bab iv regulasi perizinan dan good governance

24
55 REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE BAB IV

Upload: others

Post on 28-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

55

REGULASI PERIZINANDAN GOOD GOVERNANCE

BAB IV

Page 2: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

56

Page 3: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

57

REGULASI PERIZINANDAN GOOD GOVERNANCE

Bab IV

Pada mulanya, sebelum lahir kebijakan otonomi daerah, seluruhkewenangan pengurusan izin usaha hampir seluruhnya menjadi kewena-ngan pemerintah pusat (sentralisasi). Adanya kebijakan sentralisasitersebut menimbulkan berbagai dampak bagi pemilik usaha. Hal ini di-karenakan pemohon yang hendak melakukan pengurusan perizinan harusmenghadapi birokrasi yang berbelit-belit, selain itu juga dipungut biayaadministrasi yang tidak ditentukan nominalnya. Dampak negatif ini tentu-nya banyak dikeluhkan masyyarakat khususnya masyarakat pemohon danberakibat pada kemerosotan dalam dunia usaha yang secara langsungmaupun tidak langsung juga berakibat pada perkembangan dan pemba-ngunan perekonomian suatu negara.

Hadirnya beberapa regulasi baru yang diterbitkan ditingkat pusatmemberikan beberapa dampak negatif dalam hal penurunan angka in-vestasi dalam dunia usaha di negara Indonesia. Rantai birokrasi yangrumit juga persyaratan yang memberatkan pemohon mengakibatkanekonomi biaya tinggi (economy high class) hampir disemua sektor usaha.Tentunya hal ini mengakibatkan lambatnya perkembangan sektor usahayang akan membuka kesempatan kerja dalam mengurangi angka pe-ngangguran yang terus meningkat. Selain itu, dampak negatif lain yangditimbulak yaitu terbatasnya produk barang dan jasa dan menimbulkan

Page 4: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

58

inflasi yang pada akhirnya akan membebankan perekonomian dalamkehidupan masyarakat.

4.1 PELAYANAN PERIZINAN DAN OTONOMI DAERAH

Sebelum lahirnya kebijakan otonomi daerah, strategi yang dilakukanpemerintah untuk mengatasi berbagai permasalahan dalam dunia usahaadalah dengan mengaluarkan paket deregulasi atau yang disebut denganPAKTO 1993 (Paket Oktober 1993) yang isi dari paket tersebut mengan-dung kebijakan untuk memberikan kemudahan para investor asing dalammenanamkan modal di negara Indonesia. Dapat kita ketahui bahwa se-belum dikeluarkannya kebijakan PAKTO 1993 ini investor asing tidakberminat menanamkan modalnya di negara Indonesia. Bahkan ironisnyalagi para investror asing yang sudah memiliki usaha di Indonesia akanberalih dan keluar untuk berinvestasi ke negara tetangga seperti Malaysia,Filipina, Vietnam dan beberapa negara ASEAN lain yang dianggap lebihkondusif dalam melakukan usaha. Hal ini tentunya menimbulkan ketakutandan menjadi ancaman bagi negara Indonesia dalam mengembangkan sektorperekonomian.

Lahirnya PAKTO 1993 diharapkan mampu memberikaan kemudahanbagi para investor asing dalam penyederhanaan rantai birokasi dan pe-nyederhanan regulasi dalam pengurusan perizinan usaha. Adapun isi darikebijakan PAKTO 1993 ini mengatur lima sektor usaha diantaranya:

1. Sektor Ekspor2. Sektor Penanaman Modal3. Sektor Perizinan untuk Investasi4. Sektor Kesehatan, dan5. Sektor penyederhanaan Prosedur Amdal

Kemudian pada tahun 1994 pemerintah merevisi paket kebijakaninvestasi agar investor lebih tertarik untuk menamkan modalnya ke Indo-nesia. Salah satu regulasi yang dilahirkan adalah Peraturan Pemerintah(PP) Nomor 20 Tahun 1994, yang berisi insentif bagi investor asing, di-mana kepemilikan modal asing diperbolehkan hingga mencapai 95-100%termasuk penguasaan sarana khalayak umum seperti kereta api, tenagalistrik, pelabuhan, pembangkit listrik, serta media massa.

Page 5: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

59

Selain itu beberapa hal penting dikeluarkannya regulasi tersebut,diantaranya adalah:

1. Usaha patungan modal asing dan modal-modal dalam neheri ataubadan usaha Indonesia dengan ketentuan peserta Indonesia harusmemiliki paling sedikit 5% dari jumlah modal disektor sejak pen-dirian perusahaan PMA.

2. investasi langsung dalam arti seluruh modalnya dimiliki oleh warganegara dan/atau Badan Usaha Asing, dengan ketentuan dalam waktupaling lama 15 tahun sejak produksi komersil sebagian saham asingharus dijual kepada warga negara/Badan Hukum Indonesia melaluikepemilikan langsung berdasarkan kesepakatan masing-masingpihak atau melalui pasar modal. Dengan demikian, persyaratankepemilikan saham lokal mayoritas yang berlaku sebelum dere-gulasi telah dihapus.

3. Ketentuan investasi minimum bagi PMA ditiadakan, jumlah in-vestasi yang ditanamkan dalam rangka PMA diterapkan berdasar-kan kelayakan ekonomi kegiatan usahanya.

4. Perusahaan PMA yang sudah bereproduksi komersil dapat men-dirikan perusahaan baru dan/membeli saham perusahaan yangdidirikan berdasarkan PMDN dan/atau bukan PMDN melaluikepemilikan langsung, sepenjang bidang usaha dari perusahaanyang sahamnya dibeli tersebut dinyatakan terbuka bagi PMA.

