Gen 42 B; Bat.Gen 198 B; Bat.Gen 421 E; Bat.Gen 124 B; Microfilm 196 Cod. Or. 6078 D.; Microfilm 392 Cod. Or. 7324; serta Microfiche 1 Oph. 54 A

Upload: others

Post on 02-Sep-2019

39 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

33

BAB IV

SUNTINGAN TEKS

A. Inventarisasi Naskah

Langkah kerja awal dalam penyuntingan teks adalah inventarisasi naskah.

Inventarisasi naskah adalah kegiatan mengumpulkan informasi mengenai naskah

yang akan dijadikan sumber penelitian. Inventarisasi naskah penelitian ini

dilakukan dengan dua cara, yaitu studi katalog dan studi lapangan.

Studi katalog adalah kegiatan mengumpulkan informasi mengenai naskah

yang akan diteliti melalui katalog naskah, baik katalog terbitan maupun katalog

digital. Dari hasil studi katalog, ditemukan sebanyak 17 koleksi teks HDT,

sebagai berikut.

1. Katalog Maleische en Minangkabausche Handscriften in de Leidsche

Universiteits – Bibliotheek yang disusun oleh Van Ronkel pada 1921

memuat 3 teks HDT, yaitu OPH. 54. A.; Cod.Or. 6078 D. ; dan Sn. H.

97. D.

2. Katalog Malay Manuscripts: a Bibliography Guide yang disusun oleh

Joseph H. Howard pada 1966 memuat 7 teks HDT, yaitu Bat.Gen 42 B;

Bat.Gen 198 B; Bat.Gen 421 E; Bat.Gen 124 B; Microfilm 196 Cod. Or.

6078 D.; Microfilm 392 Cod. Or. 7324; serta Microfiche 1 Oph. 54 A

Page 2: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

34

3. Katalog Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum Pusat Departemen

P & K yang disusun oleh Amir Sutaarga, dkk. pada 1972 memuat 5 teks

HDT, yaitu Ml. 42 B; Ml. 198 B, Ml. 576 B (dari Br. 421); Ml. 578 (dari

W. 124 B); dan Ml.496.

4. Katalog Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4: Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia yang disusun oleh T. E. Behrend pada

1998 memuat 3 teks HDT, yaitu Ml. 198 B; W. 124 B; dan Ml. 496.

5. Katalog Catalouge of Malay and Minangkabau Manuscripts in the

Library of Leiden University and Other Collections in the Netherlands,

Volume One yang disusun oleh Wieringa pada 1998, memuat 1 teks

HDT, yaitu Cod.Or. 1953 (dari Ml. 42 B. dari Bat.Gen. 42).

6. Katalog digital Open Collections Program at Harvard University.

Islamic Heritage Project memuat 1 teks HDT, yaitu MS Indo 26 (dari

Miss 881) dalam bentuk digital yang dapat diunduh pada laman

http://iiif.lib.harvard.edu/manifests/view/drs:10637441$7i.

Berdasarkan hasil studi katalog diketahui bahwa ada 13 teks HDT dalam

bentuk naskah, dan 4 teks dalam bentuk digital (2 teks dalam bentuk mikrofilm,

1 teks dalam bentuk mikrofis, dan 1 teks dalam bentuk softfile). Penyebaran

masing-masing teks meliputi:

1. Houghton Library, Harvard University, Amerika Serikat, menyimpan 1

teks HDT;

2. Perpustakaan Nasional Republik Indonesia menyimpan 2 teks HDT. Pada

pertengahan 1980, 4 perpustakaan (Perpustakaan Museum Nasional,

Page 3: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

35

Perpustakaan Sejarah, Politik dan Sosial (SPS), Perpustakaan wilayah DKI

Jakarta, dan Bidang Bibliografi dan Deposit, Pusat Pembinaan

Perpustakaan) dilebur menjadi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia,

sebagai bentuk perwujudan dari penerapan dan pengembangan sistem

nasional perpustakaan secara menyeluruh dan terpadu. Pada saat

pemindahan naskah, terjadi beberapa kesalahan dan kelalaian yang

menyebabkan naskah hilang atau rusak. Hal ini menyebabkan perbedaan

jumlah koleksi teks HDT di Museum Pusat dan di Perpusnas. Setelah

dilakukan studi katalog, ditemukan sebanyak 3 teks HDT di Perpusnas.

Jadi, sebanyak 2 teks koleksi Museum Pusat, yaitu Ml. 42 B, Ml. 578, dan

Ml. 576 B tidak ditemukan di Perpusnas;

3. Leidsche Universiteits, Leiden, Belanda, menyimpan 3 teks HDT;

4. University of Malaya Library, Kuala Lumpur, Malaysia, menyimpan 7

teks; dan

5. Library of Leiden University and other collections in the Netherlands,

Belanda, menyimpan 1 teks.

Studi lapangan adalah kegiatan mengumpulkan informasi mengenai naskah

yang akan diteliti dengan cara mendatangi tempat-tempat yang diperkirakan

menyimpan informasi mengenai naskah ataupun orang-orang yang berhubungan

langsung dengan naskah yang akan diteliti. Adapun studi lapangan yang dilakukan

adalah mengunjungi Perpustakaan Program Studi Sastra Indonesia UNS,

Perpustakaan FIB UNS, Perpustakaan Pusat UNS, Perpustakaan FIB UGM,

Perpustakaan Pusat UGM, Perpustakaan Pascasarjana UNPAD, dan Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia. Di samping itu, juga dilakukan pencarian informasi

Page 4: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

36

mengenai teks HDT pada Direktori Edisi Naskah Nusantara serta pada laman

http://tiim.ppim.or.id (Thesaurus of Indonesian Islamic Manuscripts) dan laman

http://onesearch.id untuk mengetahui penelitian terdahulu yang mengkaji naskah

dengan judul yang sama.

B. Deskripsi Naskah

Deskripsi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata secara

jelas dan terperinci (Sugono, 2008:320). Jadi, deskripsi naskah adalah gambaran

mengenai seluk beluk keadaan naskah secara terperinci. Deskripsi naskah

penelitian ini meliputi: judul naskah, nomor naskah, tempat penyimpanan naskah,

keadaan atau kondisi naskah, ukuran dan tebal halaman naskah, jumlah baris pada

setiap halaman, bahasa naskah, huruf, aksara, dan jenis tulisan, cara penulisan

naskah, bahan naskah, bentuk teks, usia naskah, sejarah teks, yang meliputi

pengarang atau penyalin naskah, tanggal dan tempat penulisan, waktu

pemerolehan naskah oleh lembaga tempat penyimpanan, serta semua publikasi

yang mengacu pada naskah, dan catatan-catatan lainnya.

Teks HDT tersimpan dalam sejumlah naskah Melayu. Penelitian ini telah

menjangkau 2 naskah HDT, yang masing-masing tersimpan di Houghton Library,

Harvard University, Amerika Serikat dengan kode naskah MS Indo 26 (dari Miss

881) dan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan kode naskah W

124 B. Naskah MS Indo 26 yang berangka tahun 1838 M, dengan ketebalan

naskah 40 halaman, disebut naskah A. Adapun naskah W 124 B yang berangka

tahun1856 M, dengan ketebalan naskah 14 halaman, disebut naskah B.

Page 5: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

37

Penyebutan naskah dengan urutan abjad tersebut didasarkan pada dua

pertimbangan menurut Asep Yudha Wirajaya (2014:29), yaitu:

1. Umur naskah

Naskah yang diperkirakan paling tua diurutkan lebih dulu daripada

naskah yang lebih muda.

2. Jumlah halaman naskah

Naskah yang memiliki jumlah halaman lebih banyak ditempatkan lebih

dulu daripada naskah dengan jumlah halaman lebih sedikit. Perhatikan

tabel berikut.

Tabel 1Klasifikasi Data

No KodeNaskah

Koleksi Tahun UmurNaskah

ΣHalaman

Disebut

Hijriah Masehi

1. MS Indo 26 Houghton Library,HarvardUniversity,Amerika Serikat

1253 1838 178tahun

40halaman

A

2. W 124 B PerpustakaanNasional RepublikIndonesia

1272 1856 160tahun

14halaman

B

Selanjutnya, naskah-naskah tersebut akan diidentifikasi berdasarkan hasil

pengamatan pada naskah melalui metadata, deskripsi pada katalog, dan hasil

kajian terdahulu. Deskripsi naskah Hikayat Darma Taʻsiya secara terperinci

sebagai berikut.

Page 6: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

38

1. Deskripsi Naskah A

1) Judul Naskah

Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University,

naskah ini berjudul Hikayat Darma Taʻsia, dan judul naskah setelah

dilakukan penyuntingan teks adalah Hikayat Darma Taʻsiya. Terlihat dalam

kutipan berikut:

Ini hikayat ada seorang perempuan yang bernama Darma Taʻsiya yangamat budiman lagi bijaksana kepada hal berbuat bakti kepada suaminyaserta dengan sabar hatinya dan takut akan seksa Allah Taala. (HDT : 1)

2) Nomor Naskah

Naskah HDT yang tersimpan di Houghton Library, Harvard University,

Amerika Serikat (laman:

http://iiif.lib.harvard.edu/manifests/view/drs:10637441$7i) memiliki nomor

naskah MS Indo 26 (dari Miss 881).

3) Tempat Penyimpanan Naskah

Naskah ini tersimpan di Houghton Library, Harvard University,

Cambridge, MA 02138, Amerika Serikat, telepon: +1 617-495-1000.

4) Keadaan Naskah

Kondisi fisik naskah dalam keadaan baik. Artinya, naskah masih utuh dan

berjilid, tulisannya dapat dibaca, dan tidak ditemukan kerusakan di dalam

naskah.

5) Ukuran Naskah

Ukuran naskah yang sesungguhnya tidak diketahui karena naskah

diperoleh dengan cara mengunduh dari internet pada laman

http://iiif.lib.harvard.edu/manifests/view/drs:10637441$7i milik Houghton

Page 7: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

39

Library, Harvard University, Amerika Serikat. Akan tetapi, di dalam

metadata terdapat informasi mengenai ukuran lebar naskah, yaitu 22 cm.

Penulis telah melakukan simulasi pengukuran naskas HDT koleksi Houghton

Library, Harvard University pada kertas A4, dan diketahui bahwa ukurannya

adalah sebagai berikut.

Ukuran naskah

Lebar naskah : 22 cm

Panjang naskah : 29,8 cm

Ukuran teks

Lebar teks : 16,3 cm

Panjang teks : 22,4 cm

Jarak pias naskah

Jarak pusat ke atas : 3,6 cm

Jarak pusat ke bawah : 3,8 cm

Jarak pusat ke kiri : 1,6 cm

Jarak pusat ke kanan : 4,1 cm

6) Tebal Halaman

Di dalam naskah terdapat 3 teks, yaitu teks Hikayat Darma Taʻsiya, teks

Hikayat Putri Jauhar Mahaligai, dan teks Sabil al-Muhtadin lil-Tafaqquh fi

Amr Al-Din. Tebal keseluruhan naskah adalah 194 halaman. Dengan rincian

sebagai berikut:

Page 8: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

40

Halaman 1—5 : halaman pelindung

Halaman 6—45 : teks Hikayat Darma Taʻsiya

Halaman 46—141 : teks Hikayat Putri Jauhar Mahaligai

Halaman 142—189 : teks Sabīl Al Muhtaddin Lil Tafaqquh Fi

Amr Ad-Din

Halaman 190—194 : halaman pelindung

Teks Hikayat Darma Taʻsiya terdiri atas 50 halaman. Dengan

rincian sebagai berikut:

Halaman 1—5 : halaman pelindung depan

Halaman 6—45 : halaman teks Hikayat Darma Taʻsiya

Halaman 46—50 : halaman pelindung belakang

7) Jumlah Baris pada Setiap Halaman

Halaman Pelindung Depan

Halaman1—5 : kosong

Teks Hikayat Darma Taʻsiya

Halaman 6 : 8 baris

Halaman 7—45 : 10 baris

Teks Hikayat Putri Jauhar Mahaligai

Halaman 46—138 : 10 baris

Halaman 139—140 : kosong

Page 9: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

41

Teks Sabīl Al Muhtaddin Lil Tafaqquh Fi Amr Ad-Din

Halaman 141 : kosong

Halaman 142—144 : 17 baris

Halaman 145—189 : 18 baris

Halaman Pelindung Belakang

Halaman 190—194 : kosong

8) Bahasa Naskah

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu. Selain itu, juga

digunakan beberapa istilah bahasa Arab, seperti zhan, Fathimah Az-Zahra

Radliya `l-Lāhu ‘anha, fiʻil dan lain-lain. Terdapat beberapa kosakata arkais

yang menjadi ciri khas kebahasaan teks ini, seperti batil, kadam, derhaka,

khabar, dan makhdum, serta penambahan fonem h seperti pada kata bundah,

adindah, dan kakandah.

9) Jumlah Susunan Kuras

Jumlah susunan kuras tidak diketahui karena naskah diperoleh dengan cara

mengunduh file dari internet pada laman

http://iiif.lib.harvard.edu/manifests/view/drs:10637441$7i milik Houghton

Library, Harvard University, Amerika Serikat.

Page 10: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

42

10) Huruf, Aksara, dan Tulisan

Gambar 1Halaman 2 HDT Koleksi Houghton Library, Harvard University

Gambar 2Halaman 7 naskah HDT koleksi PNRI

Page 11: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

43

a. Bentuk Huruf

Huruf yang digunakan dalam Hikayat Darma Taʻsiya adalah huruf

Arab-Melayu atau huruf Jawi.

b. Ukuran Huruf

Huruf yang digunakan di dalam teks berukuran besar, dibandingkan

dengan ukuran huruf dalam teks HDT koleksi PNRI.

c. Jenis Tulisan

Jenis tulisan yang digunakan dalam Hikayat Darma Taʻsiya adalah

Khat Naskhi. Naskhi adalah tulisan yang sangat lentur dengan banyak

putaran dan hanya memiliki sedikit sudut yang tajam.

d. Keadaan Tulisan

Keadaan tulisan baik dan mudah dibaca karena tidak ada halaman

yang rusak.

e. Jarak Antarhuruf

Jarak antarhuruf termasuk renggang.

f. Goresan Pena

Goresan pena terlihat tebal.

g. Warna Tinta

Secara umum penulisan teks HDT menggunakan tinta warna hitam.

Namun pada bagian tertentu, seperti petunjuk awal paragraf dan beberapa

doa serta kosakata bahasa Arab, ditulis menggunakan tinta warna merah.

Penulisan awal paragraf dengan tinta merah, di antaranya adalah

bermula 1 kali, syahdan 7 kali, hatta 12 kali, adapun 2 kali, dan

kemudian 1 kali.

Page 12: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

44

Adapun penulisan kosakata Arab dan doa dengan tinta warna merah,

di antaranya adalah Insya Allah, Nabi Muhammad Rasulullah shallā `l-

Lāhu ’alaihi wa sallam, dan Alhamdu lil-Lāhi Rabbi`l-ʻālamīn ar–

Rahmāni `r–Rahīm.

h. Pemakaian Tanda Baca

Naskah ini tidak menggunakan tanda baca standar, tetapi di

dalamnya terdapat kata-kata tumpuan yang berfungsi sebagai pembatas

antarkalimat, antaralinea, misalnya maka, syahdan, hatta, adapun, setelah

sudah, bermula, dan lain-lain.

Ditemukan tanda ^ untuk menunjukkan sisipan kata di dalam teks.

Seperti pada gambar berikut.

Gambar 3Tanda baca

Tanda lain yang terdapat pada teks dalah tanda coret pada teks untuk

menunjukkan adanya koreksi penulisan. Seperti pada gambar berikut.

Gambar 4Tanda Baca

Page 13: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

45

11) Cara Penulisan

a. Penempatan tulisan pada lembar naskah

Tulisan pada lembar naskah ditulis penuh dari kanan ke kiri

mengikuti cara penulisan huruf Arab. Teks pada lembaran naskah ditulis

secara bolak-balik. Kedua sisi halaman pada setiap lembar naskah

ditulisi semua. Cara penulisan seperti ini, biasanya disebut dengan

istilah rekto15 dan verso16.

b. Pengaturan ruang tulisan

Ruang tulisan terbentuk secara bebas, tidak ada pembatas, seperti

garis yang mengatur ruang tulisan. Teks ditulis rapi dengan kedua sisi

yang rata.

c. Penomoran naskah

Penomoran naskah dilakukan dengan cara memberi nomor pada

halaman muka (rekto) saja sehingga halaman belakang (verso) mengikuti

nomor halaman rekto. Misalnya, penomoran untuk halaman 1 dan 2,

maka penomoran naskah ditulis pada halaman 1 saja dan halaman 2 tidak

diberi nomor halaman, jadi nomor untuk halaman 1 adalah 1 dan untuk

halaman 2 adalah 1v, dan seterusnya. Penomoran naskah menggunakan

angka Arab, dan ditulis menggunakan pensil.

15 Rekto /rékto/ n 1 halaman sebelah kanan pd buku atau naskah terbuka, biasanya bernomorhalaman ganjil; 2 sisi pertama pd kertas cetak atau bergaris jika dilipat dan dijilid; bagiandepan atau bagian muka lembaran kertas cetakan (Sugono, 2008: 1158).

16 Verso /vérso/ n 1 halaman sebelah kiri buku atau naskah yg terbuka, biasanya bernomorhalaman genap; 2 bagian belakang atau bagian kedua lembaran kertas yg akan dicetak (Sugono,2008:1546).

Page 14: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

46

Tabel 2Halaman Naskah dan Penomoran Halaman Naskah

Halaman Naskah Penomoran Halaman

1 2

2 2v

3 3

4 3v

5 4

6 4v

7 5

8 5v

9 6

10 6v

11 7

12 7v

13 8

14 8v

15 9

16 9v

17 10

18 10v

19 11

20 11v

21 12

22 12v

23 13

24 13v

25 14

26 14v

27 15

28 15v

Page 15: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

47

29 16

30 16v

31 17

32 17v

33 18

34 18v

35 19

36 19v

37 20

38 20v

39 21

40 21v

12) Bahan Naskah

Bahan naskah yang digunakan dalah kertas Eropa, tetapi tidak terdapat

watermark di dalamnya.

13) Bentuk Teks

Bentuk teks adalah hikayat. Hikayat adalah karya sastra lama Melayu

berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat

rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca

untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk

meramaikan pesta.

Page 16: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

48

14) Umur Naskah

Tamatlah hikayat Darma Taʻsiya orang yang budiman itu, dalamnegeri Singapura kepada empat hari bulan Zulkaidah tarikh Sanat1253. Wa kātibuhu Muhammad Ali bin Abdu `l- Lathif Munsyi(HDT:40).

Berdasarkan kolofon naskah diketahui bahwa Teks Hikayat Darma

Taʻsiya diselesaikan pada tanggal 4 Zulkaidah 1253 H setelah dikonversikan

ke dalam tahun Masehi menjadi 30 Januari 1838 M. Dengan demikian dapat

disimpulkan usia teks ini adalah 178 tahun.

Adapun cara menghitung manual untuk konversi tahun Hijriah ke Masehi

berdasarkan materi mata kuliah Kapita Selekta Filologi oleh Asep Yudha

Wirajaya (2015:14), adalah sebagai berikut.

Tahun Masehi = ( 32/33 x H ) + 622

= ( 32/33 x 1253 ) + 622

= 1215,03 + 622

= 1837,03

= 1837 M

15) Sejarah Teks

Teks Hikayat Darma Taʻsiya ditulis/disalin di Singapura oleh Muhammad

Ali bin Abdul Latif Munsyi pada tahun 1838 M. Seperti yang terkandung di

dalam kutipan berikut:

Tamatlah Hikayat Darma Taʻsiya orang yang budiman itu dalamnegeri Singapura kepada empat hari bulan Zulkaidah tarikh Sanat1253. Wa kātibuhu Ali bin Abdul Latif Munsyi (HDT:40).

Page 17: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

49

Naskah HDT ini disimpan di Houghton Library, Harvard University,

Amerika Serikat, sekitar tahun 1942 bersamaan dengan dibukanya Houghton

Library. Pada saat itu perpustakaan ABCFM17 juga menyimpan dokumen-

dokumennya di Houghton Library. Naskah ini memiliki label nama Samuel P.

Robbins, Bangkok, Siam, serta sebuah catatan “sebuah sumbangan untuk

perpustakaan ABCFM” (i.e. di Singapura). Naskah ini juga memiliki label

nama perpustakaan ABCFM di Boston, dengan nomor naskah 2781.

17 American Board of Commissioners for Foreign Missions

Page 18: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

50

Gambar 5Lembar pelindung naskah bagian belakang

naskah HDT koleksi Houghton Library, Harvard University

Page 19: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

51

2. Deskripsi Naskah B

Deskripsi naskah B sebagai berikut.

1) Judul Naskah

Dalam Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4: Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia, naskah ini berjudul Hikayat Darma Tahsiyah.

2) Nomor Naskah

Naskah HDT yang tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik

Indonesia ini memiliki nomor naskah W 124 B.

3) Tempat Penyimpanan Naskah

Naskah ini tersimpan di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jl.

Salemba Raya 28 A, Jakarta 10430. Telepon (021) 3154863 – 3154864, (021)

3154870 Faksimile (021) 3103554.

4) Kondisi Naskah

Naskah HDT koleksi PNRI masih utuh dan lengkap serta berjilid. Kondisi

fisik naskah dalam keadaan kurang baik karena naskah mulai rapuh, serta

tulisan di beberapa bagian mulai memudar.

Gambar 6Halaman 7 naskah HDT koleksi PNRI

Page 20: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

52

5) Ukuran Naskah

Ukuran naskah HDT koleksi PNRI adalah sebagai berikut.

Ukuran Naskah

Lebar naskah : 20 cm

Panjang naskah : 32 cm

Ukuran teks

Lebar teks : 12,5 cm

Panjang teks : 22,5 cm

Jarak pias naskah

Jarak pusat ke atas : 4,1 cm

Jarak pusat ke bawah : 5,4 cm

Jarak pusat ke kiri : 2,1 cm

Jarak pusat ke kanan : 5,4 cm

6) Tebal Halaman

Naskah ini terdiri atas dua teks, yaitu teks Hikayat Abu Nawas, dan teks

Hikayat Darma Tahsiyah. Secara keseluruhan tebal naskah ini adalah 84

halaman, dengan rincian sebagai berikut.

a. Hikayat Abu Nawas : halaman 1—65 (65 halaman)

b. Hikayat Darma Tahsiyah : halaman 67—81 (14 halaman)

7) Jumlah Baris pada Setiap Halaman

a. Halaman 1 : 13 baris

b. Halaman 2—13 : 19 baris

c. Halaman 14 : 12 baris

Page 21: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

53

8) Bahasa Naskah

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu. Selain itu, juga digunakan

beberapa istilah bahasa Arab, seperti shallā `l-Lāhu ’alaihi wa sallam.

Terdapat beberapa ketidakkonsistenan penulisan, seperti penulisan kata

kakanda ditulis kakanda (tanpa penambahan fonem h) dan kakandah (dengan

fonem h), adinda ditulis adinda (tanpa penambahan fonem h) dan adindah

(dengan fonem h), begitu pun dengan penulisan kosakata mendengar ditulis

menengar dan mendengar.

9) Huruf, aksara, dan Tulisan

Gambar 7Halaman 7 naskah HDT koleksi PNRI

Gambar 8Halaman 2 HDT Koleksi Houghton Library, Harvard University

Page 22: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

54

a. Bentuk huruf

Huruf yang digunakan adalah huruf Arab Melayu atau huruf Jawi,

dengan tulisan sedikit miring.

b. Ukuran Huruf

Huruf yang digunakan di dalam teks berukuran sedang,

dibandingkan dengan ukuran huruf dalam teks HDT Koleksi

Houghton Library, Harvard University.

c. Jenis Tulisan

Jenis tulisan yang digunakan adalah Khat Naskhi. Naskhi adalah

tulisan yang sangat lentur dengan banyak putaran dan hanya memiliki

sedikit sudut yang tajam.

d. Keadaan Tulisan

Terdapat tulisan yang memudar di beberapa bagian, tetapi secara

keseluruhan naskah ini masih dapat dibaca.

e. Jarak Antarhuruf

Jarak antarhuruf termasuk rapat, apabila dibandingkan dengan

naskah HDT koleksi Houghton Library, Harvard Universiry, Amerika

Serikat.

f. Goresan Pena

Goresan pena terlihat tebal.

g. Warna Tinta

Warna tinta yang digunakan adalah hitam.

Page 23: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

55

h. Pemakaian Tanda Baca

Dalam naskah ini tidak digunakan tanda baca standar, tetapi

terdapat kata-kata tumpuan yang berfungsi sebagai pembatas

antarkalimat, antaralinea, misalnya maka, syahdan, hatta, adapun,

setelah sudah, dan lain-lain.

10) Cara Penulisan Naskah

a. Penempatan tulisan pada lembar naskah

Tulisan pada lembar naskah ditulis penuh dari kanan ke kiri

mengikuti cara penulisan huruf Arab. Teks pada lembaran naskah

ditulis secara bolak-balik. Kedua sisi halaman pada setiap lembar

naskah ditulisi semua. Cara penulisan seperti ini, biasanya disebut

dengan istilah rekto dan verso.

b. Pengaturan ruang tulisan

Ruang tulisan terbentuk secara bebas, tidak ada pembatas seperti

garis yang mengatur ruang tulisan. Teks ditulis rapi dengan kedua sisi

yang rata.

c. Penomoran naskah

Tidak terdapat sistem penomoran dalam naskah ini.

Penulis/penyalin memberikan catchword (kata alihan) pada ujung

bawah pias kiri halaman ganjil yang menggantikan fungsi nomor

halaman.

Page 24: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

56

Tabel 3Kata Alihan

No Halaman Kata Alihan Latin1. 1 - -2. 3 انقث anaknya3. 5 شیخ syeikh4. 7 شھدان syahdan5. 9 ساكتث sakitnya6. 11 ھمباموفون hambamu pun7. 13 كسالھن kesalahan

11) Bahan Naskah

Bahan naskah yang digunakan adalah kertas Eropa, dengan watermark

bertuliskan Erve Wijsmuller pada halaman 1 sampai dengan halaman 13.

Sementara itu, pada halaman 14 menggunakan kertas dengan watermark

gambar singa bermahkota yang berdiri menghadap ke kanan sambil membawa

pedang di dalam lingkaran bertuliskan PROPATRIA EENDRAGT MAAKT

MAGT.

Gambar 9Watermark pada halaman 14

Page 25: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

57

Kertas Eropa dengan watermark bertuliskan Erve Wijsmuller dibuat oleh

John Paul Wijsmuller. Kertas ini diproduksi di Belanda pada tahun 1828—

1913M. Informasi ini diperoleh dari laman

http://www.hetoudekinderboek.nl/Centsprenten/UitgeversInd/Wijsmuller.htm.

Adapun kertas Eropa dengan watermark PROPATRIA EENDRAGT

MAAKT MAGT merupakan watermark yang diproduksi di Belanda pada

tahun 1704—1810 M. Terdapat beberapa karya sastra Melayu klasik yang

menggunakan kertas dengan watermark sejenis, di antaranya.

Hikayat Syekh Muhammad Samman kode W 127 koleksi Perpustakaan

Nasional Republik Indonesia ditulis/disalin pada 1196 H atau 1782 M

Siyar As-salikin ila Ibadah kode W 4G koleksi Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia ditulis/disalin pada 1273 H atau 1857 M

Hikayat Amir Hamzah kode Ml. 23 A koleksi Perpustakaan Nasional

Republik Indonesia ditulis/disalin pada 1281 H atau 1864 M

12) Bentuk Teks

Bentuk teks adalah hikayat. Hikayat adalah karya sastra lama Melayu

berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifat

rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan sifat-sifat itu, dibaca

untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk

meramaikan pesta.

13) Usia Naskah

Naskah ini tidak memiliki kolofon atau keterangan lainnya. Yayah

Chanafiah mengasumsikan bahwa teks HDT ini ditulis/disalin pada tahun

Page 26: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

58

1856. Pendapat Yayah ini berdasarkan pada keterangan Hollander yang

mengatakan, dua cerita meskipun satu dengan lainnya tidak bersangkutan,

telah diterbitkan bersama secara litografi18 di Singapura pada tahun 1856.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dan sesuai dengan keadaan naskah W 124 B,

maka Yayah mengasumsikan bahwa naskah HDT ini berangka tahun 1856-an

(Chanafiah, 1999:97). Jadi, dapat diketahui bahwa usia naskah ini adalah

sekitar 160 tahun.

18 Litografi n Graf cetak batu; (arti sekarang: cetak ofset) (Sugono, 2008: 836)

Page 27: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

59

C. Perbandingan Naskah

Perbandingan naskah dilakukan untuk membantu menjelaskan alasan

pemilihan naskah yang akan digunakan dalam suntingan teks. Perbandingan

naskah dilakukan pada aspek umur, kelengkapan isi naskah, dan keterbacaannya.

1. Umur Naskah

Berdasarkan keterangan yang terdapat pada kolofon, dapat

diperkirakan bahwa umur naskah MS Indo 26 adalah 2016-1838 = + 178

tahun. Pada kolofon disebutkan bahwa naskah tersebut ditulis dan

diselesaikan “dalam negeri Singapura kepada empat hari bulan Zulkaidah

tarikh Sanat19 1253”. Diketahui bahwa empat hari bulan Zulkaidah tarikh

Sanat 1253 sama dengan 30 Januari 1838 M.

Adapun umur naskah W 124 B tidak dapat diketahui karena naskah ini

tidak memiliki kolofon atau keterangan lainnya. Yayah Chanafiah dalam

tesisnya mengasumsikan bahwa umur naskah ini adalah 2016-1856 = + 160

tahun. Asumsi Yayah ini berdasarkan pada keterangan Hollander yang

mengatakan bahwa dua cerita, meskipun satu dengan lainnya tidak

bersangkutan (Hikayat Abu Nawas dan Hikayat Darma Tahsiyah), telah

diterbitkan bersama secara litografi di Singapura pada tahun 1856.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dan sesuai dengan keadaan naskah W 124,

maka Yayah mengasumsikan bahwa naskah HDT ini berangka tahun 1856-an

(Chanafiah, 1999:97). Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada tabel berikut.