5. Kegiatan PMA dapat berlokasi diseluruh Indonesia namun bagidaerah yang telah memiliki kawasan berikat (kawasan industri)lokasi kegiatan PMA tersebut diutamakan dikawasan tersebut.

6. Izin PMA berlaku untuk jangka waktu 30 tahun dihitung sejak pro-duksi komersial, dan dapat diperpanjang bila perusahaan yangdimaksud masih tetap menjalankan usahanya yang bermanfaat bagiperekonomian dan pembangunan nasional.Berdasarkan peraturan yang terus mengalami perkembangan, peme-

rintah juga menerbitkan peraturan teknis yang terkandung dalam KeppresNomor 29 Tahun 2004. Peraturan ini berisi tentang PenyelenggaraanPenanaman Modal Dalam Rangka Penanaman Modal Asing dan Pena-naman Modal Dalam Negeri berbasis Sistem Pelayanan Satu Atap. Atu-ran yang telah dibuat pemerintah tersebut bertujuan untuk memberikankemudahan bagi para investor dan juga sebagai upaya meningkatkan dayatarik investor untuk berinvestasi di Negara Indonesia.

Page 6: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

60

Namun ternyata peraturan Keppres tersebut juga menuai kritik danmasih memiliki kelemahan dimana BKPM sebagai penyelenggara tidakmemiliki kewenangan penuh dalam menyelenggarakan Pelayanan SatuAtap di bidang penanaman modal. Hal ini dikarenakan dalam memutuskanlayak tidaknya pemohon memperoleh izin harus bekerja sama denganDepartemen Perindustrian Perdagangan dan mendapat persetujuandarinya. Sehingga BKPM hanya berfungsi sebagai koordinator. Sedangkanuntuk pemerintah daerah, kehadiran Keppres tersebut secara ekplisitmemberikan implikasi pada berkurangnya kewenangan pemerintah daerahdalam meberikan izin dan fasilitas penanaman modal karena penarikankembali kewenangan ke pemerintah pusat, termasuk pelayanan admi-nistrasi.

Daerah hanya berfungsi sebagai penyelenggara pelayanan adminis-trasi daerah (kabupaten/kota). Dalam hal ini daerah hanya diberikankewenangan seperti izin lokasi/IMB, dan izin gangguan (HO). Jikadibandingkan dengan peraturan sebelumnya yakni Instruksi MenteriDalam Negeri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 1998 tentang PelayananPerizinan Satu Atap di Daerah. Dalam instruksi tersebut daerah(Kabupaten/kota) diberikan kewenangan tambahan selain dari izin lokasi,izin IMB, izin gangguan (HO). Penambahan izin tambahan tersebut yakniizin perusahaan perdagangan (SIUP), izin trayek, izin peruntukan Pe-nggunaan Tanah, Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil.

Adanya otonomi daerah diharakan mampu memberikan ruangseluas-luasnya bagi daerah baik itu daerah tingkat provinsi maupun daerahtingkat kabupaten/kota untuk meningkatkan potensi daerah serta mening-katkan pelayanan kepada masyarakat untuk mewujudkan kesejahteraanbagi masyarakat luas. Otonomi daerah menngubah pola pikir paradigmalama dari pemerintahan yang setralistik (berpusat di pusat saja) menjadiparadigma desentralisasi (daerah diberikan kewenangan). Hadirnyakebijakan otonomi daerah ini tentunya akan menghasilkan kemajuandemokrasi di tingkat daerah yang akan menciptakan keterbukaan infor-masi dan mewujudkan pelayanan publik yang efektif. Kebijakan desen-tralisasi ini juga merangsang masyarakat lebih peka demi mendapatkanpelayanan publik yang berkualitas yang merupakan kewajiban dari Pe-merintah Daerah yang terkandung dalam regulasi Satuan Kerja Perangkat

Page 7: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

61

Daerah (SKPD) yang ada di lingkungan Pemerintah Daerah. Adapundasar dari dibentuknya otonomi daerah dimulai sejak adanya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang diperkuatdengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerahdan saat ini juga telah direvisi melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun2008 menjadi landasan yuridis formal dalam pengelolaan PemerintahDaerah. Hal utama dalam pelaksanaan kebijakan Otonomi Daerah adalahdemi mewujudkan kualitas pelayanan publik yang prima termasukmeningkatkan dan mendorong perkembangan dunia usaha yang ada didaerah.

Adapun tujuan berdirinya NKRI menurut UUD 1945 yaitu untukmemajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.Berdasarkan amanat tersebut mengandung makna bahwa negara wajibmemenuhi kebutuhan dasar maupun hak sipil, barang publik, jasa publikdan layanan administratif setiap warga negara melalui sebuah sistempemerintahan dalam mewujudkan terciptanya pelayanan publik yangprima.

Dalam konteks yuridis formal pelayanan publik tercantum dalamUU Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. dalam pasal 1angka 1 disebutkan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rang-kaian kegitan dalam rangka pemenuhan kebutuhan kebutuhan pelayanansesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negaradan penduduk yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.sedangkan yang dimaksud penyelenggara pelayanan publik adalah setiapinsttitusi penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yangdibentuk berdasarkan UU untuk kegiatan pelayanan publik.