19 Tahun (Sugono, 2008:1218)

Page 28: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

60

Tabel 4Umur Naskah

No KodeNaskah

Interne Evidentie ExterneEvidentie

PerkiraanUmur

Naskah

Disebut

Kolofon Watermark KeteranganLain

1. MS Indo26

4Zulkaidah1253 H =30 Januari1838 M

- - + 188tahun

A

2. W 124 B - 1. ErveWijsmuller(1828—1913)2. PROPATRIAEENDRAGTMAAKTMAGT (1704—1810)

1856 + 160tahun

B

2. Kelengkapan Isi Naskah

Secara umum, isi dari masing-masing teks menceritakan tentang sosok

seorang istri bernama Darma Taʻsiya yang begitu berbakti kepada suaminya,

hal ini sesuai dengan judulnya yaitu Hikayat Darma Taʻsiya. Isi kedua teks

tersebut sama, tetapi keduanya memiliki beberapa perbedaan, baik dalam hal

jumlah episode, variasi kata, maupun cara penyampaian. Untuk lebih jelas,

dapat dilihat pada tabel berikut.

Page 29: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

61

Tabel 5Perbandingan Kandungan Isi Teks HDT

Bagian Halaman TeksA B

I. Pendahuluan

a. Bacaan Basmalah 1 -

b. Bacaan doa 1 1

c. Pengenalan hikayat dan tokoh-tokoh 1 1

II. Isi

a. Perilaku Darma Taʻsiya sehari-hari dalam

melayani suami

2-4 1-2

b. Darma Taʻsiya hamil

c. Amanat Syeikh Bi`l-Maʻruf kepada Darma

Taʻsiya mengenai nama untuk anaknya yang

akan lahir. Apabila perempuan diberi nama

Candra Dewi dan laki-laki diberi nama

Ahmad.

d. Darma Taʻsiya melahirkan seorang anak

perempuan yang diberi nama Candra Dewi,

sesuai dengan amanat suami.

3

4

5

2

2

2

e. Cobaan yang menimpa Darma Taʻsiya. Dia

diusir dari rumah karena mengerat tujuh helai

rambut untuk dijadikan sumbu pelita tanpa

sepengetahuan dan izin suaminya.

7-10 4

f. Syeikh Bi`l-Maʻruf mengusir Darma Taʻsiya.

Syeikh Bi`l-Maʻruf begitu marah hingga

memukul Darma Taʻsiya sampai pingsan.

g. Sebelum meninggalkan rumah, Darma

Taʻsiya menasehati Candra Dewi agar selalu

berbakti kepada Syeikh Bi`l-Maʻruf.

h. Darma Taʻsiya meninggalkan rumah Syeikh

Bi`l-Maʻruf menuju rumah orang tuanya.

11

13-14

15

5

-

6

Page 30: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

62

Bagian Halaman TeksA B

i. Darma Taʻsiya memohon pertolongan dan

menyerahkan diri kepada Allah.

j. Doa Darma Taʻsiya dikabulkan oleh Allah

Subhanahu wa Taala dengan mengutus

Malaikat Jibrail.

k. Ucapan syukur Darma Taʻsiya

18

19

21

7

8

8

l. Darma Taʻsiya menyamar sebagai

suruhannya dan mengunjungi rumah Syeikh

Bi`l-Maʻruf.

m. Syeikh Bi`l-Maʻruf tidak mengenalinya, dan

seketika itu juga jatuh cinta kepada Darma

Taʻsiya yang baru.

n. Alasan Syeikh Bi`l-Maʻruf mengusir Darma

Taʻsiya.

o. Berahi Syeikh Bi`l-Maʻruf terhadap Darma

Taʻsiya.

p. Darma Taʻsiya berterus terang.

q. Silsilah keluarga Darma Taʻsiya.

22-24

23-25

26

27-31

32-33

34

9-10

9

10

10

11

-

r. Cerita Darma Taʻsiya selama pergi dari

rumah.

s. Rasa syukur Syeikh Bi`l-Maʻruf atas

kembalinya Darma Taʻsiya.

t. Mereka berkumpul kembali dan hidup

harmonis.

35-38

39

39

11-13

13

14

III. Penutup

a. Amanat penyalin untuk pembaca 40 -

b. Tamat 40 14

c. Kolofon 40 -

Page 31: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

63

Tabel 6Perbandingan Sekuen Teks HDT

No Episode Sekuen Teks A Sekuen Teks B

1. Bacaan Basmalah Bismi `l-Lāhi `r-Rahmāni `r-

Rahīm.

Bismi `l-Lāhi `r-Rahmāni `r-

Rahīm.

2. Bacaan doa Wa bihī nasta īnu bi `l-Lāhi ʻala

3. Pengenalan hikayat dan tokoh-

tokoh

a. Memperkenalkan sosok

Darma Taʻsiya

b. Memperkenalkan sosok

Syeikh Bi`l-Maʻruf

a. Memperkenalkan sosok

Darma Tahsiyah

b. Memperkenalkan sosok

Syekh al-Makruf

4. Perilaku Darma Taʻsiya sehari-

hari dalam melayani suami

a. Syeikh Bi`l-Maʻruf pulang dari

khalwat

b. Darma Taʻsiya membasuh kaki

Syeikh Bi`l-Maʻruf, dan

mengeringkannya dengan

rambut

c. Darma Taʻsiya memohon

ampunan kepada Syeikh Bi`l-

Maʻruf

d. Darma Taʻsiya menyiapkan

makanan

e. Darma Taʻsiya menemani

Syeikh Bi`l-Maʻruf makan

a. Syekh al-Makruf pulang

dari khalwat

b. Darma Tahsiyah

memohon ampunan

kepada Syekh al-Makruf

c. Darma Tahsiyah

membasuh kaki Syekh al-

Makruf, dan

mengeringkannya dengan

rambut

d. Darma Tahsiyah

menyiapkan makanan

e. Darma Tahsiyah

menemani Syekh al-

Makruf makan

5. Darma Taʻsiya hamil Darma Taʻsiya hamil Darma Tahsiyah hamil

6. Amanat Syeikh Bi`l-Maʻruf

kepada Darma Taʻsiya

mengenai nama untuk anaknya

yang akan lahir.

a. Syeikh Bi`l-Maʻruf pamit

untuk berkhalwat

b. Syeikh Bi`l-Maʻrufmemberikan pesan untukmemberi nama anaknyaCandra Dewi apabilaperempuan dan Ahmad apabilalaki-laki

a. Syekh al-Makruf pamit

untuk berkhalwat

b. Syekh al-Makrufmemberikan pesan untukmemberi nama anaknyaCandra Dewi apabilaperempuan dan Ahmadapabila laki-laki

Page 32: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

64

No Episode Sekuen Teks A Sekuen Teks B

7. Darma Taʻsiya melahirkan

seorang anak perempuan yang

diberi nama Candra Dewi,

sesuai dengan amanat suami.

a. Darma Taʻsiya melahirkan

seorang anak perempuan

b. Darma Taʻsiya memenuhi

pesan Syeikh Bi`l-Maʻruf

yakni memberi nama Candra

Dewi

c. Mendengar Darma Taʻsiya

telah melahirkan, Syeikh Bi`l-

Maʻruf segera pulang ke

rumah

d. Darma Taʻsiya menyambutnya

dengan membawa air untuk

membasuh kaki Syeikh Bi`l-

Maʻruf

e. Darma Taʻsiya mengeringkan

kaki Syeikh Bi`l-Maʻruf

dengan rambut

f. Darma Taʻsiya memohon

ampunan kepada suaminya

g. Syeikh Bi`l-Maʻruf

mengatakan bahwa kebaktian

Darma Taʻsiya sama seperti

kebaktian Fathimah

h. Syeikh Bi`l-Maʻruf meriba

anaknya

i. Darma Taʻsiya menyiapkan

makanan

j. Syeikh Bi`l-Maʻruf membaca

doa selamat

k. Syeikh Bi`l-Maʻruf makan

a. Darma Tahsiyah

melahirkan seorang anak

perempuan

b. Darma Tahsiyah memberi

nama Candra dewi, sesuai

dengan pesan Syekh al-

Makruf

c. Syekh al-Makruf pulang

ke rumah setelah

mendengar Darma

Tahsiyah sudah

melahirkan

d. Darma Tahsiyah

menyiapkan air untuk

membasuh kaki suaminya

e. Darma Tahsiyah

mengeringkan kaki Syekh

al-Makruf dengan

rambutnya

f. Darma Tahsiyah sujud

pada kaki Syekh al-

Makruf sambil memohon

ampunan

g. Syekh al-Makruf

menggendong Candra

Dewi

h. Darma Tahsiyah

menyiapkan makanan

Page 33: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

65

No Episode Sekuen teks A Sekuen Teks B

8. Cobaan yang menimpa Darma

Taʻsiya. Dia diusir dari rumah

karena mengerat tujuh helai

rambut untuk dijadikan sumbu

pelita tanpa sepengetahuan dan

izin suaminya.

a. Syeikh Bi`l-Maʻruf sedang

makan, sedangkan Darma

Taʻsiya sedang meriba

anaknya ketika sumbu pelita

hampir padam

b. Darma Taʻsiya berpikir apabila

meninggalkan Syeikh Bi`l-

Maʻruf yang sedang makan

maka akan mendapatkan dosa

dan Candra Dewi pasti

menangis

c. Darma Taʻsiya memutuskan

untuk mengerat tujuh helai

rambutnya untuk dijadikan

sumbu pelita

d. Syeikh Bi`l-Maʻruf melihat

Darma Taʻsiya mengerat

rambut untuk dijadikan sumbu

e. Syeikh Bi`l-Maʻruf bertanya

kepada Darma Taʻsiya

mengenai alasan mengerat

rambut

f. Darma Taʻsiya menjelaskan

alasannya mengerat rambut

g. Syeikh Bi`l-Maʻruf marah

karena Darma Taʻsiya telah

mengerat rambut tanpa

meminta izin terlebih dahulu

h. Darma Taʻsiya memohon

ampunan atas perbuatannya

a. Syekh al-Makruf pulang

dari khlawatnya

b. Darma Tahsiyah

menyiapkan air untuk

membasuh kaki suaminya

c. Darma Tahsiyah

mengeringkan kaki Syekh

al-Makruf dengan

rambutnya

d. Darma Tahsiyah

menyiapkan makanan

e. Syekh al-Makruf makan,

sedangkan Darma

Tahsiyah meriba anaknya

ketika sumbu pelita

hampir padam

f. Darma Tahsiyah berpikir

apabila meninggalkan

Syekh al-Makruf yang

sedang makan maka akan

mendapatkan dosa dan

Candra Dewi pasti

menangis

g. Darma Tahsiyah mengerat

tujuh helai rambutnya

untuk dijadikan sumbu

pelita

h. Syekh al-Makruf marah

karena Darma Tahsiyah

mengerat rambu tanpa

meminta izin kepadanya

Page 34: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

66

No Episode Sekuen Teks A Sekuen Teks B

i. Darma Tahsiyah

memohon ampunan atas

perbuatannya

9. Syeikh Bi`l-Maʻruf mengusir

Darma Taʻsiya. Syeikh Bi`l-

Maʻruf begitu marah hingga

memukul Darma Taʻsiya

sampai pingsan.

a. Syeikh Bi`l-Maʻruf mengusir

Darma Taʻsiya

b. Darma Taʻsiya memohon

ampunan kepada Syeikh Bi`l-

Maʻruf dan memohon agar

tidak diusir

c. Syeikh Bi`l-Maʻruf semakin

marah dan tetap mengusir

Darma Taʻsiya

d. Darma Taʻsiya kembali

memohon agar Syeikh Bi`l-

Maʻruf tidak mengusirnya

e. Syeikh Bi`l-Maʻruf tetap

mengusir Darma Taʻsiya

f. Darma Taʻsiya memohon agar

tidak diusir dan bersedia

menjadi pembantu di rumah

tersebut

g. Syeikh Bi`l-Maʻruf marah dan

memukul Darma Taʻsiya

hingga pingsan

h. Darma Taʻsiya memohon

ampunan atas segala perbuatan

dan dosanya

i. Syeikh Bi`l-Maʻruf mengejar

Darma Taʻsiya untuk

memukulnya kembali

a. Syekh al-Makruf

mengusir Darma Tahsiyah

b. Darma Tahsiyah

memohon agar tidak diusir

oleh Syekh al-Makruf

c. Syekh al-Makruf tetap

mengusir Darma Tahsiyah

d. Darma Tahsiyah

memohon agar tidak diusir

dan bersedia menjadi

pembantu di rumah

tersebut

e. Syekh al-Makruf

memukul Darma Tahsiyah

hingga pingsan

f. Setelah sadar, Darma

Tahsiyah memohon

ampunan

g. Syekh al-Makruf tetap

mengusir Darma Tahsiyah

Page 35: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

67

No Episode Sekuen Teks A Sekuen Teks B

j. Darma Taʻsiya lari

menghindari pukulan

suaminya

k. Darma Taʻsiya menangis

10. Sebelum meninggalkan rumah,

Darma Taʻsiya menasehati

Candra Dewi agar selalu

berbakti kepada Syeikh Bi`l-

Maʻruf.

a. Syeikh Bi`l-Maʻruf mengusir

Darma Taʻsiya

b. Darma Taʻsiya menyusui

anaknya

c. Darma Taʻsiya begitu sedih

karena tidak tega

meninggalkan Candra Dewi

d. Darma Taʻsiya memberi

nasihat kepada Candra Dewi

agar selalu berbakti dan

menjaga Syeikh Bi`l-Maʻruf

e. Darma Taʻsiya sujud pada kaki

Syeikh Bi`l-Maʻruf dan

memohon ampunan

11. Darma Taʻsiya meninggalkan

rumah Syeikh Bi`l-Maʻruf

menuju rumah orang tuanya.

a. Darma Taʻsiya berjalan

menuju rumah orang tuanya

b. Darma Taʻsiya menceritakan

bahwa telah diusir oleh

suaminya

c. Ayah dan bundanya tidak mau

menerima Darma Taʻsiya

d. Darma Taʻsiya meminta air

minum

e. Ayah dan bundanya tidak mau

memberikan air minum kepada

Darma Taʻsiya

a. Orang tua Darma

Tahsiyah tidak mau

membukakan pintu rumah

b. Darma Tahsiyah

menceritakan bahwa telah

diusir oleh suaminya

c. Orang tuanya menolak

kedatangan Darma

Tahsiyah

d. Darma Tahsiyah

menceritakan penyebab

pengusiran atas dirinya

Page 36: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

68

No Episode Sekuen Teks A Sekuen Teks B

f. Darma Taʻsiya menangis

hingga kain yang dipakainya

basah

g. Darma Taʻsiya memohon

ampunan sambil sujud pada

kaki ayah dan bundanya

h. Darma Taʻsiya pamit kepada

ayah dan bundanya

e. Ayah bundanya melarang

Darma Tahsiyah masuk ke

dalam rumah

f. Darma Tahsiyah meminta

air minum

g. Ayah dan bundanya tidak

mau memberikan air

minum

h. Ayah dan bundanya

mengusir Darma Tahsiyah

i. Darma Tahsiyah pamit

kepada ayah dan

bundanya

12. Darma Taʻsiya memohon

pertolongan dan menyerahkan

diri kepada Allah.

a. Darma Taʻsiya berjalan masuk

ke dalam hutan rimba dengan

tangisnya yang tiada henti

b. Darma Taʻsiya berdoa

meminta air untuk minum dan

berwudu karena sudah

memasuki waktu salat asar

c. Doa Darma Taʻsiya

dikabulkan Allah dan air pun

mengalir pada sebuah mahligai

d. Darma Taʻsiya berucap syukur

dan memuji-muji Allah

e. Darma Taʻsiya mengambil air

wudu

f. Ketika akan salat, Darma

Taʻsiya mengingat bahwa kain

yang digunakannya telah

terkena kencing Candra Dewi

a. Darma Tahsiyah berjalan

menuju padang rimba

belantara

b. Darma Tahsiyah berdoa

meminta pertolongan

Allah

c. Darma Tahsiyah berdoa

meminta air untuk minum

dan berwudu karena sudah

memasuki waktu salat asar

d. Allah mengabulkan doa

Darma Tahsiyah dan

mengirimkan air

Page 37: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

69

No Episode Sekuen Teks A Sekuen Teks B

13. Doa Darma Taʻsiya dikabulkan

oleh Allah Subhanahu wa

Taala dengan mengutus

Malaikat Jibrail.

a. Allah memerintahkan Malaikat

Jibrail untuk menemui dan

memberikan kain dari surga

kepada Darma Taʻsiya

b. Malaikat Jibrail mengambil

kain ke dalam surga

c. Malaikat Jibrail memberikan

kain tersebut kepada Darma

Taʻsiya

a. Allah mengutus Malaikat

Jibrail untuk memberikan

kain dari surga kepada

Darma Tahsiyah

b. Malaikat Jibrail

mengambil kain ke dalam

surga

c. Malaikat Jibrail

memberikan kain tersebut

kepada Darma Tahsiyah

14. Ucapan syukur Darma Taʻsiya Darma Taʻsiya berucap syukur

Alhamdu lil-Lāhi Rabbi`l-ʻālamīn

ar–Rahmāni `r–Rahīm

a. Darma Tahsiyah memakai

kain tersebut

b. Darma Tahsiyah

mengucap syukur

Alhamdu lil-Lāhi Rabbi`l-

ʻālamīn

15. Darma Taʻsiya melaksanakan

sembahyang asar dan

sembahyang dua rakaat salam

sesuai perintah Malaikat Jibrail

a. Darma Taʻsiya memakai kain

tersebut

b. Malaikat Jibrail

memerintahkan agar Darma

Taʻsiya melaksanakan salat

dua rakaat salam

a. Malaikat Jibrail

memerintahkan agar

Darma Tahsiyah

melaksanakan salat dua

rakaat salam

b. Darma Tahsiyah

melaksakan perintah

Malaikat Jibrail

16. Malaikat Jibrail menyapu

muka Darma Taʻsiya,

membuatnya menjadi lebih

cantik.

a. Malaikat Jibrail menyapu

muka Darma Taʻsiya dengan

sayapnya

b. Muka Darma Taʻsiya berubah

menjadi lebih cantik seperti

rupa bulan purnama empat

belas hari bulan

a. Malaikat Jibrail menyapu

muka Darma Tahsiyah

dengan sayapnya

b. Wajah Darma Tahsiyah

berubah seperti bulan

purnama empat belas hari

bulan

Page 38: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

70

No Episode Sekuen Teks A Sekuen Teks B

c. Malaikat Jibrail

memerintahkan agar Darma

Taʻsiya kembali kepada

Syeikh Bi`l-Maʻruf

c. Malaikat Jibrail mengajak

Darma Tahsiyah untuk

pulang ke rumah Syekh al-

Makruf

17. Darma Taʻsiya kembali ke

rumah orang tuanya, tetapi

keduanya tidak mengenali

Darma Taʻsiya.

a. Darma Taʻsiya berjalan ke

rumah orang tuanya

b. Darma Taʻsiya menanyakan

rumah Syeikh Bi`l-Maʻruf

kepada ayah bundanya

c. Ayah dan bundannya tidak

mengenali Darma Taʻsiya

a. Darma Tahsiyah dan

Malaikat Jibrail berjalan

menuju rumah orang tua

Darma Tahsiyah

b. Ketika sampai di rumah

orang tua Darma

Tahsiyah, Malaikat Jibrail

gaib

c. Darma Tahsiyah mengaku

sebagai suruhan kepada

ayah dan bundanya

d. Darma Tahsiyah

menanyakan rumah Syekh

al-Makruf

e. Darma Tahsiyah

menjelaskan keperluannya

untuk menemui Syekh al-

Makruf

f. Ayah dan bunda Darma

Tahsiyah memberi tahu

alamat Syekh al-Makruf

18. Darma Taʻsiya menyamar

sebagai suruhannya dan

mengunjungi rumah Syeikh

Bi`l-Maʻruf.

a. Darma Taʻsiya berjalan

menuju rumah Syeikh Bi`l-

Maʻruf

b. Darma Taʻsiya menyamarmenjadi suruhannya untukmenyampaikan pesan DarmaTaʻsiya kepada anaknya

a. Darma Tahsiyah berjalan

menuju rumah Syekh al-

Makruf

b. Melihat wajah DarmaTahsiyah, muncul berahipada hati Syekh al-Makruf

Page 39: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

71

No Episode Sekuen Teks A Sekuen Teks B

c. Syeikh Bi`l-Maʻruf mengajak

Darma Taʻsiya untuk masuk

ke dalam rumah

c. Darma Tahsiyah mengaku

sebagai suruhannya untuk

menyampaikan pesan

kepada Syekh al-Makruf.

19. Syeikh Bi`l-Maʻruf tidak

mengenalinya, dan seketika itu

juga jatuh cinta kepada Darma

Taʻsiya yang baru.

a. Syeikh Bi`l-Maʻruf tertarik

dengan kecantikan Darma

Taʻsiya

b. Syeikh Bi`l-Maʻruf mengajak

Darma Taʻsiya untuk masuk

ke dalam rumah

c. Darma Taʻsiya masuk ke

dalam rumah

d. Darma Taʻsiya menyampaikan

tujuannya mengunjungi rumah

Syeikh Bi`l-Maʻruf

e. Darma Taʻsiya (samaran)

menyampaikan sembah sujud

Darma Taʻsiya kepada Syeikh

Bi`l-Maʻruf

f. Syeikh Bi`l-Maʻruf menyesal

karena telah mengusir Darma

Taʻsiya, tetapi juga tertarik

kepada Darma Taʻsiya

(samaran)

20. Alasan Syeikh Bi`l-Maʻruf

mengusir Darma Taʻsiya.

a. Darma Taʻsiya (samaran)

menanyakan mengenai alasan

Syeikh Bi`l-Maʻruf mengusir

Darma Taʻsiya

a. Syekh al-Makruf

menceritakan peristiwa

yang mengakibatkan

Darma Tahsiyah diusir

dari rumah

Page 40: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

72

No Episode Sekuen Teks A Sekuen Teks B

b. Syeikh Bi`l-Maʻruf

menceritakan alasannya

mengusir Darma Taʻsiya

karena telah mengerat rambut

untuk dijadikan sumbu pelita

tanpa izin dirinya

c. Darma Taʻsiya (samaran)

menganggap jika perbuatan

Darma Taʻsiya mengerat

rambut merupakan bentuk

kebaktiannya kepada Syeikh

Bi`l-Maʻruf

d. Darma Taʻsiya (samaran)

pamit untuk pulang

e. Syeikh Bi`l-Maʻruf

mencegahnya dan meminta

agar Darma Taʻsiya (samaran)

untuk makan dulu

b. Darma Tahsiyah

menganggap jika

perbuatan mengerat

rambut merupakan bentuk

kebaktiannya kepada

Syekh al-Makruf

c. Darma Tahsiyah pamit

untuk pulang

d. Syekh al-Makruf meminta

agar Darma Tahsiyah

makan terlebih dahulu

21. Berahi Syeikh Bi`l-Maʻruf

terhadap Darma Taʻsiya.

a. Syeikh Bi`l-Maʻruf pergi ke

dapur menyiapkan makanan

b. Syeikh Bi`l-Maʻruf meniup

api, tetapi pandangannya tidak

bisa lepas dari Darma Taʻsiya

c. Darma Taʻsiya meminta

Syeikh Bi`l-Maʻruf untuk

keluar dapur

d. Darma Taʻsiya mulai

memasak, sedangkan Syeikh

Bi`l-Maʻruf memotong kayu

a. Syekh al-Makruf meniup

api, tetapi pandangannya

tidak lepas dari Darma

Tahsiyah

b. Darma Tahsiyah

tersenyum melihat

perilaku Syekh al-Makruf

c. Darma Tahsiyah

menghidangkan nasi dan

gulai

d. Syekh al-Makrufmengajak DarmaTahsiyah untuk makanbersama

Page 41: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

73

No Episode Sekuen Teks A Sekuen Teks B

e. Ketika memotong kayu,

padangan Syeikh Bi`l-Maʻruf

tidak bisa lepas dari Darma

Taʻsiya

f. Darma Taʻsiya mengambil

kapak dari tangan Syeikh Bi`l-

Maʻruf dan mengusirnya untuk

meninggalkan dapur

g. Darma Taʻsiya memasak nasi

dan gulai

h. Darma Taʻsiya

menghidangkan makanan

untuk Syeikh Bi`l-Maʻruf

i. Syeikh Bi`l-Maʻruf mengajak

Darma Taʻsiya untuk makan

bersama-sama

j. Darma Taʻsiya menolaknya

dan menemani Syeikh Bi`l-

Maʻruf hingga selesai makan

k. Syeikh Bi`l-Maʻruf terus

memandang wajah Darma

Taʻsiya

l. Sebab berahinya kepada

Darma Taʻsiya, makanan

tersebut langsung ditelan oleh

Syeikh Bi`l-Maʻruf

m. Syeikh Bi`l-Maʻruf merasa

bahwa masakan yang dibuat

oleh Darma Taʻsiya sama

dengan rasa yang dibuat

istrinya

Page 42: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

74

No Episode Sekuen Teks A Sekuen Teks B

22. Darma Taʻsiya berterus terang. a. Syeikh Bi`l-Maʻruf curiga, dan

menanyakan mengenai asal-

usul Darma Taʻsiya

b. Darma Taʻsiya membuka

penyamarannnya, dan berkata

jujur mengenai jati dirinya

c. Syeikh Bi`l-Maʻruf menyuruh

Darma Taʻsiya untuk

menghampiri Candra Dewi

d. Dengan sayangnya, Darma

Taʻsiya memeluk dan

mencium Candra Dewi serta

tidak ingin berpisah lagi

Lompatan cerita (halaman 4

baris 4-6):

a. Syekh al-Makruf

mengajak Darma

Tahsiyah untuk makan

bersama-sama,

b. Darma Tahsiyah

menjawab: “Ya Tuanku

Syekh, adapun hamba ini

dengan anak hamba dan

ayahandah dan bunda

hamba sama juga

namanya”

c. Syekh al-Makruf meminta

Darma Tahsiyah untuk

menghampiri Candra

Dewi dan menganggapnya

seperti anak sendiri

d. Darma Tahsiyah

menegaskan bahwa

Candra Dewi adalah

anaknya

23. Silsilah keluarga Darma

Ta’siya.

a. Syeikh Bi`l-Maʻruf

menanyakan nama orang tua

Darma Taʻsiya

b. Darma Taʻsiya menjawab

bahwa nama ayahnya adalah

Ahmad dan nama ibunya

adalah Arbaʻa

Page 43: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

75

No Episode Sekuen Teks A Sekuen Teks B

24. Cerita Darma Taʻsiya selama

pergi dari rumah.

a. Syeikh Bi`l-Maʻruf

menanyakan penyebab rupa

Darma Taʻsiya berubah

menjadi lebih baik

b. Darma Taʻsiya menceritakan

perjalannya:

Darma Taʻsiya pergi ke

rumah orang tuanya

Darma Taʻsiya

menceritakan bahwa telah

diusir oleh Syeikh Bi`l-

Maʻruf

Ayah dan bundanya tidak

mau menerima Darma

Taʻsiya

Darma Taʻsiya meminta

air minum pun, keduanya

tidak mau memberinya

Darma Taʻsiya

menyerahkan diri kepada

Allah dan berjalan masuk

ke dalam hutan rimba

dengan tangisnya yang

tiada henti

Darma Taʻsiya berdoa

meminta air untuk minum

dan berwudu karena sudah

memasuki waktu salat asar

a. Darma Tahsiyah

menceritakan bahwa

karena mengerat tujuh

helai rambut tanpa seizin

Syekh al-Makruf,

menyebabkannya harus

pergi dari rumah

b. Selama pergi dari rumah,

Darma Tahsiyah

mengalami berbagai

macam cobaan, di

antaranya:

Darma Tahsiyah

pulang ke rumah orang

tuanya

Ayah dan bunda Darma

Tahsiyah tidak mau

menerimanya

Darma Tahsiyah

meminta air minum

pun, orang tuanya tidak

mau memberinya

Darma Tahsiyahmembuangkan diri kedalam hutan

Darma Tahsiyahbermunajat kepadaAllah

c. Syekh al-Makruf

menanyakan mengenai

perubahan pada wajah

Darma Tahsiyah

Page 44: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

76

No Episode Sekuen Teks A Sekuen Teks B

Doa Darma Taʻsiya

dikabulkan Allah dan air

pun mengalir pada sebuah

mahligai

Malaikat Jibrail

memberikan kain tersebut

kepada Darma Taʻsiya

Darma Taʻsiya memakai

kain tersebut

Darma Taʻsiya

melaksanakan salat asar

Malaikat Jibrail

memerintahkan agar

Darma Taʻsiya

melaksanakan salat dua

rakaat salam

Darma Taʻsiya

melaksanakan salat dua

rakaat salam

Malaikat Jibrail menyapu

muka Darma Taʻsiya

dengan sayapnya

Muka Darma Taʻsiya

berubah menjadi lebih

cantik seperti rupa bulan

purnama empat belas hari

bulan

d. Jawaban Darma Tahsiyah:

Darma Tahsiyah pergi

ke rumah orang tuanya

Orang tuanya tidak

mau menerima, bahkan

ketika Darma Tahsiyah

meminta air minum

pun, keduanya tidak

mau memberi air untuk

minum

Darma Tahsiyah

menangis

Darma Tahsiyah

membuangkan diri ke

hutan

Darma Tahsiyah akan

melaksanakan salat

asar, tetapi tidak ada air

untuk wudu

Darma Tahsiyah

bermunajat kepada

Allah

Allah mengirimkan air

untuk Darma Tahsiyah

Malaikat Jibrail datang

kepada Darma

Tahsiyah membawa

kain dari dalam surga

Darma Tahsiyah

memakai kain itu

Page 45: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

77

No Episode Sekuen Teks A Sekuen Teks B

Darma Tahsiyah

melaksanakan salat

asar

Malaikat Jibrail

menyapu muka Darma

Tahsiyah dengan

sayapnya

Muka Darma Tahsiyah

menjadi lebih

bercahaya

Malaikat Jibrail

memerintahkan agar

Darma Tahsiyah

pulang ke rumah Syekh

al-Makruf

Darma Tahsiyah dan

Malaikat Jibrail

berjalan menuju rumah

ayah bunda

Sampai di rumah ayah

bunda Darma

Tahsiyah, Malaikat

Jibrail pun gaib

25. Rasa syukur Syeikh Bi`l-

Maʻruf atas kembalinya Darma

Taʻsiya.

a. Syeikh Bi`l-Maʻruf begitu

bersyukur atas anugerah yang

telah diterima Darma Taʻsiya

b. Syeikh Bi`l-Maʻruf

menganggap kebaktian Darma

Taʻsiya sama dengan

kebaktian Fathimah

a. Syekh al-Makruf

memeluk dan mencium

Darma Tahsiyah

b. Darma Tahsiyah meriba

Candra Dewi

Page 46: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

78

No Episode Sekuen Teks A Sekuen Teks B

c. Syekh al-Makruf bercerita

bahwa Candra Dewi selalu

menangis mencari Darma

Tahsiyah

d. Syekh al-Makruf

menganggap kebaktian

Darma Tahsiyah sama

dengan kebaktian

Fathimah

26. Mereka berkumpul kembali

dan hidup harmonis.