Faktanya sampai saat sekarang ini pelayanan publik masih mem-punyai banyak permasalahan dan perlu untuk dilakukan pembenahan danuntuk terus ditingkatkan secara kontinu. Kondisi penyelenggara pelayananpublik masih dihadapkan dengan berbagai kondisi yang belum mampumenyesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan zaman yang terus mengalamitranformasi diberbagai bidang kehidupan bermasyarakat, berbangsa danbernegara. Keadaan tersebut terjadi karena ketidaksiapan pihak penye-lenggara untuk merespon tranformasi nilai dan dimensi luas karena pem-bangunan yang kompleks. Sedangkan tatanan baru masyarakat Indonesia

Page 8: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

62

dihadapkan pada harapan dan tantangan global akibat dari semakinpesatnya kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Dinamisasi perubahan serta pergeseran nilai yang terus bertranfor-masi dalam kehidupan masyarakat perlu direspon dan disikapi dengantepat dan bijak dengan mengambul langkah yang pasti dan kontinu agardapat membangun kepercayaan masyarakat dalam mewujudkan pemba-ngunan nasional.

Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2009, penyelenggaraan pelayanananpublik harus berasaskan pada:

a. Asas kepentingan umum, yakni bahwa pemberian pelayanan publiktidak boleh mengutamakan kepentingan pribadi atau golongan.

b. Asas kepastian hukum, bahwa pemberian pelayanan publik harusmemberikan jaminan terwujudnya hak dan kewajiban dalam pe-nyelenggaraan pelayanan.

c. Asas kesamaan hak, bahwa pemberian publik tidak membedakansuku, ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi.

d. Asas keseimbangan hak dan kewajiban, bahwa pemberian pela-yanan publik dilaksanakan dengan pemenuhan hak harus sebandingdengan kewajiban yang harus dilasanakan, baik oleh pemberi mau-pun penerima layanan.

e. Asas keprofesionalan, artinya bahwa pelaksanaan pelayanan harusmemiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang tugas.

f. Asas partisipatif, artinya bahwa pemberian pelayanan publik harusmemperhatikan peningkatan peran serta masyarakat dalam penye-lenggaraan pelayanan dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan,dan harapan masyarakat.

g. Asas persamaan perlakuan/tidak diskriminatif yakni bahwa setiapwarga negara berhak memperoleh pelayanan yang adil.

h. Asas keterbukaan, artinya bahwa setiap penerima pelayanan dapatdengan mudah mengakses dan memperoleh informasi mengenaipelayanan yang diinginkan.

i. Asas akuntabilitas, artinya bahwa proses penyelenggara pelayananharus dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Page 9: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

63

j. Asas fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok tertentu, artinyabahwa perlu adanya pemberian kemudahan

k. Asas ketepatan waktu, artinya bahwa penyelesaian setiap jenispelayanan dilakukan tepat waktu sesuai dengan standar pelayanan.

l. Asas kecepatan, kemudahan dan keterjangkauan, artinya bahwasetiap jenis pelayanan dilakukan secara cepat, mudah dan terjangkau.Deregulasi perizinan di Indonesia pasca otonomi daerah sejatinya

telah dilakukan menggunakan berbagai instrumen kebijakan. Namunfaktanya dilapangan dalam birokrasi pelayanan pelayanan publik masihterdapat beberapa permasalahan yang dapat mempengaruhi kualitaslayanan yang diberikan tidak terkecuali pada pelayanan perizinan.Diantara permasalahan yang ditemuai dilapangan yaitu buruknya kualitaspelayanan, adanya tambahan biaya tak terduga, budaya elitis lokal, kua-litas Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak memadai dan keterbatasansarana prasarana.

Selain itu juga ditemukan aturan yang over lapping, moral hazard,serta adanya indikasi tindakan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme)serta tidak konsisten dalam menegakkan prinsip-prinsip Good Gover-nance secara komprehensif. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyem-purnaan pengaturan pelayanan perizinan oleh pemerintah daerah.

Sejak tahun 1999 otonomi daerah memberikan penguatan kewe-nangan daerah dalam pemberian izin penanaman modal di daerah. Namunpemerintah melalui Kepres Nomor 29 Tahun 2004 pemerintah pusatmelakukan tindakan inkosisten dengan menarik pemberian kewenanganpelayanan persetujuan, perizinan dan fasilitas penanaman modal dalamrangka PMA, PMDS untuk ditangani kembali oleh pemerintah pusatmelalui BKPM berbasis sistem Pelayanan Satu Atap.

Dalam pasal 6 Keppres No. 29 Tahun 2004 dijelaskan bahwaKepala BKM dalam menjalankan sistem pelayanan satu atap melakukankoordinasi dengan instansi yang membina bidang usaha penanamanmodal. Lahirnya UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerahmenyatakan bahwa kewenangan bidang penanaman modal adalah kewe-nangan daerah. Namun tidak memberikan penjelasan detail. Birokrasiyang berbelit-belit dalam memberikan pelayanan perizinan di daerahberpengaruh kepada rendahnya calon investor untuk nenanamkan modal

Page 10: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

64

di daerah tersebut. Oleh karenanya harus terus dibenahi dan dilakukanperbaikan.

4.2 PERIZINAN DALAM ASPEK PELAYANAN PUBLIK

Terbentuknya hubungan/interaksi masyarakat dengan pemerintahsalah satunya melalui proses pelayanan publik. Proses interaksi ini bisadijadikan sebagai indikator dalam mengukur baik buruknya suatu pela-yanan. Apabila pelayanan yang diterima masyarakat baik maka masyarakatakan memperoleh kepuasan bahkan akan menciptakan harmonisasi hu-bungan antara masyarakat dengan pemerintah bahkan akan menimbulkankepercayaan. Namun sebaliknya apabila pelayanan yang diterima tidakbaik maka masyarakat tidak akan merasakan kepuasan sehingga tidakakan percaya terhadap pemerintah dan mengakibattkan hubungan yangkurang harmonis.

Terkait dengan perizinan, yang memiliki kewenangan mengeluarkanperizinan adalah pejabat administratif guna menjalankan tugas pemerintahdalam rangka memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Adapunoutput dari perizinan ini adalah dikeluarkannya rekomendasi berbentukdokumen resmi sesuai dengan kebutuhan publik. Izin dapat berbentuktertulis maupun non tertulis, namun dalah hukum administrasi bentukizin harus tertulis dalam suatu dokumen sehingga apabila terjadi per-masalahan dikemudian hari, dokumen tertulis tersebut bisa dijadikanbarang bukti di pengadilan. Izin yang berbentuk keputusan memiliki sifatkonkrit (jelas objeknya), individual (siapa yang diberi izin), final (se-orang yang memiliki hak untuk melakukan suatu perbuatan hukum sesuaidengan isi yang secara definitif bisa menimbulkan dampak hukum tertentu).

Adapun unsur-unsur yang harus ada dalam perizinan yaitu:

1. Pihak penerima izin2. Objek3. Pengesahan4. Pihak yang mengeluarkan izin5. Memiliki batasan waktu6. Tujuan diberikannya izin

Page 11: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

65

7. Alasan diterbitkannya izin, atribusi, delegasi dan mandat.Adapun sususan bentuk keputusan perizinan sebagai berikut:1. Nama orang yang berwenang memberikan izin2. Nama orang yang menerima izin dan objek tertentu dilengkapi

alamat3. Permohonan4. Regulasi/aturan yang cocok5. Penetapan berdasarkan fakta yang relevan6. Pertimbangan hukum7. Keputusan/dictum8. Motivasi dalam arti sempit9. Penandatanganan oleh organisasi yang berwenang

Izin merupakan instrumen pemerintah yang digunakan untuk me-ngendalikan dalam rangka mecapai tujuan. Mekanisme perizinan danizin yang diterbitkan untuk pengendalian dan pengawasan administratifbisa digunakan sebagai teknik untuk melakukan evaluasi keadaan per-kembangan yang hendak dicapai. Selain itu juga untuk mengendalikanarah perubahan, potensi dan kendala yang disentuh untuk berubah.

Adapun tujuan dari sistem perizinan adalah:

1. Adanya kepastian hukum2. Perlindungan kepentingan umum3. Mencegah kerusakan dan pencemaran lingkungan4. Pemerataan distribusi barang tertentu

Adapun syarat sahnya suatu perizinan diantaranya harus mengarahpada rencana tata ruang, berdasarkan penilaian masyarakat dan pertim-bangan serta rekomendasi yang diberikan oleh pejabat yang berwenangsesuai dengan usaha tersebut. Kewenangan tersebut dapat berbentukatribusi, delegasi, dan mandat. Istilah pemberian kewenangan dalamHukum Administrasi Negara disebut dengan freis ermessen/discre-tionary power.

1.Pelayanan publik dalam konsep good governance

Pada dasarnya rakyat memiliki andil yang besar dalam meningkat-kan perekonomian bangsa baik secara langsung amupun tidak langsung.

Page 12: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

66

Rakyat mampu mengatur sendiri perekomian apabila tidak terpasungdengan kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Seharusnya kebijakanpemerintah tidak hanya memfasilitasi keinginan rakyat yang berfikirkapitalis saja tertapi juga harus memperhatika rakyat yang menjalankanperekonomian mikro secara proporsional.

Statement tersebut benar adanya karena berkaca sewaktu terjadikrisis moneter, yang mampu bertahan hanyalah mereka yang memilikiperekonomian mikro. Sejatinya perekonomian mikro sudah melekat padapribadi rakyat Indonesia sesuai dengan azaz yang terkandung dalam pasal33 UUD 1945. Adapun kandungan dalam UUD 1945 menyatakan bahwayang dimaksud perekonomian adalah perekonomian kerakyatan, yangbertumpu pada kesejahteraan rakyat luas bukan hanya segelintir ataupunsekelompok orang.

Demi mewujudkan kesejahteraan rakyat, instrumen (institusi), sumbersosial dan politik dijadikan sebagai upaya untuk menciptakan hubunganpositif demi terwujudnya kesejahteraan rakyat. Institusi adalah bentukgambaran dari suatu negara/pemerintahan dalam melaksanakan tugasnyaguna melayani publik agar masyarakat merasa aman dan tentram. Se-dangkan sumber sosial merupakan suatu instrumen dalam rangka mem-bentuk psikologis individu atau secara skala besarnya disebut masyarakat.Sumber sosial berbentuk:

a. Hubungan antara manusia dengan sang pencipta.b. Hubungan sesama manusiac. Hubungan manusia dengan mahluk lainnya.

Sedangkan sumber politik merupakan sebuah alat yang digunakanguna membentuk sebuah kekuasaan dalam rangka mewujudkan kesejah-teraan rakyat. Pejabat publik juga dipilih melalui langkah politik. Pejabatdipilih oleh rakyat demi memperjuangkan kepentingan rakyat dan jugaakan mempertanggung jawabkan perbuatan yang dan langkah yang di-ambilnya. Kesejahteraan masyarakat juga bisa dinilai berdasarkan ke-bijakan yang dikeluarkan pemerintah baik itu eksekutif, legislatif maupunyudikatif. Kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat banyak atau tidakproporsional akan menimbulkan over lapping masyarakatnya. Pada ha-kikatnya pemerintah harus mengutamakan kepentingan rakyat diatassegalanya.

Page 13: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

67

Good governance merupakan upaya menciptakan tata kelola peme-rintahan yang baik yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar,menciptakan pemerintahan yang efektif dan efisien serta bersih dari tin-dakan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme). Good governance ber-tujuan mewujudkan kerjasama, keseimbangan peran serta dan saling me-ngawasi setiap elemen dalam tata hubungan yang memiliki derajat yangsama.