Syeikh Bi`l-Maʻruf bersukacita

karena dapat berkumpul dengan

istri dan anaknya

a. Syekh al-Makruf meminta

Darma Tahsiyah berdoa

agar keduanya tidak

berpisah lagi kecuali maut

yang memisahkan

b. Syekh al-Makruf dan

Darma Tahsiyah hidup

sejahtera dan sentosa

c. Syekh al-Makruf selalu

berdoa agar segala amal

dan taatnya diterima Allah

27. Amanat penyalin untuk

pembaca

a. Penyalin menganjurkan para

perempuan mengikuti

kebaktian Darma Taʻsiya agar

selamat dunia dan akhirat

b. Penyalin menganjurkan agar

para perempuan tidak

mengikuti perbuatan setan dan

iblis karena akan membawa

ke dalam neraka

Page 47: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

79

No Episode Sekuen Teks A Sekuen Teks B

28. Tamat Tamatlah Hikayat Darma Taʻsiya

orang yang budiman itu

Dan demikian adanya Tuan

Syekh al-Makruf dan Darma

Tahsiyah istrinya itu,

WalLahu aʻlam bish-shawaf

29. Kolofon Tamatlah Hikayat Darma Taʻsiya

orang yang budiman itu dalam

negeri Singapura kepada empat

hari bulan Zulkaidah tarikh Sanat

1253. Wa kātibuhu Muhammad

Ali bin Abdu `l- Lathif Munsyi

Page 48: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

77

Bagan 2Klasifikasi Sekuen Teks A

a. Teks A (HDT Koleksi Houghton Library, Harvard University

b.

c.

d.

1

4.1–

4.5

3 4

3.1–3.2

6.1–

6.2

2 6 7

7.1–

7.11

8.1–

8.8

9.1–

9.11

10.1–

10.5

11.1–

11.8

12.1–

12.6

15.1–

15.2

16.1–

16.3

17.1–

17.3

18.1–

18..3

19.1–

19.6

20.1

20.5

21.1

21.13

22.1

22.4

23.1

23.224.1 24.2

24.2.1– 23.2.14

25.1–

25.2

27.1–

27.2

5 8 9 10 11 12 13

13.1–

13.3

14 15 16 17 18

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29

Page 49: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

78

Bagan 3Klasifikasi Sekuen Teks B

a. Teks B (HDT Koleksi PNRI)

b.

c.

d.

3.1–

3.5

2.1–2.2

5.1–

5.2

6.1–

6.8

7.1–

7.9

8.1–

8.7

9.1–

9.9

10.1–

10.4

12.1–

12.2

13.1–

13.2

14.1–

14.3

15.1–

15.6

16.1–

16.3

17.1–

17.4

18.1–

18.4

19.1–

19.4 20.1 20.2

20.2.1–

20.2.5

22.1–

22.3

21.1–

21.4

11.1–

11.3

20.3 20.4

20.4.1–

20.4.15

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

17 18 19 20 21 22 23

Page 50: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

79

Keterangan:

a Teks secara keseluruhan (Hikayat Darma Taʻsiya)

b Sekuen tingkat pertama

c Sekuen tingkat kedua

d Sekuen tingkat ketiga

Page 51: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

82

82

Dari perbandingan di atas, diperoleh simpulan bahwa teks A diketahui

lebih lengkap daripada teks B. Hal ini dibuktikan dengan beberapa hal sebagai

berikut.

a. Sekuen

Hikayat Darma Taʻsiya terdiri atas 3 tingkatan sekuen, yaitu sekuen

tingkatan pertama, sekuen tingkatan kedua, dan sekuen tingkatan

ketiga.

Jumlah sekuen teks HDT A sebanyak 151 sekuen, terdiri atas 29

sekuen besar, 108 sekuen sedang, dan 14 sekuen kecil.

Jumlah sekuen teks HDT B sebanyak 131 sekuen, terdiri atas 23

sekuen besar, 88 sekuen sedang, dan 20 sekuen kecil.

Perbedaan jumlah sekuen ini disebabkan oleh: (1) teks A memuat

bacaan doa, sedangkan teks B tidak memuat bacaan doa; (2) teks A

memuat episode ketika Darma Taʻsiya menasihati Candra Dewi,

sedangkan teks B tidak memuat episode tersebut; (3) teks A memuat

cerita mengenai Syekh Bi`l-Maʻruf jatuh cinta kepada Darma Taʻsiya

yang sedang menyamar, sedangkan teks B tidak memuai cerita

tersebut; (4) teks A memuat silsilah Darma Taʻsiya, sedangkan teks

B tidak memuat silsilah Darma Taʻsiya; (5) teks A dilengkapi dengan

amanat penyalin untuk pembaca, sedangkan teks B tidak memuat

amanat penyalin; serta (6) teks A dilengkapi dengan kolofon,

sedangkan teks B tidak memuat kolofon.

Page 52: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

83

b. Kronologis

Berdasarkan urutan peristiwanya secara kronologis, maka urutan

peristiwa dalam teks Hikayat Darma Taʻsiya ini bergerak lurus dan

tidak ada pengulangan.

Urutan peristiwa (disingkat P) teks A

Berdasarkan sekuen Teks A, maka P1 (sekuen 1), diikuti P2 (sekuen

2), diikuti P3 (sekuen 3: 3.1 – 3.2), diikuti P4 (sekuen 4: 4.1 – 4.5 ),

diikuti P5 (sekuen 5), diikuti P6 (sekuen 6: 6.1 – 6.2), diikuti P7

(sekuen 7: 7.1 – 7.11), diikuti P8 (sekuen 8: 8.1 – 8.8), diikuti P9

(sekuen 9: 9.1 – 9.11), diikuti P10 (sekuen 10: 10.1 – 10.5), diikuti

P11 (sekuen 11: 11.1 – 11.8), diikuti P12 (sekuen 12: 12.1 – 12.6),

diikuti P13 (sekuen 13: 13.1 – 13.3), diikuti P14 (sekuen 14), diikuti

P15 (sekuen 15: 15.1 – 15.2), diikuti P16 (sekuen 16: 16.1 – 16.3),

diikuti P17 (sekuen 17: 17.1 – 17.3), diikuti P18 (sekuen 18: 18.1 –

18.3), diikuti P19 (sekuen 19: 19.1 – 19.6), diikuti P20 (sekuen 20:

20.1 – 20.5), diikuti P21 (sekuen 21: 21.1 – 21.13), diikuti P22

(sekuen 22: 22.1 – 22.4), diikuti P23 (sekuen 23: 23.1 – 23.2), diikuti

P24 (sekuen 24: 24.1 – 24.2.14), diikuti P25 (sekuen 25: 25.1 –

25.2), diikuti P26 (sekuen 26), diikuti P27 (sekuen 27: 27.1 – 27.2),

diikuti P28 (sekuen 28), diikuti P29 (sekuen 29).

Urutan peristiwa (disingkat P) teks B

Berdasarkan sekuen Teks B, maka P1 (sekuen 1), diikuti P2 (sekuen

2: 2.1 – 2.2), diikuti P3 (sekuen 3: 3.1 – 3.5), diikuti P4 (sekuen 4),

diikuti P5 (sekuen 5: 5.1 – 5.2), diikuti P6 (sekuen 6: 6.1 – 6.8),

Page 53: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

84

diikuti P7 (sekuen 7: 7.1 – 7.9), diikuti P8 (sekuen 8: 8.1 – 8.7),

diikuti P9 (sekuen 9: 9.1 – 9.9), diikuti P10 (sekuen 10: 10.1 – 10.4),

diikuti P11 (sekuen 11: 11.1 – 11.3), diikuti P12 (sekuen 12: 12.1 –

12.2), diikuti P13 (sekuen 13: 13.1 – 13.2), diikuti P14 (sekuen 14:

14.1 – 14.3), diikuti P15 (sekuen 15: 15.1 – 15.6), diikuti P16

(sekuen 16: 16.1 – 16.3), diikuti P17 (sekuen 17: 17.1 – 17.4), diikuti

P18 (sekuen 18: 18.1 – 18.4), diikuti P19 (sekuen 19: 19.1 – 19.4),

diikuti P20 (sekuen 20: 20.1 – 20.4.15), diikuti P21 (sekuen 21: 21.1

– 21.4), diikuti P22 (sekuen 22: 22.1 – 22.3), diikuti P23 (sekuen

23).

c. Logis

Urutan alur cerita teks Hikayat Darma Taʻsiya mempunyai

hubungan sebab-akibat (kausalitas). Seperti pada sekuen 4 (4.1 – 4.5)

Adapun Syeikh Bi`l-Maʻruf itu pagi-pagi hari masuk ke dalam

khalwatnya tempat ia berbuat ibadah setelah sudah magrib, maka ia

pulang ke rumahnya. Syahdan apabila datanglah Syeikh Bi`l-Maʻruf

itu, maka datanglah isterinya membawa air membasuh kakinya.

Setelah sudah dibasuhnya, maka disapunya dengan rambutnya serta ia

sujud kepada kaki suaminya, serta katanya, “Ya makhdumku, ampun

kiranya barang dosa dan salah hambamu”. Maka ujar Syeikh Bi`l-

Maʻruf, “Apakah dosa diri? Karena diri orang berbakti dan lagi

dikasihankan Allah Taala”. Setelah itu, maka Syeikh Bi`l-Maʻruf pun

duduklah pada hamparan. Darma Taʻsiya pun mengangkatkan

hidangan ke hadapan Syeikh itu, maka Syeikh itu pun makanlah. Hatta

Page 54: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

85

beberapa lamanya dengan hal yang demikian Darma Taʻsiya berbuat

kebaktian kepada suaminya, maka apabila pagi-pagi Syeikh itu masuk

khalwatnya dan petang hari ia kembali ke rumahnya.

Hal ini mempunyai hubungan kausalitas dengan sekuen 5.

Sekuen 5 Syahdan maka dalam hal yang demikian itu, maka Darma

Taʻsiya pun hamillah.

Hal ini mempunyai hubungan kausalitas dengan sekuen 6, dan

seterusnya.

3. Keterbacaan Naskah

Berdasarkan keterangan pada subdeskripsi naskah, secara umum

diketahui bahwa kondisi fisik naskah A dalam keadaan baik. Naskah A masih

utuh dan berjilid, tulisannya jelas dan mudah dibaca, serta tidak ditemukan

kerusakan di dalam naskah.

Adapun kondisi fisik naskah B dalam keadaan kurang baik. Kondisi

naskah B mulai rapuh. Kertas yang digunakan mulai berubah warna menjadi

kecokelat-cokelatan, dan tulisan pada beberapa bagian sudah mulai pudar.

4. Pemilihan Teks yang akan Disunting

Untuk menentukan naskah dasar suntingan, terdapat beberapa hal yang

dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan, yaitu (1) isinya lengkap dan

tidak menyimpang dari naskah kebanyakan; (2) keadaan naskahnya baik dan

utuh; (3) tulisannya jelas dan mudah dibaca; (4) bahasanya lancar dan

mudah dipahami; dan (5) usia naskah lebih tua (Djamaris, 2002:18).

Berdasarkan pernyataan di atas, maka dapat dibandingkan sebagai berikut.

Page 55: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

86

Pertama, dari segi kelengkapan dan kesesuaian isi cerita naskah A

lebih lengkap daripada naskah B. Kedua, dari segi kondisi fisik naskah,

diketahui bahwa naskah A lebih baik kondisinya daripada naskah B. Ketiga,

dari segi keterbacaan tulisan, naskah A lebih mudah dibaca daripada naskah

B karena di beberapa bagian naskah B terdapat tulisan yang telah memudar.

Keempat, dari segi bahasanya yang lancar dan mudah dipahami, kedua

naskah ini sama-sama menggunakan bahasa yang lancar dan mudah

dipahami. Kelima, dilihat dari umur naskah, naskah A diketahui lebih tua

daripada naskah B. Oleh sebab itu, naskah A dipilih sebagai teks dasar

suntingan, sedangkan naskah B digunakan sebagai teks pembanding apabila

terdapat kesalahan atau kekurangan pada teks dasar.

Page 56: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

87

D. Kritik Teks

Kritik teks adalah kegiatan kritik terhadap kandungan teks untuk

mendapatkan teks yang paling mendekati aslinya (Sudardi, 2003:55). Kegiatan

kritik teks dilakukan karena dilatarbelakangi oleh adanya tradisi salin-menyalin

teks yang memungkinkan timbulnya kesalahan salin tulis. Kritik teks dapat

membantu tersedianya sebuah suntingan teks yang baik dan benar, sehingga teks

menjadi mudah dibaca dan dipahami oleh pembaca dari berbagai kalangan.

Secara keseluruhan, di dalam teks Hikayat Darma Taʻsiya ditemukan lima

bentuk kesalahan salin tulis dan ketidakkonsistenan. Berikut penjelasan

mengenenai lima bentuk kesalahan salin tulis.

1. Lakuna, yaitu pengurangan huruf, suku kata, kata, frasa, klausa,

kalimat, dan paragraf.

2. Adisi, yaitu penambahan huruf, suku kata, kata, frasa, klausa, kalimat,

dan paragraf.

3. Substitusi, yaitu penggantian huruf, suku kata, kata, frasa, klausa,

kalimat, dan paragraf.

4. Ditografi, yaitu bagian yang terdapat perangkapan kata pada teks.

5. Transposisi, yaitu bagian yang terdapat pemindahan letak kata, frasa, atau

kalimat dalam teks.

6. Ketidakkonsistenan, yaitu bagian yang terdapat ketidakselarasan

penulisan kata pada teks.

Page 57: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

88

Bentuk kesalahan salin tulis dan ketidakkonsistenan penulisan dalam teks

Hikayat Darma Taʻsiya, meliputi: 16 lakuna, 9 adisi, 8 substitusi, 2 ditografi, 1

transposisi dan 17 ketidakkonsistenan. Perincian kesalahan salin tulis dari

masing- masing kasus tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 7Lakuna

No Teks A Teks B Edisi Ket.Hal./Baris

Teks Latin Hal./Baris

Teks Sun.Yayah

1. 1/2, 4/3,4/5, 5/2,11/8,11/9,27/3,34/1,39/6,40/3

فرمفون perempun

2/1,2/10,2/13,2/16,2/17

فرمفوان perempuan

perempuan didasarkan pada:1. teks

bandingan2. DERJ

halaman 132yang menulisفرمفوان(perempuan)

2. 2/3, 2/6,5/8, 14/4,15/7,15/8,21/5,22/7,32/6,37/2,37/6

سده sdah 1/12,2/5,2/17,2/19,3/13,4/8, 4/8,4/9, 6/1,6/16,8/15,10/5,11/2

سوده sudah sudah didasarkan pada:1. teks

bandingan2. DERJ

halaman 169yang menulisسوده (sudah)

3. 3/9, 3/10,5/1

حامل haml 2/8 حامیل hamil hamil didasarkan pada:1. teks

bandingan2. DERJ

halaman 56yang menulisحامیل (hamil)

4. 3/10,6/10, 8/8,8/10,

سواة suat 3/8, 4/10 سواتو suatu suatu didasarkan pada:1. teks

bandingan

Page 58: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

89

12/6,12/6,8/10,26/1,36/318/10

2. DERJhalaman 169yang menulis

سواتو (suatu)

5. 5/1 براف berapa beberapa disesuaikandengan kontekskalimat: “Hattabeberapa lamanyaDarma Taʻsiyahamil itu, maka iapun beranaklahseorangperempuan”(HDT:5)

6. 12/1 سین sin sini didasarkan pada:1. teks

bandingan2. DERJ

halaman 166yang menulisسیني (sini)

7. 13/4 dicimnya

3/6 یوم cium diciumnya didasarkan pada:1. teks

bandingan2. DERJ

halaman 31yang menulisیوم (cium)

8. 13/5 مشغل masyghl

masygul didasarkan padaDERJ halaman110 yang menulisمشغول (masygul)

9. 13/6 سامفما sampama

seumpama didasarkan padaDERJ halaman190 yang menulisاومفام (umpama)

10. 26/10 جو ju jua didasarkan padaDERJ halaman69 yang menulisجوا (jua)

11. 17/4 antang didasarkan padaDERJ halaman191 yang menulis

ݞاونتو (untung)

Page 59: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

90

12. 27/9 منیف menip 10/16 منیوف meniup meniup didasarkan pada:1. teks

bandingan2. DERJ

halaman 185yang menulisتیوف (tiup)

13. 28/5,29/8

اندر andar undur didasarkan padaDERJ halaman191 yang menulisاوندور (undur)

14. 33/6 مثد dicimnya

13/4 یوم cium diciumnya didasarkan pada:1. teks

bandingan2. DERJ

halaman 31yang menulisیوم (cium)

15 36/4-5

ببراف نعمت دان مكانن دالمث

bebera-panikmatdanmakan-andalam-nya

beberapanikmat danmakanan didalamnya

kelengkapankalimat

16. 39/8 جمھ Jmah Jumaat didasarkan padaDERJ halaman70 yang menulisجمعة (Jumaat)

Page 60: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

91

Tabel 8Adisi

No Teks A Teks B Edisi Ket.Hal.

/Bar.

Teks Latin Hal./

Bar.

Teks Sun.Yayah

1. 6/3 فاطتمة Fathtimah 13/13

فاطیمة Fathtimah

Fathimah frekuensikemunculanpada naskahA dan B:Fathimah 2xsedangkanFathtimah 1x

3. 15/2 kerangannya kerangnya karenamengikuti

kata“mutiara”

4. 18/10,36/4

مھالیكي mahaligai مھالیكي mahligai mahligai didasarkanpada:1. suntingan

teksbandingan

2. DERJhalaman106 yangmenulisمھلیكاي(mahligai)

5. 21/3 مك او maka o 1/12 مك maka maka

6. 23/3 فسانن pesanan 9/8 فسن pesan pesan disesuaikandengankontekskalimat,“Hambahendakmenyampaikan pesanDarmaTaʻsiyakepadaanaknya.”

7. 28/2,29/1,31/4

ترسنثم tersennyum 10/19,

11/1

ترسنثم tersenyum

tersenyum didasarkanpada:1. suntingan

teksbandingan

Page 61: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

92

2. DERJhalaman162 yangmenulisسثوم(senyum)

8. 28/7-10

دمكینلھجوك الكوث

كایو ایت دوا ٢كالي ممندݞ

درماكاموسیاتع

ایتتوجھانم

كاليموكا٢ممندݞ

درماتعسیا سفرة اورݞ كیال الكوث

demikianlahjuga lakunya,sekalimengapakkayu itu duakalimemandang-mandangmuka DarmaTaʻsiya ituhingga enamtujuh kalimemandang-mandangmuka DarmaTaʻsiya sepertiorang gilalakunya

demikianlahjuga lakunya,sekalimengapakkayu ituhingga enamtujuh kalimemandang-mandangmuka DarmaTaʻsiyaseperti oranggila lakunya

9. 31/2 kennyang kenyang didasarkanpada: DERJhalaman 81yang menulisكث

(kenyang)

Tabel 9Substitusi

No. Hal./Baris

Teks Latin Edisi Keterangan

1. 2/8 مقدمكو Makdumku makhdumku berdasarkan kamus Al-Munawwir halaman327, kata dasar خدم(melayani)

موالمخد (tuan,majikan)

Page 62: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

93

Tabel 10Ditografi

No Hal./Baris

Teks Latin Edisi Keterangan

1. 21/8 ^كات مكاؤجر جبرائیل

maka^kata ujarJibrail

maka ujarJibrail

“kata” dan “ujar” memiliki kesamaanarti (sinonim), berdasarkanpengamatan pada teks diketahuibahwa “ujar” untuk percakapanJibrail dengan Darma Taʻsiya munculsebanyak 2 kali dari 3 kalipercakapan, yaitu pada 20/6 dan 21/3.Adapun “kata” muncul sebanyak 27kali, digunakan untuk percakapanantarmanusia.Kalimat ini merupakan percakapanketiga Jibrail dengan Darma Taʻsiya,oleh sebab itu maka dipilih ”ujar”untuk melengkapinya.

2. 39/7 سفیاي supayaya supaya

2. 6/9 فرجوباءن perjobaan percobaan

3. 7/4 فریكو piriku diriku

4. 10/1 cangan jangan

5. 26/7,26/10

كبقتیث kebaktinya kebaktian frekuensi kemunculankebaktian pada tekssebanyak 7 kali, yaitu3/5, 14/5, 25/5, 25/6,25/8, 38/7, dan 39/7.

6. 36/7 سھالي sehalai sehelai

7. 36/10 كنجی kenjing kencing

8. 39/9 ھجم Jmah Jumaat

Page 63: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

94

Tabel 11Transposisi

No Hal./Baris

Teks Latin Edisi Ket.

1. 28/8-10

دمكینلھ جوك الكوث

٢ایت دوا كالي ممندݞایتسیادرما تعكامو

كاليتوجھانمموكا درما ٢ممندݞ

تعسیا سفرة اورݞ كیال الكوث

demikianlah juga lakunya,sekali mengapak kayu itudua kali memandang-mandang muka DarmaTaʻsiya itu hingga enamtujuh kali memandang-mandang muka DarmaTaʻsiya seperti orang gilalakunya

demikianlah jugalakunya, sekalimengapak kayu ituhingga enam tujuhkali memandang-mandang muka DarmaTaʻsiya seperti oranggila lakunya

Tabel 12Ketidakkonsistenan

No Bacaan Naskah Edisi KeteranganTeks A Teks B

Teks Fr Latin Teks Fr Suntingan Yayah

1. نما 6 nama nama

نام 6 nama نام 6 nama2. درم تعسیا 2 Darma

Taʻsiyaدرمھ تاسیھ 67 Darma

TahsiyahDarmaTaʻsiya

درماتعسیا 80 DarmaTaʻsiya

درمھ 2 Darma

تاسیھ 1 Tahsiyah

3. دوس 7 dosa اذوس 1 dosa dosa

دوسا 2 dosa دوسا 14 dosa

دسا 1 dosa

4. ندرادیوي

2 CandraDewi

ندرادیوا 6 CandraDewi

CandraDewi

ندردیوي 5 CandraDewi

5. ھمبام 11 hambamu hambamu

ھمبامو 1 hambamu ھمبامو 47 hambamu

6. شقسا 2 seksa seksa

سقسا 1 seksa

Page 64: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

95

7. در 6 dari dari

دري 2 dari دري 9 dari

8. ھي 15 hai ھي 7 hai hai

واھي 1 wahai wahai

9. دیر 1 diri diri

دیري 19 diri دیري 11 diri

10. توان 51 tuan توان 59 tuan tuan

تون 12 tuan

11. ربا 1 riba riba

ریبا 3 riba ریبا 3 riba

12. ماھو 1 mahu ماھو 3 mahu mahu

ماو 3 mau mau

13. بھوا 3 bahwa بھوا 2 bahwa bahwa

بھو 2 bahwa

14. دھولو 6 dahulu دھولو 4 dahulu dahulu

دھول 1 dahulu

15. فلق 1 peluk peluk

فلوق 1 peluk فلوق 2 peluk

16. ایبو 1 ibu ایبو 5 ibu ibu Teks A:kata bunda (tanpafonem h)digunakan apabiladiikuti kata ganti–nya, sepertibundanya.Apabila diikutidengan selainkata ganti –nya,maka ditulisbundah (denganfonem h).

بنده 5 bundah بند 17 bunda bundah

بندا 11 bunda bunda

Page 65: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

96

17. بفا 5 bapa بفا 6 bapa bapa bapa pada naskahA digunakanuntuk menyebutSyeikh Bi`l-Maʻruf,sedangkan bapapada naskah Bdigunakan untukmenyebut bapaatau ayah DarmaTaʻsiya.

ایھ 14 ayah ایھ 7 ayah ayah

ایھنده 2 ayahandah ایھنده 9 ayahandah ayahandah

Page 66: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

97

B. Suntingan Teks

1. Pedoman Suntingan

Salah satu tujuan penelitian ini adalah menyajikan suntingan teks Hikayat

Darma Taʻsiya yang mudah dibaca dan dipahami, serta isi teks dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka

diperlukan pedoman suntingan. Pedoman suntingan tersebut sebagai berikut.

a. Tanda dan angka yang digunakan dalam penyuntingan.

1) Tanda garis miring satu, ( / ), menunjukkan pergantian baris.

2) Tanda garis miring dua, ( // ), menunjukkan pergantian halaman.

3) Kata, frase, atau kalimat yang diberi angka, (1,2,3,…), di kanan atas

dapat dilihat di dalam catatan kaki.

4) Angka, (1,2,3,…), yang terdapat pada sisi pias kanan teks,

menunjukkan halaman naskah.

5) Tanda kurung, ( ... ), menunjukkan adisi, yaitu bagian yang

mendapatkan penambahan huruf, kata, atau frasa pada teks.

6) Tanda kurung siku, [ ... ], menunjukkan lakuna, yaitu bagian yang

terdapat penghilangan huruf, kata, atau frasa pada teks.

7) Tanda backslash atau garis miring terbalik, \ ... \, menunjukkan

substitusi, yaitu bagian yang terdapat pergantian huruf, suku kata, atau

frasa oleh penyunting.

8) Tanda kurung sudut, < … >, menunjukkan ditografi, yaitu bagian yang

terdapat perangkapan kata pada teks.

9) Tanda kurung kurawal, { ... }, menunjukkan transposisi, yaitu bagian

yang terdapat pemindahan letak kata, frasa, atau kalimat dalam teks.

Page 67: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

98

10) Tanda hubung, --- , digunakan untuk menunjukkan huruf, suku kata,

kata, atau frasa yang tidak terbaca.

b. Ketentuan dalam pedoman ejaan.

1) Ejaan dalam suntingan ini disesuaikan dengan kaidah-kaidah yang

terdapat pada Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).

2) Kosakata yang berasal dari bahasa Arab yang sudah diserap dalam

bahasa Indonesia disesuaikan dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI).

3) Kosakata bahasa Melayu yang dianggap arkais (tidak lazim digunakan)

ditransliterasikan sebagaimana adanya dan diberi garis bawah.

4) Istilah-istilah dan kosakata dalam bahasa Arab yang belum diserap ke

dalam bahasa Indonesia ditulis sesuai dengan asal kata dan dicetak

miring.

5) Penulisan kata ulang disesuaikan dengan Ejaan Bahasa Indonesia

(EBI) yakni, ditulis lengkap dengan menggunakan tanda hubung.

6) Apabila di dalam teks terdapat angka yang ditulis menggunakan huruf,

maka ditulis menggunakan huruf pula. Apabila di dalam teks terdapat

angka yang ditulis menggunakan angka, maka ditulis menggunakan

angka pula.

7) Frase dan kata-kata yang berasal dari bahasa Arab yang belum terserap

ke dalam bahasa Indonesia ditransliterasikan dengan ketentuan

sebagai berikut.

a) Huruf ain ( ع ) yang terletak di tengah dan disukunkan,

diedisikan dengan /k/ pada kosakata yang telah diserap dalam

Page 68: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

99

bahasa Indonesia, dan diedisikan dengan tanda apostrof ( ‘ ) jika

terdapat pada kosakata yang belum diserap. Misalnya ni‘mat

ditulis menjadi nikmat, Ta‘siya tetap ditulis Ta‘siya.

b) Tanda tasydid ( ◌ ) dilambangkan dengan huruf rangkap.

Misalnya Innallāha (huruf n dan l ditulis rangkap).

c) Tanda fatah tanwin ( ◌ ) ditransliterasikan dengan /an/, tanda

kasrah tanwin ( ◌ ) ditransliterasikan dengan /in/, dan tanda

damah tanwin ( ◌ ) ditransliterasikan dengan /un/ apabila

terletak di awal atau di tengah kalimat. Apabila fatah tanwin

( ◌) terletak di akhir kalimat selain huruf ta` marbuthah ( ة ),

maka ditransliterasikan dengan /ā/.

d) Tanda madah alif ( ا ), wawu ( و ), dan ya ( LJ ) sebagai

penanda vokal panjang diedisikan dengan memberi garis datar

di atasnya. Misalnya huruf /ā/ pada kata Rahmān, huruf /ī/ pada

kata Rahīm , huruf /ū/ pada kata ghafūru.

e) Huruf-huruf pendiftong, yaitu ( و ا ) ditulis dengan vokal /au/

dan ( يا ) ditulis dengan vokal /ai/. Misalnya vokal /ai/ pada kata

alaihi.

f) Kata sandang ( ل ا ) yang diikuti huruf kamariah

,ب,ا) ,ح ,خ ,ج ,ع ,غ ,ف ,ق ,ك ,م ,و ,ي (ه diedisikan dengan /al-/

apabila terletak di awal kata atau di awal kalimat. Apabila terletak

di tengah kata, frasa, atau kalimat, maka diedisikan dengan /`l-/.

Misalnya pada huruf kamariah ditulis Bismi `l-Lāhi.