Konsep governance pada hakekatnya dudukung oleh tiga pilar di-antaranya:

a. Tata pemerintahan dalam aspek politik, yang bertujuan sebagaiproses pembuatan keputusan guna memformulasikan kebijakanpublik.

b. Tata pemerintahan dalam aspek ekonomi yang mencakup prosesdecision making guna memfasilitasi kegiatan ekonomi mikro daninteraksi diantara penyelenggara ekonomi.

c. Tata pemerintahan dalam aspek administrasi adalah berisi imple-mentasi kebijakan yang sudah ditetapkan oleh institusi politik.

Asas-asas ini juga disebut sebagai AAUPB, yakni:

1. Asas kepastian hukum yaitu asas yang menghendaki dihormatinyahak telah diperoleh seseorang berdasarkan suatu keputusan badanatau pejabat administrasi negara.

2. Asas keseimbangan, yakni asas yang menghendaki adanya kese-imbangan antara hukuman jabatan dengan kelalaian/ kealfaan se-orang pegawai

3. Asas kesamaam dalam mengambil keputusan4. Asas bertindak cermat yakni asas memberikan peringatan egar

pejabat publik selalu berhati-hati dan tidak menimbulkan keruganbagi masyarakat luas.

5. Asas motivasi untuk setiap keputusan administrasi negara yakniasas yang menghendaki agar setiap keputusan administrasi negaradiberikan alasan dan motivasi yang cukup agar sifatnya benar.

6. Asas tidak mencapura adukkan kewenangan7. Asas permainan yang layak8. Asas keadilan dan kewajaran

Page 14: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

68

9. Asas menanggapi pengharapan yang wajar10.Asas meniadakan akibat keputusan yang dibatalkan11.Asas perlindungan atas pandangan hidup12.Asas kebijaksanaan13.Asas penyelenggaraan kepentingan publik.

Adanya pelayanan publik bertujuan untuk menciptakan kesejah-teraan serta meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah). Nyatanya goodgovernance dilapangan menunjukkan dampak positif diantaranya mampumeningkatkan dukungan dan kepercayaan publik kepada pejabat publik.Pemerintah selaku pejabat publik harus terus meningkatkan pelayananpublik yang profesional, termasuk dalam meningkatkan pelayanan per-izinan agar bisa menarik para investor untuk melalukan usaha di daerah.

Adapun kendala yang terjadi dalam sistem perizinan di Indonesiasetelah dikeuarkannya kebijakan otonomi daerah diantaranya adalah:

a. Belum adanya sistem perizinan yang baku, integratif serta kompre-hensif

b. Banyaknya beberapa instasi yang mengeluarkan peizinanc. Menyebarnya aturan tentag perizinan dalam berbagai peraturan

perundang-undangand. Diadakannya izin untuk mengetahui pemasukan bagi pendapatan

daerahSedangkan kelemahan pelayanan publik pasca adanya otomi daeha

yaitu:

a. Kurang responsifb. Kurang inovatifc. Kurang accesibled. Kurangnya koordinasie. Birokratis 9khuusnya dalam masalah perizinan)f. Kurang mendengar rakyatg. Tidak efisien

Tingkat kepuasan pelayanan publik bagi masyarakat bisa dilihat darisejauhmana pelayanan yang diberikan apakah efektif dan efisian. Efek-tifitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kualitas pelayanan dilihat

Page 15: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

69

dari output dan outcome. Sedangkan efisien merupakan suatu keadaanyang membandingkan antara input dan output yang dihasilkan.

Kata lain daripada perizinan ini juga disebut sebagai berikut:

a. Dispensasi, merupakan suatu keputusan administrasi negara yangmemberikan kebebasan terhadap suatu perbuatan dari kekuasaansebuah peraturan yang menolak peraturan tersebut.

b. Izin, merupakan sebuah keputusan administrasi negara yang mem-bolehkan sesuatu yang pada umumnya dilarang, namun di-perbolehkan untuk dilakukan dan bersifat nyata/konkrit.

c. Konsesi, merupakan perbuatan yang sangat penting di kalanganumum, namun tidak terkecuali pihak swastapun juga turut sertadengan syarat pemerintah andil didalamnya.Izin merupakan bentuk instrumen pemerintah yang bersifat yuridis

preventif, yang digunakan sebagai media dalam administrasi untuk me-ngendalikan perilaku masyarakat pada umumnya. Izin merupakan hakistimewa yang diberikan oleh UU untuk membuktikan asas legalitas se-bagai sebuah ciri negara hukum yang demokratis. Izin sendiri ditetapkanoleh pejabat publik yang bersangkutan. Adapun izin sendiri memiliki sifat:

a. Nyata (objeknya jelas terlihat)b. Individual (siapa yang akan diberikan izin)c. Final (seseorang yang sudah memiliki hak untuk melakukan suatu

perbuatan hukum berdasarkan isinya yang secara definitif bisamenimbulkan akibat hukum tertentu.

Adapun sesuatu yang dituju menggunakan perizinn diantaranya:

a. Memberikan arah suatu kegiatan tertentub. Mencegah dampak negatif yang akan ditimbulkanc. Melindungi suatu obyekd. Mendistribusikan benda-benda yang terbatase. Memberikan arah begi seseorang dalam melakukan kegiatan.

Sedangkan jenis dan macam-macam jenis diantaranya:

1. Izin tempat, izin trayek serta izin pemakaian trotoar2. Izin pemakaian tanah3. Izin gangguan, izin penggunaan tanah dan bangunan yang dimiliki pemerintah

Page 16: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

70

4. Izin usaha pariwisata, izin membangun jalan menuju obyek wisata5. Izin pematangan tanh6. Izin mendirikan reklame, izin penggalian daerah milik jalan.7. Izin mendirikan jembatan disekitar pemukiman penduduk, pertokoan

dan sejenisnya8. Izin pemakaian tiang pancang reklame, jembatan penyebrangan

manusia, dll9. Izin usaha perdagangan, izin usaha indutri serta tanda daftar gudang.

Adapun bentuk kewenangan yang dimililiki pemerintah diantaranyadengan dikeluarkannya kebijakan berbentuk Peraturan Daerah, keputusandaerah, dan peraturan lainnya. Adapun salah satu bentuk output darikewenangan tersebut adalah perizinan. Perizinan merupakan bentuk ke-tetapan tndakan sepihak dari administrasi negara. Salah satu contohatribusi yang memberikan kewenangan kepada administrasi negara adalahpasal 157 UU No. 12 tahun 2018 yang menyatakan sumber-sumber pen-dapatan daerah diantaranya adalah:

1. Hasil pajak daerah2. Hasil retribusi daerah3. Hasil pengelollaan kekayaan daerah yang dipisahkan4. Sumber dana lain-lain dan PAD yang sah5. Dana perimbangan.

Sedangkan sanksi hukum ciri khas administrasi adalah:

a. Paksaan pemerintahb. Penarikan kembalu suatu keputusan yang menguntungkan (izin

pembayaran)c. Pemberlakuan denda administrasid. Dwangsom

Adapun bentuk dari sanksi hukum tersebut adalah:

1. Sanksi admnisitratif2. Sanksi perdata3. Sanksi pidana, penjara dan denda

Page 17: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

71

Asas-asas umum pelayanan yang baik sendiri terdiri dri:

a. Transparanb. Akuntabilitasc. Fleksibel/kondisionald. Partisipatife. Persamaan hakf. Keseimbangan hak dan kewajiban dalam prinsip pelayanan publikg. Sederhanah. Kejelasani. Kepastian waktuj. Akuratk. Amanl. Responsiblem. Kelengkapan sarana prasarana pendukungn. Mudah diakseso. Disiplin, ramah dan sopanp. Nyaman

Sedangkan strandar pelayanan publlik sendiri terdiri dari:

a. Prosedur pelayananb. Waktu penyelesaianc. Biaya pelayanand. Produk dari pelayanane. Saranan dan prasaranaf. Kompetensi petugas pemberi pelayanan.

Adapun pola penyelenggara pelayanan publik adalah:

1. Fungsional: pelayanan yang diberikan sesuai dengan tupoksi dankewenangan.

2. Terpusat: pelayanan diberikan secara tunggal oleh penyelengarapelayanan berdasarkan pelimpahan kewenangan

3. Terpadu: terpadu satu atap, terpadu satu pintu4. Gugus tugas: petugas pelaksana publik secara peorangan atau dalam

bentuk gugus tugas ditempatkan pada instansi pemberi pelayanandan tempat pemberian pemberian pelayanan tertentu.

Page 18: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

72

Sedangkan dalam menetapkan biaya pelayanan publik, yang harusdiperhatikan adalah:

1. Prosedur pelayanana2. Persyaratan pelayanan3. Kejelasan petugas pelayanan4. Kedisiplinan petugas pelayanan5. Tanggung jawab petugas pelayanan6. Kemampuan patugas pelayanan7. Kecepatan pelayanan8. Keadilan dalam memperoleh pelayanan9. Kesopanan dan keramahan petugas pemberi pelayanan10.Kewajaran biaya pelayanan11.Kepastian biaya dalam suatu pelayanan12.Kepastian jadwal pelayanan13.Kenyamanan lingkungan14.Keamanan pelayanan.

Jenis dari penyelenggaraan pelayanan publik diantaranya:

a. Pengawasan melekatb. Pengawasan fungsionalc. Pengawasan oleh masyarakat.

2.Kewenangan pemerintah daerah dalam menyelenggarakanpelayananan publik

Kewenangan pemerintah merupakan bentuk asas legalitas yangdijadikan sebagai dasar legitimasi tindakan pemerintah sebagai jaminanperlindungan dari hak-hak rakyat. Beberapa pesyaratan yang harus di-penuhi dalam penyelenggaraan pemerintahan adalah:

a. Efektivitasb. Legitimasic. Yuriditasd. Legalitas

Page 19: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

73

e. Moralitasf. Efisiensig. Teknik dan teknologi.

Ditinjau dari segi agama, adapun prinsip-prinsip yang harus di-penuhi dalam penyelenggaraan pelayanan adalah:

a. Musyawarahb. Persamaan dan keadilan hukumc. Keadilan sosiald. Kebebasan mengutarakan pendapate. Perlindungan jiwa dan pengawasan rakyat.

Dalam menyelenggarakan pelayanan publik, setiap penyelenggaraharuslah memiliki legitimasi, yakni kewenangan yang diberikan olehUU. Adapun isi dari asas legalitas adalah wewenang. Wewenang merupa-kan pengertian dari hukum organisasi pemerintahan, yang dapat diartikansebagai keseluruhan aturan yang berkaitan dengan dengan pendapatandan penggunaan wewenang pemerintah oleh subyek hukum publik dalamhukum publik.

Adapun kewenangan yang bersumber dari peraturan perundang-undangan diperoleh melalui tiga cara diantaranya:

a. Atribusi, merupakan pemberian kewenangan pemerintah yang baruoleh suatu ketentuan dalam perundang-undangan baik yang dilakukanoleh original legislator atauapun delegator legislator (Indroharto).

b. Delegasi, merupakan penyerahan kewenangan dari pejabat yanglebih tinggi terhadap yang lebih rendah.

c. Mandat, merupakan suatu organisasi pemerintah yang mengizinkankewenangannya dijalankan oleh organisasi lain atas namanya (HD.Van Wijk).