Page 69: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

100

g) Kata sandang ( لا ) yang diikuti huruf syamsyiah

,ت) ,ث ,د ,ذ ,ر ,ز ,س ,ش ,ص ,ض ,ط ,ظ ,ل (ن diedisikan menjadi

huruf syamsiah yang mengikutinya. Misalnya pada huruf

syamsyiah ditulis Az-Zahra.

h) Huruf-huruf yang hidup atau mendapat harakat fatah ( ◌ ),

kasrah ( ◌ ), dan damah ( ◌ ) pada awal atau tengah kata, frasa,

atau kalimat ditransliterasikan sesuai bacaan tersebut. Apabila

huruf-huruf tersebut terletak pada akhir kalimat, maka

ditransliterasikan dengan huruf mati/diwakafkan, kecuali

kosakata yang berhubungan dengan sifat Allah.

i) Huruf hamzah ( ء ) dilambangkan dengan tanda aksen ( ` ) jika

terletak di tengah atau di akhir kata.

j) Huruf ta` marbuthah ( ة ) yang terletak di awal atau di tengah

kata, frasa, atau kalimat ditransliterasikan dengan /t/ apabila huruf

tersebut mendapat harakat fatah ( ◌), kasrah ( ◌), dan damah ( ◌).

Apabila huruf tersebut tidak mendapat harakat atau menunjukkan

kosakata khusus yang berhubungan dengan sifat Allah, maka

ditransliterasikan dengan /t/ atau /h/ mengikuti ketentuan yang

berlaku pada kata-kata yang bersangkutan.

k) Penulisan huruf besar atau huruf kapital disesuaikan dengan

penggunaan huruf Latin dalam bahasa Indonesia. Contoh: Allah,

nama orang, nama tempat, huruf awal pada sebuah kalimat, dan

sebagainya.

Page 70: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

101

l) Pedoman transliterasi yang digunakan dalam penyuntingan teks

Hikayat Darma Ta‘siya adalah sistem yang digunakan oleh

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Namun,

tidak semua fonem tercakup dalam sistem ini sehingga terdapat

penambahan beberapa fonem untuk melengkapi fonem-fonem

bahasa Melayu.

Page 71: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

102

Tabel 13Pedoman Transliterasi Arab-Latin

Berdasarkan Sistem yang Dipakai di UIN Syarif Hidayatullah

Huruf Latin Huruf Latin

ا a ط th

ب b ظ zh

ت t ع ‘

ث s غ gh

ج j ف f/p

ح h ق q/k

خ kh ك k

د d ل l

ذ z م m

ر r ن n

ز z و w

س s ھ h

ش sy ي y

ص sh ء `

ض dl ة t/h

Page 72: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

103

Tabel 14Tambahan Huruf Arab Melayu dan Angka Arab

Huruf Latin Angka Latin

ك k/g ٠ 0

ݘ c ١ 1

ݞ ng ٢ 2

ڽ/ݒ y ٣ 3

٤ 4

٥ 5

٦ 6

٧ 7

٨ 8

٩ 9

Page 73: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

104

2. Suntingan Teks Hikayat Darma Taʻsiya

Bismi `l-Lāhi `r-Rahmāni `r-Rahīm. / Wa bihī nasta īnu bi `l-Lāhi ʻala

ini hikayat ada seorang / perempu[a]n1 yang bernama Darma Taʻsiya yang

amat budiman / lagi bijaksana kepada hal berbuat bakti kepada / suaminya

serta dengan sabar hatinya dan takut / akan seksa Allah Taala.

Bermula suaminya bernama / Syeikh2 Bi`l-Maʻruf terlalu baik rupanya

lagi / pertapa kepada Allah Taala dan mukmin dan lagi // suci hatinya pada

segala hamba Allah.

Adapun Syeikh / Bi`l-Maʻruf itu pagi-pagi hari masuk ke dalam

khalwatnya / tempat ia berbuat ibadah setelah s[u]dah3 magrib, maka / ia

pulang ke rumahnya.

Syahdan apabila datanglah / Syeikh Bi`l-Maʻruf itu, maka datanglah

isterinya4 membawa / air membasuh kakinya. Setelah s[u]dah5 dibasuhnya,

maka disapunya / dengan rambutnya serta ia sujud kepada kaki suaminya, /

serta katanya, “Ya ma\kh\dumku6, ampun kiranya barang dosa / dan salah

hambamu”. Maka ujar Syeikh Bi`l-Maʻruf, “Apakah / dosa diri? Karena diri

orang berbakti dan // lagi dikasihankan Allah Taala”.

1

2

3

1 Tertulis فرمفون –perempun (lakuna)2 Penulisan berdasarkan Daftar Ejaan Rumi Jawi halaman 172 dan Kamus Dewan Edisi Ketiga

(1994:1334) syeikh (syéikh) 1. sebutan kepada orang yang beketurunan sahabat-sahabat Nabi;2. sebutan kepada orang Arab; 3. sebutan kepada alim ulama; 4. haji atau orang-orang yangmengurus orang naik haji.

3 Tertulis سده –sdah (lakuna)4 Penulisan berdasarkan Daftar Ejaan Rumi Jawi halaman 63 dan Kamus Dewan Edisi Ketiga

(1994:501) isteri 1. perempuan yang menjadi pasangan hidup kepada seorang lelaki, bini; 2.perempuan yang sudah berkahwin, wanita.

5 Tertulis سده –sdah (lakuna)6 Tertulis مقدمكو - makdumku (substitusi)

Page 74: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

105

Setelah itu, maka Syeikh / Bi`l-Maʻruf pun duduklah pada hamparan.

Darma / Taʻsiya pun mengangkatkan hidangan ke hadapan Syeikh / itu maka

Syeikh itu pun makanlah.

Hatta beberapa lamanya / dengan hal yang demikian Darma Taʻsiya

berbuat kebaktian / kepada suaminya, maka apabila pagi-pagi Syeikh itu

masuk / khalwatnya dan petang hari ia kembali ke rumahnya./

Syahdan maka dalam hal yang demikian itu, maka / Darma Taʻsiya

pun ham[i]llah7. Setelah beberapa lamanya / ia ham[i]l8 itu, maka pada

suat[u]9 hari tuan Syeikh // itu hendak masuk ke dalam khalwatnya, maka

katanya, “Hai / dayang orang yang berbakti, jika diri beranak /

peremp[u]an10 namai Candra Dewi dan jika laki-laki namai / akan dia

Ahmad”. Maka jawab Darma Taʻsiya, “Mana titah / tuanku tiadalah hamba

lalui karena peremp[u]an11 itu / di bawah perintah suaminya”. Seperti

firman Allah Taala, / “Al-ʻabad lā ‘abda tariba lithūlin12, artinya bahwa

hamba / itu di bawah perintah Tuhannya”. Setelah itu, maka Syeikh /

Bi`l-Maʻruf pun masuklah ke dalam khalwatnya dengan / sukacitanya dari

sebab menengar kata-kata isterinya. //

4

5

7 Tertulis حامللھ –hamllah (lakuna)8 Tertulis حامل –haml (lakuna)9 Tertulis ةسوا –suat (lakuna)10 Tertulis فرمفون –perempun (lakuna)11 Tertulis فرمفون –perempun (lakuna)12 Tertulis االعبد العبد ترب لطول - Al-ʻabad lā ‘abda tariba lithūlin artinya adalah bahwa hamba

tercipta dari tanah.Kalimat dalam bahasa Arab yang sesuai untuk “bahwa hamba itu di bawah perintah Tuhannya”adalah ان العبد تحت امر ربھ – inna`l-ʻabda tahta amri rabbihi

Page 75: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

106

Hatta [be]berapa13 lamanya Darma Taʻsiya ham[i]l14 itu, maka / ia pun

beranaklah seorang peremp[u]an15 terlalu indah-indah / rupanya. Maka

dinamainya kanak-kanak itu Candra Dewi. /

Syahdan maka diketahuilah oleh tuan Syeikh / itu akan isterinya telah

beranak, maka kembalilah ia / ke rumahnya. Setelah Darma Taʻsiya melihat

suaminya / datang itu, maka ia pun segeralah berdiri mengambil air / di

batil16 akan membasuh kaki suaminya. Setelah s[u]dah17 , / maka disapunya

dengan rambutnya sambil sujud kepada kaki / suaminya serta katanya,

“Ampun barang dosa dan // salah bebal hambamu”. Maka kata tuan Syeikh,

“BārakalLāh / HafizhalLāh”. Maka katanya, “Apakah dosa diri? Karena

diri / mengikut Fath(t)imah18 Az-Zahra Radliya `l-Lāhu ʻanha”.

Kemudian / maka Syeikh Bi`l-Maʻruf pun duduklah hampir kepada

isterinya / serta mengambil anaknya lalu diribanya. Maka Darma Taʻsiya /

pun mengangkatkan hidangan ke hadapan tuan Syeikh. / Maka tuan Syeikh

itu pun membaca doa selamat.

Hatta beberapa / lamanya tuan Syeikh itu berkasih-kasihan dua laki

isteri. / Maka dengan takdir Allah Taala, maka datanglah per\c\obaan19 /

setan pada hati tuan Syeikh itu. Maka suat[u]20 malam Syeikh // Bi`l-Maʻruf

6

7

13 Tertulis براف –berapa (lakuna)14 Tertulis حامل –haml (lakuna)15 Tertulis فرمفون –perempun (lakuna)16 batil I bekas (daripada tempurung, perak, tembaga, dll) yang berbentuk tempurung (KD,

1994:113).batil I n 1 pencedok air, dibuat dari tempurung; 2 wadah (bekas) yang dibuat dari tempurung(tembaga, kuningan, dsb yang bentuknya seperti tempurung), ada yang bertutup ada yangtidak; (KBBI, 2008: )

17 Tertulis سده –sdah (lakuna)18 Tertulis فاطتمة - Fathtimah (adisi)19 Tertulis فرجوباءن - perjobaan (substitusi)20 Tertulis سواة –suat (lakuna)

Page 76: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

107

itu makan nasi. Maka pada masa itu Darma Taʻsiya / ada hadir mengadap

suaminya makan itu dan anaknya diribanya, / maka sumbu pelita pun hendak

padam. Maka Darma Taʻsiya pun / pikirlah dalam hatinya, “Apa \d\iriku21

akan meninggalkan suamiku / tengah makan lagi pun anakku ini akan

menangis. Karena / terlalulah besar dosanya orang meninggalkan suaminya

itu / makan kepada Allah Taala dan derhaka22 kepada Rasulullah”. /

Hatta maka Darma Taʻsiya pun mengambil pisau seraya / ia mengerat

rambutnya itu tujuh helai, dibuatnya sumbu pelita. / Maka tatkala ia

mengerat rambutnya itu ada dilihat oleh // suaminya. Maka bertanyalah ia

kepada isterinya. Katanya, “Hai / Darma Taʻsiya, apakah engkau buat sumbu

pelita itu terlalu / amat terangnya?”. Maka sahut Darma Ta’siya, “Ya

Tuanku, tatkala / tuan hamba santap tadi, maka pelita hendak padam. Maka /

sebab pun hamba tiada boleh bangkit karena takut meninggalkan / tuan

hamba lagi santap dan kalau anak hamba itu pun / menangis. Maka hamba

keratlah rambut hamba tujuh helai, hamba / buatkan sumbu pelita”. Maka

kata Syeikh itu, “Jika barang suat[u]23 / pekerjaan diri, baik memandikan

anak atau barang / suat[u]24 semuanya memberi tahu kepada hamba. Maka

diri mengerat // rambut tiada memberi tahu hamba”. Maka kata Darma /

Taʻsiya, “Ya Tuan junjunganku, adapun salah bebal hambamu / sekali ini,

melainkan ampun tuanku juga banyak-banyak / akan hambamu”. Maka kata

8

9

21 Tertulis فریكو - piriku (substitusi)22 Penulisan berdasarkan Daftar Ejaan Rumi Jawi halaman 37 dan Kamus Dewan Edisi Ketiga

(1994:295) derhaka tidak taat atau khianat kepada negara (Tuhan, orang tua, dll), menentangkekuasaan yang sah.

23 Tertulis ةسوا –suat (lakuna)24 Tertulis سوات –suat (lakuna)

Page 77: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

108

Syeikh, “Hai Darma Taʻsiya, janganlah / banyak lagi katamu nyahlah25

engkau dari rumahku ini”. / Maka kata Darma Taʻsiya, “Ya Tuanku ke mana

lagi hamba / pergi? Jikalau hambamu mati sekali pun di bawah kadam26 /

tuanku juga karena harap hambamu kepada tuan / juga”. Maka Syeikh itu

pun terlalu sangat gusarnya / akan isterinya itu.

Syahdan maka kata Syeikh // Bi`l-Maʻruf , “Nyahlah engkau dari sini

\j\angan27 lagi duduk / dalam rumahku ini”. Maka kata Darma Taʻsiya, “Ke

mana lagi / hambamu membawa diri? Dan biarlah hambamu akan menjadi /

pengasuh tuanku”. Maka kata Syeikh, “Aku pun tahu juga / mengasuh akan

anakku. Insya Allah Taala dengan berkat / Nabi Muhammad Rasulullah

shallā `l-Lāhu ’alaihi wa sallam, tetapi / nyahlah engkau dari sini sekali-kali

jangan engkau duduk / di sini”. Maka kata Darma Taʻsiya, “Ya Tuanku,

akan / barang-barang gunanya biarlah hamba menjadi penunggu / pintu dan

menjadi penyapu sampah di bawah rumah // tuanku”. Setelah Syeikh itu

menengar kata Darma Taʻsiya itu, / maka terlalu sangat marahnya seperti api

bernyala rupanya. / Maka Tuan Syeikh itu pun pergilah mengambil rotan

lalu / dipukulnya Darma Taʻsiya itu. Maka pengsanlah28 ia tiada /

khabarkan29 dirinya. Setelah ia ingat akan dirinya, maka / ia pun berkata,

“Ya Tuanku, ampunilah kiranya dosa / hamba yang hina dan bebal ini

bertambah-tambah daif / lagi bangsa perempu[a]n30 niscaya dikata orang, /

10

11

25 Penulisan berdasarkan Daftar Ejaan Rumi Jawi halaman 121 dan Kamus Dewan Edisi Ketiga(1994:935) nyah pergi, berhambus, lari.

26 kadam Ar tapak kaki; duli (KD, 1994:556)27 Tertulis –cangan (substitusi)28 Penulisan berdasarkan Daftar Ejaan Rumi Jawi halaman 130 dan Kamus Dewan Edisi Ketiga

(1994:1007) pengsan (péngsan) dalam keadaan tidak sedarkan diri.29 Penulisan berdasarkan Daftar Ejaan Rumi Jawi halaman 85 dan Kamus Dewan Edisi Ketiga

(1994:671) khabar Ar 1. laporan tentang sesuatu hal atau kejadian; 2. sedar.30 Tertulis فرمفون –perempun (lakuna)

Page 78: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

109

lihatlah perempu[a]n31 itu sebab dimarah lakinya, maka ditinggalkannya /

rumah serta anak lakinya, dan berhanyutlah ke sana- // sin[i]32 dengan tiada

berketahu[a]n33 tempatnya duduk”. Maka / apabila didengar oleh Syeikh itu

makinlah bertambah-tambah marahnya. / Maka dihambatnya bergelang tiang

rumahnya. Maka Darma Taʻsiya / pun menangislah dan air matanya turun

umpama hujan. / Maka dipalunya juga. Maka larilah Darma Taʻsiya

membawa / dirinya daripada suat[u]34 tiang datang kepada suat[u]35 tiang, /

itu pun dipalunya juga. Maka larilah ia ke serambi / serta dengan ratap tangis

sebab terkenangkan suaminya / dan anaknya tengah menyusu lagi kecil.

Maka kata Syeikh / Bi`l-Maʻruf, “Janganlah banyak lagi tangismu, baiklah //

engkau nyah dari sini sementara engkau belum berhal36”. Maka / Darma

Taʻsiya pun mendapatkan anaknya. Maka diambilnya / lalu diribanya, serta

dengan tangisnya menyusui anaknya / itu, serta dengan sayangnya maka

dipeluknya dan dici[u]mnya37 / akan dia. Maka sangatlah sedih dan

masyg[u]l38 tiada / dapat dikatakan lagi, se[u]mpama39 air laut dipukul ribut,

/ maka [o]mbaknya40 naik ke darat serta dengan bunyinya demikianlah / rasa

hatinya. Maka Darma Taʻsiya pun berkata, “Hai / anakku Candra Dewi, dan

buah hatiku, dan biji / mataku, dan cahaya wajah bundah, tinggallah engkau

12

13

31 Tertulis فرمفون –perempun (lakuna)32 Tertulis سین –sin (lakuna)33 Tertulis بركتھون –berketahun (lakuna)34 Tertulis ةسوا –suat (lakuna)35 Tertulis ةسوا –suat (lakuna)36 berhal ada sesuatu hal (halangan, kesulitan, urusan, dll) (KD, 1994:429)37 Tertulis –dicimnya (lakuna)38 Tertulis مشغل –masyghl (lakuna)

Penulisan berdasarkan Daftar Ejaan Rumi Jawi halaman 110 dan Kamus Dewan Edisi Ketiga(1994:866) masyghul Ar 1. merasa dukacita karena sesuatu, susah hati, murung, sedih; 2. kesalhati, sebal hati.

39 Tertulis سامفما –sampama (lakuna)40 Tertulis امبق –ambak (lakuna)

Page 79: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

110

baik-baik // memeliharakan bapamu. Jangan lupa daripada berbuat bakti /

akan bapamu. Hai anakku, jikalau datang bapamu dari dalam khalwatnya /

hadirkan olehmu air pembasuh kakinya. Adapun aku ini / sudah dibuangkan

oleh bapamu bukannya dengan dosaku, maka / dengan sebenar-benarnya

dalam kebaktian juga. Hai anakku, dan / batu kepalaku, dan nyawa badanku,

maka kasih ibu / tiadalah sampai kepada anakku, tinggallah engkau baik-

baik menyimpan / dirimu dan peliharakan bapamu”. Setelah disusuinya

anaknya / itu, maka Darma Taʻsiya pun sujud pada kaki suaminya. / Maka

katanya, “Ya Tuanku, ampun beribu-ribu ampun.” Serta // dengan air

matanya cemerlang seperti mutiara yang terhambur daripada /

kerang(an)nya41, demikianlah rupanya.

Hatta maka Darma Ta’siya / pun berjalanlah ke rumah ayah bundanya.

Setelah sampai ia / ke pintu ayah bundanya, maka ujar Darma Taʻsiya, “Ya

Ayahandah, / Bundah, bahwa hamba ini telah dibuangkan oleh suami /

hamba”. Maka kata ayah bundanya, “Bahwa aku pun tiada mau / menerima

engkau, karena engkau s[u]dah42 lepas daripada tanganku. / Akan sekarang,

mengapa juga kemari? Karena engkau s[u]dah43 / kuserahkan kepada anakku

Syeikh Bi`l-Maʻruf. Karena takut / aku kepada Allah Taala dan malu aku

akan Nabi Muhammad shallā // `l-Lāhu ’alaihi wa sallam”. Maka kata

Darma Taʻsiya , “Ya Ayahandah, / Bundah, jikalau hambamu tiada diterima

sekali pun, mintalah / hambamu air barang setitik karena hamba terlalu amat

dahaga / tiada makan dan minum hingga menyusui Candra Dewi”. / Maka

14

15

16

41 Tertulis –kerangannya (adisi)42 Tertulis سده –sdah (lakuna)43 Tertulis سده –sdah (lakuna)

Page 80: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

111

kata ayah bundanya, “Jikalau aku memberi engkau air, / nescaya44

berkenanlah aku akan kejahatanmu itu. Pada bicara / aku, sebab jahat

perangaimu dan kelakuanmu itu / dan apa sebabnya engkau dibuangkan

lakimu itu? Maka ada juga / kelakukanmu itu yang tiada patut, maka

digusari oleh / suamimu. Dan janganlah lagi engkau hampir lagi kepada //

aku karena tiada aku mahu memandang muka orang yang derhaka / kepada

suaminya, dan Allah Taala pun tiada berkenan akan orang / yang demikian

itu”. Maka Darma Taʻsiya pun menangislah / terlalu sangat sebab

terkenangkan [u]nt[u]ng45 badan yang malang / hendak merasa yang

demikian ini. Maka basahlah kain / dipakainya itu sebab kena air matanya

itu. Maka Darma Taʻsiya / pun bermohon kepada ayah bundanya serta

memohonkan / ampun beribu-ribu ampun dengan khidmatnya serta / sujud

pada kaki ayah bundanya dengan takutnya akan / ayah bundanya. Maka

lalulah ia berjalan masuk ke dalam // hutan rimba tiada berketahuan dengan

ratap tangisnya / sepanjang hutan itu, serta menyerahkan dirinya kepada /

Allah Taala, serta ia meminta doa kepada Allah hingga / waktu asar

demikian bunyinya, “Yā Ilāhī yā / Rabbī yā Sayyidi yā Maulā yā Ilāhil

ʻālamīn wa yā khairun nāshirīn, / engkau anugerahi kiranya hambamu air

karena hambamu hendak / sembahyang”.

Hatta dengan takdir Allah Taala, maka / dikabulkan Allah doa Darma

Taʻsiya itu karena ia orang / benar lagi orang yang berbakti kepada

suaminya.

17

18

44 Penulisan berdasarkan Daftar Ejaan Rumi Jawi halaman 119 dan Kamus Dewan Edisi Ketiga(1994:926) nescaya tidak boleh tida, sudah tentu.

45 Tertulis -antang (lakuna)

Page 81: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

112

Hatta maka / air pun terhantarlah dengan suat[u]46 mah(a)ligai47 serta //

dengan perhiasannya di hadapan Darma Taʻsiya. Setelah dilihatnya / akan

hal yang demikian itu, maka ia pun memuji-muji Allah / dengan puji yang

tiada berkeputusan daripada lidahnya serta / dengan hatinya, serta takut dan

ngerinya akan Tuhan / kita. Setelah selesailah daripada itu, maka Darma

Taʻsiya pun / mengambil air sembahyang. Setelah itu, maka ia pun berpikir/

seketika itu juga akan kainnya zhan48 pada hatinya / karena bekas kena

kencing anaknya. Maka firman Allah, “Hai / Jibrail49, pergilah engkau

kepada hambaku Darma Taʻsiya / itu karena ia orang yang berbakti

kepadaku dan kepada // suaminya. Bawakan olehmu kain dari dalam

syurga50 dan / berikan kepada hambaku Darma Taʻsiya itu. Maka engkau

sapukan / mukanya dan suruhkan ia pulang kepada suaminya”.

Hatta / maka Jibrail ʻAlaihi `s-salām pun pergilah mengambil / kain ke

dalam syurga, lalu dibawa oleh Jibrail kepada / Darma Taʻsiya. Maka ujar

Jibrail, “Hai Darma Taʻsiya, / inilah kain dari dalam syurga dianugerahi

Allah Taala / kepada tuan hamba disuruh pakai kain ini”. Maka / kata Darma

Taʻsiya, “Hamba menjunjung anugerah Tuhan / Yang Mahamulia lagi

Mahatinggi”. Serta dengan beberapa puji-puji // -an serta mengucap beribu-

ribu syukur dengan mengatakan, “Alhamdu / li`l-Lāhi Rabbi`l-ʻālamīn ar–

Rahmāni `r–Rahīm”. Maka Darma Taʻsiya / pun memakailah kain dari

19

20

21

46 Tertulis سواة –suat (lakuna)47 Tertulis مھالیكي –mahaligai (adisi)48 zhan prasangka, keraguan, kebimbangan (Al-Munawwir, 1984:883)49 Penulisan berdasarkan Kamus Dewan Edisi Ketiga (1994:537) Jibrail malaikat yang

menyanpaikan wahyu kepada rasul atau nabi.50 Penulisan berdasarkan Daftar Ejaan Rumi Jawi halaman 172 dan Kamus Dewan Edisi Ketiga

(1994:1335) syurga = ~ jannah = ~jannat alam akhirat, tempat balasan pahala dan tempatmengecap nikmat Tuhan.

Page 82: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

113

dalam syurga. Maka ujar Jibrail, / “Hai Darma Ta’siya, sembahyanglah tuan

hamba dua rakaat / salam”. Setelah s[u]dah51 sembahyang maka(o)52 Jibrail

pun / menyapu muka Darma Taʻsiya dengan sayapnya.

Hatta maka / rupa Darma Taʻsiya pun sucilah seperti rupa bulan /

purnama empat belas hari bulan. Maka <kata> ujar Jibrail53, / “Hai Darma

Taʻsiya, kembalilah tuan hamba kepada suami / tuan hamba dengan firman

Allah Taala”.

Syahdan // maka Darma Taʻsiya pun berjalanlah ke rumah ayah

bundanya. / Setelah sampailah ia ke rumah ayah bundanya, maka Darma

Taʻsiya / pun bertanya kepada ayah bundanya, “Ya Tuanku, di manakah

rumah / Syeikh Bi`l-Maʻruf itu?”. Maka oleh ayah bundanya, “Hai / dayang,

apakah pekerjaan tuan hamba akan dia?”. Maka kata / Darma Taʻsiya,

“Hamba hendak bertemu dengan dia, akan / menyampaikan pesan Darma

Taʻsiya”.

Setelah s[u]dah54 berkata-kata / itu, maka berjalanlah ia ke rumah

Syeikh Bi`l-Maʻruf. Maka / apabila sampailah ia, maka kata Darma Taʻsiya,

“Ya Tuanku / Syeikh, di manakah rumah Syeikh Bi`l-Maʻruf ?”. Maka

ujarnya, // “Hambalah Syeikh Bi`l-Maʻruf. Apakah pekerjaan tuan hamba /

kemari ini?”. Maka kata Darma Taʻsiya, “Hamba hendak / menyampaikan

pesan(an)55 Darma Taʻsiya kepada anaknya”. Maka kata / tuan Syeikh itu,

“Jikalau demikian, baiklah tuan naiklah / ke rumah hamba karena hamba

22

23

51 Tertulis سده –sdah (lakuna)52 Tertulis مك او - makao (adisi)53 Tertulis اؤجر جبرائیل ^كات مك –maka ^kata ujar Jibrail (ditografi)54 Tertulis سده –sdah (lakuna)55 Tertulis فسانن –pesanan (adisi)

Page 83: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

114

pun seorang fakir dan / miskin lagi daif kepada tempat ini”. Maka ujar /

Darma Taʻsiya, “Ya Tuanku, bahwa rumah hamba pun terlalu / jauh, dan

lagi hamba pun seorang diri, maka bertambah-tambah / takut hamba hendak

segera kembali”. Maka Syeikh Bi`l-Maʻruf / pun memandang-mandang

muka Darma Taʻsiya. Maka dilihatnya // seperti bulan purnama empat belas

hari bulan gilang- / gemilang cahayanya tiada dapat ditentang nyata. Maka /

ujarnya, “Ya Adindah, naiklah ke rumah hamba dahulu / barang seketika

juga”. Maka Darma Taʻsiya itu pun naiklah / ke rumah tuan Syeikh itu, serta

katanya, “Ya Tuanku, adapun / akan Darma Taʻsiya itu berkirim sembah ke

bawah kaki tuan / Syeikh.

Adapun seperti hukuman tuan Syeikh / itu telah terjunjunglah ke atas

batu kepala adindah / itu . Maka barang salah dan bebal, maka sebab

kurang / budi adindah itu, ia meminta ampun banyak-banyak // ke bawah

kadam”. Tuan Syeikh pun berlinang-linang air matanya / menengarkan

pesan Darma Taʻsiya itu, serta menyesallah / rasa hatinya. Akan tetapi

matanya tiada lepas daripada / memandang Darma Taʻsiya juga, serta

katanya, “Adindah / inilah ganti Darma Taʻsiya karena kebaktian adindah /

ini seperti kebaktian Darma Taʻsiya juga”. Maka ujarnya, / “Apakah

sebabnya maka tuan hamba nyahkan adindah itu? / Sebab derhakanyakah

atau sebab ia tiada tahukah / berbuat kebaktian kepada tuanku, maka tuanku

buangkan / itu?”. Maka ujar tuan Syeikh Bi`l-Maʻruf, “Bukannya sebab //

demikian itu, sekali peristiwa pada suat[u]56 hari hamba / makan. Maka ada

Darma Taʻsiya meriba anaknya. Maka pelita / pun hendak padam. Maka ia

24

25

26

56 Tertulis سواة –suat (lakuna)

Page 84: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

115

hendak berbangkit / takut anaknya menangis. Maka lalu diambilnya pisau

dikeratnya / rambutnya tujuh helai, maka diperbuatnya sumbu pelita. / Itulah

sebabnya hamba gusar akan dia”. Maka jawab / Darma Taʻsiya, “Jikalau

demikian itu dengan kebakti\an\57 juga, / serta takut akan Allah Taala juga.

Jikalau demikian itu, / tuan hamba salah dan bukan ia berdosa sebenar-

benarnya / dosanya, itu dalam kebakti\an\58 ju[a]59 akan tuan hamba”. Maka

tuan // Syeikh pun berdiam dirinya. Maka kata Darma Taʻsiya, / “Hamba

hendak bermohon kembali pulang karena rumah / hamba pun terlalu

jauhnya, karena hamba pun perempu[a]n60 / takut pada jalan”. Maka kata

Syeikh Bi`l-Maʻruf, “Ya Adindah, / santaplah dahulu di rumah hamba ini

orang yang / miskin dan duduk dengan seorang diri ini”. Maka ujar / Darma

Taʻsiya, “Ya Tuanku Syeikh, janganlah tuan berkata / demikian itu karena

hamba pun seorang fakir juga”./ Maka tuan Syeikh pun pergilah ke dapur,

meni[u]p61 api / itu sekali memandang muka Darma Taʻsiya (se)hingga62

tujuh // kali. Maka api itu pun padam pula. Maka Darma Taʻsiya / pun

terse(n)nyum63 sebab melihat laku tuan Syeikh / itu demikian. Maka Darma

Taʻsiya pun belaslah hatinya / serta kasihan melihat hal itu, lalu pergilah ia /

ke dapur. Maka ujarnya, “Ya Tuan Syeikh [u]nd[u]rlah64 dari / dapur ini”.

Lalu ia pergi mengambil kapak, maka Syeikh / itu pun membelah kayu api.