Dalam memberikan pelayanan publik, perlu memperbaiki kebijakandengan maksud menciptakan suatu iklim usaha yang kondusif dan me-minimalkan resiko (resiko politis dan resiko pengaturan). Adanya kom-petensi dalam meberikan pelanan merupakan salah satu strategi untukmeningkatkan pelayanan yang efisien. Penyalahgunaan wewenang meru-pakan salah satu faktor yang akan merendahkan kualitas dalam pemberian

Page 20: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

74

pelayanan publik. Selain itu pemerintah juga harus melakukan evaluasiberdasarkan penilaian kepuasan yang diterima oleh masyarakat gunameningkatkan kualitas pelayanan yang lebih baik lagi.

Pemerintah dapat memberikan duungannya dalam penyelenggaraanpelayanan publik melalui program pemberian subsidi dan kemudahan.Dengan adanya penataan kualitas pelayanan publik secara tepat dan cepat,kejelasan biaya, kepastian waktu, transparan, mengacu kepa SOP danketentuan perundang-undangan, dan akuntabel bisa menjadi indikatortercapainya pelayanan yang prima dan menghindari praktik terjadinyatindakan KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme).

Faktanya di lapangan, masih banyak dijumpai berbagai permasa-lahan dalam penyelenggaraan pelayanan publik diantaranya:

1. Kurang responsifnya pejabat publik dalam menangani keluhan darimasyarakat

2. Tidak ada ditetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) dibeberapa instansi publik

3. Keterbatasan penyelenggaraan diklat-teknis fungsional dibidangpelayanan

4. Tidak ada kebijakan remunerasi5. Belum maksimal pemanfaatan Teknologi Informasi6. Tidak komitmennya pejabat publik khususnya pemimpin terhadap

tindakan KKN.

4.3 PERIZINAN DALAM ASPEK HUKUM

Perizinan merupakan satu hal penting yang menjadi persoalan baikuntuk masyarakat hingga pejabat publik, karena perizinan berkenaandengan kepentingan publik sebagai alat administrasi dalam pemerintahansuatu negara. Pada dasarnya izin tidak boleh bertentangan dengan aturanyang telah dibuat pemerintah serta tidak boleh bertentangan norma-normayang dianut oleh masyarakat. Kebijakan dalam bentuk perizinan harusmenggambarkan suatu kebijakan yang sesuai dengan prikehidupan seluruhmasyarakat sebagaimana tercantuk dalam alinia pembukaan UUD 1945yang menyatakan bahwa dalam mencapai kesejahteraan masyarakatbeberapa poin yang harus diperhatikan seperti:

Page 21: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

75

a. Negara berkewajiban melindungi seluruh bangsa Indonesia danseluruh wilayah teritorial Indonesia

b. Negara wajib memajukan kesejahteraan umumc. Negara wajib mencerdaskan kehidupan bangsa.

Konsep kesejahteraan negara berkaitanerat dengan peranan hukumadministrasi negara. Konsep negara kesejahteraan menitik beratkan perannegara sebagai ujung tombak yang harus aktif mengolah dan mengorga-nisasi perekonomian negara. Adapun empat pilar yang dianut oleh negarakesejahteraan yaitu:

1. Social citizenship2. Full democracy3. Modern industrial relation system4. Right to education and the expansion of modern mass education

systemNegara kesejahteraan merupakan sebuah sistem kesejahteraan di-

mana hak sosial warga negara harus diimbangi oleh pertumbuhan eko-nomi serta kesempatan kerja.

1.Hukum Perizinan

Hukum merupakan suatu rangkaian aturan yang mengikat, memaksadan memiliki sanksi. Hukum adalah suatu bentuk norma yang mengaturdalam kehidupan, seperti norma agama, kesusilaan, adat istiadat,kesopanan, kebiasan. Hukum erat kaitannya dengan kaidah sosial, karenakaidah sosial mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat meskipunhukum tidak spesifik mengaturnya. Bahkan sebelum hukum disahakan,hukum harus mengikuti kaidah norma yang telah ada sebelumnya sepertinorma agama. Norma agama bersumber pada kepercayaan tuhan YME,sedangkan norma kesusilaan bersumber pada hati nurani, norma keso-panan bersumber dari keyakinan masyarakat yang bersangkutan sertanorma hukum bersumber dari peraturan perundang-undangan.

Perizinan dalam arti luas memiliki pengertian sebagai suatu bentukpersetujuan dari pejabat/penguasa yang mengacu pada UU. Sedangkanperizinan dalam arti sempit bermakna pembebasan, dispensasi dankonsensasi. Definisi izin pada umunya adalah berkaitan dengan per-nyataan mengabulkan. Sedangkan secara istilah izin berarti membolehkan,

Page 22: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

76

mempersilahkan dan tidak melarang. Secara garis besarnya hukumperizinan yang mengatur tentang hubungan antara masyarakat dan negaradengan posisi masyarakat sebagai pemohon dan negara dalam hal inipemerintah sebagai yang memberikan izin. Izin merupakan tindakanHukum Administrasi Negara yang bersegi satu yang diaplikasikan dalamaturan berlandaskan pada persyaratan dan prosedur sebagaimana dalamketentuan perundang-undangan.