{Demikianlah juga lakunya, / sekali mengapak kayu itu hingga enam tujuh

27

28

57 Tertulis كبقتیث –kebaktinya (substitusi)58 Tertulis كبقتیث –kebaktinya (substitusi)59 Tertulis جو –ju (lakuna)60 Tertulis فرمفون –perempun (lakuna)61 Tertulis منیف –menip (lakuna)62 Tertulis ك سھ sehingga (adisi)63 Tertulis ترسنثم –tersennyum (adisi)64 Tertulis اندرلھ –andarlah (lakuna)

Page 85: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

116

kali memandang-mandang / muka Darma Taʻsiya seperti orang gila

lakunya}65. Maka Darma Ta’siya // pun terse(n)nyum-se(n)nyum66 melihat

laku tuan Syeikh itu. Maka / pikir Darma Taʻsiya, “Jikalau demikian,

niscaya putuslah / kaki Syeikh ini dimakan kapak”. Maka pikirnya sekian /

lamanya, tiada ia sendiri membelah kayu. Terlalu amat / ia menaruh kasih

sayang suci putih hatinya / kepada suaminya. Maka segeralah ia berbangkit

mengambil / kapak daripada tangan tuan Syeikh itu. Maka katanya, /

“[U]nd[u]rlah67 tuan dari sini. Biarlah hamba sendiri / juga mengapak kayu

itu”.

Setelah itu maka Darma Taʻsiya / pun memasak nasi dan gulai. Maka

diangkatkannya ke hadapan // tuan Syeikh itu. Maka kata Syeikh itu,

“Marilah Adindah, kita / makan bersama-sama”. Maka kata Darma Taʻsiya,

“Santaplah tuan hamba / dahulu”. Maka tuan Syeikh pun makanlah sesuap

nasi / itu, disuapnya sekali memandang muka Darma Taʻsiya.

Hatta / maka tiadalah lepas matanya memandang itu sehari-harian /

dengan terlalu sukacitanya, dengan kasih sayang yang tiada dapat /

dikatakan rasa hatinya. Maka jikalau buah-buahan atau makan-makanan, /

seketika itu juga ditelannya ke dalam perutnya sebab berahi / hatinya

memandang muka yang amat elok itu, gilang- / gemilang cahaya mukanya

seperti bulan purnama empat belas // hari bulan. Maka nasi itu pun tiadalah

29

30

31

65 Tertulis موكا درما تعسیا سفرة اورݞ كیال الكوث ٢ دمكینلھ جوك الكوث ٢ -Demikianlah juga lakunya, sekali mengapak kayu itu dua kalimemandang-mandang muka Darma Taʻsiya itu hingga enam tujuh kali memandang-mandangmuka Darma Taʻsiya seperti orang gila lakunya (transposisi) (adisi)

66 Tertulis ٢ترسنثم –tersennyum-tersennyum(adisi)67 Tertulis اندرلھ –andarlah (lakuna)

Page 86: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

117

tertelan olehnya / dan tiada ketahuan lapar dan ke(n)nyang68 itu lagi, dar(i)69

sebab / berahinya itu akan Darma Taʻsiya. Maka tuan Syeikh itu pun /

terse(n)nyum-se(n)nyum70 seraya berpikir, “Adapun rasanya nasi dan /

gulai ini bersamaan rasanya seperti perbuatnya isteriku / yang dahulu itu.

Sedikit pun tiada bersalahan rasanya. / Maka makin pula lazat71 rasanya”.

Maka dalam hati Syeikh itu, / hendak kukatakan isteriku karena rupanya

terlalu eloknya / daripada isteriku dahulu. Maka kata tuan Syeikh itu, / “Ya

Adindah, siapakah nama adindah?”. Maka ujar Darma Taʻsiya, // “Nama

hamba Darma Ta’siya, dan suami hamba Syeikh / Bi`l-Maʻruf, dan nama

anak hamba Candra Dewi”. / Maka ujar Syeikh itu, “Adapun nama suami

adindah itu / senama dengan hamba, dan nama adindah itu pun senama /

dengan isteri hamba, dan nama anak adindah itu / senama dengan nama anak

hamba”. Setelah s[u]dah72 berkata-kata / itu, maka tuan Syeikh itu pun

berpikir seketika dalam / hatinya, hendak kukatakan ya ini isteriku, kalau-

kalau / bukan karena rupanya ini terlalulah baiknya daripada / rupa Darma

Taʻsiya”. Maka ujar Syeikh Bi`l-Maʻruf, “Hai // Adindah, ambillah oleh

Adindah akan anak hamba ini”. / Maka Candra Dewi pun menangis. Setelah

didengar / oleh Darma Taʻsiya anaknya menangis itu, maka ia pun /

segeralah berbangkit dan menyusui anaknya serta / dipeluk dan

dici[u]mnya73 tiadalah ia mau bercerai / barang seketika juga pun. Maka

32

33

68 Tertulis -kennyang (adisi)69 Tertulis در –dar (lakuna)70 Tertulis ٢ترسنثم –tersennyum-sennyum (adisi)71 Penulisan berdasarkan Daftar Ejaan Rumi Jawi halaman 97 dan Kamus Dewan Edisi Ketiga

(1994: ) lazat 1. sedap, enak; 2. seronok72 Tertulis سده –sdah (lakuna)73 Tertulis مثد –dicimnya (lakuna)

Page 87: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

118

segala perbuatannya itu / pun dilihatlah oleh Syeikh itu. Maka kata tuan

Syeikh / itu, “Ya adindah, wahai cahaya mataku dan buah hatiku, / hai rupa

yang elok serta dengan perangai dan budi / bahasa terlalu permai dan lagi

bijaksana, dan // perempu[a]n74 yang dikasihi Allah dan Rasul, dan yang

mendapat / sentosa dunia akhirat, maka hendaklah tuan berkata / benar

kepada kakandah. Siapa nama ayah dan bundah tuan?”. / Maka ujar Darma

Taʻsiya, “Bahwa nama ayah hamba Syeikh Al-Akbar / dan nama bundah

hamba Arbaʻa”. Maka ujar Syeikh itu, / “Jikalau demikian hambalah suami

adindah. Apakah sebabnya maka / rupa adindah ini terlalu elok daripada

dahulu / dan bercahaya-cahaya dan gilang-gemilang seperti empat belas /

hari bulan rupa tuan hamba? Sehingga hamba menjadi / hairan75 dan ajaib”.

Syahdan maka jawab // Darma Taʻsiya, “Tatkala tuan gusarkan hamba

itu, maka / hamba pun pergilah kepada ayah bundah hamba. Maka hamba

pun / tiada diterimanya karena ia takut akan Allah / dan Rasul. Dan hamba

minta air pun tiada diberinya. / Maka beberapalah hamba bujuk dan puji

sekali-kali / tiada ia memberi, dan memandang muka hamba pun / ia tiada

mau. Maka hamba pun menyerahkan diri / kepada Allah dan Rasul. Maka

hamba pun masuklah ke dalam / hutan rimba belantara.

Hatta hari pun asarlah, / maka hamba hendak sembahyang asar

tiadalah hamba // beroleh air. Maka hamba minta doa kepada Allah

Subhanahu / wa Taala. Maka doa hamba pun dikabulkan Allah. Maka air /

34

35

36

74 Tertulis رمفونف –perempun (lakuna)75 Penulisan berdasarkan Daftar Ejaan Rumi Jawi halaman 55 dan Kamus Dewan Edisi Ketiga

(1994:427) hairan 1. berasa pelik atau ganjil ketika melihat atau mendengar sesuatu, takjub,kagum; 2. aneh, ajaib, pelik, ganjil.

Page 88: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

119

pun terhantarlah di hadapan hamba. Dan lagi suat[u]76 / mah(a)ligai77 yang

amat indah-indah rupanya dengan beberapa / nikmat dan makanan [di]78

dalamnya hamba lihat. Maka / datanglah pula seorang malaikat dengan

firman Allah / Taala membawa seh\e\lai79 kain dari dalam syurga. Lalu /

diberikannya kepada hamba, disuruhnya pakai kepada hamba / karena kain

yang hamba pakai itu zhan pada hati / hamba barang kali kena ken\c\ing80

anak hamba Candra // Dewi. Lalu hamba pakailah kain itu. Lalu hamba /

sembahyanglah. Setelah s[u]dah81 maka kata malaikat itu, / “Hai Darma

Taʻsiya sembahyanglah diri dua rakaat / salam karena hamba hendak

menyapu muka tuan hamba / dengan firman Allah Taala”. Maka hamba pun

segeralah / sembahyang dua rakaat salam. Setelah s[u]dah82 maka muka /

hamba pun disapu oleh malaikat dengan sayapnya / yang berkilat-kilat dan

bercahaya-cahaya gilang-gemilang itu. / Maka katanya kepada hamba,

“Kembalilah diri kepada suami / diri dengan firman Allah Taala. Maka

sebab itulah // rupa hamba ini berubah daripada dahulu”.

Hatta / maka kata Syeikh Bi`l-Maʻruf, “Dengan sukacita yang tiada /

dapat diperikan lagi, serta dengan puji-pujian / yang amat tinggi kepada

Allah dan Rasul, bahw[a]83 adindahlah / yang berbahagia dunia akhirat, lagi

beroleh kurnia Allah / Taala menurut perangai dan perbuatan dan / kebaktian

Fathimah Az- Zahra Radliya `l-Lāhu ʻanha, / dan barang diampuni Allah”.

37

38

76 Tertulis سواة –suat (lakuna)77 Tertulis مھالیكي –mahaligai (adisi)78 Tertulis –ببراف نعمت دان مكانن دالمث beberapa nikmat dan makanan dalamnya (lakuna)79 Tertulis سھالي -sehalai (substitusi)80 Tertulis كنجی -kenjing (substitusi)81 Tertulis سده –sdah (lakuna)82 Tertulis سده –sdah (lakuna)83 Tertulis بھو –bahw (lakuna)

Page 89: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

120

Apalah kiranya adindah / seperti firman Allah Taala demikian, “Innallāha

ghafūru`r–Rahīm artinya Allah Taala itu mengampuni dan // mengasihani

hambanya yang menurut firmannya”.

Syahdan / adindahlah yang beroleh rahmat Allah dan syukurlah kita /

beribu-ribu syukur akan Allah Taala”. Maka Syeikh Bi`l-Maʻruf pun /

sukacitalah hatinya. Dan berkasih-kasihanlah ia dua laki / isteri, selamat

sejahteralah ia dunia akhirat.

Hai / segala perempu[a]n84 yang budiman dan bijaksana, ikutilah /

seperti kebaktian Darma Taʻsiya supaya<ya>85 kamu pun / selamat dunia

akhirat lepas daripada seksa hari / kiamat J[u]ma[a]\t\86 mahabesar

pahalanya. Barang siapa / tiada menurut Darma Taʻsiya itu seperti binatang

// dan setan hukumnya. Karena binatang itu tiada tahu / ia akan pekerjaan

baik dan jahat. Adapun setan itu / tempatnya dalam neraka kekallah ia dalam

seksa itu. Hai / perempu[a]n87 yang budiman dan baik pekerjaannya,

janganlah menurut / fi’il setan dan iblis itu / karena iblis itu membawa kita

ke dalam neraka jahanam adanya.

Tamatlah / hikayat Darma Taʻsiya orang yang budiman itu, / dalam

negeri Singapura kepada empat hari bulan / Zulkaidah tarikh Sanat 1253./

Wa kātibuhu Muhammad Ali bin Abdu `l- Lathif Munsyi.

39

40

84 Tertulis فرمفون –perempun (lakuna)85 Tertulis سفیاي -supayaya (ditografi)86 Tertulis جمھ –jmah (lakuna) (substitusi)

Penulisan berdasarkan Daftar Ejaan Rumi Jawi halaman 70 dan Kamus Dewan Edisi Ketiga(1994:547) Jumaat Ar 1. hari keenam dalam seminggu; 2. minggu, pekan.

87 Tertulis فرمفون –perempun (lakuna)

Page 90: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

121

A. Daftar Kata Sukar

Tabel 15Kosakata Arkais

No. Kosakata Arkais Arti

1. menengar mendengar

2. nyah pergi

3. mahaligai istana tempat kediaman raja

4. mengadap menghadap

5. khabar laporan tentang sesuatu hal atau kejadian; sedar

6. makhdum tuan (gelar untuk ahli agama); orang yang dilayani

7. batil pencedok air, dibuat dari tempurung

8. kadam telapak kaki; duli

9. kurnia anugerah, pemberian

10. derhaka durhaka; tidak taat atau khianat kepada negara

(Tuhan, orang tua, dll), menentang kekuasaan

yang sah

11. isteri perempuan yang menjadi pasangan hidup kepad

seseorang lelaki

12. hairan berasa pelik atau ganjil ketika melihat atau

mendengar sesuatu,

takjub, kagum

13. pengsan dalam keadaan tidak sedar akan diri

14. nescaya tidak boleh tidak, sudah tentu

15. syurga alam akhirat (tempat roh manusia yg baik-baik

dan banyak membuat pahala ketika di dunia),

tempat balasan pahaladan tempat mengecap

nikmat Tuhan yg kekal

16. masyghul merasa dukacita karena sesuatu, susah hati,

murung, sedih

17. Jumaat Jumat

18. lazat enak, sedap

Page 91: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

122

19. seksa kesengsaraan (kesusahan, kesakitan, dll) yang

dideritai sebagai hukuman, hukuman yang

menyakitkan (menyusahkan dll), aniaya, azab

Tabel 16Kosakata dan Istilah Basaha Arab yang Belum Diserap

ke dalam Bahasa Indonesia

No. Kosakata dan istilah Bahasa Arab Arti

1. radliya `l-Lāhu ‘anha semoga Allah meridainya (perempuan)

2. shallā `l-Lāhu ’alaihi wa sallam semoga salawat dan salam tetap padanya

3. alaihi `s-salām semoga atasnya keselamatan

4. zhan prasangka, keraguan, kebimbangan

5. fiʻil perbuatan

Tabel 17Kosakata Bahasa Arab yang Sudah Diserap ke dalam Bahasa Indonesia

No. Kosakata Arti

1. magrib waktu salat wajib menjelang matahari terbenam sampai

lenyapnya sinar merah di ufuk barat (Sugono, 2008:855)

2. insya Allah ungkapan yang digunakan untuk menyatakan harapan atau

janji yang belum tentu dipenuhi (maknanya 'jika Allah

mengizinkan') (DSugono, 2008:540)

3. taala Mahatinggi (Mahamulia) (biasa disebutkan sesudah

menyebut nama Allah) (Sugono, 2008:1370)

Page 92: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

123

4. setan roh jahat (yang selalu menggoda manusia supaya berlaku

jahat) (Sugono, 2008:1294)

5. sabar tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas

putus asa, tidak lekas patah hati); tabah; tenang; tidak

tergesa-gesa; tidak terburu nafsu (Sugono, 2008:1196)

6. mukmin orang yang beriman (percaya) kepada Allah (Sugono, 2008:

936)

7. khalwat pengasingan diri (untuk menenangkan pikiran dan

sebagainya) (Sugono, 2008:936)

8. daif lemah; tidak kuasa; tidak berdaya; tidak berguna; tidak ada

artinya; hina; (Sugono, 2008:287)

9. asar waktu salat wajib pada petang hari antara habis waktu zuhur

dan terbenam matahari (Sugono, 2008:91)

10. rakaat bagian dari salat (satu kali berdiri, satu kali rukuk, dan dua

kali sujud) (Sugono, 2008:1134)

11. fakir orang yang sangat berkekurangan; orang yang terlalu

miskin; orang yang dengan sengaja membuat dirinya

menderita kekurangan untuk mencapai kesempurnaan batin

(Sugono, 2008:386)

12. miskin tidak berharta; serba kekurangan (berpenghasilan sangat

rendah) (Sugono, 2008:921)

13. kiamat hari kebangkitan sesudah mati (orang yang telah meninggaldihidupkan kembali untuk diadili perbuatannya); hari akhirzaman (dunia seisinya rusak binasa dan lenyap) (Sugono,2008:694)

Page 93: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

124

14. jahanam laut api tempat menyiksa di akhirat (Sugono, 2008:556)

15. Zulkaidah bulan ke-11 tahun Hijriah (30 hari) (Sugono, 2008:1573)

16. tarikh perhitungan tahun; angka (bilangan) tahun; tanggal (hari,

bulan, dan tahun) (Sugono, 2008:1406)

17. sanat tahun (Sugono, 2008:1218)

Page 94: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

125

BAB V

ANALISIS

Hikayat Darma Taʻsiya berkisah tentang perjuangan seorang anak, istri,

sekaligus ibu yang sangat berbakti, yaitu Darma Taʻsiya yang mendapatkan

penolakan dari suami dan kedua orangtuanya. Hal ini disebabkan oleh kelalaian

Darma Taʻsiya ketika memotong tujuh helai rambut, untuk dijadikan sumbu pelita

yang hampir padam, tanpa sepengetahuan Syeikh Bi`l-Maʻruf. Dia diusir dari

rumah dan harus meninggalkan suami serta anaknya. Dia hendak pulang ke rumah

orangtuanya, tetapi ditolak. Atas kesabaran dan ketabahan dalam menghadapi

cobaan, dia mendapatkan pertolongan dari Allah dan dapat kembali kepada orang-

orang yang dikasihinya.

Kritik sastra feminis lahir karena keinginan para feminis untuk mengkaji

karya penulis-penulis di masa silam. Tujuan para feminis adalah menunjukkan

citra perempuan sebagai makhluk yang dengan berbagai cara ditekan,

disalahtafsirkan, serta disepelekan oleh tradisi patriarkat yang dominan

(Djajanegara, 2000:27).

Soenardjajati Dajanegara (2000:51-54) mengemukakan hal-hal penting

yang layak diteliti dengan pendekatan feminis. Pertama, mengidentifikasi tokoh-

tokoh perempuan kemudian mencari kedudukannya dalam masyarakat. Bagian ini

berusaha mengungkap tujuan hidup tokoh perempuan serta mencari tahu perilaku

serta watak tokoh perempuan dari gambaran yang langsung diberikan penulis.

Kedua, meneliti tokoh lain terutama tokoh laki-laki yang memiliki keterkaitan

Page 95: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

126

dengan tokoh perempuan yang diamati. Ketiga, mengamati sikap pengarang

terutama nada atau suasana cerita yang dihadirkan dalam karya sastra.

A. Identifikasi Tokoh Perempuan dan Analisis Citra Perempuan

1. Identifikasi Tokoh Perempuan

a. Darma Taʻsiya

Darma Taʻsiya adalah seorang ibu rumah tangga yang menjadi tokoh utama

cerita. Darma Taʻsiya merupakan sosok istri yang setia dan berbakti kepada

suami. Kehadiran tokoh Syeikh Bi`l-Maʻruf sebagai suami Darma Taʻsiya,

semakin menguatkan sikap taat dan bakti dirinya. Berikut bentuk ketaatan Darma

Taʻsiya kepada suaminya.

Maka datanglah istrinya membawa air membasuh kakinya. Setelahsudah dibasuhnya, maka disapunya dengan rambutnya serta ia sujudkepada kaki suaminya serta katanya “Ya makhdumku, ampun kiranyabarang dosa dan salah hambamu” (HDT:2).

Membasuh kaki suami diartikan sebagai bentuk pengabdian, penyerahan diri,

dan kesediaan seorang istri untuk melayani suami. Rambut merupakan mahkota

dan kehormatan setiap wanita. Darma Taʻsiya membasuh kaki suami dan

mengeringkannya dengan rambut merupakan bentuk penghormatan dan

penyerahan diri, serta pengabdian hidup untuk taat dan berbakti kepada suami.

Darma Taʻsiya menyerahkan segenap jiwa dan raga untuk melayani suami.

Darma Taʻsiya selalu memohon ampunan kepada Syeikh Bi`l-Maʻruf. Hal ini

dilakukan Darma Taʻsiya untuk mendapatkan rida dari suami. Perilaku Darma

Taʻsiya ini sesuai dengan sabda Rasulullah.

ا ذ أ ي لت ا ا ھ ج و ى ز ل ع ود ؤ ع ال د و ل و ال د و د و ل ا ؟ة ن ج ال ل ھ أ ن م م ك ائ س ن ...ب م ك ر ب خ أ ال أ

ا حتى ترض وق غمض ا، وتقول : الأذ ھ ج و ز د ي ی ا ف ھ د ی ع ض ى ت ت ح ت اء ج ب ذ غ

Page 96: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

127

Alā ukhbirakum ... binisāikum min ahli`l-jannati? Al-wadūdu`l-

walūdu al-ʻa`ūdu ʻala zaujihā`l-latī izā ghaziba jā`at hatta tadlaʻa

yadahā fī yadi zaujihā, wa waqūlu : lā azūqu ghumdlan hatta tardla

“Maukah aku kabarkan kepada kalian ... tentang wanita-wanita kalianpenduduk surga? Yaitu wanita yang penyayang (kepada suaminya),yang subur, yang selalu memberikan manfaat kepada suaminya, yangjika suaminya marah maka ia pun mendatangi suaminya lantasmeletakkan tangannya di tangan suaminya seraya berkata, “Aku tidakbisa tenteram tidur hingga engkau rida kepadaku” (HR. An-Nasaʻi).

Bentuk ketaatan Darma Taʻsiya yang lain adalah menjalankan segala perintah

dan memenuhi amanat suami. Hal ini dijelaskan pada kutipan berikut.

“jika diri beranak perempuan namai Candra Dewi dan jika laki-lakinamai akan dia Ahmad” (HDT:4).

Pada saat Darma Taʻsiya mengandung, Syeikh Bi`l-Maʻruf memberikan

pesan apabila melahirkan anak perempuan diberi nama Candra Dewi dan apabila

melahirkan anak laki-laki diberi nama Ahmad. Di dalam teks HDT, dikisahkan

bahwa Darma Taʻsiya melahirkan seorang anak perempuan dan diberi nama

Candra Dewi, sesuai dengan amanah Syeikh Bi`l-Maʻruf. Sikap bakti Darma

Taʻsiya ini sesuai dengan firman Allah, sebagai berikut.

ت للغیب بما حفظ هللا فظ ت ح نت ت ق لح فالص Fa`sh-shālihāti qānitātun hāfizhātu`l-lilghaibi bimā hāfizha`l-Lāhu

Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah dan menjagadiri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka)(QS. An-Nisā [4]: 34).

Tugas seorang istri dalam berumah tangga salah satunya adalah melayani

suami. Salah satu bentuk pelayanan Darma Taʻsiya kepada Syeikh Bi`l-Maʻruf

adalah menemani makan. Seperti yang terkandung dalam kutipan berikut.

Darma Taʻsiya pun mengangkatkan hidangan ke hadapan Syeikh itu.Maka Syeikh itu pun makanlah (HDT:3).

Page 97: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

128

Maka kata Syeikh itu, “Marilah Adindah, kita makan bersama-sama”.Maka kata Darma Taʻsiya, “Santaplah tuan hamba dahulu” (HDT:30)

Kutipan di atas, menjelaskan bentuk kebaktian Darma Taʻsiya ketika

menghidangkan makanan dan menemani Syeikh Bi`l-Maʻruf hingga selesai

makan. Darma Taʻsiya hanya menemani Syeikh Bi`l-Maʻruf makan hingga

selesai, tanpa ikut makan bersama-sama. Hal inilah yang menyebabkan Syeikh

Bi`l-Maʻruf begitu bersyukur memiliki istri seorang Darma Taʻsiya. Perilaku

Darma Taʻsiya dalam HDT diibaratkan seperti tokoh Fathimah21 Az-Zahra

Radhiya 'l-Lāhu ‘anha (HDT:6).

Sebagai seorang ibu, Darma Taʻsiya memiliki perasaan kasih sayang tulus

terhadap anaknya. Bentuk kasih sayang Darma Taʻsiya terlihat ketika bersama

Candra Dewi. Candra Dewi adalah putri Darma Taʻsiya dengan Syeikh Bi`l-

Maʻruf. Sebagai seorang ibu, Darma Taʻsiya sangat menyayangi Candra Dewi dan

tidak mau berpisah dengannya. Namun, kebersamaan tersebut tidak berlangsung

lama karena Darma Taʻsiya diusir oleh Syeikh Bi`l-Maʻruf. Hal tersebut

dibuktikan pada kutipan berikut.

21 Fathimah adalah putri keempat Nabi Muhammad saw dan istri dari Ali bin Abi Thalib. Iaadalah ibu dan perempuan mulia sepanjang zaman. Pejuang yang tangguh dan berwibawa, sertaseorang perempuan ahli surga yang paling mulia. Fathimah dikenal sebagai Ummu Abihā (ibudari ayahnya), Az-Zahrā (yang cemerlang), At-Thāhirah (yang suci), Al-Mutaʻābidah (yangahli ibadah), Az-Zāhidah (yang zuhud), yang apabila ia lapar segera bersujud dan apabila letihia berzikir. Ia merupakan anggota keluarga yang paling dicintai Rasulullah sehingga beliaupernah mengatakan, “Fathimah adalah bagian dariku. Aku merasa susah jika ia bersedih, danaku merasa terganggu bila ia diganggu” (Ibnu Abdil-Bar, dalam kitab Al-Istiʻab) (Suhandjati,2009: 86).

Dalam kehidupan rumah tangga bersama Ali bin Abi Thalib, Fathimah melakukan semuakebutuhan hidup tanpa bantuan pembantu. Ali bin Abi Thalib menuturkan, “Aku telahmenikahi Fathimah binti Rasulullah. Aku dan dia tidak mempunyai alas tidur selain kulitkambing yang kami tempati pada malam hari untuk tidur, dan kami letakkan di atas untapengangkut air pada siang hari. Kami juga tidak mempunyai pembantu. Ketika Rasulullahmenikahkan Fathimah denganku, beliau melepaskan aku bersamanya dengan dibekali selembarbeludru, bantal kulit yang berisi sabut, dua buah penggiling gandum, dan dua tempayan air.Fathimahlah yang menarik penggiling gandum, hingga membekas di tangannya. Ia yangmengambil air dengan qirbah (tempat air terbuat dari kulit biri-biri). Ia yang menyapu rumahhingga badannya terkena debu. Ia pula yang memasak di dapur hingga pakaiannya dikotoriasap api.” (Suhandjati, 2009: 87).

Page 98: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

129

Maka diambilnya lalu diribanya, serta dengan tangisnya menyusuianaknya itu, serta dengan sayangnya, maka dipeluknya dan diciumnyaakan dia (HDT:13).

Darma Taʻsiya begitu sedih. Kesedihannya diumpamakan seperti air laut

dipukul ribut, artinya bahwa Darma Taʻsiya merasa sedih dan berat hati untuk

meninggalkan Candra Dewi. Darma Taʻsiya rela menjadi penunggu pintu dan

menjadi penyapu sampah demi mengurus Candra Dewi yang masih menyusu.

Darma Taʻsiya memiliki naluri keibuan. Ia memiliki naluri untuk melindungi

dan menyayangi Candra Dewi di dalam segala kondisi. Musdah Mulia (2014: 62)

mengatakan bahwa ibu memiliki tanggung jawab untuk memelihara keselamatan

dan kesehatan anak, sejak berupa janin dalam kandungan sampai anak tumbuh

dan berkembang menjadi seorang manusia dewasa.

Darma Taʻsiya memiliki sifat pemalu. Hal ini diketahui ketika Darma Taʻsiya

diusir oleh Syeikh Bi`l-Maʻruf. Dia merasa malu atas gunjingan tetangga.

Kesalahpahaman dalam rumah tangga Darma Taʻsiya dan Syeikh Bi`l-Maʻruf

yang tidak dapat diselesaikan secara kekeluargaan, mengakibatkan diusir dari

rumah. Hal ini diperjelas dalam kutipan berikut.

“Bertambah-tambah daif lagi bangsa perempuan niscaya dikata orang,lihatlah perempuan itu sebab dimarahi lakinya, maka ditinggalkannyarumah serta anak lakinya dan berhanyutlah kesana-sini dengan tiadaberketahuan tempatnya duduk” (HDT:11-12).

Darma Taʻsiya merasa malu apabila tetangga beranggapan bahwa dirinya

telah melalaikan kewajiban sebagai seorang istri dan ibu. Darma Taʻsiya

berasumsi jika seorang istri telah diusir dari rumah, maka hidupnya menjadi tidak

tentu karena tidak memiliki arah dan tujuan hidup lagi.

Meskipun demikian, Darma Taʻsiya tetap sabar menjalani setiap perjalanan

hidupnya. Darma Taʻsiya dengan berat hati menuruti permintaan Syeikh

Page 99: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

130

Bi`l-Maʻruf untuk meninggalkan rumah. Cobaan yang menimpa Darma Taʻsiya

begitu berat. Hal ini terbukti pada saat Darma Taʻsiya memutuskan untuk pulang

ke rumah orang tuanya. Orang tua Darma Taʻsiya tidak mau menerimanya.

Bahkan, ketika Darma Taʻsiya merasa haus dan meminta air minum, orang

tuanya tidak memberikan setetes pun.

Setelah melewati berbagai cobaan berat tersebut, Darma Taʻsiya

menyerahkan diri kepada Allah. Darma Taʻsiya berdoa agar mendapatkan

pertolongan Allah supaya diberi kemudahan untuk melewati cobaan yang sedang

menimpa kehidupannya. Kesabaran Darma Taʻsiya ini sesuai dengan firman

Allah, sebagai berikut.

صیبة قالوا الذین اذا ت ئك علیھم صلو ول ا ١٥٦جعون االیھ ر اصابتھم م

بھم ورحمة واول ن ر ١٥٧ئك ھم المھتدون مAl-lazīna izā ashābathum mushībatun qālū innā li`l-Lāhi wa innāilaihi rājiʻūna (156) Ulā`ika ʻalaihim shalātum mirrabbihim warahmatun wa ulā`ika humu`l-muhtadūn (157)

(Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata:sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali.Mereka itulah yang memperoleh ampunan dari Tuhannya, dan merekaitulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqarah [2]:156-157)

Darma Taʻsiya memutuskan untuk menenangkan diri di hutan. Sepanjang

perjalanan menuju hutan, dia terus memohon pertolongan Allah agar diberikan

jalan keluar atas permasalahannya. Dengan rida Allah, Malaikat Jibrail turun ke

bumi untuk membantu Darma Taʻsiya.

Maka Darma Taʻsiya pun memakailah kain dari dalam surga. Makaujar Jibrail “Hai Darma Taʻsiya sembahyanglah tuan hamba duarakaat salam”. Setelah sudah sembahyang maka Jibrail pun menyapumuka Darma Taʻsiya dengan sayapnya (HDT:21).

Page 100: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

131

Atas perintah Allah, Malaikat Jibrail turun ke bumi dengan membawa kain

dari surga. Malaikat Jibrail menyerahkan kain tersebut kepada Darma Taʻsiya.