Izin secara konseptual merupakan sebuah persetujuan dari penguasaberdasarkan peraturan perundang-undangan untuk menguraikan tindakanatau perbuatan tertentu yang secara umum dilarang. Menurut W.F Prinsyang diterjemahkan Sapurta, izin merupakan memberikan dispensasi darisebuah larangan dan pemakaiannya. Jika pembuat peraturan tidak me-larang suatu tindakan dan malah membolehkan asal ada ketentuan untukmasing-masing tindakan tersebut dalam Hukum Administrasi Negarabersifat konkrit atau bisa juga disebut sebagai izin (vegunning).

Atmosoedirdjo mengatakan bahwa izin adalah suatu penetapan yangmerupakan dispensasi dari suatu larangan oleh UU yang kemudianlarangan tersebut diiuti dengan perincian pada syarat-syarat, kriteriadan lainnya yang perlu dipenuhi oleh pemohon untuk memperolehdispensasi dari larangan tersebut disertai dengan penetapan prosedurdak juklak (petunjuk pelaksanaan) kepada pejabat administrasi negarayang bersangkutan.

Kebijakan perizinan telah diatur dalam Hukum AdministrasiNegara, karena hukum mengatur individu dan masyarakat bagaimana cara-cara melaksanakan hak dan kewajiban. Dalam Hukum AdministrasiNegara mekanisme prizinan pemohon harus membuat permohonan dahuluyang ditujukan kepada pemerintah melalui prosedur yang telah ditetapkanberdasarkan dengan UU No. 12 Tahun 2011 yang mengacu pada:

1. UUD 19452. Tap MPR3. Undang-Undang/Perpu4. Peraturan Pemerintah5. Peraturan Presiden6. Peraturan Daerah

Page 23: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

77

2.Syarat sah perizinan

Suatu perizinan dinyatakan sah apabila mengacu pada rencana tataruang, pendapat publik, serta pertimbangan dan rekomendasi dari pejabatpublik yang memiliki wewenwng memberikan izin untuk kegiatan tersebutbaik itu dalam bentuk atribusi, delegasi maupun mandat yangdisebut jugadengan freis ermessen atau discretionary power. Kententuan hukum dalampelayanan publik adalah:

Pokok pemikiran tentang hukum:

a. Hart; hukum bukan sebagai perintah oleh pihak yang berkuasa tetapisebagai pengatur penduduk yang berada dalam wilayah tertentu.

b. Hans Kelsen: hukum itu bukan sembarang perintah tetapi suatuperintah yang mengikat dan dikeluarkan oleh pihak yang memilikikekuasaan.

c. Kalangan muslim: hukum adalah hukum islam, yaitu keseluruhanaturan hukum yang bersumber dari al-qur’an, sunnah dan hadistdan ijtihad ulama.

Pokok pemikiran tentang fungsi hukum:a. Jeremy Bentham: untuk memelihara kebaikan dan mencegah kejahatanb. Aubert: fungsi mengatur (governance) distribusi sumberdaya, safe

guard, terhadap ekspektasi masyarakat, penyelesaian konflik,ekspresi dari nilai-nilai dan cita-cita masyarakat.

4.4 IMPLEMENTASI PERIZINAN

Perilaku birokrasi perizinan erat kaitannya sudut pandang peme-rintah daerah yang memandang perizinan sebagai sumber pendapatan.Sikap birokrasi ini memiliki citra buruk karena sering dikeluhkan olehmasyarakat. Birokrasi modern dalam menjalankan tugasnya memilikibanyak kesamaan dengan model penentuan harga oleh ekonomi pasar.Adanya birokrasi modern ini diharapkan mampu manjadi solusi tanpadipengaruhi oleh penawaran dan permintaan. Namun faktanya, ternyatapermintaan yang membengkak jauh melampaui penawaran sehinggamengakibatkan pengawasan menjadi lemah. Pada akhirnya akan me-nimbulkan kecenderungan pejabat publik untuk melakukan penyelewenganatas kekuasaannya.

Page 24: BAB IV REGULASI PERIZINAN DAN GOOD GOVERNANCE

TATA KELOLA PEMBANGUNAN KAWASAN

78

Adapun metode yang digunakan untuk menganalisis benangmerahnya yakni dengan melakukan pengkajian karetkteristik keterkaitankewajiban politisi antara birokrasi pemerintah dengan klien dijelaskansebagai berikut:

a. Sistem kekerabatan (traditional familist-based system)b. Sistem pola pelindung pengikut tradisional (traditional patron-

client-based system)c. Sistem modern atasan-bawahan (modern boss-flower-based

system)d. Sistem kultur kewarganegaraan (civic-cultute-based system)

Sistem birokrasi yang diterapkan di negara Indonesia cenderungcampuran antara sistem patron-client dengan menganut sistem atasanbawahan yang berefek pada:

a. Memiliki sifat internal karena berasal dari birokrasi sendiri.b. Pegawai tidak benai untuk mengambil keputusan karena sikap patuh

terhadap keadaan.c. Birokrasi publik memberikan akibat luas pada tingkat mikro karena

birokrasi publik mempunyai kekuatan legal konstitusional untukmengatur sektor swasta.

d. Merupakan bentuk korupsi pada ingkat teknis operasional.e. Menghambat mobilitas dan menghancurkan dinamika.

Buruknya kualitas pelayanan publik yang ada di negara Indonesiamerupakan akibat dari sudut pandang pemerintah yang hanya berorientasipada pentingnya peningkatan PAD dari sektor perizinan.

Tugas dari pengawas penyelenggara pelayanan perizinan diantaranyaadalah:

a. Menjaring dan melakukan tindakan lanjutan atas keluhan yangdisampaikan oleh masyarakat

b. Melakukan penelusuran lebih lanjut pada instansi/badan di ling-kungan ekesekutif yang bersangkutan

c. Merekomendasikan tindak lanjut pada pihak-pihak yang berkom-peten jika diperlukan.