Sebelumnya, ketika akan melaksanakan salat asar, Darma Taʻsiya teringat bahwa

kain yang dikenakan telah terkena kencing Candra Dewi. Darma Taʻsiya memakai

kain surga itu, kemudian melaksanakan salat asar dan salat dua rakaat salam22

sesuai dengan perintah Malaikat Jibrail.

Karakter tokoh Darma Taʻsiya yang terakhir adalah memiliki sifat pemaaf.

Sifat pemaaf Darma Taʻsiya terlihat ketika mendapatkan perintah dari Allah untuk

kembali kepada Syeikh Bi`l-Maʻruf.

Hatta maka rupa Darma Taʻsiya pun sucilah seperti rupa bulanpurnama empat belas hari bulan. Maka ujar Jibrail, “Hai DarmaTaʻsiya, kembalilah tuan hamba kepada suami tuan hamba denganfirman Allah Taala” (HDT:21).

Di dalam teks diceritakan bahwa wajah Darma Taʻsiya menjadi semakin

cantik dan berseri-seri karena telah disapu dengan sayap Malaikat Jibrail.

Malaikat Jibrail memerintahkan agar Darma Taʻsiya pulang kepada suaminya.

Darma Taʻsiya kembali pulang ke rumah Syeikh Bi`l-Maʻruf untuk menjelaskan

kesalahpahaman yang telah terjadi. Syeikh Bi`l-Maʻruf menyesali perbutannya

yang telah menyia-nyiakan kebaikan Darma Taʻsiya. Darma Taʻsiya memaafkan

22 Di dalam teks HDT tidak dijelaskan secara rinci mengenai salat dua rakaat salam yangdiperintahkan oleh Malaikat Jibrail. Abu Ihsan al-Atsari (Al-Atsari: 2011) mengatakan bahwasalat sunah dua rakaat salam setelah salat asar boleh dikerjakan selama matahari masih tinggidan cahayanya masih putih belum menguning. Hal ini berdasarkan hadis Ali Radhiya 'l-Lāhu‘anhu: الة بعدالعصر أالوالشم س مرتفعة نھى عن الص (naha ʻani`sh-shalāti baʻda`l-ʻashri illawa`sy-syamsu murtafiʻatun) Artinya bahwa Rasulullah Shallallahu ʻalaihi wasallam melarangsalat sesudah asar kecuali matahari ketika masih tinggi (Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Daud,An-Nasai, dan Ahmad).

Page 101: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

132

kesalahan Syeikh Bi`l-Maʻruf yang telah mengusirnya. Sifat pemaaf Darma

Taʻsiya ini sesuai dengan firman Allah, sebagai berikut.

٤٣لك لمن عزم االموري ذ ولمن صبر وغفر ان Wa laman shabara wa ghafara inna zālika lamin ʻazmi`l-umūrī (43)Tetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yang demikianitu termasuk perbuatan yang mulia. (QS. Asy-Syura [42]: 43)

Dari uraian mengenai perilaku dan watak di atas, dapat diketahui bahwa

tujuan hidup tokoh Darma Taʻsiya adalah untuk berbakti kepada suami. Pada

sekuen 8.1—8.7, dikisahkan bahwa Darma Taʻsiya mengerat tujuh helai rambut

untuk dijadikan sumbu pelita tanpa izin dari Syeikh Bi`l-Maʻruf, hal ini

dilakukannya semata-mata karena berbakti kepada suami. Keputusan ini

dilatarbelakangi oleh asumsi Darma Taʻsiya yang meyakini bahwa sebuah dosa

besar apabila seorang istri meninggalkan suami yang sedang makan. Namun,

Syeikh Bi`l-Maʻruf memiliki pemahaman lain terhadap kejadian ini. Dia

mengasumsikan bahwa perbuatan Darma Taʻsiya merupakan suatu kesalahan

besar yang tidak dapat dimaafkan. Ia mengusir Darma Taʻsiya dari rumah.

Darma Taʻsiya meyakini bahwa tindakannya benar dan Allah mengutus

Malaikat Jibrail untuk membantu Darma Taʻsiya kembali kepada Syeikh

Bi`l-Maʻruf (lihat episode 12–16). Dan pada episode 22—26 bercerita mengenai

kelapangan hati Darma Taʻsiya yang memaafkan Syeikh Bi`l-Maʻruf dan kembali

melaksanakan kewajibannya sebagai istri yang berbakti kepada suami.

Melalui tokoh Darma Taʻsiya, pengarang ingin menyampaikan pesan bahwa

kewajiban utama seorang istri adalah berbakti kepada suami. Allah telah

berfirman, sebagai berikut.

جال امون على النس ار ل هللا بعضھم عل قو بما اء بمافض انفقومن ى بعض و

٣٤ت للغیب بما حفظ هللا ... فظ ت ح نت ت ق لح اموالھم فالص

Page 102: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

133

Ar-rijālu qawwāmūna ʻala`n-nisā`i bimā fadl-dlala`l-Lāhubaʻdlahum ʻalā baʻdliw wa bimā anfaqū min amwālihim, Fa`sh-shālihāti qānitātun hāfizhātu`l-lilghaibi bimā hāfizha`l-Lāhu

Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karenaAllah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagianyang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telahmemberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuanyang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjagadiri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjagamereka. (QS. An-Nisa [4]: 34)

Hal ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan perempuan zaman sekarang.

Dewasa ini, perempuan (istri) berlomba-lomba untuk menjadi wanita karir dan

mengesampingkan tugas utamanya sebagai seorang istri dan ibu rumah tangga.

Oleh sebab itu, suami dan anak kurang terurus karena waktu kerja yang tidak

memberikan kesempatan untuk mengurus keluarga. Padahal, Alquran surat An-

Nisa [4] ayat 34 serta pesan pengarang melalui tokoh Darma Taʻsiya

menyampaikan bahwa tugas utama seorang istri adalah berbakti kepada suami.

b. Arba’a

Arba’a adalah istri Syeikh Al-Akbar dan ibu Darma Taʻsiya. Ibu memiliki

kedudukan yang sangat mulia dan terhormat. Surga terletak di bawah kaki ibu,

artinya keridaan ibu menentukan keselamatan dan kebahagiaan seorang anak

(Mulia, 2014:61).

Arba’a sangat patuh kepada Syekh Al-Akbar. Arba’a selalu mematuhi

perintah suaminya selama tidak menyimpang dari ajaran Allah. Hal ini terbukti

ketika Darma Taʻsiya diusir oleh Syeikh Bi`l-Maʻruf dan kembali ke rumah orang

tuanya. Syekh Al-Akbar tidak mau menerima kepulangan Darma Taʻsiya, dan

Arba’a pun menyepakati keputusan suaminya. Arba’a menolak kedatangan Darma

Taʻsiya dengan tegas. Seperti dalam kutipan berikut.

Page 103: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

134

Maka kata ayah bundanya “Bahwa aku pun tiada mau menerimaengkau karena engkau sudah lepas daripada tanganku. Akansekarang, mengapa juga kemari karena engkau sudah kuserahkankepada anakku Syeikh Bi`l-Maʻruf . Karena takut aku kepada AllahTaala dan malu aku akan nabi Muhammad Shalla 'l-Lāhu ‘alaihiwa sallam” (HDT:15).

“Jikalau aku memberi engkau air niscaya berkenanlah aku akankejahatanmu itu. Pada bicara aku, sebab jahat perangaimu dankelakuanmu itu .. Dan janganlah lagi engkau hampiri lagi kepadaaku, karena tiada aku mahu memandang muka orang yang durhakakepada suaminya, dan Allah Taala pun tiada berkenan akan orangyang demikian itu” (HDT:16).

Di dalam teks HDT pada episode 11 dikisahkan bahwa ayah dan bunda

Darma Taʻsiya tidak mau menerima, juga mengusirnya dari rumah. Orang tua

Darma Taʻsiya tidak mau mendapatkan dosa karena mendukung kesalahan Darma

Taʻsiya yang telah berbuat durhaka kepada Syeikh Bi`l-Maʻruf. Alasan lain adalah

bahwa orang tua Darma Taʻsiya sudah menyerahkan tanggung jawab atasnya

kepada Syeikh Bi`l-Maʻruf. Ibnu Taimiyah (dalam AlʻAdawiyi, 2011:137)

berpendapat bahwa apabila perempuan sudah menikah maka suaminya lebih

memiliki ia daripada orang tuanya.

Hal inilah yang melatarbelakangi keputusan Arbaʻa dan Syeikh Al-Akbar

menolak kepulangan Darma Taʻsiya. Darma Taʻsiya sudah menjadi tanggung

jawab Syeikh Bi`l-Maʻruf. Apabila Darma Taʻsiya melakukan kesalahan yang

menyebabkannya diusir dari rumah Syeikh Bi`l-Maʻruf, maka Arba’a sebagai

orang tua tidak memiliki kewajiban untuk menerima Darma Taʻsiya kembali.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa tujuan hidup tokoh Arbaʻa

adalah untuk taat kepada Allah. Sesuai dengan tujuan hidup Arba’a, pengarang

ingin menyampaikan pesan bahwa setiap orang tua harus memberikan pendidikan

sekaligus kasih sayang kepada anak-anaknya sesuai dengan perintah Allah. Orang

Page 104: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

135

tua mengajarkan berbagai hal, mulai dari berbicara, berjalan, menanamkan ajaran

agama, budi pekerti, dan lain sebagainya.

Salah satu pendidikan sekaligus kasih sayang yang diberikan Arba’a adalah

menolak kepulangan Darma Taʻsiya setelah diusir oleh Syeikh Bi`l-Maʻruf.

Penolakan ini merupakan bentuk kasih sayang dan pendidikan yang diberikan

Arba’a agar Darma Taʻsiya mandiri dan dapat menyelesaikan permasalahannya

tanpa campur tangan orang tua. Hal ini berdasar pada firman Allah, sebagai

berikut.

جل مام راع ومسئول عن رعیتھ والر كلكم راع وكلكم مسئول عن رعیتھ األ

نیت زوجھا راع في أھلھ وھو مسئول عن رعیتھ والمرأة راعیة في

رعیتھاومسئولة عن

Kullukum rāʻin wa kullukum mas`ūlun ʻan raʻiyyatihi`l-imāmurāʻin wa mas`ulūn ʻan raʻiyyatihi wa`r-rajulu rāʻin fī ahlihi wahuwa mas`ulūn ʻan raʻiyyatihi wa`l-mar`atu rāʻiyyatun fī baitizaujihā wa mas`ulatun ʻan raʻiyyatihā (HR. Al-Bukhari)

Setiap kamu adalah pemimpin, dan akan dimintaipertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang pemimpin(kepala negara) yang memimpin manusia (masyarakat), akandimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seoranglaki-laki juga pemimpin dalam keluarganya, akan dimintaipertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Dan seorangperempuan adalah pemimpin dalam rumah suaminya, akan dimintaipertanggungjawaban atas kepemimpinannya. (HR. Al- Bukhari).

Sesuai dengan firman Allah di atas, para orang tua dapat meneladani sikap

Arbaʻa dalam memberikan pendidikan serta kasih sayang kepada anaknya. Hal ini

diharapkan dapat membuat hubungan antara orang tua dengan anak menjadi

harmonis. Anak dapat berbakti kepada orang tua dan menjadi mandiri, serta dapat

menyelesaikan permasalahannya dengan penuh tanggung jawab.

Page 105: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

136

c. Candra Dewi

Candra Dewi adalah putri Darma Taʻsiya dengan Syeikh Bi`l-Maʻruf. Di

dalam teks, tidak diceritakan lebih lanjut mengenai usia Candra Dewi. Diketahui

bahwa Candra Dewi masih diriba oleh Darma Taʻsiya, maka diasumsikan bahwa

usianya di bawah tiga tahun. Candra Dewi merupakan anak yang cerdas. Hal ini

terlihat pada kutipan berikut.

“Hai anakku Candra Dewi, dan buah hatiku, dan biji mataku, dancahaya wajah bunda, tinggallah engkau baik-baik memeliharakanbapamu. Jangan lupa daripada berbuat bakti akan bapamu. Haianakku, jikalau datang bapamu dari dalam khalwatnya hadirkanolehmu air pembasuh kakinya. Adapun aku ini sudah dibuangkanoleh bapamu bukannya dengan dosaku, maka dengan sebenar-benarnya dalam kebaktian juga. Hai anakku, dan batu kepalaku,dan nyawa badanku, maka kasih ibu tiadalah sampai kepadaanakku, tinggallah engkau baik-baik menyimpan dirimu danpeliharakan bapamu” (HDT:13-14).

Kutipan di atas diucapkan ketika Darma Taʻsiya akan meninggalkan rumah

karena telah diusir oleh Syeikh Bi`l-Maʻruf. Meskipun Candra Dewi masih

berusia di bawah tiga tahun, tetapi Darma Taʻsiya meyakini bahwa anaknya akan

mengerti dengan pesan untuk menjaga dan berbakti kepada Syeikh Bi`l-Maʻruf.

Candra Dewi adalah anak yang cerdas dan patuh. Hal ini dibuktikan dengan

tidak merajuk selama ditinggalkan, dan baru menangis ketika Darma Taʻsiya

kembali ke rumah, seperti dalam kutipan berikut.

Maka Darma Taʻsiya pun mendapatkan anaknya. Maka diambilnyalalu diribanya, serta dengan tangisnya menyusui anaknya itu, sertadengan sayangnya maka dipeluknya dan diciumnya akan dia.(HDT:13)

Maka Candra Dewi pun menangis. Setelah didengar oleh DarmaTaʻsiya anaknya menangis itu, maka ia pun segeralah berbangkitdan menyusui anaknya serta dipeluk dan diciumnya tiadalah ia maubercerai barang seketika juga pun. (HDT:33)

Page 106: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

137

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa tujuan hidup tokoh Candra

Dewi adalah untuk berbakti kepada orang tua. Hal ini terlihat ketika Darma

Taʻsiya menyampaikan pesan agar Candra Dewi selalu bebakti kepada ayahnya,

yaitu Syeikh Bi`l-Maʻruf, padahal pada saat itu usianya masih balita. Hal ini

menunjukkan bahwa pentingnya memberikan pendidikan kepada anak untuk

berbakti kepada orang tua sedini mungkin.

Sesuai dengan tujuan hidup tokoh Candra Dewi, pengarang ingin

memberikan pesan bahwa setiap anak wajib berbakti kepada orang tua, dan orang

tua wajib memberikan pendidikan mengenai hal tersebut sedini mungkin kepada

anak. Musthafa Bin AlʻAdawiyi (2011:1) berpendapat bahwa berbuat baik kepada

orang tua memiliki kedudukan yang amat tinggi dan mulia. Hal ini sesuai dengan

firman Allah, sebagai berikut.

م ربكم علیكم االتشركواب بالوالدین احسانا ... شیئا ھ قل تعالوا اتل ماحر ١٥١و

Qul taʻālau atlu mā harrama rabbukum ʻalaikum allā tusyrikū bihīsyai`an wa bil-wālidaini ihsāna ... (151)

Katakanlah (Muhammad), “Marilah aku bacakan apa yangdiharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nya denganapa pun, berbuat baiklah kepada orang tua ... (QS. Al-anʻam [6]: 151).

Hal ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan orang tua dan anak zaman

sekarang. Orang tua sedini mungkin harus menanamkan pemahaman bahwa

kewajiban seorang anak adalah berbakti kepada orang tua. Hal ini akan

berdampak ketika orang tua sudah lanjut usia, maka anak tidak akan

menelantarkan orang tuanya.

Page 107: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

138

2. Citra Perempuan

Citra adalah gambaran, kesan mental atau bayangan visual yang ditimbulkan

oleh sebuah kata, frasa, atau kalimat, dan merupakan unsur dasar yang khas dalam

karya prosa dan puisi (Sugono, 2008:270). Jadi, citra perempuan adalah gambaran

atau kesan mental mengenai perempuan yang terkadung di dalam karya sastra.

Citra perempuan dalam teks HDT tercermin pada tokoh Darma Taʻsiya.

Terdapat empat ruang lingkup citra perempuan dalam perjalanan hidup tokoh

Darma Taʻsiya, yaitu citra Darma Taʻsiya sebagai anak, citra Darma Taʻsiya

sebagai istri, citra Darma Taʻsiya sebagai ibu, dan citra Darma Taʻsiya sebagai

hamba Allah. Keempat ruang lingkup citra Darma Taʻsiya tersebut akan

dijabarkan sebagai berikut.

a. Citra Darma Taʻsiya sebagai Anak

Darma Taʻsiya adalah putri Syeikh Al-Akbar dengan Arbaʻa. Citra

Darma Taʻsiya sebagai anak muncul ketika diusir oleh Syeikh Bi`l-Maʻruf

dan memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya. Meskipun Darma

Taʻsiya telah menjadi seorang istri dan seorang ibu, tetapi hubungan dengan

orang tuanya tidak bisa terputus begitu saja. Citra Darma Taʻsiya sebagai

seorang anak yang dapat menjadi teladan bagi setiap anak adalah sebagai

berikut.

1) Berbakti kepada orang tua

Musthafa Bin AlʻAdawiyi (2011:1) berpendapat bahwa berbuat baik

kepada orang tua memiliki kedudukan yang amat tinggi dan mulia.

Berbuat baik kepada orang tua merupakan perintah Allah yang utama

setelah perintah untuk menyembah kepada-Nya. Berbuat baik kepada

Page 108: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

139

orang tua dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah

dengan cara berbakti.

Bentuk kebaktian Darma Taʻsiya kepada orang tua adalah

menghormati dan menaati perintah orang tua selama tidak melanggar

syariat. Di dalam teks HDT dijelaskan bahwa Darma Taʻsiya tidak pernah

membantah perintah orang tuanya, seperti dalam kutipan berikut.

Maka kata ayah bundanya “Bahwa aku pun tiada mau menerimaengkau, karena engkau sudah lepas daripada tanganku. Akansekarang, mengapa juga kemari karena engkau sudah kuserahkankepada anakku Syeikh Bi`l-Maʻruf . Karena takut aku kepada AllahTaala dan malu aku akan nabi Muhammad Shalla 'l-Lāhu ‘alaihiwa sallam” (HDT:15).

Maka Darma Taʻsiya pun bermohon kepada ayah bundanya sertamemohonkan ampun beribu-ribu ampun dengan khidmatnya sertasujud pada kaki ayah bundanya dengan takutnya akan ayahbundanya (HDT:17).

Kutipan di atas terjadi ketika Darma Taʻsiya memutuskan untuk

pulang ke rumah orang tuanya setelah diusir oleh Syeikh Bi`l-Maʻruf.

Darma Taʻsiya menghormati dan menaati keputusan mereka yang tidak

mau menerimanya. Darma Taʻsiya memohon ampunan kepada orang

tuanya, dan pamit untuk meninggalkan rumah. Kebaktian Darma Taʻsiya

kepada orang tuanya telah sesuai dengan firman Allah, sebagai berikut.

م ربكم علیكم االتشركوابھ بالوالدین احسانا ... شیئا قل تعالوا اتل ماحر ١٥١وQul taʻālau atlu mā harrama rabbukum ʻalaikum allā tusyrikū bihī

syai`an wa bil-wālidaini ihsāna ... (151)

Katakanlah (Muhammad), “Marilah aku bacakan apa yangdiharamkan Tuhan kepadamu. Jangan mempersekutukan-Nyadengan apa pun, berbuat baiklah kepada orang tua ... (QS. Al-anʻam [6]: 151).

Page 109: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

140

b. Citra Darma Taʻsiya sebagai Istri

Istri adalah seorang perempuan yang menjadi pasangan hidup laki-laki

dalam mengarungi hidup. Istri diperintahkan agar saling tolong-menolong

bersama suaminya guna mewujudkan kebaikan dan menghindarkan diri dari

kemungkaran. Keduanya diperintahkan oleh Allah untuk menjauhkan diri dan

keluarga dari dosa serta perkara-perkara yang menyebabkan masuk neraka.

Kewajiban istri di antaranya adalah patuh kepada suami sepanjang tidak

menyimpang dari jalan yang diridai Allah, hamil, melahirkan keturunan, dan

menjaga kehormatan dirinya. Hak istri di antaranya adalah mendapatkan

nafkah, pakaian, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, hak mengeluarkan

pendapat, dan ikut memutuskan persoalan yang menyangkut diri maupun

rumah tangga (Sukri, 2009:141).

Darma Taʻsiya adalah pasangan hidup Syeikh Bi`l-Maʻruf. Dia

merupakan sosok istri yang hampir sempurna karena kepatuhannya kepada

suami. Sebagai istri yang begitu mencintai suami, Darma Taʻsiya dapat

menjadi sosok istri yang tegar dan mandiri ketika menghadapi berbagai

cobaan dalam kehidupan rumah tangganya bersama Syeikh Bi`l-Maʻruf. Citra

Darma Taʻsiya sebagai seorang istri yang dapat dijadikan teladan oleh setiap

istri adalah sebagai berikut.

1) Patuh dan hormat kepada suami

Istri memiliki kewajiban untuk patuh kepada suami, sepanjang tidak

menyimpang dari jalan yang diridai Allah. Darma Taʻsiya sebagai istri

memiliki kewajiban untuk patuh kepada Syeikh Bi`l-Maʻruf. Bentuk

Page 110: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

141

kepatuhan Darma Taʻsiya kepada Syeikh Bi`l-Maʻruf, adalah sebagai

berikut.

Maka datanglah istrinya membawa air membasuh kakinya. Setelahsudah dibasuhnya maka disapunya dengan rambutnya serta ia sujudkepada kaki suaminya serta katanya “Ya makhdumku ampunkiranya barang dosa dan salah hambamu” (HDT:2).

Membasuh kaki suami diartikan sebagai bentuk pengabdian,

penyerahan diri, dan kesediaan seorang istri untuk melayani suami.

Rambut merupakan mahkota dan kehormatan setiap wanita. Darma

Taʻsiya membasuh kaki suami dan mengeringkannya dengan rambut

merupakan bentuk penghormatan dan penyerahan diri, serta pengabdian

hidup untuk taat dan berbakti kepada suami. Kaki merupakan bagian tubuh

paling bawah digunakan untuk berjalan, sedangkan rambut adalah bagian

tubuh paling atas yang menjadi simbol kehormatan perempuan. Dilihat

dari kedudukan bagian tubuh, maka posisi kaki terletak jauh di bawah

rambut. Darma Taʻsiya menggunakan bagian tubuhnya yang berharga

untuk mengeringkan kaki Syeikh Bi`l-Maʻruf. Darma Taʻsiya

menyerahkan segenap jiwa dan raga untuk melayani suami. Kepatuhan

istri kepada suami telah dibahas dalam Alquran, sebagai berikut.

امون على النس جال قو ل هللا بعضھم عل ار بما اء بمافض انفقومن ى بعض و

٣٤ت للغیب بما حفظ هللا ... فظ ت ح نت ت ق لح اموالھم فالص Ar-rijālu qawwāmūna ʻala`n-nisā`i bimā fadl-dlala`l-Lāhubaʻdlahum ʻalā baʻdliw wa bimā anfaqū min amwālihim, Fa`sh-shālihāti qānitātun hāfizhātu`l-lilghaibi bimā hāfizha`l-Lāhu

Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karenaAllah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagianyang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telahmemberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuanyang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga

Page 111: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

142

diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjagamereka. (QS. An-Nisa [4]: 34)

Setelah membasuh kaki, Darma Taʻsiya selalu memohon ampunan

kepada Syeikh Bi`l-Maʻruf. Hal ini dilakukan Darma Taʻsiya untuk

mendapatkan rida dari suami. Perilaku Darma Taʻsiya ini sesuai dengan

sabda Rasulullah.

ي لت ا ا ھ ج و ى ز ل ع ود ؤ ع ال د و ل و ال د و د و ل ا ؟ة ن ج ال ل ھ أ ن م م ك ائ س ن ...ب م ك ر ب خ أ ال أ

ا، وتقول : الأذوق غمضا حتى ھ ج و ز د ي ی ا ف ھ د ی ع ض ى ت ت ح ت اء ج ب ذ ا غ ذ أ

ترض Alā ukhbirakum ... binisāikum min ahli`l-jannati? Al-wadūdu`l-walūdu al-ʻa`ūdu ʻala zaujihā`l-latī izā ghaziba jā`at hatta tadlaʻayadahā fī yadi zaujihā, wa waqūlu : lā azūqu ghumdlan hattatardla

“Maukah aku kabarkan kepada kalian ... tentang wanita-wanitakalian penduduk surga? Yaitu wanita yang penyayang (kepadasuaminya), yang subur, yang selalu memberikan manfaat kepadasuaminya, yang jika suaminya marah maka ia pun mendatangisuaminya lantas meletakan tangannya di tangan suaminya serayaberkata, “Aku tidak bisa tenteram tidur hingga engkau ridakepadaku” (HR. An-Nasaʻi).

Kepatuhan Darma Taʻsiya juga tercermin ketika melayani Syeikh

Bi`l-Maʻruf. Darma Taʻsiya melayani Syeikh Bi`l-Maʻruf mulai dari

menyiapkan makanan hingga menemani makan seperti yang terkandung

dalam kutipan berikut.

Darma Taʻsiya pun mengangkatkan hidangan ke hadapan Syeikhitu. Maka Syeikh itu pun makanlah (HDT:3).

Maka kata Syeikh itu, “Marilah Adindah, kita makan bersama-sama”. Maka kata Darma Taʻsiya, “Santaplah tuan hamba dahulu”(HDT:30)

Kutipan di atas menjelaskan bentuk kepatuhan Darma Taʻsiya ketika

menghidangkan makanan dan menemani Syeikh Bi`l-Maʻruf hingga

Page 112: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

143

selesai makan. Darma Taʻsiya akan makan setelah Syeikh Bi`l-Maʻruf

selesai makan.

Bentuk kepatuhan Darma Taʻsiya yang lainnya adalah menjalankan

amanat Syeikh Bi`l-Maʻruf. Hal ini dijelaskan pada kutipan berikut.

“jika diri beranak perempuan namai Candra Dewi dan jika laki-lakinamai akan dia Ahmad” (HDT:4).

Pada saat Darma Taʻsiya mengandung, Syeikh Bi`l-Maʻruf

memberikan pesan apabila melahirkan anak perempuan diberi nama

Candra Dewi dan apabila melahirkan anak laki-laki diberi nama Ahmad.

Di dalam teks HDT episode 7, dikisahkan bahwa Darma Taʻsiya

melahirkan seorang anak perempuan dan diberi nama Candra Dewi, sesuai

dengan amanat Syeikh Bi`l-Maʻruf. Sikap bakti Darma Taʻsiya ini sesuai

dengan firman Allah, sebagai berikut.

ت للغیب بما حفظ هللا فظ ت ح نت ت ق لح فالص Fa`sh-shālihāti qānitātun hāfizhātu`l-lilghaibi bimā hāfizha`l-Lāhu

Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah dan menjagadiri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga(mereka) (QS. An-Nisā [4]: 34).

2) Sabar dalam menghadapi cobaan rumah tangga

Kehidupan rumah tangga tidak selamanya harmonis, terkadang

muncul cobaan untuk menguji kesetiaan dan ketabahan pasangan suami

istri. Hal ini, juga berlaku pada pasangan Darma Taʻsiya dan Syeikh Bi`l-

Maʻruf. Cobaan yang menimpa kehidupan rumah tangga mereka berupa

kesalahpahaman, seperti dalam kutipan berikut.

Maka suatu malam Syeikh Bi`l-Maʻruf itu makan nasi. Maka padamasa itu Darma Taʻsiya ada hadir mengadap suaminya makan itudan anaknya diribanya, maka sumbu pelita pun hendak padam.Maka Darma Taʻsiya pun pikirlah dalam hatinya, “Apa diriku akan

Page 113: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

144

meninggalkan suamiku tengah makan lagi pun anakku ini akanmenangis. Karena terlalulah besar dosanya orang meninggalkansuaminya itu makan kepada Allah Taala dan derhaka kepadaRasulullah”.Hatta maka Darma Taʻsiya pun mengambil pisau seraya iamengerat rambutnya itu tujuh helai, dibuatnya sumbu pelita.(HDT:7).

Di dalam teks HDT episode 8, dikisahkan mengenai Darma Taʻsiya

yang sedang melayani Syeikh Bi`l-Maʻruf. Syeikh Bi`l-Maʻruf sedang

makan, sedangkan Darma Taʻsiya menemaninya sambil meriba Candra

Dewi ketika pelita hampir padam. Darma Taʻsiya mengalami dilema

karena takut mendapatkan dosa apabila meninggalkan Syeikh Bi`l-Maʻruf

yang masih makan, dan Candra dewi pun akan menangis apabila

ditinggalkan. Pada akhirnya Darma Taʻsiya memutuskan untuk mengerat

tujuh helai rambut untuk dijadikan sumbu pelita.

Syeikh Bi`l-Maʻruf melihat kejadian tersebut dan memarahi Darma

Taʻsiya. Syeikh Bi`l-Maʻruf marah karena Darma Taʻsiya tidak meminta

izin terlebih dahulu ketika memutuskan untuk mengerat rambut. Hal ini

mengakibatkan Syeikh Bi`l-Maʻruf mengusir Darma Taʻsiya.

Cobaan lain yang menimpa Darma Taʻsiya adalah perlakuan kasar

Syeikh Bi`l-Maʻruf kepadanya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.

“rotan lalu dipukulnya Darma Taʻsiya itu. Maka pingsanlah iatiada khabarkan dirinya (HDT:11)”

Maka dipalunya juga. Maka larilah Darma Taʻsiya membawadirinya daripada suatu tiang datang kepada suatu tiang, itupundipalunya juga. Maka larilah ia ke serambi serta dengan rataptangis sebab terkenangkan suaminya dan anaknya tengah menyusulagi kecil (HDT:12).

Berdasarkan kutipan di atas, Syeikh Bi`l-Maʻruf memukul Darma

Taʻsiya hingga pingsan. Sikap Syeikh Bi`l-Maʻruf yang demikian tidak

Page 114: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

145

sesuai dengan pendapat Abu Malik Kamal dalam Fiqhus Sunnah lin-Nisāʻ

Fiqih Sunnah Wanita (Kamal, 2007:154) yang menyebutkan bahwa

bersikap lemah-lembut kepada istri merupakan salah satu sifat yang harus

dimiliki oleh seorang suami.

Darma Taʻsiya memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya.

Namun, cobaan yang lain datang menghampirinya. Syeikh Al-Akbar dan

Arbaʻa tidak mau menerima dan mengusir Darma Taʻsiya. Hal ini dapat

dilihat pada kutipan berikut.

Maka kata ayah bundanya “Bahwa akupun tiada mau menerimaengkau, karena engkau sudah lepas daripada tanganku. Akansekarang, mengapa juga kemari karena engkau sudah kuserahkankepada anakku Syeikh Bi`l-Maʻruf. Karena takut aku kepada AllahTaala dan malu aku akan nabi Muhammad Shalla 'l-Lāhu ‘alaihiwa sallam” (HDT:15).

Darma Taʻsiya tetap sabar menghadapi cobaan yang menimpanya.

Kesabaran Darma Taʻsiya sesuai dengan firman Allah swt.

والخیرفتنة والیناترجعون ئقة الموت ونب كل نفس ذا ٣٥لوكم بالشرQullu nafsin zā`iqatu`l-mauti wa nablūkum bi`sy-syarri wa`l-khairi

fitnatan wa ilainā turjaʻūna (35)

Setiap orang yang bernyawa akan merasakan mati. Kami akanmenguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan.Dan kamu akan dikembalikan hanya kepada Kami (QS. Al-Anbiya[21]: 35).

٣١اركم برین ونبلوااخب ھدین منكم والص ى نعلم المج ولنبلونكم حت Wa labluwannakum hattā naʻlama`l-mujāhidīna minkum wa`sh-

shābirīna wa nabluwā akhbārakum (31)

Dan sungguh, kami benar-benar akan menguji kamu sehingga kamimengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar diantara kamu, dan akan kami uji perihal kamu (QS. Muhammad[47]: 31)

Page 115: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

146

3) Menyayangi suami sepenuh hati

Citra Darma Taʻsiya sebagai seorang istri selanjutnya adalah

menyayangi suami dengan sepenuh hati. Darma Taʻsiya memiliki perasaan

tulus dalam menyayangi Syeikh Bi`l-Maʻruf, Rasulullah saw bersabda.

بل صالح ن خیرنساء ركبن ساء قریش، أحناه على ولد فى صغره، وأرعاه األ

على زوج فى ذات یده

Khairu nisā`in rakibna`l-ibila shālihu nisā`i quraisyin, ahnāhu ʻala

waladin fī shigharihi wa arʻāhu ʻala zaujin fī zāti yadihi

“Sebaik-baik kaum perempuan yang menunggang unta adalahperempuan-perempuan saleh dari golongan Quraisy, tiap-tiapmereka adalah ibu yang paling sayang terhadap anaknya yangmasih kecil, serta istri yang paling baik melayani suaminya dalamsegala urusan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hal ini terlihat ketika Darma Taʻsiya kembali ke rumah setelah diusir

Syeikh Bi`l-Maʻruf. Darma Taʻsiya yang pada saat itu menyamar sebagai

suruhannya, tetap menghormati Syeikh Bi`l-Maʻruf. Tujuan Darma

Taʻsiya adalah meminta penjelasan mengenai alasan Syeikh Bi`l-Maʻruf

mengusirnya.

“Ya Tuanku adapun akan Darma Taʻsiya itu berkirim sembah kebawah kaki tuan Syekh. Adapun seperti hukuman tuan Syekh itutelah terjunjunglah ke atas batu kepala adinda itu. Maka barangsalah dan bebal, maka sebab kurang budi adinda itu ia memintaampun banyak-banyak ke bawah kadam” (HDT:23)

Di dalam teks HDT episode 18—19, dikisahkan bahwa Syeikh Bi`l-

Maʻruf tidak mengetahui bahwa perempuan yang berkunjung ke rumahnya

adalah Darma Taʻsiya. Syeikh Bi`l-Maʻruf tertarik kepada Darma Taʻsiya

yang sedang menyamar. Darma Taʻsiya mengetahui bahwa Syeikh Bi`l-

Page 116: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

147

Maʻruf sudah tergila-gila kepadanya, seperti yang terlihat pada kutipan

berikut.

Demikianlah juga lakunya, sekali mengapak kayu itu hingga enamtujuh kali memandang-mandang muka Darma Taʻsiya seperti oranggila lakunya (HDT:28)

Darma Taʻsiya menjadi tidak tega untuk meneruskan penyamarannya

karena perilaku Syeikh Bi`l-Maʻruf yang demikian. Dikisahkan bahwa

Darma Taʻsiya berterus terang kepada Syeikh Bi`l-Maʻruf dan

menceritakan perjalanannya selepas diusir dari rumah.

Syeikh Bi`l-Maʻruf menyesali keputusannya yang telah mengusir

Darma Taʻsiya, seperti yang terlihat dalam kutipan berikut.

berlinang-linang air matanya menengar pesan Darma Taʻsiya itu,serta menyesallah rasa hatinya (HDT:25).

Darma Taʻsiya memaafkan kesalahan Syeikh Bi`l-Maʻruf. Keduanya

dapat kembali harmonis dan sejahtera. Sifat Darma Taʻsiya ini sesuai

dengan firman Allah.

٤٣لك لمن عزم االموري ولمن صبر وغفر ان ذ Wa laman shabara wa ghafara inna zālika lamin ʻazmi`l-umūriTetapi barang siapa bersabar dan memaafkan, sungguh yangdemikian itu termasuk perbuatan yang mulia (QS. Asy-Syura [42]:43)

c. Citra Darma Taʻsiya sebagai Ibu

Ibu memiliki kedudukan yang sangat mulia dan terhormat. Surga terletak

di bawah kaki ibu, artinya keridaan ibu menentukan keselamatan dan

kebahagiaan seorang anak (Mulia, 2014:61). Citra Darma Taʻsiya sebagai

seorang ibu yang dapat diteladani oleh setiap ibu zaman sekarang adalah

sebagai berikut.

Page 117: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

148

1) Menyayangi dan melindungi anak

Sudah menjadi kewajiban seorang ibu untuk menyayangi dan

melindungi anak meskipun nyawa menjadi taruhannya. Perjuangan ibu

untuk anaknya begitu besar. Dimulai dari proses hamil, kemudian seorang

ibu berjuang antara hidup dan mati untuk melahirkan anaknya ke dunia.

Musdah Mulia (Mulia, 2014:63) berpendapat bahwa ibu bertanggung

jawab memelihara keselamatan dan kesehatan anak, sejak berupa janin

dalam kandungan sampai anak tumbuh dan berkembang menjadi seorang

manusia dewasa. Perjuang seorang ibu berlanjut, ibu harus memberikan

kasing sayang dan pendidikan agar menjadi anak yang berbakti kepada

orang tua.

Di dalam teks HDT, dikisahkan bahwa Darma Taʻsiya sangat

menyayangi Candra Dewi, seperti dalam kutipan berikut.

Darma Taʻsiya ada hadir mengadap suaminya makan itu dananaknya diribanya (HDT:7).

Maka diambilnya lalu diribanya, serta dengan tangisnya menyusuianaknya itu, serta dengan sayangnya, maka dipeluknya dandiciumnya akan dia (HDT:13)

Maka ia pun segeralah berbangkit dan menyusui anaknya sertadipeluk dan diciumnya tiadalah ia mau bercerai barang seketikajuga pun (HDT:33).

Kutipan di atas menunjukkan kasih sayang Darma Taʻsiya kepada

Candra Dewi yang begitu besar. Kasih sayang tersebut juga tergambar

pada saat Darma Taʻsiya diusir oleh Syeikh Bi`l-Maʻruf. Darma Taʻsiya

harus meninggalkan Candra Dewi yang masih menyusu. Berbagai cara

telah dilakukannya agar dapat tetap tinggal di rumah untuk mengurus

Page 118: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

149

Candra Dewi. Darma Taʻsiya rela menjadi penunggu pintu dan menjadi

penyapu sampah demi mengurus Candra Dewi.

Selanjutnya pada episode 9—10, dikisahkan bahwa Darma Taʻsiya

pergi dari rumah menuruti perintah Syeikh Bi`l-Maʻruf. Darma Taʻsiya

dengan berat hati harus meninggal Candra Dewi. Kesedihan Darma

Taʻsiya karena meninggalkan Candra Dewi diibaratkan dengan air laut

yang dipukul ribut maka ombaknya naik ke darat. Sebelum pergi dari

rumah, Darma Taʻsiya melakukan hal berikut.

Maka Darma Taʻsiya pun mendapatkan anaknya. Maka diambilnyalalu direbanya, serta dengan tangisnya menyusui anaknya itu, sertadengan sayangnya, maka dipeluknya dan diciumnya akan dia(HDT:13).

“... mintalah hambamu air barang setitik karena hamba terlalu amatdahaga tiada makan dan minum hingga menyusui Candra Dewi”(HDT:16).

Darma Taʻsiya masih menjalankan kewajibannya sebagai seorang ibu

yaitu menyusui anaknya, meskipun dalam keadaan yang tidak

menguntungkan.

Ketika kembali ke rumah dan membuka penyamarannya, Darma

Taʻsiya langsung menghampiri Candra Dewi untuk meluapkan segala

perasaan rindunya selama meninggalkan rumah.

Setelah didengar oleh Darma Taʻsiya anaknya menangis itu, makaia pun segeralah berbangkit dan menyusui anaknya serta dipelukdan diciumnya tiadalah ia mau bercerai barang seketika juga pun(HDT:33).

Darma Taʻsiya kembali kepada suami dan putrinya, serta menjalani

kehidupan yang harmonis bersama Syeikh Bi`l-Maʻruf dan Candra Dewi.

Page 119: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

150

Kasih sayang Darma Taʻsiya kepada Candra dewi sesuai dengan firman

Allah berikut.

ضاعة وعلى یرضعن اوالدھن حولین كاملین لمن ارادان یتم ت والوالد الر

ر والدة ضا رزقھن وكسوتھن بالمعروف التكلف نفس االوسعھا الت المولودلھ

لك فان ارادا فصاال عن تراض وعلى الوارث مثل ذ بولده بولدھا والمولودلھ

نھما وتشا ورفالجناح علیھما وان اردتم ان تسترضعوا اوالدكم فالجناح م

ا ان هللا بماتعملون تیتم بالمعروف واتقوا هللا واعلموا ا علیكم اذا سلمتم م

٢٣٣بصیر Wa`l-wālidātu yurdliʻna aulādahunna haulaini kāmilaini limanarāda ayyutimmu`r-radlaʻatun, wa ʻala`l-maulūdi lahū rizquhunnawa kiswatuhunna bi`l-Maʻrūfi, lā tukallafu nafsun illā wusʻahā, lātudlārra wālidatun, biwaladihā wa lā maulūdun Lahū biwaladihīwa ʻala`l-wārisi mislu zālika, fa in arādā fishālan ʻan tarādlimminhumā wa tasyāwurin falā junāha ʻalaihimā, wa in aradttum antastardliʻū aulādakum falā junāha ʻalaikum izā sallamtum māātaitum bi`l-Maʻruf, wattaqu`l-Lāha waʻlamū anna`l-Lāha bimātaʻmalūna bashīrun (233)

Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahunpenuh, bagi yang ingin menyusui sempurna. Dan kewajiban ayahmenanggung nafkah dan pakaian mereka. Seseorang tidak dibebanilebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderitakarena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karenaanaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabilakeduanya ingin menyapih dengan persetujuan danpermusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa ataskeduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada oranglain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengancara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwaAllah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Baqarah [2]:233)

2) Mendidik anak

Setiap orang tua memiliki kewajiban untuk mendidik anaknya. Orang

tua terutama ibu, merupakan guru pertama bagi putra-putrinya. Ibu

mengajarkan berbagai hal, seperti menanamkan ajaran agama, budi

pekerti, dan lain sebagainya.

Page 120: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

151

Dikisahkan bahwa Darma Taʻsiya memberikan nasihat kepada Candra

Dewi sebelum meninggalkan rumah. Nasihat Darma Taʻsiya kepada

Candra Dewi adalah supaya berbakti dan menjaga Syeikh Bi`l-Maʻruf.

Darma Taʻsiya memberikan pendidikan budi pekerti kepada Candra Dewi

yang masih bayi, supaya menjadi anak yang berbakti kepada orang tua.

Nasihat Darma Taʻsiya kepada Candra Dewi adalah sebagai berikut.

“Hai anakku Candra Dewi dan buah hatiku dan biji mataku dancahaya wajah bunda tinggallah engkau baik-baik memeliharakanbapamu. Jangan lupa daripada berbuat bakti akan bapamu. Haianakku jikalau datang bapamu dari dalam khalwatnya hadirkanolehmu air pembasuh kakinya. Adapun aku ini sudah dibuangkanoleh bapamu bukannya dengan dosaku, maka dengan sebenar-benarnya dalam kebaktian juga. Hai anakku dan batu kepalaku dannyawa badanku, maka kasih ibu tiadalah sampai kepada anakku,tinggallah engkau baik-baik menyimpan dirimu dan peliharakanbapamu” (HDT:13-14).

Citra Darma Taʻsiya sebagai seorang ibu sesuai dengan firman Allah,

sebagai berikut.

ھ ووصینا نسان بوالدیھ حملتھ ام فص وھنا عل اال في عامین ان لھ ى وھن و

١٤المصیر ي ولوالدیك الي اشكرل Wa washshaina`l-insāna bi wālidaihi, hamalathu ummuhū wahnanʻalā wahniw wa fishāluhū fī ʻāmaini anisykurlī wa liwālidaika,ilayya`l-mashīra (14)

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepadakedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaanlemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia duatahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.Hanya kepada Aku kembalimu. (QS. Luqman [31]: 14)

d. Citra Darma Taʻsiya sebagai Hamba Allah

Hikayat Darma Taʻsiya oleh Edwar Djamaris (1985:109) dikategorikan

sebagai sastra Indonesia lama pengaruh Islam. Penggolongan ini didasarkan

pada isi teks HDT yang menceritakan kehidupan tokoh Darma Taʻsiya,

Page 121: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

152

seorang istri yang sangat taat dan berbakti kepada suaminya sesuai dengan

perintah Allah. Citra Darma Taʻsiya sebagai hamba yang bertakwa kepada

Allah swt dapat menjadi pengajaran bagi setiap orang yang beriman, adalah

sebagai berikut.

1) Taat kepada Allah

Ketakwaan Darma Taʻsiya diuji ketika dirinya diusir dari rumah dan

melarikan diri ke hutan. Sepanjang perjalanan ke dalam hutan dia terus

berdoa untuk meminta pertolongan Allah. Darma Taʻsiya kelaparan dan

kehausan, serta pakaian yang dikenakannnya telah terkena air kencing

Candra Dewi sehingga merasa ragu untuk melaksanakan salat Asar. Dia

memohon kepada Allah untuk mendapatkan pertolongan dan jalan keluar.

Allah mendengar segala doa yang dipanjatkannya dan mengetahui bahwa

Darma Taʻsiya tidaklah bersalah. Allah mengutus Malaikat Jibrail untuk

membantu Darma Taʻsiya, seperti dalam kutipan berikut.

Maka firman Allah “Hai Jibrail, pergilah engkau kepada hambakuDarma Taʻsiya itu, karena ia orang yang berbakti kepadaku dankepada suaminya. Bawakan olehmu kain dari dalam surga danberikan kepada hambaku Darma Taʻsiya itu. Maka engkau sapukanmukanya dan suruhkan ia pulang kepada suaminya” (HDT:19)

Hatta maka rupa Darma Taʻsiya pun sucilah seperti rupa bulanpurnama empat belas hari bulan (HDT:21).

Berkat ketakwaannya, Darma Taʻsiya mendapatkan pertolongan

Allah. Darma Taʻsiya mendapatkan makanan dan minuman, air untuk

bersuci, serta pakaian dari surga. Darma Taʻsiya juga mendapatkan

perubahan pada parasnya menjadi semakin cantik setelah disapu oleh

sayap Malaikat Jibrail. Darma Taʻsiya dapat membuktikan bahwa dirinya

tidak bersalah berkat pertolongan Allah. Hal ini menunjukkan bahwa

Page 122: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

153

Darma Taʻsiya merupakan hamba yang taat kepada Allah juga kepada

suaminya. Ketakwaan Darma Taʻsiya sesuai dengan firman Allah berikut.

٨واتقواهللا ان هللا خبیربماتعملون ...

... wattaqu`l-Lāha, innalLāaha khabīrun bimā taʻmalūna (8)

Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Mahateliti terhadapapa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Maidah [5]: 8)

٢مخرجا ق هللا یجعل لھ ومن یت ... ... wa mayyattaqi`l-Lāha yajʻal Lahū makhrajan (2)

... Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akanmembukakan jalan keluar baginya. (QS. Ath-Thalaq [65]: 2)

Darma Taʻsiya adalah seorang yang taat kepada Allah. Hal ini

berdasarkan pada ketaatannya untuk melaksanakan salat. Di dalam HDT

dikisahkan ketika Darma Taʻsiya melarikan diri ke dalam hutan dan

hendak melaksanakan salat asar, tetapi tidak ada air untuk wudu dan

pakaiannya pun terkena air kencing Candra Dewi. Darma Taʻsiya

memohon pertolongan kepada Allah. Berkat kuasa Allah, air pun mangalir

mendekati Darma Taʻsiya. Allah mengutus Malaikat Jibrail untuk

menolong Darma Taʻsiya dan mengantarkan kain surga. Darma Taʻsiya

mengenakan kain surga dan melaksanakan salat asar.

Darma Taʻsiya dapat melaksakan kewajibannya sebagai seorang

hamba Allah yang taat di segala kondisi. Berkat ketaatannya kepada Allah,

Darma Taʻsiya dapat kembali kepada suami dan anaknya dan hidup

harmonis. Ketaatan Darma Taʻsiya sesuai dengan firman Allah berikut.

ل وعلیك سول فان تولوافانما علیھ ما حم لتم قل اطیعوا هللا واطیعوا الر احم م م

سول االالبل وان تطیعوه تھتدوا وما ٥٤غ المبین على الر

Page 123: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

154

Qul athīʻu`l-Lāha wa athīʻur-Rasūla, fa in tawallau fainnamāʻalaihi mā hummila wa ʻalaikum mā hummiltu, wa in tuthīʻūhutahtadū, wa mā ʻala`r-Rasūli illā`l-balāghu`l-mubīnu (54)

Katakanlah, “Taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, jikakamu berpaling, maka sesungguhnya kewajiban Rasul(Muhammad) itu hanyalah apa yang dibebankan kepadanya, dankewajiban kamu hanyalah apa yang dibebankan kepadamu. Jikakamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. KewajibanRasul hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan jelas. (QS.An-Nur [24]: 54)

2) Bersyukur

Sebagai seorang hamba, manusia diwajibkan untuk bersyukur untuk

mengungkapkan rasa terima kasih atas nikmat dan rezeki yang

dianugerahkan oleh Allah, seperti dalam firman Allah berikut.

١٥٢ي والتكفرون اذكركم واشكروال فادكروني Fadkurūnī azkurkum wasykurūlī wa lā takfurūni

Maka ingatlah kepadaKu, Aku pun akan ingat kepadamu.Bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kamu ingkar kepadaKu.(QS. Al-Baqarah [2]: 152)

Hal demikian juga diamalkan oleh Darma Taʻsiya. Dia pandai

bersyukur atas segala hal yang dianugerahkan Allah kepadanya, seperti

dalam kutipan berikut.

Maka ia pun memuji-muji Allah dengan puji yang tiadaberkeputusan daripada lidahnya ... (HDT:19).

“Hamba menjunjung anugerah Tuhan Yang Mahamulia lagiMahatinggi”. Serta dengan beberapa puji-pujian serta mengucapberibu-ribu syukur dengan mengatakan “Alhamduli`l-Lāhi Rabbi `l-‘ālamīn ar –Rahmāni `r –Rahīm” (HDT:20-21).

3) Tawakal kepada Allah

Tawakal adalah memasrahkan diri kepada kehendak Allah. Firman

Allah mengenai tawakal adalah sebagai berikut.

Page 124: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

155

٣... ... ومن یتوكل على هللا فھو حسبھ

... wa mayyatawakkal ʻala`l-Lāhi fahuwa hasbuhū ...

... Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akanmencukupkan (keperluan)nya... (QS. Ath-Thalaq [65]: 3)

Ketawakalan Darma Taʻsiya tergambar ketika diusir oleh suami dan

orang tuanya. Di dalam teks HDT diceritakan bahwa Darma Taʻsiya

menenangkan diri di hutan. Darma Taʻsiya menyerahkan diri kepada

Allah, seperti dalam kutipan berikut.

... dengan ratap tangisnya sepanjang hutan itu, serta menyerahkandirinya kepada Allah Taala (HDT:18).

... serta menyerahkan dirinya kepada Allah Taala, serta ia memintadoa kepada Allah hingga waktu asar ... Engkau anugerahi kiranyahambamu air karena hambamu hendak sembahyang” (HDT:18).

Page 125: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

156

A. Identifikasi Tokoh Laki-Laki

1. Syeikh Bi`l-Maʻruf

Syeikh Bi`l-Maʻruf adalah suami Darma Taʻsiya dan ayah Candra Dewi. Di

dalam teks dikisahkan bahwa Syeikh Bi`l-Maʻruf begitu taat kepada Allah. Dia

mengisi waktunya dengan terus beribadah. Setiap pagi Syeikh Bi`l-Maʻruf pergi

ke khalwat dan pulang ketika sore hari. Hal ini terangkum dalam kutipan.

Bermula suaminya bernama Syeikh Bi`l-Maʻruf terlalu baikrupanya lagi pertapa kepada Allah Taala dan mukmin dan lagi sucihatinya pada segala hamba Allah. (HDT:1)

Adapun Syeikh Bi`l-Maʻruf itu pagi-pagi hari masuk ke dalamkhalwatnya tempat ia berbuat ibadah setelah sudah magrib, maka iapulang ke rumahnya. (HDT:2)

Sebagai seorang suami dan ayah, Syeikh Bi`l-Maʻruf merupakan laki-laki

yang menyayangi keluarga. Syeikh Bi`l-Maʻruf sangat menyayangi Darma

Taʻsiya dengan segala kebaktiannya. Hal ini tergambar dalam kutipan berikut.

Setelah itu, maka Syeikh Bi`l-Maʻruf pun masuklah ke dalamkhalwatnya dengan sukacitanya dari sebab menengar kata-kataisterinya. (HDT:2)

Maka katanya, “Apakah dosa diri? Karena diri mengikut FathimahAz-Zahra Radliya `l-Lāhu ʻanha”. (HDT:6)

Sri Suhandjati Sukri (Sukri, 2009:383-384) berpendapat bahwa suami adalah

teman bagi istrinya. suami dan istri mempunyai kedudukan yang seimbang dan

setara di hadapan Allah. Agar tercipta keharmonisan dalam rumah tangga, maka

suami dan istri perlu memperlakukan pasangan dengan hormat, baik, dan pantas.

Keharmonisan rumah tangga Syeikh Bi`l-Maʻruf dengan Darma Taʻsiya

mengalami cobaan, seperti dalam kutipan berikut.

Page 126: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

157

Maka dengan takdir Allah Taala, maka datanglah percobaan setanpada hati tuan Syeikh itu (HDT:6)

Maka suatu malam Syeikh Bi`l-Maʻruf itu makan nasi. Maka padamasa itu Darma Taʻsiya ada hadir mengadap suaminya makan itudan anaknya diribanya, maka sumbu pelita pun hendak padam.Maka Darma Taʻsiya pun pikirlah dalam hatinya, “Apa diriku akanmeninggalkan suamiku tengah makan lagi pun anakku ini akanmenangis. Karena terlalulah besar dosanya orang meninggalkansuaminya itu makan kepada Allah Taala dan derhaka kepadaRasulullah”.Hatta maka Darma Taʻsiya pun mengambil pisau seraya iamengerat rambutnya itu tujuh helai, dibuatnya sumbu pelita.(HDT:7).

Di dalam teks HDT pada episode 8, dikisahkan mengenai Darma Taʻsiya

yang sedang melayani Syeikh Bi`l-Maʻruf. Syeikh Bi`l-Maʻruf sedang makan,

sedangkan Darma Taʻsiya menemaninya sambil meriba Candra Dewi ketika pelita

hampir padam. Darma Taʻsiya mengalami dilema karena takut mendapatkan dosa

apabila meninggalkan Syeikh Bi`l-Maʻruf yang masih makan, dan Candra dewi

pun akan menangis apabila ditinggalkan. Pada akhirnya Darma Taʻsiya

memutuskan untuk mengerat tujuh helai rambut untuk dijadikan sumbu pelita.

Syeikh Bi`l-Maʻruf melihat kejadian tersebut dan memarahi Darma Taʻsiya

karena tidak meminta izin terlebih dahulu ketika memutuskan untuk mengerat

rambut. Hal ini menyebabkan Syeikh Bi`l-Maʻruf mengusir Darma Taʻsiya.

Kemarahan Syeikh Bi`l-Maʻruf dapat dilihat pada kutipan berikut.

Setelah Syeikh itu menengar kata Darma Taʻsiya itu, maka terlalusangat marahnya seperti api bernyala rupanya. Maka Tuan Syeikhitu pun pergilah mengambil rotan lalu dipukulnya Darma Taʻsiyaitu. Maka pengsanlah ia tiada khabarkan dirinya. (HDT:11)

Maka apabila didengar oleh Syeikh itu makinlah bertambah-tambah marahnya. Maka dihambatnya bergelang tiang rumahnya.Maka Darma Taʻsiya pun menangislah dan air matanya turunumpama hujan. Maka dipalunya juga. Maka larilah Darma Taʻsiyamembawa dirinya daripada suatu tiang datang kepada suatu tiang,itu pun dipalunya juga. (HDT:12)

Page 127: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

158

Syeikh Bi`l-Maʻruf tidak mau mendengar penjelasan Darma Taʻsiya. Dia

semakin marah ketika Darma Taʻsiya memohon ampunan. Syeikh Bi`l-Maʻruf

tidak dapat menahan amarahnya sehingga memukul Darma Taʻsiya

(menggunakan rotan) hingga pingsan.

Hal ini bertentangan dengan makna nama Syeikh Bi`l-Maʻruf. Berdasarkan

arti kata secara leksikal Syeikh berarti sebutan untuk alim ulama (Kamus Dewan,

1994:1334). Berdasarkan arti kata secara etimologi Bi`l-Maʻruf berasal dari kata

عرف (ʻarafa) yang berarti mengenal atau mengetahui, menjadi ( المعروف) al-

maʻrūfu yang berarti yang diketahui, menjadi بالمعروف (bi`l-Maʻruf) yang berarti

dengan secara baik atau ramah (Munawwir, 1984:919—921). Berdasarkan

pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa makna nama Syeikh Bi`l-

Maʻruf adalah seorang alim ulama yang baik.

Sikap Syeikh Bi`l-Maʻruf yang tidak dapat menahan amarah dan melakukan

kekerasan terhadap Darma Taʻsiya tidak mencerminkan seorang suami yang baik.

Abu Malik Kamal dalam Fiqhus Sunnah lin-Nisāʻ Fiqih Sunnah Wanita (Kamal,

2007:154) menyebutkan bahwa sifat-sifat yang harus dimiliki oleh seorang suami

di antaranya adalah beragama dengan baik, hafal beberapa bagian dari Alquran,

memiliki kemampuan, bersikap lemah-lembut, menyenangkan untuk dilihat,

setara dengan istri, dan tidak mandul. Sebagai ulama yang sepanjang hidupnya

dihabiskan untuk beribadah kepada Allah, seharusnya Syeikh Bi`l-Maʻruf dapat

mengendalikan amarahnya. Dalam Alquran, Allah telah berfirman bahwa suami

merupakan pelindung bagi istrinya. Namun, tindakan Syeikh Bi`l-Maʻruf

bertentangan dengan firman Allah berikut.

Page 128: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

159

امون على النس جال قو ل هللا ار بما بعضھم عل اء بمافض انفقومن ى بعض و

تي تخافون نشوزھن لغیب بما حفظ هللا وال ت ل فظ ت ح نت ت ق لح اموالھم فالص

بغوا علیھن فعظوھن واھجروھن فى المضاجع واضربوھن فان اطعنكم فال ت

٣٤كبیراسبیال ان هللا كان علیا Ar-rijālu qawwāmūna ʻala`n-nisā`i bimā fadl-dlala`l-Lāhubaʻdlahum ʻalā baʻdliw wa bimā anfaqū min amwālihim, Fa`sh-shālihāti qānitātun hāfizhātu`l-lilghaibi bimā hāfizha`l-Lāhu, wa`l-lātī takhāfūna nusyūzahunna faʻizhūhunna wahjurūhunna fi`l-madlājiʻi wadlribūhunna, fa in athaʻnakum falā tabghū ʻalaihinnasabīlan, inna`l-Lāha kāna ʻaliyyan kabīrā (34)

Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karenaAllah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagianyang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telahmemberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuanyang saleh, adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjagadiri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjagamereka. Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akannusyuz, hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlahmereka di tempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullahmereka. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamumencari-cari alasan untuk menyusahkannya. Sungguh, AllahMahatinggi, Mahabesar. (QS. An-Nisa [4]: 34)

Pada saat Darma Taʻsiya pulang ke rumah dan menyamar sebagai

suruhannya, Syeikh Bi`l-Maʻruf tidak mengenalinya. Syeikh Bi`l-Maʻruf begitu

tergila-gila kepada Darma Taʻsiya yang sedang menyamar, seperti pada kutipan

berikut.

Tuan Syeikh pun berlinang-linang air matanya menengarkan pesanDarma Taʻsiya itu, serta menyesallah rasa hatinya. Akan tetapi,matanya tiada lepas daripada memandang Darma Taʻsiya juga.(HDT:25)

Maka tuan Syeikh pun pergilah ke dapur, meniup api itu sekalimemandang muka Darma Taʻsiya hingga tujuh kali. Maka api itupun padam pula. (HDT:27-28)

Demikianlah juga lakunya, sekali mengapak kayu itu hingga enamtujuh kali memandang-mandang muka Darma Taʻsiya seperti oranggila lakunya. (HDT:28)

Page 129: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

160

Syeikh Bi`l-Maʻruf menyesali keputusannya yang telah mengusir Darma

Taʻsiya. Dikisahkan pada episode 22—25 bahwa Darma Taʻsiya berterus terang

dan menceritakan perjalanan hidupnya selama meninggalkan rumah. Syeikh

Bi`l-Maʻruf bersyukur karena istrinya merupakan perempuan yang berbakti

kepada suami sehingga mendapatkan rida-Nya. Darma Taʻsiya kembali kepada

Syeikh Bi`l-Maʻruf dan hidup sejahtera, seperti dalam kutipan berikut.

Syahdan adindahlah yang beroleh rahmat Allah dan syukurlah kitaberibu-ribu syukur akan Allah Taala”. Maka Syeikh Bi`l-Maʻrufpun sukacitalah hatinya. Dan berkasih-kasihanlah ia dua laki isteri,selamat sejahteralah ia dunia akhirat. (HDT:39)

Melalui tokoh Syeikh Bi`l-Maʻruf, pengarang ingin menyampaikan pesan

bahwa setiap manusia yang beriman harus sabar serta dapat mengendalikan hawa

nafsu. Di dalam teks, dicontohkan bahwa Syeikh Bi`l-Maʻruf tidak dapat menahan

hawa nafsu berupa amarah sehingga menimbulkan penyesalan di dalam dirinya

karena ditinggalkan oleh Darma Taʻsiya. Berbicara mengenai sabar, Allah swt

telah berfirman sebagai berikut.

نسان لفي خسر ١والعصر ت وتوا صوا لح منواوعملواالص االالذین ا ٢ان اال

بر بالحق ٣وتواصوابالصWa`l-ʻashri (1) inna`l-insāna lafī khusrin (2) ill a`l-lazīna āmanū waamilu`sh-shālihāti wa tawā shaubilhaqqi wa tawā shaubi`sh-shabri(3)1. Demi masa, 2. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, 3.Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan mengerjakankebajikan serta saling menasihati untuk kebenaram dan salingmenasihati untuk kesabaran. (QS. Al-Ashr [103]: 1—3)

Berdasarkan ayat di atas, pada dasarnya manusia berada dalam kerugian

kecuali orang yang beriman. Orang yang beriman adalah orang yang mengerjakan

kebajikan dan saling menasihati dalam kebenaran serta bersabar. Syeikh Bi`l-

Maʻruf sebagai seorang suami dan sebagai seorang ulama yang baik, telah

Page 130: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

161

termasuk ke dalam golongan orang yang berada dalam kerugian karena tidak

dapat mengendalikan hawa nafsunya.

Di dalam Alquran, suami diperbolehkan memarahi istri untuk memberikan

pelajaran agar istri berbakti kepada suami, tetapi melalui beberapa tahapan,

sebagai berikut.

تي تخافون نشوزھن فعظوھن ظ هللا وال لغیب بما حف ت ل فظ ت ح نت ت ق لح فالص

واھجروھن فى المضاجع واضربوھن فان اطعنكم فال تبغوا علیھن سبیال ان هللا

٣٤كان علیا كبیراFa`sh-shālihāti qānitātun hāfizhātu`l-lilghaibi bimā hāfizha`l-Lāhu,wa`l-lātī takhāfūna nusyūzahunna faʻizhūhunna wahjurūhunna fi`l-madlājiʻi wadlribūhunna, fa in athaʻnakum falā tabghū ʻalaihinnasabīlan, inna`l-Lāha kāna ʻaliyyan kabīrā (34)

Perempuan-perempuan yang kamu khawatirkan akan nusyuz,hendaklah kamu beri nasihat kepada mereka, tinggalkanlah mereka ditempat tidur (pisah ranjang), dan (kalau perlu) pukullah mereka.Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-carialasan untuk menyusahkannya. Sungguh, Allah Mahatinggi,Mahabesar. (QS. An-Nisa [4]: 34)

Seperti yang telah diuraikan di atas, makna nama Syeikh Bi`l-Maʻruf adalah

seorang ulama yang baik. Namun, perilaku memukuli Darma Taʻsiya hingga

pingsan dan mengusirnya secara semena-mena tanpa mendengarkan penjelasan

Darma Taʻsiya terlebih dahulu, serta lebih mengutamakan hawa nafsu

dibandingkan logika, begitu bertentangan dengan makna yang tersemat pada

namanya dan telah melenceng dari perintah Allah swt.

Hal ini dapat menjadi pengajaran bagi setiap manusia terutama laki-laki

(suami) agar dapat mengendalikan hawa nafsu. Pengendalian hawa nafsu dapat

menjaga manusia agar tidak termasuk ke dalam golongan yang berada dalam

kerugian seperti yang disampaikan dalam Alquran surat Al-Ashr [103]: 1—3.

Page 131: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

162

2. Syeikh Al-Akbar

Syeikh Al-Akbar adalah ayah Darma Taʻsiya. Pada saat Darma Taʻsiya diusir

oleh Syeikh Bi`l-Maʻruf dan memutuskan untuk pulang ke rumah orang tuanya,

Syekh Al-Akbar menolak kedatangan Darma Taʻsiya dengan tegas. Seperti dalam

kutipan berikut.

Maka kata ayah bundanya “Bahwa akupun tiada mau menerimaengkau, karena engkau sudah lepas daripada tanganku. Akansekarang, mengapa juga kemari karena engkau sudah kuserahkankepada anakku Syeikh Bi`l-Maʻruf . Karena takut aku kepada AllahTaala dan malu aku akan nabi Muhammad Shalla 'l-Lāhu ‘alaihiwa sallam” (HDT:15).

“Jikalau aku memberi engkau air niscaya berkenanlah aku akankejahatanmu itu. Pada bicara aku, sebab jahat perangaimu dankelakuanmu itu .. Dan janganlah lagi engkau hampiri lagi kepadaaku, karena tiada aku mahu memandang muka orang yang durhakakepada suaminya, dan Allah Taala pun tiada berkenan akan orangyang demikian itu” (HDT:16).

Di dalam teks HDT sekuen 11c—11g, dikisahkan bahwa Syeikh Al-Akbar

tidak mau menerima Darma Taʻsiya. Syeikh Al-Akbar tidak mau ikut campur

dalam kehidupan rumah tangga putrinya. Syeikh Al-Akbar memberikan pelajaran

mengenai kemandirian dan tanggung jawab kepada Darma Taʻsiya melalui

penolakan ini. Di samping itu, Darma Taʻsiya telah menjadi tanggung jawab

suaminya sehingga apabila melakukan kesalahan, maka Syeikh Al-Akbar sebagai

orang tua tidak memiliki kewajiban untuk membantu.

Melalui tokoh Syeikh Al-Akbar, pengarang ingin menyampaikan pesan

bahwa setiap orang tua harus memberikan pendidikan sekaligus kasih sayang

kepada anak-anaknya. Salah satu pendidikan sekaligus kasih sayang yang

diberikan Syeikh Al-Akbar adalah menolak kepulangan Darma Taʻsiya setelah

diusir oleh Syeikh Bi`l-Maʻruf. Penolakan ini merupakan bentuk kasih sayang

Page 132: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

163

Syeikh Al-Akbar agar Darma Taʻsiya mandiri dan dapat menyelesaikan

permasalahannya tanpa campur tangan orang tua. Hal ini sesuai dengan firman

Allah, sebagai berikut.

مام راع ومس جل كلكم راع وكلكم مسئول عن رعیتھ األ ئول عن رعیتھ والر

سئول عن رعیتھ والمرأة راعیة في نیت زوجھا راع في أھلھ وھو م

عیتھار ومسئولة عن

Kullukum rāʻin wa kullukum mas`ūlun ʻan raʻiyyatihi`l-imāmurāʻin wa mas`ulūn ʻan raʻiyyatihi wa`r-rajulu rāʻin fī ahlihi wahuwa mas`ulūn ʻan raʻiyyatihi wa`l-mar`atu rāʻiyyatun fī baitizaujihā wa mas`ulatun ʻan raʻiyyatihā (HR. Al-Bukhari)

Setiap kamu adalah pemimpin, dan akan dimintaipertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seorang pemimpin(kepala negara) yang memimpin manusia (masyarakat), akandimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Seoranglaki-laki juga pemimpin dalam keluarganya, akan dimintaipertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Dan seorangperempuan adalah pemimpin dalam rumah suaminya, akan dimintaipertanggungjawaban atas kepemimpinannya. (HR. Al- Bukhari).

Sesuai dengan firman Allah di atas, para orang tua dapat meneladani sikap

Syeikh Al-Akbar dalam memberikan pendidikan serta kasih sayang kepada

anaknya sehingga hubungan orang tua dan anak menjadi harmonis. Orang tua

tidak mencampuri urusan rumah tangga anak sehingga anak menjadi mandiri,

serta dapat menyelesaikan permasalahannya dengan penuh tanggung jawab.

Page 133: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

164

B. Nada dan Suasana Cerita

Langkah terakhir dalam meneliti karya sastra dengan pendekatan feminis

menurut Soenardjajati Dajanegara adalah mengamati sikap penulis. Sikap penulis

dapat terlihat nada dan suasana cerita yang dihadirkan (Dajanegara, 2000:53—

54).

Nada dan suasana cerita yang tergambar dalam teks HDT terbagi dalam dua

golongan, yaitu nada dan suasana cerita positif serta nada dan suasana cerita

negatif. Nada dan suasana cerita positif menggambar baik nada dan suasana cerita,

tokoh, maupun alur yang dihadirkan pengarang dapat memberikan efek positif

kepada pembaca, seperti perasaan senang. Sebaliknya, nada dan suasana cerita

negatif menggambarkan baik nada dan suasana cerita, tokoh, maupun alur yang

dihadirkan pengarang dapat memberikan efek negatif kepada pembaca, seperti

perasaan marah, dan sebagainya.

Nada dan suasana cerita positif terjadi pada episode 12—episode 16. Pada

episode ini, pengarang menggambarkan keteguhan hati dan kemandirian tokoh

Darma Taʻsiya setelah diusir oleh Syeikh Bi`l-Maʻruf. Pengarang

menggambarkan Darma Taʻsiya sebagai sosok perempuan yang tangguh dan

mandiri. Ketika cobaan bertubi-tubi (lihat episode 8—11) menimpanya, Darma

Taʻsiya tidak putus asa bahkan semakin mendekatkan diri kepada Allah. Allah

menolong Darma Taʻsiya (episode 12—16). Kemudian, pada episode 18—25

Darma Taʻsiya dapat membuktikan kepada Syeikh Bi`l-Maʻruf bahwa dirinya

tidak bersalah. Meskipun Darma Taʻsiya digambarkan sebagai sosok yang

mandiri dan tangguh, dia tetaplah seorang istri yang memiliki kewajiban untuk

Page 134: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

165

berbakti kepada suami. Melalui tokoh Darma Taʻsiya, pengarang menyampaikan

pesan bahwa kewajiban utama seorang istri adalah berbakti kepada suami.

Nada dan suasana cerita negatif terjadi pada episode 8—11 yang

mengisahkan bahwa Syeikh Bi`l-Maʻruf hilang kendali dan mengusir Darma

Taʻsiya. Sikap Syeikh Bi`l-Maʻruf yang tidak dapat menahan amarah dan

melakukan kekerasan terhadap Darma Taʻsiya tidak mencerminkan seorang suami

yang baik. Abu Malik Kamal dalam Fiqhus Sunnah lin-Nisāʻ Fiqih Sunnah

Wanita (Kamal, 2007:154) menyebutkan bahwa sifat-sifat yang harus dimiliki

oleh seorang suami di antaranya adalah beragama dengan baik, hafal beberapa

bagian dari Alquran, memiliki kemampuan, bersikap lemah-lembut,

menyenangkan untuk dilihat, setara dengan istri, dan tidak mandul. Sebagai ulama

yang sepanjang hidupnya dihabiskan untuk beribadah kepada Allah, seharusnya

Syeikh Bi`l-Maʻruf dapat mengendalikan hawa nafsunya.

Melalui tokoh Syeikh Bi`l-Maʻruf, pengarang ingin menyampaikan pesan

bahwa setiap manusia yang beriman harus sabar serta dapat mengendalikan hawa

nafsu. Di dalam teks, dicontohkan bahwa Syeikh Bi`l-Maʻruf tidak dapat menahan

hawa nafsu berupa amarah sehingga menimbulkan penyesalan di dalam dirinya

karena ditinggalkan oleh Darma Taʻsiya. Berbicara mengenai sabar, Allah swt

telah berfirman sebagai berikut.

نسان لفي خسر ١والعصر ت وتوا صوا لح منواوعملواالص الذین ا اال ٢ان اال

بر ٣بالحق وتواصوابالصWa`l-ʻashri (1) inna`l-insāna lafī khusrin (2) ill a`l-lazīna āmanū waamilu`sh-shālihāti wa tawā shaubilhaqqi wa tawā shaubi`sh-shabri(3)1. Demi masa, 2. Sungguh, manusia berada dalam kerugian, 3.Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan mengerjakan

Page 135: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

166

kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaram dan salingmenasihati untuk kesabaran. (QS. Al-Ashr [482]: 1—3)

Berdasarkan ayat di atas, pada dasarnya manusia berada dalam kerugian

kecuali orang yang beriman. Orang yang beriman adalah orang yang mengerjakan

kebajikan dan saling menasihati dalam kebenaran serta bersabar. Syeikh Bi`l-

Maʻruf sebagai seorang suami dan sebagai seorang ulama yang baik, telah

termasuk ke dalam golongan orang yang berada dalam kerugian karena tidak

dapat menahan amarahnya.

Di dalam teks HDT, pengarang menggambarkan bahwa laki-laki begitu

lemah terhadap perempuan. Selain tidak dapat mengendalikan emosi karena

perempuan, kelemahannya yang lain dapat terlihat pada episode 19 dan episode

21, yang bercerita bahwa Syeikh Bi`l-Maʻruf langsung jatuh cinta kepada Darma

Taʻsiya yang sedang menyamar. Dari episode tersebut, juga diketahui bahwa

kesetiaan cinta Syeikh Bi`l-Maʻruf kepada Darma Taʻsiya begitu kurang. Syeikh

Bi`l-Maʻruf dengan mudah dapat jatuh cinta kepada Darma Taʻsiya yang sedang

menyamar dan melupakan statusnya sebagai seorang suami.

Gaya pengarang dalam menyampaikan cerita menggunakan cara menyindir.

Terdapat beberapa hal yang merupakan sindiran pengarang. Pertama, Syeikh Bi`l-

Maʻruf mengahabiskan seluruh waktunya untuk berkhalwat dan beribadah kepada

Allah. Dia menelantarkan anak dan istrinya serta meninggalkan urusan dunia.

Kedua, kebaktian seorang istri yang berlebihan pada episode 4, Darma Taʻsiya

selalu mengeringkan kaki Syeikh Bi`l-Maʻruf dengan rambutnya. Ketiga, Syeikh

Bi`l-Maʻruf pada sekuen 9g tidak dapat menahan amarahnya sehingga memukul

Darma Taʻsiya hingga pingsan. Keempat, Syeikh Al-Akbar dan Arbaʻa pada

sekuen 11d—11e yang tidak mau menerima kepulangan Darma Taʻsiya, bahkan

Page 136: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

167

tidak mau memberikan air minum. Kelima, Syeikh Bi`l-Maʻruf pada episode 21

seketika jatuh cinta kepada Darma Taʻsiya yang sedang menyamar dan melupakan

statusnya sebagai seorang suami.

Page 137: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

168

BAB VI

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap teks Hikayat Darma Ta’siya dapat

disimpulkan sebagai berikut.

1. Suntingan teks HDT menggunakan metode landasan. Naskah yang digunakan

menjadi landasan adalah naskah HDT kode MS Indo 26 koleksi Houghton

Library, Harvard University, Amerika Serikat. Setelah dilakukan kritik

terhadap teks ini, maka secara keseluruhan di dalam teks HDT terdapat

beberapa kesalahan salin tulis dan ketidakkonsistenan penulisan, meliputi 16

lakuna, 9 adisi, 8 substitusi, 2 ditografi, 1 transposisi dan 17

ketidakkonsistenan.

2. Berdasarkan analisis feminis terhadap teks HDT terdapat tiga pokok bahasan

yaitu identifikasi tokoh perempuan dan analisis citra perempuan, identifikasi

tokoh laki-laki, serta nada dan suasana cerita.

a. Identifikasi tokoh perempuan dalam teks HDT meliputi, identifikasi tokoh

Darma Ta’siya, Arba’, dan Candra Dewi. Terdapat empat ruang lingkup

citra perempuan dalam teks HDT, yaitu sebagai berikut.

(1) Citra Darma Ta’siya sebagai seorang anak yaitu berbakti kepada

orang tua.

Page 138: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

169

(2) Citra Darma Ta’siya sebagai seorang istri meliputi: patuh dan hormat

kepada suami, sabar dalam menghadapi cobaan rumah tangga, dan

menyayangi suami sepenuh hati.

(3) Citra Darma Ta’siya sebagai seorang ibu meliputi: menyayangi dan

melindungi anak, sera mendidik anak.

(4) Citra Darma Ta’siya sebagai hamba Allah meliputi: taat kepada Allah,

bersyukur, dan bertawakal kepada Allah.

b. Identifikasi tokoh laki-laki dalam teks HDT meliputi, identifikasi tokoh

Syeikh Bi`l-Maʻruf, dan Syeikh Al-Akbar.

c. Nada dan suasana cerita yang tergambar dalam teks HDT terbagi dalam

dua golongan, yaitu nada dan suasana cerita positif serta nada dan suasana

cerita negatif. Nada dan suasana cerita positif menggambarkan baik nada

dan suasana cerita, tokoh, maupun alur yang dihadirkan pengarang dapat

memberikan efek positif kepada pembaca, seperti perasaan senang.

Sebaliknya, nada dan suasana cerita negatif menggambarkan baik nada

dan suasana cerita, tokoh, maupun alur yang dihadirkan pengarang dapat

memberikan efek negatif kepada pembaca, seperti perasaan marah, dan

sebagainya.

Page 139: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

170

B. Saran

Penelitian terhadap teks Hikayat Darma Taʻsiya merupakan tahap awal dalam

sebuah penelitian filologi. Penulis merasa masih banyak dijumpai kekurangan

dalam penyuntingan maupun pengkajian. Penulis berharap penelitian ini dapat

menjadi pembuka jalan dan bahan pertimbangan bagi penulis lain untuk meneliti

lebih lanjut teks Hikayat Darma Taʻsiya. Selain itu, penulis juga berharap dengan

adanya suntingan teks disertai analisis citra perempuan dalam teks Hikayat Darma

Taʻsiya mampu memperkenalkan keberadaan teks Hikayat Darma Taʻsiya sebagai

salah satu hasil karya sastra lama yang mampu melampaui zamannya.

Page 140: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

171

DAFTAR PUSTAKA

Alʻadawiyi, Musthafa bin. 2011. Fikih Berbakti kepada Orang Tua (edisiditerjemahkan oleh Dadang Sobar). Bandung: Remaja Rosdakarya.

Baroroh-Baried, Siti dkk. 1994. Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta: BadanPenelitian dan Publikasi Fakultas Seksi Filologi Fakultas SastraUniversitas Gadjah Mada.

Behrend, T.E.. 1998. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara Jilid 4:Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Jakarta: Yayasan OborIndonesia.

Chanafiah, Yayah. 1999. “Hikayat Darma Tahsiyah Sebuah Telaah Filologis”.Tidak Dipublikasikan. Tesis. Tidak Dipublikasikan. Bandung: ProgramPascasarjana Universitas Padjadjaran.

Dasuki, Sholeh. 1996. “Metode Penyuntingan Teks dalam Filologi”. DalamHaluan Sastra Budaya No. 27 Th. XV Maret 1996. Surakarta: FakultasSastra UNS.

Djajanegara, Soenarjati. 2000. Kritik Sastra Feminis Sebuah Pengantar. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Djamaris, Edwar. 1985. Antologi Sastra Indonesia Lama Pengaruh Islam. Jakarta:Pusat Pembinaan dan Pengenbangan Bahasa Departemen Pendidikan danKebudayaan.

----------. 2002. Metode Penelitian Filologi. Jakarta: CV Monasco.

Ekadjati, Edi Suhardi. 2000. Direktori Edisi Naskah Nusantara. Jakarta: YayasanObor Indonesia.

Fakhriati. 2015. “Jatidiri Wanita Aceh dalam Manuskrip”. Dalam JUMANTARAvol. 6 No. 1 Tahun 2015: 129-148. Jakarta.

Fakih, Mansour. 1997. Analisis Gender & Transformasi Sosial. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: SalembaHumanika.

Howard, Joseph H.. 1966. Malay Manuscripts: a Bibliography Guide. KualaLumpur: University of Malaya Library.

Page 141: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

172

Kamal, Abu Malik. 2007. Fiqih Sunnah Wanita 2 (edisi diterjemahkan oleh GozyM, dkk.). Jakarta: Pena Pundi Aksara.

Mulia, Musdah. 2014. Kemuliaan Perempuan dalam Islam. Jakarta: MegawatiInstitute.

------. 2014. Indahnya Islam Menyuarakan Kesetaraan & Keadilan Gender.Yogyakarta: Nauvan Pustaka.

Munandar, Agus Aris. 2015. “Kedudukan dan Peran Perempuan dalam Masa JawaKuno: Era Majapahit”. Dalam JUMANTARA vol. 6 No. 1 Tahun 2015: 1-18. Jakarta.

Munawwir, Ahmad Warson. 1984. Al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia.Surabaya: Pustaka Progresif.

Ratna, Nyoman Khuta. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ronkel, Van. 1921. Maleische en Minangkabausche Handscriften in de LeidscheUniversiteits – Bibloptheek. Leiden: Voorheen E. J. BRILL.

Ruhaliah. 2015. “Ningrumkusumah: Gambaran Kesempurnaan seorang Wanita”.Dalam JUMANTARA vol. 6 No. 1 Tahun 2015: 241-260. Jakarta.

Sarwanta, Dwi. 1992. “Hikayat Darmatasiyah Tinjauan Struktur dan Fungsi”.Skripsi. Tidak Dipublikasikan. Surakarta: Fakultas Sastra UniversitasSebelas Maret.

Sudardi, Bani. 2003. Penggarapan Naskah. Surakarta: Badan Penerbit SastraIndonesia.

Sugono, Dendy dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sukri, Sri Suhandjati. 2009. Ensiklopedi Islam & Perempuan. Bandung: Nuansa.

Sutaarga, Amir dkk. 1972. Katalogus Koleksi Naskah Melayu Museum PusatDepartemen P & K. Jakarta: Direktorat Jendral Kebudayaan.

Suud, Wiyanto. 2011. Buku Pintar, Wanita-Wanita dalam Al-Qurʻan. Jakarta:Belanoor.

Wieringa, E.P.. 1998. Catalouge of Malay and Minangkabau Manuscripts in theLibrary of Leiden University and Other Collections in the Netherlands,Volume One. Leiden: Leiden University Library.

Page 142: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

173

Wirajaya, Asep Yudha. 2014. “Syair Nasihat: Suntingan Teks Disertai AnalisisStruktural-Semiotik”. Tesis. Tidak Dipublikasikan. Yogyakarta: ProgramPascasarjana Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada.

Sumber Internet

Akbar, Ali. 2014. “Shadow pada Kertas Eropa”. Dengan laman <http://quran-nusantara.blogspot.co.id/2014/12/shadow-pada-cap-kertas.html#more>(diakses pada 24 Oktober 2016 pukul 15.45 WIB).

Wirajaya, Asep Yudha. 2009. “Memperkirakan Usia Naskah: Sebuah BagianKodikologi yang Perlu Dicermati”. Dengan laman<http://asepyudha.staff.uns.ac.id/2009/05/30/memperkirakan-usia-naskah-sebuah-bagian-kodikologi-yang-perlu-dicermati/> (diakses pada 20April 2016 pukul 14.50 WIB).

Katalog online Harvard University dengan laman <http://ocp.hul.harvard.edu/ihp><http://iiif.lib.harvard.edu/manifests/view/drs:10637441$7i> (diakses pada15 April 2016 pukul 08.45 WIB).

Katalog online Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dengan laman<opac.pnri.go.id> (diakses pada 24 Oktober 2016 pukul 15.15 WIB).

One search dengan laman <http://onesearch.id> (diakses pada 15 April 2016pukul 09.00 WIB).

Thesaurus of Indonesian Islamic Manuscripts dengan laman<http://tiim.ppim.or.id> (diakses pada 15 Maret 2016 pukul 10.16 WIB).

Watermark Erve Wijsmuller dengan laman<http://www.hetoudekinderboek.nl/Centsprenten/UitgeversInd/Wijsmuller.htm> (diaskses pada 24 Oktober 2016 pukul 15.50 WIB).

Page 143: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 144: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

Metadata Hikayat Darma Taʻsiya

TitleHikayat Darma Taʻsia : manuscript, 18381838Hikayat Sultan Harun Rasyid

Romance of Darma TaʻsiaRomance of Harun Al-Rashid

Name/CreatorMunsyi, Muhammad Ali bin Abdul Latif, copyist.

،, copyist.Robbins, Samuel Prince, d. 1823, former owner.

HOLLIS ID008260927

Digital Object[Provides access to page images of entire work] http://nrs.harvard.edu/urn-3:FHCL.HOUGH:2033951

LocationHoughtonNetworked Resource

LanguageMalay

Description68 leaves, bound ; 22 cm.

Form/Genretextprint

SubjectHārūn al-Rashīd , Caliph , ca. 763-809 ; Malay literature

Categorymanuscript

Page 145: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

NoteAccording to the colophon (f. 68r), copy completed in Dhū al-Ḥijjah 1253[February 1838] in the hand of Muhammad Ali bin Abdul Latif Munsyi.Written in one column, 10 lines per page, in red and black.With: Sabil al-Muhtadin li ʼl-Tafaqquh fi Amr al-Din (ff. 70v-93v).MS Indo 26. Houghton Library, Harvard University.In Malay in the Jawi-Arabic script.

Other TitleOpen Collections Program at Harvard University. Islamic Heritage Project

Page 146: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

Lampiran Email

Pertanyaan peneliti kepada pihak Houghton Library

Jawaban email dari pihak Houghton Library

Page 147: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

Pertanyaan peneliti kepada Annabel Gallop

Page 148: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

Jawaban email dari Annabel Gallop

Page 149: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

Sumber Inetrnet:http://quran-nusantara.blogspot.co.id/2014/12/shadow-pada-cap-kertas.html#more

'Shadow' pada kertas Eropa

Apa itu shadow pada kertas abad ke-18?

Dalam pos tentang cap kertas sebelum ini (lihat: http://quran-nusantara.blogspot.com/2014/11/cap-kertas.html#more), kita melihatbetapa pentingnya melihat 'shadow' (semacam bayangan) pada chain line(garis tebal) suatu kertas Eropa. Itu 'teori' sederhana dari Dr Russell Jonesuntuk membedakan antara kertas abad ke-17-18 (ber-shadow) dan kertasabad ke-19 (tanpa shadow). Nah, apa itu 'shadow' yang dimaksud olehPak Russell?

Bayangan (shadow) di sepanjang garis tebal.

Sebuah Qur'an abad ke-18 dari Kesultanan Sumbawa adalah buktinya.Qur'an itu ditulis di atas kertas Eropa pada 1785. Lihatlah garis tebal putihdi bawah ini (di sini vertikal). Di sebelah kiri dan kanan sepanjang garisputih itu terdapat shadow, yaitu semacam bayangan tipis yang agaksamar, mengikuti garis putih itu. Mungkin selanjutnya ada pertanyaan,kenapa terjadi perbedaan antara kertas abad ke-18 dan abad ke-19?Agaknya, itu karena adanya perbedaan pada proses produksi kertas.Nah, jika kita mendapati suatu naskah tanpa kolofon, namun jelas ditulisdi atas kertas ber-shadow, maka teori sederhana Pak Russell ini bisa kitagunakan. Shadow pada kertas tersebut dapat dijadikan dasar untukmemperkirakan usia naskah. Pak Russell menyarankan antara abad ke-18hingga awal abad ke-19, atau paling akhir, 1820-an. Ya, memang hanyasuatu perkiraan. Tetapi, jika ada ancar-ancar periode waktu, itu cukupmelegakan, dan itu penting untuk suatu kajian - karena menjadi dasaruntuk meletakkan suatu naskah dalam konteks sejarahnya.

Page 150: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

Bayangan (shadow) garis tebal tampak jelas di sebelah kanan.

Dua foto di atas adalah Qur'an abad ke-18, selesai disalin pada 2 Oktober1785 (28 Zulqa'dah 1199 H) oleh Muhammad bin Abdullah al-Jawi al-

Bugisi, di Kesultanan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat.

Page 151: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

Contoh 'shadow' yang lebih jelas dari sebuah Qur'an asal Tuban, JawaTimur (lihat http://quran-nusantara.blogspot.com/2012/10/2-

kertas.html).

Ini contoh lain, dengan foto hitam-putih, dari Pak Russell Jones:

(Foto: Russell Jones)

Bandingkanlah dengan kertas Eropa TANPA 'shadow' di bawah ini!

(Foto: Russell Jones)

Page 152: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

Garis tebal TANPA bayangan (shadow), berarti kertas Eropa abad ke-19.

Garis tebal TANPA bayangan (shadow).

Catatan: Atas pos ini Pak Russell Jones berkomentar via email (21-12-2014): "Well done Pak Ali, exactly right. This is very importantguidance." Terima kasih, dan terima kasih juga atas tambahan dua fotokertas dengan dan tanpa shadow di atas, sehingga gambar contohmenjadi lebih jelas.

Page 153: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

Informasi Watermark Erve WijsmullerSumber:http://www.hetoudekinderboek.nl/Centsprenten/UitgeversInd/Wijsmuller.htm

Page 154: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat
Page 155: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

Metadata Siyar As-salikin ila Ibadah Ikode W 4G koleksi PerpustakaanNasional Republik Indonesia

Page 156: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

Metadata Hikayat Syekh Muhammad kode W 127 koleksi PerpustakaanNasional Republik Indonesia

Page 157: BAB IV SUNTINGAN TEKS A. Inventarisasi Naskah · 38 1. Deskripsi Naskah A 1) Judul Naskah Dalam katalog naskah online Houghton Library, Harvard University, naskah ini berjudul Hikayat

Metadata Hikayat Amir Hamzah kode Ml. 23 A koleksi PerpustakaanNasional Republik Indonesia